SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
1. Formula Standar
R/ Sulfacetamidum Natricum 25 mg
Oculentum Simplex ad 1 g
Oculentum simplex terdiri dari 2,5 g setil alkohol, 6 g lemak bulu domba, 40 g parafin
cair dan vaselin putih hingga 100 g.
R/ Sulfacetamidum Natricum 25 mg
Setil Alkohol 24,4 mg
Adeps Lanae 58,5 mg
Parafin Cair 390 mg
Vaselin Putih ad 1 g
(Depkes RI, 1978)
2. Monografi Bahan
a. Sulfacetamidum dan Sulfacetamidum Natricum
1) Rumus Molekul
 Sulacetamidum
C8H10N2O3S 214,2
 Sulfacetamidum Natricum
C8H9N2NaO3S.H2O 254,2
2) Sinonim
 Sulfacetamidum
Acetosulfaminum; Sulfacetamida; Sulfacetamidum; Sulfatsetamidi;
Sulphacetamide. N-Sulphaniloylacetamide.
 Sulfacetamidum Natricum
Natrii Sulfacetamidum; Soluble Sulphacetamide; Sulfacetamid sodowy;
Sulfacetamid natrium; Sulfacetamidum natricum; Sulfacylum; Sulfasetamidi
natrium; Sulphacetamide Sodium; Sulphacetamidum Sodium.
3) Pemerian Bahan
 Sulacetamidum
Serbuk kristal putih, tidak berbau, rasa asam khas.
 Sulfacetamidum Natricum
Serbuk kristal putih, tidak berbau, rasa pahit.
4) Kelarutan
 Sulacetamidum
Sukar larut dalam air dan dalam eter; larut dalam alkohol; sangat sedikit larut
dalam kloroform; mudah larut dalam larutan asam mineral, dan dalam larutan
potasium dan sodium hidroksida; praktis tidak larut dalam benzen.
 Sulfacetamidum Natricum
Larut dalam 1 : 2,5 air; agak larut dalam alkohol; praktis tidak larut dalam
kloroform dan eter.
5) Penyimpanan
 Sulacetamidum
Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya.
 Sulfacetamidum Natricum
Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya.
(Depkes RI, 1995; Sweetman, 2009)
b. Setil Alkohol
1) Rumus Molekul
C16H34O 242.44
2) Sinonim
Alcohol cetylicus; Avol; Cachalot; Crodacol C70; Crodacol C90; Crodacol C95; ethal;
ethol; HallStar CO-1695; 1-hexadecanol; nhexadecyl alcohol; Hyfatol 16-95; Hyfatol
16-98; Kessco CA; Lanette 16; Lipocol C; Nacol 16-95; palmityl alcohol; Rita CA;
Speziol C16 Pharma; Tego Alkanol 16; Vegarol 1695.
3) Pemerian Bahan
Bentuk lilin, serpihan, kubus, atau lempengan, berwarna putih, berbau khas
memusingkan, dan berasa lembut.
4) Kelarutan
Mudah larut dalam etanol (95%) dan eter, kelarutan meningkat dengan kenaikan
suhu; praktis tidak larut dalam air; dapat bercampur ketika dilebur dengan lemak,
parafin cair dan padat dan isopropil miristat.
5) Inkompatibilitas
Inkompatibel dengan Pengoksidasi kuat. Dapat menurunkan titik lebur ibuprofen,
yang menghasilkan kecenderungan lengket selama proses salut film pada kristal
ibuprofen.
6) Penyimpanan
Simpan dalam wadah tertutup rapat, ditempat sejuk dan kering.
(Rowe dkk, 2009)
c. Adeps Lanae
1) Sinonim
Cera lanae; E913; lanolina; lanolin anhydrous; Protalan anhydrous; purified lanolin;
refined wool fat.
2) Pemerian Bahan
Bentuk senyawa lilin, berwarna kuning pucat, berbau khas, dan berasa agak manis.
3) Kelarutan
Mudah larut dalam benzen, kloroform, eter, dan petroleum spirit; agak larut dalam
etanol dingin (95%), lebih larut dalam etanol panas (95%); praktis tidak larut dalam
air.
4) Inkompatibilitas
Lanolin mengandung prooksidan dapat mempengaruhi stabilitas obat aktif.
5) Penyimpanan
Harus disimpan dalam wadah kedap udara, terlindung dari cahaya, di tempat yang
sejuk dan kering. Penyimpanan normal 2 tahun.
(Rowe dkk, 2009)
d. Parafin Cair
1) Sinonim
Avatech; Drakeol; heavy mineral oil; heavy liquid petrolatum; liquid petrolatum;
paraffin oil; paraffinum liquidum; Sirius; white mineral oil.
2) Pemerian Bahan
Bentuk cairan kental berminyak, tidak berwarna dan transparant, tidak berbau
(dingin) dan berbau khas (panas), dan tidak berasa.
3) Kelarutan
Prkatis tidak larut dalam etanol (95%), gliserin, dan air; larut dalam aseton, benzen,
kloroform, karbon disulfida, eter, dan petroleum eter. Dapat bercampur dengan
minyak yang mudah menguap dan minyak olahan kecuali minyak jarak.
4) Inkompatibilitas
Inkompatibel dengan Agen pengoksidasi kuat.
5) Penyimpanan
Harus disimpan dalam wadah kedap udara, terlindung dari cahaya, di tempat sejuk
dan kering.
(Rowe dkk, 2009)
e. Vaselin Putih
1) Sinonim
Minkštasis baltas parafinas; Paraff. Moll. Alb.; Paraffinum Molle Album; Parafina
blanda blanca; Valkovaseliini; Vaselin, vitt; Vaselina blanca; Vaselina Branca;
Vaselina filante; Vaseline blanche; Vaseline Officinale; Vaselinum album; Vazelína
bílá; Wazelina biała; White Petrolatum; White Petroleum Jelly.
2) Pemerian Bahan
Berwarna putih hingga kekuningan, massa berminyak transparan dalam lapisan tipis
setelah didinginkan pada suhu 0°C.
3) Kelarutan
Tidak larut dalam air; sukar larut dalam etanol dingin atau panas dan dalam etanol
mutlak dingin; mudah larut dalam benzena, dalam karbon disulfida, dalam
kloroform; larut dalam heksana, dalam dalam sebagian besar minyak lemak dan
minyak atsiri.
4) Inkompatibilitas
Inkompatibel dengan agen pengoksidasi.
5) Penyimpanan
Dalam wadah tertutup baik dan lindungi dari cahaya.
(Depkes RI, 1995; Sweetman, 2009)
3. Kajian Formulasi
a. Penyimpanan Sediaan dan Dosis Pemakaian
1) Penyimpanan Sediaan
Dalam wadah tertutup rapat atau dalam tube.
2) Dosis Pemakaian
5 kali sehari, dioleskan.
(Depkes RI, 1978)
b. Perhitungan Penimbangan Bahan
R/ Sulfacetamidum Natricum 25 mg
Setil Alkohol 24,4 mg
Adeps Lanae 58,5 mg
Parafin Cair 390 mg
Vaselin Putih ad 1 g
(Depkes RI, 1978)
Penimbangan Bahan :
Dibuat sebanyak 1 gram
(Kalau basis dilebihkan 50%)
Sulfacetamidum Natricum + 10% 25 + 10% = 27,5 mg
Setil Alkohol 24,4 = 24,4 + 50% = 36,6 mg
Adeps Lanae 58,5 = 58,5 + 50% = 87,75 mg
Parafin Cair 390 = 390 + 50% = 585 mg
Vaselin Putih 1 – 500,4 = 499,6 + 50% = 749,4 mg
(Kalau basis dilebihkan 10%)
Sulfacetamidum Natricum + 10% 25 + 10% = 27,5 mg
Setil Alkohol 24,4 = 24,4 + 10% = 26,84 mg
Adeps Lanae 58,5 = 58,5 + 10% = 64,68 mg
Parafin Cair 390 = 390 + 10% = 429 mg
Vaselin Putih 1 – 500,4 = 499,6 + 10% = 549,56 mg
c. Cara Pembuatan Sediaan
Disiapkan alat dan bahan
Dilakukan prosedur sterilisasi alat-alat yang digunakan dengan menggunakan
autoklaf dan oven
Ditimbang basis salep (setil alkohol, adeps lanae, paraffin cair, vaselin putih) 50%
berlebih dari jumlah yang ditentukan dalam cawan penguap yang dihampar kain
dan telah ditimbang. Ditutup cawan penguap dengan kaca arloji besar, disterilkan
dalam oven suhu 150°C selama 1 jam.
Diperas basis salep steril panas-panas (jepit ujung kain dengan dua pinset steril,
satukan dalam satu jepitan, pinset lain digunakan menekan bagian bawah jepitan
mendesak leburan basis melewati kain) dan ditimbang sejumlah yang diperlukan.
Digerus halus sejumlah tertentu basis yang telah dingin dalam mortir steril lalu
ditambahkan zat aktif dan digerus hingga homogen.
d. Teknik Sterilisasi Alat dan Bahan
Sterilisasi alat dan bahan salep sulfasetamida di sterilisasi dengan cara sterilisasi
D (Depkes RI, 1978). Sterilisasi dengan cara D yaitu pemanasan secara kering oven pada
suhu 150°C selama 1 jam dengan udara panas. Adapun ciri-ciri pemanasan kering adalah
(Syamsuni, 2006) :
1. Yang dipanaskan adalah udara kering
2. Proses pembunuhan mikroba berdasarkan oksidasi O2 udara.
3. Suhu yang digunakan lebih tinggi, kira-kira 150°C. 1 g udara pada suhu 100°C, jika
didinginkan menjadi 99°C hanya membebaskan 0,237 kalori.
4. Waktu yang diperlukan lebih lama,antara 1 sampai 2 jam, kecuali pemijaran.
5. Digunakan untuk sterilisasi bahan obat atau alat yang tahan pemanasan tinggi.
Cara pemanasan kering adalah (Syamsuni, 2006):
1. Dimasukkan sediaan yang akan disteril kedalam wadah
2. Ditutup-kedap atau ditutup sementara untuk mencegah pencemaran.
3. Dipanaskan pada suhu 150°C selama 1 jam jika volume dalam tiap wadah tidak lebih
dari 30 ml, Jika volume tiap wadah lebih dari 30 ml, maka waktu sterilisasi
diperpanjang hingga seluruh isi tiap wadah berada pada suhu 150°C selama 1 jam.
Wadah yang tertutup sementara kemudian ditutup-kedap menurut cara aseptik.
Catatan :
Alat : Oven, yaitu lemari pengering dengan dinding ganda, dilengkapi dengan
termometer dan lubang tempat keluar masuknya udara,dipanaskan dari bawah dengan
gas atau listrik
Bahan/alat yang dapat disterilisasikan : alat–alat dari gelas (gelas kimia, gelas ukur,
pipet ukur, Erlenmeyer, botol, corong), bahan yang tahan pemanasan tinggi (minyak,
lemak, vaselin).
Ditambahkan sisa basis sedikit demi sedikit ke dalam gerusan zat aktif dan digerus
hingga homogen.
Ditimbang sediaan sejumlah yang diperlukan di atas kertas perkamen steril,
digulung dengan bantuan pinset steril. Gulungan kertas sedemikian rupa agar
dapat dimasukkan ke dalam tube steril yang ujungnya telah ditutup.
Kertas perkamen dicabut dari tube jika zat aktif tersatukan dengan logam tube.
Jika tidak maka kertas perkamen dibiarkan tinggal dalam tube sebagai perintang
antara zat aktif dengan logam tube.
Ditekuk dasar tube minimal dua kali dengan penekuk logam.
4. Evaluasi Terhadap Kualitas Sediaan
Evaluasi terhadap kualitas sediaan menurut Agoes (2009) adalah sebagai berikut :
a. Bahan Tambahan
Bahan tambahan yang boleh digunakan bertujuan untuk :
 Meningkatkan stabilitas dan kegunaan (kecuali jika dilarang).
 Tidak boleh mempengaruhi efek terapi atau respon pada penetapan kadar dan
pengujian spesifik.
 Tidak boleh ditambah zat warna untuk pewarnaan sediaan akhir.
 Pada penambahan pengawat untuk sediaan multiguna perlu dilakukan :
- Uji efektivitas pengawet antimikroba
- Kandungan zat aktif mikroba
- Sterilisasi dan jaminan sterilisasi bahan kompendia
- Uji sterilisasi
b. Kemasan (Wadah)
Wadah dan penutup wadah salep mata tidak boleh berinteraksi baik secara kimia
maupun fisika dengan sediaan salep.
c. Kebocoran
 Dipilih 10 tube salep mata,lalu permukaan tiap tube dibersihkan dan dikeringkan
dengan kain penyerap.
 Letakkan tube pada posisi horizontal di atas lembaran kertas penyerap dalam oven
pada suhu 60°C ± 30°C selama 8 jam.
 Tidak boleh terjadi kebocoran yang berarti selama atau setelah pengujian.
 Jika terdapat kebocoran pada suatu tube,maka tidak boleh lebih dari 1 tube, ulangi
pengujian dengan tambahan 20 tube salep lagi.
 Pengujian memenuhi syarat jika tidak satupun kebocoran di antara 10 tube uji
pertama, atau kebocoran yang diamati tidak lebih dari satu dari 30 tube yang diuji.
5. Daftar Pustaka
Agoes, Goeswin. 2009. Sediaan Farmasi Steril. Bandung : Penerbit ITB. Hal 258-259
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1978. Formularium Nasional. Jakarta :
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Hal 276
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi Keempat.
Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Hal 762-764; 822
Rowe, R.C., Paul J.S., Marian E.Q. 2009. Handbook of Pharmaceutical Exipients. 6th
Edition.
London : The Pharmaceutical Press. Hal 155-156; 378-380; 445-447
Syamsuni. 2006. Ilmu Resep. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran ECG. Hal 182-186
Sweetman, S.C. 2009. Martindale The Complete Drug Reference. 36th
Edition. London : The
Pharmaceutical Press. Hal 335-336; 2031

More Related Content

What's hot

Rancangan formula suppositoria aminofilin
Rancangan formula suppositoria aminofilinRancangan formula suppositoria aminofilin
Rancangan formula suppositoria aminofilinRhiza Amalia
 
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrakStandarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrakGina Sakinah
 
Ppt sediaan hidung
Ppt sediaan hidungPpt sediaan hidung
Ppt sediaan hidungKurniaBaso
 
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN di APOTEK ATING 3 DAYEUHKOLOT PENYERAHAN OBAT ...
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN di APOTEK ATING 3 DAYEUHKOLOT PENYERAHAN OBAT ...LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN di APOTEK ATING 3 DAYEUHKOLOT PENYERAHAN OBAT ...
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN di APOTEK ATING 3 DAYEUHKOLOT PENYERAHAN OBAT ...Alorka 114114
 
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas PekalonganKimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas PekalonganAnna Lisstya
 
Bab iii laporan granul paracetamol
Bab iii  laporan granul paracetamolBab iii  laporan granul paracetamol
Bab iii laporan granul paracetamolYudia Susilowati
 
Laporan resmi tablet pct granulasi basah
Laporan resmi tablet pct   granulasi basahLaporan resmi tablet pct   granulasi basah
Laporan resmi tablet pct granulasi basahKezia Hani Novita
 
Permenkes RI No. 34 th 2014 Tentang Pedagang Besar Farmasi
Permenkes RI No. 34 th 2014 Tentang Pedagang Besar FarmasiPermenkes RI No. 34 th 2014 Tentang Pedagang Besar Farmasi
Permenkes RI No. 34 th 2014 Tentang Pedagang Besar FarmasiUlfah Hanum
 
Fitokimia Kromatografi lapis tipis
Fitokimia Kromatografi lapis tipisFitokimia Kromatografi lapis tipis
Fitokimia Kromatografi lapis tipisSapan Nada
 
Formulasi Sediaan Steril Injeksi Ampul Hemostatik
Formulasi Sediaan Steril Injeksi Ampul HemostatikFormulasi Sediaan Steril Injeksi Ampul Hemostatik
Formulasi Sediaan Steril Injeksi Ampul HemostatikNesha Mutiara
 
Materi farmakologi kelas xi bab 1
Materi farmakologi kelas xi  bab 1Materi farmakologi kelas xi  bab 1
Materi farmakologi kelas xi bab 1apotek agam farma
 
Farmakognosi flos-11
Farmakognosi flos-11Farmakognosi flos-11
Farmakognosi flos-11Akfar ikifa
 

What's hot (20)

TABLET
TABLETTABLET
TABLET
 
Rancangan formula suppositoria aminofilin
Rancangan formula suppositoria aminofilinRancangan formula suppositoria aminofilin
Rancangan formula suppositoria aminofilin
 
Kapsul
KapsulKapsul
Kapsul
 
Ppt bu anggun
Ppt bu anggunPpt bu anggun
Ppt bu anggun
 
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrakStandarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak
 
Ppt sediaan hidung
Ppt sediaan hidungPpt sediaan hidung
Ppt sediaan hidung
 
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN di APOTEK ATING 3 DAYEUHKOLOT PENYERAHAN OBAT ...
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN di APOTEK ATING 3 DAYEUHKOLOT PENYERAHAN OBAT ...LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN di APOTEK ATING 3 DAYEUHKOLOT PENYERAHAN OBAT ...
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN di APOTEK ATING 3 DAYEUHKOLOT PENYERAHAN OBAT ...
 
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas PekalonganKimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
 
Ppt farmasi klmp 3
Ppt farmasi klmp 3Ppt farmasi klmp 3
Ppt farmasi klmp 3
 
Bab iii laporan granul paracetamol
Bab iii  laporan granul paracetamolBab iii  laporan granul paracetamol
Bab iii laporan granul paracetamol
 
Latihan uas fitokimia
Latihan uas fitokimia Latihan uas fitokimia
Latihan uas fitokimia
 
Uji Disolusi
Uji DisolusiUji Disolusi
Uji Disolusi
 
Laporan resmi tablet pct granulasi basah
Laporan resmi tablet pct   granulasi basahLaporan resmi tablet pct   granulasi basah
Laporan resmi tablet pct granulasi basah
 
Permenkes RI No. 34 th 2014 Tentang Pedagang Besar Farmasi
Permenkes RI No. 34 th 2014 Tentang Pedagang Besar FarmasiPermenkes RI No. 34 th 2014 Tentang Pedagang Besar Farmasi
Permenkes RI No. 34 th 2014 Tentang Pedagang Besar Farmasi
 
Tetes Telinga
Tetes TelingaTetes Telinga
Tetes Telinga
 
Fitokimia Kromatografi lapis tipis
Fitokimia Kromatografi lapis tipisFitokimia Kromatografi lapis tipis
Fitokimia Kromatografi lapis tipis
 
Formulasi Sediaan Steril Injeksi Ampul Hemostatik
Formulasi Sediaan Steril Injeksi Ampul HemostatikFormulasi Sediaan Steril Injeksi Ampul Hemostatik
Formulasi Sediaan Steril Injeksi Ampul Hemostatik
 
Materi farmakologi kelas xi bab 1
Materi farmakologi kelas xi  bab 1Materi farmakologi kelas xi  bab 1
Materi farmakologi kelas xi bab 1
 
Farmakognosi flos-11
Farmakognosi flos-11Farmakognosi flos-11
Farmakognosi flos-11
 
Salep mata (1)
Salep mata (1)Salep mata (1)
Salep mata (1)
 

Similar to Salep mata sulfasetamida

Rancangan formula-suppositoria-aminofilin
Rancangan formula-suppositoria-aminofilinRancangan formula-suppositoria-aminofilin
Rancangan formula-suppositoria-aminofilinaufia w
 
ppt kelompok 4 minyak gosok.pptx
ppt kelompok 4 minyak gosok.pptxppt kelompok 4 minyak gosok.pptx
ppt kelompok 4 minyak gosok.pptxIchaKiranaSelfira
 
preformulasi Naproksen tab
preformulasi Naproksen tabpreformulasi Naproksen tab
preformulasi Naproksen tabMaranata Gultom
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet ParasetamolLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet ParasetamolNovi Fachrunnisa
 
ppt Kloramfenikol untuk mahasiswa farmasi dan umum
ppt Kloramfenikol untuk mahasiswa farmasi dan umumppt Kloramfenikol untuk mahasiswa farmasi dan umum
ppt Kloramfenikol untuk mahasiswa farmasi dan umumSriMardianti2
 
pre formulasi Ciprofloxacin tab
pre formulasi Ciprofloxacin tabpre formulasi Ciprofloxacin tab
pre formulasi Ciprofloxacin tabMaranata Gultom
 
Laporan resmi emulgel kamfer dan menthol
Laporan resmi emulgel kamfer dan mentholLaporan resmi emulgel kamfer dan menthol
Laporan resmi emulgel kamfer dan mentholKezia Hani Novita
 
II.7. Minyak atsiri 2022 (1).pptx
II.7. Minyak atsiri 2022 (1).pptxII.7. Minyak atsiri 2022 (1).pptx
II.7. Minyak atsiri 2022 (1).pptxArinta3
 
PEMANFAATN MINYAK JELANTAH SEBAGAI SABUN.pptx
PEMANFAATN MINYAK JELANTAH SEBAGAI SABUN.pptxPEMANFAATN MINYAK JELANTAH SEBAGAI SABUN.pptx
PEMANFAATN MINYAK JELANTAH SEBAGAI SABUN.pptxluthfiana8
 
Formulasi dan Evaluasi Kapsul Asamefenamat
Formulasi dan Evaluasi Kapsul AsamefenamatFormulasi dan Evaluasi Kapsul Asamefenamat
Formulasi dan Evaluasi Kapsul AsamefenamatBayu Mario
 
Jurnal praktikum teknologi sediaan liquida semisolid
Jurnal praktikum teknologi sediaan liquida semisolidJurnal praktikum teknologi sediaan liquida semisolid
Jurnal praktikum teknologi sediaan liquida semisolidwendy wijaya
 
Analisis lemak dengan menggunakan metode goldfisch
Analisis lemak dengan menggunakan metode goldfischAnalisis lemak dengan menggunakan metode goldfisch
Analisis lemak dengan menggunakan metode goldfischjusaay
 

Similar to Salep mata sulfasetamida (20)

Suppo
SuppoSuppo
Suppo
 
Rancangan formula-suppositoria-aminofilin
Rancangan formula-suppositoria-aminofilinRancangan formula-suppositoria-aminofilin
Rancangan formula-suppositoria-aminofilin
 
ppt kelompok 4 minyak gosok.pptx
ppt kelompok 4 minyak gosok.pptxppt kelompok 4 minyak gosok.pptx
ppt kelompok 4 minyak gosok.pptx
 
Laporan resmi unguentum
Laporan resmi unguentumLaporan resmi unguentum
Laporan resmi unguentum
 
Analisis Lipid
Analisis LipidAnalisis Lipid
Analisis Lipid
 
preformulasi Naproksen tab
preformulasi Naproksen tabpreformulasi Naproksen tab
preformulasi Naproksen tab
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet ParasetamolLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
 
Histoteknologi Dasar
Histoteknologi DasarHistoteknologi Dasar
Histoteknologi Dasar
 
industri
industriindustri
industri
 
ppt Kloramfenikol untuk mahasiswa farmasi dan umum
ppt Kloramfenikol untuk mahasiswa farmasi dan umumppt Kloramfenikol untuk mahasiswa farmasi dan umum
ppt Kloramfenikol untuk mahasiswa farmasi dan umum
 
lipid- biokimia
lipid- biokimialipid- biokimia
lipid- biokimia
 
pre formulasi Ciprofloxacin tab
pre formulasi Ciprofloxacin tabpre formulasi Ciprofloxacin tab
pre formulasi Ciprofloxacin tab
 
Kelompok 2 PDT.pptx
Kelompok 2 PDT.pptxKelompok 2 PDT.pptx
Kelompok 2 PDT.pptx
 
Laporan resmi emulgel kamfer dan menthol
Laporan resmi emulgel kamfer dan mentholLaporan resmi emulgel kamfer dan menthol
Laporan resmi emulgel kamfer dan menthol
 
II.7. Minyak atsiri 2022 (1).pptx
II.7. Minyak atsiri 2022 (1).pptxII.7. Minyak atsiri 2022 (1).pptx
II.7. Minyak atsiri 2022 (1).pptx
 
PEMANFAATN MINYAK JELANTAH SEBAGAI SABUN.pptx
PEMANFAATN MINYAK JELANTAH SEBAGAI SABUN.pptxPEMANFAATN MINYAK JELANTAH SEBAGAI SABUN.pptx
PEMANFAATN MINYAK JELANTAH SEBAGAI SABUN.pptx
 
Formulasi dan Evaluasi Kapsul Asamefenamat
Formulasi dan Evaluasi Kapsul AsamefenamatFormulasi dan Evaluasi Kapsul Asamefenamat
Formulasi dan Evaluasi Kapsul Asamefenamat
 
Jurnal praktikum teknologi sediaan liquida semisolid
Jurnal praktikum teknologi sediaan liquida semisolidJurnal praktikum teknologi sediaan liquida semisolid
Jurnal praktikum teknologi sediaan liquida semisolid
 
Uji sterilitas mikrobiologi
Uji sterilitas mikrobiologiUji sterilitas mikrobiologi
Uji sterilitas mikrobiologi
 
Analisis lemak dengan menggunakan metode goldfisch
Analisis lemak dengan menggunakan metode goldfischAnalisis lemak dengan menggunakan metode goldfisch
Analisis lemak dengan menggunakan metode goldfisch
 

Recently uploaded

Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfSeruniArdhia
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptxAzwarArifkiSurg
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptxATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptxDesiNatalia68
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 

Recently uploaded (20)

Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptxATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 

Salep mata sulfasetamida

  • 1. 1. Formula Standar R/ Sulfacetamidum Natricum 25 mg Oculentum Simplex ad 1 g Oculentum simplex terdiri dari 2,5 g setil alkohol, 6 g lemak bulu domba, 40 g parafin cair dan vaselin putih hingga 100 g. R/ Sulfacetamidum Natricum 25 mg Setil Alkohol 24,4 mg Adeps Lanae 58,5 mg Parafin Cair 390 mg Vaselin Putih ad 1 g (Depkes RI, 1978) 2. Monografi Bahan a. Sulfacetamidum dan Sulfacetamidum Natricum 1) Rumus Molekul  Sulacetamidum C8H10N2O3S 214,2  Sulfacetamidum Natricum C8H9N2NaO3S.H2O 254,2 2) Sinonim  Sulfacetamidum Acetosulfaminum; Sulfacetamida; Sulfacetamidum; Sulfatsetamidi; Sulphacetamide. N-Sulphaniloylacetamide.  Sulfacetamidum Natricum Natrii Sulfacetamidum; Soluble Sulphacetamide; Sulfacetamid sodowy; Sulfacetamid natrium; Sulfacetamidum natricum; Sulfacylum; Sulfasetamidi natrium; Sulphacetamide Sodium; Sulphacetamidum Sodium. 3) Pemerian Bahan  Sulacetamidum Serbuk kristal putih, tidak berbau, rasa asam khas.  Sulfacetamidum Natricum Serbuk kristal putih, tidak berbau, rasa pahit. 4) Kelarutan  Sulacetamidum Sukar larut dalam air dan dalam eter; larut dalam alkohol; sangat sedikit larut dalam kloroform; mudah larut dalam larutan asam mineral, dan dalam larutan potasium dan sodium hidroksida; praktis tidak larut dalam benzen.  Sulfacetamidum Natricum Larut dalam 1 : 2,5 air; agak larut dalam alkohol; praktis tidak larut dalam kloroform dan eter. 5) Penyimpanan  Sulacetamidum Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya.  Sulfacetamidum Natricum
  • 2. Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya. (Depkes RI, 1995; Sweetman, 2009) b. Setil Alkohol 1) Rumus Molekul C16H34O 242.44 2) Sinonim Alcohol cetylicus; Avol; Cachalot; Crodacol C70; Crodacol C90; Crodacol C95; ethal; ethol; HallStar CO-1695; 1-hexadecanol; nhexadecyl alcohol; Hyfatol 16-95; Hyfatol 16-98; Kessco CA; Lanette 16; Lipocol C; Nacol 16-95; palmityl alcohol; Rita CA; Speziol C16 Pharma; Tego Alkanol 16; Vegarol 1695. 3) Pemerian Bahan Bentuk lilin, serpihan, kubus, atau lempengan, berwarna putih, berbau khas memusingkan, dan berasa lembut. 4) Kelarutan Mudah larut dalam etanol (95%) dan eter, kelarutan meningkat dengan kenaikan suhu; praktis tidak larut dalam air; dapat bercampur ketika dilebur dengan lemak, parafin cair dan padat dan isopropil miristat. 5) Inkompatibilitas Inkompatibel dengan Pengoksidasi kuat. Dapat menurunkan titik lebur ibuprofen, yang menghasilkan kecenderungan lengket selama proses salut film pada kristal ibuprofen. 6) Penyimpanan Simpan dalam wadah tertutup rapat, ditempat sejuk dan kering. (Rowe dkk, 2009) c. Adeps Lanae 1) Sinonim Cera lanae; E913; lanolina; lanolin anhydrous; Protalan anhydrous; purified lanolin; refined wool fat. 2) Pemerian Bahan Bentuk senyawa lilin, berwarna kuning pucat, berbau khas, dan berasa agak manis. 3) Kelarutan Mudah larut dalam benzen, kloroform, eter, dan petroleum spirit; agak larut dalam etanol dingin (95%), lebih larut dalam etanol panas (95%); praktis tidak larut dalam air. 4) Inkompatibilitas Lanolin mengandung prooksidan dapat mempengaruhi stabilitas obat aktif. 5) Penyimpanan Harus disimpan dalam wadah kedap udara, terlindung dari cahaya, di tempat yang sejuk dan kering. Penyimpanan normal 2 tahun. (Rowe dkk, 2009) d. Parafin Cair 1) Sinonim Avatech; Drakeol; heavy mineral oil; heavy liquid petrolatum; liquid petrolatum; paraffin oil; paraffinum liquidum; Sirius; white mineral oil.
  • 3. 2) Pemerian Bahan Bentuk cairan kental berminyak, tidak berwarna dan transparant, tidak berbau (dingin) dan berbau khas (panas), dan tidak berasa. 3) Kelarutan Prkatis tidak larut dalam etanol (95%), gliserin, dan air; larut dalam aseton, benzen, kloroform, karbon disulfida, eter, dan petroleum eter. Dapat bercampur dengan minyak yang mudah menguap dan minyak olahan kecuali minyak jarak. 4) Inkompatibilitas Inkompatibel dengan Agen pengoksidasi kuat. 5) Penyimpanan Harus disimpan dalam wadah kedap udara, terlindung dari cahaya, di tempat sejuk dan kering. (Rowe dkk, 2009) e. Vaselin Putih 1) Sinonim Minkštasis baltas parafinas; Paraff. Moll. Alb.; Paraffinum Molle Album; Parafina blanda blanca; Valkovaseliini; Vaselin, vitt; Vaselina blanca; Vaselina Branca; Vaselina filante; Vaseline blanche; Vaseline Officinale; Vaselinum album; Vazelína bílá; Wazelina biała; White Petrolatum; White Petroleum Jelly. 2) Pemerian Bahan Berwarna putih hingga kekuningan, massa berminyak transparan dalam lapisan tipis setelah didinginkan pada suhu 0°C. 3) Kelarutan Tidak larut dalam air; sukar larut dalam etanol dingin atau panas dan dalam etanol mutlak dingin; mudah larut dalam benzena, dalam karbon disulfida, dalam kloroform; larut dalam heksana, dalam dalam sebagian besar minyak lemak dan minyak atsiri. 4) Inkompatibilitas Inkompatibel dengan agen pengoksidasi. 5) Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik dan lindungi dari cahaya. (Depkes RI, 1995; Sweetman, 2009) 3. Kajian Formulasi a. Penyimpanan Sediaan dan Dosis Pemakaian 1) Penyimpanan Sediaan Dalam wadah tertutup rapat atau dalam tube. 2) Dosis Pemakaian 5 kali sehari, dioleskan. (Depkes RI, 1978) b. Perhitungan Penimbangan Bahan R/ Sulfacetamidum Natricum 25 mg Setil Alkohol 24,4 mg Adeps Lanae 58,5 mg Parafin Cair 390 mg Vaselin Putih ad 1 g
  • 4. (Depkes RI, 1978) Penimbangan Bahan : Dibuat sebanyak 1 gram (Kalau basis dilebihkan 50%) Sulfacetamidum Natricum + 10% 25 + 10% = 27,5 mg Setil Alkohol 24,4 = 24,4 + 50% = 36,6 mg Adeps Lanae 58,5 = 58,5 + 50% = 87,75 mg Parafin Cair 390 = 390 + 50% = 585 mg Vaselin Putih 1 – 500,4 = 499,6 + 50% = 749,4 mg (Kalau basis dilebihkan 10%) Sulfacetamidum Natricum + 10% 25 + 10% = 27,5 mg Setil Alkohol 24,4 = 24,4 + 10% = 26,84 mg Adeps Lanae 58,5 = 58,5 + 10% = 64,68 mg Parafin Cair 390 = 390 + 10% = 429 mg Vaselin Putih 1 – 500,4 = 499,6 + 10% = 549,56 mg c. Cara Pembuatan Sediaan Disiapkan alat dan bahan Dilakukan prosedur sterilisasi alat-alat yang digunakan dengan menggunakan autoklaf dan oven Ditimbang basis salep (setil alkohol, adeps lanae, paraffin cair, vaselin putih) 50% berlebih dari jumlah yang ditentukan dalam cawan penguap yang dihampar kain dan telah ditimbang. Ditutup cawan penguap dengan kaca arloji besar, disterilkan dalam oven suhu 150°C selama 1 jam. Diperas basis salep steril panas-panas (jepit ujung kain dengan dua pinset steril, satukan dalam satu jepitan, pinset lain digunakan menekan bagian bawah jepitan mendesak leburan basis melewati kain) dan ditimbang sejumlah yang diperlukan. Digerus halus sejumlah tertentu basis yang telah dingin dalam mortir steril lalu ditambahkan zat aktif dan digerus hingga homogen.
  • 5. d. Teknik Sterilisasi Alat dan Bahan Sterilisasi alat dan bahan salep sulfasetamida di sterilisasi dengan cara sterilisasi D (Depkes RI, 1978). Sterilisasi dengan cara D yaitu pemanasan secara kering oven pada suhu 150°C selama 1 jam dengan udara panas. Adapun ciri-ciri pemanasan kering adalah (Syamsuni, 2006) : 1. Yang dipanaskan adalah udara kering 2. Proses pembunuhan mikroba berdasarkan oksidasi O2 udara. 3. Suhu yang digunakan lebih tinggi, kira-kira 150°C. 1 g udara pada suhu 100°C, jika didinginkan menjadi 99°C hanya membebaskan 0,237 kalori. 4. Waktu yang diperlukan lebih lama,antara 1 sampai 2 jam, kecuali pemijaran. 5. Digunakan untuk sterilisasi bahan obat atau alat yang tahan pemanasan tinggi. Cara pemanasan kering adalah (Syamsuni, 2006): 1. Dimasukkan sediaan yang akan disteril kedalam wadah 2. Ditutup-kedap atau ditutup sementara untuk mencegah pencemaran. 3. Dipanaskan pada suhu 150°C selama 1 jam jika volume dalam tiap wadah tidak lebih dari 30 ml, Jika volume tiap wadah lebih dari 30 ml, maka waktu sterilisasi diperpanjang hingga seluruh isi tiap wadah berada pada suhu 150°C selama 1 jam. Wadah yang tertutup sementara kemudian ditutup-kedap menurut cara aseptik. Catatan : Alat : Oven, yaitu lemari pengering dengan dinding ganda, dilengkapi dengan termometer dan lubang tempat keluar masuknya udara,dipanaskan dari bawah dengan gas atau listrik Bahan/alat yang dapat disterilisasikan : alat–alat dari gelas (gelas kimia, gelas ukur, pipet ukur, Erlenmeyer, botol, corong), bahan yang tahan pemanasan tinggi (minyak, lemak, vaselin). Ditambahkan sisa basis sedikit demi sedikit ke dalam gerusan zat aktif dan digerus hingga homogen. Ditimbang sediaan sejumlah yang diperlukan di atas kertas perkamen steril, digulung dengan bantuan pinset steril. Gulungan kertas sedemikian rupa agar dapat dimasukkan ke dalam tube steril yang ujungnya telah ditutup. Kertas perkamen dicabut dari tube jika zat aktif tersatukan dengan logam tube. Jika tidak maka kertas perkamen dibiarkan tinggal dalam tube sebagai perintang antara zat aktif dengan logam tube. Ditekuk dasar tube minimal dua kali dengan penekuk logam.
  • 6. 4. Evaluasi Terhadap Kualitas Sediaan Evaluasi terhadap kualitas sediaan menurut Agoes (2009) adalah sebagai berikut : a. Bahan Tambahan Bahan tambahan yang boleh digunakan bertujuan untuk :  Meningkatkan stabilitas dan kegunaan (kecuali jika dilarang).  Tidak boleh mempengaruhi efek terapi atau respon pada penetapan kadar dan pengujian spesifik.  Tidak boleh ditambah zat warna untuk pewarnaan sediaan akhir.  Pada penambahan pengawat untuk sediaan multiguna perlu dilakukan : - Uji efektivitas pengawet antimikroba - Kandungan zat aktif mikroba - Sterilisasi dan jaminan sterilisasi bahan kompendia - Uji sterilisasi b. Kemasan (Wadah) Wadah dan penutup wadah salep mata tidak boleh berinteraksi baik secara kimia maupun fisika dengan sediaan salep. c. Kebocoran  Dipilih 10 tube salep mata,lalu permukaan tiap tube dibersihkan dan dikeringkan dengan kain penyerap.  Letakkan tube pada posisi horizontal di atas lembaran kertas penyerap dalam oven pada suhu 60°C ± 30°C selama 8 jam.  Tidak boleh terjadi kebocoran yang berarti selama atau setelah pengujian.  Jika terdapat kebocoran pada suatu tube,maka tidak boleh lebih dari 1 tube, ulangi pengujian dengan tambahan 20 tube salep lagi.  Pengujian memenuhi syarat jika tidak satupun kebocoran di antara 10 tube uji pertama, atau kebocoran yang diamati tidak lebih dari satu dari 30 tube yang diuji. 5. Daftar Pustaka Agoes, Goeswin. 2009. Sediaan Farmasi Steril. Bandung : Penerbit ITB. Hal 258-259 Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1978. Formularium Nasional. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Hal 276 Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi Keempat. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Hal 762-764; 822 Rowe, R.C., Paul J.S., Marian E.Q. 2009. Handbook of Pharmaceutical Exipients. 6th Edition. London : The Pharmaceutical Press. Hal 155-156; 378-380; 445-447 Syamsuni. 2006. Ilmu Resep. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran ECG. Hal 182-186 Sweetman, S.C. 2009. Martindale The Complete Drug Reference. 36th Edition. London : The Pharmaceutical Press. Hal 335-336; 2031