SlideShare a Scribd company logo
1 of 42
STRATEGI
PEMANFAATAN RUANG LAUT NASIONAL
Disampaikan Oleh:
DIREKTUR JENDERAL
PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL
DIREKTORAT JENDERAL PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL
DEPARTEMEN KELAUTAN DAN PERIKANAN
Pada Rakerda BKTRN 2004 di Pekanbaru, 8 Maret 2004
OUTLINE PRESENTASI
1. LATAR BELAKANG.
2. INTEGRASI DAN KETERPADUAN PENGELOLAAN PESISIR
DAN KELAUTAN TERPADU
3. VISI DAN MISI PEMBANGUNAN PESISIR DAN PULAU-
PULAU KECIL
4. STRATEGI IMPLEMENTASI
5. PENATAAN RUANG LAUT, PESISIR DAN PULAU-PULAU
KECIL
6. STRATEGI PEMANFAATAN RUANG LAUT NASIONAL.
7. UPAYA PENATAAN RUANG LAUT, PESISIR DAN PULAU-
PULAU KECIL
8. INSTRUMEN DALAM PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR
DAN PULAU PULAU KECIL
9. PENUTUP.
1. LATAR BELAKANG
 Wilayah Laut Nasional mempunyai potensi
keanekaragaman, kekayaan sumberdaya alam dan jasa
lingkungan yang sangat besar.
 Namun demikian, potensi sumberdaya kelautan tersebut
belum dapat dimanfaatkan secara optimal dan terpadu;
 Wilayah perairan laut nasional juga merupakan wilayah
yang ‘open access’ dan ada berbagai stakeholders dengan
kepentingan yang berbeda sehingga rawan konflik
pemanfaatan ruang;
 Pentingnya menyiapkan landasan bagi pemanfaatan ruang
kelautan dalam rangka menserasikan berbagai kegiatan
baik antarsektor maupun antarwilayah.
 Diperlukan strategi pemanfaatan ruang perairan yang
komprehensif dan terpadu agar pemanfaatan sumberdaya
dapat optimal dan lestari.
1.1. ISSUES DAN MASALAH PEMBANGUNAN
WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL
 Pemanfaatan sumberdaya kelautan masih jauh dari optimal,
 Adanya perbedaan kepentingan yang cenderung menjurus ke
konflik kepentingan antar sektor serta stakeholder lainnya,
 Lemahnya peraturan perundangan dalam hal pengaturan
pengelolaan
 Kerusakan habitat akibat pengelolaan yang tidak terkendali (over
eksploitasi, polusi)
 Masih minimnya peranan masyarakat dalam proses pengambilan
keputusan pengelolaan, mengakibatkan masih kurang tersentuhnya
usaha perbaikan tingkat kesejahteraan masyarakat,
 Adanya potensi konflik antar daerah yang berbatasan
 Masih kurangnya data dan informasi Potensi sumberdaya kelautan
 Belum adanya rencana tata ruang pesisir, lautan dan pulau-pulau
kecil yang terpadu.
1.2. POTENSI PEMBANGUNAN SUMBERDAYA
PESISIR, LAUT DAN PULAU-PULAU KECIL
1. Sumberdaya yang dapat diperbaharui : (DKP)
- Perikanan (Tangkap, Budidaya, dan Pascapanen)
- Hutan Mangrove - Pulau-Pulau Kecil.
- Terumbu Karang
- Industri Bioteknologi Kelautan
2. Sumberdaya yang tak dapat diperbaharui:
- Minyak Bumi dan Gas
- Harta Karun. (DKP)
- Bahan Tambang dan Mineral lainnya
3. Energi Kelautan:
- Pasang Surut
- Gelombang
- Angin
- OTEC (Ocean Thermal Energy Conversion)
4. Jasa-Jasa Lingkungan
- Pariwisata
- Perhubungan dan Kepelabuhanan.
- Penampung (Penetralisir) Limbah
1.3. PERAN SEKTOR KELAUTAN DALAM
PEREKONOMIAN NASIONAL
• Kontribusi sektor kelautan nasional tahun 1998 baru
mencapai 20,06%.
• Perbandingan kontribusi sektor kelautan di negara lain :
Islandia (65%), Cina (48%), Jepang (54%).
• Indonesia berada pada posisi 27 dari 35 negara maritim
utama di dunia.
• Peran angkutan laut Indonesia masih terbatas  peran
sarana angkutan laut nasional dalam perdagangan
internasional kurang dari 5%.
• Tingkat pemanfaatan sumberdaya perikanan laut baru
mencapai 63,49% dari potensi lestari.
• Keterbatasan peran Indonesia dalam pasar dunia di sektor
perikanan.
• Potensi sumberdaya mineral belum dimanfaatkan secara
optimal.
 Kawasan pesisir sangat produktif dan mengandung
potensi pembangunan yang tinggi.
 85% kehidupan biota laut tropis bergantung pada
ekosistem pesisir (Odum and Teal, 1976;
Berwick,1982)
 Coastal zone (6%of the world’s surface)
comprising the nearshore marine environments (I.e
estuaries, coastal wetlands, mangroves, coral
reefs, continental shelves) provides 43% of the world’s
ecosystem goods and services (Costanza, et.al, 1997)
 90% hasil tangkap ikan berasal dari laut dangkal/pesisir
(FAO, 1998)
1.4. MENGAPA KAWASAN PESISIR HARUS
DIKELOLA DENGAN BAIK ?
 Kawasan pesisir menerima dampak negatif berupa pencemaran,
sedimentasi, dan perubahan regim hidrologi akibat aktivitas
manusia & pembangunan di daratan.
 80% masyarakat pesisir masih miskin (BPS, 1998)
 Kawasan pesisir merupakan multiple-use zone :
- Kemudahan akses transportasi
- Lahan darat dan perairan yang subur
- Relatif mudah dan murah sebagai pembuangan limbah
- Kemudahan akses mendapatkan water cooling untuk
industri
- Keindahan Panorama
Oleh karena itu :
 50%-70% dari jumlah penduduk dunia (5,3 milyar)
tinggal di kawasan pesisir (Edgren, 1993)
 2/3 kota-kota besar dunia terdapat di wilayah
pesisir (Cicin-Sain dan Knecht, 1998)
Lanjutan…
2. INTEGRASI DAN KETERPADUAN
PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN
KELAUTAN TERPADU
Economic
Pressure
Political
Pressure
Coastal
Resources
Management
Measure
Users Exploitation
Rehabilitation
•Fisheries
•Aquaculture
•Agriculture
•Mining
• Urban
development
• Navigation
• Port and
harbours
development
• Recreation
• Human
settlement
• Industry site
3. VISI DAN MISI PEMBANGUNAN
PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL
Visi : “Sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil
sebagai sumber penghidupan yang lestari”.
Misi : Meningkatkan kualitas sumberdaya untuk
mendorong pembangunan ekonomi di wilayah pesisir dan
pulau-pulau kecil secara berkelanjutan melalui
pemberdayaan masyarakat, optimalisasi pemanfaatan
sumberdaya dan ruang, dengan memperhatikan prinsip-
prinsip konservasi
4. STRATEGI IMPLEMENTASI
• PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
PESISIR
• PENINGKATAN KUALITAS
SUMBERDAYA PESISIR
• PENGELOLAAN KONSERVASI DAN
TAMAN NASIONAL LAUT
• PENATAAN RUANG LAUT, PESISIR
DAN PULAU-PULAU KECIL
• PENGELOLAAN PULAU-PULAU
KECIL
5. 1. ISU DAN PERMASALAHAN
PENATAAN RUANG WILAYAH
PESISIR, LAUT DAN PPK
 Rendahnya Keterkaitan Antar Kawasan
Kesenjangan Wilayah
 Minimnya Perhatian Pembangunan thd
Pulau-pulau Kecil (khususnya perbatasan)
 Rendahnya Dukungan Prasarana Wilayah
 Tidak optimalnya kegiatan penataan ruang
 Keterbatasan Akses Informasi
5. PENATAAN RUANG LAUT, PESISIR
DAN PULAU-PULAU KECIL
TATA RUANG SEBAGAI ALAT PENGELOLAAN
KAWASAN PESISIR, LAUT DAN PULAU-PULAU KECIL
PERANAN TATA RUANG DI KAWASAN PESISIR, LAUT DAN
PULAU-PULAU KECIL DIMAKSUDKAN UNTUK MEMANFAATKAN
RUANG SECARA HARMONIS
ANTARA
PEMANFAATAN SUMBERDAYA SECARA TERPADU
UNTUK PENINGKATAN KESEJAHTERAAN RAKYAT
DAN
MELINDUNGI KELESTARIAN EKOSISTEM
5.2. PENTINGNYA PENATAAN RUANG
WILAYAH LAUT, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL
5.3. TUJUAN PENATAAN RUANG
KELAUTAN NASIONAL
1. Mempersiapkan dukungan ruang bagi pengembangan kegiatan pemanfaatan SDA
pesisir dan laut serta fungsi perlindungan lingkungan.
2. Mempersiapkan wilayah pesisir dan laut untuk berperan dalam perkembangan
global yang memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi kepentingan nasional.
3. Membantu mengurangi kesenjangan perkembangan antar-bagian wilayah
nasional sesuai potensi dan daya dukung lingkungan.
4. Membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama masyarakat
marjinal di wilayah pesisir dan masyarakat pulau-pulau kecil.
5. Memperkuat akses antar bagian wilayah nasional sebagai negara kesatuan.
6. Memperkuat kesatuan wilayah nasional melalui kawasan perbatasan dengan
negara lain.
7. Mempertahankan dan meningkatkan kelestarian lingkungan pesisir dan laut
berfungsi lindung.
8. Memperbaiki dan merehabilitasi kerusakan dan penurunan kualitas lingkungan
di wilayah pesisir dan laut dan memulihkan daya-dukung dan daya tampung
lingkungan setempat.
6. STRATEGI PEMANFAATAN
RUANG LAUT NASIONAL
a. STRUKTUR RUANG LAUT NASIONAL.
b. PEMANFAATAN RUANG LAUT NASIONAL
c. PENGEMBANGAN GUGUS PULAU-PULAU KECIL
d. PENGEMBANGAN KERJASAMA ANTAR KAWASAN
6.1. STRUKTUR RUANG LAUT
NASIONAL.
• Unsur Pembentuk Struktur Ruang Laut
– Pusat-pusat & Kawasan Strategis
– Simpul Perhubungan Laut
– Pertimbangan Perkembangan Wilayah Dan/Atau Hankamnas
• Kepentingan Dalam Pemanfaatan Ruang Kelautan Nasional
– Pemanfaatan Potensi Sda Dan Jasa Lingkungan.
– Pelestarian Dan Pengendalian Kerusakan Dan Penurunan
Kualitas Lingkungan.
– Percepatan Perkembangan Wilayah Dalam Kerangka
Keseimbangan Pembangunan Nasional & Kesatuan Wilayah
Nasional
PETA STRUKTUR RUANG
KELAUTAN NASIONAL
PETA RENCANA PENGEMBANGAN
TRANSPORTASI LAUT
LINTAS UTARA  Natuna – Batam – Kalbar; Sangihe Talaud – Sulut - Halmahera
LINTAS TENGAH  Bangka Belitung – Kalbar; Kaltim – Sulteng; Sulteng – Maluku – Papua
LINTAS SELATAN  Sumatera – Jawa – NTB – NTT - Papua
LINTAS UTARA-SELATAN  Jawa – Kalimantan; NTB & NTT – Sulawesi; NTT – Maluku & Papua
6.2. PEMANFAATAN RUANG LAUT
NASIONAL
– Arahan Kawasan Lindung Laut
– Arahan Kawasan Budidaya
– Arahan Kawasan Strategis Laut Nasional
– Arahan Kawasan Andalan Laut
PETA KAWASAN LINDUNG
LAUT NASIONAL
PETA KAWASAN ANDALAN
KELAUTAN NASIONAL
13 (TIGA BELAS) KAWASAN PEMANFAATAN RUANG LAUT
YANG POTENSIAL UNTUK DIKERJASAMAKAN:
NO
. KAWASAN LINGKUP WILAYAH PUSAT PENGEMBANGAN PERAIRAN (LAUT/TELUK/SELAT)
1. Sumatera Bagian Barat NAD, Sumut, Sumbar,
Bengkulu, Lampung
Padang, Sabang, Bengkulu,
Lampung
Samudera Hindia (Sabang-Semeuleu,
Nias, Mentawai, Bengkulu, lampung )
2. Selat Karimata-Laut
Cina Selatan
Kalbar, Kep. Riau, Bangka
Belitung, Lampung
Batam, Pontianak, Pangkal
Pinang
Batam, Natuna, Babel, Ketapang
3. Selat Makassar-Laut
Sulawesi
Kaltim, Kalsel, Sulut, Sulteng,
Sulsel
Balikpapan, Makassar Pulau Laut, Tarakan-Nunukan
Bontang-Mahakam, Tel Palu
Barat, Sulsel
4. Jawa Bagian Selatan Banten, Jabar, Jateng, DI
Yogyakarta, Jatim, Bali
Denpasar Banten, Cilacap, Pangandaran, Malang
Selatan, Selat Bali
5. Bali – Nusa Tenggara Bali, NTT, NTB Denpasar, Mataram, Kupang Bali, Lombok, Sawu-Sumba
6. Teluk Tolo-Kepulauan
Sula-Laut Banda
Sultra, Maluku Utara, Maluku Kendari Teluk Tolo, Laut Maluku, Laut Banda (Kep.
Banggai, Kep. Sula, Pulau Buru)
7. Teluk Bone Sultra, Sulsel Makassar, Kendari Teluk Bone, P. Buton, P.Muna Kep.Tukang
Besi, Kep.Bonerate
8. Teluk Tomini Sulut, Sulteng, Sultra Menado, Gorontalo Teluk Tomini, Kep Togean, Laut Sulawesi
9. Laut Sulawesi Sulut, Maluku Utara Menado, Ternate Laut Sulawesi, Laut Maluku
10. Laut Banda-Laut
Arafura
Maluku Ambon, Tual, Saumlaki Laut Banda, Kep Tanimbar
Kep Kai, Kep Aru
11. Papua Utara Papua Jayapura, Biak Tel. Cenderawasih dsk.,
Samudera Pasifik
12. Halmahera-Kepala
Burung-Teluk Bintuni
Maluku Utara, Papua Ternate, Sorong P. Halmehara dsk., Raja Ampat
Teluk Bintuni
13. Papua Selatan Papua, Maluku Merauke, Timika Laut Aru, Laut Arafura
6.3. PENGEMBANGAN
GUGUS PULAU-PULAU KECIL
 Mengelompokkan pulau-pulau kecil yang tersebar di wilayah
NKRI berdasarkan lokasi geografis dan kondisi fisik, sosial,
ekonomi, budaya, politik dan keamanan.
 Menetapkan pulau-pulau kecil yang berpotensi tinggi sebagai
kawasan prioritas dengan dukungan sarana dan prasarana
wilayah.
 Pengembangan kerjasama terpadu antar kawasan perairan,
baik antar sektor ataupun antar daerah. Kerjasama
menyangkut penyediaan sarana prasarana, pengaturan
kegiatan di kawasan pulau-pulau kecil.
 Meningkatkan aksesibilitas dari dan menuju pulau-pulau
kecil dengan cara peningkatan peran sarana dan prasarana
perhubungan
a.
b. PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN
PULAU-PULAU KECIL DALAM MENOPANG
PEMBANGUNAN NASIONAL
• Konservasi: Taman Nasional Laut,
Taman Wisata Alam,Cagar Alam, dan
Suaka Margasatwa
• Budidaya Laut (mariculture)
• Industri perikanan tangkap terpadu
• Industri bioteknologi
• Pariwisata Bahari
• Pertanian dan Peternakan
• Industri ramah lingkungan
• Pendidikan dan Penelitian
 Prioritas pada Pulau-pulau Kecil
terluar
c. STRATEGI PENDAYAGUNAAN PPK
• Menyusun basis data bio-fisik, sosekbud, dan kelembagaan
92 pulau terluar
• Menyusun rencana tata ruang, development plan dan
investment plan
• Membuat Peraturan Pengelolaan khusus untuk pulau terluar
• Membangun infrastruktur dasar dan fasilitas pelayanan
publik
• Dengan dana APBN/APBD, swasta, atau kombinasi keduanya
mengembangkan 8 program pembangunan ekonomi sesuai
dengan karakteristik masing-masing pulau atau gugusan
pulau
 Perlu Pengembangan SDI
(Small Island Development
Index) yang Berbasis :
• Resources Based Economics
• Regional Economics
• Walfare Economics
• Sustainability
 Melakukan sosialisasi perlunya pengamanan pulau-
pulau kecil terluar kepada semua pihak terkait
Sambungan . . .
d. KEGIATAN-KEGIATAN
DI PULAU-PULAU KECIL
1. Konservasi
2. Budidaya Laut (Mariculture)
3. Kepariwisataan
4. Usaha Penengkapan dan Industri Perikanan Secara Lestari
5. Pertanian Organik dan Peternakan Skala rumah Tangga
6. Industri Teknologi Tinggi Non Ekstraktif
7. Pendidikan dan Pelatihan
8. Industri Manufaktur dan Pengolahan Sepanjang Tidak Merusak
Ekosistem dan Daya dukung Lingkungan
6.4. PENGEMBANGAN KERJASAMA
ANTAR KAWASAN
 Pengembangan kerjasama antar kawasan
dibutuhkan untuk mengelola kawasan dengan
karakteristik yang spesifik dan melibatkan antar
sektor dan antar wilayah (propinsi/kabupaten).
 Kerja sama antar kawasan diperlukan karena
besarnya potensi yang dapat dimanfaatkan serta
menyangkut kewenangan lintas kabupaten atau
lintas propinsi.
a. BENTUK KERJASAMA ANTAR KAWASAN
 Kerjasama Antar Daerah, meliputi kebijakan,
pengaturan pengelolaan sumberdaya kelautan dan
perikanan serta kerjasama ekonomi
 Membentuk suatu Badan Pengelola bersama dalam
rangka memanfaatkan potensi kelautan secara optimal
dan lestari.
 Koordinasi penyediaan sarana dan prasarana
pendukung
 Pengembangan Jaringan Investasi dan Informasi
Usaha di bidang kelautan dan perikanan
 Pengembangan Kemitraan Usaha
 Penyerasian kewenangan Pengelolaan wilayah
KAWASAN PEMANFAATAN RUANG LAUT
SUMATERA BAGIAN BARAT
Lingkup Wilayah NAD, Sumut, Sumbar, Bengkulu, Lampung
Pusat Pengembangan Sabang, Padang, Bengkulu, Bandar Lampung
Sub Pusat
Pengembangan
Meulaboh, Sinabang, Sibolga, Nias, Padang
Pariaman, Painan, Muara Siberut, Kep.
Mentawai, Arga Makmur, Liwa, Tapak Tuan,
Air Bangis
INDIKASI KEGIATAN DALAM RANGKA
PENGEMBANGAN KERJASAMA ANTAR KAWASAN
INDIKASI
KEGIATAN
KOMODITI/
PRODUK
PUSAT
KEGIATAN
POLA
KERJASAMA
Pengembangan
Penangkapan Ikan
1. Ikan Pelagis
Besar,
2. Ikan Pelagis Kecil
1. Sibolga
2. Padang
3. Sabang
4. Nias
5. Pd. Pariaman
Pembentukan Badan
Usaha Bersama
Pengembangan
Pembudidayaan
Ikan
1. Budidaya Ikan,
2. Budidaya
Rumput Laut
1. Sinabang
2. Sibolga
3. Air Bangis
4. Pd. Pariaman
5. Kep. Mentawai
6. Painan
7. Argamakmur
8. Liwa
9. Bd. Lampung
Pembentukan
keterkaitan hulu hilir
produk perikanan
Pengembangan
Atraksi Wisata
Bahari
1. Wisata
Petualangan Laut
(Diving,
Snorkling)
2. Wisata Suaka
Alam Laut
3. Wisata Pantai
4. Wisata Alam
1. Kepulauan Nias
2. Kepulauan
Mentawai
3. Muara Siberut
4. Pulau Enggano
5. Krakatau
Pembentukan
keterkaitan antar
atraksi wisata
Pengembangan
Industri Pelayaran
dan Pengangkutan
1. Internasional
2. Nasional
1. Teluk Bayur
2. Panjang
Pembentukan
keterkaitan antar
pusat-pusat kegiatan
(perkotaan) dan atau
pasar
KAWASAN PEMANFAATAN RUANG LAUT
SELAT KARIMATA – LAUT CINA SELATAN
Lingkup Wilayah Kalbar, Kep. Riau, Bangka - Belitung
Pusat Pengembangan Pontianak, Batam, Pangkal Pinang
Sub Pusat
Pengembangan
Pemangkat, Mempawah, Singkawang,
Ketapang, Natuna, Tarempa, Tanjung Pinang,
Tj. Balai Karimun, Tembilahan, Kuala Tungkal,
Muara Sabak, Palembang, Sungai Liat, Tj.
Pandan
INDIKASI KEGIATAN DALAM RANGKA
PENGEMBANGAN KERJASAMA ANTAR KAWASAN
INDIKASI
KEGIATAN
KOMODITI/
PRODUK
PUSAT
KEGIATAN
POLA
KERJASAMA
Pengembangan
Penangkapan Ikan
1. Ikan Pelagis
Besar,
2. Ikan Pelagis Kecil
3. Ikan Demersal
1. Pemangkat
2. Tj. Pandan
3. Ketapang
4. Tarempa
5. Teluk Batang
6. Sungai Liat
Pembentukan Badan
Usaha Bersama
Pengembangan
Pembudidayaan
Ikan
1. Budidaya Ikan,
2. Budidaya Kerang,
3. Budidaya
Rumput Laut
1. Pangkal Pinang
2. Tj. Pandan
3. Sungai Liat
4. Tj. Pinang
5. Muara Sabak
6. Kuala Tungkal
7. Tembilahan
Pembentukan
keterkaitan hulu hilir
produk perikanan
Pengembangan
Atraksi Wisata
Bahari
1. Wisata
Petualangan Laut
(Diving,
Snorkling)
2. Wisata Suaka
Alam Laut
3. Wisata Pantai
1. Pontianak
2. Batam
3. Pangkal Pinang
4. Tj. Pandan
5. Natuna
Pembentukan
keterkaitan antar
atraksi wisata
Pengembangan
Industri Pelayaran
dan Pengangkutan
1. Internasional
2. Nasional
3. Regional
1. Pontianak
2. Batam
3. Palembang
Pembentukan
keterkaitan antar
pusat-pusat kegiatan
(perkotaan) dan atau
pasar
KAWASAN PEMANFAATAN RUANG LAUT
SELAT MAKASSAR – LAUT SULAWESI
Lingkup Wilayah Kaltim, Kalsel, Sulut, Sulteng, Sulsel
Pusat Pengembangan Balikpapan, Makassar
Sub Pusat
Pengembangan
Tarakan, Tj. Redeb, Bontang, Samarinda,
Muara Jawa, Batulicin, Kotabaru,
Banjarmasin, Barru, Pare-Pare, Mamuju, Palu,
Toli-Toli, Buol
INDIKASI KEGIATAN DALAM RANGKA
PENGEMBANGAN KERJASAMA ANTAR KAWASAN
INDIKASI
KEGIATAN
KOMODITI/
PRODUK
PUSAT
KEGIATAN
POLA
KERJASAMA
Pengembangan
Penangkapan Ikan
1. Ikan Pelagis
Besar,
2. Ikan Pelagis Kecil
3. Ikan Demersal
4. Ikan Lainnya
1. Banjarmasin
2. Tarakan
Pembentukan Badan
Usaha Bersama
Pengembangan
Pembudidayaan
Ikan
1. Budidaya Ikan,
2. Budidaya
Rumput Laut
1. Kotabaru
2. Muarajawa
3. Bontang
4. Makassar
5. Barru
6. Pare-Pare
7. Toli-Toli
8. Mamuju
Pembentukan
keterkaitan hulu hilir
produk perikanan
Pengembangan
Atraksi Wisata
Bahari
1. Wisata
Petualangan Laut
(Diving,
Snorkling)
2. Wisata Suaka
Alam Laut
3. Wisata Cagar
Alam
4. Wisata Pantai
1. Pulau Derawan
(Tj. Redeb)
2. Balikpapan
3. Kep.
Kapoposang
4. Pare-Pare
Pembentukan
keterkaitan antar
atraksi wisata
Pengembangan
Industri Pelayaran
dan Pengangkutan
1. Internasional
2. Nasional
3. Regional
1. Makassar
2. Balikpapan
3. Banjarmasin
4. Samarinda
Pembentukan
keterkaitan antar
pusat-pusat kegiatan
(perkotaan) dan atau
pasar
INDIKASI KEGIATAN DALAM RANGKA
PENGEMBANGAN KERJASAMA ANTAR KAWASAN
INDIKASI
KEGIATAN
KOMODITI/
PRODUK
PUSAT
KEGIATAN
POLA
KERJASAMA
Pengembangan
Penangkapan Ikan
1. Ikan Pelagis
Besar,
2. Ikan Pelagis Kecil
3. Ikan Demersal
4. Ikan Lainnya
1. Gorontalo
2. Poso
Pembentukan Badan
Usaha Bersama
Pengembangan
Pembudidayaan
Ikan
1. Budidaya Ikan,
2. Budidaya Kerang,
3. Budidaya Mutiara
1. Banggai
2. Palu
3. Poso
4. Tilamuta
5. Togean
6. Gorontalo
7. Kotamobagu
8. Bitung
Pembentukan
keterkaitan hulu hilir
produk perikanan
Pengembangan
Atraksi Wisata
Bahari
1. Wisata
Petualangan Laut
(Diving,
Snorkling)
2. Wisata Suaka
Alam Laut
3. Wisata Pantai
1. Menado
(Bunaken)
2. Bitung
3. Togean
4. Kep. Banggai
Pembentukan
keterkaitan antar
atraksi wisata
Pengembangan
Industri Pelayaran
dan Pengangkutan
1. Internasional
2. Nasional
3. Regional
1. Bitung
2. Gorontalo
3. Menado
4. Luwuk
Pembentukan
keterkaitan antar
pusat-pusat kegiatan
(perkotaan) dan atau
pasar
KAWASAN PEMANFAATAN RUANG LAUT
T E L U K T O M I N I
Lingkup Wilayah Sulut, Sulteng, Sultra, Gorontalo
Pusat Pengembangan Menado, Gorontalo
Sub Pusat
Pengembangan
Bitung, Kotamobagu, Tilamuta, Palu, Poso,
Togean, Luwuk, Banggai
NO.
SEKTOR/SUB
SEKTOR
INDIKASI KEGIATAN KEGIATAN USAHA
TERKAIT
POLA
KERJASAMA
ARAHAN PUSAT
KEGIATAN
JENIS KEGIATAN ARAHAN KEGIATAN
1. Perikanan
a.Perikanan Tangkap Pengembangan
Penangkapan Ikan
Penyediaan Armada
Penangkapan Ikan
(Orientasi Perairan
Nusantara dan ZEEI)
1. Industri Perikanan
2. Industri Pelayaran dan
Pengangkutan
3. Industri Perbaikan dan
Pemeliharaan Kapal
4. Hotel dan Restoran
Pembentukan
Badan Usaha
Bersama
Pelabuhan
Perikanan
b. Perikanan Budidaya Pengembangan
Pembudidayaan
Ikan
Peningkatan mutu dan
keragaman komiditi
yang dibudidayakan
1. Industri Perikanan
2. Industri Pelayaran dan
Pengangkutan
3. Hotel dan Restoran
Pembentukan
keterkaitan hulu
hilir produk
perikanan
Pusat
Pengembangan
Kawasan
2. Pariwisata Pengembangan
Atraksi Wisata
Pengembangan paket
wisata berdasarkan
atraksi-atraksi wisata
unggulan (potensial)
dalam suatu kawasan
1. Jasa Pendukung Wisata
2. Industri Pelayaran
3. Hotel dan Restoran
4. Industri Rumah Tangga
(Kerajinan)
Pembentukan
keterkaitan
antar atraksi
wisata
Daerah Tujuan
Wisata
3. Perhubungan Pengembangan
Industri Pelayaran
dan Pengangkutan
Peningkatan rute
pelayaran menuju
pusat-pusat kegiatan
atau pasar potensial
1. Jasa Pendukung
Pelabuhan
2. Perdagangan dan Jasa
Pembentukan
keterkaitan
antar pusat-
pusat kegiatan
(perkotaan)
Pelabuhan Primer
dan atau
Pelabuhan
Sekunder
POLA KERJASAMA MENURUT INDIKASI KEGIATAN DALAM
RANGKA PENGEMBANGAN KERJASAMA ANTAR KAWASAN
DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA LAUT, PESISIR &
PULAU-PULAU KECIL
SEKTOR DAN
SUB SEKTOR
KOMODITAS
(PRODUK/JASA)
KEGIATAN USAHA
PEMASARAN
ORIENTASI
PEMASARAN
PELUANG
PASAR
1. Perikanan
a. Perikanan Tangkap  Ikan Pelagis Besar
 Ikan Pelagis Kecil
 Ikan Demersal
 Udang dan Crustacae
 Penangkapan Ikan (Armada
Penangkapan Ikan)
 Industri Pengolahan Ikan Modern
(Pembekuan, Pengalengan)
 Industri Pengolahan Ikan Tradisional
(Penggaraman, Pengasapan,
Pemindangan, Pengeringan)
 Domestik
(Nasional,
Regional, Lokal)
 Eksport (Asia,
Eropa)
 Sedang
 Tinggi
b. Perikanan Budidaya
Tambak
 Udang Windu
 Ikan Bandeng
 Budidaya Tambak Udang Windu
(Intensif, Semi Intensif)
 Budidaya Tambak Ikan Bandeng
(Intensif, Semi Intensif)
 Industri Pengolahan Udang Windu
(Pembekuan, Pengalengan)
 Budidaya Benih Udang dan Ikan
 Eksport (Asia,
Eropa, Amerika)
 Domestik
(Nasional,
Regional, Lokal)
 Sedang
 Tinggi
c. Budidaya Laut  Rumput Laut
 Ikan Kerapu, Betutu
 Budidaya Rumput Laut
 Budidaya Laut Keramba Jaring Apung
 Industri Pengolahan Rumput Laut
 Industri Industri Pengolahan Ikan
(Pembekuan)
 Eksport (Asia,
Eropa, Amerika)
 Domestik
(Nasional,
Regional, Lokal)
 Sedang
 Tinggi
PELUANG INVESTASI PADA SEKTOR PERIKANAN
PELUANG INVESTASI PADA SEKTOR INDUSTRI MARITIM,
PARIWISATA DAN PERHUBUNGAN
SEKTOR DAN
SUB SEKTOR
KOMODITAS
(PRODUK/JASA)
KEGIATAN USAHA
PEMASARAN
ORIENTASI
PEMASARAN
PELUANG
PASAR
2. Industri Maritim  Jasa Pemeliharaan dan
Perbaikan Kapal
 Jasa Pemeliharaan dan Perbaikan Kapal  Domestik
(Lokal)
 Sedang
 Tinggi
3. Pariwisata
a. Pariwisata Alam
(Ekowisata)
 Wisata Petualangan Laut
(Diving, Snorkling)
 Wisata Suaka Alam Laut
 Wisata Cagar Alam Laut
 Wisata Taman Laut
 Wisata Petualangan Laut (Diving, Snorkling)
 Wisata Suaka Alam Laut
 Wisata Cagar Alam Laut
 Wisata Taman Laut
 Jasa pendukung pariwisata (hotel, restoran,
kapal wisata dan peralatan pendukungnya,
biro wisata)
 Wisatawan
Mancanegara
 Wisatawan
Nusantara
 Sedang
 Tinggi
b. Pariwisata
Bahari (Pantai)
 Wisata Pantai
 Wisata Alam
 Wisata Pantai
 Wisata Alam
 Jasa pendukung pariwisata (atraksi/hiburan,
perahu wisata, dan jasa pendukungnya
lainnya)
 Wisatawan
Nusantara
 Sedang
 Tinggi
4. Perhubungan
(Pengangkutan)
 Jasa Pengangkutan
Penumpang Orang dan
Barang
 Jasa Ekspedisi
 Industri Pergudangan
 Jasa Pengangkutan Penumpang Orang dan
Barang
 Jasa Ekspedisi
 Industri Pergudangan
 Internasional
 Domestik
(Nasional,
Regional, Lokal)
 Sedang
 Tinggi
7. UPAYA PENINGKATAN PENATAAN RUANG
WILAYAH LAUT, PESISIR DAN PPK
 Penyusunan Peraturan dan
Kebijakan Perundang-undangan yg
Mendukung Terwujudnya Konsep
Penataan Ruang Laut
 Sinkronisasi Tata Ruang Daratan dan
Lautan shg Ada Penyelarasan dan
Tidak Tumpang Tindih
 Penataan Ruang Kawasan-kawasan
Strategis
 Pengembangan Metode dan
Pendekatan Penataan Ruang Laut
 Pembinaan dan Sosialisasi Penataan
Ruang Laut, Pesisir dan PPK
 Seminar dan Diskusi dengan
Stakeholders
8. INSTRUMEN DALAM PENGELOLAAN
WILAYAH PESISIR DAN PULAU – PULAU KECIL
YANG TELAH / SEDANG DIPERSIAPKAN
 Pedum Tata Ruang Laut, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
 RUU Tata Ruang Laut, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
(dalam proses)
 Kepmen No. 41 Tahun 2000 tentang Pedoman
Pengelolaan Pulau – pulau Kecil yang Berkelanjutan
dan Berbasis Masyarakat
 Pedoman Umum Investasi Pulau – pulau Kecil (dalam
proses)
 RUU Pengelolaan Pesisir
 Keppres tentang Pengelolaan Pulau – pulau Kecil
di Wilayah Terluar dan Perbatasan (dalam proses)
9. PENUTUP
 Hakekat Tata Ruang adalah KESEPAKATAN. Perlu
disepakati rencana tata ruang yang terpadu di
tingkat nasional, propinsi, kabupaten/kota atau
kawasan/pulau sebagai wujud pelaksanaan rencana
tata ruang.
 Diperlukan dukungan peraturan perundangan yang
akan melegalisasi tata ruang
 Diperlukan dukungan antarsektor dan antarwilayah
dalam mewujudkan keserasian antar kegiatan di
wilayah perairan.
 Diperlukan peningkatan peran serta masyarakat,
swasta dan lembaga terkait terutama dalam
penyediaan infrastructure, teknologi, SDM dan
jaringan pemasaran.
Direktorat Jenderal Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
Gedung Timor Lt. 9
Jl. Merdeka Timur No. 16, Jakarta Pusat
Phone/Fax : (021) - 3520357
wapratik@rad.net.id

More Related Content

Similar to RakerdaBKTRN-DitjenLautan.ppt

Sumberdaya Alam & Jasa
Sumberdaya Alam & JasaSumberdaya Alam & Jasa
Sumberdaya Alam & JasaKaisarDatin
 
27759305 minapolitan-kabupaten-kaur-prov-bengkulu
27759305 minapolitan-kabupaten-kaur-prov-bengkulu27759305 minapolitan-kabupaten-kaur-prov-bengkulu
27759305 minapolitan-kabupaten-kaur-prov-bengkuluMarhadi1995
 
RENCANA ZONASI RINCI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL
RENCANA ZONASI RINCI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL RENCANA ZONASI RINCI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL
RENCANA ZONASI RINCI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL Fitri Indra Wardhono
 
Kebijakan pembangunan wilayah pesisir dan lautan
Kebijakan pembangunan wilayah pesisir dan lautanKebijakan pembangunan wilayah pesisir dan lautan
Kebijakan pembangunan wilayah pesisir dan lautanPepen Mahale
 
Kebijakan kelautan nasional di Indonesia
Kebijakan kelautan nasional di IndonesiaKebijakan kelautan nasional di Indonesia
Kebijakan kelautan nasional di IndonesiaSunoto Mes
 
Pengembangan kawasan pesisir suning universitas pgri adi buana surabaya
Pengembangan kawasan pesisir suning universitas pgri adi buana surabayaPengembangan kawasan pesisir suning universitas pgri adi buana surabaya
Pengembangan kawasan pesisir suning universitas pgri adi buana surabayasuningterusberkarya
 
Pesisir 01 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 01 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRPesisir 01 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 01 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRsuningterusberkarya
 
Draft renstra-2015-2019-prl 12-sept-2015-pdf (tujuan dansasaran mantap)
Draft renstra-2015-2019-prl 12-sept-2015-pdf (tujuan dansasaran mantap)Draft renstra-2015-2019-prl 12-sept-2015-pdf (tujuan dansasaran mantap)
Draft renstra-2015-2019-prl 12-sept-2015-pdf (tujuan dansasaran mantap)Freelance, self-employed
 
RANCANGAN Peraturan Presiden tentang Rencana Tata Ruang Kepulauan Maluku dan ...
RANCANGAN Peraturan Presiden tentang Rencana Tata Ruang Kepulauan Maluku dan ...RANCANGAN Peraturan Presiden tentang Rencana Tata Ruang Kepulauan Maluku dan ...
RANCANGAN Peraturan Presiden tentang Rencana Tata Ruang Kepulauan Maluku dan ...Oswar Mungkasa
 
Dokumen Teknis RZWP3K - DKI Jakarta.pdf
Dokumen Teknis RZWP3K - DKI Jakarta.pdfDokumen Teknis RZWP3K - DKI Jakarta.pdf
Dokumen Teknis RZWP3K - DKI Jakarta.pdfjoihot
 
Uraian singkat potemi
Uraian singkat potemiUraian singkat potemi
Uraian singkat potemiigmf
 
5 mudiyanto kebijakan dan program pembangunan bidang kimpraswil
5 mudiyanto   kebijakan dan program pembangunan bidang kimpraswil5 mudiyanto   kebijakan dan program pembangunan bidang kimpraswil
5 mudiyanto kebijakan dan program pembangunan bidang kimpraswilDidik Purwiyanto Vay
 
51ff0_Pengenalan_kebijakan_pantai-Indonesia.ppt
51ff0_Pengenalan_kebijakan_pantai-Indonesia.ppt51ff0_Pengenalan_kebijakan_pantai-Indonesia.ppt
51ff0_Pengenalan_kebijakan_pantai-Indonesia.pptErikMunandar1
 
09062023 - PW (Perencanaan Pulau-Pulau Kecil 1).pdf
09062023 - PW (Perencanaan Pulau-Pulau Kecil 1).pdf09062023 - PW (Perencanaan Pulau-Pulau Kecil 1).pdf
09062023 - PW (Perencanaan Pulau-Pulau Kecil 1).pdfVinnaYasin
 
Potensi_and_Degradasi_Sumber_Daya_Kelaut.pptx
Potensi_and_Degradasi_Sumber_Daya_Kelaut.pptxPotensi_and_Degradasi_Sumber_Daya_Kelaut.pptx
Potensi_and_Degradasi_Sumber_Daya_Kelaut.pptxAngga Herlambang
 
Paparan Kepala Bappeda Kepri Kuliah MPKD 45 UGM
Paparan Kepala Bappeda Kepri Kuliah MPKD 45 UGMPaparan Kepala Bappeda Kepri Kuliah MPKD 45 UGM
Paparan Kepala Bappeda Kepri Kuliah MPKD 45 UGMJulianto Wibowo
 
Materi kadis rapat kementerian daerah tertinggal jakarta-27-29_mei_2013
Materi kadis rapat kementerian daerah tertinggal jakarta-27-29_mei_2013Materi kadis rapat kementerian daerah tertinggal jakarta-27-29_mei_2013
Materi kadis rapat kementerian daerah tertinggal jakarta-27-29_mei_2013KPDT
 

Similar to RakerdaBKTRN-DitjenLautan.ppt (20)

Rtr pulau sumatera
Rtr pulau sumateraRtr pulau sumatera
Rtr pulau sumatera
 
Sumberdaya Alam & Jasa
Sumberdaya Alam & JasaSumberdaya Alam & Jasa
Sumberdaya Alam & Jasa
 
27759305 minapolitan-kabupaten-kaur-prov-bengkulu
27759305 minapolitan-kabupaten-kaur-prov-bengkulu27759305 minapolitan-kabupaten-kaur-prov-bengkulu
27759305 minapolitan-kabupaten-kaur-prov-bengkulu
 
RENCANA ZONASI RINCI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL
RENCANA ZONASI RINCI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL RENCANA ZONASI RINCI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL
RENCANA ZONASI RINCI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL
 
Kebijakan pembangunan wilayah pesisir dan lautan
Kebijakan pembangunan wilayah pesisir dan lautanKebijakan pembangunan wilayah pesisir dan lautan
Kebijakan pembangunan wilayah pesisir dan lautan
 
Kebijakan kelautan nasional di Indonesia
Kebijakan kelautan nasional di IndonesiaKebijakan kelautan nasional di Indonesia
Kebijakan kelautan nasional di Indonesia
 
Pengembangan kawasan pesisir suning universitas pgri adi buana surabaya
Pengembangan kawasan pesisir suning universitas pgri adi buana surabayaPengembangan kawasan pesisir suning universitas pgri adi buana surabaya
Pengembangan kawasan pesisir suning universitas pgri adi buana surabaya
 
Pesisir 01 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 01 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRPesisir 01 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 01 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
 
Draft renstra-2015-2019-prl 12-sept-2015-pdf (tujuan dansasaran mantap)
Draft renstra-2015-2019-prl 12-sept-2015-pdf (tujuan dansasaran mantap)Draft renstra-2015-2019-prl 12-sept-2015-pdf (tujuan dansasaran mantap)
Draft renstra-2015-2019-prl 12-sept-2015-pdf (tujuan dansasaran mantap)
 
RANCANGAN Peraturan Presiden tentang Rencana Tata Ruang Kepulauan Maluku dan ...
RANCANGAN Peraturan Presiden tentang Rencana Tata Ruang Kepulauan Maluku dan ...RANCANGAN Peraturan Presiden tentang Rencana Tata Ruang Kepulauan Maluku dan ...
RANCANGAN Peraturan Presiden tentang Rencana Tata Ruang Kepulauan Maluku dan ...
 
Dokumen Teknis RZWP3K - DKI Jakarta.pdf
Dokumen Teknis RZWP3K - DKI Jakarta.pdfDokumen Teknis RZWP3K - DKI Jakarta.pdf
Dokumen Teknis RZWP3K - DKI Jakarta.pdf
 
36 sebatik
36 sebatik36 sebatik
36 sebatik
 
Uraian singkat potemi
Uraian singkat potemiUraian singkat potemi
Uraian singkat potemi
 
5 mudiyanto kebijakan dan program pembangunan bidang kimpraswil
5 mudiyanto   kebijakan dan program pembangunan bidang kimpraswil5 mudiyanto   kebijakan dan program pembangunan bidang kimpraswil
5 mudiyanto kebijakan dan program pembangunan bidang kimpraswil
 
51ff0_Pengenalan_kebijakan_pantai-Indonesia.ppt
51ff0_Pengenalan_kebijakan_pantai-Indonesia.ppt51ff0_Pengenalan_kebijakan_pantai-Indonesia.ppt
51ff0_Pengenalan_kebijakan_pantai-Indonesia.ppt
 
09062023 - PW (Perencanaan Pulau-Pulau Kecil 1).pdf
09062023 - PW (Perencanaan Pulau-Pulau Kecil 1).pdf09062023 - PW (Perencanaan Pulau-Pulau Kecil 1).pdf
09062023 - PW (Perencanaan Pulau-Pulau Kecil 1).pdf
 
Potensi_and_Degradasi_Sumber_Daya_Kelaut.pptx
Potensi_and_Degradasi_Sumber_Daya_Kelaut.pptxPotensi_and_Degradasi_Sumber_Daya_Kelaut.pptx
Potensi_and_Degradasi_Sumber_Daya_Kelaut.pptx
 
Paparan Kepala Bappeda Kepri Kuliah MPKD 45 UGM
Paparan Kepala Bappeda Kepri Kuliah MPKD 45 UGMPaparan Kepala Bappeda Kepri Kuliah MPKD 45 UGM
Paparan Kepala Bappeda Kepri Kuliah MPKD 45 UGM
 
Kelompok 4 teori pembangunan
Kelompok 4 teori pembangunanKelompok 4 teori pembangunan
Kelompok 4 teori pembangunan
 
Materi kadis rapat kementerian daerah tertinggal jakarta-27-29_mei_2013
Materi kadis rapat kementerian daerah tertinggal jakarta-27-29_mei_2013Materi kadis rapat kementerian daerah tertinggal jakarta-27-29_mei_2013
Materi kadis rapat kementerian daerah tertinggal jakarta-27-29_mei_2013
 

Recently uploaded

LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 

Recently uploaded (20)

LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 

RakerdaBKTRN-DitjenLautan.ppt

  • 1. STRATEGI PEMANFAATAN RUANG LAUT NASIONAL Disampaikan Oleh: DIREKTUR JENDERAL PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DIREKTORAT JENDERAL PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DEPARTEMEN KELAUTAN DAN PERIKANAN Pada Rakerda BKTRN 2004 di Pekanbaru, 8 Maret 2004
  • 2. OUTLINE PRESENTASI 1. LATAR BELAKANG. 2. INTEGRASI DAN KETERPADUAN PENGELOLAAN PESISIR DAN KELAUTAN TERPADU 3. VISI DAN MISI PEMBANGUNAN PESISIR DAN PULAU- PULAU KECIL 4. STRATEGI IMPLEMENTASI 5. PENATAAN RUANG LAUT, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL 6. STRATEGI PEMANFAATAN RUANG LAUT NASIONAL. 7. UPAYA PENATAAN RUANG LAUT, PESISIR DAN PULAU- PULAU KECIL 8. INSTRUMEN DALAM PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU PULAU KECIL 9. PENUTUP.
  • 3. 1. LATAR BELAKANG  Wilayah Laut Nasional mempunyai potensi keanekaragaman, kekayaan sumberdaya alam dan jasa lingkungan yang sangat besar.  Namun demikian, potensi sumberdaya kelautan tersebut belum dapat dimanfaatkan secara optimal dan terpadu;  Wilayah perairan laut nasional juga merupakan wilayah yang ‘open access’ dan ada berbagai stakeholders dengan kepentingan yang berbeda sehingga rawan konflik pemanfaatan ruang;  Pentingnya menyiapkan landasan bagi pemanfaatan ruang kelautan dalam rangka menserasikan berbagai kegiatan baik antarsektor maupun antarwilayah.  Diperlukan strategi pemanfaatan ruang perairan yang komprehensif dan terpadu agar pemanfaatan sumberdaya dapat optimal dan lestari.
  • 4. 1.1. ISSUES DAN MASALAH PEMBANGUNAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL  Pemanfaatan sumberdaya kelautan masih jauh dari optimal,  Adanya perbedaan kepentingan yang cenderung menjurus ke konflik kepentingan antar sektor serta stakeholder lainnya,  Lemahnya peraturan perundangan dalam hal pengaturan pengelolaan  Kerusakan habitat akibat pengelolaan yang tidak terkendali (over eksploitasi, polusi)  Masih minimnya peranan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan pengelolaan, mengakibatkan masih kurang tersentuhnya usaha perbaikan tingkat kesejahteraan masyarakat,  Adanya potensi konflik antar daerah yang berbatasan  Masih kurangnya data dan informasi Potensi sumberdaya kelautan  Belum adanya rencana tata ruang pesisir, lautan dan pulau-pulau kecil yang terpadu.
  • 5. 1.2. POTENSI PEMBANGUNAN SUMBERDAYA PESISIR, LAUT DAN PULAU-PULAU KECIL 1. Sumberdaya yang dapat diperbaharui : (DKP) - Perikanan (Tangkap, Budidaya, dan Pascapanen) - Hutan Mangrove - Pulau-Pulau Kecil. - Terumbu Karang - Industri Bioteknologi Kelautan 2. Sumberdaya yang tak dapat diperbaharui: - Minyak Bumi dan Gas - Harta Karun. (DKP) - Bahan Tambang dan Mineral lainnya 3. Energi Kelautan: - Pasang Surut - Gelombang - Angin - OTEC (Ocean Thermal Energy Conversion) 4. Jasa-Jasa Lingkungan - Pariwisata - Perhubungan dan Kepelabuhanan. - Penampung (Penetralisir) Limbah
  • 6. 1.3. PERAN SEKTOR KELAUTAN DALAM PEREKONOMIAN NASIONAL • Kontribusi sektor kelautan nasional tahun 1998 baru mencapai 20,06%. • Perbandingan kontribusi sektor kelautan di negara lain : Islandia (65%), Cina (48%), Jepang (54%). • Indonesia berada pada posisi 27 dari 35 negara maritim utama di dunia. • Peran angkutan laut Indonesia masih terbatas  peran sarana angkutan laut nasional dalam perdagangan internasional kurang dari 5%. • Tingkat pemanfaatan sumberdaya perikanan laut baru mencapai 63,49% dari potensi lestari. • Keterbatasan peran Indonesia dalam pasar dunia di sektor perikanan. • Potensi sumberdaya mineral belum dimanfaatkan secara optimal.
  • 7.  Kawasan pesisir sangat produktif dan mengandung potensi pembangunan yang tinggi.  85% kehidupan biota laut tropis bergantung pada ekosistem pesisir (Odum and Teal, 1976; Berwick,1982)  Coastal zone (6%of the world’s surface) comprising the nearshore marine environments (I.e estuaries, coastal wetlands, mangroves, coral reefs, continental shelves) provides 43% of the world’s ecosystem goods and services (Costanza, et.al, 1997)  90% hasil tangkap ikan berasal dari laut dangkal/pesisir (FAO, 1998) 1.4. MENGAPA KAWASAN PESISIR HARUS DIKELOLA DENGAN BAIK ?  Kawasan pesisir menerima dampak negatif berupa pencemaran, sedimentasi, dan perubahan regim hidrologi akibat aktivitas manusia & pembangunan di daratan.  80% masyarakat pesisir masih miskin (BPS, 1998)
  • 8.  Kawasan pesisir merupakan multiple-use zone : - Kemudahan akses transportasi - Lahan darat dan perairan yang subur - Relatif mudah dan murah sebagai pembuangan limbah - Kemudahan akses mendapatkan water cooling untuk industri - Keindahan Panorama Oleh karena itu :  50%-70% dari jumlah penduduk dunia (5,3 milyar) tinggal di kawasan pesisir (Edgren, 1993)  2/3 kota-kota besar dunia terdapat di wilayah pesisir (Cicin-Sain dan Knecht, 1998) Lanjutan…
  • 9. 2. INTEGRASI DAN KETERPADUAN PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN KELAUTAN TERPADU Economic Pressure Political Pressure Coastal Resources Management Measure Users Exploitation Rehabilitation •Fisheries •Aquaculture •Agriculture •Mining • Urban development • Navigation • Port and harbours development • Recreation • Human settlement • Industry site
  • 10. 3. VISI DAN MISI PEMBANGUNAN PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL Visi : “Sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil sebagai sumber penghidupan yang lestari”. Misi : Meningkatkan kualitas sumberdaya untuk mendorong pembangunan ekonomi di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil secara berkelanjutan melalui pemberdayaan masyarakat, optimalisasi pemanfaatan sumberdaya dan ruang, dengan memperhatikan prinsip- prinsip konservasi
  • 11. 4. STRATEGI IMPLEMENTASI • PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PESISIR • PENINGKATAN KUALITAS SUMBERDAYA PESISIR • PENGELOLAAN KONSERVASI DAN TAMAN NASIONAL LAUT • PENATAAN RUANG LAUT, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL • PENGELOLAAN PULAU-PULAU KECIL
  • 12. 5. 1. ISU DAN PERMASALAHAN PENATAAN RUANG WILAYAH PESISIR, LAUT DAN PPK  Rendahnya Keterkaitan Antar Kawasan Kesenjangan Wilayah  Minimnya Perhatian Pembangunan thd Pulau-pulau Kecil (khususnya perbatasan)  Rendahnya Dukungan Prasarana Wilayah  Tidak optimalnya kegiatan penataan ruang  Keterbatasan Akses Informasi 5. PENATAAN RUANG LAUT, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL
  • 13. TATA RUANG SEBAGAI ALAT PENGELOLAAN KAWASAN PESISIR, LAUT DAN PULAU-PULAU KECIL PERANAN TATA RUANG DI KAWASAN PESISIR, LAUT DAN PULAU-PULAU KECIL DIMAKSUDKAN UNTUK MEMANFAATKAN RUANG SECARA HARMONIS ANTARA PEMANFAATAN SUMBERDAYA SECARA TERPADU UNTUK PENINGKATAN KESEJAHTERAAN RAKYAT DAN MELINDUNGI KELESTARIAN EKOSISTEM 5.2. PENTINGNYA PENATAAN RUANG WILAYAH LAUT, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL
  • 14. 5.3. TUJUAN PENATAAN RUANG KELAUTAN NASIONAL 1. Mempersiapkan dukungan ruang bagi pengembangan kegiatan pemanfaatan SDA pesisir dan laut serta fungsi perlindungan lingkungan. 2. Mempersiapkan wilayah pesisir dan laut untuk berperan dalam perkembangan global yang memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi kepentingan nasional. 3. Membantu mengurangi kesenjangan perkembangan antar-bagian wilayah nasional sesuai potensi dan daya dukung lingkungan. 4. Membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama masyarakat marjinal di wilayah pesisir dan masyarakat pulau-pulau kecil. 5. Memperkuat akses antar bagian wilayah nasional sebagai negara kesatuan. 6. Memperkuat kesatuan wilayah nasional melalui kawasan perbatasan dengan negara lain. 7. Mempertahankan dan meningkatkan kelestarian lingkungan pesisir dan laut berfungsi lindung. 8. Memperbaiki dan merehabilitasi kerusakan dan penurunan kualitas lingkungan di wilayah pesisir dan laut dan memulihkan daya-dukung dan daya tampung lingkungan setempat.
  • 15. 6. STRATEGI PEMANFAATAN RUANG LAUT NASIONAL a. STRUKTUR RUANG LAUT NASIONAL. b. PEMANFAATAN RUANG LAUT NASIONAL c. PENGEMBANGAN GUGUS PULAU-PULAU KECIL d. PENGEMBANGAN KERJASAMA ANTAR KAWASAN
  • 16. 6.1. STRUKTUR RUANG LAUT NASIONAL. • Unsur Pembentuk Struktur Ruang Laut – Pusat-pusat & Kawasan Strategis – Simpul Perhubungan Laut – Pertimbangan Perkembangan Wilayah Dan/Atau Hankamnas • Kepentingan Dalam Pemanfaatan Ruang Kelautan Nasional – Pemanfaatan Potensi Sda Dan Jasa Lingkungan. – Pelestarian Dan Pengendalian Kerusakan Dan Penurunan Kualitas Lingkungan. – Percepatan Perkembangan Wilayah Dalam Kerangka Keseimbangan Pembangunan Nasional & Kesatuan Wilayah Nasional
  • 18. PETA RENCANA PENGEMBANGAN TRANSPORTASI LAUT LINTAS UTARA  Natuna – Batam – Kalbar; Sangihe Talaud – Sulut - Halmahera LINTAS TENGAH  Bangka Belitung – Kalbar; Kaltim – Sulteng; Sulteng – Maluku – Papua LINTAS SELATAN  Sumatera – Jawa – NTB – NTT - Papua LINTAS UTARA-SELATAN  Jawa – Kalimantan; NTB & NTT – Sulawesi; NTT – Maluku & Papua
  • 19. 6.2. PEMANFAATAN RUANG LAUT NASIONAL – Arahan Kawasan Lindung Laut – Arahan Kawasan Budidaya – Arahan Kawasan Strategis Laut Nasional – Arahan Kawasan Andalan Laut
  • 22. 13 (TIGA BELAS) KAWASAN PEMANFAATAN RUANG LAUT YANG POTENSIAL UNTUK DIKERJASAMAKAN: NO . KAWASAN LINGKUP WILAYAH PUSAT PENGEMBANGAN PERAIRAN (LAUT/TELUK/SELAT) 1. Sumatera Bagian Barat NAD, Sumut, Sumbar, Bengkulu, Lampung Padang, Sabang, Bengkulu, Lampung Samudera Hindia (Sabang-Semeuleu, Nias, Mentawai, Bengkulu, lampung ) 2. Selat Karimata-Laut Cina Selatan Kalbar, Kep. Riau, Bangka Belitung, Lampung Batam, Pontianak, Pangkal Pinang Batam, Natuna, Babel, Ketapang 3. Selat Makassar-Laut Sulawesi Kaltim, Kalsel, Sulut, Sulteng, Sulsel Balikpapan, Makassar Pulau Laut, Tarakan-Nunukan Bontang-Mahakam, Tel Palu Barat, Sulsel 4. Jawa Bagian Selatan Banten, Jabar, Jateng, DI Yogyakarta, Jatim, Bali Denpasar Banten, Cilacap, Pangandaran, Malang Selatan, Selat Bali 5. Bali – Nusa Tenggara Bali, NTT, NTB Denpasar, Mataram, Kupang Bali, Lombok, Sawu-Sumba 6. Teluk Tolo-Kepulauan Sula-Laut Banda Sultra, Maluku Utara, Maluku Kendari Teluk Tolo, Laut Maluku, Laut Banda (Kep. Banggai, Kep. Sula, Pulau Buru) 7. Teluk Bone Sultra, Sulsel Makassar, Kendari Teluk Bone, P. Buton, P.Muna Kep.Tukang Besi, Kep.Bonerate 8. Teluk Tomini Sulut, Sulteng, Sultra Menado, Gorontalo Teluk Tomini, Kep Togean, Laut Sulawesi 9. Laut Sulawesi Sulut, Maluku Utara Menado, Ternate Laut Sulawesi, Laut Maluku 10. Laut Banda-Laut Arafura Maluku Ambon, Tual, Saumlaki Laut Banda, Kep Tanimbar Kep Kai, Kep Aru 11. Papua Utara Papua Jayapura, Biak Tel. Cenderawasih dsk., Samudera Pasifik 12. Halmahera-Kepala Burung-Teluk Bintuni Maluku Utara, Papua Ternate, Sorong P. Halmehara dsk., Raja Ampat Teluk Bintuni 13. Papua Selatan Papua, Maluku Merauke, Timika Laut Aru, Laut Arafura
  • 23.
  • 24. 6.3. PENGEMBANGAN GUGUS PULAU-PULAU KECIL  Mengelompokkan pulau-pulau kecil yang tersebar di wilayah NKRI berdasarkan lokasi geografis dan kondisi fisik, sosial, ekonomi, budaya, politik dan keamanan.  Menetapkan pulau-pulau kecil yang berpotensi tinggi sebagai kawasan prioritas dengan dukungan sarana dan prasarana wilayah.  Pengembangan kerjasama terpadu antar kawasan perairan, baik antar sektor ataupun antar daerah. Kerjasama menyangkut penyediaan sarana prasarana, pengaturan kegiatan di kawasan pulau-pulau kecil.  Meningkatkan aksesibilitas dari dan menuju pulau-pulau kecil dengan cara peningkatan peran sarana dan prasarana perhubungan
  • 25. a.
  • 26. b. PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN PULAU-PULAU KECIL DALAM MENOPANG PEMBANGUNAN NASIONAL • Konservasi: Taman Nasional Laut, Taman Wisata Alam,Cagar Alam, dan Suaka Margasatwa • Budidaya Laut (mariculture) • Industri perikanan tangkap terpadu • Industri bioteknologi • Pariwisata Bahari • Pertanian dan Peternakan • Industri ramah lingkungan • Pendidikan dan Penelitian  Prioritas pada Pulau-pulau Kecil terluar
  • 27. c. STRATEGI PENDAYAGUNAAN PPK • Menyusun basis data bio-fisik, sosekbud, dan kelembagaan 92 pulau terluar • Menyusun rencana tata ruang, development plan dan investment plan • Membuat Peraturan Pengelolaan khusus untuk pulau terluar • Membangun infrastruktur dasar dan fasilitas pelayanan publik • Dengan dana APBN/APBD, swasta, atau kombinasi keduanya mengembangkan 8 program pembangunan ekonomi sesuai dengan karakteristik masing-masing pulau atau gugusan pulau
  • 28.  Perlu Pengembangan SDI (Small Island Development Index) yang Berbasis : • Resources Based Economics • Regional Economics • Walfare Economics • Sustainability  Melakukan sosialisasi perlunya pengamanan pulau- pulau kecil terluar kepada semua pihak terkait Sambungan . . .
  • 29. d. KEGIATAN-KEGIATAN DI PULAU-PULAU KECIL 1. Konservasi 2. Budidaya Laut (Mariculture) 3. Kepariwisataan 4. Usaha Penengkapan dan Industri Perikanan Secara Lestari 5. Pertanian Organik dan Peternakan Skala rumah Tangga 6. Industri Teknologi Tinggi Non Ekstraktif 7. Pendidikan dan Pelatihan 8. Industri Manufaktur dan Pengolahan Sepanjang Tidak Merusak Ekosistem dan Daya dukung Lingkungan
  • 30. 6.4. PENGEMBANGAN KERJASAMA ANTAR KAWASAN  Pengembangan kerjasama antar kawasan dibutuhkan untuk mengelola kawasan dengan karakteristik yang spesifik dan melibatkan antar sektor dan antar wilayah (propinsi/kabupaten).  Kerja sama antar kawasan diperlukan karena besarnya potensi yang dapat dimanfaatkan serta menyangkut kewenangan lintas kabupaten atau lintas propinsi.
  • 31. a. BENTUK KERJASAMA ANTAR KAWASAN  Kerjasama Antar Daerah, meliputi kebijakan, pengaturan pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan serta kerjasama ekonomi  Membentuk suatu Badan Pengelola bersama dalam rangka memanfaatkan potensi kelautan secara optimal dan lestari.  Koordinasi penyediaan sarana dan prasarana pendukung  Pengembangan Jaringan Investasi dan Informasi Usaha di bidang kelautan dan perikanan  Pengembangan Kemitraan Usaha  Penyerasian kewenangan Pengelolaan wilayah
  • 32. KAWASAN PEMANFAATAN RUANG LAUT SUMATERA BAGIAN BARAT Lingkup Wilayah NAD, Sumut, Sumbar, Bengkulu, Lampung Pusat Pengembangan Sabang, Padang, Bengkulu, Bandar Lampung Sub Pusat Pengembangan Meulaboh, Sinabang, Sibolga, Nias, Padang Pariaman, Painan, Muara Siberut, Kep. Mentawai, Arga Makmur, Liwa, Tapak Tuan, Air Bangis INDIKASI KEGIATAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN KERJASAMA ANTAR KAWASAN INDIKASI KEGIATAN KOMODITI/ PRODUK PUSAT KEGIATAN POLA KERJASAMA Pengembangan Penangkapan Ikan 1. Ikan Pelagis Besar, 2. Ikan Pelagis Kecil 1. Sibolga 2. Padang 3. Sabang 4. Nias 5. Pd. Pariaman Pembentukan Badan Usaha Bersama Pengembangan Pembudidayaan Ikan 1. Budidaya Ikan, 2. Budidaya Rumput Laut 1. Sinabang 2. Sibolga 3. Air Bangis 4. Pd. Pariaman 5. Kep. Mentawai 6. Painan 7. Argamakmur 8. Liwa 9. Bd. Lampung Pembentukan keterkaitan hulu hilir produk perikanan Pengembangan Atraksi Wisata Bahari 1. Wisata Petualangan Laut (Diving, Snorkling) 2. Wisata Suaka Alam Laut 3. Wisata Pantai 4. Wisata Alam 1. Kepulauan Nias 2. Kepulauan Mentawai 3. Muara Siberut 4. Pulau Enggano 5. Krakatau Pembentukan keterkaitan antar atraksi wisata Pengembangan Industri Pelayaran dan Pengangkutan 1. Internasional 2. Nasional 1. Teluk Bayur 2. Panjang Pembentukan keterkaitan antar pusat-pusat kegiatan (perkotaan) dan atau pasar
  • 33. KAWASAN PEMANFAATAN RUANG LAUT SELAT KARIMATA – LAUT CINA SELATAN Lingkup Wilayah Kalbar, Kep. Riau, Bangka - Belitung Pusat Pengembangan Pontianak, Batam, Pangkal Pinang Sub Pusat Pengembangan Pemangkat, Mempawah, Singkawang, Ketapang, Natuna, Tarempa, Tanjung Pinang, Tj. Balai Karimun, Tembilahan, Kuala Tungkal, Muara Sabak, Palembang, Sungai Liat, Tj. Pandan INDIKASI KEGIATAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN KERJASAMA ANTAR KAWASAN INDIKASI KEGIATAN KOMODITI/ PRODUK PUSAT KEGIATAN POLA KERJASAMA Pengembangan Penangkapan Ikan 1. Ikan Pelagis Besar, 2. Ikan Pelagis Kecil 3. Ikan Demersal 1. Pemangkat 2. Tj. Pandan 3. Ketapang 4. Tarempa 5. Teluk Batang 6. Sungai Liat Pembentukan Badan Usaha Bersama Pengembangan Pembudidayaan Ikan 1. Budidaya Ikan, 2. Budidaya Kerang, 3. Budidaya Rumput Laut 1. Pangkal Pinang 2. Tj. Pandan 3. Sungai Liat 4. Tj. Pinang 5. Muara Sabak 6. Kuala Tungkal 7. Tembilahan Pembentukan keterkaitan hulu hilir produk perikanan Pengembangan Atraksi Wisata Bahari 1. Wisata Petualangan Laut (Diving, Snorkling) 2. Wisata Suaka Alam Laut 3. Wisata Pantai 1. Pontianak 2. Batam 3. Pangkal Pinang 4. Tj. Pandan 5. Natuna Pembentukan keterkaitan antar atraksi wisata Pengembangan Industri Pelayaran dan Pengangkutan 1. Internasional 2. Nasional 3. Regional 1. Pontianak 2. Batam 3. Palembang Pembentukan keterkaitan antar pusat-pusat kegiatan (perkotaan) dan atau pasar
  • 34. KAWASAN PEMANFAATAN RUANG LAUT SELAT MAKASSAR – LAUT SULAWESI Lingkup Wilayah Kaltim, Kalsel, Sulut, Sulteng, Sulsel Pusat Pengembangan Balikpapan, Makassar Sub Pusat Pengembangan Tarakan, Tj. Redeb, Bontang, Samarinda, Muara Jawa, Batulicin, Kotabaru, Banjarmasin, Barru, Pare-Pare, Mamuju, Palu, Toli-Toli, Buol INDIKASI KEGIATAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN KERJASAMA ANTAR KAWASAN INDIKASI KEGIATAN KOMODITI/ PRODUK PUSAT KEGIATAN POLA KERJASAMA Pengembangan Penangkapan Ikan 1. Ikan Pelagis Besar, 2. Ikan Pelagis Kecil 3. Ikan Demersal 4. Ikan Lainnya 1. Banjarmasin 2. Tarakan Pembentukan Badan Usaha Bersama Pengembangan Pembudidayaan Ikan 1. Budidaya Ikan, 2. Budidaya Rumput Laut 1. Kotabaru 2. Muarajawa 3. Bontang 4. Makassar 5. Barru 6. Pare-Pare 7. Toli-Toli 8. Mamuju Pembentukan keterkaitan hulu hilir produk perikanan Pengembangan Atraksi Wisata Bahari 1. Wisata Petualangan Laut (Diving, Snorkling) 2. Wisata Suaka Alam Laut 3. Wisata Cagar Alam 4. Wisata Pantai 1. Pulau Derawan (Tj. Redeb) 2. Balikpapan 3. Kep. Kapoposang 4. Pare-Pare Pembentukan keterkaitan antar atraksi wisata Pengembangan Industri Pelayaran dan Pengangkutan 1. Internasional 2. Nasional 3. Regional 1. Makassar 2. Balikpapan 3. Banjarmasin 4. Samarinda Pembentukan keterkaitan antar pusat-pusat kegiatan (perkotaan) dan atau pasar
  • 35. INDIKASI KEGIATAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN KERJASAMA ANTAR KAWASAN INDIKASI KEGIATAN KOMODITI/ PRODUK PUSAT KEGIATAN POLA KERJASAMA Pengembangan Penangkapan Ikan 1. Ikan Pelagis Besar, 2. Ikan Pelagis Kecil 3. Ikan Demersal 4. Ikan Lainnya 1. Gorontalo 2. Poso Pembentukan Badan Usaha Bersama Pengembangan Pembudidayaan Ikan 1. Budidaya Ikan, 2. Budidaya Kerang, 3. Budidaya Mutiara 1. Banggai 2. Palu 3. Poso 4. Tilamuta 5. Togean 6. Gorontalo 7. Kotamobagu 8. Bitung Pembentukan keterkaitan hulu hilir produk perikanan Pengembangan Atraksi Wisata Bahari 1. Wisata Petualangan Laut (Diving, Snorkling) 2. Wisata Suaka Alam Laut 3. Wisata Pantai 1. Menado (Bunaken) 2. Bitung 3. Togean 4. Kep. Banggai Pembentukan keterkaitan antar atraksi wisata Pengembangan Industri Pelayaran dan Pengangkutan 1. Internasional 2. Nasional 3. Regional 1. Bitung 2. Gorontalo 3. Menado 4. Luwuk Pembentukan keterkaitan antar pusat-pusat kegiatan (perkotaan) dan atau pasar KAWASAN PEMANFAATAN RUANG LAUT T E L U K T O M I N I Lingkup Wilayah Sulut, Sulteng, Sultra, Gorontalo Pusat Pengembangan Menado, Gorontalo Sub Pusat Pengembangan Bitung, Kotamobagu, Tilamuta, Palu, Poso, Togean, Luwuk, Banggai
  • 36. NO. SEKTOR/SUB SEKTOR INDIKASI KEGIATAN KEGIATAN USAHA TERKAIT POLA KERJASAMA ARAHAN PUSAT KEGIATAN JENIS KEGIATAN ARAHAN KEGIATAN 1. Perikanan a.Perikanan Tangkap Pengembangan Penangkapan Ikan Penyediaan Armada Penangkapan Ikan (Orientasi Perairan Nusantara dan ZEEI) 1. Industri Perikanan 2. Industri Pelayaran dan Pengangkutan 3. Industri Perbaikan dan Pemeliharaan Kapal 4. Hotel dan Restoran Pembentukan Badan Usaha Bersama Pelabuhan Perikanan b. Perikanan Budidaya Pengembangan Pembudidayaan Ikan Peningkatan mutu dan keragaman komiditi yang dibudidayakan 1. Industri Perikanan 2. Industri Pelayaran dan Pengangkutan 3. Hotel dan Restoran Pembentukan keterkaitan hulu hilir produk perikanan Pusat Pengembangan Kawasan 2. Pariwisata Pengembangan Atraksi Wisata Pengembangan paket wisata berdasarkan atraksi-atraksi wisata unggulan (potensial) dalam suatu kawasan 1. Jasa Pendukung Wisata 2. Industri Pelayaran 3. Hotel dan Restoran 4. Industri Rumah Tangga (Kerajinan) Pembentukan keterkaitan antar atraksi wisata Daerah Tujuan Wisata 3. Perhubungan Pengembangan Industri Pelayaran dan Pengangkutan Peningkatan rute pelayaran menuju pusat-pusat kegiatan atau pasar potensial 1. Jasa Pendukung Pelabuhan 2. Perdagangan dan Jasa Pembentukan keterkaitan antar pusat- pusat kegiatan (perkotaan) Pelabuhan Primer dan atau Pelabuhan Sekunder POLA KERJASAMA MENURUT INDIKASI KEGIATAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN KERJASAMA ANTAR KAWASAN DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA LAUT, PESISIR & PULAU-PULAU KECIL
  • 37. SEKTOR DAN SUB SEKTOR KOMODITAS (PRODUK/JASA) KEGIATAN USAHA PEMASARAN ORIENTASI PEMASARAN PELUANG PASAR 1. Perikanan a. Perikanan Tangkap  Ikan Pelagis Besar  Ikan Pelagis Kecil  Ikan Demersal  Udang dan Crustacae  Penangkapan Ikan (Armada Penangkapan Ikan)  Industri Pengolahan Ikan Modern (Pembekuan, Pengalengan)  Industri Pengolahan Ikan Tradisional (Penggaraman, Pengasapan, Pemindangan, Pengeringan)  Domestik (Nasional, Regional, Lokal)  Eksport (Asia, Eropa)  Sedang  Tinggi b. Perikanan Budidaya Tambak  Udang Windu  Ikan Bandeng  Budidaya Tambak Udang Windu (Intensif, Semi Intensif)  Budidaya Tambak Ikan Bandeng (Intensif, Semi Intensif)  Industri Pengolahan Udang Windu (Pembekuan, Pengalengan)  Budidaya Benih Udang dan Ikan  Eksport (Asia, Eropa, Amerika)  Domestik (Nasional, Regional, Lokal)  Sedang  Tinggi c. Budidaya Laut  Rumput Laut  Ikan Kerapu, Betutu  Budidaya Rumput Laut  Budidaya Laut Keramba Jaring Apung  Industri Pengolahan Rumput Laut  Industri Industri Pengolahan Ikan (Pembekuan)  Eksport (Asia, Eropa, Amerika)  Domestik (Nasional, Regional, Lokal)  Sedang  Tinggi PELUANG INVESTASI PADA SEKTOR PERIKANAN
  • 38. PELUANG INVESTASI PADA SEKTOR INDUSTRI MARITIM, PARIWISATA DAN PERHUBUNGAN SEKTOR DAN SUB SEKTOR KOMODITAS (PRODUK/JASA) KEGIATAN USAHA PEMASARAN ORIENTASI PEMASARAN PELUANG PASAR 2. Industri Maritim  Jasa Pemeliharaan dan Perbaikan Kapal  Jasa Pemeliharaan dan Perbaikan Kapal  Domestik (Lokal)  Sedang  Tinggi 3. Pariwisata a. Pariwisata Alam (Ekowisata)  Wisata Petualangan Laut (Diving, Snorkling)  Wisata Suaka Alam Laut  Wisata Cagar Alam Laut  Wisata Taman Laut  Wisata Petualangan Laut (Diving, Snorkling)  Wisata Suaka Alam Laut  Wisata Cagar Alam Laut  Wisata Taman Laut  Jasa pendukung pariwisata (hotel, restoran, kapal wisata dan peralatan pendukungnya, biro wisata)  Wisatawan Mancanegara  Wisatawan Nusantara  Sedang  Tinggi b. Pariwisata Bahari (Pantai)  Wisata Pantai  Wisata Alam  Wisata Pantai  Wisata Alam  Jasa pendukung pariwisata (atraksi/hiburan, perahu wisata, dan jasa pendukungnya lainnya)  Wisatawan Nusantara  Sedang  Tinggi 4. Perhubungan (Pengangkutan)  Jasa Pengangkutan Penumpang Orang dan Barang  Jasa Ekspedisi  Industri Pergudangan  Jasa Pengangkutan Penumpang Orang dan Barang  Jasa Ekspedisi  Industri Pergudangan  Internasional  Domestik (Nasional, Regional, Lokal)  Sedang  Tinggi
  • 39. 7. UPAYA PENINGKATAN PENATAAN RUANG WILAYAH LAUT, PESISIR DAN PPK  Penyusunan Peraturan dan Kebijakan Perundang-undangan yg Mendukung Terwujudnya Konsep Penataan Ruang Laut  Sinkronisasi Tata Ruang Daratan dan Lautan shg Ada Penyelarasan dan Tidak Tumpang Tindih  Penataan Ruang Kawasan-kawasan Strategis  Pengembangan Metode dan Pendekatan Penataan Ruang Laut  Pembinaan dan Sosialisasi Penataan Ruang Laut, Pesisir dan PPK  Seminar dan Diskusi dengan Stakeholders
  • 40. 8. INSTRUMEN DALAM PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU – PULAU KECIL YANG TELAH / SEDANG DIPERSIAPKAN  Pedum Tata Ruang Laut, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil  RUU Tata Ruang Laut, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (dalam proses)  Kepmen No. 41 Tahun 2000 tentang Pedoman Pengelolaan Pulau – pulau Kecil yang Berkelanjutan dan Berbasis Masyarakat  Pedoman Umum Investasi Pulau – pulau Kecil (dalam proses)  RUU Pengelolaan Pesisir  Keppres tentang Pengelolaan Pulau – pulau Kecil di Wilayah Terluar dan Perbatasan (dalam proses)
  • 41. 9. PENUTUP  Hakekat Tata Ruang adalah KESEPAKATAN. Perlu disepakati rencana tata ruang yang terpadu di tingkat nasional, propinsi, kabupaten/kota atau kawasan/pulau sebagai wujud pelaksanaan rencana tata ruang.  Diperlukan dukungan peraturan perundangan yang akan melegalisasi tata ruang  Diperlukan dukungan antarsektor dan antarwilayah dalam mewujudkan keserasian antar kegiatan di wilayah perairan.  Diperlukan peningkatan peran serta masyarakat, swasta dan lembaga terkait terutama dalam penyediaan infrastructure, teknologi, SDM dan jaringan pemasaran.
  • 42. Direktorat Jenderal Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Gedung Timor Lt. 9 Jl. Merdeka Timur No. 16, Jakarta Pusat Phone/Fax : (021) - 3520357 wapratik@rad.net.id