2. Histoteknik adalah metoda membuat sajian
histologi dari spesimen tertentu melalui suatu
rangkaian proses hingga menjadi sajian yang
siap untuk dianalisis.
Sumber Jaringan:
1.Manusia
2.Hewan
4. Efek fiksasi terhadap jaringan yang diproses:
1. Menghambat proses pembusukan dan autolisis
2. Pengawetan jaringan
3. Pengerasan jaringan
4. Pemadatan koloid
5. Differensiasi optik
6. Pengaruh terhadap pewarnaan
Cara melakukan fiksasi:
1. Supravital/intravital;
2. Merendam dalam larutan fiksatif.
5. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam fiksasi
jaringan histologi adalah:
1.Tebal irisan.
2.Volume larutan pengawet.
3.Jenis larutan pengawet.
8. Yg digunakan adalah bentuk monomer: dibuat dengan
menetralkan/alkalis larutan
Mengakibatkan crosslink protein
Formal saline, formal calcium, 10% neutral buffered
formalin, buffer formalin sukrosa
Kelebihan dan kekurangan
9.
10. Mengandung asam pikrat, meledak kalau
kering
Mudah dikenali saat pemotongan → warna
kuning
Mempunyai daya penetrasi yang cepat dan
merata
Jaringan mengalami pengerutan
11.
12. Mengandung merkuri klorida
Daya fiksasinya cepat dan kuat, tetapi kecepatan
penetrasinya berkurang setelah meresap sejauh
beberapa milimeter pertama dan potongan
jaringan yang melebihi ketebalan 5 mm pada
umumnya cenderung untuk menjadi keras (rapuh),
overfixed di bagian pinggir sementara di bagian
tengah menjadi lunak karena underfixed
Fiksatif ini sangat baik untuk fiksasi sumsum tulang
dan limpa, mitochondria.
13.
14. Cytological fixatives
Etanol 95%
Digunakan untuk Pap test, swab
Mempertahankan antigenisitas → cocok IHC
15. mengawetkan substansia Nissl dan
glikogen
daya penetrasi yang cepat
Fiksasi ini sering digunakan apabila suatu
diagnosis perlu ditegakkan dengan cepat,
misalnya untuk diagnosis kanker pada saat
pembedahan. Fiksasi umumnya selesai
setelah 1-2 jam,sedangkan potongan kecil
selesai difiksasi dalam 15 menit.
efek pengerutan: kuat
16.
17. Pasca fiksasi, jaringan yang keras mendapat perlakuan
khusus
•Tulang: dekalsifikasi → formic acid 8%
•Kulit: teknik lendrum
• Cuci dengan air kran mengalir/alkohol 90%
• Fenol 4% dalam akuades (v/v) selama 1 -3 hari
18. Tahapan dehidrasi
Cara I
Alkohol 70% 3 hari ( 3x ganti)
Alkohol 95% 3 hari ( 3x ganti)
Alkohol 100% 3 hari ( 3x ganti)
Cara II
Alkohol 70%, 80%, 90%, masing-masing 1 hari;
Alkohol 95% 2 hari ( 2x ganti);
Alkohol 100 % 2 hari ( 2x ganti).
Sukrosa 20% (untuk cryostat): Sukrosa 20% selama 2 hari;
Metanol: jarang digunakan tetapi dapat digunakan seperti
etanol;
Aseton : 3 x 20 menit.
19. Bahan yang digunakan :
Cedar wood oil;
Chloroform;
Benzene/benzol;
Benzyl benzoat;
Methyl benzoat;
Xylene/xylol;
Toluene
20. Keuntungan
Sifat clearing-nya paling baik.
Tak mengeraskan jaringan
Jaringan yang halus sangat baik.
Kadang digunakan untuk jaringan keras (kulit dan
jaringan ikat padat)
Dapat disimpan dalam waktu lama (berbulan-
bulan)
21. Keuntungan :
Paling sering dipakai
Bersifat toleran (dapat disimpan semalaman tanpa
menjadi keras)
Kerugian
Titik akhir tak dapat dilihat dengan mata
Saat menjadi bening dan transparan tak jelas
Cara mengatasi : waktu pembeningan diperpanjang
Lebih mahal dari xylene dan benzene tetapi lebih
murah dari cedar wood oil.
22. Metoda :
Benzyl benzoat I selama 24 jam hingga
jaringan tenggelam. Jaringan menjadi bening
dan transparan.
Benzyl benzoat II selama 2-3 jam.
Benzol-Paraffin selama ½ - 1 jam. Campuran
benzol dan paraffin cair dengan
perbandingan sama.
Masukkan ke dalam paraffin cair.
23. Metode :
Methyl benzoat I sampai jaringan
tenggelam.
Daya penetrasi lebih cepat dari benzol
benzoat;
Jaringan mudah rapuh.
Methyl benzoat II selama 1-2 jam.
Benzol-Paraffin. Campuran benzol dan
paraffin dengan perbandingan sama.
Masukkan ke dalam paraffin cair.
24. Keuntungan
Waktu clearing cepat : ½ - 1 jam.
Benzene lebih lambat dari xylene tetapi kerapuhan jaringan
lebih berkurang dibanding xylene
Kerugian
Karsinogenik
Metode
Direndam dalam xylol 2 kali @ 1 menit hingga bening dan
transparan
Volume 50 – 1000 kali volume jaringan
Setelah itu masukkan ke dalam paraffin cair
25. Sama dgn xylene tetapi lebih lambat
Menimbulkan sedikit pengerasan dan distorsi
jaringan
Mudah menguap
26. Impregnasi adalah proses pengeluaran cairan
pembening (clearing agent) dari jaringan dan
menggantikannya dengan paraffin.
Dilakukan dengan menggunakan paraffin oven
Clearing agent yang tersisa dapat mengkristal
dalam jaringan sehingga saat dipotong dengan
mikrotom jaringan akan robek.
Teknik Pembenaman
Paraffin/ paraplast I selama 2 jam;
Paraffin/ paraplast II selama 1 jam;
Paraffin/ paraplast III selama 2 jam.
Setelah pembenaman, proses dilanjutkan dengan
pengecoran (blocking).
27. Alat Cetak :
Besi potongan berbentuk L (Leuckhart)
Susun 2 buah potongan besi si atas lembaran logam sehingga
membentuk ruang kubus;
Tuangkan sedikit paraffin cair di bagian pinggir agar tidak bocor;
Letakkan jaringan sesuai dengan keinginan saat jaringan diiris;
Tuangkan paraffin secukupnya agar menutupi jaringan seluruhnya;
Hindarkan terbentuknya air bubble.
Histoplate dari plastik (casette) dan piringan logam (mold).
Spatula untuk melekatkan blok paraffin.
Beri label identitas jaringan saat blocking.
28. Persiapan:
- Microtome knive vs Microtome blade (disposable)
Letakkan pisau pada mikrotom dengan sudut tertentu.
Rekatkan blok paraffin yang akan dipotong pada holder dengan
menggunakan spatula atau scalpel blade yang panas. Letakkan holder
berikut blok preparat pada tempatnya di mikrotom.
- Siapkan coated slides:
Albumin (putih telur);
Gelatin;
SuperFrost™
Poly-L-Lysine
- Waterbath berisi air hangat 55o
C;
- Sengkelit.
29.
30. Teknik Pemotongan
ketebalan + 5 – 10 µm (disesuaikan kebutuhan)
Atur jarak preparat yang dipegang oleh holder ke arah
pisau sedekat mungkin;
Gerakkan rotor (putaran) pada mikrotom secara ritmis,
Buang pita-pita paraffin awal yang tanpa jaringan;
Setelah potongan mengenai jaringan, potong blok
preparat secara hati-hati;
pindahkan secara hati-hati dengan sengkelit ke atas air di
dalam waterbath yang diatur pada suhu 55o
C;
Setelah pita paraffin terkembang dengan baik, tempelkan
paraffin ke kaca objek;
Simpan kaca objek berisi potongan paraffin dan jaringan
sampai saatnya untuk diwarnai.
31.
32.
33. Unsur yang akan didemonstrasikan
Pigmen pengganggu
Mis: melanin → bleaching
Fixing fluid/fixatives
Muller fluid → jaringan dicuci dgn air mengalir selama 24
jam
Zenker → lugol’s iodine → larutan hypo
34. Hematoxylin & Eosin (Rutin)
Khusus
PAS, PTAH, Impregnasi perak
Sudan → lipid
Sitologik
Pap test
Blood smear
Swab mucosa
Imunohistokimia
35.
36. Paling banyak digunakan → rutin
HE dapat menunjukkan sebagian besar
struktur histologi
Demonstrasi nuklei adalah penting
Variasi dalam hasil
37. Hematein (oxidized hematoxylin) adalah zat warna
Nucleus mengandung RNA dan DNA (bersifat asam)
Hematoxylin mewarnai nuclei
Afinitas hematein thd nuclei adalah jelek bila tanpa mordant.
Mordant adalah penghubung haematoxyllin dan DNA
Logam: Al, Fe, tungsten, molybdenum, lead
Tipe mordant mempengaruhi tipe jaringan yang terwarnai dan hasil
akhir pewarnaan
Klasifikasi didasarkan jenis mordant yg digunakan
Al; Iron; Tungsten haematoxyllin, etc & tanpa mordant
38. Natural ripening vs artificial ripening
Artificial ripening: penggunaan mordant (Al, Fe, atau
Pb)
Warna pertama adalah merah gelap, menjadi biru
(blueing) bila diperlakukan dgn alkali lemah (air kran
atau lithium carbonate)
Methods are
regressive
Progressive causing pale nuclei or colour cytoplasm
Counterstain (IHC)
39. • Penggunaan
– Pewarnaan Nuclei
– Struktur selain nuclei
• Jenis formula hematoxylin untuk pewarnaan
nuclei
1. Dellafield (1885)
2. Ehrlich (1886)
3. Heidenhains (1896)
4. Harris (1900)
5. Mayer (1903)
6. Weigert (1904)
7. Carazzi (1911)
8. Cole (1943)
41. Formula Hematoxylin Mayer
Haematoxylin kristal 1 gr
Akuades 1000 ml
Sodium Iodate 0,2 gr
Ammonium/potassium alum 50 gr
Citric acid 1 gr
Chloral hydrate 50 gr
Cara pembuatan Hematoxylin Mayer
Larutkan ammonium/potassium alum di dalam akuades.
Tambahkan hematoxylin dan campurkan secara baik (aduk).
Tambahkan sodium iodate, citric acid dan chloralhydrate.
Campur dan aduk hingga seluruhnya tercampur dengan baik.
Biarkan semalam dan saring dengan kertas saring besoknya.
42. Zat warna xanthene
Ikatan Van der Waals
Paling cocok dikombinasikan dgn alum haematoxyllin
Memiliki nilai kemampuan differensiasi sendiri untuk
membedakan antara sitoplasma dari tipe sel dan serabut
jaringan ikat yang berbeda
Differensiasi terjadi selama dehidrasi oleh alkohol
Jenis eosin
Eosin Y (yellowish), water soluble
Eosin B (Bluish)
Ethyl Eosin (eosin S, eosin alkohol absolut)
43. water soluble
Paling banyak digunakan
Zat warna asam sehingga berikatan dgn protein (basa)
Dapat berpenetrasi pada struktur padat dan bersifat
metakromatik
Terdapat dalam 2 bentuk
Monomer: merah
Dimer : oranye-merah
Hasil pewarnaan
Sitoplasma: merah
Eritrosit : oranye-merah
Nukleus piknotik: ungu
Nucleolus: merah
44. Formula Eosin
Eosin-alkohol Stok 1%
Eosin y ws 1 gr
Distilled water 20 ml
Larutkan dan tambahkan alkohol 95% 80 ml
Working Eosin Solution
Eosin-alkohol stok 1 bagian
Alkohol 80% 3 bagian
Dibuat sesaat sebelum digunakan dan tambahkan asam
asetat glasial 0,5 ml untuk setiap 100 ml larutan dan
aduk dengan baik.
45. Deparafinisasi dengan xylol (2 x 2 menit);
Hidrasi dengan alkohol 100% (2x2 menit) – 95% (2 menit) – 90%(2 menit) –
80% (2 menit) – 70% (2 menit) – air kran (3 menit);
Jaringan yang difiksasi dengan larutan yang mengandung merkuri klorida
mengandung presipitat merkuri yang berwarna hitam. Deposit merkuri
dapat dihilangkan sebelum pewarnaan. Irisan diinkubasi dalam larutan
iodine 0,5% dalam etanol 70% selama 5 – 10 menit. Irisan dibilas dengan air
lalu diinkubasi dalam sodium thiosulphate 5% selama 5 menit dan dicuci
dengan air kran mengalir.
Inkubasi dalam larutan hematoxylin Mayer selama beberapa menit;
Cuci dalam air mengalir selama 15-20 menit;
Observasi di bawah mikroskop, Counterstaining dengan eosin working
solution selama beberapa menit. Dehidrasi dalam serial alkohol dengan
gradasi meningkat
Inkubasi dalam xylol 2x2 menit.
mounting dengan entelan™/balsam kanada.
labelling
46.
47.
48. Mengurangi warna biru hematoxyllin (to
differentiate nuclear staining)
0.25 % acid rinse
Akuades 975 ml
HCl 25 ml
HCl 1% dalam alkohol 70% (v/v)
49. Air kran (yang alkalis)
Jakarta: pH air kran adalah 7.8
Lithium carbonate
Lithium carbonate……………….... 0,5 gr
Akuades……………………………… 1000 ml
Campurkan dengan baik.