SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
TETES HIDUNG
(NASAL DROP)
DI SUSUN OLEH:
AYU LESTARI
NUR AISYAH
KURNIA BASO
NURMIANTI BAHAR
MEGAWATI
SUMARNI
YUSPIANTARI
DEFENISI
Menurut FI IV :
Obat tetes hidung (OTH) adalah
digunakan untuk hidung dengan
obat tetes yang
cara meneteskan
obat kedalam rongga hidung, dapat mengandung
zat pensuspensi, pendapar dan pengawet.
DEFENISI
Menurut British Pharmakope 2001
Tetes hidung dan larutan spray hidung adalah
larutan, suspensi atau emulsi yang digunakan
untuk disemprotkan atau diteteskan ke dalam
rongga hidung
SEJARAH
Dahulu sediaan untuk hidung ini dinamakan•
COLLUNARIA, yang mengandung bermacam-
macam jenis minyak sebagai pembawa.
Kemudian berkembang pengetahuan bahwa
meneteskan minyak ke dalam rongga hidung
mungkin berbahaya, maka kemudian digunakan
cairan berair sebagai pembawa.
Pada tahun-tahun terakhir berkembang bahwa
cairan pembawa harus isotonis dan ditambahkan
pengawet dan tidak mempengaruhi pergerakan
cilia pada hidung.
•
KOMPOSISI
Umumnya OTH mengandung zat aktif :
• Antibiotika (ex : Kloramfenikol, neomisin
Polimiksin B Sultat)
Sulfonamida
Vasokonstriktor
Sultat,
•
•
•
•
Antiseptik / germiside (ex : Hldrogen peroksida)
Anestetika lokal (ex : Lidokain HCl)
Pada dasarnya sediaan obat tetes hidung sama
dengan sediaan cair lainnya karena
bentuknya larutan atau suspensi; sehingga
untuk teori sediaan, evaluasi, dll mengacu
pada larutan atau suspensi.
BAHAN PEMBAWA
•
•
•
Umumnya digunakan air
Pembawa lain : propilenglikol
Minyak lemak atau minyak mineral tidak boleh
digunakan sebagai cairan pembawa
Dalam pembawa minyak yang dulu
depo sekarang tidak lagi digunakan
menimbulkan pnemonia Upoid jika
paru-paru.
obat tetes hidung
digunakan untuk aksi
karena dapat
masuk mencapai
•
• Sediaan OTH tidak boleh mengganggu aksi pembersih
cillia epithelia pada mukosa hidung.
Agar aktivitas cillla epithelial tidak terganggu maka
• Viskositas larutan harus seimbang dengan
viskositas mukus hidung. pH sekresi hidung
dewasa sekitar 5,5-6,5 sedangkan anak-anak
sekitar pH 5-6.7
pH sediaan sedikit asam mendekati netral.
Larutan Isotonis atau Larutan sedikit hipertonis.
•
•
PENDAPAR
Disarankan menggunakan dapar fostat pH 6.5 atau
dapar lain yang cocok pH 6.5 dan dibuat isotonis
dengan NaCI.
PENSUSPENSI
• Dapat digunakan sorbitan (span), polisorbat
(tween) atau surfaktan lain yang cocok,
kadar tidak boleh melebihi dari 0,01 %b/v.
PENGENTAL
• Untuk menghasilkan viskositas larutan yang
seimbang dengan viskositas mucus hidung
(agar aksi cillia tidak terganggu).
digunakan :
Sering
-
-
Metil selulosa (Tylosa) = o,1 -0.5 % ;
CMC-Na = 0.5-2 %
• Larutan yang sangat encer/sangat kental
menyebabkan iritasi mukosa hidung.
PENGAWET
• Umumnya digunakan :
- Benzolkonium Klorida = O.01
- Klorbutanol = 0.5-0.7 % b/v
– 0,1 %b/v
• Pengawet antimikroba digunakan sama
dengan yang digunakan dalam pengawetan
larutan obat mata.
TONISITAS
• Kalau dapat larutan dibuat isotonis
(0.9 % NaCI) atau sedikit hipertonis dengan
memakai NaCl atau dekstrosa
STERILISASI
• Sediaan hidung steril disiapkan menggunakan
metoda dan material yang dirancang untuk
memastikan sterilitas dan untuk menghindari
paparan dari kontaminan dan pertumbuhan dari
jasad renik, rekomendasi pada aspek ini disiapkan
dalam bentuk teks pada metoda produksi sediaan
yang steril (BP 2001).
Sediaan tetes hidung harus steril•
CARA STERILISASI
• Filtrasi dengan menggunakan filter membran
dengan ukuran pori 0,45µm atau 0,2 µm.
Panas kering
Autoclaving
Sterilisasi gas dengan etilen oksida
•
•
•
EVALUASI
•
•
•
•
Sterilisasi
Kejernihan
pH
Volume/berat sediaan
WADAH DAN PENYIMPANAN
• Penyimpanan dilakukan didalam suatu kontainer yang
yang tertutup baik, jika sediaan steril, simpanlah di
dalam wadah steril, yang kedap udara.
Label sediaan tetes hidung harus mengandung hal-hal
berikut (BP 2001) :
•
·
·
·
·
nama dan jumlah bahan aktif
instruksi penggunaan sediaan tetes hidung
tanggal kadaluarsa
kondisi penyimpanan sedian tetes hidung
KONSELING
•
•
•
Cara pemakaian
Cara penyimpanan obat
Peringatan

More Related Content

What's hot

Bahan Ajar 6 perhitugan isotonis.pptx
Bahan Ajar 6 perhitugan isotonis.pptxBahan Ajar 6 perhitugan isotonis.pptx
Bahan Ajar 6 perhitugan isotonis.pptxFajrianAulia
 
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.Nova Rizky
 
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOLBIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOLSurya Amal
 
Bab iii laporan granul paracetamol
Bab iii  laporan granul paracetamolBab iii  laporan granul paracetamol
Bab iii laporan granul paracetamolYudia Susilowati
 
Laporan resmi elixir paracetamol
Laporan resmi elixir paracetamolLaporan resmi elixir paracetamol
Laporan resmi elixir paracetamolKezia Hani Novita
 
Praformulasi Sediaan
Praformulasi SediaanPraformulasi Sediaan
Praformulasi SediaanMega Zhang
 
Laporan praktikum gel pyroksikam
Laporan praktikum gel pyroksikamLaporan praktikum gel pyroksikam
Laporan praktikum gel pyroksikamSiti Zulaikhah
 
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"Sapan Nada
 
Biofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui Rektum
Biofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui RektumBiofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui Rektum
Biofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui RektumSurya Amal
 
pre formulasi Ciprofloxacin tab
pre formulasi Ciprofloxacin tabpre formulasi Ciprofloxacin tab
pre formulasi Ciprofloxacin tabMaranata Gultom
 
Rancangan formula suppositoria aminofilin
Rancangan formula suppositoria aminofilinRancangan formula suppositoria aminofilin
Rancangan formula suppositoria aminofilinRhiza Amalia
 
4. biofarmasi sediaan oral
4. biofarmasi sediaan oral4. biofarmasi sediaan oral
4. biofarmasi sediaan oralristi eyen
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet ParasetamolLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet ParasetamolNovi Fachrunnisa
 
Formulasi dan Evaluasi Kapsul Asamefenamat
Formulasi dan Evaluasi Kapsul AsamefenamatFormulasi dan Evaluasi Kapsul Asamefenamat
Formulasi dan Evaluasi Kapsul AsamefenamatBayu Mario
 
Farmasetika: Salep1
Farmasetika: Salep1Farmasetika: Salep1
Farmasetika: Salep1marwahhh
 
Laporan resmi gel natrium diklofenak
Laporan resmi gel natrium diklofenakLaporan resmi gel natrium diklofenak
Laporan resmi gel natrium diklofenakKezia Hani Novita
 

What's hot (20)

Bahan Ajar 6 perhitugan isotonis.pptx
Bahan Ajar 6 perhitugan isotonis.pptxBahan Ajar 6 perhitugan isotonis.pptx
Bahan Ajar 6 perhitugan isotonis.pptx
 
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.
 
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOLBIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOL
 
Bab iii laporan granul paracetamol
Bab iii  laporan granul paracetamolBab iii  laporan granul paracetamol
Bab iii laporan granul paracetamol
 
Tetes Mata
Tetes MataTetes Mata
Tetes Mata
 
Laporan resmi elixir paracetamol
Laporan resmi elixir paracetamolLaporan resmi elixir paracetamol
Laporan resmi elixir paracetamol
 
Praformulasi Sediaan
Praformulasi SediaanPraformulasi Sediaan
Praformulasi Sediaan
 
Salep
SalepSalep
Salep
 
Laporan praktikum gel pyroksikam
Laporan praktikum gel pyroksikamLaporan praktikum gel pyroksikam
Laporan praktikum gel pyroksikam
 
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
 
Biofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui Rektum
Biofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui RektumBiofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui Rektum
Biofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui Rektum
 
pre formulasi Ciprofloxacin tab
pre formulasi Ciprofloxacin tabpre formulasi Ciprofloxacin tab
pre formulasi Ciprofloxacin tab
 
Rancangan formula suppositoria aminofilin
Rancangan formula suppositoria aminofilinRancangan formula suppositoria aminofilin
Rancangan formula suppositoria aminofilin
 
4. biofarmasi sediaan oral
4. biofarmasi sediaan oral4. biofarmasi sediaan oral
4. biofarmasi sediaan oral
 
Uji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan SuspensiUji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan Suspensi
 
Krim betametason
Krim betametasonKrim betametason
Krim betametason
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet ParasetamolLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
 
Formulasi dan Evaluasi Kapsul Asamefenamat
Formulasi dan Evaluasi Kapsul AsamefenamatFormulasi dan Evaluasi Kapsul Asamefenamat
Formulasi dan Evaluasi Kapsul Asamefenamat
 
Farmasetika: Salep1
Farmasetika: Salep1Farmasetika: Salep1
Farmasetika: Salep1
 
Laporan resmi gel natrium diklofenak
Laporan resmi gel natrium diklofenakLaporan resmi gel natrium diklofenak
Laporan resmi gel natrium diklofenak
 

Ppt sediaan hidung

  • 1. TETES HIDUNG (NASAL DROP) DI SUSUN OLEH: AYU LESTARI NUR AISYAH KURNIA BASO NURMIANTI BAHAR MEGAWATI SUMARNI YUSPIANTARI
  • 2. DEFENISI Menurut FI IV : Obat tetes hidung (OTH) adalah digunakan untuk hidung dengan obat tetes yang cara meneteskan obat kedalam rongga hidung, dapat mengandung zat pensuspensi, pendapar dan pengawet.
  • 3. DEFENISI Menurut British Pharmakope 2001 Tetes hidung dan larutan spray hidung adalah larutan, suspensi atau emulsi yang digunakan untuk disemprotkan atau diteteskan ke dalam rongga hidung
  • 4. SEJARAH Dahulu sediaan untuk hidung ini dinamakan• COLLUNARIA, yang mengandung bermacam- macam jenis minyak sebagai pembawa. Kemudian berkembang pengetahuan bahwa meneteskan minyak ke dalam rongga hidung mungkin berbahaya, maka kemudian digunakan cairan berair sebagai pembawa. Pada tahun-tahun terakhir berkembang bahwa cairan pembawa harus isotonis dan ditambahkan pengawet dan tidak mempengaruhi pergerakan cilia pada hidung. •
  • 5. KOMPOSISI Umumnya OTH mengandung zat aktif : • Antibiotika (ex : Kloramfenikol, neomisin Polimiksin B Sultat) Sulfonamida Vasokonstriktor Sultat, • • • • Antiseptik / germiside (ex : Hldrogen peroksida) Anestetika lokal (ex : Lidokain HCl)
  • 6. Pada dasarnya sediaan obat tetes hidung sama dengan sediaan cair lainnya karena bentuknya larutan atau suspensi; sehingga untuk teori sediaan, evaluasi, dll mengacu pada larutan atau suspensi.
  • 7. BAHAN PEMBAWA • • • Umumnya digunakan air Pembawa lain : propilenglikol Minyak lemak atau minyak mineral tidak boleh digunakan sebagai cairan pembawa Dalam pembawa minyak yang dulu depo sekarang tidak lagi digunakan menimbulkan pnemonia Upoid jika paru-paru. obat tetes hidung digunakan untuk aksi karena dapat masuk mencapai • • Sediaan OTH tidak boleh mengganggu aksi pembersih cillia epithelia pada mukosa hidung.
  • 8. Agar aktivitas cillla epithelial tidak terganggu maka • Viskositas larutan harus seimbang dengan viskositas mukus hidung. pH sekresi hidung dewasa sekitar 5,5-6,5 sedangkan anak-anak sekitar pH 5-6.7 pH sediaan sedikit asam mendekati netral. Larutan Isotonis atau Larutan sedikit hipertonis. • •
  • 9. PENDAPAR Disarankan menggunakan dapar fostat pH 6.5 atau dapar lain yang cocok pH 6.5 dan dibuat isotonis dengan NaCI.
  • 10. PENSUSPENSI • Dapat digunakan sorbitan (span), polisorbat (tween) atau surfaktan lain yang cocok, kadar tidak boleh melebihi dari 0,01 %b/v.
  • 11. PENGENTAL • Untuk menghasilkan viskositas larutan yang seimbang dengan viskositas mucus hidung (agar aksi cillia tidak terganggu). digunakan : Sering - - Metil selulosa (Tylosa) = o,1 -0.5 % ; CMC-Na = 0.5-2 % • Larutan yang sangat encer/sangat kental menyebabkan iritasi mukosa hidung.
  • 12. PENGAWET • Umumnya digunakan : - Benzolkonium Klorida = O.01 - Klorbutanol = 0.5-0.7 % b/v – 0,1 %b/v • Pengawet antimikroba digunakan sama dengan yang digunakan dalam pengawetan larutan obat mata.
  • 13. TONISITAS • Kalau dapat larutan dibuat isotonis (0.9 % NaCI) atau sedikit hipertonis dengan memakai NaCl atau dekstrosa
  • 14. STERILISASI • Sediaan hidung steril disiapkan menggunakan metoda dan material yang dirancang untuk memastikan sterilitas dan untuk menghindari paparan dari kontaminan dan pertumbuhan dari jasad renik, rekomendasi pada aspek ini disiapkan dalam bentuk teks pada metoda produksi sediaan yang steril (BP 2001). Sediaan tetes hidung harus steril•
  • 15. CARA STERILISASI • Filtrasi dengan menggunakan filter membran dengan ukuran pori 0,45µm atau 0,2 µm. Panas kering Autoclaving Sterilisasi gas dengan etilen oksida • • •
  • 17. WADAH DAN PENYIMPANAN • Penyimpanan dilakukan didalam suatu kontainer yang yang tertutup baik, jika sediaan steril, simpanlah di dalam wadah steril, yang kedap udara. Label sediaan tetes hidung harus mengandung hal-hal berikut (BP 2001) : • · · · · nama dan jumlah bahan aktif instruksi penggunaan sediaan tetes hidung tanggal kadaluarsa kondisi penyimpanan sedian tetes hidung