1. PROFIL DAKWAH UMMAT ISLAM
KABUPATEN KARO
TAHUN 2009
Tim Penyusun
Ketua Tim
Drs.H.Erwin Tanjung
Anggota Tim
Drs.Alexander Zulkarnaen
Rusli, SP
Toto Budiarto,SE
Mas’ud
Drs. Arsal Zailani
Syafaruddin Tarigan
Drs.Abdul Gani Panjaitan
Baharuddin, S.Pd.I
Drs. Retenum Kumar
Diterbitkan oleh:
PD Dewan Masjid Indonesia Kabupaten Karo
Bekerjasama dengan
Nasril Bahar Centre ( www.nasrilbahar.com )
2. Profil Dakwah Ummat Islam
Kabupaten Karo
Tahun 2009
Ketua Tim Penyusun
Drs.H.Erwin Tanjung
E-mail : e.tanjoeng@gmail.com
Blog : http://www.dmi-tanahkaro.blogspot.com
Diterbitkan oleh :
PD Dewan Masjid Indonesia Kabupaten Karo
Kabanjahe
2009
3. SAMBUTAN KETUA TIM PENYUSUN
PROFIL DAKWAH UMMAT ISLAM KABUPATEN KARO 2009
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah wa Syukurillah kami panjatkan kepada Allah Swt. Sang Pemberi Semangat,
Pemberi Motivasi sehingga kami dapat menyelesaikan buku “Profil Dakwah Islam Kabupaten
Karo “. Shalawat dan Salam kami sampaikan kepada Nabi Muhammad Saw. manusia teragung
sebagai uswatun hasanah, sebagai sebaik-baik contoh dalam menjalani kehidupan nyang
sangat singkat ini.
Inspirasi untuk membuat Buku Peta Dakwah Ummat Islam Kabupaten Karo dilandasi oleh rasa
prihatin kondisi dakwah Islam di Kabupaten Karo. Beberapa kali pertemuan dialog yang
digagas oleh PD Dewan Masjid Indonesia Kab.Karo , Majelis Ulama Indonesia Kab.Karo dan
Kantor Departemen Agama Kabupaten Karo begitu juga analisa hasil kegiatan Safari
Ramadhan dua tahun terakhir menemukan berbagai persoalan dakwah di tengah-tengah
ummat khususnya desa-desa yang jauh dari ibukota kabupaten. Begitu juga imformasi dari
berbagai tokoh agama, mubaligh dan pemerhati agama. Mulai dari persoalan ketiadaan
pembimbing agama/ ustad, tidak ada pengajian/perwiridan, sarana dan prasarana, ketiadaan
dan tidak berfungsinya masjid sampai kepada persoalan berpindah akidah ( murtad ).
Namun persoalannya, kita tidak tahu pasti desa yang mana yang memiliki permasalahan seperti
di atas. Kita tidak tahu desa mana yang tidak ada pembina agamanya, desa mana yang
masjidnya tidak berfungsi, desa mana yang ummat Islamnya banyak berpindah akidah dan
sebagainya. Kita sampai pada satu titik, yaitu kita harus memiliki peta dakwah. Wacana untuk
membuat peta dakwah di Kabupaten Karo sudah bergulir sejak lama. Untuk memulai
menyelesaikan persoalan dakwah Islam di Tanah Karo tahap awal adalah membuat peta
dakwah. Ini harus segera diwujudkan. Kita harus membuat peta dakwah ummat Islam di
Kabupaten Karo. Dengan peta ini kita bisa melihat kondisi yang benar tentang dakwah ummat
Islam di Kabupaten Karo sekaligus kita bisa merancang kegiatan dakwah yang lebih
terorganisisr dan terarah pada sasaran yang tepat.
Dilatarbelakangi hal di ataslah, PD Dewan Masjid Indonesia Kabupaten Karo merancang
untuk membuat sebuah peta dakwah ummat Islam Kabupaten Karo yang juga sekaligus
merupakan program PD Dewan Masjid Indonesia Kab.Karo. Alhamdulilah kami
meninjaklanjuti hal tersebut dengan mengumpulkan berbagai imformasi berkaitan dengan
kegiatan dakwah ummat Islam Kabupaten Karo. Pengumpulan data dilakukan dengan
menyebarkan angket, wawancara dan berbagai imformasi dari berbagai pihak.
Alhamdululillah, dengan izin Allah dan kekuatan yang diberikan-Nya kami dapat
menyelesaikan penyusunan Peta Dakwah Ummat Islam Kabupaten Karo ini.
Kami menyadari, bahwa apa yang telah kami susun ini sangat jauh dari kesempurnaan. Masih
banyak yang belum tergambar di dalam buku peta dakwah ini. Apa yang kami susun dalam
buku peta dakwah ini barangkali masih kisaran 30% -50% imformasi tentang kondisi dakwah
ummat Islam di Kabupaten Karo. Artinya masih ada sekitar 50% lagi imformasi yang harus
kita kumpulkan berkaitan dengan ummat Islam di Kabupaten Karo.
Oleh sebab itu, kami berharap penyusunan peta dakwah ini sebagai sebuah titik awal untuk
membenahi, merancang, mengorganisir dan mengatur strategi dakwah ke depan sehingga akan
berhasil dengan baik. Sekaligus sambil berjalan, kita juga bisa bersama-sama membenahi dan
menyempurnakan peta dakwah yang sudah kita miliki ini dengan berbagai imformasi berkaitan
dengan kondisi ril ummat Islam di Kabupaten Karo. Sehingga kiat kelak memiliki peta dakwah
yang sempurna.
Satu hal yang harus menjadi catatan bagi kita semua bahwa peta dakwah yang kita buat ini
menjadi salah satu alat pengukur keberhasilan gerakan dakwah ke depan. Ini mengandung
makna bahwa kita harus berusaha merubah peta dakwah ini ke arah yang lebih baik. Sehingga
4. satu atau dua tahun kedepan, ketika kita meng-update data peta dakwah ini akan terlihatlah
bagaimana gerakan dakwah kita satu atau dua tahun sebelumnya. Berhasilkah atau tidak ?
Selain itu, imformasi peta dakwah ini dapat dipergunakan oleh siapa saja yang peduli terhadap
dakwah di Tanah Karo. Termasuk di dalamnya Ormas Islam,. Lembaga-lembaga dakwah, para
mubaligh/da’i baik yang berdomisili di Kab.Karo atau yang berada di luar Kab.Karo begitu
juga Kantor Departemen Agama Kabupaten dapat menjadikan acuan pengembangan dan
pembinaan jamaah dimasa depan.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih atas bantuan Saudaraku Nasril
Bahar,S.E anggota DPR RI dari Fraksi Partai Amanat Nasional dan sekaligus caleg Dapil 3
Sumut yang telah memberikan bantuan untuk biaya pencetakan buku Profil Dakwah Ummat
Islam Kab.Karo. Begitu juga kami ucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
memberikan bantuan kepada baik, baik imformasi, data, keterangan, pemikiran, saran, koreksi ,
tenaga dan sebagainya. Tentu bantuan ini walau sekecil apapun tidak dapat kami nilai dengan
materi. Begitu juga kami ucapkan terima kasih kepada para dermawan yang dengan ikhlas
memberikan sebagian rezeki yang diterima untuk menyukseskan program penyusunan peta
dakwah ini. Kami yakin apa yang kita lakukan ini dalam membantu kegiatan ini merupakan
bagian dari amal soleh yang akan bermanfaat bagi ummat Islam khususnya di Kabupaten Karo
sekaligus merupakan semangat jihad untuk mengembangan agama Allah. Izinkan kami
mengapresiasikan ucapan terima kasih kami kepada pihak-pihak yang membantu kami lewat
lembaran halaman Ucapan Terima Kasih pada buku Peta Dakwah Ummat Islkam Kabupaten
Karo ini.
Amin…ya Robbal Alamin
Kabanjahe, Maret 2009
Ketua Tim Penyusun,
Drs.H.Erwin Tanjung
5. SAMBUTAN
PIMPINAN DAERAH DEWAN MASJID INDONESIA
KABUPATEN KARO
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Sebagai sebuah organisasi kemasyarakatan, Dewan Masjid Indonesia secara umum memiliki
tiga program, yaitu : program Dakwah, program Pendidikan, dan Pemberdayaan ekonomi
ummat. Secara umum , kami Pimpinan daerah Dewan Masjid Indonesia belumlah secara
maksimal berupaya untuk melaksanakan program-program tersebut.
Khusus untuk bidang dakwah dan pendidikan, PD Dewan Masjid Indonesia Kabupaten Karo
telah pernah melakukan pelatihan imam masjid se-Kabupaten Karo dan Pelatihan Calon Guru
TK Al-Quran dengan bekerja sama dengan Fakultas Ekonomi UISU Sumatera Utara. Begitu
juga pertemuan dengan mubaligh dan tokoh agama/masyarakat untuk menghimpun imformasi
berkaitan dengan gerakan dakwah di Kabupaten Karo. Harus kita akui, bahwa persoalan
dakwah di Kabupaten Karo sangatlah kompleks sekali sekali. Ternyata banyak permasalahan
yang muncul ditengah-tenga ummat. Mulai dari ketiadaan da’i/mubaligh, pembinaan jamaah
sampai pada persoalan tidak berfungsinya masjid. Namun persoalannya, bahwa kita belum
mendapat gambaran yang jelas tentang kondisi dakwah di berbagai desa di Kabupaten Karo.
Kondisi seperti inilah yang selalu muncul ketika kita duduk bersama membicarakan tentang
dakwah di Kabupaten Karo. Setiap orang ingin melihat secara jelas bagaimana kondisi
sebenarnya tentang dakwah di Kabupaten Karo. Setiap orang ingin adanya sebuah peta dakwah
Kabupaten Karo.
PD Dewan Masjid Indonesia Kabupaten Karo menyadari betul bahwa pembuatan peta dakwah
yang menggambarkan tentang kondisi dakwah di Kabupaten sesuatu yang mutlak diperlukan.
Peta dakwah ini akan menjadi sebuah referensi untuk membangun gerakan dakwah yang tepat ,
terencana dan sesuai dengan sasaran dakwah.
Berkaitan dengan hal di atas, PD Dewan Masjid Indonesia Kab.Karo merasa bahwa
mewujudkan keinginan tersebut merupakan salah satu tanggungjawab yang harus
dilaksanakan. Oleh sebab itu, PD Dewan Masjid Indonesia Kab.Karo jauh-jauh hari mencoba
merancang pembuatan profil dakwah di Kabupaten Karo.
Kami menyadari bahwa ini sebuah usaha yang tentunya membutuhkan perhatian yang cukup
besar, begitu juga waktu dan biayanya. Menyadari hal ini, PD Dewan Masjid Indonesia
Kab.Karo mencoba mencari pihak yang ingin dapat bekerjasama untuk membantu program
pembuatan peta dakwah Kabupaten Karo. Alhamdulillah, kami mendapat sambutan yang baik
dengan semangat dakwah dari Saudaraku Nasril Bahar, S.E anggota DPR-RI dari FPAN
dimana Kabupaten Karo merupakan daerah pemilihan beliau. Beliau menyanggupi untuk biaya
cetak dari buku peta dakwah berasal dari beliau. Sudah tentu pada kesempatan ini kami dari PD
Dewan Masjid Indonesia Kab.Karo begitu juga atas nama ummat Islam di Kabupaten
mengucapkan bantyak terima kasih. Semoga saja sumbangan / infaq ini menjadi sebuah amal
ibadah.
Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Kepala Kantor Departemen Agama
beserta jajarannya yang merupakan mitra kami dalam rangka mengumpulkan berbagai
imformasi berkaitan dengan kondisi dakwah ummat Islam di berbagai tempat . Begitu juga
6. kepada seluruh pihak yang telah membantu kami dalam penyelesaiian buku profil dakwah ini.
Sebagai sebuah apresiasi dari kami, izinkan kami untuk mencantumkan nama Bapak/Ibu pada
lembaran ucapan terima kasih dari kami dalam buku profil dakwah ini.
Harapan kami dan juga harapan kita semua kiranya buku profil dakwah Kabupaten Karo dapat
bermanfaat bagi kita semua dalam rangka pengembangan dakwah pada hari –hari mendatang.
Terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Kabanjahe, 15 Januari 2009
Pimpinan Daerah
Dewan Masjid Indonesia Kabupaten Karo
H. Mulia Purba
7. KATA SAMBUTAN
ANGGOTA DPR-RI FRAKSI PAN
H.NASRIL BAHAR
Bismillahirrohmanirrohim
Assalamu’alaikum,Wr.Wb.
Sebagai hamba, dalam kesempatan apapun pantas kita selalu bersyukur kepada Allah
Swt. yang menguasai alam semesta ini yang telah memberikan kita berbagai nikmat walaupun
kadang-kadang kita kufur kepada-Nya. Shalawat dan Salam kita sampaikan kepada kepada
Nabi Muhammad Saw.sebagai uswatun hasanah dalam menjalani kehidupan yang amat singkat
ini.
Sekitar awal bulan Oktober 2008, saya dihubungi oleh Saudara Drs.H.Erwin Tanjung
selaku sekretaris PD Dewan Masjid Indonesia Kabupaten Karo dan menawarkan sebagai
sponsor untuk membantu biaya cetak sebuah buku tentang peta dakwah ummat Islam di
Kabupaten Karo yang disusun oleh PD Dewan Masjid Indonesia Kabupaten Karo. Saya tidak
membutuhkan waktu yang lama untuk menerima tawaran yang menarik ini. Bagi saya ,
membantu berkaitan dengan dakwah adalah tugas kita semua. Ini adalah kewajiban sekaligus
tanggung jawab kita semua.
Rasul pernah berpesan kepada kita semua bahwa “ khairunnasi anfa’u linnas “. Manusia
yang terbaik itu adalah manusia yang bermanfaat bagi manusia yang lain.Apa yang kita
lakukan saat ini itu semua dalam upaya meneladani sikap Rasul. PD Dewan Masjid Indonesia
Kab.Karo dan segala yang terlibat dalam penyususnan ini telah memberi manfaat bagi ummat
Islam di Kab.Karo.
Secara pribadi, saya melihat begitu banyak persoalan ketika kita berbicara tentang
dakwah di Kabupaten Karo. Kurangnya da’i, sarana dan prasarana yang tidak memadai,
sumber dana dakwah, letak geografis yang sulit dijangkau merupakan diantara persoalan
dakwah di Kabupaten Karo.
Berkaitan dengan hal di atas, sejak pertama saya memberi respon yang positif dengan
rencana PD Dewan Masjid Indonesia Kab.Karo untuk mengadakan pemetaan dakwah di
Kabupaten Karo. Alhamdulillah hgal tersebut telah berhasil disusun. Hari ini kita sudah
mendapat gambaran yang jelas bagaimana kondisi dakwah ummat Islam di Kabupaten Karo.
Secara umum disimpulkan dalam buku ini bahwa kondisi dakwah ummat Islam di Kabupaten
Karo sungguh memprihatinkan. Masih banyak ummat Islam diberbagai pelosok yang belum
mendapat pembinaan keagamaan . Begitu juga masih banyak desa-desa yang tidak memiliki
ustadz/mubaligh. Satu hal lagi yang harus menjadi perhatian kita semua, buku ini
menyampaikan data kepada kita bahwa akan banyak generasi-generasi Islam yang tidak bisa
baca al-Quran karena tidak memiliki tempat sarana belajar al-Quran. Begitu juga akan muncul
generasi-generasi Islam yang tidak paham akan Islam, karena lebih dari 85% desa-desa di
Kabupaten Karo tidak memiliki perkumpulan remaja sebagai wadah untuk membina mereka.
Cukup memprihatinkan sekali.
Oleh sebab itu, harus ada sebuah upaya yang serius dilakukan secara bersama-sama dan
dirancang program yang terpadu dengan melibatkan berbagai elemen. Insya Allah, kalau hal ini
kita lakukan secara bersama dengan niat ikhlas berjuang di jalan Allah gerakan dakwah kita
akan berhasil memberikan pencerahan kepada ummat Islam khususnya di Kabupaten Karo.
Untuk gerakan dakwah Islam Kabupaten Karo ke depan ,mudah-mudahan saya dapat
menyisihkan sebagian zakat harta dari usaha untuk dapat disalurkan dalam rangka
pengembangan dakwah di Kabupaten Karo. Amin.
Medan, Maret 2009
H.Nasril Bahar
8. KATA SAMBUTAN
KEPALA KANTOR DEPARTEMEN AGAMA KABUPATEN KARO
Bismillahirrohmanirrohim
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Segala puja puji dan syukur bagi Allah Swt. atas segala limpahan taufik, hidayah dan
inayah-Nya kepada kita semua, sehingga Buku Peta Dakwah Ummat Islam Kabupaten Karo
yang ditulis oleh Pimpinan Daerah Dewan Masjid Indonesia Kabupaten Karo ini dapat
diselesaikan dengan baik, kemudian shalawat dan salam kita sampaikan kepada junjungan alam
Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing, membina dan mengarahkan ummat manusia
dari kultur jahiliyah ke alam yang penuh dengan hidayah dan ilmiah ( minazhuzhulumaati
ilannuur ), semoga uswatun hasanahnya dapat kita pedomani dan teladani dalam kehidupan
kita sehari-hari. Amiin.
Gejala masyarakat umum yang dapat kita perhatikan saat ini, khususnya dalam
kaitannya dengan gerakan dakwah adalah banyaknya ahli-ahli agama, ilmuan, intelektual dan
mubaligh dan da’i yang tinggal di kota-kota besar, sehingga perhatian terhadap daerah-daerah
terpencil selalu terabaikan yang tentunya mempunyai dampak dalam berbagai bidang,
pelaksanaan dakwahpun seringkali tidak menemukan sasaran, tema dan materi dakwah
seringkali tidak membumi dan menyentuh problem-problem dasar, kondisi dan kultur
kehidupan masyarakat terkhusus yang tinggal di Tanah karo Simalem.
Sejalan dengan itu, dalam meningkatkan kualitas bimbingan, pemahaman, pengamalan,
pelayanan, penghayatan moral dan etika keagamaan serta memberdayakan ummat dan lembaga
keagamaan guna memajukan dan meningkatkan kualitas keimanan, ketaqwaan dan
kemakmuran ummat Islam di Kabupaten Karo adalah tanggung jawab kita semua.
Akhirnya saya selaku Kepala Kantor Departemen Agama Kabupaten Karo
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Pimpinan Daerah Dewan Masjid
Indonesia Kabupaten Karo yang telah berhasil menyelesaikanpenulisan Buku Peta Dakwah
Kabupaten Karo dengan baik. Semoga buku Peta Dakwah Kabupaten Karo ini dapat dijadikan
pedoman dalam penyusunan program, pergerakan dan pelaksanaan dakwah di Kabupaten Karo
ini menuju negeri makmur dalam keadilan dan adil dalam kemakmuran dalam ridho Allah Swt,
amin ya Robbal ‘alamin.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Kabanjahe, 27 Pebruari 2009
Kepala Kantor Departemen Agama
Kabupaten Karo
Dto
Drs. H. baharuddin Pardosi
NIP. 150177129
9. KATA SAMBUTAN
KETUA UMUM DEWAN PIMPINAN WILAYAH
DEWAN MASJID INDONESIA SUMATERA UTARA
Assala’mualaikum Wr.Wb.
Puji syukur kita sampaikan kepada Allah Swt.atas rahmat dan hidayah-Nya yang
diberikan kepada kita. Shalawat dan salam kita sampaikan kepada junjungan kita nabi Besar
Muhammad Saw.yang telah menyampaikan dakwah Islamiyah kepoada ummat manusia.
Pimpinan Wilayah Dewan Masjid Indonesia Provinsi Sumatera Utara menyambut
baikatas penyusunan peta dakwah Kabupaten Karo sebagai satu sumbangsih yang sangat
berharga dalam pembinaan ummat Islam.
Peta dakwah sangat dibutuhkan oleh masyarakat Isl;am terutama bagi mereka yang
berpartisipasi dibidang dakwah, baik mnelalui dakwah bil hal, bil lisan maupun dakwah
melalui tulisan. Peta dakwah dapat memberikan gambaran yang jelas tentang situasi dan
kondisi kehidupan keagamaan disuatu daerah, sebagai bahan bagi para da’i dalam menjalankan
misi dakwahnya di tengah-tengah masyarakat agar dapat mencapai sasaran yang diharapkan.
Peta dakwah Kabupaten Karo yang pertama kali disusun ini hendaknya dapat juga
diikuti oleh Kabupaten/Kota lainnya di Sumatera Utara, agar setiap daerah mempunyai peta
dakwah sebagai pedoman para da’i dalam melaksanakan dakjwahnya di daerah masingmasing.
Kepada Pimpinan Daerah Dewan Masjid Indonesia Kabupaten Karo dan semua pihak
yang telah memberikan bantuan baik moril maupun materil sehingga peta dakwah Kabupaten
Karo ini dapat tersusun dengan baik, kami ucapkan terima kasih yabng sebesar-besarnya,
semoga mendapat imbalan pahala yang berlipat ganda dari Allah Swt.
Demikian sambutan kami, dengan harapan peta dakwah ini memberi dampak positif
dalam pengembangan dakwah Islam khususnya di Kabupaten Karo Provinsi Sumatera Utara.
Medan,22 Shafar 1430 H
16 Pebruari 2009M
Wassalam
PIMPINAN WILAYAH DEWAN MASJID INDONESIA
PROVINSI SUMATERA UTARA
Ketua Umum
Dto
Drs.H.M.Imran Daulay,S.H,M.Si
10. Lembaran
Ucapan Terima Kasih
Syukur Alhamdullillah kami haturkan kepada Sang Maha Pencipta yang telah memberikan
semangat dan keteguhan dalam rangka menyelesaikan peta dakwah Ummat Kabupaten Karo.
Harapan kami , semoga dengan Peta Dakwah akan memberi daya juang untuk terus berjihad
menegakkan agama Allah.
Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada :
Saudaraku Nasril Bahar,SE
Anggota DPR-RI dari Fraksi Parta Amanat Nasional
Yang telah memberi respon positif dengan memberi infaq untuk biaya pencetakan buku Peta
Dakwah Kabupaten Karo. Semoga ini menjadi sebuah catatan amal Ibadah disisi Allah dan
diberi limpahan rezeki dan
kesuseksan dalam hidup dunia dan akherat
Drs.H.Baharuddin Pardosi
Kepala Kantor Departemen Agama Kabupaten Karo dan seluruh jajarannya
Yang merupakan mitra kami dalam rangka pengumpulan imformasi kegiatan dakwah di
berbagai tempat.
Drs.H.Adi Sungkono( Kasi Kurais Depag Agama Kab.Karo ),
Drs.Karni Harahap ( Kasi Pendais dan Masjid )
Drs. Ahmad Jaiz ( KUA Kabanjaher )
Drs. Ahmad Jazuli Daulay ( KUA Berastagi )
Drs. M.Nur Caniago ( Kua Tiga Panah ),
Sukariadi,S.Ag ( Kua Lau Baleng ),
Syaiful Azmi ( KUA Mardingding)
Para mubaligh/da,i / yang berada jauh diberbagai pelosok desa yang mencoba mengisi
waktunya untuk berjihad menyampaikan ayat-ayat Allah dengan segala kekurangan fasilitas
yang mereka miliki sekaligus memberikan kepada kami berbagai imformasi dakwah dalam
rangka penyelesaian Buku Peta Dakwah ini.
Drs.H.Adnan Effendi Batubara ( Tiga Serangkai), Asral Zailani ( Tiga Binanga), Melati Bako
( Merek)Bangsawan Nasution( Perteguhan ), NurHikmah Barus ( Beganding), Baniyamin
Seregar (Barus Jahe )Mas’ud ( Kuta Buluh), Drs.Retenum Kumar (BerastagiRajin
Sembiring( Suka Nalu), Syafruddin Tarigan( Tiga Binanga), Munir Seregar, Subuhi Seregar,
Pungut Perangin-angin, Din Ahmadi ( Ndokum Seroga), Reza (Berastagi), Drs.Mizan
( Naman)
Para donatur yang memberikan sumbangan/infaqnya dalam rangka menyukseskan kegiatan
Peluncuran Buku Profil Dakwah Ummat kabupaten Karo, semoga Allah memberikan limpahan
nikmat dan rahmat-Nya
H.Bahdin Nur Tanjung ( Rektor UMSU Medan ),
Ir.Dudi S.Utomo ( UD.Metro Tani Kabanjahe )
Drs.Sudarto Purba, ( Ketua Bazda Kab.Karo )
Drs. Misran,SH ( Ketua Pengadilan Agama Kabanjahe )
H.Bambang ( Pimpinan Bank Mandiri Kabanjahe )
Makmur Jambak, S.Pd.I ( Anggota DPRD Kab.Karo dari PAN )
Dr.H.Sudibyo Soetomo,Sp.A ( Ketua IPHI Kab.Karo )
Dr.H.Sofyan Sembiring, Sp.A ( Ketua Lazis IPHI Karo )
H. Perdamean Sinulingga ( Bimbingan Haji dan Umroh Multazam Medan )
H.Muhammad Nurdin Ginting Jawak ( Berastagi )
H.Ngadimin (Berastagi )
H.Nirwan ( BRI Cab.Kabanjahe )
11. Hj.Nurhayati Br.Ginting ( Ketua BKMT Kab.Karo)
Siswanta Ginting ( Ketua yayasan Addinul Wannajah Tiga Binanaga
Drs.H.Adi Sungkono,MA ( Kasi Kurais dan Penyelenggaraan Haji Depag Karo )
Bambang ( Warung Mas Pon )
DAFTAR ISI
SAMBUTAN TIM PENYUSUN PETA DAKWAH UMMAT ISLAM
KABUPATEN KARO …………………………………………………………
KATA SAMBUTAN NASRIL BAHAR, S.E ………………………………….
KATA SAMBUTAN PD DEWAN MASJID INDONESIA
KABUPATEN KARO …………………………………………………………..
KATA SAMBUTAN KEPALA KANTOR DEPARTEMEN AGAMA
KABUPATEN KARO …………………………………………………………..
KATA SAMBUTAN PW DEWAN MASJID INDONESIA
SUMATERA UTARA……………………………………………………………
BAB I
:
SELAYANG PANDANG TENTANG KABUPATEN KARO
A. Deskripsi Geografis Kabupaten Karo
B. Sosial Budaya
C. Bentuk dan Susunan Pemerintahan Daerah
E. Penduduk
BAB II :
PERKEMBANGAN ISLAM DI TANAH KARO
A. Sejarah Masuknya Islam di Tanah Karo
B. Perkembangan Islam di Tanah Karo
C. Kondisi Dakwah Saat Ini
BAB III :
PROFIL DAKWAH UMMAT ISLAM KABUPATEN AKRO
A. Latar Belakang
B. Peran Masjid Dalam Pembinaan Jamaah
C. Kegiatan Dakwah Jamaah
D. Peran Ormas dan Lemabag Dakwah Dalam Pembinaan Jamaah
BAB IV :
GERAKAN DAKWAH MASA DEPAN
A. Kekuatan dan Kelemahan Gerakan Dakwah tanah Karo
B. Strategi Dakwah
12. Lampiran :
Masjid dan Perannya Dalam Pembinaan Jamaah
A. Manajemen Masjid
Tabel
10 : Data Masjid Se-Kabupaten Karo Tahun 2008
Tabel 1.1.1
Tabel 1.1.2
Tabel 1.1.3
Tabel 1.1.4
Tabel 1.1.5
Tabel 1.1.6
Tabel 1.1.7
Tabel 1.1.8
Tabel 1.1.9
Tabel 1.1.10
Tabel 1.1.11
Tabel 1.1.12
Tabel 1.1.13
Tabel 1.1.14
Tabel 1.1.15
Tabel 1.1.16
Tabel 1.1.17
………………………….
: Kelengkapan Kepengurusan dan Pelaksanaan Shalat Jumat
Di Kecamatan Mardinding
………………………………….
: Kelengkapan Kepengurusan dan Pelaksanaan Shalat Jumat
Di Kecamatan Lau Baleng
………………………………….
: Kelengkapan Kepengurusan dan Pelaksanaan Shalat Jumat
Di Kecamatan Tiga Binanga
………………………………….
: Kelengkapan Kepengurusan dan Pelaksanaan Shalat Jumat
Di Kecamatan Juhar
………………………………….
: Kelengkapan Kepengurusan dan Pelaksanaan Shalat Jumat
Di Kecamatan Munte
………………………………….
: Kelengkapan Kepengurusan dan Pelaksanaan Shalat Jumat
Di Kecamatan Kutabuluh
………………………………….
: Kelengkapan Kepengurusan dan Pelaksanaan Shalat Jumat
Di Kecamatan Payung
………………………………….
: Kelengkapan Kepengurusan dan Pelaksanaan Shalat Jumat
Di Kecamatan Tiganderket
………………………………….
: Kelengkapan Kepengurusan dan Pelaksanaan Shalat Jumat
Di Kecamatan Simpang Empat
………………………………….
: Kelengkapan Kepengurusan dan Pelaksanaan Shalat Jumat
Di Kecamatan Naman Teran
………………………………….
: Kelengkapan Kepengurusan dan Pelaksanaan Shalat Jumat
Di Kecamatan Merdeka
………………………………….
: Kelengkapan Kepengurusan dan Pelaksanaan Shalat Jumat
Di Kecamatan Kabanjahe
………………………………….
: Kelengkapan Kepengurusan dan Pelaksanaan Shalat Jumat
Di Kecamatan Berastagi
………………………………….
: Kelengkapan Kepengurusan dan Pelaksanaan Shalat Jumat
Di Kecamatan Tigapanah
………………………………….
: Kelengkapan Kepengurusan dan Pelaksanaan Shalat Jumat
Di Kecamatan Dolat Rakyat
………………………………….
: Kelengkapan Kepengurusan dan Pelaksanaan Shalat Jumat
Di Kecamatan Merek
………………………………….
: Kelengkapan Kepengurusan dan Pelaksanaan Shalat Jumat
Di Kecamatan Barus Jahe
………………………………….
B. Peranan Masjid dalam Pembinaan Jamaah
Tabel 1.2.1
Tabel 1.2.2
Tabel 1.2.3
Tabel 1.2.4
Tabel 1.2.5
Tabel 1.2.6
Tabel 1.2.7
Tabel 1.2.8
Tabel 1.2.9
Tabel 1.2.10
Tabel 1.2.11
Tabel 1.2.12
Tabel 1.2.13
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Ada Tidaknya Kegiatan Pembinaan Jamaah di Masjid Kec. Mardinding
Ada Tidaknya Kegiatan Pembinaan Jamaah di Masjid Kec. Lau Baleng
Ada Tidaknya Kegiatan Pembinaan Jamaah di Masjid Kec. Tiga Binanga
Ada Tidaknya Kegiatan Pembinaan Jamaah di Masjid Kec. Juhar
Ada Tidaknya Kegiatan Pembinaan Jamaah di Masjid Kec. Munte
Ada Tidaknya Kegiatan Pembinaan Jamaah di Masjid Kec. Kuta Buluh
Ada Tidaknya Kegiatan Pembinaan Jamaah di Masjid Kec. Payung
Ada Tidaknya Kegiatan Pembinaan Jamaah di Masjid Kec. Tiganderket
Ada Tidaknya Kegiatan Pembinaan Jamaah di Masjid Kec. Simpang Empat
Ada Tidaknya Kegiatan Pembinaan Jamaah di Masjid Kec. Naman Teran
Ada Tidaknya Kegiatan Pembinaan Jamaah di Masjid Kec. Merdeka
Ada Tidaknya Kegiatan Pembinaan Jamaah di Masjid Kec. Kabanjahe
Ada Tidaknya Kegiatan Pembinaan Jamaah di Masjid Kec. Berastagi
13. Tabel 1.2.14 : Ada Tidaknya Kegiatan Pembinaan Jamaah di Masjid Kec. Tigapanah
Tabel 1.2.15 : Ada Tidaknya Kegiatan Pembinaan Jamaah di Masjid Kec. Dolat Rakyat
Tabel 1.2.16 : Ada Tidaknya Kegiatan Pembinaan Jamaah di Masjid Kec. Merek
Tabel 1.2.17 : Ada Tidaknya Kegiatan Pembinaan Jamaah di Masjid Kec. Barus Jahe
C. Pelaksanaan Ibadah Shalat
Tabel 1.3.1
Tabel 1.3.1
Tabel 1.3.1
Tabel 1.3.1
Tabel 1.3.1
Tabel 1.3.1
Tabel 1.3.1
Tabel 1.3.1
Tabel 1.3.1
Tabel 1.3.1
Tabel 1.3.1
Tabel 1.3.1
Tabel 1.3.1
Tabel 1.3.1
Tabel 1.3.1
Tabel 1.3.1
Tabel 1.3.1
: Keadaan Rutinitas Pelaksanaan Shalat Fardhu Berjamaah dan
Shalat Jumat di Masjid Kec.Mardinding
……………………..
: Keadaan Rutinitas Pelaksanaan Shalat Fardhu Berjamaah dan
Shalat Jumat di Masjid Kec.Lau Baleng
……………………..
: Keadaan Rutinitas Pelaksanaan Shalat Fardhu Berjamaah dan
Shalat Jumat di Masjid Kec.Tiga Binanga
……………………..
: Keadaan Rutinitas Pelaksanaan Shalat Fardhu Berjamaah dan
Shalat Jumat di Masjid Kec.Juhar
……………………..
: Keadaan Rutinitas Pelaksanaan Shalat Fardhu Berjamaah dan
Shalat Jumat di Masjid Kec.Munte
……………………..
: Keadaan Rutinitas Pelaksanaan Shalat Fardhu Berjamaah dan
Shalat Jumat di Masjid Kec.Kuta Buluh
……………………..
: Keadaan Rutinitas Pelaksanaan Shalat Fardhu Berjamaah dan
Shalat Jumat di Masjid Kec.Payung
……………………..
: Keadaan Rutinitas Pelaksanaan Shalat Fardhu Berjamaah dan
Shalat Jumat di Masjid Kec.Tiganderket
……………………..
: Keadaan Rutinitas Pelaksanaan Shalat Fardhu Berjamaah dan
Shalat Jumat di Masjid Kec.Simpang Empat
……………………..
: Keadaan Rutinitas Pelaksanaan Shalat Fardhu Berjamaah dan
Shalat Jumat di Masjid Kec.Naman Teran
……………………..
: Keadaan Rutinitas Pelaksanaan Shalat Fardhu Berjamaah dan
Shalat Jumat di Masjid Kec.Merdeka
……………………..
: Keadaan Rutinitas Pelaksanaan Shalat Fardhu Berjamaah dan
Shalat Jumat di Masjid Kec.Kabanjahe
……………………..
: Keadaan Rutinitas Pelaksanaan Shalat Fardhu Berjamaah dan
Shalat Jumat di Masjid Kec.Berastagi
……………………..
: Keadaan Rutinitas Pelaksanaan Shalat Fardhu Berjamaah dan
Shalat Jumat di Masjid Kec.Tigapanah
……………………..
: Keadaan Rutinitas Pelaksanaan Shalat Fardhu Berjamaah dan
Shalat Jumat di Masjid Kec.Dolat Rakyat
……………………..
: Keadaan Rutinitas Pelaksanaan Shalat Fardhu Berjamaah dan
Shalat Jumat di Masjid Kec.Merek
……………………..
: Keadaan Rutinitas Pelaksanaan Shalat Fardhu Berjamaah dan
Shalat Jumat di Masjid Kec.Barus Jahe
……………………..
TENTANG JAMAAH DAN KEGIATAN DAKWAHNYA
A. Peran Pembina/Da’i/Ustadz dalam Kegiatan Pembinaan Dakwah Jamaah
Tabel 2.1.1
Tabel 2.1.1
Tabel 2.1.1
Tabel 2.1.1
Tabel 2.1.1
Tabel 2.1.1
Tabel 2.1.1
Tabel 2.1.1
Tabel 2.1.1
Tabel 2.1.1
Tabel 2.1.1
Tabel 2.1.1
Tabel 2.1.1
Tabel 2.1.1
Tabel 2.1.1
Tabel 2.1.1
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Kondisi Ada Tidaknya Mubaligh/Ustadz/Pembina Jamaah di Kec.Mardinding
Kondisi Ada Tidaknya Mubaligh/Ustadz/Pembina Jamaah di Kec. Lau Baleng
Kondisi Ada Tidaknya Mubaligh/Ustadz/Pembina Jamaah di Kec.Tiga Binanga
Kondisi Ada Tidaknya Mubaligh/Ustadz/Pembina Jamaah di Kec.Juhar
Kondisi Ada Tidaknya Mubaligh/Ustadz/Pembina Jamaah di Kec.Munte
Kondisi Ada Tidaknya Mubaligh/Ustadz/Pembina Jamaah di Kec.Kuta Buluh
Kondisi Ada Tidaknya Mubaligh/Ustadz/Pembina Jamaah di Kec.Payung
Kondisi Ada Tidaknya Mubaligh/Ustadz/Pembina Jamaah di Kec.Tiganderket
Kondisi Ada Tidaknya Mubaligh/Ustadz/Pembina Jamaah di Kec.Simpang Empat
Kondisi Ada Tidaknya Mubaligh/Ustadz/Pembina Jamaah di Kec.Naman Teran
Kondisi Ada Tidaknya Mubaligh/Ustadz/Pembina Jamaah di Kec.Merdeka
Kondisi Ada Tidaknya Mubaligh/Ustadz/Pembina Jamaah di Kec.Kabanjahe
Kondisi Ada Tidaknya Mubaligh/Ustadz/Pembina Jamaah di Kec.Berastagi
Kondisi Ada Tidaknya Mubaligh/Ustadz/Pembina Jamaah di Kec.Tigapanah
Kondisi Ada Tidaknya Mubaligh/Ustadz/Pembina Jamaah di Kec.Dolat Rakyat
Kondisi Ada Tidaknya Mubaligh/Ustadz/Pembina Jamaah di Kec.Merek
14. Tabel 2.1.1
: Kondisi Ada Tidaknya Mubaligh/Ustadz/Pembina Jamaah di Kec.Barus Jahe
B. Kegiatan Dakwah Jamaah
Tabel 2.2.1 : Keadaan Ketersediaan Wadah Pembinaan yang Dibentuk
Oleh Jamaah di Kec. Mardinding
…………………………………
Tabel 2.2.1 : Keadaan Ketersediaan Wadah Pembinaan yang Dibentuk
Oleh Jamaah di Kec. Mardinding
…………………………………
Tabel 2.2.1 : Keadaan Ketersediaan Wadah Pembinaan yang Dibentuk
Oleh Jamaah di Kec. Mardinding
…………………………………
Tabel 2.2.1 : Keadaan Ketersediaan Wadah Pembinaan yang Dibentuk
Oleh Jamaah di Kec. Mardinding
…………………………………
Tabel 2.2.1 : Keadaan Ketersediaan Wadah Pembinaan yang Dibentuk
Oleh Jamaah di Kec. Mardinding
…………………………………
Tabel 2.2.1 : Keadaan Ketersediaan Wadah Pembinaan yang Dibentuk
Oleh Jamaah di Kec. Mardinding
…………………………………
Tabel 2.2.2 : Keadaan Ketersediaan Wadah Pembinaan yang Dibentuk
Oleh Jamaah di Kec. Lau Baleng
…………………………………
Tabel 2.2.3 : Keadaan Ketersediaan Wadah Pembinaan yang Dibentuk
Oleh Jamaah di Kec. Tiga Binanga
…………………………………
Tabel 2.2.4 : Keadaan Ketersediaan Wadah Pembinaan yang Dibentuk
Oleh Jamaah di Kec. Juhar
…………………………………
Tabel 2.2.5 : Keadaan Ketersediaan Wadah Pembinaan yang Dibentuk
Oleh Jamaah di Kec. Munte
…………………………………
Tabel 2.2.6 : Keadaan Ketersediaan Wadah Pembinaan yang Dibentuk
Oleh Jamaah di Kec. Kuta Buluh
…………………………………
Tabel 2.2.7 : Keadaan Ketersediaan Wadah Pembinaan yang Dibentuk
Oleh Jamaah di Kec. Payung
…………………………………
Tabel 2.2.8 : Keadaan Ketersediaan Wadah Pembinaan yang Dibentuk
Oleh Jamaah di Kec. Tiganderket
…………………………………
Tabel 2.2.9 : Keadaan Ketersediaan Wadah Pembinaan yang Dibentuk
Oleh Jamaah di Kec. Simpang Empat
…………………………………
Tabel 2.2.10 : Keadaan Ketersediaan Wadah Pembinaan yang Dibentuk
Oleh Jamaah di Kec. Naman Teran
…………………………………
Tabel 2.2.11 : Keadaan Ketersediaan Wadah Pembinaan yang Dibentuk
Oleh Jamaah di Kec. Merdeka
…………………………………
Tabel 2.2.12 : Keadaan Ketersediaan Wadah Pembinaan yang Dibentuk
Oleh Jamaah di Kec. Kabanjahe
…………………………………
Tabel 2.2.13 : Keadaan Ketersediaan Wadah Pembinaan yang Dibentuk
Oleh Jamaah di Kec. Berastagi
…………………………………
Tabel 2.2.14 : Keadaan Ketersediaan Wadah Pembinaan yang Dibentuk
Oleh Jamaah di Kec. Tigapanah
…………………………………
Tabel 2.2.15 : Keadaan Ketersediaan Wadah Pembinaan yang Dibentuk
Oleh Jamaah di Kec. Dolat Rakyat
…………………………………
Tabel 2.2.16 : Keadaan Ketersediaan Wadah Pembinaan yang Dibentuk
Oleh Jamaah di Kec. Merek
…………………………………
Tabel 2.2.17 : Keadaan Ketersediaan Wadah Pembinaan yang Dibentuk
Oleh Jamaah di Kec. Barus Jahe
…………………………………
Tabel 2.2.1 : Keadaan Ketersediaan Wadah Pembinaan yang Dibentuk
Oleh Jamaah di Kec. Mardinding
…………………………………
15. BAB I
SELAYANG PANDANG TENTANG KABUPATEN KARO
A.
Deskripsi Geografis Kabupaten Karo
Kabupaten Karo terletak di dataran tinggi Pegunungan Bukit Barisan dan merupakan
Daerah Hulu Sungai. Luas wilayah Kabupaten Karo adalah 2.127,25 Km2 atau 212.725 Ha
atau 2,97 persen dari luas Propinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara, dan secara geografis
terletak diantara 2°50’–3°19’ Lintang Utara dan 97°55’–98°38’ Bujur Timur. Batas-batas
wilayah Kabupaten Karo adalah:
Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan Deli Serdang
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Dairi dan Toba Samosir
Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Simalungun
Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tenggara (Propinsi Nangroe Aceh
Darusalam).
Kabupaten Karo terletak pada ketinggian 120–1.600 Meter di atas permukaan laut dengan
perbandingan luas sebagai berikut:
Daerah ketinggian 120-200 Meter dari permukaan laut seluas 28.606 Ha (13,45%)
Daerah ketinggian 200-500 Meter dari permukaan laut seluas 17.856 Ha (8,39%)
Daerah ketinggian 500-1.000 Meter dari permukaan laut seluas 84.892 Ha (39,91%)
Daerah ketinggian 1.000-1.400 Meter dari permukaan laut seluas 70.774 Ha (33,27%)
Daerah ketinggian > 1.400 Meter di atas permukaan laut seluas 10.597 Ha (4,98%)
Bila dilihat dari sudut kemiringan/lereng tanahnya dapat dibedakan sebagai berikut:
Datar 2 %
= 23.900 Ha
= 11,24 %
Landai 2 – 15 %
= 74.919 Ha
= 35,22 %
Miring 15 – 40 %
= 41.169 Ha
= 19,35 %
Curam 40 %
= 72.737 Ha
= 34,19 %
Sejak zaman Belanda Kabupaten Karo sudah terkenal sebagai tempat peristirahatan.
Setelah kemerdekaan Republik Indonesia kemudian dikembangkan menjadi daerah tujuan
wisata di Propinsi Sumatera Utara. Objek-objek pariwisata di Kabupaten Karo adalah
panorama yang indah di daerah pegunungan, air terjun, air panas, dan kebudayaan yang unik.
Kabupaten Karo terkenal sebagai daerah penghasil berbagai buah-buahan dan bungabungaan, dan mata pencaharian penduduk yang terutama adalah usaha pertanian pangan, hasil
hortikultura dan perkebunan rakyat. Keadaan hutan cukup luas yaitu mencapai 129.749Ha atau
60,99 persen dari luas Kabupaten Karo.
Kabupaten Karo merupakan Daerah Hulu Sungai (DHS) dan Daerah Aliran Sungai
(DAS) Wampu/Ular, sub Daerah Aliran Sungai Laubiang.
Potensi Industri yang ada adalah Industri kecil dan aneka industri yang mendukung
pertanian dan pariwisata. Potensi sumber-sumber mineral dan pertambangan yang ada di
Kabupaten Karo diduga cukup potensial namum masih memerlukan survei lapangan.
B.
Sosial Budaya
Penduduk asli yang mendiami wilayah Kabupaten Karo disebut Suku Bangsa Karo. Suku
Bangsa Karo ini mempunyai adat istiadat yang sampai saat ini terpelihara dengan baik dan
sangat mengikat bagi Suku Bangsa Karo sendiri. Suku ini terdiri 5 (lima) Merga, Tutur
Siwaluh, dan Rakut Sitelu.
16. Merga Silima yakni:
1. Karo-Karo
2. Ginting
3. Sembiring
4. Tarigan
5. Perangin-angin
Dari kelima Merga tersebut di atas, masih terdapat sub-sub Merga. Berdasarkan Merga
ini maka tersusunlah pola kekerabatan atau yang dikenal dengan Rakut Sitelu, Tutur Siwaluh
dan Perkade-kaden Sepuluh Dua Tambah Sada.
Rakut Sitelu yaitu:
1. Senina/Sembuyak
2. Kalimbubu
3. Anak Beru
Tutur Siwaluh yaitu:
1. Sipemeren
2. Siparibanen
3. Sipengalon
4. Anak Beru
5. Anak Beru Menteri
6. Anak Beru Singikuri
7. Kalimbubu
8. Puang Kalimbubu
Perkade-kaden Sepuluh Dua:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Nini
Bulang
Kempu
Bapa
Nande
Anak
Bengkila
Bibi
Permen
Mama
Mami
Bere-bere
Dalam perkembangannya, adat Suku Bangsa Karo terbuka, dalam arti bahwa Suku
Bangsa Indonesia lainnya dapat diterima menjadi Suku Bangsa Karo dengan beberapa
persyaratan adat.
Masyarakat Karo terkenal dengan semangat keperkasaannya dalam pergerakan merebut
Kemerdekaan Indonesia, misalnya pertempuran melawan Belanda, Jepang, politik bumi
hangus. Semangat patriotisme ini dapat kita lihat sekarang dengan banyaknya makam para
pahlawan di Taman Makam Pahlawan di Kota Kabanjahe yang didirikan pada tahun 1950.
Penduduk Kabupaten Karo adalah dinamis dan patriotis serta taqwa kepada Tuhan Yang
Esa. Masyarakat Karo kuat berpegang kepada adat istiadat yang luhur, merupakan modal yang
dapat dimanfaatkan dalam proses pembangunan.
Dalam kehidupan masyarakat Karo, idaman dan harapan (sura-sura pusuh peraten)
yang ingin diwujudkan adalah pencapaian 3 (tiga) hal pokok yang disebut Tuah, Sangap, dan
Mejuah-juah.
Tuah berarti menerima berkah dari Tuhan Yang Maha Esa, mendapat keturunan, banyak
kawan dan sahabat, cerdas, gigih, disiplin dan menjaga kelestarian sumber daya alam dan
lingkungan hidup untuk generasi yang akan datang.
17.
Sangap berarti mendapat rejeki, kemakmuran bagi pribadi, bagi anggota keluarga, bagi
masyarakat serta bagi generasi yang akan datang.
Mejuah-juah berarti sehat sejahtera lahir batin, aman, damai, bersemangat serta
keseimbangan dan keselarasan antara manusia dengan manusia, antara manusia dan
lingkungan, dan antara manusia dengan Tuhannya. Ketiga hal tersebut adalah merupakan
satu kesatuan yang bulat yang tak dapat dipisah-pisahkan satu sama lain.
C.
Bentuk dan Susunan Pemerintahan Daerah
Susunan Pemerintah Daerah seperti yang diatur menurut UU No. 22 Tahun 1999 bahwa di
daerah dibentuk DPRD sebagai Badan Legislatif Daerah dan Pemerintah Daerah sebagai
Badan Eksekutif Daerah. Kepala Daerah Kabupaten disebut Bupati, dan dalam melaksanakan
tugas dan kewenangan selaku Kepala Daerah, Bupati dibantu oleh seorang Wakil Bupati.
Sejak Terbentuknya Kabupaten Karo hingga saat ini tercatat yang memimpin Kabupaten
Karo adalah Sbb :
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Nama Bupati
Ngerajai Meliala
Rakutta Sembiring Berahmana
Abdullah Eteng
Baja Purba
Mayor Matang Sitepu
Baharudin Siregar
Kol. Tampak Sebayang, SH
Drs. Rukun Sembiring
Ir. Menet Ginting
Drs. Rupai Perangin-angin
Kol. Drs. D.D. Sinulingga
Sinar Perangin-angin
Drs. D.D. Sinulingga
Masa Bakti
-- 1946
1946-1955
1970-1981
1981-1986
1986-1991
1991-1995
1995-2000
2000-2005
2005-2010
Wilayah pemerintahan Kabupaten Karo sejak tanggal 29 Desember 2006 resmi berubah
dari 13 kecamatan menjadi 17 Kecamatan dan 258 Desa/Kelurahan yaitu:
1. Kecamatan Kabanjahe, sebanyak 8 desa dan 5 Kelurahan
2. Kecamatan Berastagi, sebanyak 5 Desa dan 4 Kelurahan
3. Kecamatan Tigapanah, sebanyak 22 Desa
4. Kecamatan Dolat Rayat sebanyak 7 Desa
5. Kecamatan Merek, sebanyak 19 Desa
6. Kecamatan Barusjahe, sebanyak 19 Desa
7. Kecamatan Simpang Empat, sebanyak 17 Desa
8. Kecamatan Naman Teran sebanyak 14 Desa
9. Kecamatan Merdeka sebanyak 9 Desa
10. Kecamatan Payung, sebanyak 8 Desa
11. Kecamatan Tiganderket sebanyak 17 Desa
12. Kecamatan Kutabuluh, sebanyak 16 Desa
13. Kecamatan Munte, sebanyak 22 Desa
14. Kecamatan Juhar, sebanyak 24 Desa
15. Kecamatan Tigabinanga, sebanyak 18 Desa dan 1 Kelurahan
16. Kecamatan Laubaleng, sebanyak 13 Desa
17. Kecamatan Mardingding, sebanyak 10 Desa
D.
Penduduk
Hasil Sensus tahun 2000 Penduduk Kabupaten Karo berjumlah 283.713 jiwa, pada
pertengahan tahun 2006 diperkirakan sebesar 342.555 yang mendiami wilayah seluas
2.127,25 Km². Kepadatan penduduk diperkirakan sebesar 161,03 jiwa/ Km².
18. Laju Pertumbuhan Penduduk Karo Tahun 2000 – 2006 (keadaan tengah tahun) adalah
sebesar 3,19 % per tahun. Tahun 2006 di Kabupaten Karo Penduduk laki-laki lebih sedikit
dari Perempuan. Laki-laki berjumlah 170.574 Jiwa dan Perempuan berjumlah 171.981 Jiwa.
Sex rasionya sebesar 99,18.
Selanjutnya dengan melihat jumlah penduduk yang berusia dibawah 15 tahun dan 65
tahun ke- atas maka diperoleh rasio ketergantungan sebesar 60 yang berarti setiap seratus orang
usia produktif menanggung 60 orang dari usia dibawah 15 tahun dan 65 tahun keatas. Beban
tanggungan anak sebesar 52 dan beban tanggungan lanjut usia sebesar 7.
Jumlah Penduduk dan Rumah Tangga Per Kecamatan
2006
No.
Kecamatan/
Jumlah
Penduduk
Jumlah
Rumah Tangga
Rata-rata Jiwa Per
Rumah Tangga
(1)
1.
(2)
Mardingding
(3)
15.616
(4)
4.474
(5)
3,49
2.
Laubaleng
18.404
4.445
4,14
3.
Tigabinanga
18.894
5.789
3,26
4.
Juhar
13.841
4.318
3,21
5.
Munte
20.565
6.350
3,24
6.
Kutabuluh
11.549
3.478
3,32
7.
Payung
10.627
2.998
3,54
8.
Tiganderket
13.765
3.864
3,56
9.
Simpang Empat
19.774
5.492
3,60
10.
Naman Teran
11.550
3.165
3,65
11.
Merdeka
11.973
3.046
3,93
12.
Kabanjahe
58.500
14.021
4,17
13.
Berastagi
41.442
10.069
4,12
14.
Tigapanah
29.626
7.700
3,85
15.
Dolat Rayat
7.957
1.998
3,98
16.
Merek
15.577
3.952
3,94
17.
Barusjahe
22.895
6.462
3,54
342.555
91.621
3,74
Jumlah/Total 2006
Penduduk tahun 2006 adalah penduduk pertengahan tahun
Sumber/Source: BPS Kabupaten Karo/BPS-Statistics Of Karo Regency
19. PERSENTASE JUMLAH PENDUDUK DILIHAT DARI PEMELUK AGAMA
TAHUN 2008
NO
KECAMATAN
Islam
1.
Kabanjahe
2.
Tiga Binanga
Juhar
3.
4.
Mardinding
5.
Munte
6.
Payung
7.
Simpang Empat
8.
Tigapanah
Barus Jahe
9.
10. Kuta Buluh
11. Berastagi
12. Merek
13. Lau Baleng
Jumlah
Persentase
18.103
5.375
1.824
5.121
3.037
10.496
11.226
5.193
1.105
4.496
15.854
865
5.471
88.166
33.71%
30.32%
14.28%
30.26%
16.72%
45.69%
34.33%
15.39%
5.79%
36.94%
41.08%
6.95%
32.58%
Kristen
24.996
8.651
5.266
6.721
11.977
9.998
18.797
20.252
13.016
5.071
17.095
8.694
7.792
158.326
28.64%
Sumber : Kantor Departemen Agama Kabupaten Karo 2008
46.54%
48.81%
41.21%
39.71%
65.92%
43.52%
57.48%
60.00%
68.19%
41.67%
44.29%
69.83%
46.41%
51.43%
JUMLAH PEMELUK AGAMA
Khatolik
Hindu
10.039
3.622
5.397
3.753
3.113
2.455
2.017
7.483
4.967
1.858
4.489
2.892
2.049
55.135
18.69%
20.43%
42.24%
22.18%
17.13%
10.69%
6.17%
22.17%
26.02%
15.27%
11.63%
23.23%
18.16%
17.91%
0
0
241
110
29
20
27
45
0
24
602
0
149
1.247
0%
0%
1.89%
0.65%
0.16%
0.09%
0.08%
0.13%
0.00%
0.20%
1.56%
0.00%
0.89%
0.41%
Budha
152
0
0
0
5
0
8
0
0
199
505
0
0
869
0.28%
0.00%
0.00%
0.00%
0.03%
0.00%
0.02%
0.00%
0.00%
1.94%
1.31%
0.00%
0.00%
9.28%
Belum Beragama
420
77
49
1.219
7
5
629
780
0
522
49
0
329
4.186
0.78%
0.43%
0.38%
7.20%
0.04%
0.02%
1.92%
2.31%
0.00%
4.29%
0.13%
0.00%
1.96%
1.33%
Jumlah
Penduduk
53.711
17.726
12.778
16.925
18.169
22.975
32.705
33.754
19.089
12.171
38.595
12.452
16.791
307.841
100%
20. BAB II
PERKEMBANGAN ISLAM DI TANAH KARO
A. Sejarah Masuknya Islam ke Tanah Karo
Kapan Islam masuk ke Tanah Karo ?
Sebuah pertanyaan yang sulit dijawab dengan tepat. Pemerhati sejarah Islam di Tanah
Karo berbeda pendapat tentang sejak kapan masuknya agama Islam di Tanah Karo. Ada yang
berpendapat. Islam sudah ada di Tanah Karo sejak tahun + 456 H ( 1062 M ) pada abad
kesebelas ( Pardosi,Baharuddin: 2007:2 ). Pendapat lain mengatakan Islam telah masuk ke
Tanah Karo sejak abad XV dan ada yang menyebutkan baru pada abad XIX. ( Tarigan,Azhari
Akmal :2007:21).
Dari ketiga pendapat di atas tentang masuknya Islam di Tanah Karo, maka
berdasarkan imformasi data yang akurat, Azhari Akmal Tarigan dalam bukunya Tuan Guru
H.Sulaiman Tarigan lebih cendrung untuk setuju bahwa Islam masuk ke Tanah Karo pada abad
XIX.
Menurut Azhari Akmal Tarigan ada 3 (tiga) teori tentang cara masuknya agama Islam
ke Tanah Karo,yaitu :
Pertama , Teori Barus. Menurut catatan sejarah bahwa agama Islam sudah ada di
Barus sejak abad abad XV malah ada yang mengatakan sudah ada sejak abad IX. Menurut teori
ini, masuknya agama Islam dibawa oleh pedagang-pedagang dari Barus yang telah beragama
Islam.
Kedua, Teori Aceh.. Teori ini menyebutkan bahwa masuknya agama Islam ke Tanah
Karo dibawa oleh ulama/mubaligh dari Aceh. Adapun nama-nama ulama/mubaligh yang
tercatat yang menyiarkan agama Islam,antara lain :
1. Tengku Muda yang mengembangkan Islam kepada beberapa keluarga di Tiga Beringin.
2. Tengku Lau Bahun yang mengembangkan Islam di sekitar daerah desa Lingga. Tengku
Lau Bahun wafat karena dibunuh dan kuburannya terletak di desa Lingga.
3. Tengku Tambak Malem mengembangkan Islam disekitar desa Meriah.
4. Putra Adi Genali dan Tengku Datuk dll
Ketiga , Teori Perbatasan.. Teori ini menjelaskan pengaruh kerajaan-kerajaan yang
berada di sekitar perbatasan Karo yaitu, kerajaan Haru Deli Tua ( Deli ), Kerajaan haru
Langkat, dan kerajaan Haru Pane. Kerajaan Haru dan segenap rakyat sudah memeluk Islam
sejak abad XV secara geneologi masih memiliki hubungan dengan suku Karo yang bermukim
di dataran tinggi Karo. Kemumgkinan jalan keluarga inilah, agama Islam masuk ke Tanah
Karo. Di samping itu pedagang-pedagang garam ( di samping itu mereka juga berjualan ikan,
perhiasan dll ) dari Sumatera Timur diperkirakan punya peran dalam memperkenalkan agama
Islam di tanah Karo
Dari ketiga teori di atas, yang lebih mendekati kebenaran sesuai dengan data yang ada
tentang masuknya Islam ke Tanah Karo adalah teori Aceh.
21. B. Perkembangan Islam di Tanah Karo
Para ulama /mubaligh yang berasal dari Aceh telah memperkenalkan Islam di Tanah
Karo diperkirakan pada tahun 1888 ( abad XIX ). Namun usaha mereka belumlah memperoleh
hasil yang baik untuk memberikan pemahaman keislaman bagi masyarakat Karo pada saat itu.
Sebaliknya usaha ini mendapat tantangan dan penolakan sebagaian besar masyarakat Karo dan
berakhir dengan usaha pembunuhan. Hal inilah yang dialami oleh Tengku Lau Bahun yang
mati syahid.
Usaha pengembangan Islam pada tahap awal ini, para ulama Aceh mempergunakan
cara-cara pengobatan dan ilmu-ilmu kebatinan. Pendekatan ini dilakukan oleh ulama/mubaligh
Aceh tidak terlepas dari pengaruh kepercayaan masyarakat Karo pada saat itu masih menganut
kepercayaan animisme yang cendrung mengarah kepada mistik. Namun usaha dan pendekatan
ini terasa kurang berhasil untuk memberikan pemahaman tentang Islam sebenarnya kepada
masyarakat Karo.Namun dalam dunia pengobatan tradisional ( tabib/dukun ) masih kita jumpai
mereka mengucapkan Bismillahirrahmanirrohim dan diakhiri dengan ucapan qabol berkat la
ilaha illa Allah walaupun tabib tersebut bukanlah beragama Islam.
Geliat dakwah dakwah Islam di tengah-tengah masyarakat Karo mulai terasa pada
awal abad XX. Hal ini dimulai dengan masuk Islamnya salah seorang tokoh masyarakat Karo
yaitu Juan Tarigan. Ini terjadi diperkirakan pada tahun 1904. Pensyahadatan Juan Tarigan
dilakukan oleh ulama-ulama Aceh yang sebelumnya terjadi dialog yang panjang antara Juan
Tarigan dengan ulama Aceh tentang agama Islam. Selain Juan Tarigan, istri dan anak
beliaupun masuk Islam saat itu. Tidak hanya sampai disitu , Juan Tarigan kemudian mengajak
keluarga dan keturunannya mengikuti jejaknya untuk memeluk agama Islam. Pada tahun 1906,
kembali lagi dilaksanakan pensyahadatan beberapa keluarga Juan Tartigan, termasuk
H.Sulaiman Tarigan. Putra beliau H. Sulaiman Tarigan inilah pada tahun 1946 diangkat oleh
pemerintah sebagai kepala Jawatan Agama pertama di tanah Karo.
Pada tahun 1930-an, perkembangan Islam semakin semarak dengan munculnya
ormas-ormas Islam di Tanah Karo yang memberikan pembinaan agama Islam untuk wilayah
Kabanjahe dan Berasagi . Organisasi Muhammadiyah diperkirakan sudah ada sejak tahun 1936
dibawa oleh Bapak Sujonono ( Pegawai Kantor Pos Kabanjahe ). Selanjutnya organisasi AlWashliyah sudah ada sejak tahun 1939 ( ada yang mengatakan sejak tahun 1930 ) .
Selanjutnya pada dekade 1980-1990, adalah periode puncaknya kegiatan Islam di
Tanah Karo. Pada era ini kekompakan para tokoh Agama dan pimpinan ormas sangat tinggi
dalam rangka berdakwah memberikan penerangan Islam kepada masyarakat Islam Karo. Selain
itu koordinasi dakwah juga berjalan dengan baik. Begitu juga perhatian lembaga-lembaga
dakwah dari Medan dan berbagai perguruan tinggi Islam memberikan perhatian yang serius
bagi pengembangan agama Silam di Tanah Karo.
C. Kondisi Dakwah Saat Ini
Banyak pemerhati agama Islam melihat rentang waktu 1990-2005, kegiatan dakwah
Islam di Tanah Karo menurun. Koordinasi dan kerjasama dakwah antar ormas dan lembaga
dakwah di Tanah Karo nyaris tidak terlihat. Desa-desa binaan yang selama ini mendapat
perhatian dakwah semakin lama terasa ditinggalkan. Ormas dan lembaga dakwah tidak
memiliki program dakwah yang jelas untuk memberikan pembinaan bagi ummat yang banyak
tersebar di desa-desa terpencil. Ummat Islam hampir tidak mendapat pembinaan. Lembaga
22. dakwah dan Perguruan Tinggi yang selama ini melihat bahwa Tanah Karo adalah daerah
binaan juga tidak berperan demngan maksimal. Koordinasi dakwah yang lemah, akhirnya
masing-masing ormas dan lembaga dakwah berjalan dengan sendiri-sendiri.
Namun kita harus bersyukur, empat tahun terakhir ini mulai terlihat kembali
semangat untuk memberikan pembinaan dakwah bagi masyarakat Islam di Tanah Karo.
Pertemuan-pertemuan antar tokoh agama yang dilakukan mulai menyadari untuk membuat
sebuah upaya pembinaan dakwah bagi masyarakat Islam di Tanah Karo. Dari luar Tanah Karo,
sudah mulai beberapa lembaga dan Perguruan Tinggi yang memberikan perhatian pembinaan
dakwah di Tanah Karo. ( Lihat Tabel Tentang Peran Ormas dan Lembaga Dakwah yang
Memberikan Pembinaan Dakwah di tanah karo ).
23. BAB III
PROPIL DAKWAH UMMAT ISLAM KABUPATEN KARO
TAHUN 2009
A.
Latar Belakang
Salah satu daerah yang menjadi perhatian dalam gerakan pembinaan dakwah adalah Kabupaten
Karo. Perhatian ormas Islam, lembaga-lembaga Dakwah, Perguruan Tinggi Islam, kelompokkelompok peduli dakwah maupun secara individu telah banyak memberikan dan mencurahkan
pemikiran, tenaga maupun materi dalam rangka memberikan pembinaan dakwah Islam di
tengah-tengah masyarakat Karo khususnya di pedesaan. Begitu juga pengiriman da’i / tenaga
mubaligh dari berbagai organisasi dan kelompok terus silih berganti sampai sekarang.
Apakah program pembinaan dakwah selama ini telah berhasil ?
Apakah program pembinaan dakwah selama ini sudah mengenai sasaran ?
Apakah program pembinaan dakwah selama ini sudah menunjukkan peningkatan pemahaman
tentang agama Islam telah semakin meningkat ?
Sejumlah pertanyaan lagi akan muncul berkaitan dengan gerakan pembinaan dakwah dakwah
selama ini. Dan kita tidak bisa menjawabnya karena kita tidak memiliki data yang yang
lengkap sebagai parameter tentang berhasil tidaknya gerakan pembinaan dakwah yang kita
lakukan selama ini. Atau kita tidak bisa mengatakan apakah sasaran dakwah selama ini sudah
tepat sasaran atau tidak. Boleh jadi pembinaan dan pengiriman da’i/mubaligh yang kita kirim
tidak memperhatikan kondisi di lapangan.
Mengapa ini bisa terjadi ?
Salah satu jawabannya adalah karena kita tidak memiliki data base tentang kondisi ummat
Islam di berbagai lokasi di Kabupaten Karo. Atau dengan kata lain kita tidak memiliki peta
dakwah . Ketidakadaan peta dakwah yang jelas membuat gerakan pembinaan dakwah untuk
ummat Islam di daerah-daerah pedesaan tidak tertata dengan baik. Akhirnya terjadinya
pembinaan yang yang terkonsentrasi pada satu tempat dan melupakan tempat/lokasi yang lain
yang lebih memerlukannya. Atau pembinaan yang semu, yaitu takkala masih ada
da’i/mubaligh yang memberikan pembinaan kegiatan berlangsung dengan baik. Namun
kegiatan agama akan terhenti sama sekali ketika da’i telah selesai bertugas atau pindah ke
kampung halamannya.
Kita harus jujur, sampai saat ini kita tidak tahu berapa banyak daerah-daerah di Kabupaten
Karo yang ummat Islamnya belum tersentuh oleh pembinaan dakwah. Kita tidak tahu berapa
banyak desa yang ummat Islamnya tidak ada kegiatan pembinaan agama ( Misal:
perwiridan/pengajian ). Kita tidak tahu desa-desa mana saja yang tidak ada da’inya dan kita
tidak tahu sudah berapa banyak ummat yang memilih Islam sebagai agamanya begitu juga kita
tidak tahu berapa banyak ummat Islam yang berpindah aqidah / murtad . Masih banyak
pertanyaan akan muncul yang kita tidak bisa menjawabnya karena kita tidak memiliki data.
Dari gambaran di atas, kita harus memiliki peta dakwah. Peta dakwah inilah yang merupakan
deskripsi / gambaran tentang hal-hal yang berkaitan dengan ummat Islam di Kabupaten Karo.
Peta dakwah ini ini akan menggambarkan tentang kondisi ummat Islam di suatu tempat
24. berkaitan dengan pembinaan dakwah. Melalui peta dakwah ini akan terlihat suatu desa/tempat
tentang jumlah masjid, jumlah ummat Islam, jumlah da’i, kelompok pengajian/perwiridan,
peran ormas Islam atau lembaga dakwah, berfungsinya masjid atau tidak, data orang masuk
agama Islam dan yang murtad dan sebagainya.
Disamping itu dengan adanya peta dakwah, pembinaan agama di Kabupaten Karo akan lebih
terarah dan tepat sasaran. Dengan data ini kita bisa duduk bersama dengan semua elemen untuk
melakukan gerakan dakwah yang terpadu. Bagi ormas Islam dan Lembaga dakwah serta
perguruan tinggi jelas data ini sangat diperlukan .
Ada tiga ( 3 ) hal yang ingin digambarkan dalam Peta/profil dakwah berkaitan dengan
kegiatan dakwah Islam di Kabupaten Karo, yaitu :
1. Peranan Masjid dalam Pembinaan Jamaah.
2. Kegiatan Dakwah Jamaah.
3. Peran Ormas/Lembaga Dakwah dalam Pembinaan Jamaah
B.
Peranan Masjid dalam Pembinaan Jamaah
Menurut data Karo Dalam Angka jumlah masjid di Kabupaten Karo, sebanyak 156 buah
masjid.
( Lihat tabel 10 halaman
). Untuk melihat fungsi dan perannya, ada penulisan
profil dakwah Kabupaten Karo mencoba menyoroti dalam tiga hal,yaitu :
Pertama, berkaitan dengan manajemen masjid yang meliputi tentang kepengurusan masjid,
nazir masjid, persiapan pelaksanaan shalat jumat.
Kedua, peranan masjid dalam pembinaan jamaah yang meliputi kegiatan perwiridan/pengajian
dan pendidikan yang berpusat di masjid.
Ketiga, fungsi masjid dalam pelaksanaan shalat jumat dan shalat fardhu.
1. Manajemen Masjid
Keberhasilan memberdayakan fungsi masjid sesuai dengan fungsinya dapat terlihat dari
bagaimana pengelolaan masjid itu sendiri. Dalam penyusunan Profil Dakwah Kabupaten Karo,
manajemen masjid secara sederhana dilihat dari ada tidaknya pengurus masjid ( BKM ), nazir
masjid, Jadwal khatib, khatib tetap dan juga khatib dari luar desa .
Dilihat dari lima komponen tersebut , dari hasil pendataan maka gambaran masjid diberbagai
Kecamatan di Kabupaten Karo sebagai berikut :
25. Tabel 1
Keadaan Kelengkapan Kepengurusan Masjid dan Pelaksanaan Shalat Jumat
Di Kabupaten Karo Tahun 2008
NO
KECAMATAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
Mardinding
Lau Baleng
Tiga Binanga
Juhar
Munte
Kuta Buluh
Payung
Tiganderket
Simpang Empat
Naman Teran
Merdeka
Kabanjahe
Berastagi
Tigapanah
Dolat Rakyat
Merek
Barus Jahe
Jumlah
Persentase
JUMLAH
MASJID
7
9
12
8
11
8
7
14
13
11
9
17
13
8
3
2
6
158
Pengurus
Masjid/BKM
ada
tdk
4
3
5
4
12
0
3
5
9
2
4
4
4
3
13
1
13
0
10
1
8
1
15
2
13
0
8
0
2
1
2
0
2
4
127
31
80.4
19.4
%
%
Nazir
Masjid
ada
tdk
6
1
7
2
10
2
3
5
9
2
4
4
5
2
10
4
12
1
8
3
8
1
17
0
13
0
7
1
2
1
2
0
2
4
125
33
79.1
20.9
%
%
Jadwal
Khatib
ada
tdk
0
7
2
7
8
4
1
7
3
8
1
7
1
6
3
11
11
2
4
7
6
3
14
4
13
0
3
4
2
1
1
1
0
6
72
86
45.6
54.
%
4%
Khatib
Tetap
ada
tdk
7
0
2
7
8
4
2
6
8
3
8
0
5
2
13
1
12
1
10
1
8
1
14
3
13
0
5
3
3
0
1
1
3
3
122
36
77.2
22.
%
8%
Khatib dari
Luar
ada
tdk
3
4
0
9
8
4
1
7
1
10
1
7
1
6
2
12
6
7
1
10
1
8
11
6
13
0
1
7
1
2
1
1
0
6
52
106
32.9
67.1
%
%
Dari tabel data tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.
Dari 158 masjid, sebanyak 127 masjid ( 80.4 % ) telah memiliki
kepengurusan/pengelolaan masjid ( Badan Kenaziran Masjid ), hanya 31 masjid ( 19.4
% ) yang belum memiliki Badan Kenaziran Masjid.
2.
Masjid yang memiliki nazir masjid sebanyak 125 masjid (79.1%), sebanyak 33 masjid
(20.9%) belum memiliki nazir masjid.
3.
Masjid yang memiliki jadwal khatib Jum’at ada sebanyak 72 masjid (45.6%), sedangkan
86 masjid ( 54.4%) belum memiliki jadwal khatib jumat.
4.
Masjid yang memiliki khatib tetap ada sebanyak 122 masjid ( 77.2%), sedangkan yang
tidak ada sebanyak 36 masjid ( 22.8%).
5.
Masjid-masjid yang pernah diisi oleh ustadz/da’i dari luar , ada sebanyak 52 maasjid
( 32.9%), sedangkan selebihnya yaitu 106 masjid ( 67.1%) tidak pernah khatib jumat
berasal dari luar desa tersebut.
2. Peranan Masjid dalam Pembinaan Jamaah
Komponen kedua yang ingin dilihat adalah peranan masjid sebagai sarana pembinaan ummat.
Buku Profil Dakwah Ummat Kabupaten ingin menggambarkan sejauh mana peranan masjid
yang ada di Kabupaten Karo sebagai sarana pendidikan ummat yang meliputi wadah/tempat
26. perwiridan baik bagi jamaah kaum bapak . ibu , kepengurusan remaja masjid serta tempat
belajar al-Quran bagi generasi Islam.
Dari data yang diperoleh, maka profil masjid sebagai sebuah sarana pendidikan ummat dapat
digambarkan dalam tabel di bawah ini :
Tabel 2
Keadaan Fungsi Masjid se-Kabupaten Karo Sebagai Wadah Pembinaan Ummat
Tahun 2008
NO
KECAMATAN
Mardinding
Lau Baleng
Tiga Binanga
Juhar
Munte
Kuta Buluh
Payung
Tiganderket
Simpang
Empat
Naman Teran
Merdeka
Kabanjahe
Berastagi
Tigapanah
Dolat Rakyat
Merek
Barus Jahe
Jumlah
Persentase
JUMLAH
MASJID
7
9
12
8
11
8
7
14
13
11
9
17
13
8
3
2
6
158
Gabungan
ada
tdk
1
6
5
4
0
12
0
8
0
11
0
8
1
6
2
12
3
10
0
1
4
1
1
0
0
2
21
13.3%
Pengajian/Perwiridan
Bapak
ada
tdk
ada
0
7
1
1
8
1
0
12
0
0
8
0
0
11
0
0
8
0
1
6
0
0
14
1
3
10
2
11
8
13
12
7
3
2
4
137
86.7%
0
2
0
3
3
2
0
1
16
10.1%
11
7
17
10
5
1
2
5
142
89.9%
Ibu
tdk
6
8
12
8
101
8
7
13
11
0
3
1
3
3
2
0
1
18
11.4%
11
6
16
10
5
1
2
5
140
88.6%
Remaja
Masjid
ada
tdk
0
7
3
6
1
11
1
7
0
11
0
8
1
6
7
7
10
3
ada
4
0
2
0
0
4
3
8
6
tdk
3
9
10
8
11
4
4
6
7
2
3
6
13
3
1
1
1
53
33.5%
5
8
4
7
4
1
0
0
56
35.4%
6
1
13
6
4
2
2
6
102
64.6%
9
6
11
0
5
2
1
5
105
66.5%
TPA
Dari data di atas dapat dsimpulkan sebagai berikut :
1.
Pengajian/Perwiridan yang aktivitasnya berpusat di masjid sangat rendah sekali.
Perwiridan/Pengajian yang jamaahnya gabungan ( Bapak, ibu atau remaja ) ada sebanyak
21 masjid ( 13.3 % % ), perwiridan/pengajian kaum bapak ada sebanyak 16 masjid
( 10.1 % %) , sedangkan pengajian/perwiridan kaum ibu sebanyak 18 masjid ( 11.4 % )
yang menjadikan masjid sebagai lokasi kegiatan pembinaan jamaah.
2.
Dari 158 masjid, ada sebanyak 53 masjid ( 33.5 % ) yang memiliki kepengurusan
Remaja masjid. Kecamatan Berastagi adalah kecamatan seluruh masjidnya memiliki
kepengurusan remaja masjid. ( lihat tabel 1.2.7 ).
3.
Masjid sebagai sarana belajar baca al-Quran bagi generasi muda Islam tidak dimiliki oleh
seluruh masjid. Hanya sebanyak 56 massjid ( 35.4 %) lokasi masjid sebagai sarana
Taman Pembacaan Al-Quran bagi generasi muda Islam, sedangkan sebanyak 102 masjid
( 64.6 %) tidak memiliki aktifitas tempat belajar baca al-Quran.
27. Catatan :
Sebagai bahan perbandingan dapat dilihat data Taman Pendidikan Al-Quran
Kabupaten Karo Tahun 2008 ( Tabel 10 ) yang dikeluarkan oleh Kantor
Departemen Agama Kabupaten Karo.
3. Masjid Sebagai Sarana Ibadah Shalat
Masjid sebagai sarana tempat beribadah adalah fungsi masjid yang utama. Sampai sejauh
manakah peran utama ini ( sebagai sarana tempat ibadah ) pada berbagai masjid di Kabupaten
Karo. Dari data yang diperoleh, profil Dakwah Kabupaetn Karo menggambarkan pada tabel di
bawah ini :
Tabel 3
Optimalisasi Fungsi Masjid Se-Kabupaten Karo
Sebagai Sarana Tempat Shalat Berjamaah Tahun 2008
No
Kecamatan
Mardinding
Lau Baleng
Tiga Binanga
Juhar
Munte
Kuta Buluh
Payung
Tiganderket
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
Simpang
Empat
Naman Teran
Merdeka
Kabanjahe
Berastagi
Tigapanah
Dolat
Rakyat
Merek
Barus Jahe
Jumlah
Persentase
Jumlah
Masjid
Subuh
Pelaksanaan Shalat Fardhu Berjamaah
Zuhur
Ashar
Maghrib
Isya
Shalat
Jumat
ada
tdk
ada
tdk
ada
tdk
ada
tdk
ada
tdk
ada
tdk
7
9
12
8
11
8
7
14
13
6
1
7
0
7
3
3
3
6
1
8
5
8
4
5
4
11
7
2
0
1
0
5
1
4
1
3
5
9
11
8
6
7
3
13
10
2
0
1
0
5
1
4
1
3
5
9
11
8
6
7
3
13
10
6
5
9
3
10
6
6
13
13
1
4
3
5
1
2
1
1
0
6
4
7
2
9
4
6
10
13
1
5
5
6
2
4
1
4
0
5
4
8
2
8
4
6
9
11
2
5
4
6
3
4
1
5
2
11
9
17
13
8
3
3
5
15
13
4
2
8
4
2
0
4
1
3
4
17
8
2
2
8
5
0
5
6
1
3
4
16
8
2
2
8
5
1
5
6
1
10
9
16
13
6
3
1
0
1
0
2
0
10
9
16
13
6
3
1
0
1
0
2
0
9
8
14
13
5
3
2
1
3
0
3
0
2
6
158
1
0
79
1
6
79
1
0
54
1
0
53
1
6
98
2
2
0
4
26
2
1
0
5
37
2
2
0
4
45
50
%
50
%
1
6
10
4
34. 65.
2% 8%
132
33. 66. 83.
5% 5% 5%
121
113
16. 76. 23. 71. 28.
5% 6% 3% 5% 5%
28. a. Pelaksanaan Shalat Jumat.
Dari tabel di atas, terlihat bahwa dari 158 masjid yang ada di Kabupaten Karo, ada sebanyak
113 masjid ( 71.5%) yang melaksanakan shalat jumat, dan sebanyak 45 masjid ( 28.5%) tidak
melaksanakan shalat jumat termasuk masjid yang terkadang melaksanakan shalat Jumat
terkadang tidak.
Penyebab tidak terlaksananya shalat jumat anatar lain :
1.
Tidak ada mubaligh/da’i yang bertugas sebagai khatib di desa tersebut.
2.
Mubaligh/da’i dari desa tersebut keluar karena sesuatu urusan dan tidak ada
penggantinya.
3.
Tidak adanya jamaah ( Jamaah masih berada di sawah/ladang )
b. Pelaksanaan Shalat Fardhu Berjamaah
Secara umum,masjid-masjid melaksanakan shalat fardhu berjamaah untuk waktu shalat
Maghrib ada sebanyak 132 masjid ( 83.5% ) dan Isya ada sebanyak 121 masjid. ( 77.2 %)
.Sedangkan untuk shalat subuh ada sebanyak 79 masjid ( 50%) , Pelaksanaan shalat Zuhur ada
dilaksanakan sebanyak 54 masjid ( 34.2 %),dan Asar sebanyak 53 masjid ( 33.5 %) .
Rendahnya pelaksanaan shalat Zuhur dan Ashar di masjid disebabkan oleh faktor keberadaan
jamaah pada waktu yang sama masih berada di ladang . Rata-rata jamaah adalah petani.
C.
Kegiatan Dakwah Jamaah
Kegiatan dakwah jamaah adalah kegiatan-kegiatan yang dibentuk oleh jamaah desa untuk
memberikan pembinaan kepada jamaahnya. Misalnya, ada tidaknya perwiridan/pengajian yang
dibentuk oleh ummat di desa masing-masing. Kegiatan dakwah jamaah juga mencakup ada
tidaknya P2A ( Pembina Penyuluh Agama Islam, mubaligh/da’i, atau pembinaan
ormas/lembaga dakwah Islam .
1. Ustad/Pembina Jamaah di Desa
Kegiatan dakwah jamaah diberbagai kecamatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini tentang
ada tidaknya perangkat P2A ( Pembina Penyuluhan Agama Islam, mubaligh/da’i maupun
pembinaan ormas / lembaga Islam/da’i dari luar desa
29. Tabel 4
Keadaan Personil Pembina Agama/Ustad se-Kabupaten Karo
Tahun 2008
No
Kecamatan
Mardinding
Lau Baleng
Tiga Binanga
Juhar
Munte
Kuta Buluh
Payung
Tiganderket
Simpang Empat
Naman Teran
Merdeka
Kabanjahe
Berastagi
Tigapanah
Dolat Rakyat
Merek
Barus Jahe
Jumlah
Persentase
Jumlah
Desa
12
14
19
24
22
16
8
17
17
14
9
13
9
22
7
19
19
261
P2A
ada
2
4
0
9
5
8
4
13
10
5
6
13
3
5
1
1
3
92
35.2
%
tdk
10
10
19
15
17
8
4
4
7
9
3
0
6
17
6
18
19
169
64.8
%
Ustaz/da’i
Di desa
ada
tdk
7
5
5
9
7
12
11
13
3
19
6
10
3
5
8
9
10
7
4
10
4
5
11
2
3
6
4
18
1
6
1
18
5
14
93
168
35.6 64.4
%
%
Ustadz/da’i dari
ormas/lembaga
ada
1
2
0
0
3
2
1
3
8
3
2
8
2
3
0
0
0
38
14.6
%
tdk
11
12
19
24
19
14
7
14
9
11
7
5
7
19
6
19
19
223
85.4%
Dari tabel di atas dapat disimpulkan beberapa hal :
1. Dari 261 desa di Kabupaten Karo, sebanyak 92 desa memiliki kepengurusan P2A ( 35.2%),
dan sebanyak 169 desa ( 64.8%) yang tidak memiliki kepengurusan P2A.
2. Jumlah desa yang memiliki da’i sebanyak 93 .desa ( 35.6%% ), selebihnya 168 desa
( 64.4% ) tidak memiliki da’i yang tentunya sangat tergantung kepada da’i yang berasal
dari luar desa.
3. Desa yang mendapat pembinaan dari ustadz/da’i dari luar desa mereka ada sebanyak 38
desa ( 14.6.% ). Sebanyak 223 desa ( 85.4%) tidak pernah mendapat pembinaan dari
dai/ustadz dari luar lokasi mereka.
2. Wadah Pembina Jamaah
Wadah pembina jamaah adalah wadah-wadah perkumpulan yang didirikan oleh jamaah
sebagai sarana belajar tentang agama Islam. Wadah pembina ini seperti perwiridan/pengajian
dan tempat belajar al-Quran oleh generasi masa depan Islam.
30. Data yang diperoleh berkaitan dengan wadah pembina jamaah yang disebut di atas, dapat
digambarkan dari tabel di bawah ini :
Tabel 5
Keadaan Wadah Pembinaan Jamaah yang Dibentuk Oleh Masyarakat
Di Kabupaten Karo Tahuin 2008
N
O
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
KECAMATAN
Mardinding
Lau Baleng
Tiga Binanga
Juhar
Munte
Kuta Buluh
Payung
Tiganderket
Simpang Empat
Naman Teran
Merdeka
Kabanjahe
Berastagi
Tigapanah
Dolat Rakyat
Merek
Barus Jahe
Jumlah
Persentase
JUMLAH
DESA
12
14
19
24
22
16
8
17
17
14
9
13
9
22
7
19
19
261
GABUNGAN
ada
tdk
3
9
6
8
1
18
3
21
11
11
9
7
4
4
10
7
13
4
5
9
2
7
6
7
5
4
6
16
0
7
5
14
11
8
100
161
61.7
38.3%
%
PENGAJIAN/PERWIRIDAN
BAPAK
IBU
ada
tdk
ada
tdk
3
9
5
7
3
11
3
11
5
14
8
11
2
22
2
22
7
15
11
11
5
11
3
13
1
7
4
4
7
10
9
8
5
12
10
7
5
9
9
5
4
5
7
2
11
2
13
0
4
5
4
5
4
18
6
16
2
5
3
4
0
19
0
19
0
19
1
18
68
193
98
163
26.1
73.9
37.5
62.5
%
%
%
%
REMAJA
ada
tdk
2
10
2
12
1
18
0
24
3
19
0
16
0
8
7
10
7
10
2
12
3
6
3
10
4
5
3
19
1
6
0
19
0
19
38
223
14.6
85.4
%
%
TPQ
ada
3
5
3
0
4
2
3
5
5
3
4
6
2
3
0
1
1
50
19.2
%
tdk
9
9
16
24
18
14
5
12
12
11
5
7
7
19
7
18
18
211
80.
8%
Dari data di atas dapat dilihat tentang wadah perwiridan/pengajian yang dibentuk oleh jamaah
yang kegiatannya dilaksanakan dari rumah ke rumah sebagai sarana pembinaan ummat Islam
diberbagai desa di Kabupaten Karo. Ada beberapa kesimpulan yang diperoleh dari data di atas,
yaitu :
Perwiridan/Pengajian Gabungan
Perwiridan/Pengajian Gabungan adalah wadah pembinaan jamaah yang berbentuk
pengajian atau perwiridan dimana jamaahnya terdiri dari jamaah laki-laki dan perempuan
yang sudah berkeluarga juga kadang-kadang diikuti oleh pemuda maupun remaja.
Perwiridan/Pengajian gabungan seperti ini biasanya kita temui di desa-desa yang
jumlahnya ummat Islam sedikit. Namun demikian di beberapa tempat
pengajian/perwiridan gabungan seperti ini dilaksanakan dalam rangka pembinaan jamaah
atas inisiatif pengurus atau tokoh agama/masyarakat.
Dari tabel di atas, menunjukkan bahwa pengajian/perwiridan gabungan ini jumlahnya ada
di 100 desa/kelurahan dan 161 desa yang tidak terdapat kegiatan pengajian/perwiridan
31. gabungan ini dari 261 desa/kelurahan yang terdapat di Tanah Karo. Jika dipersentasekan
maka sekitar 38.3 % desa yang memiliki pengajian/perwiridan gabungan, dan sekitar
61.7 % yang tidak ada pengajian/perwiridan gabungan.
Pengajian/Perwiridan Kaum Bapak
Pengajian/Perwiridan Kaum Bapak adalah sebuah istilah sederhana dari bentuk kegiatan
pembinaan jamaah yang anggotanya adalah kaum laki-laki yang biasanya sudah
berkeluarga. Dari 261 desa/kelurahan yang ada di Kabupaten Karo, dari tabel di atas
diperoleh hanya sekitar 68 desa/kelurahan ( 26.1 % )yang memiliki aktivitas kegiatan
dakwah untuk pembinaan jamaah. Selebihnya, sekitar 193 desa/kelurahan ( 73.9 % ) di
Kabupaten tidak memiliki aktivitas pengajian/perwiridan yang jamaahnya adalah kaum
bapak.
Pengajian/Perwiridan Kaum Ibu
Pengajian/Perwiridan Kaum Ibu adalah pengajian/perwiridan yang dibemntuk oleh
jamaah yang anggota terdiri dari kaum ibu yang biasanya sudah berkeluarga.
Dibandngkan
dengan
pengajian/perwiridan
kaum
bapak,
maka
jumlah
pengajian/pewrwiridan kaum ibu ini lebih banyak terbentuk di desa/kelurahan. Tabel di
atas menunjukkan bahwa dari 261 desa/kelurahan yang ada di kabupaten Karo, ada
sekitar 98 desa/kelurahan ( 37.5 % ) yang sudah ada. Selebihnya sekitar 163
desa/kelurahan ( 62.5% ) tidak ada aktivitas pembinaan jamaah bagi perempuan ( kaum
ibu ).
Pengajian/Perwiridan Remaja
Kondisi wadah pembinaan jamaah baik untuk kaum bapak dan ibu seperti yang
tergambar di atas jelas cukup memprihatinkan sekali. Tapi yang lebih memprihatinkan
lagi adalah kondisi pembinaan bagi remaja-remaja Islam di Kabupaten Karo. Tabel di
atas memperlihatkan kepada kita bahwa hanya ada sekitar 38 desa/kelurahan ( 14.6 % )
yang memiliki kegiatan perwiridan/pengajian sebagai wadah remaja Islam. Dan sekitar
223 desa/kelurahan ( 85.4 % ) dari 261 desa/kelurahan tidak ada wadah pembina remaja
Islam.
Taman Belajar Pembacaan Al-Quran
Sarana tempat belajar al-Quran selain dilaksanakan di masjid-masjid dan madrasah juga
secara pribadi-pribadi ada yang dibentuk oleh jamaah itu sendiri. Kegiatan belajar alQuran dilaksanakan di rumah. Dari data tabel di atas, ada sekitar 50 desa/kelurahan
( 19.2 % ) dari 261 desa/kelurahan yang memiliki tempat belajar al-Quran yang dibentuk
oleh jamaah itu sendiri dan dilaksanakan di rumah jamaah. Sedangkan sekitar 211
desa/kelurahan ( 80.8% ) tidak memiliki sarana tempat belajar al-Quran yang dibentuk
oleh jamaah/masyarakat.
Sebagai bahan perbandingan dapat dilihat data Taman Pendidikan Al-Quran Kabupaten
Karo Tahun 2008 ( Tabel 10 ) yang dikeluarkan oleh Kantor Departemen Agama
Kabupaten Karo.
32. Catatan :
Tabel di atas menunjukkan rendahnya pembinaan agama bagi ummat Islam di beberapa
desa . Akibatnya hampir setiap desa terjadi kasus gejala murtad ( pindah agama ). Dari
imformasi yang diperoleh, gejala murtad ini disebabkan berbagai alasan, antara lain :
1. Pemahaman agama Islam yang rendah ( karena pembinaan yang kurang ), sehingga
mengganggap berpindah agama ( murtad ) adalah hal biasa.
2. Perkawinan antar keluarga beda agama.
3. Modus pacaran kemudian hamil lalu kawin.
4. Faktor ekonomi
D.
Peran Ormas/Lembaga Dakwah dan Departemen Agama dalam Pembinaan
Jamaah
Kita menyadari bahwa berbagai ormas Islam dan lembaga dakwah banyak mencurahkankan
perhatianya kepada perkembangan dakwah di Kabupaten Karo sekaligus menurunkan
mubaligh/ustadz ke berbagai desa untuk memberikan pembinaan keagamaan. Baik secara
berkala, maupun membina kader-kader untuk dapat dijadikan da’i di desa mereka masingmasing, maupun mengirimkan da’i langsung ke desa-desa.
Kami menyadari masih banyak lembaga-lembaga dakwah Islam maupun secara pribadi
memberikan pembinaan dakwah ke Kabupaten Karo. Namun , kami kekurangan imformasi
sehingga kegiatan-kegiatan dakwah tersebut tidak dapat kami imformasikan dalam Profil
Dakwah Islam Kabupaten Karo ini.
Sebagai bahan imformasi, tabel di bawah ini kami cantumkan tentang berbagai Ormas Islam
dan Lembaga dakwah serta tingkat kepengurusan yang mereka miliki dan juga daerah binaan
yang dimiliki
Tabel 6
Peran Ormas Islam/Lembaga Dakwah Dalam Pembinaan Ummat Islam
di Kabupaten Karo Tahun 2008
No
Ormas
Islam/Lembaga
Dakwah
Kepengurusan
Tingkat Kecamatan
Yang Dimiliki
1.
PD Muhammadiyah
Kabanjahe
Kabuapten Karo
Simpang Empat
Kepengurusan
Tingkat Desa
/LurahYang
Dimiliki
Lau Cimba
Kp. Dalam
Gung Leto
Nang Belawan
Tiga Pancur
Beganding I
Beganding II
Daerah Binaan
Ds.Cimbang (Kec.Payung)
Ds.Surbakti
Ndokum Seroga
33. 2.
PD Al-Washliyah
Kabanjahe
-
Munte ( Kec.Munte)*
Kab.Karo
Berastagi
Simpang Empat
Munte
-
Paribun (Kec.Munte)
Berastagi ( Kec.Berastagi)
Sukarame
( Kec.Sp.Empat)
Tigapanah
Lau Baleng
Mardinding
-
3
PC Nadhdatul Ulama
Kabupaten Karo
-
-
4
PD ‘Aisyiyah
Kabupaten Karo
Kabanjahe
Kabanjahe
Lau Cimba
Kp. Dalam
Gung Leto
Tigapancur
Geganding
Nangbelawan
Simpang Empat
5
Kabanjahe
Berastagi
Tigapanah
Munte
-
PD Badan Kontak
Majelis Taklim
Kab.Karo
6
PD Muslimat
Kabupaten Karo *
Berastagi
Payung
Naman Tran
Simpang Empat
Barus Jahe
Dolat Rakyat
Kabanjahe
Tigapanah
Yayasan Baitul
Makmur
-
Bunuraya
Ds.Semangat
-
Dewan Dakwah
-
-
Batu Karang (Payung)
Rimo Kayu ( Payung)
Ds.Cimbang (Kec.Payung)
Munte (Kec.Munte)
Berastagi
Sukatendel (Tiganderket)
Kandibata (Kabanjahe)
Nari Gunung I
(Tiganderket)
Daulu ( Berastagi )
Bunuraya (berastagi)
Tigapanah
Kabanjahe
Jeraya (Sp.Empat )
Sukadame (Tigapanah)
Penampen ( Barus Jahe)
Lau Buluh (Kutabuluh)
Lau Simomo (Kabanjahe)
34. Islamiyah
Perw.Sumut
Lingga ( Simpang Empat)
Rumah Kabanjahe
Sampun (Dolat Rakyat)
Suka Nalu(Barus Jahe)
Sigaranggarang(Sp.Empat)
Kuta Rakyat(Naman
Teran)
Buru Banua(Munte)
Merek
Kabanjahe
Bazda Sumut
-
-
Tiga Serangkai
Perteguhan (Namanteran)
Kuta Rakyat
Kampung Merdeka
Kuta Buluh
Tiga Binanga
Perbulan
Perw.Majelis Tafsir
Al-Quran T.Karo
-
-
Talimbaru
Ma’had Abu Ubaidah
Al-Jahra Medan **
Yayasan Bina Ummat
Asy-Syifa Medan
Nang Belawan( Sp.Empat)
Cimbang ( Payung )
-
-
Kabung ( Barus Jahe)
Limang ( Tigabinanga)
Negeri Jahe (Kuta Buluh)
Kabanjahe
Ujung Deleng ( K.Buluh)
Pengajian Tasbih
Cinta Rakyat
Setia Budi Indah
Medan
Al-Hikmah Medan
Ujung Teran
Yayasan UISU
Semangat Gunung
Medan
Lembaga Amil Zakat
Kutabangun (Tigabinanga)
Hr.Waspada
Keterangan :
* Program PW Muslimat Sumatera Utara bekerjasama dengan PD Al-Washliyah Kab.Karo
** Ma’had Abu Ubaidah Medan bekerjasama dengan PD Muhammadiyah Kab.Karo
Dari tabel di atas, dapat terlihat bahwa kepengurusan Ormas Islam belum merata sampai
ketingkat kecamatan apalagi sampai pada tingkat desa/lurah. Ormas Muhammadiyah sampai
saat ini baru memiliki 2 (dua) buah kepengurusan pada tingkat kecamatan dari 17 kecamatan
yangada di Kabupaten Karo ( 11.8% ), dan memiliki 9 buah kepengurusan tingkat desa/lurah
dari 260 desa yang ada ( 3.5% ). Ormas Al-Washliyah telah memiliki kepengurusan tingkat
kecamatan sebanyak 7 buah ( 41.2% ) . Namun untuk untuk tingkat kepengurusan desa/lurah
35. tidak ada. Ormas Nahdatul Ulama sudah memiliki 4 buah kepengurusan tingkat kecamatan
(23.5 % ), namun tidak memiliki tingkat kepengurusan pada desa/kelurahan..
Selain ormas Islam yang tersebut di atas, ada beberapa ormas atau lembaga dakwah lainnya
yang memberikan perhatian kepada pembinaan ummat Islam di Tanah Karo. Diantaranya
ormas wanita Islam seperti Aisyiyah, Muslimat Al-Washliyah, Badan Kontak Majelis Taklim.
Sedangkan lembaga dan yayasan yang berperan memberikan dakwah di Tanah Karo antara
lain : Yayasan Baitul Makmur, Bazda Sumatera Utara, Dewan Dakwah Islamiyah, Majelis
Tafsir Al-Quran, Yayasan Asy-Syifa Medan, Badan Dakwah Islam PT Arun Lhoksemawe,
Mahad Abu Ubaidah Al-Jahra Medan,Yayasan UISU, dan Lembaga Amil Zakat Harian
Waspada Medan.
Di luar ormas dan lembaga dakwah yang disebut di atas, sebenarnya masih ada lagi yang
memberikan pembinaan dakwah di Tanah Karo. Hanya saja persoalannya, lembaga-lembaga
dakwah yang memberikan pembinaan dakwah tidak menjalin koordinasi baik kepada ormas
Islam atau lembaga yang ada di Tanah Karo maupun kepada Departemen Agama Kabupaten
Karo. Akibatnya sulit kita mendata lembaga-lembaga yang datang ke Tanah Karo untuk
memberikan pembinaan keagamaan.
Data-data tentang mubaligh / da’i yang dimiliki oleh berbagai ormas Islam/lembaga dakwah
dapat kita lihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 7
DAFTAR MUBALIGH/PEMBIMBING JAMAAH
DARI ORMAS/LEMBAGA DAKWAH
TAHUN 2008
No
Nama Ormas/Lembaga
Dakwah
PD Muhammadiyah
Kabupaten karo
Nama Mubaligh/Dai
Sd.Zainal Arifin
Nursal Can
Jamaluddin Nst
Ahmad Suhaimi,S.PD.I
Drs.H.Erwin Tanjung
Drs.Sahrial Anas,SH
Drs. Wirmarsyah
Drs.M.Nur Caniago
Chairul Zhon Ginting
Nur Hikmah Barus
Ron Pasla Ginting
Imran Pelawi
Khairuddin Sitepu
H.Anwaruddin Sembiring
Abd. Rahman Soleh Tarigan
Harjo Ginting
Abdullah Ginting
Tempat Tinggal
Kabanjahe
Kabanjahe
Kabanjahe
Kabanjahe
Kabanjahe
Kabanjahe
Kabanjahe
Kabanjahe
Kabanjahe
Beganding/Sp.Empat
Beganding/Sp.Empat
Beganding/Sp.Empat
Beganding/Sp.Empat
Tiga Pancur /Sp.Empat
Tiga Pancur /Sp.Empat
Tiga Pancur /Sp.Empat
Tiga Pancur /Sp.Empat
36. 2
PD Al-Washliyah
Kab.Karo
3
PC NU Kab.Karo
4
PD Aisyiyah Kab.Karo
5
PD Muslimat Kab.Karo
6
PD BKMT Kab.Karo
Kabanjahe
Erlina Manda
Darmawati Piliang
Dra.Darmini
Dra. Eliwati
Dra. Darul Huda
Dra. Linda Suryani
Magdalena
Warnita Br.Pelawi
Erni Br.Sitepu
Risani Br.Sitepu
Helen Br.Ginting
Siti Aisah Br.Perangin2
Nurahayati Br.Pamdiangan
Nurhidayah Br.Barus
Hj.Nurhayati Br.Ginting
Masta Herawati Br.Sinilingga,SP
7
Bazda Sumatera Utara
8
Yayasan Baitul
Makmur
Siti Nuraya Br.Karo
Evi Rahmayati Br.Sembiring
Ratna Nasution,S.Ag
Norma Usman,S.Ag
Drs.H.Adnan Effendi
Bangsawan Nst
Mawardi Nur
Dokmal Karodis Siregar
Reza Hasanuddin
Mas’ud
H. Fakhruddin
Supriyadi
Munir Siregar
Muslihuddin Sebayang
Subuhi Seregar
Agus Salim Nst
Buchori Ginting
Miskuddin Nst
Yanto Tarigan
Kabanjahe
Kabanjahe
Kabanjahe
Kabanjahe
Kabanjahe
Kabanjahe
Beganding/Sp.Empat
Beganding/Sp.Empat
Beganding/Sp.Empat
Beganding/Sp.Empat
Beganding/Sp.Empat
Beganding/Sp.Empat
Beganding/Sp.Empat
Beganding/Sp.Empat
Berastagi
Berastagi
Kabanjahe
Kabanjahe
Tiga Serangkat
Perteguhan
Gong Pinto
Kuta Rakyat
Kampung Merdeka
Kuta Buluh
Tiga Binanga
Mardinding
Tanjung K.Buluh
Perbulan
Kabanjahe
Korpri-Berastagi
Sukatendel-Tiganderket
Kandibata.Kabanjahe
Nari Gunung I-Tiganderket
37. Tossim Sinaga
Drs. Ponijan
Dra.Mariani Br Tarigan
Zaitun Br Seregar
Mukmin Tarigan
Abdul Khalid Daulay
Rudin Barus
Khoirun Qudri Pinem
9
Yayasan Multazam
Medan
10
Dewan Dakwah
Perw.Sumatera Utara
10
10
11
Badan Dakwah Islam
PT Arun Lhoksemawe
Majelis Tafsir AlQuran Perw.T.Karo
Lembaga Amil Zakat
Hr.Waspada
Doulu-Berastagi
Bunuraya-Tigapanah
Tigapanah
Kabanjahae
Jeraya-Simpang Empat
Sukadame-Tigapanah
Pinampen-Barus Jahe
Lau Buluh-Kutabuluh
M.Soleh Harahap
Asli Tarigan
Pangri Ginting
Ismail Sembiring
Heri Purba
Ahmad Jait Purba
Ginting Suka
Mahadi Ginting
Ali Imran
Sada Perarih Ginbting
Janaidi Manik
Abdul manaf Sitanggang
Kutabuluh
Lau SimomoKabanjahe
Lingga-Simpang Empat
Sampun-Daulat Rakyat
Rumka-Kabanjahe
Lingga-Simpang Empat
Suka Nalu-T.Panah
Sigarang-garang
Kuta Rakyat
Guru Banua-Munte
Merek
Kabanjahe
Hebat Marbun, S.H.I
Kutabangun
( Tigabinanga)
Selain da’i/mubaligh dari ormas dan lembaga dakwah, di bawah ini dipaparkan data para
da’i/mubaligh yang punya peran dalam pembinaan ummat baik daerahnya maupun di luar
daerahnya. Pada tabel selanjutnya ( Tabel 9 ) dipaparkan daftar penyuluh/pembina agama
honorer berikut lokasi kegiatannya yang merupakan program Kantor Departemen Agama
Kabupaten Karo.
Tabel 8
DATA MUBALIGH/PEMBINA JAMAAH DESA
SE-KABUPATEN KARO
TAHUN 2008
No
Nama
Alamat/Desa
Kecamatan
38. 1.
Drs.H.Fakhry S.Tarigan
Jl.Samura
2.
Hadonaddin Harahap,BA
Kompleks Al-Wasliyah
3.
Drs.Jamaluddin Panjaitan
Kabanjahe
4.
Muslihuddin Hasibuan
Samura
5.
Baharuddin Sekedang,S.Pd.I
Samura
6.
Drs.H.Maradong Seregar
Samura
7.
H.Sajidun Silian
Samura
8.
Drs.H.Sanusi Aziz
Gg.Garuda
9.
H.Hambali,S.Ag
Asrama Polres
10. Nasrun Tarigan,S.Pd.I
Samura
11. Sahirun Batubara,S.Ag
Sumbul
12. Sahimin Silian,S.Ag
Samura
13. Ahmad Jazuli,S.Ag
Kompleks
14. Drs.Ahmad Jaiz,S.
Kabanjahe
Jl.Bakti
15. Junaidi Tarigan,
16. Drs.Sarwan Maha
Kampung Dalam
17. Romidi
Kampung Dalam
18. Asli Tarigan
Lau Simomno
19. Said Bahriman
Lau Simomo
20. Drs.Jamaluddin Panjaitan
Kabanjahe
21. Sahirun Batubara,S.Ag
Sumbul
22. Drs.M.Syarief,S.Ag
Berastagi
23. Drs.H.Adi Sungkono
Berastagi
Berastagi
42. 87. Pulung Ginting
Nageri
88. Endang Br Tarigan
Nageri
89. Sedap Ginting
Bandar Meriah
90. Ramlan
Sukarame
91. Nurdin
Bintang Meriah
92. Ismail
Negeri Jahe
93. Marhamah
Negeri Jahe
94. Supriadi
Lau Buluh
95. Simen Bangun
Batu Karang
Payung
96. Johari Sembiring
Rimo Kayu
Payung
97. Yusuf Sitepu
Payung
Payung
98. Ferdinan Bangun
Rimo Kayu
99. Sarifin Bangun
Nari Gunung I
Tiganderket
100.
101.
102.
103.
104.
105.
106.
107.
Nari Gunung 2
Tanjung Mbelang
Tanjung Merawa
Gunung Merlawan
Perbaji
Perbaji
Mardingding
Amir
Tiganderket
Tiganderket
Tiganderket
Tiganderket
Tiganderket
Tiganderket
Tiganderket
Tiganderket
108. Rajin Sembiring
109. Alamsyah Pinem
110. Sartono
Beras Sitepu
Beras Sitepu
Lingga
Simpang Empat
111. Nursinah Br Ginting
112. Maghrib Surbakti
Gamber/Tiga Serangkai
Perteguhan
Yanto
Endaseh
Percil
Zaman Sembiring
Novan Kacaribu
Legiman Sembiring
Saroji Singarimbun
Susuk
Kuta Buluh
43. 113. Menam Sitepu
Jeraya
114.
115.
116.
117.
118.
119.
120.
121.
122.
123.
124.
125.
126.
127.
128.
Samijan
Abidan Hasibuan
Naman
Simacem
Sukatepu
Said Bahdimann
Asli Tarigan
Yase Purba
Radin Barus
Sudiman
Nazaruddin
..Lubis
Abu Salim
Alimuddin
Ndeskati
Kuta Mbelin
Lau Simomo
Lau Simomo
Kandibata
Penampen
Persadanta
Sikap
Barsam
Sukanalu
Talimbaru
129.
130.
131.
132.
133.
134.
135.
136.
137.
138.
139.
Nipol Bancin
..Batubara
Irwansyah
Arifin Nuh
Drs.Hasnan Batubara
Imran Nasution
Jandri Ginting
Hendri Lubis
Sabar Sigalingging
Muhadin Pati
…. Purba
Daulat Rakyat
Daulat Rakyat
Semangat Gunung
Ujung Teran
Jaranguda
Jaranguda
Merdeka
Gongsol
Cinta Rakyat
Deram
Sada Perarih
Daulat Rakyat
Daulat Rakyat
Merdeka
140.
141.
142.
143.
144.
145.
146.
147.
Abu Salim Sembiring
Amin Barus
Iman Lubis
Gunawan
Bp.Eko
Munir
Sudiaman
.. Tanjung
Sukanalu
Paribun
Basam
Sikap
Bars Jului
Suka Julu
Persadanta
Paribun
Barus Jahe
Abdurrahman Sembiring
Sutrisno
Rahmad Tarigan
Oala tarigan
Naman teran
Kabanjahe
Barusjahe
Barus jahe
Barus Jahe
Barus Jahe
Tabel 9
Data Penyuluh Agama Islam Honorer Kabupaten Karo
44. Tahun 2008
No
1.
Nama
Justan Muda Simbolan
Sasaran Penyuluhan
Pengajian Baitul Maqdis Ds.Samura Indah K.Jahe
2.
Said Bahriman
Pengajian Anak-anak Ds.Lau Simomo K.Jahe
3.
Mhd.Rafa’i Sinaga
Pengajian Ds.Samura Gg.Bersama K.Jahe
4.
Ahmad Affandi ,A.Md
Pengajian Masjid Al-Ikhlas Komplek Tropis K.Jahe
5.
Juliadi, S.Pd.I
MDA Ad Dakwah Jl.Samura K.Jahe
6.
M.Al Khudri S.Ag
Pengajian Lembah Berkah Jl.Abadi Berastagi
7.
Nur Sa’adah
Pengajian Ds.Doulu
8.
Endi
Pengajian Gundaling I Berastagi
9.
Agus Salim Nst
Pengajian Ds.Guru Singa Berastagi
10.
Nurhidayah Barus,S.Pd.I
Pengajian Ds.Beganding Simpang Empat
11.
Desopian Tarigan
Pengajian Ds.Semangat Simpang Empat
12.
Elbin Sadar Purba
TPA Ndokum Siroga Simpang Empat
13.
Hamzah Ginting
Pengajian Ds.Nang Belawan Simpang Empat
14.
NyakHasbullah Amin,S.Pd.I
Pengajian Ds.Ndokum Siroga Simpang Empat
15.
Sarodin
Pengajian Ummat Islam Ds.Tiganderket
16.
Pengajian Nur Salamah Ds.Kutambaru Payung
17.
Nurhamzah
Br.Singarimbun
Adi Suyono
18.
Bukhari Ginting
Pengajian Nurul Iman Ds.Suka Tendel Payung
19.
Andelta Ginting
Pengajian Ds.Kutabuluh Gugung Kutabuluh
20.
Khoirun Kodri Pinem
Pengajian Ds.Siabang-abang Kutabuluh
21.
Sahimin,S.Pd.I
Pengajian kaum Ibu Muslimat Tiga panah
22.
Kholid Daulay
Pengajian Perwiridan Ds.Sukadame Tigapanah
23.
Mariani
Majelis Ataklim Al-Mukhlisin Ds.Tigapanah
24.
Samsir
Pengajian Portimbi Tembe Kec.Merek
Pengajian Munawaroh Ds.Batu Karang Payung
45. 25.
Hamdan Sinaga
Pengajian Situnggaling Kec.Merek
26.
Rudin Barus
Pengajian Al-Ihsan Taufik Ds.Penampen B.Jahe
27.
Sudiaman
Pengajian Ds.Persadanta Barus Jahe
28.
Marta Br.Sembiring,S.Ag
Majelis Taklim Amir Hamzah Kec.Munte
29.
Jenedi Sitepu
Pengajianh Masjid Taqwa Kineppen Kec.Munte
30.
Lukkas Maha
Majelis Taklim Al-Hidayah Kec.Munte
31.
Hebat Marbun,S.Ag
Pengajiuan Al-Falah Ds.Bangun T.Binanga
32.
Halawi,S.Pd.I
Pengajian Masjid Istiqomah T.Binanga
33.
Mhd.Rajab Tarigan
Pengajian Ds.Kutagaloh Tigabinanga
34.
Arsal Jailani,S.Ag
Pengajian Bapak/Ibu Ds.Juhar Kec.Juhar
35.
Ridho Asmarani Br.Silian
Pengajian Bapak/Ibu Ds. Keriahen Kec.Juhar
36.
Alimuddin Maha,S.Pd.I
Pengajian Ds.Kinangkong Lau Baleng
37.
Safaruddin
Pengajian Ds.Tanjung Gunung Lau Baleng
38.
Suwarny
Pengajian Ds.Mbal Mbal Petarum
39.
Mhd.Soleh Tarigan ,S.Ag
Pengajian Ds.Lau Mulgap Mardinding
40.
Toibah Sinaga
Pengajian Kp.Jawa Mardinding
Sumber Data dari Kasi Pendais dan PM Kantor Dep.Agama Kab.Karo tanggal 27 Pebruari 2009.
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Nama TPQ
Tabel 10
DATA TAMAN PENDIDIKAN AL-QURAN
KABUPATEN KARO
TAHUN 2008
Alamat
Kecamatan
TPQ Al-Washliyah
TPQ Ad-Dakwah
TPQ Samura
TPQ Gg.Sempakata
TPQ Nurul Ikhkas
TPQ Batalion
TPQ Muhammadiyah
TPQ Masjid Raya
Jl.Slamet Ketaren
Jl.Samura Kabnajeh
Jl.Samura Kabanjahe
Jl.Sempakata Kabanjahe
Jl.Veteran Kp.Dalam
Comnpleks Batalion 125 Si’mbisa
Jlk.Masjid Kabanjahe
Tambak Laumulgap I
Kabanjahe
Kabanjahe
Kabanjahe
Kabanjahe
Kabanjahe
Kabanjahe
Kabanjahe
Berastagi
Tempat
Kegiatan
Madrasah
Madrasah
Rumah
Rumah
Madrasah
Madrasah
Madrasah
Masjid
46. 9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
TPQ Masjid Istihrar
TPQ An Nur
TPQ Al Ihsan
TPQ Baiturrahman
TPQAl Karomah
TPQ Jamiyatul Muslimat
TPQ Amal Bakti
TPQ Baroqah
TPQ At Taqwa
TPQ M.Jamik
TPQ Surau Gg.Saudara
TPQ Masjid Korpri
TPQ Surau Jl.Kolam
TPQ Nurul Hidayah
TPQ Harapan
TPQ Istiqomah
TPQ Al Istiqomah
TPQ Sabilul Jannah
TPQ Ar Rasyid
TPQ Taqwa
TPQMuhlisin
TPQ Jamik
TPQ Al Hidayah
TPQ Munte 1
TPQ Munte 2
TPQ Singamanik
TPQ Kineppen
TPQ Tanjung Beringin
TPQ Sukarame
TPQ Sarinembah
TPQ Bertah
TPQ Paribun
TPQ Rumamis
TPQ Al-Ikhwan
TPQ Al-Hidayah
TPQ Muhajirin
TPQAl-Iman
TPQ Nurul Yakin
TPQ Al-Mukhlisin
TPQ At Tawwabin
TPQ Nurul Hakim
TPQ Al Muttaqin
TPQ Addinu Wannajah
TPQ Addinu Wannajah
TPQ Lamulgap
Jl.Perwira Berastagi
Jl. Jamin Ginting
Desa Raya
Guru Singa
Desa Sempajaya
Desa Gundaling I
Dauli I
Lembah Berkah Gundaling I
Desa Sempajaya
Lembah Prihatin
Desa Sempajaya
Kompleks Korpri
Gundaling I
Jl.Gundaling Berastagi
Lomang
Jl.Kotacane
Tiga Binanga
Sp.Gunung
Desa Naman
Gong Pintu
Ndokum Seroga
Beganding
Sukanalu
Desa Munte
Desa Munte
Desa Singamanik
Kineppen
Tanjung Beringin
Sukarame
Sarinembah
Bertah Bulunaman
Paribun
Desa Singgamanik
Ujung Bandar
Sukadame
Bunuraya
Ajijulu
Ajimbleng
Dolat Rakyat
Desa Suka
Desa Sampun
Tongkoh
Desa Perbulan
Desa Perbulan
Laumulgap
Berastag
Berastagi
Berastag
Berastagi
Berastag
Berastagi
Berastag
Berastagi
Berastag
Berastagi
Berastag
Berastagi
Berastag
Berastagi
Tigabinanga
Tigabinanga
Tigabinanga
Tigabinanga
Simpang Empat
Simpang Empat
Simpang Empat
Simpang Empat
Simpang Empat
Munte
Munte
Munte
Munte
Munte
Munte
Munte
Munte
Barusjahe
Barusjahe
Barusjahe
Tigapanah
Tigapanah
Tigapanah
Tigapanah
Tigapanah
Tigapanah
Tigapanah
Tigapanah
Lau Baleng
Lau Baleng
Mardinding
Masjid
Madrasah
Masjid
Rumah
Madrasah
Sekolah
Rumah
Rumah
Madrasah
Rumah
Rumah
Masjid
Rumah
Rumah
Rumah
Madrasah
Madrasah
Rumah
Sekolah
Masjid
Sekolah
Rumah
Madrasah
Rumah
Rumah
Madrasah
Rumah
Rumah
Masjid
Rumah
Rumah
Rumah
Rumah
Rumah
Masjid
Rumah
Rumah
Rumah
Rumah
Rumah
Rumah
Masjid
Sekolah
Sekolah
Rumah
47. 54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61.
62.
63.
64.
TPQ At Taqwa
TPQ Habibillah
TPQ Parsaoran
TPQ Kutabuluh
TPQ Laubuluh
TPQ Al Ikhlas
TPQ Nurul Huda
TPQ Nurul Islam
TPQ Nurul Iman
TPQ An Nahar
TPQ Teruh Jambu
Mardinding
Desa Mardinding
Lau Pakam
Kutabuluh
Laubuluh
Keriahan
Juhar Perangan
Tiganderket
Jandimeriah
Guru Kinayan
Tiganderket
Sumber : Kasi Urais dan Penyelenggaraan haji Departemen Agama Kab.Karo
Mardinding
Mardinding
Mardinding
Kutabuluh
Kutabuluh
Juhar
Juhar
Payung
Payung
Payung
Payung
Masjid
Rumah
Rumah
Masjid
Masjid
Masjid
Rumah
Madrasah
Madrasah
Rumah
Rumah
48. BAB IV
PENUTUP
( STRATEGI GERAKAN DAKWAH MASA DEPAN )
1.
Kekuatan dan Kelemahan Dakwah di Tanah Karo
Dari data yang sederhana yang diperoleh, dapat kita simpulkan bahwa gerakan
dakwah di Tanah Karo belumlah maksimal dilakukan. Namun demikian kita bisa melihat
kekuatan yang kita miliki dalam rangka pengembangan gerakan dakwah Islam di tanah Karo
pada masa depan.
Diantara kekuatan dakwah ummat Islam yang kita miliki yang harus kita berdayakan
dan dikembangkan pada masa depan antara lain :
a. Memiliki masjid lebih kurang sebanyak 160 masjid ,walaupun tidak semua desa memiliki
masjid. Dengan jumlah masjid sekitar 160 buah, jika mampu kita fungsikan sudah tentu
akan mampu memiliki peran sebagai wadah pembinaan ummat. Artinya, jika kita ciptakan
perwiridan/pengajian yang berpusat di masjid maka akan muncul 160 wadah
perwiridan/pengajian yang dapat membina ummat. Begitu juga jika kita fungsikan sebagai
taman belajar al-Quran.
5. Adanya ormas dan lembaga dakwah yang berdiri di Kabupaten Karo. Kita berharap ke
depan, ormas-ormas mampu melebarkan sayapnya dan mendirikan kepengurusankepengurusan sampai ke tingkat pedesaan. Sudah tentunya dengan hidupnya ormas Islam
di kecamatan- kecamatan dan pedesaan-pedesaan akan menggairahkan kegiatan pembinaan
ummat
6. Masih tingginya perhatian lembaga-lembaga dakwah untuk mengirimkan da’i-da,i mereka
untuk memberikan pembinaan di Tanah Karo.
7. Adanya lembaga-lembaga pendidikan yang berbasis agama yang didirikan oleh
lembaga/yayasan selain yang sudah didirikan oleh pemerintah. Misalnya Pesantren Sirajul
Huda di Tiga Binanga, Yayasan Multazam di Kuta Buluh, Yayasan Addinul Wannajah,
yayasan Al-Karomah di Berastagi
Di samping kekuatan di atas, ada beberapa titik lemah yang membuat gerakan
dakwah di Tanah Karo belum berhasil . Antara lain :
1. Jumlah da’i/mubaligh yang relatif sangat sedikit bila dibandingkan dengan jumlah desa
yang ada. Di samping itu para da’i/mubaligh banyak bertempat tinggal di Kabanjahe dan
Berastagi.
2. Minimnya pemahaman para da’i/mubaligh terhadapKultur budaya masyarakat Karo.
3. Lemahnya koordinasi dakwah antara sesama ormas/lembaga maupun departemen agama
atau sebaliknya. Akibatnya gerakan dakwah bergerak dan berjalan secara masing-masing.
4. Tidak memiliki sumber pendanaan yang jelas.
5. Letak geografis yang sulit terjangkau.
6. Lemahnya ukhwah ummat.
49. Harus ada sebuah upaya yang terkoordinir dengan baik dengan melibatkan berbagai
pihak baik itu ormas, lemabaga dakwah, pemerintah dan pihak-pihak yang memiliki
kepedulian terhadap gerakan dakwah di Tanah Karo.
Meminjam pendapat H. Mas’oed Abidin dalam rangka menghadapi problematika
dakwah , ada beberapa hal yang harus kita kembangkan, antara lain :
a. Memantapkan sikap mental para juru dakwah. Juru dakwah harus mengembangkan sikap
ikhlas dan sabar dalam berdakwah, memiliki semangat untuk membangun ummat. Menjaga
akhlak yang baik sebagai panutan jamaah.
b. Mengusahakan secara berkala pertemuan dalam kerangka pertukaran imformasi. Dengan
program ini diharapkan setiap ormas, lembaga dakwah, juru dakwah atau pihak-pihak yang
peduli dengan dakwah Islam di Tanah Karo akan terjalin koordinasi secara maksimaldan
akan tercipta rasa ukhwa dan mawaddah dan tanggungjawab bersama dalam pembinaan
ummat.
c. Membuatkan program terpadu yang bisa menjadi pembinaan ummat. Kita harus duduk
bersama semua elemen untuk merancang program yang terpadu untuk pengembangan
dakwah Islam di Tanah Karo.
d. Laporan dakwah. Harus ada laporan dakwah yang berjkala untuk bisa melihat perubahan
dan perkembangan dakwah yang sudah dilakukan.
e. Menggalang dana dakwah. Harus ada upaya bagaimana bisa menggalang dana sebanyakbanyak untuk kegiatan dakwah ummat. Bekerjasama dengan lembaga-lembaga atau
yayasan yang bisa membantu pendanaan dan upaya –upaya lainnya.
f. Membangun sikap kritis yang sehat sekaligus memantau pergerakan-pergerakan dakwah
yang dilaksanakan oleh lembaga-lembaga dakwah maupun pembinaan yang dilakukan oleh
penyuluh agama dari Kantor Departemen Agama Kab.Karo.
Kita menyadari perlunya kerja keras untuk membangun gerakan dakwah di Kabupaten
Karo. Gerakan dakwah ini harus dibangun bersama-sama. Apalagi dari hasil data Profil
Dakwah Ummat Islam ditemukan berbagai problema yang harus dituntaskan. Mengetahu apa
problema dakwah yang kita hadapi adalah sesuatu yang harus kita ketahui dan ini adalah
langkah pertama yang harus dilaksanakan. Alhamdulillah, melalui pendataan yang sederhana
melalui profil dakwah yang kita lakukan , hari ini kita bisa mendata berbagai problema
dakwah yang sekarang sedang dihadapi ummat Islam di Kabupaten Karo berdasarkan hasil
pendataan yang dilakukan antara lain :
Minimnya da’i
Banyaknya desa yang tidak memiliki ustad/da’i/pembina agama
Taman baca Al-Quran yang sangat sedikit
Peran ormas/lembaga yang belum maksimal
Gejala murtad yang terjadi hampir pada setiap desa
Peran pembinaan para KUA yang kurang
Minimnya pembinaan para remaja Islam di desa-desa
Banyaknya masjid yang tidak berfungsi
Di samping problema dakwah di atas, tentu masih banyak lagi permasalahan dakwah
yang ada bila kita data lebih terperinci. Namun, gambaran problema dakwah di atas sudah
cukup menjadi gambaran kepada semua pihak untuk bisa bersama-sama mencari solusi
50. bagaimana gerakan dakwah Islam di tengah-tengah ummat Islam di Kabupaten Karo. Dengan
harapan lima atau sepuluh tahun ke depan gambaran problema dakwah yang kita temukan saat
ini tidak akan terjadi lagi.
2.
Strategi Dakwah ke Depan
Perlu dirancang sebuah strategi yang jitu secara bersama-sama untuk mengatasi
persoalan dakwah di Tanah Karo. Tanpa ada rasa kebersamaan dari berbagai pihak, berbagai
ormas dan lembaga dakwah tentu sangat sulit kita menyelesaikan persoalan-persoalan yang
dirasakan oleh ummat Islam khususnya dalam pembinaan keagamaan.
Sebagai sebuah sumbang saran, di bawah ini ada beberapa strategi harus kita lakukan
dalam rangka menyelesaikan persoalan dakwah di Kabupaten Karo antara lain :
a) Pelatihan Kader Da’i. Menciptakan kader-kader da’i adalah sesuatu yang harus kita pikiri
dan kita laksanakan saat ini. Harus ada sebuah upaya bagaimana merekrut da’i-da’i muda
yang berasal dari penduduk setempat untuk dilatih,dibina maupun disekolahkan. Saat ini
ada beberapa lembaga pendidikan bidang dakwah yang secara gratis diberikan kepada
putra-putri Islam khususnya yang berasal dari Kabupaten Karo. Sudah tentu peluang ini
harus kita pergunakan dengan sebaik-baiknya. Oleh sebab itu diperlukan kerjasama dengan
berbagai lembaga pendidikan seperti ini.
b) Pertemuan
secara
berkala
ormas
Islam,
lembaga-lembaga
dakwah,
mubaligh/ustadz/penyuluh agama, dan pihak-pihak yang peduli akan gerakan dakwah di
Tanah Karo. Sudah tentu pertemuan yang berkala ini dapat dijadikan sebagai sebuah sarana
diskusi sekaligus evaluasi terhadap perkembangan dan kemajuan dakwah yang telah
dilakukan.
c) Penggalangan dana dakwah. Gerakan dakwah sudah pasti membutuhkan dana yang amat
besar. Oleh sebab itu harus ada sebuah upaya bagaimana bisa menggalang dana untuk
gerakan dakwah di Tanah Karo. Bekerja sama dengan lembaga-lembaga zakat,yayasan
sosial, menggalang donatur adalah salah satu upaya yang dapat kita lakukan.
d) Bekerjasama dengan lembaga perguruan tinggi Islam untuk melakukan dakwah di Tanah
Karo. Upaya ini dapat kita lakukan dengan berkoordinasi dengan perguruan Islam agar
Tanah Karo menjadi lokasi praktek kerja lapangan/KKN bagi mahasiswa yang akan
menyelesaikan studinya. Mahasiswa-mahasiswa ini ditempatkan di daerah-daerah yang
benar-benar membutuhkan pembinaan dakwah. Program ini diatur jadwalnya sehingga
secara berkeinambungan program ini dapat berjalan sepanjang tahun.
e) Menerbitkan media dakwah, seperti buletin, selebaran/brosur dakwah.
f) Membuat contoh beberap daerah binaan.
g) Mendirikan lembaga-lembaga pendidikan baik formal maupun informal.
h) Meningkatkan koordinasi antara ormas Islam, lembaga dakwah dan pemerintah ( Kantor
departemen Agama ) .
Tentu masih banyak strategu maupun uapay yang dapat kita lakukan dalam rangka
pengembangan dakwah di Tanah Karo. Upaya-upaya di atas, sudah tentu sebuah upaya yang
sangat berat dan akan menghabiskan energi , akan menyita waktu serta dana kita semua. Oleh
sebab itu,upaya ini harus dirancang dengan sebaik-baiknya dengan dilandasi rasa ikhlas dan
niat untuk berjuang mengakkan agama Allah dan dilakukan bersama-sama.
51. 3.
Penutup
Buku Profil Dakwah Ummat Islam Kabupaten Karo adalah sebuah data tentang
kondisi dakwah di Kabupatenb Karo. Apa yang disampaikan dalam buku itu tentu belumlah
sempurna menggambarkan keseluruhan tentang kondisi ummat Islam. Tentu masih perlu
penyempurnaan pada masa-masa yang akan datang. Data ini akan terus diperbarui sesuai
dengan kondisi perkembangan dakwah pada masa yang akan datang.
Untuk gerakan dakwah ke depan, sudah tentu buku Profil Dakwah Ummat Islam
Kabupaten Karo dapat menjadi salah satu acuan untuk membangun gerakan dakwah ummat
Islam di Tanah Karo. Di samping itu buku Profil Dakwah ini dapat menjadi tolak ukur berhasil
tidaknya dakwah kita pada masa yang akan datang.
Membangun gerakan dakwah di Tanah Karo adalah sebuah persoalan yang menuntut
begitu banyak perhatian. Semua pihak harus melibatkan diri dalam perkembangan dakwah ke
depan. Tidak saja pemerintah, ormas Islam , lembaga dakwah tetapi setiap orang harus
memperhatikan pembinaan ummat Islam di Kabupaten Karo.
Tugas kita sekarang adalah merancang program dakwah ke depan, menggorganisir
dengan baik, melibatkan berbagai pihak , mengatur strategi dakwah yang baik. Insya Allah jika
kita lakukan dengan niat yang ikhlas dalam rangka memperjuangkan agama Allah akan
terwujud. Amin.
52. LAMPIRAN
1. Format Blangko Pendataan Profil Dakwah Ummat Islam Kabupaten Karo tahun 2009
DATA PROPIL DESA
PETA DAKWAH KABUPATEN KARO
PD DEWAN MASJID INDONESIA KABUPATEN KARO
Data Desa
Nama Desa
Kecamatan
Jumlah Ummat Islam
: …………………………………..
: ………………………………….
: …………….. KK
Pedoman Pengisian : Beri tanda silang ( X ) jawaban yang sesuai dengan kondisi di lapangan
TENTANG MASJID DAN KEGIATANNYA
( Keterangan: Tabel ini diisi jika desa Saudara memiliki Masjid /Musolla)
NO
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
Apakah masjid/musolla di desa Saudara :
Telah memiliki pengurus masjid/BKM
Memiliki nazir /penjaga masjid
Apakah masjid/musolla dibangun di atas tanah wakaf
Memiliki surat kepimilikan tanah masjid yang lengkap
Apakah dibawah pengelolaan lembaga/ormas Islam
Memiliki perwiridan / pengajian gabungan ( kaum bapak dan ibu )
Memiliki perwiridan/pengajian khusus kaum ibu
Memiliki perwiridan/pengajian khusus kaum bapak
Memiliki perkumpulan Remaja masjid
Memiliki sekolah madrasah
Memiliki tempat pengajian Al-Quran/TPA untuk anak-anak
Melakukan kegiatan shalat Jumat
Melakukan secara rutin shalat Zuhur berjamaah
Melakukan secara rutin shalat Ashar berjamaah
Melakukan secara rutin shalat Maghrib berjamaah
Melakukan secara rutin shalat Isya berjamaah
Melakukan secara rutin shalat Subuh berjamaah
Memiliki daftar khatib
Memiliki khatib tetap
Pernahkah tidak terlaksana shalat jumat kerena khatib tidak ada/datang
Adakah khatib yg dikirim oleh lembaga/ormas Islam
Secara rutin melaksanakan peringatan hari besar Islam
Keterangan :
YA
YA
YA
YA
YA
YA
YA
YA
YA
YA
YA
YA
YA
YA
YA
YA
YA
YA
YA
YA
YA
YA
YA
TDK
TDK
TDK
TDK
TDK
TDK
TDK
TDK
TDK
TDK
TDK
TDK
TDK
TDK
TDK
TDK
TDK
TDK
TDK
TDK
TDK
TDK
TDK