Dokumen tersebut merupakan laporan pengembangan obat herbal berupa minyak gosok dari ekstrak minyak atsiri cengkeh. Minyak gosok ini mengandung eugenol sebagai zat aktif yang berfungsi sebagai analgesik dengan cara memblok enzim siklooksigenase. Formulasi minyak gosok terdiri dari minyak atsiri cengkeh 16,67%, kamfer 3%, dan olive oil sebagai zat pembawa. Uji evaluasi dilakukan untuk menget
1. Pengembangan
Obat Herbal
“Minyak Gosok”
Kelompok 4 :
1. Harry Hidayatullah Pade
2. Tri Faradila Manti
3. Annisa Humaira Yusuf
4. Dwi Eka Putri Nusu
5. Icha Kirana Selfira
6. Cahya Riska U. Paputungan
Kelas : A-S1 FARMASI 2021
2. Ekstrak Minyak Atsiri cengkeh
(Syzigium aromaticum L.)
AROMATICUM OIL
EMBROCATION OIL
Minyak cengkeh
Indikasi :
Meredakan Nyeri
4. Kandungan eugenol yang merupakan
senyawa aromatik yang memiliki efek
analgesik. Eugenol bekerja dengan
cara memblok jalur enzim
siklooksigenase sehingga menurunkan
produksi prostaglandin. Menurunnya
prostaglandin mengakibatkan
berkurangnya rasa nyeri
(Kong et al.,2014).
Efek
Farmakologi
Mekanisme
Farmakologi
Senyawa eugenol mempunyai
aktivitas farmakologi sebagai
analgesik, antiinflamasi,
antimikroba, stimulant, dan
anastetik lokal sehingga
senyawa ini banyak
dimanfaatkan dalam industri
farmasi (Pramod et al., 2010).
5. Kandungan eugenol yang merupakan
senyawa aromatik yang memiliki efek
analgesik. Eugenol bekerja dengan
cara memblok jalur enzim
siklooksigenase sehingga menurunkan
produksi prostaglandin. Menurunnya
prostaglandin mengakibatkan
berkurangnya rasa nyeri
(Kong et al.,2014).
Inkompabilitas Kontraindikasi
Senyawa eugenol mempunyai
aktivitas farmakologi sebagai
analgesik, antiinflamasi,
antimikroba, stimulant, dan
anastetik lokal sehingga
senyawa ini banyak
dimanfaatkan dalam industri
farmasi (Pramod et al., 2010).
6. Pada konsentrasi tinggi dapat
mengiritasi jaringan. Kontak
dermatitis pernah dilaporkan pada
pasien yang kerap bersentuhan
dengan bunga cengkeh atau pada
pasien yang menderita dermatitis
pada ujung jari (Kemenkes RI, 2011)
Interaksi
Bahan Alam Efek Samping
Penggunaan bersamaan
dengan kayu manis akan
menghasilkan kerja sama
yang sinergis
8. 1. BHT
Kelarutan : Tidak larut dalam air, gliserin, propilen glikol, larutan alkali hidroksida, asam
mineral encer. Bebas larut dalam aseton, benzene, etanol (95%), eter, methanol,
toluene, fixed oil & mineral oil (Rowe et al, 2009).
Stabilitas : Bila terkena cahaya matahari, daerah lembab, dan panas dapat
menyebabkan terjadinya perubahan warna dan kehilangan banyak kandungannya (Rowe
et al, 2009)
Inkompabilitas : Butylated hydroxytoluene adalah fenolik dan mengalami reaksi
karakteristik fenol. Ini tidak sesuai dengan zat pengoksidasi kuat seperti peroksida dan
permanganate (Rowe et al, 2009)
Kegunaan : Antioksidasi (Rowe et al, 2009).
9. 2. Camphora
Kelarutan : Larut dalam 7000 bagian air dalam satu bagian etanol
(96,5%) P, dalam 0,25 kloroform P, sangat mudah larut dalam
minyak lemak
Stabilitas : Stabil dibawah suhu dan tekanan normal
Inkompabilitas : Oksidator kuat, agen pereduksi kuat, pelarut
terklorinasi, klorat, kalium permanganat, ozon
Kegunaan : coating agent (bahan pembungkus) (Rowe et al, 2009).
10. 3. Oleum Olivae
Kelarutan : Sedikit larut dalam etanol (95%) bercampur dengan eter,
kloroform minyak bumi ringan (50-708 derajat celcius) dan CaS2 (Rowe et
al, 2009).
Stabilitas : Ketika didinginkan, minyak zaitun menjadi lebih keruh sekitar
105 derajat celcius dan menjadi massa menjadi mentega di atas 5o
derajat (Rowe et al, 2005)
Inkompabilitas : Minyak zaitun dapat terjadi saponifikasi dengan alkali
hidroksida, karena mengandung banyak asam lemak tak jenuh. Minyak
zaitun rentan terhadap oksidasi dan tidak sesuai dengan zat
pengoksidasi (Rowe et al, 2009).
Kegunaan : Zat pembawa(Rowe et al, 2009).
11. FORMULASI
R/ Minyak atsiri cengkeh 16,67 %
Camphora 3%
Virgin coconut oil ad 60 ml
Perhitungan Bahan
Minyak atsiri : 16,67/100 x 60 = 10 ml
Camphora : 3/100 x 60 = 1,8 g
Minyak coconut oil : 60 - (10+1,8) ml
60 – 11,8 ml
48, 2 ml
Formulasi & Perhitungan
12. Cara kerja ekstrasi minyak atsiri bunga cengkeh kering menggunaka
metode Destilasi uap air (Suryani, 2020) :
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Isi bagian bawah rak saringan berlubang dalam destilator dengan air
sebanyak 2 liter.
3. Masukkan Nilam kering di atas rak saringan berlubang dalam destilator dan
tutup.
4. Panaskan destilator.
5. Alirkan air ke dalam kondensor menggunakan selang.
6. Hitung waktu penyulingan dari tetesan pertama hentikan ketika telah
sampai di waktu yang telah ditentukan.
7. Ambil minyak dari separator.
8. Simpan minyak dalam wadah tertutup dan kedap cahaya
13. Pembuatan sediaan minyak gosok :
1. Disiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Dikalibrasi botol wadah hingga 10 ml
3. Ditimbang minyak atsiri cengkeh kemudian dimasukkan ke dalam
botol, lalu ditimbang BHT dan dimasukkan ke dalam botol
4. Diaduk hingga homogen, lalu ditambahkan sebagian olive oil.
5. Ditimbang kamfer di dalam gelas arloji lalu dimasukkan ke dalam
botol
6. Dicukupkan volumenya dengan Olive oil hingga tanda diaduk
hingga homogen.
14. Uji Evaluasi
Uji Organoleptik
Dilakukan
menggunakan panca
indra dengan
mengamati sifat fisik
meliputi bentuk,
warna, bau, dan rasa
pahit pada kulit.
Uji PH
Dilakukan untuk
mengetahui
kestabilan ph dari
sediaan, penentuan
ph aromaterapi dapat
dilakukan dengan
indikator kertas ph.
Uji Homogenitas
Digunakan untuk
mengetahui ketercampuran
zat dalam sediaan minyak
gosok tersebut.
01 02 03
15. Uji Evaluasi
Uji Volume
Terpindahkan
Uji yang dilakukan
untuk melihat volume
sediaan apakah telah
sesuai dengan
menuangkan secara
perlahan-lahan dari tiap
wadah sediaan obat
gosok (linimentum).
Uji Viskositas
Dilakukan dengan
mengukur setiap
sediaan yang telah
dibuat dengan
menggunakan
viscometer
Ostwald.
Uji Kesukaan
Panelis diminta
tanggapan pribadinya
tentang kesukaan
atau sebaliknya
04 05 06