SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
Download to read offline
Nama : Siti Neno Muawiyah, S.Pd
Kelas : 002/B
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi
No
.
Masalah
terpilih
yang akan
diselesaika
n
Akar
Penyebab
masalah
Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
1 Motivasi
siswa dalam
belajar
rendah
Model
pembelajaran
yang
diberikan
guru kurang
bervariasi
1. Menurut Killen dalam (2010: 23). Model
Pembelajaran Langsung atau Direct
Instruction efektif, saat berhadapan
dengan siswa bermotivasi rendah dan
dengan siswa kesulitan belajar. Model ini
merujuk pada berbagai teknik
pembelajaran ekspositori (pemindahan
pengetahuan dari guru kepada murid
secara langsung, dan dapat menuntun
siswa dalam mempelajari suatu materi
yang bersifat prosedural misalnya melalui
ceramah, demonstrasi, dan tanya jawab)
yang melibatkan seluruh kelas.
Pendekatan dalam model pembelajaran ini
berpusat pada guru, dalam hal ini guru
menyampaikan isi materi pelajaran dalam
format yang sangat terstruktur,
mengarahkan kegiatan para peserta didik,
dan mempertahankan fokus pencapaian
akademik.
2. Menurut Nurhadi (2003: 13) CTL
(Contextual Teaching and Learning).
Konsep model pembelajaran CTL ini efektif
untuk meningkatkan motivasi siswa
dalam belajar. Guru yang menghadirkan
dunia nyata kedalam kelas dan
Berdasarkan kajian literatur dan wawancara yang telah
dilakukan dapat disimpulkan bahwa alternatif solusi dari
masalah Motivasi siswa dalam belajar rendah dengan
menggunakan
1. Menurut Killen dalam (2010: 23). Model pembelajaran
langsung (Direct Instruction), dapat didefinisikan sebagai
model pembelajaran di mana guru mentransformasikan
informasi atau keterampilan secara langsung kepada
peserta didik, pembelajaran berorientasi pada tujuan dan
distrukturkan oleh guru.
 Kelebihan
a. Guru dapat mengendalikan materi dan informasi
dalam pembelajaran sehingga guru dapat fokus
mengenai apa yang dicapai oleh siswa.
b. Model pembelajaran ini efektif dalam kelas yang
besar ataupun kecil
c. Model pembelajaran ini seperti ceramah dan
mungkin model ini cocok untuk anak yang kurang
suka dalam membaca.
d. Dapat mengarahkan siswa yang kurang aktif dalam
pembelajaran untuk tetap berprestasi
 Kelemahan
a. Guru sulit mengatasi tingkat kemampuan dari siswa
dalam menerima materi tersebut
mendorong siswa membuat hubungan
antara pengetahuan yang dimilikinya
dengan penerapannya dalam kehidupan
mereka sehari-hari, sementara siswa
memperoleh pengetahuan dan
keterampilan dari konteks yang terbatas,
sedikit demi sedikit, dan dari proses
mengkonstruksi sendiri, sebagai bekal
untuk memecahkan masalah dalam
kehidupannya sebagai anggota
masyarakat..
3. Menurut Pepkin (2004:1) Model
pembelajaran Problem Solving, efektif
untuk menstimulus agar siswa aktif
dikelas. Ketika dihadapkan dengan suatu
pertanyaan, siswa dapat melakukan
keterampilan memecahkan masalah
untuk memilih dan mengembangkan
tanggapannya. Tidak hanya dengan cara
menghafal tapi berpikir, keterampilan
memecahkan masalah memperluas proses
berpikir. Problem solving pada
pembelajarannya lebih berpusat pada
siswa sehingga pembelajaran lebih aktif
4. Menurut Isjoni (2011) Model
pembelajaran Cooperatif tipe Make a
Match dapat merangsang siswa lebih
bergairah dalam belajar. Salah satu cara
keunggulan model ini adalah peserta didik
mencari pasangan sambil belajar
mengenai suatu konsep atau topik, dalam
suasana yang menyenangkan.
b. Siswa sulit untuk mengembangkan diri
keterampilannya karena model ini gurulah yang
paling aktif
c. Jika guru tidak siap dengan pembelajaran atau
kurang memahami materi yang akan disampaikan
maka pembelajaran akan terhambat karena guru
menjadi pusat dalam model pembelajaran ini
2. Menurut (Mulyasa: 2006: 102) Pembelajaran Kontekstual
(Contextual Teaching and Learning) atau CTL merupakan
konsep pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan
antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan siswa
secara nyata, sehingga siswa mampu menghubungkan dan
menerapkan kompetensi dalam kehidupan sehari-hari
 Kekuatan:
a. Pembelajaran lebih bermakna, artinya siswa
melakukan sendiri kegiatan yang berhubungan
dengan materi yang ada sehingga siswa dapat
memahaminya sendiri.
b. Pembelajaran lebih produktif dan mampu
menumbuhkan penguatan konsep kepada siswa
karena pembelajaran CTL menuntut siswa
menemukan sendiri bukan menghafal
c. Menumbuhkan keberanian siswa untuk
mengemukakan pendapat tentang materi yang
dipelajari
d. Menumbuhkan rasa ingin tahu tentang materi yang
dipelajari dengan bertanya kepada guru
e. Menumbuhkan kemampuan dalam bekerjasama
dengan teman yang lain untuk memecahkan masalah
yang ada
f. Siswa dapat membuat kesimpulan sendiri dari
kegiatan pembelajaran
 Kelemahan:
a. Bagi siswa yang tidak dapat mengikuti
pembelajaran, tidak mendapatkan pengetahuan dan
pengalaman yang sama dengan teman lainnya
b. Perasaan khawatir pada anggota kelompok akan
hilangnya karakteristik siswa karena harus
menyesuaikan dengan kelompok
3. Menurut Pepkin (2004:1) Model pembelajaran Problem
Solving adalah suatu model pembelajaran yang melakukan
pemusatan pada pengajaran dan keterampilan pemecahan
masalah, yang diikuti dengan penguatan keterampilan.
 Kelebihan:
a. Model ini dapat membuat pendidikan disekolah
menjadi lebih relevan dengan kehidupan
b. Proses belajar mengajar melalui pemecahan masalah
dapat membiasakan para siswa menghadapi dan
memecahkan masalah secara terampil
c. Model ini dapat merangsang pengembangan
kemampuan berpikir siswa secara kreatif dan
menyeluruh
 Kekurangan:
Mengubah kebiasaan siswa belajar dengan
mendengarkan dan meminta informasi dari guru,
menjadi belajar dengan banyak berpikir memcahkan
permasalahan sendiri atau kelompok, yang kadang-
kadang memerlukan berbagai sumber belajar,
merupakan kesulitan tersendiri bagi siswa
4. Menurut Saputra dan Rudyanto (2005: 49) Pada
hakekatnya, metode pembelajaran kooperatif merupakan
metode atau strategi pembelajaran gotong-royong yang
konsepnya hampir tidak jauh berbeda dengan metode
pembelajaran kelompok.
 Kekuatan:
a. Dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, baik
secara kognitif maupun fisik.
b. Karena ada unsur permainan, metode ini
menyenangkan
c. Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi
yang dipelajari dan dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa
d. Efektif sebagai sarana melatih keberanian siswa
untuk tampil presentasi
e. Efektif melatih kedisiplinan siswa menghargai waktu
untuk belajar
 Kelemahan:
a. Jika strategi ini tidak di persiapkan dengan baik,
akan banyak waktu yang terbuang
b. Pada awal-awal penerapan model ini, banyak siswa
yang akan malu berpasangan dengan lawan jenisnya
c. Jika guru tidak mengarahkan siswa dengan baik,
akan banyak siswa yang kurang memperhatikan
pada saat presentasi pasangan
d. Guru harus hati-hati pada saat member hukuman
pada siswa yang tidak dapat pasangan, karena
mereka bisa malu.
Wawancara;
1. Guru/rekan sejawat:
a. Menggunakan model pembelajaran
yang menyenangkan bagi siswa
b. Dengan model pembelajaran
pemecahan masalah dapat
membiasakan siswa untuk diajak
berpikir menyelesasikan masalah dari
berbagai sudut pandang
2. Bidang Kurikulum:
a. Penggunaan model pembelajaran yang
sesuai dengan keadaan di
kelas/kebutuhan mata pelajaran
b. Pengunaan media ajar yang tepat dan
sesuai
c. Adanya keterikatan antara materi
pelajaran dengan kehidupan sehari-
hari sehingga materi yang diajarkan
sesuai dengan tujuan pembelajaran
3. Guru BK:
a. Pembelajaran harus berpusat pada
siswa
b. Adanya pendekatan personal antara
guru dan siswa
c. Berikan pendampingan terhadap siswa
2 Kemampuan
literasi siswa
yang masih
rendah
Tidak adanya
dorongan
dari guru
untuk
kebiasaan
membaca
siswa dan
mempelajari
berbagai
sumber
literatur
1. Menurut (Kemdikbud 2017). Untuk
meningkatkan kemampuan literasi siswa
di sekolah yaitu dengan mencanangkan
program Gerakan Literasi Sekolah (GLS)
a. Penumbuhan minat baca melalui
kegiatan 15 menit membaca setiap
hari
b. Kegiatan menanggapi buku
pengayaan, ada tagihan non
akademik
c. Menggunakan buku pengayaan dan
strategi membaca disemua mata
pelajaran (ada tagihan akademik
maupun non akademik)
2. Menurut Ismail (2008). Metode Reading
Guide membantu peserta didik focus
dalam memahami suatu materi pokok.
Metode Reading Guide ini lebih
mengedepankan aktivitas siswa dalam
mencari, mengolah dan melaporkan
informasi dari sumber belajar. Proses
pembelajaran dalam suasana yang
menyenangkan.
Langkah-langkah dalam pelaksanaan
Guide Reading:
a. Tentukan bacaan yang akan
dipelajari.
b. Buat pertanyaan-pertanyaan yang
akan dijawab oleh peserta didik atau
kisi-kisi dan boleh juga bagan atau
skema yang dapat diisi oleh mereka
dari bahan bacaan yang telah dipilih
tadi.
Berdasarkan kajian literatur dan wawancara yang sudah
dilakukan dapat disimpulkan bahwa alternatif solusi dari
masalah Kemampuan literasi siswa yang masih rendah
dengan menggunakan
1. Gerakan literasi sekolah dapat diartikan sebagai upaya yang
dilakukan untuk mewujudkan organisasi pembelajar yang
literat dan meningkatkan penumbuhan budi pekerti bagi
warga sekolah melalui berbagai aktivitas yang meliputi
kegiatan membaca buku non pelajaran selama 15 menit.
 Kekuatan:
Adanya pembiasaan membaca setiap hari membuat
siswa lebih banyak pengetahuan bukan hanya materi
pembelajaran disekolah
 Kelemahan:
Siswa akan memilih buku non akademik dibanding buku
materi pembelajaran
2. Reading Guide adalah suatu metode dimana siswa dituntut
untuk menjadi lebih aktif memahami materi ajar sesuai
dengan tujuan pengajaran dengan cara melaksanakan tugas
yang diberikan oleh guru dalam bentuk tulisan.
 Kekuatan:
a. Peserta didik lebih aktif ketika pembelajaran
berlangsung
b. Materi yang disampaikan lebih cepat diselesaikan
dalam kelas
c. Dalam pembelajaran dengan menerapkan strategi
Reading Guide dapat memotivasi peserta didik untuk
lebih gemar membaca
 Kelemahan:
a. Waktu yang diberikan biasannya terlalu singkat
b. Terkadang membuat jenuh peserta didik
3. dapat diartikan sebagai suatu kegiatan membaca disertai
dengan kemampuan untuk memahami atau memaknai
c. Bagikan bahan bacaan dengan
pertanyaan atau kisi-kisinya kepada
peserta didik.
d. Tugas peserta didik adalah
mempelajari bahan bacaan dengan
menggunakan pertanyaan atau kisi-
kisi yang ada. Batasi aktifitas ini
sehingga tidak akan memakan waktu
yang berlebihan.
e. Bahas pertanyaan atau kisi-kisi
tersebut dengan menanyakan
jawabannya kepada peserta didik.
f. Di akhir pelajaran beri ulasan atau
konfirmasi secukupnya terkait hasil
belajar yang telah dilakukan peserta
didik.
3. Metode QAR (Question Answer
Relationship)
- Menurut pendapat Leddy (2011: 35)
Strategi ini dirancang agar kegiatan
belajar mengajar lebih efektif dan
dapat mencapai kompetensi yang
diharapkan khususnya dalam
membaca pemahaman teks ulasan.
- Menurut Hasil penelitian Meri
Anjarwati (2021) menujukkan
bahwa strategi Question Answer
Relationship (QAR) berpengaruh
secara signifikan terhadap
kemampuan pemahaman literasi
peserta didik. Metode QAR dapat
meningkatkan kemampuan siswa
dalam menjawab pertanyaan-
pertanyaan komprehensif dengan
memberikan sarana sistematis.
Dalam pembelajaran membaca
pemahaman diperuntukkan bagi
sehingga informasi/ maksud dari penulis dari bacaan dapat
diperoleh.
 Kekuatan:
a. Tingkat pemahaman siswa terhadap bacaan dapat
digali secara baik
b. Siswa dituntut untuk membuat pertanyaan yang
implisit dengan catatan siswa tersebut telah
memahami bacaan terlebih dahulu
 Kelemahan:
a. Siswa merasa terbebani dengan banyaknya bacaan
agar mampu menjawab pertanyaan
b. Siswa mengalami kesulitan dalam menerapkannya,
khususnya pada bagian membuat pertanyaan
4. Metode Mind Mapping (Peta Pikiran) adalah metode
mencatat kreatif yang memudahkan kita mengingat banyak
informasi. Tony Buzana (2013)
 Kelebihan:
Siswa lebih mudah melihat gambaran keseluruhan
materi bacaan dan membantu siswa mengatur,
mengingat, membandingkan dan pengkajian ulang
dilakukan lebih cepat
 Kekurangan:
Waktu terbuang untuk mencari kata kunci, karena kata
kunci pengingat terpisah oleh jarak, dan untuk
memahami, siswa harus membaca kembali istilah-istilah
penting dalam bacaan
siswa menengah hingga tingkat
lanjut. metode ini dapat dilakukan
secara individu maupun kelompok.
Siswa akan menguraikan apakah
jawabannya dapat ditemukan atau
tidak. Strategi pembelajaran ini
terbukti efektif, karena
membutuhkan pemikiran yang
tingkat tinggi dan juga kreatif.
Berikut penjabaran metode QAR
a. Membaca pertanyaan
b. Memahami tingkatan pertanyaan
c. Membaca teks bacaan
d. Menjawab pertanyaan
e. Berbagi jawaban
4. Menurut Tony Buzan (2013)
menggunakan Metode Mind Mapping.
Teknik ini menggunakan penjabaran
secara visual. Cara ini diyakini lebih
efektif dibanding menggunakan list
materi. Metode belajar ini cukup efektif
karena menggunakan simbol, kata,
warna, hingga gambar. Konsep ini ramah
untuk otak dan mudah dipahami.
a. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai
b. Guru menyajikan materi
c. Siswa dibagi kedalam beberapa
kelompok yang anggotanya 2 orang,
d. Siswa merancang peta pikiran,
e. Siswa mempresentasekan hasil
diskusi secara berkelompok
Wawancara:
1. Guru/rekan sejawat:
a. Lengkapi buku diperpustakaan sesuai
kebutuhan siswa
b. Jadikan kebiasaan membaca sebagai
budaya dikelas
c. Sebelum memulai pembelajaran siswa
diwajibkan membaca baik dari buku
maupun media lain
2. Bid. Kurikulum:
a. Melengkapi fasilitas membaca seperti
perpustakaan dan pojok baca
b. Program membaca ditingkatkan di
sekolah
c. Media membaca jangan hanya dari
buku dan modul saja tetapi HP pun
bisa dijadikan media literasi
3. Guru BK:
a. Guru membiasakan siswa untuk
berlatih menyampaikan isi bacaan di
depan kelas setelah diberikan tugas
membaca sebuah topik materi
b. Guru menyuruh siswa membaca dan
lihat proses membaca yang baik agar
sesuai harapan guru
c. Guru memberikan contoh dan metode
dalam memahami isi bacaan
3 Kemampuan
numerasi
siswa rendah
Cara
mengajar
guru yang
tidak
menarik atau
masih
monoton
1. Metode Pembelajaran GASING
- Menurut (Wiyanti & Wakhyuningsih,
2013) untuk meningkatkan
kemampuan numerasi siswa metode
GASING efektif membuat siswa
belajar easy, fun and enjoyable.
Gampang (easy) dapat diartikan
ketika siswa belajar, siswa
dikenalkan dengan logika metematika
yang mudah dipelajari dan diingat,
Asyik (fun) berarti selama proses
pembelajaran siswa mempunyai
keinginan untuk belajar tanpa
adanya paksaan, menyenangkan
Berdasarkan kajian literatur dan wawancara yang sudah
dilakukan dapat disimpulkan bahwa alternatif solusi dari
masalah Kemampuan numerasi siswa yang masih rendah
dengan menggunakan
1. Metode GASING adalah suatu metode pembelajaran dengan
langkah demi langkah yang membuat anak menguasai
materi numerasi secara gampang, asyik dan menyenangkan.
 Kekuatan:
a. Membuat materi numerasi menjadi lebih gampang,
asyik dan menyenangkan karena dalam mengerjakan
soal-soal tidak harus menghafalkan rumus.
b. Waktu yang digunakan lebih efektif dan efisien,
karena apabila menggunakan rumus konvensional,
dapat diartikan adanya kepuasan
dalam proses belajar karena
penggunaan alat peraga dan
permainan
- Menurut (Wildan & Trissiana, 2016)
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan pada siswa, diperoleh
peningkatan kemampuan belajar
numerasi lebih optimal setelah di
terapkan pembelajaran GASING
Lima tahap pembelajaran Gasing:
a. Dialog sederhana
b. Berimajinasi dan berfantasi
c. Menyajikan contoh soal yang
relevan.
d. Menyajikan materi secara
mendalam
e. Memberikan variasi soal
2. Menurut (Kamsinah, 2008). Melalui
penerapan Metode Drill. Siswa lebih aktif
dan termotivasi dalam belajar, cara
mengajar dengan memberikan latihan
secara berulang-ulang terhadap apa yang
telah diajarkan guru sehingga
memperoleh pengetahuan dan
keterampilan tertentu langkah-langkah
yang dilakukan guru dalam menerapkan
metode drill:
a. Perencanaan : membuat soal dan
kunci jawaban, dalam membuat soal
disesuaikan dengan tingkat kesulitan
materi yaitu mudah, sedang dan sulit
b. Pelaksanaan: siswa diberikan soal
yang telah disiapkan, soal diberikan
pada pagi hari sebelum pembelajaran
dimulai
soal-soal umumnya baru dapat diselesaikan oleh
siswa dalam waktu yang cukup lama.
c. Dengan metode GASING, siswa dapat menyelesaikan
soal-soal dalam waktu relatif lebih cepat
 Kelemahan:
Pada saat ulangan berupa soal essai, jika siswa tidak
menyertakan penghitungan dengan rumus, meski hasil
jawabannya benar akan tetap dinyatakan salah
2. Roestiyah N.K menjelaskan bahwa metode drill adalah
suatu cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan
latihan- latihan, agar siswa memiliki ketangkasan atau
ketrampilan yang lebih tinggi dari apa yang dipelajari
 Kekuatan:
a. Bahan yang diberikan secara teratur dan langkah
demi langkah akan melekat pada diri siswa dan benar
-benar menjadi miliknya.
b. Adanya pengawasan bimbingan dan koreksi yang
segera diberikan oleh guru memungkinkan siswa
untuk segera melakukan perbaikan terhadap
kesalahan-kesalahannya. Dengan demikian juga
akan menghemat waktu belajarnya.
c. Pengetahuan atau ketrampilan siap yang telah
terbentuk sewaktu-waktu dapat dipergunakan dalam
keperluan sehari -hari baik untuk keperluan studi
maupun untuk bekal hidup di masya rakat kelak
 Kekurangan:
a. Dapat membentuk kebiasaan yang kaku.
b. Respon yang terbentuk secara otomatis akan
mempengaruhi tindakan yang bersifat irrasional,
rutinitas serta tidak menggunakan akal.
3. Menurut (Saefudin, 2012; Sutikno, 2014) Metode
permainan adalah suatu cara penyajian materi pelajaran
melalui berbagai macam bentuk aktivitas permainan untuk
menciptakan suasana menyenangkan, serius tetapi santai
sehingga siswa akan belajar dengan gembira.
 Kekuatan:
c. Evaluasi: guru mengevaluasi sejauh
mana perkembangan peserta didik
3. Menurut (Erman Suherman Ar, dkk.,
2001:182). Menggunakan metode
permainan, siswa akan lebih
menyenangkan dan menggemari materi
pembelajaran berbasis numerasi.
1. Permainan mengutamakan gagasan dan minat siswa
sehingga sehingga diberi kesempatan untuk
menyalurkan gagasan dan minat mereka dalam
suatu permainan.
2. Permainan dapat menciptakan kondisi yang ideal
untuk mempelajari dan meningkatkan mutu
pembelajaran. Selain siswa dapat mempelajari
pelajaran tertentu dalam permainan, siswa juga
memperoleh kesenangan selama belajar.
3. Hal yang pokok bagi pembelajaran melalui permainan
adalah rasa memiliki.
 Kelemahan:
1. Permainan dalam pembelajaran memerlukan
keterlibatan dan intervensi guru yang peka dan
berpengetahuan karena penggunaan permainan
dalam pembelajaran perlu pengondisian siswa dan
kesiapan yang lebih cermat.
2. Perlu perencanaan yang cermat dan pengaturan
lingkungan permainan dalam rangka menyediakan
dan meluaskan pembelajaran serta agar
pembelajaran dapat tersampaikan kepada siswa.
3. Pembelajaran dengan permainan memerlukan waktu
yang lebih banyak
Wawancara
1. Guru/rekan sejawat:
a. Jadikan pembelajaran berbasis
numerasi menyengkan
b. Dalam penyampaian materi guru
mengajak siswa untuk terlibat
c. Gunakan media pembelajaran yang
disesuaikan dengan materi numerasi
2. Waka kurikulum:
a. Gunakan media pembelajaran yang
menarik siswa dipembelajaran
berbasis numerasi
b. Rumus-rumus hitungan jangan hanya
sihafal tapi difahami
c. Gunakan metode pembelajaran yang
membuat siswa tidak jenuh dengan
menghitung
3. Guru BK:
a. Siswa dibiasakan menyelesaikan
persoalan logika dengan membuat soal
hitungan
b. Guru mengajak siswa untuk
memahami materi numerasi
c. Guru mengajarkan cara memahami
materia numerasi dengan
menyenangkan
4 Kemampuan
siswa dalam
pemahaman
materi
pembelajaran
berbasis
HOTS rendah
Guru tidak
merancang
materi
berbasis
HOTS
dengan
menarik
1. Model Pembelajaran SCL (Student
Centered Learning)
- Menurut Siswono dan Karsen (2008),
model pembelajaran SCL (Student
Centered Learning) efektif untuk
mengembangkan kemampuan berpikir
siswa, sehingga menjadikan setiap
siswa untuk lebih aktif dan mampu
bertanggung jawab terhadap proses
pembelajarannya sendiri.
- Menurut Priyatmojo (2010), model
Student Center Learning (SCL) efektif
untuk meningkatkan keaktifan siswa
dalam mengembangkan
kemampuannya untuk berpikir kreatif
dan inovatif.
2. Model Pembelajaran Discovery Learning
- Ali Harsojo (2019) dalam
penelitiannya menyatakan bahwa
Model Pembelajaran Discovery
Learning Peserta didik menjadi lebih
aktif merespon pertanyaan dari guru.
Selain itu peserta didik juga relatif
berani mengajukan pertanyaan pada
guru maupun temannya yang
Berdasarkan kajian literatur dan wawancara yang sudah
dilakukan dapat disimpulkan bahwa alternatif solusi dari
masalah Kemampuan siswa dalam pemahaman materi
pembelajaran berbasis HOTS rendah dengan menggunakan
1. Menurut Westwood (2008), Student Center Learning (SCL)
adalah metode pembelajaran yang memberdayakan peserta
didik menjadi pusat perhatian selama proses pembelajaran
berlangsung. Pembelajaran yang bersifat kaku instruksi dari
pendidik diubah menjadi pembelajaran yang memberi
kesempatan pada peserta didik menyesuaikan dengan
kemampuannya dan berperilaku langsung dalam menerima
pengalaman belajarnya.
 Kekuatan:
b. Siswa lebih sering berperan aktif
c. Meningkatkan interaksi kooperatif diantara siswa
d. Berpartisipasi di berbagai kegiatan investigative
e. Toleransi terhadap keberagaman
f. Meningkatkan kreativitas dan kinerja siswa dalam
tugas-tugas akademis
g. Siswa memiliki motivasi yang kuat untuk mengikuti
kegiatan pembelajaran
h. Dapat menambah wawasan pikiran dan pengetahuan
bagi guru karena sesuatu yang disampaikan siswa
mungkin belum di ketahui oleh pendidik
i. Mengenalkan berbagai macam gaya belajar
mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya. Penerapan model
pembelajaran Discovery Learning
relatif dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kritis (critical
thinking) dan kreativitas (creativity)
peserta didik. Dalam hal ini kecakapan
abad 21 dapat terwujud, meskipun
tidak sepenuhnya tampil dengan
sempurna. Peserta didik diajak
berpikir realistik menuju abstrak. Cara
berpikir demikian yang dilakukan
melalui pengamatan dan diskusi
melahirkan kemampuan peserta didik
untuk berpikir kritis.
- Penelitian dengan model discovery
learning sudah dilakukan terlebih
dahulu oleh Ellyana (2017), hasil dari
penelitian tersebut menunjukkan
bahwa terdapat pengaruh penggunaan
model discovery learning terhadap
keterampilan siswa dalam berdebat,
jadi peserta didik sesudah
menggunakan model discovery
learning lebih baik dibandingkan
sebelum menggunakan model
discovery learning.
3. Model Pembelajaran PBL:
- Menurut (Ratumanan dan Trianto,
2010:92) Model Pembelajaran PBL
atau Pengajaran berdasarkan masalah
efektif untuk pengajaran proses
berpikir tingkat tinggi. Pembelajaran
ini membantu siswa untuk memproses
informasi yang sudah jadi dalam
benaknya dan menyusun pengetahuan
mereka sendiri tentang dunia sosial
j. Memperhatikan kebutuhan dan latar belakang
pembelajar
 Kelemahan:
k. Untuk peserta didik dalam jumlah banyak sulit untuk
diimplementasikan
l. Kemungkinan untuk menggunakan waktu yang lebih
banyak
m. Belum tentu efektif untuk semua kurikulum
n. Belum tentu sesuai untuk peserta didik yang tidak
terbiasa aktif, mandiri, dan demokratis
2. Pakar pendidikan Rusman mengungkapkan model
pembelajaran discovery learning menjadi dukungan seorang
individu atau kelompok untuk menemukan pengetahuannya
sendiri berdasarkan dengan pengalaman yang
didapatkannya.
 Kekuatan:
a. Membantu siswa untuk memperbaiki dan
meningkatkan keterampilan-keterampilan dan
proses-proses kognitif.
b. Pengetahuan yang diperoleh melalui model ini sangat
pribadi dan ampuh karena menguatkan pengertian,
ingatan dan transfer.
c. Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena
tumbuhnya rasa menyelidiki dan berhasil.
d. Model ini memungkinkan siswa berkembang dengan
cepat dan sesuai dengan kecepatannya sendiri.
e. Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan
belajarnya sendiri dengan melibatkan akalnya dan
motivasi sendiri.
f. Model ini dapat membantu siswa memperkuat konsep
dirinya, karena memperoleh kepercayaan bekerja
sama dengan yang lainnya.
g. Berpusat pada siswa dan guru berperan sama-sama
aktif mengeluarkan gagasan-gagasan. Bahkan guru
pun dapat bertindak sebagai siswa, dan sebagai
peneliti di dalam situasi diskusi.
dan sekitarnya. Pembelajaran ini
cocok untuk mengembangkan
pengetahuan dasar maupun kompleks
- Menurut Jaenudin (2012) Strategi
pembelajaran PBL (Problem Based
Learning) selain sebagai salah satu
model pembelajaran berkarakter, juga
merupakan salah satu pembelajaran
yang dapat menyiapkan siswa untuk
bisa menghadapi era globalisasi.
h. Membantu siswa menghilangkan skeptisme (keragu-
raguan) karena mengarah pada kebenaran yang final
dan tertentu atau pasti.
i. Siswa akan mengerti konsep dasar dan ide-ide yang
lebih baik.
j. Membantu dan mengembangkan ingatan dan transfer
pada situasi proses belajar yang baru.
 Kelemahan:
a. Model ini menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan
pikiran untuk belajar bagi siswa yang mempunyai
hambatan akademik akan mengalami kesulitan
abstrak atau berpikir, mengungkapkan hubungan
antara konsep-konsep yang tertulis atau lisan,
sehingga pada gilirannya akan menimbulkan frustasi.
b. Model ini tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa
yang banyak, karena membutuhkan waktu yang lama
untuk membantu mereka menemukan teori atau
pemecahan masalah lainnya.
c. Harapan-harapan yang terkandung dalam model ini
akan kacau jika berhadapan dengan siswa dan guru
yang telah terbiasa dengan cara-cara belajar yang
lama.
d. Lebih cocok untuk mengembangkan pemahaman,
sedangkan mengembangkan aspek konsep,
keterampilan dan emosi secara keseluruhan kurang
mendapat perhatian.
3. Menurut Duch (1995) dalam Aris Shoimin
(2014:130) mengemukakan bahwa pengertian dari
model Problem Based Learning adalah model pengajaran
yang bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai
konteks untuk para peserta didik belajar berfikir kritis dan
keterampilan memecahkan masalah serta memperoleh
pengetahuan.
 Kekuatan:
a. Menantang kemampuan siswa serta memberikan
kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi
siswa. Meningkatkan motivasi dan aktivitas
pembelajaran siswa.
b. Membantu siswa dalam mentransfer pengetahuan
siswa untuk memahami masalah dunia nyata.
c. Membantu siswa untuk mengembangkan
pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam
pembelajaran yang mereka lakukan.
d. Mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir
kritis dan mengembangkan kemampuan mereka
untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
e. Memberikan kesempatan bagi siswa untuk
mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki
dalam dunia nyata.
f. Mengembangkan minat siswa untuk secara terus
menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan
formal telah berakhir.
 Kelemahan:
a. Manakala siswa tidak memiliki niat atau tidak
mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang
dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan
merasa enggan untuk mencobanya.
b. Untuk sebagian siswa beranggapan bahwa tanpa
pemahaman mengenai materi yang diperlukan untuk
menyelesaikan masalah mengapa mereka harus
berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang
dipelajari, maka mereka akan belajar apa yang mereka
ingin pelajari
Wawancara:
1. Guru/teman sejawat:
a. Menggunakan model pembelajaran
yang berbasis HOTS seperti PBL dan
Discovery Learning
b. Siswa dibiasakan dengan menganalisa
materi pembelajaran
c. Biasakan mengajar menggunakan
istilah atau bahasa ilmiah berikut
artinya agar siswa faham maksud dari
tujuan materi yang disampaikan guru
d. Membiasakan siswa dalam
pembelajaran menggunakan materi
HOTS
2. Waka kurikulum:
a. Guru tidak hanya menyelesaikan
materi, tetapi jelaskan maksud dan
tujuan pembelajaran
b. Guru lebih aktif mengikuti pelatihan
dan workshop yang berbasis
pembelajaran HOTS
c. Guru melengkapi media pembelajaran
3. Guru BK:
a. Sekolah, kepala sekolah bersama-
sama dengan guru untuk merancang
pembelajaran berbasis HOTS
b. Guru melakukan analisis butir soal
terhadap asessment

More Related Content

What's hot

LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - Copy.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - Copy.docxLK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - Copy.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - Copy.docxSukarnoSukarno16
 
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docx
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docxLK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docx
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docxAndiqbal
 
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi (1) (1).docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi  (1) (1).docxLK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi  (1) (1).docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi (1) (1).docxIdaRoyanti3
 
LK. 2.1. Explorasi Alternatif Solusi.docx
LK. 2.1. Explorasi Alternatif Solusi.docxLK. 2.1. Explorasi Alternatif Solusi.docx
LK. 2.1. Explorasi Alternatif Solusi.docxFatmawatiLaisouw
 
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdfLK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdfKarnilaSustrayeni
 
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi 4 Agustus 2022.docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi 4 Agustus 2022.docxLK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi 4 Agustus 2022.docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi 4 Agustus 2022.docxshananah
 
LK. 2.2 Menentukan Solusi_SYELLI AYU FRIANI_2006220078.docx
LK. 2.2 Menentukan Solusi_SYELLI AYU FRIANI_2006220078.docxLK. 2.2 Menentukan Solusi_SYELLI AYU FRIANI_2006220078.docx
LK. 2.2 Menentukan Solusi_SYELLI AYU FRIANI_2006220078.docxangga678964
 
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah-Ismariyana.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah-Ismariyana.docxLK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah-Ismariyana.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah-Ismariyana.docxerica233597
 
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (2).pdf
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (2).pdfLK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (2).pdf
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (2).pdfNuryaniMakmur
 
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah mutia.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah mutia.docxLK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah mutia.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah mutia.docxmutia171878
 
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.docxLK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.docxMaximusCarlesSeda
 
LK 1.2 SUSILO WARDANI.pdf
LK 1.2 SUSILO WARDANI.pdfLK 1.2 SUSILO WARDANI.pdf
LK 1.2 SUSILO WARDANI.pdfSusiloWardani5
 
LK. 2.1 REVISI_Eksplorasi Alternatif Solusi (Masita).docx
LK. 2.1 REVISI_Eksplorasi Alternatif Solusi (Masita).docxLK. 2.1 REVISI_Eksplorasi Alternatif Solusi (Masita).docx
LK. 2.1 REVISI_Eksplorasi Alternatif Solusi (Masita).docxMasitaMasita16
 
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah dan Masalah Terpilih yang akan diselesaikan...
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah dan Masalah Terpilih yang akan diselesaikan...LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah dan Masalah Terpilih yang akan diselesaikan...
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah dan Masalah Terpilih yang akan diselesaikan...IrmadaBoheaIR
 
LK. 1.1. Identifikasi Masalah HELMI NYUSWANDANA.docx
LK. 1.1. Identifikasi Masalah HELMI NYUSWANDANA.docxLK. 1.1. Identifikasi Masalah HELMI NYUSWANDANA.docx
LK. 1.1. Identifikasi Masalah HELMI NYUSWANDANA.docxAliyahya_john
 
LK 1.2. eksplorasi penyebab masalah Noviarta.pdf
LK 1.2. eksplorasi penyebab masalah Noviarta.pdfLK 1.2. eksplorasi penyebab masalah Noviarta.pdf
LK 1.2. eksplorasi penyebab masalah Noviarta.pdfNoviarta1
 
LK 2.4. Rencana Evaluasi.pdf
LK 2.4. Rencana Evaluasi.pdfLK 2.4. Rencana Evaluasi.pdf
LK 2.4. Rencana Evaluasi.pdfYusriRahayu1
 
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi NUNU.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi NUNU.pdfLK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi NUNU.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi NUNU.pdfNurulyDybala1
 
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah.docx
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah.docxLK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah.docx
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah.docxMaximusCarlesSeda
 

What's hot (20)

LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - Copy.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - Copy.docxLK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - Copy.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - Copy.docx
 
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docx
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docxLK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docx
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docx
 
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi (1) (1).docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi  (1) (1).docxLK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi  (1) (1).docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi (1) (1).docx
 
LK. 2.1. Explorasi Alternatif Solusi.docx
LK. 2.1. Explorasi Alternatif Solusi.docxLK. 2.1. Explorasi Alternatif Solusi.docx
LK. 2.1. Explorasi Alternatif Solusi.docx
 
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdfLK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
 
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi 4 Agustus 2022.docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi 4 Agustus 2022.docxLK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi 4 Agustus 2022.docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi 4 Agustus 2022.docx
 
LK. 2.2 Menentukan Solusi_SYELLI AYU FRIANI_2006220078.docx
LK. 2.2 Menentukan Solusi_SYELLI AYU FRIANI_2006220078.docxLK. 2.2 Menentukan Solusi_SYELLI AYU FRIANI_2006220078.docx
LK. 2.2 Menentukan Solusi_SYELLI AYU FRIANI_2006220078.docx
 
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah-Ismariyana.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah-Ismariyana.docxLK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah-Ismariyana.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah-Ismariyana.docx
 
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (2).pdf
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (2).pdfLK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (2).pdf
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (2).pdf
 
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah mutia.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah mutia.docxLK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah mutia.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah mutia.docx
 
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.docxLK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.docx
 
LK 1.2 SUSILO WARDANI.pdf
LK 1.2 SUSILO WARDANI.pdfLK 1.2 SUSILO WARDANI.pdf
LK 1.2 SUSILO WARDANI.pdf
 
LK. 2.1 REVISI_Eksplorasi Alternatif Solusi (Masita).docx
LK. 2.1 REVISI_Eksplorasi Alternatif Solusi (Masita).docxLK. 2.1 REVISI_Eksplorasi Alternatif Solusi (Masita).docx
LK. 2.1 REVISI_Eksplorasi Alternatif Solusi (Masita).docx
 
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah dan Masalah Terpilih yang akan diselesaikan...
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah dan Masalah Terpilih yang akan diselesaikan...LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah dan Masalah Terpilih yang akan diselesaikan...
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah dan Masalah Terpilih yang akan diselesaikan...
 
LK. 1.1. Identifikasi Masalah HELMI NYUSWANDANA.docx
LK. 1.1. Identifikasi Masalah HELMI NYUSWANDANA.docxLK. 1.1. Identifikasi Masalah HELMI NYUSWANDANA.docx
LK. 1.1. Identifikasi Masalah HELMI NYUSWANDANA.docx
 
LK 2.3 Rencana Aksi (1).pdf
LK 2.3 Rencana Aksi (1).pdfLK 2.3 Rencana Aksi (1).pdf
LK 2.3 Rencana Aksi (1).pdf
 
LK 1.2. eksplorasi penyebab masalah Noviarta.pdf
LK 1.2. eksplorasi penyebab masalah Noviarta.pdfLK 1.2. eksplorasi penyebab masalah Noviarta.pdf
LK 1.2. eksplorasi penyebab masalah Noviarta.pdf
 
LK 2.4. Rencana Evaluasi.pdf
LK 2.4. Rencana Evaluasi.pdfLK 2.4. Rencana Evaluasi.pdf
LK 2.4. Rencana Evaluasi.pdf
 
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi NUNU.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi NUNU.pdfLK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi NUNU.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi NUNU.pdf
 
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah.docx
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah.docxLK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah.docx
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah.docx
 

Similar to Meningkatkan Literasi

L K 2. 1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
L K 2. 1  Eksplorasi Alternatif Solusi.pdfL K 2. 1  Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
L K 2. 1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdfXaviJr5
 
Strategi Pembelajaran Berdiferensiasi.pptx
Strategi Pembelajaran Berdiferensiasi.pptxStrategi Pembelajaran Berdiferensiasi.pptx
Strategi Pembelajaran Berdiferensiasi.pptxAcelLines
 
Best Practice_Andrian.pdf
Best Practice_Andrian.pdfBest Practice_Andrian.pdf
Best Practice_Andrian.pdfandriansuhaimi
 
Lk. 2.1 ekplorasi alternatif solusi - Copy.docx
Lk. 2.1 ekplorasi alternatif solusi - Copy.docxLk. 2.1 ekplorasi alternatif solusi - Copy.docx
Lk. 2.1 ekplorasi alternatif solusi - Copy.docxJunaiHunter
 
LK. 2.2 Menentukan Solusi Egi Agustian.pdf
LK. 2.2 Menentukan Solusi Egi Agustian.pdfLK. 2.2 Menentukan Solusi Egi Agustian.pdf
LK. 2.2 Menentukan Solusi Egi Agustian.pdfEgiAgustian5
 
LK 3.1 Menyusun Best Practices.pdf
LK 3.1 Menyusun Best Practices.pdfLK 3.1 Menyusun Best Practices.pdf
LK 3.1 Menyusun Best Practices.pdfnaelis2
 
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi MEI.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi MEI.pdfLK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi MEI.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi MEI.pdfMeilanieGitchuu
 
LK 3.1 Menyusun Best Practices - Siswati.pdf
LK 3.1 Menyusun Best Practices - Siswati.pdfLK 3.1 Menyusun Best Practices - Siswati.pdf
LK 3.1 Menyusun Best Practices - Siswati.pdfSiswatiSiswati5
 
Best Practice Meningkatkan Motivasi dan Minat Belajar Peserta Didik.pdf
Best Practice  Meningkatkan Motivasi dan Minat Belajar Peserta Didik.pdfBest Practice  Meningkatkan Motivasi dan Minat Belajar Peserta Didik.pdf
Best Practice Meningkatkan Motivasi dan Minat Belajar Peserta Didik.pdfDwiAstuti765533
 
Model pembelajaran matematika
Model pembelajaran matematikaModel pembelajaran matematika
Model pembelajaran matematikamerisnuspita
 
Pendekatan pembelajaran kelompok besar, sedang, kecil, dan pendekatan pembela...
Pendekatan pembelajaran kelompok besar, sedang, kecil, dan pendekatan pembela...Pendekatan pembelajaran kelompok besar, sedang, kecil, dan pendekatan pembela...
Pendekatan pembelajaran kelompok besar, sedang, kecil, dan pendekatan pembela...noussevarenna
 
Model pembelajaran berbasis masalah 1
Model pembelajaran berbasis masalah 1Model pembelajaran berbasis masalah 1
Model pembelajaran berbasis masalah 1Taryadi Taryadi
 
Makalah metode pembelajaran
Makalah metode pembelajaranMakalah metode pembelajaran
Makalah metode pembelajaranAli Akbar TA
 
LK 2.2 ppg daljab.pdf
LK 2.2 ppg daljab.pdfLK 2.2 ppg daljab.pdf
LK 2.2 ppg daljab.pdfumam100
 
MATERI 1, 20 JENIS METODE PEMBELAJARAN.pptx
MATERI 1, 20 JENIS METODE PEMBELAJARAN.pptxMATERI 1, 20 JENIS METODE PEMBELAJARAN.pptx
MATERI 1, 20 JENIS METODE PEMBELAJARAN.pptxalmaskur1
 

Similar to Meningkatkan Literasi (20)

L K 2. 1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
L K 2. 1  Eksplorasi Alternatif Solusi.pdfL K 2. 1  Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
L K 2. 1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
 
Strategi Pembelajaran Berdiferensiasi.pptx
Strategi Pembelajaran Berdiferensiasi.pptxStrategi Pembelajaran Berdiferensiasi.pptx
Strategi Pembelajaran Berdiferensiasi.pptx
 
Best Practice_Andrian.pdf
Best Practice_Andrian.pdfBest Practice_Andrian.pdf
Best Practice_Andrian.pdf
 
Lk. 2.1 ekplorasi alternatif solusi - Copy.docx
Lk. 2.1 ekplorasi alternatif solusi - Copy.docxLk. 2.1 ekplorasi alternatif solusi - Copy.docx
Lk. 2.1 ekplorasi alternatif solusi - Copy.docx
 
ibva.pdf
ibva.pdfibva.pdf
ibva.pdf
 
LK. 2.2 Menentukan Solusi Egi Agustian.pdf
LK. 2.2 Menentukan Solusi Egi Agustian.pdfLK. 2.2 Menentukan Solusi Egi Agustian.pdf
LK. 2.2 Menentukan Solusi Egi Agustian.pdf
 
LK 3.1 Menyusun Best Practices.pdf
LK 3.1 Menyusun Best Practices.pdfLK 3.1 Menyusun Best Practices.pdf
LK 3.1 Menyusun Best Practices.pdf
 
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi MEI.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi MEI.pdfLK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi MEI.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi MEI.pdf
 
LK 3.1 Menyusun Best Practices - Siswati.pdf
LK 3.1 Menyusun Best Practices - Siswati.pdfLK 3.1 Menyusun Best Practices - Siswati.pdf
LK 3.1 Menyusun Best Practices - Siswati.pdf
 
Best Practice Meningkatkan Motivasi dan Minat Belajar Peserta Didik.pdf
Best Practice  Meningkatkan Motivasi dan Minat Belajar Peserta Didik.pdfBest Practice  Meningkatkan Motivasi dan Minat Belajar Peserta Didik.pdf
Best Practice Meningkatkan Motivasi dan Minat Belajar Peserta Didik.pdf
 
Model pembelajaran matematika
Model pembelajaran matematikaModel pembelajaran matematika
Model pembelajaran matematika
 
Pendekatan pembelajaran kelompok besar, sedang, kecil, dan pendekatan pembela...
Pendekatan pembelajaran kelompok besar, sedang, kecil, dan pendekatan pembela...Pendekatan pembelajaran kelompok besar, sedang, kecil, dan pendekatan pembela...
Pendekatan pembelajaran kelompok besar, sedang, kecil, dan pendekatan pembela...
 
Model pembelajaran berbasis masalah 1
Model pembelajaran berbasis masalah 1Model pembelajaran berbasis masalah 1
Model pembelajaran berbasis masalah 1
 
17630173.ppt
17630173.ppt17630173.ppt
17630173.ppt
 
Tugas 2 ptk febridawati - sma n 1 batanghari
Tugas 2 ptk febridawati - sma n 1 batanghariTugas 2 ptk febridawati - sma n 1 batanghari
Tugas 2 ptk febridawati - sma n 1 batanghari
 
Makalah metode pembelajaran
Makalah metode pembelajaranMakalah metode pembelajaran
Makalah metode pembelajaran
 
LK 2.2 ppg daljab.pdf
LK 2.2 ppg daljab.pdfLK 2.2 ppg daljab.pdf
LK 2.2 ppg daljab.pdf
 
Ptk
PtkPtk
Ptk
 
Ptk
PtkPtk
Ptk
 
MATERI 1, 20 JENIS METODE PEMBELAJARAN.pptx
MATERI 1, 20 JENIS METODE PEMBELAJARAN.pptxMATERI 1, 20 JENIS METODE PEMBELAJARAN.pptx
MATERI 1, 20 JENIS METODE PEMBELAJARAN.pptx
 

Recently uploaded

Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 

Recently uploaded (20)

Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 

Meningkatkan Literasi

  • 1. Nama : Siti Neno Muawiyah, S.Pd Kelas : 002/B LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi No . Masalah terpilih yang akan diselesaika n Akar Penyebab masalah Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi 1 Motivasi siswa dalam belajar rendah Model pembelajaran yang diberikan guru kurang bervariasi 1. Menurut Killen dalam (2010: 23). Model Pembelajaran Langsung atau Direct Instruction efektif, saat berhadapan dengan siswa bermotivasi rendah dan dengan siswa kesulitan belajar. Model ini merujuk pada berbagai teknik pembelajaran ekspositori (pemindahan pengetahuan dari guru kepada murid secara langsung, dan dapat menuntun siswa dalam mempelajari suatu materi yang bersifat prosedural misalnya melalui ceramah, demonstrasi, dan tanya jawab) yang melibatkan seluruh kelas. Pendekatan dalam model pembelajaran ini berpusat pada guru, dalam hal ini guru menyampaikan isi materi pelajaran dalam format yang sangat terstruktur, mengarahkan kegiatan para peserta didik, dan mempertahankan fokus pencapaian akademik. 2. Menurut Nurhadi (2003: 13) CTL (Contextual Teaching and Learning). Konsep model pembelajaran CTL ini efektif untuk meningkatkan motivasi siswa dalam belajar. Guru yang menghadirkan dunia nyata kedalam kelas dan Berdasarkan kajian literatur dan wawancara yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa alternatif solusi dari masalah Motivasi siswa dalam belajar rendah dengan menggunakan 1. Menurut Killen dalam (2010: 23). Model pembelajaran langsung (Direct Instruction), dapat didefinisikan sebagai model pembelajaran di mana guru mentransformasikan informasi atau keterampilan secara langsung kepada peserta didik, pembelajaran berorientasi pada tujuan dan distrukturkan oleh guru.  Kelebihan a. Guru dapat mengendalikan materi dan informasi dalam pembelajaran sehingga guru dapat fokus mengenai apa yang dicapai oleh siswa. b. Model pembelajaran ini efektif dalam kelas yang besar ataupun kecil c. Model pembelajaran ini seperti ceramah dan mungkin model ini cocok untuk anak yang kurang suka dalam membaca. d. Dapat mengarahkan siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran untuk tetap berprestasi  Kelemahan a. Guru sulit mengatasi tingkat kemampuan dari siswa dalam menerima materi tersebut
  • 2. mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, sementara siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan dari konteks yang terbatas, sedikit demi sedikit, dan dari proses mengkonstruksi sendiri, sebagai bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat.. 3. Menurut Pepkin (2004:1) Model pembelajaran Problem Solving, efektif untuk menstimulus agar siswa aktif dikelas. Ketika dihadapkan dengan suatu pertanyaan, siswa dapat melakukan keterampilan memecahkan masalah untuk memilih dan mengembangkan tanggapannya. Tidak hanya dengan cara menghafal tapi berpikir, keterampilan memecahkan masalah memperluas proses berpikir. Problem solving pada pembelajarannya lebih berpusat pada siswa sehingga pembelajaran lebih aktif 4. Menurut Isjoni (2011) Model pembelajaran Cooperatif tipe Make a Match dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar. Salah satu cara keunggulan model ini adalah peserta didik mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik, dalam suasana yang menyenangkan. b. Siswa sulit untuk mengembangkan diri keterampilannya karena model ini gurulah yang paling aktif c. Jika guru tidak siap dengan pembelajaran atau kurang memahami materi yang akan disampaikan maka pembelajaran akan terhambat karena guru menjadi pusat dalam model pembelajaran ini 2. Menurut (Mulyasa: 2006: 102) Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) atau CTL merupakan konsep pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan siswa secara nyata, sehingga siswa mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi dalam kehidupan sehari-hari  Kekuatan: a. Pembelajaran lebih bermakna, artinya siswa melakukan sendiri kegiatan yang berhubungan dengan materi yang ada sehingga siswa dapat memahaminya sendiri. b. Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep kepada siswa karena pembelajaran CTL menuntut siswa menemukan sendiri bukan menghafal c. Menumbuhkan keberanian siswa untuk mengemukakan pendapat tentang materi yang dipelajari d. Menumbuhkan rasa ingin tahu tentang materi yang dipelajari dengan bertanya kepada guru e. Menumbuhkan kemampuan dalam bekerjasama dengan teman yang lain untuk memecahkan masalah yang ada f. Siswa dapat membuat kesimpulan sendiri dari kegiatan pembelajaran  Kelemahan: a. Bagi siswa yang tidak dapat mengikuti pembelajaran, tidak mendapatkan pengetahuan dan pengalaman yang sama dengan teman lainnya
  • 3. b. Perasaan khawatir pada anggota kelompok akan hilangnya karakteristik siswa karena harus menyesuaikan dengan kelompok 3. Menurut Pepkin (2004:1) Model pembelajaran Problem Solving adalah suatu model pembelajaran yang melakukan pemusatan pada pengajaran dan keterampilan pemecahan masalah, yang diikuti dengan penguatan keterampilan.  Kelebihan: a. Model ini dapat membuat pendidikan disekolah menjadi lebih relevan dengan kehidupan b. Proses belajar mengajar melalui pemecahan masalah dapat membiasakan para siswa menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil c. Model ini dapat merangsang pengembangan kemampuan berpikir siswa secara kreatif dan menyeluruh  Kekurangan: Mengubah kebiasaan siswa belajar dengan mendengarkan dan meminta informasi dari guru, menjadi belajar dengan banyak berpikir memcahkan permasalahan sendiri atau kelompok, yang kadang- kadang memerlukan berbagai sumber belajar, merupakan kesulitan tersendiri bagi siswa 4. Menurut Saputra dan Rudyanto (2005: 49) Pada hakekatnya, metode pembelajaran kooperatif merupakan metode atau strategi pembelajaran gotong-royong yang konsepnya hampir tidak jauh berbeda dengan metode pembelajaran kelompok.  Kekuatan: a. Dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, baik secara kognitif maupun fisik. b. Karena ada unsur permainan, metode ini menyenangkan c. Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari dan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa
  • 4. d. Efektif sebagai sarana melatih keberanian siswa untuk tampil presentasi e. Efektif melatih kedisiplinan siswa menghargai waktu untuk belajar  Kelemahan: a. Jika strategi ini tidak di persiapkan dengan baik, akan banyak waktu yang terbuang b. Pada awal-awal penerapan model ini, banyak siswa yang akan malu berpasangan dengan lawan jenisnya c. Jika guru tidak mengarahkan siswa dengan baik, akan banyak siswa yang kurang memperhatikan pada saat presentasi pasangan d. Guru harus hati-hati pada saat member hukuman pada siswa yang tidak dapat pasangan, karena mereka bisa malu. Wawancara; 1. Guru/rekan sejawat: a. Menggunakan model pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa b. Dengan model pembelajaran pemecahan masalah dapat membiasakan siswa untuk diajak berpikir menyelesasikan masalah dari berbagai sudut pandang 2. Bidang Kurikulum: a. Penggunaan model pembelajaran yang sesuai dengan keadaan di kelas/kebutuhan mata pelajaran b. Pengunaan media ajar yang tepat dan sesuai c. Adanya keterikatan antara materi pelajaran dengan kehidupan sehari- hari sehingga materi yang diajarkan sesuai dengan tujuan pembelajaran 3. Guru BK: a. Pembelajaran harus berpusat pada siswa
  • 5. b. Adanya pendekatan personal antara guru dan siswa c. Berikan pendampingan terhadap siswa 2 Kemampuan literasi siswa yang masih rendah Tidak adanya dorongan dari guru untuk kebiasaan membaca siswa dan mempelajari berbagai sumber literatur 1. Menurut (Kemdikbud 2017). Untuk meningkatkan kemampuan literasi siswa di sekolah yaitu dengan mencanangkan program Gerakan Literasi Sekolah (GLS) a. Penumbuhan minat baca melalui kegiatan 15 menit membaca setiap hari b. Kegiatan menanggapi buku pengayaan, ada tagihan non akademik c. Menggunakan buku pengayaan dan strategi membaca disemua mata pelajaran (ada tagihan akademik maupun non akademik) 2. Menurut Ismail (2008). Metode Reading Guide membantu peserta didik focus dalam memahami suatu materi pokok. Metode Reading Guide ini lebih mengedepankan aktivitas siswa dalam mencari, mengolah dan melaporkan informasi dari sumber belajar. Proses pembelajaran dalam suasana yang menyenangkan. Langkah-langkah dalam pelaksanaan Guide Reading: a. Tentukan bacaan yang akan dipelajari. b. Buat pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab oleh peserta didik atau kisi-kisi dan boleh juga bagan atau skema yang dapat diisi oleh mereka dari bahan bacaan yang telah dipilih tadi. Berdasarkan kajian literatur dan wawancara yang sudah dilakukan dapat disimpulkan bahwa alternatif solusi dari masalah Kemampuan literasi siswa yang masih rendah dengan menggunakan 1. Gerakan literasi sekolah dapat diartikan sebagai upaya yang dilakukan untuk mewujudkan organisasi pembelajar yang literat dan meningkatkan penumbuhan budi pekerti bagi warga sekolah melalui berbagai aktivitas yang meliputi kegiatan membaca buku non pelajaran selama 15 menit.  Kekuatan: Adanya pembiasaan membaca setiap hari membuat siswa lebih banyak pengetahuan bukan hanya materi pembelajaran disekolah  Kelemahan: Siswa akan memilih buku non akademik dibanding buku materi pembelajaran 2. Reading Guide adalah suatu metode dimana siswa dituntut untuk menjadi lebih aktif memahami materi ajar sesuai dengan tujuan pengajaran dengan cara melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru dalam bentuk tulisan.  Kekuatan: a. Peserta didik lebih aktif ketika pembelajaran berlangsung b. Materi yang disampaikan lebih cepat diselesaikan dalam kelas c. Dalam pembelajaran dengan menerapkan strategi Reading Guide dapat memotivasi peserta didik untuk lebih gemar membaca  Kelemahan: a. Waktu yang diberikan biasannya terlalu singkat b. Terkadang membuat jenuh peserta didik 3. dapat diartikan sebagai suatu kegiatan membaca disertai dengan kemampuan untuk memahami atau memaknai
  • 6. c. Bagikan bahan bacaan dengan pertanyaan atau kisi-kisinya kepada peserta didik. d. Tugas peserta didik adalah mempelajari bahan bacaan dengan menggunakan pertanyaan atau kisi- kisi yang ada. Batasi aktifitas ini sehingga tidak akan memakan waktu yang berlebihan. e. Bahas pertanyaan atau kisi-kisi tersebut dengan menanyakan jawabannya kepada peserta didik. f. Di akhir pelajaran beri ulasan atau konfirmasi secukupnya terkait hasil belajar yang telah dilakukan peserta didik. 3. Metode QAR (Question Answer Relationship) - Menurut pendapat Leddy (2011: 35) Strategi ini dirancang agar kegiatan belajar mengajar lebih efektif dan dapat mencapai kompetensi yang diharapkan khususnya dalam membaca pemahaman teks ulasan. - Menurut Hasil penelitian Meri Anjarwati (2021) menujukkan bahwa strategi Question Answer Relationship (QAR) berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan pemahaman literasi peserta didik. Metode QAR dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan- pertanyaan komprehensif dengan memberikan sarana sistematis. Dalam pembelajaran membaca pemahaman diperuntukkan bagi sehingga informasi/ maksud dari penulis dari bacaan dapat diperoleh.  Kekuatan: a. Tingkat pemahaman siswa terhadap bacaan dapat digali secara baik b. Siswa dituntut untuk membuat pertanyaan yang implisit dengan catatan siswa tersebut telah memahami bacaan terlebih dahulu  Kelemahan: a. Siswa merasa terbebani dengan banyaknya bacaan agar mampu menjawab pertanyaan b. Siswa mengalami kesulitan dalam menerapkannya, khususnya pada bagian membuat pertanyaan 4. Metode Mind Mapping (Peta Pikiran) adalah metode mencatat kreatif yang memudahkan kita mengingat banyak informasi. Tony Buzana (2013)  Kelebihan: Siswa lebih mudah melihat gambaran keseluruhan materi bacaan dan membantu siswa mengatur, mengingat, membandingkan dan pengkajian ulang dilakukan lebih cepat  Kekurangan: Waktu terbuang untuk mencari kata kunci, karena kata kunci pengingat terpisah oleh jarak, dan untuk memahami, siswa harus membaca kembali istilah-istilah penting dalam bacaan
  • 7. siswa menengah hingga tingkat lanjut. metode ini dapat dilakukan secara individu maupun kelompok. Siswa akan menguraikan apakah jawabannya dapat ditemukan atau tidak. Strategi pembelajaran ini terbukti efektif, karena membutuhkan pemikiran yang tingkat tinggi dan juga kreatif. Berikut penjabaran metode QAR a. Membaca pertanyaan b. Memahami tingkatan pertanyaan c. Membaca teks bacaan d. Menjawab pertanyaan e. Berbagi jawaban 4. Menurut Tony Buzan (2013) menggunakan Metode Mind Mapping. Teknik ini menggunakan penjabaran secara visual. Cara ini diyakini lebih efektif dibanding menggunakan list materi. Metode belajar ini cukup efektif karena menggunakan simbol, kata, warna, hingga gambar. Konsep ini ramah untuk otak dan mudah dipahami. a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai b. Guru menyajikan materi c. Siswa dibagi kedalam beberapa kelompok yang anggotanya 2 orang, d. Siswa merancang peta pikiran, e. Siswa mempresentasekan hasil diskusi secara berkelompok Wawancara: 1. Guru/rekan sejawat: a. Lengkapi buku diperpustakaan sesuai kebutuhan siswa
  • 8. b. Jadikan kebiasaan membaca sebagai budaya dikelas c. Sebelum memulai pembelajaran siswa diwajibkan membaca baik dari buku maupun media lain 2. Bid. Kurikulum: a. Melengkapi fasilitas membaca seperti perpustakaan dan pojok baca b. Program membaca ditingkatkan di sekolah c. Media membaca jangan hanya dari buku dan modul saja tetapi HP pun bisa dijadikan media literasi 3. Guru BK: a. Guru membiasakan siswa untuk berlatih menyampaikan isi bacaan di depan kelas setelah diberikan tugas membaca sebuah topik materi b. Guru menyuruh siswa membaca dan lihat proses membaca yang baik agar sesuai harapan guru c. Guru memberikan contoh dan metode dalam memahami isi bacaan 3 Kemampuan numerasi siswa rendah Cara mengajar guru yang tidak menarik atau masih monoton 1. Metode Pembelajaran GASING - Menurut (Wiyanti & Wakhyuningsih, 2013) untuk meningkatkan kemampuan numerasi siswa metode GASING efektif membuat siswa belajar easy, fun and enjoyable. Gampang (easy) dapat diartikan ketika siswa belajar, siswa dikenalkan dengan logika metematika yang mudah dipelajari dan diingat, Asyik (fun) berarti selama proses pembelajaran siswa mempunyai keinginan untuk belajar tanpa adanya paksaan, menyenangkan Berdasarkan kajian literatur dan wawancara yang sudah dilakukan dapat disimpulkan bahwa alternatif solusi dari masalah Kemampuan numerasi siswa yang masih rendah dengan menggunakan 1. Metode GASING adalah suatu metode pembelajaran dengan langkah demi langkah yang membuat anak menguasai materi numerasi secara gampang, asyik dan menyenangkan.  Kekuatan: a. Membuat materi numerasi menjadi lebih gampang, asyik dan menyenangkan karena dalam mengerjakan soal-soal tidak harus menghafalkan rumus. b. Waktu yang digunakan lebih efektif dan efisien, karena apabila menggunakan rumus konvensional,
  • 9. dapat diartikan adanya kepuasan dalam proses belajar karena penggunaan alat peraga dan permainan - Menurut (Wildan & Trissiana, 2016) Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada siswa, diperoleh peningkatan kemampuan belajar numerasi lebih optimal setelah di terapkan pembelajaran GASING Lima tahap pembelajaran Gasing: a. Dialog sederhana b. Berimajinasi dan berfantasi c. Menyajikan contoh soal yang relevan. d. Menyajikan materi secara mendalam e. Memberikan variasi soal 2. Menurut (Kamsinah, 2008). Melalui penerapan Metode Drill. Siswa lebih aktif dan termotivasi dalam belajar, cara mengajar dengan memberikan latihan secara berulang-ulang terhadap apa yang telah diajarkan guru sehingga memperoleh pengetahuan dan keterampilan tertentu langkah-langkah yang dilakukan guru dalam menerapkan metode drill: a. Perencanaan : membuat soal dan kunci jawaban, dalam membuat soal disesuaikan dengan tingkat kesulitan materi yaitu mudah, sedang dan sulit b. Pelaksanaan: siswa diberikan soal yang telah disiapkan, soal diberikan pada pagi hari sebelum pembelajaran dimulai soal-soal umumnya baru dapat diselesaikan oleh siswa dalam waktu yang cukup lama. c. Dengan metode GASING, siswa dapat menyelesaikan soal-soal dalam waktu relatif lebih cepat  Kelemahan: Pada saat ulangan berupa soal essai, jika siswa tidak menyertakan penghitungan dengan rumus, meski hasil jawabannya benar akan tetap dinyatakan salah 2. Roestiyah N.K menjelaskan bahwa metode drill adalah suatu cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan latihan- latihan, agar siswa memiliki ketangkasan atau ketrampilan yang lebih tinggi dari apa yang dipelajari  Kekuatan: a. Bahan yang diberikan secara teratur dan langkah demi langkah akan melekat pada diri siswa dan benar -benar menjadi miliknya. b. Adanya pengawasan bimbingan dan koreksi yang segera diberikan oleh guru memungkinkan siswa untuk segera melakukan perbaikan terhadap kesalahan-kesalahannya. Dengan demikian juga akan menghemat waktu belajarnya. c. Pengetahuan atau ketrampilan siap yang telah terbentuk sewaktu-waktu dapat dipergunakan dalam keperluan sehari -hari baik untuk keperluan studi maupun untuk bekal hidup di masya rakat kelak  Kekurangan: a. Dapat membentuk kebiasaan yang kaku. b. Respon yang terbentuk secara otomatis akan mempengaruhi tindakan yang bersifat irrasional, rutinitas serta tidak menggunakan akal. 3. Menurut (Saefudin, 2012; Sutikno, 2014) Metode permainan adalah suatu cara penyajian materi pelajaran melalui berbagai macam bentuk aktivitas permainan untuk menciptakan suasana menyenangkan, serius tetapi santai sehingga siswa akan belajar dengan gembira.  Kekuatan:
  • 10. c. Evaluasi: guru mengevaluasi sejauh mana perkembangan peserta didik 3. Menurut (Erman Suherman Ar, dkk., 2001:182). Menggunakan metode permainan, siswa akan lebih menyenangkan dan menggemari materi pembelajaran berbasis numerasi. 1. Permainan mengutamakan gagasan dan minat siswa sehingga sehingga diberi kesempatan untuk menyalurkan gagasan dan minat mereka dalam suatu permainan. 2. Permainan dapat menciptakan kondisi yang ideal untuk mempelajari dan meningkatkan mutu pembelajaran. Selain siswa dapat mempelajari pelajaran tertentu dalam permainan, siswa juga memperoleh kesenangan selama belajar. 3. Hal yang pokok bagi pembelajaran melalui permainan adalah rasa memiliki.  Kelemahan: 1. Permainan dalam pembelajaran memerlukan keterlibatan dan intervensi guru yang peka dan berpengetahuan karena penggunaan permainan dalam pembelajaran perlu pengondisian siswa dan kesiapan yang lebih cermat. 2. Perlu perencanaan yang cermat dan pengaturan lingkungan permainan dalam rangka menyediakan dan meluaskan pembelajaran serta agar pembelajaran dapat tersampaikan kepada siswa. 3. Pembelajaran dengan permainan memerlukan waktu yang lebih banyak Wawancara 1. Guru/rekan sejawat: a. Jadikan pembelajaran berbasis numerasi menyengkan b. Dalam penyampaian materi guru mengajak siswa untuk terlibat c. Gunakan media pembelajaran yang disesuaikan dengan materi numerasi 2. Waka kurikulum: a. Gunakan media pembelajaran yang menarik siswa dipembelajaran berbasis numerasi b. Rumus-rumus hitungan jangan hanya sihafal tapi difahami
  • 11. c. Gunakan metode pembelajaran yang membuat siswa tidak jenuh dengan menghitung 3. Guru BK: a. Siswa dibiasakan menyelesaikan persoalan logika dengan membuat soal hitungan b. Guru mengajak siswa untuk memahami materi numerasi c. Guru mengajarkan cara memahami materia numerasi dengan menyenangkan 4 Kemampuan siswa dalam pemahaman materi pembelajaran berbasis HOTS rendah Guru tidak merancang materi berbasis HOTS dengan menarik 1. Model Pembelajaran SCL (Student Centered Learning) - Menurut Siswono dan Karsen (2008), model pembelajaran SCL (Student Centered Learning) efektif untuk mengembangkan kemampuan berpikir siswa, sehingga menjadikan setiap siswa untuk lebih aktif dan mampu bertanggung jawab terhadap proses pembelajarannya sendiri. - Menurut Priyatmojo (2010), model Student Center Learning (SCL) efektif untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam mengembangkan kemampuannya untuk berpikir kreatif dan inovatif. 2. Model Pembelajaran Discovery Learning - Ali Harsojo (2019) dalam penelitiannya menyatakan bahwa Model Pembelajaran Discovery Learning Peserta didik menjadi lebih aktif merespon pertanyaan dari guru. Selain itu peserta didik juga relatif berani mengajukan pertanyaan pada guru maupun temannya yang Berdasarkan kajian literatur dan wawancara yang sudah dilakukan dapat disimpulkan bahwa alternatif solusi dari masalah Kemampuan siswa dalam pemahaman materi pembelajaran berbasis HOTS rendah dengan menggunakan 1. Menurut Westwood (2008), Student Center Learning (SCL) adalah metode pembelajaran yang memberdayakan peserta didik menjadi pusat perhatian selama proses pembelajaran berlangsung. Pembelajaran yang bersifat kaku instruksi dari pendidik diubah menjadi pembelajaran yang memberi kesempatan pada peserta didik menyesuaikan dengan kemampuannya dan berperilaku langsung dalam menerima pengalaman belajarnya.  Kekuatan: b. Siswa lebih sering berperan aktif c. Meningkatkan interaksi kooperatif diantara siswa d. Berpartisipasi di berbagai kegiatan investigative e. Toleransi terhadap keberagaman f. Meningkatkan kreativitas dan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademis g. Siswa memiliki motivasi yang kuat untuk mengikuti kegiatan pembelajaran h. Dapat menambah wawasan pikiran dan pengetahuan bagi guru karena sesuatu yang disampaikan siswa mungkin belum di ketahui oleh pendidik i. Mengenalkan berbagai macam gaya belajar
  • 12. mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Penerapan model pembelajaran Discovery Learning relatif dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis (critical thinking) dan kreativitas (creativity) peserta didik. Dalam hal ini kecakapan abad 21 dapat terwujud, meskipun tidak sepenuhnya tampil dengan sempurna. Peserta didik diajak berpikir realistik menuju abstrak. Cara berpikir demikian yang dilakukan melalui pengamatan dan diskusi melahirkan kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis. - Penelitian dengan model discovery learning sudah dilakukan terlebih dahulu oleh Ellyana (2017), hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan model discovery learning terhadap keterampilan siswa dalam berdebat, jadi peserta didik sesudah menggunakan model discovery learning lebih baik dibandingkan sebelum menggunakan model discovery learning. 3. Model Pembelajaran PBL: - Menurut (Ratumanan dan Trianto, 2010:92) Model Pembelajaran PBL atau Pengajaran berdasarkan masalah efektif untuk pengajaran proses berpikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial j. Memperhatikan kebutuhan dan latar belakang pembelajar  Kelemahan: k. Untuk peserta didik dalam jumlah banyak sulit untuk diimplementasikan l. Kemungkinan untuk menggunakan waktu yang lebih banyak m. Belum tentu efektif untuk semua kurikulum n. Belum tentu sesuai untuk peserta didik yang tidak terbiasa aktif, mandiri, dan demokratis 2. Pakar pendidikan Rusman mengungkapkan model pembelajaran discovery learning menjadi dukungan seorang individu atau kelompok untuk menemukan pengetahuannya sendiri berdasarkan dengan pengalaman yang didapatkannya.  Kekuatan: a. Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-keterampilan dan proses-proses kognitif. b. Pengetahuan yang diperoleh melalui model ini sangat pribadi dan ampuh karena menguatkan pengertian, ingatan dan transfer. c. Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa menyelidiki dan berhasil. d. Model ini memungkinkan siswa berkembang dengan cepat dan sesuai dengan kecepatannya sendiri. e. Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri dengan melibatkan akalnya dan motivasi sendiri. f. Model ini dapat membantu siswa memperkuat konsep dirinya, karena memperoleh kepercayaan bekerja sama dengan yang lainnya. g. Berpusat pada siswa dan guru berperan sama-sama aktif mengeluarkan gagasan-gagasan. Bahkan guru pun dapat bertindak sebagai siswa, dan sebagai peneliti di dalam situasi diskusi.
  • 13. dan sekitarnya. Pembelajaran ini cocok untuk mengembangkan pengetahuan dasar maupun kompleks - Menurut Jaenudin (2012) Strategi pembelajaran PBL (Problem Based Learning) selain sebagai salah satu model pembelajaran berkarakter, juga merupakan salah satu pembelajaran yang dapat menyiapkan siswa untuk bisa menghadapi era globalisasi. h. Membantu siswa menghilangkan skeptisme (keragu- raguan) karena mengarah pada kebenaran yang final dan tertentu atau pasti. i. Siswa akan mengerti konsep dasar dan ide-ide yang lebih baik. j. Membantu dan mengembangkan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang baru.  Kelemahan: a. Model ini menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar bagi siswa yang mempunyai hambatan akademik akan mengalami kesulitan abstrak atau berpikir, mengungkapkan hubungan antara konsep-konsep yang tertulis atau lisan, sehingga pada gilirannya akan menimbulkan frustasi. b. Model ini tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak, karena membutuhkan waktu yang lama untuk membantu mereka menemukan teori atau pemecahan masalah lainnya. c. Harapan-harapan yang terkandung dalam model ini akan kacau jika berhadapan dengan siswa dan guru yang telah terbiasa dengan cara-cara belajar yang lama. d. Lebih cocok untuk mengembangkan pemahaman, sedangkan mengembangkan aspek konsep, keterampilan dan emosi secara keseluruhan kurang mendapat perhatian. 3. Menurut Duch (1995) dalam Aris Shoimin (2014:130) mengemukakan bahwa pengertian dari model Problem Based Learning adalah model pengajaran yang bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai konteks untuk para peserta didik belajar berfikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah serta memperoleh pengetahuan.  Kekuatan: a. Menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi
  • 14. siswa. Meningkatkan motivasi dan aktivitas pembelajaran siswa. b. Membantu siswa dalam mentransfer pengetahuan siswa untuk memahami masalah dunia nyata. c. Membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan. d. Mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru. e. Memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata. f. Mengembangkan minat siswa untuk secara terus menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.  Kelemahan: a. Manakala siswa tidak memiliki niat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencobanya. b. Untuk sebagian siswa beranggapan bahwa tanpa pemahaman mengenai materi yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah mengapa mereka harus berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka akan belajar apa yang mereka ingin pelajari Wawancara: 1. Guru/teman sejawat: a. Menggunakan model pembelajaran yang berbasis HOTS seperti PBL dan Discovery Learning b. Siswa dibiasakan dengan menganalisa materi pembelajaran c. Biasakan mengajar menggunakan istilah atau bahasa ilmiah berikut
  • 15. artinya agar siswa faham maksud dari tujuan materi yang disampaikan guru d. Membiasakan siswa dalam pembelajaran menggunakan materi HOTS 2. Waka kurikulum: a. Guru tidak hanya menyelesaikan materi, tetapi jelaskan maksud dan tujuan pembelajaran b. Guru lebih aktif mengikuti pelatihan dan workshop yang berbasis pembelajaran HOTS c. Guru melengkapi media pembelajaran 3. Guru BK: a. Sekolah, kepala sekolah bersama- sama dengan guru untuk merancang pembelajaran berbasis HOTS b. Guru melakukan analisis butir soal terhadap asessment