1. PNEUMOTORAKS
SPONTAN
Kelompok W1
Hanna Yolanda (200131088)
Syifa Sari Siregar (200131094)
Willy (200131124)
Pahala Rumahorbo (200131173)
Caryn A. N. Sihite (200131178)
Dinda Muhammad Nur (200131218)
Pembimbing:
dr. Brema Suranta Prakarsa Utama Pasaribu, Sp. BTKV
2. ANATOMI RONGGA TORAKS
Rongga thorax adalah suatu ruangan
yang ditutupi oleh dinding thorax, yang
terdiri dari 3 kompartemen:
• Dua kompartemen lateral “cavum
pulmonal” yang terdiri dari paru-
paru dan pleura.
• Satu kompartemen sentral
“mediastinum”.
3. FISIOLOGI RONGGA TORAKS
Rongga thorax dilapisi oleh dua selaput serosa yang
mengeluarkan cairan. Lapisan terluar yang menempel
dengan otot dada disebut pleura parietal sedangkan yang
bersentuhan langsung dengan paru-paru disebut pleura
visceral. Karena tekanan atmosfir antara pleura parietalis dan
pleura visceral lebih kecil dari atmosfir luar, kedua permukaan
cenderung bersentuhan, gesekan antara kedua lapisan
tersebut diminimalisir oleh cairan serosa yang ada di rongga
pleura selama gerakan pernapasan paru-paru.
4. DEFINISI & EPIDEMIOLOGI
Kondisi di mana terdapat gas/udara pada
rongga pleura antara paru-paru dengan
dinding dada
Pneumotoraks
Spontan
Epidemiologi
• Lebih sering pada dewasa dibanding anak-anak
• ♂ > ♀
• Usia: 20-30 tahun (primer), 60-65 tahun (sekunder)
5. ETIOLOGI & FAKTOR RISIKO
Faktor Risiko Pneumotoraks Spontan
Primer
• Merokok
• Tubuh kurus dan tinggi
• Pneumotoraks familial
• Kehamilan
Penyakit yang Berkaitan dengan
Pneumotoraks Spontan Sekunder
• PPOK
• Asma
• TB
• Endometriosis Torakal
• HIV dengan pneumocystis
pneumonia
• Pneumonia (necrotizing)
• Malignansi
Costumbrado J, Ghassemzadeh S. Spontaneous Pneumothorax. [Updated 2022 Jul 25]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island(FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459302/
McKnightCL, Burns B. Pneumothorax. [Updated 2022 Nov 26]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441885/
7. Berdasarkan Fistel
Setelah terjadi pneumotorak vistel tertutup secara
spontan
KLASIFIKASI
• Ada hub antara pleura denganbronkus
• Ada hub antara pleura dengandinding dada
• Berbahaya o.k. termasuk kegawatdaruratanparu
• Sifat ventil di mana udara masuk namun tidak bisa
keluar
• Gejala mendadak dan makin lama makin berat
• Segera pasang WSD atau mini WSD (kontra ventil)
Pneumotoraks
Tertutup
Pneumotoraks
Terbuka
Pneumotoraks
Ventil
8. PNEUMOTORAKS SPONTAN
Pneumotoraks Spontan
Primer (PSP)
Pneumotoraks yang tidak diketahui
penyebabnya sering terjadi pada:
• Laki-laki muda
• Tinggi dan kurus (Astenik)
setiap kelebihan tinggi 2 inchi dan penurunan
BB >10 kg, tekanan intrapleura akan turun
sekitar 0,2cm H2O. Keadaan ini meningkatkan
distensi/regangan alveoli
• Perokok/bekas perokok
• Kanan (55%) > kiri (45%)
Pneumotoraks Spontan
Sekunder
Pneumotoraks yang terjadi
akibat suatu penyakit paru
(asma, PPOK, TB paru, bekas TB
paru, dll)
9. PNEUMOTORAKS SPONTAN
Pneumotoraks
Katamenial
• Pneumotoraks yang terjadi pada wanita saat menstruasi
o.k. adanya jaringan endometrium di pleura
• Peumotoraksnya sering berulang sesuai dengan siklus
menstruasi sehingga diindikasikan untuk dilakukan
pleurodesis
11. Patogensis Pneumothoraks Primer & Sekunder
Primer
• Disebabkan oleh faktor kongenital yaitu adanya bula pada subpleura visceral yang
suatu saat akan pecah karena tekanan intra-pleural yang tinggi
• Bula subpleural ini dikatakan paling banyakdi apeks paru-paru serta di percabangan
trakeobronkial
• Pendapat lain PSP ini bisa disebabkan oleh kebiasaan merokok. Merokok dapat
menyebabkan ketidak seimbangan protease, antioksidan ini menyebabkan
degradasi dan kelemahan serat elastis dari paru-paru
Sekunder
• Diduga karena adanya likuifikasi kaseosa pada infiltrate pleura mengakibatkan
nekrosis dan ruptur pleura yang disebabkan infeksi bakteri pneumocystis carinii
dan adanya immunocompromise yang disebabkan oleh infeksi HIV.
• Banyak pada kasus COPD dan TB.
12.
13.
14. DIAGNOSIS
• Dari anamnesis perlu ditanyakan adanya penyakit paru atau pleura lain
yang mendasari pneumotoraks, dan menyingkirkan adanya penyakit
jantung.
• Tekanan udara yang meningkat di pleura akan mencegah paru-paru
mengembang saat menarik napas. Akibatnya, muncul gejala berupa :
Nyeri dada
Sesak napas
Keringat dingin
Sianosis
Jantung berdebar
Lemas
Batuk
Anamnesis
15. DIAGNOSIS
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik toraks ditemukan:
• Inspeksi: dapat terjadi pencembungan pada sisi yang sakit (hiper ekspansi dinding
dada). Pada waktu respirasi, bagian yang sakit gerakannya tertinggal.
• Palpasi: Fremitus suara melemah atau menghilang pada sisi yang sakit.
• Perkusi: suara ketok pada sisi sakit, hipersonor sampai timpani dan tidak
menggetar, batas jantung terdorong ke arah toraks yang sehat, apabila tekanan
intrapleura tinggi, Pada tingkat yang berat terdapat gangguan respirasi/sianosis,
gangguan vaskuler/syok.
• Auskultasi: pada bagian yang sakit, suara napas melemah sampai menghilang,
suara vokal melemah dan tidak menggetar serta bronkofoninegatif.
16. DIAGNOSIS
Pemeriksaan Penunjang
Chest X-Ray
Gambaran radiologis berupa:
• Bagian pneumotoraks akan tampak lusen, rata
dan paru yang kolaps akan tampak garis yang
merupakan tepi paru. Kadang-kadang paru
yang kolaps tidak membentuk garis, akan
tetapi berbentuk lobuler sesuai dengan lobus
paru. Paru yang mengalami kolaps hanya
tampak seperti massa radio opaque yang
berada di daerah hilus.
17. DIAGNOSIS
Pemeriksaan Penunjang
CT-Scan
Tujuan CT pada pneumotoraks
adalah untuk mencari penyakit
parenkim yang mendasarinya,
membedakan bulla dari
pneumotoraks yang sulit
dilakukan pada radiografi.
18. DIAGNOSIS BANDING
Diseksi Aorta
Infark
Miokard
Emboli Paru
Perikarditis
Akut
Pneumotoraks
Spontan
Trauma
Toraks dan
Aorta
Costumbrado J, Ghassemzadeh S. Spontaneous Pneumothorax. [Updated 2022 Jul 25]. In: StatPearls
[Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from:
19. TATALAKSANA
Tatalaksana Umum
Tindakan dekompresi yaitu membuat hubunganrongga pleura dengan udara
luar, ada beberapa cara:
a. Menusukkan jarum melalui dindingdada sampai masuk kerongga pleura,
sehingga tekanan udara positif akan keluar melalui jarum tersebut.
b. Membuat hubungandengan udara luar melalui kontra ventil:
- Jarum infuset ditusukkan kedinding dada sampai masuk ke rongga
pleura.
- Abbocath: jarum abbocath no 14 ditusukkan ke rongga pleura dan
setelahmadrin dicabut, dihubungkandengan infus set
- WSD: pipa khusus yang steril dimasukkan kerongga pleura.
20. TATALAKSANA
Tatalaksana Spesifik
Britis Thoracic Society and American Collage Of Chest Physician telah
memberikan rekomendasi penangananpneumotoraks dengan prinsip:
• Observasi dengan pemberianditambahkanoksigen
• Aspirasi sederhanadenga jarum dan pemasangantube torakostomi
dengan atau tanpa pleurodosis
• Torakoskopi dengan pleurodosisdan penangananterhadap adanya
bleb atau bula
• Torakotomi
21. TATALAKSANA
Observasi + Oksigen
a. jika luas pneumotoraks < 15% dari hemitoraks
b. fistula dari alveoli ke rongga pleura telah menutup, udara perlahan akan di
resorbsi (1,25%/hari)
c. laju resorbsi akan meningkat dengan di+oksigen
d. observasi dilakukan dengan beberapa hari dengan foto dada serial setiap 12-
24 jam selama 2hari dengan atau tanpa dirawat di RS
Aspirasi dengan jarum dan tubetorakostomi
a. jika luas pneumotoraks > 15% mengeluarkan udara dari rongga pleura dengaan
cara:
- menusuk jarum melaluidinding dada sampai rongga pleura
- Membuat hubungan dengan udara luar melaluikontra ventil,yaitu:
*jarum infus
*jarum abbocath 14
*WSD (water sealed drainage)
22.
23. KOMPLIKASI
• Gagal napas
• Gagal jantung
• Pyopneumotoraks
• Empiema
• Edema reekspansiparu
• Pneumoperikardium
• Pneumoperitoneum
• Fistula bronkopulmonar
• Kerusakan NVD saat dilakukan torakostomi
• Infeksi kulit dan nyeri pada pemasakantube
McKnight CL, Burns B. Pneumothorax. [Updated 2022 Nov 26]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL):
StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441885/
24. PROGNOSIS
McKnight CL, Burns B. Pneumothorax. [Updated 2022 Nov 26]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL):
StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441885/
Biasanya ringan dan sembuh sendiri tanpa adanya intervensi.
Rekurensi dapat terjadi dalam 5 tahun selanjutnya sebesar 30%.
Risiko rekurensi meningkat dengan kejadian pneumotoraks,30% pada
yang pertama, 40% setelah yang kedua dan >50% setelah rekurensi yang
ketiga.
Pasien dengan PPOK dan HIV memiliki mortalitas tinggi setelah
mengalami pneumothoraks.
25. CREDITS: This presentation template was created
by Slidesgo, including icons by Flaticon,
infographics & images by Freepik
THANK
YOU!
Editor's Notes
There is the theory states that it is
caused by congenital factors, namely the
presence of bullae on visceral subpleura,
which one day will rupture due to high
intra-pleural pressure, thus causing a
pneumothorax.[8,9]
These subpleural bullae are said to be most
commonly present at the apex of the lung
as well in the tracheobronchial branching.
Other opinions say that this PSP can
caused by smoking habits. Allegedly
smoking can cause imbalance of proteases,
these antioxidants cause degradation and
weakness elastic fiber from the lungs, as
well as many other possible causes prove
the cause of PSP
Secondary Spontaneous Pneumothorax (SSP) is a pneumothorax caused by an underlying lung disease. Many lung diseases are associated with secondary pneumothorax. Chronic obstructive pulmonary disease is the most common secondary cause of pneumothorax, Pulmonary tuberculosis is often found in pneumothorax patients. It is suspected that liquefaction of the caseosa pleural infiltrates results in pleural necrosis and rupture, an infection caused by bacteria pneumocystis carinii, the presence of immunocompromise caused by HIV infection, as well as many other causes, mentioned by sufferers of this type of pneumothorax aged between 60-65 years