1. Nama : Junaidi Ranto, S.Pd
Bidang Studi : Sejarah
NIM : 2010220088
Universitas : Universitas Negeri Jakarta
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi
No.
Masalah terpilih yang
akan diselesaikan
Akar Penyebab
masalah
Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
1 Kurangnya pemahaman
peserta didik kelas X
terhadap Materi Pembela-
jaran sejarah (Asal Usul
Nenek Moyang Bangsa
Indonesia)
Guru belum mene-
rapkan model pem-
belajaran yang
tepat.
Berdasarkan kajian literatur, alternatif
solusi :
Guru menerapkan Pembelajaran dengan
menggunakan problem based learning (PBL)
Herlina (2020)
Problem Based Learning (PBL) merupakan
model pembelajaran yang mendorong untuk
lebih aktif dan memaksimalkan kemampuan
berpikir kritis untuk mendapatkan solusi dari
masalah pada dunia nyata. Dengan ini, siswa
akan dilatih berpikir kritis serta menemukan
solusi.
Ada enam ciri, di antaranya:
1. Kegiatan belajar dimulai dengan pemberian
sebuah masalah.
2. Masalah yang disuguhkan masih berkaitan
dengan kehidupan nyata para siswa.
3. Mengorganisasikan pembahasan seputar
masalah, bukan disiplin ilmu.
4. Siswa diberi tanggung jawab maksimal
dalam menjalankan proses belajar secara
langsung.
5. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok
kecil, terjadi kolaborasi.
6. Siswa harus mendemonstrasikan kinerja
yang sudah dipelajari.
Berdasarkan kajian literatur, hasil analisi
dan hasil wawancara dapat dijelaskan
bahwa :
Kelebihan dari metode problem based
learning :
1. Meningkatkan aktivitas pembelajaran
siswa.
2. Mengaplikasikan materi yang selama
ini diajarkan ke dalam kehidupan
nyata.
3. Menunjukkan pada siswa bahwa mata
pelajaran yang dipelajari di kelas pada
dasarnya merupakan sesuatu yang
harus dimengerti. Bukan hanya
sekadar belajar dari guru atau baca
buku.
4. Lebih menyenangkan.
5. Mengembangkan kemampuan siswa
untuk berpikir kritis dan
menyesuaikan dengan pengetahuan
baru.
6. Meningkatkan minat siswa untuk
belajar terus menerus, bahkan di luar
sekolah.
Kelemahan dari metode problem based
learning :
Disamping kelebihan diatas, PBL juga
2. Berdasarkan kajian literatur, alternatif
solusi :
Guru menerapkan model pembelajaran
konstektual Artini, dkk (2019)
Model pembelajaran kontekstual merupakan
konsep belajar yang dapat membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkan dan
situasi dunia nyata siswa dan mendorong
siswa membuat hubungan antara pengetahuan
yang dimiliki siswa dan penerapan dalam
kehidupan mereka.
Kelebihan dari model pembelajaran
kontekstual
1. Memberikan kesempatan pada sisiwa
untuk dapat maju terus sesuai dengan
potensi yang dimiliki sisiwa sehingga siswa
terlibat aktif dalam PBM
2. Siswa dapat berfikir kritis dan kreatif
dalam mengumpulkan data, memahami
suatu isu dan memecahkan masalah dan
guru dapat lebih kreatif
3. Menyadarkan siswa tentang apa yang
memiliki kelemahan, diantaranya :
1. Manakala siswa tidak memiliki niat
atau tidak mempunyai kepercayaan
bahwa masalah yang dipelajari sulit
untuk dipecahkan, maka mereka akan
merasa enggan untuk mencobanya.
2. Untuk sebagian siswa beranggapan
bahwa tanpa pemahaman mengenai
materi yang diperlukan untuk
menyelesaikan masalah mengapa
mereka harus berusaha untuk
memecahkan masalah yang sedang
dipelajari, maka mereka akan belajar
apa yang mereka ingin pelajari.
Kelebihan dari model pembelajaran
kontekstual :
1. Memberikan kesempatan pada sisiwa
untuk dapat maju terus sesuai dengan
potensi yang dimiliki sisiwa sehingga
siswa terlibat aktif dalam PBM
2. Siswa dapat berfikir kritis dan kreatif
dalam mengumpulkan data,
memahami suatu isu dan
memecahkan masalah dan guru
dapat lebih kreatif
3. Pembelajaran lebih menyenangkan
dan tidak membosankan
4. Membantu siwa bekerja dengan efektif
dalam kelompok.
5. Terbentuk sikap kerja sama yang baik
antar individu maupun kelompok.
Kelemahan model pembelajaran
kontekstual :
1. Dalam pemilihan informasi atau
materi dikelas didasarkan pada
kebutuhan siswa padahal,dalam
3. mereka pelajari
4. Pembelajaran lebih menyenangkan dan
tidak membosankan
5. Membantu siwa bekerja dengan efektif
dalam kelompok.
6. Terbentuk sikap kerja sama yang baik
antar individu maupun kelompok.
kelas itu tingkat kemampuan
siswanya berbeda-beda sehinnga
guru akan kesulitan dalam
menetukan materi pelajaran karena
tingkat pencapaianya siswa tadi tidak
sama
2. Tidak efisien karena membutuhkan
waktu yang agak lama dalam PBM.
Dalam proses pembelajaran dengan
model CTL akan nampak jelas antara
siswa yang memiliki kemampuan
tinggi dan siswa yang memiliki
kemampuan kurang, yang kemudian
menimbulkan rasa tidak percaya diri
bagi siswa yang kurang
kemampuannya
2 Guru belum
memanfaatkan media
(berbasis TIK )
Pembelajaran dengan
maksimal
Guru belum
sepenuhnya
menafaatkan media
pembelajaran
(berbasis TIK) yang
bisa di gunakan
dalam proses
pembelajaran
sejarah.
Berdasarkan kajian literatur, alternatif
solusi :
Menurut Asmani (2011: 114) bahwa
pembelajaran berbasis TIK akan berjalan
efektif jika menerapkan pembelajaran yang
berpusat pada kegiatan peserta didik
(student/learned centered learning), yaitu:
Mengembangkan kemampuan peserta didik
untuk memecahkan permasalahan dalam
kehidupan nyata (kontekstual), sehingga
pendidikan menjadi relevan dan responsive
terhadap tuntutan kehidupan sehari-hari.
1. Menumbuhkan pemikiran refklektif dan
kreatif.
2. Membantu perkembangan dan
keterlibatan aktif dari peserta didik
dalam proses belajar.
Berdasarkan kajian literatur, alternatif
Berdasarkan kajian literatur, hasil
analisi dan hasil wawancara dapat
dijelaskan bahwa, guru memfaatkan
media pembelajaran berbasis TIK ,
Kelebihannya :
1. Dapat Meningkatkan efektifitas dan
efesiensi pembelajaran.
2. Sebagai sarana mempermudah
pembelajaran
3. Dapat mengarahkan pada hal yang
berkaitan dengan pembelajaran
dalam pengunaan Gadjet.
media pembelajaran berbasis TIK
Kekurangannya :
1. Siswa menjadi malas membaca
buku
2. Tidak semua siswa mengerti
menggunakan pembelajaran
berbasis TIK
3. Guru harus mengontrol lebih
pengunaan Gadjet dalam proses
4. solusi :
Menurut Munir (2009:39-40), pemanfaatan
TIK untuk mendukung kegiatan
pendidikan antara lain:
1. Memperoleh berbagai informasi dari
berbagai sumber informasi komputer
dengan internet sebagai hasil dan
aplikasi dari TIK yang telah banyak
digunakan sebagai sumber informasi
yang mudah, murah, dan cepat untuk
menunjang pendidikan.
2. Penyebaran informasi internet telah
dimanfaatkan untuk menyebarkan
informasi kepada banyak orang yang
dapat mencakup hamper semua wilayah
diseluruh dunia. Informasi dapat
diakses tanpa dibatasi jarak, ruang, dan
waktu, bisa dimana saja dan kapan saja
3. Konsultasi dengan tutor dalam
pendidikan jarak jauh pengajaran
pembelajar terpisah secara fisik karena
tidak ada tatap muka secara langsung,
maka dalam proses pembelajarannya
dibantu oleh tutor. Internet dapat
dimanfaatkan untuk berkonsultasi
dengan tutor yang berada ditempat
berbeda. Misalny memanfaatkan layana
e-mail, chating maupun mailing list.
4. Perpustakaan digital (digital library);
dengan perpustakaan digital ini
pembelajar dapat mengakses secara
online ke sumber-sumber ilmu
pengetahuan atau sumber informasi
dengan mudah dan cepat tanpa arus
dibatasi jarak dan waktu.
pembelajran, jika tidak maka bisa
saja tujuan pembelajaran tidak
tercapai.
Maka untuk meningkatkan motivasi
belajar peserta didik, pendidik harus
dapat memanfaatkan IT dalam proses
pembelajaran, misalnya dengan
memberikan tugas kepada siswa
membuat video pembelajarn
menggunakan hand phone, membuat kuis
menggunakan handphone, menampilkan
video sejarah yang di ambil dari sumber
terpercaya dan di tayangkan di kelas
menggunakan projector.
5. 5. Pembelajaran online yaitu proses
pembelajaran dengan memanfaatkan
layanan komputer dan internet. Dengan
menggunakan internet memungkinkan
pengajar memberikan pelajarannya dan
para pembelajar menerima penyajian
pelajaran tersebut tanpa harus
berkumpul didalam satu ruangan kelas.
Pembelajaran online juga
memungkinkan pembelajar dapat saling
bertukar pikiran, tanya jawab, atau
berdiskusi dengan pembelajar, tutaor,
atau dengan guru. Materi pembelajaran
online dibuat interaktif, komunikatif,
dan menarik untuk meningkatkan
kualitas belajar.
Bedasarkan hasil wawancara :
Dengan mengunakan TIK dalam proses
pembelajaran maka siswa dapat lebih cepat
mengakses sumber materi pembelajran
bukan saja dalam bentuk tulisan tetapi
juga audio-visual, yang tidak kalah juga
penting nya dalam proses pembelajaran
TIK terutama penggunaan Gadjet peran
guru dalam mengontrol pembelajaran
sangat di perlukan jika tidak maka siswa
bisa saja kan mempergunakan bukan
untuk mengakses materi pelajaran
sehingga tujuan pembelajran tidak tercapai
( Adi Candra, Kepala SMA Negeri 2
Pemangkat)