Berdasarkan dokumen tersebut, beberapa alternatif solusi yang diajukan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dan kemampuan literasi siswa adalah model pembelajaran langsung, pembelajaran kontekstual, pemecahan masalah, kooperatif, dan meningkatkan kegiatan membaca siswa.
1. Nama : Siti Neno Muawiyah, S.Pd
Kelas : 002/B
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi
No
.
Masalah
terpilih
yang akan
diselesaika
n
Akar
Penyebab
masalah
Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
1 Motivasi
siswa dalam
belajar
rendah
Model
pembelajaran
yang
diberikan
guru kurang
bervariasi
1. Menurut Killen dalam (2010: 23). Model
Pembelajaran Langsung atau Direct
Instruction efektif, saat berhadapan
dengan siswa bermotivasi rendah dan
dengan siswa kesulitan belajar. Model ini
merujuk pada berbagai teknik
pembelajaran ekspositori (pemindahan
pengetahuan dari guru kepada murid
secara langsung, dan dapat menuntun
siswa dalam mempelajari suatu materi
yang bersifat prosedural misalnya melalui
ceramah, demonstrasi, dan tanya jawab)
yang melibatkan seluruh kelas.
Pendekatan dalam model pembelajaran ini
berpusat pada guru, dalam hal ini guru
menyampaikan isi materi pelajaran dalam
format yang sangat terstruktur,
mengarahkan kegiatan para peserta didik,
dan mempertahankan fokus pencapaian
akademik.
2. Menurut Nurhadi (2003: 13) CTL
(Contextual Teaching and Learning).
Konsep model pembelajaran CTL ini efektif
untuk meningkatkan motivasi siswa
dalam belajar. Guru yang menghadirkan
dunia nyata kedalam kelas dan
Berdasarkan kajian literatur dan wawancara yang telah
dilakukan dapat disimpulkan bahwa alternatif solusi dari
masalah Motivasi siswa dalam belajar rendah dengan
menggunakan
1. Menurut Killen dalam (2010: 23). Model pembelajaran
langsung (Direct Instruction), dapat didefinisikan sebagai
model pembelajaran di mana guru mentransformasikan
informasi atau keterampilan secara langsung kepada
peserta didik, pembelajaran berorientasi pada tujuan dan
distrukturkan oleh guru.
Kelebihan
a. Guru dapat mengendalikan materi dan informasi
dalam pembelajaran sehingga guru dapat fokus
mengenai apa yang dicapai oleh siswa.
b. Model pembelajaran ini efektif dalam kelas yang
besar ataupun kecil
c. Model pembelajaran ini seperti ceramah dan
mungkin model ini cocok untuk anak yang kurang
suka dalam membaca.
d. Dapat mengarahkan siswa yang kurang aktif dalam
pembelajaran untuk tetap berprestasi
Kelemahan
a. Guru sulit mengatasi tingkat kemampuan dari siswa
dalam menerima materi tersebut
2. mendorong siswa membuat hubungan
antara pengetahuan yang dimilikinya
dengan penerapannya dalam kehidupan
mereka sehari-hari, sementara siswa
memperoleh pengetahuan dan
keterampilan dari konteks yang terbatas,
sedikit demi sedikit, dan dari proses
mengkonstruksi sendiri, sebagai bekal
untuk memecahkan masalah dalam
kehidupannya sebagai anggota
masyarakat..
3. Menurut Pepkin (2004:1) Model
pembelajaran Problem Solving, efektif
untuk menstimulus agar siswa aktif
dikelas. Ketika dihadapkan dengan suatu
pertanyaan, siswa dapat melakukan
keterampilan memecahkan masalah
untuk memilih dan mengembangkan
tanggapannya. Tidak hanya dengan cara
menghafal tapi berpikir, keterampilan
memecahkan masalah memperluas proses
berpikir. Problem solving pada
pembelajarannya lebih berpusat pada
siswa sehingga pembelajaran lebih aktif
4. Menurut Isjoni (2011) Model
pembelajaran Cooperatif tipe Make a
Match dapat merangsang siswa lebih
bergairah dalam belajar. Salah satu cara
keunggulan model ini adalah peserta didik
mencari pasangan sambil belajar
mengenai suatu konsep atau topik, dalam
suasana yang menyenangkan.
b. Siswa sulit untuk mengembangkan diri
keterampilannya karena model ini gurulah yang
paling aktif
c. Jika guru tidak siap dengan pembelajaran atau
kurang memahami materi yang akan disampaikan
maka pembelajaran akan terhambat karena guru
menjadi pusat dalam model pembelajaran ini
2. Menurut (Mulyasa: 2006: 102) Pembelajaran Kontekstual
(Contextual Teaching and Learning) atau CTL merupakan
konsep pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan
antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan siswa
secara nyata, sehingga siswa mampu menghubungkan dan
menerapkan kompetensi dalam kehidupan sehari-hari
Kekuatan:
a. Pembelajaran lebih bermakna, artinya siswa
melakukan sendiri kegiatan yang berhubungan
dengan materi yang ada sehingga siswa dapat
memahaminya sendiri.
b. Pembelajaran lebih produktif dan mampu
menumbuhkan penguatan konsep kepada siswa
karena pembelajaran CTL menuntut siswa
menemukan sendiri bukan menghafal
c. Menumbuhkan keberanian siswa untuk
mengemukakan pendapat tentang materi yang
dipelajari
d. Menumbuhkan rasa ingin tahu tentang materi yang
dipelajari dengan bertanya kepada guru
e. Menumbuhkan kemampuan dalam bekerjasama
dengan teman yang lain untuk memecahkan masalah
yang ada
f. Siswa dapat membuat kesimpulan sendiri dari
kegiatan pembelajaran
Kelemahan:
a. Bagi siswa yang tidak dapat mengikuti
pembelajaran, tidak mendapatkan pengetahuan dan
pengalaman yang sama dengan teman lainnya
3. b. Perasaan khawatir pada anggota kelompok akan
hilangnya karakteristik siswa karena harus
menyesuaikan dengan kelompok
3. Menurut Pepkin (2004:1) Model pembelajaran Problem
Solving adalah suatu model pembelajaran yang melakukan
pemusatan pada pengajaran dan keterampilan pemecahan
masalah, yang diikuti dengan penguatan keterampilan.
Kelebihan:
a. Model ini dapat membuat pendidikan disekolah
menjadi lebih relevan dengan kehidupan
b. Proses belajar mengajar melalui pemecahan masalah
dapat membiasakan para siswa menghadapi dan
memecahkan masalah secara terampil
c. Model ini dapat merangsang pengembangan
kemampuan berpikir siswa secara kreatif dan
menyeluruh
Kekurangan:
Mengubah kebiasaan siswa belajar dengan
mendengarkan dan meminta informasi dari guru,
menjadi belajar dengan banyak berpikir memcahkan
permasalahan sendiri atau kelompok, yang kadang-
kadang memerlukan berbagai sumber belajar,
merupakan kesulitan tersendiri bagi siswa
4. Menurut Saputra dan Rudyanto (2005: 49) Pada
hakekatnya, metode pembelajaran kooperatif merupakan
metode atau strategi pembelajaran gotong-royong yang
konsepnya hampir tidak jauh berbeda dengan metode
pembelajaran kelompok.
Kekuatan:
a. Dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, baik
secara kognitif maupun fisik.
b. Karena ada unsur permainan, metode ini
menyenangkan
c. Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi
yang dipelajari dan dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa
4. d. Efektif sebagai sarana melatih keberanian siswa
untuk tampil presentasi
e. Efektif melatih kedisiplinan siswa menghargai waktu
untuk belajar
Kelemahan:
a. Jika strategi ini tidak di persiapkan dengan baik,
akan banyak waktu yang terbuang
b. Pada awal-awal penerapan model ini, banyak siswa
yang akan malu berpasangan dengan lawan jenisnya
c. Jika guru tidak mengarahkan siswa dengan baik,
akan banyak siswa yang kurang memperhatikan
pada saat presentasi pasangan
d. Guru harus hati-hati pada saat member hukuman
pada siswa yang tidak dapat pasangan, karena
mereka bisa malu.
Wawancara;
1. Guru/rekan sejawat:
a. Menggunakan model pembelajaran
yang menyenangkan bagi siswa
b. Dengan model pembelajaran
pemecahan masalah dapat
membiasakan siswa untuk diajak
berpikir menyelesasikan masalah dari
berbagai sudut pandang
2. Bidang Kurikulum:
a. Penggunaan model pembelajaran yang
sesuai dengan keadaan di
kelas/kebutuhan mata pelajaran
b. Pengunaan media ajar yang tepat dan
sesuai
c. Adanya keterikatan antara materi
pelajaran dengan kehidupan sehari-
hari sehingga materi yang diajarkan
sesuai dengan tujuan pembelajaran
3. Guru BK:
a. Pembelajaran harus berpusat pada
siswa
5. b. Adanya pendekatan personal antara
guru dan siswa
c. Berikan pendampingan terhadap siswa
2 Kemampuan
literasi siswa
yang masih
rendah
Tidak adanya
dorongan
dari guru
untuk
kebiasaan
membaca
siswa dan
mempelajari
berbagai
sumber
literatur
1. Menurut (Kemdikbud 2017). Untuk
meningkatkan kemampuan literasi siswa
di sekolah yaitu dengan mencanangkan
program Gerakan Literasi Sekolah (GLS)
a. Penumbuhan minat baca melalui
kegiatan 15 menit membaca setiap
hari
b. Kegiatan menanggapi buku
pengayaan, ada tagihan non
akademik
c. Menggunakan buku pengayaan dan
strategi membaca disemua mata
pelajaran (ada tagihan akademik
maupun non akademik)
2. Menurut Ismail (2008). Metode Reading
Guide membantu peserta didik focus
dalam memahami suatu materi pokok.
Metode Reading Guide ini lebih
mengedepankan aktivitas siswa dalam
mencari, mengolah dan melaporkan
informasi dari sumber belajar. Proses
pembelajaran dalam suasana yang
menyenangkan.
Langkah-langkah dalam pelaksanaan
Guide Reading:
a. Tentukan bacaan yang akan
dipelajari.
b. Buat pertanyaan-pertanyaan yang
akan dijawab oleh peserta didik atau
kisi-kisi dan boleh juga bagan atau
skema yang dapat diisi oleh mereka
dari bahan bacaan yang telah dipilih
tadi.
Berdasarkan kajian literatur dan wawancara yang sudah
dilakukan dapat disimpulkan bahwa alternatif solusi dari
masalah Kemampuan literasi siswa yang masih rendah
dengan menggunakan
1. Gerakan literasi sekolah dapat diartikan sebagai upaya yang
dilakukan untuk mewujudkan organisasi pembelajar yang
literat dan meningkatkan penumbuhan budi pekerti bagi
warga sekolah melalui berbagai aktivitas yang meliputi
kegiatan membaca buku non pelajaran selama 15 menit.
Kekuatan:
Adanya pembiasaan membaca setiap hari membuat
siswa lebih banyak pengetahuan bukan hanya materi
pembelajaran disekolah
Kelemahan:
Siswa akan memilih buku non akademik dibanding buku
materi pembelajaran
2. Reading Guide adalah suatu metode dimana siswa dituntut
untuk menjadi lebih aktif memahami materi ajar sesuai
dengan tujuan pengajaran dengan cara melaksanakan tugas
yang diberikan oleh guru dalam bentuk tulisan.
Kekuatan:
a. Peserta didik lebih aktif ketika pembelajaran
berlangsung
b. Materi yang disampaikan lebih cepat diselesaikan
dalam kelas
c. Dalam pembelajaran dengan menerapkan strategi
Reading Guide dapat memotivasi peserta didik untuk
lebih gemar membaca
Kelemahan:
a. Waktu yang diberikan biasannya terlalu singkat
b. Terkadang membuat jenuh peserta didik
3. dapat diartikan sebagai suatu kegiatan membaca disertai
dengan kemampuan untuk memahami atau memaknai
6. c. Bagikan bahan bacaan dengan
pertanyaan atau kisi-kisinya kepada
peserta didik.
d. Tugas peserta didik adalah
mempelajari bahan bacaan dengan
menggunakan pertanyaan atau kisi-
kisi yang ada. Batasi aktifitas ini
sehingga tidak akan memakan waktu
yang berlebihan.
e. Bahas pertanyaan atau kisi-kisi
tersebut dengan menanyakan
jawabannya kepada peserta didik.
f. Di akhir pelajaran beri ulasan atau
konfirmasi secukupnya terkait hasil
belajar yang telah dilakukan peserta
didik.
3. Metode QAR (Question Answer
Relationship)
- Menurut pendapat Leddy (2011: 35)
Strategi ini dirancang agar kegiatan
belajar mengajar lebih efektif dan
dapat mencapai kompetensi yang
diharapkan khususnya dalam
membaca pemahaman teks ulasan.
- Menurut Hasil penelitian Meri
Anjarwati (2021) menujukkan
bahwa strategi Question Answer
Relationship (QAR) berpengaruh
secara signifikan terhadap
kemampuan pemahaman literasi
peserta didik. Metode QAR dapat
meningkatkan kemampuan siswa
dalam menjawab pertanyaan-
pertanyaan komprehensif dengan
memberikan sarana sistematis.
Dalam pembelajaran membaca
pemahaman diperuntukkan bagi
sehingga informasi/ maksud dari penulis dari bacaan dapat
diperoleh.
Kekuatan:
a. Tingkat pemahaman siswa terhadap bacaan dapat
digali secara baik
b. Siswa dituntut untuk membuat pertanyaan yang
implisit dengan catatan siswa tersebut telah
memahami bacaan terlebih dahulu
Kelemahan:
a. Siswa merasa terbebani dengan banyaknya bacaan
agar mampu menjawab pertanyaan
b. Siswa mengalami kesulitan dalam menerapkannya,
khususnya pada bagian membuat pertanyaan
4. Metode Mind Mapping (Peta Pikiran) adalah metode
mencatat kreatif yang memudahkan kita mengingat banyak
informasi. Tony Buzana (2013)
Kelebihan:
Siswa lebih mudah melihat gambaran keseluruhan
materi bacaan dan membantu siswa mengatur,
mengingat, membandingkan dan pengkajian ulang
dilakukan lebih cepat
Kekurangan:
Waktu terbuang untuk mencari kata kunci, karena kata
kunci pengingat terpisah oleh jarak, dan untuk
memahami, siswa harus membaca kembali istilah-istilah
penting dalam bacaan
7. siswa menengah hingga tingkat
lanjut. metode ini dapat dilakukan
secara individu maupun kelompok.
Siswa akan menguraikan apakah
jawabannya dapat ditemukan atau
tidak. Strategi pembelajaran ini
terbukti efektif, karena
membutuhkan pemikiran yang
tingkat tinggi dan juga kreatif.
Berikut penjabaran metode QAR
a. Membaca pertanyaan
b. Memahami tingkatan pertanyaan
c. Membaca teks bacaan
d. Menjawab pertanyaan
e. Berbagi jawaban
4. Menurut Tony Buzan (2013)
menggunakan Metode Mind Mapping.
Teknik ini menggunakan penjabaran
secara visual. Cara ini diyakini lebih
efektif dibanding menggunakan list
materi. Metode belajar ini cukup efektif
karena menggunakan simbol, kata,
warna, hingga gambar. Konsep ini ramah
untuk otak dan mudah dipahami.
a. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai
b. Guru menyajikan materi
c. Siswa dibagi kedalam beberapa
kelompok yang anggotanya 2 orang,
d. Siswa merancang peta pikiran,
e. Siswa mempresentasekan hasil
diskusi secara berkelompok
Wawancara:
1. Guru/rekan sejawat:
a. Lengkapi buku diperpustakaan sesuai
kebutuhan siswa
8. b. Jadikan kebiasaan membaca sebagai
budaya dikelas
c. Sebelum memulai pembelajaran siswa
diwajibkan membaca baik dari buku
maupun media lain
2. Bid. Kurikulum:
a. Melengkapi fasilitas membaca seperti
perpustakaan dan pojok baca
b. Program membaca ditingkatkan di
sekolah
c. Media membaca jangan hanya dari
buku dan modul saja tetapi HP pun
bisa dijadikan media literasi
3. Guru BK:
a. Guru membiasakan siswa untuk
berlatih menyampaikan isi bacaan di
depan kelas setelah diberikan tugas
membaca sebuah topik materi
b. Guru menyuruh siswa membaca dan
lihat proses membaca yang baik agar
sesuai harapan guru
c. Guru memberikan contoh dan metode
dalam memahami isi bacaan
3 Kemampuan
numerasi
siswa rendah
Cara
mengajar
guru yang
tidak
menarik atau
masih
monoton
1. Metode Pembelajaran GASING
- Menurut (Wiyanti & Wakhyuningsih,
2013) untuk meningkatkan
kemampuan numerasi siswa metode
GASING efektif membuat siswa
belajar easy, fun and enjoyable.
Gampang (easy) dapat diartikan
ketika siswa belajar, siswa
dikenalkan dengan logika metematika
yang mudah dipelajari dan diingat,
Asyik (fun) berarti selama proses
pembelajaran siswa mempunyai
keinginan untuk belajar tanpa
adanya paksaan, menyenangkan
Berdasarkan kajian literatur dan wawancara yang sudah
dilakukan dapat disimpulkan bahwa alternatif solusi dari
masalah Kemampuan numerasi siswa yang masih rendah
dengan menggunakan
1. Metode GASING adalah suatu metode pembelajaran dengan
langkah demi langkah yang membuat anak menguasai
materi numerasi secara gampang, asyik dan menyenangkan.
Kekuatan:
a. Membuat materi numerasi menjadi lebih gampang,
asyik dan menyenangkan karena dalam mengerjakan
soal-soal tidak harus menghafalkan rumus.
b. Waktu yang digunakan lebih efektif dan efisien,
karena apabila menggunakan rumus konvensional,
9. dapat diartikan adanya kepuasan
dalam proses belajar karena
penggunaan alat peraga dan
permainan
- Menurut (Wildan & Trissiana, 2016)
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan pada siswa, diperoleh
peningkatan kemampuan belajar
numerasi lebih optimal setelah di
terapkan pembelajaran GASING
Lima tahap pembelajaran Gasing:
a. Dialog sederhana
b. Berimajinasi dan berfantasi
c. Menyajikan contoh soal yang
relevan.
d. Menyajikan materi secara
mendalam
e. Memberikan variasi soal
2. Menurut (Kamsinah, 2008). Melalui
penerapan Metode Drill. Siswa lebih aktif
dan termotivasi dalam belajar, cara
mengajar dengan memberikan latihan
secara berulang-ulang terhadap apa yang
telah diajarkan guru sehingga
memperoleh pengetahuan dan
keterampilan tertentu langkah-langkah
yang dilakukan guru dalam menerapkan
metode drill:
a. Perencanaan : membuat soal dan
kunci jawaban, dalam membuat soal
disesuaikan dengan tingkat kesulitan
materi yaitu mudah, sedang dan sulit
b. Pelaksanaan: siswa diberikan soal
yang telah disiapkan, soal diberikan
pada pagi hari sebelum pembelajaran
dimulai
soal-soal umumnya baru dapat diselesaikan oleh
siswa dalam waktu yang cukup lama.
c. Dengan metode GASING, siswa dapat menyelesaikan
soal-soal dalam waktu relatif lebih cepat
Kelemahan:
Pada saat ulangan berupa soal essai, jika siswa tidak
menyertakan penghitungan dengan rumus, meski hasil
jawabannya benar akan tetap dinyatakan salah
2. Roestiyah N.K menjelaskan bahwa metode drill adalah
suatu cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan
latihan- latihan, agar siswa memiliki ketangkasan atau
ketrampilan yang lebih tinggi dari apa yang dipelajari
Kekuatan:
a. Bahan yang diberikan secara teratur dan langkah
demi langkah akan melekat pada diri siswa dan benar
-benar menjadi miliknya.
b. Adanya pengawasan bimbingan dan koreksi yang
segera diberikan oleh guru memungkinkan siswa
untuk segera melakukan perbaikan terhadap
kesalahan-kesalahannya. Dengan demikian juga
akan menghemat waktu belajarnya.
c. Pengetahuan atau ketrampilan siap yang telah
terbentuk sewaktu-waktu dapat dipergunakan dalam
keperluan sehari -hari baik untuk keperluan studi
maupun untuk bekal hidup di masya rakat kelak
Kekurangan:
a. Dapat membentuk kebiasaan yang kaku.
b. Respon yang terbentuk secara otomatis akan
mempengaruhi tindakan yang bersifat irrasional,
rutinitas serta tidak menggunakan akal.
3. Menurut (Saefudin, 2012; Sutikno, 2014) Metode
permainan adalah suatu cara penyajian materi pelajaran
melalui berbagai macam bentuk aktivitas permainan untuk
menciptakan suasana menyenangkan, serius tetapi santai
sehingga siswa akan belajar dengan gembira.
Kekuatan:
10. c. Evaluasi: guru mengevaluasi sejauh
mana perkembangan peserta didik
3. Menurut (Erman Suherman Ar, dkk.,
2001:182). Menggunakan metode
permainan, siswa akan lebih
menyenangkan dan menggemari materi
pembelajaran berbasis numerasi.
1. Permainan mengutamakan gagasan dan minat siswa
sehingga sehingga diberi kesempatan untuk
menyalurkan gagasan dan minat mereka dalam
suatu permainan.
2. Permainan dapat menciptakan kondisi yang ideal
untuk mempelajari dan meningkatkan mutu
pembelajaran. Selain siswa dapat mempelajari
pelajaran tertentu dalam permainan, siswa juga
memperoleh kesenangan selama belajar.
3. Hal yang pokok bagi pembelajaran melalui permainan
adalah rasa memiliki.
Kelemahan:
1. Permainan dalam pembelajaran memerlukan
keterlibatan dan intervensi guru yang peka dan
berpengetahuan karena penggunaan permainan
dalam pembelajaran perlu pengondisian siswa dan
kesiapan yang lebih cermat.
2. Perlu perencanaan yang cermat dan pengaturan
lingkungan permainan dalam rangka menyediakan
dan meluaskan pembelajaran serta agar
pembelajaran dapat tersampaikan kepada siswa.
3. Pembelajaran dengan permainan memerlukan waktu
yang lebih banyak
Wawancara
1. Guru/rekan sejawat:
a. Jadikan pembelajaran berbasis
numerasi menyengkan
b. Dalam penyampaian materi guru
mengajak siswa untuk terlibat
c. Gunakan media pembelajaran yang
disesuaikan dengan materi numerasi
2. Waka kurikulum:
a. Gunakan media pembelajaran yang
menarik siswa dipembelajaran
berbasis numerasi
b. Rumus-rumus hitungan jangan hanya
sihafal tapi difahami
11. c. Gunakan metode pembelajaran yang
membuat siswa tidak jenuh dengan
menghitung
3. Guru BK:
a. Siswa dibiasakan menyelesaikan
persoalan logika dengan membuat soal
hitungan
b. Guru mengajak siswa untuk
memahami materi numerasi
c. Guru mengajarkan cara memahami
materia numerasi dengan
menyenangkan
4 Kemampuan
siswa dalam
pemahaman
materi
pembelajaran
berbasis
HOTS rendah
Guru tidak
merancang
materi
berbasis
HOTS
dengan
menarik
1. Model Pembelajaran SCL (Student
Centered Learning)
- Menurut Siswono dan Karsen (2008),
model pembelajaran SCL (Student
Centered Learning) efektif untuk
mengembangkan kemampuan berpikir
siswa, sehingga menjadikan setiap
siswa untuk lebih aktif dan mampu
bertanggung jawab terhadap proses
pembelajarannya sendiri.
- Menurut Priyatmojo (2010), model
Student Center Learning (SCL) efektif
untuk meningkatkan keaktifan siswa
dalam mengembangkan
kemampuannya untuk berpikir kreatif
dan inovatif.
2. Model Pembelajaran Discovery Learning
- Ali Harsojo (2019) dalam
penelitiannya menyatakan bahwa
Model Pembelajaran Discovery
Learning Peserta didik menjadi lebih
aktif merespon pertanyaan dari guru.
Selain itu peserta didik juga relatif
berani mengajukan pertanyaan pada
guru maupun temannya yang
Berdasarkan kajian literatur dan wawancara yang sudah
dilakukan dapat disimpulkan bahwa alternatif solusi dari
masalah Kemampuan siswa dalam pemahaman materi
pembelajaran berbasis HOTS rendah dengan menggunakan
1. Menurut Westwood (2008), Student Center Learning (SCL)
adalah metode pembelajaran yang memberdayakan peserta
didik menjadi pusat perhatian selama proses pembelajaran
berlangsung. Pembelajaran yang bersifat kaku instruksi dari
pendidik diubah menjadi pembelajaran yang memberi
kesempatan pada peserta didik menyesuaikan dengan
kemampuannya dan berperilaku langsung dalam menerima
pengalaman belajarnya.
Kekuatan:
b. Siswa lebih sering berperan aktif
c. Meningkatkan interaksi kooperatif diantara siswa
d. Berpartisipasi di berbagai kegiatan investigative
e. Toleransi terhadap keberagaman
f. Meningkatkan kreativitas dan kinerja siswa dalam
tugas-tugas akademis
g. Siswa memiliki motivasi yang kuat untuk mengikuti
kegiatan pembelajaran
h. Dapat menambah wawasan pikiran dan pengetahuan
bagi guru karena sesuatu yang disampaikan siswa
mungkin belum di ketahui oleh pendidik
i. Mengenalkan berbagai macam gaya belajar
12. mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya. Penerapan model
pembelajaran Discovery Learning
relatif dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kritis (critical
thinking) dan kreativitas (creativity)
peserta didik. Dalam hal ini kecakapan
abad 21 dapat terwujud, meskipun
tidak sepenuhnya tampil dengan
sempurna. Peserta didik diajak
berpikir realistik menuju abstrak. Cara
berpikir demikian yang dilakukan
melalui pengamatan dan diskusi
melahirkan kemampuan peserta didik
untuk berpikir kritis.
- Penelitian dengan model discovery
learning sudah dilakukan terlebih
dahulu oleh Ellyana (2017), hasil dari
penelitian tersebut menunjukkan
bahwa terdapat pengaruh penggunaan
model discovery learning terhadap
keterampilan siswa dalam berdebat,
jadi peserta didik sesudah
menggunakan model discovery
learning lebih baik dibandingkan
sebelum menggunakan model
discovery learning.
3. Model Pembelajaran PBL:
- Menurut (Ratumanan dan Trianto,
2010:92) Model Pembelajaran PBL
atau Pengajaran berdasarkan masalah
efektif untuk pengajaran proses
berpikir tingkat tinggi. Pembelajaran
ini membantu siswa untuk memproses
informasi yang sudah jadi dalam
benaknya dan menyusun pengetahuan
mereka sendiri tentang dunia sosial
j. Memperhatikan kebutuhan dan latar belakang
pembelajar
Kelemahan:
k. Untuk peserta didik dalam jumlah banyak sulit untuk
diimplementasikan
l. Kemungkinan untuk menggunakan waktu yang lebih
banyak
m. Belum tentu efektif untuk semua kurikulum
n. Belum tentu sesuai untuk peserta didik yang tidak
terbiasa aktif, mandiri, dan demokratis
2. Pakar pendidikan Rusman mengungkapkan model
pembelajaran discovery learning menjadi dukungan seorang
individu atau kelompok untuk menemukan pengetahuannya
sendiri berdasarkan dengan pengalaman yang
didapatkannya.
Kekuatan:
a. Membantu siswa untuk memperbaiki dan
meningkatkan keterampilan-keterampilan dan
proses-proses kognitif.
b. Pengetahuan yang diperoleh melalui model ini sangat
pribadi dan ampuh karena menguatkan pengertian,
ingatan dan transfer.
c. Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena
tumbuhnya rasa menyelidiki dan berhasil.
d. Model ini memungkinkan siswa berkembang dengan
cepat dan sesuai dengan kecepatannya sendiri.
e. Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan
belajarnya sendiri dengan melibatkan akalnya dan
motivasi sendiri.
f. Model ini dapat membantu siswa memperkuat konsep
dirinya, karena memperoleh kepercayaan bekerja
sama dengan yang lainnya.
g. Berpusat pada siswa dan guru berperan sama-sama
aktif mengeluarkan gagasan-gagasan. Bahkan guru
pun dapat bertindak sebagai siswa, dan sebagai
peneliti di dalam situasi diskusi.
13. dan sekitarnya. Pembelajaran ini
cocok untuk mengembangkan
pengetahuan dasar maupun kompleks
- Menurut Jaenudin (2012) Strategi
pembelajaran PBL (Problem Based
Learning) selain sebagai salah satu
model pembelajaran berkarakter, juga
merupakan salah satu pembelajaran
yang dapat menyiapkan siswa untuk
bisa menghadapi era globalisasi.
h. Membantu siswa menghilangkan skeptisme (keragu-
raguan) karena mengarah pada kebenaran yang final
dan tertentu atau pasti.
i. Siswa akan mengerti konsep dasar dan ide-ide yang
lebih baik.
j. Membantu dan mengembangkan ingatan dan transfer
pada situasi proses belajar yang baru.
Kelemahan:
a. Model ini menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan
pikiran untuk belajar bagi siswa yang mempunyai
hambatan akademik akan mengalami kesulitan
abstrak atau berpikir, mengungkapkan hubungan
antara konsep-konsep yang tertulis atau lisan,
sehingga pada gilirannya akan menimbulkan frustasi.
b. Model ini tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa
yang banyak, karena membutuhkan waktu yang lama
untuk membantu mereka menemukan teori atau
pemecahan masalah lainnya.
c. Harapan-harapan yang terkandung dalam model ini
akan kacau jika berhadapan dengan siswa dan guru
yang telah terbiasa dengan cara-cara belajar yang
lama.
d. Lebih cocok untuk mengembangkan pemahaman,
sedangkan mengembangkan aspek konsep,
keterampilan dan emosi secara keseluruhan kurang
mendapat perhatian.
3. Menurut Duch (1995) dalam Aris Shoimin
(2014:130) mengemukakan bahwa pengertian dari
model Problem Based Learning adalah model pengajaran
yang bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai
konteks untuk para peserta didik belajar berfikir kritis dan
keterampilan memecahkan masalah serta memperoleh
pengetahuan.
Kekuatan:
a. Menantang kemampuan siswa serta memberikan
kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi
14. siswa. Meningkatkan motivasi dan aktivitas
pembelajaran siswa.
b. Membantu siswa dalam mentransfer pengetahuan
siswa untuk memahami masalah dunia nyata.
c. Membantu siswa untuk mengembangkan
pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam
pembelajaran yang mereka lakukan.
d. Mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir
kritis dan mengembangkan kemampuan mereka
untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
e. Memberikan kesempatan bagi siswa untuk
mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki
dalam dunia nyata.
f. Mengembangkan minat siswa untuk secara terus
menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan
formal telah berakhir.
Kelemahan:
a. Manakala siswa tidak memiliki niat atau tidak
mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang
dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan
merasa enggan untuk mencobanya.
b. Untuk sebagian siswa beranggapan bahwa tanpa
pemahaman mengenai materi yang diperlukan untuk
menyelesaikan masalah mengapa mereka harus
berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang
dipelajari, maka mereka akan belajar apa yang mereka
ingin pelajari
Wawancara:
1. Guru/teman sejawat:
a. Menggunakan model pembelajaran
yang berbasis HOTS seperti PBL dan
Discovery Learning
b. Siswa dibiasakan dengan menganalisa
materi pembelajaran
c. Biasakan mengajar menggunakan
istilah atau bahasa ilmiah berikut
15. artinya agar siswa faham maksud dari
tujuan materi yang disampaikan guru
d. Membiasakan siswa dalam
pembelajaran menggunakan materi
HOTS
2. Waka kurikulum:
a. Guru tidak hanya menyelesaikan
materi, tetapi jelaskan maksud dan
tujuan pembelajaran
b. Guru lebih aktif mengikuti pelatihan
dan workshop yang berbasis
pembelajaran HOTS
c. Guru melengkapi media pembelajaran
3. Guru BK:
a. Sekolah, kepala sekolah bersama-
sama dengan guru untuk merancang
pembelajaran berbasis HOTS
b. Guru melakukan analisis butir soal
terhadap asessment