SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
This is your
presentation title
Metabolisme intermediet
ANGGOTA:
1).
2
1). METABOLISME
3
2). JALUR BIOSINTETIS
Jalur biosintetik Metabolisme Sekunder berasal dari berbagai
prekursor metabolisme primer. Prekursor adalah molekul yang
digunakan oleh enzim biosintetik sebagai substrat dan dikonversi
menjadi suatu produk. Produknya bisa berupa senyawa intermediet,
jadi digunakan sebagai prekursor enzim biosintetik berikutnya, atau
sebagai produk akhir dari reaksi tertentu. Dalam suatu skema reaksi
yang kompleks, dengan banyak simpangan, suatu senyawa intermediet
secara simultan juga merupakan prekursor untuk bagian lain dari jalur
reaksi. Sebagai contoh, asam sikimat bisa menjadi senyawa intermediet
untuk metabolisme asam amino dan juga sebagai prekursor untuk
biosintesis Metabolisme sekunder aromatik (Borah, 2015)
4
3). CONTOH TANAMAN
3.1Sembung (Blumea balsamifera)
Sembung (Blumea balsamifera) adalah tumbuhan yang selalu hijau dan
berbunga di sepanjang tahun. Polinasi biasanya dilakukan oleh serangga.
Sembung memiliki kecenderungan tumbuh liar di pinggir jalan dan tanah
lapang, di tanah yang penuh dengan rumput atau semak belukar, di tepi
sungai, hutan sekunder, dataran rendah dan wilayah pegunungan hingga
ketinggian 2200 - 3500 m dpl. Umumnya sembung sering tumbuh di
daerah yang lembab walaupun diantara batu-batu, namun ditemukan juga
di daerah yang bermusim kering ringan sampai berat. Sembung toleran
terhadap kebakaran dan mudah berkecambah kembali dari dalam tanah
sehingga sering ditemukan di padang rumput sesudah terbakar atau bekas
kebun (Rahardjo, 2016).
5
Klasifikasi tanaman Sembung menurut BPOM-RI (2008) dalam
Rahardjo (2016) seperti di bawah ini.
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Embryophyta
Division : Spermatophyta
Subdivision : Angiospermae
Class : Dicotyledonae
Order : Asterales
Family : Astereceae (Compositae)
Genus : Blumea
Species : Blumea balsamifera (L.) DC.
6
3.2 Antioksidan Sembung
Metabolit yang terkandung di dalam daun sembung secara umum berupa minyak
atsiri dengan komponen borneol, kamfora, floroasetofenon dimetil eter,
seskuiterpenlakton, diterpen, triterpen, sterol, paraffin, saponin, golongan fenolik
turunan asam sinamat. Penelitilain menemukan seskuiterpen dalam bentuk ester,
flavonoid, icthyo-thereol acetate, cryptomerediol, lutein dan betakaroten. Selain itu
ditemukan blumeatin (5,3’,5’-trihydroxy-7methoxy-dihydro-flavone), suatu
golongan flavonoid yang berefek sebagai hepatoprotektor (Nessa, 2004; Pang et
al., 2014). Telah dilaporkan bahwa kandungan total flavonoid ekstrak daun
sembung sangat tinggi yaitu 208,6 mg/g (Pang et al., 2014).
7
4).IDENTIFIKASI SENYAWA
4.1 Terpen atau Terpenoid
Terpen atau terpenoid, merupakan kelas Metabolit Sekunder terbesar dengan ciri pada
umumnya tidak larut air. Terpen disintesis dari asetil-CoA atau intermediet glikolisis
dan dibentuk oleh penggabungan unit-unit isopren berkarbon lima. Kelompok terpen
disintesis melalui jalur asam mevalonat (MVA) dan metileritritol fosfat. semua terpen
berasal dari gabungan elemen berkarbon lima yang memiliki tulang punggung karbon
bercabang dari isopentana. Elemen struktur dasar dari terpen disebut juga unit-unit
isopren karena terpen dapat terdekomposisi pada suhu tinggi untuk menghasilkan
isopren, sehingga kadang-kadang disebut sebagai isoprenoid (Croteau et al., 2012).
8
Terpen diklasifikasikan berdasarkan jumlah unit penyusunnya yang berkarbon
lima, meskipun modifikasi yang ekstensif kadang kala membuatnya sukar untuk
memilah residu-residu berkarbon lima aslinya. Struktur khas terpen adalah
mengandung kerangka karbon (C5)n, dan diklasifikasi sebagai hemiterpen (C5),
monoterpen (C10), seskuiterpen (C15), diterpen (C20), sesterterpen (C25), triterpen
(C30), dan tetraterpen (C40) (Wick, 2009).
9
Senyawa-senyawa terpenoid memiliki sifat antimikroba, antijamur,
antivirus, antiparasit, antihiperglikemik, antialergenik, antiradang, antipasmodik,
imunomodulator, dan kemoterapetik, bermacam-macam tergantung pada jenisnya.
Terpen merupakan racun dan pencegah makan terhadap sejumlah serangga dan
mamalia herbivor, jadi berperan penting dalam pertahanan kingdom tumbuhan.
Sebagai contoh, ester monoterpen yang disebut piretroid, ditemukan di daun dan
bunga spesies Chrysanthemum, menunjukkan aktivitas insektisidal. Piretroid
merupakan neurotoksin yang mengganggu pengiriman pesan sepanjang saraf
dengan menjaga kanal ion Na+ dalam kondisi terbuka sehingga influx saraf
berulang atau depolarisasi, akibatnya muncul gejala-gejala seperti tremor,
pergerakan tidak terkontrol, dan peningkatan produksi air liur pada binatang
(EPA, 2014). Piretroid merupakan bahan utama insektisida komersial karena sifat
persistensinya yang rendah di lingkungan dan toksisitasnya terhadap mamalia
dapat diabaikan. Pada konifera seperti pinus dan cemara, monoterpen
terakumulasi dalam saluran resin di daun, ranting, dan batang. Senyawa-senyawa
tersebut toksik terhadap berbagai serangga, termasuk kumbang kayu, yang
merupakan hama utama spesies konifera.
10
4.2 Senyawa Fenolik
Tumbuhan memproduksi berbagai jenis MS yang mengandung gugus fenol,
suatu hidroksil fungsional pada cincin aromatik. Senyawa ini diklasifikasikan
sebagai senyawa fenolik atau fenolik. Fenolik tumbuhan merupakan kelompok
yang secara kimiawi heterogen, hampir 10.000 berupa senyawa tunggal: (1) ada
yang hanya larut di pelarut organik, (2) ada yang berupa asam-asam karbosilat
dan glikosida yang larut air, dan (3) yang lain merupakan polimer tak larut
berukuran besar. Senyawa fenolik terdiri dari berbagai kelompok: flavonoid
sederhana, asam-asam fenolat, flavonoid kompleks, dan antosianin.
11
Senyawa fenolik biasanya dikaitkan dengan respon pertahanan pada
tumbuhan. Meskipun demikian senyawa fenolik juga berperan penting dalam
proses-proses lain, misalnya atraktan zat untuk mempercepat polinasi, warna
untuk kamuflase dan pertahanan terhadap herbivor, dan aktivitas antibakteri
dan antifungi (Alasalvar et al., 2001; Acamovic & Brooker, 2005; Edreva et al.,
2008). Senyawa fenolik memiliki cincin aromatik dan penggantian satu atau
lebih gugus hidroksil, dari molekul yang sederhana hingga sangat kompleks
(Lin et al., 2016). Senyawa fenolik secara sederhana dapat dikategori menjadi
beberapa kelas seperti ditunjukkan pada Gambar 1.6.
12
4.3Persenyawaan yang Mengandung Nitrogen
Metabolit sekunder yang memiliki nitrogen sebagai bagian dari strukturnya,
jumlahnya sangat melimpah. Termasuk kategori ini adalah yang dikenal
sebagai pertahanan antiherbivor seperti alkaloid dan glikosida sianogenik.
Hal yang sangat menarik adalah Metabolit Sekunder bernitrogen disintesis
dari asam-asam amino yang umum (Koche, 2014).Alkaloid merupakan
famili besar, terdiri dari >15.000 MS yang mengandung nitrogen.
13
TERIMAKASIH

More Related Content

Similar to Metabolisme Intermediet

Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan flavonoida (Ekstrak...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan flavonoida (Ekstrak...Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan flavonoida (Ekstrak...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan flavonoida (Ekstrak...anandajpz
 
Makalah alkaloid-dan-terpenoid
Makalah alkaloid-dan-terpenoidMakalah alkaloid-dan-terpenoid
Makalah alkaloid-dan-terpenoiddharma281276
 
FLAVONOID (METABOLIT SEKUNDER)_FARMAKOGNOSI
FLAVONOID (METABOLIT SEKUNDER)_FARMAKOGNOSIFLAVONOID (METABOLIT SEKUNDER)_FARMAKOGNOSI
FLAVONOID (METABOLIT SEKUNDER)_FARMAKOGNOSIBriaRevin
 
Fistan materi 1 metabolit primer dan sekunder
Fistan materi 1 metabolit primer dan sekunderFistan materi 1 metabolit primer dan sekunder
Fistan materi 1 metabolit primer dan sekunderAprizal Tsumaruto
 
farmakognosi_PI.pptx
farmakognosi_PI.pptxfarmakognosi_PI.pptx
farmakognosi_PI.pptxEriskaAgustin
 
Isolasi dan Skrining Fitokimia Isoflavon dari Biji Kedelai (Gysine Max.)
Isolasi dan Skrining Fitokimia Isoflavon dari Biji Kedelai (Gysine Max.)Isolasi dan Skrining Fitokimia Isoflavon dari Biji Kedelai (Gysine Max.)
Isolasi dan Skrining Fitokimia Isoflavon dari Biji Kedelai (Gysine Max.)Rahayu Wahyu Ningsih
 
IDENTIFIKASI METABOLIT SEKUNDER PADA DAUN MENGKUDU
IDENTIFIKASI METABOLIT SEKUNDER PADA DAUN MENGKUDUIDENTIFIKASI METABOLIT SEKUNDER PADA DAUN MENGKUDU
IDENTIFIKASI METABOLIT SEKUNDER PADA DAUN MENGKUDUCarlosEnvious
 
KIMIA BAHAN ALAM.pptx
KIMIA BAHAN ALAM.pptxKIMIA BAHAN ALAM.pptx
KIMIA BAHAN ALAM.pptxTIRASBALYO
 
SKRINING FITOKIMIA METABOLISME SEKUNDER
SKRINING FITOKIMIA METABOLISME SEKUNDERSKRINING FITOKIMIA METABOLISME SEKUNDER
SKRINING FITOKIMIA METABOLISME SEKUNDERSofiaNofianti
 
Kapsel Obat Bahan Alam.pptx
Kapsel Obat Bahan Alam.pptxKapsel Obat Bahan Alam.pptx
Kapsel Obat Bahan Alam.pptxrismaulyanis
 
Makalah Botani Farmasi: 7. Metabolit Sekunder Tumbuhan | Kelas: 2H | Dosen: Y...
Makalah Botani Farmasi: 7. Metabolit Sekunder Tumbuhan | Kelas: 2H | Dosen: Y...Makalah Botani Farmasi: 7. Metabolit Sekunder Tumbuhan | Kelas: 2H | Dosen: Y...
Makalah Botani Farmasi: 7. Metabolit Sekunder Tumbuhan | Kelas: 2H | Dosen: Y...Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah
 
Metabolisme lipid pada tumbuhan
Metabolisme lipid pada tumbuhanMetabolisme lipid pada tumbuhan
Metabolisme lipid pada tumbuhanawarisusanti
 
terpenoida dan steroida
terpenoida dan steroidaterpenoida dan steroida
terpenoida dan steroidaleni widiarti
 
Presentasi Praktikum Fitoikimia A4 Skrining Fitokimia
Presentasi Praktikum Fitoikimia A4 Skrining FitokimiaPresentasi Praktikum Fitoikimia A4 Skrining Fitokimia
Presentasi Praktikum Fitoikimia A4 Skrining Fitokimiafarmasistikes
 

Similar to Metabolisme Intermediet (20)

10_Metabolit_Sekunder.pptx
10_Metabolit_Sekunder.pptx10_Metabolit_Sekunder.pptx
10_Metabolit_Sekunder.pptx
 
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan flavonoida (Ekstrak...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan flavonoida (Ekstrak...Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan flavonoida (Ekstrak...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan flavonoida (Ekstrak...
 
Makalah alkaloid-dan-terpenoid
Makalah alkaloid-dan-terpenoidMakalah alkaloid-dan-terpenoid
Makalah alkaloid-dan-terpenoid
 
FLAVONOID (METABOLIT SEKUNDER)_FARMAKOGNOSI
FLAVONOID (METABOLIT SEKUNDER)_FARMAKOGNOSIFLAVONOID (METABOLIT SEKUNDER)_FARMAKOGNOSI
FLAVONOID (METABOLIT SEKUNDER)_FARMAKOGNOSI
 
9. FLAVONOID 2021.pptx
9. FLAVONOID 2021.pptx9. FLAVONOID 2021.pptx
9. FLAVONOID 2021.pptx
 
Fistan materi 1 metabolit primer dan sekunder
Fistan materi 1 metabolit primer dan sekunderFistan materi 1 metabolit primer dan sekunder
Fistan materi 1 metabolit primer dan sekunder
 
FLAVONOID.pptx
FLAVONOID.pptxFLAVONOID.pptx
FLAVONOID.pptx
 
PP flavonoid
PP flavonoidPP flavonoid
PP flavonoid
 
Presentasi Farmakognosi
Presentasi FarmakognosiPresentasi Farmakognosi
Presentasi Farmakognosi
 
farmakognosi_PI.pptx
farmakognosi_PI.pptxfarmakognosi_PI.pptx
farmakognosi_PI.pptx
 
Isolasi dan Skrining Fitokimia Isoflavon dari Biji Kedelai (Gysine Max.)
Isolasi dan Skrining Fitokimia Isoflavon dari Biji Kedelai (Gysine Max.)Isolasi dan Skrining Fitokimia Isoflavon dari Biji Kedelai (Gysine Max.)
Isolasi dan Skrining Fitokimia Isoflavon dari Biji Kedelai (Gysine Max.)
 
IDENTIFIKASI METABOLIT SEKUNDER PADA DAUN MENGKUDU
IDENTIFIKASI METABOLIT SEKUNDER PADA DAUN MENGKUDUIDENTIFIKASI METABOLIT SEKUNDER PADA DAUN MENGKUDU
IDENTIFIKASI METABOLIT SEKUNDER PADA DAUN MENGKUDU
 
KIMIA BAHAN ALAM.pptx
KIMIA BAHAN ALAM.pptxKIMIA BAHAN ALAM.pptx
KIMIA BAHAN ALAM.pptx
 
SKRINING FITOKIMIA METABOLISME SEKUNDER
SKRINING FITOKIMIA METABOLISME SEKUNDERSKRINING FITOKIMIA METABOLISME SEKUNDER
SKRINING FITOKIMIA METABOLISME SEKUNDER
 
Tp ekstraksi bahan alam
Tp ekstraksi bahan alamTp ekstraksi bahan alam
Tp ekstraksi bahan alam
 
Kapsel Obat Bahan Alam.pptx
Kapsel Obat Bahan Alam.pptxKapsel Obat Bahan Alam.pptx
Kapsel Obat Bahan Alam.pptx
 
Makalah Botani Farmasi: 7. Metabolit Sekunder Tumbuhan | Kelas: 2H | Dosen: Y...
Makalah Botani Farmasi: 7. Metabolit Sekunder Tumbuhan | Kelas: 2H | Dosen: Y...Makalah Botani Farmasi: 7. Metabolit Sekunder Tumbuhan | Kelas: 2H | Dosen: Y...
Makalah Botani Farmasi: 7. Metabolit Sekunder Tumbuhan | Kelas: 2H | Dosen: Y...
 
Metabolisme lipid pada tumbuhan
Metabolisme lipid pada tumbuhanMetabolisme lipid pada tumbuhan
Metabolisme lipid pada tumbuhan
 
terpenoida dan steroida
terpenoida dan steroidaterpenoida dan steroida
terpenoida dan steroida
 
Presentasi Praktikum Fitoikimia A4 Skrining Fitokimia
Presentasi Praktikum Fitoikimia A4 Skrining FitokimiaPresentasi Praktikum Fitoikimia A4 Skrining Fitokimia
Presentasi Praktikum Fitoikimia A4 Skrining Fitokimia
 

Recently uploaded

Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...laila16682
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaAnggrianiTulle
 
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptx
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptxFisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptx
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptxPutriAriatna
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxSDN1Wayhalom
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxSitiRukmanah5
 
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumfebrie2
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxIKLASSENJAYA
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)ratnawijayanti31
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 

Recently uploaded (12)

Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
 
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptx
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptxFisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptx
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptx
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
 
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 

Metabolisme Intermediet

  • 4. 2). JALUR BIOSINTETIS Jalur biosintetik Metabolisme Sekunder berasal dari berbagai prekursor metabolisme primer. Prekursor adalah molekul yang digunakan oleh enzim biosintetik sebagai substrat dan dikonversi menjadi suatu produk. Produknya bisa berupa senyawa intermediet, jadi digunakan sebagai prekursor enzim biosintetik berikutnya, atau sebagai produk akhir dari reaksi tertentu. Dalam suatu skema reaksi yang kompleks, dengan banyak simpangan, suatu senyawa intermediet secara simultan juga merupakan prekursor untuk bagian lain dari jalur reaksi. Sebagai contoh, asam sikimat bisa menjadi senyawa intermediet untuk metabolisme asam amino dan juga sebagai prekursor untuk biosintesis Metabolisme sekunder aromatik (Borah, 2015) 4
  • 5. 3). CONTOH TANAMAN 3.1Sembung (Blumea balsamifera) Sembung (Blumea balsamifera) adalah tumbuhan yang selalu hijau dan berbunga di sepanjang tahun. Polinasi biasanya dilakukan oleh serangga. Sembung memiliki kecenderungan tumbuh liar di pinggir jalan dan tanah lapang, di tanah yang penuh dengan rumput atau semak belukar, di tepi sungai, hutan sekunder, dataran rendah dan wilayah pegunungan hingga ketinggian 2200 - 3500 m dpl. Umumnya sembung sering tumbuh di daerah yang lembab walaupun diantara batu-batu, namun ditemukan juga di daerah yang bermusim kering ringan sampai berat. Sembung toleran terhadap kebakaran dan mudah berkecambah kembali dari dalam tanah sehingga sering ditemukan di padang rumput sesudah terbakar atau bekas kebun (Rahardjo, 2016). 5
  • 6. Klasifikasi tanaman Sembung menurut BPOM-RI (2008) dalam Rahardjo (2016) seperti di bawah ini. Kingdom : Plantae Subkingdom : Embryophyta Division : Spermatophyta Subdivision : Angiospermae Class : Dicotyledonae Order : Asterales Family : Astereceae (Compositae) Genus : Blumea Species : Blumea balsamifera (L.) DC. 6
  • 7. 3.2 Antioksidan Sembung Metabolit yang terkandung di dalam daun sembung secara umum berupa minyak atsiri dengan komponen borneol, kamfora, floroasetofenon dimetil eter, seskuiterpenlakton, diterpen, triterpen, sterol, paraffin, saponin, golongan fenolik turunan asam sinamat. Penelitilain menemukan seskuiterpen dalam bentuk ester, flavonoid, icthyo-thereol acetate, cryptomerediol, lutein dan betakaroten. Selain itu ditemukan blumeatin (5,3’,5’-trihydroxy-7methoxy-dihydro-flavone), suatu golongan flavonoid yang berefek sebagai hepatoprotektor (Nessa, 2004; Pang et al., 2014). Telah dilaporkan bahwa kandungan total flavonoid ekstrak daun sembung sangat tinggi yaitu 208,6 mg/g (Pang et al., 2014). 7
  • 8. 4).IDENTIFIKASI SENYAWA 4.1 Terpen atau Terpenoid Terpen atau terpenoid, merupakan kelas Metabolit Sekunder terbesar dengan ciri pada umumnya tidak larut air. Terpen disintesis dari asetil-CoA atau intermediet glikolisis dan dibentuk oleh penggabungan unit-unit isopren berkarbon lima. Kelompok terpen disintesis melalui jalur asam mevalonat (MVA) dan metileritritol fosfat. semua terpen berasal dari gabungan elemen berkarbon lima yang memiliki tulang punggung karbon bercabang dari isopentana. Elemen struktur dasar dari terpen disebut juga unit-unit isopren karena terpen dapat terdekomposisi pada suhu tinggi untuk menghasilkan isopren, sehingga kadang-kadang disebut sebagai isoprenoid (Croteau et al., 2012). 8
  • 9. Terpen diklasifikasikan berdasarkan jumlah unit penyusunnya yang berkarbon lima, meskipun modifikasi yang ekstensif kadang kala membuatnya sukar untuk memilah residu-residu berkarbon lima aslinya. Struktur khas terpen adalah mengandung kerangka karbon (C5)n, dan diklasifikasi sebagai hemiterpen (C5), monoterpen (C10), seskuiterpen (C15), diterpen (C20), sesterterpen (C25), triterpen (C30), dan tetraterpen (C40) (Wick, 2009). 9
  • 10. Senyawa-senyawa terpenoid memiliki sifat antimikroba, antijamur, antivirus, antiparasit, antihiperglikemik, antialergenik, antiradang, antipasmodik, imunomodulator, dan kemoterapetik, bermacam-macam tergantung pada jenisnya. Terpen merupakan racun dan pencegah makan terhadap sejumlah serangga dan mamalia herbivor, jadi berperan penting dalam pertahanan kingdom tumbuhan. Sebagai contoh, ester monoterpen yang disebut piretroid, ditemukan di daun dan bunga spesies Chrysanthemum, menunjukkan aktivitas insektisidal. Piretroid merupakan neurotoksin yang mengganggu pengiriman pesan sepanjang saraf dengan menjaga kanal ion Na+ dalam kondisi terbuka sehingga influx saraf berulang atau depolarisasi, akibatnya muncul gejala-gejala seperti tremor, pergerakan tidak terkontrol, dan peningkatan produksi air liur pada binatang (EPA, 2014). Piretroid merupakan bahan utama insektisida komersial karena sifat persistensinya yang rendah di lingkungan dan toksisitasnya terhadap mamalia dapat diabaikan. Pada konifera seperti pinus dan cemara, monoterpen terakumulasi dalam saluran resin di daun, ranting, dan batang. Senyawa-senyawa tersebut toksik terhadap berbagai serangga, termasuk kumbang kayu, yang merupakan hama utama spesies konifera. 10
  • 11. 4.2 Senyawa Fenolik Tumbuhan memproduksi berbagai jenis MS yang mengandung gugus fenol, suatu hidroksil fungsional pada cincin aromatik. Senyawa ini diklasifikasikan sebagai senyawa fenolik atau fenolik. Fenolik tumbuhan merupakan kelompok yang secara kimiawi heterogen, hampir 10.000 berupa senyawa tunggal: (1) ada yang hanya larut di pelarut organik, (2) ada yang berupa asam-asam karbosilat dan glikosida yang larut air, dan (3) yang lain merupakan polimer tak larut berukuran besar. Senyawa fenolik terdiri dari berbagai kelompok: flavonoid sederhana, asam-asam fenolat, flavonoid kompleks, dan antosianin. 11
  • 12. Senyawa fenolik biasanya dikaitkan dengan respon pertahanan pada tumbuhan. Meskipun demikian senyawa fenolik juga berperan penting dalam proses-proses lain, misalnya atraktan zat untuk mempercepat polinasi, warna untuk kamuflase dan pertahanan terhadap herbivor, dan aktivitas antibakteri dan antifungi (Alasalvar et al., 2001; Acamovic & Brooker, 2005; Edreva et al., 2008). Senyawa fenolik memiliki cincin aromatik dan penggantian satu atau lebih gugus hidroksil, dari molekul yang sederhana hingga sangat kompleks (Lin et al., 2016). Senyawa fenolik secara sederhana dapat dikategori menjadi beberapa kelas seperti ditunjukkan pada Gambar 1.6. 12
  • 13. 4.3Persenyawaan yang Mengandung Nitrogen Metabolit sekunder yang memiliki nitrogen sebagai bagian dari strukturnya, jumlahnya sangat melimpah. Termasuk kategori ini adalah yang dikenal sebagai pertahanan antiherbivor seperti alkaloid dan glikosida sianogenik. Hal yang sangat menarik adalah Metabolit Sekunder bernitrogen disintesis dari asam-asam amino yang umum (Koche, 2014).Alkaloid merupakan famili besar, terdiri dari >15.000 MS yang mengandung nitrogen. 13