SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
Download to read offline
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
Uraian Materi 
Coba anda perhatian situasi kesehatan di sekeliling anda! Apakah kondisi 
kesehatan ibu hamil sudah baik? Apakah bayi dan anak balita mendapat 
gizi yang baik? Factor factor apa saja yang mnyebabkan kondisi ibu hamil 
dan balita masuk ke dalam keadaan yang tidak baik? Coba anda diskusikan 
bersama teman sekelas. 
Banyak faktor yang menyebabkan kesehatan seseorang tidak baik, 
dianatarnya status pendidikan, status ekonomi, sarana pelayanan kesehatan 
tidak dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. 
Dalam modul ini akan dijelaskan bagaimana seorang bidan melakukan 
analsis masalah kesehatan. Kegiatan belajar ini sangat penting bagi seorang 
bidan karena bidan harus mampu melkaukan analsisi maslaah kesehatan 
agar pembangunan kesehatan masyarakat dapat terwujudkan. 
PENGERTIAN 
Analisis masalah adalah langkah selanjutnya dari analisis situasi yang telah 
dipelajari. Analisis masalah merupakan proses sistematis untuk melihat suatu 
keadaan atau masalah sosial secara obyektif dengan menempatkannya dalam 
konteks sosial yang lebih luas. 
Analisis masalah membantu untuk memahami dan mengidentifikasi permasalahan 
kunci dalam suatu masyarakat, kaitan antar berbagai faktor sosial, potensi yang 
ada, dan siapa yang memiliki akses terhadap sumber daya. 
Analisis masalah dilakukan dengan mengidentifikasi masalah utama dan 
mengembangkan ‘pohon masalah’ melalui analisis sebab-akibat. Cara analisis 
‘pohon masalah’ akan mengurai penyebab-penyebab masalah utama hingga kita 
mengetahui akar penyebabnya. 
Dalam pelajaran ini isu kesehatan reproduksi menjadi contoh untuk melakukan 
analisis masalah dalam asuhan kebidanan di komunitas. Sementara kerangka 
determinan kesehatan dari Hendrik L. Blum digunakan dalam analisis masalah 
untuk mengidentifikasi faktor penyebab langsung dan tidak langsung dari 
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 2
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
masalah kesehatan reproduksi. 
Kondisi Kesehatan Reproduksi di Indonesia 
Tujuan Pembangunan Millenium (MDGs) yang harus dicapai oleh setiap negara, 
termasuk Indonesia sampai dengan tahun 2015, berkaitan dengan peningkatan 
kesehatan masyarakat adalah: (1) mengurangi 2/3 dari angka tingkat kematian 
anak dibawah usia lima tahun, (2) mengurangi ¾ dari angka kematian ibu, (3) 
menghentikan dan mengurangi laju penyebaran HIV/AIDS, malaria serta penyakit 
menular utama lainnya. 
Bagi Indonesia, tantangan terberat yang harus dihadapi dalam mencapai sasaran 
MDGs tahun 2015 di bidang kesehatan adalah: 
1. Kondisi sosial ekonomi masyarakat yang umumnya rendah, sehingga menjadi 
kendala untuk mendapatkan akses pelayanan kesehatan yang layak. 
2. Kondisi geografis, terutama di wilayah-wilayah pedesaan yang sulit dijangkau 
oleh akses pelayanan kesehatan sehingga mempengaruhi kesiapan 
penempatan tenaga kesehatan (dokter dan bidan). 
3. Kebijakan pemerintah di bidang kesehatan yang lebih memfokuskan pada 
tindakan kuratif daripada preventif dan promotif, yang dapat dilihat dari 
prioritas pendirian rumah-rumah sakit di kota-kota Kabupaten/Propinsi. 
4. Konsep dan strategi kebijakan pengelolaan kesehatan yang dilakukan selama 
ini lebih difokuskan pada program-program kesehatan, sementara masalah 
determinan dan persoalan-persoalan riil yang terjadi di masyarakat kurang 
mendapat prioritas. 
Dampak dari kebijakan pengelolaan kesehatan selama ini yang berlangsung 
secara top down telah mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat, dalam 
mengambil peran dan inisiatif dalam sistem pengelolaan kesehatan. Dalam 
banyak hal, posisi masyarakat selama ini hanya diperankan sebagai pendukung 
kegiatan-kegiatan kesehatan melalui proses mobilisasi massa, misalnya pada saat 
program posyandu, pekan imunisasi nasional, dan kegiatan seremonial lainnya. 
Lambatnya upaya penurunan AKI danAKB, serta berbagai penyakit epidemik 
lainnya di Indonesia merupakan indikator kurangnya perhatian pemerintah 
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 3
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
dan pelibatan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan system pengelolaan 
kesehatan. Berdasarkan Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002-2003 
AKI adalah 307 per 100.000 KH (MOH, 2007) dan berdasarkan SDKI 2007 turun 
menjadi 228 per 100.000 KH. Penyebab utama kematian ibu (46,7%) disebabkan 
komplikasi yang terjadi selama atau segera setelah persalinan. Semua itu akibat 
65,7% ibu hamil di pedesaan yang dirawat oleh dukun bayi dan anggota keluarga 
yang tidak terlatih serta tidak mendapatkan pelayanan kebidanan esensial yang 
dibutuhkan. Akibat keterlambatan pertolongan ini, 27% kematian ibu disebabkan 
oleh pendarahan pada masa nifas, disusul oleh eklampsia (23 %), infeksi (11%) 
dan selebihnya karena penyebab lain (SDKI 2007; SKRT 2001). 
Sekitar 15% dari semua kehamilan akan membutuhkan pelayanan kebidanan akibat 
komplikasi yang membahayakan jiwa ibu dan bayinya. Akan tetapi, pelayanan 
kesehatan dasar yang menyangkut kebidanan darurat yang komprehensif hanya 
ada di rumah sakit Kabupaten dan pusat-pusat pelayanan rujukan. Puskesmas 
yang merupakan pusat pelayanan kesehatan dasar yang paling dekat dengan 
masyarakat sering kali tidak dilengkapi dengan pelayanan kebidanan darurat yang 
komprehensif. Pengabaian fungsi Puskesmas sebagai pusat pelayanan kebidanan 
darurat yang komprehensif akan berdampak pada upaya penurunan kematian 
ibu di Indonesia. 
Tabel 1 
Persentase jenis penyakit selama kehamilan, 2002 
Masa Kehamilan Masa Persalinan Masa Nifas 
Penyakit Penyakit Penyakit 
Pucat 9,8 Partus Lama 9,2 Deman Tinggi 7,5 
Deman Tinggi 5,4 Perdarahan 4,4 Perdarahan 1 
Perdarahan 2,5 Kejang-kejang 0,2 
Ederma 2,5 
Hipertensi 0,9 
Disuria 0,7 
Jaundice 0,5 
Kejang-kejang 0,3 
Sumber : SDKI, 2002 
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 4
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
Pada tabel 1 di atas dilaporkan bahwa jenis penyakit yang sering diderita pada masa 
kehamilan, persalinan dan nifas, seperti partus lama (9,2%) dan infeksi (deman 
dan deman tinggi=7,5%) berhubungan dengan jenis pertolongan dan tempat 
persalinan. Persalinan dengan pertolongan dukun bayi sering kali berakibat pada 
deman dan infeksi akibat tidak diikutinya prosedur kelahiran yang aman. 
Angka Kematian Bayi dan Anak juga tidak jauh berbeda dengan Angka Kematian 
Ibu (MMR). Berdasarkan Data SDKI 2007, Angka Kematian Bayi (IMR) masih 
sebesar 34 per 1000 Kelahiran Hidup. Penyebab utama dari kematian bayi adalah 
tetanus neo partum (44,8%), ISPA ( 33,2%) dan selebihnya karena penyebab lain. 
Sementara jumlah bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) sebanyak 15,6% 
dari jumlah kelahiran. Penyebab utama dari BBLR adalah kekurangan gizi sebelum 
dan selama masa kehamilan. 
Selain persoalan kesehatan perempuan, bayi dan anak balita, penyakit lain yang 
mengancam kelangsungan hidup masyarakat pedesaan pada usia produktif 
adalah TBC. Pada Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2002, penyakit 
TBC masih menduduki peringkat kedua penyebab kematian pada penduduk 
kelompok usia 15-34 tahun. Peringkat yang sama juga terjadi pada kelompok 
umur 35-44 tahun. Penyakit epidemik lainnya yang menunjukkan kecenderungan 
meningkatkan kematian di berbagai wilayah di Indonesia pada tiga tahun terakhir 
adalah malaria dan deman berdarah. Ironinya, banyak kasus TBC, malaria dan 
deman berdarah yang tidak terdeteksi lebih dini karena kurangnya akses terhadap 
fasilitas pelayanan kesehatan serta biaya tes yang tinggi. 
Persoalan kesehatan masyarakat, khususnya kesehatan perempuan di Indonesia 
semakin kompleks akibat krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1998, yang 
dampaknya masih dirasakan sampai saat ini. Naiknya berbagai kebutuhan pokok 
dan dihapusnya subsidi pelayanan kesehatan dan pendidikan akan semakin 
mempersulit kehidupan masyarakat, terutama yang berada di pedesaan dengan 
pendapatan di bawah $ 1 per hari. 
Rendahnya derajat kesehatan masyarakat Indonesia, tampak dari posisi kesehatan 
masyarakat Indonesia yang menduduki ranking 63 dari 178 negara (Kompas, 
2012). Kondisi ini bila tidak segera dilakukan upaya-upaya strategis akan semakin 
memperburuk keadaan, dan akan berdampak serius dalam peningkatan kualitas 
hidup masyarakat dalam jangka panjang. 
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 5
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
Faktor Determinan Kesehatan Reproduksi 
Dalam ilmu kesehatan masyarakat kerangka pikir Hendrik L. Blum 
menjadi dasar pemetaaan masalah kesehatan dan faktor-faktor determinan yang 
mempengaruhinya. Masalah kesehatan terkait dengan derajat kesakitan yang 
terdiri dari kesakitan (morbiditas) dan kematian (mortalitas). Determinan derajat 
kesakitan adalah faktor yang mempengaruhi terjadinya kesakitan dan kematian 
yaitu (1) genetika dan kependudukan (2) lingkungan kesehatan (3) perilaku 
kesehatan dan (4) program dan pelayanan kesehatan. 
Lingkungan 
kesehatan 
DERAJAT KESEHATAN 
Genetika 
(keturunan)/Kependudukan 
Derajat Kesehatan: 
Morbiditas dan 
Mortalitas 
Perilaku Kesehatan 
Program dan Sarana 
Pelayanan Kesehatan 
Derajat kesehatan menunjuk pada suatu kondisi yang diukur pada kesakitan dan 
kematian. Untuk mengetahui berapa besar derajat kesehatan angka kesakitan 
digunakan perhitungan kuantitaif yaitu prevalensi dan insidens. 
Prevalensi = jumlah kasus baru dan lama dalam kurun waktu tertentu. Misalnya, 
kalau dalam satu tahun ada 100 orang yang sakit dari jumlah 
100.000 penduduk maka angka prevalens di daerah tersebut pada 
adalah 0.1% 
Insidens = jumlah kasus baru dalam kurun waktu tertentu (dalam persen), 
misalnya, ada 50 orang yang sakit diantara 1000 penduduk selama 
1 bulan, maka insidens sakit daerah tersebut adalah 5%. 
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 6
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
Untuk mengetahui angka kematian, indikator kuantitatif yang biasa digunakan 
adalah: 
1. CDR (Crude Death Rate atau angka kematian kasar) 
2. ASDR (Age Specific Death Rate atau angka kematiankelompok umur tertentu) 
3. IMR (Infant Mortality Rate atau Angka Kematian Bayi=AKB) 
4. MMR (Maternal Mortality Rate atau Angka Kematian Ibu = AKI) 
5. DSDR (Disease Specific Death Rate atau Angka Kematian yang disebabkan 
oleh penyakit tertentu) 
Angka-angka tersebut dapat diperoleh melalui hasil penelitian besar atau 
yang biasa dilakukan oleh BPS. Mengapa demikian, karena untuk menentukan 
Angka Kematian Ibu misalnya, diperlukan angka pembagi yang sangat besar 
yaitu 100.000 kelahiran, dan angka itu hanya diperoleh pada tingkat propinsi. 
Permasalahannya adalah ketika diminta untuk menghitung (misal angka kematian) 
di tingkat yang kecil wilayahnya seperti kabupaten, kecamatan atau bahkan desa. 
Kalau ini menjadi keharusan maka yang dilakukan adalah menghitung jumlah 
kematian secara absolut, artinya dihitung sejumlah yang ada. Untuk lebih melihat 
ketajaman angka tersebut dan keperluan intervensi program maka dari jumlah 
kematian tersebut dicari masing-masing penyebabnya. 
Analisis Masalah Kesehatan Reproduksi 
Dalam melakukan analisis masalah kesehatan reproduksi maka dapat digunakan 
teknik ‘pohon masalah’ dengan beberapa langkah sebagai berikut: 
Langkah I : 
Carilah atau tentukan INTI MASALAH yang akan diatasi. Identifikasi inti masalah 
diperoleh dari analisis situasi kesehatan yang telah dilakukan lebih dahulu. 
Misalnya inti masalah kesehatan adalah banyaknya kasus berat bayi lahir rendah 
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 7
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
(BBLR) di suatu daerah. 
Langkah II: 
Carilah PENYEBAB LANGSUNG dari kasus BBLR tersebut. Gunakan kerangka 
Blum tentang determinan kesehatan untuk mengidentifikasi penyebab langsung. 
Misalnya kekurangan gizi saat hamil (perilaku kesehatan), kehamilan usia dini 
(kependudukan) atau riwayat melahirkan lebih dari 4 kali (perilaku kesehatan). 
Langkah III: 
Carilah PENYEBAB TIDAK LANGSUNG dari kasus BBLR tersebut. Sebagai contoh 
dalam Diagram 4.1. pendidikan rendah dan keluarga miskin adalah penyebab 
tidak langsung yang terkait determinan kependudukan; tidak mengikuti program 
KB dan gagal KB penyebab tidak langsung yang terkait determinan pelayanan 
kesehatan; menikah dini adalah determinan perilaku kesehatan. 
Langkah IV: 
Carilah AKIBAT dari inti masalah kesehatan. Dalam contoh diagram masalah, 
akibat dari kasus BBLR adalah kematian bayi. 
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 8
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
Diagram 4.1. Masalah BBLR 
Kehamilan usia 
dini 
Pantanga 
n makan 
saat 
hamil 
Pendidikan 
rendah 
Akses pendidikan 
terbatas 
Keterangan: 
Kematian bayi 
Banyaknya kasus 
BBLR 
Kurang gizi 
saat hamil 
Menikah dini 
Keluarga miskin 
: Penyebab langsung 
: Penyebab tidak langsung 
: Akibat dari inti masalah 
Jarak kehamilan 
terlalu dekat; 
kurang dari 2 
tahun 
Gagal KB 
Kualitas 
Riwayat 
melahirkan 
lebih dari 4 
kali 
Tidak 
mengikuti 
program KB 
Keterbatasan pelayanan KB 
akses ke 
posyandu/bidan 
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 9

More Related Content

What's hot

Percakapan konseling antara bidan dengan pasien pada ibu bersalin
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien pada ibu bersalinPercakapan konseling antara bidan dengan pasien pada ibu bersalin
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien pada ibu bersalin
Operator Warnet Vast Raha
 
Cara Menyusui yang Benar
Cara Menyusui yang BenarCara Menyusui yang Benar
Cara Menyusui yang Benar
powerpoint2910
 
KEBUTUHAN DASAR NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRASEKOLAH
KEBUTUHAN DASAR NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRASEKOLAHKEBUTUHAN DASAR NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRASEKOLAH
KEBUTUHAN DASAR NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRASEKOLAH
sri wahyuni
 
24 standar pelayanan kebidanan
24 standar pelayanan kebidanan24 standar pelayanan kebidanan
24 standar pelayanan kebidanan
shona2493
 

What's hot (20)

Percakapan konseling antara bidan dengan pasien pada ibu bersalin
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien pada ibu bersalinPercakapan konseling antara bidan dengan pasien pada ibu bersalin
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien pada ibu bersalin
 
Standarisasi mutu pelayanan kebidanan
Standarisasi mutu pelayanan kebidananStandarisasi mutu pelayanan kebidanan
Standarisasi mutu pelayanan kebidanan
 
Cara Menyusui yang Benar
Cara Menyusui yang BenarCara Menyusui yang Benar
Cara Menyusui yang Benar
 
Otonomi kebidanan
Otonomi kebidananOtonomi kebidanan
Otonomi kebidanan
 
Informed Choice dan Informed Consent
Informed Choice dan Informed Consent Informed Choice dan Informed Consent
Informed Choice dan Informed Consent
 
askeb akseptor Kb suntik 3 bulan
askeb akseptor Kb suntik 3 bulanaskeb akseptor Kb suntik 3 bulan
askeb akseptor Kb suntik 3 bulan
 
4. metode pendokumentasian
4. metode pendokumentasian4. metode pendokumentasian
4. metode pendokumentasian
 
Contoh soal asuhan kebidanan iii
Contoh soal asuhan kebidanan iiiContoh soal asuhan kebidanan iii
Contoh soal asuhan kebidanan iii
 
Contoh askeb persalinan normal
Contoh askeb persalinan normalContoh askeb persalinan normal
Contoh askeb persalinan normal
 
Isu etik, moral dan pengambilan keputusan dalam k.3.
Isu etik, moral dan pengambilan keputusan dalam k.3.Isu etik, moral dan pengambilan keputusan dalam k.3.
Isu etik, moral dan pengambilan keputusan dalam k.3.
 
Pembahasan Soal UKOM
Pembahasan Soal UKOMPembahasan Soal UKOM
Pembahasan Soal UKOM
 
7 langkah varney
7 langkah varney7 langkah varney
7 langkah varney
 
Ppt nifas
Ppt nifasPpt nifas
Ppt nifas
 
KEBUTUHAN DASAR NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRASEKOLAH
KEBUTUHAN DASAR NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRASEKOLAHKEBUTUHAN DASAR NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRASEKOLAH
KEBUTUHAN DASAR NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRASEKOLAH
 
Soap imunisasi BCG dan Polio 1
Soap imunisasi BCG dan Polio 1Soap imunisasi BCG dan Polio 1
Soap imunisasi BCG dan Polio 1
 
Masa Antara
Masa Antara Masa Antara
Masa Antara
 
Petunjuk pengisian kohort bayi dan balita terbaru 2016
Petunjuk pengisian kohort bayi dan balita terbaru 2016Petunjuk pengisian kohort bayi dan balita terbaru 2016
Petunjuk pengisian kohort bayi dan balita terbaru 2016
 
Konsep gender dalam Kesehatan Reproduksi
Konsep gender dalam Kesehatan ReproduksiKonsep gender dalam Kesehatan Reproduksi
Konsep gender dalam Kesehatan Reproduksi
 
24 standar pelayanan kebidanan
24 standar pelayanan kebidanan24 standar pelayanan kebidanan
24 standar pelayanan kebidanan
 
PEDOMAN BAGI IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR Di Era Pandemi C...
PEDOMAN BAGI IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR Di Era Pandemi C...PEDOMAN BAGI IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR Di Era Pandemi C...
PEDOMAN BAGI IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR Di Era Pandemi C...
 

Similar to Analisis Masalah dalam Kebidanan Komunitas

652-Article Text-12395-1-10-20190516 (1).pdf
652-Article Text-12395-1-10-20190516 (1).pdf652-Article Text-12395-1-10-20190516 (1).pdf
652-Article Text-12395-1-10-20190516 (1).pdf
Dian631634
 
Makalah ilmu kesehatan masyarakat
Makalah ilmu kesehatan masyarakatMakalah ilmu kesehatan masyarakat
Makalah ilmu kesehatan masyarakat
Zelitania
 
Gambaran penyebab kematian maternal di rumah sakit
Gambaran penyebab kematian maternal di rumah sakitGambaran penyebab kematian maternal di rumah sakit
Gambaran penyebab kematian maternal di rumah sakit
Operator Warnet Vast Raha
 
Pelayanan antenatal terpadu edisi ke 3 261120 final
Pelayanan antenatal terpadu edisi ke 3 261120 finalPelayanan antenatal terpadu edisi ke 3 261120 final
Pelayanan antenatal terpadu edisi ke 3 261120 final
SelfiNice
 

Similar to Analisis Masalah dalam Kebidanan Komunitas (20)

EPIDEMIOLOGI DALAM KEBIDANAN.ppt
EPIDEMIOLOGI DALAM KEBIDANAN.pptEPIDEMIOLOGI DALAM KEBIDANAN.ppt
EPIDEMIOLOGI DALAM KEBIDANAN.ppt
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
makalah komunitas REGINA.docx
makalah komunitas REGINA.docxmakalah komunitas REGINA.docx
makalah komunitas REGINA.docx
 
3. bab 1
3. bab 13. bab 1
3. bab 1
 
Tugas makalah diskusi_kelompok_isu-isu_k
Tugas makalah diskusi_kelompok_isu-isu_kTugas makalah diskusi_kelompok_isu-isu_k
Tugas makalah diskusi_kelompok_isu-isu_k
 
KESEHATAN MASYARAKAT AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGO
KESEHATAN MASYARAKAT AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGOKESEHATAN MASYARAKAT AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGO
KESEHATAN MASYARAKAT AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGO
 
Pedoman Internal KIA
Pedoman Internal KIAPedoman Internal KIA
Pedoman Internal KIA
 
Modul 1 2 masalah kebidanan komunitas,
Modul 1 2 masalah kebidanan komunitas,Modul 1 2 masalah kebidanan komunitas,
Modul 1 2 masalah kebidanan komunitas,
 
Epidemiologi klp1
Epidemiologi klp1Epidemiologi klp1
Epidemiologi klp1
 
makalah komunitas agregat deawas pria.pdf
makalah komunitas agregat deawas pria.pdfmakalah komunitas agregat deawas pria.pdf
makalah komunitas agregat deawas pria.pdf
 
652-Article Text-12395-1-10-20190516 (1).pdf
652-Article Text-12395-1-10-20190516 (1).pdf652-Article Text-12395-1-10-20190516 (1).pdf
652-Article Text-12395-1-10-20190516 (1).pdf
 
Jurnal faktor risiko hipertensi
Jurnal faktor risiko hipertensiJurnal faktor risiko hipertensi
Jurnal faktor risiko hipertensi
 
pelayanan kb
pelayanan kbpelayanan kb
pelayanan kb
 
LBM 2 .pptx
LBM 2 .pptxLBM 2 .pptx
LBM 2 .pptx
 
Makalah permasalahan pada anak usia dini
Makalah permasalahan pada anak usia diniMakalah permasalahan pada anak usia dini
Makalah permasalahan pada anak usia dini
 
Makalah ilmu kesehatan masyarakat
Makalah ilmu kesehatan masyarakatMakalah ilmu kesehatan masyarakat
Makalah ilmu kesehatan masyarakat
 
Gambaran penyebab kematian maternal di rumah sakit
Gambaran penyebab kematian maternal di rumah sakitGambaran penyebab kematian maternal di rumah sakit
Gambaran penyebab kematian maternal di rumah sakit
 
Pelayanan antenatal terpadu edisi ke 3 261120 final
Pelayanan antenatal terpadu edisi ke 3 261120 finalPelayanan antenatal terpadu edisi ke 3 261120 final
Pelayanan antenatal terpadu edisi ke 3 261120 final
 
Kelompok I Filsafat Kesmas_20240418_112055_0000.pptx
Kelompok I Filsafat Kesmas_20240418_112055_0000.pptxKelompok I Filsafat Kesmas_20240418_112055_0000.pptx
Kelompok I Filsafat Kesmas_20240418_112055_0000.pptx
 
(Etikum)
(Etikum)(Etikum)
(Etikum)
 

More from pjj_kemenkes

More from pjj_kemenkes (20)

Modul 4 MTBS
Modul 4 MTBSModul 4 MTBS
Modul 4 MTBS
 
Modul 3 MTBS
Modul 3 MTBSModul 3 MTBS
Modul 3 MTBS
 
Modul 2 MTBS
Modul 2 MTBSModul 2 MTBS
Modul 2 MTBS
 
Modul 1 MTBS
Modul 1 MTBSModul 1 MTBS
Modul 1 MTBS
 
Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid III
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid III
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid III
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid III
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid III
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid III
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid III
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid III
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid III
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatan
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatan
 

Recently uploaded

mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
saptari3
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
AlfandoWibowo2
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
NurindahSetyawati1
 

Recently uploaded (20)

mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 

Analisis Masalah dalam Kebidanan Komunitas

  • 1. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Uraian Materi Coba anda perhatian situasi kesehatan di sekeliling anda! Apakah kondisi kesehatan ibu hamil sudah baik? Apakah bayi dan anak balita mendapat gizi yang baik? Factor factor apa saja yang mnyebabkan kondisi ibu hamil dan balita masuk ke dalam keadaan yang tidak baik? Coba anda diskusikan bersama teman sekelas. Banyak faktor yang menyebabkan kesehatan seseorang tidak baik, dianatarnya status pendidikan, status ekonomi, sarana pelayanan kesehatan tidak dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam modul ini akan dijelaskan bagaimana seorang bidan melakukan analsis masalah kesehatan. Kegiatan belajar ini sangat penting bagi seorang bidan karena bidan harus mampu melkaukan analsisi maslaah kesehatan agar pembangunan kesehatan masyarakat dapat terwujudkan. PENGERTIAN Analisis masalah adalah langkah selanjutnya dari analisis situasi yang telah dipelajari. Analisis masalah merupakan proses sistematis untuk melihat suatu keadaan atau masalah sosial secara obyektif dengan menempatkannya dalam konteks sosial yang lebih luas. Analisis masalah membantu untuk memahami dan mengidentifikasi permasalahan kunci dalam suatu masyarakat, kaitan antar berbagai faktor sosial, potensi yang ada, dan siapa yang memiliki akses terhadap sumber daya. Analisis masalah dilakukan dengan mengidentifikasi masalah utama dan mengembangkan ‘pohon masalah’ melalui analisis sebab-akibat. Cara analisis ‘pohon masalah’ akan mengurai penyebab-penyebab masalah utama hingga kita mengetahui akar penyebabnya. Dalam pelajaran ini isu kesehatan reproduksi menjadi contoh untuk melakukan analisis masalah dalam asuhan kebidanan di komunitas. Sementara kerangka determinan kesehatan dari Hendrik L. Blum digunakan dalam analisis masalah untuk mengidentifikasi faktor penyebab langsung dan tidak langsung dari Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 2
  • 2. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan masalah kesehatan reproduksi. Kondisi Kesehatan Reproduksi di Indonesia Tujuan Pembangunan Millenium (MDGs) yang harus dicapai oleh setiap negara, termasuk Indonesia sampai dengan tahun 2015, berkaitan dengan peningkatan kesehatan masyarakat adalah: (1) mengurangi 2/3 dari angka tingkat kematian anak dibawah usia lima tahun, (2) mengurangi ¾ dari angka kematian ibu, (3) menghentikan dan mengurangi laju penyebaran HIV/AIDS, malaria serta penyakit menular utama lainnya. Bagi Indonesia, tantangan terberat yang harus dihadapi dalam mencapai sasaran MDGs tahun 2015 di bidang kesehatan adalah: 1. Kondisi sosial ekonomi masyarakat yang umumnya rendah, sehingga menjadi kendala untuk mendapatkan akses pelayanan kesehatan yang layak. 2. Kondisi geografis, terutama di wilayah-wilayah pedesaan yang sulit dijangkau oleh akses pelayanan kesehatan sehingga mempengaruhi kesiapan penempatan tenaga kesehatan (dokter dan bidan). 3. Kebijakan pemerintah di bidang kesehatan yang lebih memfokuskan pada tindakan kuratif daripada preventif dan promotif, yang dapat dilihat dari prioritas pendirian rumah-rumah sakit di kota-kota Kabupaten/Propinsi. 4. Konsep dan strategi kebijakan pengelolaan kesehatan yang dilakukan selama ini lebih difokuskan pada program-program kesehatan, sementara masalah determinan dan persoalan-persoalan riil yang terjadi di masyarakat kurang mendapat prioritas. Dampak dari kebijakan pengelolaan kesehatan selama ini yang berlangsung secara top down telah mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat, dalam mengambil peran dan inisiatif dalam sistem pengelolaan kesehatan. Dalam banyak hal, posisi masyarakat selama ini hanya diperankan sebagai pendukung kegiatan-kegiatan kesehatan melalui proses mobilisasi massa, misalnya pada saat program posyandu, pekan imunisasi nasional, dan kegiatan seremonial lainnya. Lambatnya upaya penurunan AKI danAKB, serta berbagai penyakit epidemik lainnya di Indonesia merupakan indikator kurangnya perhatian pemerintah Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 3
  • 3. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan dan pelibatan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan system pengelolaan kesehatan. Berdasarkan Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002-2003 AKI adalah 307 per 100.000 KH (MOH, 2007) dan berdasarkan SDKI 2007 turun menjadi 228 per 100.000 KH. Penyebab utama kematian ibu (46,7%) disebabkan komplikasi yang terjadi selama atau segera setelah persalinan. Semua itu akibat 65,7% ibu hamil di pedesaan yang dirawat oleh dukun bayi dan anggota keluarga yang tidak terlatih serta tidak mendapatkan pelayanan kebidanan esensial yang dibutuhkan. Akibat keterlambatan pertolongan ini, 27% kematian ibu disebabkan oleh pendarahan pada masa nifas, disusul oleh eklampsia (23 %), infeksi (11%) dan selebihnya karena penyebab lain (SDKI 2007; SKRT 2001). Sekitar 15% dari semua kehamilan akan membutuhkan pelayanan kebidanan akibat komplikasi yang membahayakan jiwa ibu dan bayinya. Akan tetapi, pelayanan kesehatan dasar yang menyangkut kebidanan darurat yang komprehensif hanya ada di rumah sakit Kabupaten dan pusat-pusat pelayanan rujukan. Puskesmas yang merupakan pusat pelayanan kesehatan dasar yang paling dekat dengan masyarakat sering kali tidak dilengkapi dengan pelayanan kebidanan darurat yang komprehensif. Pengabaian fungsi Puskesmas sebagai pusat pelayanan kebidanan darurat yang komprehensif akan berdampak pada upaya penurunan kematian ibu di Indonesia. Tabel 1 Persentase jenis penyakit selama kehamilan, 2002 Masa Kehamilan Masa Persalinan Masa Nifas Penyakit Penyakit Penyakit Pucat 9,8 Partus Lama 9,2 Deman Tinggi 7,5 Deman Tinggi 5,4 Perdarahan 4,4 Perdarahan 1 Perdarahan 2,5 Kejang-kejang 0,2 Ederma 2,5 Hipertensi 0,9 Disuria 0,7 Jaundice 0,5 Kejang-kejang 0,3 Sumber : SDKI, 2002 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 4
  • 4. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Pada tabel 1 di atas dilaporkan bahwa jenis penyakit yang sering diderita pada masa kehamilan, persalinan dan nifas, seperti partus lama (9,2%) dan infeksi (deman dan deman tinggi=7,5%) berhubungan dengan jenis pertolongan dan tempat persalinan. Persalinan dengan pertolongan dukun bayi sering kali berakibat pada deman dan infeksi akibat tidak diikutinya prosedur kelahiran yang aman. Angka Kematian Bayi dan Anak juga tidak jauh berbeda dengan Angka Kematian Ibu (MMR). Berdasarkan Data SDKI 2007, Angka Kematian Bayi (IMR) masih sebesar 34 per 1000 Kelahiran Hidup. Penyebab utama dari kematian bayi adalah tetanus neo partum (44,8%), ISPA ( 33,2%) dan selebihnya karena penyebab lain. Sementara jumlah bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) sebanyak 15,6% dari jumlah kelahiran. Penyebab utama dari BBLR adalah kekurangan gizi sebelum dan selama masa kehamilan. Selain persoalan kesehatan perempuan, bayi dan anak balita, penyakit lain yang mengancam kelangsungan hidup masyarakat pedesaan pada usia produktif adalah TBC. Pada Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2002, penyakit TBC masih menduduki peringkat kedua penyebab kematian pada penduduk kelompok usia 15-34 tahun. Peringkat yang sama juga terjadi pada kelompok umur 35-44 tahun. Penyakit epidemik lainnya yang menunjukkan kecenderungan meningkatkan kematian di berbagai wilayah di Indonesia pada tiga tahun terakhir adalah malaria dan deman berdarah. Ironinya, banyak kasus TBC, malaria dan deman berdarah yang tidak terdeteksi lebih dini karena kurangnya akses terhadap fasilitas pelayanan kesehatan serta biaya tes yang tinggi. Persoalan kesehatan masyarakat, khususnya kesehatan perempuan di Indonesia semakin kompleks akibat krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1998, yang dampaknya masih dirasakan sampai saat ini. Naiknya berbagai kebutuhan pokok dan dihapusnya subsidi pelayanan kesehatan dan pendidikan akan semakin mempersulit kehidupan masyarakat, terutama yang berada di pedesaan dengan pendapatan di bawah $ 1 per hari. Rendahnya derajat kesehatan masyarakat Indonesia, tampak dari posisi kesehatan masyarakat Indonesia yang menduduki ranking 63 dari 178 negara (Kompas, 2012). Kondisi ini bila tidak segera dilakukan upaya-upaya strategis akan semakin memperburuk keadaan, dan akan berdampak serius dalam peningkatan kualitas hidup masyarakat dalam jangka panjang. Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 5
  • 5. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Faktor Determinan Kesehatan Reproduksi Dalam ilmu kesehatan masyarakat kerangka pikir Hendrik L. Blum menjadi dasar pemetaaan masalah kesehatan dan faktor-faktor determinan yang mempengaruhinya. Masalah kesehatan terkait dengan derajat kesakitan yang terdiri dari kesakitan (morbiditas) dan kematian (mortalitas). Determinan derajat kesakitan adalah faktor yang mempengaruhi terjadinya kesakitan dan kematian yaitu (1) genetika dan kependudukan (2) lingkungan kesehatan (3) perilaku kesehatan dan (4) program dan pelayanan kesehatan. Lingkungan kesehatan DERAJAT KESEHATAN Genetika (keturunan)/Kependudukan Derajat Kesehatan: Morbiditas dan Mortalitas Perilaku Kesehatan Program dan Sarana Pelayanan Kesehatan Derajat kesehatan menunjuk pada suatu kondisi yang diukur pada kesakitan dan kematian. Untuk mengetahui berapa besar derajat kesehatan angka kesakitan digunakan perhitungan kuantitaif yaitu prevalensi dan insidens. Prevalensi = jumlah kasus baru dan lama dalam kurun waktu tertentu. Misalnya, kalau dalam satu tahun ada 100 orang yang sakit dari jumlah 100.000 penduduk maka angka prevalens di daerah tersebut pada adalah 0.1% Insidens = jumlah kasus baru dalam kurun waktu tertentu (dalam persen), misalnya, ada 50 orang yang sakit diantara 1000 penduduk selama 1 bulan, maka insidens sakit daerah tersebut adalah 5%. Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 6
  • 6. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Untuk mengetahui angka kematian, indikator kuantitatif yang biasa digunakan adalah: 1. CDR (Crude Death Rate atau angka kematian kasar) 2. ASDR (Age Specific Death Rate atau angka kematiankelompok umur tertentu) 3. IMR (Infant Mortality Rate atau Angka Kematian Bayi=AKB) 4. MMR (Maternal Mortality Rate atau Angka Kematian Ibu = AKI) 5. DSDR (Disease Specific Death Rate atau Angka Kematian yang disebabkan oleh penyakit tertentu) Angka-angka tersebut dapat diperoleh melalui hasil penelitian besar atau yang biasa dilakukan oleh BPS. Mengapa demikian, karena untuk menentukan Angka Kematian Ibu misalnya, diperlukan angka pembagi yang sangat besar yaitu 100.000 kelahiran, dan angka itu hanya diperoleh pada tingkat propinsi. Permasalahannya adalah ketika diminta untuk menghitung (misal angka kematian) di tingkat yang kecil wilayahnya seperti kabupaten, kecamatan atau bahkan desa. Kalau ini menjadi keharusan maka yang dilakukan adalah menghitung jumlah kematian secara absolut, artinya dihitung sejumlah yang ada. Untuk lebih melihat ketajaman angka tersebut dan keperluan intervensi program maka dari jumlah kematian tersebut dicari masing-masing penyebabnya. Analisis Masalah Kesehatan Reproduksi Dalam melakukan analisis masalah kesehatan reproduksi maka dapat digunakan teknik ‘pohon masalah’ dengan beberapa langkah sebagai berikut: Langkah I : Carilah atau tentukan INTI MASALAH yang akan diatasi. Identifikasi inti masalah diperoleh dari analisis situasi kesehatan yang telah dilakukan lebih dahulu. Misalnya inti masalah kesehatan adalah banyaknya kasus berat bayi lahir rendah Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 7
  • 7. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan (BBLR) di suatu daerah. Langkah II: Carilah PENYEBAB LANGSUNG dari kasus BBLR tersebut. Gunakan kerangka Blum tentang determinan kesehatan untuk mengidentifikasi penyebab langsung. Misalnya kekurangan gizi saat hamil (perilaku kesehatan), kehamilan usia dini (kependudukan) atau riwayat melahirkan lebih dari 4 kali (perilaku kesehatan). Langkah III: Carilah PENYEBAB TIDAK LANGSUNG dari kasus BBLR tersebut. Sebagai contoh dalam Diagram 4.1. pendidikan rendah dan keluarga miskin adalah penyebab tidak langsung yang terkait determinan kependudukan; tidak mengikuti program KB dan gagal KB penyebab tidak langsung yang terkait determinan pelayanan kesehatan; menikah dini adalah determinan perilaku kesehatan. Langkah IV: Carilah AKIBAT dari inti masalah kesehatan. Dalam contoh diagram masalah, akibat dari kasus BBLR adalah kematian bayi. Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 8
  • 8. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Diagram 4.1. Masalah BBLR Kehamilan usia dini Pantanga n makan saat hamil Pendidikan rendah Akses pendidikan terbatas Keterangan: Kematian bayi Banyaknya kasus BBLR Kurang gizi saat hamil Menikah dini Keluarga miskin : Penyebab langsung : Penyebab tidak langsung : Akibat dari inti masalah Jarak kehamilan terlalu dekat; kurang dari 2 tahun Gagal KB Kualitas Riwayat melahirkan lebih dari 4 kali Tidak mengikuti program KB Keterbatasan pelayanan KB akses ke posyandu/bidan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas 9