Trauma kehamilan memerlukan penanganan segera untuk menyelamatkan nyawa ibu dan janin. Penatalaksanaan pre-hospital meliputi stabilisasi tanda-tanda vital ibu, sedangkan di rumah sakit meliputi survei primer, fetal assessment, modalitas diagnostik, dan penanganan definitif. Terminasi kehamilan hanya dilakukan atas indikasi medis seperti penyakit berat ibu yang membahayakan."
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejoReniAnjarwati
AUDIT STUNTING BADUTA DESA BENGKAK YANG MENGALAMI MALNUTRISI
DARI HASIL RECALL 24 JAM DIPEROLEH HASIL :1. ENERGI 53,8 % (DEFISIT TINGKAT BERAT)2. KARBOHIDRAT 60,74% (DEFISIT TINGKAT BERAT)3. PROTEIN 113,5% (NORMAL)4.LEMAK 86,8% (DEFISIT TINGKAT RINGAN)
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejoReniAnjarwati
AUDIT STUNTING BADUTA DESA BENGKAK YANG MENGALAMI MALNUTRISI
DARI HASIL RECALL 24 JAM DIPEROLEH HASIL :1. ENERGI 53,8 % (DEFISIT TINGKAT BERAT)2. KARBOHIDRAT 60,74% (DEFISIT TINGKAT BERAT)3. PROTEIN 113,5% (NORMAL)4.LEMAK 86,8% (DEFISIT TINGKAT RINGAN)
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subangjualobat34
Jual Obat Aborsi Cytotec | 083848007379 | Obat Aborsi Cytotec | Obat Telat Bulan | Obat Pelancar Haid | Obat Penggugur Kandungan | Cara Aborsi Aman | Cara Menggugurkan Kandungan | Apotek Cytotec | Klinik obataborsi7 | Jual Jamu Aborsi | Tempat Aborsi | Jual Obat Cytotec | Agen Cytotec | Alamat Penjual Cytotec | Tempat Penjual Cytotec | Harga Obat Aborsi | Harga Obat Cytotec | Obat Aborsi Wilayah.
Hp / WA :083848007379
APOTEK : Kami Jual Obat Aborsi Cytotec Hub :083848007379 | Jual Obat Aborsi Cytotec| Obat Penggugur Kandungan Cytotec |
Obat Pelancar Haid Tuntas. Dengan harga yang bisa Anda pilih sesuai usia kandungan Anda.
Tips menghindari penjual obat palsu:
(1) Hindari penawaran dengan harga yang murah / murahan hasil pasti (GAGAL).
(2) Layanan Setiap Waktu, bisa di TLP, dengan Respon yang baik & cepat.
(3) Mendapatkan No Resi Pengiriman supaya anda bisa cek melalui JNE/TIKI/POS terdekat untuk mengetahui / memastikan pesanan anda.
(4) Ada berbagai BUKTI nyata tanpa rekayasa & TERPERCAYA.
(5) Mintalah foto obat dengan mencantumkan alamat Anda di sekitarnya sebelum Anda mentransfer pembayaranya.
DAFTAR LENGKAP HARGA PAKET OBAT CYTOTEC AMAN DAN TERPERCAYA
Berikut daftar lengkap dari berbagai paket Obat Aborsi Cytotec — Obat Aborsi Tuntas — Obat Penggugur Kandungan ( Obat Telat Bulan — Dan Obat Aborsi Ampuh )
PAKET OBAT ABORSI HARGA STANDAR DAN HARGA TUNTAS
Paket Standar . 1 – 4 Minggu Rp. 800.000,
– Paket Tuntas 1 Bulan – Rp. 1.000.000,-
Paket Standar . 4 – 8 Minggu Rp. 1.200.000,
– Paket Tuntas – Rp. 1.500.000,-
Paket Standar . 8 – 12 Minggu Rp. 1.800.000,
– Paket Tuntas – Rp. 2.100.000,-
Paket Standar . 12 – 16 Minggu Rp. 2.400.000,
– Paket Tuntas – Rp. 2.800.000,
-16 – 24 Minggu Rp. 3.500.000,-
28 – 32 Minggu Rp. 4.500.000,-
Paket Obat Telat Bulan — Obat Aborsi Standar 90% Tingkat keberhasilan* Paket Obat Telat Bulan — Obat Aborsi Tuntas 99% Tingkat keberhasilan
INGAT … JANGAN TERGIUR HARGA MURAH … ANDA BISA MENYESAL, KARNA OBAT YANG ASLI MASIH BERKEMASAN TABLET UTUH, BENTUKNYA TABLET PUTIH SEGI ENAM BUKAN BULAT POLOS….!
TERIMAKASIH ATAS KEPERCAYAAN ANDA MENJADI PELANGGAN
KAMI
Pengiriman obat aborsi ampuh dilakukan melalui Tiki, Jne, pos indonesia untuk luar negri pos EMS EXPRESS 1–2 HARI SAMPAI. UNTUK LUAR NEGERI PAKET EMS 3–4 HARI DIJAMIN 100% SAMPAI DITEMPAT TUJUAN ALAMAT RUMAH ANDA,
INGAT … JANGAN TERGIUR HARGA MURAH … ANDA BISA MENYESAL
BUKTI PENGIRIMAN YANG DI KEMAS
Wa :083848007379
FORMAT PEMESANAN Pengiriman Via Paket JNE / TIKI / POS EMS INTERNASIONAL Untuk Luar Kota dan Luar Negeri.
Anda Bisa SMS kan Format Pemesanan Seperti Di Bawah Ini :
Nama Lengkap : __
Alamat Lengkap : __
No. Hp Aktif : __
Pesanan Barang : __
Bank Transfer : __
? Contoh Format Pemesanan
Nama Lengkap : Amelia Lestary
Alamat Lengkap : Jl. Pahlawan No.105
No. Hp Aktif : 08123456xxx
Pesanan Barang : Paket Obat Aborsi No.4, Rp xxxxxx
Transfer Bank : Via Bank BRI / BNI / MANDIRI / BCA
Lalu Anda Kirimkan SMS Ke Nomer Kami
.
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garutjualobat34
Jual Obat Aborsi Cytotec | 083848007379 | Obat Aborsi Cytotec | Obat Telat Bulan | Obat Pelancar Haid | Obat Penggugur Kandungan | Cara Aborsi Aman | Cara Menggugurkan Kandungan | Apotek Cytotec | Klinik obataborsi7 | Jual Jamu Aborsi | Tempat Aborsi | Jual Obat Cytotec | Agen Cytotec | Alamat Penjual Cytotec | Tempat Penjual Cytotec | Harga Obat Aborsi | Harga Obat Cytotec | Obat Aborsi Wilayah.
Hp / WA :083848007379
APOTEK : Kami Jual Obat Aborsi Cytotec Hub :083848007379 | Jual Obat Aborsi Cytotec| Obat Penggugur Kandungan Cytotec |
Obat Pelancar Haid Tuntas. Dengan harga yang bisa Anda pilih sesuai usia kandungan Anda.
Tips menghindari penjual obat palsu:
(1) Hindari penawaran dengan harga yang murah / murahan hasil pasti (GAGAL).
(2) Layanan Setiap Waktu, bisa di TLP, dengan Respon yang baik & cepat.
(3) Mendapatkan No Resi Pengiriman supaya anda bisa cek melalui JNE/TIKI/POS terdekat untuk mengetahui / memastikan pesanan anda.
(4) Ada berbagai BUKTI nyata tanpa rekayasa & TERPERCAYA.
(5) Mintalah foto obat dengan mencantumkan alamat Anda di sekitarnya sebelum Anda mentransfer pembayaranya.
DAFTAR LENGKAP HARGA PAKET OBAT CYTOTEC AMAN DAN TERPERCAYA
Berikut daftar lengkap dari berbagai paket Obat Aborsi Cytotec — Obat Aborsi Tuntas — Obat Penggugur Kandungan ( Obat Telat Bulan — Dan Obat Aborsi Ampuh )
PAKET OBAT ABORSI HARGA STANDAR DAN HARGA TUNTAS
Paket Standar . 1 – 4 Minggu Rp. 800.000,
– Paket Tuntas 1 Bulan – Rp. 1.000.000,-
Paket Standar . 4 – 8 Minggu Rp. 1.200.000,
– Paket Tuntas – Rp. 1.500.000,-
Paket Standar . 8 – 12 Minggu Rp. 1.800.000,
– Paket Tuntas – Rp. 2.100.000,-
Paket Standar . 12 – 16 Minggu Rp. 2.400.000,
– Paket Tuntas – Rp. 2.800.000,
-16 – 24 Minggu Rp. 3.500.000,-
28 – 32 Minggu Rp. 4.500.000,-
Paket Obat Telat Bulan — Obat Aborsi Standar 90% Tingkat keberhasilan* Paket Obat Telat Bulan — Obat Aborsi Tuntas 99% Tingkat keberhasilan
INGAT … JANGAN TERGIUR HARGA MURAH … ANDA BISA MENYESAL, KARNA OBAT YANG ASLI MASIH BERKEMASAN TABLET UTUH, BENTUKNYA TABLET PUTIH SEGI ENAM BUKAN BULAT POLOS….!
TERIMAKASIH ATAS KEPERCAYAAN ANDA MENJADI PELANGGAN
KAMI
Pengiriman obat aborsi ampuh dilakukan melalui Tiki, Jne, pos indonesia untuk luar negri pos EMS EXPRESS 1–2 HARI SAMPAI. UNTUK LUAR NEGERI PAKET EMS 3–4 HARI DIJAMIN 100% SAMPAI DITEMPAT TUJUAN ALAMAT RUMAH ANDA,
INGAT … JANGAN TERGIUR HARGA MURAH … ANDA BISA MENYESAL
BUKTI PENGIRIMAN YANG DI KEMAS
Wa :083848007379
FORMAT PEMESANAN Pengiriman Via Paket JNE / TIKI / POS EMS INTERNASIONAL Untuk Luar Kota dan Luar Negeri.
Anda Bisa SMS kan Format Pemesanan Seperti Di Bawah Ini :
Nama Lengkap : __
Alamat Lengkap : __
No. Hp Aktif : __
Pesanan Barang : __
Bank Transfer : __
? Contoh Format Pemesanan
Nama Lengkap : Amelia Lestary
Alamat Lengkap : Jl. Pahlawan No.105
No. Hp Aktif : 08123456xxx
Pesanan Barang : Paket Obat Aborsi No.4, Rp xxxxxx
Transfer Bank : Via Bank BRI / BNI / MANDIRI / BCA
Lalu Anda Kirimkan SMS Ke Nomer Kami
.
1. BAB 1
PENDAHULUAN
A. KASUS
“Kau Ku Lepas Aku Terhempas”
Seorang ibu hamil 30 tahun datang ke IGD RS UMM pkl 10.00 WIB klien mengalami
kecelakaan lalu lintas ketika hendak ke pasar pkl 09.00 WIB menggunakan sepeda motor dan
diboncengi suami dalam posisi duduk miring tidak berpegangan dengan suaminya, karena hendak
mengikat rambutnya yang tertiup angin. Tiba-tiba dari arah berlawanan ada sepeda motor lain
dengan kecepatan tinggi ingin menyalip mobil didepannya hingga melewati marka jalan sehingga
kecelakaan tidak terelakkan lagi. Sepeda motor tersebut menabrak suami dan klien yang
mengendarai sepeda motor berlawanan. Klien jatuh keaspal dalam keadaan duduk dan terhempas
dari sepeda motornya sejauh 1 meter. Klien ditemukan saksi dalam keadaan tidak sadarkan diri
dengan posisi terlentang, terlihat darah segar kearah kaki, dari keterangan keluarga usia
kehamilannya 29 minggu. Dari pengkajian di RS didapatkan : klien hanya membuka mata saat
diberi rasa nyeri, klien hanya menggumam tidak jelas, ketika diberi rangsang nyeri terdapat respon
abnormal ekstensi. TD 90/70 mmHg, nadi 110 x/menit, suhu 36,10C, RR 29 x/menit, nafas cepat
dan dangkal, akral dingin, CRT > 3 detik, konjungtiva anemis, ditemukan laserasi pada ulna sinistra,
contusio pada daerah inguinalis, krepitasi pelvis (+), perdarahan pervaginam (+), hasil
pemeriksaan ketuban intact, hasil pemeriksaan G1 P0000 Ab000, janin didapatkan hasil DJJ 178
x/menit, TFU 29 cm, dokter menyarankan untuk terminasi kehamilan
B. DAFTAR KATA SULIT
1. Terminasi Kehamilan
2. G1 P0000 Ab0000
3. Perdarahan Pervaginam
2. C. DAFTAR PERTANYAAN
1. Bagaimana penatalaksanaan pre-hospital pada pasien dengan trauma kehamilan?
2. Bagaimana penatalaksanaan di hospital pada pasien dengan trauma kehamilan?
3. Apa saja indikasi dilakukannya terminasi kehamilan?
4. Apa saja komplikasi yag dapat terjadi pada trauma kehamilan?
5. Apa saja macam-macam trauma kehamilan?
6. Bagaimana asuhan keperawatan untuk pasien trauma kehamilan (berdasarkan
kasus “Kau kulepas aku terhempas”)?
7. Bagaimana algoritma pada kejadian trauma kehamilan?
3. BAB II
PEMBAHASAN
A. Jawaban Kata Sulit
1. Terminasi Kehamilan
Merupakan metode tertua keluarga berencana yang berarti pengguguran
kandungan.
(Manuaba, Ida Ayu Chandranita. 2008. Gawat darurat obstetric-ginekologi &
obstetric-ginekologi social untuk profesi bidan. Jakarta: EGC)
Terminasi kehamilan adalah pengakhiran kehamilan dengan upaya pengeluaran
janin dari rahim. Terminasi dilakukan saat usia kehamilan 12 minggu pertama.
Abortion act menyatakan bahwa kehamilan dapat diterminasi sampai usia
kehamilan 24 minggu dengan syarat bahwa kriteria untuk melakukan terminasi
sudah terpenuhi . terminasi kehamilan juga bisa dilakukan apabila dalam situasi
darurat yang memerlukan terminasi untuk menyelamatkan jiwa ibu.
(Simkin, Penny.2005.Buku Saku Persalinan.Jakarta:EGC)
2. G1 P0000 Ab0000
G1 P0000 Ab000 adalah contoh istilah dalam persalinan. Istilah ini dapat
diartikan sebagai :
G : Gravida (kehamilan ke ), angka setelah G menunjukkan kehamilan ke
berapa. Di sini G1 menunjukkan bahwa Ibu mengalami kehamilan yang
pertama.
P : Para (Jumlah kehamilan yang diakhiri dengan kelahiran janin yang
memenuhi syarat untuk melangsungkan kehidupan (28 minggu atau 1000
gram))
4. Digit Pertama : Jumlah Aterm atau bayi cukup bulan (> 36 minggu atau > 2500
gram)
Digit kedua : Jumlah kelahiran Prematur ( 28 – 36 minggu atau 1000 – 2499
gram )
Digit Ketiga : Jumlah immatur atau kehamilan yang diakhiri dengan aborsi
sponta atau terinduksi pada usia 28 minggu atau berat janin
<1000 gram.
Digit Keempat : Jumlah bayi yang lahir hidup
Ab : Abnormal
Digit pertama : Jumlah abortus atau keguguran
Digit kedua : Jumlah Ektopik atau kehamilan diluar kandungan
Digit Ketiga : Jumlah kehamilan Mola Hidatidosa atau kehamilan
anggur
(Simkin, Penny.2005.Buku Saku Persalinan.Jakarta:EGC)
3. Perdarahan Pervaginam
Pada Trimester II kehamilan , perdarahan sering disebabkan karna
terjadinya partus prematurus, solusio plasenta, mola dan inkompetensi servik.
Pada Trimester III (Perdarahan Ante Partum), adalah perdarahan setelah
29 minggu atau lebih, perdarahan dapat terjadi di akibatkan karena terjadinya
selusio plesenta atau plasenta previa, Perdarahan pada trimester III lebih
berbahaya dibanding umur kehamilan kurang dari 28 minggu, sebab faktor
plasenta, dimana perdarahan plasenta biasanya hebat sehingga mengganggu
sirkulasi O2 dan CO2 serta nutrisi dari ibu kepada janin. Terlepasnya sebagian
atau seluruh plasenta, pada lokalisasi yang normal, sebelum janin lahir pada
umur kehamilan 20 minggu atau lebih Atau terlepasnya plasenta pada
fungus/korpus uteri sebelum janin lahir. Komplikasi pada selusio plasenta
biasanya adalah berhubungan dengan banyaknya darah yang hilang, infeksi,
5. syok neurogenik oleh karena kesakitan, gangguan pembekuan darah dan gagal
ginjal akut. Pada janin akan terjadi asfiksi, prematur, infeksi dan berat badan
lahir rendah.
(Wheler.2004. Perawatan Pranatal dan Pasca Partum. Jakarta: EGC)
6. B. Jawaban Pertanyaan
1. Bagaimana penatalaksanaan pre-hospital pada pasien dengan trauma
kehamilan?
TRAUMA KEHAMILAN
Since size up : Gunakan APD, perhatikan Jumlah
korban dan situasi lingkungan (imobilisasi spinal
yang dilakukan pada ibu hamil trauma tumpul
diletakkan di papan dengan posisi terlentang
dengan uterus menghadap kekiri dengan
kemiringan15˚ untukmenghindari kompresi vena
cava oleh uterus dan berakibat hipotensi.
Primary assesment & management
Circulation
1. Nadi carotis (+)?
Airway:
1. Jalan napas paten?
2. Penggunaan otot bntu nafas
3. tdk terdapat suara abnormal?
- Inspeksi secaracepat&
menyeluruhorofaring,
lakukanheadtil chinlift&
jaw trust, hilangkanbnda
yg menghalangi jlnnapas
- Pasangneck collar/
servical collar
- Lakukanintubasi oral
Breathing:
1. Periksafrekuensi napas?
2. Perhatikangerakanrespirasi
3. Palpasi thorak
4. Auskultasi suaranapas?
5. Deviasi trakea
6. Perkusi dindingthorak
Memberikanoksigen
dengan konsentrasi tinggi
Circulation:
1. takikardi?
2. Distendedvena
jugularis?
1. IV line 2 jalur(20cc/kg/jam) dan
tranfusi darah
2. Control bleeding
3. DJJ
4. Pasienloadand go
7. Secondary Asessment
Disability:
1. GCS?
2. Reaksi pupil?
- Cekreaski
pupil dengan
penlight
- PeriksaAVPU
Eksprosure:
Hipotermi?
- Selimuti pasien
Full vital sign:
1. TTV
2. EKG
3. Monitorpasien
4. PengukuranTFU
Give Comfortable
1. Hadirkan Keluarga
2. Beri kenyamananpasien
Head to toe &History trauma
1. Kepala : inspeksi DCAPBTLS,palpasi TIC,
2. Leher: inspeksi DCAP BTLS,palpasi deviasi trakhea,JVD,nyeri leher
3. Dada : inspeksi DCAPPPBTLS,palpasi TIC,perkusi ,auskultasi suara
nafasantara dada kiri dan kanansimetris
4. Abdomen:inspeksi DCAPBTLS,auskultasi bisingusus,perkusi di 4
kuadran, palpasi
5. Pelvis:inspeksiDCAPBTLS,palpasi TIC,
6. Ekstremitas bawah: inspeksi DCAPBTLS,palpasi TICdanPMS
7. Ektrimitaatas : inspeksi DCAPBTLS,palpasi TICdanPMS
8. Hiatori kaji riwayatkesehatanlaludanmekanisme trauma
8. 2. Bagaimana penatalaksanaan di rumah sakit pada pasien dengan trauma
kehamilan?
1. Survei primer
a. Resusitasi tanda-tanda vital, identivikasi dan manajemen trauma yang
mengancam jiwa seperti pada penanganan pasien lainnya.
b. Pertimbangkan intubasi dini dan ventilasi mekanik pada pasien hamil
manapun dengan memonitor status ventilasi untuk mencegah hipoksia
janin.
c. Karena dapat terjadi “hipervolemia fisiologis”, pasien hamil dapat
mengalami kehilangan volume darah (1.500 mL) tanpa adanya tanda-
tanda hipovolemia; walaupun tanda-tanda vital ibu dalam keadaan
normal, janin dapat mengalami perfusi yang tidak adekwat.
d. Akses intravena pada ekstrimitas atas lebih diutamakan, dan inisiasi
resusitasi cairan segera dilakukan. Pertimbangkan untuk transfusi RBC.
Obat-obat vasopresor dapat menyebabkan penurunan aliran darah dan
harus dihindari dalam mengendalikan hipotensi maternal
2. Survei sekunder
a. Riwayat obstetri
1) Hari pertama menstruasi terakhir
2) Perkiraan kelahiran
3) Presepsi awal pergerakan fetus
Inspeksi back posterior
1. Log up
2. DCAPBTLS
Ongoing assessment
Lakukanpengecekan/
observasi TTV kembali,
USG
Dokumentasi
9. 4) Status kehamilan saat ini dan sebelumnya
b. Tentukan ukuran uterus dengan mengukur tinggi fundus dalam
sentimeter dari simfisis pubis untuk mengetahui umur janin (1 cm = 1
minggu usia kehamilan).
c. Pemeriksaan perut pada pasien hamil harus disertai pemeriksaan uterine
tendernessi and consistency, adanya kontraksi, dan letak serta pergerakan
janin. Pemeriksaan pelvis dilakukan dengan memperhatikan adanya
darah pada vagina atau cairan amnion, dan lainnya. Pemeriksaan pH
amnion (pH > 7) dan vagina (pH = 5) harus dilakukan.
3. Fetal assessment
a. Pada janin berusia > 20 minggu, dapat dilakukan auskultasi jantung janin
untuk mengetahui nadi janin (normal = 120 – 160 x/menit). Bradikardia
janin merupakan indikasi terjadinya fetal distress.
b. Kardiotopografi dapat dilakukan pada janin berusia 20 – 24 minggu
untuk menentukan viabilitas janin.
c. USG dapat digunakan untuk evaluasi umur janin, aktivitas jantung, dan
pergerakan janin.
4. Modalitas diagnostik
a. Pemeriksaan radiologi (termasuk CT scan), dan jika dimungkinkan,
lindungi perut bagian bawah dengan menggunakan apron timbal dan
hindari pengulangan.
b. Paparan radiasi pada embrio preimplantasi (<3 minggu) bersifat letal.
Pada fase organogenesis (2-7 minggu), embrio sensitif terhadap
teratogen, keterbelakangan pertumbuhan, dan efek neoplastik akibat
radiasi. Paparan radiasi <0,1 Gy secara umum bersifat aman.
c. DPL (diagnostic peritoneal lavage)atau FAST (focused abdominal
sonography for trauma) dapat dilakukan sama seperti pada pasien biasa.
d. FAST dapat sangat membantu untuk mengetahui cairan bebas pada perut
setelah terjadi trauma.
10. 5. Penanganan devinitif
a. Jika ditemukan kelainan pada pemeriksaan fisik dan modalitas
diagnostik maka dapat dilakukan operasi.
b. Pasien hamil dengan trauma yang keadaannya sangat kritis harus
dipantau di intensive care unit dan disediakan onsite obstetric care dan
bedside fetal monitoring.
c. Pasien hamil yang stabil yang memerukan rawat inap harus diobservasi
keadaan obstetrinya selama 24 hingga 48 jam. Pasien yang memiliki
janin berusia 20 – 24 minggu harus dimonitor mengunakan
kardiotopografi (continuous cardiotokographic monitoring/CTM)
d. Pasien hamil yang asimptomatik dengan janin berusia 20-24 minggu
dengan trauma minor dan tidak memerlukan rawat inap dengan temuan
normal pada CTM selama 4 jam dapat pulang dengan instruksi yang jelas
dan follow-up.
3. Apa saja indikasi dilakukannya terminasi kehamilan?
1. Indikasi terminasi kehamilan
Dunia kedokteran membenarkan pelaksanaan pengguguran kandungan,
tetapi yang berdasarkan indikasi medis (indikasi vital) artinya apabila
dengan berlanjutnya kehamilan akan membahayakan kesehatan ibu,
sehingga sebaiknya diterminasi.
a. Indikasi medis (vital)
Beberapa indikasi medis yang menjadi pertimbangan terminasi
kehamilan, yaitu
1) Ibu dengan penyakit (jantung yang berat, penyakit ginjal, penyakit
hepar, penyakit keturunan yang membahayakan, hiperemesis
gravidarum )
2) Indikasi berdasarkan hasil pemeriksaan janin (terdapat cacat
bawaan yang berat, terdapat penyakit keturunan)
b. Indikasi social
11. Perkembangan pelaksanaan keluarga berencana, beratnya keadaan
social ekonomi, hak wanita untuk menentukan nasib kandungannya
serta terjadinya kehamilan yang tidak dikehendaki mendorong
timbulnya indikasi social.
Indikasi social merupakan suatu indikasi yang sifatnya seperti karet,
yaitu terbatas panjangnya atau dapat ditarik sejauh kepentingan
individu tersebut. Dalam pengertian hidup insane, terdapat tiga
pendapat, sebagai berikut :
1. Kelompok masyarakat yang menganggap bahwa hasil konsepsi
mempunyai hak untuk hidup. Kelompok demikian tidak akan
pernah membenarkan tindakan pengguguran kandungan dengan
alasan apapun.
2. Kelompok masyarakat yang menganggap bahwa hasil konsepsi
merupakan bentuk kehidupan dan mempunyai potensi untuk
hidup. Kelompok demikian akan dapat membenarkan pelaksanaan
pengguguran kandungan yang mempunyai alasan tertentu.
3. Kelompok masyarakat yang menganggap bahwa hasil konsepsi
hanya merupakan sebagian kecil dari kehidupan. Pelaku
pengguguran kandungan yang setuju dengan pendapat demikian
dapat melayani permohonan pengguguran kandungan setiap
diminta.
(Manuaba, Ida Ayu Chandranita. 2008. Gawat darurat obstetric-ginekologi &
obstetric-ginekologi social untuk profesi bidan. Jakarta: EGC)
4. Apa saja komplikasi yag dapat terjadi pada trauma kehamilan?
Hasil akhir atau komplikasi yang terjadi pada trauma kehamilan adalah
- Cedera ibu atau janin
- Kematian ibu atau janin
- Perdarahan fetomaternal
- Persalinan dan partus yang premature
12. - Rupture uteri
(Oman, Kathleen S. 2008. Panduan Belajar Keperawatan Emergensi. Jakarta:
EGC)
Trauma untuk wanita hamil, dapat memiliki efek yang signifikan pada
kesehatan ibu dan janin. Berikut adalah beberapa komplikasi yang paling sering
terjadi ketika cedera trauma pada pasien hamil :
1. Kontraksi uterus
Kontraksi rahim, yang terjadi pada 39% pasien trauma hamil, bisa
berkembang menjadi kelahiran prematur. Frekuensi, kekuatan dan durasi
kontraksi harus dinilai, dimonitor dan didokumentasikan di seluruh
perawatan pasien.
2. Kelahiran premature
Kelahiran sebelum minggu ke-38 kehamilan, terlepas dari penyebabnya.
Kelangsungan janin akan ditentukan sebagian oleh usia kehamilan
tersebut.Untuk setiap kesempatan hidup di luar rahim, janin biasanya
harus gestasi paling sedikit 24 minggu.
3. Aborsi spontan
Luka trauma dapat mengakibatkan aborsi spontan jika luka terjadi
sebelum minggu ke-20 kehamilan. Tanda-tanda paling umum dan gejala
yang berhubungan dengan aborsi spontan karena trauma termasuk rasa
sakit perut atau kram dan perdarahan vagina.
4. Abruption plasenta
Abruptio plasenta adalah salah satu cedera yang paling umum, biasanya
berhubungan dengan trauma tumpul, dan menyumbang 50% -70% dari
kerugian janin. Plasenta abruptio adalah pemisahan parsial atau lengkap
dini plasenta dari dinding rahim.Ketika perpisahan terjadi, pertukaran gas
normal antara ibu dan janin akan terhambat, menyebabkan hipoksia
janin.Perdarahan rahim dapat terjadi dengan atau tanpa kehadiran
perdarahan vagina, tergantung pada lokasi janin dalam saluran vagina dan
13. apakah darah yang terperangkap di belakang margin plasenta utuh.Sekitar
63% kasus plasenta abruptio melibatkan trauma tidak memiliki
pendarahan eksternal.Tanda dan gejala yang berhubungan dengan kondisi
ini adalah sakit perut ibu, nyeri rahim, pendarahan vagina dan
hipovolemia.
5. Ruptur uterine
Pecah rahim adalah peristiwa langka yang terjadi pada kurang dari 1%
dari pasien trauma hamil, namun merupakan salah satu yang paling fatal
bagi ibu dan janin. Penyebab paling umum dari rahim pecah parah trauma
tumpul pada perut, yang sering terjadi dari kecelakaan kendaraan ketika
serangan panggul rahim. Beberapa pecah rahim juga melibatkan penetrasi
trauma. Pecah rahim sering muncul dengan kejutan ibu dan janin teraba di
dalam perut.
6. Frakur panggul
Patah tulang panggul, paling sering akibat trauma tumpul pada perut,
adalah kekhawatiran lain. Seiring dengan perdarahan yang signifikan
dalam area retroperitoneal, ibu mungkin mengalami cedera kandung
kemih, uretra atau usus. Patah tulang panggul ibu secara signifikan
meningkatkan kerentanan janin untuk cedera kepala, yang menyumbang
25% kematian janin. Pasien dengan cedera panggul dapat hadir dengan
nyeri panggul dan tanda-tanda dan gejala hipovolemia.5
7. Perdarahan dan shock
Perdarahan selama kehamilan dapat mengakibatkan kontak dari salah
satu kondisi di atas atau dari cedera lainnya. Pendarahan, baik internal
maupun eksternal, harus dicurigai dan dinilai setelah adanya trauma pada
pasien hamil.Perubahan kardiovaskular selama kehamilan dapat membuat
sulit untuk mendeteksi tanda-tanda dan gejala yang berhubungan dengan
hipotensi ibu dan syok.Kehilangan darah akut mengakibatkan hipovolemia
disembuyikan oleh vasokonstriksi ibu dan takikardia.Vasokonstriksi parah
14. dampak aliran darah uterus sekitar 30%, umumnya mengakibatkan
hipoksia janin dan bradikardi.Shock sering merupakan penyebab
kematian untuk kedua janin dan ibu.Adalah penting bahwa mengantisipasi
shock dan hipotensi ibu dan tidak hanya mengandalkan perubahan tanda
vital untuk agresif mengelola pasien. Jika tanda-tanda tradisional dan
gejala syok hipovolemik yang dipamerkan, kematian janin dapat setinggi
85%.
8. Henti jantung paru
Penangkapan kardiorespirasi dalam wanita hamil merupakan ancaman
signifikan terhadap kelangsungan hidup janin.Diperkirakan bahwa 41%
dari janin mati ketika sang ibu menderita luka yang mengancam jiwa, dan
banyak lagi terjadi dengan serangan jantung.Sulit untuk menilai janin di
lapangan, sehingga manajemen agresif ibu perlu meningkatkan
kelangsungan hidup janin.Meskipun kemungkinan janin ibu bertahan
penangkapan cardiopulmonary karena trauma yang miskin, upaya
rescuscitative harus disediakan untuk pasien yang lebih dari 24 minggu
5. Apa saja macam-macam trauma kehamilan?
a. Trauma tumpul :
1) Penganiayaan fisik
Wanita yang mengalami penganiayaan fisik cenderung dating terlambat
untuk perawatan prenatal, itupun kalau dating.Resikonya mengalami
persalinan preterm dan korioamnionitis dua kali lipat dari pada wanita
hamil kontrol (Berenson dkk, 1994).Wanita yang mengalami
penganiayaan selama hamil juga beresiko lebih besar melahirkan bayi
berat lahir rendah serta menjalani seksio sesarea (Curry dkk, 1998 ;
Parker, 1994).1
Faktor-faktor resiko untuk penganiayaan fisik pada kehamilan secara
umum dibagi menjadi tiga kategori (Stewart dan Ceccuti, 1993).
Instabilitas Sosial mencakup faktor-faktor seperti usia muda, tidak
menikah, cerai, atau hidup terpisah, tingkat pendidikan yang rendah
15. atau menganggur dan kehamilan yang tidak direncanakan.Gaya hidup
yang tidak sehat mencakup diet yang buruk, penyalahgunaan zat
termasuk tembakau, alkohol, dan obat terlarang, serta masalah emosi.
2) Penganiayaan seksual
Trauma fisik terkait lebih jarang dijumpai daripada korban perkosaan
yang tidak hamil, dan hanya sepertiga serangan terjadi setelah
kehamilan 20 minggu.Dari segi forensik, pengumpulan bukti tidak
mengalami perubahan. Satin dkk (1992) juga mewawancarai 2404
wanita pascapartum dan mendapatkan bahwa prevalensi kontak
seksual paksa seumur hidup adalah 5%.
3) Kecelakaan lalu lintas
Kecelakaan mobil merupakan penyebab tersering dari kematian ini,
yang dapat dicegah dengan menggunakan sabuk pengaman tiga
titik.Memang, Pearlman dkk (2000) mendapatkan bahwa pemakaian
sabuk pengaman yang benar serta keparahan tabrakan merupakan
predicator terbaik hasil ibu-janin.Meski demikian, Pearlman dan Phlipis
(1996) mendapatkan bahwa sepertiga wanita tidak menggunakan nya
dengan benar saat hamil.Demikian juga, Tyroch dkk (1999) melaporkan
bahwa walaupun 86 % menggunakan sabuk selagi hamil, hampir
separuh dari mereka salah mengenakannya.
4) Trauma tumpul lainnya
Sebagian dari kausa umum trauma tumpul adalah jatuh dan
penyerangan yang parah (Luger dkk, 1995).Bentuk-bentuk trauma
tumpul yang lebih jarang adalah cedera ledakan atau cruh injury
(Awwad dkk, 1994).Cedera intra-abdomen yang serius merupakan hal
yang dikhawatirkan dan mungkin berkaitan dengan peningkatan
mencolok vaskularitas panggul dan abdomen, perdarahan
retroperitoneum lebih sering dijumpai dibandingkan dengan pada
wanita tidak hamil.Sebaliknya, cedera usus lebih jarang karena efek
16. protektif dari uterus yang berukuran besar.Mungkin juga terjadi cedera
diafragma, lien, hati dan ginjal (Flick dkk, 1999 ; Icely dan Chez, 1999).1
5) Solusi plasenta traumatic
Terlepasnya plasenta kemungkinan disebabkan oleh deformasi
miometrium elastic di sekeliling plasenta yang relative tidak elastic
(Crosby dkk, 1968).Solusio menjadi penyulit pada 1 sampai 6% cedera
“minor” dan sampai 50% cedera “mayor” (Goodwin dkk, 1990 ;
Pearlman dkk, 1990).Reis dkk (2000) mendapatkan bahwa solusio
lebih sering terjadi pada kecelakaan lalu lintas dengan kecepatan lebih
dari 30 mil/ jam.1
6) Ruptur uteri
Hal ini jarang terjadi pada trauma tumpul dan dijumpai pada kurang
dari 1% kasus parah.Kelainan ini biasanya disebabkan oleh tumbukan
langsung oleh suatu gaya yang cukup besar.Temuan-temuan mungkin
serupa dengan temuan pada solusio plasenta, sedangkan perburukan
keadaan ibu dan janin segera tampak.Dash dan lupetin (1991)
melaporkan satu kasus kehamilan 24 minggu yang diagnosis rupture
traumatic uterusnya dipastikan dengan CT scan.
7) Perdarahan janin-ibu
Apabila trauma menimbulkan gaya yang cukup besar pada abdomen,
dan terutama apabila plasenta mengalami laserasi, dapat terjadi
perdarahan janin-ibu yang mengancam nyawa (Pritchard dkk,
1990).Pada 10 sampai 30 % kasus trauma, sedikit banyak dijumpai
perdarahan dari sirkulasi janin ke ibu (Goodwin dan Breen, 1990 ;
Pearlmen dkk, 1990).Namun, pada 90% kasus-kasus ini perdarahan
yang terjadi kurang dari 15 ml.Kami menjumpai tiga kasus perdarahan
masif janin ke ibu pada delapan wanita dengan solusio traumatik.
Perdarahan ini tampaknya disebabkan oleh solusio plasenta karena
biasanya tidak terjadi perdarahan janin ke dalam ruang antarvilus.
17. Perdarahan janin lebih mungkin disebabkan oleh robekan atau
“fraktur” plasenta akibat peregangan.Pada tiga kasus perdarahan janin
yang masif di atas, dua diakibatkan oleh laserasi plasenta dan bayinya
lahir mati.
8) Cedera janin
Menurut Kissinger dkk (1991), risiko kematian janin akibat trauma
cukup bermakna apabila terjadi cedera fetoplasenta langsung, syok ibu,
fraktur panggul, cedera kepala ibu, atau hipoksia.Walaupun cedera dan
kematian janin jarang terjadi, banyak laporan kasus manarik yang
menyajikannya.Cedera tengkorak dan otak janin adalah yang
tersering.Cedera-cedera ini lebih mungkin terjadi apabila kepala sudah
cakap, dan panggul ibu mengalami fraktur akibat tumbukan (Palmer
dan Sparrow, 1994).Sebaliknya, cedera kepala janin, mungkin akibat
countercoup, dapat terjadi pada puncak kepala yang belum cakap atau
presentasi selain puncak kepala.Weyerts dkk (1992) melaporkan
bahwa seorang neonates dengan paraplegia dan kontraktur yang
disebabkan oleh suatu kecelakaan lalu lintas beberapa bulan sebelum
lahir.
b. Trauma tembus/tajam
Luka tusuk dan tembakan merupakan cedera tembus yang tersering
dijumpai dan mungkin diakibatkan oleh penyerangan yang parah, usaha
bunuh diri, atau upaya untuk melakukan abortus.Insidens cedera visera
akibat trauma tembus hanyalah 15 sampai 40% dibandingkan dengan
80 sampai 90% pada orang tidak hamil.Apabila uterus mengalami luka
tembus, janin lebih besar kemungkinannya mengalami cedera lebih
serius dibandingkan dengan ibunya.Memang walaupun janin
mengalami cedera pada dua pertiga kasus semacam ini, cedera visera
pada ibu hanya dijumpai pada 20%.
Tiga hal yang dapat diamati adalah :
18. 1.Apabila luka masuk terletak di punggung atau abdomen atas, akan
terjadi cedera visera.
2.Apabila luka masuk terletak di anterior dan di bawah fundus uterus,
tidak dijumpai cedera visera pada keenam wanita tersebut.
3.Kematian perinatal terjadi pada separuh kasus dan disebabkan oleh
syok ibu, cedera utero plasenta, atau cedera langsung pada janin.
c. Cedera suhu
Walaupun Parkland hospital adalah pusat luka bakar utama di Amerika
Serikat, kami jarang menjumpai wanita hamil yang mengalami luka
bakar parah.Prognosis janin pada luka bakar buruk.Biasanya wanita
yang bersangkutan mengalami persalinan spontan dalam beberapa hari
sampai seminggu, dan sering melahirkan bayi yang sudah
meninggal.Faktor-faktor yang berperan adalah hipovolemia, cedera
paru, septikemia, dan keadaan katabolik berat yang diakibatkan oleh
luka bakar.
d. Kejutan listrik
Laporan-laporan kasus terdahulu mengisyaratkan bahwa kejutan listrik
berkaitan dengan mortalitas janin yang tinggi.Namun, dalam sebuah
studi kohort prospektif, Einarson dkk, (1997) memperlihatkan hasil
perinatal yang setara pada 31 wanita yang terpajan dibandingkan
dengan control wanita hamil normal.Mereka menyimpulkan bahwa
arus listrik yang lazim di Amerika Utara, yaitu 110 volt, lebih aman dari
pada arus 220 volt seperti terdapat di Eropa.Fish (2000) menguraikan
efek neurologis dan vascular dari cedera tersambar petir.
Perawatan prioritas yang sama ketika mengelola hamil dan tidak hamil
membakar korban. Pemeliharaan volume intravaskuler normal,
menghindari hipoksia, dan pencegahan infeksi adalah penting.Silver
19. cream sulfadiazin harus digunakan hemat karena risiko kernicterus
terkait dengan penyerapan sulfonamide.
6. Bagaimana asuhan keperawatan untuk pasien trauma kehamilan (berdasarkan
kasus “Kau kulepas aku terhempas”)?
DIAGNOSA KEPERAWATAN
NO ANALISA DATA ETIOLOGI MASALAH KEPERAWATAN
1 DS :
1. Saksi mengatakan terdapat
darah segar ke arah kaki.
2. Saksi mengatakan saat
ditemukan pasien tidak
sadarkan diri dalam posisi
terlentang.
DO :
1. Akral dingin
2. Kunjungtiva anemis
3. CRT > 3 detik
4. GCS 2 2 2
5. TD 100/80 mmHg
6. Contusio pada daerah
inguinalis
7. Krepitasi pelvis (+)
8. Perdarahan pervaginam (+)
9. Laserasi pada ulna sinistra
Trauma Ketidakefektifan Perfusi
Jaringan Perifer (00204) b.d
trauma
Domain : 4
Kelas : 4
Aksis :
1. Perfusi jaringan
perifer
2. Individu
3. Ketidakefektifan
4. Vaskuler perifer
5. Dewasa
6. Akut
7. Aktual
2 DS :
1. Saksi mengatakan terdapat
darah segar ke arah kaki.
2. Saksi mengatakan saat
ditemukan pasien tidak
sadarkan diri dalam posisi
terlentang.
DO :
1. GCS 2 2 2
2. TD 90/70 mmHg
3. Nadi 110 x/menit
Kahilangan
cairan aktif
Kekurangan Volume Cairan
(00027) b.d kehilangan
cairan aktif
Domain : 2
Kelas : 5
Aksis :
1. Volume cairan
2. Individu
3. Deficit
4. Vaskuler perifer
5. Dewasa
6. Akut
20. 4. Contusio pada daerah
inguinalis
5. Perdarahan pervaginam (+)
7. Aktual
3 DS :
1. Klien menggumam tidak
jelas.
2. Saksi mengatakan klien
terjatuh dalam keadaan
duduk dan terhempas 1
meter.
DO :
1. Laserasi pada ulna sinistra
2. TD 90/70 mmHg
3. Pola napas cepat dan dangkal
4. Krepitasi pelvis (+)
5. Nadi 110x/mnt
Agens cedera Nyeri Akut (00132) b.d
Agens cedera
Domain : 4
Kelas : 4
Aksis :
1. Nyeri
2. Individu
3. Gangguan
4. Vaskuler perifer
5. Dewasa
6. Akut
7. Aktual
4 DS :
1. Dari keterangan keluarga
usia kehamilannya 29
minggu.
2. Saksi mengatakan terdapat
darah segar ke arah kaki.
DO :
1. Laserasi pada ulna sinistra
2. Perdarahan pervaginam (+)
b.d trauma Risiko infeksi (00004)
Domain : 11
Kelas : 1
Aksis :
1. Infeksi
2. Individu
3. Risiko
4. Kulit
5. Dewasa
6. Akut
7. Actual
21. INTERVENSI KEPERAWATAN
No. Kode Diagnosa
Keperawatan
NOC NIC
1 Ketidakefektifan
Perfusi Jaringan
Perifer
(00204)
Pasien dapat menunjukkan
Perfusi Jaringan : Perifer
dalam waktu 1 x 24 jam.
Indikator :
1. Tekanan darah dalam
rentan yang
diharapakan (1)
2. Nadi perifer teraba (1)
3. Suhu jaringan, sensasi,
elastisitas, hidrasi,
pigmentasi, warna dan
ketebalan (1)
4. Jaringan bebas dari lesi
(1)
5. Kulit utuh, warna
normal (1)
6. Suhu ekstrimitas
hangat (1)
- Perawatan sirkulasi
Definisi :
Peningkatan sirkulasi arteri
dan vena.
Aktivitas :
1. Melakukan sirkulasi
perifer secara
komprehensif (misalnya :
periksa nadi perifer,
edema, pengisian kapiler,
warna dan suhu
ekstremitas).
2. Pantau status cairan,
meliputi asupan dan
haluan.
3. Pantau perbedaan
ketajaman/ tumpul dan
panas/dingin [perifer]
4. Pantau parestesia : kebas,
kesemutan, hipertesia,
dan hipoestesia,
5. Pentingkan pencegahan
statis vena (misalnya tidak
menyilangkan kaki,
meninggikan kaki tanpa
menekuk lutut, dan
latihan)
6. Memberikan obat anti
trombosit atau
antikoagulan jika
diperlukan.
2 Kekurangan Volume
Cairan (00027)
Pasien dapat menunjukkan
Keseimbangan Cairan
dalam waktu 1 x 24 jam.
Indikator :
1. Memiliki hidrasi yang
Pengelolaan syok, volume.
Definisi :
Peningkatan keadekuatan perfusi
jaringan untuk pasien dengan
gangguan volume intravaskuler
22. baik (membran mukosa
lembab, mampu
berkeringat) (1)
2. Tekanan darah dalam
rentang yang
diharapkan (1)
3. Memiliki keseimbangan
asupan dan haluan yang
seimbang dalam 24 jam
(1)
4. Memiliki asupan cairan
oral dan/atau intravena
yang adekuat (1)
yang berat.
Pengelolaan cairan
Definisi :
Peningkatan keseimbangan
cairan dan pencegahan
komplikasi akibat dari kadar
cairan yang tidak normal atau
diluar harapan.
Aktivitas :
1. Pantau warna, jumlah, dan
frekuensi kehilangan cairan.
2. Pantau perdarahan (misalnya
periksa semua sekresi dari
adanya darah nyata atau
darah samar).
3. Pantau status hidrasi
(misalnya kelembapan
membrane mukosa,
keadekuatan nadi, dan
tekanan darah)
4. Berikan cairan sesuai dengan
kebutuhan.
5. Tinjau ulang elektrolit,
terutama natrium, kalium,
klorida dan kreatinin.
6. Kaji orientasi terhadap
tempat, orang, dan waktu.
7. Tingkatkan asupan oral
(misalnya berikan cairan oral
yang disukai pasien, letakkan
pada tempat yang mudah
dijangkau, berikan sedotan
dan berikan air segar), sesuai
dengan keinginan.
8. Pertahankan keakuratan
catatan asupan dan haluan.
3 Nyeri Akut (00132) Pasien dapat menunjukkan
Tingkat Nyeri dalam waktu
1 x 24 jam.
Indikator :
1. Ekspresi nyeri lisan
atau pada wajah (2)
2. Kegelisahan dan
ketegangan otot (2)
- Management nyeri
Definisi :
Meringankan atau mengurangi
nyeri sampai tingkat kenyaman
yang dapat diterima oleh pasien.
- Pemberian analgesic
Definisi :
Penggunaan agens-agens
23. 3. Perubahan dalam
kecepatan pernapasan,
denyut jantung, atau
tekanan darah (2)
farmakologi untuk mengurangi
atau menghilangkan nyeri.
Aktivitas :
1. Lakukan pengkajian nyeri
yang komprehensif meliputi
lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas,
atau keparahan nyeri, dan
factor presipitasinya.
2. Observasi isyarat
ketidaknyaman nonverbal.
3. Kolaborasi pemberian
analgesic
4. Sesuaikan frekuensi dosis
sesuai indikasi dengan
pengkajian nyeri dan efek
sampingnya.
5. Kendalikan factor lingkungan
yang dapat mempengaruhi
respon pasien terhadap
ketidaknyamanan (misalnya
suhu ruangan, cahaya dan
kegaduhan).
6. Berikan informasi tentang
nyeri,, seperti penyebab nyeri,
seberapa lama akan
berlangsung dan antisipasi
ketidaknyamanan dari
prosedur.