Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah Joy Irman
Persyaratan Teknis Pengoperasian, Penutupan dan Rehabilitasi TPA Sampah dalam rangka Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga
Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Penyehatan Lingkungan PermukimanJoy Irman
Petunjuk Teknis dan Operasional Standar Pelayanan Minimal Bidang Cipta Karya, Penyehatan Lingkungan Permukiman (Sanitasi, Air Limbah, Persampahan, dan Drainase)
Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah Joy Irman
Persyaratan Teknis Pengoperasian, Penutupan dan Rehabilitasi TPA Sampah dalam rangka Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga
Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Penyehatan Lingkungan PermukimanJoy Irman
Petunjuk Teknis dan Operasional Standar Pelayanan Minimal Bidang Cipta Karya, Penyehatan Lingkungan Permukiman (Sanitasi, Air Limbah, Persampahan, dan Drainase)
Persyaratan Teknis Penyediaan TPS dan TPS-3RJoy Irman
Persyaratan Teknis Penyediaan TPS dan TPS-3R dalam rangka Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga
Bahan presentasi disajikan oleh Enri Damanhuri dkk dalam Lokakarya Persampahan Berbasis Masyarakat di Jakarta tanggal 16-17 Januari 2008. Lokakarya diselenggarakan oleh jejaring AMPL
RDTR, RTBL dan Peraturan Zonasi dalam sistem perencanaan tata ruang di IndonesiaFitri Indra Wardhono
Dalam sistem perencanaan tata ruang di Indonesia dikenal berbagai jenis rencana menurut hirarkhinya, seperti RTRW, RTBL, RDTR, DED dan sebagainya. Di sini ditelaah bagaimana kedudukan RDTR, RTBL dan PZ dalam sistem tersebut.
Pedoman Penilaian Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah (Rencana Pembangunan...Joy Irman
Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 050-188/Kep/Bangda/2007 tentang Pedoman Penilaian Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah/RPJMD)
Pedoman Teknik Analisis Aspek Fisik+Lingkungan, Aspek Ekonomi, Aspek Sosial dan Budaya. Berisi definisi aspek, meliputi apa saja, dan kebutuhan data yang akan dicari dalam rencana tata ruang.
Persyaratan Teknis Penyediaan TPS dan TPS-3RJoy Irman
Persyaratan Teknis Penyediaan TPS dan TPS-3R dalam rangka Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga
Bahan presentasi disajikan oleh Enri Damanhuri dkk dalam Lokakarya Persampahan Berbasis Masyarakat di Jakarta tanggal 16-17 Januari 2008. Lokakarya diselenggarakan oleh jejaring AMPL
RDTR, RTBL dan Peraturan Zonasi dalam sistem perencanaan tata ruang di IndonesiaFitri Indra Wardhono
Dalam sistem perencanaan tata ruang di Indonesia dikenal berbagai jenis rencana menurut hirarkhinya, seperti RTRW, RTBL, RDTR, DED dan sebagainya. Di sini ditelaah bagaimana kedudukan RDTR, RTBL dan PZ dalam sistem tersebut.
Pedoman Penilaian Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah (Rencana Pembangunan...Joy Irman
Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 050-188/Kep/Bangda/2007 tentang Pedoman Penilaian Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah/RPJMD)
Pedoman Teknik Analisis Aspek Fisik+Lingkungan, Aspek Ekonomi, Aspek Sosial dan Budaya. Berisi definisi aspek, meliputi apa saja, dan kebutuhan data yang akan dicari dalam rencana tata ruang.
Kegiatan pengadaan tanah dan permukiman kembali dalam suatu pembangunan tentunya tidak boleh ada yang dirugikan, sehingga diperlukan suatu kajian, serangkaian rembug dan kegiatan sosialisasi dengan warga terdampak proyek (WTP). Dari hasil tersebut maka akan melahirkan beberapa kesepakatan dan alternatif penanganan sehingga tidak meninmbulkan dampak negative baik bagi lingkungan maupun social.
Kegiatan tersebut merupakan serangkaian kegiatan (Land Acqusition and Resetlement Action Plan/LARAP)
Lagi, 2 Jenis Hiu Mako, 7 Jenis Pari, dan Teripang Telah Masuk Daftar /Listin...Didi Sadili
Dua jenis hiu mako, 7 jenis pari termasuk pari yongbun, dan teripang pada COP ke 18 CITES pada Agustus 2019 di Genewa Swiss telah masuk daftar (listing) apendiks ll CITES. Yang berarti perdagangan jenis jenis biota laut tersebut akan dibatasi perdagangan internasionalnya (ekspor impoir) dengan aturan kuota.
Indonesia harus segera mengantisipasinya dengan cara memberikan status perlindungannya dan/atau status perdagangannya
Kebijakan Reklamasi di Wilayah Pesisir dan Pulau Pulau KecilDidi Sadili
Karena kebutuhan akan ruang semakin meningkat sedangkan ketersediaannya sangat terbatas, maka ada dua hal yang dapat dilakukan yaitu: membangun secara vertical dan melakukan reklamasi.
namun, reklamasi tidak dapat dilakukan semena mena. ada aturan aturan yang mengikatnya.
Paparan Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan berikut ini dapat dijadikan acuannya
Izin lokasi dan izin pengelolaan perairan di wilayah pesisir dan pulau pulau ...Didi Sadili
Saat ini, baik masyarakat maupun korporasi banyak yang berminat untuk memanfaatkan ruang perairan di wilayah pesisir dan pulau pulau kecil. baik untuk tujuan ekonomi, reklamasi, edukasi dll. Slide ini berusaha untuk menerangkan bagaimana perizinannya yang harus ditempuh.
Mekanismr Identifikasi Jenis Hiu dan Pari untuk Perdagangan EkspornyaDidi Sadili
Beberapa jenis hiu dan pari ada yang berstatus dilindungi yang artinya jenis hiu dan pari tersebut dilarang untuk ditangkap, diperdagangkan, dan dikonsumsi. Ada juga beberapa jenis hiu yang dilarang untuk diekspor. Badan Karantina Ikan, mensyaratkan untuk jenis hiu dan pari yang akan diekspor dapat dikeluarkan Healt Certificate, HC nya apabila dilampirkan surat rekomendasi dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) Ditjen Pengelolaan Ruang Laut KKP yang menyatakan bahwa produk jenis hiu dan pari yang akan diekspor tidak termasuk dari jenis yang dilindungi dan atau yang dilarang diekspor.
Prosedur Pengajuan dan Pembayaran Kegiatan Lanjutan APBN sesuai PMK no. 243 t...Didi Sadili
Kegiatan pekerjaan APBN terutama pembangunan fisik tidak selalu dapat diselesaikan pada bulan Desember tetapi ada yang memerlukan waktu tambahan atau diluncurkan ke beberapa hari di tahun berikutnya. Buku kecil ini bisa menjadi tuntunan agar proses penagihan pembayarannya ke kppn setempat dapat dilakukan dan benar.
Peraturan terkait biota laut yang dilindungiDidi Sadili
Biota laut yang dimaksud disini adalah ikan yaitu segala jenis organisme yang seluruh atau sebagian hidupnya di dalam lingkungan perairan laut.
Yang terdiri dari:
1. pisces (ikan bersirip),
2. crustacea (udang, rajungan, kepiting dsb), 3. mollusca (kerang, tiram, cumi cumi, gurita, siput, dsb), 4. coelentarata (ubur ubur dsb), 5. echinodermata (teripang, bulu babi, dsb), 6. ampibia (kodok dsb), 7. reptilia (buaya, penyu, kura kura, biawak, ular air, dsb), 8. mamalia (paus, lumba lumba, pesut, dugong/duyung, dsb), dan 9. algae (rumput laut dan tumbuhan lain yang hidupnya di air).
Pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak PNBP dari Pemanfaatan Kawasan Konse...Didi Sadili
Perbedaan pengertian pajak dan PNBP terletak pada: 1) sumbernya dan 2) tingkat pelayanan dari pemerintah. Kawasan Konservasi Perairan Nasional walaupun sebagai wilayah yang dilindungi namun tetap memiliki peluang untuk menghasilkan PNBP. Ada 10 Kawasan Konservasi Perairan Nasional di Indonesia ini yang dikelola oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Dasar hokum dari penarikan PNBP dari pemanfaatan Kawasan Konservasi Perairan Nasional adalah Peraturan Pemerintah No. 75 tahun 2015 tentang Jenis dan Tarif PNBP di Kementerian Kelautan dan Perikanan
Mengakhiri Pelaksanaan Proyek CCDP - IFAD, Pembangunan Masyarakat PesisirDidi Sadili
Project CCDP IFAD atau Proyek Pembangunan Masyarakat Pesisir, Coastal Community Development Project telah berjalan sejak tahun 2013 dan akan diakhiri pada penghujung tahun 2017 ini telah memperlihatkan hasil cukup yang meyakinkan. Slide ini memperlihatkan sejak dari tujuan dari proyek CCDP IFAD sampai contoh contoh keberhasilannya.
Pengelompokan Pulau-Pulau Kecil Berdasarkan Letak Geografis dan Status Perunt...Didi Sadili
pengelompokkan pulau-pulau kecil berdasarkan letak geografis dan status peruntukannya menjadi hal yang penting, agar pengelolaannya seperti perencanaanya, pemanfaatannya, dan pengawasannya menjadi lebih baik dan terarah
Rencana Pengembangan Ekowisata Berbasis Pendidikan di Pulau Cemara Besar di K...Didi Sadili
Pulau Cemara Besar yang berada dalam gugusan pulau-pulau Karimun Jawa di Jawa Tengah merupakan milik Kementerian Kelautan dan Perikanan dan memiliki potensi yang cukup besar untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata sebagaimana pulau-pulau kecil lainnya dalam gugusan kepulauan Karimun Jawa.
Pengembangan Pulau Cemara Besar tidak terlepas dari tugas dan fungsi dari KKP
Penerimaan Negara Bukan Pajak, PNBP dari Kegian Ekonomi di Kawasan Konservasi...Didi Sadili
Peluang PNBP dari kegiatan wisata bahari di kawasan konservasi perairan cukup besar karena trend wisata bahari khususnya ke kawasan konservasi perairan terus meningkat
Implementasi Pemanfaatan Kawasan Konservasi Perairan Untuk Masyarakat LokalDidi Sadili
kawasan konservasi peraiaran yang memiliki level tertinggi yaitu bersimbol gold atau emas dalam ekp3k adalah dimana kawasan konservasi itu telah dapat mendanai diri sendiri / pendanaan mandiri dan dapat berdampak ekonomi secara positif terhadap masyarakat yang ada di dalam dan sekitar kawasan konservasi.
selain itu aspek social dalam membangun kawasan konservasi peraiaran juga merupakan hal yang harus mendapat perhatian serius
Strategi Pencapaian Luasan Kawasan Konservasi Perairan Indonesia 20 juta Ha p...Didi Sadili
CBD tahun 2006 di Rio Brazil mencanangkan tiap Negara memiliki luas Kawasan Konservasi Perairan sebanyak 10% dari luas perairan Laut Yuridiksi Negara ybs
Indonesia telah mencanangkan target luasan Kawasan Konservasi Perairan sebanyak 10 juta Ha pada tahun 2010 dan 20 juta Ha pada tahun 2019.
bagaimana strategi Indonesia untuk mencapai target luasan tersebut?
Pengantar pedoman umum RBFM di kawasan konservasi perairanDidi Sadili
kawasan konservasi perairan dapat dimanfaatkan sumber daya ikannya di zona perikanan berkelanjutan oleh masyarakat di dalam atau di sekitar KKP tsb. sekarang bagaimana caranya memberikan akses kepada masyarakat tersebut
Medic conservation in indonesian dugongs. a physiologycal and pathological pe...Didi Sadili
Dugong lebih dikenal dengan nama duyung yang mana asal katanya dari duyung dalam bahasa melayu yang artinya perempuan laut. Sehingga di asia Tenggara, dugong lebih dikenal dengan sebutan duyung. Sebutan lain unuk dugong adalah; duyung, duyong, perempuan laut, ikan duyung, babi laut, ruyung, dan dio. Dugong di seluruh dunia sering dikaitkan dengan dongeng tentang putri duyung 9mermaid). Dugong itu sendiri yang dalam bahasa latinnya Dugon dugong merupakan ordo sirenia dan famili dari dugongidae adalah salah satu jenis dari mamalia laut yang memiliki ciri sebagaimana umumnya mamalia yang ada di daratan, yaitu: bernafas dengan paru paru, melahirkan, dan menyusia anaknya.
melestarikan dugong dilakukan salah satunya melalui studi fisiologi dari dugong itu sendiri. dengan mengetahui fisiologinya berarti kita akan lebih memahami bagaimana dugong itu harus dilestarikan
Ancaman dan pemanfaatan dugong di indonesiaDidi Sadili
sebelum tahun 1990, populasi dugong di perairan Indonesia ada 10.000 ekor, pada tahun 1990 tinggal 1000 ekor, dan kini mungkin tersisa sedikit sekali.
IUCN sudah memasukan dugong kepada status vulnerable begitu juga di CITES yang memasukannya kedalam Apendiks 1 pada tahun 2007, dan di Indonesia sendiri, dugong berstatus dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah No 7 tahun 1999 tentang Pengawetan Satwa dan Tumbuhan. Dengan status dilindungi, artinya dugong beserta bagian tubuhnya, tidak boleh ditangkap, diperdagangkan, menyimpan, dan mengkonsumsinya.
Pemanfaatan bentuk lain masih bisa dilakukan yaitu melalui pemanfaatan non ekstraktif seperti dalam bentuk wisata, pendidikan, dan penelitian. Kiswara (2016) menghitung nilai ekonomi dari satu ekor dugong, apabila diperdagangkan atau dikonsumsi hanya Rp 6 juta saja, namun apabila dijadikan kegiatan wisata, nilainya dapat mencapai Rp 6 milyar.
Konservasi melalui pelesatarian dugong diperlukan sekali, selain tindakan pelesatarian terhadap individu dugongnya juga diperlukan pelestarian terhadap habitatnya yang berupa padang lamun.
3. 3
JAKARTA
MENGAPA HARUS “REKLAMASI”
KOTA BANDAR
AKSES KE / DARI LAUT
WAJAH DEPAN BURUK
POLUSI TELUK JAKARTA
(13 SUNGAI → SAMPAH & LIMBAH)
LEDAKAN KEPENDUDUKAN
▪ Pemukiman & Perumahan (+)
▪ Infra Struktur (+)
▪ Ruang Terbuka Publik
IBU KOTA NEGARA DAN
PUSAT PEMERINTAHAN
JAKARTA
WATER
FRONT
CITY
RUTRW
DKI JAKARTAPERLU
LAHAN
PUSAT PERDAGANGAN
KOTA METROPOLITAN
6. PERMASALAHAN SOSIAL MASYARAKAT JAKARTA
Ledakan Kependudukan
- Tahun 2011 9,6 juta (Penduduk
Jakarta) → Kenaikan 1,46% / tahun
Sumber Permasalahan
✓Kebutuhan Dasar
• Lapangan kerja
• Pemukiman layak
• Kesehatan
• Pendidikan
• Air bersih, dan lain-lain
PENYELESAIAN PERMASALAHAN
Optimalkan SISKAMLING Program
Permasalahan
Sosial Masyarakat
Sangat heterogen (Etnik / Suku,
Agama dan Golongan)
Ledakan Urbanisasi (Jakarta masih
jadi harapan masa depan)
Pemukiman tidak terkendali
Ruang Terbuka Hijau minim
Pembangunan Bangunan
Bertingkat (MALL) tidak sesuai
AMDAL
✓ Kemiskinan dan anak jalanan
✓ Pasar tradisional tersingkir
✓Permasalahan KAMTIBMAS
- Tawuran (Kampung, Pelajar /
Mahasiswa, Etnik)
- Kriminal tinggi
Kerukunan antar warga
Kendalikan URBANISASI
Program Keluarga Berencana
Pembangunan rumah susun
Perbesar Ruang Terbuka Hijau
• Penciptaan Lapangan kerja dan UKM
• Kurangi kemiskinan dan anak jalanan
• Pelayanan kesehatan untuk masyarakat tidak mampu
• Perkuatan program pendidikan
• Kendalikan pembangunan bangunan bertingkat dan mall (sesuai Amdal
)
7. “KAMTIBMAS”
• Multi Etnik, Golongan
dan Agama
Luas :
•Daratan : 662.330 Km2
•Lautan : 6.977.500 Km2
• JAKARTA HARUS MEWADAHI berbagai kebutuhan kehidupan masyarakat
(Politik, Ekonomi dan Sosial) yang terjadi akibat ledakan kependudukan.
• Wilayah JAKARTA TETAP dan TIDAK BERUBAH, sehingga muncul berbagai
PERMASALAHAN yang semakin BESAR dan MEMBEBANI seperti :
TRANSPORTASI, PEMUKIMAN, TATA RUANG, INDUSTRIALISASI,
LINGKUNGAN, RUANG AKTIFITAS MASYARAKAT, KETENAGA KERJAAN,
KEMISKINAN, DLL
• Unsur Betawi masih
eksis
• Urban etnik tinggal
dan kerja secara
kolektif
Penduduk :
•Thn 2000 : 8.384.853
•Thn 2010 : 9.607.787
Pertumbuhan Penduduk :
•Thn 2000 : 0.14%
•Thn 2010 : 1.4%
5 Kota Adm & 1 Kabupaten
•44 Kec – 2.704 RW
•267 Kel – 30.368 RT
Sumber: BPS 2010
8. ▪ Bebas Macet
▪ Bebas Banjir
▪ Bebas Sampah
8
Ibukota Negara /
Pusat Pemerintahan
JAKARTA
Kota Juang /
Pahlawan
Kota Bandar /
Pelabuhan
Kota Budaya
Kota Dagang
SOLUSI
MAJU
NYAMAN
AMAN
BERKARAKTER
KEBIJAKAN
STRATEGI
UPAYA
Konsep RTRW
Jakarta Water Front City
Penataan Tata Ruang :
▪ Permukiman dan
Perkantoran → Vertikal
Perlu tambah Lahan /
Wilayah → Reklamasi
JKT yad
JAKARTA
SAAT INI
Pertumbuhan
Penduduk Tinggi
Permukiman
Kurang
Kemacetan
Lalu Lintas
Banjir
Air Minum
Lingkungan Hidup
Permasalahan
Sosial Ekonomi
Permasalahan
Kamtibmas
Sampah dan Polusi
Teluk Jakarta
Kumuh dan Tercemar PEMDA DKI
JAKARTA
Tetap Berdasarkan
“Karakter Jakarta”
Didukung oleh :
- Swasta
- Stake Holder
▪ Perbesar ruang publik dan
ruang hijau
9. “REKLAMASI PANTURA JAKARTA”
– MAUNYA SIAPA? TANGGUNG JAWAB SIAPA? –
Dari PEMERINTAH PUSAT (Presiden SOEHARTO)
KEPPRES No. 52 Tahun 1995
1. Pantura Jakarta adalah Kawasan Andalan, strategis secara
ekonomi dan pengembangan kota
2. Perlu dilakukan “Reklamasi”
KEPPRES No. 73 Tahun 1995
Reklamasi Pantai Kapuk Naga Tangerang
Sebagai rujukan dari :
KEPPRES No. 17 Tahun 1994 Tentang REPELITA VI
Pantura Pulau Jawa sebagai Kawasan Andalan, Strategis secara
ekonomi dan pembangunan kota
Sesuai Pasal 4 KEPPRES 52 Tahun 1995
⇒ Tanggung Jawab Reklamasi adalah Pemerintah DKI Jakarta
10. KAWASAN ANDALAN PULAU JAWA
PANTURA PULAU JAWA
Sebagai Kawasan Andalan,
Strategis untuk ekonomi
dan pengembangan kota
(KEPPRES 17 Tahun 1994)
PANTURA JAKARTA
Perlu direklamasi
(KEPPRES 52 Tahun 1995)
PANTAI KAPUK NAGA
TANGEANG
Perlu direklamasi
(KEPPRES 73 Tahun 1995)
11. Construction Golf Island Page 11
13 April 2016
Jakarta Bay Developments
Master plan of north Jakarta reclamation area
Island reclamation
1, 2A, 2B
15. “REKLAMASI PANTURA JAKARTA”
– PROGRAM SIAPA? ADA PERMASALAHAN APA? –
Program Pemda DKI Jakarta JAKARTA WATER FRONT CITY
GIANT SEA WALL
Ada “PERDA’S” RUTRW, Kep/Ijin Gub, Dinas Terkait Dll
Bermitra dengan Investor / Pengembang
1) MOU dengan mitra (2x)
2) Ijin Prinsip Reklamasi
3) AMDAL
4) Ijin Pelaksanaan Reklamasi
5) Ijin-Ijin lain
Muncul Per-Undang-Undangan dan Peraturan-Peraturan Baru
Proses RAPERDA yang baru (Tata Ruang dan Zonasi)
Proses Perijinan (IMB, UDGL) bertele-tele
Ada kasus hukum (Anggota DPRD DKI Jakarta & Oknum APL) terkena “OTT” KPK
16. “SIAPA” YANG MELAKSANAKAN ?
PEMDA DKI JAKARTA
& DPRD DKI JAKARTA
MOU Pemda DKI Jakarta dengan Mitra / Swasta
Gubernur DKI Jakarta mengeluarkan “Ijin Prinsip”
Swasta (Pengembang) memenuhi persyaratan-persyaratan, termasuk “AMDAL”
Gubernur DKI Jakarta mengeluarkan “Ijin Pelaksanaan”
1. Peraturan Daerah No. 8 Tahun 1995
Bentuk Badan Pengelola Reklamasi
Mencari “Mitra” (Swasta) untuk melaksanakan “Reklamasi”
(Pemda DKI Jakarta tidak ada biaya)
Tahap Pelaksanaan Oleh Swasta
Pengendali & Pengawasan Oleh Pemda DKI Jakarta
Oleh Pemerintah Pusat
2. Peraturan Daerah No. 6 Tahun 1999
17. KEWAJIBAN-KEWAJIBAN PENGEMBANG
(SETELAH REKLAMASI)
Ajukan “MASTER PLAN” IMP & IMB (UDGL Oleh Pemda DKI Jakarta)
Pajak – Pajak : Kontraktor, Supplier, Material dan Jasa, dll
PENGALOKASIAN KEWAJIBAN-KEWAJIBAN, ANTARA LAIN :
Ruang Terbuka Hijau (30%)
Infra Struktur (10%)
Kompensasi Lahan (5%)
Lahan Terbuka Biru (5%)
Lahan Terbuka Hijau Pribadi
Pengajuan Gubernur DKI Jakarta (Ahok) melalui
“RAPERDA” 15% dari hasil penjualan tanah
(NJOP)
Pajak Penjualan Property
18. HAK & KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA
HAK PIHAK PERTAMA :
a) Mengkoordinasikan perencanaan dan pelaksanaan reklamasi yang dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA
dengan instansi yang berwenang;
b) Mengkoordinasikan permohonan perizinan ke instansi berwenang;
c) Mengeluarkan izin/persetujuan yang timbul berkaitan dengan Perjanjian ini yang menjadi
kewenangan PIHAK PERTAMA;
d) Menilai dan mengesahkan proposal yang diajukan oleh PIHAK KEDUA;
e) Menetapkan pola rencana dan pelaksanaan pengawasan serta pengendalian;
f) Menetapkan perencanaan pembangunan;
g) Menerima retribusi dan pembayaran lainnya sesuai dengan ketentuan dan perundang-undangan
yang berlaku;
…… bersambung
PIHAK PERTAMA berhak untuk :
SESUAI PERJANJIAN KERJA SAMA (PK)
19. HAK & KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA
h) Mendapat bagian lahan dari hasil reklamasi sebesar 5% (lima persen) dari luas lahan hasil reklamasi
yang lokasi dan luasnya dilakukan secara proporsional pada setiap tahapan pelaksanaan
pembangunan atas persetujuan PIHAK PERTAMA dan dengan mengacu kepada Keputusan
Presiden No. 52 / 1995 dan peraturan perundang-undangan lainnya;
i) Menilai kemampuan pelaksanaan pekerjaan berikut pengembangan kawasan dari PIHAK KEDUA;
j) Menerima dari PIHAK KEDUA untuk dimiliki dan atau dikuasai PIHAK PERTAMA prasarana berupa
fasilitas umum dan fasilitas sosial yang merupakan kewajiban PIHAK KEDUA;
k) Memberi izin untuk bekerja sama dengan pihak lain sehubungan dengan penyelenggaraan dan
pengembangan, serta pengelolaan lahan hasil reklamasi Pantai Utara Jakarta;
l) Memerintahkan penangguhan pelaksanaan reklamasi dan pembangunannya dan penundaan
pemberian ijin seperti IMB, IPB, IMP dan perijinan lain kepada PIHAK KEDUA dalam hal PIHAK
KEDUA tidak melaksanakan penyediaan fasilitas sosial / fasilitas umum sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 8 dan 12 Perjanjian ini
SESUAI PERJANJIAN KERJA SAMA (PK)
20. HAK & KEWAJIBAN PIHAK KEDUA
HAK PIHAK KEDUA :
a) Mendapatkan / memperoleh izin atas pemanfaatan lahan / penggunaan tanah hasil reklamasi di
Pengembangan Areal Reklamasi;
b) Memperoleh izin / persetujuan untuk bekerjasama dengan pihak lain dalam penyelenggaraan
reklamasi di Pengembangan Areal Reklamasi;
c) Melaksanakan reklamasi dan pengembangan lahan hasil reklamasi di atas Kawasan
Pengembangan Areal Reklamasi setelah memperoleh arahan dan petunjuk dalam perencanaan,
pelaksanaan, pengendalian dan pengawasan;
d) Memperoleh Hak Guna Bangunan di atas Hak Pengelolaan;
e) Mengelola termasuk memasarkan lahan hasil reklamasi kepada Pihak Ketiga setelah izin untuk
reklamasi dan pembangunan di atas lahan reklamasi diperoleh, dan sesuai dengan ketentuan dan
perundang-undangan yang berlaku.
PIHAK KEDUA berhak untuk :
SESUAI PERJANJIAN KERJA SAMA (PK)
21. HAK & KEWAJIBAN PIHAK KEDUA
KEWAJIBAN PIHAK KEDUA :
a) Melaksanakan penyelenggaraan reklamasi yang didasarkan pada prinsip-prinsip / garis besar yang
disetujui PIHAK PERTAMA, yang meliputi :
1) Rencana Struktur :
a. Rencana makro infrastruktur
b. Rencana zoning / peruntukan makro
c. Perhitungan makro kebutuhan utilitas
2) Rencana Teknik Reklamasi
3) Amdal Proyek / RKL-RPL
4) Rencana Pentahapan dan program pelaksanaan reklamasi dan pembangunannya
b) Melaksanakan pembangunan pada areal tanah hasil reklamasi yang didasarkan pada prinsip-
prinsip dari studi-studi penunjang sejauh kondisi makro (ekonomi nasional, internasional, dll)
memungkinkan dan tidak terbatas pada :
1) Studi kelayakan;
2) Rencana pembiayaan;
3) Rencana infrastruktur;
…… bersambung
PIHAK KEDUA berkewajiban untuk :
4) Rencana fasilitas sosial / fasilitas umum;
5) Kajian lingkungan;
6) Rencana pengelolaan dan pengembangannya; dan
7) Rencana usaha
SESUAI PERJANJIAN KERJA SAMA (PK)
22. HAK & KEWAJIBAN PIHAK KEDUA
c) Melaksanakan petunjuk, arahan baik dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian serta
pengawasan dari PIHAK PERTAMA.
d) Membayar kontribusi dan retribusi dan pembayaran-pembayaran lainnya kepada PIHAK PERTAMA
sebagaimana tercantum dalam Pasal 7 Perjanjian ini dan sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku, termasuk biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan HPL atas
nama PIHAK PERTAMA dan HGB atas nama PIHAK KEDUA atas bagian tanah Pengembangan Areal
Reklamasi PIHAK KEDUA.
e) Membangun dan menyerahkan untuk dimiliki dan atau dikuasai oleh PIHAK PERTAMA yaitu
fasilitas umum dan fasilitas sosial yang menjadi kewajiban PIHAK KEDUA sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.
f) Memulai pelaksanaan pembangunan fisik reklamasi dan menyelesaikan pekerjaan reklamasi.
g) Menyerahkan proposal sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 5 ayat (2) butir a Perjanjian Kerja
sama, dalam waktu selambat-lambatnya 24 (dua puluh empat) bulan terhitung sejak
ditandatanganinya Perjanjian Kerja sama ini.
SESUAI PERJANJIAN KERJA SAMA (PK)
23. SKEMA, LATAR BELAKANG & KRONOLOGIS LEGALITAS REKLAMASI PULAU 2A & 1 OLEH PT. KNI
KEPPRES NO. 17 Tahun 1994
Tentang REPELITA VI
Kawasan Pantura Kawasan
Andalan
Nilai Strategis Ekonomi &
Pengembangan Kota
KEPPRES NO. 52 Tahun 1995
Pengembangan Pantai Utara
Jakarta
(Kawasan Andalan) & Penataan
Ulang Daratan Pantai
Diperlukan Reklamasi
KEPPRES NO. 73 Tahun 1995
Tentang Reklamasi Pantai Kapuk
Naga Tangerang
Pasal 4 :
Wewenang &
Tanggung Jawab
Reklamasi Pantura
Pada Gubernur DKI
Jakarta
SK Gubernur DKI JKT No. 1090 / 1996
Dibentuk Badan Pengendali Reklamasi Pantai Utara
Jakarta
Ketua : Gubernur DKI Jakarta
Organisasi & Tata Kerja
▪ Surat Ijin Prinsip Reklamasi (KNI) No. 1571 / -1.711 Tanggal 19 Juli 2007
AMDAL
REGIONAL
▪ Rekomendasi AMDAL & RKL/RPL Reklamasi Kapuk Naga
Indah (PT. KNI) oleh Komisi Penilaian AMDAL Pemda DKI
Jakarta
No. 25 / Amdal / 1.774.151Tanggal 28 September2007
▪ Rekomendasi AMDAL RKL – RPL (Pulau 2A, 2B & 1)
Tanggal 07 Agustus 2012
▪ Ijin Membangun Prasarana → Bangun Prasaran Bangunan
Penahan untuk pengurugan reklamasi Pulau 2A
No. 039 / KNI / PIK / IX / 2007
▪ Ijin Membangun Prasarana (IMP) Pulau 1 & 2B,
No. 027 / KNI / PIK / VII / 2012 Tanggal 06 Juli 2012
▪ Ijin Membangun Prasarana Jembatan Penghubung dari PIK ke
Pulau 2A (D) No. 857 / 1-1.797.1 Tanggal 14 Mei 2014
▪ Rekomendasi Lahan Kompensasi Pinjam Pakai Kawasan
Hutan No. 475 /-1.792.1Tanggal 28 Mei 2014
▪ KEPMENHUT RI No. SK.782/Menhut-II/2014Tentang Izin
Pinjam Pakai Kawasan Hutan Untuk Pembangunan Prasarana
….
Perijinan lainnya :
- Ijin Alur Pelayaran (Kapal Angkut Pasir)
- AMDAL Lokasi Pengambilan Pasir
- Ijin Operasional Kapal Angkut Pasir, dll
- AMDAL PULAU 2A
- AMDAL PULAU 2B & 1 Oleh KNI
Perda No. 6 / 1999 Tentang RTRW DKI
Jakarta
28 Juli 1997
▪ Perjanjian Kerja Sama KNI & Pemda DKI Jakarta
Pengembangan Penyelenggaraan Reklamasi Areal Blok I & IV Sub
Kawasan Barat Utara PIK
MOU No. 162 Tahun 1997
MOU No. 094 / KNI – SP / VII / 1997
06 Juli 2012
▪ Perjanjian Tambahan (Addendum), KNI & Pemda DKI Jakarta Tentang
“IDEM”
MOU No. 09 Tahun 2012
MOU No. 020 / KNI / PIK / V / 2012
Surat Ijin Prinsip Pembangunan Pulau Reklamasi Pulau 1 & Pulau 2B
No.804/-1.794.2 Oleh Gubernur DKI Jakarta Tanggal 21 Juni 2012
PERMASALAHAN :
▪ Pengajuan IMB menunggu Rancang Bangun Kota
(UDGL)
▪ Setelah RBK/UDGL membuat AMDAL Bangun
Bangunan
▪ PT.KNI telah ajukan RBK/UDGL 3x dalam 2 Thn
(selesai)
Ijin Pelaksanaan Reklamasi Pulau 1 & 2B :
Surat Keputusan Gubernur No. 1417 / 2012
Tanggal 21 September 2012
Tentang Pemberian Ijin Pelaksanaan Reklamasi Pulau 1 & 2B
PERDA No. 8 / 1995
Tanggal 06 Oktober 1995
Tentang Penyelenggaraan Reklamasi
dan Rencana Tata Ruang Kawasan
Pantura Jakarta
KEPMENEG PPN / KETUA
BAPPENAS NO.
KEP.920/KET/10/1997
Tentang Pedoman Penataan
Ruang Kawasan Pantura JKT
PERATURAN-PERATURAN
BARU
Beberapa Perda :
Perda no. 7 Thn 2010, ttg
Bangunan Gedung ( psl 7,
Prosedur Mengajukan Rancang
Bangun Kota / UDGL )
Perda No.1 Thn 2014, ttg Renc
Tata Ruang & Wilayah ( RTRW )
-Pergub No. 121 Thn 2012, ttg
Renc Tata Ruang &
Wilayah/RTRW 2030
-Pergub No. 146 / 2014 Tentang
Pedoman Teknis & Pelayanan
Perijinan Prasarana Reklamasi
Kawasan Strategis Pantura JKT
▪ SK Gub DKI JKT No.1491/2010 Tanggal 06 Agustus 2010 Tentang
Pemberian Ijin Pelaksanaan Reklamasi Pulau 2A
TAP MPR No. II/MPR/1993
Tentang GBHN
▪ Sangsi Administrasi oleh Menteri LKH ( 11 point KNI wajib )
▪ Moratorium Reklamasi oleh Menko Maritim & SD
Ranc Peraturan Daerah (Raperda) ttg PPPZ
25. 25
Gambar : Kondisi dan Abrasi Air Laut di Pantai Indah Kapuk dan
Muara Angke
26. 1980
• Kawasan Hutan Lindung berada ditepi pantai setebal 50 – 100 m sejajar pantai
• Cengkareng Drain belum dibangun.
• Jalan Tol Prof. Sedyatmo belum dibangun.
• Kali Tanjungan dan Kali Kamal masih berfungsi sebagai jaringan irigasi sawah.
Jl: Kapuk Raya
Kanal Barat
Kali Karang
Kali Angke
Kali Kamal
27. 1. Cengkareng Drain sudah dibangun dengan jalan inspeksi di kedua sisi, yang juga berfungsi sebagai tanggul setinggi ± 2 m dari tanah
sekitarnya, sekaligus memisahkan daearh tangkapan air (catchment area) di sisi Timur dan daerah tangkapan air di sisi Barat Cengkareng
Drain
2. Jalan Tol Prof. Sedyatmo sedang dibangun melintang arah Barat-Timur dengan elevasi jalan yang lebih tinggi dari daerah sekitarnya, juga
merupakan tanggul sehingga memutuskan hubungan Utara Selatan
3. Kawasan Hutan Lindung di sisi Utara terkena abrasi dari arah Barat, sehingga terus terdegradasi.
4. Pantai Indah Kapuk belum dibangun, masih berupa kawasan tambak.
5. Area sekitar Kali Tanjungan dan Kali Kamal sudah mulai berkembang industri/ pabrik-pabrik dan perumahan.
1984
Cengkareng Drain
Jl.Toll ke Bandara
Kapuk Raya
28. 1. Jalan Tol Prof. Sedyatmo dan Cengkareng Drain selesai dibangun, catchment area / daerah tangkapan air
berubah.
2. Pantai Indah Kapuk belum dibangun.
3. Pembangunan industri dan perumahan sekitar Kali Tanjungan , Kali Kamal, Kapuk Raya terus berkembang.
1988
29. 1. Pantai Indah Kapuk mulai dibangun (sejak tahun 1990).
2. Jalan Lingkar Luar Jakarta sedang dibangun dengan elevasi jalan yang lebih tinggi dari sekitarnya,
yg memisahkan sisi Timur & Barat daerah Kapuk Kamal
3. Pembangunan industri/ pabrik-pabrik dan perumahan di selatan jalan tol berlangsung terus, dan sangat
intensif di sekitar Kali Tanjungan dan Kali Kamal (bahkan sampai Jl. Daan Mogot).
1992
Pemukiman penduduk
Kapuk Raya
Pabrik & Gudang
Outer Ringroad
Kali Kamal
Kali Dadap
Jl. Toll ke Bandara
Cengkareng Drain
Kali Angke
Kanal Barat
Jl. Toll ke Bandara
41. Kegiatan pembersihan sampah di areal restorasi ekologis. Sampah terbawa masuk
ke dalam area pada saat air laut pasang
Waste cleanup activities in the area of ecological restoration. Trash washed into
the area when the tide water
42.
43. PERGUB NO. 121 / 2012 Tentang
Ruang Kawasan Rekamasi
Panturan Jakarta
PERDA No. 1 / 2012 Tentang
RTRW DKI Jakarta 2030
PERDA No. 1 / 2014 Tentang RTR
& PZ PERGUB NO. 146 / 2014 Tentang
Pedoman Teknis & Pelayanan
Perijinan Prasarana Reklamasi
Kawasan Strategis Pantura JKT
SKEMA, LATAR BELAKANG & KRONOLOGIS LEGALITAS REKLAMASI PULAU 2A & 1 OLEH PT. KNI
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN BARU
UU RI No. 26 Tahun 2007 Tentang
Penataan Ruang Wilayah
Nasional
UU RI No. 27 Tahun 2007 Tentang
Pengelolaan Wilayah Pesisir &
Pulau-Pulau Kecil
UU RI No. 23 Tahun 2014
Tentang Pemerintah Daerah (
mengatur ttg Otonomi Daerah )
UU RI No. 32 Tahun 2014 Tentang
Kelautan
UU RI No. 1 Tahun 2014 Tentang
Perubahan atas UU No. 27 Tahun
2007 Tentang Pengelolaan
Wilayah Pesisir & Pulau-Pulau
Kecil
Peraturan Pemerintah No. 26
Tahun 2008 Tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Nasional
Peraturan Presiden No. 122
Tahun 2012 Tentang Reklamasi,
Wilayah Pesisir & Pulau-Pulau
Kecil
Peraturan Presiden No. 54
Tahun 2008 Tentang Penataan
Ruang Kawasan Jabodetabek
Punjur
44. RUANG EKSPRESI PUBLIK DIREBUT
KEKERASAN INDIVIDU DAN KELOMPOK MASYARAKAT MUNCUL
SEBAGAI IMBAS DARI EKSPRESI KULTURAL YANG TERSUMBAT
PERLU RUANG TERBUKA HIJAU, KARENA MASYARAKAT DAPAT
MENGAKSES LANGSUNG TANPA HARUS KELUAR BIAYA
➢ MASYARAKAT DI KOTA BESAR (JAKARTA), TIDAK
PUNYA PILIHAN UNTUK MELEPAS STRES KE
MALL
❑ RUANG PUBLIK SEKARANG (MALL)
HANYA UNTUK KALANGAN YANG MAMPU
FINANSIAL
❑ SISTEM NEGARA JUSTRU MEMFASILITASI
KEKUATAN EKONOMI UNTUK MEREBUT
RUANG MILIK PUBLIK
❑ KULTUR MASYARAKAT INDONESIA :
➢ MASYARAKAT KOMUNAL YANG
TERBIASA BERKUMPUL DAN
BERSOSIALISASI
➢ PERLU RUANG PUBLIK, KARENA
KEPENTINGAN UNTUK MEMBANGUN
KEBERSAMAAN
➢ JUSTRU MALAH TIMBUL BEBAN STRESS BARU
KARENA KEMAMPUAN DAYA BELI RENDAH
➢ KALAUPUN DI RUMAH SAJA DENGAN NONTON TV,
TAYANGAN PENUH DENGAN KEKERASAN DAN
TAHAYUL (STRESS LAGI)
➢ HAL-HAL YANG TERJADI :
LEMAH KEPERCAYAAN KEPADA ORANG LAIN
RASA EMPATI DAN SOLIDARITAS RENDAH
ACUH TAK ACUH
GAMPANG TERSINGGUNG DAN MARAH
45. ➢ TERJADI PENYEDOTAN AIR TANAH
BERLEBIHAN, SEHINGA TERJADI
PENURUNAN PERMUKAAN TANAH (43% DI
BAWAH AIR LAUT)
PERLU ADA PERUBAHAN PEMUKIMAN DEKAT SUNGAI OLEH MASYARAKAT
YANG STATUS SOSIAL LEBIH TINGGI
PERLU ADA PENERTIBAN DEKAT SUNGAI YANG BEBAS PABRIK-PABRIK
MERUBAH AIR LAUT MENJADI AIR TAWAR
❖ PERLU DITAMBAH SITU-SITU DAN WADUK BESAR UNTUK MENAMPUNG AIR DARI BOGOR
PERMASALAHAN AIR MINUM
❑ Kebutuhan Air Bersih untuk
Jakarta ± 550 juta m³ / tahun
❑ Pasokan dari PDAM ± 295 juta m³
/ tahun (masih kurang ± 255 juta
m³ / tahun
❑ Jakarta tidak punya sumber air
selain air tanah
•Keperluan Rumah Tangga
•Keperluan Industri
➢ SUNGAI DAN SALURAN PENUH DENGAN
SAMPAH DAN LIMBAH
➢ TERJADI PENDANGKALAN TERHADAP
SITU-SITU
❖ SITU-SITU YANG ADA HARUS TERJAGA DARI PENDANGKALAN
❖ PERLU SALURAN KHUSUS DAN PENAMPUNGAN LIMBAH INDUSTRI UNTUK DIOLAH
46. Bangunan Besar Bertingkat
Curah Hujan Tinggi
Penurunan Tanah
Kondisi Tanah
✓ Bangunan Padat ➔ RESAPAN AIR + 9 %
STRATEGI PENYELESAIAN
✓ Batasi / kurangi VOLUME AIR dari Bogor
(Situ & Kanal)
Kanal
Situ
Air Laut
➢ Penetrasi ke darat
➢ Banjir “ROB”
✓ Penyedotan Air Tanah besar-besaran, sehingga
permukaan tanah TURUN (43%)
✓ Permukaan Air Laut Naik
▪ Penetrasi Kedarat
▪ Banjir “ROB”
✓ Sampah (Saluran dan Sungai)
✓ Selesaikan “SAMPAH”
✓ Bersihkan sungai, kali & saluran-saluran
✓ Perbanyak RUANG TERBUKA HIJAU
✓ Pemukiman Vertikal
✓ Buat SUMUR RESAPAN (Biopori)
✓ TANGGUL / REKLAMASI / MANGROVE