Presentasi ini membahas tentang keanekaragaman hayati di perairan. Secara singkat, presentasi menjelaskan tentang distribusi dan jenis-jenis ekosistem perairan seperti laut, danau, sungai, terumbu karang, bakau, dan lamun yang saling berhubungan dan memainkan peran penting dalam menyediakan keanekaragaman hayati dan sumber daya.
Monitoring merupakan kegiatan pengambilan data dan informasi pada ekosistem terumbu karang atau pada manusia yang memanfaatkan sumberdaya terumbu karang tersebut. Idealnya, seorang pengelola terumbu karang harus menguasai dasar-dasar monitoring yang terdiri dari berbagai macam parameter yang dapat atau tidak berubah sepanjang waktu.
Ada dua macam tipe umum monitoring, yaitu monitoring ekologi dan monitoring sosial-ekonomi. Parameter-parameter yang digunakan dalam kedua macam monitoring tersebut seringkali berhubungan sangat dekat, sehingga monitoring ekologi dan sosial-ekonomi dapat dilakukan pada tempat dan waktu yang bersamaan.
Arus adalah pergerakan massa air secara vertikal dan horizontal sehingga menuju keseimbangannya, atau gerakan air yang sangat luas yang terjadi di seluruh lautan dunia (Hutabarat dan Evans, 1986).
Analisis bio ekonomi dan strategi pengelolaan sumberdaya ikan pelagis di pera...Mujiyanto -
Hasil analisis produksi biologis sumberdaya ikan pelagis di perairan laut jawa periode tahun 1976-1983 didapatkan nilai MSY sebesar 101.194 ton/tahun. Hasil analisis bio-ekonomi dalam pemanfaatan suberdaya ikan pelagis di perairan Laut Jawa didapatkan nilai MEY sebesar 91.924 kg/tahun, dengan jumlah hasil tangkapan per satuan upaya menggunakan alat tangkap purse seine sebesar 24,23 ton/kapal/tahun. Batas Maximum Economic Yield sebesar 91.923 ton/tahun dengan jumlah unit alat tangkap efisien guna mendapatkan keuntungan yang sesuai sebesar 2.915 unit. Alat tangkap purse siene merupakan alat tangkap pilihan untuk menangkapan sumberdaya ikan pelagis di perairan Laut Jawa.
Tindakan dalam pertimbangan dalam pemilihan suatu teknologi yang tepat untuk diterapkan di dalam pengembangan perikanan sangat diperlukan. Pertimbangan-pertimbangan yang akan digunakan dalam pemilihan teknologi dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok yaitu teknologi penangkapan ikan ramah lingkungan (TPIRL), teknologi penangkapan ikan secara teknis, ekonomis, mutu dan pemasaran menguntungkan serta kegiatan penangkapan ikan yang berkelanjutan.
Lamun (Sea grass) merupakan satu-satunya tumbuhan berbunga (Angiospermae).
Beberapa ahli mendefinisikan lamun (seagrass) sebagai tumbuhan air berbunga, hidup di dalam air laut, berpembuluh, berdaun, berimpang, berakar, serta berbiak dengan biji dan tunas. Karena pola hidup lamun sering berupa hamparan maka dikenal juga istilah padang lamun (sea grass bed) yaitu hamparan vegetasi lamun yang menutup suatu area pesisir/laut dangkal, terbentuk dari suatu jenis atau lebih dengan kerapatan padat atau jarang
Buku ini menerangkan dan menggambarkan tentang terumbu karang, yang meliputi biologi, ekologi, simbion karang zooxanthellae, reproduksi karang secara sederhana, manfaat dan perusak terumbu karang secara umum. Sebagai hewan tingkat rendah yang memiliki ketergantungan sangat besar dengan simbionnya zooxanthellae, pada bagian akhir digambar dan diuraikan hubungan antara karang dan zooxanthellae.
Padang lamun merupakan salah satu komponen penyusun ekosistem pesisir, selain mangrove
dan karang. Ketiga ekosistem tersebut memiliki peran yang penting dan saling terkait di
wilayah pesisir sehingga kerusakan pada satu ekosistem kemungkinan dapat memberikan
dampak negatif pada ekosistem lainnya. Oleh karena itu, pemantauan ekosistem lamun
cukup penting untuk menunjang keberlanjutan pemantauan kesehatan karang pada program
COREMAP-CTI.
Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut pada Tataran Konvensi IDidi Sadili
Keanekaragaman diantara makhluk hidup dari daratan, lautan, dan ekosistem akuatik, serta kompleksitas ekologinya yang merupakan bagian dari keanekaraman.
Keanekaragaman hayati mencakup : keanekaragaman ekosistem, keanekaragaman jenis dan keanekaragaman genetika
Monitoring merupakan kegiatan pengambilan data dan informasi pada ekosistem terumbu karang atau pada manusia yang memanfaatkan sumberdaya terumbu karang tersebut. Idealnya, seorang pengelola terumbu karang harus menguasai dasar-dasar monitoring yang terdiri dari berbagai macam parameter yang dapat atau tidak berubah sepanjang waktu.
Ada dua macam tipe umum monitoring, yaitu monitoring ekologi dan monitoring sosial-ekonomi. Parameter-parameter yang digunakan dalam kedua macam monitoring tersebut seringkali berhubungan sangat dekat, sehingga monitoring ekologi dan sosial-ekonomi dapat dilakukan pada tempat dan waktu yang bersamaan.
Arus adalah pergerakan massa air secara vertikal dan horizontal sehingga menuju keseimbangannya, atau gerakan air yang sangat luas yang terjadi di seluruh lautan dunia (Hutabarat dan Evans, 1986).
Analisis bio ekonomi dan strategi pengelolaan sumberdaya ikan pelagis di pera...Mujiyanto -
Hasil analisis produksi biologis sumberdaya ikan pelagis di perairan laut jawa periode tahun 1976-1983 didapatkan nilai MSY sebesar 101.194 ton/tahun. Hasil analisis bio-ekonomi dalam pemanfaatan suberdaya ikan pelagis di perairan Laut Jawa didapatkan nilai MEY sebesar 91.924 kg/tahun, dengan jumlah hasil tangkapan per satuan upaya menggunakan alat tangkap purse seine sebesar 24,23 ton/kapal/tahun. Batas Maximum Economic Yield sebesar 91.923 ton/tahun dengan jumlah unit alat tangkap efisien guna mendapatkan keuntungan yang sesuai sebesar 2.915 unit. Alat tangkap purse siene merupakan alat tangkap pilihan untuk menangkapan sumberdaya ikan pelagis di perairan Laut Jawa.
Tindakan dalam pertimbangan dalam pemilihan suatu teknologi yang tepat untuk diterapkan di dalam pengembangan perikanan sangat diperlukan. Pertimbangan-pertimbangan yang akan digunakan dalam pemilihan teknologi dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok yaitu teknologi penangkapan ikan ramah lingkungan (TPIRL), teknologi penangkapan ikan secara teknis, ekonomis, mutu dan pemasaran menguntungkan serta kegiatan penangkapan ikan yang berkelanjutan.
Lamun (Sea grass) merupakan satu-satunya tumbuhan berbunga (Angiospermae).
Beberapa ahli mendefinisikan lamun (seagrass) sebagai tumbuhan air berbunga, hidup di dalam air laut, berpembuluh, berdaun, berimpang, berakar, serta berbiak dengan biji dan tunas. Karena pola hidup lamun sering berupa hamparan maka dikenal juga istilah padang lamun (sea grass bed) yaitu hamparan vegetasi lamun yang menutup suatu area pesisir/laut dangkal, terbentuk dari suatu jenis atau lebih dengan kerapatan padat atau jarang
Buku ini menerangkan dan menggambarkan tentang terumbu karang, yang meliputi biologi, ekologi, simbion karang zooxanthellae, reproduksi karang secara sederhana, manfaat dan perusak terumbu karang secara umum. Sebagai hewan tingkat rendah yang memiliki ketergantungan sangat besar dengan simbionnya zooxanthellae, pada bagian akhir digambar dan diuraikan hubungan antara karang dan zooxanthellae.
Padang lamun merupakan salah satu komponen penyusun ekosistem pesisir, selain mangrove
dan karang. Ketiga ekosistem tersebut memiliki peran yang penting dan saling terkait di
wilayah pesisir sehingga kerusakan pada satu ekosistem kemungkinan dapat memberikan
dampak negatif pada ekosistem lainnya. Oleh karena itu, pemantauan ekosistem lamun
cukup penting untuk menunjang keberlanjutan pemantauan kesehatan karang pada program
COREMAP-CTI.
Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut pada Tataran Konvensi IDidi Sadili
Keanekaragaman diantara makhluk hidup dari daratan, lautan, dan ekosistem akuatik, serta kompleksitas ekologinya yang merupakan bagian dari keanekaraman.
Keanekaragaman hayati mencakup : keanekaragaman ekosistem, keanekaragaman jenis dan keanekaragaman genetika
Tantangan dan Upaya Konservasi Ikan Hiu di IndonesiaDidi Sadili
Ikan hiu sebagai predator puncak dalam rantai makanannya menjadi penyeimbang dalam suatu ekosistem perairan namun populasinya kini kian menurun akibat penangkapan berlebihan. Untuk itu perlu adanya regulasi nasional untuk membatasi penangkapannya
Pengertian danau, ekosistem danau, komponen biotik dan abiotik danau, zona daerah danau, simbiosis mutualisme dalam danau, hubungan antar komponen danau.
ekosistem kuatik dan ekosistem buatan (nendra, nurlita, nurul xii tkj)Nurlita Yuliandari
Tugas Power Point IPA Kelas 12 TKJ yamh berisi tentang ekosistem akuatik dan ekosistem buatan yang di sertai contoh gambar organismenya.
Semoga bermanfaat !
ekologi dapat membantu manusia untuk mengetahui dampak produk yang dihasilkan manusia terhadap lingkungan. Misalnya, produk DDT yang ditujukan untuk memberantas hama ternyata mencemari lingkungan manusia dan organisme lainnya
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...d1051231039
Lahan gambut merupakan salah satu ekosistem yang unik dan penting secara global. Terbentuk dari endapan bahan organik yang terdekomposisi selama ribuan tahun, lahan gambut memiliki peran yang sangat signifikan dalam menjaga keanekaragaman hayati, menyimpan karbon, serta mengatur siklus air. Kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya habitat, degradasi lingkungan, dan penurunan kesuburan tanah. Kerusakan lahan gambut di Indonesia telah meningkat seiring waktu, dengan laju deforestasi dan degradasi lahan gambut yang signifikan. Menurut data, sekitar 70% dari lahan gambut di Indonesia telah rusak, dan angka tersebut terus meningkat. Kerusakan lahan gambut memiliki dampak yang luas dan serius, tidak hanya secara lokal tetapi juga global. Selain menyebabkan hilangnya habitat bagi berbagai spesies tumbuhan dan hewan yang khas bagi ekosistem gambut, kerusakan lahan gambut juga melepaskan jumlah karbon yang signifikan ke atmosfer, berkontribusi pada perubahan iklim global.Kerusakan lahan gambut memiliki dampak negatif yang luas pada masyarakat, lingkungan, dan ekonomi. Dalam jangka panjang, kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya sumber daya alam, penurunan kesuburan tanah, dan peningkatan risiko bencana alam.
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdfBrigittaBelva
Berada dalam kerangka Mata Kuliah Riset Periklanan, tim peneliti menganalisis penggunaan pendekatan "fear appeal" atau memicu rasa takut dalam kampanye #TogetherPossible yang dilakukan oleh World Wide Fund (WWF) untuk mengedukasi masyarakat tentang isu lingkungan.
Analisis dilakukan dengan metode kualitatif, meliputi analisis konten media sosial WWF, observasi, dan analisis naratif. Tidak hanya itu, penelitian ini juga memberikan strategi nyata untuk meningkatkan keterlibatan dan dampak kampanye serupa di masa depan.
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...d1051231072
Lahan gambut adalah salah satu ekosistem penting di dunia yang berfungsi sebagai penyimpan karbon yang sangat efisien. Di Asia Tenggara, lahan gambut memainkan peran krusial dalam menjaga keseimbangan ekologi dan ekonomi. Namun, seiring dengan meningkatnya tekanan terhadap lahan untuk aktivitas pertanian, perkebunan, dan pembangunan infrastruktur, degradasi lahan gambut telah menjadi masalah lingkungan yang signifikan. Degradasi lahan gambut terjadi ketika lahan tersebut mengalami penurunan kualitas, baik secara fisik, kimia, maupun biologis, yang pada akhirnya mengakibatkan pelepasan karbon dalam jumlah besar ke atmosfer.
Lahan gambut di Asia Tenggara, khususnya di negara-negara seperti Indonesia dan Malaysia, menyimpan cadangan karbon yang sangat besar. Diperkirakan bahwa lahan gambut di wilayah ini menyimpan sekitar 68,5 miliar ton karbon, yang jika terlepas, akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap emisi gas rumah kaca global.
Hasil dari #INC4 #TraktatPlastik, #plastictreaty masih saja banyak reaksi ketidak puasan, tetapi seluruh negara anggota PBB bertekad melanjutkan putaran negosiasi
berikutnya: #INC5 di bulan November 2024 di Busan Korea Selatan
Cerita sukses desa-desa di Pasuruan kelola sampah dan hasilkan PAD ratusan juta adalah info inspiratif bagi khalayak yang berdiam di perdesaan
.
#PartisipasiASN dalam #bebersihsampah nyata biarpun tidak banyak informasinya
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...muhammadnoorhasby04
Gas rumah kaca memainkan peran penting dalam mempengaruhi iklim Bumi melalui mekanisme efek rumah kaca. Fenomena ini alami dan esensial untuk menjaga suhu Bumi tetap hangat dan layak huni. Namun, peningkatan konsentrasi gas rumah kaca akibat aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan praktik pertanian intensif, telah memperkuat efek ini, menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim yang signifikan.Pemanasan global membawa dampak luas pada berbagai aspek lingkungan, termasuk suhu rata-rata global, pola cuaca, kenaikan permukaan laut, serta frekuensi dan intensitas fenomena cuaca ekstrem seperti badai dan kekeringan. Dampak ini juga meluas ke ekosistem alami, menyebabkan gangguan pada habitat, distribusi spesies, dan interaksi ekologi, yang berdampak pada keanekaragaman hayati.
Untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh peningkatan gas rumah kaca dan perubahan iklim, upaya mitigasi dan adaptasi menjadi sangat penting. Langkah-langkah mitigasi meliputi transisi ke sumber energi terbarukan, peningkatan efisiensi energi, dan pengelolaan lahan yang berkelanjutan. Di sisi lain, langkah-langkah adaptasi mencakup pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap cuaca ekstrem, pengelolaan sumber daya air yang lebih baik, dan perlindungan terhadap wilayah pesisir.Selain itu, mengurangi konsumsi daging, memanfaatkan metode kompos, dan pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap perubahan iklim adalah beberapa tindakan konkret yang dapat diambil untuk mengurangi dampak gas rumah kaca.Dengan pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme dan dampak dari efek rumah kaca, serta melalui kolaborasi global yang kuat dan langkah-langkah konkret yang efektif, kita dapat melindungi planet kita dan memastikan kesejahteraan bagi generasi mendatang.
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistemd1051231041
Pirit merupakan zat di dalam tanah yang terbawa karena adanya arus pasang surut. Zat ini dapat membahayakan ekosistem sekitar apabila mengalami reaksi oksidasi dan penyebab utama mengapa tanah menjadi masam, karena mengandung senyawa besi dan belerang. Studi kasus ini bertujuan untuk menganalisis pembentukan, dampak, peran, pengaruh, hingga upaya pengelolaan lingkungan yang dapat dilakukan guna mengatasi masalah ekosistem yang terjadi.
2. Keanekaragaman hayati :
keanekaragaman yang ditunjukkan
dengan adanya variasi makhluk hidup
yang meliputi bentuk, penampilan,
jumlah, serta ciri lain
Perairan :
Suatu kumpulan massa air pada suatu wilayah
tertentu, baik yang bersifat dinamis (bergerak atau
mengalir) seperti laut dan sungai
maupun statis (tergenang) seperti danau.
4. Keanekaragaman Hayati Laut
Seluruh Filum Hewan
300.000 jenis diketahui
Perkiraan kemungkinan 500.000
Keanekaragaman tertinggi pada terumbu karang
5.
6. DISTRIBUSI BIODIVERSITY DI DUNIA
Distribusi penyebaran pada
Terumbu karang, Bakau,
Danau dan sungai
merupakan sistem yang
saling berhubungan dan
mempunyai peranan penting
dalam menyediakan
Keanekaragaman berupa
Ikan, rekreasi dan jalur
transportasi dan penyedia
jasa lainnya.
Danau
Sungai
Terumbu Karang
Bakau
7. - Kumpulan air asing (bersalinitas)dalam
jumlah yang luas dan berhubungan dengan
samudra .
- Bumi terdiri dari 71 % Laut dan 29 % daratan
- Laut terbagi atas Laut Tropis dan Sub Tropis
8. Menurut kedalamannya, ekosistem air
laut dibagi sebagai berikut.
a. Litoral merupakan daerah yang berbatasan
dengan darat.
b. Neretik merupakan daerah yang masih dapat
ditembus cahaya matahari sampai bagian dasar
dalamnya ± 200 meter.
c. Batial merupakan daerah yang dalamnya
berkisar antara 200-2500 m
d. Abisal merupakan daerah yang lebih jauh dan
lebih dalam dari pantai (1.500-10.000 m).
9.
10.
11. Jenis Organisme Akuatik :
• Plankton, bergerak pasif mengikuti aliran air
dibedakan mejadi fitoplankton dan zooplankton
• Nekton, bergerak aktif (berenang), contoh : ikan,
katak, serangga air, dll
• Neuston, hidup mengapung, contoh : teratai, eceng
gongdok, dll
• Bentos, melekat dan merayap di dasar perairan,
contoh : siput, cacing, udang, kerang, dll
• Perifiton, menempel pada organism atau permukaan
benda lain
12. Menurut wilayah permukaannya secara horizontal, berturut-turut
dari tepi laut semakin ke tengah, laut dibedakan
sebagai berikut.
a. Epipelagik merupakan daerah antara
permukaan dengan kedalaman air sekitar 200
m.
b. Mesopelagik merupakan daerah dibawah
epipelagik dengan kedalam an 200-1000 m.
Hewannya misalnya ikan hiu.
c. Batiopelagik merupakan daerah lereng benua
dengan kedalaman 1000-4000 m. Hewan yang
hidup di daerah ini misalnya gurita.
13. d. Abisalpelagik merupakan daerah dengan
kedalaman mencapai 4.000m; tidak terdapat
tumbuhan tetapi hewan masih ada. Sinar
matahari tidak mampu menembus daerah ini.
e. Hadal pelagik merupakan bagian laut
terdalam (dasar). Kedalaman lebih dari 6.000
m. Di bagian ini biasanya terdapat lele laut
dan ikan Taut yang dapat mengeluarkan
cahaya. Sebagai produsen di tempat ini adalah
bakteri yang bersimbiosis dengan karang
tertentu.
14.
15. Berdasarkan intensitas cahayanya, ekosistem
laut dibedakan menjadi 3 bagian:
a. Daerah fotik: daerah laut yang masih dapat
ditembus cahaya matahari, kedalaman maksimum
200 m.
b.Daerah twilight: daerah remang-remang, tidak
efektif untuk kegiatan fotosintesis, kedalaman
antara 200 - 2000 m.
c. Daerah afotik: daerah yang tidak tembus cahaya
matahari.
16. Biodiversity Zona Litoral
– Berada di tepi laut (pantai)
– Menyediakan tempat bagi kebanyakan ikan dan udang, kepiting untuk
membesarkan anak-anaknya.
– Biasanya dikelilingi oleh daratan yang membentuk hutan bakau
17. Biodiversity Zona Neritik
Ekosistem Terumbu Karang
1. Suatu ekosistem yang dibangun
oleh hewan-hewa karang
ex.coelenterata
2. Tumbuh sampai kedalaman 40
m, akan tumbuh dgn baik pada
kedalaman 25 m.
3. Memiliki produktivitas primer
yang tinggi
4. 25 % ikan yang dikomsumsi
berasal dari ekosistem t.
Karang
5. Syarat hidup : Ada cahaya
matahari, air jernih, Suhu 25 –
30o
C, Salinitas 27 – 35 ppt
18. Lanjutan
Ekosistem Terumbu Karang
-Berperan sebagai daerah perkembangbiakan ikan, rumput laut dll
-Ekosistem yang mudah rusak oleh polusi, pencemaran, dll
19. Lanjutan terumbu karang
Beberapa komponen dan interaksi di dalam suatu ekosistem terumbu karang. semua
organisme yang mati akan decomposer menjadi organik dan mineral dan akan
digunakan oleh tumbuhan laut dst. Panah yang diwarnai menandai (adanya)
perpindahan perihal dan energi antara produsen, konsumen utama ( pemakan
tumbuhan), konsumen tingkat yang lebih tinggi atau sekunder ( binatang pemakan
daging), dan decomposers.
Produsen ke
konsumen
utama
Utama
ke sekunder
konsumen
sekunder Untuk
tingkat yang
lebih tinggi
konsumen
Semua produsen
dan
konsumen untuk
decomposers
20. Ekosistem Lamun
Padang lamun adalah
ekosistem khas laut
dangkal di perairan
hangat dengan dasar pasir
dan didominasi
tumbuhan lamun,
sekelompok tumbuhan
anggota bangsa
Alismatale yang
beradaptasi di air asin.
21. Secara ekologi padang lamun mempunyai beberapa
fungsi penting bagi wilayah pesisir, yaitu:
1. produsen detritus dan zat hara;
2. mengikat sedimen dan menstabilkan
substrat yang lunak, dengan sistem
perakaran yang padat dan saling
menyilang;
(1) sebagai tempat berlindung, mencari
makan, tumbuh besar dan memijah
bagi beberapa jenis biota laut,
terutama yang melewati masa
dewasanya di lingkungan ini; dan
(2) sebagai tudung pelindung yang
melindungi penghuni padang lamun
dari sengatan matahari.
(3) Daun lamun yang lebat akan
memperlambat gerakan air akibat
arus dan ombak sehingga perairan
menjadi tenang.
23. Ekosistem Estuari
Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai
dengan laut. Estuari sering dipagari oleh lempengan
lumpur intertidal yang luas atau rawa garam.
Salinitas air berubah secara bertahap mulai dari
daerah air tawar ke laut. Salinitas ini juga dipengaruhi
oleh siklus harian dengan pasang surut airya. Nutrien
dari sungai memperkaya estuari.
24. Secara singkat peran ekologi estuaria yang penting adalah sebagai
berikut:
Merupakan sumber zat hara dan bahan organik bagi bagian
estuari yang jauh dari garis pantai maupun yang berdekatan
denganya lewat sirkulasi pasang surut (tidal circulation).
Menyediakan habitat bagi sejumlah spesies ikan yang ekonomis
penting sebagai tempat berlindung dan tempat mencari makan
(feeding ground).
Memenuhi kebutuhan bermacam spesies ikan dan udang yang
hidup dilepas pantai, tetapi bermigrasi keperairan dangkal dan
berlindung untuk memproduksi dan/atau sebagai tempat
tumbuh besar (nursery ground) anak mereka.
Sebagai potensi produksi makanan laut di estuaria yang sedikit
banyak didiamkan dalam keadaan alami
Perairan estuaria secara umum dimanfaatkan manusia untuk
tempat pemukiman,
Tempat penangkapan dan budidaya sumberdaya ikan
Jalur transportasi, pelabuhan dan kawasan industry
25. Karakteristik Estuaria
Perpaduan antara beberapa sifat fisik estuaria
mempunyai peranan yang penting terhadap kehidupan
biota estuaria. Beberapa sifat fisik yang penting adalah
sebagai berikut:
2. Substrat
3. Sirkulasi Air
1. Salinitas
4. Pasang Surut
5. Penyimpanan Zat
Hara
26. Rantai Makanan Estuaria
Rantai Makanan adalah peristiwa perpindahan
energi dari tingkat produsen ke tingkat
konsumen teratas melalui proses makan
memakan.
Pada estuaria, diuraikan tiga bagian terbesar dalam
rantai makanan yaitu:
•Phytoplankton,
•Zooplankton, dan
•Infauna benthic.
27.
28.
29. MANGROVE
Mangrove merupakan
karakteristik dari bentuk
tanaman pantai, estuari
atau muara sungai, dan
delta di tempat yang
terlindung daerah tropis
dan sub tropis.
30. Fungsi Mangrove
1. produsen detritus dan zat hara;
2. mengikat sedimen dan
menstabilkan substrat yang
lunak, dengan sistem perakaran
yang padat dan saling menyilang;
3. sebagai tempat berlindung,
mencari makan, tumbuh besar
dan memijah bagi beberapa jenis
biota laut, terutama yang
melewati masa dewasanya di
lingkungan ini.
32. Ekosistem Air Tawar
Ekosistem air tawar adalah ekosistem yang lingkungan
eksternalnya dikuasai dan diungguli oleh air tawar. Ekosistem
air tawar juga sering dikatakan sebagai ekosistem perantara
antara ekosistem darat dengan ekosistem air laut.
Berdasarkan intensitas cahaya, ekosistem air tawar dibedakan
menjadi 3 daerah yaitu :
1. Daerah Litoral
2. Daerah Limnetik
3. Daerah Profundal
Ekosistem air tawar di bedakan menjadi 2 yaitu :
1. Ekosistem air tenang (lentik)
2.Ekosistem air mengalir (lotik)
33. Klasifikasi Ekologi Organisme Air tawar
1. Berdasarkan kedudukannya dalam rantai
makanan
a. Autotrof (produser)
b. Phagotrof (makrokonsumer)
c. Sapotrof (mikrokonsumer/dekomposer)
2. Berdasarkan bentuk hidup/kebiasaan hidup
Benthos, perifiton, plankton, nekton, neuston
34. Biota Ekosistem Air Tawar
Produsen : ganggang, spermatofita akuatik
Konsumen 1: Molluska, serangga air, udang-udangan
(Crustacea) dan ikan
Konsumen 2: Anelida, Rotifera, protozoa dan
cacing
Saprotrof: bakteri air dan fungi
43. Rawa : kawasan lahan rendah yang senantiasa memiliki
kepekaan tergenang air, baik pada kurun waktu
tertentu maupun sepanjang tahun.
44. Produsen
untuk
utama
konsumen
utama Untuk
sekunder
konsumen
sekunder
Untuk
tingkat yang
lebih tinggi
konsumen
Semua konsumen
dan produsen
ke decomposer
Beberapa Komponen Dan Interaksi di dalam
suatu ekosistem rawa yang punya kadar garam
di dalam suatu area hangat atau kondisi dingin.
Panah yang diwarnai menandai (adanya)
perpindahan perihal dan energi antara
konsumen ( pemakan tumbuhan), tingkat yang
lebih tinggi atau sekunder konsumen ( binatang
pemakan daging), dan decomposers. Foto
menunjukkan suatu rawa bergaram di Negara
Peru.
45. KEANEKARAGAMAN HAYATI
memiliki nilai pilihan dalam hal potensi untuk
menyediakan keuntungan masa depan bagi
manusia seperti obat-obatan, pakan, bahan baku
industri, potensi rekreasi & ekoturisme, dll.
46. Keanekaragaman hayati terbesar …..> di daerah
tropik, meskipun luasnya hanya 7% dari luas
bumi, tetapi lebih dari 50% spesies dunia dapat
ditemukan di sini.
T R O P I K
47. KOMPONEN Keanekaragaman hayati
dapat diberikan nilai ekonomi
(langsung dan tidak langsung)
Langsung:
-konsumtif : dikonsumsi secara lokal
(obat-obatan, bahan bangunan, kayu
bakar, kapur, bahan industri
-Produktif: produk yang dipanen dari
alam dan dijual bebas (ikan, udang
kepiting, kerang2-an, dll.)
Tidak langsung:
tidak panen langsung, tetapi
memberikan manfaat melalui system
yang menguntungkan
48. AKTIVITAS MANUSIA YANG MERUSAK PERAIRAN :
Membuang sampah ke laut dan pantai yang dapat mencemari air laut
Membawa pulang ataupun menyentuh terumbu karang saat menyelam, satu
sentuhan saja dapat membunuh terumbu karang
Pemborosan air, semakin banyak air yang digunakan maka semakin banyak
pula limbah air yang dihasilkan dan dibuang ke laut.
Penggunaan pupuk dan pestisida buatan, seberapapun jauh letak pertanian
tersebut dari laut residu kimia dari pupuk dan pestisida buatan pada akhinya
akan terbuang ke laut juga.
Membuang jangkar pada pesisir pantai secara tidak sengaja akan merusak
terumbu karang yang berada di bawahnya.
Penambangan
Pembangunan pemukiman
Reklamasi pantai yang tidak sesuai dengan prosedur
Polusi atau pencemaran air oleh limbah industri, perkapalan dll
Penangkapan ikan dengan cara yang salah, seperti menggunakan pukat
harimau (trawl fishing), pemakaian bom ikan dan penggunaan racun sianida.
50. UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN
BIODIVERSITY PERAIRAN
Langkah yang bisa diberikan dalam rangka
pelestarian lingkungan melalui ekosistem
perairan dari keanekaragaman hayati tertentu
dan memberikan manfaat secara berkelanjutan
adalah dengan cara konservasi perairan
51. Kawasan Konservasi Perairan
ditetapkan berdasarkan kriteria:
a. memiliki keterwakilan ekosistem;
b. memiliki kemampuan daya pulih;
c. mempertimbangkan faktor resiko
pengulangan;
d. habitat jenis ikan langka, endemik
dan/atau terancam punah;
e. memiliki keanekaragaman hayati
perairan yang tinggi;
f. merupakan wilayah beruaya bagi biota
perairan; dan/atau
g. mempunyai kondisi biota dan fisik
lingkungan perairan yang masih
alami.
Penetapan Kawasan Konservasi Perairan harus juga mempertimbangkan
aspek sosial, ekonomi, regional, dan pragmatik.
52. Konservasi genetika ikan dilakukan
dengan tujuan :
a. menjaga kemurnian genetika; dan
b. menjamin pemanfaatan plasma
nutfah dalam rangka pelestarian
sumber daya ikan.
Konservasi genetika ikan dilakukan
melalui upaya:
a. pemuliaan jenis ikan;
b. rekayasa genetika ikan; dan
c. pemeliharaan dan
pengembangbiakan.
53. Penggolongan jenis ikan/organisme
dilakukan berdasarkan:
a. tingkat kepunahan;
b. endemisitas; dan
c. tingkat kelangkaan.
Status perlindungan jenis
organisme meliputi:
a. ikan yang dilindungi;
b. ikan yang dilindungi terbatas
c. ikan yang tidak dilindungi.
54. Jenis organisme yang dilindungi, apabila
memenuhi kriteria:
a. langka;
b. populasi kecil;
c. adanya penurunan jumlah yang tajam;
d. tingkat reproduksinya rendah;
e. daerah penyebaran terbatas (endemik);
dan/atau
f. ancaman akibat tingkat eksploitasi yang
tinggi.
Jenis ikan tertentu dapat ditetapkan sebagai ikan
yang dilindungi terbatas, apabila memenuhi kriteria:
a. ikan berada pada fase pemijahan;
b. ikan berada dalam fase asuhan;
c. termasuk dalam jenis ikan beruaya;
d. ikan dalam kondisi matang gonad; dan/atau
e. ikan dalam ukuran panjang dan berat tertentu.
55. Kepunahan suatu populasi dapat terjadi dari penurunan
keanekaragaman suatu species baik yang ada di darat maupun di
lautan.
Kepunahan tersebut antara lain disebabkan oleh adanya kerusakan
suatu ekosistem.
Pengalihan fungsi lahan dan penangkapan ikan secara deskruktif akan
berpengaruh terhadap ekosistem, misalnya pengalihan fungsi lahan dari
habitat ikan menjadi lahan pertambangan; dan penangkapan ikan
dengan menggunakan bahan kimia akan berpengaruh terhadap habitat
suatu ekosistem.
Terputusnya rantai ekosistem tersebut maka akan berpengaruh
terhadap populasi suatu species.
56. Untuk menjaga kelangsungan sumberdaya hayati wilayah pesisir di
perlukan upaya konservasi dengan menyisihkan kantong-kantong wilayah
alami yang memiliki berbagai tipe ekosistem pesisir dan laut dikelola
sebagai kawasan konservasi perairan (KKP) dan pentingnya memperketat
perundang-undangan dan mempertegas berupa sanksi.
Kawasan Konservasi Laut Daerah sebagai salah satu bentuk KKP,
merupakan salah satu kawasan tempat terjadinya proses ekologis
kehidupan seperti terumbu karang, padang lamun, bakau dan sebagainya
dengan fungsi-fungsi tertentu yang bertujuan untuk mewujudkan
kelestarian sumberdaya ikan, keseimbangan ekosistem serta untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mutu kehidupan di masa-masa
yang akan datang.
Jumlah spesies pada lautan mencapai 300.000, yang meliputi seluruh filum (kecuali Onychophora), dengan perkiraan mencapai 500.000 jenis total.
Endemisme jarang terjadi karena air laut saling terhubung.
Kekayaan jenis tertinggi pada terumbu karang.
Decomposer : Dekomposer adalah mikroorganisme yang bertugas sebagai pengurai bahan organik menjadi bahan anorganik. Bahan organik yang diuraikan biasanya berasal dari limbah rumah tangga, atau bangkai makhluk hidup yang mati. Bahan anorganik yang di hasilkan dari aktivitas dekomposer nantinya dapat di gunakan sebagai sumber nutrisi tumbuhan hijau untuk meneruskan siklus hidupnya.