3. Sifat-sifat Rasul SAW
• Karena Rasul adalah manusia istimewa yang
dipilih oleh Allah sebagai utusanNya, maka
tentu Rasul memiliki sifat-sifat yang unggul
• Ini untuk mendukung keberhasilan
penyampaian risalah, penunaian amanah, dan
memimpin umat
• Ini menjadi daya tarik bagi Rasul, sehingga
manusia mau berhimpun di sekitarnya, bergerak
bersamanya, dan dapat menggantikannya
RASM
4. SIFAT MANUSIAWI ( (اَلْبَشَرِيَّة
• Rasul yang diutus untuk manusia adalah manusia
juga, bukan malaikat (18:110)
• Oleh karena itu, Rasulullah SAW juga
memperlakukan para sahabat secara manusiawi,
bahkan kepada binatang dan tumbuhan pun
memperlakukannya dengan sangat baik
• Beberapa sisi manusiawinya Rasul:
▫ Terhadap Sahabat-Sahabatnya
▫ Terhadap Istri-istrinya
▫ Terhadap Putra-putrinya
▫ Terhadap Musuhnya
▫ Terhadap hewan
5. Terhadap Sahabat-Sahabatnya
• Muhammad saw. sangat mencintai sahabat-sahabatnya,
menunjukkan kasih sayang kepada mereka, memanggil
mereka dengan panggilan yang sangat mereka sukai, sigap
memberi pelayanan kepada mereka, bahkan berusaha
menjadikan sahabatnya bisa rehat.
• Diriwayatkan dari Anas bin Malik berkata, “Rasulullah saw.
memberi minum kepada para sahabatnya. Para sahabat
bertanya, “Wahai Rasulullah saw. hendaknya Engkau
meminum terlebih dahulu? Rasulullah saw. Menjawab:
“Pemberi minum suatu kaum, ia paling akhir meminum.”
• Suatu ketika ada seseorang masuk menemui Muhammad
saw., tiba-tiba ia merasa merinding di hadapan keagungan
Muhammad saw. Maka beliau berkata, “Tenangkan dirimu,
saya bukanlah seperti raja. Saya adalah putra dari seorang
perempuan Quraisy yang juga memakan Qadid.”
6. Terhadap Istri-istrinya
• Adalah Aisyah ketika minum air gelas, maka
Muhammad saw. meminum gelas tadi persis di
bagian yang sama Aisyah minum.
• Beliau saw. memberlakukan mereka dengan
perlakuan sisi manusiawinya, yang difitrahkan
Allah, tidak memaksakan diri dan membuat-buat.
• “Suatu kali Aisyah menang dalam lomba lari, lain
kali Muhammad saw. mengalahkan Aisyah. Dan
Muhammad saw. mengatakan: “Kemenangan ini
untuk membalas kekalahan sebelumnya.”
7. Terhadap Putra-putrinya
• Muhammad saw. suatu ketika telah shalat. Hasan bin Ali ra,
masuk mendekatinya. Ketika beliau sujud, Hasan naik di
pundak Rasulullah saw., maka Rasulullah saw. melamakan
sujudnya, sehingga Hasan turun. Ketika Rasulullah saw.
selesai shalat, sebagian sahabat bertanya kepadanya, “Apa
yang menjadikan engkau lama dalam sujud? Beliau
menjawab, “Sesungguhnya putraku telah naik di pundakku,
maka aku tidak ingin mengusiknya dengan segera berdiri
dari sujud.”
• Orang Arab Badui mendatangi Muhammad saw. seraya
berkomentar, “Kalian mencium anak-anak kalian? Sedangkan
kami sama sekali tidak melakukan demikian!! Maka beliau
saw. menjawab, “Atau apakah saya berkehendak bagimu
agar Allah mencabut sikap kasih sayang dari hatimu?”
Tentunya tidak!
8. Terhadap Musuhnya
• Hampir-hampir Muhammad saw. menyengsarakan dirinya
karena banyak memikirkan mereka sepanjang waktu (18:6)
• Diriwayatkan dari Aisyah ra, berkata: “Ketika Rasulullah saw
didustakan oleh kaumnya, Jibril AS mendatanginya seraya
berkata, “Sungguh, Allah swt mendengar ucapan kaummu
tentang engkau, mereka menginginkan kecelakaan bagimu.
Dan Malaikat Gunung telah diperintahkan kepadamu, agar
engkau memerintahkan sesuka kehendakmu. Malaikat
gunung menawarkan kepada beliau saw. “Perintahkan aku
apa yang engkau mau, agar aku menimpakan dua gunung
besar itu kepada mereka.” Maka beliau menjawab, “Bahkan
saya berharap agar Allah swt melahirkan dari keturunan
mereka, orang yang menyembah Allah dan tidak
menyekutukan-Nya dengan suatu apapun.”
9. Terhadap hewan
• Diriwayatkan dari Sahal bin Al Handhalah ra. berkata,
“Rasulullah saw. suatu hari melewati seekor onta yang
menahan beban berat di punggungnya. Maka Rasulullah saw
bersabda, “Takutlah kepada Allah, dalam memperlakukan
hewan ternak. Naikilah dengan cara baik dan beri
makanlah dengan cara yang baik pula.”
• Perasaanmu pernah terusik gara-gara melihat anak burung
yang diceraikan dari ibunya. Abdullah bin Umar
meriwayatkan: “Suatu hari kami bersama dengan Nabi
Muhammad saw. dalam safar. Beliau saw. memenuhi
hajatnya. Ketika itu beliau melihat ada dua burung kecil
yang diambil dari ibunya. Maka Nabi saw. mengatakan,
“Siapa yang menjadikan anak burung ini ketakutan?
Kembalikan anak burung ini kepada ibunya.”
RASM
10. TERPELIHARA DARI KESALAHAN ( (اَلْعِصْمَة
• Biasanya disebut dengan MA’SHUM
• Bukan berarti tidak pernah salah, tetapi kalau salah langsung
diluruskan (ditegur) oleh Allah SWT
• وَاللََُّّ يَ عْصِمُكَ مِنَ النَّاسِ 5:67 turun setelah dua tahun di Madinah.
Pada awal berada di Madinah teror musyrikin Makkah
memang dirasakan sekali oleh beliau, sehingga setiap malam
ada yang menjaga beliau. Saat ayat ini turun, maka sahabat
yang menjaga malam itu disuruh pulang karena sudah ada
jaminan keselamatan dari Allah
• 80:1 teguran tentang “cara dakwah Rasul” yang lebih
mementingkan ketokohan, bukan pada orang yang siap
meneriman perubahan ( (قَابِلُ التَّ غْيِيِْ
• 66:1 lihat catatan kaki Qur’an terjemah Depag RI
RASM
11. BENAR ( (اَل صدْقُ
• Apa yang disampaikan selalu benar, bukan dusta
• Tak pernah sekalipun beliau berdusta, bahkan ketika
bergurau
• 39:33
▫ وَالَّذِي جَاءَ بِال صدْقِ RASUL SAW
▫ وَصَدَّقَ بِهِ para sahabat
• Ketika di bukit Shafa beliau bertanya, “Apa pendapat
kalian jika kukabarkan bahwa di lembah ini ada pasukan
kuda yang mengepung kalian, apakah kalian percaya
kepadaku?”
• “Benar,” jawab mereka, “kami tidak pernha mempunyai
pengalaman bersama engkau kecuali kejujuran.”
12. Isra dan Mi’raj
• Ketika Rasul SAW mengabarkan peristiwa ini semakin
menjadi-jadi pendustaan oleh orang-orang kafir
• Mereka meminta agar beliau menyebutkan ciri-ciri
Baitul Maqdis
• Allah menampakkannya sehingga beliau dapat
melihatnya secara langsung dan mengabarkannya,
mereka tidak membantahnya
• Beliau mengabarkan tentang kafilah dagang mereka
tatkala kepergian dan kepulangannya, tentang seekor
unta yang terlepas (setelah kafilah sampai di Makkah,
apa yang diceritakan beliau cocok dengan keadaan
sebenarnya)
13. Ash-Shiddiq
• Di antara sahabat yang paling cepat
membenarkan beliau SAW adalah Abu Bakar,
sehingga disebut dengan Ash-Shiddiq (yang
selalu membenarkan)
• Gelar itu didapatkan ketika peristiwa Isra Mi’raj
karena dia langsung membenarkan kejadian ini,
selagi semua orang mendustakannya
RASM
14. CERDAS ( (اَلْفَطَانَة
• Setiap Rasul mesti cerdas, karena tantangan kaum
atau umatnya yang bermacam-macam
• 2:258 Ibrahim AS mampu mematahkan
argumentasi Namrud dengan telak sampai dia tak
mampu berbicara sepatah kata pun
• Peristiwa peletakkan hajar aswad ketika beliau
berumur 35 tahun menunjukkan kecerdasan beliau
yang mampu menyatukan mereka
• Berdakwah di wilayah yang sangat menentangnya
tentu mesti cerdas sehingga dakwah tetap
berlangsung
15. Beberapa Contoh Kecerdasan Beliau
• Saat kondisi terjepit, maka Rasulullah
memerintahkan para sahabat untuk hijrah ke
Habasyah karena di sana ada raja nasrani yang
baik
• Memimpin orang-orang hebat yang berkumpul
dalam satu kota (Madinah) tentu memerlukan
kecerdasan luar biasa, apalagi latar-belakang
mereka berbeda-beda, ditambah lagi ada
gangguan dari munafikin dan Yahudi
16. Kecerdasan Nabi dalam Hijrah
• Keluar dari rumah malam hari ketika para pengintai
tertidur
• Keluar kota Mekkah siang hari ketika mereka juga tidur
qailulah
• Melalui jalan menuju Syam, bukan Madinah
• Pembagian tugas yang sangat rapi
▫ Abu Bakar sebagai teman perjalanan
▫ Asma sebagai petugas logistik sekaligus mencari informasi
baru aktivitas di Mekkah
▫ Abdullah bin Uraiqizh (musyrik) sebagai pemandu jalan
▫ Amir bin Fuhairah sebagai penggembala kambing dan
penghapus jejak
▫ Abdullah bin Abu Bakar sebagai pencari informasi
RASM
17. AMANAH ( (اَلأَمَانَة
• Heraklius menanggapi jawaban Abu Sufyan
ketika ditanya tentang apa yang diperintahkan
kepada mereka, maka jawabannya bahwa
sesungguhnya dia memerintahkan kalian
▫ Mendirikan shalat
▫ Jujur
▫ Memelihara diri (al-’afaf)
▫ Memenuhi janji, dan
▫ Menunaikan amanah
BEGITULAH SIFAT NABI (HR. Bukhari)
18. Pesan Nabi tentang Amanah
• Beliau SAW adalah manusia yang paling
amanah, sehingga selalu memberikan
penekanan terhadap masalah ini
إِنَّ مِنْ أَعْظَمِ الْأَمَانَةِ عِنْدَ اللََِّّ يَ وْمَ الْقِيَامَةِ الرَّجُلَ ي فُْضِي إِلَ امْرَأَتِهِ
وَتُ فْضِي إِلَيْهِ ثَُُّ يَ نْشُرُ سِرَّهَا
Sesungguhnya di antara sebesar-besar amanah di sisi
Allah adalah seorang suami mendatangi istrinya atau
didatangi istrinya kemudian menyebarkan rahasianya.
(HR. Muslim)
19. Dituduh Tidak Amanah
• Selesai Perang Hunaian yang sangat menegangkan
karena sempat pasukan Islam lari kocar-kacir tapi
kemudian dimenangkan oleh kaum Muslimin,
Rasulullah membagi ghanimah terutama kepada
orang-orang baru masuk Islam untuk mengikat hati
mereka
• Di antara orang Anshar ada yang berkata bahwa
pembagian seperti itu bukan mencari ridho Allah
• Tentu saja Rasulullah SAW marah besar, karena apa
yang dilakukan Rasulullah pasti memiliki alasan
yang kuat
RASM
20. MENYAMPAIKAN ( (اَلتَّبْلِيْغُ
• Apapun yang datang dari Allah, meskipun berkenaan
dengan teguran Allah kepada diri beliau, beliau
sampaikan kepada umatnya
• Surat ‘Abasa adalah teguran Allah terhadap sikap beliau
kepada Abdullah bin Ummi Maktum
• Surat At-Tahrim menegur beliau karena mengharamkan
apa Allah halalkan demi menyenangkan salah seorang
istri beliau
• 33:37-39 menceritakan beratnya Rasul untuk segera
melaksanakan perintah Allah berupa menyuruh Zaid
menceraikan istrinya lalu segera dinikahi oleh beliau
untuk menghapus adat Arab yang tidak membolehkan
menikahi bekas istri anak angkatnya
21. Mengajarkan ILMU
• Karena begitu inginnya Nabi SAW agar umatnya
selalu mendapatkan hidayah, maka tidak ada
ilmu yang terlewatkan untuk diberikan kepada
umatnya
• Beliau SAW sendiri diperintahkan oleh Allah
agar berdoa minta ditambahkan ilmu
وَقُلْ رَ ب زِدْنِِ عِلْمًا
dan katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah
kepadaku ilmu pengetahuan.“ (20:114)
RASM
22. KOMITMEN ( (اَلاِلْتِزَامُ
• Berbagai gangguan dan godaan dalam perjuangan
dakwah dapat ditangani dengan baik oleh
Rasulullah
• 17:73 menggambarkan dahsyatnya rencana atau
program orang-orang kafir untuk memalingkan
Rasul dari dakwahnya sehingga hampir saja Rasul
berpaling sedikit kalau tidak dikokohkan Allah SWT
• 68:9 minimal yang mereka ingkinkan adalah sikap
lunak padahal kepada orang kafir mesti tegas (5:54,
48:29) contoh: haram mengucapkan selamat
Natal
23. Matahari dan Bulan
• Melalui Abu Thalib orang kafir Quraisy
mendesak agar dakwah Nabi dihentikan
• Rasulullah SAW dengan tegas berkata, “Kalau
matahari diletakkan di tangan kananku dan
bulan di tangan kiri tidak akan dapat
menghentikanku.”
• Melihat ketegaran Rasul, Abu Thalib
mendukungnya walau nyawa taruhannya
24. Dakwah Perlu Iltizam
• Mengikuti dakwah Rasul memerlukan iltizam
(komitmen) agar gerak dakwah dapat terus maju
• Akan tetapi karena jalan dakwah itu
▫ Panjang jalannya
▫ Sedikit orang yang mau mengembannya
▫ Banyak cobaannya
maka tidak sedikit yang berguguran di jalan
dakwah
• 3:8 doa minta tidak disimpangkan setelah
mendapat petunjuk
RASM
25. Akhlak yang Agung ( (عَلَى خُلُقٍ عَظِيْمٍ
• Ketujuh sifat tersebut membuktikan bahwa
Muhammad SAW memiliki akhlak yang agung
• Ini bukan pengakuan beliau, tetapi pengakuan Allah
SWT (68:4)
• Meskipun begitu, beliau selalu tawadhu’ ketika
menyebutkan para nabi yang lain:
▫ Beliau menyebut Nabi Yusuf AS dengan nabi bin nabi
bin nabi
▫ Ketika menanggapi Nabi Luth AS, “Jangan kalian
merasa lebih baik dari Luth AS.”
▫ Aku dibanding nabi-nabi sebelumnya seperti orang
yang membangun rumah yang indah, tapi ada satu
batu bata yang bolong; akulah batu bata itu
26. Akhlaknya Al-Qur’an ( (أَخْلاَقُ الْقُرْآنِ
• Akhlak yang agung itu adalah akhlak al-Qur’an
• Semua perkataan dan perbuatan beliau SAW
adalah apa yang ada dalam al-Qur’an
• Siti Aisyah ra ketika ditanya akhlak beliau,
menjawab, كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ (akhlaknya adalah Al-
Qur’an)
• Ketika membina umat, maka muncullah
GENERASI QUR’ANI YANG UNIK ( (جِيْلُ الْقُرْآنِ الْفَ رِيْدِ
RASM
27. Teladan yang Baik ( (أُسْوَةٌ حَسَنَة
• Wajar kalau kemudian beliau SAW ditetapkan
oleh Allah SWT sebagai teladan yang baik
▫ Idolanya bukan artis, pemain bola, atau lainnya
▫ Idolanya adalah Rasulullah SAW
• Semboyannya adalah “Rasul sebagai teladan
kami” ( (اَلرَّسُوْلُ قُدْوَتُ نَا
▫ Mulailah dari yang kecil, misalnya makan dengan
tangan kanan, atau apapun yang baik selalu
dimulai dengan yang kanan
▫ Sampai mengikuti jejak jihad beliau SAW
RASM
Editor's Notes
Lihat Sisi “Manusiawi” Muhammad oleh Ulis Thofa dakwatuna.com