Dokumen tersebut membahas tentang metabolit sekunder tumbuhan yang merupakan senyawa kimia yang dihasilkan tumbuhan sebagai pertahanan dari herbivora dan patogen. Terdapat beberapa kelompok metabolit sekunder seperti fenolat, flavonoid, saponin, minyak atsiri, alkaloid dan steroid yang masing-masing memiliki fungsi tertentu bagi tumbuhan.
1. TUGAS KELOMPOK
METABOLIT SEKUNDER TUMBUHAN
PROGRAM SARJANA
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM NUSANTARA (UMN) AL-WASHLIYAH
MEDAN
2022
2. DIPRESENTASIKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS KELOMPOK
MATA KULIAH : BOTANI FARMASI
DOSEN PENGAMPU : YAYUK PUTRI RAHAYU,S.SI.,M.SI
OLEH :
KELAS -2I / KELOMPOK - 7
3. ANGGOTA KELOMPOK – 7 :
MONI AFRIANI 212114154
SELFIA LESTARY 212114155
SELFIANI 212114156
LENI SAFRIANI 212114160
HASTRI KHOLIFAH 212114161
ASY SYIFA 212114164
TRI DAMAIYANTI 212114165
4. BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, tumbuhan memiliki pertahanan yang melindungi tumbuhan tersebut dari
pemangsa yang mengancam kehidupan tumbuhan tersebut. Banyak sistem pertahanan yang dimiliki oleh suatu
tumbuhan, baik menggunakan sistem mekanis seperti putri malu yang menutup dirinya sehingga pemangsa tidak mau
mengkonsumsinya. Selain itu ada pertahanan yang menggunakan zat kimia sehingga hewan yang mengkonsumsinya
akan merasakan rasa yang tidak enak atau mengalami gangguan fisiologi sehingga hewan tersebut tidak ingin
mengkonsumsi tumbuhan tersebut. Zat kimia yang menjadi salah satu pertahanan yang dimiliki tumbuhan adalah
metabolit sekunder.
Metabolisme sekunder adalah senyawa metabolit yang tidak esensial bagi pertumbuhan organisme
dan ditemukan dalam bentuk yang unik atau berbeda- beda antara spesies yang satu dan lainnya. Setiap organisme
biasanya menghasilkan senyawa metabolit sekunder yang berbeda-beda, bahkan mungkin satu jenis senyawa metabolit
sekunder hanya ditemukan pada satu spesies dalam suatu kingdom. Senyawa ini juga tidak selalu dihasilkan, tetapi
hanya pada saat dibutuhkan saja atau pada fase-fase tertentu.
5. Fungsi metabolit sekunder adalah untuk mempertahankan diri dari kondisi lingkungan yang
kurang menguntungkan, misalnya untuk mengatasi hama, penyakit, menarik polinator, dan sebagai molekul
sinyal. Singkatnya, metabolit sekunder digunakan organisme untuk berinteraksi dengan lingkungannya.
Manfaat metabolit sekunder adalah sebagian besar tanaman penghasil senyawa metabolit sekunder
memanfaatkan senyawa tersebut untuk mempertahankan diri dan berkompetisi dengan makhluk hidup lain
disekitarnya. Tanaman dapat menghasilkan metabolit sekunder (seperti quinon, flavonoid, tannin, dll) yang
membuat tanaman lain tidak tumbuh di sekitarnya. Manfaat lain dari metabolit sekunder adalah sebagai
pestisida dan insektisida, contohnya adalah rotenone dan rotenoid. Beberapa metabolit sekunder lainnya yang
telah digunakan dalam memproduksi sabun, parfum, minyak herbal, pewarna, permen karet dan plastik alami
adalah resin, antosianin, tannin, saponin, dan minyak volatile.
6. 1.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian Metabolit Sekunder
2. Kelompok Metabolit Sekunder
3. Fungsi Masing-Masing Metabolit Sekunder
1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui apa pengertian Metabolit Sekunder
2. Untuk Mengetahui apa saja kelompok dari Metabolit Sekunder
3. Untuk Mengetahui manfaat masing-masing Metabolit Sekunder.
7. BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Metabolit Sekunder
Metabolit Sekunder
Merupakan sumber bahan kimia yang tidak akan pernah habis, sebagai sumber inovasi dalam penemuan
dan pengembangan obat-obat baru atau pununtuk menunjang berbagai kepentingan industri. Hal ini terkait dengan
keberadaannya di alam yang tidak terbatas jumlahnya dan merupakan senyawa metabolit yang tidak esensial bagi
pertumbuhan organisme dan ditemukan dalam bentuk yang unik atau berbeda-beda antara spesies yang satu dan
lainnya. Metabolit sekunder adalah berbagai macam reaksi yang produknya tidak secara langsung terlibat dalam
pertumbuhan normal. Dalam hal ini metabolit sekunder berbeda dengan bahan metabolit intermediet yang memang
merupakan produk dari metabolisme normal.
Senyawa-senyawa metabolit sekunder yang telah berhasil diisolasi, oleh manusia selanjutnya digunakan
sebagai bahan obat seperti morfin sebagaiobat nyeri, kuinin sebagai obat malaria, reserpin sebagai obat penyakit
tekanandarah tinggi dan vinkristin serta vinblastin sebagai obat kanker.
8. Metabolisme primer berlangsung dalam suatu daur atau siklus (misalnya siklus asam sitrat).
Senyawa organik dari metabolisme primer merupakan pusatnya dan senyawa-senyawa metabolisme
sekunder merupakan cabang-cabangnya. Metabolisme sekunder dapat dibedakan secara akurat dari metabolit
primer berdasarkan kriteria berikut:
• Penyebarannya lebih terbatas
• Terdapat terutama pada tumbuhan dan mikroorganisme serta
• Memiliki karakteristik untuk tiap genera, spesies atau strain tertentu.
Metabolit sekunder tidaklah bersifat esensial untuk kehidupan, meski penting bagi organisme
yang menghasilkannya. Hal yang menarik untuk diperhatikan ialah bahwa metabolit sekunder dibiosintesis
terutama dari banyak metabolit-metabolit primer: asam amino, asetilcoenzim-A, asam mevalonat, dan zat
antara (intermediate) dari jalur shikimat (shikimic acid). Ini merupakan titik awal elaborasi metabolit
sekunder yang mengarah ke klasifikasi serta bahasannya sebagai kelompok- kelompok yang bersifat diskrit
(Robinson, 1995).
9. 2.2 Kelompok Metabolit Sekunder
Senyawa metabolit sekunder diklasifikasikan menjadi 3 kelompok utama, yaitu (Heinrich dkk,
2005) :
1. Terpenoid
(Sebagian besar senyawa terpenoid mengandung karbon dan hidrogen serta disintesis melalui jalur
metabolisme asam mevalonat).
Contohnya : monoterpena, seskuiterepena, diterpena, triterpena, dan polimer terpena.
2. Fenolik
(Senyawa ini terbuat dari gula sederhana dan memiliki cincin benzena, hidrogen, dan oksigen dalam
struktur kimianya). Contohnya : asam fenolat, kumarina, lignin, flavonoid, dan tanin.
3. Senyawa yang mengandung nitrogen. Contohnya alkaloid dan glukosinolat.
10. Macam-macam Golongan Metabolit Sekunder, Yaitu :
A. Golongan Fenolat/Fenol
Senyawa golongan fenol adalah golongan senyawa dengan struktur aromatik dengan
mengandung gugus OH pada rantai aromatik. Jadi pada fenol gugus OH langsung terikat pada inti benzene. Ada 3
golongan Fenol berdasarkan atom H yang digantikan oleh gugus OH yaitu (Heinrich dkk, 2005) :
1. Fenol Monovalent adalah suatu senyawa fenol yang jika satu atom H pasa inti aromatic diganti oleh 1gugus
OH.
2. Fenol Divalent. Suatu senyawa fenol yang jika dua atom H pada inti aromatic diganti oleh 2gugus OH dan
merupakan fenol bermartabat dua.
3. Fenol Trivalent. Suatu senyawa fenol yang jika tiga atom H pada inti aromatok diganti oleh 3gugus OH.
11. B. Golongan Flavonoid
Flavonoid adalah senyawa polifenol yang banyak terdapat di alam. Flavonoid merupakan golongan
senyawa bahan alam dari senyawa fenolik yang banyak merupakan sebagai pigmen tumbuhan. Flavonoid terdapat
padagrup-grup dari unsur-unsur polifenol yang terdapat pada kebanyakan tumbuhan, biji, kulit buah atau kulit, kulit
kayu, dan bunga. Sejumlah besar tumbuhan obat mengandung flavonoid. Flavonoid digolongkan berdasarkan
struktur kimianya, menjadi falvonol, flavon, flavanon, isoflavon, anthocyanidin, dan khalkon. Senyawa flavonoida
adalah suatu kelompok senyawa fenol yang terbesar yang ditemukan dialam. Senyawa-senyawa ini merupakan zat
warna merah,ungu dan biru dan sebagai zat warna kuning yang ditemukan dalam tumbuh-tumbuhan.
C. Golongan Saponin
Saponin adalah suatu glikosida yang mungkin ada pada banyak macam tanaman. Saponin ada pada
seluruh tanaman dengan konsentrasi tinggi pada bagian-bagian tertentu, dan dipengaruhi oleh varietas tanaman dan
tahap pertumbuhan. Fungsi dalam tumbuh-tumbuhan tidak diketahui, mungkin sebagai bentuk penyimpanan
karbohidrat, atau merupakan waste produk dari metabolisme tumbuh-tumbuhan. Kemungkinan lain adalah sebagai
pelindung terhadap serangan serangga (Sudjadi, 2010).
12. D. Golongan Minyak Atsiri
Minyak atsiri, atau dikenal juga sebagai minyak eterik (aetheric oil ), minyak esensial
(essential oil), minyak terbang (volatile oil), serta minyak aromatik (aromatic oil), adalah kelompok besar minyak
nabati yang berwujud cairan kental pada suhu ruang namun mudah menguap sehingga memberikan aroma yang
khas. Minyak atsiri merupakan bahan dasar dari wangi-wangian atau minyak gosok (untuk pengobatan) alami. Di
dalam perdagangan, hasil sulingan (destilasi) minyak atsiri dikenal sebagai bibit minyak wangi. Minyak atsiri
bersifat mudah menguap karena titik uapnya rendah. Selain itu, susunan senyawa komponennya kuat
memengaruhi saraf manusia (terutama dihidung) sehingga seringkali memberikan efek psikologis tertentu.
Kandungan senyawa kimia yang terdapat dalam bahan alam (daun, batang, akar, biji) untuk minyak
atsiri dibagi menjadi dua kelompok yakni kelompok pertama; minyak atsiri yang komponen-komponennya
mudah dipisahkan yang kemudian menjadi bahan awal sintesis (minyak sereh, minyak daun cengkeh, minyak
permen, dan minyak terpentin) dan kelompok kedua;minyak atsiri yang komponen-komponennya tidak mudah
dipisah (minyak akar wangi, minyak nilam, minyak cendana, minyak kenanga), dimana minyak atsiri ini dapat
langsung digunakan (Heinrich dkk, 2005).
13. E. Golongan Alkoloid
Alkaloid adalah suatu golongan senyawa organik yang terbanyak ditemukan dialam.
Hampir seluruh senyawa alkaloida berasal dari tumbuh-tumbuhan dan tersebar luas dalam berbagai jenis
tumbuhan. Semua alkaloida mengandung paling sedikit satu atom nitrogen yang biasanya bersifat basa dan
dalam sebagian besar atom nitrogen ini merupakan bagian dari cincin heterosiklik.
Alakaloida dapat ditemukan dalam berbagai bagian tumbuhan seperti biji, daun, ranting dan kulit
batang. Alakloida umumnya ditemukan dalam kadar yang kecil dan harus dipisahkan dari campuran senyawa
yang rumit yang berasal dari jaringan tumbuhan. Alkaloida tidak mempunyai tatanam sistematik, oleh karena
itu, suatun alkaloida dinyatakan dengan nama trivial, misalnya kuinin, morfin dan stiknin. Hampir semua
nama trivial ini berakhiran –in yang mencirikan alkaloida(Robinson, 1995).
14. F. Golongan Steroid
Steroid terdiri atas beberapa kelompok senyawa dan penegelompokan ini didasarkan pada efek
fisiologis yang diberikan oleh masing-masing senyawa. Kelompok-kelompok itu adalah sterol, asam- asam
empedu, hormon seks, hormon adrenokortikoid, aglikon kardiak dan sapogenin. Ditinjau dari segi struktur
molekul, perbedaan antara berbagai kelompok steroid ini ditentukan oleh jenis substituen R1, R2, R3 yang terikat
pada kerangka dasar karbon. Sedangkan perbedaan antara senyawa yang satu dengan yang lain pada suatu
kelompok tertentu ditentukan oleh panjang rantai karbon R1, gugus fungsi yang terdapat pada substituen R1, R2,
R3, jumlah serta posisi gugus fungsi oksigen dan ikatan rangkap dan konfigurasi dari pusat-pusat asimetris pada
kerangka dasar karbon tersebut.
Steroid yang terdapat dalam jaringan hewan berasal dari triterpenoid lanosterol sedangkan yang
terdapat dalam jaringan tumbuhan berasal dari triterpenoid sikloartenol setelah triterpenoid ini mengalami
serentetan perubahan tertentu. Tahap- tahap awal dari biosintesa steroid adalah sama bagi semua steroid alam
yaitu pengubahan asam asetat melalui asam mevalonat dan skualen (suatu triterpenoid) menjadi lanosteroldan
sikloartenol (Robinson, 1995).
15. G. Golongan Tanin
Tanin merupakan suatu substansi yang banyak dan tersebar, sehingga sering ditemukan dalam tanaman.
Tanin diketahui mempunyai beberapa khasiat, yaitu sebagai astringen, anti diare, anti bakteri dan antioksidan.
Istilahtanin sendiri berasal dari bahasa Perancis, yaitu “tanning”. Pada mulanya senyawa tannin lebih dikenal sebagai
“tanning substance”dalam proses penyamakan kulit hewan untuk dibuat sebagai kerajinan tangan. Pada umumnya
tanin merupakan senyawa polifenol yang memiliki beratmolekul (BM) yang cukup tinggi (lebih dari 1000) dan dapat
membentuk kompleks dengan protein. Berdasarkan strukturnya, tanin diklasifikasikan menjadi dua kelas yaitu tanin
terhidrolisis dan tanin terkondensasi (Robinson, 1995).
1. Tanin Terhidrolisis, Tanin terhidrolisis biasanya berikatan dengan karbohidrat yang dapat membentuk jembatan
oksigen, sehingga dapat dihidrolisis dengan menggunakan asam sulfat atau asam klorida.
2. Tanin Terkondensasi, Tanin terkondensasi biasanya tidak dapat dihidrolisis, melainkan terkondensasi di mana
menghasilkan asam klorida. Tanin terkondensasi kebanyakan terdiri dari polimer flavonoid. Tanin jenis ini
dikenal dengan nama Proanthocyanidin yang merupakan polimer dari flavonoid yang dihubungan dengan
melalui C8 dengan C4, contohnya Sorghum procyanidin yang tersusun dari catechin dan epiccatechin.
16. 2.3 Manfaat Metabolit Sekunder
Metabolit sekunder adalah molekul organik yang tidak memiliki peran secara langsung dalam
pertumbuhan dan perkembangan. Metabolit sekunder pada tumbuhan berfungsi spesifik namun tidak bersifat
esensial. Metabolit sekunder dapat disintesis oleh organ-organ tertentu tumbuhan, seperti akar, daun, bunga, buah,
dan biji. Bagi tumbuhan penghasilnya, metabolit sekunder berfungsi sebagai pertahanan terhadap organisme lain,
sebagai atraktan untuk polinator dan hewan penyebar biji, sebagai perlindungan terhadap sinar UV, dan sebagai
penyimpanan-N. Manfaat dari masing-masing metabolit sekunder yaitu (Robinson, 1995).
A. Manfaat Fenol
Sebagai senyawa metabolit sekunder, fenol memiliki banyak manfaat dan kegunaan. Manfaat dan
kegunaan fenol adalah sebagai berikut :
1. Sebagai antiinflamasi
2. Sebagai antioksidan
3. Sebagai anti penuaan dini
4. Untuk menghambat aktivitas proliferasi sel
17. B. Manfaat Flavonoid
Sebagai senyawa metabolit sekunder, flavonoid memiliki banyak manfaat dan kegunaan. Manfaat dan
kegunaan flavonoid adalah sebagai berikut :
1. Membantu tubuh menyerap vitamin C dengan lebih baik.
2. Membantu mencegah dan/atau mengobati alergi, infeksi virus, arthritis, dan kondisi peradangan tertentu.
3. Dapat memperbaiki sel yang rusak akibat radikal bebas.
C. Manfaat Saponin
Sebagai senyawa metabolit sekunder, saponin memiliki banyak manfaat dan kegunaan. Manfaat dan
kegunaan saponin adalah sebagai berikut :
1. Sebagai antibakteri
2. Sebagai antifungi
3. Kemampuan menurunkan kolesterol dalam darah dan menghambat pertumbuhan sel tumor.
18. D. Manfaat Minyak Atsiri
Sebagai senyawa metabolit sekunder, minyak atsiri memiliki banyak manfaat dan kegunaan. Manfaat
dan kegunaan minyak atsiri adalah sebagai berikut :
1. Untuk meningkatkan energi dan mood
2. Untuk membuat tidur lebih nyenyak dan meredakan nyeri
3. Untuk meredakan mual.
4. Untuk meredakan hidung tersumbat dan sakit kepala.
E. Manfaat Alkaloid
Sebagai senyawa metabolit sekunder, alkaloid memiliki banyak manfaat dan kegunaan. Manfaat dan
kegunaan alkaloid adalah sebagai berikut :
1. Untuk memacu sistem saraf
2. Menaikkan atau menurunkan tekanan darah
3. Melawan infeksi mikrobia.
19. F. Manfaat Steroid
Sebagai senyawa metabolit sekunder, Steroid memiliki banyak manfaat dan kegunaan. Manfaat dan
kegunaan steroid adalah sebagai berikut :
1. Mengobati sma dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)
2. Mengobati demam alergi serbuk bunga.
3. Mengatasi gatal-gatal dan eksim.
4. Mengobati sendi atau otot nyeri, seperti atritis, dan bahu terasa beku.
G. Manfaat Tannin
Sebagai senyawa metabolit sekunder, tanin memiliki banyak manfaat dan kegunaan. Manfaat dan
kegunaan tanin adalah sebagai berikut :
1. Sebagai anti hama untuk mencegah serangga dan fungi pada tanaman.
2. Sebagai adstrigensia pada GI dan kulit.
3. Sebagai antidotum (keracunan alkaloid).
4. Sebagai reagen pendeteksi gelatin, alkaloid, dan protein
20. BAB III. APLIKASI BOTANI FARMASI
Pada umumnya metabolit sekunder dari kultur in vitro dapat diaplikasikan pada berbagai
agroindustri seperti industri parfum, industri makanan-minuman, industri pertanian dan industri
farmasi.Tanaman dimanfaatkan untuk sebagai aplikasi dari adanya metabolit sekunder, baik sebagai
bahan pangan, bahan bangunan, bahan bakar, dan obat. Begitu pula metabolit sekunder, banyak
dimanfaatkan di berbagai bidang, terutama bidang pangan, kesehatan, lingkungan dan pertanian.
Pada bidang farmasi contohnya seperti Flavonoid merupakan salah satu Metabolit
Sekunder yang berperan sebagai antioksidan. Antioksidan adalah senyawa yang mampu melindungi
tubuh dari serangan radikal bebas yang bersifat toksik. Pada kondisi tubuh dengan reaksi oksidatif
yang tinggi, diperlukan antioksidan eksogen supaya sel tidak mengalami kerusakan. Antioksidan
eksogen dapat diperoleh secara alami dari berbagai jenis tanaman, seperti buah cabai, tomat
(berperan sebagai antioksidan dan antikanker), kulit buah rambutan, dan kedelai.
21. Isoflavon merupakan komponen fitoestrogen aktif pada biji kedelai yang terikat pada
molekul gula (glikosida). Isoflavon utama dalam kedelai adalah genistein (43%), daidzein (21%), dan
glisitein (2%). Isoflavon dapat menghambat pertumbuhan sel kanker melalui tiga jalur, yaitu (1)
menghambat pembentukan enzim tirosin kinase di sitoplasma, terutama pada sel kanker yang aktif
membelah, (2) isoflavon menghambat enzim DNA topoisomerase dalam proses replikasi DNA, dan (3)
menginduksi apoptosis dan berefek antiangiogenik, melalui penghambatan pembentukan enzim
kolagenase oleh sel kanker. Isoflavon juga menstimulasi pembentukan senyawa inbibitor cox-2 (enzim
cyclooxigenase-2) untuk mencegah produksi growth factor yang dibentuk sel kanker selama proses
angiogenesis.
Pada industri maknanan contohnya seperti Kedelai diketahui mengandung senyawa
metabolit sekunder di antaranya tanin, steroid/triterpenoid, saponin, dan flavonoid yang berpotensi
sebagai antioksidan dan antikanker. Pada industri parfum contohnya pada ekstraksi buah atau bunga-
bunga yang memiliki wangi yang enak. Selain itu juga metabolit sekunder dapat juga di aplikasikan
untuk pembuatan minyak pembuatan rokok pada alkaloid.
22. BAB IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. sekunder adalah senyawa metabolit yang tidak esensial bagi pertumbuhan organisme dan
ditemukan dalam bentuk yang unik atau berbeda- beda antara spesies yang satu dan lainnya.
2. Senyawa metabolit sekunder diklasifikasikan menjadi 3 kelompok utama, yaitu: terpenoid, fenolik dan
senyawa nitrogen.
3. Fungsi metabolit sekunder adalah untuk mempertahankan diri dari kondisi lingkungan yang kurang
menguntungkan, misalnya untuk mengatasi hama, penyakit, menarik polinator, dan sebagai molekul
sinyal.
4.2 Saran
Perlu adanya yang lebih lanjut untuk mengetahui metabolit sekunder pada tumbuhan agar dapat
memaksimalkan pengetahuan generasi dalam mengetahui metabolit sekunder di sekeliling lingkungan
hidup.
23. DAFTAR PUSTAKA (RUJUKAN)
Akhtar, A., & Zaheer, A. 2014. Service Quality Dimensions of Islamic Banks : A, 14(5).
Bintari, S. Dan Nugraheni, K. (2012) .Penurunan Kadar Gula Darah Akibat Pemberian Extra Virgin
Olive Oil. Jurnal Mipa. 35(215). Hal. 116–121.
Gunawan, Didit dan Sri Mulyani. 2004. Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) Jilid I. Jakarta : Penebar
Swadaya
Heinerich, Michael, dkk. 2005. Farmakognosi dan Fitoterapi. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Kumar et al. 2010. Pathologic Basic of Disease. 8th Edition. Philadelphia : Elsevier. p. 1131-1146.
Robinson, T. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi Edisi Keenam, 71-71. Bandung : Penerbit
ITB Press
Sudjadi. 2010 Kimia Farmasi Analisis 91, 122. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.