Habitat dugong adalah padang lamun dimana lamun merupakan makanannya. Lamun yang dimakan oleh dugong tidak hanya pucuk daunnya saja tetapi juga sampai ke akar akarnya dengan cara di’buldozer’. Keberadaan luasan lamun di indonesia semakin menyempit baik disebabkan oleh adanya degradasi lingkungan maupun karena alih fungsi dari ekosistem perairannya. Semakin menyempitnya luasan ekosistem lamun berakibat langsung terhadap keberadaan populasi dugong. Selain itu, tekanan terhadap dugong itu sendiri juga semakin meningkat terutama melalui pemanfaatan / penangkapan untuk diambil daging, gigi taring, tulang, dan air matanya.
Semua bagian dari tubuh dugong bernilai ekonomi tinggi, seperti dagingnya untuk dikonsumsi, gigi taringnya untuk pipa rokok, dan air matanya untuk parfum. Menurut Kiswara (2016); sebelum tahun 1990, populasi dugong di perairan Indonesia ada 10.000 ekor, pada tahun 1990 tinggal 1000 ekor, dan kini mungkin tersisa sedikit sekali.
Presentasi ini membahas upaya konservasi sumber daya alam laut Indonesia, termasuk keanekaragaman hayati laut, ancamannya, dan berbagai strategi konservasi seperti kawasan konservasi, konservasi ex situ, serta pengelolaan sumber daya laut yang melibatkan masyarakat dan pemerintah.
Ekosistem pesisir adalah wilayah pertemuan antara daratan dan laut yang dipengaruhi oleh sifat-sifat laut seperti pasang surut dan proses sedimentasi. Wilayah ini memiliki berbagai karakteristik seperti pasang surut, gelombang, dan tanah yang subur yang mendukung beragam flora dan fauna. Terdapat berbagai tantangan dalam pengelolaan wilayah pesisir seperti pencemaran, kerusakan habitat, dan eksploitasi berlebihan yang perlu di
Dokumen tersebut membahas tentang ekosistem pantai, termasuk ciri-ciri, komponen, dan jenis-jenis ekosistem pantai. Ekosistem pantai merupakan kesatuan komponen biotik dan abiotik yang berinteraksi di wilayah pantai."
Migrasi ikan disebabkan oleh faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi ikan untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Faktor eksternal seperti suhu, salinitas, arus, dan musim memainkan peran penting dalam migrasi ikan, sementara faktor internal seperti insting, kematangan gonad, dan kelenjar internal juga turut berperan.
Identifikasi penyakit dan gangguan kesehatan karang edy setyawan&estradivariYayasan TERANGI
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang identifikasi penyakit karang melalui observasi lapangan. Beberapa poin pentingnya adalah cara mengamati gejala penyakit seperti pola, laju perkembangan, dan warna lesi; jenis penyakit karang yang dapat diidentifikasi seperti gigitan ikan, predasi oleh moluska, kerusakan oleh sedimen, hingga penyakit seperti black band disease dan white syndromes; serta pentingnya dokumentasi dan analisis
Presentasi ini membahas upaya konservasi sumber daya alam laut Indonesia, termasuk keanekaragaman hayati laut, ancamannya, dan berbagai strategi konservasi seperti kawasan konservasi, konservasi ex situ, serta pengelolaan sumber daya laut yang melibatkan masyarakat dan pemerintah.
Ekosistem pesisir adalah wilayah pertemuan antara daratan dan laut yang dipengaruhi oleh sifat-sifat laut seperti pasang surut dan proses sedimentasi. Wilayah ini memiliki berbagai karakteristik seperti pasang surut, gelombang, dan tanah yang subur yang mendukung beragam flora dan fauna. Terdapat berbagai tantangan dalam pengelolaan wilayah pesisir seperti pencemaran, kerusakan habitat, dan eksploitasi berlebihan yang perlu di
Dokumen tersebut membahas tentang ekosistem pantai, termasuk ciri-ciri, komponen, dan jenis-jenis ekosistem pantai. Ekosistem pantai merupakan kesatuan komponen biotik dan abiotik yang berinteraksi di wilayah pantai."
Migrasi ikan disebabkan oleh faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi ikan untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Faktor eksternal seperti suhu, salinitas, arus, dan musim memainkan peran penting dalam migrasi ikan, sementara faktor internal seperti insting, kematangan gonad, dan kelenjar internal juga turut berperan.
Identifikasi penyakit dan gangguan kesehatan karang edy setyawan&estradivariYayasan TERANGI
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang identifikasi penyakit karang melalui observasi lapangan. Beberapa poin pentingnya adalah cara mengamati gejala penyakit seperti pola, laju perkembangan, dan warna lesi; jenis penyakit karang yang dapat diidentifikasi seperti gigitan ikan, predasi oleh moluska, kerusakan oleh sedimen, hingga penyakit seperti black band disease dan white syndromes; serta pentingnya dokumentasi dan analisis
Terumbu karang adalah sekumpulan hewan karang dan alga yang membentuk ekosistem di perairan dangkal. Faktor lingkungan seperti suhu, cahaya, dan arus mempengaruhi perkembangannya. Terumbu karang memiliki peran penting sebagai pelindung pantai dan sumber daya alam. Namun, berbagai aktivitas manusia dan perubahan iklim dapat merusak terumbu karang.
Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut pada Tataran Konvensi IDidi Sadili
Dokumen tersebut membahas tentang konvensi-konvensi internasional terkait konservasi dan keanekaragaman hayati laut yang telah diratifikasi Indonesia serta tantangan dan strategi ke depan untuk memperkuat peran lembaga penelitian dalam memenuhi komitmen konvensi tersebut dengan menyediakan data dan informasi yang lebih komprehensif.
Dokumen tersebut membahas tentang subsistem budidaya yang mencakup kegiatan pembenihan, pembesaran, dan peningkatan mutu biota akuatik untuk memperoleh keuntungan. Budidaya dapat dilakukan di darat maupun di laut dengan sumber air tawar, payau, atau asin bergantung pada lokasi dan sistem yang digunakan.
Padang lamun dapat ditemukan di perairan pantai dangkal tropis dan menumbuhkan berbagai jenis lamun. Lamun adalah satu-satunya tumbuhan berbunga air asin yang memiliki akar, batang, dan daun. Padang lamun bermanfaat sebagai tempat hidup dan makanan bagi berbagai spesies tumbuhan dan hewan laut serta mendukung pariwisata, tetapi terancam oleh polusi, aktivitas manusia, dan perubahan lingkungan.
Kebijakan konservasi jenis ikan memberikan perlindungan terhadap 15 jenis biota perairan yang terancam punah dengan melakukan kerja sama regional, pengawasan habitat kritis, penangkaran populasi, dan pengaturan kuota tangkap. Upaya ini bertujuan untuk melindungi, melestarikan, dan memanfaatkan sumber daya ikan secara berkelanjutan.
1. Dokumen tersebut membahas tentang arus lautan dan fenomena El Nino serta La Nina.
2. Arus lautan dipengaruhi oleh faktor seperti suhu, salinitas, dan densitas air laut yang memengaruhi sirkulasi permukaan dan dalam laut.
3. El Nino dan La Nina merupakan gejala iklim global yang terjadi di Samudra Pasifik akibat interaksi antara atmosfer dan permukaan laut. El Nino menyebabkan pemanasan air laut sement
Dokumen tersebut membahas tentang ekosistem terumbu karang dan peran karang dalam pembentukannya. Karang adalah hewan yang membentuk rangka kapur dan ber simbiosis dengan alga zooxanthellae untuk melakukan fotosintesis. Terumbu karang penting sebagai habitat bagi berbagai makhluk laut.
Teknik Identifikasi Ikan Karang Secara VisualYayasan TERANGI
Dokumen tersebut memberikan panduan pengenalan ikan karang secara visual dengan menjelaskan ciri-ciri yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi ikan hingga tingkat famili, seperti bentuk tubuh, sirip, posisi mulut, corak, dan tempat hidup ikan. Dokumen tersebut juga menjelaskan teknik pengambilan data ikan karang di lapangan serta kelompok-kelompok ikan karang beserta contoh famili dan spesiesnya.
Terumbu terbentuk dari endapan-endapan masif kalsium karbonat (CaCO3), yang dihasilkan oleh organisme karang pembentuk terumbu dari filum Cnidaria, ordo Scleractinia yang hidup bersimbiosis dengan zooxantellae, dan sedikit tambahan dari algae berkapur serta organisme lain yang menyekresi kalsium karbonat.
Kebutuhan litbang untuk mendukung program konservasi dan arah kebijakan konse...Didi Sadili
Dokumen tersebut membahas rencana program litbang untuk mendukung konservasi dan kebijakan konservasi jenis-jenis tertentu seperti lobster, kepiting, hiu, napoleon dan mamalia laut. Dokumen ini juga membahas status konservasi beberapa jenis dan kebutuhan riset terkait konservasi jenis tersebut."
Terumbu karang adalah sekumpulan hewan karang dan alga yang membentuk ekosistem di perairan dangkal. Faktor lingkungan seperti suhu, cahaya, dan arus mempengaruhi perkembangannya. Terumbu karang memiliki peran penting sebagai pelindung pantai dan sumber daya alam. Namun, berbagai aktivitas manusia dan perubahan iklim dapat merusak terumbu karang.
Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut pada Tataran Konvensi IDidi Sadili
Dokumen tersebut membahas tentang konvensi-konvensi internasional terkait konservasi dan keanekaragaman hayati laut yang telah diratifikasi Indonesia serta tantangan dan strategi ke depan untuk memperkuat peran lembaga penelitian dalam memenuhi komitmen konvensi tersebut dengan menyediakan data dan informasi yang lebih komprehensif.
Dokumen tersebut membahas tentang subsistem budidaya yang mencakup kegiatan pembenihan, pembesaran, dan peningkatan mutu biota akuatik untuk memperoleh keuntungan. Budidaya dapat dilakukan di darat maupun di laut dengan sumber air tawar, payau, atau asin bergantung pada lokasi dan sistem yang digunakan.
Padang lamun dapat ditemukan di perairan pantai dangkal tropis dan menumbuhkan berbagai jenis lamun. Lamun adalah satu-satunya tumbuhan berbunga air asin yang memiliki akar, batang, dan daun. Padang lamun bermanfaat sebagai tempat hidup dan makanan bagi berbagai spesies tumbuhan dan hewan laut serta mendukung pariwisata, tetapi terancam oleh polusi, aktivitas manusia, dan perubahan lingkungan.
Kebijakan konservasi jenis ikan memberikan perlindungan terhadap 15 jenis biota perairan yang terancam punah dengan melakukan kerja sama regional, pengawasan habitat kritis, penangkaran populasi, dan pengaturan kuota tangkap. Upaya ini bertujuan untuk melindungi, melestarikan, dan memanfaatkan sumber daya ikan secara berkelanjutan.
1. Dokumen tersebut membahas tentang arus lautan dan fenomena El Nino serta La Nina.
2. Arus lautan dipengaruhi oleh faktor seperti suhu, salinitas, dan densitas air laut yang memengaruhi sirkulasi permukaan dan dalam laut.
3. El Nino dan La Nina merupakan gejala iklim global yang terjadi di Samudra Pasifik akibat interaksi antara atmosfer dan permukaan laut. El Nino menyebabkan pemanasan air laut sement
Dokumen tersebut membahas tentang ekosistem terumbu karang dan peran karang dalam pembentukannya. Karang adalah hewan yang membentuk rangka kapur dan ber simbiosis dengan alga zooxanthellae untuk melakukan fotosintesis. Terumbu karang penting sebagai habitat bagi berbagai makhluk laut.
Teknik Identifikasi Ikan Karang Secara VisualYayasan TERANGI
Dokumen tersebut memberikan panduan pengenalan ikan karang secara visual dengan menjelaskan ciri-ciri yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi ikan hingga tingkat famili, seperti bentuk tubuh, sirip, posisi mulut, corak, dan tempat hidup ikan. Dokumen tersebut juga menjelaskan teknik pengambilan data ikan karang di lapangan serta kelompok-kelompok ikan karang beserta contoh famili dan spesiesnya.
Terumbu terbentuk dari endapan-endapan masif kalsium karbonat (CaCO3), yang dihasilkan oleh organisme karang pembentuk terumbu dari filum Cnidaria, ordo Scleractinia yang hidup bersimbiosis dengan zooxantellae, dan sedikit tambahan dari algae berkapur serta organisme lain yang menyekresi kalsium karbonat.
Kebutuhan litbang untuk mendukung program konservasi dan arah kebijakan konse...Didi Sadili
Dokumen tersebut membahas rencana program litbang untuk mendukung konservasi dan kebijakan konservasi jenis-jenis tertentu seperti lobster, kepiting, hiu, napoleon dan mamalia laut. Dokumen ini juga membahas status konservasi beberapa jenis dan kebutuhan riset terkait konservasi jenis tersebut."
Kebijakan pengelolaaan ikan napoleon dan regulasinyaDidi Sadili
Ikan napoleon berstatus dilindungi namun demikian masyarakat khususnya di Kab. Kep. Anambas dan Kab. Kep. Natuna di Prov. Riau sudah terbiasa dengan membudidayakannya/pembesaran di keramba jarring apung. dan saat ini diperkirakan aada > 130 ribu ikan napoleon yang berada di KJA masyarakat. Ikan napoleon tsb tidak dapat diperdagangkan karena berstatus dilindungi tersebut.
yang perlu didiskusikan adalah bagaimana ikan ikan napoleon tersebut dapat diperdagangkan tanpa melanggar aturan yang ada
Ikan napoleon telah ditetapkan sebagai jenis ikan yang dilindungi menurut Kepmen KP No 37 thn 2013. Status perlindungannya adalah perlindungan terbatas menurut ukuran. Yakni ukuran yang dilindungi adalah ukuran 100 gr s/d 1000 gr dan ukuran > 3000 gr. Artinya ukuran ikan napoleon yang boleh ditangkap dari perairan alam dan ukuran yang boleh diperdagangkan baik yang berasal dari hasil tangkapan di alam maupun hasil budidaya adalah ukuran < 100 gr dan ukuran 1000 gr s/d 3000 gr.
Kuota perdagangan ikan napoleon (terkait CITES) yang besarannya untuk th 2014 maupun rencana kuota 2015 adalah 2000 ekor, juga diambil dari ukuran ikan napoleon antara 1000 gr s/d 3000 gr
Pedoman Penanganan Mamalia Laut Terdamparhendrakkp
Pemerintah mengumumkan paket stimulus ekonomi baru untuk menyelamatkan bisnis dan pekerjaan. Stimulus ini meliputi insentif pajak, bantuan langsung untuk UMKM, serta subsidi upah bagi perusahaan yang menahan PHK. Langkah ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan kembali dan menekan angka pengangguran.
Penjelasan yang masih mendasar mengenai pencemaran laut di Indonesia dan beberapa fakta terkait dengan bahari dan kemaritiman di negeri merah putih. Ayo sadari, sayangi, dan beSemoga bermanfaat :)
Dokumen tersebut membahas tentang pedoman teknis pengelolaan konservasi penyu di Indonesia. Isinya mencakup latar belakang, jenis dan sebaran penyu, biologi dan ekologi penyu, permasalahan yang dihadapi, serta teknis pengelolaan konservasi penyu seperti pemantauan, penangkaran, monitoring, penandaan, penyelamatan, patroli, pembinaan habitat, dan pengelolaan wisata berbasis penyu.
Status and conservation of dugong in indonesiaDidi Sadili
sebelum tahun 1990, populasi dugong di perairan Indonesia ada 10.000 ekor, pada tahun 1990 tinggal 1000 ekor, dan kini mungkin tersisa sedikit sekali.
IUCN sudah memasukan dugong kepada status vulnerable begitu juga di CITES yang memasukannya kedalam Apendiks 1 pada tahun 2007, dan di Indonesia sendiri, dugong berstatus dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah No 7 tahun 1999 tentang Pengawetan Satwa dan Tumbuhan. Dengan status dilindungi, artinya dugong beserta bagian tubuhnya, tidak boleh ditangkap, diperdagangkan, menyimpan, dan mengkonsumsinya.
Pemanfaatan bentuk lain masih bisa dilakukan yaitu melalui pemanfaatan non ekstraktif seperti dalam bentuk wisata, pendidikan, dan penelitian. Kiswara (2016) menghitung nilai ekonomi dari satu ekor dugong, apabila diperdagangkan atau dikonsumsi hanya Rp 6 juta saja, namun apabila dijadikan kegiatan wisata, nilainya dapat mencapai Rp 6 milyar.
Konservasi melalui pelesatarian dugong diperlukan sekali, selain tindakan pelesatarian terhadap individu dugongnya juga diperlukan pelestarian terhadap habitatnya yang berupa padang lamun.
Dokumen tersebut membahas tentang pencegahan, mitigasi, dan kesiapsiagaan bencana tsunami. Ia menjelaskan tentang pengertian tsunami, faktor-faktor penyebabnya, upaya-upaya pencegahan dan mitigasi secara struktural dan non-struktural, tanda-tanda datangnya tsunami, tindakan selama dan sesudah terjadinya tsunami, serta perlengkapan yang harus disiapkan untuk bencana tsunami.
Sosialisasi kepmen kp no. 4 tahun 2014 tentang status perlindungan penuh pari...Didi Sadili
Dokumen tersebut membahas mengapa ikan pari manta perlu dilindungi. Pari manta memiliki populasi yang menurun drastis di perairan Indonesia, termasuk daftar merah IUCN, dan memiliki sifat reproduksi yang rendah. Pari manta juga memiliki potensi besar untuk pariwisata bahari yang dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat.
Dugong lebih dikenal dengan nama duyung yang mana asal katanya dari duyung dalam bahasa melayu yang artinya perempuan laut. Sehingga di asia Tenggara, dugong lebih dikenal dengan sebutan duyung. Sebutan lain unuk dugong adalah; duyung, duyong, perempuan laut, ikan duyung, babi laut, ruyung, dan dio. Dugong di seluruh dunia sering dikaitkan dengan dongeng tentang putri duyung 9mermaid). Dugong itu sendiri yang dalam bahasa latinnya Dugon dugong merupakan ordo sirenia dan famili dari dugongidae adalah salah satu jenis dari mamalia laut yang memiliki ciri sebagaimana umumnya mamalia yang ada di daratan, yaitu: bernafas dengan paru paru, melahirkan, dan menyusia anaknya.
Ekosistem laut merupakan ekosistem yang kompleks yang terdiri atas berbagai zona berdasarkan kedalaman dan intensitas cahaya matahari. Air laut memiliki kadar garam akibat larutan garam dari daratan, dan perairan dibagi berdasarkan letak dan proses terbentuknya. Pelestarian ekosistem laut penting untuk menjaga keseimbangan dan mencegah polusi.
Dokumen tersebut membahas kebijakan konservasi penyu di Indonesia. Secara garis besar, dokumen menjelaskan bahwa penyu merupakan satwa yang dilindungi, permasalahan pengelolaannya seperti bycatch dan perdagangan telur illegal, serta upaya konservasi yang dilakukan seperti perlindungan habitat peneluran dan pengembangan wisata bahari berbasis konservasi.
Program dan rencana aksi dalam pengelolaan Hiu Paus (Rhyncodon typus) sangat diperlukan sebagai arah pengelolaannya ke depan, apalagi bagi jenis ikan yang dilindungi seperti Hiu Paus ini
Dokumen ini membahas tentang konservasi penyu. Jenis-jenis penyu yang disebutkan adalah penyu hijau, sisik, lekang, belimbing, dan pipih. Penyebab utama kepunahan penyu adalah ulah manusia yang memanfaatkan dan memburu penyu. Upaya konservasi penyu meliputi peraturan perundang-undangan, tidak mengganggu dan mengkonsumsi penyu, serta tidak membuang sampah di laut.
Dokumen tersebut membahas tentang potensi dan degradasi sumber daya kelautan Indonesia. Potensi sumber daya kelautan meliputi perikanan, pariwisata bahari, dan pertambangan, namun pemanfaatan yang berlebihan dan tidak berkelanjutan telah menyebabkan degradasi ekosistem pesisir dan laut seperti terumbu karang, hutan mangrove, dan padang lamun. Upaya pemantauan dan pengelolaan sumber daya kelautan yang berkelanjutan perlu dilak
Ekosistem Padang Lamun di TWP Anambas.pdfhendrakkp
Lamun adalah tumbuhan berbunga yang hidup di perairan dangkal. Buku ini menjelaskan definisi, morfologi, dan klasifikasi lamun serta jenis-jenis lamun yang ada di Indonesia. Diuraikan pula struktur vegetasi, peranan, dan asosiasi flora dan fauna dari ekosistem lamun.
Presentasi eko.lingkungan "PESISIR DAN LAUT INDONESIA''Sutrisna Sandi
Dokumen tersebut membahas tentang permasalahan sumber daya alam di pesisir dan laut Indonesia khususnya di Kepulauan Riau. Beberapa permasalahan yang diuraikan antara lain erosi pantai, degradasi terumbu karang, konversi hutan mangrove, dan pencemaran perairan. Upaya pelestarian yang dianjurkan adalah pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan, penggunaan alat tangkap ramah lingkungan, serta p
1. Dokumen tersebut membahas potensi sumber daya alam di wilayah pesisir dan laut Indonesia serta ancaman terhadap keberlangsungan sumber daya tersebut akibat degradasi lingkungan.
2. Sumber daya alam pesisir dan laut Indonesia memiliki beragam manfaat ekonomis dan ekosistem, namun sering terdegradasi akibat polusi, pemanfaatan berlebihan, dan perubahan iklim.
3. Diperlukan upaya pemantauan dan pengelolaan
Dokumen tersebut membahas tentang ekosistem lamun dan strategi pengelolaannya. Ekosistem lamun memiliki peran penting secara ekologis sebagai produsen primer, habitat biota, penangkap sedimen, dan pendaur zat hara. Namun, ekosistem ini menghadapi ancaman dari aktivitas manusia seperti pembangunan dan pencemaran serta gangguan alam. Strategi pengelolaan yang dibahas meliputi pengelolaan berbasis lingkungan dan masyarakat dengan melibat
Dokumen tersebut membahas tentang faktor-faktor penentu fasies batubara dan jenis-jenis rawa gambut. Faktor-faktor penentu fasies batubara meliputi tipe pengendapan, rumpun tumbuhan pembentuk, lingkungan pengendapan, persediaan bahan makanan, pH, aktivitas bakteri, sulfur, dan temperatur. Jenis-jenis rawa gambut dibedakan berdasarkan rumpun tumbuhan pembentuk, kondisi suplai air, dan ling
Paper Vertion: Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Serta Strategi Pengelolaannya...Mujiyanto -
Penelitian dilakukan di perairan Pulau Rakit dan Pulau Ganteng di perairan Teluk Saleh Nusa Tenggara Barat pada tahun 2005 dengan waktu pelaksanaan pada bulan Mei dan Oktber 2005. Berdasarkan informasi dari nelayan, terumbu karang di perairan Teluk Saleh, Nusa Tenggara Barat (NTB) sudah mengalami banyak kerusakan, terutama pada perairan yang dangkal yaitu pada kedalaman kurang dari 15 meter. Pengamatan dan perhitungan persentase penutupan karang dilakukan dengan menggunakan metode Line Intercef Transect (LIT). Kerusakan terumbu karang tersebut akibat dari kegiatan penangkapan ikan dengan cara-cara penangkapan yang tidak ramah lingkungan. Kondisi terumbu karang hidup pada kategori sedang, penutupan karang dalam kategori karang rusak. Adapun Strategi pengelolaan terumbu karang berdasarkan permasalah yang ditemukan di lokasi, secara garis besarnya adalah dengan memberdayakan masyarakat pesisir yang secara langsung bergantung pada pengelolaan terumbu karang, mengurangi laju degradasi kondisi terumbu karang yang ada pada saat ini serta mengelola terumbu karang berdasarkan karakteristik ekosistem, potensi, pemanfaatan dan status hukumnya.
Versi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannyaMujiyanto -
Penelitian dilakukan di perairan Pulau Rakit dan Pulau Ganteng di perairan Teluk Saleh Nusa Tenggara Barat pada tahun 2005 dengan waktu pelaksanaan pada bulan Mei dan Oktber 2005. Berdasarkan informasi dari nelayan, terumbu karang di perairan Teluk Saleh, Nusa Tenggara Barat (NTB) sudah mengalami banyak kerusakan, terutama pada perairan yang dangkal yaitu pada kedalaman kurang dari 15 meter. Pengamatan dan perhitungan persentase penutupan karang dilakukan dengan menggunakan metode Line Intercef Transect (LIT). Kerusakan terumbu karang tersebut akibat dari kegiatan penangkapan ikan dengan cara-cara penangkapan yang tidak ramah lingkungan. Kondisi terumbu karang hidup pada kategori sedang, penutupan karang dalam kategori karang rusak. Adapun Strategi pengelolaan terumbu karang berdasarkan permasalah yang ditemukan di lokasi, secara garis besarnya adalah dengan memberdayakan masyarakat pesisir yang secara langsung bergantung pada pengelolaan terumbu karang, mengurangi laju degradasi kondisi terumbu karang yang ada pada saat ini serta mengelola terumbu karang berdasarkan karakteristik ekosistem, potensi, pemanfaatan dan status hukumnya.
Presentasi ini membahas tentang keanekaragaman hayati di perairan. Secara singkat, presentasi menjelaskan tentang distribusi dan jenis-jenis ekosistem perairan seperti laut, danau, sungai, terumbu karang, bakau, dan lamun yang saling berhubungan dan memainkan peran penting dalam menyediakan keanekaragaman hayati dan sumber daya.
Dokumen tersebut membahas masalah kerusakan lingkungan nasional di Indonesia yang meliputi kerusakan hutan hujan tropis, hutan bakau, dan terumbu karang. Hutan-hutan tersebut mengalami kerusakan akibat penebangan liar, kebakaran, dan konversi lahan untuk pertanian dan pemukiman manusia.
Industri perikanan, bisa juga disebut dengan industri penangkapan ikan adalah industri atau aktivitas menangkap, membudi dayakan, memproses, mengawetkan, menyimpan, mendistribusikan, dan memasarkan produk ikan. Istilah ini didefinisikan oleh FAO, mencakup juga yang dilakukan oleh pemancing rekreasi, nelayan tradisional, dan penangkapan ikan komersial.[1] Baik secara langsung maupun tidak langsung, industri perikanan (mulai dari penangkapan/budidaya hingga pemasaran) telah menghidupi sekitar 500 juta orang di negara berkembang di dunia.
Industri perikanan tradisional adalah praktik penangkapan ikan atau perikanan komersial skala kecil atau subsisten yang mendayagunakan metode penangkapan tradisional seperti penggunaan batang pancing, busur dan panah, harpoon, jaring lempar, tombak, dan sebagainya. Praktik ini tidak dikategorikan sebagai olahraga, karena hasilnya dimanfaatkan sebagai sumber kehidupan. Meski tidak selalu bergerak secara subsisten, istilah ini banyak digunakan ketika menyinggung ekspansi perikanan komersial yang menekan nelayan dan pembudidaya kecil.
Praktikum ekologi perairan dilaksanakan untuk mempelajari ekosistem mangrove, lamun, dan bentos di Pulau Pasaran dan Pantai Ketapang. Jenis mangrove yang ditemukan adalah Avicennia marina dan Rhizopora dengan kerapatan tertinggi 6,6. Satu spesies lamun, Enhalus acoroides, ditemukan dengan VMR 176,48. Enam jenis bentos ditemukan dengan dominansi rendah.
Lagi, 2 Jenis Hiu Mako, 7 Jenis Pari, dan Teripang Telah Masuk Daftar /Listin...Didi Sadili
COP18 CITES memutuskan untuk memasukkan beberapa spesies ikan dan teripang ke dalam Appendiks II, termasuk pari, hiu, dan teripang dari Indonesia. Hal ini menuntut pemerintah Indonesia mengambil tindakan perlindungan, pelestarian, dan pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan, seperti pemantauan perdagangan, penyusunan NDF, dan peningkatan penegakan hukum. Selain itu, diperlukan up
Teluk Jakarta: Reklamasi atau Retorasi ?Didi Sadili
Berdasarkan dokumen tersebut, terdapat beberapa poin penting:
1. Reklamasi teluk Jakarta berpotensi memperparah masalah pencemaran, sedimentasi, dan penurunan kualitas air di teluk akibat melemahnya sirkulasi arus.
2. Pembangunan Great Sea Wall dan danau resapan air dikhawatirkan akan memperburuk masalah tersebut dengan menjebak limbah dan sedimen di perairan tersebut.
3. Penyebab utama pen
Kebijakan Reklamasi di Wilayah Pesisir dan Pulau Pulau KecilDidi Sadili
Kebijakan reklamasi di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil membutuhkan regulasi untuk memastikan bahwa reklamasi dapat mempertahankan atau menambah manfaat wilayah tersebut serta menjamin kelestarian lingkungan dan keberlanjutan masyarakat. Dokumen ini menjelaskan definisi, jenis, subjek, batasan, dan larangan kegiatan reklamasi serta kepemilikan lahan hasil reklamasi.
Izin lokasi dan izin pengelolaan perairan di wilayah pesisir dan pulau pulau ...Didi Sadili
Dokumen tersebut membahas mengenai izin lokasi perairan dan izin pelaksanaan reklamasi di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Izin lokasi perairan diberikan kepada pelaku usaha yang akan memanfaatkan ruang perairan secara tetap, sedangkan izin pelaksanaan reklamasi diberikan kepada pemerintah, pemerintah daerah, atau pelaku usaha yang akan melaksanakan proyek reklamasi. Dokumen ini juga
Mekanismr Identifikasi Jenis Hiu dan Pari untuk Perdagangan EkspornyaDidi Sadili
Beberapa jenis hiu dan pari ada yang berstatus dilindungi yang artinya jenis hiu dan pari tersebut dilarang untuk ditangkap, diperdagangkan, dan dikonsumsi. Ada juga beberapa jenis hiu yang dilarang untuk diekspor. Badan Karantina Ikan, mensyaratkan untuk jenis hiu dan pari yang akan diekspor dapat dikeluarkan Healt Certificate, HC nya apabila dilampirkan surat rekomendasi dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) Ditjen Pengelolaan Ruang Laut KKP yang menyatakan bahwa produk jenis hiu dan pari yang akan diekspor tidak termasuk dari jenis yang dilindungi dan atau yang dilarang diekspor.
Prosedur Pengajuan dan Pembayaran Kegiatan Lanjutan APBN sesuai PMK no. 243 t...Didi Sadili
Kegiatan pekerjaan APBN terutama pembangunan fisik tidak selalu dapat diselesaikan pada bulan Desember tetapi ada yang memerlukan waktu tambahan atau diluncurkan ke beberapa hari di tahun berikutnya. Buku kecil ini bisa menjadi tuntunan agar proses penagihan pembayarannya ke kppn setempat dapat dilakukan dan benar.
Peraturan terkait biota laut yang dilindungiDidi Sadili
Dokumen tersebut membahas peraturan terkait biota laut yang dilindungi di Indonesia, termasuk jenis-jenis biota laut yang dilindungi seperti mamalia, reptilia, pisces, crustacea, bivalvia, serta larangan dan sanksi yang berlaku.
Pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak PNBP dari Pemanfaatan Kawasan Konse...Didi Sadili
Perbedaan pengertian pajak dan PNBP terletak pada: 1) sumbernya dan 2) tingkat pelayanan dari pemerintah. Kawasan Konservasi Perairan Nasional walaupun sebagai wilayah yang dilindungi namun tetap memiliki peluang untuk menghasilkan PNBP. Ada 10 Kawasan Konservasi Perairan Nasional di Indonesia ini yang dikelola oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Dasar hokum dari penarikan PNBP dari pemanfaatan Kawasan Konservasi Perairan Nasional adalah Peraturan Pemerintah No. 75 tahun 2015 tentang Jenis dan Tarif PNBP di Kementerian Kelautan dan Perikanan
Mengakhiri Pelaksanaan Proyek CCDP - IFAD, Pembangunan Masyarakat PesisirDidi Sadili
Proyek Pembangunan Masyarakat Pesisir (PMP/CCDP) yang direncanakan berlangsung selama 5 tahun (2013-2017) telah berakhir pada Desember 2017. Proyek ini bertujuan meningkatkan pendapatan masyarakat pesisir sasaran dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat, produk yang merespon pasar, fokus pada kelompok masyarakat marginal, dan replikasi kegiatan ke desa lain. Proyek ini diimplementasikan di 12 kab
Pengelompokan Pulau-Pulau Kecil Berdasarkan Letak Geografis dan Status Perunt...Didi Sadili
pengelompokkan pulau-pulau kecil berdasarkan letak geografis dan status peruntukannya menjadi hal yang penting, agar pengelolaannya seperti perencanaanya, pemanfaatannya, dan pengawasannya menjadi lebih baik dan terarah
Penerimaan Negara Bukan Pajak, PNBP di Kawasan Konservasi PerairanDidi Sadili
Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) di kawasan konservasi perairan. Beberapa tantangan yang dihadapi antara lain kawasan yang terdiri atas banyak pulau kecil dan kurangnya dukungan pemerintah daerah. Ada beberapa alternatif penarikan biaya masuk seperti di pintu masuk utama, melalui hotel, agen wisata, tetapi metode ini juga memiliki kelemahan masing-masing. D
Rencana Pengembangan Ekowisata Berbasis Pendidikan di Pulau Cemara Besar di K...Didi Sadili
Rencana pembangunan ekowisata di Pulau Cemara Besar, Karimun Jawa, Jawa Tengah membutuhkan kerja sama antara Kementerian Kelautan dan Perikanan yang mengelola daratan pulau dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang mengelola perairan sekitarnya yang merupakan kawasan Taman Nasional Karimun Jawa. Pemanfaatan daratan pulau untuk ekowisata dapat dilakukan, namun pemanfaatan perairan sekitarnya sepert
Penerimaan Negara Bukan Pajak, PNBP dari Kegian Ekonomi di Kawasan Konservasi...Didi Sadili
Peluang PNBP dari kegiatan wisata bahari di kawasan konservasi perairan cukup besar karena trend wisata bahari khususnya ke kawasan konservasi perairan terus meningkat
Implementasi Pemanfaatan Kawasan Konservasi Perairan Untuk Masyarakat LokalDidi Sadili
kawasan konservasi peraiaran yang memiliki level tertinggi yaitu bersimbol gold atau emas dalam ekp3k adalah dimana kawasan konservasi itu telah dapat mendanai diri sendiri / pendanaan mandiri dan dapat berdampak ekonomi secara positif terhadap masyarakat yang ada di dalam dan sekitar kawasan konservasi.
selain itu aspek social dalam membangun kawasan konservasi peraiaran juga merupakan hal yang harus mendapat perhatian serius
Strategi Pencapaian Luasan Kawasan Konservasi Perairan Indonesia 20 juta Ha p...Didi Sadili
CBD tahun 2006 di Rio Brazil mencanangkan tiap Negara memiliki luas Kawasan Konservasi Perairan sebanyak 10% dari luas perairan Laut Yuridiksi Negara ybs
Indonesia telah mencanangkan target luasan Kawasan Konservasi Perairan sebanyak 10 juta Ha pada tahun 2010 dan 20 juta Ha pada tahun 2019.
bagaimana strategi Indonesia untuk mencapai target luasan tersebut?
Pengantar pedoman umum RBFM di kawasan konservasi perairanDidi Sadili
Pedoman pengelolaan perikanan di Wilayah Kelola Perikanan Masyarakat (WKPM) dalam Kawasan Konservasi Perairan (KKP) memberikan kerangka bagi pengelola KKP untuk bekerja sama dengan masyarakat lokal dan adat dalam memanfaatkan sumber daya perikanan secara berkelanjutan di zona perikanan. Pedoman ini juga memberi panduan kepada masyarakat dalam mengajukan proposal kerja sama pengelolaan perikanan di KKP.
Medic conservation in indonesian dugongs. a physiologycal and pathological pe...Didi Sadili
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
Dokumen tersebut membahas mengenai konservasi medis dugong di Indonesia dengan perspektif fisiologi dan patologi berdasarkan pelajaran yang didapat dari dugong bernama Dul dan Diana di Sea World Indonesia, Jakarta. Dokumen tersebut menjelaskan anatomi, sistem organ, fisiologi, dan patologi dugong serta teknik diagnosis yang dapat dilakukan secara non-invasif seperti radiografi, ultrason
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1Arumdwikinasih
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang mengakomodasi dari semua perbedaan murid, terbuka untuk semua dan memberikan kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan oleh setiap individu.kelas 1 ........
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
1. PADANG LAMUN DAN DUGONG DI BINTAN:
PEMBELAJARAN DARI RISET DASAR KE
PENGELOLAAN DI PESISIR TIMUR P. BINTAN
Malikusworo Hutomo
Yayasan LAMINA
Email: malikusworo.hutomo@gmail.com
Lokakarya Konservasi Dugong
dan Lamun
Bintan, 14 Maret 2013
2. • Lamun : Tumbuhan berbunga (Spermatophyta) yang hidup di
perairan laut, berbiji satu (monokotil) dan terdiri dari
3 bagian utama, yakni : daun, rimpang (rhizome)
dan akar. Berbiak dengan biji dan tunas,
• Padang lamun : Hamparan vegetasi lamun yang menutup suatu
area pesisir/laut dangkal, terbentuk dari satu jenis atau
lebih, dengan kerapatan padat atau jarang,
• Ekosistem Lamun : sistem hubungan timbal balik antar
berbagai komponen biotik dan komponen abiotik
di dalam wilayah padang lamun tertentu,
• Habitat : Perairan dangkal, berasosiasi dengan terumbu karang
di muara sungai/estuarin denga substrat pasir, pasir-
lumpuran, lumpur lunak dan karang, salinitas cukup
tinggi, dan cahaya dapat menembus dasar perairan
LAMUN (Sea grass) ?
3. FungsiLuaran
• Ikan dan invertebrata
• Memproteksi gelombang
dan arus kencang
• Karbon dan Nitrogen
• Pembesaran ikan
• Zat hara organik
• Pembesaran
ikan dan krustase
TERUMBU KARANG
• Pemecah gelombang,
• Penyedia habitat bagi biota,
makanan dan pemijahan
• Pengguna zat hara efisien
LAMUN
• Perangkap sedimen
• Tempat pemijahan, mencari
makanan dan asuhan
• Produsen zat hara
MANGROVE
• Pencegah erosi,
• Daerah asuhan
• Produsen zat hara
Hubungan antara mangrove, lamun dan terumbu karang ( Diadaptasi dari: Hinrichsen, D.,1998)
Mangrove, seagrass, and coral reef living in harmony
4. Kenapa Bintan Timur ?
• Biodiversitas lamun tinggi, terdapat
10 spesies dari 12 yang ada di tropis;
Luas : ± 1500 ha
• Bidoversitas biota lain di padang
lamun tinggi.
- Ikan :44 sp; 13 sp. ikan target
- Moluska : 10 sp;
- Holuturia (teripang); 5 species.
• Ekosistim lain di sekitarnya (mangrove
dan terumbu Karang) masih berada
dalam Kondisi baik.
5. • Potensi wisata bahari untuk turis manca
negara (Singapura dan malaysia) tinggi,
- Lokasi mudah dijankau
- Transportasi sangat Lancar
- Banyak resort dan restoran,
• Potensi perikanan tinggi, dan merupakan
tempat mata pencaharian dari 60 %
rumah tangga nelayan,
• Sudah ada Jaringan kerja sama:
- Pemda Pengembangan Konservasi laut
- DKP Coremap II (Mapur, East-Bintan
Marine management area)
- UNEP East Bintan seagrass demonstration
site
Kenapa Bintan Timur ?
6. Lamun dan ekosistim di sekitarnya
Menghadapi ancaman besar :
- Penambangan Pasir laut,
- Pembukaan lahan dan pem-
bangunan fisik resort/
restoran tidak terencana dan
tertata dengan baik
- Aktifitas perikanan tidak
ramah lingkungan,
Eutrofikasi, Nilai estetika
menurun, erosi (perubahan pola
arus), Kunjungan turis menurun,
Lapangan pekerjaan hilang
PERLU PENGELOLAAN
BERKELANJUTAN YANG
DIDASARI INFORMASI ILMIAH
DARI HASIL PENELITIAN YANG
AKURATAncaman terhadap ekosistim di P. Bintan
Kenapa Bintan Timur ?
7. TUJUAN DAN SASARAN RISET
• Mengumpulkan data dan informasi tentang:
- Karakteristik padang lamun dan biota yang
berasosiasi serta kondisi ekosistem lain yang
terkait serta potensi dan pemanfaatannya,
- karakterisitik sosial, ekonomi dan budaya
masyarakat setempat, kelembagaan, serta
kewenangan hukum
• Identifikasi issues pengelolaan, konflik
kepentingan dari berbagai stake holder dan
ancaman terhadap ekosistim lamun;
• Merangkum dan menganalisis data dan informasi
tersebut sebagai landasan penyusunan rencana
pengelolaan,
• Terkumpulnya profil ekosistem lamun Bintan Timur
dan biota asosianya serta ekosistem lain;
• Terkumpulnya profil sosekbud serta kelembagaan
dan peraturan perundangan yang bekaitan
dengan pengelolaaan sumberdaya pesisir;
• Diketahuinya skala kegiatan yang mengancam
keberlanjutan produktivitas ekosisten lamun serta
akar masalah penyebab terjadinya ancaman;
• Terwujudnya draf rencana zonasi pengelolaan
berkelanjutan ekosistim lamun dan ekosistim
lainnya di wilayah pesisr P. Bintan baguan timur.
8. METODOLOGI (lanjutan .
. .)
Cluster analysis citra satelit
Transek di lapanagn dan pengisian data
Analisa citra satelit dan perbandingan dengan Pengamatan lapangan Wawancara dan
konsultasi publik
9. Output yang diharapkan 1. Peta-peta digital multi-temporal
sebaran habitat/ekosistim
(mangrove, lamun dan Terumbu
karang) dan kecenderungan
perubahan.
2. Data dan informasi tentang kondisi
bioekologi sumberdaya di lokasi
pengamatan mencakup keaneka-
ragaman jenis, sebaran, dominasi,
kerapatan, standing stock dan
potensi Lamun.
3. Data dan informasi tentang kondisi
sosekbud masyarakat, mencakup
data baku sosek, kearifan lokal,
pertikaian kepentingan,
Kelembagaan, peraturan-peraturan,
tumpang tindih peraturan, solusi/
pemecahan, dan sebagainya.
4. Rencana zonasi pengelolaan
ekosistim lamun
10. PERSONAL PENELITI
k e Lagoi
ke Tanjung Pinang
Sei Kawal
S.Karubi
Karubi
Bopeng
Mengkuros
Kuros
Sungai Angus
Kp. P. Pucung
S. Tl. D
ala
m
S
.
Ka mpa
Kampa
Sialang
Malangrapat
Telukdalam
Teluk Merbau
Bukit Balau
Teluk Asah
Berakit
P. Wangkang
P. Penyusu
P. Balau
P. Payung
P. Beralas Bakau
P. Beralas Pasir
KECAMATAN BINTAN TIMUR
KECAMATAN BINTAN TIMUR
KECAMATAN TELUK SEBONG
DESA BERAKIT
DESA MALANG RAPAT
DESA TELUK BAKAU
DESA GUNUNG KIJANG
120000118000116000114000112000110000108000mU
118000116000114000112000mU
110000108000mU
464 00 0 m T462 00 0460 00 0458 00 0456 00 0 m T
454 00 0 m T
450 00 0 m T
138000mU136000134000
138000mU136000134000132000130000128000
126000
124000122000
120000
448 00 0 m T 450 00 0 452 00 0 454 00 0 456 00 0 m T
S.
Ka
wal
S. Angus
Kawasan Konservasi
Wisata yang mengacu pada konservasi
Tidak diperbolehkan membangun resort
atau hotel yang dapat merubah rona asli
Lingkungan contor, wisata mangrove,
kehidupan nelayan dan pembuatan arang
bakau.
Kawasan Wisata Budidaya
Wisata yang dikembangkan berkonsep wisata agro
sebagai bentuk pengembangan usaha pertanian lahan
Kering, dengan komoditas, sawit, sayuran dan buah-
Buahan seperti nanas
Kawasan Wisata Pantai Terbatas
Dengan tetap terikat sebagai wilayah konservasi
Daerah ini boleh dikembangkan sebagai wisata
Pantai dengan peraturan yang ketat. Bentuk wisata
Yang mungkin dilakukan adalah wisata kuda, selam,
snorkling atau tracking
Kawasan Wisata Pantai Umum
Wisata pantai di sini diperuntukkan bagi pembangunan resort,
dan resoran, selain itu dapat untuk budidaya ikan.
Kegiatan lain yang dapat dilakukan adalah wisata kuda, atau
perahu dan menyelam
Outcome yang diharapkan rencana zonasi pengelolaan
berkelanjutan
11. HASIL PENELITIAN SEMENTARA
Gambar 1. Foto-foto menunjukkan kegiatan lapangan,
sampling di ekosistim lamun (Pengambilan posisi,
transek lamun, koleksi ikan menggunakan beam trawl
mini), serta penjelasan singkat cara pengisian kuesioner
kepada fasilitator lapangan, dan kegiatan diskusi group
(FGD) antara nara sumber (peneliti) dengan masyarakat
setempat.
27. Lamun Padat
Lamun Sedang
Pasir ditumbuhi lamun
Pasir dan pecahan karang
Hamparan pecahan karang
Pecahan karang dan batu
Pasir putih
Daratan
Laut
Isocluster analysis citra satelit Landsat 2004
28.
29. Kategori Matriks Nilai 1 Nilai 2.5 ~ 10
1. Ancaman
- Runoff (pertanian, pemukiman)
- Pengembangan pantai
- Pencemaran (Industri Rumah tangga)
- Ganguan Jangkar, baling-baling
- Resiko tumpahan minyak
- Aktifitas pelabuhan
- Sangat tinggi
- Tinggi sampai sedang dari
sejumlah sumber.
- Sangat rendah
2. Nilai
- Ada hewan dilindungi (dugong, penyu)
- Perikanan (habitat, kesuburan)
- Luasan dan kalitas Lamun
- Ada jenis lamun yang jarang
- Luas area tidak besar, dengan nilai
rendah untuk perikanan dan hewan
yang terancam (dugong, penyu)
- Lamun penting sebagai tempat asuhan dan
tempat mencari makan bagi perikanan dan
dugong
- Lamun penting di sejumlah kategori
3. Pengelolaan dapat dilakukan
Seberapa jauh intervensi dapat dilakukan
untuk pengelolaan lamun,
Kemampuan untuk membuat pengelo-
laan menjadi berarti dan berpengaruh
terhadap ekosttim lamun sangat rendah
Pengelolaan terhadap lamun dan prosesnya
mudah diterapkan, seperti
- Rencana pengelolaan perikanan,
- Zonasi daerah perlindungan laut.,
- Kontrol terhadap titik buangan limbah
4. Status dan perkembangan Tidak menambah informasi tentang
status dan perkembangan lamun secara
nyata
Status dan perkembangan lamun diketahui,
termasuk ;
- padang lamun yang mewakili tipe habitat,
- Informasi lamun yang ada sudah kadarluasa
dan tidak mendalam
5. Ketersediaan data lainnya Tidak ada progam monitoring biofisik di
lokasi
- Data biofisik lamun tersedia, seperti data
kualitas air
6. Mudah dicapai Lokasi terpencil, sulit dijangkau dan
mahal
Lokasi mudah dijangkau, fasilitas peniltian
dan kapal tersedia
34. PUBLIC AWARENESS
WE USED TO REGARD THE
SEAGRASSES AS USELESS
GARBAGE. NOW WE UNDERSTAND
HOW IMPORTANT THEY ARE FOR
OUR ENVIRONMENT AND FUTURE
LIFE
PAK BAHAR, FISHERMAN
35. Development of East Bintan Coastal
Resources Management Plan (EBCMRP)
• Conduct Small Workshop on
East Bintan Coastal Area
Zoning Plan development
Jakarta, 24 September 2008
• Paper Presented in the Workshop:
1. Implementation of Law No.27/2007 concerning
Coastal Area and Small Island Management
By Dr Sapta P. Ginting
2 Norm, Standard and Guide for Developing
Coastal Area Zoning Plan by Dr M Hutomo
3 Approach and Direction for Zoning Plan of
the East Bintan Coastal Area
by Dr. Sam Wothuyzen
36. DEVELOPEMNT OF EAST BINTAN COASTAL
RESOURCES MANAGEMENT PLAN (EBCMRP)
MEETING OF EBCOMBO (EAST
BINTAN COLLABORATIVE
MANAGEMENT BOARD)
PUBLIC HEARING
37. East Bintan Coastal Resources Management Plan
Bintan District Spatial Plan District
Regulation No. 14/2007
38. Bintan Coastal Zoning Plan as a
result of detailed survey
Seagrass Protection Zone)
Ship traffic Line Zone
Tourism Village Sub- Zone
Public Tourism Sub Zone
Coomercial Tourism Sub Zone
Ecotourism Sub-Zone
Limited Utilization Zone
Capture Fishery Zone
Diving Sub Zone
42. COMMUNITY BASED SEAGRASS MANAGEMENT
• Feasibility study on Alternative Income
Generation
• Establishment of Village Information,
Communication and Training Centre
• Establishment of Community-based Seagrass
Management Plan including Community
Sanctuary
46. THE DEVELOPEMNT OF SUSTAINABLE
TOURISM PLAN AND SPATIAL PLAN
• Guideline for Sustainable Tourism
• Tourism Product Development
• Sustainable Tourism Spatial Plan
48. LESSONS LEARNT
• Timeframe 3 years
• Support of scientific research
• Role of local government and community
–Political and financial support
–Individual Partner Commitment
–Local community participation and ownership
• Continuous Awareness raising programs
• Project Institutional Arrangement
- PEU, PIU (DM. FF, VM)
- EBCoMBo (line agencies, PS, NGOs, Academia) not effective
–Village Community group more effective
49. LESSONS LEARNT
• Alternative income generating activities
– Product feasibility and public participation
– Market availability?
• Legal protection/binding
– Village decree of community-based seagrass
sanctuary
– Proposed dugong as “flagship” animal
– Establishment of Tourism Village
– District decree as “legal umbrella”
50. Acknowledgement:
We are gratefully express our appreciation and
special thanks to the Head of Bintan District,
Riau Archipelago Province and the Head of
Research Center for Oceanography, Indonesian
Institute of Science, for their fully support
financially and politically to the implementation
of the project.
TRIKORA BEACH