2. DEFENISI
Apa itu Solusio Plasenta?
Abrupsio plasenta atau solusio plasenta
adalah kondisi ketika plasenta terlepas dari
dinding rahim sebelum waktunya. Mengingat
bahwa plasenta berfungsi untuk menyalurkan
nutrisi serta oksigen dari ibu ke bayi, kondisi ini
dapat membahayakan janin , Solusio plasenta
sering kali terjadi secara tiba – tiba . Pada banyak
kasus , lepasnya plasenta ini kerap terjadi pada
trimester ketiga kehamilan atau beberapa minggu
menjelang waktu persalinan
3. KLASIFIKASI DARI SOLUSIO PLASENTA
a. Solusio plasenta parsialis :
Bila hanya sebagian saja plasenta terlepas dari tempat perlengkapannya
b. Solusio plasenta totalis ( kompleks ) :
Bila seluruh plasenta sudah lepas dari perlengkatanya
C. Runtut sinus marginalis :
Sebagian kecil pinggir plasenta yang terlepas
4. Berdasarkan tingkat klinisnya dibagi menjadi :
a.Solusio plasenta ringan
Perdarahan kurang 100-200 cc, uterus tidak tegang, belum ada tanda
renjatan, janin hidup, pelepasan placenta kurang 1/6 bagian permukaan, kadar
fibrinogen plasma >150 mg%.
b.Solusio plasenta sedang
Perdarahan lebih 200 cc, uterus tegang, terdapat tanda pre renjatan, gawat
janin atau janin telah mati . Pelepasan placenta 1/4-2/3 bagian permukaan, kadar
fibrinogen plasma 120 – 150 mg%
5. C. Solusio Placenta Berat
Uterus tegang dan berkontraksi
tetanik, terdapat renjatan, janin mati,
pelepasan placenta dapat terjadi lebih 2/3
bagian atau keseluruhan.
6. TANDA DAN GEJALA
1. Sakit Perut Terus Menerus
2. Perdarahan Pervaginam
3. Shock
4. Bunyi DJJ tidak terdengar
5. Air ketuban berwarna kemerahan bercampur darah
6. Kontraksi rahim dalam waktu yang lama
7. Tekanan darah rendah
8. Perut atau rahim terasa lebih kencang
9. Lemas dan denyut jantung cepat
7. ETIOLOGI
Sampai saat ini etiologi belum diketahui dengan jelas, keadaan
tertentu dapat menyertai seperti umur ibu yang tua,
multiparitas, penyakit hipertensi menahun, preeklamsia,
trauma, pre-eklamsia, tali pusat pendek, tekanan pada vena
kava inferior dan defisiensi asam folik.
8. PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Pemeriksaan laboratorium darah :
1. Hemoglobin, hematokrit, trombosit, waktu
perdarahan, elkektrolit plasma.
2.Cardiotokografi untuk menilai. kesejahteraan janin
3.USG untuk menilai letak plasenta, usia gestasi dan
keadaan janin
9. KOMPLIKASI
1. Secara Langsung (Immediate)
a. Perdarahan
b. Infeksi
c. Emboli dan syok obstetrik
2. Tidak langsung (delayed)
a. Couvelair uterus, sehingga kontraksi tak baik, menyebabkan
perdarahan post partum.
b. Hipofibrinogenamia dengan perdarahan post partum.
c. Nekrosis korteks renalis, menyebabkan anuria dan uremia.
d. Kerusakan-kerusakan organ seperti hati, hipofisis.
10. PENANGANAN SOLUSIO PLASENTA
Penting untuk diketahui bahwa plasenta yang sudah lepas dari dinding rahim
tidak dapat disatukan kembali. Jadi, untuk menentukan penanganan kondisi ini,
bidan harus merujuk ke dokter akan mempertimbangkan sejauh mana plasenta
telah lepas, kondisi perdarahan, usia kehamilan, dan kondisi janin.
Bila usia kehamilan kurang dari 36 minggu, namun perdarahan sudah berhenti,
perut tidak terasa nyeri dan janin dalam kondisi stabil, dokter akan menunggu
kehamilan mencapai cukup bulan. Akan tetapi, jika perdarahan terus berlangsung
dan bagian plasenta yang terlepas makin luas, perlu dilakukan persalinan
sesegera mungkin
11. PENATALAKSANAAN
SOLUSIO PLASENTA
• Resusitasi cairan
• Traksi tali pusat terkendali
• Intervensi farmakologis
• Ekstraksi instrumen
• Histerektomi
• Manual plasenta
• Rujuk
• Melakukan persalinan segera mungkin