Terumbu terbentuk dari endapan-endapan masif kalsium karbonat (CaCO3), yang dihasilkan oleh organisme karang pembentuk terumbu dari filum Cnidaria, ordo Scleractinia yang hidup bersimbiosis dengan zooxantellae, dan sedikit tambahan dari algae berkapur serta organisme lain yang menyekresi kalsium karbonat.
Keahlian identifikasi karang hingga ke tingkat spesies masih tergolong langka di Indonesia. Berbeda dengan identifikasi pada ikan karang yang umumnya langsung ke tahap spesies, identifikasi karang dimulai secara bertahap, yakni dari pengenalan bentuk-bentuk pertumbuhan karang (coral life form) dan tipe-tipe koralit (corallite) terlebih dahulu, kemudian memasuki tingkat marga/genus, dan terakhir ke tingkat spesies.
Karang adalah hewan tak bertulang belakang yang termasuk dalam Filum Coelenterata (hewan berrongga) atau ke dalam Filum Cnidaria (hewan yang memiliki cnidoblas/sel penyengat). Satu individu karang atau disebut polip karang, memiliki ukuran yang bervariasi mulai dari yang sangat kecil 1 mm, hingga yang sangat besar yaitu lebih dari 50 cm. Namun pada umumnya polip karang berukuran kecil. Polip dengan ukuran besar dijumpai pada karang yang soliter.
Versi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannyaMujiyanto -
Penelitian dilakukan di perairan Pulau Rakit dan Pulau Ganteng di perairan Teluk Saleh Nusa Tenggara Barat pada tahun 2005 dengan waktu pelaksanaan pada bulan Mei dan Oktber 2005. Berdasarkan informasi dari nelayan, terumbu karang di perairan Teluk Saleh, Nusa Tenggara Barat (NTB) sudah mengalami banyak kerusakan, terutama pada perairan yang dangkal yaitu pada kedalaman kurang dari 15 meter. Pengamatan dan perhitungan persentase penutupan karang dilakukan dengan menggunakan metode Line Intercef Transect (LIT). Kerusakan terumbu karang tersebut akibat dari kegiatan penangkapan ikan dengan cara-cara penangkapan yang tidak ramah lingkungan. Kondisi terumbu karang hidup pada kategori sedang, penutupan karang dalam kategori karang rusak. Adapun Strategi pengelolaan terumbu karang berdasarkan permasalah yang ditemukan di lokasi, secara garis besarnya adalah dengan memberdayakan masyarakat pesisir yang secara langsung bergantung pada pengelolaan terumbu karang, mengurangi laju degradasi kondisi terumbu karang yang ada pada saat ini serta mengelola terumbu karang berdasarkan karakteristik ekosistem, potensi, pemanfaatan dan status hukumnya.
Keahlian identifikasi karang hingga ke tingkat spesies masih tergolong langka di Indonesia. Berbeda dengan identifikasi pada ikan karang yang umumnya langsung ke tahap spesies, identifikasi karang dimulai secara bertahap, yakni dari pengenalan bentuk-bentuk pertumbuhan karang (coral life form) dan tipe-tipe koralit (corallite) terlebih dahulu, kemudian memasuki tingkat marga/genus, dan terakhir ke tingkat spesies.
Karang adalah hewan tak bertulang belakang yang termasuk dalam Filum Coelenterata (hewan berrongga) atau ke dalam Filum Cnidaria (hewan yang memiliki cnidoblas/sel penyengat). Satu individu karang atau disebut polip karang, memiliki ukuran yang bervariasi mulai dari yang sangat kecil 1 mm, hingga yang sangat besar yaitu lebih dari 50 cm. Namun pada umumnya polip karang berukuran kecil. Polip dengan ukuran besar dijumpai pada karang yang soliter.
Versi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannyaMujiyanto -
Penelitian dilakukan di perairan Pulau Rakit dan Pulau Ganteng di perairan Teluk Saleh Nusa Tenggara Barat pada tahun 2005 dengan waktu pelaksanaan pada bulan Mei dan Oktber 2005. Berdasarkan informasi dari nelayan, terumbu karang di perairan Teluk Saleh, Nusa Tenggara Barat (NTB) sudah mengalami banyak kerusakan, terutama pada perairan yang dangkal yaitu pada kedalaman kurang dari 15 meter. Pengamatan dan perhitungan persentase penutupan karang dilakukan dengan menggunakan metode Line Intercef Transect (LIT). Kerusakan terumbu karang tersebut akibat dari kegiatan penangkapan ikan dengan cara-cara penangkapan yang tidak ramah lingkungan. Kondisi terumbu karang hidup pada kategori sedang, penutupan karang dalam kategori karang rusak. Adapun Strategi pengelolaan terumbu karang berdasarkan permasalah yang ditemukan di lokasi, secara garis besarnya adalah dengan memberdayakan masyarakat pesisir yang secara langsung bergantung pada pengelolaan terumbu karang, mengurangi laju degradasi kondisi terumbu karang yang ada pada saat ini serta mengelola terumbu karang berdasarkan karakteristik ekosistem, potensi, pemanfaatan dan status hukumnya.
Terumbu karang adalah sekumpulan dari hewan karang yang melakukan simbiosis dengan sejenis tumbuhan alga yang disebut dengan zooxanthellae.
Dalam kelas tumbuhan, terumbu karang merupakan termasuk jenis filum Cnidaria kelas Anthozoa yang mempunyai tentakel- tentakel. Koloni terumbu karang ini terbentuk oleh beribu- ribu hewan yang kecil- kecil yang dinamakan Polip.
Terumbu karang adalah sekumpulan dari hewan karang yang melakukan simbiosis dengan sejenis tumbuhan alga yang disebut dengan zooxanthellae.
Dalam kelas tumbuhan, terumbu karang merupakan termasuk jenis filum Cnidaria kelas Anthozoa yang mempunyai tentakel- tentakel. Koloni terumbu karang ini terbentuk oleh beribu- ribu hewan yang kecil- kecil yang dinamakan Polip.
SIG dan Pemetaan Pertemuan ke III (Konsep Dasar Penginderaan Jauh)Amos Pangkatana
Secara sederhana, penginderaan jarak jauh (Remote Sensing) dapat didefinisikan sebagai :
“ilmu tentang pengamatan dan pengumpulan informasi mengenai obyek di permukaan bumi, dengan menggunakan sensor tertentu tanpa kontak langsung dengan obyek yang diamati”. Hal ini dilakukan dengan menangkap dan merekam pantulan cahaya atau sumber energi lain, serta menginterpretasikan, menganalisa dan mengaplikasikan data yang terekam.
Padang lamun merupakan salah satu komponen penyusun ekosistem pesisir, selain mangrove
dan karang. Ketiga ekosistem tersebut memiliki peran yang penting dan saling terkait di
wilayah pesisir sehingga kerusakan pada satu ekosistem kemungkinan dapat memberikan
dampak negatif pada ekosistem lainnya. Oleh karena itu, pemantauan ekosistem lamun
cukup penting untuk menunjang keberlanjutan pemantauan kesehatan karang pada program
COREMAP-CTI.
Makalah tentang Ilmu kimia dalam kehidupan sehari hariAmos Pangkatana
Ilmu Kimia adalah ilmu yang terkait dengan kehidupan sehari-hari atau gejala-gejala alam, karena mulai dari urusan sandang dan pangan, bahan bakar, obat-obatan sampai bahan konstruksi bangunan, bahan industri elektronik dan bahan produk melibatkan ilmu kimia.
INVENTARISASI JENIS - JENIS IKAN HASIL TANGKAPAmos Pangkatana
Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki potensi perikanan yang sangat besar dan beragam. Indonesai memiliki 17.508 pulau dengan garis pantai sepanjang 81.000 km dan 70% dari luas Indonesia adalah lautan (5,8 juta km2) (Budiharsono, 2001).
Lamun (seagrass) atau disebut juga ilalang laut. Istilah lamun untuk seagrass, pertama-tama diperkenalkan oleh Hutomo dimana merupakan satu-satunya kelompok tumbuhan hidup di perairan laut dangkal. Lamun tumbuh padat membentuk padang, sehingga dikenal sebagai padang lamun (seagrass beds).
INVENTARISASI JENIS-JENIS BINTANG LAUT (ASTEROIDEA)Amos Pangkatana
Bintang laut adalah jenis yang paling dominan dan beragam dari Filum Echinodermata. Sekitar lebih dari 1800 spesies yang termasuk dalam kelas Asteroidea yang terdiri dari 4 ordo, 26 famili dan 144 genus.
Ikan karang mempunyai nilai dan arti yang sangat penting dari segi sosial ekonomi dan budaya, karena hampir sepertiga penduduk Indonesia yang tinggal di daerah pesisir menggantungkan hidupnya dari perikanan laut dangkal.
Sistem Informasi Geografis dan Pemetaan Sumberdaya Pesisir dan LautAmos Pangkatana
Sebagaimana sistem-sistem lain yang tergantung pada data sebagai input utama, kualitas analisa yang dihasilkan oleh SIG akan sangat tergantung pada kualitas sumber datanya.
Sebagian besar kuda laut memiliki musim kawin sepanjang tahun. Biasanya mereka kawin pada pagi atau sore hari. Ada beberapa spesies yang memiliki musim kawin antara bulan Agustus hingga Oktober. Ada pula spesies yang musim kawinnya pada saat bulan purnama (DKP, 2004)
Umur ikan adalah masa kehidupan yang dapat ditempuh oleh suatu individu dari suatu spesies ikan sampai saatnya spesies ikan itu mengalami kematian secara alami atau karena keperluan tertentu maupun disebabkan oleh faktor lainnya.
IDENTIFIKASI JENIS DAN PENGELOMPOKAN TIPE KARANG DI PERAIRAN KAYOPULAU KOTA...Amos Pangkatana
Terumbu karang mempunyai nilai dan arti yang sangat penting dari segi sosial ekonomi dan budaya, karena hampir sepertiga penduduk Indonesia yang tinggal di daerah pesisir.
Makalah Dinamika Populasi Ikan tentang Populasi IkanAmos Pangkatana
Populasi adalah kumpulan individu dari suatu jenis organisme. Pengertian ini dikemukakan untuk menjelaskan bahwa individu- individu suatu jenis organisme dapat tersebar luas di muka bumi, namun tidak semuanya dapat saling berhubungan untuk mengadakan perkawinan atau pertukaran informasi genetik, karena tempatnya terpisah
Makalah Dinamika Populasi Ikan tentang Mengetahui Umur dan Pertumbuhan IkanAmos Pangkatana
Umur ikan adalah masa kehidupan yang dapat ditempuh oleh suatu individu dari suatu spesies ikan sampai saatnya spesies ikan itu mengalami kematian secara alami atau karena keperluan tertentu maupun disebabkan oleh faktor lainnya.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
2. Terumbu Karang
Terumbu terbentuk dari endapan-endapan masif kalsium karbonat
(CaCO3), yang dihasilkan oleh organisme karang pembentuk terumbu
dari filum Cnidaria, ordo Scleractinia yang hidup bersimbiosis dengan
zooxantellae, dan sedikit tambahan dari algae berkapur serta
organisme lain yang menyekresi kalsium karbonat
1. Karang hermatipik dapat menghasilkan terumbu
karang, hanya ditemukan di wilayah tropik
2. Karang ahermatipik tidak menghasilkan terumbu,
tersebar di seluruh dunia
Perbedaan :
dalam jaringan karang hermatipik terdapat simbiosis
tumbuhan bersel satu (zooxanthellae), sedangkan karang
ahermatipik tidak memiliki simbiosis dengan
zooxanthellae
3. Peranan dan fungsi terumbu
karang bagi pembangunan daerah
adalah:
• sebagai sumber makanan
• sebagai sumber perikanan
• sebagai objek wisata bahari
• sebagai sumber obat-obatan
• sebagai sumber keanekaragaman
hayati
• sebagai pelindung pantai dari
kerusakan
9. • Koloni karang terbentuk dari ribuan atau
lebih individu polip, yang berdiameter 1-
3 mm
• Polip memiliki bagian-bagian tubuh
terdiri atas:
1. mulut dikelilingi oleh tentakel yang
berfungsi untuk menangkap
mangsa dan alat pertahanan diri
2. rongga tubuh (coelenteron) yang
juga merupakan saluran
pencernaan (gastrovascular)
3. dua lapisan tubuh yaitu ektodermis
dan endodermis yang lebih umum
disebut gastrodermis karena
berbatasan dengan saluran
ANATOMI KARANG
11. CARA MAKAN
Karang memiliki dua cara untuk mendapatkan makan, yaitu:
1. Menangkap zooplankton yang melayang dalam air
2. Menerima hasil fotosintesis zooxanthellae
(Muller-Parker & D’Elia 2001) hasil fotosintesis zooxanthellae cukup
untuk memenuhi kebutuhan proses respirasi karang
(Tucket & Tucket 2002) sumber makanan karang 75-99% berasal
dari zooxanthellae
Ada dua mekanisme bagaimana mangsa yang ditangkap karang
dapat mencapai mulut:
1. Mangsa ditangkap lalu tentakel membawa mangsa ke mulut
2. Mangsa ditangkap lalu terbawa ke mulut oleh gerakan silia di
sepanjang tentakel
12. REPRODUKSI KARANG
Karang memiliki kemampuan reproduksi secara aseksual dan
seksual.
1. Reproduksi aseksual adalah reproduksi yang tidak
melibatkan peleburan gamet jantan (sperma) dan gamet
betina (ovum). Pada reproduksi ini, polip/koloni karang
membentuk polip/koloni baru melalui pemisahan
potongan-potongan tubuh atau rangka
2. Reproduksi seksual adalah reproduksi yang melibatkan
peleburan sperma dan ovum (fertilisasi). Sifat reproduksi
ini lebih komplek karena selain terjadi fertilisasi, juga
melalui sejumlah tahap lanjutan (pembentukan larva,
penempelan baru kemudian pertumbuhan dan
pematangan)
15. REPRODUKSI SEKSUAL
Karang memiliki mekanisme reproduksi seksual yang beragam yang
didasari oleh penghasil gamet dan fertilisasi:
Berdasarkan mekanisme pertemuan telur dan sperma
1. Brooding/planulator
Telur dan sperma yang dihasilkan, tidak dilepaskan ke kolom air
sehingga fertilisasi secara internal. Zigot berkembang menjadi larva
planula di dalam polip, untuk kemudian planula dilepaskan ke air.
Planula ini langsung memiliki kemampun untuk melekat di dasar
perairan untuk melanjutkan proses pertumbuhan
Contoh: Pocillopora damicornis dan Stylophora
2. Spawning
Melepas telur dan sperma ke air sehingga fertilisasi secara eksternal.
Pada tipe ini pembuahan telur terjadi setelah beberapa jam berada
di air
Contoh: pada genus Favia
16. REPRODUKSI SEKSUAL
Berdasar individu penghasil gamet, karang dapat dikategorikan bersifat:
1. Gonokoris (sebagian besar jenis karang)
dalam satu jenis (spesies), telur dan sperma dihasilkan oleh individu yang
berbeda. Jadi ada karang jantan dan karang betina.
Contoh: dijumpai pada genus Porites dan Galaxea
2. Hermafrodit
bila telur dan sperma dihasilkan dalam satu polip. Karang yang hermafrodit
juga kerap kali memiliki waktu kematangan seksual yang berbeda, yaitu :
Hermafrodit yang simultan menghasilkan telur dan sperma pada waktu
bersamaan dalam kesatuan sperma dan telur (egg-sperm packets).
Contoh: jenis dari kelompok Acroporidae, favidae
Hermafrodit yang berurutan protandri atau protogini
Contoh: Stylophora pistillata dan Goniastrea favulus
Meski dijumpai kedua tipe ini, sebagian besar karang bersifat
17. Telur & spema dilepaskan ke kolom air (a) fertilisasi menjadi zigot terjadi
di permukaan air (b) zygot berkembang menjadi larva planula yang
kemudian mengikuti pergerakan air . Bila menemukan dasar yang sesuai,
maka planula akan menempel di dasar (c) planula akan tumbuh menjadi
polip (d) terjadi kalsifikasi (e) membentuk koloni karang (f ) namun
karang soliter tidak akan membentuk koloni
18.
19. ASOSIASI KARANG DENGAN
ZOOXANNTHELLA
Zooxanthellae adalah alga dari kelompok Dinoflagellata
yang bersimbiosis pada hewan, seperti karang, anemon,
moluska dan lainnya
Sebagian besar zooxanthella berasal dari genus
Symbiodinium
Jumlah zooxanthellae pada karang diperkirakan > 1 juta
sel/cm2 permukaan karang
Meski dapat hidup tidak terikat induk, sebagian besar
zooxanthellae melakukan simbiosis
Bagi zooxanthellae, karang adalah habitat yang baik karena
merupakan pensuplai terbesar zat anorganik untuk
fotosintesis
20. ASOSIASI KARANG DENGAN
ZOOXANNTHELLA
Dalam asosiasi ini, karang mendapatkan sejumlah
keuntungan :
1. Hasil fotosintesis, seperti gula, asam amino, dan
oksigen
2. Mempercepat proses kalsifikasi yang terjadi
melalui skema:
Fotosintesis akan menaikkan PH dan
menyediakan ion karbonat lebih banyak
Dengan pengambilan ion P untuk fotosintesis,
berarti zooxanthellae telah menyingkirkan
inhibitor kalsifikasi
21. BENTUK KORALIT HEWAN KARANG
Suatu koralit karang baru dapat terbentuk
dari proses budding (percabangan) dari
karang
Bentuk dan ukuran koralit yang berbeda-
beda
Perbedaan bentuk dan ukuran koralit
memberi dugaan tentang habitat serta cara
menyesuaikan diri terhadap lingkungan,
namun faktor dominan yang menyebabkan
perbedaan koralit adalah jenis hewan
28. STURUKTUR KERANGKA KAPUR
KARANG
• Polip karang menempati cawan kecil
‘koralit’ yang merupakan kerangka kapur
dan berfungsi sebagai penyangga agar
seluruh jaringan dapat berdiri tegak
• Kerangka kapur merupakan lempengan-
lempengan yang tersusun secara radial
dan tegak terhadap lempeng dasar
34. BENTUK PERTUMBUHAN KARANG
• Karang memiliki variasi bentuk
pertumbuhan koloni yang berkaitan dengan
kondisi lingkungan perairan
• Berbagai jenis bentuk pertumbuhan karang
dipengaruhi oleh intensitas cahaya
matahari, hydrodinamis (gelombang dan
arus), ketersediaan bahan makanan,
sedimen, dan faktor genetik
35. BENTUK PERTUMBUHAN KARANG
• Bentuk pertumbuhan karang
• Acropora
• non-Acropora
• Perbedaan terletak pada struktur
skeleton:
• Acroporaaxial koralit dan radial
koralit
• non-Acroporahanya memiliki radial
koralit
38. ACROPORA
Acropora bentuk cabang
(Branching Acropora),
bentuk bercabang seperti
ranting pohon
• Acropora meja (Tabulate
Acropora), bentuk bercabang
dengan arah mendatar dan
rata seperti meja.
• Karang ini ditopang dengan
batang yang berpusat atau
bertumpu pada satu sisi
membentuk sudut atau datar
39. ACROPORA
Acropora merayap
(Encursting Acropora),
bentuk merayap, biasanya
terjadi pada Acropora yang
belum sempurna
Acropora Submasif
(Submassive Acropora),
percabangan bentuk
gada/lempeng dan kokoh
Acropora berjari
(Digitate Acropora),
bentuk percabangan
rapat dengan cabang
seperti jari-jari tangan
40.
41. NON-ACROPORA
• Bentuk Bercabang (branching)
• Bentuk Padat (massive)
• Bentuk Kerak (encrusting)
• Bentuk lembaran (foliose)
• Bentuk Jamur (mushroom)
• Bentuk submasif (submassive)
• Karang api (Millepora)
• Karang biru (Heliopora)
42. NON-ACROPORA • Bentuk Bercabang (branching),
memiliki cabang lebih panjang
daripada diameter yang dimiliki,
banyak terdapat di sepanjang tepi
terumbu dan bagian atas lereng,
terutama yang terlindungi atau
setengah terbuka
• Bersifat banyak memberikan tempat
perlindungan bagi ikan dan
invertebrata tertentu
• Bentuk Padat (massive), dengan
ukuran bervariasi serta beberapa
bentuk seperti bongkahan batu
• Permukaan karang ini halus dan
padat, biasanya ditemukan di
sepanjang tepi terumbu karang dan
bagian atas lereng terumbu
43. NON-ACROPORA• Bentuk Kerak (encrusting), tumbuh
menyerupai dasar terumbu dengan
permukaan yang kasar dan keras serta
berlubang-lubang kecil, banyak
terdapat pada lokasi yang terbuka dan
berbatu-batu, terutama mendominasi
sepanjang tepi lereng terumbu
• Bersifat memberikan tempat
berlindung untuk hewan-hewan kecil
yang sebagian tubuhnya tertutup
cangkang
Bentuk Jamur (mushroom), berbentuk
oval dan tampak seperti jamur,
memiliki banyak tonjolan seperti
punggung bukit beralur dari tepi
hingga pusat mulut
44. NON-ACROPORA
• Bentuk lembaran (foliose),
merupakan lembaran-lembaran
yang menonjol pada dasar
terumbu, berukuran kecil dan
membentuk lipatan atau melingkar,
terutama pada lereng terumbu dan
daerah-daerah yang terlindung
• Bersifat memberikan perlindungan
bagi ikan dan hewan lain
Bentuk submasif (submassive),
bentuk kokoh dengan tonjolan-
tonjolan atau kolom-kolom kecil
45. NON-ACROPORA
Karang api (Millepora),
semua jenis karang api
yang dapat dikenali
dengan adanya warna
kuning di ujung koloni dan
rasa panas seperti
terbakar bila disentuh
Karang biru (Heliopora),
dapat dikenali dengan
adanya warna biru pada
rangkanya