SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
ACARA IV
PENGENALAN PESTISIDA
4.1 Tujuan
1. Mengenal berbagai macam pestisida (fungisida, insektisida,
bakterisida danherbisida).
2. Mengenal sifat beberapa macam pestisida
(fungisida, insektisida,bakterisida danherbisida).
3. Mengenal beberapa macam pestisida nabati.
4.2 Landasan Teori
Pestisida yaitu segala jenis senyawa kimia yang dapat digunakan
untuk mengendalikan, mencegah, membasmi dan mengurangi organisme
pengganggu tanaman. Pestisida mencakup senyawa-senyawa yang
digunakan untuk mematikan jamur (fungisida), serangga (insektisida),
tungau (akarisida), bakteri (bakterisida, nematoda (nematisida), tikus
(rodentisida) dan gulma (herbisida).
Pestisida yang diperdagangkan tidak berada dan digunakan dalam
bentuk yang umum melainkan harus diproses terlebih dahulu oleh pabrik
sebelum dapatdigunakan. Pembuat pestisida senantiasa akan memproses
senyawa-senyawamurni dengan cara mencampurkannya dengan bahan-
bahan lain seperti bahan pengemulsi, bahan pelarut atau dengan bahan
pembasah tertentu. Proses ini dikenal dengan nama formulasi. Formulasi
insektisida ialah suatu bentuk atau keadaan yang memungkinkan
insektisida tersebut dapat digunakan untuk melindungi tanaman dari
organisme pengganggu. Keuntungan yang diperoleh dari formulasi suatu
jenis pestisida ialah dapat meningkatkan aktivitasnya sebagai pestisida,
dapat tahan lama disimpan dan tidak mudah rusak oleh pengaruh
perubahan cuaca, dan mudah ditangani oleh pengguna.
Beberapa jenis formulasi pestisida yang umum digunakan dan
diperdagangkan yaitu :
1. Dust (D), merupakan pestisida yang berbentuk tepung dan
pemakaiannya dengan cara dihembuskan menggunakan alat yang
disebut “Duster”. Biasanya insektisida dalam formulasi ini
mempunyai kandungan bahan aktifyang rendah sehingga dapat
langsung diaplikasikan, contoh : Sevin 5 D.
2. Granule (G), pestisida yang berbentuk butiran kecil, contoh : Furadan
3 G.
3. Wetable Powder (WP) ialah pestisida yang berbentuk tepung
dengan kandungan bahan aktif tinggi dan dalam pemakaiannya
harus diencerkan dulu dengan pengencer atau pelarut. Biasanya
pengencer berupa air, contoh:Bactospeine WP.
4. Soluble Powder (SP) ialah pestisida berbentuk tepung dengan
kandungan bahan aktif tinggi. Penggunaannya harus dilarutkan
dalam air atau pelarut organik lainnya. Contoh : Dipeterex 80 SP.
5. Emulsifiable Concentrate (EC) ialah pestisida yang dibuat dalam
bentuk cair dengan kandungan bahan aktif tinggi, penggunaannya
harus dilarutkan dalam pelarut sehingga membentuk emulsi.
Contoh : Supracide 40 EC, Sumipower 500 EC, Decis 2,5 EC.
6. Solution (S) ialah pestisida yang berbentuk larutan dengan pelarut
bukan air,misalnya : Buldok (Beta Sifluthrin) 25 % dalam kerosen.
7. Aerosol, ialah pestisida yang berbentuk cairan dengan kandungan
bahan aktif tinggi, dengan adanya tekanan besar kemudian cairan
tersebut disemprotkan keluar menjadi butiran uap yang sangat
halus disebut aerosol.Untuk mempermudah bentuk aerosol perlu
ditambahkan suatu zat yang disebut freon. Formulasi aerosol pada
dasarnya sama dengan EC. Contoh : Dimecron 100 EC.
8. Fumigan, merupakan pestisida yang berbentuk padat atau cairan
yang mempunyai tekanan uap tinggi sehingga mudah menjadi gas
atau uap yangaktif membunuh serangga hama. Contoh : Methyl
Bromide, Etylene Dibromida dan Nemagon.
Selain beberapa istilah tersebut, sering pula dijumpai istilah sebagai
berikut :
1. LSD : Liquid Seed Dressing, contoh : Birlane 35 LSD
2. FSD : Field Strength Dust, contoh : Birlane FSD
3. WSC : Water Soluble Concentrate, contoh : Azodrin 60 WSC
4. PSD : Powder Seed Dressing, contoh : Birlane 40 PSD
5. LC : Liquid Concentrate, contoh : Tamaron 600 LC
6. ULV : Ultra Low Volume
Perbedaan konsentrasi dan dosis:
1. Konsentrasi : perbandingan antara banyaknya volume (berat)
pestisidadengan pelarutnya, contoh : cc/l atau g/l.
2. Dosis : perbandingan jumlah pestisida persatuan
luas atau beratatau ruang, misal : kg/ha, kg/berat badan.
A. Insektisida
Berdasarkan cara kerjanya insektisida digolongkan menjadi 6
yaitu :
1. Insektisida racun perut. Insektisida ini bekerja membunuh hama
melalui sistem pencernaan serangga dan biasanya bersamaan
dengan pengambilanmakanan. Golongan tersebut sesuai untuk
serangga hama yang mempunyai tipe alat mulut penggigit
pengunyah.
2. Insektisida racun kontak, merupakan senyawa yang mematikan
hama melalui kutikula atau bagian peka di permukaan tubuh
hama, contoh Tokhution (Protiofos), Pksindo 200 EC (Propoksur)
3. Insektisida pernafasan, merupakan senyawa yang dapat
mematikan hama karena masuk ke dalam sistem pernafasan.
Senyawa demikian dikenal jugadengan sebutan fumigan. Fumigan
berbentuk padat atau cair dan bila digunakan akan menguap
menjadi gas yang selanjutnya akan masuk ke sistem pernafasan.
Cara kerjanya dengan mengganggu pernafasan hama.
Berdasarkan pemakaiannya dibedakan beberapa jenis fumigan
yaitu fumigan tanah, fumigan ruang dan fumigan multiguna.
Fumigan tanah digunakan untuk mematikan organisme
pengganggu yang terdapat dalam tanah, contoh: DD Mixture,
Nemagon, dan Temik. Fumigan ruangan, misalnya : Ethylen
oxide, KCN, Metil bromida (CH3Br). Fumigan Multiguna
digunakan untuk membunuh jamur, serangga hama, bakteri dan
lainnya, contoh : Metil bromida (CH3Br).
4. Insektisida sistemik, adalah insektisida yang dapat diserap
tanaman baik lewat akar, batting maupun daun kemudian
diedarkan ke seluruh bagian tanaman. Senyawa tersebut dalam
batas tertentu tidak mematikan tanamantetapi beracun bagi hama
yang memakan bagian tanaman tersebut. Contoh:Furadan 3 G,
Temik 10 G dan Basamid.
5. Repelen, adalah senyawa yang dapat menolak/menghalau
serangga atau binatang hama tertentu, misal : Citronella atau
Autan ntuk mengusir nyamuk.
6. Atraktan, senyawa ini berguna untuk menarik hama tertentu,
misal : Metaldehyde untuk menarik bekicot.
Berdasarkan susunan kimia bahan aktifnya insektisida di bagi
menjadi tiga golongan :
1. Insektisida anorganik, ialah insektisida yang tersusun dari bahan
atau senyawa anorganik, seperti misalnya timbal arsenat,
belerang/sulfur, merkuri klorida.
2. Insektisida organik dari tumbuhan atau hewan. Insektisida ini
mempunyaibahan aktif dari bahan organik, misal : Bactospeine
WP (Bacillus thuringiensis Berl.), Thuricide HP (Bacillus
thuringiensis Berl.), NPV (Nuclei Polyhedrosis Viruses), ektrak
biji nima (Azadirachta indica A. Juss.) ekstrak biji mindi (Melia
azedarach L.).
3. Insektisida organik sintetik, yaitu insektisida yang terdiri dari
beberapa golongan senyawa :
a. Senyawa Siklis, golongan ini memiliki gugusan siklis
sebagai toksofor(bahan aktif), misal Soldrin, Aldrex, dll,
sekarang golongan ini tidak dipasarkan.
b. Senyawa Karbamat, merupakan golongan insektisida yang
mempunyai gugus sebagai toksofornya, misal : Sevin,
Karbaril.
c. Senyawa dinitro, golongan ini mempunyai dua gugusan nitro
sebagai toksofornya, misal : Elgetol (dinitrokresol)
d. Senyawa fosfat organik, mengandung ikatan fosfat dengan
bentuk ikatan bermacam-macam, contoh : Sumithion
(fenitrotion), Dursban, Vapona (diklorvos).
e. Senyawa difenil, golongan ini memiliki dua gugusn fenil
sebagaitoksofornya, misal : Genitol.
B. Fungisida
Fungisida adalah semua bahan kimia yang mempunyai
kemampuan untuk mencegah kerusakan tanaman karena jamur.
Meskipun demikian,terdapat beberapa bahan kimia tertentu
yangtidak dapat membunuh jamur, tetapi hanya dapat menghambat
pertumbuhannya untuk sementara waktu. Apabila jamur tersebut
dibebaskan dari bahan kimia, makaakan tumbuh kembali. Bahan
kimia yang demikian disebut fungistal dan peristiwanya disebut
fungistatis. Bahan kimia lain seperti campuran Bordo, yang dapat
menghambat produksi spora tanpa mempengaruhi pertumbuhan
vegetatif jamur disebut antisporulan.
Berdasarkan cara bekerjanya terhadap jamur, maka
fungisida dikelompokkan ke dalam :
a). pelindung dan penyembuh, misalnya : Zineb dan
belerang;
b). pelindung dan pemberantas,misalnya : Hg organik dan
kapur belerang;
c). Sistemik dan non sistemik.
Berdasakan fungsi pengunaannya, fungisida dapat
digunakan untuk benih, tanah, daun, kuncup bunga, buah, penutup
luka batang, dan antibiotik.Cara penggunaannya di dalam praktek
dapat melalui penyemprotan, hembusan, dan fumigasi.
4.3 Prosedur Kerja
a. Amati semua kemasan contoh pestisida yang tersedia !
b. Catat informasi yang terdapat dalam kemasan seperti :
nama dagang,bahan aktif, formulasi, organisme sasaran,
dosis penggunaan, dll.

More Related Content

Similar to MATERI ACARA 4-A5.docx

Tugas biologi kelompok
Tugas biologi kelompokTugas biologi kelompok
Tugas biologi kelompokSonia Amalia
 
[Fisika] Produk Kimia
[Fisika] Produk Kimia[Fisika] Produk Kimia
[Fisika] Produk Kimiahelmyshin1
 
Bagian 1 metabolit sekunder
Bagian 1 metabolit sekunderBagian 1 metabolit sekunder
Bagian 1 metabolit sekunderDinda Gusti Ayu
 
Insektisida dan fungisida
Insektisida dan fungisidaInsektisida dan fungisida
Insektisida dan fungisidaNurma Fauzaniar
 
Rangkuman PHPT.docx
Rangkuman PHPT.docxRangkuman PHPT.docx
Rangkuman PHPT.docxMutiana6
 
Pengendalian OPT secara kimiawi
Pengendalian OPT secara kimiawiPengendalian OPT secara kimiawi
Pengendalian OPT secara kimiawiPy Bayu
 
Pengatar Farmakognosi
Pengatar FarmakognosiPengatar Farmakognosi
Pengatar FarmakognosiSurya Amal
 
Bahan Kimia Dalam Kehidupan Sehari-hari
Bahan Kimia Dalam Kehidupan Sehari-hariBahan Kimia Dalam Kehidupan Sehari-hari
Bahan Kimia Dalam Kehidupan Sehari-hariSMPN 3 TAMAN SIDOARJO
 
farmakognosi_PI.pptx
farmakognosi_PI.pptxfarmakognosi_PI.pptx
farmakognosi_PI.pptxEriskaAgustin
 
PKM Penelitian Rayap
PKM Penelitian Rayap PKM Penelitian Rayap
PKM Penelitian Rayap Achmad Efendy
 
Materi Bimtek Pembuatan Biopestisida
Materi Bimtek Pembuatan BiopestisidaMateri Bimtek Pembuatan Biopestisida
Materi Bimtek Pembuatan BiopestisidaNike Triwahyuningsih
 
Pertemuan ke 14 METABOLIT sekunder an metabolit primer, jalur biosintesis, pe...
Pertemuan ke 14 METABOLIT sekunder an metabolit primer, jalur biosintesis, pe...Pertemuan ke 14 METABOLIT sekunder an metabolit primer, jalur biosintesis, pe...
Pertemuan ke 14 METABOLIT sekunder an metabolit primer, jalur biosintesis, pe...FitriYanti680509
 
1. PENDAHULUAN farmakognosianalitik.pptx
1. PENDAHULUAN farmakognosianalitik.pptx1. PENDAHULUAN farmakognosianalitik.pptx
1. PENDAHULUAN farmakognosianalitik.pptxAnisyachAni1
 
Manfaat mikroorganisme 1
Manfaat mikroorganisme 1Manfaat mikroorganisme 1
Manfaat mikroorganisme 1Ahmad Azhari
 
Presentasi kelompok 1 ipa
Presentasi kelompok 1 ipaPresentasi kelompok 1 ipa
Presentasi kelompok 1 ipaandi_may
 
Rizki Nia Sukri Nasution_pestisida kulit bawang dan daun pepaya.ppt
Rizki Nia Sukri Nasution_pestisida kulit bawang dan daun pepaya.pptRizki Nia Sukri Nasution_pestisida kulit bawang dan daun pepaya.ppt
Rizki Nia Sukri Nasution_pestisida kulit bawang dan daun pepaya.pptRizkyNazty
 
Presentasi Kimia: Bahan kimia rumah tangga dan Industri
Presentasi Kimia: Bahan kimia rumah tangga dan IndustriPresentasi Kimia: Bahan kimia rumah tangga dan Industri
Presentasi Kimia: Bahan kimia rumah tangga dan Industrifitri21
 

Similar to MATERI ACARA 4-A5.docx (20)

BIOPESTISIDA
BIOPESTISIDABIOPESTISIDA
BIOPESTISIDA
 
Biopestisida
BiopestisidaBiopestisida
Biopestisida
 
Tugas biologi kelompok
Tugas biologi kelompokTugas biologi kelompok
Tugas biologi kelompok
 
[Fisika] Produk Kimia
[Fisika] Produk Kimia[Fisika] Produk Kimia
[Fisika] Produk Kimia
 
Bagian 1 metabolit sekunder
Bagian 1 metabolit sekunderBagian 1 metabolit sekunder
Bagian 1 metabolit sekunder
 
Insektisida dan fungisida
Insektisida dan fungisidaInsektisida dan fungisida
Insektisida dan fungisida
 
Rangkuman PHPT.docx
Rangkuman PHPT.docxRangkuman PHPT.docx
Rangkuman PHPT.docx
 
Pengendalian OPT secara kimiawi
Pengendalian OPT secara kimiawiPengendalian OPT secara kimiawi
Pengendalian OPT secara kimiawi
 
Pengatar Farmakognosi
Pengatar FarmakognosiPengatar Farmakognosi
Pengatar Farmakognosi
 
Bahan Kimia Dalam Kehidupan Sehari-hari
Bahan Kimia Dalam Kehidupan Sehari-hariBahan Kimia Dalam Kehidupan Sehari-hari
Bahan Kimia Dalam Kehidupan Sehari-hari
 
farmakognosi_PI.pptx
farmakognosi_PI.pptxfarmakognosi_PI.pptx
farmakognosi_PI.pptx
 
PKM Penelitian Rayap
PKM Penelitian Rayap PKM Penelitian Rayap
PKM Penelitian Rayap
 
Materi Bimtek Pembuatan Biopestisida
Materi Bimtek Pembuatan BiopestisidaMateri Bimtek Pembuatan Biopestisida
Materi Bimtek Pembuatan Biopestisida
 
Pertemuan ke 14 METABOLIT sekunder an metabolit primer, jalur biosintesis, pe...
Pertemuan ke 14 METABOLIT sekunder an metabolit primer, jalur biosintesis, pe...Pertemuan ke 14 METABOLIT sekunder an metabolit primer, jalur biosintesis, pe...
Pertemuan ke 14 METABOLIT sekunder an metabolit primer, jalur biosintesis, pe...
 
1. PENDAHULUAN farmakognosianalitik.pptx
1. PENDAHULUAN farmakognosianalitik.pptx1. PENDAHULUAN farmakognosianalitik.pptx
1. PENDAHULUAN farmakognosianalitik.pptx
 
Tp ekstraksi bahan alam
Tp ekstraksi bahan alamTp ekstraksi bahan alam
Tp ekstraksi bahan alam
 
Manfaat mikroorganisme 1
Manfaat mikroorganisme 1Manfaat mikroorganisme 1
Manfaat mikroorganisme 1
 
Presentasi kelompok 1 ipa
Presentasi kelompok 1 ipaPresentasi kelompok 1 ipa
Presentasi kelompok 1 ipa
 
Rizki Nia Sukri Nasution_pestisida kulit bawang dan daun pepaya.ppt
Rizki Nia Sukri Nasution_pestisida kulit bawang dan daun pepaya.pptRizki Nia Sukri Nasution_pestisida kulit bawang dan daun pepaya.ppt
Rizki Nia Sukri Nasution_pestisida kulit bawang dan daun pepaya.ppt
 
Presentasi Kimia: Bahan kimia rumah tangga dan Industri
Presentasi Kimia: Bahan kimia rumah tangga dan IndustriPresentasi Kimia: Bahan kimia rumah tangga dan Industri
Presentasi Kimia: Bahan kimia rumah tangga dan Industri
 

MATERI ACARA 4-A5.docx

  • 1. ACARA IV PENGENALAN PESTISIDA 4.1 Tujuan 1. Mengenal berbagai macam pestisida (fungisida, insektisida, bakterisida danherbisida). 2. Mengenal sifat beberapa macam pestisida (fungisida, insektisida,bakterisida danherbisida). 3. Mengenal beberapa macam pestisida nabati. 4.2 Landasan Teori Pestisida yaitu segala jenis senyawa kimia yang dapat digunakan untuk mengendalikan, mencegah, membasmi dan mengurangi organisme pengganggu tanaman. Pestisida mencakup senyawa-senyawa yang digunakan untuk mematikan jamur (fungisida), serangga (insektisida), tungau (akarisida), bakteri (bakterisida, nematoda (nematisida), tikus (rodentisida) dan gulma (herbisida). Pestisida yang diperdagangkan tidak berada dan digunakan dalam bentuk yang umum melainkan harus diproses terlebih dahulu oleh pabrik sebelum dapatdigunakan. Pembuat pestisida senantiasa akan memproses senyawa-senyawamurni dengan cara mencampurkannya dengan bahan- bahan lain seperti bahan pengemulsi, bahan pelarut atau dengan bahan pembasah tertentu. Proses ini dikenal dengan nama formulasi. Formulasi insektisida ialah suatu bentuk atau keadaan yang memungkinkan insektisida tersebut dapat digunakan untuk melindungi tanaman dari organisme pengganggu. Keuntungan yang diperoleh dari formulasi suatu jenis pestisida ialah dapat meningkatkan aktivitasnya sebagai pestisida, dapat tahan lama disimpan dan tidak mudah rusak oleh pengaruh perubahan cuaca, dan mudah ditangani oleh pengguna. Beberapa jenis formulasi pestisida yang umum digunakan dan diperdagangkan yaitu : 1. Dust (D), merupakan pestisida yang berbentuk tepung dan pemakaiannya dengan cara dihembuskan menggunakan alat yang disebut “Duster”. Biasanya insektisida dalam formulasi ini mempunyai kandungan bahan aktifyang rendah sehingga dapat langsung diaplikasikan, contoh : Sevin 5 D. 2. Granule (G), pestisida yang berbentuk butiran kecil, contoh : Furadan 3 G. 3. Wetable Powder (WP) ialah pestisida yang berbentuk tepung dengan kandungan bahan aktif tinggi dan dalam pemakaiannya harus diencerkan dulu dengan pengencer atau pelarut. Biasanya pengencer berupa air, contoh:Bactospeine WP. 4. Soluble Powder (SP) ialah pestisida berbentuk tepung dengan kandungan bahan aktif tinggi. Penggunaannya harus dilarutkan
  • 2. dalam air atau pelarut organik lainnya. Contoh : Dipeterex 80 SP. 5. Emulsifiable Concentrate (EC) ialah pestisida yang dibuat dalam bentuk cair dengan kandungan bahan aktif tinggi, penggunaannya harus dilarutkan dalam pelarut sehingga membentuk emulsi. Contoh : Supracide 40 EC, Sumipower 500 EC, Decis 2,5 EC. 6. Solution (S) ialah pestisida yang berbentuk larutan dengan pelarut bukan air,misalnya : Buldok (Beta Sifluthrin) 25 % dalam kerosen. 7. Aerosol, ialah pestisida yang berbentuk cairan dengan kandungan bahan aktif tinggi, dengan adanya tekanan besar kemudian cairan tersebut disemprotkan keluar menjadi butiran uap yang sangat halus disebut aerosol.Untuk mempermudah bentuk aerosol perlu ditambahkan suatu zat yang disebut freon. Formulasi aerosol pada dasarnya sama dengan EC. Contoh : Dimecron 100 EC. 8. Fumigan, merupakan pestisida yang berbentuk padat atau cairan yang mempunyai tekanan uap tinggi sehingga mudah menjadi gas atau uap yangaktif membunuh serangga hama. Contoh : Methyl Bromide, Etylene Dibromida dan Nemagon. Selain beberapa istilah tersebut, sering pula dijumpai istilah sebagai berikut : 1. LSD : Liquid Seed Dressing, contoh : Birlane 35 LSD 2. FSD : Field Strength Dust, contoh : Birlane FSD 3. WSC : Water Soluble Concentrate, contoh : Azodrin 60 WSC 4. PSD : Powder Seed Dressing, contoh : Birlane 40 PSD 5. LC : Liquid Concentrate, contoh : Tamaron 600 LC 6. ULV : Ultra Low Volume Perbedaan konsentrasi dan dosis: 1. Konsentrasi : perbandingan antara banyaknya volume (berat) pestisidadengan pelarutnya, contoh : cc/l atau g/l. 2. Dosis : perbandingan jumlah pestisida persatuan luas atau beratatau ruang, misal : kg/ha, kg/berat badan. A. Insektisida Berdasarkan cara kerjanya insektisida digolongkan menjadi 6 yaitu : 1. Insektisida racun perut. Insektisida ini bekerja membunuh hama melalui sistem pencernaan serangga dan biasanya bersamaan dengan pengambilanmakanan. Golongan tersebut sesuai untuk serangga hama yang mempunyai tipe alat mulut penggigit pengunyah. 2. Insektisida racun kontak, merupakan senyawa yang mematikan hama melalui kutikula atau bagian peka di permukaan tubuh hama, contoh Tokhution (Protiofos), Pksindo 200 EC (Propoksur) 3. Insektisida pernafasan, merupakan senyawa yang dapat
  • 3. mematikan hama karena masuk ke dalam sistem pernafasan. Senyawa demikian dikenal jugadengan sebutan fumigan. Fumigan berbentuk padat atau cair dan bila digunakan akan menguap menjadi gas yang selanjutnya akan masuk ke sistem pernafasan. Cara kerjanya dengan mengganggu pernafasan hama. Berdasarkan pemakaiannya dibedakan beberapa jenis fumigan yaitu fumigan tanah, fumigan ruang dan fumigan multiguna. Fumigan tanah digunakan untuk mematikan organisme pengganggu yang terdapat dalam tanah, contoh: DD Mixture, Nemagon, dan Temik. Fumigan ruangan, misalnya : Ethylen oxide, KCN, Metil bromida (CH3Br). Fumigan Multiguna digunakan untuk membunuh jamur, serangga hama, bakteri dan lainnya, contoh : Metil bromida (CH3Br). 4. Insektisida sistemik, adalah insektisida yang dapat diserap tanaman baik lewat akar, batting maupun daun kemudian diedarkan ke seluruh bagian tanaman. Senyawa tersebut dalam batas tertentu tidak mematikan tanamantetapi beracun bagi hama yang memakan bagian tanaman tersebut. Contoh:Furadan 3 G, Temik 10 G dan Basamid. 5. Repelen, adalah senyawa yang dapat menolak/menghalau serangga atau binatang hama tertentu, misal : Citronella atau Autan ntuk mengusir nyamuk. 6. Atraktan, senyawa ini berguna untuk menarik hama tertentu, misal : Metaldehyde untuk menarik bekicot. Berdasarkan susunan kimia bahan aktifnya insektisida di bagi menjadi tiga golongan : 1. Insektisida anorganik, ialah insektisida yang tersusun dari bahan atau senyawa anorganik, seperti misalnya timbal arsenat, belerang/sulfur, merkuri klorida. 2. Insektisida organik dari tumbuhan atau hewan. Insektisida ini mempunyaibahan aktif dari bahan organik, misal : Bactospeine WP (Bacillus thuringiensis Berl.), Thuricide HP (Bacillus thuringiensis Berl.), NPV (Nuclei Polyhedrosis Viruses), ektrak biji nima (Azadirachta indica A. Juss.) ekstrak biji mindi (Melia azedarach L.). 3. Insektisida organik sintetik, yaitu insektisida yang terdiri dari beberapa golongan senyawa : a. Senyawa Siklis, golongan ini memiliki gugusan siklis sebagai toksofor(bahan aktif), misal Soldrin, Aldrex, dll, sekarang golongan ini tidak dipasarkan. b. Senyawa Karbamat, merupakan golongan insektisida yang mempunyai gugus sebagai toksofornya, misal : Sevin,
  • 4. Karbaril. c. Senyawa dinitro, golongan ini mempunyai dua gugusan nitro sebagai toksofornya, misal : Elgetol (dinitrokresol) d. Senyawa fosfat organik, mengandung ikatan fosfat dengan bentuk ikatan bermacam-macam, contoh : Sumithion (fenitrotion), Dursban, Vapona (diklorvos). e. Senyawa difenil, golongan ini memiliki dua gugusn fenil sebagaitoksofornya, misal : Genitol. B. Fungisida Fungisida adalah semua bahan kimia yang mempunyai kemampuan untuk mencegah kerusakan tanaman karena jamur. Meskipun demikian,terdapat beberapa bahan kimia tertentu yangtidak dapat membunuh jamur, tetapi hanya dapat menghambat pertumbuhannya untuk sementara waktu. Apabila jamur tersebut dibebaskan dari bahan kimia, makaakan tumbuh kembali. Bahan kimia yang demikian disebut fungistal dan peristiwanya disebut fungistatis. Bahan kimia lain seperti campuran Bordo, yang dapat menghambat produksi spora tanpa mempengaruhi pertumbuhan vegetatif jamur disebut antisporulan. Berdasarkan cara bekerjanya terhadap jamur, maka fungisida dikelompokkan ke dalam : a). pelindung dan penyembuh, misalnya : Zineb dan belerang; b). pelindung dan pemberantas,misalnya : Hg organik dan kapur belerang; c). Sistemik dan non sistemik. Berdasakan fungsi pengunaannya, fungisida dapat digunakan untuk benih, tanah, daun, kuncup bunga, buah, penutup luka batang, dan antibiotik.Cara penggunaannya di dalam praktek dapat melalui penyemprotan, hembusan, dan fumigasi. 4.3 Prosedur Kerja a. Amati semua kemasan contoh pestisida yang tersedia ! b. Catat informasi yang terdapat dalam kemasan seperti : nama dagang,bahan aktif, formulasi, organisme sasaran, dosis penggunaan, dll.