3. PDB merupakan jumlah nilai
tambah yang dihasilkan oleh
seluruh unit usaha dalam suatu
negara tertentu, atau merupakan
jumlah nilai barang dan jasa akhir
yang dihasilkan oleh seluruh unit
ekonomi.
4. Keynesian Model’s
Y = C + G + I + S + (X - I)
NTBi = Kons. Rt + Kons. Pem. +
PMTB + Perubahan Stok +
(Ekspor –Impor)
PDB Sektoral = PDB Penggunaan
5. UNSUR-UNSUR POKOK DALAM
PENGHITUNGAN PDB
A. Output (Nilai Produksi)
Output adalah nilai barang atau yang dihasilkan dalam
suatu periode tertentu, biasanya satu tahun.
Jenis output ada 3 (tiga) macam yaitu:
i. Output utama (output utama produksi),
ii. Output sampingan, bukan tujuan utama produksi,
dan
iii. Output ikutan, output yang terjadi bersamasama/tak dapat dihindarkan dengan output
utamanya.
B. Biaya Antara
Biaya antara adalah barang-barang dan jasa tidak
tahun lama yang digunakan/habis dalam proses
produksi.
6. UNSUR-UNSUR POKOK DALAM
PENGHITUNGAN PDB
C. Nilai Tambah
c.1 Nilai Tambah Bruto (NTB)
Output - Biaya Antara yang merupakan produk
dari proses produksi.
Produk ini terdiri atas :
a. Pendapatan faktor yang terdiri dari :
- Upah dan gaji sebagai balas jasa pegawai
- Sewa tanah sebagai balas jasa tanah
- Bunga sebagai jasa modal, dan
- Keuntungan sebagai balas jasa kewirswasta
b. Penyusutan barang modal yang dipakai
untuk produksi
c. Pajak tidak langsung neto, yakni
pajak langsung dikurangi subsidi
c.2. Nilai Tambah Neto (NTN).
NTN = NTB - Penyusutan.
7. PDB dapat dinyatakan sebagai :
a. PDB Atas Dasar Harga Berlaku (PDB adhb).
nilai tambah barang dan jasa yang dihitung
menggunakan harga yang berlaku pada
setiap tahun.
b. PDB Atas Dasar Harga Konstan (PDB adhk).
nilai tambah barang dan jasa tersebut yang
dihitung menggunakan harga yang berlaku
pada satu tahun (tahun dasar) tertentu
sebagai dasar dalam hal ini tahun 1993.
8. METODE PENGHITUNGAN PDB
ATAS DASAR HARGA BERLAKU (PDB
adhb)
Ada tiga pendekatan yang dapat
digunakan, yaitu :
1. Pendekatan produksi.
2. Pendekatan pendapatan.
3. Pendekatan pengeluaran.
9. METODE PENGHITUNGAN PDB
ATAS DASAR HARGA BERLAKU (PDB
adhb)
1. Menurut Pendekatan Produksi.
Menghitung nilai tambah seluruh kegiatan
ekonomi dengan cara mengurangkan biaya antara
dari masing-masing total nilai produksi (output)
tiap-tiap sektor atau subsektor.
Atau
Output b,t
= Produksit x Hargat
NTBb,t = Outputb,t – Biaya Antarab,t
NTBb,t = Outputb,t x Rasio NTBo
Dimana : Output
= Ouput/nilai produksi bruto atas dasar harga
berlaku tahun t
NTBb,t =Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku tahun ke t
Produksit = Kuantum produksi tahun ke t
Hargat = Harga produksi tahun ke t
Rasio NTB = Perbandingan NTB terhadap Output (NTB/Ouput)
Rasio NTBo = Rasio NTB pada tahun dasar (o)
b,t
10. METODE PENGHITUNGAN PDB
ATAS DASAR HARGA BERLAKU (PDB
adhb)
2. Menurut Pendekatan Pendapatan.
PDB Merupakan balas jasa yang diterima oleh
faktorfaktor produksi.
PDB = Upah & Gaji + Surplus Usaha + Penyusutan
+ Pajak Tak Langsung Neto.
3. Menurut Pendekatan Pengeluaran.
PDB adalah penjumlahan semua komponen
permintaan akhir.
PDB = Konsumsi rumahtangga + Konsumsi
Pemerintah + PMTB + Perubahan stok +
(Ekspor - Impor).
11. METODE PENGHITUNGAN PDB
ATAS DASAR HARGA KONSTAN (PDB adhk)
Ada tiga metode yang dapat digunakan,
yaitu :
1. Revaluasi
2. Ekstrapolasi.
3. Deflasi.
12. METODE PENGHITUNGAN PDB
ATAS DASAR HARGA KONSTAN (PDB adhk)
1. Revaluasi yaitu perkalian kuantum produksi tahun
yang berjalan dengan harga tahun dasar (tahun
1993) , menghasilkan langsung PDB adhk.
Dalam rumus dapat dinyatakan sebagai berikut :
Output
NTB k,t
k,t
= Produksit x Hargao
= Output k,t x Rasio NTBo
2. Ekstrapolasi yaitu dengan cara mengalikan nilai
tahun dasar dengan suatu indeks kuantum dibagi 100.
Dalam rumus dapat dinyatakan sebagai berikut :
Output
NTB k,t
k,t
= Output k,o x (IKPt/100)
= Output k,t x Rasio NTBo
13. METODE PENGHITUNGAN PDB
ATAS DASAR HARGA KONSTAN (PDB adhk)
3. Deflasi yaitu dengan cara membagi nilai pada tahun
berjalan dengan suatu indeks harga dibagi 100.
Dalam rumus dapat dinyatakan sebagai berikut :
Output
NTB
k,t
k,t
= Outputb,t /(IHt /100)
= Output
k,t
x Rasio NTBo
15. Manfaat yang dapat diperoleh dari data
PDB antara lain adalah :
1. PDB harga berlaku nominal menunjukkan
kemampuan sumber daya ekonomi yang dihasilkan
oleh suatu negara.
2. PNB harga berlaku menunjukkan pendapatan yang
memungkinkan untuk dinikmati oleh penduduk
suatu negara.
3. PDB harga konstan (riil) dapat digunakan untuk
menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi secara
keseluruhan atau setiap sektor dari tahun ke tahun.
4. Distribusi PDB harga berlaku menurut sektor
menunjukkan struktur perekonomian atau peranan
setiap sektor ekonomi dalam suatu negara. Sektorsektor ekonomi yang mempunyai peran besar
menunjukkan basis perekonomian suatu negara.
16. 5. PDB harga berlaku menurut penggunaan
menunjukkan produk barang dan jasa digunakan
untuk
tujuan
konsumsi,
investasi
dan
diperdagangkan dengan pihak luar negeri.
6. Distribusi
PDB
menurut
penggunaan
menunjukkan
peranan
kelembagaan
dalam
menggunakan barang dan jasa yang dihasilkan oleh
berbagai sektor ekonomi.
7. PDB penggunaan atas dasar harga konstan
bermanfaat untuk mengukur laju pertumbuhan
konsumsi, investasi dan perdagangan luar negeri.
8. PDB dan PNB per kapita atas dasar harga
berlaku menunjukkan nilai PDB dan PNB per kepala
atau per satu orang penduduk.
9. PDB dan PNB per kapita atas dasar harga
konstan berguna untuk mengetahui pertumbuhan
nyata ekonomi per kapita penduduk suatu negara.
18. 1. SEKTOR PERTANIAN, PETERNAKAN,
KEHUTANAN DAN PERIKANAN
1.1. Sub Sektor Tanaman Bahan Makanan
1.2. Sub Sektor Tanaman Perkebunan
1.3. Sub Sektor Peternakan dan Hasil-hasilnya
1.4. Sub Sektor Kehutanan
1.5. Sub Sektor Perikanan
Jasa Pertanian
19. 1. SEKTOR PERTANIAN, PETERNAKAN,
KEHUTANAN DAN PERIKANAN
Secara umum metode penghitungan output dan NTB
sama yaitu :
NTB adhb menggunakan pendekatan produksi
yaitu:
Output
= Produksi x Harga
NTBb,t
b,t
t
t
= Outputb,t x Rasio NTBo
NTB adhk menggunakan metode revaluasi yaitu:
Output
NTB k,t
k,t
= Produksit x Hargao
= Output k,t x Rasio NTBo
Khusus untuk sub sektor peternakan, penghitungan
produksinya
Produksi = Selisih Polpulasi + Pemotongan +
(ekspor - impor)
20. 2. SEKTOR PERTAMBANGAN DAN
PENGGALIAN
2.1. Sub Sektor Pertambangan Migas
2.2. Sub Sektor Pertambangan Non Migas
Metode penghitungan output dan NTB sama yaitu :
NTB adhb menggunakan pendekatan produksi
yaitu:
Output b,t = Produksit x Hargat
NTBb,t
= Outputb,t x Rasio NTBo
NTB adhk menggunakan metode revaluasi yaitu:
Output
NTB k,t
k,t
= Produksit x Hargao
= Output k,t x Rasio NTBo
21. 2. SEKTOR PERTAMBANGAN DAN
PENGGALIAN
2.3. Sub Sektor Penggalian
Metode penghitungan output dan NTB yaitu :
NTB adhk menggunakan metode ekstrapolasi yaitu:
Output
NTB k,t
k,t
= Output
= Output
k,o
k,t
x (Indeks sektor bangunant/100)
x Rasio NTBo
NTB adhb menggunakan pendekatan produksi
yaitu:
Output
NTB b,t
b,t
= Output
= Output
k,o
b,t
x (Indeks HPB penggaliant/100)
x Rasio NTBo
22. 2. SEKTOR PERTAMBANGAN DAN
PENGGALIAN
2.3. Sub Sektor Penggalian
Khusus output dan NTB komoditi garam kasar yaitu :
NTB adhk menggunakan metode ekstrapolasi yaitu:
Output
NTB k,t
k,t
= Output
= Output
k,o
k,t
x (Indeks jumlah pendudukt/100)
x Rasio NTBo
NTB adhb menggunakan pendekatan produksi
yaitu:
Output
NTB b,t
b,t
= Output
= Output
k,o
b,t
x (Indeks HPB garamt/100)
x Rasio NTBo
23. 3. SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN
3.1. Sub Sektor Industri Pengolahan Migas
Metode penghitungan output dan NTB yaitu :
NTB adhb menggunakan pendekatan produksi
yaitu:
Output b,t = Produksit x Hargat
NTBb,t
= Outputb,t x Rasio NTBo
NTB adhk menggunakan metode revaluasi yaitu:
Output
NTB k,t
k,t
= Produksit x Hargao
= Output k,t x Rasio NTBo
24. 3. SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN
3.2. Sub Sektor Industri Pengolahan Non Migas
Terbagi menurut kegiatan utama yang disajikan dalam 2
digit Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia (KLUI) :
a.
b.
c.
industri makanan, minuman dan tembakau (31),
industri tekstil, pakaian jadi dan kulit (32),
industri kayu, bambu, rotan dan perabot rumahtangga
(33),
d. industri kertas dan barang dari kertas, percetakan dan
penerbitan (34),
e. industri kimia dan barang dari bahan kimia, batubara,
karet dan plastik (35),
f. industri barang galian bukan logam kecuali minyak bumi
dan batubara (36),
g. industri logam dasar (37),
h. industri barang dari logam, mesin dan peralatannya (38),
25. 3. SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN
3.2. Sub Sektor Industri Pengolahan Non Migas
Masing-masing industri pengolahan tanpa migas tersebut
terbagi menurut jumlah tenaga kerjanya yaitu
a). industri pengolahan tanpa migas besar sedang
(tenaga kerja > 20 orang),
b). industri pengolahan tanpa migas kecil
(tenaga kerja 5 – 19 orang) dan
c). industri pengolahan tanpa migas kerajinan
rumah tangga (tenaga kerja kurang dari 5).
26. 3. SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN
3.2. Sub Sektor Industri Pengolahan Non Migas
Industri Besar Sedang (per 3 Digit KLUI)
NTB adhk menggunakan metode ekstrapolasi yaitu:
Output
NTB k,t
k,t
= Output
= Output
k,o
k,t
x (IPt/100)
x Rasio NTBo
NTB adhb diperoleh dengan menginflate yaitu:
Output
NTB b,t
b,t
= Output
= Output
k,o
b,t
x (IHPBt/100)
x Rasio NTBo
27. 3. SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN
3.2. Sub Sektor Industri Pengolahan Non Migas
Industri Kecil dan Kerajinan Rumah Tangga (IKKR)
(per 3 Digit KLUI)
NTB adhb menggunakan pendekatan produksi
yaitu:
Output b,t = TKt x Output per TKt
NTBb,t
= Outputb,t x Rasio NTBo
NTB adhk menggunakan metode revaluasi yaitu:
Output
NTB k,t
k,t
= TKt x Output per TKo
= Output k,t x Rasio NTBo
28. 4. SEKTOR LISTRIK, GAS DAN AIR
BERSIH
4.1. Sub Sektor Listrik
NTB adhb menggunakan pendekatan produksi
yaitu:
Output b,t = KWHt x Hargat
NTBb,t
= Outputb,t - Biaya Antara
NTB adhk menggunakan metode revaluasi yaitu:
Output
NTBk,t
k,t
= KWHt x Hargao
= Outputk,t x Rasio NTBo
29. 4. SEKTOR LISTRIK, GAS DAN AIR
BERSIH
4.2. Sub Sektor G a s
NTB adhb menggunakan pendekatan produksi
yaitu:
Output b,t = Kuantum Gast x Hargat
NTBb,t
= Outputb,t x Rasio NTB
NTB adhk menggunakan metode revaluasi yaitu:
Output
NTBk,t
k,t
= Kuantum Gast x Hargao
= Outputk,t x Rasio NTBo
30. 4. SEKTOR LISTRIK, GAS DAN AIR
BERSIH
4.3. Sub Sektor Air Bersih
NTB adhb menggunakan pendekatan produksi
yaitu:
Output b,t = Kuantum Air Bersiht x Hargao
NTBb,t
= Outputb,t x Rasio NTBo
NTB adhk menggunakan metode revaluasi yaitu:
Output
NTBb,t
b,t
= Kuantum Air Bersiht x Hargat
= Outputb,t x Rasio NTB
31. 5. B A N G U N A N
NTB adhK menggunakan pendekatan ekstrapolasi yaitu:
Output
NTB k,t
k,t
= Outputk,o x (IP bahan bangunant/100)
= Output k,t x Rasio NTBo
NTB adhb menggunakan menginflate yaitu:
Output b,t = Output k,t x (IHPBt/100)
NTB b,t = Output b,t x Rasio NTBt
32. 6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN
RESTORAN
6.1. Sub Sektor Perdagangan
a. Menghitung output sektoral (adhb maupun adhk)
untuk
sektor
pertanian,
pertambangan
dan
penggalian, industri dan impor.
b. Menghitung output (adhb dan adhk) sebsektor
perdagangan dengan mengalikan output sektoral
dengan rasio margin perdagangan dan rasio barang
yang diperdagangkan.
c. Menghitung NTB (adhb dan adhk) subsektor
perdagangan dengan mengalikan total output sektoral
dengan rasio NTBnya.
d. Menjumlahkan nilai tambah bruto yang diperoleh
dengan pajak penjualan dan bea masuk barang impor
33. 6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN
RESTORAN
6.2. Sub Sektor Hotel
NTB adhb menggunakan pendekatan produksi
yaitu:
Output b,t = Jumlah malam kamart x rata-rata
tarif perkamart
NTBb,t
= Outputb,t x Rasio NTB
NTB adhk menggunakan metode ekstrapolasi yaitu:
Output
NTBk,t
k,t
= Outputk,t x Indeks jumlah
malam kamart
= Outputk,t x Rasio NTBo
34. 6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN
RESTORAN
6.3. Sub Sektor Restoran
NTB adhb menggunakan pendekatan produksi
yaitu:
Output b,t = Produksit x Hargat
NTBb,t
= Outputb,t x Rasio NTBo
NTB adhk menggunakan metode deflasi yaitu:
Output
NTB k,t
= Outputb,t / (IHK Makanan Jadit/100)
= Output k,t x Rasio NTBo
k,t
35. 7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI
7.1. Sub Sektor Pengangkutan
Atas dasar harga berlaku
Atas dasar harga konstan
Jenis Angkutan
Indikator
Produksi
Indikator
Harga
-
Metode
Metode
Indeks
-
Ekstrapolasi
- Jumlah
penumpang
- Jumlah
barang
a. Rel
Pendapatan
b. Jalan raya
Produksi
Jumlah
kendaraan wajib
uji
Rata-rata output
per kendaraan
Ekstrapolasi
Jumlah kendaraan
c. Laut
Produksi
- Jumlah
penumpang
- Rata-rata
Output per
penumpang
-Rata-rata output per barang
Esktrapolasi
Rata-rata
tertimbang
penumpang dan
barang
Ekstrapolasi
Rata-rata
tertimbang
penumpang dan
barang
- Jumlah
kendaraan
- Rata-rata output per pnpang
- Rata-rata output per barang
-Rata-rata output per
kendaraan
-
-
Esktrapolasi
Rata-rata
tertimbang
penumpang dan
barang
- Jumlah
barang
d. Sungai,
danau dan
penyebr.
e. Udara
Produksi
- Jumlah
penumpang
- Jumlah
barang
Pendapatan
36. 7.2. Sub Komunikasi
NTB adhb menggunakan pendekatan produksi
yaitu:
NTBb,t = Outputb,t - Biaya Antara b,t
NTB adhk menggunakan metode deflasi yaitu:
Output k,t = Outputb,t / (IHK Komunikasit/100)
NTB k,t = Output k,t x Rasio NTBo
37. 8. KEUANGAN, PERSEWAAN DAN
JASA PERUSAHAAN
8.1. Sub Sektor Bank
NTB adhb menggunakan pendekatan pendapatan yaitu:
Output
b,t
= NTBb,t + Biaya Antara
NTBb,t = Upah & gaji + Surplus Usaha +
Pajak Tak Langsung Neto + Penyusutan
NTB adhk menggunakan metode ekstrapolasi yaitu:
NTBk,t = Upah & gajit / (IHK Umum (93=100)t/100) +
(SU + PTLN + Pst) /(I. Implisit PDB
Tanpa Bankt / 100)
38. 8. KEUANGAN, PERSEWAAN DAN
JASA PERUSAHAAN
8.2. Sub Sektor Lembaga Keuangan Bukan Bank
Atas dasar harga berlaku
Atas dasar harga konstan
Kegiatan
Metode
a. Asuransi
Indikator
Produksi
Indikator
Harga
Pendapatan
-
-
Ekstrapolasi
Jumlah peserta/
nasabah
Metode
Indeks
b.Dana pensiun
Pendapatan
-
-
Deflasi
IHK Umum
c. Pegadaian
Pendapatan
-
-
Ekstrapolasi
Jumlah Nasabah
d. Lembaga
pembiayaan
Pendapatan
-
-
Ekstrapolasi
Jumlah
Perusahaan
39. 8. KEUANGAN, PERSEWAAN DAN
JASA PERUSAHAAN
8.3. Sub Sektor Jasa Penunjang Keuangan
NTB adhb menggunakan pendekatan produksi
yaitu:
NTBb,t = Outputb,t - Biaya Antara b,t
NTB adhk menggunakan metode deflasi yaitu:
Output k,t = Outputb,t / (IHPB Umumt/100)
NTB k,t = Output k,t x Rasio NTBo
40. 8. KEUANGAN, PERSEWAAN DAN
JASA PERUSAHAAN
8.4. Sub Sektor Sewa Bangunan
Sewa Bangunan Tempat Tinggal
NTB adhb menggunakan pendekatan produksi
yaitu:
Outputb,t = Konsumsi perkapita rt untuk sewab,t x
penduduk pertengahan tahunt
= Outputb,t x Rasio NTBo
NTBb,t
NTB adhk menggunakan metode deflasi yaitu:
Output
NTB k,t
= Outputb,t / (IHK Biaya Tempat Tinggalt/100)
= Output k,t x Rasio NTBo
k,t
41. 8. KEUANGAN, PERSEWAAN DAN
JASA PERUSAHAAN
8.4. Sub Sektor Sewa Bangunan
Sewa Bangunan Bukan Tempat Tinggal
NTB adhb menggunakan pendekatan produksi
yaitu:
Outputb,t = Luas bangunan yang disewab,t x
Rata-rata tarif sewa per m2t
NTBb,t
= Outputb,t x Rasio NTBo
NTB adhk menggunakan metode revaluasi yaitu:
Outputb,t = Luas bangunan yang disewab,t x
Rata-rata tarif sewa per m2o
NTBb,t
= Outputb,t x Rasio NTBo
42. 8. KEUANGAN, PERSEWAAN DAN
JASA PERUSAHAAN
8.5. Sub Sektor Jasa Perusahan
NTB adhb menggunakan pendekatan produksi
yaitu:
Output
NTBb,t
b,t
= Indikator Produksit x Indikator Hargat
= Outputb,t x Rasio NTBo
NTB adhk menggunakan metode ekstrapolasi yaitu:
Output
NTBk,t
k,t
= Outputk,t x Indeks indikator produksit
= Outputk,t x Rasio NTBo
43. 9. JASA-JASA
9.1. Sub Sektor Jasa Pemerintahaan Umum
NTB adhb menggunakan pendekatan pendapatan yaitu:
NTBb,t = Belanja Pegawai (Belanja Rutin)t +
Belanja Pegawai (Belanja Pembangunan)t +
Penyusutant
Biaya Antara
Output
b,t
b,t
= Belanja Barangt
= NTBb,t + Biaya Antarat
NTB adhk menggunakan metode ekstrapolasi yaitu:
NTBk,t
= NTBk,o x (Indeks Jumlah Pegawait/100)
BAk,t
= BAb,t / (IHPB Tanpa Eksport /100)
Output
k,t
= NTBk,t + BAk,t
44. 9. JASA-JASA
9.2. Sub Sektor Jasa-jasa Swasta
Jasa Sosial Kemasyarakatan
NTB adhb menggunakan pendekatan produksi yaitu:
Output
NTBb,t
b,t
= Indikator Produksit x Indikator Hargat
= Outputb,t x Rasio NTBo
NTB adhk menggunakan metode ekstrapolasi yaitu:
Output
NTBk,t
k,t
= Outputk,t x Indeks indikator produksit
= Outputk,t x Rasio NTBo
45. 9. JASA-JASA
9.2. Sub Sektor Jasa-jasa Swasta
Jasa Hiburan dan Rekreasi
NTB adhb menggunakan pendekatan produksi yaitu:
Output
NTBb,t
b,t
= Indikator Produksit x Indikator Hargat
= Outputb,t x Rasio NTBo
NTB adhk menggunakan metode deflasi yaitu:
Output
NTBk,t
k,t
= Outputk,t /(IHK rekreasi dan olah ragat /100)
= Outputk,t x Rasio NTBo
46. 9. JASA-JASA
9.2. Sub Sektor Jasa-jasa Swasta
Jasa Perorangan dan Rumah Tangga
NTB adhb menggunakan pendekatan produksi yaitu:
Output
NTBb,t
b,t
= Jumlah TKt x Rata-rata output per TKt
= Outputb,t x Rasio NTBo
NTB adhk menggunakan metode deflasi yaitu:
Output
NTBk,t
k,t
= Outputk,t x Indeks indikator produksit
= Outputk,t x Rasio NTBo
48. 1. KONSUMSI RUMAH TANGGA
A. Nilai Konsumsi Makanan Rumah Tangga
Nilai Konsumsi Makanan Rumah Tangga NTB adhb
menggunakan pendekatan produksi :
Total konsumsi makanan penduduk = Rata-rata
konsumsi makanan perkapita per bulan x 12 x
Jumlah penduduk pertengahan tahunt
Nilai konsumsi makanan rumah tanggab,t =
Total konsumsi makanan pendudukt x harga konsumen/
harga ecerant
Nilai Konsumsi Makanan Rumah Tangga NTB adhk
menggunakan metode revaluasi :
Nilai konsumsi makanan rumah tanggak,t =
Total konsumsi makanan pendudukt x harga konsumen/
harga ecerano
49. 1. KONSUMSI RUMAH TANGGA
B. Nilai Konsumsi Bukan Makanan Rumah Tangga
Nilai Konsumsi Bukan Makanan Rumah Tangga NTB adhk
menggunakan pendekatan revaluasi :
Konsumsi bukan makanan perkapita per bulan =
Konsumsi perkapita per bulan / (IHK yang sesuai dengan
pengeluaran jenis barang dan jasa yang dikonsumsi /100)
Nilai konsumsi bukan makanan rumah tanggak,t =
Penduduk pertengahan tahun t x Konsumsi bukan makanan
per kapita per bulan penduduko
Nilai Konsumsi Bukan Makanan Rumah Tangga NTB adhb
dengan menginflate :
Nilai konsumsi bukan makanan rumah tanggab,t =
Nilai konsumsi bukan makanan rumah tanggak,t x (IHKt/100)
50. 2. KONSUMSI PEMERINTAH
Nilai Konsumsi Pemerintah NTB adhb :
Pengeluaran Konsumsi Pemerintahb,t =
Belanja Rutint + Pembangunant + Belanja Barangt +
Penyusutant
Nilai Konsumsi Pemerintah NTB adhk :
Pengeluaran Konsumsi Pemerintahb,t =
{(Belanja Rutino + Pembangunano + Penyusutan o) x
(Indeks Jumlah pegawait/100)} + {Belanja barangt /
(IHPB tanpa eksport /100)}
51. 3. PEMBENTUKAN MODAL TETAP BRUTO
Pembentukan modal tetap bruto dapat dibedakan atas :
a. Pembentukan
modal
tetap
dalam
bentuk
bangunan/konstruksi;
b. pembentukan modal dalam bentuk mesin-mesin dan
alat-alat perlengkapannya.
Metode
yang
dipakai
dalam
penghitungan
pembentukan modal tetap adalah pendekatan arus
barang (commodity flow approach).
Penghitungan
ADHK
Menggunakan
Metode
Ekstrapolasi (Produksinya masing-masing) dan Deflasi
(IHPB Impor).
52. 4. PERUBAHAN STOK
Perubahan Stok =
Total PDB Menurut Lapangan Usaha –
Nilai Konsumsi Rumah Tangga –
Nilai konsumsi Pemerintah –
Nilai Pembentukan Modal tetap Bruto –
(Ekspor – Impor)
53. 5. EKSPOR DAN IMPOR
Ekspor dan impor merupakan kegiatan
transaksi barang dan jasa antara
penduduk Indonesia dengan penduduk
negara lain, yang meliputi ekspor dan
impor barang, jasa pengangkutan, jasa
asuransi, komunikasi, pariwisata dan
jasa lainnya.
54. Contoh Penyajian PDB
TABEL 1. PRODUK DOMESTIK BRUTO ATAS DASAR HARGA BERLAKU
MENURUT LAPANGAN USAHA (Triliun rupiah)
Lapangan Usaha
(1)
1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan
2. Pertambangan dan Penggalian
3. Industri Pengolahan
4. Listrik, gas dan air bersih
5. Bangunan
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran
7. Pengangkutan dan Komunikasi
8. Keuangan Persewaan dan Jasa Perusahaan
9 . Jasa-Jasa
PRODUK DOMESTIK BRUTO
PRODUK DOMESTIK BRUTO TANPA MIGAS
*) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara
1997
(2)
101,01
55,56
168,18
7,83
46,68
99,58
38,53
54,36
55,96
627,70
578,04
1998
1999*) 2000**)
(3)
(4)
(5)
172,83 216,91 218,40
120,33 109,97 166,56
238,90 287,70 336,05
11,28
13,43
15,07
61,76
74,50
92,18
146,74 176,66 196,05
51,94
55,19
64,55
69,89
70,64
80,05
82,09 104,97 121,78
955,75 1.109,98 1.290,68
847,70 1.003,59 1.117,34
55. TABEL 2. PRODUK DOMESTIK BRUTO ATAS DASAR HARGA KONSTAN
MENURUT LAPANGAN USAHA (Triliun rupiah)
Lapangan Usaha
(1)
1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan
2. Pertambangan dan Penggalian
3. Industri Pengolahan
4. Listrik, gas dan air bersih
5. Bangunan
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran
7. Pengangkutan dan Komunikasi
8. Keuangan Persewaan dan Jasa Perusahaan
9 . Jasa-Jasa
PRODUK DOMESTIK BRUTO
PRODUK DOMESTIK BRUTO TANPA MIGAS
*) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara
1997
1998
(2)
64,47
38,54
107,63
5,48
35,35
73,52
31,78
35,54
37,93
430,25
398,68
(3)
63,61
37,47
95,32
5,65
22,47
60,13
26,98
28,28
36,48
376,38
341,99
1999*) 2000**)
(4)
65,34
36,57
98,95
6,11
22,29
60,20
26,77
26,15
37,18
379,56
345,73
(5)
66,43
37,42
105,09
6,65
23,79
63,62
29,28
27,37
38,01
397,67
363,86
56. TABEL 3. PRODUK DOMESTIK BRUTO ATAS DASAR HARGA BERLAKU
MENURUT PENGGUNAAN (Triliun rupiah)
Lapangan Usaha
(1)
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga
2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
3. Pembentukan Modal tetap Bruto
4. Perubahan Stok
5. Ekspor Barang-barang dan Jasa-jasa
6. Dikurangi Impor Barang-barang dan Jasa-jasa
7. PRODUK DOMESTIK BRUTO
8. Pendapatan Neto terhadap Luar Negeri
9. PRODUK NASIONAL BRUTO
10. Dikurangi Pajak Tak Langsung
11. Dikurangi Penyusutan
12. PENDAPATAN NASIONAL
*) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara
1997
1998 1999*) 2000**)
(2)
(3)
(4)
(5)
387,17 647,82
813,18
868,00
42,95
54,42
72,63
90,78
177,69 243,04
240,32
313,92
21,62 (82,72) (105,06) (83,32)
174,87 506,24
390,56
497,52
176,60 413,06
301,65
396,21
627,70 955,75 1.109,98 1.290,68
(18,36) (53,89) (78,90) (89,26)
609,34 901,86 1.031,08 1.201,43
37,83
6,48
17,95
(37,82)
31,38
47,79
55,50
64,53
540,13 847,59 957,63 1.174,71
57. TABEL 4. PRODUK DOMESTIK BRUTO ATAS DASAR HARGA KONSTAN
MENURUT PENGGUNAAN (Triliun rupiah)
Lapangan Usaha
(1)
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga
2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
3. Pembentukan Modal tetap Bruto
4. Perubahan Stok
5. Ekspor Barang-barang dan Jasa-jasa
6. Dikurangi Impor Barang-barang dan Jasa-jasa
7. PRODUK DOMESTIK BRUTO
8. Pendapatan Neto terhadap Luar Negeri
9. PRODUK NASIONAL BRUTO
10. Dikurangi Pajak Tak Langsung
11. Dikurangi Penyusutan
12. PENDAPATAN NASIONAL
*) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara
1997
1998 1999*)
(2)
(3)
(4)
277,12 260,02 272,07
31,70
26,83
27,01
139,73
93,60
75,47
3,34
(6,39)
(8,57)
121,16 134,71
92,12
139,80 132,40
78,55
433,25 376,37 379,56
(15,46) (27,97) (22,15)
417,78 348,41 357,41
26,10
1,86
6,11
21,66
18,82
18,98
370,02 327,73 332,32
2000**)
(5)
281,96
28,77
88,98
(16,14)
106,92
92,82
397,67
(24,59)
373,07
(11,67)
19,88
364,86
58. MEMBERIKAN INFORMASI TENTANG PERUBAHAN DAN PERGESERAN
STRUKTUR EKONOMI ANTAR PERIODE/WAKTU.
TABEL 5. DISTRIBUSI PRODUK DOMESTIK BRUTO ATAS DASAR HARGA BERLAKU
MENURUT LAPANGAN USAHA (Persen)
Lapangan Usaha
(1)
1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan
2. Pertambangan dan Penggalian
3. Industri Pengolahan
4. Listrik, gas dan air bersih
5. Bangunan
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran
7. Pengangkutan dan Komunikasi
8. Keuangan Persewaan dan Jasa Perusahaan
9 . Jasa-Jasa
PRODUK DOMESTIK BRUTO
PRODUK DOMESTIK BRUTO TANPA MIGAS
*) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara
1997
1998 1999*) 2000**)
(2)
(3)
(4)
(5)
16,09
18,08
19,54
16,92
8,85
12,59
9,91
12,91
26,79
25,00
25,92
26,04
1,25
1,18
1,21
1,17
7,44
6,46
6,71
7,14
15,86
15,35
15,92
15,19
6,14
5,43
4,97
5,00
8,66
7,31
6,36
6,20
8,92
8,59
9,46
9,43
100,00 100,00 100,00 100,00
92,09
88,69
90,42
86,57
59. MENUNJUKKAN PERTUMBUNAN EKONOMI BAIK SECARA MENYELURUH
MAUPUN SECARA SEKTOR/ SUBSEKTOR/KOMODITI.
TABEL 12. LAJU PERTUMBUHAN PRODUK DOMESTIK BRUTO ATAS DASAR HARGA KONSTAN
MENURUT LAPANGAN USAHA (Persen)
Lapangan Usaha
(1)
1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan
2. Pertambangan dan Penggalian
3. Industri Pengolahan
4. Listrik, gas dan air bersih
5. Bangunan
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran
7. Pengangkutan dan Komunikasi
8. Keuangan Persewaan dan Jasa Perusahaan
9 . Jasa-Jasa
PRODUK DOMESTIK BRUTO
PRODUK DOMESTIK BRUTO TANPA MIGAS
*) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara
1997
1998
(2)
(3)
1,00
(1,33)
2,12
(2,76)
5,25 (11,44)
12,37
3,03
7,36 (36,44)
5,83 (18,22)
7,01 (15,13)
5,93 (26,63)
3,62
(3,85)
4,70 (13,13)
5,23 (14,22)
1999*) 2000**)
(4)
(5)
2,72
1,67
(2,41)
2,33
3,81
6,20
8,27
8,78
(0,80)
6,75
0,11
5,69
(0,75)
9,38
(7,53)
4,69
1,94
2,22
0,85
4,77
1,09
5,24
60. MEMBERIKAN GAMBARAN INFLASI HARGA PRODUSEN
KARENA PENILAIAN NILAI TAMBAH BERDASARKAN HARGA PRODUSEN
TABEL 5. INDEKS HARGA IMPLISIT PRODUK DOMESTIK BRUTO
MENURUT LAPANGAN USAHA (Persen)
Lapangan Usaha
(1)
1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan
2. Pertambangan dan Penggalian
3. Industri Pengolahan
4. Listrik, gas dan air bersih
5. Bangunan
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran
7. Pengangkutan dan Komunikasi
8. Keuangan Persewaan dan Jasa Perusahaan
9 . Jasa-Jasa
PRODUK DOMESTIK BRUTO
PRODUK DOMESTIK BRUTO TANPA MIGAS
*) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara
1997
1998 1999*) 2000**)
(2)
(3)
(4)
(5)
156,68 271,70 331,98 328,76
144,17 321,10 300,71 445,08
156,26 250,62 290,76 319,79
142,93 199,84 219,68 226,67
132,06 274,92 334,28 387,48
135,44 244,04 293,49 308,15
121,23 192,54 206,15 220,43
141,04 247,15 270,16 292,43
147,52 225,05 282,30 320,38
144,88 253,94 292,44 324,56
144,99 247,87 290,28 307,08