SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
SEKOLAH TINGGI FARMASI INDONESIA
LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI
JURNAL PRAKTIKUM TEKNOLOGI FORMULASI SEDIAANSOLID
Nama : Maranata Gultom
NPM : A 163 021
Zat aktif : Naproxen
Jumlah tablet : 175.000
Bobot 1 tablet : 500 mg
Dosis dan alasan pemilihan dosis : 250 mg/500 mg digunakan sebagai OAINS
Dan membantu mengurangi rasa nyeri.
Metode pembuatan : Granulasi Basah
I. Preformulasi
1. Nama zat aktif : Naproxen
Struktur :
Rumus molekul : (C14H14O3)
Sinonim : Asam propanoat
Berat molekul : 252,245 g/mol
Pemerian : berwarna putih, hampir putih serbuk kristal
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, larut dalam 25 bagian
etanol 96 %, 20 bagian metanol, 40 bagian eter, dan
15 bagian klorofom.
PH : 2
Titik leleh : 155oC
Penggunaan terapi : untuk mengurangi rasa sakit misalnya sakit kepala,
nyeri otot, ssakit gigi dan kram menstruasi
Stabilitas : stabil terhadap suhu panas dan lembab
2. Zat Tambahan
 Kalsium Sulfat Dihidrat NF
Rumus kimia : CaSO4.2H2O
Sinonim : kalsium sulfat dihidrat
Pemerian : berwarna putih atau putih kecoklatan
Kelarutan : praktis tidak lalrut dalam etanol, larut dalam 375
bagian air dan 485 bagian air bersuhu 100oC
PH : 7,3
Berat molekul : 172,17 g/mol
Titik lebur : 1450oC
Inkompatibilitas : pada kelembaban tertentu inkompatibel dengan
protein, asam amino, amin, pada suhu tinggi dapat
bereaksi dengan fosfor dan bubuk aluminium,
bereaksi hebat dengan diazomethan
Penyimpanan : dalam wadah kering tertutup rapat dan hindari panas
Fungsi dalam formula : bahan pengisi, karena memeiliki derajat kapasitas
absorbsi yang tinggi terhadap minyak
 PVP
Rumus kimia : (C6H9NO)n
Sinonim : Povidonum, Polyvidon
Pemerian : Halus putih-krem putih berwarna, tidak berbau atau
hampir tidak berbau bubuk, higroskopik
Titik lebur : 150oC
Inkompatibilitas : kompatibel dalam larutan dengan berbagai
anorganik garam, resin alami dan sintetik dan bahan
kimia lainnya
Kelarutan : praktis tidak larut dalam etanol 96% dingin dan
pada air dingin, pati langsung mengembang dalam
air panas
fungsi dalam formula : bahan pengikat, yang paling direkomendasikan jika
kalsium sulfat dihidrat digunakan sebagai bahan
pengisi, bersifat inert dan memiliki keuntungan,
larut dalam air dan alkohol
 Mg Stearat
Rumus molekul : (C36H70MgO4)
Sinonim : Dibasic magnesium stearat
Pemerian : serbuk sangat hablur, berwarna putih terang, sedikit
berminyak jika disentuh, lengket dikulit
Kelarutan : praktis tidak larut dalam etanol, eter dan air, sedikit
larut dalam benzen hangat dan etanol (95%) hangat
Titik lebur : 115-170oC
Inkompatibilitas : asam kuat, alkalis dengan garam Fe
Penyimpanan : wadah tertutup baik, tempat kering
Fungsi dalam formula : lubrikan, disebut juga Boundary type lubricant
karena memiliki daya adheren yang lebih baik dan
lebih kuat terhadap metal oksida dibandingkan fluid
type lubricant
 Crosscarmellos sodium (Na CMC)
Rumus molekul : -
Pemerian : silika uap submikroskopi dengan ukaran partikel
kira-kira 15 nm, serbuk amour, tidak berasa, tidak
berbau, berwarna putih kebirubiruan
Kelaruatan : praktis tidak larut dalam pelarut organik, air dan
asam, kecuali hidrofluric acid, larut dalam pelarut
alkali hidroxy panas
Titik lebur : 1600oC
Inkompatibilitas : diethylstilbestrol
Penyimpanan : wadah yang tertutup baik
Fungsi dalam formula : disintegran, memberikan sifat disolusi dan
disintegrant yang sangat baik, sehingga
meningkatkan bioavailabilitas formulasi
 Talc
Rumus molekul : (Mg3Si4O10(OH)2)
Sinonim : altalc
Pemerian : serbuk kristal sangat halus, berwarna putih hingga
putih keabu-abuan, tidak berbau dan tidak berasa
Kelarutan : praktis tidak larut dalam asam encer
PH : 7-10
Inkompatibilitas : senyawa yang mengandung amonium kuartener
Fungsi dalam formula : glidant, karena talcum memiliki daya glidant dan
anti adheren yang baik
 Etanol
Pemerian : cairan tidak berwarna, mudah menguap dan mudah
bergerak, bau khas rasa panas
Kelarutan : sangat mudah larut dalam air, klorofom dan eter
Berat molekul : 0,811g-0,813g/ml
Higroskopisitas : mudah menyerap udara
Titik didih : -117,3 sampai 114,41oC
Tegangan permukaan : 0,7904-0,7935
Viskositas : 1,20 mns/m2
II. Formulasi/ Teknik pembuatan
1. Formula yang akan dibuat
R/ Naproxen 250 mg
Mucilago 10%
Kalsium Sulfat Dihidrat NF ad
PVP 5%
Mg. Stearat 1%
Crosscarmellose sodium 3%
Talc 0,4%
Etanol qs
2. Metode yang digunakan
Pada praktikum kali ini yaitu pembuatan tablet naproxen dengan metode
granulasi basah. Granulasi basah merupakan proses menambahkan cairan
pengikat pada suatu serbuk atau campuran serbuk dalam suatu wadah yang
dilengkapi dengan pengadukan yang akan menghasilkan agromerasi atau granul.
Granulasi basah diperuntukkan untuk zat aktif atau campuran bahan yang tidak
memiliki aliran dan kompresibilitas dan kompaktibilitas yang baik serta tahan
terhadap panas dan lembab.
Pada praktikum kali ini digunakan PVP sebagai pengikat karena yang paling
direkomendasikan jika kalsium sulfat dihidrat digunakan sebagai bahan pengisi,
karena bersifat inert dan memiliki keuntungan, larut dalam air dan alkohol dan
dalam praktikum ini juga digunakan Mg stearat karena memiliki daya lubrikan
sekaligus anti adheren yang sangat baik juga talc sebagai glidant dan
crosscarmellos sodium yang berfungsi sebagai disintegran sehingga
meningkatkan bioavailabilitas formulasi.
3. Alasan pemilihan metode
Naproxen sifat fisikokimia tahan terhadap kelembaban dan pemanasan,
serta kandungan zat aktif 50% dari total tablet.
4. Alasan pertimbangan konsentrasi yang ditambahkan
a. Naproxen 250 mg : pada dosis tersebut berkhasiat sebagai anti inflamasi dan
mengurangi rasa nyeri
b. Kalsium sulfat dihidrat NF serbuk berwarna putih kecoklatan biasanya
digunakan sebagai bahan pengisi yang telah digunakan secara luas untuk
berbagai bahan obat.
c. PVP digunakan sebagai bahan pengikat yang paling direkomendasikan jika
memakai bahan pengisi kalsium sulfat dihidrat NF dengan konsentrasi 5%,
alasan pemilihan konsentrasi nya sebagai pengikat menurut literaratur yaitu
(0,5-5%). (Handbook of pharmaceutical excipient edisi 6)
d. Crosscarmellos sodium (Na CMC) digunakan sebagai desintegrant dengan
konsentrasi 3% karena menurut literartur rentang konsentrasi nya sebagai
desintegrant yaitu (0,5-5%). (Handbook of pharmaceutical excipient edisi
6)
e. Mg sterat digunakan sebagai lubricant dengan konsentrasi 4% karena
menurut literatur mg stearat sebagai lubrikan yang baik pada rentang
konsentrasi (4-5%). (Handbook of pharmaceutical excipient edisi 6)
III. Perhitungan
a. Setiap tablet mengandung naproxen 250 mg
b. Bobot tablet 500 mg
c. Jumlah tablet 175.000
3.1.Untuk tiap tablet
3.1.1. Fase dalam (95,6%)
Total fase dalam : 95,6% x 500 mg = 478 mg
Fase dalam: Naproxen : 250 mg
Mucilago : 50 mg
PVP : 25 mg
Kalsium sulfat dihidrat : (478-(250+50+25) mg
: 152 mg
3.1.2. Fase luar (4,4%)
Total fase luar : 4,4% x 478 mg = 21 mg
Fase luar : Mg. Stearat : 1/100 x 478 mg = 4,8 mg
: Na CMC : 3/100 x 478 mg = 14,34 mg
: Talc : 0,4/100 x 478 mg = 1.9 mg
3.2.Total Tablet
Bobot granul teoritis : 500 mg x 175.000 tablet = 87.500.000 mg = 87,5 kg
3.2.1 Fase dalam : Naproxen : 250 mg x 175.000 = 43.750.000 mg = 43,75 kg
Mucilago : 50 mg x 175.000 = 8.750.000 mg = 8,75 kg
PVP : 25 mg x 175.000 = 4.375.000 mg = 4,375 kg
Kalsium sulfat dihidrat : 152 mg x 175.000 mg =
26.600.000 mg = 26,6 kg
Fase luar : Mg stearat : 4,8 mg x 175.000 mg = 840.000 mg = 0,84 kg
: Na CMC :14,34 mg x 175.000 mg = 2.509.500mg= 2,51 kg
: Talc : 1,9 mg x 175.000 mg = 332.500 mg = 0,3325 kg
IV. Prosedur pembuatan
 Naproxen dan bahan pembantu ditimbang sesuai dengan yang dibutuhkan
 Naproxen, mucilago, dan kalsium sulfat dihidrat yang telah ditimbang di
campur hingga homogen dalam waktu tertentu
 Larutan PVP( PVP dilarutkan sempurna dengan etanol) ditambahkan sedikit
demi sedikit dalam campuran naproxen, mucilago, kalsium sulfat dihidrat
hingga diperoleh campuran/ massa yang baik (dapat dikepal namun dapat
dihancurkan kembali)
 Campuran dibentuk menjadi granul dengan menggunakan ayakan nomor 14
 Granul dikeringkan dengan lemari pengering / oven pada suhu 50-60 oC
 Tentukan kadar air menggunakan moisture analyzer
 Jika granul telah memenuhi persyaratan kadar air (≤ 2%) granul diayak
kembali dengan ayakan nomor 16
 Lakukan evaluasi
 Granul dicampur dengan fase luar yang telah ditimbang
 Lakukan evaluasi tablet
V. Prosedur Evaluasi Yang Dilakukan
a) Kecepatan aliran dan sudut istirahat
Ditimbang granul yang akan di uji. Kemudian dimasukkan granul ke
corong, alat dihidupkan, dan dicatat waktu alir (t). Diukur tinggi puncak
taburan granul (h) dan diameter lingkaran yang terbentuk dari taburan granul (d
= 2r). Dihitung sudut yang terbentuk dari taburan granul tersebut antara bidang
datar dengan tinggi granul: tan a = h / r.
b) Kompresibilitas
Sebanyak 100 g (B) granul atau serbuk dimasukkan ke dalam gelas ukur
250 ml, catat volumenya (V0). Selanjutnya dilakuka pengetukan dengan alat.
Volume pada ketukan ke 10, 50 dan 50 diukur, lalu dilakukan perhitungan
(kompresibilitas=
𝑉0−𝑉𝑚𝑎𝑚𝑝𝑎𝑡
𝑉0
× 100%)
c) Susut pengeringan/ Lost on Drying (LOD)
Susut pengeringan adalah banyaknya bagian zat yang mudah menguap,
termasuk air, ditetapkan dengan cara pengeringan, kecuali dinyatakan lain,
dilakukan pada suhu 105 hingga bobot tetap.
d) Penetapan bobot jenis sejati
Penetapan dilakukan dalam piknometer 10 ml dengan menambahkan
cairan pendispersi yang tidak melarutkan granul atau serbuk.
e) Uji keseragaman ukuran
Diambil secara acak 20 tablet, lalu diukur diameter tebalnya
menggunakan jangka sorong. Hitung diameter tebal rata-rata dan
penyimpangan terhadap diameter tebal rata-rata.
f) Uji keseragaman bobot
Diambil 20 tablet secara acak lalu timbang masing-masing tablet.
Hitung bobot rata-rata dan penyimpangan terhadap bobot rata-rata.
g) Uji kekerasan tablet
Dilakukan menggunakan hardness tester terhadap 4 tablet yang diambil
secara acak. Kekerasan diukur berdasarkan luas permukaan tablet dengan
menggunakan beban yang dinyatakan dalam kg. Satuan kekerasan adalah
kg/cm2.
h) Uji friabilitas
Dilakukan dengan menggunakan alat friabilator terhadap 10 tablet yang
diambil secara acak. Parameter yang diuji adalah kerapuhan tablet terhadap
bantingan selama waktu tertentu. Friabilitas dipengaruhi oleh sudut tablet yang
kasar, kurang daya ikat serbuk, terlalu banyak serbuk halus, pemakaian bahan
yang tidak tepat, massa cetak terlalu kering.
Diambil 10 tablet secara acak. Tablet dibersihkan dari debu kemudian
ditimbang(Wo). Tablet dimasukkan dalam alat dan dinyalakan selama 4 menit.
Kemudian tablet dibersihkan dan ditimbang (Wt). Tablet yang baik memiliki
friabilitas kurang dari 1 %.
%100


Wo
WtWo
f
i) Uji friksibilitas
Dilakukan dengan menggunakan alat friabilator terhadap 10 tablet yang
diambil secara acak. Parameter yang diuji adalah kerapuhan tablet terhadap
gesekan antar tablet selama waktu tertentu.
Diambil 10 tablet secara acak. Tablet dibersihkan dari debu kemudian
ditimbang (Wo), dimasukkan dalam alat, dan dinyalakan selama 4 menit.
Kemudian tablet dibersihkan dan ditimbang (Wt)
%100


Wo
WtWo
f
VI. Kemasan / Label
Label
Kemasan Primer
Komposisi:
Tiap tablet mengandung:
Naproxen .....................250 mg
Dosis:
- - Anak > 5 tahun : 0,5-1 g/hari
dibagi dlm2 dosis
- Dewasa : 1-2 kali sehari 1 tablet
-
Indikasi:
Pengobatan gejala RA, OA,
spondilitis ankilosa, gout akut,
nyeri pasca operasi, dismenore
primer.
PT. Gultom Farma
Bandung-Indonesia
Nataprox®
Naproxen tablet 250 mg
Netto 350 tablet
PT. Gultom Farma
Bandung-Indonesia
Penyimpanan:
Simpan di tempat sejuk dan kering
terlindung dari cahaya. Jauhkan
dari jangkauan anak-anak.
Keterangan lebih lengkap lihat
brosur
Tgl produksi: 23 Mei 2017
Exp. Date: 23 Mei 2022
No. Reg. DKL1700400410A1
No Batch: T170523
PT. Gultom Farma
Bandung-Indonesia
Brosur
Nataprox®
Naproxen 250 mg
Komposisi :
Tiap tablet mengandung : Naproxen .........................................................................250
mg
Farmakologi :
Naproksen adalah derivat asam propinoat yang termasuk nonsterodial anti-inflamatory drug
(NSAID)
Mekanisme Kerja :
Naproxen bekerja dengan cara menghambat kerja enzim siklooksigenase (COX). Enzim ini
berfungsi untuk membantu pembentukan prostaglandin saatterjadinya luka dan menyebabkan
peradangandanrasasakit.Denganmenghalangi kerja enzim COX,prostaglandin lebih sedikit di
produksi, yangberartirasa sakitdanperadanganakanmereda.
Indikasi :
Meringankan rasasakit,nyeriototdansendi, demam,nyerikarenahaid,migren, sakit kepala dan
sakitgigi.
Kontra Indikasi :
Janagan menggunakan obat ini untuk pasien yang memiliki riwayat alergi terhadap naproxen,
aspririn atauNSAIDlainnya (misalnya, ibuprofen dancelecoxib).
Dosis dan Cara Penggunaan :
- Anak > 5 tahun : 0,5-1 g/hari dibagi dlm 2 dosis
- Dewasa : 1-2 kali sehari 1 tablet
Tablet diminum setelah makan
Efek Samping :
Uclerasi pada saluran pencernaan, sakit maag, meningkatkan resiko penyakit kardiovaskular
sepertiperipheraledema,congestive heartfailure (CHF).
Peringatan dan Perhatian :
Hati-hati penggunaan obat ini pada penderita penyakit kardiovaskular, ibu hamil dan menyusui.
danpasiendenganpenyakit lambung..
Penyimpanan :
Simpan ditempatsejuk,terlindung daricahaya.Jauhkandari jangkauan anak-anak.
Tgl produksi : 23 Mei 2017
Exp. Date : 23 Mei 2022
Reg. No. : DKL1700400410A1
No Batch : T170523
Diproduksi oleh :
PT. STFI Medica Farma
Bandung-Indonesia
Kemasan Sekunder
PT. Gultom Farma
Bandung-Indonesia
Dosis:
- Anak > 5 tahun :
0,5-1 g/hari
dibagi dlm 2
dosis
- Dewasa : 1-2 kali
sehari 1 tablet
Penyimpanan:
Simpan di tempat
sejuk dan kering
terlindung dari
cahaya. Jauhkan
dari jangkauan
anak-anak.
Keterangan lebih
lengkap lihat brosur
Netto 350 tablet
PT. STFI Medica
Farma
Bandung-
Indonesia
Nataprox®
Naproxen 250 mg
PT. Gultom Farma
Bandung-Indonesia
Indikasi:
Meringankan rasa sakit, nyeri otot dan
sendi, demam, nyeri karena haid,
migren, sakit kepala dan sakit gigi.
Komposisi:
Tiap tablet mengandung:
Naproxen .....................500 mg
Tgl produksi: 23 Mei 2017
Exp. Date: 23 Mei 2022
No. Reg. DKL1700400410A1
No Batch: T170523
Netto 350 tablet
PT. Gultom Farma
Bandung-Indonesia
Nataprox®
Naproxen 250 mg
Penjelasan yang terdapat pada kemasan dan brosur produk
No. Batch : T170523
T = Nama produk Talisma
17 = Tahun pembuatan (2017)
05 = Bulan pembuatan (Mei)
23 = Tanggal Produksi (23)
No. Reg : DKL1700400410A1
DKL = Dagang Keras Lokal
17 = Tahun persetujuan BPOM (2017)
004 = Nomor urut pabrik
004 = Produk ke 4 yang disetujui
10 = Sediaan tablet
A = Menunjukkan kekuatan obat jadi yang pertama di setujui
1 = Menunjukan kemasan utama
Logo Yang Digunakan
Lingkaran merah dengan tepi hitam tebal yang menunjukan golongan obat
keras.
Daftar Pustaka
Agoes, G. 2012. Teknologi Farmasi Sediaan Tablet Dasar-Dasar Praktis.
Bandung : Penerbit ITB.
Departemen Kesehatan RI, 1979. Farmakope Indonesia. EdisiIII. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI.
Departemen Kesehatan RI, 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Farmakope Indonesia edisi V.
Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Riva’i, Riko. 2012. Pembuatan Tablet Naproxen dengan Metode Granulasi
basah. UGM Press, Yogyakarta
Rowe, R.C. et Al. (2005). Handbook Of Pharmaceutical Excipients, 5th Ed, The
Pharmaceutical Press, London.
Rowe, R.C. et Al. (2009). Handbook Of Pharmaceutical Excipients, 6th Ed, The
Pharmaceutical Press, London.
The United State Pharmacopeial Convention. (2006). The United States
Pharmacopeia (USP). 30th Edition. United States.

More Related Content

What's hot

Farmasetika: Salep1
Farmasetika: Salep1Farmasetika: Salep1
Farmasetika: Salep1marwahhh
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-CLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-CNovi Fachrunnisa
 
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"Sapan Nada
 
Formulasi dan Teknologi Sediaan Solid: Suppositoria
Formulasi dan Teknologi Sediaan Solid: SuppositoriaFormulasi dan Teknologi Sediaan Solid: Suppositoria
Formulasi dan Teknologi Sediaan Solid: SuppositoriaAnnisa Listyaindra
 
Laporan resmi gel natrium diklofenak
Laporan resmi gel natrium diklofenakLaporan resmi gel natrium diklofenak
Laporan resmi gel natrium diklofenakKezia Hani Novita
 
Laporan resmi emulsi iecoris aselli
Laporan resmi emulsi iecoris aselliLaporan resmi emulsi iecoris aselli
Laporan resmi emulsi iecoris aselliKezia Hani Novita
 
Kromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipisKromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipisDwi Andriani
 
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas PekalonganKimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas PekalonganAnna Lisstya
 
Laporan resmi elixir paracetamol
Laporan resmi elixir paracetamolLaporan resmi elixir paracetamol
Laporan resmi elixir paracetamolKezia Hani Novita
 
Bab iii laporan granul paracetamol
Bab iii  laporan granul paracetamolBab iii  laporan granul paracetamol
Bab iii laporan granul paracetamolYudia Susilowati
 
Laporan formulasi tablet pembuatan tablet salut gula
Laporan formulasi tablet pembuatan tablet salut gulaLaporan formulasi tablet pembuatan tablet salut gula
Laporan formulasi tablet pembuatan tablet salut gulaHani Ani
 
Sediaan semi solid
Sediaan semi solidSediaan semi solid
Sediaan semi solidDokter Tekno
 
Penetapan kadar Kalsium laktat
Penetapan kadar Kalsium laktatPenetapan kadar Kalsium laktat
Penetapan kadar Kalsium laktatNur Kasim
 

What's hot (20)

Farmasetika: Salep1
Farmasetika: Salep1Farmasetika: Salep1
Farmasetika: Salep1
 
Suppo
SuppoSuppo
Suppo
 
BCS kelas 1
BCS kelas 1BCS kelas 1
BCS kelas 1
 
Emulsi
Emulsi Emulsi
Emulsi
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-CLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
 
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
 
Formulasi dan Teknologi Sediaan Solid: Suppositoria
Formulasi dan Teknologi Sediaan Solid: SuppositoriaFormulasi dan Teknologi Sediaan Solid: Suppositoria
Formulasi dan Teknologi Sediaan Solid: Suppositoria
 
Laporan resmi gel natrium diklofenak
Laporan resmi gel natrium diklofenakLaporan resmi gel natrium diklofenak
Laporan resmi gel natrium diklofenak
 
Laporan resmi emulsi iecoris aselli
Laporan resmi emulsi iecoris aselliLaporan resmi emulsi iecoris aselli
Laporan resmi emulsi iecoris aselli
 
Kromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipisKromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipis
 
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas PekalonganKimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
 
Uji Disolusi
Uji DisolusiUji Disolusi
Uji Disolusi
 
Laporan resmi elixir paracetamol
Laporan resmi elixir paracetamolLaporan resmi elixir paracetamol
Laporan resmi elixir paracetamol
 
Bab iii laporan granul paracetamol
Bab iii  laporan granul paracetamolBab iii  laporan granul paracetamol
Bab iii laporan granul paracetamol
 
Laporan formulasi tablet pembuatan tablet salut gula
Laporan formulasi tablet pembuatan tablet salut gulaLaporan formulasi tablet pembuatan tablet salut gula
Laporan formulasi tablet pembuatan tablet salut gula
 
Stabilitas Obat
Stabilitas ObatStabilitas Obat
Stabilitas Obat
 
Suspensi
SuspensiSuspensi
Suspensi
 
Sediaan semi solid
Sediaan semi solidSediaan semi solid
Sediaan semi solid
 
Tetes Mata
Tetes MataTetes Mata
Tetes Mata
 
Penetapan kadar Kalsium laktat
Penetapan kadar Kalsium laktatPenetapan kadar Kalsium laktat
Penetapan kadar Kalsium laktat
 

Similar to NAPROXEN_TABLET

Penentuan kadar air cara pengeringan
Penentuan kadar air cara pengeringanPenentuan kadar air cara pengeringan
Penentuan kadar air cara pengeringanSepta Septy
 
Laporan resmi emulgel kamfer dan menthol
Laporan resmi emulgel kamfer dan mentholLaporan resmi emulgel kamfer dan menthol
Laporan resmi emulgel kamfer dan mentholKezia Hani Novita
 
Kelarutan Semu / Total
Kelarutan Semu / TotalKelarutan Semu / Total
Kelarutan Semu / TotalRidwan
 
Laporan resmi krim hidrocortison
Laporan resmi krim hidrocortisonLaporan resmi krim hidrocortison
Laporan resmi krim hidrocortisonKezia Hani Novita
 
perbekalan ujian Steril (Guttae opthalmicae Phenil Ephrine)
perbekalan ujian Steril (Guttae opthalmicae Phenil Ephrine)perbekalan ujian Steril (Guttae opthalmicae Phenil Ephrine)
perbekalan ujian Steril (Guttae opthalmicae Phenil Ephrine)nisha althaf
 
PPT TSF CAIR DAN SEMISOLID GEL METRONIDAZOLE.pptx
PPT TSF CAIR DAN SEMISOLID GEL METRONIDAZOLE.pptxPPT TSF CAIR DAN SEMISOLID GEL METRONIDAZOLE.pptx
PPT TSF CAIR DAN SEMISOLID GEL METRONIDAZOLE.pptxChyntiaAngeline
 
Laporan resmi dry syrup kotrimoxazol
Laporan resmi dry syrup kotrimoxazolLaporan resmi dry syrup kotrimoxazol
Laporan resmi dry syrup kotrimoxazolKezia Hani Novita
 
Jurnal praktikum teknologi sediaan liquida semisolid
Jurnal praktikum teknologi sediaan liquida semisolidJurnal praktikum teknologi sediaan liquida semisolid
Jurnal praktikum teknologi sediaan liquida semisolidwendy wijaya
 
Praregistrasi Suspensi Oral Ampisilin
Praregistrasi Suspensi Oral AmpisilinPraregistrasi Suspensi Oral Ampisilin
Praregistrasi Suspensi Oral AmpisilinMaulana Sakti
 
Pembuatan Biodiesel
Pembuatan BiodieselPembuatan Biodiesel
Pembuatan BiodieselBunga Sari
 
Laporan resmi asetaldehid
Laporan resmi asetaldehidLaporan resmi asetaldehid
Laporan resmi asetaldehidHafni Zuhroh
 
Salep mata sulfasetamida
Salep mata sulfasetamidaSalep mata sulfasetamida
Salep mata sulfasetamidaershahasan
 
PPT_Nitrimetri mengenai titrasi yang digunakan
PPT_Nitrimetri mengenai titrasi yang digunakanPPT_Nitrimetri mengenai titrasi yang digunakan
PPT_Nitrimetri mengenai titrasi yang digunakandessyratnasari13
 
Bimtek LH Jabar 042022.pptx
Bimtek LH Jabar 042022.pptxBimtek LH Jabar 042022.pptx
Bimtek LH Jabar 042022.pptxssuser6077f3
 

Similar to NAPROXEN_TABLET (20)

Penentuan kadar air cara pengeringan
Penentuan kadar air cara pengeringanPenentuan kadar air cara pengeringan
Penentuan kadar air cara pengeringan
 
Laporan resmi emulgel kamfer dan menthol
Laporan resmi emulgel kamfer dan mentholLaporan resmi emulgel kamfer dan menthol
Laporan resmi emulgel kamfer dan menthol
 
Kelarutan Semu / Total
Kelarutan Semu / TotalKelarutan Semu / Total
Kelarutan Semu / Total
 
Laporan resmi krim hidrocortison
Laporan resmi krim hidrocortisonLaporan resmi krim hidrocortison
Laporan resmi krim hidrocortison
 
perbekalan ujian Steril (Guttae opthalmicae Phenil Ephrine)
perbekalan ujian Steril (Guttae opthalmicae Phenil Ephrine)perbekalan ujian Steril (Guttae opthalmicae Phenil Ephrine)
perbekalan ujian Steril (Guttae opthalmicae Phenil Ephrine)
 
PPT TSF CAIR DAN SEMISOLID GEL METRONIDAZOLE.pptx
PPT TSF CAIR DAN SEMISOLID GEL METRONIDAZOLE.pptxPPT TSF CAIR DAN SEMISOLID GEL METRONIDAZOLE.pptx
PPT TSF CAIR DAN SEMISOLID GEL METRONIDAZOLE.pptx
 
Laporan resmi dry syrup kotrimoxazol
Laporan resmi dry syrup kotrimoxazolLaporan resmi dry syrup kotrimoxazol
Laporan resmi dry syrup kotrimoxazol
 
Jurnal praktikum teknologi sediaan liquida semisolid
Jurnal praktikum teknologi sediaan liquida semisolidJurnal praktikum teknologi sediaan liquida semisolid
Jurnal praktikum teknologi sediaan liquida semisolid
 
Praregistrasi Suspensi Oral Ampisilin
Praregistrasi Suspensi Oral AmpisilinPraregistrasi Suspensi Oral Ampisilin
Praregistrasi Suspensi Oral Ampisilin
 
Lap 8. poliakrilat basa
Lap 8. poliakrilat basaLap 8. poliakrilat basa
Lap 8. poliakrilat basa
 
Lap 8. poliakrilat basa
Lap 8. poliakrilat basaLap 8. poliakrilat basa
Lap 8. poliakrilat basa
 
Pembuatan Biodiesel
Pembuatan BiodieselPembuatan Biodiesel
Pembuatan Biodiesel
 
Lap 8. poliakrilat basa
Lap 8. poliakrilat basaLap 8. poliakrilat basa
Lap 8. poliakrilat basa
 
Laporan resmi asetaldehid
Laporan resmi asetaldehidLaporan resmi asetaldehid
Laporan resmi asetaldehid
 
Krim betametason
Krim betametasonKrim betametason
Krim betametason
 
Copy of i. karbohidrat(1)
Copy of i. karbohidrat(1)Copy of i. karbohidrat(1)
Copy of i. karbohidrat(1)
 
Salep mata sulfasetamida
Salep mata sulfasetamidaSalep mata sulfasetamida
Salep mata sulfasetamida
 
PPT_Nitrimetri mengenai titrasi yang digunakan
PPT_Nitrimetri mengenai titrasi yang digunakanPPT_Nitrimetri mengenai titrasi yang digunakan
PPT_Nitrimetri mengenai titrasi yang digunakan
 
Bimtek LH Jabar 042022.pptx
Bimtek LH Jabar 042022.pptxBimtek LH Jabar 042022.pptx
Bimtek LH Jabar 042022.pptx
 
Laporan resmi unguentum
Laporan resmi unguentumLaporan resmi unguentum
Laporan resmi unguentum
 

Recently uploaded

konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 

Recently uploaded (18)

konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 

NAPROXEN_TABLET

  • 1. SEKOLAH TINGGI FARMASI INDONESIA LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI JURNAL PRAKTIKUM TEKNOLOGI FORMULASI SEDIAANSOLID Nama : Maranata Gultom NPM : A 163 021 Zat aktif : Naproxen Jumlah tablet : 175.000 Bobot 1 tablet : 500 mg Dosis dan alasan pemilihan dosis : 250 mg/500 mg digunakan sebagai OAINS Dan membantu mengurangi rasa nyeri. Metode pembuatan : Granulasi Basah I. Preformulasi 1. Nama zat aktif : Naproxen Struktur : Rumus molekul : (C14H14O3) Sinonim : Asam propanoat Berat molekul : 252,245 g/mol Pemerian : berwarna putih, hampir putih serbuk kristal Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, larut dalam 25 bagian etanol 96 %, 20 bagian metanol, 40 bagian eter, dan 15 bagian klorofom. PH : 2 Titik leleh : 155oC Penggunaan terapi : untuk mengurangi rasa sakit misalnya sakit kepala, nyeri otot, ssakit gigi dan kram menstruasi Stabilitas : stabil terhadap suhu panas dan lembab 2. Zat Tambahan  Kalsium Sulfat Dihidrat NF Rumus kimia : CaSO4.2H2O
  • 2. Sinonim : kalsium sulfat dihidrat Pemerian : berwarna putih atau putih kecoklatan Kelarutan : praktis tidak lalrut dalam etanol, larut dalam 375 bagian air dan 485 bagian air bersuhu 100oC PH : 7,3 Berat molekul : 172,17 g/mol Titik lebur : 1450oC Inkompatibilitas : pada kelembaban tertentu inkompatibel dengan protein, asam amino, amin, pada suhu tinggi dapat bereaksi dengan fosfor dan bubuk aluminium, bereaksi hebat dengan diazomethan Penyimpanan : dalam wadah kering tertutup rapat dan hindari panas Fungsi dalam formula : bahan pengisi, karena memeiliki derajat kapasitas absorbsi yang tinggi terhadap minyak  PVP Rumus kimia : (C6H9NO)n Sinonim : Povidonum, Polyvidon Pemerian : Halus putih-krem putih berwarna, tidak berbau atau hampir tidak berbau bubuk, higroskopik Titik lebur : 150oC Inkompatibilitas : kompatibel dalam larutan dengan berbagai anorganik garam, resin alami dan sintetik dan bahan kimia lainnya Kelarutan : praktis tidak larut dalam etanol 96% dingin dan pada air dingin, pati langsung mengembang dalam air panas fungsi dalam formula : bahan pengikat, yang paling direkomendasikan jika kalsium sulfat dihidrat digunakan sebagai bahan pengisi, bersifat inert dan memiliki keuntungan, larut dalam air dan alkohol  Mg Stearat Rumus molekul : (C36H70MgO4) Sinonim : Dibasic magnesium stearat Pemerian : serbuk sangat hablur, berwarna putih terang, sedikit berminyak jika disentuh, lengket dikulit Kelarutan : praktis tidak larut dalam etanol, eter dan air, sedikit larut dalam benzen hangat dan etanol (95%) hangat Titik lebur : 115-170oC Inkompatibilitas : asam kuat, alkalis dengan garam Fe Penyimpanan : wadah tertutup baik, tempat kering Fungsi dalam formula : lubrikan, disebut juga Boundary type lubricant karena memiliki daya adheren yang lebih baik dan
  • 3. lebih kuat terhadap metal oksida dibandingkan fluid type lubricant  Crosscarmellos sodium (Na CMC) Rumus molekul : - Pemerian : silika uap submikroskopi dengan ukaran partikel kira-kira 15 nm, serbuk amour, tidak berasa, tidak berbau, berwarna putih kebirubiruan Kelaruatan : praktis tidak larut dalam pelarut organik, air dan asam, kecuali hidrofluric acid, larut dalam pelarut alkali hidroxy panas Titik lebur : 1600oC Inkompatibilitas : diethylstilbestrol Penyimpanan : wadah yang tertutup baik Fungsi dalam formula : disintegran, memberikan sifat disolusi dan disintegrant yang sangat baik, sehingga meningkatkan bioavailabilitas formulasi  Talc Rumus molekul : (Mg3Si4O10(OH)2) Sinonim : altalc Pemerian : serbuk kristal sangat halus, berwarna putih hingga putih keabu-abuan, tidak berbau dan tidak berasa Kelarutan : praktis tidak larut dalam asam encer PH : 7-10 Inkompatibilitas : senyawa yang mengandung amonium kuartener Fungsi dalam formula : glidant, karena talcum memiliki daya glidant dan anti adheren yang baik  Etanol Pemerian : cairan tidak berwarna, mudah menguap dan mudah bergerak, bau khas rasa panas Kelarutan : sangat mudah larut dalam air, klorofom dan eter Berat molekul : 0,811g-0,813g/ml Higroskopisitas : mudah menyerap udara Titik didih : -117,3 sampai 114,41oC Tegangan permukaan : 0,7904-0,7935 Viskositas : 1,20 mns/m2
  • 4. II. Formulasi/ Teknik pembuatan 1. Formula yang akan dibuat R/ Naproxen 250 mg Mucilago 10% Kalsium Sulfat Dihidrat NF ad PVP 5% Mg. Stearat 1% Crosscarmellose sodium 3% Talc 0,4% Etanol qs 2. Metode yang digunakan Pada praktikum kali ini yaitu pembuatan tablet naproxen dengan metode granulasi basah. Granulasi basah merupakan proses menambahkan cairan pengikat pada suatu serbuk atau campuran serbuk dalam suatu wadah yang dilengkapi dengan pengadukan yang akan menghasilkan agromerasi atau granul. Granulasi basah diperuntukkan untuk zat aktif atau campuran bahan yang tidak memiliki aliran dan kompresibilitas dan kompaktibilitas yang baik serta tahan terhadap panas dan lembab. Pada praktikum kali ini digunakan PVP sebagai pengikat karena yang paling direkomendasikan jika kalsium sulfat dihidrat digunakan sebagai bahan pengisi, karena bersifat inert dan memiliki keuntungan, larut dalam air dan alkohol dan dalam praktikum ini juga digunakan Mg stearat karena memiliki daya lubrikan sekaligus anti adheren yang sangat baik juga talc sebagai glidant dan crosscarmellos sodium yang berfungsi sebagai disintegran sehingga meningkatkan bioavailabilitas formulasi. 3. Alasan pemilihan metode Naproxen sifat fisikokimia tahan terhadap kelembaban dan pemanasan, serta kandungan zat aktif 50% dari total tablet. 4. Alasan pertimbangan konsentrasi yang ditambahkan a. Naproxen 250 mg : pada dosis tersebut berkhasiat sebagai anti inflamasi dan mengurangi rasa nyeri b. Kalsium sulfat dihidrat NF serbuk berwarna putih kecoklatan biasanya digunakan sebagai bahan pengisi yang telah digunakan secara luas untuk berbagai bahan obat. c. PVP digunakan sebagai bahan pengikat yang paling direkomendasikan jika memakai bahan pengisi kalsium sulfat dihidrat NF dengan konsentrasi 5%, alasan pemilihan konsentrasi nya sebagai pengikat menurut literaratur yaitu (0,5-5%). (Handbook of pharmaceutical excipient edisi 6) d. Crosscarmellos sodium (Na CMC) digunakan sebagai desintegrant dengan konsentrasi 3% karena menurut literartur rentang konsentrasi nya sebagai
  • 5. desintegrant yaitu (0,5-5%). (Handbook of pharmaceutical excipient edisi 6) e. Mg sterat digunakan sebagai lubricant dengan konsentrasi 4% karena menurut literatur mg stearat sebagai lubrikan yang baik pada rentang konsentrasi (4-5%). (Handbook of pharmaceutical excipient edisi 6) III. Perhitungan a. Setiap tablet mengandung naproxen 250 mg b. Bobot tablet 500 mg c. Jumlah tablet 175.000 3.1.Untuk tiap tablet 3.1.1. Fase dalam (95,6%) Total fase dalam : 95,6% x 500 mg = 478 mg Fase dalam: Naproxen : 250 mg Mucilago : 50 mg PVP : 25 mg Kalsium sulfat dihidrat : (478-(250+50+25) mg : 152 mg 3.1.2. Fase luar (4,4%) Total fase luar : 4,4% x 478 mg = 21 mg Fase luar : Mg. Stearat : 1/100 x 478 mg = 4,8 mg : Na CMC : 3/100 x 478 mg = 14,34 mg : Talc : 0,4/100 x 478 mg = 1.9 mg 3.2.Total Tablet Bobot granul teoritis : 500 mg x 175.000 tablet = 87.500.000 mg = 87,5 kg 3.2.1 Fase dalam : Naproxen : 250 mg x 175.000 = 43.750.000 mg = 43,75 kg Mucilago : 50 mg x 175.000 = 8.750.000 mg = 8,75 kg PVP : 25 mg x 175.000 = 4.375.000 mg = 4,375 kg Kalsium sulfat dihidrat : 152 mg x 175.000 mg = 26.600.000 mg = 26,6 kg Fase luar : Mg stearat : 4,8 mg x 175.000 mg = 840.000 mg = 0,84 kg : Na CMC :14,34 mg x 175.000 mg = 2.509.500mg= 2,51 kg : Talc : 1,9 mg x 175.000 mg = 332.500 mg = 0,3325 kg IV. Prosedur pembuatan  Naproxen dan bahan pembantu ditimbang sesuai dengan yang dibutuhkan  Naproxen, mucilago, dan kalsium sulfat dihidrat yang telah ditimbang di campur hingga homogen dalam waktu tertentu
  • 6.  Larutan PVP( PVP dilarutkan sempurna dengan etanol) ditambahkan sedikit demi sedikit dalam campuran naproxen, mucilago, kalsium sulfat dihidrat hingga diperoleh campuran/ massa yang baik (dapat dikepal namun dapat dihancurkan kembali)  Campuran dibentuk menjadi granul dengan menggunakan ayakan nomor 14  Granul dikeringkan dengan lemari pengering / oven pada suhu 50-60 oC  Tentukan kadar air menggunakan moisture analyzer  Jika granul telah memenuhi persyaratan kadar air (≤ 2%) granul diayak kembali dengan ayakan nomor 16  Lakukan evaluasi  Granul dicampur dengan fase luar yang telah ditimbang  Lakukan evaluasi tablet V. Prosedur Evaluasi Yang Dilakukan a) Kecepatan aliran dan sudut istirahat Ditimbang granul yang akan di uji. Kemudian dimasukkan granul ke corong, alat dihidupkan, dan dicatat waktu alir (t). Diukur tinggi puncak taburan granul (h) dan diameter lingkaran yang terbentuk dari taburan granul (d = 2r). Dihitung sudut yang terbentuk dari taburan granul tersebut antara bidang datar dengan tinggi granul: tan a = h / r. b) Kompresibilitas Sebanyak 100 g (B) granul atau serbuk dimasukkan ke dalam gelas ukur 250 ml, catat volumenya (V0). Selanjutnya dilakuka pengetukan dengan alat. Volume pada ketukan ke 10, 50 dan 50 diukur, lalu dilakukan perhitungan (kompresibilitas= 𝑉0−𝑉𝑚𝑎𝑚𝑝𝑎𝑡 𝑉0 × 100%) c) Susut pengeringan/ Lost on Drying (LOD) Susut pengeringan adalah banyaknya bagian zat yang mudah menguap, termasuk air, ditetapkan dengan cara pengeringan, kecuali dinyatakan lain, dilakukan pada suhu 105 hingga bobot tetap.
  • 7. d) Penetapan bobot jenis sejati Penetapan dilakukan dalam piknometer 10 ml dengan menambahkan cairan pendispersi yang tidak melarutkan granul atau serbuk. e) Uji keseragaman ukuran Diambil secara acak 20 tablet, lalu diukur diameter tebalnya menggunakan jangka sorong. Hitung diameter tebal rata-rata dan penyimpangan terhadap diameter tebal rata-rata. f) Uji keseragaman bobot Diambil 20 tablet secara acak lalu timbang masing-masing tablet. Hitung bobot rata-rata dan penyimpangan terhadap bobot rata-rata. g) Uji kekerasan tablet Dilakukan menggunakan hardness tester terhadap 4 tablet yang diambil secara acak. Kekerasan diukur berdasarkan luas permukaan tablet dengan menggunakan beban yang dinyatakan dalam kg. Satuan kekerasan adalah kg/cm2. h) Uji friabilitas Dilakukan dengan menggunakan alat friabilator terhadap 10 tablet yang diambil secara acak. Parameter yang diuji adalah kerapuhan tablet terhadap bantingan selama waktu tertentu. Friabilitas dipengaruhi oleh sudut tablet yang kasar, kurang daya ikat serbuk, terlalu banyak serbuk halus, pemakaian bahan yang tidak tepat, massa cetak terlalu kering. Diambil 10 tablet secara acak. Tablet dibersihkan dari debu kemudian ditimbang(Wo). Tablet dimasukkan dalam alat dan dinyalakan selama 4 menit. Kemudian tablet dibersihkan dan ditimbang (Wt). Tablet yang baik memiliki friabilitas kurang dari 1 %. %100   Wo WtWo f
  • 8. i) Uji friksibilitas Dilakukan dengan menggunakan alat friabilator terhadap 10 tablet yang diambil secara acak. Parameter yang diuji adalah kerapuhan tablet terhadap gesekan antar tablet selama waktu tertentu. Diambil 10 tablet secara acak. Tablet dibersihkan dari debu kemudian ditimbang (Wo), dimasukkan dalam alat, dan dinyalakan selama 4 menit. Kemudian tablet dibersihkan dan ditimbang (Wt) %100   Wo WtWo f VI. Kemasan / Label Label Kemasan Primer Komposisi: Tiap tablet mengandung: Naproxen .....................250 mg Dosis: - - Anak > 5 tahun : 0,5-1 g/hari dibagi dlm2 dosis - Dewasa : 1-2 kali sehari 1 tablet - Indikasi: Pengobatan gejala RA, OA, spondilitis ankilosa, gout akut, nyeri pasca operasi, dismenore primer. PT. Gultom Farma Bandung-Indonesia Nataprox® Naproxen tablet 250 mg Netto 350 tablet PT. Gultom Farma Bandung-Indonesia Penyimpanan: Simpan di tempat sejuk dan kering terlindung dari cahaya. Jauhkan dari jangkauan anak-anak. Keterangan lebih lengkap lihat brosur Tgl produksi: 23 Mei 2017 Exp. Date: 23 Mei 2022 No. Reg. DKL1700400410A1 No Batch: T170523 PT. Gultom Farma Bandung-Indonesia
  • 9. Brosur Nataprox® Naproxen 250 mg Komposisi : Tiap tablet mengandung : Naproxen .........................................................................250 mg Farmakologi : Naproksen adalah derivat asam propinoat yang termasuk nonsterodial anti-inflamatory drug (NSAID) Mekanisme Kerja : Naproxen bekerja dengan cara menghambat kerja enzim siklooksigenase (COX). Enzim ini berfungsi untuk membantu pembentukan prostaglandin saatterjadinya luka dan menyebabkan peradangandanrasasakit.Denganmenghalangi kerja enzim COX,prostaglandin lebih sedikit di produksi, yangberartirasa sakitdanperadanganakanmereda. Indikasi : Meringankan rasasakit,nyeriototdansendi, demam,nyerikarenahaid,migren, sakit kepala dan sakitgigi. Kontra Indikasi : Janagan menggunakan obat ini untuk pasien yang memiliki riwayat alergi terhadap naproxen, aspririn atauNSAIDlainnya (misalnya, ibuprofen dancelecoxib). Dosis dan Cara Penggunaan : - Anak > 5 tahun : 0,5-1 g/hari dibagi dlm 2 dosis - Dewasa : 1-2 kali sehari 1 tablet Tablet diminum setelah makan Efek Samping : Uclerasi pada saluran pencernaan, sakit maag, meningkatkan resiko penyakit kardiovaskular sepertiperipheraledema,congestive heartfailure (CHF). Peringatan dan Perhatian : Hati-hati penggunaan obat ini pada penderita penyakit kardiovaskular, ibu hamil dan menyusui. danpasiendenganpenyakit lambung.. Penyimpanan : Simpan ditempatsejuk,terlindung daricahaya.Jauhkandari jangkauan anak-anak. Tgl produksi : 23 Mei 2017 Exp. Date : 23 Mei 2022 Reg. No. : DKL1700400410A1 No Batch : T170523 Diproduksi oleh : PT. STFI Medica Farma Bandung-Indonesia
  • 10. Kemasan Sekunder PT. Gultom Farma Bandung-Indonesia Dosis: - Anak > 5 tahun : 0,5-1 g/hari dibagi dlm 2 dosis - Dewasa : 1-2 kali sehari 1 tablet Penyimpanan: Simpan di tempat sejuk dan kering terlindung dari cahaya. Jauhkan dari jangkauan anak-anak. Keterangan lebih lengkap lihat brosur Netto 350 tablet PT. STFI Medica Farma Bandung- Indonesia Nataprox® Naproxen 250 mg PT. Gultom Farma Bandung-Indonesia Indikasi: Meringankan rasa sakit, nyeri otot dan sendi, demam, nyeri karena haid, migren, sakit kepala dan sakit gigi. Komposisi: Tiap tablet mengandung: Naproxen .....................500 mg Tgl produksi: 23 Mei 2017 Exp. Date: 23 Mei 2022 No. Reg. DKL1700400410A1 No Batch: T170523 Netto 350 tablet PT. Gultom Farma Bandung-Indonesia Nataprox® Naproxen 250 mg
  • 11. Penjelasan yang terdapat pada kemasan dan brosur produk No. Batch : T170523 T = Nama produk Talisma 17 = Tahun pembuatan (2017) 05 = Bulan pembuatan (Mei) 23 = Tanggal Produksi (23) No. Reg : DKL1700400410A1 DKL = Dagang Keras Lokal 17 = Tahun persetujuan BPOM (2017) 004 = Nomor urut pabrik 004 = Produk ke 4 yang disetujui 10 = Sediaan tablet A = Menunjukkan kekuatan obat jadi yang pertama di setujui 1 = Menunjukan kemasan utama Logo Yang Digunakan Lingkaran merah dengan tepi hitam tebal yang menunjukan golongan obat keras. Daftar Pustaka Agoes, G. 2012. Teknologi Farmasi Sediaan Tablet Dasar-Dasar Praktis. Bandung : Penerbit ITB. Departemen Kesehatan RI, 1979. Farmakope Indonesia. EdisiIII. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Departemen Kesehatan RI, 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Farmakope Indonesia edisi V. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Riva’i, Riko. 2012. Pembuatan Tablet Naproxen dengan Metode Granulasi basah. UGM Press, Yogyakarta Rowe, R.C. et Al. (2005). Handbook Of Pharmaceutical Excipients, 5th Ed, The Pharmaceutical Press, London.
  • 12. Rowe, R.C. et Al. (2009). Handbook Of Pharmaceutical Excipients, 6th Ed, The Pharmaceutical Press, London. The United State Pharmacopeial Convention. (2006). The United States Pharmacopeia (USP). 30th Edition. United States.