SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
Download to read offline
1
BEDAH MATERI MASALAH SYARAT BATAS SEKALIGUS PEMBUKTIAN
TEOREMA 1 DAN 2 STURM-LIOUVILLE
Oleh:Rukmono, Meivita, Anastasya, Endah Dwi, Siti Nurrokhmah
Jurusan matematika Undip
Pengampu: Farikhin, Ph.D.
I. Persamaan Sturm-Liouville
Nama Sturm-Liouville merujuk pada nama matematikawan Swiss, Jacques
Sturm (1803-1855) dan metematikawan Prancis, Joseph Liouville (1809-1882).
Keduanya mempelajari masalah syarat tertentu dan perilaku solusinya.
Pandang persamaan Sturm-Liouville:
π‘Ÿ π‘₯ 𝑦′
(π‘₯) β€²
+ 𝑝 π‘₯ + πœ† 𝑠 (π‘₯) 𝑦 π‘₯ = 0 … … … (π‘Ž)
Yang terkait dengan syarat batas:
π‘Ž1 𝑦 π‘Ž + π‘Ž2 𝑦′
π‘Ž = 0 … … . . (π‘Ž1)
𝑏1 𝑦 𝑏 + 𝑏2 𝑦′
𝑏 = 0 … . (π‘Ž1)
Dimana :
 πœ† adalah nilai eigen terkait dengan 𝑦 π‘₯
 π‘Ž1 , π‘Ž2 , 𝑏1 , 𝑏2 adalah bilangan- bilangan riil tak nol
 π‘Ÿ , 𝑝 , 𝑠 adalah tiga fungsi continuously differentiable pada π‘Ž, 𝑏
 π‘Ÿ π‘₯ > 0 dan 𝑠 π‘₯ βˆ€ π‘₯ πœ– π‘Ž, 𝑏
Contoh:
Diberikan masalah syarat batas (πœ† > 0)
𝑦"
π‘₯ + πœ† 𝑦 π‘₯ = 0
Dengan syarat batas 𝑦′
0 = 0, dan 𝑦 πœ‹ = 0.
2
Dalam materi yang diberikan, Sang penulis telah mendapatkan hasil
sebagai berikut:
a. Solusi persamaan dari contoh diatas adalah
𝑦 π‘₯ = 𝐴 cos ( πœ† π‘₯) + 𝐡 sin( πœ† π‘₯)
b. Dengan menggunakan syarat batas yang diberikan , solusi non
trivial akan diperoleh jika πœ† =
2𝑛+1
2
c. Untuk 𝑛 = 0, 1 , 2, … , nilai-nilai eigennya adalah πœ† 𝑛 =
2𝑛+1
2
d. Untuk 𝑛 = 0, 1 , 2, … solusi pertsamaan differensial diatas yang terkait
dengan nilai eigen πœ† 𝑛 adalah 𝑦𝑛 π‘₯ = cos
2𝑛+1
2
e. Pada contoh diatas, Persamaan differensial akan memiliki solusi
non trivial jika πœ† > 0 dan tidak memiliki solusi non trivial jika
πœ† ≀ 0
PEMBUKTIAN
a. Untuk Positif 𝝀 = 𝝀 𝟐
berlaku:
𝑦"
π‘₯ + πœ†2
𝑦 π‘₯ = 0 . … … … (𝑖)
𝑑2
𝑦(π‘₯)
𝑑π‘₯2
+ πœ†2
𝑦 π‘₯ = 0 … … … … (𝑖𝑖)
Misalkan
𝑑
𝑑π‘₯
= 𝐷, maka persamaan (𝑖𝑖) dapat ditulis sebagai
berikut:
(𝐷2
+ πœ†2
) 𝑦 π‘₯ = 0, dimana 𝑦 π‘₯ β‰  0, untuk itu
(𝐷2
+ πœ†2
) = 0
𝐷2
βˆ’ πœ†2
𝑖2
= 0
3
𝐷2
βˆ’ πœ† 𝑖 2
2
= 0
𝐷2
βˆ’ πœ† 𝑖 2
= 0
𝐷 + πœ† 𝑖 𝐷 βˆ’ πœ† 𝑖 = 0
𝐷1 = πœ† 𝑖 π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘’ 𝐷2 = βˆ’ πœ† 𝑖
Solusi Umum didapat
𝑦 π‘₯ = 𝐢1 𝑒 πœ† 𝑖 π‘₯
+ 𝐢2 π‘’βˆ’πœ† 𝑖 π‘₯
= 𝐢1 cos πœ† π‘₯ + 𝑖 sin πœ† π‘₯ + 𝐢2 (cos πœ† π‘₯ βˆ’ 𝑖 sin πœ† π‘₯)
= 𝐢1 cos πœ† π‘₯ + 𝑖 𝐢1 sin πœ† π‘₯ + 𝐢2 cos πœ† π‘₯ βˆ’ 𝑖 𝐢2 sin πœ† π‘₯
= 𝐢1 + 𝐢2 cos πœ† π‘₯ + 𝑖 ( 𝐢1 βˆ’ 𝐢2 ) sin πœ† π‘₯ . . . . . . . (𝑖𝑖𝑖)
Misalkan
(𝐢1 + 𝐢2 ) = A
(𝐢1 βˆ’ 𝐢2 )𝑖 = B, maka persamaan (𝑖𝑖𝑖) dapat ditulis sebagai:
π’š 𝒙 = 𝑨 𝐜𝐨𝐬(𝝀 𝒙) + 𝑩 𝐬𝐒𝐧(𝝀 𝒙) Terbukti
b. Dengan menggunakan syarat batas, solusi non trivial akan
diperoleh jika 𝝀 =
πŸπ’+𝟏
𝟐
Bukti :
Pandang solusi umum :
𝑦 π‘₯ = 𝐴 cos(πœ† π‘₯) + 𝐡 sin πœ† π‘₯ . . . . . . (𝑖𝑣)
𝑦′
π‘₯ = βˆ’πœ†π΄ sin πœ† π‘₯ + πœ†π΅ cos πœ† π‘₯ . . . . . . (𝑣)
4
Pandang persamaan (𝒗)
𝑦′
π‘₯ = βˆ’πœ†π΄ sin πœ† π‘₯ + πœ†π΅ cos πœ† π‘₯
Untuk 𝑦′
0 = 0
0 = βˆ’πœ†π΄ sin 0 + πœ†π΅ cos 0
0 = 0 + πœ†π΅ cos 0
0 = πœ†π΅ cos 0
0 = πœ†π΅, π‘‘π‘–π‘šπ‘Žπ‘›π‘Ž πœ† β‰  0 , π‘π‘’π‘Ÿπ‘™π‘Žπ‘˜π‘’ 𝑩 = 𝟎
Pandang persamaan (π’Šπ’—)
𝑦 π‘₯ = 𝐴 cos(πœ† π‘₯) + 𝐡 sin πœ† π‘₯
Untuk 𝑦 πœ‹ = 0 π‘π‘’π‘Ÿπ‘™π‘Žπ‘˜π‘’
0 = 𝐴 cos(πœ† πœ‹ ) + 𝐡 sin πœ† πœ‹
Kita telah mengetahui bahwa 𝑩 = 𝟎, untuk itu
0 = 𝐴 cos(πœ† πœ‹ ) + 0
0 = 𝐴 cos(πœ† πœ‹ ). . . . . . . . . . . . (𝑣𝑖)
Ingat bahwa cos(πœ† πœ‹ ) = 0 Untuk setiap πœ† =
1
2
,
3
2
,
5
2
, …
Atau πœ† =
2𝑛+1
2
, dimana n = 0 ,1,2,3 …
Untuk itu, persamaan (𝑣𝑖) dapat ditulis :
0 = 𝐴 cos πœ† πœ‹ , dimana A β‰  0
cos πœ† πœ‹ = 0
𝝀 =
πŸπ’+𝟏
𝟐
Terbukti
5
Meskipun Konstanta B = 0 , namun karena nilai konstanta A β‰  0, maka
solusi PD pada contoh soal adalah non trivial (Solusi Banyak) untuk
πœ† =
2𝑛+1
2
. Hal ini disebabkan nilai A dapat bernilai berapapun
(Terbukti).
c. Untuk 𝒏 = 𝟎, 𝟏 , 𝟐, … , nilai-nilai eigennya adalah 𝝀 𝒏 =
πŸπ’+𝟏
𝟐
Bukti:
Kita telah membuktikan bahwan untuk πœ† =
2𝑛+1
2
, solusi PD pada soal
adalah non trivial . Untuk itu, jelas βˆ€ 𝑛 = 0, 1, 2, … berlaku 𝝀 𝒏 =
πŸπ’+𝟏
𝟐
Terbukti
d. 𝒏 = 𝟎, 𝟏, 𝟐, … solusi PD pada soal yang terkait dengan nilai
eigen 𝝀 𝒏 adalah
π’š 𝒏 = 𝐜𝐨𝐬
πŸπ’ + 𝟏
𝟐
𝒙
Bukti:
Pandang solusi (𝑖𝑣)
𝑦 π‘₯ = 𝐴 cos(πœ† π‘₯) + 𝐡 sin πœ† π‘₯
6
Untuk syarat awal 𝑦′
0 = 0 kita telah membuktikan bahwa nilai B = 0.
Untuk itu, kita dapat menuliskan persamaan (𝑖𝑣) sebagai berikut:
𝑦 (π‘₯) = 𝐴 cos(πœ† π‘₯)
untuk πœ† =
2𝑛+1
2
, 𝑛 = 0, 1, 2, 3 … diperoleh 𝑦 (π‘₯) = 0. Pada pembuktian
(a), kita mengambil positif 𝝀 = 𝝀 𝟐
. Jika nilai Ξ» adalah 1,2,3. . . . Maka
table dibawah ini akan menunjukkan hubungan Ξ» dengan Ξ»2
.
𝝀 𝝀 𝟐
1 1
2 4
3 9
Karena nilai A β‰  0 (hal tersebul telah terbukti pada pembuktian b ),
misalkan diambil nilai A =1 , maka solusi persamaan Differensial diatas
manjadi
𝑦 (π‘₯) = cos(πœ† π‘₯)
Karena
πœ† =
2𝑛+1
2
, 𝑛 = 0, 1, 2, 3 … maka berlaku 𝝀 𝒏 =
πŸπ’+𝟏
𝟐
.
Untuk itu
π’š 𝒏(𝒙) = 𝐜𝐨𝐬
πŸπ’+𝟏
𝟐
𝒙 Terbukti
𝝀 𝝀 𝟐
4 16
: :
dst dst
7
e. Untuk 𝝀 > 0, solusi PD diatas adalah non trivial. begitu
sebaliknya, untuk 𝝀 ≀ 𝟎, solusinya adalah trivial.
Bukti:
Berdasarkan pembuktian a, b, c, d, pernyataan diatas terbukti
PEMBUKTIAN TEOREMA 1 DAN 2 STURM-LIOUVILLE
Teorema1:
Jika 𝑦 adalah solusi umumuntuk PD Sturm- Liouville yang terkait
dengan nilai eigen 𝝀 , maka πœ† > 0.
Bukti:
Sebelum kita melangkah lebih jauh, pandang kembali PD Sturm-
Liouville
π‘Ÿ π‘₯ 𝑦′
(π‘₯) β€²
+ 𝑝 π‘₯ + πœ† 𝑠 (π‘₯) 𝑦 π‘₯ = 0 … … .. (π‘Ž)
Yang terkait dengan syarat batas:
π‘Ž1 𝑦 π‘Ž + π‘Ž2 𝑦′
π‘Ž = 0
𝑏1 𝑦 𝑏 + 𝑏2 𝑦′
𝑏 = 0 … … .. (π‘Ž1)
Dimana :
 πœ† adalah nilai eigen terkait dengan 𝑦 π‘₯
 π‘Ž1 , π‘Ž2 , 𝑏1 , 𝑏2 adalah bilangan- bilangan riil tak nol
 π‘Ÿ , 𝑝 , 𝑠 adalah tiga fungsi continuously differentiable pada π‘Ž, 𝑏
8
 π‘Ÿ π‘₯ > 0 dan 𝑠 π‘₯ βˆ€ π‘₯ πœ– π‘Ž, 𝑏
Persamaan (a) dapat kita tulis sebagai
π‘Ÿ π‘₯ 𝑦′
(π‘₯) β€²
+ 𝑝 π‘₯ 𝑦 π‘₯ + πœ† 𝑠 (π‘₯) 𝑦 π‘₯ = 0
Atau
π‘Ÿ π‘₯ 𝑦′ β€²
+ 𝑝 π‘₯ 𝑦 + πœ† 𝑠 π‘₯ 𝑦 = 0 … . . (𝑏)
Persamaan Sturm-Liouville diatas adalah homogeny dan linier, maka kita
kenalkan operator 𝐿 yang didefinisikan sebagai
𝐿 𝑦 = βˆ’ π‘Ÿ π‘₯ 𝑦′ β€²
βˆ’ 𝑝 π‘₯ 𝑦 …. … … . (𝑐)
Dengan demikian, persamaan (a) dapat dituliskan sebagai berikut:
βˆ’ π‘Ÿ π‘₯ 𝑦′ β€²
βˆ’ 𝑝 π‘₯ 𝑦 = πœ† 𝑠 (π‘₯) 𝑦 π‘₯
𝐿 𝑦 = πœ† 𝑠 (π‘₯) 𝑦 π‘₯ …. … … . (𝑑)
Karena π‘Ÿ, 𝑝, 𝑠 adalah tiga fungsi continuously differentiable pada π‘Ž, 𝑏 ,
maka untuk menyelesaikan PD Sturm-Liouville (a), kita perlu
memandang identitas Lagrange.
Identitas Lagrange : Misalkan U dan V adalah dua fungsi yang derifatif
keduanya dalam interval π‘Ž, 𝑏 , maka:
𝐿 𝑒 𝑣 𝑑π‘₯ = βˆ’ π‘Ÿ 𝑒′ β€²
𝑣 βˆ’ 𝑝 𝑒 𝑣
𝑏
π‘Ž
𝑑π‘₯
𝑏
π‘Ž
Integrasikan ruas kanan dengan membagi ruas kanan tersebut menjadi 2
bagian. Kita peroleh:
9
𝐿 𝑒 𝑣 𝑑π‘₯ = βˆ’π‘Ÿ π‘₯ 𝑒′
π‘₯ 𝑣 π‘₯ [
𝑏
π‘Ž
+ π‘Ÿ π‘₯ 𝑒 π‘₯ 𝑣′
π‘₯ [
𝑏
π‘Ž
𝑏
π‘Ž
+ βˆ’π‘’β€²
π‘Ÿ 𝑣′ β€²
βˆ’ 𝑒 𝑝 𝑣 𝑑π‘₯
𝑏
π‘Ž
𝐿 𝑒 𝑣 𝑑π‘₯ = βˆ’π‘Ÿ π‘₯ 𝑒′
π‘₯ 𝑣 π‘₯ βˆ’ 𝑒 π‘₯ 𝑣′
π‘₯ [
𝑏
π‘Ž
+ 𝑒 𝐿 𝑣
𝑏
π‘Ž
𝑑π‘₯
𝑏
π‘Ž
𝐿 𝑒 𝑣 𝑑π‘₯ βˆ’ 𝑒 𝐿 𝑣
𝑏
π‘Ž
𝑑π‘₯ = βˆ’π‘Ÿ π‘₯ 𝑒′
π‘₯ 𝑣 π‘₯ βˆ’ 𝑒 π‘₯ 𝑣′
π‘₯
𝑏
π‘Ž
𝐿 𝑒 𝑣 βˆ’ 𝑒 𝐿 𝑣 𝑑π‘₯ = βˆ’π‘Ÿ π‘₯ 𝑒′
π‘₯ 𝑣 π‘₯ βˆ’ 𝑒 π‘₯ 𝑣′
π‘₯
𝑏
π‘Ž
… (𝑒)
Persamaan (e) adalah Identitas Lagrange.
Sekarang Andaikan fungsi 𝑒 π‘‘π‘Žπ‘› 𝑣 di persamaan (e) stabil pada kondisi
syarat batas (a1). Kemudian Asumsikan π‘Ž2 β‰  0, 𝑏2 β‰  0. Sehingga ruas
kanan persamaan (e) berwujud:
βˆ’π‘Ÿ π‘₯ 𝑒′
π‘₯ 𝑣 π‘₯ βˆ’ 𝑒 π‘₯ 𝑣′
π‘₯ [
𝑏
π‘Ž
= βˆ’π‘Ÿ 𝑏 𝑒′
𝑏 𝑣 𝑏 βˆ’
𝑒 𝑏 𝑣′
𝑏 + π‘Ÿ π‘Ž 𝑒′
π‘Ž 𝑣 π‘Ž βˆ’ 𝑒 π‘Ž 𝑣′
π‘Ž
10
= βˆ’π‘Ÿ 𝑏 βˆ’
𝑏1
𝑏2
𝑒 𝑏 𝑣 𝑏 +
𝑏1
𝑏2
𝑒 𝑏 𝑣′
𝑏
+ π‘Ÿ π‘Ž βˆ’
π‘Ž1
π‘Ž2
𝑒 π‘Ž 𝑣 π‘Ž +
π‘Ž1
π‘Ž2
𝑒 π‘Ž 𝑣′
π‘Ž
= 0
Hasil diatas akan sama jika a =0 , atau b =0
Ruas kiri Persamaan (e)
{𝐿[𝑒]
𝑏
π‘Ž
𝑣 βˆ’ 𝑒𝐿[𝑣]}𝑑π‘₯ = 0
Hal ini akibat dari ruas kanannya = 0 ……………………………. (f)
Dari persamaan (f) , Pandang bentuk inner product (u,v) dari dua buah
fungsi u dan v bilangan riil yang didefinisikan sebagai :
(u,v) = 𝑒 π‘₯ 𝑣 π‘₯ 𝑑π‘₯ … … … … … … … . . (𝑔)
𝑏
π‘Ž
Dalam pembahasan ini, persamaan (f) berwujud :
(L[u],v)-(u,L[v]) = 0 ……………………………….. (h)
*Kembali ke Teorema 1
Berdasarkan persamaan (g), penting untuk mendeskripsikan fungsi
kompleks. Untuk itu persamaan (g) ditulis :
(u,v) = 𝑒 π‘₯ 𝑣 π‘₯ 𝑑π‘₯
𝑏
π‘Ž
, 𝑣 π‘₯ : kompleks konjugat v(x).
11
Untuk membuktikan πœ† > 0 pada πœ† yang terkait solusi PD Sturm-
Liouville, misalkan πœ† adalah fungsi kompleks nilai eigen dari (a) yang
diberikan oleh
πœ† = πœ‡ + 𝑖𝑣 dan πœ™ π‘₯ adalah fungsi eigen yang berkorespondensi yang
juga berupa fungsi kompleks πœ™ π‘₯ = π‘ˆ π‘₯ + 𝑖𝑉(π‘₯) dimana
u,v,U(x),V(x) adalah bilangan riil.
Misalkan u = πœ™ dan v= , maka dari persamaan (h) dapat ditentukan
(L[πœ™], πœ™) = (πœ™, L[πœ™]) …………………………………. (i)
Kita tahu bahwa
L[πœ™] = πœ† s πœ™
Sedemikian sehingga persamaan (i) menjadi
(πœ† s πœ™, πœ™) = (πœ™, L[πœ™]) …………………………… (j)
Karena (u,v) = 𝑒 π‘₯ 𝑣 π‘₯ 𝑑π‘₯
𝑏
π‘Ž
, maka kita dapatkan
πœ† s x πœ™ π‘₯ πœ™(π‘₯)𝑑π‘₯
𝑏
π‘Ž
= πœ™ π‘₯ πœ† 𝑠 π‘₯ πœ™(π‘₯)𝑑π‘₯
1
0
……………………….. (k)
Karena s(x) adalah bilangan riil, dari persamaan (k),
(πœ† βˆ’ πœ† ) 𝑠(π‘₯)πœ™ π‘₯ πœ™(π‘₯)𝑑π‘₯
𝑏
π‘Ž
= 0
Atau
(πœ† βˆ’ πœ† ) 𝑠 π‘₯ π‘ˆ2
π‘₯ + 𝑉2
π‘₯ 𝑑π‘₯
𝑏
π‘Ž
= 0 ………………………. (l)
Karena integran Persamaan (l) non negative dan β‰  0 serta kontinu maka
hasil integrasi (l) adalah positif, dan karena faktor πœ† βˆ’ πœ† = 2 i v , dan
πœ† βˆ’ πœ† harus = 0 , v = 0, maka πœ† adalah Riil (> 0) Teorema 1 Terbukti.
12
Teorema 2
Jika y1 dan y2 adalah dua solusi untuk persamaan differensial
Sturm-Viouville berturut-turut yang terkait dengan nilai eigen 1
dan 2, maka
𝒔 𝒙 π’š 𝟏 𝒙 π’š 𝟐 𝒙 𝒅𝒙 = 𝟎
𝒃
𝒂
Asalkan 1 β‰  2
Bukti
Teorema ini menyatakan orthogonal dari eigenfunctions dengan
mematuhi bobot fungsi ke s. Untuk membuktikan teorema dinyatakan
bahwa y1 dan y2 merupakan persamaan diferensial.
L[y1] = Ξ»1sy1
Dan
L[y2] = Ξ»2sy2,
berturut-turut jika kita lihat u = y1, v = y2, kemudian subtitusikan L[u]
dan L[v] ke persamaan
(L[u], v) βˆ’ (u, L[v]) = 0
Diperoleh
(Ξ»1sy1, y2) βˆ’ (y1, Ξ»2sy2) = 0
13
atau menggunakan persamaan
(u, v) = 𝑒 π‘₯ . 𝑣(π‘₯) 𝑑π‘₯
𝑏
π‘Ž
akan diperoleh
Ξ»1 𝑠 π‘₯ 𝑦1 π‘₯ 𝑦2 π‘₯ 𝑑π‘₯ βˆ’ πœ†2
𝑏
π‘Ž
𝑦1(π‘₯)𝑠 (π‘₯)𝑦2(π‘₯) 𝑑π‘₯ = 0.
𝑏
π‘Ž
karena Ξ»2, s(x), dan y2(x) merupakan bilangan riil, sehingga
(Ξ»1βˆ’ Ξ»2) 𝑠 (π‘₯)𝑦1(π‘₯)𝑦2(π‘₯) 𝑑π‘₯ = 0
b
a
Karena menurut hipotesis 1 β‰  2, berarti y1 dan y2 harus memenuhi
persamaan
𝑠 π‘₯ 𝑦1 π‘₯ 𝑦2 π‘₯ 𝑑π‘₯ = 0
𝑏
π‘Ž
Sehingga teorema terbukti

More Related Content

What's hot

Sub grup normal dan grup fakto
Sub grup normal dan grup faktoSub grup normal dan grup fakto
Sub grup normal dan grup faktoYadi Pura
Β 
Analisis kompleks
Analisis kompleksAnalisis kompleks
Analisis kompleksUHN
Β 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2Arvina Frida Karela
Β 
Makalah geseran (translasi)
Makalah geseran (translasi)Makalah geseran (translasi)
Makalah geseran (translasi)Nia Matus
Β 
Makalah transformasi balikan
Makalah transformasi balikanMakalah transformasi balikan
Makalah transformasi balikanNia Matus
Β 
Rangkuman materi Transformasi Kesebangunan
Rangkuman materi Transformasi KesebangunanRangkuman materi Transformasi Kesebangunan
Rangkuman materi Transformasi KesebangunanNia Matus
Β 
Binomial dan Multinomial
Binomial dan MultinomialBinomial dan Multinomial
Binomial dan MultinomialHeni Widayani
Β 
Solusi D'Alembert Pers. Gelombang 1D
Solusi D'Alembert Pers. Gelombang 1DSolusi D'Alembert Pers. Gelombang 1D
Solusi D'Alembert Pers. Gelombang 1DHeni Widayani
Β 
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)Nia Matus
Β 
Soal dan pembahasan hiperbola
Soal dan pembahasan hiperbolaSoal dan pembahasan hiperbola
Soal dan pembahasan hiperbolaNida Shafiyanti
Β 
Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2Charro NieZz
Β 
Vektor, Aljabar Linier
Vektor, Aljabar LinierVektor, Aljabar Linier
Vektor, Aljabar LinierSartiniNuha
Β 
Soal dan pembahasan integral permukaan
Soal dan pembahasan integral permukaanSoal dan pembahasan integral permukaan
Soal dan pembahasan integral permukaanUniversitas Negeri Padang
Β 
Teorema Nilai Rata-Rata Cauchy
Teorema Nilai Rata-Rata CauchyTeorema Nilai Rata-Rata Cauchy
Teorema Nilai Rata-Rata CauchyAndina Aulia Rachma
Β 
BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi Nia Matus
Β 
Bilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkapBilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkapagus_budiarto
Β 

What's hot (20)

Sub grup normal dan grup fakto
Sub grup normal dan grup faktoSub grup normal dan grup fakto
Sub grup normal dan grup fakto
Β 
Analisis kompleks
Analisis kompleksAnalisis kompleks
Analisis kompleks
Β 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Β 
Makalah geseran (translasi)
Makalah geseran (translasi)Makalah geseran (translasi)
Makalah geseran (translasi)
Β 
Makalah transformasi balikan
Makalah transformasi balikanMakalah transformasi balikan
Makalah transformasi balikan
Β 
Rangkuman materi Transformasi Kesebangunan
Rangkuman materi Transformasi KesebangunanRangkuman materi Transformasi Kesebangunan
Rangkuman materi Transformasi Kesebangunan
Β 
Analisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cAnalisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1c
Β 
Binomial dan Multinomial
Binomial dan MultinomialBinomial dan Multinomial
Binomial dan Multinomial
Β 
Solusi D'Alembert Pers. Gelombang 1D
Solusi D'Alembert Pers. Gelombang 1DSolusi D'Alembert Pers. Gelombang 1D
Solusi D'Alembert Pers. Gelombang 1D
Β 
Integral Garis
Integral GarisIntegral Garis
Integral Garis
Β 
Koset Suatu Grup
Koset Suatu GrupKoset Suatu Grup
Koset Suatu Grup
Β 
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
Β 
Soal dan pembahasan hiperbola
Soal dan pembahasan hiperbolaSoal dan pembahasan hiperbola
Soal dan pembahasan hiperbola
Β 
Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2
Β 
Vektor, Aljabar Linier
Vektor, Aljabar LinierVektor, Aljabar Linier
Vektor, Aljabar Linier
Β 
Bilangan kompleks
Bilangan kompleksBilangan kompleks
Bilangan kompleks
Β 
Soal dan pembahasan integral permukaan
Soal dan pembahasan integral permukaanSoal dan pembahasan integral permukaan
Soal dan pembahasan integral permukaan
Β 
Teorema Nilai Rata-Rata Cauchy
Teorema Nilai Rata-Rata CauchyTeorema Nilai Rata-Rata Cauchy
Teorema Nilai Rata-Rata Cauchy
Β 
BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi
Β 
Bilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkapBilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkap
Β 

Similar to Bedah materi masalah syarat batas sekaligus pembuktian teorema 1 dan 2 sturm

Relasi rekursif
Relasi rekursifRelasi rekursif
Relasi rekursifEssa Novalia
Β 
Deret fourier kelompok 3
Deret fourier kelompok 3Deret fourier kelompok 3
Deret fourier kelompok 3ditayola
Β 
Teori bilangan
Teori bilanganTeori bilangan
Teori bilanganAndry Lalang
Β 
STD BAB 5 PERSAMAAN DAN FUNGSI KUADRAT.pptx
STD BAB 5 PERSAMAAN DAN FUNGSI KUADRAT.pptxSTD BAB 5 PERSAMAAN DAN FUNGSI KUADRAT.pptx
STD BAB 5 PERSAMAAN DAN FUNGSI KUADRAT.pptxrimanurmalasarispd
Β 
Fungsi transenden
Fungsi transendenFungsi transenden
Fungsi transendenRizki Ar-rifa
Β 
Persamaan dan Pertidaksamaan Eksponen
Persamaan dan Pertidaksamaan EksponenPersamaan dan Pertidaksamaan Eksponen
Persamaan dan Pertidaksamaan EksponenEman Mendrofa
Β 
analisa kompleks kelompok 1.pptx
analisa kompleks kelompok 1.pptxanalisa kompleks kelompok 1.pptx
analisa kompleks kelompok 1.pptxSaddamHusain440750
Β 
Analisis Gerak Fluida
Analisis Gerak FluidaAnalisis Gerak Fluida
Analisis Gerak Fluidarisko -
Β 
Bidang datar pada ruang (GAR)_Rahmah Fitri
Bidang datar pada ruang (GAR)_Rahmah FitriBidang datar pada ruang (GAR)_Rahmah Fitri
Bidang datar pada ruang (GAR)_Rahmah FitriRahmahFitri4
Β 
Bidang datar dalam dimensi tiga (geometri analitik ruang)
Bidang datar dalam dimensi tiga (geometri analitik ruang)Bidang datar dalam dimensi tiga (geometri analitik ruang)
Bidang datar dalam dimensi tiga (geometri analitik ruang)dwinsalsabila
Β 
PPT Matematika.pptx
PPT Matematika.pptxPPT Matematika.pptx
PPT Matematika.pptxNurunNadia2
Β 
PEMETAAN STRUKTUR ALJABAR
PEMETAAN STRUKTUR ALJABARPEMETAAN STRUKTUR ALJABAR
PEMETAAN STRUKTUR ALJABARNailul Hasibuan
Β 
1. vektor dan skalar
1. vektor dan skalar1. vektor dan skalar
1. vektor dan skalarNurrahmah Fitria
Β 
Persamaan dan Pertidaksamaan Eksponen 2.pptx
Persamaan dan Pertidaksamaan Eksponen 2.pptxPersamaan dan Pertidaksamaan Eksponen 2.pptx
Persamaan dan Pertidaksamaan Eksponen 2.pptxYusSeptikaW
Β 
Ppt materi kpb bab 7
Ppt materi kpb bab 7Ppt materi kpb bab 7
Ppt materi kpb bab 7HapizahFKIP
Β 
Fix makalah-maksek-edit-lagi2
Fix makalah-maksek-edit-lagi2Fix makalah-maksek-edit-lagi2
Fix makalah-maksek-edit-lagi2Gusthyn Ningrum
Β 
Materi Pemfaktoran Persamaan Kuadrat
Materi Pemfaktoran Persamaan KuadratMateri Pemfaktoran Persamaan Kuadrat
Materi Pemfaktoran Persamaan KuadratIndah Lestari
Β 
Persamaan Garis Lurus Dimensi 3
Persamaan Garis Lurus Dimensi 3Persamaan Garis Lurus Dimensi 3
Persamaan Garis Lurus Dimensi 3AtiqAlghasiaHemalia
Β 
Geometri Analitik Ruang
Geometri Analitik RuangGeometri Analitik Ruang
Geometri Analitik RuangFebri Arianti
Β 

Similar to Bedah materi masalah syarat batas sekaligus pembuktian teorema 1 dan 2 sturm (20)

Relasi rekursif
Relasi rekursifRelasi rekursif
Relasi rekursif
Β 
Deret fourier kelompok 3
Deret fourier kelompok 3Deret fourier kelompok 3
Deret fourier kelompok 3
Β 
Teori bilangan
Teori bilanganTeori bilangan
Teori bilangan
Β 
Aturan rantai 2 variable
Aturan rantai 2 variableAturan rantai 2 variable
Aturan rantai 2 variable
Β 
STD BAB 5 PERSAMAAN DAN FUNGSI KUADRAT.pptx
STD BAB 5 PERSAMAAN DAN FUNGSI KUADRAT.pptxSTD BAB 5 PERSAMAAN DAN FUNGSI KUADRAT.pptx
STD BAB 5 PERSAMAAN DAN FUNGSI KUADRAT.pptx
Β 
Fungsi transenden
Fungsi transendenFungsi transenden
Fungsi transenden
Β 
Persamaan dan Pertidaksamaan Eksponen
Persamaan dan Pertidaksamaan EksponenPersamaan dan Pertidaksamaan Eksponen
Persamaan dan Pertidaksamaan Eksponen
Β 
analisa kompleks kelompok 1.pptx
analisa kompleks kelompok 1.pptxanalisa kompleks kelompok 1.pptx
analisa kompleks kelompok 1.pptx
Β 
Analisis Gerak Fluida
Analisis Gerak FluidaAnalisis Gerak Fluida
Analisis Gerak Fluida
Β 
Bidang datar pada ruang (GAR)_Rahmah Fitri
Bidang datar pada ruang (GAR)_Rahmah FitriBidang datar pada ruang (GAR)_Rahmah Fitri
Bidang datar pada ruang (GAR)_Rahmah Fitri
Β 
Bidang datar dalam dimensi tiga (geometri analitik ruang)
Bidang datar dalam dimensi tiga (geometri analitik ruang)Bidang datar dalam dimensi tiga (geometri analitik ruang)
Bidang datar dalam dimensi tiga (geometri analitik ruang)
Β 
PPT Matematika.pptx
PPT Matematika.pptxPPT Matematika.pptx
PPT Matematika.pptx
Β 
PEMETAAN STRUKTUR ALJABAR
PEMETAAN STRUKTUR ALJABARPEMETAAN STRUKTUR ALJABAR
PEMETAAN STRUKTUR ALJABAR
Β 
1. vektor dan skalar
1. vektor dan skalar1. vektor dan skalar
1. vektor dan skalar
Β 
Persamaan dan Pertidaksamaan Eksponen 2.pptx
Persamaan dan Pertidaksamaan Eksponen 2.pptxPersamaan dan Pertidaksamaan Eksponen 2.pptx
Persamaan dan Pertidaksamaan Eksponen 2.pptx
Β 
Ppt materi kpb bab 7
Ppt materi kpb bab 7Ppt materi kpb bab 7
Ppt materi kpb bab 7
Β 
Fix makalah-maksek-edit-lagi2
Fix makalah-maksek-edit-lagi2Fix makalah-maksek-edit-lagi2
Fix makalah-maksek-edit-lagi2
Β 
Materi Pemfaktoran Persamaan Kuadrat
Materi Pemfaktoran Persamaan KuadratMateri Pemfaktoran Persamaan Kuadrat
Materi Pemfaktoran Persamaan Kuadrat
Β 
Persamaan Garis Lurus Dimensi 3
Persamaan Garis Lurus Dimensi 3Persamaan Garis Lurus Dimensi 3
Persamaan Garis Lurus Dimensi 3
Β 
Geometri Analitik Ruang
Geometri Analitik RuangGeometri Analitik Ruang
Geometri Analitik Ruang
Β 

More from rukmono budi utomo

metode numerik stepest descent dengan rerata aritmatika
metode numerik stepest descent dengan rerata aritmatikametode numerik stepest descent dengan rerata aritmatika
metode numerik stepest descent dengan rerata aritmatikarukmono budi utomo
Β 
metode numerik stepest descent dengan rerata aritmatika
metode numerik stepest descent dengan rerata aritmatikametode numerik stepest descent dengan rerata aritmatika
metode numerik stepest descent dengan rerata aritmatikarukmono budi utomo
Β 
Tugas Metode Numerik Biseksi Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Biseksi Pendidikan Matematika UMTTugas Metode Numerik Biseksi Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Biseksi Pendidikan Matematika UMTrukmono budi utomo
Β 
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTTugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTrukmono budi utomo
Β 
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTTugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTrukmono budi utomo
Β 
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTTugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTrukmono budi utomo
Β 
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTTugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTrukmono budi utomo
Β 
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTTugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTrukmono budi utomo
Β 
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTTugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTrukmono budi utomo
Β 
Satuan acara perkuliahan Metode Numerik Pendidikan matematika UMT
Satuan acara perkuliahan Metode Numerik Pendidikan matematika UMTSatuan acara perkuliahan Metode Numerik Pendidikan matematika UMT
Satuan acara perkuliahan Metode Numerik Pendidikan matematika UMTrukmono budi utomo
Β 
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTTugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTrukmono budi utomo
Β 
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTTugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTrukmono budi utomo
Β 
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTTugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTrukmono budi utomo
Β 
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTTugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTrukmono budi utomo
Β 
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTTugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTrukmono budi utomo
Β 
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTTugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTrukmono budi utomo
Β 
Tugas Metode Numerik Newton 6 a1 Prodi pendidikan matematika UMT
Tugas Metode Numerik Newton 6 a1 Prodi pendidikan matematika UMTTugas Metode Numerik Newton 6 a1 Prodi pendidikan matematika UMT
Tugas Metode Numerik Newton 6 a1 Prodi pendidikan matematika UMTrukmono budi utomo
Β 
Tugas Metode numerik newton Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode numerik newton Pendidikan Matematika UMTTugas Metode numerik newton Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode numerik newton Pendidikan Matematika UMTrukmono budi utomo
Β 
Tugas Metode Numerik Biseksi Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Biseksi Pendidikan Matematika UMTTugas Metode Numerik Biseksi Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Biseksi Pendidikan Matematika UMTrukmono budi utomo
Β 
Tugas Metode Numerik Biseksi Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Biseksi Pendidikan Matematika UMT Tugas Metode Numerik Biseksi Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Biseksi Pendidikan Matematika UMT rukmono budi utomo
Β 

More from rukmono budi utomo (20)

metode numerik stepest descent dengan rerata aritmatika
metode numerik stepest descent dengan rerata aritmatikametode numerik stepest descent dengan rerata aritmatika
metode numerik stepest descent dengan rerata aritmatika
Β 
metode numerik stepest descent dengan rerata aritmatika
metode numerik stepest descent dengan rerata aritmatikametode numerik stepest descent dengan rerata aritmatika
metode numerik stepest descent dengan rerata aritmatika
Β 
Tugas Metode Numerik Biseksi Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Biseksi Pendidikan Matematika UMTTugas Metode Numerik Biseksi Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Biseksi Pendidikan Matematika UMT
Β 
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTTugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Β 
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTTugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Β 
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTTugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Β 
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTTugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Β 
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTTugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Β 
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTTugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Β 
Satuan acara perkuliahan Metode Numerik Pendidikan matematika UMT
Satuan acara perkuliahan Metode Numerik Pendidikan matematika UMTSatuan acara perkuliahan Metode Numerik Pendidikan matematika UMT
Satuan acara perkuliahan Metode Numerik Pendidikan matematika UMT
Β 
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTTugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Β 
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTTugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Β 
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTTugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Β 
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTTugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Β 
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTTugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Β 
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTTugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Β 
Tugas Metode Numerik Newton 6 a1 Prodi pendidikan matematika UMT
Tugas Metode Numerik Newton 6 a1 Prodi pendidikan matematika UMTTugas Metode Numerik Newton 6 a1 Prodi pendidikan matematika UMT
Tugas Metode Numerik Newton 6 a1 Prodi pendidikan matematika UMT
Β 
Tugas Metode numerik newton Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode numerik newton Pendidikan Matematika UMTTugas Metode numerik newton Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode numerik newton Pendidikan Matematika UMT
Β 
Tugas Metode Numerik Biseksi Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Biseksi Pendidikan Matematika UMTTugas Metode Numerik Biseksi Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Biseksi Pendidikan Matematika UMT
Β 
Tugas Metode Numerik Biseksi Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Biseksi Pendidikan Matematika UMT Tugas Metode Numerik Biseksi Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Biseksi Pendidikan Matematika UMT
Β 

Bedah materi masalah syarat batas sekaligus pembuktian teorema 1 dan 2 sturm

  • 1. 1 BEDAH MATERI MASALAH SYARAT BATAS SEKALIGUS PEMBUKTIAN TEOREMA 1 DAN 2 STURM-LIOUVILLE Oleh:Rukmono, Meivita, Anastasya, Endah Dwi, Siti Nurrokhmah Jurusan matematika Undip Pengampu: Farikhin, Ph.D. I. Persamaan Sturm-Liouville Nama Sturm-Liouville merujuk pada nama matematikawan Swiss, Jacques Sturm (1803-1855) dan metematikawan Prancis, Joseph Liouville (1809-1882). Keduanya mempelajari masalah syarat tertentu dan perilaku solusinya. Pandang persamaan Sturm-Liouville: π‘Ÿ π‘₯ 𝑦′ (π‘₯) β€² + 𝑝 π‘₯ + πœ† 𝑠 (π‘₯) 𝑦 π‘₯ = 0 … … … (π‘Ž) Yang terkait dengan syarat batas: π‘Ž1 𝑦 π‘Ž + π‘Ž2 𝑦′ π‘Ž = 0 … … . . (π‘Ž1) 𝑏1 𝑦 𝑏 + 𝑏2 𝑦′ 𝑏 = 0 … . (π‘Ž1) Dimana :  πœ† adalah nilai eigen terkait dengan 𝑦 π‘₯  π‘Ž1 , π‘Ž2 , 𝑏1 , 𝑏2 adalah bilangan- bilangan riil tak nol  π‘Ÿ , 𝑝 , 𝑠 adalah tiga fungsi continuously differentiable pada π‘Ž, 𝑏  π‘Ÿ π‘₯ > 0 dan 𝑠 π‘₯ βˆ€ π‘₯ πœ– π‘Ž, 𝑏 Contoh: Diberikan masalah syarat batas (πœ† > 0) 𝑦" π‘₯ + πœ† 𝑦 π‘₯ = 0 Dengan syarat batas 𝑦′ 0 = 0, dan 𝑦 πœ‹ = 0.
  • 2. 2 Dalam materi yang diberikan, Sang penulis telah mendapatkan hasil sebagai berikut: a. Solusi persamaan dari contoh diatas adalah 𝑦 π‘₯ = 𝐴 cos ( πœ† π‘₯) + 𝐡 sin( πœ† π‘₯) b. Dengan menggunakan syarat batas yang diberikan , solusi non trivial akan diperoleh jika πœ† = 2𝑛+1 2 c. Untuk 𝑛 = 0, 1 , 2, … , nilai-nilai eigennya adalah πœ† 𝑛 = 2𝑛+1 2 d. Untuk 𝑛 = 0, 1 , 2, … solusi pertsamaan differensial diatas yang terkait dengan nilai eigen πœ† 𝑛 adalah 𝑦𝑛 π‘₯ = cos 2𝑛+1 2 e. Pada contoh diatas, Persamaan differensial akan memiliki solusi non trivial jika πœ† > 0 dan tidak memiliki solusi non trivial jika πœ† ≀ 0 PEMBUKTIAN a. Untuk Positif 𝝀 = 𝝀 𝟐 berlaku: 𝑦" π‘₯ + πœ†2 𝑦 π‘₯ = 0 . … … … (𝑖) 𝑑2 𝑦(π‘₯) 𝑑π‘₯2 + πœ†2 𝑦 π‘₯ = 0 … … … … (𝑖𝑖) Misalkan 𝑑 𝑑π‘₯ = 𝐷, maka persamaan (𝑖𝑖) dapat ditulis sebagai berikut: (𝐷2 + πœ†2 ) 𝑦 π‘₯ = 0, dimana 𝑦 π‘₯ β‰  0, untuk itu (𝐷2 + πœ†2 ) = 0 𝐷2 βˆ’ πœ†2 𝑖2 = 0
  • 3. 3 𝐷2 βˆ’ πœ† 𝑖 2 2 = 0 𝐷2 βˆ’ πœ† 𝑖 2 = 0 𝐷 + πœ† 𝑖 𝐷 βˆ’ πœ† 𝑖 = 0 𝐷1 = πœ† 𝑖 π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘’ 𝐷2 = βˆ’ πœ† 𝑖 Solusi Umum didapat 𝑦 π‘₯ = 𝐢1 𝑒 πœ† 𝑖 π‘₯ + 𝐢2 π‘’βˆ’πœ† 𝑖 π‘₯ = 𝐢1 cos πœ† π‘₯ + 𝑖 sin πœ† π‘₯ + 𝐢2 (cos πœ† π‘₯ βˆ’ 𝑖 sin πœ† π‘₯) = 𝐢1 cos πœ† π‘₯ + 𝑖 𝐢1 sin πœ† π‘₯ + 𝐢2 cos πœ† π‘₯ βˆ’ 𝑖 𝐢2 sin πœ† π‘₯ = 𝐢1 + 𝐢2 cos πœ† π‘₯ + 𝑖 ( 𝐢1 βˆ’ 𝐢2 ) sin πœ† π‘₯ . . . . . . . (𝑖𝑖𝑖) Misalkan (𝐢1 + 𝐢2 ) = A (𝐢1 βˆ’ 𝐢2 )𝑖 = B, maka persamaan (𝑖𝑖𝑖) dapat ditulis sebagai: π’š 𝒙 = 𝑨 𝐜𝐨𝐬(𝝀 𝒙) + 𝑩 𝐬𝐒𝐧(𝝀 𝒙) Terbukti b. Dengan menggunakan syarat batas, solusi non trivial akan diperoleh jika 𝝀 = πŸπ’+𝟏 𝟐 Bukti : Pandang solusi umum : 𝑦 π‘₯ = 𝐴 cos(πœ† π‘₯) + 𝐡 sin πœ† π‘₯ . . . . . . (𝑖𝑣) 𝑦′ π‘₯ = βˆ’πœ†π΄ sin πœ† π‘₯ + πœ†π΅ cos πœ† π‘₯ . . . . . . (𝑣)
  • 4. 4 Pandang persamaan (𝒗) 𝑦′ π‘₯ = βˆ’πœ†π΄ sin πœ† π‘₯ + πœ†π΅ cos πœ† π‘₯ Untuk 𝑦′ 0 = 0 0 = βˆ’πœ†π΄ sin 0 + πœ†π΅ cos 0 0 = 0 + πœ†π΅ cos 0 0 = πœ†π΅ cos 0 0 = πœ†π΅, π‘‘π‘–π‘šπ‘Žπ‘›π‘Ž πœ† β‰  0 , π‘π‘’π‘Ÿπ‘™π‘Žπ‘˜π‘’ 𝑩 = 𝟎 Pandang persamaan (π’Šπ’—) 𝑦 π‘₯ = 𝐴 cos(πœ† π‘₯) + 𝐡 sin πœ† π‘₯ Untuk 𝑦 πœ‹ = 0 π‘π‘’π‘Ÿπ‘™π‘Žπ‘˜π‘’ 0 = 𝐴 cos(πœ† πœ‹ ) + 𝐡 sin πœ† πœ‹ Kita telah mengetahui bahwa 𝑩 = 𝟎, untuk itu 0 = 𝐴 cos(πœ† πœ‹ ) + 0 0 = 𝐴 cos(πœ† πœ‹ ). . . . . . . . . . . . (𝑣𝑖) Ingat bahwa cos(πœ† πœ‹ ) = 0 Untuk setiap πœ† = 1 2 , 3 2 , 5 2 , … Atau πœ† = 2𝑛+1 2 , dimana n = 0 ,1,2,3 … Untuk itu, persamaan (𝑣𝑖) dapat ditulis : 0 = 𝐴 cos πœ† πœ‹ , dimana A β‰  0 cos πœ† πœ‹ = 0 𝝀 = πŸπ’+𝟏 𝟐 Terbukti
  • 5. 5 Meskipun Konstanta B = 0 , namun karena nilai konstanta A β‰  0, maka solusi PD pada contoh soal adalah non trivial (Solusi Banyak) untuk πœ† = 2𝑛+1 2 . Hal ini disebabkan nilai A dapat bernilai berapapun (Terbukti). c. Untuk 𝒏 = 𝟎, 𝟏 , 𝟐, … , nilai-nilai eigennya adalah 𝝀 𝒏 = πŸπ’+𝟏 𝟐 Bukti: Kita telah membuktikan bahwan untuk πœ† = 2𝑛+1 2 , solusi PD pada soal adalah non trivial . Untuk itu, jelas βˆ€ 𝑛 = 0, 1, 2, … berlaku 𝝀 𝒏 = πŸπ’+𝟏 𝟐 Terbukti d. 𝒏 = 𝟎, 𝟏, 𝟐, … solusi PD pada soal yang terkait dengan nilai eigen 𝝀 𝒏 adalah π’š 𝒏 = 𝐜𝐨𝐬 πŸπ’ + 𝟏 𝟐 𝒙 Bukti: Pandang solusi (𝑖𝑣) 𝑦 π‘₯ = 𝐴 cos(πœ† π‘₯) + 𝐡 sin πœ† π‘₯
  • 6. 6 Untuk syarat awal 𝑦′ 0 = 0 kita telah membuktikan bahwa nilai B = 0. Untuk itu, kita dapat menuliskan persamaan (𝑖𝑣) sebagai berikut: 𝑦 (π‘₯) = 𝐴 cos(πœ† π‘₯) untuk πœ† = 2𝑛+1 2 , 𝑛 = 0, 1, 2, 3 … diperoleh 𝑦 (π‘₯) = 0. Pada pembuktian (a), kita mengambil positif 𝝀 = 𝝀 𝟐 . Jika nilai Ξ» adalah 1,2,3. . . . Maka table dibawah ini akan menunjukkan hubungan Ξ» dengan Ξ»2 . 𝝀 𝝀 𝟐 1 1 2 4 3 9 Karena nilai A β‰  0 (hal tersebul telah terbukti pada pembuktian b ), misalkan diambil nilai A =1 , maka solusi persamaan Differensial diatas manjadi 𝑦 (π‘₯) = cos(πœ† π‘₯) Karena πœ† = 2𝑛+1 2 , 𝑛 = 0, 1, 2, 3 … maka berlaku 𝝀 𝒏 = πŸπ’+𝟏 𝟐 . Untuk itu π’š 𝒏(𝒙) = 𝐜𝐨𝐬 πŸπ’+𝟏 𝟐 𝒙 Terbukti 𝝀 𝝀 𝟐 4 16 : : dst dst
  • 7. 7 e. Untuk 𝝀 > 0, solusi PD diatas adalah non trivial. begitu sebaliknya, untuk 𝝀 ≀ 𝟎, solusinya adalah trivial. Bukti: Berdasarkan pembuktian a, b, c, d, pernyataan diatas terbukti PEMBUKTIAN TEOREMA 1 DAN 2 STURM-LIOUVILLE Teorema1: Jika 𝑦 adalah solusi umumuntuk PD Sturm- Liouville yang terkait dengan nilai eigen 𝝀 , maka πœ† > 0. Bukti: Sebelum kita melangkah lebih jauh, pandang kembali PD Sturm- Liouville π‘Ÿ π‘₯ 𝑦′ (π‘₯) β€² + 𝑝 π‘₯ + πœ† 𝑠 (π‘₯) 𝑦 π‘₯ = 0 … … .. (π‘Ž) Yang terkait dengan syarat batas: π‘Ž1 𝑦 π‘Ž + π‘Ž2 𝑦′ π‘Ž = 0 𝑏1 𝑦 𝑏 + 𝑏2 𝑦′ 𝑏 = 0 … … .. (π‘Ž1) Dimana :  πœ† adalah nilai eigen terkait dengan 𝑦 π‘₯  π‘Ž1 , π‘Ž2 , 𝑏1 , 𝑏2 adalah bilangan- bilangan riil tak nol  π‘Ÿ , 𝑝 , 𝑠 adalah tiga fungsi continuously differentiable pada π‘Ž, 𝑏
  • 8. 8  π‘Ÿ π‘₯ > 0 dan 𝑠 π‘₯ βˆ€ π‘₯ πœ– π‘Ž, 𝑏 Persamaan (a) dapat kita tulis sebagai π‘Ÿ π‘₯ 𝑦′ (π‘₯) β€² + 𝑝 π‘₯ 𝑦 π‘₯ + πœ† 𝑠 (π‘₯) 𝑦 π‘₯ = 0 Atau π‘Ÿ π‘₯ 𝑦′ β€² + 𝑝 π‘₯ 𝑦 + πœ† 𝑠 π‘₯ 𝑦 = 0 … . . (𝑏) Persamaan Sturm-Liouville diatas adalah homogeny dan linier, maka kita kenalkan operator 𝐿 yang didefinisikan sebagai 𝐿 𝑦 = βˆ’ π‘Ÿ π‘₯ 𝑦′ β€² βˆ’ 𝑝 π‘₯ 𝑦 …. … … . (𝑐) Dengan demikian, persamaan (a) dapat dituliskan sebagai berikut: βˆ’ π‘Ÿ π‘₯ 𝑦′ β€² βˆ’ 𝑝 π‘₯ 𝑦 = πœ† 𝑠 (π‘₯) 𝑦 π‘₯ 𝐿 𝑦 = πœ† 𝑠 (π‘₯) 𝑦 π‘₯ …. … … . (𝑑) Karena π‘Ÿ, 𝑝, 𝑠 adalah tiga fungsi continuously differentiable pada π‘Ž, 𝑏 , maka untuk menyelesaikan PD Sturm-Liouville (a), kita perlu memandang identitas Lagrange. Identitas Lagrange : Misalkan U dan V adalah dua fungsi yang derifatif keduanya dalam interval π‘Ž, 𝑏 , maka: 𝐿 𝑒 𝑣 𝑑π‘₯ = βˆ’ π‘Ÿ 𝑒′ β€² 𝑣 βˆ’ 𝑝 𝑒 𝑣 𝑏 π‘Ž 𝑑π‘₯ 𝑏 π‘Ž Integrasikan ruas kanan dengan membagi ruas kanan tersebut menjadi 2 bagian. Kita peroleh:
  • 9. 9 𝐿 𝑒 𝑣 𝑑π‘₯ = βˆ’π‘Ÿ π‘₯ 𝑒′ π‘₯ 𝑣 π‘₯ [ 𝑏 π‘Ž + π‘Ÿ π‘₯ 𝑒 π‘₯ 𝑣′ π‘₯ [ 𝑏 π‘Ž 𝑏 π‘Ž + βˆ’π‘’β€² π‘Ÿ 𝑣′ β€² βˆ’ 𝑒 𝑝 𝑣 𝑑π‘₯ 𝑏 π‘Ž 𝐿 𝑒 𝑣 𝑑π‘₯ = βˆ’π‘Ÿ π‘₯ 𝑒′ π‘₯ 𝑣 π‘₯ βˆ’ 𝑒 π‘₯ 𝑣′ π‘₯ [ 𝑏 π‘Ž + 𝑒 𝐿 𝑣 𝑏 π‘Ž 𝑑π‘₯ 𝑏 π‘Ž 𝐿 𝑒 𝑣 𝑑π‘₯ βˆ’ 𝑒 𝐿 𝑣 𝑏 π‘Ž 𝑑π‘₯ = βˆ’π‘Ÿ π‘₯ 𝑒′ π‘₯ 𝑣 π‘₯ βˆ’ 𝑒 π‘₯ 𝑣′ π‘₯ 𝑏 π‘Ž 𝐿 𝑒 𝑣 βˆ’ 𝑒 𝐿 𝑣 𝑑π‘₯ = βˆ’π‘Ÿ π‘₯ 𝑒′ π‘₯ 𝑣 π‘₯ βˆ’ 𝑒 π‘₯ 𝑣′ π‘₯ 𝑏 π‘Ž … (𝑒) Persamaan (e) adalah Identitas Lagrange. Sekarang Andaikan fungsi 𝑒 π‘‘π‘Žπ‘› 𝑣 di persamaan (e) stabil pada kondisi syarat batas (a1). Kemudian Asumsikan π‘Ž2 β‰  0, 𝑏2 β‰  0. Sehingga ruas kanan persamaan (e) berwujud: βˆ’π‘Ÿ π‘₯ 𝑒′ π‘₯ 𝑣 π‘₯ βˆ’ 𝑒 π‘₯ 𝑣′ π‘₯ [ 𝑏 π‘Ž = βˆ’π‘Ÿ 𝑏 𝑒′ 𝑏 𝑣 𝑏 βˆ’ 𝑒 𝑏 𝑣′ 𝑏 + π‘Ÿ π‘Ž 𝑒′ π‘Ž 𝑣 π‘Ž βˆ’ 𝑒 π‘Ž 𝑣′ π‘Ž
  • 10. 10 = βˆ’π‘Ÿ 𝑏 βˆ’ 𝑏1 𝑏2 𝑒 𝑏 𝑣 𝑏 + 𝑏1 𝑏2 𝑒 𝑏 𝑣′ 𝑏 + π‘Ÿ π‘Ž βˆ’ π‘Ž1 π‘Ž2 𝑒 π‘Ž 𝑣 π‘Ž + π‘Ž1 π‘Ž2 𝑒 π‘Ž 𝑣′ π‘Ž = 0 Hasil diatas akan sama jika a =0 , atau b =0 Ruas kiri Persamaan (e) {𝐿[𝑒] 𝑏 π‘Ž 𝑣 βˆ’ 𝑒𝐿[𝑣]}𝑑π‘₯ = 0 Hal ini akibat dari ruas kanannya = 0 ……………………………. (f) Dari persamaan (f) , Pandang bentuk inner product (u,v) dari dua buah fungsi u dan v bilangan riil yang didefinisikan sebagai : (u,v) = 𝑒 π‘₯ 𝑣 π‘₯ 𝑑π‘₯ … … … … … … … . . (𝑔) 𝑏 π‘Ž Dalam pembahasan ini, persamaan (f) berwujud : (L[u],v)-(u,L[v]) = 0 ……………………………….. (h) *Kembali ke Teorema 1 Berdasarkan persamaan (g), penting untuk mendeskripsikan fungsi kompleks. Untuk itu persamaan (g) ditulis : (u,v) = 𝑒 π‘₯ 𝑣 π‘₯ 𝑑π‘₯ 𝑏 π‘Ž , 𝑣 π‘₯ : kompleks konjugat v(x).
  • 11. 11 Untuk membuktikan πœ† > 0 pada πœ† yang terkait solusi PD Sturm- Liouville, misalkan πœ† adalah fungsi kompleks nilai eigen dari (a) yang diberikan oleh πœ† = πœ‡ + 𝑖𝑣 dan πœ™ π‘₯ adalah fungsi eigen yang berkorespondensi yang juga berupa fungsi kompleks πœ™ π‘₯ = π‘ˆ π‘₯ + 𝑖𝑉(π‘₯) dimana u,v,U(x),V(x) adalah bilangan riil. Misalkan u = πœ™ dan v= , maka dari persamaan (h) dapat ditentukan (L[πœ™], πœ™) = (πœ™, L[πœ™]) …………………………………. (i) Kita tahu bahwa L[πœ™] = πœ† s πœ™ Sedemikian sehingga persamaan (i) menjadi (πœ† s πœ™, πœ™) = (πœ™, L[πœ™]) …………………………… (j) Karena (u,v) = 𝑒 π‘₯ 𝑣 π‘₯ 𝑑π‘₯ 𝑏 π‘Ž , maka kita dapatkan πœ† s x πœ™ π‘₯ πœ™(π‘₯)𝑑π‘₯ 𝑏 π‘Ž = πœ™ π‘₯ πœ† 𝑠 π‘₯ πœ™(π‘₯)𝑑π‘₯ 1 0 ……………………….. (k) Karena s(x) adalah bilangan riil, dari persamaan (k), (πœ† βˆ’ πœ† ) 𝑠(π‘₯)πœ™ π‘₯ πœ™(π‘₯)𝑑π‘₯ 𝑏 π‘Ž = 0 Atau (πœ† βˆ’ πœ† ) 𝑠 π‘₯ π‘ˆ2 π‘₯ + 𝑉2 π‘₯ 𝑑π‘₯ 𝑏 π‘Ž = 0 ………………………. (l) Karena integran Persamaan (l) non negative dan β‰  0 serta kontinu maka hasil integrasi (l) adalah positif, dan karena faktor πœ† βˆ’ πœ† = 2 i v , dan πœ† βˆ’ πœ† harus = 0 , v = 0, maka πœ† adalah Riil (> 0) Teorema 1 Terbukti.
  • 12. 12 Teorema 2 Jika y1 dan y2 adalah dua solusi untuk persamaan differensial Sturm-Viouville berturut-turut yang terkait dengan nilai eigen 1 dan 2, maka 𝒔 𝒙 π’š 𝟏 𝒙 π’š 𝟐 𝒙 𝒅𝒙 = 𝟎 𝒃 𝒂 Asalkan 1 β‰  2 Bukti Teorema ini menyatakan orthogonal dari eigenfunctions dengan mematuhi bobot fungsi ke s. Untuk membuktikan teorema dinyatakan bahwa y1 dan y2 merupakan persamaan diferensial. L[y1] = Ξ»1sy1 Dan L[y2] = Ξ»2sy2, berturut-turut jika kita lihat u = y1, v = y2, kemudian subtitusikan L[u] dan L[v] ke persamaan (L[u], v) βˆ’ (u, L[v]) = 0 Diperoleh (Ξ»1sy1, y2) βˆ’ (y1, Ξ»2sy2) = 0
  • 13. 13 atau menggunakan persamaan (u, v) = 𝑒 π‘₯ . 𝑣(π‘₯) 𝑑π‘₯ 𝑏 π‘Ž akan diperoleh Ξ»1 𝑠 π‘₯ 𝑦1 π‘₯ 𝑦2 π‘₯ 𝑑π‘₯ βˆ’ πœ†2 𝑏 π‘Ž 𝑦1(π‘₯)𝑠 (π‘₯)𝑦2(π‘₯) 𝑑π‘₯ = 0. 𝑏 π‘Ž karena Ξ»2, s(x), dan y2(x) merupakan bilangan riil, sehingga (Ξ»1βˆ’ Ξ»2) 𝑠 (π‘₯)𝑦1(π‘₯)𝑦2(π‘₯) 𝑑π‘₯ = 0 b a Karena menurut hipotesis 1 β‰  2, berarti y1 dan y2 harus memenuhi persamaan 𝑠 π‘₯ 𝑦1 π‘₯ 𝑦2 π‘₯ 𝑑π‘₯ = 0 𝑏 π‘Ž Sehingga teorema terbukti