Ringkasan dokumen tersebut adalah:
[1] Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem pernapasan atas yaitu ISPA. [2] Dibahas konsep penyakit ISPA, manifestasi klinis, diagnosa, dan penatalaksanaannya. [3] Juga dibahas konsep asuhan keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa, dan rencana tindakan keperawatan pada klien ISPA.
1. DOSEN : SAAD ABDUH, S.Kep, M.Kes
TUGAS : KMB II
ASKEP PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM
PERNAPASAN ATAS“ISPA”
OLEH
KELOMPOK IX:
WD.ST.HARNIATI
NUR IKRA
INTAN SYAHIFA
HASRAT
AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN MUNA
2012/2013
2. KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Askep ini tepat pada waktunya.
Askep ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah „‟ KMB II„‟. Adapun askep ini
membahas mengenai ASKEP KLIEN DENGAN ISPA. Penyusun mengucapkan terima kasih
kepada pihak – pihak yang telah mendukung dan memberikan bimbingan dalam penyusunan
askep ini. Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan askep ini masih terdapat banyak
kesalahan dan kekurangan karena faktor batasan pengetahuan penyusun, maka penyusun
dengan senang hati menerima kritikan serta saran – saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan askep ini.
Semoga hasil dari penyusunan askep ini dapat dimanfaatkan bagi generasi
mendatang, khususnya mahasiswa D-III Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten
Muna.
Akhir kata, melalui kesempatan ini penyusun makalah mengucapkan banyak terima
kasih.
Raha, Februari 2013
Penyusun
3. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN.............................................................................
A. Latar belakang..........................................................................
B. Tujuan Penulisan.......................................................................
C. Metode Penulisan......................................................................
D. Ruang Lingkup..........................................................................
BAB II : PEMBAHASAN ...................................................................
A.KONSEP PENYAKIT
1 Pengertian................................................................................
2 Klasifikasi…………………………………………………….....
3 Etiologi....................................................................................
4 Patofisiologi dan penyimpangan
KDM...........…………………………………………………..
5 Manifestasi Klinis......................................................................
6 Komplikasi………………….....................................................
7 Prosedur Diagnostik.............................................................
8 Manajemen Medik..............................................................
B.KONSEP ASKEP
1. Pengkajian..................................................................................
2. Diagnosa Keperawatan..............................................................
3. Rencana Keperawatan...............................................................
4. Implementasi Kepwrawatan.......................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................
B. Saran .........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
4. BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut. ISPA meliputi
saluran pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan bagian bawah ISPA adalah infeksi
saluran pernapasan yang berlangsung sampai 14 hari dan mulai diperkenalkan pada tahun
1984 setelah dibahas dalam lokakarya Nasional ISPA di Cipanas. Istilah ini merupakan
padanan istilah bahasa inggris yakni Acute Respiratory Infections (ARI).
ISPA adalah penyakit yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari
saluran nafas mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah) termasuk
jaringan adneksanya, seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura. ISPA umumnya
berlangsung selama 14 hari. Yang termasuk dalam infeksi saluran nafas bagian atas
adalah batuk pilek biasa, sakit telinga, radang tenggorokan, influenza, bronchitis, dan juga
sinusitis.
B. TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah selain untuk memenuhi tugas dalam
mata kuliah KMB II, juga agar pembaca seperti layaknya penyusun askep ini
mendapatkan informasi atau wawasaan mengenai “Askep Klien dengan Infeksi
Saluran Napas Atas”.
C. RUMUSAN MASALAH
1. Jelaskan Konsep peyakit ISPA !
2. Jelaskan Konsep asuhan keperawatan penyakit ISPA !
5. BAB II
PEMBAHASAN
I. KONSEP PENYAKIT
A. DEFENISI
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Bagian Atas Adalah infeksi-infeksi yang
terutama mengenai struktur-struktur saluran nafas disebelah atas laring. Kebanyakan
penyakit saluran nafas mengenai bagian atas dan bawah secara bersama-sama atau
berurutan, tetapi beberapa di antaranya melibatkan bagian-bagian spesifik saluran nafas
secara nyata.Yang tergolong Infeksi Saluran Nafas Akut (ISPA) bagian atas diantaranya
adalah : Nasofaringitis akut (selesma), Faringitis Akut (termasuk Tonsilitis dan
Faringotosilitis) dan rhinitis.
Penyebaran infeksi (bila terjadi) tergantung pada pertahanan tubuh dan infeksi
agent/ kuman. Disamping itu terdapat beberapa faktor yang turut mempengaruhi yaitu;
usia dari bayi/ neonatus, ukuran dari saluran pernafasan, daya tahan tubuh anak tersebut
terhadap penyakit serta keadaan cuaca.
B. ETIOLOGI
Beberapa faktor yang turut mempengaruhi yaitu; usia dari bayi/ neonatus, ukuran
dari saluran pernafasan, daya tahan tubuh anak tersebut terhadap penyakit serta keadaan
cuaca.
Factor Pencetus ISPA,antara lain:
1. Usia
Anak yang usianya lebih muda, kemungkinan untuk menderita atau terkena
penyakit ISPA lebih besar bila dibandingkan dengan anak yang usianya lebih tua
karena daya tahan tubuhnya lebih rendah.
2. Status Imunisasi
Anak dengan status imunisasi yang lengkap, daya tahan tubuhnya lebih baik
dibandingkan dengan anak yang status imunisasinya tidak lengkap.
3. Lingkungan
Lingkungan yang udaranya tidak baik, seperti polusi udara di kota-kota besar
dan asap rokok dapat menyebabkan timbulnya penyakit ISPA pada anak.
6. C. PATOFISIOLOGI
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) disebabkan oleh virus atau kuman,
haemophylus influenzae, clamydia trachomatis, mycoplasma, dan pneumokokus yang
menyerang dan menginflamasi saluran pernafasan (hidung, pharing, laring) dan memiliki
manifestasi klinis seperti demam, meningismus, anorexia, vomiting, diare, abdominal
pain, sumbatan pada jalan nafas, batuk, dan suara nafas wheezing, stridor, crackless, dan
tidak terdapatnya suara pernafasan.
D. DAMPAK Terhadap Berbagai Sistem Tubuh
1. Sistem Pencernaan
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
ketidak mampuan dalam memasukan dan mencerna makanan.
2. Sistem Perkemihan
Adanya peningkatan frekuensi urin dan peningkatan masukan cairan.
3. Sistem Persyarafan
Adanya penurunan fungsi sensorik dan nyeri dada.
4. Sistem Integument
Muka menjadi memerah ketika batuk.
E. KLASIFIKASI
Dalam penentuan klasifikasi, penyakit dibedakan atas dua kelompok, yakni
kelompok untuk umur 2 bulan hingga kurang dari 5 tahun dan kelompok umur kurang
dari dua bulan.
a. Untuk kelompok umur 2 bulan - <5 tahun klasifikasi dibagi atas :
1) Pneumonia berat
2) Pneumonia
3) Bukan Pneumonia.
b. Untuk kelompok umur < 2 bulan klasifikasi dibagi atas:
1) Pneumonia berat
2) Bukan Pneumonia
7. F. MANIFESTASI KLINIS
1) Non pneumonia
Ditandai dengan batuk, pilek, tanpa disertai dengan sesak nafas.
2) Pneumonia
Batuk, pilek disertai dengan sesak nafas atau nafas cepat.
a) pneumonia tidak berat
Tanda dan gejala antara lain :
Batuk, pilek dan nafas cepat
2 bulan sampai 1 tahun lebih dari 50 x / mnt
1 sampai 5 tahun lebih dari 40 x / mnt
b) Pneumonia berat
Tanda dan gejala antara lain :
Batuk, pilek, sakit bagian tenggorokan dengan nafas cepat atau sesak
nafas
Pada umur kurang dari 2 bulan, nafas cepat lebih dari 60 x / mnt
Penyakit ini biasanya dimanifestasikan dalam bentuk adanya demam, adanya
obstruksi hidung dengan sekret yang encer sampai dengan membuntu saluran pernafasan,
bayi menjadi gelisah dan susah atau bahkan sama sekali tidak mau minum.
G. PROSEDUR DIAGNOSTIK
Fokus utama pada pengkajian pernafasan ini adalah pola, kedalaman, usaha serta
irama dari pernafasan.
Pola, cepat (tachynea) atau normal.
Kedalaman, nafas normal, dangkal atau terlalu dalam yang biasanya dapat kita amati
melalui pergerakan rongga dada dan pergerakan abdomen
Usaha, kontinyu, terputus-putus, atau tiba-tiba berhenti disertai dengan adanya bersin.
Irama pernafasan, bervariasi tergantung pada pola dan kedalaman pernafasan.
Observasi lainya adalah terjadinya infeksi yang biasanya ditandai dengan peningkatan
suhu tubuh, adanya batuk, suara nafas wheezing. Bisa juga didapati adanya cyanosis,
nyeri pada rongga dada dan peningkatan produksi dari sputum.
8. H. MANAJEMEN MEDIK
Pencegahan : pada bayi dengan pilek sebaiknya dirawat pada posisi telungkup,
dengan demikian sekret dapat mengalir dengan lancar sehingga drainase sekret akan
lebih mudah keluar.Terapi akut di lakukan dengan :
Antibiotik, karena eksaserbasi akut biasanya disertai infeksi
Infeksi ini umumnya disebabkan oleh H. Influenza dan S. Pneumonia, maka
digunakan ampisilin 4 x 0.25-0.56/hari atau eritromisin 4x0.56/hari
Augmentin (amoksilin dan asam klavulanat) dapat diberikan jika kuman
penyebab infeksinya adalah H. Influenza dan B. Cacarhalis yang
memproduksi B. Terapi oksigen diberikan jika terdapata kegagalan
pernapasan karena hiperkapnia dan berkurangnya sensitivitas terhadap CO2.
9. II. KONSEP ASKEP
A. PENGKAJIAN
a. Biodata
Identitas Klien
Nama : Nn.Z
Umur : 4 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Belum menikah
Agama : Islam
Suku/bangsa : Muna/Indonesia
Pendidikan : -
Pekerjaan : -
Alamat : Desa Watoputih
Identitas penanggung jawab
Nama : Ny.N
Umur : 36 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Suku/bangsa : Muna/ Indonesia
Pendidikan : S1
Pekerjaan : PNS
Alamat : Desa watoputih
Hub. dengan Klien : Ayah klien
b. Riwayat Kesehatan
Keluhan utama : Batuk
Riwayat Keluhan Utama : Berdasarakan anamnese dengan klien(PQRST)
P :Keluarga klien mengatakan klien batuk berdahak yang sebabkan karena
adanya obstruksi pada hidung dengan sekret yang menyumbat saluran napas
Q :Secara berulang-ulang
R : Sifat keluhan menetap pada daerah tenggorokan dan dada
S :2 (0-5).
10. T :Keluhan dirasakan pada saat klien beristirahat
Riwayat penyakit dahulu : Klien tidak pernah mengalami penyakit seperti
yang dialaminya sekarang
Riwayat penyakit keluarga : Tidak ada anggota keluarga yang pernah
mengalami sakit seperti penyakit klien
Riwayat sosial : lingkungan tempat tinggal klien bersih
c. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik difokuskan pada pengkajian sistem pernafasan
a. Inspeksi
- Membran mukosa hidung-faring tampak kemerahan
- Tonsil tampak kemerahan dan edema
- Tampak batuk tidak produktif
- Tidak ada jaringan parut pada leher
- Tidak tampak penggunaan otot-otot pernafasan tambahan, pernafasan
cuping hidung.
b. Palpasi
- Adanya demam
- Teraba adanya pembesaran kelenjar limfe pada daerah leher/nyeri tekan
padanodus limfe servikalis
- Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tyroid
c. Perkusi
Suara paru normal (resonance)
d. Auskultasi
- Suara nafas vesikuler/tidak terdengar ronchi pada kedua sisi paru
d. Klasifikasi Data
Data Subyektif :
Keluarga Klien mengatakan sesak napas
Keluarga klien mengatakan sering batuk
Keluaraga klien mengatakan berat badannya menurun
Keluarga klien mengatakan kurang nafsu makan
11. Data Obyektif :
Frekuensi napas cepat
Klien nampak batuk
Porsi makan tidak dihabiskan
Berat badan menurun
c. Analisa Data
No Symptom Etiology Problem
1 DS :
Klien mengatakan
sesak napas
Klien mengataka
sering batuk
DO :
Batuknya
berdahak
Frekwensi napas
cepat
Terpapar polusi udara yang
terus menerus
Hypertrofi dan hyperplasia
kelenjar mucus serta
metaplasisel goblek
Sekret terakumilasi pada
jalan napas
Penurunan kemampuan
untuk mengeluarkan secret
Bersihan jalan naps tidak
efektif
Bersihan jalan
naps tidak efektif
2 DS :
Klien mengatakan
kurang nafsu
makan
Klien mengatakan
berat badannya
menurun
DO :
Porsi makan tidak
dihabiskan
Infasi mikroorganisme
dalam tubuh
Meningkatkan aktivitas
seluler
Gangguan kebutuhan
pemenuhan nutrisi
Gangguan
pemenuhan
kebutuhan nutrisi
12. B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan penumpukkan sekresi pada jalan
napas ditandai dengan :
DS :
Keluarga klien mengatakan sesak napas
Keluarga klien mengatakan sering batuk
DO :
Nampak sesak napas
b. Gangguan Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan ketidak mampuan dalam memasukan dan mencerna makanan ditandai
dengan;
DS :
Keluarga klien mengatakan kurang nafsu makan
Keluarga klien mengatakan berat badannya menurun
DO :
BB menurun
Porsi makan tidak dihabiskan
c. Hipertermi berhubungan dengan invasi mikroorganisme.
d. Kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan ISPA berhubungan dengan
kurang informasi.
C. RENCANA KEPERAWATAN
NO
DIAGNOSE
KEPERAWATAN
NOC NIC
1 Bersihan jalan nafas
napas tidak efektif
b/d penurunan
ekspansi paru.
NOC :
Respiratory status : Ventilation
Respiratory status : Airway
patency
Vital sign Status
Kriteria Hasil :
Mendemonstrasikan batuk
efektif dan suara nafas yang
bersih, tidak ada sianosis dan
dyspneu (mampu
mengeluarkan sputum,
Airway Management
Buka jalan nafas, guanakan
teknik chin lift atau jaw
thrust bila perlu
Posisikan pasien untuk
memaksimalkan ventilasi
Identifikasi pasien perlunya
pemasangan alat jalan nafas
buatan
Pasang mayo bila perlu
13. mampu bernafas dengan
mudah, tidak ada pursed lips)
Menunjukkan jalan nafas yang
paten (klien tidak merasa
tercekik, irama nafas,
frekuensi pernafasan dalam
rentang normal, tidak ada
suara nafas abnormal)
Tanda Tanda vital dalam
rentang normal (tekanan
darah, nadi, pernafasan)
Lakukan fisioterapi dada
jika perlu
Keluarkan sekret dengan
batuk atau suction
Auskultasi suara nafas,
catat adanya suara tambahan
Lakukan suction pada mayo
Berikan bronkodilator bila
perlu
Berikan pelembab udara
Kassa basah NaCl Lembab
Atur intake untuk cairan
mengoptimalkan
keseimbangan.
Monitor respirasi dan status
O2
Terapi oksigen
Bersihkan mulut, hidung dan
secret trakea
Pertahankan jalan nafas yang
paten
Atur peralatan oksigenasi
Monitor aliran oksigen
Pertahankan posisi pasien
Onservasi adanya tanda
tanda hipoventilasi
Monitor adanya kecemasan
pasien terhadap oksigenasi
Vital sign Monitoring
Monitor TD, nadi,
suhu, dan RR
Catat adanya
fluktuasi tekanan
darah
Monitor VS saat
pasien berbaring,
duduk, atau berdiri
Auskultasi TD pada
kedua lengan dan
bandingkan
Monitor TD, nadi,
RR, sebelum,
selama, dan setelah
aktivitas
Monitor kualitas dari
14. nadi
Monitor frekuensi
dan irama
pernapasan
Monitor suara paru
Monitor pola
pernapasan
abnormal
Monitor suhu,
warna, dan
kelembaban kulit
Monitor sianosis
perifer
Monitor adanya
cushing triad
(tekanan nadi yang
melebar, bradikardi,
peningkatan sistolik)
Identifikasi
penyebab dari
perubahan vital sign
2 Hipertermi b/d invasi
mikroorganisme
NOC : Thermoregulation
Kriteria Hasil :
Suhu tubuh dalam rentang
normal
Nadi dan RR dalam rentang
normal
Tidak ada perubahan warna
kulit dan tidak ada pusing
Fever treatment
Monitor suhu sesering
mungkin
Monitor IWL
Monitor warna dan suhu kulit
Monitor tekanan darah, nadi
dan RR
Monitor penurunan tingkat
kesadaran
Monitor WBC, Hb, dan Hct
Monitor intake dan output
Berikan anti piretik
Berikan pengobatan untuk
mengatasi penyebab demam
Selimuti pasien
Lakukan tapid sponge
Kolaborasipemberian cairan
intravena
Kompres pasien pada lipat
paha dan aksila
Tingkatkan sirkulasi udara
Berikan pengobatan untuk
mencegah terjadinya
menggigil
Temperature regulation
Monitor suhu minimal tiap 2
jam
15. Rencanakan monitoring suhu
secara kontinyu
Monitor TD, nadi, dan RR
Monitor warna dan suhu kulit
Monitor tanda-tanda
hipertermi dan hipotermi
Tingkatkan intake cairan dan
nutrisi
Selimuti pasien untuk
mencegah hilangnya
kehangatan tubuh
Ajarkan pada pasien cara
mencegah keletihan akibat
panas
Diskusikan tentang
pentingnya pengaturan suhu
dan kemungkinan efek
negatif dari kedinginan
Beritahukan tentang indikasi
terjadinya keletihan dan
penanganan emergency
yang diperlukan
Ajarkan indikasi dari
hipotermi dan penanganan
yang diperlukan
Berikan anti piretik jika perlu
Vital sign Monitoring
Monitor TD, nadi, suhu, dan
RR
Catat adanya fluktuasi
tekanan darah
Monitor VS saat pasien
berbaring, duduk, atau
berdiri
Auskultasi TD pada kedua
lengan dan bandingkan
Monitor TD, nadi, RR,
sebelum, selama, dan
setelah aktivitas
Monitor kualitas dari nadi
Monitor frekuensi dan irama
pernapasan
Monitor suara paru
Monitor pola pernapasan
abnormal
Monitor suhu, warna, dan
kelembaban kulit
Monitor sianosis perifer
Monitor adanya cushing triad
16. (tekanan nadi yang melebar,
bradikardi, peningkatan
sistolik)
Identifikasi penyebab dari
perubahan vital sign
3 Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan b/d
ketidak mampuan
dalam memasukan
dan mencerna
makanan
NOC :
Nutritional Status : food and
Fluid Intake
Nutritional Status : nutrient
Intake
Weight control
Kriteria Hasil :
Adanya peningkatan berat
badan sesuai dengan tujuan
Berat badan ideal sesuai
dengan tinggi badan
Mampumengidentifikasi
kebutuhan nutrisi
Tidak ada tanda tanda
malnutrisi
Menunjukkan peningkatan
fungsi pengecapan dari
menelan
Tidak terjadi penurunan berat
badan yang berarti
Nutrition Management
Kaji adanya alergi makanan
Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah
kalori dan nutrisi yang
dibutuhkan pasien.
Anjurkan pasien untuk
meningkatkan intake Fe
Anjurkan pasien untuk
meningkatkan protein dan
vitamin C
Berikan substansi gula
Yakinkan diet yang dimakan
mengandung tinggi serat
untuk mencegah konstipasi
Berikan makanan yang
terpilih ( sudah
dikonsultasikan dengan ahli
gizi)
Ajarkan pasien bagaimana
membuat catatan makanan
harian.
Monitor jumlah nutrisi dan
kandungan kalori
Berikan informasi tentang
kebutuhan nutrisi
Kaji kemampuan pasien untuk
mendapatkan nutrisi yang
dibutuhkan
Nutrition Monitoring
BB pasien dalam batas normal
Monitor adanya penurunan
berat badan
Monitor tipe dan jumlah
aktivitas yang biasa
dilakukan
Monitor interaksi anak atau
orangtua selama makan
Monitor lingkungan selama
makan
Jadwalkan pengobatan dan
tindakan tidak selama jam
makan
Monitor kulit kering dan
17. perubahan pigmentasi
Monitor turgor kulit
Monitor kekeringan, rambut
kusam, dan mudah patah
Monitor mual dan muntah
Monitor kadar albumin, total
protein, Hb, dan kadar Ht
Monitor makanan kesukaan
Monitor pertumbuhan dan
perkembangan
Monitor pucat, kemerahan,
dan kekeringan jaringan
konjungtiva
Monitor kalori dan intake
nuntrisi
Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik papila
lidah dan cavitas oral.
Catat jika lidah berwarna
magenta, scarlet
4 Kurang pengetahuan
tentang
penatalaksanaan
ISPA b/d kurang
informasi.
NOC :
Kowlwdge : disease process
Kowledge : health Behavior
Kriteria Hasil :
Pasien dan keluarga
menyatakan pemahaman
tentang penyakit, kondisi,
prognosis dan program
pengobatan
Pasien dan keluarga mampu
melaksanakan prosedur yang
dijelaskan secara benar
Pasien dan keluarga mampu
menjelaskan kembali apa yang
dijelaskan perawat/tim
kesehatan lainnya.
Teaching : disease Process
Berikan penilaian tentang
tingkat pengetahuan pasien
tentang proses penyakit
yang spesifik
Jelaskan patofisiologi dari
penyakit dan bagaimana hal
ini berhubungan dengan
anatomi dan fisiologi,
dengan cara yang tepat.
Gambarkan tanda dan gejala
yang biasa muncul pada
penyakit, dengan cara yang
tepat
Gambarkan proses penyakit,
dengan cara yang tepat
Identifikasi kemungkinan
penyebab, dengna cara yang
tepat
Sediakan informasi pada
pasien tentang kondisi,
dengan cara yang tepat
Hindari jaminan yang kosong
Sediakan bagi keluarga atau
SO informasi tentang
kemajuan pasien dengan
cara yang tepat
Diskusikan perubahan gaya
18. hidup yang mungkin
diperlukan untuk mencegah
komplikasi di masa yang
akan datang dan atau proses
pengontrolan penyakit
Diskusikan pilihan terapi atau
penanganan
Dukung pasien untuk
mengeksplorasi atau
mendapatkan second
opinion dengan cara yang
tepat atau diindikasikan
Eksplorasi kemungkinan
sumber atau dukungan,
dengan cara yang tepat
Rujuk pasien pada grup atau
agensi di komunitas lokal,
dengan cara yang tepat
Instruksikan pasien mengenai
tanda dan gejala untuk
melaporkan pada pemberi
perawatan kesehatan,
dengan cara yang tepat
D. IMPLEMENTASI
Implementasi tindakan keperawatan disesuaikan dengan rencana tindakan
keperawatan. Pada situasi nyata sering implementasi jauh berbeda dengan rencana.
Pada saat akan dilaksanakan tindakan keperawatan maka kontrak dengan pasien
dilaksanakan dengan menjelaskan apa yang akan dikerjakan serta peranserta pasien
yang diharapkan. Setelah semua tindakan dilaksanakan beserta respon pasien
kemudian data tindakan tersebut di dokumentasikan.
E. EVALUASI
Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan
keperawatan pada pasien. Evaluasi dilakukan terus-menerus pada respon pasien terhadap
tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan. Evaluasi dapat dibagi dua, yaitu evaluasi
hasil/sumatif dilakukan dengan membandingkan respon pasien pada tujuan khusus dan umum
yang telah ditentukan.
19. BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Bagian Atas Adalah infeksi-infeksi yang
terutama mengenai struktur-struktur saluran nafas disebelah atas laring. Kebanyakan
penyakit saluran nafas mengenai bagian atas dan bawah secara bersama-sama atau
berurutan, tetapi beberapa di antaranya melibatkan bagian-bagian spesifik saluran nafas
secara nyata.Yang tergolong Infeksi Saluran Nafas Akut (ISPA) bagian atas diantaranya
adalah : Nasofaringitis akut (selesma), Faringitis Akut (termasuk Tonsilitis dan
Faringotosilitis) dan rhinitis.
B. SARAN
Dalam penulisan askep ini masih kurang dari kesempurnaan karena kurangnya
referensi yang kami dapatkan. Jadi, kritik dan saran yang sifatnya membangun khususnya
dari dosen pembimbing maupun dari rekan-rekan pembaca sangat kami harapkan untuk
kesempurnaan askep ini kedepannya.