3. Pengertian Enzim
Enzim adalah biomolekul yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang
mempercepat proses reaksi) dalam suatu reaksi kimia. Bila zat ini tidak ada
maka proses-proses tersebut akan terjadi lambat atau tidak berlangsung sama
sekali. Hampir semua enzim merupakan protein. Enzim adalah biokatalisator,
yang artinya dapat mempercepat reaksi- reaksi biologi tanpa mengalami
perubahan struktur kimia. Pada reaksi yang dikatalisasi oleh enzim, molekul awal
reaksi disebut sebagai substrat, dan enzim mengubah molekul tersebut menjadi
molekul-molekul yang berbeda, disebut produk. Hampir semua proses biologis
sel memerlukan enzim agar dapat berlangsung dengan cepat.
4. Sifat-sifat Enzim
1. Enzim adalah Protein
Sebagai protein enzim memiliki sifat seperti
protein, yaitu sangat dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan, seperti suhu, pH. konsentrasi
substrat). Jika lingkungannya tidak sesuai, maka
enzim akan rusak atau tidak dapat bekerja
dengan baik.
2. Bekerja secara khusus/spesifik
Setiap enzim memiliki sisi aktif yang sesuai
hanya dengan satu jenis substrat, artinya setiap
enzim hanya dapat bekerja pada satu substrat
yang cocok dengan sisi aktifnya.
3. Berfungsi sebagai katalis
Meningkatkan kecepatan reaksi kimia tanpa
merubah produk yang diharapkan tanpa ikut
bereaksi dengan substratnya, dengan demikian
energi yang dibutuhkan untuk menguraikan
suatu substrat menjadi lebih sedikit.
4. Dibutuhkan dalam jumlah sedikit
Dalam reaksi biokimia hanya sejumlah kecil
enzim yang dibutuhkan untuk mengubah
sejumlah besar substrat menjadi produk hasil.
5. Bekerja bolak-balik
Enzim tidak mempengaruhi arah reaksi,
sehingga dapat bekerja dua arah (bolak-balik).
Artinya enzim dapat menguraikan substrat
menjadi senyawa sederhana, dan sebaliknya
enzim juga dapat menyusun senyawa-senyawa
menjadi senyawa tertentu.
5. Macam-macam enzim dan peranannya
1. Fotosintesis
Enzim katalase merupakan salah satu enzim yang terdapat pada tumbuhan. Enzim ini diproduksi
oleh peroksisom dan aktif melakukan reaksi oksidatif terhadap bahan yang dianggap toksik oleh tanaman,
seperti hidrogen peroksida (H202). Apabila H2O2 tidak diuraikan dengan enzim ini, maka akan
menyebabkan kematian pada sel-sel Enzim katalase termasuk enzim hidroperoksidase, yang melindungi
tubuh terhadap senyawa-senyawa peroksida yang berbahaya. Penumpukan senyawa peroksida dapat
menghasilkan radikal bebas, yang selanjutnya akan merusak membrane sel. Enzim Katalase memiliki
kemampuan untuk inaktivasi hydrogen peroksida Enzim katalase bekerja dengan merombak H202 menjadi
substansi yang tidak berbahaya, yaitu berupa air dan oksigen. Selain bekerja secara spesifik pada substrat
tertentu, enzim juga bersifat termolabil (rentan terhadap perubahan suhu) serta merupakan suatu senyawa
golongan protein.
6. 2. Respirasi
• Fosforilase, memecah ujung-ujung rantai gula pada amilum, menghasilkan glukosa-1-fosfat (G-1P). Proses
pemecahan ini disebut fosforolisis
• Amilase, enzim pemecah rantai gula dalam amilum, menghasilkan potongan – potongan rantai gula yang
terdiri dari 2 unit glukosa, disebut maltosa.
• Enzim pemotong percabangan rantai gula
• Transglikosilase, enzim pemindah sisa rantai cabang ke bagian rantai gula yang lain, dan membentuknya
menjadi rantai yang lurus (linear)
• Maltase, pemotong gula maltosa (disakarida) menjadi unit-unit glukosa penyusunnya.
• Karboksilase adalah enzim yang mengkatalis reaksi penghilangan karbon dioksida dan perubahan reversibel
asam organik.
• Hidrase yang mengkatalis penambahan dan pengurangan air dalam suatu senyawa.
• Dehidrogenase yang yang mentransfer hidrogen untuk oksidasi dan reduksi intraselular.
7. Sintesis Enzim di dalam Sel
Sel dapat mengatur lintasan metabolik yang berjalan dengan cara memproduksi katalis
yang tepat yang dinamakan enzim dalam jumlah yang sesuai dan pada saat diperlukan. Hampir
semua reaksi kimia kehidupan berlangsung sangat lambat tanpa katalis, dan enzim merupakan katalis
yang lebih khas dan lebih kuat dibandingkan dengan ion logam atau senyawa anorganik lainnya yang
dapat diserap tumbuhan dari tanah. Di dalam sel enzim tidak terdistribusi merata di seluruh plasma,
namun terkonsentrasi pada organela-organela tempat terjadinya reaksi. Misalnya enzim yang
berkaitan dengan reaksi Calvin dan Krebs berkumpul di mitokondria dan kloropas. Enzim yang
dibutuhkan dalam sitesis DNA dan RNA serta untuk proses mitosis terdalam didalam inti sel. Enzim-
enzim di dalam sel akan beberja secara berkesinambungan. Artinya produk suatu tahap reaksi akan
dibebaskan pada tempat dimana produk ini dapat segera dikonversi oleh enzim lain berikutnya. Ada
beberapa enzim yang dijumpai di luar organela, namun juga tidak tersebar karena adanya reticulum
endoplasma yang bercabang-cabang.
9. 1. Model Fischer (model kaku) (Teori gembok
dan kunci)
Teori ini menyatakan bahwa enzim akan
mengikat substrat jika ukuran dan bentuknya
sama dengan active site enzime. Enzim bersifat
kaku. Enzim dan substrat bergabung bersama
membentuk kompleks, seperti kunci yang masuk
dalam gembok. Di dalam kompleks, substrat
dapat bereaksi dengan energi aktivasi yang
rendah. Setelah bereaksi, kompleks lepas dan
melepaskan produk serta membebaskan enzim.
Jika enzim mengalami denaturasi (rusak) karena
panas, bentuk sisi aktif berubah sehingga substrat
tidak sesuai lagi. Perubahan pH juga mempunyai
pengaruh yang sama.
10. 2. Model Koschland/ ketepatan induksi
(Induced fit theory)
Menurut teori kecocokan yang
terinduksi, sisi aktif enzim merupakan
bentuk yang fleksibel. Ketika substrat
memasuki sisi aktif enzim, bentuk sisi aktif
termodifikasi melingkupi substrat
membentuk kompleks. Ketika produk
sudah terlepas dari kompleks, enzim tidak
aktif menjadi bentuk yang lepas. Sehingga,
substrat yang lain kembali bereaksi dengan
enzim tersebut.
11. Struktur Enzim
• Apoenzim merupakan enzim yang tersusun atas senyawa protein dan merupakan jenis yang paling
mendominasi dari semua struktur enzim yang ada. Sifatnya labil atau mudah berubah, serta
kerjanya dipengaruhi oleh suhu dan pH.
• Sementara itu, kofaktor merupakan enzim yang tersusun atas senyawa nonprotein. Kofaktor enzim
dibedakan menjadi dua, yaitu kofaktor organik, seperti vitamin, flavin, atau hem, dan kofaktor
anorganik, seperti ion-ion logam Mg2+, Mn2+, atau Cu+. Ion-ion logam ini berfungsi sebagai pusat
katalisis primer, tempat mengikat substrat, dan stabilisator agar enzim tetap aktif.
12. Faktor yang mempengaruhi kerja
enzim
1. Temperatur
Enzim tersusun dari protein, maka enzim sangat peka terhadap temperature. Temperature
yang terlalu tinggi dapat menyebabkan denaturasi protein. Temperature yang terlalu rendah dapat
menghambat reaksi. Pada umumnya temperatur optimum enzim adalah 30-400⁰C.
2. Perubahan pH
Enzim juga sangat terpengaruh oleh pH. Perubahan pH dapat mempengaruhi perubahan asam
amino kunci pada sisi aktif enzim sehingga menghalangi sisi aktif berkombinasi dengan substratnya.
pH optimum yang diperlukan berbeda - beda tergantung jenis enzimnya.
3. Konsentrasi Enzim dan Substrat
Agar reaksi betjalan optimum, maka perbandinganjumlah antara enzim dan substrat harus sesuai.
Jika enzim terlalu sedikit dan substrat terlalu banyak reaksi akan betjalan lambat bahkan ada substrat
yang tidak terkatalisasi. Semakin banyak enzim, reaksi akan semakin cepat.
13. 4. Inhibitor Enzim
Seringkali enzim dihambat oleh suatu zat yang disebut inhibitor, ada dua jenis inhibitor yaitu
sebagai berikut:
a. Inhibitor kompetitif.
Pada penghambatan ini zat- zat penghambat mempunyai struktur yang mirip dengan struktur
substrat. Dengan demikian baik substrat maupun zat penghambat berkompetisi atau bersaing
untuk bersatu dengan sisi aktif enzim, jka zat penghambat lebih dulu berikatan dengan sisi aktif
enzim, maka substratnya tidak dapat lagi berikatan dengan sisi aktif enzim.
b. Inhibitor nonkompetitif
Pada penghambatan ini, substrat sudah tidak dapat berikatan dengan kompleks enzim-
inhibitor, karena sisi aktif enzim berubah.
14. 1. Penggolongan enzim berdasarkan tempat bekerjanya
a. Endoenzim
Endoenzim disebut juga enzim intraseluler, yaitu enzim yang bekerjanya di dalam sel. Umumnya
merupakan enzim yang digunakan untuk proses sintesis di dalamsel dan untuk pembentukan energi
(ATP) yang berguna untuk proses kehidupan sel,misal dalam proses respirasi.
b. Eksoenzim
Eksoenzim disebut juga enzim ekstraseluler, yaitu enzim yang bekerjanya di luar sel. Umumnya
berfungsi untuk "mencernakan" substrat secara hidrolisis, untuk dijadikan molekul yang lebih
sederhana dengan BM lebih rendah sehingga dapat masuk melewati membran sel.
2. Penggolongan enzim berdasarkan daya katalisis
a. Oksidoreduktase
Enzim ini mengkatalisis reaksi oksidasi-reduksi, yang merupakan pemindahan elektron, hidrogen
atau oksigen.
b. Transferase
Transferase mengkatalisis pemindahan gugusan molekul dari suatu molekul ke molekul yang lain.
Klasifikasi Enzim