SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
BAB 5 : Kemiskinan, Ketimpangan, dan Pembangunan
Definisi Kemiskinan
Kemiskinan merupakan ketidakmampuan untuk memenuhi standar hidup minimum.
Kemiskinan ada 2 bagian:
1. Kemiskinan absolut (jumlah penduduk yg hidup dibawah garis kemiskinan yg tidak dapat
memenuhi kebutuhan dasarnya)
2. Kemiskinan relatif (pendapatan nasional yg diterima oleh masing2 Gol Pendapatan)
Ukuran Kemiskinan
Kemiskinan biasanya dilihat dari garis kemiskinan yang didasarkan pada konsumsi individu.
Garis kemiskinan menghitung pengeluaran yang diperlukan untuk membeli standar gizi minimum dan
kebutuhan dasar(makanan pokok)
Indikator kemiskinan di Indonesia
BPS mengukur kemiskinan dengan 2 cara :
1. Pendekatan Kebutuhan dasar (basic needs approach), pendekatan ini mengukur kemiskinan
melalui ketidakmampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan dasar/makanan yg dipatok 2.100
kalori perhari.
2. Head Count Index, mengukur kemiskinan dg menggunakan nilai rupiah
dg pendapatan Minimal $ 2 Per hari
Penyebab kemiskinan
 Terlalu menggantungkan diri pada sektor pertanian dg produksi yg masih tradisional
 Kepemilikan sumber daya yg tidak sama yg menimbulkan distribusi pendapatan yg timpang
 Perbedaan kualitas Sumber daya manusia
 Perbedaan terhadap akses modal
Solusi
 Mobilisasi tenaga kerja pedesaan yg belum didayagunakan
 Menyusun kerangka lembaga pedesaan
 Transfer sumber daya pertanian ke industri
 Pertanian dg teknologi
Koefisien Gini dan Ukuran Ketimpangan Agregat
Mengukur Ketimpangan
Distribusi Ukuran
The Lorenz Curve

Meperkirakan Koefisien Gini

Distribusi Fungsional
Ukuran Distribusi pendapatan kedua yang lazim digunakan oleh kalangan ekonom adalah
distribusi pendapatan fungsional atau pangsa distribusi pendapatan per faktor produksi (functional or
factor share distribution of income). Ukuran ini berfokus pada bagian dari pendapatan nasional total yang
diterima oleh masing-masing produksi (tanah, tenaga kerja, dan modal). Teori distribusi pendapatan
fungsional ini pada dasaranya mempersoalkan persentase penghasilan tenaga kerja secara keseluruhan,
bukan sebagai unit-unit usaha atau faktor produksi yang terpisah secara individual, dan
membandingkannya dengan persentase pendapatan total yang dibagikan dalam bentuk sewa, bunga, dan
laba (masing-masing merupakan perolehan dari tanah, modal uang dan fisik).
Sudah cukup banyak keputakaan teoritis yang dibangun atas dasar konsep distribusi pendapatan
fungsional (functional income distribution )tersebut. Masing-masing mencba menjelaskan besar atau
kecilnya pendapan dari suatu faktor produksi dengan memperhitungkan kontribusi faktor tersebut terhadap
keseluruhan kegiatan produksi.
MENGUKUR KEMISKINAN ABSOLUT
Cakupan kemiskinan adalah Sejumlah penduduk yang tidak mampu mendapatkan sumber daya
yang cukup untuk mememnuhi kebutuhan dasar. Mereka hidup di bawah tingkat pendapatan rill minimum
tertentu atau di bawah “garis kemiskinan Internasional”. Garis tersebut tidak mengenal tapal batas
antarnegara, tidak tergantung pada tingkat pendapatan per kapita di sautu Negara, dan juga
memperhitungkan perbedaan tingkat harga antarnegara dengan mengukur penduduk miskin sebagai orang
yang hidup kurang dari U$$1 atau U$$2 per hari dalam dolar PPP.
Kemiskinan absolut dapat diukur dengan angka , atau “hitungan per kepala (Headaccount)”, H,
Untuk Mengetahui seberapa banyak orang yang penghasilannya berada di bawah garis kemiskinan
absolut, Y. Ketika Hitungan per kepala tersebut dianggap sebagai bagian dari populasi total, N, Kita
memperoleh indeks per kepala (headaccount index), H/N. Garis kemiskinan ditetapkan pada tingkat yang
selalu konstan secara riil, sehingga kita dapat menelusuri kemajuan yang diperoleh dalam menanggulangi
kemiskinan pada level absolute sepanjang waktu. Gagasan yang mendasari penetapan level ini adalah
suatu satandar minimum di mana seorang hidup dalam “kesengsaraan absolute manusia” yaitu ketika
kesehatan seseorang sangat buruk.
Ukuran Foster-Greer-Thorbecke terkadang kita mengukur derajat ketimpangan pendapatan di antara
kaum miskin, seperti koefisien Gini antarkaum miskin, Gp,atau Koefisien variasi pendapatan (CV)
antarkaum miskin, CVp. Koefisien Gini atau CV antarkaum miskin tersebut penting diketahui karena
dampak guncangan perekonomian terhadap Kemiskinan dapat sangat berbeda, tergantung pada tingkat
distribusi sumber daya di antara kaum miskin.
Seperti dalam ukuran Ketimpangan, Terdapat beberapa Kriteria ukuran kemiskinan yang
diinginkan yang telah diterima secara luas oleh para ekonom pembangunan, yaitu prinsip-prinsip
anonimitas, indepedensi populasi, monotonisitas, dan sensitivitas distribusional. Dua prinsip yang pertama
sangat mirip karakteristiknya yang dgunakan untuk membahas indeks ketimpangan: Ukuran cakupan
kemiskinan tidak boleh tergantung pada siapa yang miskin atau apakah Negara tersebut mempunyai
jumlah penduduk yang banyak atau sedikit. Prinsip monotonisitas berarti bahwa jika anda memberi
sejumlah uang kepada seseorang yang beradadi bawah garis kemiskinan, dan jika semua pendapatan yang
lain tetap, maka kemiskinan yang terjadi tidak mungkin lebih tinggi daripada sebelumnya. Prinsip
Sensitivitas distribusioanl menyatakan bahwa, dengan semua hal lainnya sama, Jika Anda Mentransfer
pendapatan dari orang miskin ke orang kaya, maka akibtanya perekonomian akan menjadi lebih miskin.
Ukuran rasio headacount atau per kepala memnuhi syarat anonimitas, indepedensi populasi, dan
monotonisitas, namun gagal memenuhi syarat sensitivitas distribusional (dengan kata lain, rasio ini tidak
akan menghitung dampak diferensial dari kenaikan harga beras). Sedangkan headacount yang sederhana
gagal, bahkan untuk memenuhi prinsip indepedensi populasi.

Kemiskinan, Ketimpangan, dan Kesejahteraan Sosial
Masalah yang ditimbulkan oleh kemiskinan absolute sudah jelas. Tidak ada masyarakat beradab
yang dapat merasa nyaman dengan kondisi dimana rekan-rekan senegaranya bearada dalam kesengsaraana
bsolute karena kemiskinan yang di deritannya. Namun masuk alal juga bila ditanyakan, jika prioritas
utama kita adalahpemberantasan kemiskinanabsolute, mengapa ketimpangan relatif juga harus
diperhatikan? Jika ketimpangan diantara golongan miskin merupakan faktor penting untuk memahami
kedalaman kemiskinan dan dampak perubahan pasar sertakebijakan terhadap rakyat miski, mengapa kita
juga harus memperhatikan ketimpangan yang terjadi diantara orang-orang yang berada di atas garis
kemiskinan ?
Pertama, ketimpangan pendapat yang ekstrem menyebabkan efisiensi ekonomi. Penyebabnya
sebagian adalah, pada tingkat pendapatan rata- rata berapa pun, ketimpangan yang semakin tinggi akan
mengakibatkan semakin kecilnyabagian populasi yang memenuhi syarat untuk mendapatkan pinjaman
atau sumber kredit yang lain. Disamping itu, salah satu definisi dari kemiskinan relatif adalah ketiadaaan
kolateral. Ketika individu yang berpenghasilan rendah tidak dapat meminjam uang, pada umumnya
mereka tidak dapat menyediakan pendidikan yang memadai bagi anak mereka atau memulai dan
mengembangkan bisnis.Disamping itu, ketimpangan dapat menyebabkan alokasi yang tidak efisien.
Ketimpangan yang tinggi menyebabkan penekanan yang terlalu tinggi pada pendidikan tinggi dengan
mengorbankan kualitas universal pendidikan dasar.
Alasan kedua yang harus dipertimbangkan menyangkutketimpangan yang terjadidiantara
penduduk yang berada diantara garis kemiskinan adalah bahwa, disparitas pendapatan yang ekstrem
melemahkan stabilitas sosial dan solidaritas. Lebih celaka lagi, ketimpangan yang tinggi justru
memperkuat kekuatan politisi golongan karya, disamping kekuatan tawar-menawar ekonomi mereka.
Ketimpangan yang tinggi mempermudah ”pemburuan rante”, yang meliputi berbagai tindakan seperti lobi,
sumbangan politisi yang besar, penyuapan, dan kronisme.
Akhirnya, ketimpangan yang ekstrem pada umumnya dipandang tidak adil. John rawls, seorang
filsuf terkenanl, mengajukan sebuah eksperimen pikiran untuk membantumenjelaskan mengapa demikian.
Seandainya, sebelum anda dilahirkan didunia ini, anda mendapat kesempatan untuk memilih keseluruhan
derajat ketimpangan diantara penduduk bumi-tetapi anda tidak diperkenankan memilih identitas anda
sendiri. Akibatnya, sebagian besar orang akan memilih negara dengan tingkat ketimpangan pendapatan
tertentu, dengan asumsi bahwa tingkat ketimpangan berhubungan dengan insentif untuk bekerja keras atau
berinovasi.
Pembangunan dualistik dan Pergeseran Kurva Lorenz:
Sejumlah tipologi Khusus:
Dalam buku klasiknya yang berjudul Poverty, inequality, and development, gary fields
menunjukan penggunaan kurva lorennz untuk menganalisis tiga kasus terbatas dalam pembangunan
dualistik. Ia membedakannya menjadi tiga tipologi pembangunan.
1. Tipologi pertumbuhan perluasan sektor modern (modern-sectir enlargement), dimana usaha
pengembangan ekonomi dua sektor (sektor industri modern dan sektor industri tradisional)
bertumpuh pada pembinaan dan pemekaran ukuran sektor modern dengan mempertahankan
tingkat upah di kedua sektor.
2. Tipologi pertumbuhan pengayaan (enrichment) sektor tradisional. Disini perekonomian memang
tumbuh, tetapi yang benar-benar menikmati buah pertumbuhan itu hanya terbatas pada segelintir
orang yang bberkecimpung di sektor moder, sedangkan jumlah pekerja maupun tingkat upah
kaum pekerja di sektor tradisional tetap. Hal ini seperti sering dijumpai di berbagai perekonomian
di amerika latin dan afrika.
3. Dalam tipologi pertumbuhan ini hampir semua manfaat pertumbuhan tercurah secara merata ke
para pekerja di sektor tradisional, dan hanya sedikit saja atau bahkan tak ada yang dinikmati oleh
sektor industri modern.
HIPOTESIS KURVA U-TERBALIK KUZNETZ
Simon kunetz mengatakan bahwa pada tahap awal pertumbuhan ekonomi, distribusi pendapatan
cenderung memburuk, namun pada tahap selanjutnya, distribusi pendapatan akan membaik. Observasi
inilah yang kemudian dikenal sebagai kurva kunetz “ U-terbalik”, seiring dengan naiknya GNI per kapita,
pada beberapa penelitian kuznetz.
KoefisienGini

0,75

0,50
0.35
0,2
5

Pendapatannasionalbruti per kapita

Pada tahap-tahap awal pembangunan distribusi pendapatan cenderung memburuk, namun
cenderung membaik. Sebagian besar dari ulasan tersebut mengaitkannya dengan kondisi-kondisi dasar
perubahan yang bersifat stuktural. Menurut model Lewis, tahapan pertumbuhan awal akan terpusat di
sector industry modern, yang mempunyai lapangan kerja terbatas namun tingkat upah dan produktifitas
terhitung tinggi.
Disamping itu imbalan yang diperoleh dari investasi di sector pendidikan mungkin akan
meningkat terlebih dahulu, karena sector modern yang muncul memerlukan tenaga kerja terampil, namun
imbalan ini akan menurun karena penawaran tenaga kerja mendidik meningkat dan penawaran tenaga
kerja tidak terdidik menurun.
Namun kita telah melihat bahwa, dampak pengayaan sector traditional dan sector modern
terhadap ketimpangan pendapatan akan cenderung bergerak berlawanan arah, sehingga perubahan neto
pada ketimpangan bersifat mendua, dan validita sempiris kurva kunetz masih patut dipertanyakan.
Selama bertahun-tahun, validitas kurva kunetz selalu diliputi kontroversi.Dalam penelitian crosssection, sering disebutkan bahwa banyak negara-negara berpendapatan menengah ditemukan di amerika
latin yang mana dulu dikenal mempunyai ketimpangan pendapatan tertinggi didunia. Hasilnya, pengaruh
efek dominan dari amerika latin telah terbukti. Bahkan, dibanyak Negara tidak ditemukan adanya
kecenderungan bahwa ketimpangan pendapatan akan berubah banyak selama proses pembangunan
ekonomi.
Pertumbuhan Dan Kemiskinan
Terdapat pendapat yang santer terdengar di kalangan pembuat kebijakan bahwa pengeluaran
public yang digunakan untuk menanggulangi kemiskinan dan mengurangi dana yang dapat digunakan
untuk mempercepat pertumbuhan.Selain tabungan keuangan,golongan miskin cenderung membelanjakan
tambahan pendapatan untuk memperoleh gizi yang lebih baik, pendidikan untuk anak-anak mereka,
perbaikan kondisi rumah, dan pengeluaran-pengeluaran lain yang lebih mencerminkan investasi dan
bukan konsumsi, khususnya jika dilihat dari sudut pandang orng miskin.
Paling tidak terdapat lima alasan mengapa kebijakan yang ditunjukan untuk mengurangi
kemiskinan tidak harus memperlambat lajupertumbuhan.
1. Kemiskinan yang meluas menciptakan kondisi yang membuat kaum miskin tidak mempunyai
akses terhadap pinjaman kredit.
2. Akal sehat,yang didukung dengan banyak nya data empiris terbaru,menyaksikan fakta.
3. Pendapatan yang rendah dan standar hidup yang buruk yang dialami oleh golongan miskin.
4. Peningkatan tingkat pendapatan golongan miskin akan mendorong kenaikan permintaan produk
kebutuhan rumah tangga buatan lokal.
5. Penurunan kemiskinan secara missal dapat menstimulasi ekspansi ekonomi yang lebih sehat
karena merupakan insentif materi dan psikologis yang kuat bagi meluas nya partisipasi public
dalam proses pembangunan.
Kondisi yang terakhir bahkan dapat menciptakan penolakan masyarakat luas terhadap kemajuan dan
ketidaksabaran terhadap laju pembangunan atau terhadap kegagalan untuk mengubah kondisi material
mereka.
Pengurangan dramatis dalam kemiskinan tidak harus saling berlawanan dengan pertumbuhan
yang tinggi,seperti yang terlihat dalam berbagai studi kasus maupun dalam data perbandingan antarnegara.
Tentu saja, hubungan yang dekat antara pertumbuhan ekonomi dengan kemajuan yang terdiri di antara
golongan miskin tidak begitu saja mengidikasikan hubungan sebab akibat.sebagian daris kemajuan yang
dinikmati golongan miskin dapat saja berasal pendapatan pendidikan, dan kesehatan yang lebih baik di
antara golongan miskin untuk mempercepat pertumbuhan secara menyeluruh (seperti yang telah
diisyaratkan oleh sejumlah argument yang telah dikemukakan sebelumnya).
Karakteristik Ekonomi Kelompok Masyarakat miskin
Sampai sekian jauh, kita telah memperoleh gambaran secara garis besar atas masalah distribusi
pendapatan dan kemiskinan di Negara-negara berkembang.kita telah memehami bahwa perpaduan tingkat
pendapatan perkapita yang rendah dan distribusi pendapatan sangat tidak merata akan menghasilkan
kemiskinan absolute yang parah.
Tingginya tingkat pendapatan per kapita tidak menjamin lebih rendah nya tingkat kemiskinan
absolute.pemahaman terhadap hakikat distribusi ukuran pendapatan merupakan landasan dasar bagi setiap
analisi masalah kemiskinan di Negara-negara yang berpendapatan rendah.
Kemiskinan Di Pedesaan
Salah satu generasi yang terbilang paling valid mengenai penduduk miskin adalah bahwasannya
mereka pada umumnya bertempat tinggal di derah-daerah pedesaan, dengan mata pencarian pokok di
bidang-bidang pertanian.
Telah diketahui sejak lama bahwa sekitar dua pertiga penduduk miskin di Negara-negara
berkembang masih menggantungkan hidup mereka pada pertanian yang subsisten, baik sebagai petani
kecil atau buruh tani yang berpenghasilan rendah.selanjutnya, sertiga penduduk miskin lainnya
kebanyakan juga tinggal di pedesaan dan mereka hanya mengandalkan hidupnya dari usah jasa kecilkecilan.
Yang menarik.walaupun sebagian besar penduduk dengan kemiskinan absolut tinggal di daerah
pedesaan, bagian terbesar dari pengeluaran sebagian besar pemerintah Negara berkembang selama
seperempat abat terakhir justru lebih tercurah ke daerah-daerah perkotaan dan berbagai sector
ekonominya, yakni sector-sektor manufaktur modern dan sektor konersial.
Yang perlu dikemukakan disini adalah, karena sebagian besar penduduk miskin tinggal di daerahdaerah pedesaan, maka setiap kebijakan pemerintah yang ditunjukan untuk menanggulangi kemiskinan
seharusnya sebagian besar ditunjukan ke program-program pembangunan pedesaan dan melalui
pembenahan sector-sektor pertanian pada khususnya.
Kaum wanita dan kemiskinan
Mayoritas pnduduk miskin dunia adalah kaum wanita. Jika di bandingkan standar hidup penduduk
termiskin di berbagai negara berkembang. Merekalah yang paling menderita, kemiskinan dan kekurangan
gizi dan mereka pula yang paling sedikit menerima pelayanan kesehatan, air bersih, sanitasi dan berbagai
bentuk jasa sosial lainnya. Segmen masyarakat termiskin dunia ketiga hidup dalam rumah tangga yang di
kepalai wanita, karena di dalam rumah tangga itu tidak ada pria yang dapat memberi nafkah. Karena
potensi mereka dalam membuat pendapatan sendiri jauh lebih rendah dari pada potensi yang di miliki oleh
kaum pria, mereka dan keluarga yang di asunya merupakan anggota tetap kelompok masyarakat yang
paling miskin.
Di daerah-daerah perkotaan sekali pun, kaum wanita sulit mendapatkan pekerjaan formal di
perusahaan swasta maupun di lembaga pemerintahan. Akibatnya, mereka terpaksa terkungkung dalam
bidang-bidang kerja yang berpenghasilan atau yang berproduktivitas rendah, bahkan yang ilegal. Di
pedesaan, situasinya sama sekali tidak baik kaum wanita di situ juga sulit mendapatkan yang akan
memberikan sejumlah penghasilan secara tetap dan sering menjadi pokok bahasan dalam peraturanperaturan yang di tunjukan untuk melaraskan pendapatan pontesial. Namun pendapatan rumah tangga saja
itu belum cukup untuk menjelaskan kesengsaraan relatif yang di derita kaum wanita karena keluarga yang
di kepalai oleh wanita umumnya ditemui pada sekmen masyarakat termiskin. Selain itu, hanya sedikit di
antara mereka bisa meneruskan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi karena mereka sejak dini sudah harus
turut bekerja,atau sedikit mencari sedikit penghasilan dalam rangka menegakan tiang ekonomi keluarga .
Indikator yang tidk bisa diandalkan untuk mengukur tinggi rendah nya kesejahtraan seseorang
karena distribusi pendappatan di dalam keluarga tersebut juga berbeda-beda.berbagai penelitian tentang
alokasi sumber daya dalam setiap rumah tangga meunjukan secara jelas bahwa di kawasan dunia
kecukupan gizi, pelayanan kesehatan, taraf pendidikan dan warisan yang di terima oleh kaum wanita lebih
rendah dari pada yang di nikmati oleh kaum pria.
Kenyataannya bahwa kesejatraan wanita dan anak-anak sangat di pengaruhi rancangan kebijakan
ekonomi pemerintah yang menggarisbawahi penting nya memasukan kaum wanita ke dalam program
pembangunan, guna memperbaiki taraf hidup penduduk termiskinperan ekonomi kaum wanita harus di
perhitungkan. Bertolak dari hal tersebutmaka penigkatan kesjahtraan keluarga hanya di harap kan setelah
adanya program-program pembangunan yang secara nyata akan mampu menigkatkan partisipasi kaum
wanita dalam pendidikan dan pelatihanpenciptaan lapangan kerja di sektor formal, serta dalam
pengembangan pertanian.
Etnik minoritas, penduduk pribumi dan kemiskinan
Dalam beberapa tahun trakhir ini, konflik-konflik domestik dan bahkan perang saudara bersumber
dari persepsi berbagi kelompok etnis yang menggap bahwa mereka tersisis dalam persaigan
memperebutkan sumber daya dan lapangan kerja yang terbatas. Meskipun kemiskinan relatif yang diderita
oleh etnis minoritas dan penduduk pribumi sulit di peroleh (karena pertimbangan –pertimbangan politik,
hanya sedikit sekali negara yang bersedia mengakat masalah ini). Hasilnya secara jelas menunjukan
bahwa sebagian besar penduduk pribumi itu sangat miskin dan mengalami malnutrisi, buta huruf, hidup
dalam lingkungan kesehatan yang buruk serta menganggur. Akhir nya harus diingat bhwa kaum miskin
berasal dari negara miskin. Walapun tampak seperti pengamatan yang remeh, pernyataan tersebut
sebenarnya mengandung optimisme. Lebih jauh lagi banyak negara-negara termiskin di Afrika sub-sahara
yang tidak tumbuh namun justru mengalami penurunan pendapat perkapita. Di antara negara-negara yang
mengalami pertumbuhan, dengan tingkat pertumbuhan yang sekarang, tampaknya di perlukan berpuluhpuluh tahun lagi mencapai tingkat pendapatan yang dapat membratas kemiskinan.
Cakupan pilihan kebijakan : beberapa pertimbangan dasar
Negara-negara berkembang yang berkeingian untuk mengetaskan kemiskinan serta menaggulangi
ketimpang distribusi pendapatan haruslah mengetahui segenap pilihan cara yang tersedia, dan memilih
yang terbaik di antaranya, untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut . Namun kebijakan-kebijakan ekonomi
di negara berkembang dalam rangka menaggulangi masalah kemiskinan. Maka kita dituntut untuk
mengetahui dan memahami segenap faktor penentu atau determain dari distribusi pendapatan dalam suatu
perekonomian dan juga memahami intervensi pemerintah yang menimbulkan pengaruh yang benar-benar
efektif.
Cakupan pilihan kebijakan; Beberapa Pertimbangan Dasar
Bidang-bidang intervensi
Kita dapat mengidentifikasikan empat bidang luas yang terbuka bagi intervensi kebijakan pemerintah
yang berkaitan erat dengan ke empat elemen pokok tersebut, keempat elemen pokok tersebut adalah
sebagai berikut;
1. Mengubah distribusi fungsional
2. Memeratakan distribusi ukuran
3. Meratakan(mengurangi) distribusi ukuran golongan penduduk berpenghasilan tinggi
4. Meratakan(meningkatkan) distribusi ukuran golongan penduduk berpenghasilan rendah
Perbaikan distribusi pendapatan fungsional melalui serangkaian kebijakan yang khusus dirancang
untuk mengubah harga-harga relatif faktor produksi. perbaikan distribusi pendapatan fungsional adalah
pendekatan khas yang sering di anjurkan oleh para tokoh ilmu ekonomi tradisional. Pendekatan ekonomi
tradisional tersebut menyatakan bahwa sebagai akibat dari adanya kendala-kendala kelembagaan dan
keliruan kebijakan pemerintah, harga relative tenaga kerja (tingkat upah) akan menjadi lebih tinggi
daripada yang ditentukan oleh mekanisme pasar (kekuatan penawaran dan permintaan).
Perbaikan distribusi ukuran melalui redistribusi progresif kepemilikan aset-aset
Jika tingkat harga dan utilisasi (pendayagunaan) atas setiap jenis factor produksi (tenaga
kerja,tanah,serta modal) sudah optimal, maka kita dapat dengan mudah memperkirakan penerimaan total
dari masing-masing aset tersebut.determinan terpenting yang menentukan merata atau tidaknya distribusi
pendapatan di suatu masyarakat atau Negara: penyebat nomor satu atas timpangnya distribusi pendapatan
per kapita di hampir semua Negara berkembang adalah sangat tidak meratanya kepemilikan aset
/kekayaan(asset ownership) di Negara-negara ini.oleh karena itu, strategi kebijakan kedua yang mungkin
lebih penting dalam rangka mengentaskan kemiskinan serta memperbaiki distribusi pendapatan adalah
upaya pengurangan pemusatan penguasaan atau kepemilikan aset tersebut, distribusi kekuasaan yang
timpang. Serta ketimpangan kesepakatan untuk memperoleh pendidikan dan pekerjaan (penghasilan) yang
layak yang merupakan ciri-ciri Negara berkembang.
Pengurangan distribusi ukuran golongan atas melalui pajak pendapatan dan kekayaan yang
progresif
Salah satu sumber utama yang sangat pontensial bagi pembiayaan pembangunan itu adalah
pengenaan pajak langsung dan progresif terhadap pendapatan maupun kekayaan.struktur pajak progresif,
dalam pelaksanaannya, sering berubah secara ajaib menjadi pajak regresif (regressive tex).sehingga
kelompok masyarakat yang berpendapatannya rerndah dan menengah membayar pajak dalam proporsi
yang lebih besar dari pendapatan mereka dibandingkan kelompok yang berpenghasilan tinggi.alasannya
sederhana saja. Kelompok penduduk miskin langsung di kenai pajak pada usmber pendapatan atau
pengeluarannya.
timpang. Serta ketimpangan kesepakatan untuk memperoleh pendidikan dan pekerjaan (penghasilan) yang
layak yang merupakan ciri-ciri Negara berkembang.
Pengurangan distribusi ukuran golongan atas melalui pajak pendapatan dan kekayaan yang
progresif
Salah satu sumber utama yang sangat pontensial bagi pembiayaan pembangunan itu adalah
pengenaan pajak langsung dan progresif terhadap pendapatan maupun kekayaan.struktur pajak progresif,
dalam pelaksanaannya, sering berubah secara ajaib menjadi pajak regresif (regressive tex).sehingga
kelompok masyarakat yang berpendapatannya rerndah dan menengah membayar pajak dalam proporsi
yang lebih besar dari pendapatan mereka dibandingkan kelompok yang berpenghasilan tinggi.alasannya
sederhana saja. Kelompok penduduk miskin langsung di kenai pajak pada usmber pendapatan atau
pengeluarannya.

More Related Content

What's hot

[EM-Fajri] Ekonomi Kesejahteraan]
[EM-Fajri] Ekonomi Kesejahteraan][EM-Fajri] Ekonomi Kesejahteraan]
[EM-Fajri] Ekonomi Kesejahteraan]Melly Chairul
 
Aliran Fisiokrat dan Merkantilisme
Aliran Fisiokrat dan MerkantilismeAliran Fisiokrat dan Merkantilisme
Aliran Fisiokrat dan MerkantilismeCut Endang Kurniasih
 
Teori-teori Pembangunan: Sebuah Analisis Komparatif
Teori-teori Pembangunan: Sebuah Analisis KomparatifTeori-teori Pembangunan: Sebuah Analisis Komparatif
Teori-teori Pembangunan: Sebuah Analisis KomparatifDadang Solihin
 
Cara Menghitung Indeks Pembangunan Manusia
Cara Menghitung Indeks Pembangunan ManusiaCara Menghitung Indeks Pembangunan Manusia
Cara Menghitung Indeks Pembangunan ManusiaRandy Wrihatnolo
 
Aglomerasi dan Deglomerasi dalam lokasi industri by Pangestu chaesar
Aglomerasi dan Deglomerasi dalam lokasi industri by Pangestu chaesarAglomerasi dan Deglomerasi dalam lokasi industri by Pangestu chaesar
Aglomerasi dan Deglomerasi dalam lokasi industri by Pangestu chaesarPangestu S
 
Efek substitusi dan pendapatan
Efek substitusi dan pendapatanEfek substitusi dan pendapatan
Efek substitusi dan pendapatanyunisarosa
 
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva PhillipsInflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva PhillipsMuhammad Rafi Kambara
 
Bagian iv-teori-barang-publik
Bagian iv-teori-barang-publikBagian iv-teori-barang-publik
Bagian iv-teori-barang-publikAchmad Ridha
 
Teori perdag internasional : keunggulan absolut & keunggulan komparatif
Teori perdag internasional : keunggulan absolut & keunggulan komparatifTeori perdag internasional : keunggulan absolut & keunggulan komparatif
Teori perdag internasional : keunggulan absolut & keunggulan komparatifWahono Diphayana
 
Metode Perhitungan PDB
Metode Perhitungan PDBMetode Perhitungan PDB
Metode Perhitungan PDBIndra Yu
 
Analisis potensi Ekonomi Regional
Analisis potensi Ekonomi RegionalAnalisis potensi Ekonomi Regional
Analisis potensi Ekonomi RegionalDahlan Tampubolon
 
Pasar Oligopolistik dan Monopolistik
Pasar Oligopolistik dan MonopolistikPasar Oligopolistik dan Monopolistik
Pasar Oligopolistik dan MonopolistikFisa Tiana
 

What's hot (20)

[EM-Fajri] Ekonomi Kesejahteraan]
[EM-Fajri] Ekonomi Kesejahteraan][EM-Fajri] Ekonomi Kesejahteraan]
[EM-Fajri] Ekonomi Kesejahteraan]
 
Ekonomi regional
Ekonomi regionalEkonomi regional
Ekonomi regional
 
Beberapa ukuran dasar demografi
Beberapa ukuran dasar demografiBeberapa ukuran dasar demografi
Beberapa ukuran dasar demografi
 
Aliran Fisiokrat dan Merkantilisme
Aliran Fisiokrat dan MerkantilismeAliran Fisiokrat dan Merkantilisme
Aliran Fisiokrat dan Merkantilisme
 
Analisa kurva IS-LM
Analisa kurva IS-LMAnalisa kurva IS-LM
Analisa kurva IS-LM
 
Teori-teori Pembangunan: Sebuah Analisis Komparatif
Teori-teori Pembangunan: Sebuah Analisis KomparatifTeori-teori Pembangunan: Sebuah Analisis Komparatif
Teori-teori Pembangunan: Sebuah Analisis Komparatif
 
Teori teori ekonomi regional
Teori teori ekonomi regionalTeori teori ekonomi regional
Teori teori ekonomi regional
 
2 teori barang swasta
2 teori barang swasta2 teori barang swasta
2 teori barang swasta
 
Kebijakan moneter
Kebijakan moneterKebijakan moneter
Kebijakan moneter
 
Cara Menghitung Indeks Pembangunan Manusia
Cara Menghitung Indeks Pembangunan ManusiaCara Menghitung Indeks Pembangunan Manusia
Cara Menghitung Indeks Pembangunan Manusia
 
Aglomerasi dan Deglomerasi dalam lokasi industri by Pangestu chaesar
Aglomerasi dan Deglomerasi dalam lokasi industri by Pangestu chaesarAglomerasi dan Deglomerasi dalam lokasi industri by Pangestu chaesar
Aglomerasi dan Deglomerasi dalam lokasi industri by Pangestu chaesar
 
Efek substitusi dan pendapatan
Efek substitusi dan pendapatanEfek substitusi dan pendapatan
Efek substitusi dan pendapatan
 
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva PhillipsInflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
 
PPT KEMISKINAN
PPT KEMISKINANPPT KEMISKINAN
PPT KEMISKINAN
 
Bagian iv-teori-barang-publik
Bagian iv-teori-barang-publikBagian iv-teori-barang-publik
Bagian iv-teori-barang-publik
 
Teori perdag internasional : keunggulan absolut & keunggulan komparatif
Teori perdag internasional : keunggulan absolut & keunggulan komparatifTeori perdag internasional : keunggulan absolut & keunggulan komparatif
Teori perdag internasional : keunggulan absolut & keunggulan komparatif
 
Metode Perhitungan PDB
Metode Perhitungan PDBMetode Perhitungan PDB
Metode Perhitungan PDB
 
Materi 8 (perilaku produsen)
Materi 8 (perilaku produsen)Materi 8 (perilaku produsen)
Materi 8 (perilaku produsen)
 
Analisis potensi Ekonomi Regional
Analisis potensi Ekonomi RegionalAnalisis potensi Ekonomi Regional
Analisis potensi Ekonomi Regional
 
Pasar Oligopolistik dan Monopolistik
Pasar Oligopolistik dan MonopolistikPasar Oligopolistik dan Monopolistik
Pasar Oligopolistik dan Monopolistik
 

Similar to Kemiskinan, ketimpangan, dan pembangunan

Kemiskinan dan Kesenjangan Pendapatan.docx
Kemiskinan dan Kesenjangan Pendapatan.docxKemiskinan dan Kesenjangan Pendapatan.docx
Kemiskinan dan Kesenjangan Pendapatan.docxPutuSinta
 
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatanKemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatanEnengNs
 
Rostiawati 11140756 (5 v ma) materi 7
Rostiawati 11140756 (5 v ma) materi 7Rostiawati 11140756 (5 v ma) materi 7
Rostiawati 11140756 (5 v ma) materi 7Rostiawati Hasan
 
6. kemisikinan dan kesenjangan pendapatan
6. kemisikinan dan kesenjangan pendapatan6. kemisikinan dan kesenjangan pendapatan
6. kemisikinan dan kesenjangan pendapatanAndi Sutandi
 
(6)kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
(6)kemiskinan dan kesenjangan pendapatan(6)kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
(6)kemiskinan dan kesenjangan pendapatanElisabeth Marina
 
Abdul ajid, 11140963
Abdul ajid, 11140963Abdul ajid, 11140963
Abdul ajid, 11140963abdul ajid
 
M6. kemiskinan&kesenjangan pendapatan
M6. kemiskinan&kesenjangan pendapatanM6. kemiskinan&kesenjangan pendapatan
M6. kemiskinan&kesenjangan pendapatanerlina na
 
Kemiskinan dan Kesenjangan Pendapatan
Kemiskinan dan Kesenjangan PendapatanKemiskinan dan Kesenjangan Pendapatan
Kemiskinan dan Kesenjangan PendapatanRizqy Naharusshoimin
 
KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN.pptx
KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN.pptxKEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN.pptx
KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN.pptxGibranFadilla4
 
KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN
KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN
KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN Dini Sri Rahayu
 
Tugas 6.kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Tugas 6.kemiskinan dan kesenjangan pendapatanTugas 6.kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Tugas 6.kemiskinan dan kesenjangan pendapatansiti aisah
 
Pertemuan 7 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Pertemuan 7   kemiskinan dan kesenjangan pendapatanPertemuan 7   kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Pertemuan 7 kemiskinan dan kesenjangan pendapatanmariatul qibtiyah
 
Kemiskinan dan kesenjangan Pendapatan
Kemiskinan dan kesenjangan PendapatanKemiskinan dan kesenjangan Pendapatan
Kemiskinan dan kesenjangan PendapatanEem Masitoh
 
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatanKemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatanInas Intishar
 
6.kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
6.kemiskinan dan kesenjangan pendapatan6.kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
6.kemiskinan dan kesenjangan pendapatansitiaisah12140250
 
6. kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
6. kemiskinan dan kesenjangan pendapatan6. kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
6. kemiskinan dan kesenjangan pendapatanFindi Rifa'i
 

Similar to Kemiskinan, ketimpangan, dan pembangunan (20)

Kemiskinan dan Kesenjangan Pendapatan.docx
Kemiskinan dan Kesenjangan Pendapatan.docxKemiskinan dan Kesenjangan Pendapatan.docx
Kemiskinan dan Kesenjangan Pendapatan.docx
 
Makalah raskin
Makalah raskinMakalah raskin
Makalah raskin
 
Makalah raskin
Makalah raskinMakalah raskin
Makalah raskin
 
Makalah raskin
Makalah raskinMakalah raskin
Makalah raskin
 
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatanKemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
 
Rostiawati 11140756 (5 v ma) materi 7
Rostiawati 11140756 (5 v ma) materi 7Rostiawati 11140756 (5 v ma) materi 7
Rostiawati 11140756 (5 v ma) materi 7
 
Bahan bu asniar
Bahan bu asniarBahan bu asniar
Bahan bu asniar
 
6. kemisikinan dan kesenjangan pendapatan
6. kemisikinan dan kesenjangan pendapatan6. kemisikinan dan kesenjangan pendapatan
6. kemisikinan dan kesenjangan pendapatan
 
(6)kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
(6)kemiskinan dan kesenjangan pendapatan(6)kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
(6)kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
 
Abdul ajid, 11140963
Abdul ajid, 11140963Abdul ajid, 11140963
Abdul ajid, 11140963
 
M6. kemiskinan&kesenjangan pendapatan
M6. kemiskinan&kesenjangan pendapatanM6. kemiskinan&kesenjangan pendapatan
M6. kemiskinan&kesenjangan pendapatan
 
Kemiskinan dan Kesenjangan Pendapatan
Kemiskinan dan Kesenjangan PendapatanKemiskinan dan Kesenjangan Pendapatan
Kemiskinan dan Kesenjangan Pendapatan
 
KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN.pptx
KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN.pptxKEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN.pptx
KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN.pptx
 
KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN
KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN
KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN
 
Tugas 6.kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Tugas 6.kemiskinan dan kesenjangan pendapatanTugas 6.kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Tugas 6.kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
 
Pertemuan 7 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Pertemuan 7   kemiskinan dan kesenjangan pendapatanPertemuan 7   kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Pertemuan 7 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
 
Kemiskinan dan kesenjangan Pendapatan
Kemiskinan dan kesenjangan PendapatanKemiskinan dan kesenjangan Pendapatan
Kemiskinan dan kesenjangan Pendapatan
 
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatanKemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
 
6.kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
6.kemiskinan dan kesenjangan pendapatan6.kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
6.kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
 
6. kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
6. kemiskinan dan kesenjangan pendapatan6. kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
6. kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
 

More from Arief Anzarullah

Presentasi kerukunan antar umat beragama
Presentasi kerukunan antar umat beragamaPresentasi kerukunan antar umat beragama
Presentasi kerukunan antar umat beragamaArief Anzarullah
 
Analisa pengaruh neraca pembayaran. (Makalah Ekonomi Internasional)
Analisa pengaruh neraca pembayaran. (Makalah Ekonomi Internasional)Analisa pengaruh neraca pembayaran. (Makalah Ekonomi Internasional)
Analisa pengaruh neraca pembayaran. (Makalah Ekonomi Internasional)Arief Anzarullah
 
Daerah konvergensi dan dinamika ekonomi indonesia
Daerah konvergensi dan dinamika ekonomi indonesiaDaerah konvergensi dan dinamika ekonomi indonesia
Daerah konvergensi dan dinamika ekonomi indonesiaArief Anzarullah
 
Analisis neraca pembayaran indonesia (full)
Analisis neraca pembayaran indonesia (full)Analisis neraca pembayaran indonesia (full)
Analisis neraca pembayaran indonesia (full)Arief Anzarullah
 
Pengantar Ekonomi Pembagunan
Pengantar Ekonomi Pembagunan Pengantar Ekonomi Pembagunan
Pengantar Ekonomi Pembagunan Arief Anzarullah
 
Instrumen evaluasi kinerja
Instrumen evaluasi kinerjaInstrumen evaluasi kinerja
Instrumen evaluasi kinerjaArief Anzarullah
 

More from Arief Anzarullah (15)

IKD- SDA
IKD- SDAIKD- SDA
IKD- SDA
 
Presentasi kerukunan antar umat beragama
Presentasi kerukunan antar umat beragamaPresentasi kerukunan antar umat beragama
Presentasi kerukunan antar umat beragama
 
Gerakan rotasi bumi ikd
Gerakan rotasi bumi ikdGerakan rotasi bumi ikd
Gerakan rotasi bumi ikd
 
Presentasi tenses group 8
Presentasi tenses group 8Presentasi tenses group 8
Presentasi tenses group 8
 
Persaingan Monopolistik
Persaingan MonopolistikPersaingan Monopolistik
Persaingan Monopolistik
 
Analisa pengaruh neraca pembayaran. (Makalah Ekonomi Internasional)
Analisa pengaruh neraca pembayaran. (Makalah Ekonomi Internasional)Analisa pengaruh neraca pembayaran. (Makalah Ekonomi Internasional)
Analisa pengaruh neraca pembayaran. (Makalah Ekonomi Internasional)
 
Manajemen Pemasaran
Manajemen PemasaranManajemen Pemasaran
Manajemen Pemasaran
 
Keterbelakangan
KeterbelakanganKeterbelakangan
Keterbelakangan
 
Daerah konvergensi dan dinamika ekonomi indonesia
Daerah konvergensi dan dinamika ekonomi indonesiaDaerah konvergensi dan dinamika ekonomi indonesia
Daerah konvergensi dan dinamika ekonomi indonesia
 
Analisis neraca pembayaran indonesia (full)
Analisis neraca pembayaran indonesia (full)Analisis neraca pembayaran indonesia (full)
Analisis neraca pembayaran indonesia (full)
 
Suku bunga
Suku bungaSuku bunga
Suku bunga
 
Pengantar Ekonomi Pembagunan
Pengantar Ekonomi Pembagunan Pengantar Ekonomi Pembagunan
Pengantar Ekonomi Pembagunan
 
Resume Kompensasi SDM
Resume Kompensasi SDMResume Kompensasi SDM
Resume Kompensasi SDM
 
Instrumen evaluasi kinerja
Instrumen evaluasi kinerjaInstrumen evaluasi kinerja
Instrumen evaluasi kinerja
 
Persentasi jurnal sdm
Persentasi jurnal sdmPersentasi jurnal sdm
Persentasi jurnal sdm
 

Recently uploaded

aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 

Recently uploaded (20)

aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 

Kemiskinan, ketimpangan, dan pembangunan

  • 1. BAB 5 : Kemiskinan, Ketimpangan, dan Pembangunan Definisi Kemiskinan Kemiskinan merupakan ketidakmampuan untuk memenuhi standar hidup minimum. Kemiskinan ada 2 bagian: 1. Kemiskinan absolut (jumlah penduduk yg hidup dibawah garis kemiskinan yg tidak dapat memenuhi kebutuhan dasarnya) 2. Kemiskinan relatif (pendapatan nasional yg diterima oleh masing2 Gol Pendapatan) Ukuran Kemiskinan Kemiskinan biasanya dilihat dari garis kemiskinan yang didasarkan pada konsumsi individu. Garis kemiskinan menghitung pengeluaran yang diperlukan untuk membeli standar gizi minimum dan kebutuhan dasar(makanan pokok) Indikator kemiskinan di Indonesia BPS mengukur kemiskinan dengan 2 cara : 1. Pendekatan Kebutuhan dasar (basic needs approach), pendekatan ini mengukur kemiskinan melalui ketidakmampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan dasar/makanan yg dipatok 2.100 kalori perhari. 2. Head Count Index, mengukur kemiskinan dg menggunakan nilai rupiah dg pendapatan Minimal $ 2 Per hari Penyebab kemiskinan  Terlalu menggantungkan diri pada sektor pertanian dg produksi yg masih tradisional  Kepemilikan sumber daya yg tidak sama yg menimbulkan distribusi pendapatan yg timpang  Perbedaan kualitas Sumber daya manusia  Perbedaan terhadap akses modal Solusi  Mobilisasi tenaga kerja pedesaan yg belum didayagunakan  Menyusun kerangka lembaga pedesaan  Transfer sumber daya pertanian ke industri  Pertanian dg teknologi Koefisien Gini dan Ukuran Ketimpangan Agregat
  • 2. Mengukur Ketimpangan Distribusi Ukuran The Lorenz Curve Meperkirakan Koefisien Gini Distribusi Fungsional Ukuran Distribusi pendapatan kedua yang lazim digunakan oleh kalangan ekonom adalah distribusi pendapatan fungsional atau pangsa distribusi pendapatan per faktor produksi (functional or factor share distribution of income). Ukuran ini berfokus pada bagian dari pendapatan nasional total yang diterima oleh masing-masing produksi (tanah, tenaga kerja, dan modal). Teori distribusi pendapatan fungsional ini pada dasaranya mempersoalkan persentase penghasilan tenaga kerja secara keseluruhan, bukan sebagai unit-unit usaha atau faktor produksi yang terpisah secara individual, dan membandingkannya dengan persentase pendapatan total yang dibagikan dalam bentuk sewa, bunga, dan laba (masing-masing merupakan perolehan dari tanah, modal uang dan fisik). Sudah cukup banyak keputakaan teoritis yang dibangun atas dasar konsep distribusi pendapatan fungsional (functional income distribution )tersebut. Masing-masing mencba menjelaskan besar atau kecilnya pendapan dari suatu faktor produksi dengan memperhitungkan kontribusi faktor tersebut terhadap keseluruhan kegiatan produksi. MENGUKUR KEMISKINAN ABSOLUT Cakupan kemiskinan adalah Sejumlah penduduk yang tidak mampu mendapatkan sumber daya yang cukup untuk mememnuhi kebutuhan dasar. Mereka hidup di bawah tingkat pendapatan rill minimum tertentu atau di bawah “garis kemiskinan Internasional”. Garis tersebut tidak mengenal tapal batas antarnegara, tidak tergantung pada tingkat pendapatan per kapita di sautu Negara, dan juga memperhitungkan perbedaan tingkat harga antarnegara dengan mengukur penduduk miskin sebagai orang yang hidup kurang dari U$$1 atau U$$2 per hari dalam dolar PPP. Kemiskinan absolut dapat diukur dengan angka , atau “hitungan per kepala (Headaccount)”, H, Untuk Mengetahui seberapa banyak orang yang penghasilannya berada di bawah garis kemiskinan absolut, Y. Ketika Hitungan per kepala tersebut dianggap sebagai bagian dari populasi total, N, Kita memperoleh indeks per kepala (headaccount index), H/N. Garis kemiskinan ditetapkan pada tingkat yang selalu konstan secara riil, sehingga kita dapat menelusuri kemajuan yang diperoleh dalam menanggulangi kemiskinan pada level absolute sepanjang waktu. Gagasan yang mendasari penetapan level ini adalah
  • 3. suatu satandar minimum di mana seorang hidup dalam “kesengsaraan absolute manusia” yaitu ketika kesehatan seseorang sangat buruk. Ukuran Foster-Greer-Thorbecke terkadang kita mengukur derajat ketimpangan pendapatan di antara kaum miskin, seperti koefisien Gini antarkaum miskin, Gp,atau Koefisien variasi pendapatan (CV) antarkaum miskin, CVp. Koefisien Gini atau CV antarkaum miskin tersebut penting diketahui karena dampak guncangan perekonomian terhadap Kemiskinan dapat sangat berbeda, tergantung pada tingkat distribusi sumber daya di antara kaum miskin. Seperti dalam ukuran Ketimpangan, Terdapat beberapa Kriteria ukuran kemiskinan yang diinginkan yang telah diterima secara luas oleh para ekonom pembangunan, yaitu prinsip-prinsip anonimitas, indepedensi populasi, monotonisitas, dan sensitivitas distribusional. Dua prinsip yang pertama sangat mirip karakteristiknya yang dgunakan untuk membahas indeks ketimpangan: Ukuran cakupan kemiskinan tidak boleh tergantung pada siapa yang miskin atau apakah Negara tersebut mempunyai jumlah penduduk yang banyak atau sedikit. Prinsip monotonisitas berarti bahwa jika anda memberi sejumlah uang kepada seseorang yang beradadi bawah garis kemiskinan, dan jika semua pendapatan yang lain tetap, maka kemiskinan yang terjadi tidak mungkin lebih tinggi daripada sebelumnya. Prinsip Sensitivitas distribusioanl menyatakan bahwa, dengan semua hal lainnya sama, Jika Anda Mentransfer pendapatan dari orang miskin ke orang kaya, maka akibtanya perekonomian akan menjadi lebih miskin. Ukuran rasio headacount atau per kepala memnuhi syarat anonimitas, indepedensi populasi, dan monotonisitas, namun gagal memenuhi syarat sensitivitas distribusional (dengan kata lain, rasio ini tidak akan menghitung dampak diferensial dari kenaikan harga beras). Sedangkan headacount yang sederhana gagal, bahkan untuk memenuhi prinsip indepedensi populasi. Kemiskinan, Ketimpangan, dan Kesejahteraan Sosial Masalah yang ditimbulkan oleh kemiskinan absolute sudah jelas. Tidak ada masyarakat beradab yang dapat merasa nyaman dengan kondisi dimana rekan-rekan senegaranya bearada dalam kesengsaraana bsolute karena kemiskinan yang di deritannya. Namun masuk alal juga bila ditanyakan, jika prioritas utama kita adalahpemberantasan kemiskinanabsolute, mengapa ketimpangan relatif juga harus diperhatikan? Jika ketimpangan diantara golongan miskin merupakan faktor penting untuk memahami kedalaman kemiskinan dan dampak perubahan pasar sertakebijakan terhadap rakyat miski, mengapa kita juga harus memperhatikan ketimpangan yang terjadi diantara orang-orang yang berada di atas garis kemiskinan ? Pertama, ketimpangan pendapat yang ekstrem menyebabkan efisiensi ekonomi. Penyebabnya sebagian adalah, pada tingkat pendapatan rata- rata berapa pun, ketimpangan yang semakin tinggi akan mengakibatkan semakin kecilnyabagian populasi yang memenuhi syarat untuk mendapatkan pinjaman atau sumber kredit yang lain. Disamping itu, salah satu definisi dari kemiskinan relatif adalah ketiadaaan kolateral. Ketika individu yang berpenghasilan rendah tidak dapat meminjam uang, pada umumnya mereka tidak dapat menyediakan pendidikan yang memadai bagi anak mereka atau memulai dan mengembangkan bisnis.Disamping itu, ketimpangan dapat menyebabkan alokasi yang tidak efisien. Ketimpangan yang tinggi menyebabkan penekanan yang terlalu tinggi pada pendidikan tinggi dengan mengorbankan kualitas universal pendidikan dasar.
  • 4. Alasan kedua yang harus dipertimbangkan menyangkutketimpangan yang terjadidiantara penduduk yang berada diantara garis kemiskinan adalah bahwa, disparitas pendapatan yang ekstrem melemahkan stabilitas sosial dan solidaritas. Lebih celaka lagi, ketimpangan yang tinggi justru memperkuat kekuatan politisi golongan karya, disamping kekuatan tawar-menawar ekonomi mereka. Ketimpangan yang tinggi mempermudah ”pemburuan rante”, yang meliputi berbagai tindakan seperti lobi, sumbangan politisi yang besar, penyuapan, dan kronisme. Akhirnya, ketimpangan yang ekstrem pada umumnya dipandang tidak adil. John rawls, seorang filsuf terkenanl, mengajukan sebuah eksperimen pikiran untuk membantumenjelaskan mengapa demikian. Seandainya, sebelum anda dilahirkan didunia ini, anda mendapat kesempatan untuk memilih keseluruhan derajat ketimpangan diantara penduduk bumi-tetapi anda tidak diperkenankan memilih identitas anda sendiri. Akibatnya, sebagian besar orang akan memilih negara dengan tingkat ketimpangan pendapatan tertentu, dengan asumsi bahwa tingkat ketimpangan berhubungan dengan insentif untuk bekerja keras atau berinovasi. Pembangunan dualistik dan Pergeseran Kurva Lorenz: Sejumlah tipologi Khusus: Dalam buku klasiknya yang berjudul Poverty, inequality, and development, gary fields menunjukan penggunaan kurva lorennz untuk menganalisis tiga kasus terbatas dalam pembangunan dualistik. Ia membedakannya menjadi tiga tipologi pembangunan. 1. Tipologi pertumbuhan perluasan sektor modern (modern-sectir enlargement), dimana usaha pengembangan ekonomi dua sektor (sektor industri modern dan sektor industri tradisional) bertumpuh pada pembinaan dan pemekaran ukuran sektor modern dengan mempertahankan tingkat upah di kedua sektor. 2. Tipologi pertumbuhan pengayaan (enrichment) sektor tradisional. Disini perekonomian memang tumbuh, tetapi yang benar-benar menikmati buah pertumbuhan itu hanya terbatas pada segelintir orang yang bberkecimpung di sektor moder, sedangkan jumlah pekerja maupun tingkat upah kaum pekerja di sektor tradisional tetap. Hal ini seperti sering dijumpai di berbagai perekonomian di amerika latin dan afrika. 3. Dalam tipologi pertumbuhan ini hampir semua manfaat pertumbuhan tercurah secara merata ke para pekerja di sektor tradisional, dan hanya sedikit saja atau bahkan tak ada yang dinikmati oleh sektor industri modern. HIPOTESIS KURVA U-TERBALIK KUZNETZ Simon kunetz mengatakan bahwa pada tahap awal pertumbuhan ekonomi, distribusi pendapatan cenderung memburuk, namun pada tahap selanjutnya, distribusi pendapatan akan membaik. Observasi inilah yang kemudian dikenal sebagai kurva kunetz “ U-terbalik”, seiring dengan naiknya GNI per kapita, pada beberapa penelitian kuznetz.
  • 5. KoefisienGini 0,75 0,50 0.35 0,2 5 Pendapatannasionalbruti per kapita Pada tahap-tahap awal pembangunan distribusi pendapatan cenderung memburuk, namun cenderung membaik. Sebagian besar dari ulasan tersebut mengaitkannya dengan kondisi-kondisi dasar perubahan yang bersifat stuktural. Menurut model Lewis, tahapan pertumbuhan awal akan terpusat di sector industry modern, yang mempunyai lapangan kerja terbatas namun tingkat upah dan produktifitas terhitung tinggi. Disamping itu imbalan yang diperoleh dari investasi di sector pendidikan mungkin akan meningkat terlebih dahulu, karena sector modern yang muncul memerlukan tenaga kerja terampil, namun imbalan ini akan menurun karena penawaran tenaga kerja mendidik meningkat dan penawaran tenaga kerja tidak terdidik menurun. Namun kita telah melihat bahwa, dampak pengayaan sector traditional dan sector modern terhadap ketimpangan pendapatan akan cenderung bergerak berlawanan arah, sehingga perubahan neto pada ketimpangan bersifat mendua, dan validita sempiris kurva kunetz masih patut dipertanyakan. Selama bertahun-tahun, validitas kurva kunetz selalu diliputi kontroversi.Dalam penelitian crosssection, sering disebutkan bahwa banyak negara-negara berpendapatan menengah ditemukan di amerika latin yang mana dulu dikenal mempunyai ketimpangan pendapatan tertinggi didunia. Hasilnya, pengaruh efek dominan dari amerika latin telah terbukti. Bahkan, dibanyak Negara tidak ditemukan adanya kecenderungan bahwa ketimpangan pendapatan akan berubah banyak selama proses pembangunan ekonomi. Pertumbuhan Dan Kemiskinan Terdapat pendapat yang santer terdengar di kalangan pembuat kebijakan bahwa pengeluaran public yang digunakan untuk menanggulangi kemiskinan dan mengurangi dana yang dapat digunakan untuk mempercepat pertumbuhan.Selain tabungan keuangan,golongan miskin cenderung membelanjakan tambahan pendapatan untuk memperoleh gizi yang lebih baik, pendidikan untuk anak-anak mereka, perbaikan kondisi rumah, dan pengeluaran-pengeluaran lain yang lebih mencerminkan investasi dan bukan konsumsi, khususnya jika dilihat dari sudut pandang orng miskin. Paling tidak terdapat lima alasan mengapa kebijakan yang ditunjukan untuk mengurangi kemiskinan tidak harus memperlambat lajupertumbuhan. 1. Kemiskinan yang meluas menciptakan kondisi yang membuat kaum miskin tidak mempunyai akses terhadap pinjaman kredit. 2. Akal sehat,yang didukung dengan banyak nya data empiris terbaru,menyaksikan fakta.
  • 6. 3. Pendapatan yang rendah dan standar hidup yang buruk yang dialami oleh golongan miskin. 4. Peningkatan tingkat pendapatan golongan miskin akan mendorong kenaikan permintaan produk kebutuhan rumah tangga buatan lokal. 5. Penurunan kemiskinan secara missal dapat menstimulasi ekspansi ekonomi yang lebih sehat karena merupakan insentif materi dan psikologis yang kuat bagi meluas nya partisipasi public dalam proses pembangunan. Kondisi yang terakhir bahkan dapat menciptakan penolakan masyarakat luas terhadap kemajuan dan ketidaksabaran terhadap laju pembangunan atau terhadap kegagalan untuk mengubah kondisi material mereka. Pengurangan dramatis dalam kemiskinan tidak harus saling berlawanan dengan pertumbuhan yang tinggi,seperti yang terlihat dalam berbagai studi kasus maupun dalam data perbandingan antarnegara. Tentu saja, hubungan yang dekat antara pertumbuhan ekonomi dengan kemajuan yang terdiri di antara golongan miskin tidak begitu saja mengidikasikan hubungan sebab akibat.sebagian daris kemajuan yang dinikmati golongan miskin dapat saja berasal pendapatan pendidikan, dan kesehatan yang lebih baik di antara golongan miskin untuk mempercepat pertumbuhan secara menyeluruh (seperti yang telah diisyaratkan oleh sejumlah argument yang telah dikemukakan sebelumnya). Karakteristik Ekonomi Kelompok Masyarakat miskin Sampai sekian jauh, kita telah memperoleh gambaran secara garis besar atas masalah distribusi pendapatan dan kemiskinan di Negara-negara berkembang.kita telah memehami bahwa perpaduan tingkat pendapatan perkapita yang rendah dan distribusi pendapatan sangat tidak merata akan menghasilkan kemiskinan absolute yang parah. Tingginya tingkat pendapatan per kapita tidak menjamin lebih rendah nya tingkat kemiskinan absolute.pemahaman terhadap hakikat distribusi ukuran pendapatan merupakan landasan dasar bagi setiap analisi masalah kemiskinan di Negara-negara yang berpendapatan rendah. Kemiskinan Di Pedesaan Salah satu generasi yang terbilang paling valid mengenai penduduk miskin adalah bahwasannya mereka pada umumnya bertempat tinggal di derah-daerah pedesaan, dengan mata pencarian pokok di bidang-bidang pertanian. Telah diketahui sejak lama bahwa sekitar dua pertiga penduduk miskin di Negara-negara berkembang masih menggantungkan hidup mereka pada pertanian yang subsisten, baik sebagai petani kecil atau buruh tani yang berpenghasilan rendah.selanjutnya, sertiga penduduk miskin lainnya kebanyakan juga tinggal di pedesaan dan mereka hanya mengandalkan hidupnya dari usah jasa kecilkecilan. Yang menarik.walaupun sebagian besar penduduk dengan kemiskinan absolut tinggal di daerah pedesaan, bagian terbesar dari pengeluaran sebagian besar pemerintah Negara berkembang selama seperempat abat terakhir justru lebih tercurah ke daerah-daerah perkotaan dan berbagai sector ekonominya, yakni sector-sektor manufaktur modern dan sektor konersial. Yang perlu dikemukakan disini adalah, karena sebagian besar penduduk miskin tinggal di daerahdaerah pedesaan, maka setiap kebijakan pemerintah yang ditunjukan untuk menanggulangi kemiskinan seharusnya sebagian besar ditunjukan ke program-program pembangunan pedesaan dan melalui pembenahan sector-sektor pertanian pada khususnya.
  • 7. Kaum wanita dan kemiskinan Mayoritas pnduduk miskin dunia adalah kaum wanita. Jika di bandingkan standar hidup penduduk termiskin di berbagai negara berkembang. Merekalah yang paling menderita, kemiskinan dan kekurangan gizi dan mereka pula yang paling sedikit menerima pelayanan kesehatan, air bersih, sanitasi dan berbagai bentuk jasa sosial lainnya. Segmen masyarakat termiskin dunia ketiga hidup dalam rumah tangga yang di kepalai wanita, karena di dalam rumah tangga itu tidak ada pria yang dapat memberi nafkah. Karena potensi mereka dalam membuat pendapatan sendiri jauh lebih rendah dari pada potensi yang di miliki oleh kaum pria, mereka dan keluarga yang di asunya merupakan anggota tetap kelompok masyarakat yang paling miskin. Di daerah-daerah perkotaan sekali pun, kaum wanita sulit mendapatkan pekerjaan formal di perusahaan swasta maupun di lembaga pemerintahan. Akibatnya, mereka terpaksa terkungkung dalam bidang-bidang kerja yang berpenghasilan atau yang berproduktivitas rendah, bahkan yang ilegal. Di pedesaan, situasinya sama sekali tidak baik kaum wanita di situ juga sulit mendapatkan yang akan memberikan sejumlah penghasilan secara tetap dan sering menjadi pokok bahasan dalam peraturanperaturan yang di tunjukan untuk melaraskan pendapatan pontesial. Namun pendapatan rumah tangga saja itu belum cukup untuk menjelaskan kesengsaraan relatif yang di derita kaum wanita karena keluarga yang di kepalai oleh wanita umumnya ditemui pada sekmen masyarakat termiskin. Selain itu, hanya sedikit di antara mereka bisa meneruskan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi karena mereka sejak dini sudah harus turut bekerja,atau sedikit mencari sedikit penghasilan dalam rangka menegakan tiang ekonomi keluarga . Indikator yang tidk bisa diandalkan untuk mengukur tinggi rendah nya kesejahtraan seseorang karena distribusi pendappatan di dalam keluarga tersebut juga berbeda-beda.berbagai penelitian tentang alokasi sumber daya dalam setiap rumah tangga meunjukan secara jelas bahwa di kawasan dunia kecukupan gizi, pelayanan kesehatan, taraf pendidikan dan warisan yang di terima oleh kaum wanita lebih rendah dari pada yang di nikmati oleh kaum pria. Kenyataannya bahwa kesejatraan wanita dan anak-anak sangat di pengaruhi rancangan kebijakan ekonomi pemerintah yang menggarisbawahi penting nya memasukan kaum wanita ke dalam program pembangunan, guna memperbaiki taraf hidup penduduk termiskinperan ekonomi kaum wanita harus di perhitungkan. Bertolak dari hal tersebutmaka penigkatan kesjahtraan keluarga hanya di harap kan setelah adanya program-program pembangunan yang secara nyata akan mampu menigkatkan partisipasi kaum wanita dalam pendidikan dan pelatihanpenciptaan lapangan kerja di sektor formal, serta dalam pengembangan pertanian. Etnik minoritas, penduduk pribumi dan kemiskinan Dalam beberapa tahun trakhir ini, konflik-konflik domestik dan bahkan perang saudara bersumber dari persepsi berbagi kelompok etnis yang menggap bahwa mereka tersisis dalam persaigan memperebutkan sumber daya dan lapangan kerja yang terbatas. Meskipun kemiskinan relatif yang diderita oleh etnis minoritas dan penduduk pribumi sulit di peroleh (karena pertimbangan –pertimbangan politik, hanya sedikit sekali negara yang bersedia mengakat masalah ini). Hasilnya secara jelas menunjukan bahwa sebagian besar penduduk pribumi itu sangat miskin dan mengalami malnutrisi, buta huruf, hidup dalam lingkungan kesehatan yang buruk serta menganggur. Akhir nya harus diingat bhwa kaum miskin
  • 8. berasal dari negara miskin. Walapun tampak seperti pengamatan yang remeh, pernyataan tersebut sebenarnya mengandung optimisme. Lebih jauh lagi banyak negara-negara termiskin di Afrika sub-sahara yang tidak tumbuh namun justru mengalami penurunan pendapat perkapita. Di antara negara-negara yang mengalami pertumbuhan, dengan tingkat pertumbuhan yang sekarang, tampaknya di perlukan berpuluhpuluh tahun lagi mencapai tingkat pendapatan yang dapat membratas kemiskinan. Cakupan pilihan kebijakan : beberapa pertimbangan dasar Negara-negara berkembang yang berkeingian untuk mengetaskan kemiskinan serta menaggulangi ketimpang distribusi pendapatan haruslah mengetahui segenap pilihan cara yang tersedia, dan memilih yang terbaik di antaranya, untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut . Namun kebijakan-kebijakan ekonomi di negara berkembang dalam rangka menaggulangi masalah kemiskinan. Maka kita dituntut untuk mengetahui dan memahami segenap faktor penentu atau determain dari distribusi pendapatan dalam suatu perekonomian dan juga memahami intervensi pemerintah yang menimbulkan pengaruh yang benar-benar efektif. Cakupan pilihan kebijakan; Beberapa Pertimbangan Dasar Bidang-bidang intervensi Kita dapat mengidentifikasikan empat bidang luas yang terbuka bagi intervensi kebijakan pemerintah yang berkaitan erat dengan ke empat elemen pokok tersebut, keempat elemen pokok tersebut adalah sebagai berikut; 1. Mengubah distribusi fungsional 2. Memeratakan distribusi ukuran 3. Meratakan(mengurangi) distribusi ukuran golongan penduduk berpenghasilan tinggi 4. Meratakan(meningkatkan) distribusi ukuran golongan penduduk berpenghasilan rendah Perbaikan distribusi pendapatan fungsional melalui serangkaian kebijakan yang khusus dirancang untuk mengubah harga-harga relatif faktor produksi. perbaikan distribusi pendapatan fungsional adalah pendekatan khas yang sering di anjurkan oleh para tokoh ilmu ekonomi tradisional. Pendekatan ekonomi tradisional tersebut menyatakan bahwa sebagai akibat dari adanya kendala-kendala kelembagaan dan keliruan kebijakan pemerintah, harga relative tenaga kerja (tingkat upah) akan menjadi lebih tinggi daripada yang ditentukan oleh mekanisme pasar (kekuatan penawaran dan permintaan). Perbaikan distribusi ukuran melalui redistribusi progresif kepemilikan aset-aset Jika tingkat harga dan utilisasi (pendayagunaan) atas setiap jenis factor produksi (tenaga kerja,tanah,serta modal) sudah optimal, maka kita dapat dengan mudah memperkirakan penerimaan total dari masing-masing aset tersebut.determinan terpenting yang menentukan merata atau tidaknya distribusi pendapatan di suatu masyarakat atau Negara: penyebat nomor satu atas timpangnya distribusi pendapatan per kapita di hampir semua Negara berkembang adalah sangat tidak meratanya kepemilikan aset /kekayaan(asset ownership) di Negara-negara ini.oleh karena itu, strategi kebijakan kedua yang mungkin lebih penting dalam rangka mengentaskan kemiskinan serta memperbaiki distribusi pendapatan adalah upaya pengurangan pemusatan penguasaan atau kepemilikan aset tersebut, distribusi kekuasaan yang
  • 9. timpang. Serta ketimpangan kesepakatan untuk memperoleh pendidikan dan pekerjaan (penghasilan) yang layak yang merupakan ciri-ciri Negara berkembang. Pengurangan distribusi ukuran golongan atas melalui pajak pendapatan dan kekayaan yang progresif Salah satu sumber utama yang sangat pontensial bagi pembiayaan pembangunan itu adalah pengenaan pajak langsung dan progresif terhadap pendapatan maupun kekayaan.struktur pajak progresif, dalam pelaksanaannya, sering berubah secara ajaib menjadi pajak regresif (regressive tex).sehingga kelompok masyarakat yang berpendapatannya rerndah dan menengah membayar pajak dalam proporsi yang lebih besar dari pendapatan mereka dibandingkan kelompok yang berpenghasilan tinggi.alasannya sederhana saja. Kelompok penduduk miskin langsung di kenai pajak pada usmber pendapatan atau pengeluarannya.
  • 10. timpang. Serta ketimpangan kesepakatan untuk memperoleh pendidikan dan pekerjaan (penghasilan) yang layak yang merupakan ciri-ciri Negara berkembang. Pengurangan distribusi ukuran golongan atas melalui pajak pendapatan dan kekayaan yang progresif Salah satu sumber utama yang sangat pontensial bagi pembiayaan pembangunan itu adalah pengenaan pajak langsung dan progresif terhadap pendapatan maupun kekayaan.struktur pajak progresif, dalam pelaksanaannya, sering berubah secara ajaib menjadi pajak regresif (regressive tex).sehingga kelompok masyarakat yang berpendapatannya rerndah dan menengah membayar pajak dalam proporsi yang lebih besar dari pendapatan mereka dibandingkan kelompok yang berpenghasilan tinggi.alasannya sederhana saja. Kelompok penduduk miskin langsung di kenai pajak pada usmber pendapatan atau pengeluarannya.