SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
Download to read offline
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi
Nama : Risma Amalia
NPM : 229031495778
No.
Masalah terpilih
yang akan
diselesaikan
Akar Penyebab
masalah
Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
1 Rendahnya hasil
belajar peserta
didik dalam
pembelajaran IPA
Model pembelajaran
inovatif yang
digunakan guru
belum dapat
membangun minat
dan motivasi belajar
peserta didik pada
pembelajaran IPA
sehingga hasil
belajarnya rendah.
Kajian Literatur
1. Jaini (2021) menyimpulkan bahwa terjadi
peningkatan hasil belajar IPA materi listrik dinamis
melalui model siklus belajar 7 fase (The 7e
Learning Cycle Model) pada peserta didik kelas IXB
SMPN 1 Pogalan.
(https://jurnalp4i.com/index.php/strategi/article/view/
568/581)
2. Harefa D, dkk (2021) menyimpulkan bahwa model
pembelajaran aktif tipe index card match sangat
mendukung atau dapat meningkatkan keinginan
seorang peserta didik dalam pembelajaran IPA,
sehingga dapat mempengaruhi kemampuan hasil
belajar peserta didik.
(http://ejournal.ust.ac.id/index.php/Aquinas/article/vi
ew/914/pdf1)
3. Santriana Son RS (2019) menyimpulkan bahwa ada
pengaruh positif penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe time token terhadap hasil belajar
kognitif peserta didik pada materi struktur dan
jaringan tumbuhan kelas VIII SMP Negeri Siso.
(https://ejournal.uksw.edu/scholaria/article/view/240
7/1277)
4. Cahyaningrum AD (2019) menyimpulkan bahwa
hasil belajar peserta didik kelas IX SMP Negeri 5
Pringsewu pada materi fisika dengan menggunakan
Berdasarkan hasil eksplorasi alternatif solusi, alternatif solusi yang
memungkinkan untuk diterapkan di kelas saya adalah sebagai
berikut:
1. Penerapan model siklus belajar 7E
 Model siklus belajar 7E dipilih sebagai salah satu alternatif
solusi karena peserta didik dapat terlibat aktif dalam proses
pembelajaran dengan mengkonstruksi sendiri informasi yang
mereka peroleh. Semakin banyak keterlibatan aktif peserta
didik dalam pembelajaran, semakin tinggi pula hasil belajar
kognitifnya.
 Kelebihan siklus belajar 7 fase antara lain:
- Merangsang peserta didik untuk mengingat kembali
materi pelajaran yang telah peserta didik dapatkan
sebelumnya,
- Memberikan motivasi kepada peserta didik untuk menjadi
lebih aktif dan menambah rasa keingintahuan,
- Melatih peserta didik belajar menemukan konsep melalui
kegiatan eksperimen,
- Melatih peserta didik untuk menyampaikan secara lisan
konsep yang telah mereka pelajari,
- Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
berpikir, mencari, menemukan, dan menjelaskan contoh
penerapan konsep yang telah dipelajari.
 Kelemahan dari pelaksanaan pembelajaran dengan model
siklus belajar 7 fase antara lain:
- Memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak dalam
menyusun rencana dan melaksanakan pembelajaran.
2. Penerapan model pembelajaran aktif tipe index card match
 Model pembelajaran aktif tipe index card match dapat dipilih
No.
Masalah terpilih
yang akan
diselesaikan
Akar Penyebab
masalah
Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
model pembelajaran quantum teaching tipe
TANDUR mengalami peningkatan yang sangat
signifikan dibandingkan dengan menggunakan
metode konvensional.
(http://www.ejournal.radenintan.ac.id/index.php/IJS
ME/article/view/4363/2818)
5. Hasanah N, dkk (2019) menyimpulkan bahwa
model pembelajaran Problem Based Learning
berbantuan video memberikan pengaruh positif
terhadap hasil belajar IPA peserta didik kelas VII
SMP Negeri 8 Pontianak.
(https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/view/36226/7
5676583257)
Hasil Wawancara
1. Guru IPA
Penggunaan media pembelajaran video animasi
dengan memanfaatkan aplikasi ruang guru dapat
menarik minat dan motivasi siswa dalam
pembelajaran IPA. Peserta didik jadi lebih mudah
memahami materi yang disajikan dan hal itu dapat
meningkatkan hasil belajar sebagian besar peserta
didik.
(Hj. Nurhayati, S.Pd., M.Pd. – Guru IPA dan
Wakasek Kurikulum di SMP Negeri 6 Palu)
2. Pakar
Sebenarnya hampir semua model pembelajaran
inovatif dapat meningkatkan motivasi dan hasil
belajar peserta didik, namun terkadang
penerapannya saja yang kurang tepat. Solusinya
ialah guru sebaiknya memilih model pembelajaran
inovatif yang sesuai dengan karakteristik materi
sebagai salah satu alternatif solusi karena dapat
mempengaruhi hasil belajar siswa terutama pada ranah
kognitif. Dimana model pembelajaran index card match ini
memotivasi peserta didik dalam proses pembelajaran, dengan
pertanyaan yang diajukan akan mendorong mereka untuk
mencari jawabannya.
 Kelebihan model pembelajaran index card match antara lain:
- Pembelajaran akan menarik sebab menggunakan media
kartu yang dibuat dari potongan kertas,
- Meningkatkan kerjasama diantara peserta didik melalui
proses pembelajaran,
- Dengan adanya pertanyaan yang diajukan akan
mendorong peserta didik untuk mencari jawaban,
- Menumbuhkan kreatifitas belajar peserta didik dalam
proses belajar mengajar.
 Kelemahan model pembelajaran index card match antara lain:
- Sulit diterapkan pada kelas dengan jumlah peserta didik
ganjil
- Membutuhkan waktu yang lama bagi peserta didik untuk
menyelesaikan tugas
- Guru harus meluangkan waktu yang lebih lama untuk
persiapan
- Suasana kelas menjadi ribut
3. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe time token
 Model pembelajaran kooperatif tipe time token dapat dipilih
sebagai salah satu alternatif solusi karena peserta didik yang
belajar dengan penerapan model pembelajaran time token
secara signifikan aktivitas belajar dan hasil belajarnya lebih
baik dari siswa yang mengikuti pembelajaran secara
konvensional, dimana siswa dituntut berperan aktif pada
proses belajar mengajar dan juga dapat memperoleh
pengetahuan yang lebih.
 Kelebihan dari model kooperatif tipe time token antara lain:
- Dapat meningkatkan partisipasi, inisiatif peserta didik,
No.
Masalah terpilih
yang akan
diselesaikan
Akar Penyebab
masalah
Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
yang akan diajarkan.
(Dr. Oka Saputra, M.Pd. – Dosen Pendidikan Fisika
UNESA)
dan keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran,
- Dapat melatih peserta didik untuk mengungkapkan
pendapatnya,
- peserta didik menjadi saling mendengarkan dan
berbagi apa yang diketahui, serta dapat menghargai
pendapat peserta didik yang lain,
- dalam proses pembelajaran tidak memerlukan media
pembelajaran yang banyak.
 Kelemahan dari model kooperatif tipe time token antara lain:
- Penerapan model time token hanya untuk mata pelajaran
tertentu saja dengan jumlah peserta didik yang relatif
sedikit karena model pembelajaran ini memerlukan waktu
yang banyak agar setiap peserta didik bisa berbicara
mengenai pendapat mereka.
4. Penerapan model pembelajaran quantum teaching tipe
TANDUR
 Model pembelajaran quantum teaching tipe TANDUR dapat
dipilih sebagai salah satu alternatif solusi karena hasil belajar
peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran
quantum teaching tipe TANDUR mengalami peningkatan
yang sangat signifikan dibandingkan dengan menggunakan
metode konvensional. Dimana model pembelajaran ini dapat
meningkatkan minat peserta didik dalam belajar sehingga
proses penyampaian materi dapat berjalan dengan baik.
 Kelebihan model pembelajaran quantum teaching tipe
TANDUR antara lain:
- peserta didik belajar sesaui dengan yang diinginkan
- Memberikan pengaruh positif terhadap motivasi belajar
peserta didik
- Menciptakan kondisi tertentu yang membuat peserta didik
ingin terus belajar
- Mengaitkan proses pembelajaran dengan apa yang dialami
oleh peserta didik
- Mengajak peserta didik untuk aktif dalam melaksanakan
No.
Masalah terpilih
yang akan
diselesaikan
Akar Penyebab
masalah
Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
pembelajarannya
 Kelemahan model pembelajaran quantum teaching tipe
TANDUR antara lain:
- Memerlukan dan menuntut keahlian dan keterampilan
guru lebih khusus
- Memerlukan proses perancangan dan persiapan
pembelajaran yang cukup matang dan terencana dengan
cara yang lebih baik
- Adanya keterbatasan sumber belajar, alat belajar, dan
menuntut situasi dan kondisi serta waktu yang lebih
banyak
5. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning
berbantuan video
 Model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan
video dapat dipilih sebagai salah satu alternatif solusi karena
PBL berbantuan media video mampu menumbuhkan rasa
ingin tahu dan motivasi peserta didik serta dapat menyajikan
materi IPA secara konkrit sehingga mudah untuk dipahami.
Hal ini akan berdampak pula pada hasil belajarnya. Selain itu
model pembelajaran ini juga merupakan alternatif solusi dari
salah satu narasumber.
 Kelebihan model pembelajaran Problem Based Learning
berbantuan video antara lain:
- dapat mendorong peserta didik untuk mempunyai inisiatif
belajar secara mandiri
- dengan adanya media video dapat menampilkan
permasalahan secara nyata yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari.
- dapat memberikan ruang bagi peserta didik untuk
mengekspresikan daya berfikir kritis dalam memecahkan
permasalahan.
 Kelemahan model pembelajaran Problem Based Learning
berbantuan video antara lain:
- Lebih memperhatikan alokasi waktu dalam setiap langkah
No.
Masalah terpilih
yang akan
diselesaikan
Akar Penyebab
masalah
Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
pembelajarannya, terkadang memerlukan waktu yang
lebih banyak.
2 Rendahnya
pemahaman
konsep peserta
didik dalam
pemecahan
masalah IPA –
Fisika
Penerapan model
pembelajaran belum
disertai media yang
dapat meningkatkan
pemahaman konsep
peserta didik dalam
memecahkan
masalah IPA –
Fisika.
Kajian Literatur
1. Ni’mah M, dkk (2022) menyimpulkan bahwa
pelaksanaan pembelajaran dengan model inkuiri
terstruktur berbantuan virtual-laboratory PhET
memiliki pengaruh signifikan terhadap peningkatan
pemahaman konsep peserta didik terhadap materi
listrik dinamis di kelas IX MTs Miksyaful Ulum.
(https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/pensa/article/v
iew/45289/40738)
2. Simanjuntak MP, dkk (2020) menyimpulkan bahwa
pembelajaran IPA dengan penerapan Problem Based
Learning (PBL) berbasis multirepresentasi pada
peserta didik kelas VII SMP Negeri di Medan lebih
memudahkan memecahkan masalah karena dalam
pembelajaran PBL didesain dengan menghadapkan
pembelajar dengan masalah - masalah kontekstual
berhubungan dengan materi pembelajaran yang
disajikan.
(http://digilib.unimed.ac.id/43284/)
3. Aryani PR (2019) menyimpulkan bahwa penerapan
pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan
media Augmented Reality berpengaruh pada
pemahaman konsep peserta didik.
(https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upej/article/
view/33309)
4. Wulansari S (2019) menyimpulkan bahwa ada
pengaruh positif model pembelajaran inkuiri tipe
pictorial riddle terhadap pemahaman konsep fisika
peserta didik kelas VIII SMP Negeri 7 Palembang.
Berdasarkan hasil eksplorasi alternatif solusi, alternatif solusi yang
memungkinkan untuk diterapkan di kelas saya adalah sebagai
berikut:
1. Penerapan model inkuiri terstruktur berbantuan virtual-
laboratory PhET
 Model pembelajaran inkuiri terstruktur berbantuan virtual-
laboratory PhET dapat dipilih sebagai salah satu alternatif
solusi karena melibatkan partisipasi aktif peserta didik dalam
menemukan sendiri konsep yang dipelajari melalui kegiatan
praktikum secara digital. Selain itu penggunaan virtual-
laboratory PhET ini juga merupakan alternatif solusi yang
disarankan oleh salah satu narasumber.
 Kelebihan model inkuiri terstruktur berbantuan virtual-
laboratory PhET antara lain:
- tidak memerlukan alat dan bahan praktikum yang nyata,
- dapat diakses kapanpun tanpa ada batas waktu,
- dapat digunakan dimanapun,
- dapat menyimulasikan materi yang bersifat abstrak,
- dapat memberikan pengalaman interaktif bagi peserta
didik untuk menemukan konsep melalui kegiatan
mengeksplorasi objek data atau fenomena.
 Kelemahan model inkuiri terstruktur berbantuan virtual-
laboratory PhET antara lain:
- akses pelaksanaan dalam pembelajaran ini harus
menggunakan lebih dari satu komputer,
- keberhasilan dalam suatu pembelajaran itu tergantung
kemandirian peserta didik dalam mengikuti pelajaran,
- peserta didik merasa jenuh jika kurang memahami tentang
penggunaan komputer.
2. Penerapan Problem Based Learning (PBL) berbasis
multirepresentasi
 Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berbasis
No.
Masalah terpilih
yang akan
diselesaikan
Akar Penyebab
masalah
Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
(https://jurnal.univpgri-
palembang.ac.id/index.php/Prosidingpps/article/view/
2648/2455)
Hasil Wawancara
1. Guru IPA
Pada materi-materi tertentu yang memerlukan
pemahaman konsep, baiknya diterapkan
pembelajaran kontekstual, dimana pembelajaran itu
dapat dilakukan di luar kelas misalnya di lingkungan
sekolah. Selain itu pembelajaran berbasis proyek,
dimana peserta didik diberi tugas secara berkelompok
untuk menghasilkan suatu produk, dan juga
penggunaan LKPD berbasis Problem Based
Learning. Pembelajaran-pembelajaran tersebut dapat
memperkuat pemahaman konsep mereka dan
mengarahkan mereka ke pemecahan masalah.
(Hj. Nurhayati, S.Pd., M.Pd. – Guru IPA dan
Wakasek Kurikulum SMP Negeri 6 Palu)
2. Pakar
Untuk pemahaman konsep sebaiknya menggunakan
pendekatan Conceptual Change dan Conceptual
Development, selain dapat membantu pemahaman
konsep juga dapat memperbaiki miskonsepsi peserta
didik. Lebih efektifnya lagi bila pendekatan ini
dikombinasikan dengan media pembelajaran yang
tepat, sehingga peserta didik dapat membandingkan
konsep yang dia pahami dengan konsep nyata yang
dia temukan melalui media, contohnya seperti
simulasi PhET.
(Dr. Oka Saputra, M.Pd. – Dosen Pendidikan Fisika
UNESA)
multirepresentasi dipilih sebagai salah satu alternatif solusi
karena dalam pembelajaran PBL didesain dengan
menghadapkan peserta didik dengan masalah-masalah
kontekstual berhubungan dengan materi pembelajaran yang
disajikan.
 Kelebihan Problem Based Learning (PBL) berbasis
multirepresentasi antara lain:
- peserta didik akan lebih mudah memahami konsep karena
peserta didik diarahkan untuk dapat menjelaskan,
- memberikan contoh yang sesuai yang ada di sekitarnya,
- menginterpretasi atau memaknai gambar/grafik/ tabel ke
interpretasi lainnya,
- Konsep fisika yang abstrak akan lebih mudah dipahami
jika disajikan dengan multirepresentasi.
 Kelemahan Problem Based Learning (PBL) berbasis
multirepresentasi antara lain:
- memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak dalam
menyusun rencana dan melaksanakan pembelajaran
3. Penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing
berbantuan media Augmented Reality
 Model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan media AR
dipilih sebagai salah satu alternatif solusi karena menciptakan
suasana belajar yang lebih menyenangkan dalam memahami
suatu konsep dengan memanfaatkan teknologi terkini,
sehingga dapat meningkatkan minat peserta didik dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran.
 Kelebihan model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan
media Augmented Reality antara lain:
- dapat menghubungkan objek 3D maupun 2D ke dalam
lingkungan nyata
- membantu peserta didik untuk memahami konsep dan
teori,
- menstimulasi peserta didik berfikir secara konseptual
- meningkatkan gambaran (representasi) dan persepsi
No.
Masalah terpilih
yang akan
diselesaikan
Akar Penyebab
masalah
Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
 Kelemahan model pembelajaran inkuiri terbimbing
berbantuan media Augmented Reality antara lain:
- Adanya masalah-masalah teknis pada audio yang
terdengar kurang keras walaupun volumenya sudah
maksimum,
- Proses pemindaian gambar yang membutuhkan cahaya
yang lebih terang
- Membutuhkan perangkat Handphone yang mumpuni
4. Penerapan model pembelajaran inkuiri tipe pictorial riddle
 Model pembelajaran inkuiri tipe pictorial riddle dipilih
sebagai salah satu alternatif solusi karena efektif
meningkatkan pemahaman konsep peserta didik dengan
menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analisis
untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu
masalah yang dipertanyakan.
 Kelebihan model pembelajaran inkuiri tipe pictorial riddle
antara lain:
- Masalah disajikan dalam bentuk ilustrasi gambar yang
dapat memotivasi peserta didik untuk menyelesaikanya,
- Dapat membentuk pengetahuan baru peserta didik dalam
pemecahan masalah
- Mengembangkan aktivitas peserta didik dalam diskusi
kelompok kecil maupun besar
- Merangsang peserta didik mengingat apa yang sudah
didipelajari
 Kelemahan model pembelajaran inkuiri tipe pictorial riddle
antara lain:
- hanya materi yang memiliki visualisasi gambar saja yang
dapat menerapkan inkuiri tipe pictorial riddle
- LKS harus disusun dengan baik dan mudah dimengerti
peserta didik agar peserta didik mengisi jawaban pada
analisis riddle tersebut sesuai yang dinginkan
No.
Masalah terpilih
yang akan
diselesaikan
Akar Penyebab
masalah
Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
3 Rendahnya
keterampilan
proses sains
peserta didik
dalam
pembelajaran IPA
Model pembelajaran
yang diterapkan guru
belum optimal
melatih keterampilan
proses sains peserta
didik
Kajian Literatur
1. Wardani & Rosdiana (2022) menyimpulkan bahwa
analisis respons peserta didik kelas IX-B SMP Jati
Agung Waru menunjukkan pembelajaran yang
menggunakan media pembelajaran PhET dengan
model pembelajaran inkuiri terbimbing sangat
baik guna menambah keahlian proses sains peserta
didik.
(https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/pensa/article/v
iew/44884/40155)
2. Arlisa, dkk (2020) menyimpulkan bahwa penerapan
model pembelajaran Discovery Learning
berpengaruh pada keterampilan proses sains peserta
didik pada mata pelajaran IPA peserta didik kelas
VIII SMP Advend Palu.
(https://jurnal.untan.ac.id/index.php/JIPPF/article/vie
w/41897/75676586633)
3. Fatimah & Rahmah (2019) menyimpulkan bahwa
penggunaan model Quantum Teaching berbasis
media animasi dapat meningkatkan keterampilan
proses sains peserta didik kelas IX SMP Negeri 1
Gandapura pada materi listrik dinamis.
(http://jfkip.umuslim.ac.id/index.php/jupa/article/vie
w/455)
4. Irmi, dkk (2019) menyimpulkan bahwa penerapan
model inkuri terbimbing berbantuan kode QR
(Quick Response) dapat meningkatkan keterampilan
proses sains dan hasil belajar peserta didik.
(http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/JIPI/article/view/147
28/11401)
Berdasarkan hasil eksplorasi alternatif solusi, alternatif solusi yang
memungkinkan untuk diterapkan di kelas saya adalah sebagai
berikut:
1. Penggunaan media pembelajaran PhET dengan model
inkuiri terbimbing
 Media pembelajaran PhET dengan model inkuiri terbimbing
dipilih sebagai salah satu alternatif solusi karena dapat
meningkatkan keaktifan, keterampilan proses, motivasi dan
pengalaman belajar siswa
 Kelebihan media pembelajaran PhET dengan metode inkuiri
terbimbing antara lain:
- peserta didik dapat melacak lebih banyak cara
menemukan ide-ide logis serta prinsip ilmiah
- menumbuhkan imajinasi dalam berpikir kritis,
- pembelajaran lebih terpusat ke peserta didik bertujuan
agar peserta didik lebih kreatif dan inovatif
- peserta didik tidak merasa bosan selama pembelajaran,
 Kelemahan media pembelajaran PhET dengan metode inkuiri
terbimbing antara lain:
- inkuiri terbimbing dengan media PhET sulit diterapkan
dengan adanya karakteristik peserta didik yang berbeda-
beda
- kurangnya fasilitas pembelajaran di sekolah.
2. Penerapan model pembelajaran Discovery Learning
 Model pembelajaran Discovery Learning dipilih sebagai salah
satu alternatif solusi karena langkah-langkah pembelajarannya
sangat sesuai dalam meningkatkan keterampilan proses sains
peserta didik.
 Kelebihan model pembelajaran Discovery Learning antara
lain:
- siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran,
- menumbuhkan sikap inquiry (mencari-temukan),
- memberikan wahana interaksi antar siswa, maupun siswa
No.
Masalah terpilih
yang akan
diselesaikan
Akar Penyebab
masalah
Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
Hasil Wawancara
1. Guru IPA
Dalam mengembangkan keterampilan proses sains,
peserta didik perlu melakukan pengamatan langsung
atau eksperimen.
(Hj. Nurhayati, S.Pd., M.Pd. – Guru IPA dan
Wakasek Kurikulum SMP Negeri 6 Palu)
2. Pakar
Model pembelajaran yang tepat untuk melatih
keterampilan proses sains peserta didik itu bisa
menggunakan inkuiri dan juga discovery learning,
karena langkah-langkah pembelajarannya sangat
sesuai dalam meningkatkan keterampilan proses sains
peserta didik.
(Dr. Oka Saputra, M.Pd. – Dosen Pendidikan Fisika
UNESA)
dan guru
- melatih kemampuan kognitif siswa untuk menemukan dan
memecahkan masalah tanpa pertolongan orang lain.
 Kelemahan model pembelajaran Discovery Learning antara
lain:
- Untuk peserta didik dengan kecerdasan rendah, akan
merasa kesusahan berpikir atau menyampaikan korelasi
antar konsep
- Model ini tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang
banyak, karena membutuhkan waktu yang lama untuk
membantu mereka menemukan teori atau pemecahan
masalah.
3. Penerapan model Quantum Teaching berbasis media
animasi
 Model Quantum Teaching berbasis media animasi dipilih
sebagai salah satu alternatif solusi karena dapat
mempengaruhi adanya keterlibatan peserta didik secara aktif
dalam proses pembelajaran, dengan mengalami, melihat dan
mengamati obyek secara langsung dan nyata menuntut peserta
didik untuk terlibat langsung.
 Kelebihan model Quantum Teaching berbasis media animasi
antara lain:
- peserta didik lebih mudah memahami materi yang
dipelajari
- dapat meningkatkan aktivitas guru dan peserta didik
dalam pembelajaran
- dapat meningkatkan minat peserta didik serta memotivasi
dan mendorong peserta didik belajar lebih baik
- dapat memicu rasa antusias peserta didik dalam
melakukan percobaan dan diskusi kelas
 Kelemahan model Quantum Teaching berbasis media animasi
antara lain:
- memerlukan persiapan yang matang bagi guru dan
lingkungan yang mendukung;
No.
Masalah terpilih
yang akan
diselesaikan
Akar Penyebab
masalah
Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
- memerlukan fasilitas yang memadai;
- kurang dapat mengontrol peserta didik.
4. Penerapan model inkuri terbimbing berbantuan kode QR
(Quick Response)
 Model inkuiri terbimbing berbantuan QR dipilih sebagai salah
satu alternatif solusi karena mengkondisikan siswa melakukan
penyelidikan untuk mendapatkan pengetahuan, mendorong
untuk aktif dan tercermin pada pengalaman belajar, siswa
belajar berdasarkan apa yang mereka ketahui sebelumnya,
mengembangkan serangkaian pemikiran dalam proses
pembelajarannya sehingga keterampilan proses sainsnya
berkembang,
 Kelebihan model inkuri terbimbing berbantuan kode QR
antara lain:
- Pembelajaran berpusat pada peserta didik dimana mereka
dapat membuat laporan atau materi lain secara online dan
membagikannya melaui kode QR
- penggunaan kode QR akan membuat lingkungan
pendidikan tanpa kertas (go green)
- Sebagai perpustakaan interaktif melalui QR scan dapat
merekam audio, tinjauan video sehingga dapat membantu
peserta didik untuk memilih referensi yang lebih baik
- Kode QR dapat dibuat untuk menghubungkan peserta
didik ke lebih banyak contoh topik terkait untuk
pemahaman konsep yang lebih baik.
 Kelebihan model inkuri terbimbing berbantuan kode QR
antara lain:
- Tidak semua peserta didik memiliki handphone untuk
dapat mengaplikasikan kode QR
4 Rendahnya
kemampuan
peserta didik
Model pembelajaran
yang digunakan guru
membimbing peserta
Kajian Literatur
1. DD Panggabean (2022) menyimpulkan bahwa pada
penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing
Berdasarkan hasil eksplorasi alternatif solusi, alternatif solusi yang
memungkinkan untuk diterapkan di kelas saya adalah sebagai
berikut:
No.
Masalah terpilih
yang akan
diselesaikan
Akar Penyebab
masalah
Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
dalam
menyelesaikan
soal-soal HOTS
didik dalam
menyelesaikan soal-
soal HOTS belum
efektif
sangat efektif untuk meningkatkan HOTS peserta
didik kelas IX di SMP Budi Murni 4 Medan terhadap
materi listrik dinamis.
(https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jpf/article
/view/30200/pdf)
2. KYK Yusuf (2018) menyimpulkan bahwa
berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka
dapat disimpulkan penerapan model discovery
learning dapat meningkatkan kemampuan High
Order Thinking Skills peserta didik kelas VII A SMP
Negeri 1 Garung.
(http://spektra.unsiq.ac.id/index.php/spek/article/view
/44)
3. Sani M.M.R, dkk (2020) menyimpulkan bahwa
model pembelajaran siklus belajar 5E dapat
meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi
(HOTS) peserta didik dan aktivitas guru dalam proses
pembelajaran meningkat.
(https://ejournal.uksw.edu/juses/article/view/3094/14
49)
4. Sari MP, dkk (2021) menyimpulkan bahwa
pembelajaran IPA berbasis media PhET berpengaruh
signifikan terhadap motivasi belajar dan HOTS
peserta didik SMP.
(https://online-
journal.unja.ac.id/EDP/article/view/12546)
Hasil Wawancara
1. Guru IPA
Untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam
menyelesaikan soal-soal HOTS guru lebih sering
1. Penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing
 Model pembelajaran inkuiri terbimbing dipilih sebagai salah
satu alternatif solusi karena model pembelajaran inkuiri
melibatkan metakognitif yang kritis, aktif dan berbasis
pemecahan masalah, sehingga sangat sesuai dengan
kebutuhan pembelajaran berbasis HOTS.
 Kelebihan model pembelajaran inkuiri terbimbing antara lain:
- membantu peserta didik mengembangkan atau
memperbanyak persediaan dan penguasaan keterampilan
dan proses kognitif peserta didik,
- peserta didik terlibat langsung dalam belajar sehingga
termotivasi untuk belajar, dan strategi ini berpusat pada
peserta didik.
 Kelemahan model pembelajaran ini antara lain: permasalahan
dengan waktu yang dialokasikan, pembelajaran inkuiri yang
dilakukan oleh peserta didik dapat melenceng arahnya dari
tujuan semula karena mereka belum terbiasa melakukannya
sehingga peserta didik akan ragu-ragu dalam bertindak.
2. Penerapan model pembelajaran siklus belajar 5E:
 Model pembelajaran siklus belajar 5E dipilih sebagai salah
satu alternatif solusi karena dengan aktivitas pembelajaran
yang ada dalam model siklus belajar 5E dapat
mengoptimalkan kemampuan peserta didik dalam berpikir
tingkat tinggi (HOTS)
 Kelebihan dari model siklus belajar 5E yaitu:
- membantu mengembangkan sikap ilmiah peserta didik,
- serta meningkatkan motivasi peserta didik dalam proses
pembelajaran.
 Kelemahannya antara lain:
- perlu menuntut kesungguhan dan kreatifitas dari guru
dalam merancang dan melaksanakan proses pembelajaran,
sehingga semua peserta didik terlibat aktif dalam
menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta ide atau
gagasan dalam menyelesaikan masalah.
No.
Masalah terpilih
yang akan
diselesaikan
Akar Penyebab
masalah
Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
memberikan banyak latihan-latihan soal HOTS
dengan menggunakan model pembelajaran Problem
Based Learning.
(Hj. Nurhayati, S.Pd., M.Pd. – Guru IPA dan
Wakasek Kurikulum SMP Negeri 6 Palu)
2. Pakar
Pendekatan Conceptual Change dengan model
pembelajaran Problem Based Learning dapat
digunakan untuk meningkatkan High Order Thinking
Skills peserta didik apalagi bila dikombinasikan
dengan penggunaan media seperti simulasi PhET.
(Dr. Oka Saputra, M.Pd. – Dosen Pendidikan Fisika
UNESA)
3. Penerapan model Discovery Learning
 Model pembelajaran Discovery Learning dipilih sebagai salah
satu alternatif solusi karena langkah-langkah pembelajarannya
sangat sesuai dalam meningkatkan keterampilan tingkat tinggi
(HOTS) peserta didik.
 Kelebihan model discovery learning antara lain:
- Pengetahuan bertahan lama dan mudah diingat,
- hasil belajar discovery mempunyai efek transfer yang
lebih baik dari pada hasil lainnya;
- secara menyeluruh belajar discovery meningkatkan
penalaran peserta didik dan kemampuan untuk berpikir
bebas.
- Secara khusus belajar penemuan melatih keterampilan-
keterampilan kognitif peserta didik untuk menemukan dan
memecahkan masalah tanpa pertolongan orang lain.
 Kelemahan model pembelajaran Discovery Learning antara
lain:
- Untuk peserta didik dengan kecerdasan rendah, akan
merasa kesusahan berpikir atau menyampaikan korelasi
antar konsep
- Model ini tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang
banyak, karena membutuhkan waktu yang lama untuk
membantu mereka menemukan teori atau pemecahan
masalah.

More Related Content

What's hot

LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah_Abdul Jamil.docx
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah_Abdul Jamil.docxLK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah_Abdul Jamil.docx
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah_Abdul Jamil.docxAbdulJamil38
 
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi 4 Agustus 2022.docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi 4 Agustus 2022.docxLK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi 4 Agustus 2022.docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi 4 Agustus 2022.docxshananah
 
LK. 1.1. Identifikasi Masalah - Berita.pdf
LK. 1.1. Identifikasi Masalah - Berita.pdfLK. 1.1. Identifikasi Masalah - Berita.pdf
LK. 1.1. Identifikasi Masalah - Berita.pdfarba15
 
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.pdf
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.pdfLK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.pdf
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.pdfadenurosita
 
LK. 1.1. Identifikasi Masalah.doc
LK. 1.1. Identifikasi Masalah.docLK. 1.1. Identifikasi Masalah.doc
LK. 1.1. Identifikasi Masalah.docAbdulRosyd1
 
LK 1.2 SUSILO WARDANI.pdf
LK 1.2 SUSILO WARDANI.pdfLK 1.2 SUSILO WARDANI.pdf
LK 1.2 SUSILO WARDANI.pdfSusiloWardani5
 
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah mutia.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah mutia.docxLK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah mutia.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah mutia.docxmutia171878
 
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi (1) (1).docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi  (1) (1).docxLK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi  (1) (1).docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi (1) (1).docxIdaRoyanti3
 
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docx
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docxLK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docx
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docxazwar38
 
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah_Abdul Jamil.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah_Abdul Jamil.docxLK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah_Abdul Jamil.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah_Abdul Jamil.docxAbdulJamil38
 
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (2).pdf
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (2).pdfLK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (2).pdf
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (2).pdfNuryaniMakmur
 
LK. 2.2 Menentukan Solusi-REVISI.pdf
LK. 2.2 Menentukan Solusi-REVISI.pdfLK. 2.2 Menentukan Solusi-REVISI.pdf
LK. 2.2 Menentukan Solusi-REVISI.pdfRoruzhAlFaruq
 
Format Hasil asesmen pembelajaran_Alfathesa Filoza.docx
Format Hasil asesmen pembelajaran_Alfathesa Filoza.docxFormat Hasil asesmen pembelajaran_Alfathesa Filoza.docx
Format Hasil asesmen pembelajaran_Alfathesa Filoza.docxalfathesafiloza
 
LK 1.2. eksplorasi penyebab masalah Noviarta.pdf
LK 1.2. eksplorasi penyebab masalah Noviarta.pdfLK 1.2. eksplorasi penyebab masalah Noviarta.pdf
LK 1.2. eksplorasi penyebab masalah Noviarta.pdfNoviarta1
 
LK 1.2 Ekspolari Penyebab Masalah.pdf
LK 1.2 Ekspolari Penyebab Masalah.pdfLK 1.2 Ekspolari Penyebab Masalah.pdf
LK 1.2 Ekspolari Penyebab Masalah.pdfIrmadaBoheaIR
 
LK 1.2 Eksplorasi Masalah.docx
LK 1.2  Eksplorasi Masalah.docxLK 1.2  Eksplorasi Masalah.docx
LK 1.2 Eksplorasi Masalah.docxIrmadaBoheaIR
 
LK. 1.1. Identifikasi Masalah_Abdul Jamil.docx
LK. 1.1. Identifikasi Masalah_Abdul Jamil.docxLK. 1.1. Identifikasi Masalah_Abdul Jamil.docx
LK. 1.1. Identifikasi Masalah_Abdul Jamil.docxAbdulJamil38
 
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docxLK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docxyusepputra99
 
LK. 1.1 IDENTIFIKASI MASALAH.docx
LK. 1.1 IDENTIFIKASI MASALAH.docxLK. 1.1 IDENTIFIKASI MASALAH.docx
LK. 1.1 IDENTIFIKASI MASALAH.docxAriyaniUdink
 
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah.docx
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah.docxLK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah.docx
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah.docxMaximusCarlesSeda
 

What's hot (20)

LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah_Abdul Jamil.docx
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah_Abdul Jamil.docxLK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah_Abdul Jamil.docx
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah_Abdul Jamil.docx
 
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi 4 Agustus 2022.docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi 4 Agustus 2022.docxLK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi 4 Agustus 2022.docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi 4 Agustus 2022.docx
 
LK. 1.1. Identifikasi Masalah - Berita.pdf
LK. 1.1. Identifikasi Masalah - Berita.pdfLK. 1.1. Identifikasi Masalah - Berita.pdf
LK. 1.1. Identifikasi Masalah - Berita.pdf
 
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.pdf
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.pdfLK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.pdf
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.pdf
 
LK. 1.1. Identifikasi Masalah.doc
LK. 1.1. Identifikasi Masalah.docLK. 1.1. Identifikasi Masalah.doc
LK. 1.1. Identifikasi Masalah.doc
 
LK 1.2 SUSILO WARDANI.pdf
LK 1.2 SUSILO WARDANI.pdfLK 1.2 SUSILO WARDANI.pdf
LK 1.2 SUSILO WARDANI.pdf
 
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah mutia.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah mutia.docxLK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah mutia.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah mutia.docx
 
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi (1) (1).docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi  (1) (1).docxLK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi  (1) (1).docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi (1) (1).docx
 
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docx
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docxLK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docx
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docx
 
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah_Abdul Jamil.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah_Abdul Jamil.docxLK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah_Abdul Jamil.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah_Abdul Jamil.docx
 
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (2).pdf
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (2).pdfLK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (2).pdf
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (2).pdf
 
LK. 2.2 Menentukan Solusi-REVISI.pdf
LK. 2.2 Menentukan Solusi-REVISI.pdfLK. 2.2 Menentukan Solusi-REVISI.pdf
LK. 2.2 Menentukan Solusi-REVISI.pdf
 
Format Hasil asesmen pembelajaran_Alfathesa Filoza.docx
Format Hasil asesmen pembelajaran_Alfathesa Filoza.docxFormat Hasil asesmen pembelajaran_Alfathesa Filoza.docx
Format Hasil asesmen pembelajaran_Alfathesa Filoza.docx
 
LK 1.2. eksplorasi penyebab masalah Noviarta.pdf
LK 1.2. eksplorasi penyebab masalah Noviarta.pdfLK 1.2. eksplorasi penyebab masalah Noviarta.pdf
LK 1.2. eksplorasi penyebab masalah Noviarta.pdf
 
LK 1.2 Ekspolari Penyebab Masalah.pdf
LK 1.2 Ekspolari Penyebab Masalah.pdfLK 1.2 Ekspolari Penyebab Masalah.pdf
LK 1.2 Ekspolari Penyebab Masalah.pdf
 
LK 1.2 Eksplorasi Masalah.docx
LK 1.2  Eksplorasi Masalah.docxLK 1.2  Eksplorasi Masalah.docx
LK 1.2 Eksplorasi Masalah.docx
 
LK. 1.1. Identifikasi Masalah_Abdul Jamil.docx
LK. 1.1. Identifikasi Masalah_Abdul Jamil.docxLK. 1.1. Identifikasi Masalah_Abdul Jamil.docx
LK. 1.1. Identifikasi Masalah_Abdul Jamil.docx
 
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docxLK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docx
 
LK. 1.1 IDENTIFIKASI MASALAH.docx
LK. 1.1 IDENTIFIKASI MASALAH.docxLK. 1.1 IDENTIFIKASI MASALAH.docx
LK. 1.1 IDENTIFIKASI MASALAH.docx
 
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah.docx
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah.docxLK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah.docx
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah.docx
 

Similar to LK. 2.1_PPG Daljab.pdf

LK 3 best practic_Menulis Aksara Jawa_Mashudi.pdf
LK 3 best practic_Menulis Aksara Jawa_Mashudi.pdfLK 3 best practic_Menulis Aksara Jawa_Mashudi.pdf
LK 3 best practic_Menulis Aksara Jawa_Mashudi.pdfMasHudi30
 
Best Practices---Muhammad Riyanto.pdf
Best Practices---Muhammad Riyanto.pdfBest Practices---Muhammad Riyanto.pdf
Best Practices---Muhammad Riyanto.pdfRiyanTSSJ
 
Best Practices---Muhammad Riyanto.pdf
Best Practices---Muhammad Riyanto.pdfBest Practices---Muhammad Riyanto.pdf
Best Practices---Muhammad Riyanto.pdfRiyanTSSJ
 
Menyusun Best Practices aksi 1.pdf
Menyusun Best Practices aksi 1.pdfMenyusun Best Practices aksi 1.pdf
Menyusun Best Practices aksi 1.pdfERNIsutira
 
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi NUNU.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi NUNU.pdfLK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi NUNU.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi NUNU.pdfNurulyDybala1
 
Lembar kerja lk.2.1..pptx
Lembar kerja lk.2.1..pptxLembar kerja lk.2.1..pptx
Lembar kerja lk.2.1..pptxAsyer2
 
LK 3.1 Best Practices _HILMA NUR AFIDATI.docx.pdf
LK 3.1 Best Practices _HILMA NUR AFIDATI.docx.pdfLK 3.1 Best Practices _HILMA NUR AFIDATI.docx.pdf
LK 3.1 Best Practices _HILMA NUR AFIDATI.docx.pdfHilmaNurAfidati
 
LK 3.1 - BEST PRACTICE - UBAY BAEHAKI.pdf
LK 3.1 - BEST PRACTICE - UBAY BAEHAKI.pdfLK 3.1 - BEST PRACTICE - UBAY BAEHAKI.pdf
LK 3.1 - BEST PRACTICE - UBAY BAEHAKI.pdfubaybaehaki
 
LK 3.1 Menyusun Best Practices Avida.pdf
LK 3.1 Menyusun Best Practices Avida.pdfLK 3.1 Menyusun Best Practices Avida.pdf
LK 3.1 Menyusun Best Practices Avida.pdfAvidaAvida1
 
LK 2.2 Menentukan Solusi.docx
LK 2.2 Menentukan Solusi.docxLK 2.2 Menentukan Solusi.docx
LK 2.2 Menentukan Solusi.docxOchim Faraday
 
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi MEI.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi MEI.pdfLK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi MEI.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi MEI.pdfMeilanieGitchuu
 
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi_Adi Iasan (1).docx
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi_Adi Iasan (1).docxLK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi_Adi Iasan (1).docx
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi_Adi Iasan (1).docxSandiSaputra42
 
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docx
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docxLK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docx
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docxAndiKhairuzaman1
 
LK 2.1 Eva-oke.docx
LK 2.1 Eva-oke.docxLK 2.1 Eva-oke.docx
LK 2.1 Eva-oke.docxRakaArga1
 
Presentasi Best Practice.pptx
Presentasi Best Practice.pptxPresentasi Best Practice.pptx
Presentasi Best Practice.pptxhudriyah1
 
Miftahus Surur LK. 2.2 Menentukan Solusi.pdf
Miftahus Surur LK. 2.2 Menentukan Solusi.pdfMiftahus Surur LK. 2.2 Menentukan Solusi.pdf
Miftahus Surur LK. 2.2 Menentukan Solusi.pdfMiftahusSurur19
 
LK 2.2 Penentuan Solusi.anidar (1).pdf
LK 2.2 Penentuan Solusi.anidar (1).pdfLK 2.2 Penentuan Solusi.anidar (1).pdf
LK 2.2 Penentuan Solusi.anidar (1).pdfanidar06
 
Lk. 2.1 ekplorasi alternatif solusi - Copy.docx
Lk. 2.1 ekplorasi alternatif solusi - Copy.docxLk. 2.1 ekplorasi alternatif solusi - Copy.docx
Lk. 2.1 ekplorasi alternatif solusi - Copy.docxJunaiHunter
 
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi Rusyihan Anwary Rusdie 2sj (1).pptx
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi Rusyihan Anwary Rusdie 2sj (1).pptxLK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi Rusyihan Anwary Rusdie 2sj (1).pptx
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi Rusyihan Anwary Rusdie 2sj (1).pptxRusyihanAnwary1
 
LK. 2.2 Menentukan Solusi.pdf
LK. 2.2 Menentukan Solusi.pdfLK. 2.2 Menentukan Solusi.pdf
LK. 2.2 Menentukan Solusi.pdfARudhia
 

Similar to LK. 2.1_PPG Daljab.pdf (20)

LK 3 best practic_Menulis Aksara Jawa_Mashudi.pdf
LK 3 best practic_Menulis Aksara Jawa_Mashudi.pdfLK 3 best practic_Menulis Aksara Jawa_Mashudi.pdf
LK 3 best practic_Menulis Aksara Jawa_Mashudi.pdf
 
Best Practices---Muhammad Riyanto.pdf
Best Practices---Muhammad Riyanto.pdfBest Practices---Muhammad Riyanto.pdf
Best Practices---Muhammad Riyanto.pdf
 
Best Practices---Muhammad Riyanto.pdf
Best Practices---Muhammad Riyanto.pdfBest Practices---Muhammad Riyanto.pdf
Best Practices---Muhammad Riyanto.pdf
 
Menyusun Best Practices aksi 1.pdf
Menyusun Best Practices aksi 1.pdfMenyusun Best Practices aksi 1.pdf
Menyusun Best Practices aksi 1.pdf
 
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi NUNU.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi NUNU.pdfLK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi NUNU.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi NUNU.pdf
 
Lembar kerja lk.2.1..pptx
Lembar kerja lk.2.1..pptxLembar kerja lk.2.1..pptx
Lembar kerja lk.2.1..pptx
 
LK 3.1 Best Practices _HILMA NUR AFIDATI.docx.pdf
LK 3.1 Best Practices _HILMA NUR AFIDATI.docx.pdfLK 3.1 Best Practices _HILMA NUR AFIDATI.docx.pdf
LK 3.1 Best Practices _HILMA NUR AFIDATI.docx.pdf
 
LK 3.1 - BEST PRACTICE - UBAY BAEHAKI.pdf
LK 3.1 - BEST PRACTICE - UBAY BAEHAKI.pdfLK 3.1 - BEST PRACTICE - UBAY BAEHAKI.pdf
LK 3.1 - BEST PRACTICE - UBAY BAEHAKI.pdf
 
LK 3.1 Menyusun Best Practices Avida.pdf
LK 3.1 Menyusun Best Practices Avida.pdfLK 3.1 Menyusun Best Practices Avida.pdf
LK 3.1 Menyusun Best Practices Avida.pdf
 
LK 2.2 Menentukan Solusi.docx
LK 2.2 Menentukan Solusi.docxLK 2.2 Menentukan Solusi.docx
LK 2.2 Menentukan Solusi.docx
 
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi MEI.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi MEI.pdfLK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi MEI.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi MEI.pdf
 
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi_Adi Iasan (1).docx
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi_Adi Iasan (1).docxLK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi_Adi Iasan (1).docx
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi_Adi Iasan (1).docx
 
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docx
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docxLK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docx
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docx
 
LK 2.1 Eva-oke.docx
LK 2.1 Eva-oke.docxLK 2.1 Eva-oke.docx
LK 2.1 Eva-oke.docx
 
Presentasi Best Practice.pptx
Presentasi Best Practice.pptxPresentasi Best Practice.pptx
Presentasi Best Practice.pptx
 
Miftahus Surur LK. 2.2 Menentukan Solusi.pdf
Miftahus Surur LK. 2.2 Menentukan Solusi.pdfMiftahus Surur LK. 2.2 Menentukan Solusi.pdf
Miftahus Surur LK. 2.2 Menentukan Solusi.pdf
 
LK 2.2 Penentuan Solusi.anidar (1).pdf
LK 2.2 Penentuan Solusi.anidar (1).pdfLK 2.2 Penentuan Solusi.anidar (1).pdf
LK 2.2 Penentuan Solusi.anidar (1).pdf
 
Lk. 2.1 ekplorasi alternatif solusi - Copy.docx
Lk. 2.1 ekplorasi alternatif solusi - Copy.docxLk. 2.1 ekplorasi alternatif solusi - Copy.docx
Lk. 2.1 ekplorasi alternatif solusi - Copy.docx
 
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi Rusyihan Anwary Rusdie 2sj (1).pptx
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi Rusyihan Anwary Rusdie 2sj (1).pptxLK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi Rusyihan Anwary Rusdie 2sj (1).pptx
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi Rusyihan Anwary Rusdie 2sj (1).pptx
 
LK. 2.2 Menentukan Solusi.pdf
LK. 2.2 Menentukan Solusi.pdfLK. 2.2 Menentukan Solusi.pdf
LK. 2.2 Menentukan Solusi.pdf
 

Recently uploaded

2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdfMutiaraArafah2
 
PPT Metabolisme Karbohidrat II BIOLOGI KIMIA
PPT Metabolisme Karbohidrat II BIOLOGI KIMIAPPT Metabolisme Karbohidrat II BIOLOGI KIMIA
PPT Metabolisme Karbohidrat II BIOLOGI KIMIACochipsPJW
 
Kelompok 3_Materi Hormon Fisiologi Hewan.pptx
Kelompok 3_Materi Hormon Fisiologi Hewan.pptxKelompok 3_Materi Hormon Fisiologi Hewan.pptx
Kelompok 3_Materi Hormon Fisiologi Hewan.pptxWitaadw
 
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XIPresentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XIariwidiyani3
 
Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdf
Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdfMembaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdf
Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdfindigobig
 
Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum Merdeka
Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum MerdekaKelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum Merdeka
Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum MerdekaErvina Puspita
 

Recently uploaded (6)

2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf
 
PPT Metabolisme Karbohidrat II BIOLOGI KIMIA
PPT Metabolisme Karbohidrat II BIOLOGI KIMIAPPT Metabolisme Karbohidrat II BIOLOGI KIMIA
PPT Metabolisme Karbohidrat II BIOLOGI KIMIA
 
Kelompok 3_Materi Hormon Fisiologi Hewan.pptx
Kelompok 3_Materi Hormon Fisiologi Hewan.pptxKelompok 3_Materi Hormon Fisiologi Hewan.pptx
Kelompok 3_Materi Hormon Fisiologi Hewan.pptx
 
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XIPresentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
 
Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdf
Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdfMembaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdf
Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdf
 
Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum Merdeka
Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum MerdekaKelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum Merdeka
Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum Merdeka
 

LK. 2.1_PPG Daljab.pdf

  • 1. LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi Nama : Risma Amalia NPM : 229031495778 No. Masalah terpilih yang akan diselesaikan Akar Penyebab masalah Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi 1 Rendahnya hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran IPA Model pembelajaran inovatif yang digunakan guru belum dapat membangun minat dan motivasi belajar peserta didik pada pembelajaran IPA sehingga hasil belajarnya rendah. Kajian Literatur 1. Jaini (2021) menyimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar IPA materi listrik dinamis melalui model siklus belajar 7 fase (The 7e Learning Cycle Model) pada peserta didik kelas IXB SMPN 1 Pogalan. (https://jurnalp4i.com/index.php/strategi/article/view/ 568/581) 2. Harefa D, dkk (2021) menyimpulkan bahwa model pembelajaran aktif tipe index card match sangat mendukung atau dapat meningkatkan keinginan seorang peserta didik dalam pembelajaran IPA, sehingga dapat mempengaruhi kemampuan hasil belajar peserta didik. (http://ejournal.ust.ac.id/index.php/Aquinas/article/vi ew/914/pdf1) 3. Santriana Son RS (2019) menyimpulkan bahwa ada pengaruh positif penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe time token terhadap hasil belajar kognitif peserta didik pada materi struktur dan jaringan tumbuhan kelas VIII SMP Negeri Siso. (https://ejournal.uksw.edu/scholaria/article/view/240 7/1277) 4. Cahyaningrum AD (2019) menyimpulkan bahwa hasil belajar peserta didik kelas IX SMP Negeri 5 Pringsewu pada materi fisika dengan menggunakan Berdasarkan hasil eksplorasi alternatif solusi, alternatif solusi yang memungkinkan untuk diterapkan di kelas saya adalah sebagai berikut: 1. Penerapan model siklus belajar 7E  Model siklus belajar 7E dipilih sebagai salah satu alternatif solusi karena peserta didik dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran dengan mengkonstruksi sendiri informasi yang mereka peroleh. Semakin banyak keterlibatan aktif peserta didik dalam pembelajaran, semakin tinggi pula hasil belajar kognitifnya.  Kelebihan siklus belajar 7 fase antara lain: - Merangsang peserta didik untuk mengingat kembali materi pelajaran yang telah peserta didik dapatkan sebelumnya, - Memberikan motivasi kepada peserta didik untuk menjadi lebih aktif dan menambah rasa keingintahuan, - Melatih peserta didik belajar menemukan konsep melalui kegiatan eksperimen, - Melatih peserta didik untuk menyampaikan secara lisan konsep yang telah mereka pelajari, - Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berpikir, mencari, menemukan, dan menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah dipelajari.  Kelemahan dari pelaksanaan pembelajaran dengan model siklus belajar 7 fase antara lain: - Memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak dalam menyusun rencana dan melaksanakan pembelajaran. 2. Penerapan model pembelajaran aktif tipe index card match  Model pembelajaran aktif tipe index card match dapat dipilih
  • 2. No. Masalah terpilih yang akan diselesaikan Akar Penyebab masalah Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi model pembelajaran quantum teaching tipe TANDUR mengalami peningkatan yang sangat signifikan dibandingkan dengan menggunakan metode konvensional. (http://www.ejournal.radenintan.ac.id/index.php/IJS ME/article/view/4363/2818) 5. Hasanah N, dkk (2019) menyimpulkan bahwa model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan video memberikan pengaruh positif terhadap hasil belajar IPA peserta didik kelas VII SMP Negeri 8 Pontianak. (https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/view/36226/7 5676583257) Hasil Wawancara 1. Guru IPA Penggunaan media pembelajaran video animasi dengan memanfaatkan aplikasi ruang guru dapat menarik minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran IPA. Peserta didik jadi lebih mudah memahami materi yang disajikan dan hal itu dapat meningkatkan hasil belajar sebagian besar peserta didik. (Hj. Nurhayati, S.Pd., M.Pd. – Guru IPA dan Wakasek Kurikulum di SMP Negeri 6 Palu) 2. Pakar Sebenarnya hampir semua model pembelajaran inovatif dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik, namun terkadang penerapannya saja yang kurang tepat. Solusinya ialah guru sebaiknya memilih model pembelajaran inovatif yang sesuai dengan karakteristik materi sebagai salah satu alternatif solusi karena dapat mempengaruhi hasil belajar siswa terutama pada ranah kognitif. Dimana model pembelajaran index card match ini memotivasi peserta didik dalam proses pembelajaran, dengan pertanyaan yang diajukan akan mendorong mereka untuk mencari jawabannya.  Kelebihan model pembelajaran index card match antara lain: - Pembelajaran akan menarik sebab menggunakan media kartu yang dibuat dari potongan kertas, - Meningkatkan kerjasama diantara peserta didik melalui proses pembelajaran, - Dengan adanya pertanyaan yang diajukan akan mendorong peserta didik untuk mencari jawaban, - Menumbuhkan kreatifitas belajar peserta didik dalam proses belajar mengajar.  Kelemahan model pembelajaran index card match antara lain: - Sulit diterapkan pada kelas dengan jumlah peserta didik ganjil - Membutuhkan waktu yang lama bagi peserta didik untuk menyelesaikan tugas - Guru harus meluangkan waktu yang lebih lama untuk persiapan - Suasana kelas menjadi ribut 3. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe time token  Model pembelajaran kooperatif tipe time token dapat dipilih sebagai salah satu alternatif solusi karena peserta didik yang belajar dengan penerapan model pembelajaran time token secara signifikan aktivitas belajar dan hasil belajarnya lebih baik dari siswa yang mengikuti pembelajaran secara konvensional, dimana siswa dituntut berperan aktif pada proses belajar mengajar dan juga dapat memperoleh pengetahuan yang lebih.  Kelebihan dari model kooperatif tipe time token antara lain: - Dapat meningkatkan partisipasi, inisiatif peserta didik,
  • 3. No. Masalah terpilih yang akan diselesaikan Akar Penyebab masalah Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi yang akan diajarkan. (Dr. Oka Saputra, M.Pd. – Dosen Pendidikan Fisika UNESA) dan keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran, - Dapat melatih peserta didik untuk mengungkapkan pendapatnya, - peserta didik menjadi saling mendengarkan dan berbagi apa yang diketahui, serta dapat menghargai pendapat peserta didik yang lain, - dalam proses pembelajaran tidak memerlukan media pembelajaran yang banyak.  Kelemahan dari model kooperatif tipe time token antara lain: - Penerapan model time token hanya untuk mata pelajaran tertentu saja dengan jumlah peserta didik yang relatif sedikit karena model pembelajaran ini memerlukan waktu yang banyak agar setiap peserta didik bisa berbicara mengenai pendapat mereka. 4. Penerapan model pembelajaran quantum teaching tipe TANDUR  Model pembelajaran quantum teaching tipe TANDUR dapat dipilih sebagai salah satu alternatif solusi karena hasil belajar peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran quantum teaching tipe TANDUR mengalami peningkatan yang sangat signifikan dibandingkan dengan menggunakan metode konvensional. Dimana model pembelajaran ini dapat meningkatkan minat peserta didik dalam belajar sehingga proses penyampaian materi dapat berjalan dengan baik.  Kelebihan model pembelajaran quantum teaching tipe TANDUR antara lain: - peserta didik belajar sesaui dengan yang diinginkan - Memberikan pengaruh positif terhadap motivasi belajar peserta didik - Menciptakan kondisi tertentu yang membuat peserta didik ingin terus belajar - Mengaitkan proses pembelajaran dengan apa yang dialami oleh peserta didik - Mengajak peserta didik untuk aktif dalam melaksanakan
  • 4. No. Masalah terpilih yang akan diselesaikan Akar Penyebab masalah Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi pembelajarannya  Kelemahan model pembelajaran quantum teaching tipe TANDUR antara lain: - Memerlukan dan menuntut keahlian dan keterampilan guru lebih khusus - Memerlukan proses perancangan dan persiapan pembelajaran yang cukup matang dan terencana dengan cara yang lebih baik - Adanya keterbatasan sumber belajar, alat belajar, dan menuntut situasi dan kondisi serta waktu yang lebih banyak 5. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan video  Model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan video dapat dipilih sebagai salah satu alternatif solusi karena PBL berbantuan media video mampu menumbuhkan rasa ingin tahu dan motivasi peserta didik serta dapat menyajikan materi IPA secara konkrit sehingga mudah untuk dipahami. Hal ini akan berdampak pula pada hasil belajarnya. Selain itu model pembelajaran ini juga merupakan alternatif solusi dari salah satu narasumber.  Kelebihan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan video antara lain: - dapat mendorong peserta didik untuk mempunyai inisiatif belajar secara mandiri - dengan adanya media video dapat menampilkan permasalahan secara nyata yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. - dapat memberikan ruang bagi peserta didik untuk mengekspresikan daya berfikir kritis dalam memecahkan permasalahan.  Kelemahan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan video antara lain: - Lebih memperhatikan alokasi waktu dalam setiap langkah
  • 5. No. Masalah terpilih yang akan diselesaikan Akar Penyebab masalah Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi pembelajarannya, terkadang memerlukan waktu yang lebih banyak. 2 Rendahnya pemahaman konsep peserta didik dalam pemecahan masalah IPA – Fisika Penerapan model pembelajaran belum disertai media yang dapat meningkatkan pemahaman konsep peserta didik dalam memecahkan masalah IPA – Fisika. Kajian Literatur 1. Ni’mah M, dkk (2022) menyimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan model inkuiri terstruktur berbantuan virtual-laboratory PhET memiliki pengaruh signifikan terhadap peningkatan pemahaman konsep peserta didik terhadap materi listrik dinamis di kelas IX MTs Miksyaful Ulum. (https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/pensa/article/v iew/45289/40738) 2. Simanjuntak MP, dkk (2020) menyimpulkan bahwa pembelajaran IPA dengan penerapan Problem Based Learning (PBL) berbasis multirepresentasi pada peserta didik kelas VII SMP Negeri di Medan lebih memudahkan memecahkan masalah karena dalam pembelajaran PBL didesain dengan menghadapkan pembelajar dengan masalah - masalah kontekstual berhubungan dengan materi pembelajaran yang disajikan. (http://digilib.unimed.ac.id/43284/) 3. Aryani PR (2019) menyimpulkan bahwa penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan media Augmented Reality berpengaruh pada pemahaman konsep peserta didik. (https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upej/article/ view/33309) 4. Wulansari S (2019) menyimpulkan bahwa ada pengaruh positif model pembelajaran inkuiri tipe pictorial riddle terhadap pemahaman konsep fisika peserta didik kelas VIII SMP Negeri 7 Palembang. Berdasarkan hasil eksplorasi alternatif solusi, alternatif solusi yang memungkinkan untuk diterapkan di kelas saya adalah sebagai berikut: 1. Penerapan model inkuiri terstruktur berbantuan virtual- laboratory PhET  Model pembelajaran inkuiri terstruktur berbantuan virtual- laboratory PhET dapat dipilih sebagai salah satu alternatif solusi karena melibatkan partisipasi aktif peserta didik dalam menemukan sendiri konsep yang dipelajari melalui kegiatan praktikum secara digital. Selain itu penggunaan virtual- laboratory PhET ini juga merupakan alternatif solusi yang disarankan oleh salah satu narasumber.  Kelebihan model inkuiri terstruktur berbantuan virtual- laboratory PhET antara lain: - tidak memerlukan alat dan bahan praktikum yang nyata, - dapat diakses kapanpun tanpa ada batas waktu, - dapat digunakan dimanapun, - dapat menyimulasikan materi yang bersifat abstrak, - dapat memberikan pengalaman interaktif bagi peserta didik untuk menemukan konsep melalui kegiatan mengeksplorasi objek data atau fenomena.  Kelemahan model inkuiri terstruktur berbantuan virtual- laboratory PhET antara lain: - akses pelaksanaan dalam pembelajaran ini harus menggunakan lebih dari satu komputer, - keberhasilan dalam suatu pembelajaran itu tergantung kemandirian peserta didik dalam mengikuti pelajaran, - peserta didik merasa jenuh jika kurang memahami tentang penggunaan komputer. 2. Penerapan Problem Based Learning (PBL) berbasis multirepresentasi  Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berbasis
  • 6. No. Masalah terpilih yang akan diselesaikan Akar Penyebab masalah Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi (https://jurnal.univpgri- palembang.ac.id/index.php/Prosidingpps/article/view/ 2648/2455) Hasil Wawancara 1. Guru IPA Pada materi-materi tertentu yang memerlukan pemahaman konsep, baiknya diterapkan pembelajaran kontekstual, dimana pembelajaran itu dapat dilakukan di luar kelas misalnya di lingkungan sekolah. Selain itu pembelajaran berbasis proyek, dimana peserta didik diberi tugas secara berkelompok untuk menghasilkan suatu produk, dan juga penggunaan LKPD berbasis Problem Based Learning. Pembelajaran-pembelajaran tersebut dapat memperkuat pemahaman konsep mereka dan mengarahkan mereka ke pemecahan masalah. (Hj. Nurhayati, S.Pd., M.Pd. – Guru IPA dan Wakasek Kurikulum SMP Negeri 6 Palu) 2. Pakar Untuk pemahaman konsep sebaiknya menggunakan pendekatan Conceptual Change dan Conceptual Development, selain dapat membantu pemahaman konsep juga dapat memperbaiki miskonsepsi peserta didik. Lebih efektifnya lagi bila pendekatan ini dikombinasikan dengan media pembelajaran yang tepat, sehingga peserta didik dapat membandingkan konsep yang dia pahami dengan konsep nyata yang dia temukan melalui media, contohnya seperti simulasi PhET. (Dr. Oka Saputra, M.Pd. – Dosen Pendidikan Fisika UNESA) multirepresentasi dipilih sebagai salah satu alternatif solusi karena dalam pembelajaran PBL didesain dengan menghadapkan peserta didik dengan masalah-masalah kontekstual berhubungan dengan materi pembelajaran yang disajikan.  Kelebihan Problem Based Learning (PBL) berbasis multirepresentasi antara lain: - peserta didik akan lebih mudah memahami konsep karena peserta didik diarahkan untuk dapat menjelaskan, - memberikan contoh yang sesuai yang ada di sekitarnya, - menginterpretasi atau memaknai gambar/grafik/ tabel ke interpretasi lainnya, - Konsep fisika yang abstrak akan lebih mudah dipahami jika disajikan dengan multirepresentasi.  Kelemahan Problem Based Learning (PBL) berbasis multirepresentasi antara lain: - memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak dalam menyusun rencana dan melaksanakan pembelajaran 3. Penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan media Augmented Reality  Model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan media AR dipilih sebagai salah satu alternatif solusi karena menciptakan suasana belajar yang lebih menyenangkan dalam memahami suatu konsep dengan memanfaatkan teknologi terkini, sehingga dapat meningkatkan minat peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.  Kelebihan model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan media Augmented Reality antara lain: - dapat menghubungkan objek 3D maupun 2D ke dalam lingkungan nyata - membantu peserta didik untuk memahami konsep dan teori, - menstimulasi peserta didik berfikir secara konseptual - meningkatkan gambaran (representasi) dan persepsi
  • 7. No. Masalah terpilih yang akan diselesaikan Akar Penyebab masalah Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi  Kelemahan model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan media Augmented Reality antara lain: - Adanya masalah-masalah teknis pada audio yang terdengar kurang keras walaupun volumenya sudah maksimum, - Proses pemindaian gambar yang membutuhkan cahaya yang lebih terang - Membutuhkan perangkat Handphone yang mumpuni 4. Penerapan model pembelajaran inkuiri tipe pictorial riddle  Model pembelajaran inkuiri tipe pictorial riddle dipilih sebagai salah satu alternatif solusi karena efektif meningkatkan pemahaman konsep peserta didik dengan menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analisis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.  Kelebihan model pembelajaran inkuiri tipe pictorial riddle antara lain: - Masalah disajikan dalam bentuk ilustrasi gambar yang dapat memotivasi peserta didik untuk menyelesaikanya, - Dapat membentuk pengetahuan baru peserta didik dalam pemecahan masalah - Mengembangkan aktivitas peserta didik dalam diskusi kelompok kecil maupun besar - Merangsang peserta didik mengingat apa yang sudah didipelajari  Kelemahan model pembelajaran inkuiri tipe pictorial riddle antara lain: - hanya materi yang memiliki visualisasi gambar saja yang dapat menerapkan inkuiri tipe pictorial riddle - LKS harus disusun dengan baik dan mudah dimengerti peserta didik agar peserta didik mengisi jawaban pada analisis riddle tersebut sesuai yang dinginkan
  • 8. No. Masalah terpilih yang akan diselesaikan Akar Penyebab masalah Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi 3 Rendahnya keterampilan proses sains peserta didik dalam pembelajaran IPA Model pembelajaran yang diterapkan guru belum optimal melatih keterampilan proses sains peserta didik Kajian Literatur 1. Wardani & Rosdiana (2022) menyimpulkan bahwa analisis respons peserta didik kelas IX-B SMP Jati Agung Waru menunjukkan pembelajaran yang menggunakan media pembelajaran PhET dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing sangat baik guna menambah keahlian proses sains peserta didik. (https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/pensa/article/v iew/44884/40155) 2. Arlisa, dkk (2020) menyimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Discovery Learning berpengaruh pada keterampilan proses sains peserta didik pada mata pelajaran IPA peserta didik kelas VIII SMP Advend Palu. (https://jurnal.untan.ac.id/index.php/JIPPF/article/vie w/41897/75676586633) 3. Fatimah & Rahmah (2019) menyimpulkan bahwa penggunaan model Quantum Teaching berbasis media animasi dapat meningkatkan keterampilan proses sains peserta didik kelas IX SMP Negeri 1 Gandapura pada materi listrik dinamis. (http://jfkip.umuslim.ac.id/index.php/jupa/article/vie w/455) 4. Irmi, dkk (2019) menyimpulkan bahwa penerapan model inkuri terbimbing berbantuan kode QR (Quick Response) dapat meningkatkan keterampilan proses sains dan hasil belajar peserta didik. (http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/JIPI/article/view/147 28/11401) Berdasarkan hasil eksplorasi alternatif solusi, alternatif solusi yang memungkinkan untuk diterapkan di kelas saya adalah sebagai berikut: 1. Penggunaan media pembelajaran PhET dengan model inkuiri terbimbing  Media pembelajaran PhET dengan model inkuiri terbimbing dipilih sebagai salah satu alternatif solusi karena dapat meningkatkan keaktifan, keterampilan proses, motivasi dan pengalaman belajar siswa  Kelebihan media pembelajaran PhET dengan metode inkuiri terbimbing antara lain: - peserta didik dapat melacak lebih banyak cara menemukan ide-ide logis serta prinsip ilmiah - menumbuhkan imajinasi dalam berpikir kritis, - pembelajaran lebih terpusat ke peserta didik bertujuan agar peserta didik lebih kreatif dan inovatif - peserta didik tidak merasa bosan selama pembelajaran,  Kelemahan media pembelajaran PhET dengan metode inkuiri terbimbing antara lain: - inkuiri terbimbing dengan media PhET sulit diterapkan dengan adanya karakteristik peserta didik yang berbeda- beda - kurangnya fasilitas pembelajaran di sekolah. 2. Penerapan model pembelajaran Discovery Learning  Model pembelajaran Discovery Learning dipilih sebagai salah satu alternatif solusi karena langkah-langkah pembelajarannya sangat sesuai dalam meningkatkan keterampilan proses sains peserta didik.  Kelebihan model pembelajaran Discovery Learning antara lain: - siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran, - menumbuhkan sikap inquiry (mencari-temukan), - memberikan wahana interaksi antar siswa, maupun siswa
  • 9. No. Masalah terpilih yang akan diselesaikan Akar Penyebab masalah Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi Hasil Wawancara 1. Guru IPA Dalam mengembangkan keterampilan proses sains, peserta didik perlu melakukan pengamatan langsung atau eksperimen. (Hj. Nurhayati, S.Pd., M.Pd. – Guru IPA dan Wakasek Kurikulum SMP Negeri 6 Palu) 2. Pakar Model pembelajaran yang tepat untuk melatih keterampilan proses sains peserta didik itu bisa menggunakan inkuiri dan juga discovery learning, karena langkah-langkah pembelajarannya sangat sesuai dalam meningkatkan keterampilan proses sains peserta didik. (Dr. Oka Saputra, M.Pd. – Dosen Pendidikan Fisika UNESA) dan guru - melatih kemampuan kognitif siswa untuk menemukan dan memecahkan masalah tanpa pertolongan orang lain.  Kelemahan model pembelajaran Discovery Learning antara lain: - Untuk peserta didik dengan kecerdasan rendah, akan merasa kesusahan berpikir atau menyampaikan korelasi antar konsep - Model ini tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak, karena membutuhkan waktu yang lama untuk membantu mereka menemukan teori atau pemecahan masalah. 3. Penerapan model Quantum Teaching berbasis media animasi  Model Quantum Teaching berbasis media animasi dipilih sebagai salah satu alternatif solusi karena dapat mempengaruhi adanya keterlibatan peserta didik secara aktif dalam proses pembelajaran, dengan mengalami, melihat dan mengamati obyek secara langsung dan nyata menuntut peserta didik untuk terlibat langsung.  Kelebihan model Quantum Teaching berbasis media animasi antara lain: - peserta didik lebih mudah memahami materi yang dipelajari - dapat meningkatkan aktivitas guru dan peserta didik dalam pembelajaran - dapat meningkatkan minat peserta didik serta memotivasi dan mendorong peserta didik belajar lebih baik - dapat memicu rasa antusias peserta didik dalam melakukan percobaan dan diskusi kelas  Kelemahan model Quantum Teaching berbasis media animasi antara lain: - memerlukan persiapan yang matang bagi guru dan lingkungan yang mendukung;
  • 10. No. Masalah terpilih yang akan diselesaikan Akar Penyebab masalah Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi - memerlukan fasilitas yang memadai; - kurang dapat mengontrol peserta didik. 4. Penerapan model inkuri terbimbing berbantuan kode QR (Quick Response)  Model inkuiri terbimbing berbantuan QR dipilih sebagai salah satu alternatif solusi karena mengkondisikan siswa melakukan penyelidikan untuk mendapatkan pengetahuan, mendorong untuk aktif dan tercermin pada pengalaman belajar, siswa belajar berdasarkan apa yang mereka ketahui sebelumnya, mengembangkan serangkaian pemikiran dalam proses pembelajarannya sehingga keterampilan proses sainsnya berkembang,  Kelebihan model inkuri terbimbing berbantuan kode QR antara lain: - Pembelajaran berpusat pada peserta didik dimana mereka dapat membuat laporan atau materi lain secara online dan membagikannya melaui kode QR - penggunaan kode QR akan membuat lingkungan pendidikan tanpa kertas (go green) - Sebagai perpustakaan interaktif melalui QR scan dapat merekam audio, tinjauan video sehingga dapat membantu peserta didik untuk memilih referensi yang lebih baik - Kode QR dapat dibuat untuk menghubungkan peserta didik ke lebih banyak contoh topik terkait untuk pemahaman konsep yang lebih baik.  Kelebihan model inkuri terbimbing berbantuan kode QR antara lain: - Tidak semua peserta didik memiliki handphone untuk dapat mengaplikasikan kode QR 4 Rendahnya kemampuan peserta didik Model pembelajaran yang digunakan guru membimbing peserta Kajian Literatur 1. DD Panggabean (2022) menyimpulkan bahwa pada penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing Berdasarkan hasil eksplorasi alternatif solusi, alternatif solusi yang memungkinkan untuk diterapkan di kelas saya adalah sebagai berikut:
  • 11. No. Masalah terpilih yang akan diselesaikan Akar Penyebab masalah Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi dalam menyelesaikan soal-soal HOTS didik dalam menyelesaikan soal- soal HOTS belum efektif sangat efektif untuk meningkatkan HOTS peserta didik kelas IX di SMP Budi Murni 4 Medan terhadap materi listrik dinamis. (https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jpf/article /view/30200/pdf) 2. KYK Yusuf (2018) menyimpulkan bahwa berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat disimpulkan penerapan model discovery learning dapat meningkatkan kemampuan High Order Thinking Skills peserta didik kelas VII A SMP Negeri 1 Garung. (http://spektra.unsiq.ac.id/index.php/spek/article/view /44) 3. Sani M.M.R, dkk (2020) menyimpulkan bahwa model pembelajaran siklus belajar 5E dapat meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS) peserta didik dan aktivitas guru dalam proses pembelajaran meningkat. (https://ejournal.uksw.edu/juses/article/view/3094/14 49) 4. Sari MP, dkk (2021) menyimpulkan bahwa pembelajaran IPA berbasis media PhET berpengaruh signifikan terhadap motivasi belajar dan HOTS peserta didik SMP. (https://online- journal.unja.ac.id/EDP/article/view/12546) Hasil Wawancara 1. Guru IPA Untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal-soal HOTS guru lebih sering 1. Penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing  Model pembelajaran inkuiri terbimbing dipilih sebagai salah satu alternatif solusi karena model pembelajaran inkuiri melibatkan metakognitif yang kritis, aktif dan berbasis pemecahan masalah, sehingga sangat sesuai dengan kebutuhan pembelajaran berbasis HOTS.  Kelebihan model pembelajaran inkuiri terbimbing antara lain: - membantu peserta didik mengembangkan atau memperbanyak persediaan dan penguasaan keterampilan dan proses kognitif peserta didik, - peserta didik terlibat langsung dalam belajar sehingga termotivasi untuk belajar, dan strategi ini berpusat pada peserta didik.  Kelemahan model pembelajaran ini antara lain: permasalahan dengan waktu yang dialokasikan, pembelajaran inkuiri yang dilakukan oleh peserta didik dapat melenceng arahnya dari tujuan semula karena mereka belum terbiasa melakukannya sehingga peserta didik akan ragu-ragu dalam bertindak. 2. Penerapan model pembelajaran siklus belajar 5E:  Model pembelajaran siklus belajar 5E dipilih sebagai salah satu alternatif solusi karena dengan aktivitas pembelajaran yang ada dalam model siklus belajar 5E dapat mengoptimalkan kemampuan peserta didik dalam berpikir tingkat tinggi (HOTS)  Kelebihan dari model siklus belajar 5E yaitu: - membantu mengembangkan sikap ilmiah peserta didik, - serta meningkatkan motivasi peserta didik dalam proses pembelajaran.  Kelemahannya antara lain: - perlu menuntut kesungguhan dan kreatifitas dari guru dalam merancang dan melaksanakan proses pembelajaran, sehingga semua peserta didik terlibat aktif dalam menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta ide atau gagasan dalam menyelesaikan masalah.
  • 12. No. Masalah terpilih yang akan diselesaikan Akar Penyebab masalah Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi memberikan banyak latihan-latihan soal HOTS dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning. (Hj. Nurhayati, S.Pd., M.Pd. – Guru IPA dan Wakasek Kurikulum SMP Negeri 6 Palu) 2. Pakar Pendekatan Conceptual Change dengan model pembelajaran Problem Based Learning dapat digunakan untuk meningkatkan High Order Thinking Skills peserta didik apalagi bila dikombinasikan dengan penggunaan media seperti simulasi PhET. (Dr. Oka Saputra, M.Pd. – Dosen Pendidikan Fisika UNESA) 3. Penerapan model Discovery Learning  Model pembelajaran Discovery Learning dipilih sebagai salah satu alternatif solusi karena langkah-langkah pembelajarannya sangat sesuai dalam meningkatkan keterampilan tingkat tinggi (HOTS) peserta didik.  Kelebihan model discovery learning antara lain: - Pengetahuan bertahan lama dan mudah diingat, - hasil belajar discovery mempunyai efek transfer yang lebih baik dari pada hasil lainnya; - secara menyeluruh belajar discovery meningkatkan penalaran peserta didik dan kemampuan untuk berpikir bebas. - Secara khusus belajar penemuan melatih keterampilan- keterampilan kognitif peserta didik untuk menemukan dan memecahkan masalah tanpa pertolongan orang lain.  Kelemahan model pembelajaran Discovery Learning antara lain: - Untuk peserta didik dengan kecerdasan rendah, akan merasa kesusahan berpikir atau menyampaikan korelasi antar konsep - Model ini tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak, karena membutuhkan waktu yang lama untuk membantu mereka menemukan teori atau pemecahan masalah.