Teks tersebut membahas tiga alternatif solusi untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, yaitu menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL), Project Based Learning (PjBL), dan strategi pembelajaran berdiferensiasi. Berdasarkan analisis, strategi pembelajaran berdiferensiasi dipilih karena dapat memenuhi kebutuhan belajar siswa yang berbeda-beda.
1. LK. 2.2 Menentukan Solusi
No
.
Eksplorasi alternatif
Solusi
Solusi yang
relevan
Analisis penentuan solusi Analisis alternatif solusi
1 1. Mengaplikasikan model
pembelajaran PBL
Kelebihan dan kelemahan PBL
menurut (Nuraini & Kristin,
2017) antara lain:
a. Kelebihan:
a. PBL merupakan teknik
yang cukup bagus
untuk lebih memahami
pelajaran.
b. PBL dapat menantang
kemampuan siswa serta
memberikan kepuasan
untuk menemukan
pengetahuan baru bagi
siswa.
c. PBL dapat
meningkatkan aktivitas
pembelajaran.
d. Melalui PBL bisa
memperlihatkan kepada
siswa setiap mata
pelajaran (matematika,
IPA, dan lain
sebagainya), pada
dasarnya merupakan
cara berpikir, dan
sesuatu yang harus
dimengerti oleh siswa,
bukan hanya sekedar
belajar dari guru atau
buku-buku saja.
e. PBL dianggap lebih
1. Menerapkan
model
pembelajaran
Problem Based
Learning (PBL).
2. Menerapkan
model
pembelajaran
Project Based
Leraning
(PjBL).
3. Menggunakan
strategi
pembelajaran
berdiferensiasi.
1. Menggunakan strategi pembelajaran
berdiferensiasi.
Alasan memilih menggunakan strategi
pembelajaran berdiferensiasi berdasarkan
pertimbangan bahwa pembelajaran
berdiferensiasi dapat memenuhi semua
kebutuhan murid yang berbeda-beda. Hal
tersebut sangat relevan dengan akar
penyebab rendahnya motivasi belajar
siswa yang ada di eksplorasi alternatif
solusi yaitu guru tidak menyelnggarakan
pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik setiap siswa.
Menurut Kemdikbud (2020)
pembelajaran berdiferensiasi adalah
usaha guru untuk menyesuaikan proses
pembelajaran di kelas untuk memenuhi
kebutuhan belajar individu murid.
Suwartiningsih, ( 2021) mengungkapkan
bahwa dalam pembelajaran
berdiferensiasi terdapat konsep yang
dikembangkan, yaitu:
a. Bagaimana menciptakan lingkungan
belajar yang dapat menstimulus siswa
untuk mencapai tujuan belajar yang
tinggi;
b. Bagaimana guru memberikan respon
kebutuhan belajar bagi siswa yang
meliputi rencana pembelajaran,
sumber belajar, media pembelajaran,
strategi pembelajaran, penugasan dan
penilaian yang berbeda;
c. Bagaimana mengatur (manage) kelas
Materi
Tema 4 (Sehat Itu Penting) Subtema 3 (Cara
Memelihara Kesehatan Organ Peredaran
Darah Manusia)
Indikator Pembelajaran
1. Memahami organ peredaran darah dan
fungsinya pada hewan dan manusia serta
cara memelihara kesehatan organ (IPA)
2. Menggali isi dan amanat pantun yang
disajikan secara lisan dan tulis dengan
tujuan untuk kesenangan. (B.Indonesia)
Tujuan Pembelajaran
1. Melalui kegiatan diskusi siswa dapat
mengidentifikasi berbagai macam
penyakit yang mempengaruhi organ
peredaran darah manusia dan cara
memelihara kesehatan organ peredaran
darah.
2. Melalui kegiatan mengamati pembacaan
pantun, siswa dapat menjelaskan isi
pantun yang disajikan secara lisan dan
runtut.
3. Melalui kegiatan menulis pantun, siswa
dapat menjelaskan isi pantun yang
disajikan secara tertulis dan runtut.
4. Melalui kegiatan mencoba menulis
pantun dengan temamenjaga kesehatan
tubuh, siswa dapat membacakan pantun
yang dibuatnya dengan lafal dan intonasi
yang tepat.
2. menyenangkan dan
disukai siswa.
f. PBL dapat
mengembangkan
kemampuan berpikir
kritis.
g. PBL dapat memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk
mengaplikasikan
pengetahuan yang
mereka miliki dalam
dunia nyata.
h. PBL dapat
mengembangkan minat
siswa untuk belajar
secara terus-menerus
sekalipun belajar pada
pendidikan formal telah
berakhir.
b. Kelemahan:
1) Ketika siswa tidak
mempunyai minat atau
tidak mempunyai
kepercayaan bahwa
masalah yang dipelajari
sulit untuk dipecahkan,
maka mereka akan
merasa ragu untuk
mencoba.
2) Keberhasilan model
pembelajaran PBL
membutuhkan cukup
waktu untuk persiapan.
3) Tanpa pemahaman
mengapa mereka
berusaha untuk
yang efektif mencakup prosedur,
rutinitas yang dapat memungkinkan
fleksibilitas dengan struktur yang
jelas meskipun melakukan kegiatan
yang berbeda namun kelas tetap dapat
berjalan dengan baik.
Dalam pelaksanaanya pembelajaran
dilakukan dengan cara yang beragam
untuk memahami minat dan bakat siswa.
Menurut Suwartiningsih (2021) , dalam
pembelajaran berdiferensiasi setidaknya
ada 3 jenis diantaranya: 1) diferensiasi
konten; 2) diferensiasi proses; 3)
diferensiasi produk. Adapun tujuan dari
pembelajaran berdiferensiasi tersebut
menurut Marlina (2020), yaitu:
a. Memberikan bantuan bagi semua
siswa dalam mencapai tujuan
pembelajaran.
b. Meningkatkan motivasi siswa melalui
stimulus pembelajaran agar hasil
belajar siswa meningkat.
c. Menjalin hubungan harmonis dalam
proses pembelajaran agar siswa lebih
bersemangat.
d. Menstimulus siswa agar menjadi
pelajar yang mandiri dan memiliki
sikap menghargai terhadap
keberagaman.
e. Meningkatkan kepuasan guru karena
ada rasa tertantang dalam
pembelajaran agar lebih kreatif lagi
dan mau mengembangkan
kompetensi mengajarnya.
Wawancara
1. Kegiatan pertama yang dilakukan
Media dan Sumber Pembelajaran
1. Projector
2. Power Point
3. Video
4. Gambar
5. Koran/ Majalah
6. Buku Tema
7. LKPD
8. Kahoot
9. Quiziz
10. Buku Sumber Lainnya
Sintaks Pembelajaran
PBL dengan Strategi pembelajaran
Berdiferensiasi
1. Memberikan orientasi tentang
permasalahannya kepada siswa.
a. Siswa diberikan apersepsi tentang
cara memelihara organ peredaran
darah manusia melalui pantun, tanya
jawab, tayangan video, wawancara
dan membaca buku.
b. Siswa diberikan beberapa masalah
oleh guru yang berkaitan dengan
cara memelihara kesehatan organ
peredaran darah manusia.
c. Siswa bersama-sama guru memilih
masalah yang meraka angkap lebih
penting untuk dipecahkan.
2. Mengorganisasikan siswa untuk
belajar
Siswa diarahkan untuk memahami apa
yang harus dilakukan untuk
menyeleaikan masalah yang terpilih
termasuk mempersiapkan alat dan bahan
yang diperlukan.
3. Membantu investigasi mandiri dan
3. memecahkan masalah
yang sedang dipelajari,
maka mereka tidak
akan belajar apa yang
ingin mereka pelajari.
2. Mengaplikasikan Model
Pembelajaran PjBL
Kelebihan dan Kelemahan
Model Pembelajaran Project
Based Learning menurut
Anggraini & Wulandari (2020)
a. Kelebihan
1) Melatih siswa dalam
memperluas
pemikirannya mengenai
masalah dalam
kehidupan yang harus
diterima.
2) Memberikan pelatihan
langsung kepada siswa
dengan cara mengasah
serta membiasakan
mereka melakukan
berpikir kritis serta
keahlian dalam
kehidupan sehari-hari.
3) Penyesuaian dengan
prinsip modern yang
pelaksanaannya harus
dilakukan dengan
mengasah keahlian
siswa, baik melalui
praktek, teori serta
pengaplikasiannya.
b. Kekurangan
1) Sikap aktif peserta didik
dapat menimbulkan
untuk melaksanakan pembelajaran
berdiferensiasi adalah
mengidentifikasi kebutuhan belajar
murid yang terdiri dari kesiapan
belajar, minat dan gaya belajar murid.
Kemudian mempersiapkan media
pembelajaran sesuai dengan minat,
dan gaya belajar murid. merancang
proses pembelajaran sesuai kesiapan
belajar murid dan menyiapkan tugas /
produk sesuai minat murid.
2. Peserta didik dengan kemampuan
kognitif rendah menjadi lebih percaya
diri dalam belajar, karena tujuan
pembelajaran yang mampu mereka
capai adalah kebanggaan tersendiri.
Berbeda dengan kondisi ketika tujuan
atau metode pembelajaran guru yang
disamaratakan. Sementara peserta
didik dengan kemampuan kognitif
tinggi lebih antusias belajar, karena
kebutuhan belajar mereka juga
terfasilitasi.
3. Pembelajaran berdiferensiasi
mengharuskan guru memahami
karakteristik dan kebutuhan belajar
peserta didik terlebih dahulu,
kemudian ia harus mampu
menjadikan hal tersebut modal dalam
menentukan strategi pembelajaran
berdiferensiasi yang akan ia terapkan,
sehingga guru perlu memiliki
kemampuan pengelolaan kelas yang
baik. Pembelajaran berdiferensiasi
juga tidak hanya mengakomodir
kebutuhan belajar peserta didik yang
memiliki kemampuan kognitif yang
kelompok.
penyelidikan individual maupun
kelompok
a. Siswa diorong untuk mengumpulkan
informasi yang sesuai.
b. Siswa melaksanakan eksperimen,
untuk mendapatkan penjelasan dan
pemecahan masalah.
c. Guru berkeliling untuk membantu
kelompok yang mengalami
kesulitan. Intensitas dan tingkat
bantuan yang diberikan disesuaikan
dengan kebituhan setiap siswa.
4. Mengembangkan dan
mempresentasikan hasil diskusi.
a. Setiap kelompok menyajikan hasil
disuksinya dalam berbagai karya
yang sesuai dengan minatnya
masing-masing. Bisa berupa poster,
grafik, pantun, narasi dll.
b. Perwakilan setiap kelompok
mempresentasikan hasil kerja
kelompoknya di depan kelas.
c. Kelompok lain memberikan respon
berupa tanggapan dan pertanyaan
pada kelompok yang tampil.
5. Menganalisis dan mengevaluasi
proses mengatasi masalah.
Siswa bersama-sama dengan peserta
didik melakukan refkleksi dan evaluasi
terhadap proses penyelidikan dan hasil
yang mereka peroleh. Metodfe refelksi
yang digunakan bisa menggunakan
metode 4F (fact, feeling, finding,
future).
Teknik Evaluasi
4. situasi kelas yang kurang
kondusif, oleh karena itu
memberikan peluang
beberapa menit
diperlukan untuk
membebaskan siswa
berdiskusi. Jika dirasa
waktu diskusi mereka
sudah cukup maka
proses analisa dapat
dilakukan dengan
tenang.
2) Penerapan alokasi waktu
untuk siswa telah
diterapkan namun tetap
membuat situasi
pengajaran tidak
kondusif. Maka pendidik
berhak memberikan
waktu tambahan secara
bergantian pada tiap
kelompok.
3. Melaksanakan pembelajaran
yang berdiferensiasi.
Kelebihan pembelajaran
berdiferensiasi menurut Faiz et
al. (2022) yaitu pembelajaran
berdiferensiasi mengedepankan
konsep bahwa setiap individu
memiliki minat, potensi dan
bakat yang berbeda sehingga
pembelajaran yang dilakukan
dapat memenuhi semua
kebutuhan murid yang berbeda-
beda.
rendah, tetapi juga peserta didik yang
memiliki kemampuan kognitif tinggi,
sehingga tentunya guru perlu
memiliki kemampuan penguasaan
materi yang luas. Selain itu, teknologi
dapat membantu guru dalam
mengelola pembelajaran di kelas,
sehingga kemampuan IT guru akan
sangat menunjang kesuksesan
pelaksanaan pembelajaran.
4. Tips dan trik agar pemebelajaran
berdiferensiasi berjalan maksimal
adalah dengan betul-betul memahami
karakteristik dan kebutuhan belajar
peserta didik di kelas, kemudian
mencoba untuk memilih strategi
pembelajaran berdiferensiasi yang
tepat sesuai dengan karakteristik dan
kebutuhan belajar tersebut.
Kebutuhan belajar ini meliputi
kesiapan belajar, minat, dan profil
peserta didik. Selanjutnya peserta
didik juga harus memahami dan
menghargai perbedaan yang ada,
sehingga perlu adanya keyakinan
kelas yang dibuat dan disepakati
bersama. Sealin itu guru harus terus
belajar dan berbagi pengalaman
dengan teman sejawat lainnya yang
mempunyai masalah yang sama
dengan kita (membentuk Learning
Community) Saling mendukung
dan memberi semangat dengan
sesama teman sejawat. Menerapkan
apa yang sudah kita peroleh dan bisa
kita terapkan meskipun belum
maksimal. Terus berusaha untuk
1. Penilaian Pengetahuan
2. Penilaian Proses
3. Penilaian Produk
5. Kelemahan dalam model
pembelajaran diferensiasi
menurut Adiwijayanti (2022)
yaitu memerlukan guru dengan
kemampuan pengelolaan kelas
yang baik serta penguasaan
materi yang luas, serta
kemampuan IT dalam membuat
konten pembelajaran. Oleh
karena itu perlunya
meningkatkan kompetensi guru
untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran di kelas.
mengevaluasi dan memperbaiki
proses pembelajaran yang sudah
diterapkan.
2. Menerapkan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL).
Kajian Literatur
Pembelajaran berbasis masalah (PBL)
adalah model Pembelajaran yang
mendorong siswa untuk menerapkan
pemikiran kritis, keterampilan
memecahkan masalah, dan pengetahuan
konten untuk menyelesaikan masalah di
dunia nyata (Chien, 2020). Gantung
dalam (Chien, 2020) medeskripsikan
tentang tahapan PBL melalui diagram
berikuti ini:
Sementara itu menurut (Amin, 2017)
tahapan-tahapan model pembelajaran
PBL adalah sebagai berikut.
1. Memberikan orientasi tentang
permasalahannya kepada siswa
2. mengorganisasikan siswa untuk
6. belajar
3. membantu investigasi mandiri dan
kelompok
4. mengembangkan dan
mempresentasikan artefak dan exhibit
5. menganalisis dan mengevaluasi
proses mengatasi masalah.
Adapun Kelebihan dan kelemahan PBL
menurut (Nuraini & Kristin, 2017) antara
lain:
c. Kelebihan:
a. PBL merupakan teknik yang
cukup bagus untuk lebih
memahami pelajaran.
b. PBL dapat menantang
kemampuan siswa serta
memberikan kepuasan untuk
menemukan pengetahuan baru
bagi siswa.
c. PBL dapat meningkatkan
aktivitas pembelajaran.
d. Melalui PBL bisa
memperlihatkan kepada siswa
setiap mata pelajaran
(matematika, IPA, dan lain
sebagainya), pada dasarnya
merupakan cara berpikir, dan
sesuatu yang harus dimengerti
oleh siswa, bukan hanya sekedar
belajar dari guru atau buku-buku
saja.
e. PBL dianggap lebih
menyenangkan dan disukai
siswa.
f. PBL dapat mengembangkan
kemampuan berpikir kritis.
g. PBL dapat memberikan
7. kesempatan kepada siswa untuk
mengaplikasikan pengetahuan
yang mereka miliki dalam dunia
nyata.
h. PBL dapat mengembangkan
minat siswa untuk belajar secara
terus-menerus sekalipun belajar
pada pendidikan formal telah
berakhir.
d. Kelemahan:
1) Ketika siswa tidak mempunyai
minat atau tidak mempunyai
kepercayaan bahwa masalah
yang dipelajari sulit untuk
dipecahkan, maka mereka akan
merasa ragu untuk mencoba.
2) Keberhasilan model
pembelajaran PBL membutuhkan
cukup waktu untuk persiapan.
3) Tanpa pemahaman mengapa
mereka berusaha untuk
memecahkan masalah yang
sedang dipelajari, maka mereka
tidak akan belajar apa yang ingin
mereka pelajari.
Wawancara
1. Siswa menjadi aktif dan antusias.
2. Pada tahapan mempresentasikan hasil
diskusi siswa saling tunjuk.
3. Terdapat temuan bahwa siswa yang
biasanya aktif pada pembelarajan
langsung menjadi tidak terlalu aktif
pada pembelajaran PBL. Sebaliknya
siswa yang biasanya biasa-biasa saja
malah lebih aktif. Setelah
8. ditindaklanjuti hal tersebut bisa
disebabkan oleh dua kemungkinan,
yaitu:
a. Masalah yang disajikan kurang
menantang bagi siswa yang
unggul.
b. Gaya belajar siswa yang unggul
dan yang asor berbeda sehingga
ketika disajikan pembelajaran
kelompok responnya pun
berbeda-beda.
2 1. Menerapkan GLS (Gerakan
Literasi Sekolah)
Dalam melaksanakan GLS
menurut (Purwadi et al., 2019)
terdapat beberapa faktor
penghambat yang harus
diperhatikan, yaitu:
1) Kekurangan buku bacaan
serta sarana ruang
perpustakaan
2) Orang tua siswa kurang
peduli terhadap kebutuhan
anaknya.
3) konsentrasi siswa di kelas
rendah agak kurang saat
kegiatan membaca.
4) Kurangnya minat membaca
bagi siswa, sekolah merasa
kesulitan untuk
meningkatkan level kegiatan
karena guru kurang fokus
menjalan kegiatan tersebut.
5) Kurangnya perhatian dan
pembinaan dari pihak dinas
1. Menerapkan
GLS (Gerakan
Literasi
Sekolah)
2. Menerapkan
model
pembelajaran
CIRC
(Cooperative
Integrated
Reading and
Composition)
Menerapkan model pembelajaran
CIRC (Cooperative Integrated Reading
and Composition).
Alasan memilih solusi tersebut
didasarkan pada beberapa hal, yaitu:
a. Pengalaman dan kegiatan belajar
siswa akan selalu relevan dengan
tingkat perkembangan anak.
b. Kegiatan yang dipilih sesuai dengan
minat dan kebutuhan siswa.
c. Seluruh kegiatan belajar lebih
bermakna bagi siswa sehingga hasil
belajar siswa akan dapat bertahan
lebih lama.
d. Pembelajaran terpadu dapat
menumbuhkembangkan keterampilan
berpikir siswa.
e. Pembelajaran terpadu menyajikan
kegiatan yang bersifat pragmatis
(bermanfaat) sesuai dengan
permasalahan yang sering ditemui
dalam lingkungan siswa.
f. Pembelajaran terpadu dapat
menumbuh kembangkan interaksi
Materi
Tema 4 (Sehat Itu Penting) Subtema 1
(Peredaran Darahku Sehat)
Kompetensi Dasar
IPA
3.4 Menjelaskan organ peredaran darah dan
fungsinya pada hewan dan manusia serta
cara memelihara kesehatan organ peredaran
darah manusia.
4.4 Menyajikan karya tentang organ
peredaran darah pada manusia.
Indikator Pembelajaran
Bahasa Indonesia
3.6 Menggali isi dan amanat pantun yang
disajikan secara lisan dan tulis dengan tujuan
untuk kesenangan.
4.6 Melisankan pantun hasil karya pribadi
dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang
tepat sebagai bentuk ungkapan diri.
Indikator
1. Menyebutkan peredaran darah dan
9. pendidikan baik di tingkat
kecamatan maupun
kabupaten.
2. Menerapkan model
pembelajaran CIRC
(Cooperative Integrated
Reading and Composition)
Kelebihan dan kekurangan
CIRC menurut Riantina (2018)
a. Kelebihan
a. Pengalaman dan
kegiatan belajar siswa
akan selalu relevan
dengan tingkat
perkembangan anak.
b. Kegiatan yang dipilih
sesuai dengan minat dan
kebutuhan siswa.
c. Seluruh kegiatan belajar
lebih bermakna bagi
siswa sehingga hasil
belajar siswa akan dapat
bertahan lebih lama.
d. Pembelajaran terpadu
dapat
menumbuhkembangkan
keterampilan berpikir
siswa.
e. Pembelajaran terpadu
menyajikan kegiatan
yang bersifat pragmatis
(bermanfaat) sesuai
dengan permasalahan
yang sering ditemui
dalam lingkungan siswa.
sosial siswa, seperti kerja sama,
toleransi, komunikasi, dan respek
terhadap gagasan orang lain.
g. Membangkitkan motivasi belajar
serta memperluas wawasan dan
aspirasi guru dalam mengajar.
Kajian Literatur
Metode Pembelajaran CIRC adalah
metode pembelajaran yang dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam
memahami isi bacaan sekaligus membina
kemampuan menulis reproduksi atas
bahan bacaan yang dibacanya (Supriyadi,
2018).
Adapun langkah-langkah pembelajaran
dalam model CIRC ini yaitu:
1. membagi kelompok berpasangan
secara heterogen
2. guru memperkenalkan cerita yang
akan anak baca
3. memberikan paket cerita dan LKS,
tahap membaca
4. siswa membaca dalam hati setengah
cerita kemudian secara bergantian
membaca bersama pasangaannya
dengan nyaring
5. siswa yang berperan sebagai
pendengar mengikuti dan
membetulkan setiap kesalahan yang
dibuat oleh pembaca
6. siswa menuliskan prediksi akhir
cerita
7. siswa membaca keseluruhan cerita
dan menuliskan dan membacakan
kata-kata sulit tersebut secara nyaring
8. siswa mencari makna kata-kata sulit
fungsinya pada manusia.
2. Menunjukkan cara-cara memelihara
kesehatan organ manusia.
3. Membuat gambar organ peredaran
darah pada mausia.Menyelesaikan
masalah yang berkaitan dengan volume
bangun ruang.
4. Menjelaskan tentang pengertian
pantun.
5. Menyebutkan unsur-unsur yang
terdapat dalam pantun.
6. Mengetahui cara-cara membaca
pantun dengan benar.
7. Membacakan pantun di depan kelas.
Tujuan Pembelajaran
1. Dengan kegiatan mengamati gambar
peredaran darah manusia, siswa dapat
menjelaskan organ peredaran darah
dan fungsinya pada manusia secara
rinci.
2. Dengan kegiatan berkreasi
menggambar, siswa dapat
menggambar cara kerja organ
peredaran darah manusia secara rinci.
3. Dengan kegiatan mencari tahu
tentang pantun, siswa dapat
menyebutkan bagian-bagian dan ciri-
ciri pantun dengan tepat.
4. Dengan kegiatan mencari tahu
tentang pantun, siswa dapat membuat
pantun dengan tema tertentu, lalu
menunjukkan unsur-unsur pantun
yang dibuat dengan benar.
Media dan Sumber Pembelajaran
1. Projector
10. f. Pembelajaran terpadu
dapat menumbuh
kembangkan interaksi
sosial siswa, seperti
kerja sama, toleransi,
komunikasi, dan respek
terhadap gagasan orang
lain.
g. Membangkitkan
motivasi belajar serta
memperluas wawasan
dan aspirasi guru dalam
mengajar.
b. Kekurangan
Model pembelajaran ini
hanya dapat dipakai untuk
mata pelajaran yang
menggunakan bahasa,
sehingga metode ini tidak
dapat dipakai untuk mata
pelajaran seperti:
matematika dan mata
pelajaran lain yang
menggunakan prinsip
menghitung murni.
dengan melihat kamus atau sumber
lain, tahap pascabaca
9. siswa membuat peta perjalanan tokoh
10. siswa mengumpulkan teks cerita yang
telah dibacanya
11. siswa menceritakan kembali teks
yang telah dibacanya dengan
menggunakan bahasa sendiri
berdasarkan peta perjalanan tokoh
yang dibuatnya
12. siswa menukarkan hasil kerja kepada
temannya sehingga satu sama lain
memeriksa kelengkapan
pekerjaannya
13. siswa diberikan tes tentang membaca
pemahaman.
2. Power Point
3. Video
4. Gambar
5. LKPD
6. Buku Sumber Lainnya
7. Gambar
Sintaks Pembelajaran
PJBL dengan metode CIRC
1. Menentukan pertanyaan dasar
Siswa membaca teks tentang Organ
Peredaran darah dengan metode
CIRC.
Siswa bersama guru melakukan
kegiatan tanya jawab teks yang
dibaca.
2. Membuat desain proyek
Siswa menyimak tayangan tentang
poster yang berisi tentang himbauan
atau ajakan.
Siswa menyimak petunjuk atau
rambu-rambu dalam membuat
poster.
3. Menyusun penjadwalan
Guru mengumumkan pada siswa
bahwa proyek yang disusun harus
selesai hari ini.
Guru menekankan bahwa produk
yang dibuat harus dengan tema yang
telah disepakati.
Siswa mengerjakan proyek sesuai
langkah-langkah yang elah mereka
susun.
Siswa setiap 30 menit melaporkan
perkembangan.
4. Memonitor kemajuan proyek
11. Guru memonitoring kegiatan siswa
dalam menyelesaikan proyek
(membuat gambar cerita) dan
melakukan penilaian sikap pada
siswa.
Guru melakukan penilaian sikap
berdasarkan rubric yang telah dibuat.
5. Menguji Hasil
Siswa mempresentasikan
perkembangan proyek yang mereka
buat.
Siswa membacakan dialog gambar
cerita yang didalamnya sudah
tersurat pantun nasehat.
Dari presentasi yang telah
dipaparkan, siswa lainya
memberikan tanggapan atau
masukan serta menyimpulkan
amanat yang terkandung dalam
pantun yang terdapat dalam dialog.
Setelah semua siswa melakukan
presentasi terhadap gambar cerita
yang bertema cara menjaga
kesehatan organ peredaran darah,
siswa menyimpulkan cara menjaga
kesehatan organ peredaran darah
pada manusia.
Guru menanggapi dan memotifasi
keberanian siswa dalam
mempresentasikan hasil karyanya.
Siswa ditugaskan untuk membuat
diagram alur jenis penyakit yang
menggangu sistem
Teknik Evaluasi
1. Penilaian Pengetahuan
2. Penilaian Proses
12. 3. Penilaian Produk
3 1. Menggunakan model
pembelajaran RME (Realistic
Matematic Education).
Kelebihan dan Kekurangan
model Pembelajaran RME
(Dani et al., 2017)
a. Kelebihan
1) Matematika lebih
menarik, relevan,
bermakna, tidak terlalu
formal dan abstrak.
2) Mempertimbangkan
tingkat kemampuan
siswa.
3) Menekankan belajar
pada learning by
doing.
4) Memfasilitasi
penyelesaian masalah
matematika tanpa
menggunakan
penyelesaian yang
baku.
5) Menggunakan konteks
sebagai titik awal
pembelajaran
matematika.
b. Kekurangan
1) Diskusi kelompok
masih dikuasai oleh
siswa kelompok
pandai, sedangkan
1. Menerapkan
Model
Pembelajaran
PMRI
Menerapkan model pembelajaran
Pendidikan Matematika Realistik
Indonesia (PMRI)
Alasan memilih penerapan model PMRI
didasarkan pada akar masalah bahwa
rendahnya kemampuan numerasi siswa
dikarenakan guru jarang mengaitkan konsep
matematika yang dipelajari dengan konteks
kehidupan nyata. Sementara itu model
pembelajaran PMRI adalah model
pembelajaran matematika yang berorientasi
pada penerapan matematika dalam
kehidupan sehari-hari. Sehingga akar
masalah dengan solusi yang dipilih sangat
relevan.
Kajian Literatur
Realistic Mathematics Education (RME)
merupakan salah satu pendekatan yang
menjawab permasalahan yang ditimbulkan
oleh pembelajaran matematika tradisional
dan abstrak. RME memiliki tujuan untuk
mengubah pembelajaran matematika menjadi
lebih menyenangkan dan bermakna bagi
siswa dengan memperkenalkannya ke dalam
masalah dalam konteks (Kognitif et al.,
2018).
Gravemeijer dalam (Usman & Zaki, 2018)
menyatakan prinsip-prinsip pendidikan
matematika realistik, yaitu: (1) penggunaan
konteks; (2) penggunaan model, bridging
Materi
Matematika (Volume Kubus dan Balok)
Kompetensi Dasar
3.7 Menjelaskan dan menentukan volume
bangun ruang dengan menggunakan satuan
volume (seperti kubus satuan)
Indikator Pembelajaran
1. Memahami konsep volume.
2. Mengidentifikasi permasalahan
sehari-hari yang berkaitan dengan
volume kubus dan balok.
3. Menggunakan kubus satuan untuk
menentuka volume kubus dan balok
4. Menentukan volume badan bangun
ruang sederhana (kubus dan balok)
dengan menggunakan kubus satuan
sebagai satuan volume.
5. Menemukan rumus volume balok.
6. Menemukan rumus volume kubus.
7. Menentukan volume balok dengan
menggunakan rumus.
13. untuk kelompok siswa
kurang cenderung
pasif.
2) Tingkat pengetahuan
guru yang rendah
mengakibatkan
terjadinya miskonsepsi
terhadap materi.
3) Peranan guru sebagai
fasilisator akan
membuat guru harus
memperluas
wawasannya.
4) Jumlah siswa yang
besar sekitar 40-45
siswa mengakibatkan
permulaan siskusi
menjadi gaduh untuk
beberapa menit.
2. Menggunakan model
pembelajaran PBL (Problem
Based Learning).
Kelebihan dan kelemahan PBL
menurut (Nuraini & Kristin,
2017) antara lain:
a. Kelebihan:
1) PBL merupakan teknik
yang cukup bagus
untuk lebih memahami
pelajaran.
2) PBL dapat menantang
kemampuan siswa serta
memberikan kepuasan
untuk menemukan
pengetahuan baru bagi
siswa.
3) PBL dapat
dengan instrumen vertikal; (3) kontribusi
siswa; (4) proses interaktivitas; dan (5)
Terintegrasi dengan topik lain (intertwining).
Berdasarkan karakteristik tersebut maka
tahapn pembelajaran RME yaitu:
1. Memahami masalah/konteks,
2. Menjelaskan masalah kontekstual,
3. Menyelesaikan masalah kontekstual,
4. Membandingkan dan mendiskusikan
jawaban, dan
5. Menyimpulkan
Wawancara.
a. Siswa menjadi antusias, termotivasi
dan mampu memahami pembelajaran
dengan baik.
b. Siswa yang belum lancar membaca
kesuilitan untuk mengikuti
pembelajaran.
c. Masalah yang disajikan harus
berasarkan dari kehidupan sehari-hari
siswa.
d. Masalah yang disajikan harus berupa
masalah non rutin.
8. Menentukan volume kubus dengan
menggunakan rumus.
9. Menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan volume bangun ruang dengan
menggunakan satuan volume.
Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
volume bangun ruang.
Tujuan Pembelajaran
Melalui diskusi, tanya jawab,
demonstrasi dan ceramah siswa dapat:
1. Memahami konsep volume dengan
benar.
2. Mengidentifikasi permasalahan
sehari-hari yang berkaitan dengan
volume kubus dan balok dengan jelas.
3. Menggunakan kubus satuan untuk
menentuka volume kubus dan balok
denga benar.
4. Menentukan volume badan bangun
ruang sederhana (kubus dan balok)
dengan menggunakan kubus satuan
sebagai satuan volume denga benar.
5. Menemukan rumus volume balok
denga benar.
6. Menemukan rumus volume kubus
14. meningkatkan aktivitas
pembelajaran.
4) Melalui PBL bisa
memperlihatkan kepada
siswa setiap mata
pelajaran (matematika,
IPA, dan lain
sebagainya), pada
dasarnya merupakan
cara berpikir, dan
sesuatu yang harus
dimengerti oleh siswa,
bukan hanya sekedar
belajar dari guru atau
buku-buku saja.
5) PBL dianggap PBL
dianggap lebih
menyenangkan dan
disukai siswa.
6) PBL dapat mengem-
bangkan kemampuan
berpikir kritis.
7) PBL dapat memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk
mengaplikasikan
pengetahuan yang
mereka milik dalam
dunia nyata.
8) PBL dapat
mengembangkan minat
siswa untuk belajar
secara terus-menerus
sekalipun belajar pada
pendidikan formal telah
berakhir.
b. Kelemahan:
denga benar.
7. Menentukan volume balok dengan
menggunakan rumus denga benar.
8. Menentukan volume kubus dengan
menggunakan rumus denga benar.
9. Menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan volume bangun ruang dengan
menggunakan satuan volume denga
benar.
10. Menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan volume bangun ruang denga
benar.
Media dan Sumber Pembelajaran
8. Projector
9. Power Point
10. Video
11. Gambar
12. LKPD
13. Buku Sumber Lainnya
14. Kubus Satuan
15. Rubik
16. Kardus
Sintaks Pembelajaran
PBL dengan Pendekatan Matematika
Realistik
1. Memberikan orientasi tentang
permasalahannya kepada siswa.
d. Siswa diberikan apersepsi tentang
kubus dan balok
15. 1) Ssiswa tidak
mempunyai minat atau
tidak mempunyai
kepercayaan bahwa
masalah yang dipelajari
sulit untuk dipecahkan,
maka mereka akan
merasa ragu untuk
mencoba.
2) Keberhasilan model
pembelajaran PBL
membutuhkan cukup
waktu untuk persiapan.
3) Tanpa pemahaman
mengapa mereka
berusaha untuk
memecahkan masalah
yang sedang dipelajari,
maka mereka tidak
akan belajar apa yang
ingin mereka pelajari
e. Siswa diberikan beberapa masalah
oleh guru yang berkaitan dengan
kubus dan balok
f. Siswa bersama-sama guru memilih
masalah yang meraka anggap lebih
penting untuk dipecahkan.
2. Mengorganisasikan siswa untuk
belajar
Siswa diarahkan untuk memahami apa
yang harus dilakukan untuk
menyeleaikan masalah yang terpilih
termasuk mempersiapkan alat dan bahan
yang diperlukan.
3. Membantu investigasi mandiri dan
kelompok.
penyelidikan individual maupun
kelompok
d. Guru mendorong siswa untuk
mengumpulkan informasi yang
sesuai.
e. Siswa melaksanakan eksperimen,
untuk mendapatkan penjelasan dan
pemecahan masalah.
f. Guru berkeliling untuk membantu
kelompok yang mengalami
kesulitan. Intensitas dan tingkat
bantuan yang diberikan disesuaikan
dengan kebituhan setiap siswa.
4. Mengembangkan dan
mempresentasikan hasil diskusi.
d. Setiap kelompok menyajikan hasil
disuksinya dengan
mempresentasikannya di depan
kelas.
e. Membadingkan hasil diskusi dengan
kelompok lain
f. Menyimpulkan hasil diskusi
16. 5. Menganalisis dan mengevaluasi
proses mengatasi masalah.
Siswa bersama-sama dengan peserta
didik melakukan refkleksi dan evaluasi
terhadap proses penyelidikan dan hasil
yang mereka peroleh. Metodfe refelksi
yang digunakan bisa menggunakan
metode 4F (fact, feeling, finding,
future).
Teknik Evaluasi
1. Penilaian Pengetahuan
2. Penilaian Proses
3. Penilaian Produk
4 1. Menggunakan media audio
visual.
Kelebihan dan kekurangan
media audio visual menurut
(Faiz et al., 2022) yaitu:
a. Kelebihan
1) Menarik.
2) Informasi diperoleh
langsung dari
narasumber.
3) Dapat disaksikan lebih
dari sekali dan lebih
hemat waktu.
4) Kendali volume suara
dan kejernihan gambar
berada dalam arahan
guru.
b. Kekurangan
1) Informasi yang searah,
1. Menggunakan
media
pembelajaran
audio visual
2. Menggunakan
metode
scalfholding
untuk
membantu
siswa dalam
memcahkan
masalah.
1. Menggunakan media pembelajaran
audio visual.
Salah satu manfaat penggunaan media
audio visual adalah untuk memperjelas
sajian ide. Hal tersebut sangat membantu
siswa ketika menganalisis suatu masalah.
Dengan demikian pemilihan Media audio
visual ini sangat relevan dengan akar
masalah yang dipilih.
Kelebihan dan kekurangan media audio
visual menurut (Faiz et al., 2022) yaitu:
c. Kelebihan
1) Menarik.
2) Informasi diperoleh langsung dari
narasumber.
3) Dapat disaksikan lebih dari sekali
dan lebih hemat waktu.
4) Kendali volume suara dan
kejernihan gambar berada dalam
Materi
Tema 4 (Sehat Itu Penting) Subtema 3 (Cara
Memelihara Kesehatan Organ Peredaran
Darah Manusia)
Indikator Pembelajaran
SBdP
1. Menyusun langkah – langkah dalam
membuat gambar cerita
2. Membuat gambar cerita dengan tema
menjaga kesehatan organ
IPA
1. Menyimpulkan cara menjaga
kesehatan organ peredaran darah.
2. Membuat diagram alur jenispenyakit
yang menggangu sistem peredaran
darah manusia
Bahasa Indonesia
17. hal ini bisa disiasati
dengan pemberian
umpan balik dengan
tanya jawab.
2) Kurang detail
menampilkan bagian
dari objek, hal ini bisa
disiasati dengan
penjelasan.
3) Harga alat yang
cenderung mahal dan
begitu kompleks
2. Menggunakan metode
scalfholding untuk membantu
siswa dalam memecahkan
masalah.
a. Kelebihan metode
scaffolding (Mustofa et al.,
2021)
1) Memberi petunjuk untuk
membantu anak
berfokus pada
pencapaian tujuan.
2) Menyederhanakan tugas
belajar sehingga bisa
lebih terkelola dan bisa
dicapai oleh siswa.
3) Secara jelas
menunjukkan perbedaan
antara pekerjaan anak
dan solusi standar atau
yang diharapkan.
4) Mengurangi frustasi atau
resiko.
5) Memberi model dan
mendefenisikan dengan
jelas harapan mengenai
arahan guru.
d. Kekurangan
4) Informasi yang searah, hal ini
bisa disiasati dengan pemberian
umpan balik dengan tanya jawab.
5) Kurang detail menampilkan
bagian dari objek, hal ini bisa
disiasati dengan penjelasan.
6) Harga alat yang cenderung mahal
dan begitu kompleks
2. Menggunakan metode scalfholding
untuk membantu siswa dalam
memcahkan masalah.
Scalfholding adalah pemberian bantuan
kepada peserta didik selama tahap awal
pembelajaran dan mengurangi bantuan
tersebut ketika ia mampu mengerjakan
sendiri. Hal tersebut sangat membantu
siswa dalam menyelesaikan masalah
yang memerlukan kemampuan berpikir
tingkat tinggi (HOTS). Dengan demikian
solusi ini sangat relevan dengan akar
masalahnya.
b. Kelebihan metode scaffolding
(Mustofa et al., 2021)
1) Memberi petunjuk untuk membantu
anak berfokus pada pencapaian
tujuan.
2) Menyederhanakan tugas belajar
sehingga bisa lebih terkelola dan
bisa dicapai oleh siswa.
3) Secara jelas menunjukkan
perbedaan antara pekerjaan anak
dan solusi standar atau yang
diharapkan.
4) Mengurangi frustasi atau resiko.
1. Menyimpulkan amanat yang
terkandung dalam pantun.
2. Membuat pantun nasehat dengan
tema menjaga kesehatan organ
peredaran darah manusia.
Tujuan Pembelajaran
1. Melalui menyimak vidio siswa dapat
menyusun langkah-langkah dalam
membuat gambar cerita dengan benar.
2. Setelah memahami langkah-langkah
dalam membuat gambar cerita, siswa
dapat membuat gambar cerita dengan
tema menjaga kesehatan organ peredaran
darah manusia dengan benar
3. Melalui menyimak penjelasan guru siswa
dapat membuat pantun nasehat dengan
tema menjaga kesehatan organ peredaran
darah manusia dengan benar
4. Melalui membaca pantun siswa dapat
menyimpulkan amanat yang terkandung
dalam pantun dengan benar
5. Setelah melakukan kegiatan presentasi
siswa dapat menyimpulkan cara menjaga
kesehatan organ peredaran darah pada
manusia dengan benar.
6. Melalui membaca berbagai sumber
referensi (buku maupun internet) siswa
dapat membuat diagram alur jenis
penyakit yang menggangu sistem
peredaran darah manusia dengan benar.
Media dan Sumber Pembelajaran
1. Projector
2. Power Point
3. Video dan Audio
4. Gambar
5. Koran/ Majalah
18. aktivitas yang akan
dilakukan.
6) Memotivasi dan
mengaitkan minat siswa
dengan tugas belajar.
b. Kelemahan pembelajaran
scaffolding yaitu:
1) Guru lebih intensif
dalam membimbing.
2) Guru memerlukan
perhatian dan bimbingan
yang ekstra terhadap
siswa agar tujuan
pembelajaran sesuai
dengan apa yang
diterapkan semula.
3) Apabila guru kurang
paham terhadap
scaffolding, maka siswa
akan mengalami
kesusahan serta
scaffolding
membutuhkan waktu
yang relatif lama
5) Memberi model dan
mendefenisikan dengan jelas
harapan mengenai aktivitas yang
akan dilakukan.
6) Memotivasi dan mengaitkan
minat siswa dengan tugas belajar.
c. Kelemahan pembelajaran scaffolding
yaitu:
4) Guru lebih intensif dalam
membimbing.
5) Guru memerlukan perhatian dan
bimbingan yang ekstra terhadap
siswa agar tujuan pembelajaran
sesuai dengan apa yang
diterapkan semula.
Apabila guru kurang paham terhadap
scaffolding, maka siswa akan mengalami
kesusahan serta scaffolding
membutuhkan waktu yang relatif lama
6. Buku Tema
7. LKPD
8. Buku Sumber Lainnya
Sintaks Pembelajaran
PBJL dengan Metode Scalfholding
1. Menentukan pertanyaan dasar
Siswa mengamati contoh gambar
cerita yang disajikan oleh guru.
Siswa bersama guru melakukan
kegiatan tanya jawab terkait gambar
cerita yang ditayangkan.
2. Membuat desain proyek
Siswa menyimak tayangan vidio
tentang cara membuat gambar cerita.
Siswa menyimak petunjuk atau
rambu-rambu dalam menyusun
produk.
3. Menyusun penjadwalan
Guru mengumumkan pada siswa
bahwa proyek yang disusun harus
selesai hari ini.
Guru menekankan bahwa produk
yang dibuat harus dengan tema yang
telah disepakati.
Siswa mengerjakan proyek sesuai
langkah-langkah yang telah mereka
susun.
Siswa setiap 30 menit melaporkan
perkembangan.
4. Memonitor kemajuan proyek
Guru memonitoring kegiatan siswa
dalam menyelesaikan proyek
(membuat gambar cerita) dan
melakukan penilaian sikap pada
siswa.
Guru melakukan penilaian sikap
19. berdasarkan rubric yang telah dibuat.
5. Menguji Hasil
Siswa mempresentasikan
perkembangan proyek yang mereka
buat.
Siswa membacakan dialog gambar
cerita yang didalamnya sudah
tersurat pantun nasehat.
Dari presentasi yang telah
dipaparkan, siswa lainya
memberikan tanggapan atau
masukan serta menyimpulkan
amanat yang terkandung dalam
pantun yang terdapat dalam dialog.
Setelah semua siswa melakukan
presentasi terhadap gambar cerita
yang bertema cara menjaga
kesehatan organ peredaran darah,
siswa menyimpulkan cara menjaga
kesehatan organ peredaran darah
pada manusia.
Guru menanggapi dan memotifasi
keberanian siswa dalam
mempresentasikan hasil karyanya.
Siswa ditugaskan untuk membuat
diagram alur jenis penyakit yang
menggangu sistem
Teknik Evaluasi
1. Penilaian Pengetahuan
2. Penilaian Proses
3. Penilaian Produk