2. Definisi dan Insidensi
• Trauma thorax adalah luka atau cedera yang mengenai thorax yang
dapat menyebabkan kerusakan pada dinding thorax atau isi dari
cavum thorax (rongga dada) yang disebabkan oleh benda tajam atau
benda tumpul.
• Trauma toraks mencakup 30-40% dari seluruh trauma dan 20-25% di
antaranya fatal. Penyebab kematian kedua paling tinggi dari semua
jenis trauma tiap tahun.
• Trauma tembus berkisar antara 1-13%, sebagian besar dapat
ditangani secara konservatif dengan selang WSD, namun 10-15%-nya
membutuhkan operasi
• Insidens trauma thorax di Amerika mencapai 25% dari seluruh
trauma menyebabkan kematian.
4. Anatomi Thorax
• Batas atas: di bawah leher yaitu incisura
jugularis (suprasternal notch)
• Batas bawah: rongga abdomen dibatasi
diafragma
• Otot-otot yang melapisi: m. Latissimus dorsi,
m. Trapezius, m. Rhomboideus mayor dan
minor, m. Serratus anterior dan m.
Interkostalis.
• Tulang dinding dada: sternum, vertebrae
torakalis, iga, skapula
• Organ di dalam rongga toraks: paru-paru,
jalan nafas, esofagus, jantung, pembuluh
darah besar, saraf dan sistem limfatik.
5. Etiologi
Trauma tumpul Trauma tajam
Trauma tumpul disebabkan oleh gaya energi
kinetik, termasuk ledakan, kompresi, deselerasi.
Fraktur iga merupakan gejala tersering dari blunt
trauma
Trauma tajam dibagi berdasarkan tingkat energinya
yaitu:
- Energi rendah , misalnya: panah, pisau, pistol
- Energi tinggi , misalnya : senjata militer dan
senapan
• Kecelakaan lalu lintas
• Cedera ledakan
• Terjatuh
• Luka tusuk
• Luka tembak
7. Kematian Akibat Trauma
Immediate Early Late
• 50%
• Dalam detik atau menit
• Penyebab paling sering: Disrupsi
jantung atau lesi pada aorta
bagian toraks, cedera medulla
spinalis
• 30-35%
• Dalam jam
• Cardiac tamponade
• Disrupsi aorta
• Perdarahan yang berlanjut
• 15-20%
• Dalam minggu
• Multiorgan failure
• SIRS
• Sepsis
• Komplikasi pernafasan
• infeksi
8. Trauma pada dinding dada
• Fraktur iga: single atau multipel
• flail chest: fraktur iga segmental
Trauma pada rongga dada
• pneumotoraks: disebabkan oleh robekan pleura, dibagi menjadi
pneumotoraks tertutup, terbuka, dan tension pneumotoraks.
• Hematotoraks: adanya darah dalam rongga pleura
• Hematotoraks ringan (jumlah darah sampai 300ml)
• Hematotoraks sedang (vol darah 300-800 ml)
• Hematotoraks berat (vol darah > 800ml)
9. Trauma pada rongga dada
• Kontusio paru:75% dari ledakan yang menyebabkan kompresi rongga dada
dan paru-paru diikuti dekompresi yang tiba-tiba.
• Cedera trakeo-bronkial: disebabkan sebagian besar trauma tumpul di
bagian sternum.
• Cardiac tamponade: disebabkan oleh trauma tajam di bagian parasternal II-
V yang menyebabkan darah dan cairan bocor ke perikardial.
• Disrupsi aorta torakal: penyebab kematian paling sering dari jatuh dan
deselerasi.
• Ruptur diafragma: trauma penetrasi di bawah ICS 5 atau ke arah
torakoabdominal yang menyebabkan robekan pada diafragma sehingga
organ abdomen dapat masuk ke dalam rongga dada.
11. Airway
• Penilaian :
• Menilai patensi jalan nafas (dapat mengeluarkan suara berarti jalan nafas
clear).
• Mengenal tanda-tanda obstruksi jalan nafas : benda asing di mulut, fraktur
wajah, mandibula atau trakea.
• Penanganan / Resusitasi :
• Proteksi servikal dengan in- line immobilisation / kollar servikal
• Benda asing dan cairan di mulut dikeluarkan dengan suction.
• Pada penderita dengan gangguan kesadaran, jalan nafas dipertahankan
dengan : head tilt/Chin lift /Jaw thrust
• Melakukan pemasangan orofaringeal tube, nasofaringeal tube, intubasi
12. Breathing & Ventilasi
• Look
• Menilai frekuensi dan kedalaman nafas
• Melihat pergerakan dinding dada (simetris/asimetris)
• Melihat jejas pada dinding dada, tanda seat belt
• Listen
• Mendengar suara napas
• Feel
• Merasakan hembusan napas
• Deviasi trakea +/-
• Emfisema subkutan +/-
• Fraktur iga
13. Breathing & Ventilasi
Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi
1. Tension
Pneumothorax
ICR flat
Sesak nafas
Dilatasi vena
jugularis
Deviasi trakea
Stem fremitus
↓
Hipersonor Suara pernafasan
↓
Needle Insertion
(IV Cath No. 14) di
ICR II- Linea
midclavicularis
2. Massive
Haemothorax
ICR flat
Sesak nafas
Pucat
Stem fremitus
↑
Beda Suara pernafasan
↓
Pemasangan Chest
Tube (tidak
termasuk dalam
kompetensi)
3. Open
Pneumothorax
ICR Normal
Sesak nafas
Luka berlubang
pada dinding toraks
(sucking chest
wound)
Stem fremitus
↓
Hipersonor Suara pernafasan
↓
Luka ditutup
dengan kain kasa
yang diplester
pada tiga sisi (
flutter-type valve
effect).
14. Circulation & Kontrol Perdarahan
• Penilaian :
• Mengenal adanya perdarahan eksternal
• Menilai status haemodinamik : tingkat kesadaran, warna kulit dan
nadi
• Penanganan/ Resusitasi :
• Bila ada perdarahan eksternal lakukan penekanan pada sumber
perdarahan secara manual atau dengan perban elastis.
• Memasang 2 IV-line dengan IV- Cath besar untuk pemberian
larutan RL hangat sebanyak 2 L sesegera mungkin.
• Memasang indwelling urinary catheter untuk monitoring produksi
urine bila tidak ada kontraindikasi.
15. Disability: Status Neurologi
• Penilaian : Menilai tingkat kesadaran dengan metode
AVPU
• A : Alert
• V : Respon to Verbal
• P : Respon to Pain (dengan penekanan pada nail bed)
• U : Unrespon
• Memeriksa diameter dan refleks cahaya pupil
16. Exposure dengan pencegahan Hipotermia
• Penilaian :
• Membuka semua pakaian penderita
• Melihat kelainan pada semua permukaan tubuh
• Memasang selimut dan mematikan AC
17. Anamnesa riwayat pasien trauma dada
• Harus diketahui apakah pasien mengalami trauma tumpul atau
trauma tajam
• Pada trauma tumpul, anamnesa mengenai mekanisme trauma,
misalnya pada KLL, apakah ada ejeksi.
• Pada trauma tajam, anamnesa mengenai jenis senjata yang
digunakan, arah dan jumlah tembakan, ukuran pisau, atau kaliber dari
peluru.
• Vital sign saat di TKP, waktu transpor dan jumlah cairan yang
diberikan sebelum dirujuk sangat perlu dicatat karena memberi
petunjuk mengenai stabilitas pasien.
18. Fraktur Iga
Single / Multiple.
Biasanya trauma tumpul
Fraktur iga I : cedera pembuluh darah besar dan saraf
ekstremitas atas
Fraktur iga 8,20,11,12: suspek cedera pada
hepar/spleen/ginjal
Treatment:
Analgesia
Pulmonary toilet -> pasien diminta batuk dan napas
dalam untuk pengeluaran sekret untuk menurunkan
resiko terjadinya atelektasis dan pneumonia
Kasus berat membutuhkan fiksasi internal dengan
plate&screws
Broken Rib
19. Tanda & Gejala Fraktur Iga
Nyeri dada pleuritik
Pernapasan cepat & dangkal
Atelektasis
hipoksemia
37. Pneumotoraks Terbuka
• Pembukaan di kavitas
dada yang
memasukkan udara ke
rongga pleural
• Menyebabkan kolaps
paru akibat tekanan
yang naik di dalam
rongga pleural
• Life-threatening
38. Tanda & Gejala pneumotoraks terbuka
• Dyspnea
• Nyeri tajam tiba-tiba
• Emfisema subkutan
• Suara pernapasan lemah sampai hilang
• Hipersonor
• Busa (+) pada luka dada saat ekspirasi
(a.k.a. Sucking chest wound)
39. Tatalaksana pneumotoraks terbuka
Observasi pada pneumotoraks minor dan asimtomatik
Aspirasi
Gold standard: Chest tube
Pleurectomy
Pleurodesis dengan agen sclerosing. contohnya: Doxy, Bleomycin,
talc.
Suroperasi (<20% kasus): Thoracotomy.
41. Tension Pneumothorax
• Udara terperangkap di dalam rongga pleura
• Menyebabkan terjadinya kolaps paru dan tekanan
terhadap mediastinum, paru kolateral dan
pembuluh darah besar sehingga menurunkan
venous return dan akhirnya shock.
• Penyebab:
Trauma penetrasi, trauma tumpul, iatrogenik
45. Decompression
needle (12-14f) intercostalis ke -2 space dari mid-
clavicular line
Tindakan ini merubah tension pneumothorax
pneumothorax sederhana
Tindakan ini hendaknya disusul terapi definitive berupa
pemasangan thorax drain
Tatalaksana Tension Pneumothorax
49. Hemothorax
• Disebabkan oleh trauma tumpul
• Terjadi ketika rongga pleural terisi darah yang memberikan tekanan terhadap jantung dan pembuluh darah lain di
rongga dada
• Disebabkan oleh laserasi pembuluh darah di toraks terutama PD interkostalis dan mammaria internal.
• Satu paru dapat menampung darah sebanyak 1,5 L
52. Tatalaksana Hemothorax
• ABC’s + kontrol c-spine
• Tatalaksana shock haemoragik
• Chest tube
• Thoracotomy: jika >1500mL darah didrainase dari chest tube secara inisial atau perdarahan
berlanjut >200ml/jam dalam 3-4 jam
53. Tamponade Jantung
Sindrom klinik dimana terjadi
penekanan yang cepat atau
lambat terhadap jantung akibat
akumulasi cairan, nanah, darah,
bekuan darah atau gas didalam
pericardium, sebagai akibat
adanya efusi, trauma atau
rupture jantung
54. Pericardial Tamponade
Luka tusuk
Darah dan cairan
masuk ke dalam
rongga perikardial
yang mengelilingi
jantung sehingga
terjadi gangguan
pompa jantung.
pericardial sac
55. Pericardial Tamponade
Pompa yang lemah akan
menyebabkan
penurunan tekanan
darah.
Denyut jantung akan
meningkat untuk
mengkompensasi,
namun tidak berhasil.
Kesadaran pasien akan
menurun dan akhirnya
akan menyebabkan
henti jantung.
56. Tanda dan Gejala Pericardial
Tamponade
• Distensi vena jugularis
• Peningkatan denyut jantung
• Suara jantung menjauh sampai menghilang
• Peningkatan frekuensi napas
• Kulit pucat
• Hipotensi
• Kematian
• Beck’s Triad… hipotensi, peningkatan tekanan vena,
suara jantung menjauh sampai menghilang.
60. Pericardiocentesis
• Dengan teknik aseptik, insersi jarum 3’’ pada
sudut os xyphoideus di iga ke-7
• Posisikan jarum 45 derajat ke arah klavikula
sambil aspirasi sehingga terlihat darah.
• Lanjutkan aspirasi sehingga spuit penuh
kemudian buangkan darahnya dan ulang lagi
sehingga tidak ada darah yang keluar lagi.
• Pantau ketat keadaan pasien karena aspirasi
darah volume kecil dapat menyebabkan
perubahan yang cepat pada tekanan darah
62. Ruptur Diagfragma
• Robekan pada diafragma sehingga organ abdomen dapat masuk ke dalam rongga
dada.
• Setiap luka penetrasi di bawah ICS 5 dapat menyebabkan penetrasi diafragma
dan trauma abdomen
• Trauma tumpul pada diafragma bisanya disebabkan oleh tekanan kompresi
terhadap pelvis dan abdomen
• Paling sering di sebelah kiri karena kanan dilindungi oleh hepar
• Biasanya besar disertai dengan herniasi isi abdomen ke dalam rongga dada
64. Tanda & Gejala Ruptur Diagfragma
• Nyeri abdomen
• Dyspnea
• Suara pernapasan menghilang pada sisi yang ruptur
• Suara pencernaan (+) di rongga dada
65. Diagnosa
• Foto toraks setelah pemasangan NGT,Barium enema, CT scan
& diagnostic peritoneal lavage (DPL)
• Evaluasi yang paling akurat: laparaskopi atau video-assisted
thoracoscopy (VATS)
67. Indikasi Torakostomi
• Post-traumatic cardiovascular collapse
• Pericardial tamponade
• Trauma vaskular
• Kontrol perdarahan dari trauma paru-paru
• Massive Air leak
• Trauma trakeobronkialis yang terbukti
• Internal cardiac massage
68. Tipe Torakostomi
• Torakostomi Emergency / Resusitatif
untuk kontrol perdarahan.
• Torakostomi terencana
untuk memperbaiki trauma spesifik.
69. Kesimpulan
Trauma toraks sangat sering terjadi dan bisa
mengancam kehidupan pasien. Jadi, identifikasi
yang cepat dan tatalaksana merupakan parameter
untuk keberhasilan keselamatan pasien.
Penatalaksanaan jalan napas sangat penting dan
tatalaksana yang cepat kadang diperlukan untuk
kebanyakan trauma toraks.
The Trauma Manual, second edition Lippincott Williams and Wilkins : 203-23
Gopinath N, Invited Arcticle “Thoracic Trauma”, Indian Journal of Thoracic and Cardiovascular Surgery Vol. 20,144-148.
a)segmen yang mengambang akan bergerak ke dalam selama fase inspirasi dan bergerak ke luar selama fase ekspirasi, sehingga udara inspirasi terbanyak memasuki paru kontralateral dan banyak udara ini akan masuk pada paru ipsilateral selama fase ekspirasi; keadaan ini disebut dengan respirasi pendelluft.b) pergerakan ke dalam dari segmen yang mengambang akan menerkan paru-paru di bawahnya sehingga mengganggu pengembangan paru ipsilateral.c) mediastinum terdorong ke arah kontralateral selama fase inspirasi oleh adanya peningkatan tekanan negatif hemitoraks kontralateral selama fase ini, sehingga pengembangan paru kontralateral juga akan terganggu.d) pergerakan mediastinum di atas akan mengganggu venous return jantung. Dinding dada mengambang (flail chest) ini sering disertai dengan hemotoraks, pneutoraks, hemoperikardium maupun hematoma paru yang akan memberat keadaan penderita.