SlideShare a Scribd company logo
1 of 61
METODE PENGHITUNGAN
PRODUK DOMESTIK
BRUTO (PDB)
Indra Yuspiar,SE,Ak,M.Ak
Program Doktor Managemen Bisnis
Universitas Padjajaran
BAGIAN I
PENGERTIAN
PRODUK DOMESTIK BRUTO
(PDB)
PDB merupakan jumlah nilai
tambah yang dihasilkan oleh
seluruh unit usaha dalam suatu
negara tertentu, atau merupakan
jumlah nilai barang dan jasa akhir
yang dihasilkan oleh seluruh unit
ekonomi.
Keynesian Model’s
Y = C + G + I + S + (X - I)
NTBi = Kons. Rt + Kons. Pem. +
PMTB + Perubahan Stok +
(Ekspor –Impor)
PDB Sektoral = PDB Penggunaan
UNSUR-UNSUR POKOK DALAM
PENGHITUNGAN PDB
A. Output (Nilai Produksi)
Output adalah nilai barang atau yang dihasilkan dalam
suatu periode tertentu, biasanya satu tahun.
Jenis output ada 3 (tiga) macam yaitu:
i. Output utama (output utama produksi),
ii. Output sampingan, bukan tujuan utama produksi,
dan
iii. Output ikutan, output yang terjadi bersamasama/tak dapat dihindarkan dengan output
utamanya.
B. Biaya Antara
Biaya antara adalah barang-barang dan jasa tidak
tahun lama yang digunakan/habis dalam proses
produksi.
UNSUR-UNSUR POKOK DALAM
PENGHITUNGAN PDB
C. Nilai Tambah
c.1 Nilai Tambah Bruto (NTB)
Output - Biaya Antara yang merupakan produk
dari proses produksi.
Produk ini terdiri atas :
a. Pendapatan faktor yang terdiri dari :
- Upah dan gaji sebagai balas jasa pegawai
- Sewa tanah sebagai balas jasa tanah
- Bunga sebagai jasa modal, dan
- Keuntungan sebagai balas jasa kewirswasta
b. Penyusutan barang modal yang dipakai
untuk produksi
c. Pajak tidak langsung neto, yakni
pajak langsung dikurangi subsidi
c.2. Nilai Tambah Neto (NTN).
NTN = NTB - Penyusutan.
PDB dapat dinyatakan sebagai :
a. PDB Atas Dasar Harga Berlaku (PDB adhb).
nilai tambah barang dan jasa yang dihitung
menggunakan harga yang berlaku pada
setiap tahun.
b. PDB Atas Dasar Harga Konstan (PDB adhk).
nilai tambah barang dan jasa tersebut yang
dihitung menggunakan harga yang berlaku
pada satu tahun (tahun dasar) tertentu
sebagai dasar dalam hal ini tahun 1993.
METODE PENGHITUNGAN PDB
ATAS DASAR HARGA BERLAKU (PDB
adhb)
Ada tiga pendekatan yang dapat
digunakan, yaitu :

1. Pendekatan produksi.
2. Pendekatan pendapatan.
3. Pendekatan pengeluaran.
METODE PENGHITUNGAN PDB
ATAS DASAR HARGA BERLAKU (PDB
adhb)
1. Menurut Pendekatan Produksi.

Menghitung nilai tambah seluruh kegiatan
ekonomi dengan cara mengurangkan biaya antara
dari masing-masing total nilai produksi (output)
tiap-tiap sektor atau subsektor.

Atau

Output b,t
= Produksit x Hargat
NTBb,t = Outputb,t – Biaya Antarab,t
NTBb,t = Outputb,t x Rasio NTBo

Dimana : Output

= Ouput/nilai produksi bruto atas dasar harga
berlaku tahun t
NTBb,t =Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku tahun ke t
Produksit = Kuantum produksi tahun ke t
Hargat = Harga produksi tahun ke t
Rasio NTB = Perbandingan NTB terhadap Output (NTB/Ouput)
Rasio NTBo = Rasio NTB pada tahun dasar (o)
b,t
METODE PENGHITUNGAN PDB
ATAS DASAR HARGA BERLAKU (PDB
adhb)
2. Menurut Pendekatan Pendapatan.

PDB Merupakan balas jasa yang diterima oleh

faktorfaktor produksi.

PDB = Upah & Gaji + Surplus Usaha + Penyusutan
+ Pajak Tak Langsung Neto.
3. Menurut Pendekatan Pengeluaran.
PDB adalah penjumlahan semua komponen
permintaan akhir.
PDB = Konsumsi rumahtangga + Konsumsi
Pemerintah + PMTB + Perubahan stok +
(Ekspor - Impor).
METODE PENGHITUNGAN PDB
ATAS DASAR HARGA KONSTAN (PDB adhk)
Ada tiga metode yang dapat digunakan,
yaitu :
1. Revaluasi
2. Ekstrapolasi.
3. Deflasi.
METODE PENGHITUNGAN PDB
ATAS DASAR HARGA KONSTAN (PDB adhk)
1. Revaluasi yaitu perkalian kuantum produksi tahun
yang berjalan dengan harga tahun dasar (tahun
1993) , menghasilkan langsung PDB adhk.
Dalam rumus dapat dinyatakan sebagai berikut :
Output
NTB k,t

k,t

= Produksit x Hargao
= Output k,t x Rasio NTBo

2. Ekstrapolasi yaitu dengan cara mengalikan nilai
tahun dasar dengan suatu indeks kuantum dibagi 100.
Dalam rumus dapat dinyatakan sebagai berikut :
Output
NTB k,t

k,t

= Output k,o x (IKPt/100)
= Output k,t x Rasio NTBo
METODE PENGHITUNGAN PDB
ATAS DASAR HARGA KONSTAN (PDB adhk)
3. Deflasi yaitu dengan cara membagi nilai pada tahun
berjalan dengan suatu indeks harga dibagi 100.
Dalam rumus dapat dinyatakan sebagai berikut :
Output
NTB

k,t

k,t

= Outputb,t /(IHt /100)
= Output

k,t

x Rasio NTBo
BAGIAN II
KEGUNAAN STATISTIK
PENDAPATAN NASIONAL
Manfaat yang dapat diperoleh dari data
PDB antara lain adalah :
1. PDB harga berlaku nominal menunjukkan
kemampuan sumber daya ekonomi yang dihasilkan
oleh suatu negara.
2. PNB harga berlaku menunjukkan pendapatan yang
memungkinkan untuk dinikmati oleh penduduk
suatu negara.
3. PDB harga konstan (riil) dapat digunakan untuk
menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi secara
keseluruhan atau setiap sektor dari tahun ke tahun.
4. Distribusi PDB harga berlaku menurut sektor
menunjukkan struktur perekonomian atau peranan
setiap sektor ekonomi dalam suatu negara. Sektorsektor ekonomi yang mempunyai peran besar
menunjukkan basis perekonomian suatu negara.
5. PDB harga berlaku menurut penggunaan
menunjukkan produk barang dan jasa digunakan
untuk
tujuan
konsumsi,
investasi
dan
diperdagangkan dengan pihak luar negeri.
6. Distribusi
PDB
menurut
penggunaan
menunjukkan
peranan
kelembagaan
dalam
menggunakan barang dan jasa yang dihasilkan oleh
berbagai sektor ekonomi.
7. PDB penggunaan atas dasar harga konstan
bermanfaat untuk mengukur laju pertumbuhan
konsumsi, investasi dan perdagangan luar negeri.
8. PDB dan PNB per kapita atas dasar harga
berlaku menunjukkan nilai PDB dan PNB per kepala
atau per satu orang penduduk.
9. PDB dan PNB per kapita atas dasar harga
konstan berguna untuk mengetahui pertumbuhan
nyata ekonomi per kapita penduduk suatu negara.
BAGIAN III
RUANG LINGKUP,
SUMBER DATA DAN
METODE PENGHITUNGAN
PDB MENURUT LAPANGAN
USAHA
1. SEKTOR PERTANIAN, PETERNAKAN,
KEHUTANAN DAN PERIKANAN
1.1. Sub Sektor Tanaman Bahan Makanan
1.2. Sub Sektor Tanaman Perkebunan
1.3. Sub Sektor Peternakan dan Hasil-hasilnya
1.4. Sub Sektor Kehutanan
1.5. Sub Sektor Perikanan
Jasa Pertanian
1. SEKTOR PERTANIAN, PETERNAKAN,
KEHUTANAN DAN PERIKANAN
Secara umum metode penghitungan output dan NTB
sama yaitu :
NTB adhb menggunakan pendekatan produksi
yaitu:
Output
= Produksi x Harga
NTBb,t

b,t

t

t

= Outputb,t x Rasio NTBo

NTB adhk menggunakan metode revaluasi yaitu:
Output
NTB k,t

k,t

= Produksit x Hargao
= Output k,t x Rasio NTBo

Khusus untuk sub sektor peternakan, penghitungan
produksinya
Produksi = Selisih Polpulasi + Pemotongan +
(ekspor - impor)
2. SEKTOR PERTAMBANGAN DAN
PENGGALIAN
2.1. Sub Sektor Pertambangan Migas
2.2. Sub Sektor Pertambangan Non Migas
Metode penghitungan output dan NTB sama yaitu :
NTB adhb menggunakan pendekatan produksi
yaitu:
Output b,t = Produksit x Hargat
NTBb,t
= Outputb,t x Rasio NTBo
NTB adhk menggunakan metode revaluasi yaitu:
Output
NTB k,t

k,t

= Produksit x Hargao
= Output k,t x Rasio NTBo
2. SEKTOR PERTAMBANGAN DAN
PENGGALIAN
2.3. Sub Sektor Penggalian
Metode penghitungan output dan NTB yaitu :
NTB adhk menggunakan metode ekstrapolasi yaitu:
Output
NTB k,t

k,t

= Output
= Output

k,o
k,t

x (Indeks sektor bangunant/100)
x Rasio NTBo

NTB adhb menggunakan pendekatan produksi
yaitu:
Output
NTB b,t

b,t

= Output
= Output

k,o
b,t

x (Indeks HPB penggaliant/100)
x Rasio NTBo
2. SEKTOR PERTAMBANGAN DAN
PENGGALIAN
2.3. Sub Sektor Penggalian
Khusus output dan NTB komoditi garam kasar yaitu :
NTB adhk menggunakan metode ekstrapolasi yaitu:
Output
NTB k,t

k,t

= Output
= Output

k,o
k,t

x (Indeks jumlah pendudukt/100)
x Rasio NTBo

NTB adhb menggunakan pendekatan produksi
yaitu:
Output
NTB b,t

b,t

= Output
= Output

k,o
b,t

x (Indeks HPB garamt/100)
x Rasio NTBo
3. SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN
3.1. Sub Sektor Industri Pengolahan Migas
Metode penghitungan output dan NTB yaitu :
NTB adhb menggunakan pendekatan produksi
yaitu:
Output b,t = Produksit x Hargat
NTBb,t
= Outputb,t x Rasio NTBo
NTB adhk menggunakan metode revaluasi yaitu:
Output
NTB k,t

k,t

= Produksit x Hargao
= Output k,t x Rasio NTBo
3. SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN
3.2. Sub Sektor Industri Pengolahan Non Migas
Terbagi menurut kegiatan utama yang disajikan dalam 2
digit Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia (KLUI) :
a.
b.
c.

industri makanan, minuman dan tembakau (31),
industri tekstil, pakaian jadi dan kulit (32),
industri kayu, bambu, rotan dan perabot rumahtangga
(33),
d. industri kertas dan barang dari kertas, percetakan dan
penerbitan (34),
e. industri kimia dan barang dari bahan kimia, batubara,
karet dan plastik (35),
f. industri barang galian bukan logam kecuali minyak bumi
dan batubara (36),
g. industri logam dasar (37),
h. industri barang dari logam, mesin dan peralatannya (38),
3. SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN
3.2. Sub Sektor Industri Pengolahan Non Migas
Masing-masing industri pengolahan tanpa migas tersebut
terbagi menurut jumlah tenaga kerjanya yaitu
a). industri pengolahan tanpa migas besar sedang
(tenaga kerja > 20 orang),
b). industri pengolahan tanpa migas kecil
(tenaga kerja 5 – 19 orang) dan
c). industri pengolahan tanpa migas kerajinan
rumah tangga (tenaga kerja kurang dari 5).
3. SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN
3.2. Sub Sektor Industri Pengolahan Non Migas
Industri Besar Sedang (per 3 Digit KLUI)
NTB adhk menggunakan metode ekstrapolasi yaitu:
Output
NTB k,t

k,t

= Output
= Output

k,o
k,t

x (IPt/100)
x Rasio NTBo

NTB adhb diperoleh dengan menginflate yaitu:
Output
NTB b,t

b,t

= Output
= Output

k,o
b,t

x (IHPBt/100)
x Rasio NTBo
3. SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN
3.2. Sub Sektor Industri Pengolahan Non Migas
Industri Kecil dan Kerajinan Rumah Tangga (IKKR)
(per 3 Digit KLUI)
NTB adhb menggunakan pendekatan produksi
yaitu:
Output b,t = TKt x Output per TKt
NTBb,t
= Outputb,t x Rasio NTBo
NTB adhk menggunakan metode revaluasi yaitu:
Output
NTB k,t

k,t

= TKt x Output per TKo
= Output k,t x Rasio NTBo
4. SEKTOR LISTRIK, GAS DAN AIR
BERSIH
4.1. Sub Sektor Listrik
NTB adhb menggunakan pendekatan produksi
yaitu:
Output b,t = KWHt x Hargat
NTBb,t
= Outputb,t - Biaya Antara
NTB adhk menggunakan metode revaluasi yaitu:
Output
NTBk,t

k,t

= KWHt x Hargao
= Outputk,t x Rasio NTBo
4. SEKTOR LISTRIK, GAS DAN AIR
BERSIH
4.2. Sub Sektor G a s
NTB adhb menggunakan pendekatan produksi
yaitu:
Output b,t = Kuantum Gast x Hargat
NTBb,t
= Outputb,t x Rasio NTB
NTB adhk menggunakan metode revaluasi yaitu:
Output
NTBk,t

k,t

= Kuantum Gast x Hargao
= Outputk,t x Rasio NTBo
4. SEKTOR LISTRIK, GAS DAN AIR
BERSIH
4.3. Sub Sektor Air Bersih
NTB adhb menggunakan pendekatan produksi
yaitu:
Output b,t = Kuantum Air Bersiht x Hargao
NTBb,t
= Outputb,t x Rasio NTBo

NTB adhk menggunakan metode revaluasi yaitu:
Output
NTBb,t

b,t

= Kuantum Air Bersiht x Hargat
= Outputb,t x Rasio NTB
5. B A N G U N A N
NTB adhK menggunakan pendekatan ekstrapolasi yaitu:
Output
NTB k,t

k,t

= Outputk,o x (IP bahan bangunant/100)
= Output k,t x Rasio NTBo

NTB adhb menggunakan menginflate yaitu:
Output b,t = Output k,t x (IHPBt/100)
NTB b,t = Output b,t x Rasio NTBt
6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN
RESTORAN
6.1. Sub Sektor Perdagangan
a. Menghitung output sektoral (adhb maupun adhk)
untuk
sektor
pertanian,
pertambangan
dan
penggalian, industri dan impor.
b. Menghitung output (adhb dan adhk) sebsektor
perdagangan dengan mengalikan output sektoral
dengan rasio margin perdagangan dan rasio barang
yang diperdagangkan.
c. Menghitung NTB (adhb dan adhk) subsektor
perdagangan dengan mengalikan total output sektoral
dengan rasio NTBnya.
d. Menjumlahkan nilai tambah bruto yang diperoleh
dengan pajak penjualan dan bea masuk barang impor
6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN
RESTORAN
6.2. Sub Sektor Hotel
NTB adhb menggunakan pendekatan produksi
yaitu:
Output b,t = Jumlah malam kamart x rata-rata
tarif perkamart
NTBb,t
= Outputb,t x Rasio NTB
NTB adhk menggunakan metode ekstrapolasi yaitu:
Output
NTBk,t

k,t

= Outputk,t x Indeks jumlah
malam kamart
= Outputk,t x Rasio NTBo
6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN
RESTORAN
6.3. Sub Sektor Restoran
NTB adhb menggunakan pendekatan produksi
yaitu:
Output b,t = Produksit x Hargat
NTBb,t
= Outputb,t x Rasio NTBo
NTB adhk menggunakan metode deflasi yaitu:
Output
NTB k,t

= Outputb,t / (IHK Makanan Jadit/100)
= Output k,t x Rasio NTBo

k,t
7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI
7.1. Sub Sektor Pengangkutan
Atas dasar harga berlaku

Atas dasar harga konstan

Jenis Angkutan
Indikator
Produksi

Indikator
Harga

-

Metode

Metode

Indeks

-

Ekstrapolasi

- Jumlah
penumpang
- Jumlah
barang
 

a. Rel

Pendapatan
 

b. Jalan raya

Produksi

Jumlah
kendaraan wajib
uji

Rata-rata output
per kendaraan
 

Ekstrapolasi

Jumlah kendaraan

c. Laut

Produksi

- Jumlah
penumpang

- Rata-rata
Output per
penumpang
-Rata-rata output per barang
 

Esktrapolasi

Rata-rata
tertimbang
penumpang dan
barang

Ekstrapolasi

Rata-rata
tertimbang
penumpang dan
barang

- Jumlah
kendaraan

- Rata-rata output per pnpang
- Rata-rata output per barang
-Rata-rata output per
kendaraan
 

-

-

Esktrapolasi

Rata-rata
tertimbang
penumpang dan
barang
 

- Jumlah
barang
d. Sungai,
danau dan
penyebr.

e. Udara

Produksi

- Jumlah
penumpang
- Jumlah
barang

Pendapatan
7.2. Sub Komunikasi
NTB adhb menggunakan pendekatan produksi
yaitu:
NTBb,t = Outputb,t - Biaya Antara b,t

NTB adhk menggunakan metode deflasi yaitu:
Output k,t = Outputb,t / (IHK Komunikasit/100)
NTB k,t = Output k,t x Rasio NTBo
8. KEUANGAN, PERSEWAAN DAN
JASA PERUSAHAAN
8.1. Sub Sektor Bank
NTB adhb menggunakan pendekatan pendapatan yaitu:
Output

b,t

= NTBb,t + Biaya Antara

NTBb,t = Upah & gaji + Surplus Usaha +
Pajak Tak Langsung Neto + Penyusutan

NTB adhk menggunakan metode ekstrapolasi yaitu:
NTBk,t = Upah & gajit / (IHK Umum (93=100)t/100) +
(SU + PTLN + Pst) /(I. Implisit PDB
Tanpa Bankt / 100)
8. KEUANGAN, PERSEWAAN DAN
JASA PERUSAHAAN
8.2. Sub Sektor Lembaga Keuangan Bukan Bank
Atas dasar harga berlaku

Atas dasar harga konstan

Kegiatan
Metode

a. Asuransi

Indikator
Produksi

Indikator
Harga

Pendapatan

-

-

Ekstrapolasi

Jumlah peserta/
nasabah

 

Metode

Indeks

b.Dana pensiun

Pendapatan

-

-

Deflasi

IHK Umum

c. Pegadaian

Pendapatan

-

-

Ekstrapolasi

Jumlah Nasabah

d. Lembaga
pembiayaan

Pendapatan

-

-

Ekstrapolasi

Jumlah
Perusahaan
8. KEUANGAN, PERSEWAAN DAN
JASA PERUSAHAAN
8.3. Sub Sektor Jasa Penunjang Keuangan
NTB adhb menggunakan pendekatan produksi
yaitu:
NTBb,t = Outputb,t - Biaya Antara b,t

NTB adhk menggunakan metode deflasi yaitu:
Output k,t = Outputb,t / (IHPB Umumt/100)
NTB k,t = Output k,t x Rasio NTBo
8. KEUANGAN, PERSEWAAN DAN
JASA PERUSAHAAN
8.4. Sub Sektor Sewa Bangunan
Sewa Bangunan Tempat Tinggal
NTB adhb menggunakan pendekatan produksi
yaitu:
Outputb,t = Konsumsi perkapita rt untuk sewab,t x
penduduk pertengahan tahunt
= Outputb,t x Rasio NTBo

NTBb,t

NTB adhk menggunakan metode deflasi yaitu:
Output
NTB k,t

= Outputb,t / (IHK Biaya Tempat Tinggalt/100)
= Output k,t x Rasio NTBo

k,t
8. KEUANGAN, PERSEWAAN DAN
JASA PERUSAHAAN
8.4. Sub Sektor Sewa Bangunan
Sewa Bangunan Bukan Tempat Tinggal
NTB adhb menggunakan pendekatan produksi
yaitu:
Outputb,t = Luas bangunan yang disewab,t x
Rata-rata tarif sewa per m2t
NTBb,t
= Outputb,t x Rasio NTBo

NTB adhk menggunakan metode revaluasi yaitu:
Outputb,t = Luas bangunan yang disewab,t x
Rata-rata tarif sewa per m2o
NTBb,t
= Outputb,t x Rasio NTBo
8. KEUANGAN, PERSEWAAN DAN
JASA PERUSAHAAN
8.5. Sub Sektor Jasa Perusahan
NTB adhb menggunakan pendekatan produksi
yaitu:
Output
NTBb,t

b,t

= Indikator Produksit x Indikator Hargat
= Outputb,t x Rasio NTBo

NTB adhk menggunakan metode ekstrapolasi yaitu:
Output
NTBk,t

k,t

= Outputk,t x Indeks indikator produksit
= Outputk,t x Rasio NTBo
9. JASA-JASA
9.1. Sub Sektor Jasa Pemerintahaan Umum
NTB adhb menggunakan pendekatan pendapatan yaitu:
NTBb,t = Belanja Pegawai (Belanja Rutin)t +
Belanja Pegawai (Belanja Pembangunan)t +
Penyusutant
Biaya Antara
Output

b,t

b,t

= Belanja Barangt

= NTBb,t + Biaya Antarat

NTB adhk menggunakan metode ekstrapolasi yaitu:
NTBk,t

= NTBk,o x (Indeks Jumlah Pegawait/100)

BAk,t

= BAb,t / (IHPB Tanpa Eksport /100)

Output

k,t

= NTBk,t + BAk,t
9. JASA-JASA
9.2. Sub Sektor Jasa-jasa Swasta
Jasa Sosial Kemasyarakatan
NTB adhb menggunakan pendekatan produksi yaitu:
Output
NTBb,t

b,t

= Indikator Produksit x Indikator Hargat
= Outputb,t x Rasio NTBo

NTB adhk menggunakan metode ekstrapolasi yaitu:
Output
NTBk,t

k,t

= Outputk,t x Indeks indikator produksit
= Outputk,t x Rasio NTBo
9. JASA-JASA
9.2. Sub Sektor Jasa-jasa Swasta
Jasa Hiburan dan Rekreasi
NTB adhb menggunakan pendekatan produksi yaitu:
Output
NTBb,t

b,t

= Indikator Produksit x Indikator Hargat
= Outputb,t x Rasio NTBo

NTB adhk menggunakan metode deflasi yaitu:
Output
NTBk,t

k,t

= Outputk,t /(IHK rekreasi dan olah ragat /100)
= Outputk,t x Rasio NTBo
9. JASA-JASA
9.2. Sub Sektor Jasa-jasa Swasta
Jasa Perorangan dan Rumah Tangga
NTB adhb menggunakan pendekatan produksi yaitu:
Output
NTBb,t

b,t

= Jumlah TKt x Rata-rata output per TKt
= Outputb,t x Rasio NTBo

NTB adhk menggunakan metode deflasi yaitu:
Output
NTBk,t

k,t

= Outputk,t x Indeks indikator produksit
= Outputk,t x Rasio NTBo
BAGIAN IV
RUANG LINGKUP,
SUMBER DATA DAN
METODE PENGHITUNGAN
PDB MENURUT
PENGGUNAAN
1. KONSUMSI RUMAH TANGGA
A. Nilai Konsumsi Makanan Rumah Tangga
Nilai Konsumsi Makanan Rumah Tangga NTB adhb
menggunakan pendekatan produksi :
Total konsumsi makanan penduduk = Rata-rata
konsumsi makanan perkapita per bulan x 12 x
Jumlah penduduk pertengahan tahunt
Nilai konsumsi makanan rumah tanggab,t =
Total konsumsi makanan pendudukt x harga konsumen/
harga ecerant

Nilai Konsumsi Makanan Rumah Tangga NTB adhk
menggunakan metode revaluasi :
Nilai konsumsi makanan rumah tanggak,t =
Total konsumsi makanan pendudukt x harga konsumen/
harga ecerano
1. KONSUMSI RUMAH TANGGA
B. Nilai Konsumsi Bukan Makanan Rumah Tangga
Nilai Konsumsi Bukan Makanan Rumah Tangga NTB adhk
menggunakan pendekatan revaluasi :
Konsumsi bukan makanan perkapita per bulan =
Konsumsi perkapita per bulan / (IHK yang sesuai dengan
pengeluaran jenis barang dan jasa yang dikonsumsi /100)
Nilai konsumsi bukan makanan rumah tanggak,t =
Penduduk pertengahan tahun t x Konsumsi bukan makanan
per kapita per bulan penduduko

Nilai Konsumsi Bukan Makanan Rumah Tangga NTB adhb
dengan menginflate :
Nilai konsumsi bukan makanan rumah tanggab,t =
Nilai konsumsi bukan makanan rumah tanggak,t x (IHKt/100)
2. KONSUMSI PEMERINTAH
Nilai Konsumsi Pemerintah NTB adhb :
Pengeluaran Konsumsi Pemerintahb,t =
Belanja Rutint + Pembangunant + Belanja Barangt +
Penyusutant
Nilai Konsumsi Pemerintah NTB adhk :
Pengeluaran Konsumsi Pemerintahb,t =
{(Belanja Rutino + Pembangunano + Penyusutan o) x
(Indeks Jumlah pegawait/100)} + {Belanja barangt /
(IHPB tanpa eksport /100)}
3. PEMBENTUKAN MODAL TETAP BRUTO
Pembentukan modal tetap bruto dapat dibedakan atas :
a. Pembentukan
modal
tetap
dalam
bentuk
bangunan/konstruksi;
b. pembentukan modal dalam bentuk mesin-mesin dan
alat-alat perlengkapannya.
Metode
yang
dipakai
dalam
penghitungan
pembentukan modal tetap adalah pendekatan arus
barang (commodity flow approach).
Penghitungan
ADHK
Menggunakan
Metode
Ekstrapolasi (Produksinya masing-masing) dan Deflasi
(IHPB Impor).
4. PERUBAHAN STOK

Perubahan Stok =
Total PDB Menurut Lapangan Usaha –
Nilai Konsumsi Rumah Tangga –
Nilai konsumsi Pemerintah –
Nilai Pembentukan Modal tetap Bruto –
(Ekspor – Impor)
5. EKSPOR DAN IMPOR
Ekspor dan impor merupakan kegiatan
transaksi barang dan jasa antara
penduduk Indonesia dengan penduduk
negara lain, yang meliputi ekspor dan
impor barang, jasa pengangkutan, jasa
asuransi, komunikasi, pariwisata dan
jasa lainnya.
Contoh Penyajian PDB
TABEL 1. PRODUK DOMESTIK BRUTO ATAS DASAR HARGA BERLAKU
MENURUT LAPANGAN USAHA (Triliun rupiah)
Lapangan Usaha
(1)
1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan
2. Pertambangan dan Penggalian
3. Industri Pengolahan
4. Listrik, gas dan air bersih
5. Bangunan
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran
7. Pengangkutan dan Komunikasi
8. Keuangan Persewaan dan Jasa Perusahaan
9 . Jasa-Jasa
PRODUK DOMESTIK BRUTO
PRODUK DOMESTIK BRUTO TANPA MIGAS
*) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara

1997
(2)
101,01
55,56
168,18
7,83
46,68
99,58
38,53
54,36
55,96
627,70
578,04

1998

1999*) 2000**)

(3)
(4)
(5)
172,83 216,91 218,40
120,33 109,97 166,56
238,90 287,70 336,05
11,28
13,43
15,07
61,76
74,50
92,18
146,74 176,66 196,05
51,94
55,19
64,55
69,89
70,64
80,05
82,09 104,97 121,78
955,75 1.109,98 1.290,68
847,70 1.003,59 1.117,34
TABEL 2. PRODUK DOMESTIK BRUTO ATAS DASAR HARGA KONSTAN
MENURUT LAPANGAN USAHA (Triliun rupiah)
Lapangan Usaha
(1)
1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan
2. Pertambangan dan Penggalian
3. Industri Pengolahan
4. Listrik, gas dan air bersih
5. Bangunan
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran
7. Pengangkutan dan Komunikasi
8. Keuangan Persewaan dan Jasa Perusahaan
9 . Jasa-Jasa
PRODUK DOMESTIK BRUTO
PRODUK DOMESTIK BRUTO TANPA MIGAS
*) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara

1997

1998

(2)
64,47
38,54
107,63
5,48
35,35
73,52
31,78
35,54
37,93
430,25
398,68

(3)
63,61
37,47
95,32
5,65
22,47
60,13
26,98
28,28
36,48
376,38
341,99

1999*) 2000**)
(4)
65,34
36,57
98,95
6,11
22,29
60,20
26,77
26,15
37,18
379,56
345,73

(5)
66,43
37,42
105,09
6,65
23,79
63,62
29,28
27,37
38,01
397,67
363,86
TABEL 3. PRODUK DOMESTIK BRUTO ATAS DASAR HARGA BERLAKU
MENURUT PENGGUNAAN (Triliun rupiah)
Lapangan Usaha
(1)
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga
2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
3. Pembentukan Modal tetap Bruto
4. Perubahan Stok
5. Ekspor Barang-barang dan Jasa-jasa
6. Dikurangi Impor Barang-barang dan Jasa-jasa
7. PRODUK DOMESTIK BRUTO
8. Pendapatan Neto terhadap Luar Negeri
9. PRODUK NASIONAL BRUTO
10. Dikurangi Pajak Tak Langsung
11. Dikurangi Penyusutan
12. PENDAPATAN NASIONAL
*) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara

1997
1998 1999*) 2000**)
(2)
(3)
(4)
(5)
387,17 647,82
813,18
868,00
42,95
54,42
72,63
90,78
177,69 243,04
240,32
313,92
21,62 (82,72) (105,06) (83,32)
174,87 506,24
390,56
497,52
176,60 413,06
301,65
396,21
627,70 955,75 1.109,98 1.290,68
(18,36) (53,89) (78,90) (89,26)
609,34 901,86 1.031,08 1.201,43
37,83
6,48
17,95
(37,82)
31,38
47,79
55,50
64,53
540,13 847,59 957,63 1.174,71
TABEL 4. PRODUK DOMESTIK BRUTO ATAS DASAR HARGA KONSTAN
MENURUT PENGGUNAAN (Triliun rupiah)
Lapangan Usaha
(1)
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga
2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
3. Pembentukan Modal tetap Bruto
4. Perubahan Stok
5. Ekspor Barang-barang dan Jasa-jasa
6. Dikurangi Impor Barang-barang dan Jasa-jasa
7. PRODUK DOMESTIK BRUTO
8. Pendapatan Neto terhadap Luar Negeri
9. PRODUK NASIONAL BRUTO
10. Dikurangi Pajak Tak Langsung
11. Dikurangi Penyusutan
12. PENDAPATAN NASIONAL
*) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara

1997
1998 1999*)
(2)
(3)
(4)
277,12 260,02 272,07
31,70
26,83
27,01
139,73
93,60
75,47
3,34
(6,39)
(8,57)
121,16 134,71
92,12
139,80 132,40
78,55
433,25 376,37 379,56
(15,46) (27,97) (22,15)
417,78 348,41 357,41
26,10
1,86
6,11
21,66
18,82
18,98
370,02 327,73 332,32

2000**)
(5)
281,96
28,77
88,98
(16,14)
106,92
92,82
397,67
(24,59)
373,07
(11,67)
19,88
364,86
MEMBERIKAN INFORMASI TENTANG PERUBAHAN DAN PERGESERAN
STRUKTUR EKONOMI ANTAR PERIODE/WAKTU.

TABEL 5. DISTRIBUSI PRODUK DOMESTIK BRUTO ATAS DASAR HARGA BERLAKU
MENURUT LAPANGAN USAHA (Persen)
Lapangan Usaha
(1)
1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan
2. Pertambangan dan Penggalian
3. Industri Pengolahan
4. Listrik, gas dan air bersih
5. Bangunan
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran
7. Pengangkutan dan Komunikasi
8. Keuangan Persewaan dan Jasa Perusahaan
9 . Jasa-Jasa
PRODUK DOMESTIK BRUTO
PRODUK DOMESTIK BRUTO TANPA MIGAS
*) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara

1997
1998 1999*) 2000**)
(2)
(3)
(4)
(5)
16,09
18,08
19,54
16,92
8,85
12,59
9,91
12,91
26,79
25,00
25,92
26,04
1,25
1,18
1,21
1,17
7,44
6,46
6,71
7,14
15,86
15,35
15,92
15,19
6,14
5,43
4,97
5,00
8,66
7,31
6,36
6,20
8,92
8,59
9,46
9,43
100,00 100,00 100,00 100,00
92,09
88,69
90,42
86,57
MENUNJUKKAN PERTUMBUNAN EKONOMI BAIK SECARA MENYELURUH
MAUPUN SECARA SEKTOR/ SUBSEKTOR/KOMODITI.

TABEL 12. LAJU PERTUMBUHAN PRODUK DOMESTIK BRUTO ATAS DASAR HARGA KONSTAN
MENURUT LAPANGAN USAHA (Persen)
Lapangan Usaha
(1)
1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan
2. Pertambangan dan Penggalian
3. Industri Pengolahan
4. Listrik, gas dan air bersih
5. Bangunan
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran
7. Pengangkutan dan Komunikasi
8. Keuangan Persewaan dan Jasa Perusahaan
9 . Jasa-Jasa
PRODUK DOMESTIK BRUTO
PRODUK DOMESTIK BRUTO TANPA MIGAS
*) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara

1997
1998
(2)
(3)
1,00
(1,33)
2,12
(2,76)
5,25 (11,44)
12,37
3,03
7,36 (36,44)
5,83 (18,22)
7,01 (15,13)
5,93 (26,63)
3,62
(3,85)
4,70 (13,13)
5,23 (14,22)

1999*) 2000**)
(4)
(5)
2,72
1,67
(2,41)
2,33
3,81
6,20
8,27
8,78
(0,80)
6,75
0,11
5,69
(0,75)
9,38
(7,53)
4,69
1,94
2,22
0,85
4,77
1,09
5,24
MEMBERIKAN GAMBARAN INFLASI HARGA PRODUSEN
KARENA PENILAIAN NILAI TAMBAH BERDASARKAN HARGA PRODUSEN

TABEL 5. INDEKS HARGA IMPLISIT PRODUK DOMESTIK BRUTO
MENURUT LAPANGAN USAHA (Persen)
Lapangan Usaha
(1)
1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan
2. Pertambangan dan Penggalian
3. Industri Pengolahan
4. Listrik, gas dan air bersih
5. Bangunan
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran
7. Pengangkutan dan Komunikasi
8. Keuangan Persewaan dan Jasa Perusahaan
9 . Jasa-Jasa
PRODUK DOMESTIK BRUTO
PRODUK DOMESTIK BRUTO TANPA MIGAS
*) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara

1997
1998 1999*) 2000**)
(2)
(3)
(4)
(5)
156,68 271,70 331,98 328,76
144,17 321,10 300,71 445,08
156,26 250,62 290,76 319,79
142,93 199,84 219,68 226,67
132,06 274,92 334,28 387,48
135,44 244,04 293,49 308,15
121,23 192,54 206,15 220,43
141,04 247,15 270,16 292,43
147,52 225,05 282,30 320,38
144,88 253,94 292,44 324,56
144,99 247,87 290,28 307,08
SELESAI

More Related Content

What's hot

Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi TerlengkapBab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi TerlengkapAditya Panim
 
Keseimbangan 4 sektor
Keseimbangan 4 sektorKeseimbangan 4 sektor
Keseimbangan 4 sektorSudirman Jie
 
Kebijakan fiskal. moneter dan investasi
Kebijakan fiskal. moneter dan  investasiKebijakan fiskal. moneter dan  investasi
Kebijakan fiskal. moneter dan investasiSugeng Budiharsono
 
Peran tabungan dan investasi dalam mempercepat pertumbuhan dan pembangunan ek...
Peran tabungan dan investasi dalam mempercepat pertumbuhan dan pembangunan ek...Peran tabungan dan investasi dalam mempercepat pertumbuhan dan pembangunan ek...
Peran tabungan dan investasi dalam mempercepat pertumbuhan dan pembangunan ek...Nur Anisa Rachmawati
 
Ekonomi Makro Perekonomian Terbuka
Ekonomi Makro Perekonomian TerbukaEkonomi Makro Perekonomian Terbuka
Ekonomi Makro Perekonomian Terbukarusdiman1
 
Latihan + jawaban mikro 1 (uts) - FEUI
Latihan + jawaban mikro 1 (uts) - FEUILatihan + jawaban mikro 1 (uts) - FEUI
Latihan + jawaban mikro 1 (uts) - FEUIFarah Fauziah Hilman
 
Keseimbangan Pendapatan Nasional
Keseimbangan Pendapatan NasionalKeseimbangan Pendapatan Nasional
Keseimbangan Pendapatan NasionalYesica Adicondro
 
Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia (Perekonomian Indonesia BAB 4)
Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia (Perekonomian Indonesia BAB 4)Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia (Perekonomian Indonesia BAB 4)
Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia (Perekonomian Indonesia BAB 4)Bagus Cahyo Jaya Pratama Pratama
 
Analisis regresi-sederhana
Analisis regresi-sederhanaAnalisis regresi-sederhana
Analisis regresi-sederhanaAchmad Alphianto
 
Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/
Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/
Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/Fair Nurfachrizi
 
Bab IV Teori Perilaku Konsumen
Bab IV Teori Perilaku KonsumenBab IV Teori Perilaku Konsumen
Bab IV Teori Perilaku KonsumenAditya Panim
 

What's hot (20)

Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi TerlengkapBab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
 
Keseimbangan 4 sektor
Keseimbangan 4 sektorKeseimbangan 4 sektor
Keseimbangan 4 sektor
 
Kebijakan fiskal. moneter dan investasi
Kebijakan fiskal. moneter dan  investasiKebijakan fiskal. moneter dan  investasi
Kebijakan fiskal. moneter dan investasi
 
Kebijakan moneter
Kebijakan moneterKebijakan moneter
Kebijakan moneter
 
Modul 8 elastisitas
Modul 8 elastisitasModul 8 elastisitas
Modul 8 elastisitas
 
analisis input output
 analisis input output analisis input output
analisis input output
 
Peran tabungan dan investasi dalam mempercepat pertumbuhan dan pembangunan ek...
Peran tabungan dan investasi dalam mempercepat pertumbuhan dan pembangunan ek...Peran tabungan dan investasi dalam mempercepat pertumbuhan dan pembangunan ek...
Peran tabungan dan investasi dalam mempercepat pertumbuhan dan pembangunan ek...
 
Teori perdagangan
Teori perdaganganTeori perdagangan
Teori perdagangan
 
Suku bunga
Suku bungaSuku bunga
Suku bunga
 
Ekonomi Makro Perekonomian Terbuka
Ekonomi Makro Perekonomian TerbukaEkonomi Makro Perekonomian Terbuka
Ekonomi Makro Perekonomian Terbuka
 
Latihan + jawaban mikro 1 (uts) - FEUI
Latihan + jawaban mikro 1 (uts) - FEUILatihan + jawaban mikro 1 (uts) - FEUI
Latihan + jawaban mikro 1 (uts) - FEUI
 
Resume makro ekonomi bab 1-19 mankiw
Resume makro ekonomi bab 1-19 mankiwResume makro ekonomi bab 1-19 mankiw
Resume makro ekonomi bab 1-19 mankiw
 
Materi 8 (perilaku produsen)
Materi 8 (perilaku produsen)Materi 8 (perilaku produsen)
Materi 8 (perilaku produsen)
 
Keseimbangan Pendapatan Nasional
Keseimbangan Pendapatan NasionalKeseimbangan Pendapatan Nasional
Keseimbangan Pendapatan Nasional
 
Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia (Perekonomian Indonesia BAB 4)
Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia (Perekonomian Indonesia BAB 4)Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia (Perekonomian Indonesia BAB 4)
Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia (Perekonomian Indonesia BAB 4)
 
Ekonomi regional
Ekonomi regionalEkonomi regional
Ekonomi regional
 
Tugas makro
Tugas makroTugas makro
Tugas makro
 
Analisis regresi-sederhana
Analisis regresi-sederhanaAnalisis regresi-sederhana
Analisis regresi-sederhana
 
Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/
Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/
Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/
 
Bab IV Teori Perilaku Konsumen
Bab IV Teori Perilaku KonsumenBab IV Teori Perilaku Konsumen
Bab IV Teori Perilaku Konsumen
 

Viewers also liked

EKONOMI MAKRO ISLAM KONSEP DASAR, DATA, DAN INDIKATOR PENGUKURAN KEGIATAN EKO...
EKONOMI MAKRO ISLAM KONSEP DASAR, DATA, DAN INDIKATOR PENGUKURAN KEGIATAN EKO...EKONOMI MAKRO ISLAM KONSEP DASAR, DATA, DAN INDIKATOR PENGUKURAN KEGIATAN EKO...
EKONOMI MAKRO ISLAM KONSEP DASAR, DATA, DAN INDIKATOR PENGUKURAN KEGIATAN EKO...zuhrofial imaniah
 
Perhitungan pendapatan nasional
Perhitungan pendapatan nasionalPerhitungan pendapatan nasional
Perhitungan pendapatan nasionalNindya Sukmawati
 
Handouts pie makro 2012
Handouts pie makro 2012Handouts pie makro 2012
Handouts pie makro 2012bwfitri
 
PENGANTAR MANAJEMEN (PENGORGANISASIAN SEBAGAI SALAH SATU FUNGSI MANAJEMEN)
PENGANTAR MANAJEMEN (PENGORGANISASIAN SEBAGAI SALAH SATU FUNGSI MANAJEMEN)PENGANTAR MANAJEMEN (PENGORGANISASIAN SEBAGAI SALAH SATU FUNGSI MANAJEMEN)
PENGANTAR MANAJEMEN (PENGORGANISASIAN SEBAGAI SALAH SATU FUNGSI MANAJEMEN)Ficca Muren
 
4. pengertian tiap tiap sistem ekonomi
4. pengertian tiap tiap sistem ekonomi4. pengertian tiap tiap sistem ekonomi
4. pengertian tiap tiap sistem ekonomiDimas Rayhan
 
Pengertian sistem ekonomi
Pengertian sistem ekonomiPengertian sistem ekonomi
Pengertian sistem ekonomiDimas Rayhan
 
PDRB Sektoral Aceh Timur Tahun 2008 - 2011
PDRB  Sektoral Aceh Timur Tahun  2008 - 2011PDRB  Sektoral Aceh Timur Tahun  2008 - 2011
PDRB Sektoral Aceh Timur Tahun 2008 - 2011Ir. Zakaria, M.M
 
Perencanaan dan pengorganisasian
Perencanaan dan pengorganisasianPerencanaan dan pengorganisasian
Perencanaan dan pengorganisasianMuhammad Badar
 
Ii pendapatan-nasional by bu rosy
Ii pendapatan-nasional by bu rosyIi pendapatan-nasional by bu rosy
Ii pendapatan-nasional by bu rosyFyan XmanGat
 
pendapatan nasional
pendapatan nasionalpendapatan nasional
pendapatan nasionalnevi anisa
 
Beberapa analisis dalam ekonomi regional
Beberapa analisis dalam ekonomi regionalBeberapa analisis dalam ekonomi regional
Beberapa analisis dalam ekonomi regionalSugeng Budiharsono
 
Jawaban bab3 3_a_bagian_2
Jawaban bab3 3_a_bagian_2Jawaban bab3 3_a_bagian_2
Jawaban bab3 3_a_bagian_2Resa Firmansyah
 
58443826 e-book-regional
58443826 e-book-regional58443826 e-book-regional
58443826 e-book-regionalAroel Shylla
 

Viewers also liked (20)

Produk domestik bruto
Produk domestik brutoProduk domestik bruto
Produk domestik bruto
 
EKONOMI MAKRO ISLAM KONSEP DASAR, DATA, DAN INDIKATOR PENGUKURAN KEGIATAN EKO...
EKONOMI MAKRO ISLAM KONSEP DASAR, DATA, DAN INDIKATOR PENGUKURAN KEGIATAN EKO...EKONOMI MAKRO ISLAM KONSEP DASAR, DATA, DAN INDIKATOR PENGUKURAN KEGIATAN EKO...
EKONOMI MAKRO ISLAM KONSEP DASAR, DATA, DAN INDIKATOR PENGUKURAN KEGIATAN EKO...
 
Pengertian pendapatan regional iccank
Pengertian pendapatan regional iccankPengertian pendapatan regional iccank
Pengertian pendapatan regional iccank
 
Input output edit akhir
Input output edit akhirInput output edit akhir
Input output edit akhir
 
Ekonomi regional
Ekonomi regionalEkonomi regional
Ekonomi regional
 
Perhitungan pendapatan nasional
Perhitungan pendapatan nasionalPerhitungan pendapatan nasional
Perhitungan pendapatan nasional
 
Handouts pie makro 2012
Handouts pie makro 2012Handouts pie makro 2012
Handouts pie makro 2012
 
PENGANTAR MANAJEMEN (PENGORGANISASIAN SEBAGAI SALAH SATU FUNGSI MANAJEMEN)
PENGANTAR MANAJEMEN (PENGORGANISASIAN SEBAGAI SALAH SATU FUNGSI MANAJEMEN)PENGANTAR MANAJEMEN (PENGORGANISASIAN SEBAGAI SALAH SATU FUNGSI MANAJEMEN)
PENGANTAR MANAJEMEN (PENGORGANISASIAN SEBAGAI SALAH SATU FUNGSI MANAJEMEN)
 
4. pengertian tiap tiap sistem ekonomi
4. pengertian tiap tiap sistem ekonomi4. pengertian tiap tiap sistem ekonomi
4. pengertian tiap tiap sistem ekonomi
 
Latihan ekonomi
Latihan ekonomiLatihan ekonomi
Latihan ekonomi
 
Pengertian sistem ekonomi
Pengertian sistem ekonomiPengertian sistem ekonomi
Pengertian sistem ekonomi
 
PDRB Sektoral Aceh Timur Tahun 2008 - 2011
PDRB  Sektoral Aceh Timur Tahun  2008 - 2011PDRB  Sektoral Aceh Timur Tahun  2008 - 2011
PDRB Sektoral Aceh Timur Tahun 2008 - 2011
 
Perencanaan dan pengorganisasian
Perencanaan dan pengorganisasianPerencanaan dan pengorganisasian
Perencanaan dan pengorganisasian
 
Ii pendapatan-nasional by bu rosy
Ii pendapatan-nasional by bu rosyIi pendapatan-nasional by bu rosy
Ii pendapatan-nasional by bu rosy
 
pendapatan nasional
pendapatan nasionalpendapatan nasional
pendapatan nasional
 
Beberapa analisis dalam ekonomi regional
Beberapa analisis dalam ekonomi regionalBeberapa analisis dalam ekonomi regional
Beberapa analisis dalam ekonomi regional
 
Jawaban bab3 3_a_bagian_2
Jawaban bab3 3_a_bagian_2Jawaban bab3 3_a_bagian_2
Jawaban bab3 3_a_bagian_2
 
Ppt pendapatan nasional
Ppt pendapatan nasionalPpt pendapatan nasional
Ppt pendapatan nasional
 
konsep ekonomi regional
konsep ekonomi regionalkonsep ekonomi regional
konsep ekonomi regional
 
58443826 e-book-regional
58443826 e-book-regional58443826 e-book-regional
58443826 e-book-regional
 

Similar to PDB SEKTORAL

Perhitungan pendapatan-nasional
Perhitungan pendapatan-nasionalPerhitungan pendapatan-nasional
Perhitungan pendapatan-nasionalAGUS SETIYONO
 
teori dan hitungan metode pendekatan PDRB.ppt
teori dan hitungan metode pendekatan PDRB.pptteori dan hitungan metode pendekatan PDRB.ppt
teori dan hitungan metode pendekatan PDRB.pptprodiftsp2023
 
Perhitungan pendapatan-nasional
Perhitungan pendapatan-nasionalPerhitungan pendapatan-nasional
Perhitungan pendapatan-nasionalAGUS SETIYONO
 
pendapatan nasional
pendapatan nasionalpendapatan nasional
pendapatan nasionalEdo Setiawan
 
SIKLUS PENDAPATAN NASIONAL
SIKLUS PENDAPATAN NASIONALSIKLUS PENDAPATAN NASIONAL
SIKLUS PENDAPATAN NASIONALilhampradita
 
9. penghitungan-pendapatan-nasional-1
9. penghitungan-pendapatan-nasional-19. penghitungan-pendapatan-nasional-1
9. penghitungan-pendapatan-nasional-1AGUS SETIYONO
 
Metode Penghitungan Pendapatan Nasional
Metode Penghitungan Pendapatan NasionalMetode Penghitungan Pendapatan Nasional
Metode Penghitungan Pendapatan Nasionalramafajar6969
 
9.-Penghitungan-Pendapatan-Nasional.pdf
9.-Penghitungan-Pendapatan-Nasional.pdf9.-Penghitungan-Pendapatan-Nasional.pdf
9.-Penghitungan-Pendapatan-Nasional.pdfluluksaja
 
70_20210326094753_Pertemuan 3-EKONOMI MAKRO_Pendapatan Nasional _ Perhitungan...
70_20210326094753_Pertemuan 3-EKONOMI MAKRO_Pendapatan Nasional _ Perhitungan...70_20210326094753_Pertemuan 3-EKONOMI MAKRO_Pendapatan Nasional _ Perhitungan...
70_20210326094753_Pertemuan 3-EKONOMI MAKRO_Pendapatan Nasional _ Perhitungan...NuryonoAdiRahman
 
Kd 3.1 menganalisis konsep dan metode perhitungan pendapatan nasional
Kd 3.1 menganalisis konsep dan metode perhitungan pendapatan nasionalKd 3.1 menganalisis konsep dan metode perhitungan pendapatan nasional
Kd 3.1 menganalisis konsep dan metode perhitungan pendapatan nasionalAGUS SETIYONO
 
Pengantar ekonomi-makro-juli-20103
Pengantar ekonomi-makro-juli-20103Pengantar ekonomi-makro-juli-20103
Pengantar ekonomi-makro-juli-20103dengkol
 
MATERI XI EKO PENDAPATAN NASIONAL.ppt
MATERI XI EKO PENDAPATAN NASIONAL.pptMATERI XI EKO PENDAPATAN NASIONAL.ppt
MATERI XI EKO PENDAPATAN NASIONAL.pptdwisantoso51
 
Pertemuan-2_Pendapatan-Nasional.pptx
Pertemuan-2_Pendapatan-Nasional.pptxPertemuan-2_Pendapatan-Nasional.pptx
Pertemuan-2_Pendapatan-Nasional.pptxShifaNurAuliaPutri
 
Perekonomian Indonesi: Pertumbuhan dan perubahan struktur ekonomi
Perekonomian Indonesi: Pertumbuhan dan perubahan struktur ekonomiPerekonomian Indonesi: Pertumbuhan dan perubahan struktur ekonomi
Perekonomian Indonesi: Pertumbuhan dan perubahan struktur ekonomihandy watung
 
97038021 teori-produksi-dan-biaya
97038021 teori-produksi-dan-biaya97038021 teori-produksi-dan-biaya
97038021 teori-produksi-dan-biayaDavid Sigalingging
 
Pengantar Ekonomi Makro
Pengantar Ekonomi MakroPengantar Ekonomi Makro
Pengantar Ekonomi MakroRatnaVidyawati
 
Analisis Ekonomi dan Metode Meramal Pasar
Analisis Ekonomi dan Metode Meramal PasarAnalisis Ekonomi dan Metode Meramal Pasar
Analisis Ekonomi dan Metode Meramal PasarKuny Raint
 
Macro Economy Bab 5. Mengukur Aktivitas Ekonomi
Macro Economy Bab 5. Mengukur Aktivitas EkonomiMacro Economy Bab 5. Mengukur Aktivitas Ekonomi
Macro Economy Bab 5. Mengukur Aktivitas Ekonomicollege
 

Similar to PDB SEKTORAL (20)

Perhitungan pendapatan-nasional
Perhitungan pendapatan-nasionalPerhitungan pendapatan-nasional
Perhitungan pendapatan-nasional
 
teori dan hitungan metode pendekatan PDRB.ppt
teori dan hitungan metode pendekatan PDRB.pptteori dan hitungan metode pendekatan PDRB.ppt
teori dan hitungan metode pendekatan PDRB.ppt
 
Perhitungan pendapatan-nasional
Perhitungan pendapatan-nasionalPerhitungan pendapatan-nasional
Perhitungan pendapatan-nasional
 
pendapatan nasional
pendapatan nasionalpendapatan nasional
pendapatan nasional
 
SIKLUS PENDAPATAN NASIONAL
SIKLUS PENDAPATAN NASIONALSIKLUS PENDAPATAN NASIONAL
SIKLUS PENDAPATAN NASIONAL
 
9. penghitungan-pendapatan-nasional-1
9. penghitungan-pendapatan-nasional-19. penghitungan-pendapatan-nasional-1
9. penghitungan-pendapatan-nasional-1
 
Metode Penghitungan Pendapatan Nasional
Metode Penghitungan Pendapatan NasionalMetode Penghitungan Pendapatan Nasional
Metode Penghitungan Pendapatan Nasional
 
9.-Penghitungan-Pendapatan-Nasional.pdf
9.-Penghitungan-Pendapatan-Nasional.pdf9.-Penghitungan-Pendapatan-Nasional.pdf
9.-Penghitungan-Pendapatan-Nasional.pdf
 
70_20210326094753_Pertemuan 3-EKONOMI MAKRO_Pendapatan Nasional _ Perhitungan...
70_20210326094753_Pertemuan 3-EKONOMI MAKRO_Pendapatan Nasional _ Perhitungan...70_20210326094753_Pertemuan 3-EKONOMI MAKRO_Pendapatan Nasional _ Perhitungan...
70_20210326094753_Pertemuan 3-EKONOMI MAKRO_Pendapatan Nasional _ Perhitungan...
 
Kd 3.1 menganalisis konsep dan metode perhitungan pendapatan nasional
Kd 3.1 menganalisis konsep dan metode perhitungan pendapatan nasionalKd 3.1 menganalisis konsep dan metode perhitungan pendapatan nasional
Kd 3.1 menganalisis konsep dan metode perhitungan pendapatan nasional
 
Pengantar ekonomi-makro-juli-20103
Pengantar ekonomi-makro-juli-20103Pengantar ekonomi-makro-juli-20103
Pengantar ekonomi-makro-juli-20103
 
MATERI XI EKO PENDAPATAN NASIONAL.ppt
MATERI XI EKO PENDAPATAN NASIONAL.pptMATERI XI EKO PENDAPATAN NASIONAL.ppt
MATERI XI EKO PENDAPATAN NASIONAL.ppt
 
Pertemuan-2_Pendapatan-Nasional.pptx
Pertemuan-2_Pendapatan-Nasional.pptxPertemuan-2_Pendapatan-Nasional.pptx
Pertemuan-2_Pendapatan-Nasional.pptx
 
Perekonomian Indonesi: Pertumbuhan dan perubahan struktur ekonomi
Perekonomian Indonesi: Pertumbuhan dan perubahan struktur ekonomiPerekonomian Indonesi: Pertumbuhan dan perubahan struktur ekonomi
Perekonomian Indonesi: Pertumbuhan dan perubahan struktur ekonomi
 
97038021 teori-produksi-dan-biaya
97038021 teori-produksi-dan-biaya97038021 teori-produksi-dan-biaya
97038021 teori-produksi-dan-biaya
 
Pengantar Ekonomi Makro
Pengantar Ekonomi MakroPengantar Ekonomi Makro
Pengantar Ekonomi Makro
 
Analisis Ekonomi dan Metode Meramal Pasar
Analisis Ekonomi dan Metode Meramal PasarAnalisis Ekonomi dan Metode Meramal Pasar
Analisis Ekonomi dan Metode Meramal Pasar
 
Hand out materi uas 2
Hand out materi uas 2Hand out materi uas 2
Hand out materi uas 2
 
Macro Economy Bab 5. Mengukur Aktivitas Ekonomi
Macro Economy Bab 5. Mengukur Aktivitas EkonomiMacro Economy Bab 5. Mengukur Aktivitas Ekonomi
Macro Economy Bab 5. Mengukur Aktivitas Ekonomi
 
Ana pdrb
Ana pdrbAna pdrb
Ana pdrb
 

More from Indra Yu

PSAP NO. 05 AKUNTANSI PERSEDIAAN
PSAP NO. 05 AKUNTANSI PERSEDIAANPSAP NO. 05 AKUNTANSI PERSEDIAAN
PSAP NO. 05 AKUNTANSI PERSEDIAANIndra Yu
 
Persediaan
PersediaanPersediaan
PersediaanIndra Yu
 
strategic decision making
 strategic decision making  strategic decision making
strategic decision making Indra Yu
 
Laporan laba rugi& related information
Laporan laba rugi& related informationLaporan laba rugi& related information
Laporan laba rugi& related informationIndra Yu
 
Perubahan kebijakan akuntansi & koreksi kesalahan
Perubahan kebijakan akuntansi & koreksi kesalahanPerubahan kebijakan akuntansi & koreksi kesalahan
Perubahan kebijakan akuntansi & koreksi kesalahanIndra Yu
 
PSAK-46-akuntansi pajak penghasilan
PSAK-46-akuntansi pajak penghasilanPSAK-46-akuntansi pajak penghasilan
PSAK-46-akuntansi pajak penghasilanIndra Yu
 
ISAK-10-Program Loyalitas Pelanggan
ISAK-10-Program Loyalitas PelangganISAK-10-Program Loyalitas Pelanggan
ISAK-10-Program Loyalitas PelangganIndra Yu
 
PSAK-48- IAS 36: Impairment -ias-36
PSAK-48- IAS 36: Impairment -ias-36PSAK-48- IAS 36: Impairment -ias-36
PSAK-48- IAS 36: Impairment -ias-36Indra Yu
 
konvergensi IFRS atas lap.keu
konvergensi  IFRS atas lap.keukonvergensi  IFRS atas lap.keu
konvergensi IFRS atas lap.keuIndra Yu
 
PSAK terkait Aset tetap
PSAK terkait Aset tetapPSAK terkait Aset tetap
PSAK terkait Aset tetapIndra Yu
 
Laporan posisi keuangan&cash flow
Laporan posisi keuangan&cash flowLaporan posisi keuangan&cash flow
Laporan posisi keuangan&cash flowIndra Yu
 
Case Analisa swot
 Case Analisa swot  Case Analisa swot
Case Analisa swot Indra Yu
 
Standar akuntansi keuangan
Standar akuntansi keuanganStandar akuntansi keuangan
Standar akuntansi keuanganIndra Yu
 
Metode evaluasi dan kontrol kinerja
Metode evaluasi dan kontrol kinerjaMetode evaluasi dan kontrol kinerja
Metode evaluasi dan kontrol kinerjaIndra Yu
 
Dicision making role, level, models ss
Dicision making role, level, models ssDicision making role, level, models ss
Dicision making role, level, models ssIndra Yu
 
Activity Based Costing
Activity Based CostingActivity Based Costing
Activity Based CostingIndra Yu
 
Tata Kelolah Pemerintahan (Studi Kasus : Kabupaten Solok )
Tata Kelolah Pemerintahan (Studi Kasus : Kabupaten Solok ) Tata Kelolah Pemerintahan (Studi Kasus : Kabupaten Solok )
Tata Kelolah Pemerintahan (Studi Kasus : Kabupaten Solok ) Indra Yu
 
Prospek ekonomi Indonesia 2014 -IndraYuspiar.file
Prospek ekonomi Indonesia 2014 -IndraYuspiar.fileProspek ekonomi Indonesia 2014 -IndraYuspiar.file
Prospek ekonomi Indonesia 2014 -IndraYuspiar.fileIndra Yu
 
Komisi anti-korupsi-di-luar-negeri
Komisi anti-korupsi-di-luar-negeriKomisi anti-korupsi-di-luar-negeri
Komisi anti-korupsi-di-luar-negeriIndra Yu
 
Mengatasi tumpang tindih antara lahan pertambangan dan
Mengatasi tumpang tindih antara lahan pertambangan danMengatasi tumpang tindih antara lahan pertambangan dan
Mengatasi tumpang tindih antara lahan pertambangan danIndra Yu
 

More from Indra Yu (20)

PSAP NO. 05 AKUNTANSI PERSEDIAAN
PSAP NO. 05 AKUNTANSI PERSEDIAANPSAP NO. 05 AKUNTANSI PERSEDIAAN
PSAP NO. 05 AKUNTANSI PERSEDIAAN
 
Persediaan
PersediaanPersediaan
Persediaan
 
strategic decision making
 strategic decision making  strategic decision making
strategic decision making
 
Laporan laba rugi& related information
Laporan laba rugi& related informationLaporan laba rugi& related information
Laporan laba rugi& related information
 
Perubahan kebijakan akuntansi & koreksi kesalahan
Perubahan kebijakan akuntansi & koreksi kesalahanPerubahan kebijakan akuntansi & koreksi kesalahan
Perubahan kebijakan akuntansi & koreksi kesalahan
 
PSAK-46-akuntansi pajak penghasilan
PSAK-46-akuntansi pajak penghasilanPSAK-46-akuntansi pajak penghasilan
PSAK-46-akuntansi pajak penghasilan
 
ISAK-10-Program Loyalitas Pelanggan
ISAK-10-Program Loyalitas PelangganISAK-10-Program Loyalitas Pelanggan
ISAK-10-Program Loyalitas Pelanggan
 
PSAK-48- IAS 36: Impairment -ias-36
PSAK-48- IAS 36: Impairment -ias-36PSAK-48- IAS 36: Impairment -ias-36
PSAK-48- IAS 36: Impairment -ias-36
 
konvergensi IFRS atas lap.keu
konvergensi  IFRS atas lap.keukonvergensi  IFRS atas lap.keu
konvergensi IFRS atas lap.keu
 
PSAK terkait Aset tetap
PSAK terkait Aset tetapPSAK terkait Aset tetap
PSAK terkait Aset tetap
 
Laporan posisi keuangan&cash flow
Laporan posisi keuangan&cash flowLaporan posisi keuangan&cash flow
Laporan posisi keuangan&cash flow
 
Case Analisa swot
 Case Analisa swot  Case Analisa swot
Case Analisa swot
 
Standar akuntansi keuangan
Standar akuntansi keuanganStandar akuntansi keuangan
Standar akuntansi keuangan
 
Metode evaluasi dan kontrol kinerja
Metode evaluasi dan kontrol kinerjaMetode evaluasi dan kontrol kinerja
Metode evaluasi dan kontrol kinerja
 
Dicision making role, level, models ss
Dicision making role, level, models ssDicision making role, level, models ss
Dicision making role, level, models ss
 
Activity Based Costing
Activity Based CostingActivity Based Costing
Activity Based Costing
 
Tata Kelolah Pemerintahan (Studi Kasus : Kabupaten Solok )
Tata Kelolah Pemerintahan (Studi Kasus : Kabupaten Solok ) Tata Kelolah Pemerintahan (Studi Kasus : Kabupaten Solok )
Tata Kelolah Pemerintahan (Studi Kasus : Kabupaten Solok )
 
Prospek ekonomi Indonesia 2014 -IndraYuspiar.file
Prospek ekonomi Indonesia 2014 -IndraYuspiar.fileProspek ekonomi Indonesia 2014 -IndraYuspiar.file
Prospek ekonomi Indonesia 2014 -IndraYuspiar.file
 
Komisi anti-korupsi-di-luar-negeri
Komisi anti-korupsi-di-luar-negeriKomisi anti-korupsi-di-luar-negeri
Komisi anti-korupsi-di-luar-negeri
 
Mengatasi tumpang tindih antara lahan pertambangan dan
Mengatasi tumpang tindih antara lahan pertambangan danMengatasi tumpang tindih antara lahan pertambangan dan
Mengatasi tumpang tindih antara lahan pertambangan dan
 

Recently uploaded

Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxumusilmi2019
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptatiakirana1
 
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptSlide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptwxmnxfm57w
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuanganzulfikar425966
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalAthoillahEconomi
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfNizeAckerman
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...OknaRyana1
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IIkaAliciaSasanti
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 

Recently uploaded (17)

Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
 
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptSlide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 

PDB SEKTORAL

  • 1. METODE PENGHITUNGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) Indra Yuspiar,SE,Ak,M.Ak Program Doktor Managemen Bisnis Universitas Padjajaran
  • 3. PDB merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu negara tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi.
  • 4. Keynesian Model’s Y = C + G + I + S + (X - I) NTBi = Kons. Rt + Kons. Pem. + PMTB + Perubahan Stok + (Ekspor –Impor) PDB Sektoral = PDB Penggunaan
  • 5. UNSUR-UNSUR POKOK DALAM PENGHITUNGAN PDB A. Output (Nilai Produksi) Output adalah nilai barang atau yang dihasilkan dalam suatu periode tertentu, biasanya satu tahun. Jenis output ada 3 (tiga) macam yaitu: i. Output utama (output utama produksi), ii. Output sampingan, bukan tujuan utama produksi, dan iii. Output ikutan, output yang terjadi bersamasama/tak dapat dihindarkan dengan output utamanya. B. Biaya Antara Biaya antara adalah barang-barang dan jasa tidak tahun lama yang digunakan/habis dalam proses produksi.
  • 6. UNSUR-UNSUR POKOK DALAM PENGHITUNGAN PDB C. Nilai Tambah c.1 Nilai Tambah Bruto (NTB) Output - Biaya Antara yang merupakan produk dari proses produksi. Produk ini terdiri atas : a. Pendapatan faktor yang terdiri dari : - Upah dan gaji sebagai balas jasa pegawai - Sewa tanah sebagai balas jasa tanah - Bunga sebagai jasa modal, dan - Keuntungan sebagai balas jasa kewirswasta b. Penyusutan barang modal yang dipakai untuk produksi c. Pajak tidak langsung neto, yakni pajak langsung dikurangi subsidi c.2. Nilai Tambah Neto (NTN). NTN = NTB - Penyusutan.
  • 7. PDB dapat dinyatakan sebagai : a. PDB Atas Dasar Harga Berlaku (PDB adhb). nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun. b. PDB Atas Dasar Harga Konstan (PDB adhk). nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun (tahun dasar) tertentu sebagai dasar dalam hal ini tahun 1993.
  • 8. METODE PENGHITUNGAN PDB ATAS DASAR HARGA BERLAKU (PDB adhb) Ada tiga pendekatan yang dapat digunakan, yaitu : 1. Pendekatan produksi. 2. Pendekatan pendapatan. 3. Pendekatan pengeluaran.
  • 9. METODE PENGHITUNGAN PDB ATAS DASAR HARGA BERLAKU (PDB adhb) 1. Menurut Pendekatan Produksi. Menghitung nilai tambah seluruh kegiatan ekonomi dengan cara mengurangkan biaya antara dari masing-masing total nilai produksi (output) tiap-tiap sektor atau subsektor. Atau Output b,t = Produksit x Hargat NTBb,t = Outputb,t – Biaya Antarab,t NTBb,t = Outputb,t x Rasio NTBo Dimana : Output = Ouput/nilai produksi bruto atas dasar harga berlaku tahun t NTBb,t =Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku tahun ke t Produksit = Kuantum produksi tahun ke t Hargat = Harga produksi tahun ke t Rasio NTB = Perbandingan NTB terhadap Output (NTB/Ouput) Rasio NTBo = Rasio NTB pada tahun dasar (o) b,t
  • 10. METODE PENGHITUNGAN PDB ATAS DASAR HARGA BERLAKU (PDB adhb) 2. Menurut Pendekatan Pendapatan. PDB Merupakan balas jasa yang diterima oleh faktorfaktor produksi. PDB = Upah & Gaji + Surplus Usaha + Penyusutan + Pajak Tak Langsung Neto. 3. Menurut Pendekatan Pengeluaran. PDB adalah penjumlahan semua komponen permintaan akhir. PDB = Konsumsi rumahtangga + Konsumsi Pemerintah + PMTB + Perubahan stok + (Ekspor - Impor).
  • 11. METODE PENGHITUNGAN PDB ATAS DASAR HARGA KONSTAN (PDB adhk) Ada tiga metode yang dapat digunakan, yaitu : 1. Revaluasi 2. Ekstrapolasi. 3. Deflasi.
  • 12. METODE PENGHITUNGAN PDB ATAS DASAR HARGA KONSTAN (PDB adhk) 1. Revaluasi yaitu perkalian kuantum produksi tahun yang berjalan dengan harga tahun dasar (tahun 1993) , menghasilkan langsung PDB adhk. Dalam rumus dapat dinyatakan sebagai berikut : Output NTB k,t k,t = Produksit x Hargao = Output k,t x Rasio NTBo 2. Ekstrapolasi yaitu dengan cara mengalikan nilai tahun dasar dengan suatu indeks kuantum dibagi 100. Dalam rumus dapat dinyatakan sebagai berikut : Output NTB k,t k,t = Output k,o x (IKPt/100) = Output k,t x Rasio NTBo
  • 13. METODE PENGHITUNGAN PDB ATAS DASAR HARGA KONSTAN (PDB adhk) 3. Deflasi yaitu dengan cara membagi nilai pada tahun berjalan dengan suatu indeks harga dibagi 100. Dalam rumus dapat dinyatakan sebagai berikut : Output NTB k,t k,t = Outputb,t /(IHt /100) = Output k,t x Rasio NTBo
  • 15. Manfaat yang dapat diperoleh dari data PDB antara lain adalah : 1. PDB harga berlaku nominal menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang dihasilkan oleh suatu negara. 2. PNB harga berlaku menunjukkan pendapatan yang memungkinkan untuk dinikmati oleh penduduk suatu negara. 3. PDB harga konstan (riil) dapat digunakan untuk menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atau setiap sektor dari tahun ke tahun. 4. Distribusi PDB harga berlaku menurut sektor menunjukkan struktur perekonomian atau peranan setiap sektor ekonomi dalam suatu negara. Sektorsektor ekonomi yang mempunyai peran besar menunjukkan basis perekonomian suatu negara.
  • 16. 5. PDB harga berlaku menurut penggunaan menunjukkan produk barang dan jasa digunakan untuk tujuan konsumsi, investasi dan diperdagangkan dengan pihak luar negeri. 6. Distribusi PDB menurut penggunaan menunjukkan peranan kelembagaan dalam menggunakan barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai sektor ekonomi. 7. PDB penggunaan atas dasar harga konstan bermanfaat untuk mengukur laju pertumbuhan konsumsi, investasi dan perdagangan luar negeri. 8. PDB dan PNB per kapita atas dasar harga berlaku menunjukkan nilai PDB dan PNB per kepala atau per satu orang penduduk. 9. PDB dan PNB per kapita atas dasar harga konstan berguna untuk mengetahui pertumbuhan nyata ekonomi per kapita penduduk suatu negara.
  • 17. BAGIAN III RUANG LINGKUP, SUMBER DATA DAN METODE PENGHITUNGAN PDB MENURUT LAPANGAN USAHA
  • 18. 1. SEKTOR PERTANIAN, PETERNAKAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN 1.1. Sub Sektor Tanaman Bahan Makanan 1.2. Sub Sektor Tanaman Perkebunan 1.3. Sub Sektor Peternakan dan Hasil-hasilnya 1.4. Sub Sektor Kehutanan 1.5. Sub Sektor Perikanan Jasa Pertanian
  • 19. 1. SEKTOR PERTANIAN, PETERNAKAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN Secara umum metode penghitungan output dan NTB sama yaitu : NTB adhb menggunakan pendekatan produksi yaitu: Output = Produksi x Harga NTBb,t b,t t t = Outputb,t x Rasio NTBo NTB adhk menggunakan metode revaluasi yaitu: Output NTB k,t k,t = Produksit x Hargao = Output k,t x Rasio NTBo Khusus untuk sub sektor peternakan, penghitungan produksinya Produksi = Selisih Polpulasi + Pemotongan + (ekspor - impor)
  • 20. 2. SEKTOR PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 2.1. Sub Sektor Pertambangan Migas 2.2. Sub Sektor Pertambangan Non Migas Metode penghitungan output dan NTB sama yaitu : NTB adhb menggunakan pendekatan produksi yaitu: Output b,t = Produksit x Hargat NTBb,t = Outputb,t x Rasio NTBo NTB adhk menggunakan metode revaluasi yaitu: Output NTB k,t k,t = Produksit x Hargao = Output k,t x Rasio NTBo
  • 21. 2. SEKTOR PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 2.3. Sub Sektor Penggalian Metode penghitungan output dan NTB yaitu : NTB adhk menggunakan metode ekstrapolasi yaitu: Output NTB k,t k,t = Output = Output k,o k,t x (Indeks sektor bangunant/100) x Rasio NTBo NTB adhb menggunakan pendekatan produksi yaitu: Output NTB b,t b,t = Output = Output k,o b,t x (Indeks HPB penggaliant/100) x Rasio NTBo
  • 22. 2. SEKTOR PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 2.3. Sub Sektor Penggalian Khusus output dan NTB komoditi garam kasar yaitu : NTB adhk menggunakan metode ekstrapolasi yaitu: Output NTB k,t k,t = Output = Output k,o k,t x (Indeks jumlah pendudukt/100) x Rasio NTBo NTB adhb menggunakan pendekatan produksi yaitu: Output NTB b,t b,t = Output = Output k,o b,t x (Indeks HPB garamt/100) x Rasio NTBo
  • 23. 3. SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN 3.1. Sub Sektor Industri Pengolahan Migas Metode penghitungan output dan NTB yaitu : NTB adhb menggunakan pendekatan produksi yaitu: Output b,t = Produksit x Hargat NTBb,t = Outputb,t x Rasio NTBo NTB adhk menggunakan metode revaluasi yaitu: Output NTB k,t k,t = Produksit x Hargao = Output k,t x Rasio NTBo
  • 24. 3. SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN 3.2. Sub Sektor Industri Pengolahan Non Migas Terbagi menurut kegiatan utama yang disajikan dalam 2 digit Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia (KLUI) : a. b. c. industri makanan, minuman dan tembakau (31), industri tekstil, pakaian jadi dan kulit (32), industri kayu, bambu, rotan dan perabot rumahtangga (33), d. industri kertas dan barang dari kertas, percetakan dan penerbitan (34), e. industri kimia dan barang dari bahan kimia, batubara, karet dan plastik (35), f. industri barang galian bukan logam kecuali minyak bumi dan batubara (36), g. industri logam dasar (37), h. industri barang dari logam, mesin dan peralatannya (38),
  • 25. 3. SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN 3.2. Sub Sektor Industri Pengolahan Non Migas Masing-masing industri pengolahan tanpa migas tersebut terbagi menurut jumlah tenaga kerjanya yaitu a). industri pengolahan tanpa migas besar sedang (tenaga kerja > 20 orang), b). industri pengolahan tanpa migas kecil (tenaga kerja 5 – 19 orang) dan c). industri pengolahan tanpa migas kerajinan rumah tangga (tenaga kerja kurang dari 5).
  • 26. 3. SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN 3.2. Sub Sektor Industri Pengolahan Non Migas Industri Besar Sedang (per 3 Digit KLUI) NTB adhk menggunakan metode ekstrapolasi yaitu: Output NTB k,t k,t = Output = Output k,o k,t x (IPt/100) x Rasio NTBo NTB adhb diperoleh dengan menginflate yaitu: Output NTB b,t b,t = Output = Output k,o b,t x (IHPBt/100) x Rasio NTBo
  • 27. 3. SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN 3.2. Sub Sektor Industri Pengolahan Non Migas Industri Kecil dan Kerajinan Rumah Tangga (IKKR) (per 3 Digit KLUI) NTB adhb menggunakan pendekatan produksi yaitu: Output b,t = TKt x Output per TKt NTBb,t = Outputb,t x Rasio NTBo NTB adhk menggunakan metode revaluasi yaitu: Output NTB k,t k,t = TKt x Output per TKo = Output k,t x Rasio NTBo
  • 28. 4. SEKTOR LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 4.1. Sub Sektor Listrik NTB adhb menggunakan pendekatan produksi yaitu: Output b,t = KWHt x Hargat NTBb,t = Outputb,t - Biaya Antara NTB adhk menggunakan metode revaluasi yaitu: Output NTBk,t k,t = KWHt x Hargao = Outputk,t x Rasio NTBo
  • 29. 4. SEKTOR LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 4.2. Sub Sektor G a s NTB adhb menggunakan pendekatan produksi yaitu: Output b,t = Kuantum Gast x Hargat NTBb,t = Outputb,t x Rasio NTB NTB adhk menggunakan metode revaluasi yaitu: Output NTBk,t k,t = Kuantum Gast x Hargao = Outputk,t x Rasio NTBo
  • 30. 4. SEKTOR LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 4.3. Sub Sektor Air Bersih NTB adhb menggunakan pendekatan produksi yaitu: Output b,t = Kuantum Air Bersiht x Hargao NTBb,t = Outputb,t x Rasio NTBo NTB adhk menggunakan metode revaluasi yaitu: Output NTBb,t b,t = Kuantum Air Bersiht x Hargat = Outputb,t x Rasio NTB
  • 31. 5. B A N G U N A N NTB adhK menggunakan pendekatan ekstrapolasi yaitu: Output NTB k,t k,t = Outputk,o x (IP bahan bangunant/100) = Output k,t x Rasio NTBo NTB adhb menggunakan menginflate yaitu: Output b,t = Output k,t x (IHPBt/100) NTB b,t = Output b,t x Rasio NTBt
  • 32. 6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 6.1. Sub Sektor Perdagangan a. Menghitung output sektoral (adhb maupun adhk) untuk sektor pertanian, pertambangan dan penggalian, industri dan impor. b. Menghitung output (adhb dan adhk) sebsektor perdagangan dengan mengalikan output sektoral dengan rasio margin perdagangan dan rasio barang yang diperdagangkan. c. Menghitung NTB (adhb dan adhk) subsektor perdagangan dengan mengalikan total output sektoral dengan rasio NTBnya. d. Menjumlahkan nilai tambah bruto yang diperoleh dengan pajak penjualan dan bea masuk barang impor
  • 33. 6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 6.2. Sub Sektor Hotel NTB adhb menggunakan pendekatan produksi yaitu: Output b,t = Jumlah malam kamart x rata-rata tarif perkamart NTBb,t = Outputb,t x Rasio NTB NTB adhk menggunakan metode ekstrapolasi yaitu: Output NTBk,t k,t = Outputk,t x Indeks jumlah malam kamart = Outputk,t x Rasio NTBo
  • 34. 6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 6.3. Sub Sektor Restoran NTB adhb menggunakan pendekatan produksi yaitu: Output b,t = Produksit x Hargat NTBb,t = Outputb,t x Rasio NTBo NTB adhk menggunakan metode deflasi yaitu: Output NTB k,t = Outputb,t / (IHK Makanan Jadit/100) = Output k,t x Rasio NTBo k,t
  • 35. 7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 7.1. Sub Sektor Pengangkutan Atas dasar harga berlaku Atas dasar harga konstan Jenis Angkutan Indikator Produksi Indikator Harga - Metode Metode Indeks - Ekstrapolasi - Jumlah penumpang - Jumlah barang   a. Rel Pendapatan   b. Jalan raya Produksi Jumlah kendaraan wajib uji Rata-rata output per kendaraan   Ekstrapolasi Jumlah kendaraan c. Laut Produksi - Jumlah penumpang - Rata-rata Output per penumpang -Rata-rata output per barang   Esktrapolasi Rata-rata tertimbang penumpang dan barang Ekstrapolasi Rata-rata tertimbang penumpang dan barang - Jumlah kendaraan - Rata-rata output per pnpang - Rata-rata output per barang -Rata-rata output per kendaraan   - - Esktrapolasi Rata-rata tertimbang penumpang dan barang   - Jumlah barang d. Sungai, danau dan penyebr. e. Udara Produksi - Jumlah penumpang - Jumlah barang Pendapatan
  • 36. 7.2. Sub Komunikasi NTB adhb menggunakan pendekatan produksi yaitu: NTBb,t = Outputb,t - Biaya Antara b,t NTB adhk menggunakan metode deflasi yaitu: Output k,t = Outputb,t / (IHK Komunikasit/100) NTB k,t = Output k,t x Rasio NTBo
  • 37. 8. KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN 8.1. Sub Sektor Bank NTB adhb menggunakan pendekatan pendapatan yaitu: Output b,t = NTBb,t + Biaya Antara NTBb,t = Upah & gaji + Surplus Usaha + Pajak Tak Langsung Neto + Penyusutan NTB adhk menggunakan metode ekstrapolasi yaitu: NTBk,t = Upah & gajit / (IHK Umum (93=100)t/100) + (SU + PTLN + Pst) /(I. Implisit PDB Tanpa Bankt / 100)
  • 38. 8. KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN 8.2. Sub Sektor Lembaga Keuangan Bukan Bank Atas dasar harga berlaku Atas dasar harga konstan Kegiatan Metode a. Asuransi Indikator Produksi Indikator Harga Pendapatan - - Ekstrapolasi Jumlah peserta/ nasabah   Metode Indeks b.Dana pensiun Pendapatan - - Deflasi IHK Umum c. Pegadaian Pendapatan - - Ekstrapolasi Jumlah Nasabah d. Lembaga pembiayaan Pendapatan - - Ekstrapolasi Jumlah Perusahaan
  • 39. 8. KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN 8.3. Sub Sektor Jasa Penunjang Keuangan NTB adhb menggunakan pendekatan produksi yaitu: NTBb,t = Outputb,t - Biaya Antara b,t NTB adhk menggunakan metode deflasi yaitu: Output k,t = Outputb,t / (IHPB Umumt/100) NTB k,t = Output k,t x Rasio NTBo
  • 40. 8. KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN 8.4. Sub Sektor Sewa Bangunan Sewa Bangunan Tempat Tinggal NTB adhb menggunakan pendekatan produksi yaitu: Outputb,t = Konsumsi perkapita rt untuk sewab,t x penduduk pertengahan tahunt = Outputb,t x Rasio NTBo NTBb,t NTB adhk menggunakan metode deflasi yaitu: Output NTB k,t = Outputb,t / (IHK Biaya Tempat Tinggalt/100) = Output k,t x Rasio NTBo k,t
  • 41. 8. KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN 8.4. Sub Sektor Sewa Bangunan Sewa Bangunan Bukan Tempat Tinggal NTB adhb menggunakan pendekatan produksi yaitu: Outputb,t = Luas bangunan yang disewab,t x Rata-rata tarif sewa per m2t NTBb,t = Outputb,t x Rasio NTBo NTB adhk menggunakan metode revaluasi yaitu: Outputb,t = Luas bangunan yang disewab,t x Rata-rata tarif sewa per m2o NTBb,t = Outputb,t x Rasio NTBo
  • 42. 8. KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN 8.5. Sub Sektor Jasa Perusahan NTB adhb menggunakan pendekatan produksi yaitu: Output NTBb,t b,t = Indikator Produksit x Indikator Hargat = Outputb,t x Rasio NTBo NTB adhk menggunakan metode ekstrapolasi yaitu: Output NTBk,t k,t = Outputk,t x Indeks indikator produksit = Outputk,t x Rasio NTBo
  • 43. 9. JASA-JASA 9.1. Sub Sektor Jasa Pemerintahaan Umum NTB adhb menggunakan pendekatan pendapatan yaitu: NTBb,t = Belanja Pegawai (Belanja Rutin)t + Belanja Pegawai (Belanja Pembangunan)t + Penyusutant Biaya Antara Output b,t b,t = Belanja Barangt = NTBb,t + Biaya Antarat NTB adhk menggunakan metode ekstrapolasi yaitu: NTBk,t = NTBk,o x (Indeks Jumlah Pegawait/100) BAk,t = BAb,t / (IHPB Tanpa Eksport /100) Output k,t = NTBk,t + BAk,t
  • 44. 9. JASA-JASA 9.2. Sub Sektor Jasa-jasa Swasta Jasa Sosial Kemasyarakatan NTB adhb menggunakan pendekatan produksi yaitu: Output NTBb,t b,t = Indikator Produksit x Indikator Hargat = Outputb,t x Rasio NTBo NTB adhk menggunakan metode ekstrapolasi yaitu: Output NTBk,t k,t = Outputk,t x Indeks indikator produksit = Outputk,t x Rasio NTBo
  • 45. 9. JASA-JASA 9.2. Sub Sektor Jasa-jasa Swasta Jasa Hiburan dan Rekreasi NTB adhb menggunakan pendekatan produksi yaitu: Output NTBb,t b,t = Indikator Produksit x Indikator Hargat = Outputb,t x Rasio NTBo NTB adhk menggunakan metode deflasi yaitu: Output NTBk,t k,t = Outputk,t /(IHK rekreasi dan olah ragat /100) = Outputk,t x Rasio NTBo
  • 46. 9. JASA-JASA 9.2. Sub Sektor Jasa-jasa Swasta Jasa Perorangan dan Rumah Tangga NTB adhb menggunakan pendekatan produksi yaitu: Output NTBb,t b,t = Jumlah TKt x Rata-rata output per TKt = Outputb,t x Rasio NTBo NTB adhk menggunakan metode deflasi yaitu: Output NTBk,t k,t = Outputk,t x Indeks indikator produksit = Outputk,t x Rasio NTBo
  • 47. BAGIAN IV RUANG LINGKUP, SUMBER DATA DAN METODE PENGHITUNGAN PDB MENURUT PENGGUNAAN
  • 48. 1. KONSUMSI RUMAH TANGGA A. Nilai Konsumsi Makanan Rumah Tangga Nilai Konsumsi Makanan Rumah Tangga NTB adhb menggunakan pendekatan produksi : Total konsumsi makanan penduduk = Rata-rata konsumsi makanan perkapita per bulan x 12 x Jumlah penduduk pertengahan tahunt Nilai konsumsi makanan rumah tanggab,t = Total konsumsi makanan pendudukt x harga konsumen/ harga ecerant Nilai Konsumsi Makanan Rumah Tangga NTB adhk menggunakan metode revaluasi : Nilai konsumsi makanan rumah tanggak,t = Total konsumsi makanan pendudukt x harga konsumen/ harga ecerano
  • 49. 1. KONSUMSI RUMAH TANGGA B. Nilai Konsumsi Bukan Makanan Rumah Tangga Nilai Konsumsi Bukan Makanan Rumah Tangga NTB adhk menggunakan pendekatan revaluasi : Konsumsi bukan makanan perkapita per bulan = Konsumsi perkapita per bulan / (IHK yang sesuai dengan pengeluaran jenis barang dan jasa yang dikonsumsi /100) Nilai konsumsi bukan makanan rumah tanggak,t = Penduduk pertengahan tahun t x Konsumsi bukan makanan per kapita per bulan penduduko Nilai Konsumsi Bukan Makanan Rumah Tangga NTB adhb dengan menginflate : Nilai konsumsi bukan makanan rumah tanggab,t = Nilai konsumsi bukan makanan rumah tanggak,t x (IHKt/100)
  • 50. 2. KONSUMSI PEMERINTAH Nilai Konsumsi Pemerintah NTB adhb : Pengeluaran Konsumsi Pemerintahb,t = Belanja Rutint + Pembangunant + Belanja Barangt + Penyusutant Nilai Konsumsi Pemerintah NTB adhk : Pengeluaran Konsumsi Pemerintahb,t = {(Belanja Rutino + Pembangunano + Penyusutan o) x (Indeks Jumlah pegawait/100)} + {Belanja barangt / (IHPB tanpa eksport /100)}
  • 51. 3. PEMBENTUKAN MODAL TETAP BRUTO Pembentukan modal tetap bruto dapat dibedakan atas : a. Pembentukan modal tetap dalam bentuk bangunan/konstruksi; b. pembentukan modal dalam bentuk mesin-mesin dan alat-alat perlengkapannya. Metode yang dipakai dalam penghitungan pembentukan modal tetap adalah pendekatan arus barang (commodity flow approach). Penghitungan ADHK Menggunakan Metode Ekstrapolasi (Produksinya masing-masing) dan Deflasi (IHPB Impor).
  • 52. 4. PERUBAHAN STOK Perubahan Stok = Total PDB Menurut Lapangan Usaha – Nilai Konsumsi Rumah Tangga – Nilai konsumsi Pemerintah – Nilai Pembentukan Modal tetap Bruto – (Ekspor – Impor)
  • 53. 5. EKSPOR DAN IMPOR Ekspor dan impor merupakan kegiatan transaksi barang dan jasa antara penduduk Indonesia dengan penduduk negara lain, yang meliputi ekspor dan impor barang, jasa pengangkutan, jasa asuransi, komunikasi, pariwisata dan jasa lainnya.
  • 54. Contoh Penyajian PDB TABEL 1. PRODUK DOMESTIK BRUTO ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT LAPANGAN USAHA (Triliun rupiah) Lapangan Usaha (1) 1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, gas dan air bersih 5. Bangunan 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 7. Pengangkutan dan Komunikasi 8. Keuangan Persewaan dan Jasa Perusahaan 9 . Jasa-Jasa PRODUK DOMESTIK BRUTO PRODUK DOMESTIK BRUTO TANPA MIGAS *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara 1997 (2) 101,01 55,56 168,18 7,83 46,68 99,58 38,53 54,36 55,96 627,70 578,04 1998 1999*) 2000**) (3) (4) (5) 172,83 216,91 218,40 120,33 109,97 166,56 238,90 287,70 336,05 11,28 13,43 15,07 61,76 74,50 92,18 146,74 176,66 196,05 51,94 55,19 64,55 69,89 70,64 80,05 82,09 104,97 121,78 955,75 1.109,98 1.290,68 847,70 1.003,59 1.117,34
  • 55. TABEL 2. PRODUK DOMESTIK BRUTO ATAS DASAR HARGA KONSTAN MENURUT LAPANGAN USAHA (Triliun rupiah) Lapangan Usaha (1) 1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, gas dan air bersih 5. Bangunan 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 7. Pengangkutan dan Komunikasi 8. Keuangan Persewaan dan Jasa Perusahaan 9 . Jasa-Jasa PRODUK DOMESTIK BRUTO PRODUK DOMESTIK BRUTO TANPA MIGAS *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara 1997 1998 (2) 64,47 38,54 107,63 5,48 35,35 73,52 31,78 35,54 37,93 430,25 398,68 (3) 63,61 37,47 95,32 5,65 22,47 60,13 26,98 28,28 36,48 376,38 341,99 1999*) 2000**) (4) 65,34 36,57 98,95 6,11 22,29 60,20 26,77 26,15 37,18 379,56 345,73 (5) 66,43 37,42 105,09 6,65 23,79 63,62 29,28 27,37 38,01 397,67 363,86
  • 56. TABEL 3. PRODUK DOMESTIK BRUTO ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT PENGGUNAAN (Triliun rupiah) Lapangan Usaha (1) 1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 3. Pembentukan Modal tetap Bruto 4. Perubahan Stok 5. Ekspor Barang-barang dan Jasa-jasa 6. Dikurangi Impor Barang-barang dan Jasa-jasa 7. PRODUK DOMESTIK BRUTO 8. Pendapatan Neto terhadap Luar Negeri 9. PRODUK NASIONAL BRUTO 10. Dikurangi Pajak Tak Langsung 11. Dikurangi Penyusutan 12. PENDAPATAN NASIONAL *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara 1997 1998 1999*) 2000**) (2) (3) (4) (5) 387,17 647,82 813,18 868,00 42,95 54,42 72,63 90,78 177,69 243,04 240,32 313,92 21,62 (82,72) (105,06) (83,32) 174,87 506,24 390,56 497,52 176,60 413,06 301,65 396,21 627,70 955,75 1.109,98 1.290,68 (18,36) (53,89) (78,90) (89,26) 609,34 901,86 1.031,08 1.201,43 37,83 6,48 17,95 (37,82) 31,38 47,79 55,50 64,53 540,13 847,59 957,63 1.174,71
  • 57. TABEL 4. PRODUK DOMESTIK BRUTO ATAS DASAR HARGA KONSTAN MENURUT PENGGUNAAN (Triliun rupiah) Lapangan Usaha (1) 1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 3. Pembentukan Modal tetap Bruto 4. Perubahan Stok 5. Ekspor Barang-barang dan Jasa-jasa 6. Dikurangi Impor Barang-barang dan Jasa-jasa 7. PRODUK DOMESTIK BRUTO 8. Pendapatan Neto terhadap Luar Negeri 9. PRODUK NASIONAL BRUTO 10. Dikurangi Pajak Tak Langsung 11. Dikurangi Penyusutan 12. PENDAPATAN NASIONAL *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara 1997 1998 1999*) (2) (3) (4) 277,12 260,02 272,07 31,70 26,83 27,01 139,73 93,60 75,47 3,34 (6,39) (8,57) 121,16 134,71 92,12 139,80 132,40 78,55 433,25 376,37 379,56 (15,46) (27,97) (22,15) 417,78 348,41 357,41 26,10 1,86 6,11 21,66 18,82 18,98 370,02 327,73 332,32 2000**) (5) 281,96 28,77 88,98 (16,14) 106,92 92,82 397,67 (24,59) 373,07 (11,67) 19,88 364,86
  • 58. MEMBERIKAN INFORMASI TENTANG PERUBAHAN DAN PERGESERAN STRUKTUR EKONOMI ANTAR PERIODE/WAKTU. TABEL 5. DISTRIBUSI PRODUK DOMESTIK BRUTO ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT LAPANGAN USAHA (Persen) Lapangan Usaha (1) 1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, gas dan air bersih 5. Bangunan 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 7. Pengangkutan dan Komunikasi 8. Keuangan Persewaan dan Jasa Perusahaan 9 . Jasa-Jasa PRODUK DOMESTIK BRUTO PRODUK DOMESTIK BRUTO TANPA MIGAS *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara 1997 1998 1999*) 2000**) (2) (3) (4) (5) 16,09 18,08 19,54 16,92 8,85 12,59 9,91 12,91 26,79 25,00 25,92 26,04 1,25 1,18 1,21 1,17 7,44 6,46 6,71 7,14 15,86 15,35 15,92 15,19 6,14 5,43 4,97 5,00 8,66 7,31 6,36 6,20 8,92 8,59 9,46 9,43 100,00 100,00 100,00 100,00 92,09 88,69 90,42 86,57
  • 59. MENUNJUKKAN PERTUMBUNAN EKONOMI BAIK SECARA MENYELURUH MAUPUN SECARA SEKTOR/ SUBSEKTOR/KOMODITI. TABEL 12. LAJU PERTUMBUHAN PRODUK DOMESTIK BRUTO ATAS DASAR HARGA KONSTAN MENURUT LAPANGAN USAHA (Persen) Lapangan Usaha (1) 1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, gas dan air bersih 5. Bangunan 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 7. Pengangkutan dan Komunikasi 8. Keuangan Persewaan dan Jasa Perusahaan 9 . Jasa-Jasa PRODUK DOMESTIK BRUTO PRODUK DOMESTIK BRUTO TANPA MIGAS *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara 1997 1998 (2) (3) 1,00 (1,33) 2,12 (2,76) 5,25 (11,44) 12,37 3,03 7,36 (36,44) 5,83 (18,22) 7,01 (15,13) 5,93 (26,63) 3,62 (3,85) 4,70 (13,13) 5,23 (14,22) 1999*) 2000**) (4) (5) 2,72 1,67 (2,41) 2,33 3,81 6,20 8,27 8,78 (0,80) 6,75 0,11 5,69 (0,75) 9,38 (7,53) 4,69 1,94 2,22 0,85 4,77 1,09 5,24
  • 60. MEMBERIKAN GAMBARAN INFLASI HARGA PRODUSEN KARENA PENILAIAN NILAI TAMBAH BERDASARKAN HARGA PRODUSEN TABEL 5. INDEKS HARGA IMPLISIT PRODUK DOMESTIK BRUTO MENURUT LAPANGAN USAHA (Persen) Lapangan Usaha (1) 1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, gas dan air bersih 5. Bangunan 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 7. Pengangkutan dan Komunikasi 8. Keuangan Persewaan dan Jasa Perusahaan 9 . Jasa-Jasa PRODUK DOMESTIK BRUTO PRODUK DOMESTIK BRUTO TANPA MIGAS *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara 1997 1998 1999*) 2000**) (2) (3) (4) (5) 156,68 271,70 331,98 328,76 144,17 321,10 300,71 445,08 156,26 250,62 290,76 319,79 142,93 199,84 219,68 226,67 132,06 274,92 334,28 387,48 135,44 244,04 293,49 308,15 121,23 192,54 206,15 220,43 141,04 247,15 270,16 292,43 147,52 225,05 282,30 320,38 144,88 253,94 292,44 324,56 144,99 247,87 290,28 307,08