Dokumen ini membahas sistem persamaan diferensial (SPD) linier orde pertama, termasuk pengertian, bentuk umum, contoh, hubungannya dengan persamaan diferensial orde tinggi, dan cara menyelesaikan SPD homogen dan non-homogen. SPD dapat ditulis sebagai sistem persamaan yang saling terkait yang menggambarkan hubungan antar fungsi tak diketahui. Metode eliminasi dan substitusi digunakan untuk menyelesaikan SPD homogen berkoefisien
1. Sistem Persamaan Diferensial | 1
PERSAMAAN DIFERENSIAL
NAMA : WENDIROSANDI
NO : 19022118010082
1.1 Pengertian Sistem Persamaan Diferensial dan Jenis-jenisnya
Sistem persamaan diferensial adalah suatu sistem yang memuat n buah
persamaan diferensial, dengan n buah fungsi yang tidak diketahui, dimana n
merupakan bilangan bulat positif lebih besar sama dengan 2 (Finizio dan
Ladas, 1982:132). Antara persamaan diferensial yang satu dengan yang lain
saling keterkaitan dan konsisten.
Bentuk umum dari suatu sistem n persamaan orde pertama mempunyai
bentuk sebagai berikut :
๐๐ฆ1
๐๐ฅ
= ๐1(๐ฅ, ๐ฆ1, ๐ฆ2 , โฆ, ๐ฆ๐)
๐๐ฆ2
๐๐ฅ
= ๐2 (๐ฅ, ๐ฆ1, ๐ฆ2, โฆ, ๐ฆ๐)
.........................................
๐๐ฆ ๐
๐๐ฅ
= ๐๐( ๐ฅ, ๐ฆ1, ๐ฆ2 , โฆ, ๐ฆ๐) ................................. (1.1)
dengan ๐ฆ1, ๐ฆ2 , โฆ, ๐ฆ ๐ adalah variabel bebas dan ๐ฅ adalh variabel terikat,
sehingga ๐ฆ1 = ๐ฆ1( ๐ฅ), ๐ฆ2 = ๐ฆ2( ๐ฅ),โฆ ๐ฆ ๐ = ๐ฆ ๐( ๐ฅ), dimana
๐๐ฆ ๐
๐๐ฅ
merupakan
derivatif fungsi ๐ฆ ๐ terhadap ๐ฅ, dan ๐๐ adalah fungsi yang tergantung pada
variabel ๐ฆ1, ๐ฆ2, โฆ , ๐ฆ ๐ dan ๐ฅ (Claudia,2004:702).
Bentuk lain sistem persamaan diferensial linier orde satu dapat ditulis
sebagai berikut. (Ross, 1984: 510)
๐ ๐
โฒ
= ๐11
( ๐ฅ) ๐ฆ1 + ๐12
( ๐ฅ) ๐ฆ2 + โฏ+ ๐1๐
( ๐ฅ) ๐ฆ๐ + ๐1(๐ฅ)
๐ ๐
โฒ
= ๐21
( ๐ฅ) ๐ฆ1 + ๐22
( ๐ฅ) ๐ฆ2 + โฏ+ ๐2๐
( ๐ฅ) ๐ฆ๐ + ๐2 (๐ฅ)
2. Sistem Persamaan Diferensial | 2
.................................................................................
๐ ๐
โฒ
= ๐ ๐1
( ๐ฅ) ๐ฆ1 + ๐ ๐2
( ๐ฅ) ๐ฆ2 + โฏ + ๐ ๐๐
( ๐ฅ) ๐ฆ๐ + ๐๐ (๐ฅ) ...........(1.2)
untuk ๐๐๐ ๐ฅ, ๐ = 1,2,3, โฆ , ๐ adalah fungsi terhadap ๐ก. Juga
๐1(๐ฅ), ๐2(๐ฅ), โฆ, ๐๐(๐ฅ) merupakan fungsi terhadap ๐ก dengan ๐ โค ๐ก โค ๐,
๐, ๐=1,2,3,..., ๐ merupakan konstanta. Sistem persamaan diferensial pada
persamaan (1.2) dapat ditulis dalam bentuk sebuah matriks.
๐๐
๐๐ฅ
= ๐ด๐ + ๐(๐ฅ)
dengan
๐ = [๐ฆ1, ๐ฆ2, โฆ , ๐ฆ ๐]
๐ด = [
๐11
๐21
๐12
๐22
โฏ
๐1๐
๐2๐
โฎ โฎ โฑ โฎ
๐ ๐1 ๐ ๐2 โฆ ๐ ๐๐
]
๐( ๐ฅ) = [๐1( ๐ฅ), ๐2( ๐ฅ),โฆ , ๐๐( ๐ฅ)]
Contoh 1
๏ฏ
๏พ
๏ฏ
๏ฝ
๏ผ
๏ซ๏ญ๏ซ๏ฝ
๏ญ๏ซ๏ฝ
๏ญ๏ซ๏ญ๏ฝ
33
sin
242
321
21
4
321
1
3
3
2
21
1
2
yxyyxy
yyexyy
xyxyyy
x
SPD Linier
Bentuk martriksnya adalah :
๐ = [
๐ฆ1
๐ฆ2
๐ฆ3
] , ๐ด = [
2 โ4 ๐ฅ2
sin ๐ฅ ๐ ๐ฅ
โ1
๐ฅ2
3๐ฅ โ1
] , ๐( ๐ฅ) = [
โ2๐ฅ
0
3
]
Persamaan (1.2) disebut sistem persamaan diferensial linier homogen
jika ๐๐( ๐ฅ) = 0, โ๐ = 1,2, โฆ , ๐ dan disebut linier tak homogen jika ada
๐๐(๐ฅ) โ 0. Kemudian disebut sistem persamaan diferensial linier dengan
koefisien konstanya jika ๐๐๐( ๐ฅ) = ๐๐๐ (๐๐๐ ๐ก๐๐๐ก๐), 1 โค ๐, ๐ โค ๐.
Contoh 2
3. Sistem Persamaan Diferensial | 3
1.
๏ฏ๏พ
๏ฏ
๏ฝ
๏ผ
๏ญ๏ซ๏ฝ
๏ซ๏ญ๏ฝ
321
21
4
321
1
1
3 yxyyxy
yyxyy
SPD Linier Homogen
2.
๏ฏ๏พ
๏ฏ
๏ฝ
๏ผ
๏ญ๏ญ๏ฝ
๏ซ๏ญ๏ฝ
22
21
1
2
21
1
1 3
xyyy
eyyy x
SPD Linier tak Homogen
3.
๏ฏ๏พ
๏ฏ
๏ฝ
๏ผ
๏ซ๏ฝ
๏ซ๏ญ๏ฝ
21
1
2
21
1
1
32
45
yyy
yyy
SPD Linier Koef. Kostanta
4.
๏ฏ๏พ
๏ฏ
๏ฝ
๏ผ
๏ซ๏ซ๏ฝ
๏ซ๏ญ๏ฝ
232 2
2
1
1
2
21
21
1
yxyy
xxyyxy
SPD Linier Koef. Variabel
1.2 Hubungan PD Orde n dengan Sistem PD
Persamaan diferensial orde n linier, koefisien konstanta dapat
ditransformasi menjadi sistem persamaan difensial orde 1 dengan variabel
benas n buah.
๐ฆ ๐
= ๐(๐ฅ, ๐ฆ, ๐ฆโฒ
, โฆ, ๐ฆ(๐โ1)
Misalkan variabel beabas baru ๐ฆ1, ๐ฆ2, โฆ , ๐ฆ ๐ sebagai berikut.
๐ฆ1 = ๐ฆ, ๐ฆ2 = ๐ฆโฒ
,โฆ , ๐ฆ ๐ = ๐ฆ(๐โ1)
Sehingga persamaan diferensialnya menjadi sistem persamaan difensial orde 1
dengan n variabel.
๐ฆ1
โฒ
= ๐ฆ2
๐ฆ2
โฒ
= ๐ฆ3
...........
๐ฆ ๐
โฒ
= ๐๐( ๐ฅ, ๐ฆ1, ๐ฆ2, โฆ , ๐ฆ ๐)
Contoh 3
Tuliskan persamaaan diferensial ๐ฆโฒโฒโฒ
= ๐ฅ๐ฆโฒโฒ
โ ๐ฅ2
๐ฆโฒ
+ ๐ฆ sin ๐ฅ + ๐ฅ2
sebagai
sistem persamaan diferensial !
Jawab:
๐ฆ1 = ๐ฆ
๐ฆ1
โฒ
= ๐ฆโฒ
= ๐ฆ2
๐ฆ1
โฒโฒ
= ๐ฆโฒโฒ
= ๐ฆ2
โฒ
= ๐ฆ3
๐ฆ1
โฒโฒโฒ
= ๐ฆโฒโฒโฒ
= ๐ฆ3
โฒ
= ๐ฆ4
4. Sistem Persamaan Diferensial | 4
Sehingga diperoleh SPDL :
๐ฆ1
โฒ
= ๐ฆ2
๐ฆ2
โฒ
= ๐ฆ3
๐ฆ3
โฒ
= ๐ฅ๐ฆ3
โฒ
โ ๐ฅ2
๐ฆ2 + ๐ฆ1
sin ๐ฅ + ๐ฅ2
1.3 Solusi Sistem Persamaan Diferensial
SPDL dapat ditulis dalam bentuk :
๐ ๐
โฒ
= ๐11
( ๐ฅ) ๐ฆ1 + ๐12
( ๐ฅ) ๐ฆ2 + โฏ + ๐1๐
( ๐ฅ) ๐ฆ๐ + ๐1(๐ฅ)
๐ ๐
โฒ
= ๐21
( ๐ฅ) ๐ฆ1 + ๐22
( ๐ฅ) ๐ฆ2 + โฏ + ๐2๐
( ๐ฅ) ๐ฆ๐ + ๐2(๐ฅ)
.................................................................................
๐ ๐
โฒ
= ๐ ๐1
( ๐ฅ) ๐ฆ1 + ๐ ๐2
( ๐ฅ) ๐ฆ2 + โฏ + ๐ ๐๐
( ๐ฅ) ๐ฆ๐ + ๐๐(๐ฅ)
Fungsi-fungsi y1(x), y2(x), ... , yn(x) yang didefinisikan pada interval I ๏
dikatakan solusi dari SPDL jika fungsi-fungsi tersebut dan turunannya ada
pada I dan memenuhi SPDL.
Masalah mencari solusi dari SPDL pada selang I ๏ R yang memenuhi syarat
awal y1(x0) = a1, y2(x0) = a2 , ... , yn(x0) = an , maka disebut masalah nilai awal
xo ๏ R, (a1, a2, โฆ, an) ๏ Rn, (xo, a1, a2, โฆ, an) ๏ I x Rn
Contoh
Selidiki apakah fungsi-fungsi
๏ฏ๏พ
๏ฏ
๏ฝ
๏ผ
๏ซ๏ฝ
๏ซ๏ฝ
๏ญ
๏ญ
xx
xx
eey
eey
2
2
2
1
2
2
SPDL
๏ฏ๏พ
๏ฏ
๏ฝ
๏ผ
๏ญ๏ฝ
๏ญ๏ฝ
21
1
2
21
1
1
32
22
yyy
yyy
dan memenuhi y1(0) = 3, y2(0) = 3
5. Sistem Persamaan Diferensial | 5
Jawab
๐ฆ1 = ๐โ2๐ฅ
+ 2๐ ๐ฅ
๐ฆ2 = 2๐โ2๐ฅ
+ ๐ ๐ฅ
๐ฆโฒ1 = โ2๐โ2๐ฅ
+ 2๐ ๐ฅ
๐ฆโฒ2 = โ4๐โ2๐ฅ
+ ๐ ๐ฅ
2๐ฆ1 โ 2๐ฆ2 = 2( ๐โ2๐ฅ
+ 2๐ ๐ฅ) โ 2(2๐โ2๐ฅ
+ ๐ ๐ฅ
)
= 2๐โ2๐ฅ
+ 4๐ ๐ฅ
โ 4๐โ2๐ฅ
โ 2๐ ๐ฅ
= โ2๐โ2๐ฅ
+ 2๐ ๐ฅ
2๐ฆ1 โ 3๐ฆ2 = 2( ๐โ2๐ฅ
+ 2๐ ๐ฅ) โ 3(2๐โ2๐ฅ
+ ๐ ๐ฅ
)
= 2๐โ2๐ฅ
+ 4๐ ๐ฅ
โ 6๐โ2๐ฅ
โ 3๐ ๐ฅ
= โ4๐โ2๐ฅ
+ ๐ ๐ฅ
Sehingga :
๐ฆโฒ
1
= 2๐ฆ1 โ 2๐ฆ2
โ2๐โ2๐ฅ
+ 2๐ ๐ฅ
= โ2๐โ2๐ฅ
+ 2๐ ๐ฅ
๐ฆโฒ2 = 2๐ฆ1 โ 3๐ฆ2
โ4๐โ2๐ฅ
+ ๐ ๐ฅ
= โ4๐โ2๐ฅ
+ ๐ ๐ฅ
๐ฆ1(0) = ๐โ2.0
+ 2๐0
= 3
๐ฆ2(0) = 2๐โ2.0
+ ๐0
= 3
Jadi, ๐ฆ1 dan ๐ฆ2 merupakan solusi dari SPD tersebut dan memenuhi syarat
awal yang diberikan
1.4 Solusi SPDL Homogen Koefisien Konstanta
Diberikan SPDL homogen dengan koefisien konstanta sebagai berikut :
๐๐ฅ
๐๐ก
= ๐๐ฅ + ๐๐ฆ
๐๐ฆ
๐๐ก
= ๐๐ฅ + ๐๐ฆ ...................................................................(1)
Dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan SPDL homogen
koefisien konstanta, terdapat beberapa cara penyelesaian. Salah satu cara
penyelesaian tersebut adalh dengan metode eliminasi-substitusi
6. Sistem Persamaan Diferensial | 6
Diambil Operator diferensial dengan ๐ท๐ฅ =
๐๐ฅ
๐๐ก
dan ๐ท๐ฆ =
๐๐ฆ
๐๐ก
maka SPDL
di atas adapt ditulis menjadi :
๐ท๐ฅ = ๐๐ฅ + ๐๐ฆ atau ( ๐ท โ ๐) ๐ฅ โ ๐๐ฆ = 0โฆ โฆ โฆ โฆโฆ โฆ โฆโฆ (2)
๐ท๐ฆ = ๐๐ฅ + ๐๐ฆ atau ( ๐ท โ ๐) ๐ฅ โ ๐๐ฆ = 0 โฆ โฆโฆ โฆ โฆ โฆโฆ โฆ (3)
Jika kita mengeliminir x dari (1) dan (2), maka kita kalikan (1) dengan c dan
(2) dengan (D โ a) sehingga diperoleh
c (D - a)x โ bcy = 0
c (D - a)x โ (D - a)(D - d)y = 0
๏(D - a)(D - d) - bc]y = 0
(D2 โ (a + d)D + ad โ bc)y = 0 .................................(4)
Persamaan (4) merupakan persamaan diferensial linier (PDL) order-2 dalam y.
Jika kita mengeliminir y akan di peroleh PDL order-2 dalam x.
Persamaan karekteristik dari (4) adalah :
๐2
โ ( ๐ + ๐) ๐ + ( ๐๐ โ ๐๐) = 0 โฆโฆ โฆ โฆโฆ โฆ โฆ โฆโฆ โฆ โฆ. (5)
Karena (5) merupakan persamaan kuadarat dalam r maka kemungkinan nilai-
nilai r adalah sebagai berikut:
a. Real dan berbeda (r1 โ r2)
Solusi umum dari sistem (1) adalah ๐ฆ = ๐1 ๐ ๐1 ๐ก
+ ๐2 ๐ ๐2 ๐ก
b. Real dan sama (r1 = r2 = r)
Solusi umum dari sistem (1) adalah ๐ฆ = ๐1 ๐ ๐1 ๐ก
+ ๐2 ๐ฅ๐ ๐2 ๐ก
c. Kompleks (r = a ยฑ bi)
Solusi umum dari sistem (1) adalah ๐ฆ = ๐ ๐ผ๐ฅ
(๐1 cos ๐๐ฅ + ๐1 sin ๐๐ฅ)
(Kartono,1994:117-118) dalam (Yunitasari,2007:9)
7. Sistem Persamaan Diferensial | 7
Setelah didapatkan solusi umum dari y, kita substitusikan nilai y tersebut
ke dalam persamaan (2) untuk mendapatkan solusi umum dari x sehingga di
dapatkan solusi umum dari (1).
Dengan memasukan syarat awal ke dalam solusi umum, maka konstanta-
konstanta yang muncul (๐ถ1, ๐ถ2, ๐ถ3, โฆ , ๐ถ ๐) dapat diketahui nilainya.
1.5 Solusi SPDL Tak Homogen Koef Konstanta
Mencari solusi SPDL tak homogen dapat dialakukan dengan mencari
solusi persamaan homogennya terlebih dahulu. Kemudian mencari solusi
khususnya dengan beberapa cara, diantaranya yaitu dengan menggunkan
metode koefisien taktentu. Metode koefisien tertentu merupakan teknik untuk
mencari solusi partikulir (๐ฆ ๐).
Jika diberikan persamaan linier tak homogen dengan koefisien konstanta
yโ + p yโ + p yโ + qy = b(x) dan akar persamaan karakteristik dari persamaan
homogennya diketahui, maka untuk mencari yp dilakukan prosedur berikut:
1. Jika b(x) = an xn + โฆ + a1 x + a0, maka
i. yp = An xn + โฆ + A1 x + A0, bila r = 0 bukan akar.
ii. Yp = x k (Anxn + โฆ + A1x + A0), bila r = 0 merupakan akar kelipatan
k, k = 1,2.
2. Jika b(x) = (an xn + โฆ + a1 x + a0) ebx, maka
i. yp = An xn + โฆ + A1x + A0 )e bx , bila r = b bukan akar.
ii. yp = x k (Anxn + โฆ + A1 x + A0)e bx , bila r = b merupakan akar
kelipatan k,
3. Jika b(x) = (an xn + โฆ + a1x + a0) ebx sin ๏ข x + (bmxm + โฆ + b1x +
b0) e bxcos x, dan N = max (n,m), maka
i. yp = (ANx N + โฆ + A1x + A0)e bx sin ๏ข x + (BNxN + โฆ +B1x + B0 )e
bx cos ๏ข x bila r = b + ๏ข i bukan akar
ii. yp = xk(ANxN + โฆ + A1x + A0)ebx sin ๏ข x + xk (BNxN + โฆ + B1x +
B0)e bxcos ๏ข x, bila r = b + ๏ข i akar kelipatan k, k = 1,2.
9. Sistem Persamaan Diferensial | 9
APLIKASI PENGGUNAAN PERSAMAAN DIFERENSIAL
Banyak masalah dalam ilmu pengetahuan dan teknik menyangkut pengkajian
suatu sistem selama periode waktu tertentu. Kebanyakan masalah ini dimodelkan
dengan menggunakan suatu sistem persamaan diferensial, dengan berbagai variabel
bebas. Bidang kajian persamaan diferensial tidak hanya bukan sebagai salah satu
bagian tercantik dari matematika, namun ia juga merupakan alat yang penting di
dalam memodelkan benbagai fenomena dan masalah dalam bidang ilmu-ilmu
fisika, kimia, biologi, ekonomi, transportasi dan teknik
Berikut ini merupakan pengaplikasian sistem persamaan diferensial dam
berbagai bidang, yaitu :
1. Teknik
Sistem persamaan diferensial linier (SPDL) merupakan kumpulan dari
persamaan diferensial linier yang sering digunakan untuk melukiskan suatu
persoalan dalam di kehidupan nyata ke dalam model matematika. Pada struktur
bangunan bertingkat, banyak yang mempunyai derajat kebebasan banyak
(Multi Degree Of Freedom). Apabila diberikan suatu struktur MDOF (Multi
Degree Of Freedom) yang lebih dari satu derajat kebebasan dan ingin mencari
beberapa simpangan horizontal tiap tingkat, maka model persamaannya terdiri
dari beberapa persamaan diferensial yaitu dalam bentuk SPDL.
Derajat kebebasan (degree of freedom) adalah derajat independensi yang
diperlukan untuk menyatakan posisi suatu sistem pada saat. Sehingga struktur
yang mempunyai n- tingkat akan mempunyai n- derajat kebebasan atau struktur
dengan dengan derajat kebebasan banyak.
Persamaan gerak struktur MDOF dapat disusun dengan pernyataan
keseimbangan gaya-gaya efektif yang berhubungan dengan masing-masing
derajat kebebasannya. Pada umumnya terdapat empat gaya pada setiap
koordinat i : beban luar yang dikenakan ๐๐( ๐ก) dan gaya-gaya yang diakibatkan
oleh gerak, yakni inersia ๐๐ผ๐ , peredaman ๐๐ท๐ dan elastik ๐๐๐ sehingga
berdasarkan pada prinsip dโAlembert untuk masing-masing derajat kebebasan
kesetimbangan dinamika dapat dinyatakan sebagai berikut :
10. Sistem Persamaan Diferensial | 10
๐๐ผ1 + ๐๐ท1 + ๐๐1 = ๐น1 (๐ก)
๐๐ผ2 + ๐๐ท2 + ๐๐2 = ๐น2 (๐ก)
๐๐ผ3 + ๐๐ท2 + ๐๐3 = ๐น3 (๐ก) (3.1)
โฎ
๐๐ผ๐ + ๐๐ท๐ + ๐๐๐ = ๐น๐ (๐ก)
Atau dapat dinyatakan dalam bentuk
๐น๐ผ + ๐น๐ท + ๐น๐ = ๐น(๐ก) (3.2)
dengan
๐น๐ผ = ๐. ๐ฆฬ
๐น๐ท = ๐. ๐ฆฬ
๐น๐ = ๐. ๐ฆ (3.3)
Masing-masing gaya yang diakibatkan oleh gerak dinyatakan dengan
menggunakan koefisien pengaruh yang sesuai. Misalnya, kita tinjau komponen
gaya elastic yang terbentuk pada titik l komponen gaya elastic terdiri dari
komponen perpindahan yang terjadi pada semua titik struktur :
๐๐1 = ๐11 ๐ฆ1 + ๐12 ๐ฆ2 + ๐13 ๐ฆ3+โฏ + ๐1๐ ๐ฆ ๐
Sehingga secara umum
๐๐๐ = ๐๐1 ๐ฆ1 + ๐๐2 ๐ฆ2 + ๐๐3 ๐ฆ3 +โฏ + ๐๐๐ ๐ฆ ๐
Dalam bentuk matriks gaya elastic dapat di tulis sebagai berikut
๐๐1
๐๐2
โฏ
๐๐๐
=
๐11 ๐12 ๐13
๐21 ๐22 ๐32
โฏ
๐๐1
โฏ
๐๐2
โฏ
๐๐3
โฏ ๐1๐
โฏ ๐2๐
โฏ
โฏ
โฏ
๐3๐
๐ฆ1
๐ฆ2
โฏ
๐ฆ๐
atau
๐น๐ = ๐๐
11. Sistem Persamaan Diferensial | 11
Dengan k sebagai matriks kekakuan struktur dan y adalah vektor perpindahan
yang menyatakan bentuk perpindahan struktur
Pada gaya redaman kita asumsikan bahwa peredaman dipengaruhi oleh
kecepatan dan redaman tipe viskos. Susunan gaya redam diberikan sebagai
berikut
๐๐ท1
๐๐ท2
โฏ
๐๐ท๐
=
๐11 ๐12 ๐13
๐21 ๐22 ๐32
โฏ
๐๐1
โฏ
๐๐2
โฏ
๐๐3
โฏ ๐1๐
โฏ ๐2๐
โฏ
โฏ
โฏ
๐3๐
๐ฆฬ1
๐ฆฬ2
โฏ
๐ฆฬ ๐
atau
๐น๐ท = ๐๐ฬ
dengan c adalah matriks redam struktur dan ๐ฬ adalah vektor kecepatan.
Gaya inersia dipengaruhi oleh koefisien massa dan percepatan. Gaya
inersia dapat dinyatakan sebagai berikut
๐๐ผ1
๐๐ผ2
โฏ
๐๐ผ๐
=
๐11 ๐12 ๐13
๐21 ๐22 ๐32
โฏ
๐ ๐1
โฏ
๐ ๐2
โฏ
๐ ๐3
โฏ ๐1๐
โฏ ๐2๐
โฏ
โฏ
โฏ
๐3๐
๐ฆฬ1
๐ฆฬ2
โฏ
๐ฆฬ ๐
atau
๐น๐ผ = ๐๐ฬ
dengan m adalah matriks massa dan ๐ฬ adalah vektor percepatan .
Situasi tersebut dapat dilihat pada gambar berikut :
12. Sistem Persamaan Diferensial | 12
Strukrur bangunan gedung bertingkat n pada gambar di atas mempunyai
n derajat kebebasan. Biasanya jumlah derajat kebebasan suatu struktur
dihubungkan langsung dengan jumlah tingkatnya. Persamaan diferensial
gerakan pada umumnya, disusun berdasarkan pada goyangan struktur mode
pertama. Berdasarkan pada keseimbnagan dinamik pada free body diagram dan
prinsip dโAlembert yang telah dijelaskan sebelumnya maka diperoleh
๐1 ๐ฆฬ1 + ( ๐1 + ๐2) ๐ฆฬ1 โ ๐2 ๐ฆฬ2 + ( ๐1 + ๐2) ๐ฆ1 โ ๐1 ๐ฆ2 = ๐น1 (๐ก)
๐1 ๐ฆฬ2 โ ๐2 ๐ฆฬ1 + ( ๐1 + ๐3) ๐ฆฬ2 โ ๐3 ๐ฆฬ3 โ ๐2 ๐ฆ1 + ( ๐2 + ๐3) ๐ฆ2 โ ๐3 ๐ฆ3 = ๐น2 (๐ก)
.
.
.
๐ ๐ ๐ฆฬ ๐ + ๐ ๐( ๐ฆฬ ๐ โ ๐ฆฬ ๐โ1) + ๐ ๐+1 ๐ฆฬ ๐ + ๐ ๐( ๐ฆ ๐ โ ๐ฆ ๐โ1) + ๐ ๐+1 ๐ฆ ๐ = ๐น๐(๐ก)
2. Biologi
a. Ekologi
Dalam bidang biologi khususnya ekologi, sistem persamaan diferensial
digunakan untuk memodelkan interaksi dua populasi. Interaksi populasi yang
paling terlihat adalah yang melibatkan pemangsaan, dimana seekor pemangsa
memakan mangsa.
1) Model Predator-Prey
Pada model mangsa-pemangsa, kajian matematis dapat menjelaskan
munculnya fenomena turun-naiknya jumlah mangsa dan pemangsa dalam
suatu periode tertentu
Sekitar tahun 1920 terdapat penurunan dan kenaikan jumlah ikan-
ikan di Laut Adriatic yang terjadi secara berkala. Saat terjadi penurunan
jumlah ikan nelayan di daerah tersebut sangat dirugikan. Penjelasan akan
fenomena tersebut diberikan pertama kali oleh Vito Volterra, di tahun
1926 melalui model predator-prey atau model mangsa-pemangsa. Ikan-
13. Sistem Persamaan Diferensial | 13
ikan di Laut Adriatic merupakan mangsa, sedangkan ikan hiu sebagai
pemangsa. Model tersebut juga dikenal sebagai model Lotka-Volterra
karena Lotka juga menemukan model yang sama di waktu yang relatif
bersamaan.
Bayangkan suatu lingkungan yang tertutup dimana terdapat
sejumlah rusa (mangsa) dan singa (pemangsa). Andaikan di lingkungan itu
terdapat berlimpah rumput, namun bagi singa sumber makanannya hanya
rusa. Misalkan ๐ฅ(๐ก) dan ๐ฆ(๐ก) berturut-turut menyatakan jumlah mangsa
dan pemangsa di lingkungan tersebut saat ๐ก. Jika mangsa dan pemangsa
tidak saling berinteraksi maka model pertumbuhannya masing-masing
adalah
๐ฅโฒ
= ๐๐ฅ
๐ฆโฒ
= โ๐๐ฆ
Jika mangsa dan pemangsa saling berinteraksi, maka jumlah mangsa
akan berkurang karena di makan pemangsa. Laju berkurangnya mangsa
sebanding dengan jumlah pertemuan mangsa dan pemangsa, dimisalkan
sebagai-๐๐ฅ๐ฆ, dengan ๐ suatu bilangan positif. Sebaliknya jumlah
pemangsa akan bertambah dengan laju ๐๐ฅ๐ฆ. Sehingga model mangsa-
pemangsa menjadi
๐ฅโฒ
= ๐๐ฅ โ ๐๐ฅ๐ฆ
๐ฆโฒ
= โ๐๐ฆ + ๐๐ฅ๐ฆ
Perhatikan bahwa model di atas mempunyai dua titik equilibrium (0,0) dan
(๐/๐, ๐/๐).
Contoh
Pelajari perilaku kualitatif solusi SPD berikut:
๐ฅโฒ
= ๐ฅ(1 โ 0,5๐ฆ)
14. Sistem Persamaan Diferensial | 14
๐ฆโฒ
= ๐ฆ(โ0,75 + 0,25๐ฅ)
Pada gambar di atas, dapat kita lihat bahwa model pada contoh
mempunyai dua titik equilibrium (0,0) dan (3,2). Tampak dari phase
portrait bahwa titik equilibrium (3,2) stabil, sedangkan titik (0,0) tidak
stabil. Ini berarti bahwa di alam akan terjadi kesetimbangan antara jumlah
mangsa dan pemangsa. Jika diamati lebih detail terdapat trajektori-
trajektori tertutup di sekitar (3,2). Hal ini yang menjelaskan munculnya
fenomena penurunan dan kenaikan jumlah ikan secara periodik di Laut
Adriatic. Perhatikan satu trajektori di sekitar titik (3,2), terdapat masa di
mana jumlah mangsa cukup banyak, sedangkan jumlah pemangsa sedikit.
Namun jumlah pemangsa segera meningkat karena banyaknya mangsa.
Hal ini berlangsung terus hingga jumlahpemangsa terlalu banyak,
sedangkan jumlah mangsa berkurang. Hingga pada suatu saat jumlah
pemangsa mencapai nilai maksimum. Karena banyaknya pemangsa maka
jumlah mangsa berkurang terus hingga mencapai nilai minimum.
Selanjutnya dengan bertambahnya waktu jumlah pemangsa berkurang
karena persaingan untuk mendapatkan makanan diantara mereka sendiri.
Hal ini mengakibatkan jumlah pemangsa berkurang terus hingga mencapai
jumlah minimal. Sementara itu jumlah mangsa bertambah karena
sedikitnya jumlah pemangsa, hingga jumlah mangsa mencapai nilai
maksimum.
15. Sistem Persamaan Diferensial | 15
2) Model Interaksi Dua Spesies
Pada model interaksi dua spesies, parameter-parameter sistem
persamaan differensial dapat menentukan apakah akan terjadi
kesetimbangan diantara dua spesies tersebut, ataukah salah satu dari
spesies tersebut akan punah.
Bayangkan di suatu lingkungan yang tertutup terdapat kelinci dan
rusa yang sama-sama makan rumput. Misalkan ๐ฅ( ๐ก) dan ๐ฆ(๐ก) berturut-
turut menyatakan jumlah kelinci dan rusa di lingkungan tersebut saat ๐ก.
Jika kelinci tinggal di lingkungan itu tanpa ada rusa, maka kelinci akan
bertumbuh secara logistik. Demikian pula dengan rusa, sehingga model
pertumbuhan kelinci dan rusa masing-masing adalah
๐ฅโฒ
= ๐1 ๐ฅ โ ๐1 ๐ฅ2
๐ฆโฒ
= ๐2 ๐ฆ โ ๐2 ๐ฆ2
Jika kelinci dan rusa sama-sama tinggal di lingkungan itu, maka
makanan mereka terbatas karena kehadiran spesies yang lain. Sehingga
model pertumbuhan kelinci dan rusa menjadi
๐ฅโฒ
= ๐1 ๐ฅ โ ๐1 ๐ฅ2
โ ๐1 ๐ฅ๐ฆ
๐ฆโฒ
= ๐2 ๐ฆ โ ๐2 ๐ฆ2
โ ๐2 ๐ฅ๐ฆ
Perhatikan bahwa model di atas mempunyai empat titik equilibrium
(0,0), (0,๐2/๐2), (๐1/๐1,0) dan satu titik equilibrium (๐, ๐) dengan ๐, ๐
keduanya tak nol.
Contoh
Pelajari perilaku kualitatif solusi SPD berikut
๐ฅโฒ
= ๐ฅ(1 โ ๐ฅ โ ๐ฆ)
๐ฆโฒ
= ๐ฆ(0,75 โ ๐ฆ โ 0,5๐ฅ)
16. Sistem Persamaan Diferensial | 16
Model
di atas
mempunyai empat titik equilibrium (0,0),(0, 0.75),(1,0), dan (0.5, 0.5).
tampak dari phase portrait bahwa hanya terdapat satu titik equilibrium
(0.5, 0.5) yang stabil. Ini berarti bahwa akan terjadi kesetimbangan antara
kedua spesies tersebut.
b. Polusi Kolam
Perhatikan tiga kolam dihubungkan oleh sungai, seperti pada Gambar
berikut. kolam pertama memiliki sumber polusi, kemudian menyebar
melalui aliran yang menghubungkan kolam yang satu ke kolam lainnya. Hal
ini akan digunakan untuk menentukan jumlah polusi di setiap kolam.
Diasumsikan berikut.
1. Simbol f (t) adalah laju aliran polusi ke dalam kolam 1 (lb / min).
2. Simbol f1, f2, f3 menyatakan tingkat aliran polusi dari kolam 1, 2, 3,
masing-masing (gal / min). Hal ini diasumsikan bahwa polusi dicampur
dengan baik dalam setiap kolam.
17. Sistem Persamaan Diferensial | 17
3. Tiga kolam memiliki volume V1, V2, V3 (gal), yang tetap konstan.
4. Simbol x1 (t), x2 (t), x3 (t) menunjukkan jumlah (lbs) polusi masing-
masing di kolam 1, 2, 3,.
Polutan fluks adalah laju aliran konsentrasi polusi, misalnya, kolam 1
dikosongkan dengan fluks f1 kali x1 (t) / V1. Sebuah analisis kompartemen
diringkas dalam diagram berikut.
Diagram ditambah kompartemen analisis diberikan oleh persamaan
diferensial berikut.
๐ฅโฒ
1( ๐ก) =
๐3
๐3
๐ฅ3( ๐ก) โ
๐1
๐1
๐ฅ1( ๐ก) + ๐(๐ก)
๐ฅโฒ
2(๐ก) =
๐1
๐1
๐ฅ1( ๐ก) โ
๐2
๐2
๐ฅ2( ๐ก)
๐ฅโฒ3 =
๐2
๐2
๐ฅ2( ๐ก) โ
๐3
๐3
๐ฅ3( ๐ก)
c. Arus nutrisi dalam Aquarium
Pertimbangkan sebuah kapal dari air yang mengandung isotop
radioaktif, yang akan digunakan sebagai pelacak untuk rantai makanan,
yang terdiri dari varietas plankton air A dan B.
Plankton adalah organisme air yang melayang dengan arus, biasanya
di lingkungan seperti Chesapeake Bay. Plankton dapat dibagi menjadi
dua kelompok, fitoplankton dan zooplankton. fitoplankton yang
tanaman seperti drifter: diatom dan alga lainnya. Zooplankton yang mirip
binatang drifter: copepoda, larva, dan krustasea kecil.
18. Sistem Persamaan Diferensial | 18
Misal :
x (t) = konsentrasi isotop dalam air,
y (t) = konsentrasi isotop di A
z (t) = konsentrasi isotop di B.
d. Pestisida di Tanah dan Pohon
Sebuah Washington cherry di kebun disemprot dengan pestisida.
Asumsikan bahwa jumlah pestisida disemprotkan pada tanah tidak
diperhatikan. Pestisida yang disemprotkan pada pohon memiliki tingkat
pengaliran tertentu untuk tanah, dan sebaliknya, pestisida di dalam tanah
memiliki tingkat penyerapan tertentu ke dalam pohon. Pestisida digunakan
secara berulang untuk mengontrol serangga, yang berarti tingkat
penggunaan pestisida di pohon-pohon bervariasi dengan waktu. Quantize
pestisida penyemprotan sebagai berikut.
x (t) = jumlah pestisida di pohon-pohon,
y (t) = jumlah pestisida dalam tanah,
r (t) = jumlah pestisida disemprotkan pada pohon,
t = waktu dalam tahun.
19. Sistem Persamaan Diferensial | 19
Sebuah model diperoleh dari analisis input-output, mirip dengan
model tangki air garam:
๐ฅโฒ( ๐ก) = โ2๐ฅ( ๐ก) โ ๐ฆ( ๐ก) + ๐( ๐ก)
๐ฆโฒ( ๐ก) = โ2๐ฅ( ๐ก) โ 3๐ฆ( ๐ก)
Dalam kebun buah-buahan murni, data awal x (0) = 0, y (0) = 0, karena
pohon dan tanah awalnya tidak mengandung pestisida. Solusi dari model
jelas tergantung pada r (t). Ketergantungan homogen diperlakukan dengan
metode variasi parameter infra. rumus perkiraan adalah
๐ฅ(๐ก) โ โซ (1.10 ๐1.6( ๐กโ๐ข)
โ 0.12 ๐โ2.6( ๐กโ๐ข)
)
๐ก
0
๐( ๐ข) ๐๐ข
๐ฆ(๐ก) โ โซ (0.49 ๐1.6( ๐กโ๐ข)
โ 0.49 ๐โ2.6( ๐กโ๐ข)
)
๐ก
0
๐( ๐ข) ๐๐ข
Tingkat eksponensial 1,6 dan -2,6 masing-masing mewakili akumulasi
pestisida ke dalam tanah dan pembusukan pestisida dari pepohonan. Tingkat
aplikasi r (t) adalah langkah fungsi yang sama dengan konstanta positif pada
interval kecil dari waktu dan nol di tempat lain, atau jumlah fungsi tersebut,
mewakili aplikasi pestisida periodik.
3. Kimia
a. Brine Tank Cascade
Pada tank air garam A, B, C masing-masing diisi dengan jumlah volume
sebesar m, n, p seperti yang terlihat pada gambat berikut.
Air masuk pada tangki A dengan kecepatan r, kemudian A mengalir ke B
dengan kecepatan r, selanjunya B mengalir ke C dengan kecepatan r.
20. Sistem Persamaan Diferensial | 20
Terakhir dari tangki C mengalir keluar dengan kecepatan r. Hal tersebut
menyebabkan volume tangki tetap konstan.
Misalkan ๐ = ๐ untuk menggambarkan ide di atas. Kita asumsikan terjadi
pengaduakan secara seragam pada masing-masing tangki, yang berarti
konsentrasi garam pada tiap tangki adalah sama.
Misal ๐ฅ1( ๐ก), ๐ฅ2( ๐ก), ๐ฅ3( ๐ก) menunjukkan jumlah garam pada waktu t di setiap
tangki. Tambahkan ke tangki A air yang tidak mengandung garam. Karena
itu, garam di semua tank akhirnya hilang dari saluran air. Cascade
dimodelkan oleh hukum keseimbangan kimia :
๐๐๐๐๐๐๐ก ๐๐๐๐ข๐๐โ๐๐ = ๐๐๐๐๐๐๐ก ๐๐๐ ๐ข๐๐๐ โ ๐๐๐๐๐๐๐ก ๐พ๐๐๐ข๐๐๐๐
Penerapan hukum keseimbangan, dibenarkan dalam analisis kompartemen
dibawah ini dengan hasil dalam sistem diferensial segitiga.
๐ฅโฒ1 = โ
๐
๐
๐ฅ1
๐ฅโฒ2 =
๐
๐
๐ฅ1 โ
๐ค
๐
๐ฅ4
๐ฅโฒ3 =
๐
๐
๐ฅ1 โ
๐
๐
๐ฅ4
b. Daur Ulang Brine Tank Cascade
Misal tank air garam A, B, C diberi volume a, b, c, masing-masing, sebagai
pada gambar berikut ini.
Misalkan cairan mengalir dari tangki A ke B pada tingkat r, mengalir dari
tangki B ke C pada tingkat r, kemudian mengalir dari tangki C ke A pada
tingkat r. Tangki volume tetap konstan karena daur ulang cairan konstan.
Untuk tujuan ilustrasi, misalkan r = m.
21. Sistem Persamaan Diferensial | 21
Diasumsikan terjadi pengadukan seragam pada masing-masing tangki,
yang berarti konsentrasi garam seragam pada setiap tangki.
Misal x1 (t), x2 (t), x3 (t) menunjukkan jumlah garam pada waktu t di setiap
tangki. Tidak ada garam yang hilang dari sistem, karena daur ulang.
Menggunakan analisis kompartemen, cascade daur ulang dimodelkan
dengan sistem non-segitiga.
๐ฅโฒ1 = โ
๐
๐
๐ฅ1 +
๐
๐
๐ฅ3
๐ฅโฒ2 =
๐
๐
๐ฅ1 โ
๐
๐
๐ฅ2
๐ฅโฒ3 =
๐
๐
๐ฅ2 โ
๐
๐
๐ฅ3
4. Ekonomi
Peramalan Harga
Sebuah produsen kosmetik memiliki kebijakan pemasaran berdasarkan harga
x (t) sampo salon nya.
Strategi pemasaran untuk sampo adalah untuk mengatur harga x (t) secara
dinamis untuk menggambarkan permintaan pada produk. Persediaan yang
diperlukan rendah akan mengurangi biaya keseluruhan produk.
Produksi P (t) dan penjualan S (t) diberikan dalam hal harga x (t) dan perubahan
harga x '(t) dengan persamaan
๐( ๐ก) = 4 โ
3
4
๐ฅ( ๐ก) โ 8๐ฅโฒ( ๐ก) (๐๐๐๐๐ข๐๐ ๐)
๐( ๐ก) = 15 โ 4๐ฅ( ๐ก) โ 2๐ฅโฒ( ๐ก) (๐๐๐๐๐ข๐๐๐๐)
22. Sistem Persamaan Diferensial | 22
Persamaan diferensial untuk harga x(t) dan tingkat persediaan I (t) adalah
๐ฅโฒ( ๐ก) = ๐( ๐ผ( ๐ก) โ ๐ผ0)
๐ผโฒ( ๐ก) = ๐( ๐ก) โ ๐(๐ก)
Tingkat persediaan ๐ผ0 = 50 merupakan tingkat yang diinginkan. persamaan
dapat ditulis dalam hal x (t), I (t) sebagai berikut.
๐ฅโฒ( ๐ก) = ๐๐ผ( ๐ก) โ ๐๐ผ0
๐ผโฒ( ๐ก)
=
13
4
๐ฅ( ๐ก) โ 6๐๐ผ( ๐ก) + 6๐๐ผ0 โ 11
Jika ๐ = 1, ๐ฅ(0) = 10 ๐๐๐ ๐ผ(0) = 7, maka solusinya adalah
๐ฅ( ๐ก) =
44
13
+
86
13
๐โ13๐ก /2
๐ผ( ๐ก) = 50 + 43๐โ13๐ก/2
Perkiraaan harga ๐ฅ( ๐ก) โ 3.39 ๐๐๐๐๐๐ pada tingkat persediaan ๐ผ( ๐ก) โ
50didasarkan pada dua limit
lim
๐กโโ
๐ฅ(๐ก) =
44
13
, lim
๐กโโ
๐ผ(๐ก) = 50
5. Transportasi (pengangkutan barang)
Hutan Nasional di Amerika Serikat tidak memiliki akses login untuk
jalan. Pada saat di lakukan penebangan maka menggunakan helikopter untuk
memindahkan pohon yang ditebang ke area pemuatan terdekat untuk diangkut
menggunakan truk ke pabrik. Pohon yang ditebang dibawa dengan
disangkutkan pada tali/kabel yang tersambung pada helikopter. Sekali angkut
dapat mengankut dua pohon menggunakan sebuah bandul yang terosilasi
(ombang-ambing) selama penerbangan. Sudut osilasi yang terbentuk ialah
๐1, ๐2 yang terhubung oleh kabel dan diukur dari vektor gaya gravitasi
sehingga memenuhi sistem persamaan diferensial sebagai berikut, diamana g
adalah tetapan gravitas m1, m2 menunjukkan massa dari dua pohon dan L1, L2
adalah panjang kabel
23. Sistem Persamaan Diferensial | 23
(๐1 + ๐2)L1
2 ๐1
n+ ๐2 ๐ฟ1L2 ๐2
n + (๐1 + ๐2)L1g๐1 = 0
๐2 ๐ฟ1L2 ๐2
n + ๐2L2
2 ๐2 + ๐2L2g๐2 = 0
Model ini diturunkan menjadi perpindahan yang lebih kecil ๐1, ๐2 yaitu
sin ๐ โ ๐ untuk kedua sudut, dengan menggunakan diagram berikut.
Panjang L1 dan L2 menyesuaikan pada setiap perjalanan yang ditempuh dan
panjang pohon, sehingga pohon tidak bertabrakan satu sama lain saat diangkut
helikopter. Terkadang dalam sekali mengangkut apabila pohon kecil maka
dapat tiga atau lebih bandul yang digunakan, yang diperhatikan dalam
pengangkutan adalah ketebalan pohon karena kabel yang digunakan
menyesuaikan dengan tebal pohon.
Vektor- Model Matriks. Sudutnya ๐1, ๐2 memenuhi order kedua persamaan
vektor-matriks
(
(๐1 + ๐2)๐ฟ1 ๐2 ๐ฟ2
๐ฟ1 ๐ฟ2
)(
๐1
๐2
)
โฒโฒ
= โ (
๐1 ๐ + ๐2 ๐ 0
0 ๐
) (
๐1
๐2
) .
Sistem ini ekuivalen dengan oder kedua sistem
(
๐1
๐2
)
โฒโฒ
= (
โ
๐1 ๐+๐2 ๐
๐ฟ1 ๐1
๐2 ๐
๐ฟ1 ๐1
๐1 ๐+๐2 ๐
๐ฟ2 ๐1
โ
(๐1+๐2)๐
๐ฟ2 ๐1
) (
๐1
๐2
)
24. Sistem Persamaan Diferensial | 24
LATIHAN PERSAMAAN SOAL
1. Sebuah bangunan bertingkat dua mempunyai massa dengan m1 = m2 = 5000kg,
kekakuan kolom k1 = k2 =5000kg/s2 dan redaman c1 = c1 = 5000kg/ s2.
Bangunan ini dipengaruhi gaya luar dengan F1= 10.000et dan F2= 5.000et.
tentukan besar simpangan pada setiap tingkat?
Penyelesaian:
SPDL dari contoh soal diatas yaitu
๐ฆฬ1 + 2๐ฬ 1 โ ๐ฆฬ2 + 2๐ฆ1 โ ๐ฆ2 = 2๐ ๐ก
........(3.5)
๐ฆฬ2 + ๐ฆฬ1 + ๐ฆฬ2 โ ๐ฆ1 + ๐ฆ2 = ๐ ๐ก
.....(3.6)
Diubah dalam polinomial operator D, dimana ๐ท =
๐
๐๐ก
(D2 + 2D +2) y1 + (-D-1) y2 = 2et (3.7)
(D-1) y1 + (D2 + D + 1)y2 = et (3.8)
Eliminasi variabel tak bebas
(D2 + 2D +2) y1 + (-D-1) y2 = 2et | (D-1) |
(D-1) y1 + (D2 + D + 1)y2 = et | (D2 +2D+2) |
(D4+4D3+6D2+4D+1)=4et
Atau
๐4
๐ฆ2
๐๐ก4 + 4
๐3
๐ฆ2
๐๐ก3 + 6
๐2
๐ฆ2
๐๐ก2 + 4
๐๐ฆ2
๐๐ก
+ ๐ฆ2 = 4๐ ๐ก
(3.9)
Kemudian menghitung y2 yaitu mencari solusi umum dari PD:
( ๐ท2
+ 4๐ท3
+ 6๐ท2
+ 4๐ท + 1) ๐ฆ2 = 4๐ ๐ก
PD linier homogen dari PD ini adalah ( ๐ท2
+ 4๐ท3
+ 6๐ท2
+ 4๐ท + 1) ๐ฆ2 = 0
Persamaan karakteristiknya adalah ๐4
+ 4๐3
+ 6๐2
+ 4๐ + 1 = 0
25. Sistem Persamaan Diferensial | 25
Akar-akar persamaan karakteristiknya adalah ๐1 = ๐2 = ๐3 = ๐4 = โ1
Solusi homogennya adalah ๐ฆ2โ = ๐1 ๐โ๐ก
+ ๐2 ๐ฅ๐โ๐ก
+ ๐3 ๐ฅ2
๐โ๐ก
+ ๐4 ๐ฅ3
๐โ๐ก
Untuk mencari solusi khususnya, kita gunakan metode koefisien tak tentu.
Solusi khususnya diambil ๐ฆ2 ๐ = ๐ด๐ ๐ก
Diperoleh ๐ฆโฒ2 ๐ = ๐ฆโฒโฒ2 ๐ = ๐ฆโฒโฒโฒ2 ๐ = ๐ฆ ๐๐ฃ
2
๐ = ๐ด๐ ๐ก
dan disubtitusikan ke (3.10)
didapat
๐ด๐ ๐ก
+ 4๐ด๐ ๐ก
+ 6๐ด๐ ๐ก
+ 4๐ด๐ ๐ก
+ ๐ด๐ ๐ก
= 4๐ ๐ก
16๐ด๐ ๐ก
= 4๐ ๐ก
๐ด =
4๐ ๐ก
16๐ ๐ก
๐ด =
1
4
Jadi ๐ฆ2 ๐ =
1
4
๐ ๐ก
Jadi solusi umum (3.9)
๐ฆ2 = ๐ฆ2โ + ๐ฆ2 ๐ = ๐1 ๐โ๐ก
+ ๐2 ๐ฅ๐โ๐ก
+ ๐3 ๐ฅ2
๐โ๐ก
+ ๐4 ๐ฅ3
๐โ๐ก
+
1
4
๐ ๐ก
Untuk menghitungvariabel tak bebas yang lain yaitu ๐ฆ1, masukkan ๐ฆ2 ke dalam
salah satu dari sistem ini:
Dipilih persamaan (3.8):
๐ฆ1 =
โ๐ท2
โ ๐ท โ 1
๐ท โ 1
๐ฆ2 โ ๐ ๐ก
= ( ๐ท โ 1)(๐1 ๐โ๐ก
+ ๐2 ๐ฅ๐โ๐ก
+ ๐3 ๐ฅ2
๐โ๐ก
+ ๐4 ๐ฅ3
๐โ๐ก
+
1
4
๐ ๐ก
) โ ๐ ๐ก
= โ๐1 ๐โ๐ก
โ ๐2 ๐ฅ๐โ๐ก
โ ๐3 ๐ฅ2
๐โ๐ก
โ ๐4 ๐ฅ3
๐โ๐ก
+
1
4
๐ ๐ก
โ ๐1 ๐โ๐ก
โ
๐2 ๐ฅ๐โ๐ก
โ ๐3 ๐ฅ2
๐โ๐ก
โ ๐4 ๐ฅ3
๐โ๐ก
โ
1
4
๐ ๐ก
โ ๐ ๐ก
= 2๐1 ๐โ๐ก
โ 2๐2 ๐ฅ๐โ๐ก
โ 2๐3 ๐ฅ2
๐โ๐ก
โ 2๐4 ๐ฅ3
๐โ๐ก
โ ๐ ๐ก
Jadi solusi umum sistem PD linier tak homogen ini adalah
26. Sistem Persamaan Diferensial | 26
๐ฆ1 = 2๐1 ๐โ๐ก
โ 2๐2 ๐ฅ๐โ๐ก
โ 2๐3 ๐ฅ2
๐โ๐ก
โ 2๐4 ๐ฅ3
๐โ๐ก
โ ๐ ๐ก
๐ฆ2 = ๐1 ๐โ๐ก
+ ๐2 ๐ฅ๐โ๐ก
+ ๐3 ๐ฅ2
๐โ๐ก
+ ๐4 ๐ฅ3
๐โ๐ก
+
1
4
๐ ๐ก
2. Perhatikan gambar dibawah ini :
Ketiga kolam di atas memiliki volume yang sama yaitu sebesar 2.000 gal. Pada
awalnya, tiga kolam di atas dalam keadaan murni (tanpa polusi). Kemudian
kolam-kolam tersebut diisi diberi polusi yang dialirkan dari kolam pertama
dengan laju 0,125 lb/min. Polusi tersebut kemudian menyebar dari koalm
pertama ke kolam dua kemudian ke kolam tiga dengan tingkat aliran sebesar 2
gal/min. Tentukan jumlah polusi dalam kolam jika dibiarkan selama 48 jam
(2880 menit) !
Jawab
Diketahui: ๐ (๐ก) = 0.125 ๐๐/๐๐๐
๐๐
๐๐
=
2
2000
= 0.001
Masalah diatas dapat ditulis dalam sistem persamaan diferensial, sebagai
berikut :
๐ฅโฒ
1( ๐ก) = 0.001 ๐ฅ3( ๐ก) โ 0.001 ๐ฅ1( ๐ก) + 0,125
๐ฅโฒ
2( ๐ก) = 0.001 ๐ฅ1( ๐ก) โ 0.001 ๐ฅ2( ๐ก)
๐ฅโฒ
3( ๐ก) = 0.001 ๐ฅ2( ๐ก) โ 0.001๐ฅ3( ๐ก)
๐ฅ1(0) = ๐ฅ2(0) = ๐ฅ3(0) = 0
Solusi untuk sistem ini adalah
๐ฅ2๐ฅ1
27. Sistem Persamaan Diferensial | 27
๐ฅ1( ๐ก) = ๐
โ
3๐ก
2000 (
125โ3
9
๐ ๐๐ (
โ3๐ก
2000
) โ
125
3
๐๐๐ (
โ3๐ก
2000
)) +
125
3
+
๐ก
24
๐ฅ2( ๐ก) = โ
250 โ3
9
๐
โ
3๐ก
2000 ๐ ๐๐ (
โ3๐ก
2000
) +
๐ก
24
๐ฅ3( ๐ก) = ๐
โ
3๐ก
2000 (
125
3
๐๐๐ (
โ3๐ก
2000
) +
125โ3
9
๐ ๐๐ (
โ3๐ก
2000
)) +
๐ก
24
โ
125
3
Setelah 48 jam berlalu, jumlah polusi perkiraan dalam pound adalah
๐ฅ1(2880) = 162.30, ๐ฅ2(2880) = 119.61, ๐ฅ3(2880) = 78.08.
Catatan : Perlu diketahui bahwa sistem di atas diubah dengan mengganti 0.125
dengan nol, untuk memprediksi keadaan kolam setelah 48 jam.
Sesuai dengan sistem homogen yang memiliki solusi ekuilibrium
๐ฅ1( ๐ก) = ๐ฅ2( ๐ก) = ๐ฅ3( ๐ก) = 120. solusi konstan ini adalah batas di
tak terhingga dari solusi untuk sistem homogen,menggunakan nilai
awal ๐ฅ1(0) โ 162.30, ๐ฅ2(0) โ 119,61, ๐ฅ3(0) โ 78,08.
3.
Pada aquarium di atas diasumsikan mengandung isotop radioktif untuk
melacak rantai makanan pada plankton air. Plaktok air pada aquarium di
atas termasuk pada kelompok fitoplanton yakni diatom dan alga.
Konsentrasi isotop rdiaoaktif pada aquarium digambarkan oleh sistem
sebagai berikut :
๐ฅโฒ( ๐ก) = โ3๐ฅ( ๐ก) + 6๐ฆ( ๐ก) + 5๐ง(๐ก)
28. Sistem Persamaan Diferensial | 28
๐ฆโฒ( ๐ก) = 2๐ฅ( ๐ก) โ 12๐ฆ( ๐ก)
๐งโฒ( ๐ก) = ๐ฅ( ๐ก) + 6๐ฆ( ๐ก) โ 5๐ง(๐ก)
๐ฅ(0) = ๐ฅ0, ๐ฆ(0) = 0, ๐ง(0) = 0
Tentukan solusi dari sistem dan juga konsentrasinya !
Jawab :
Solusi dari sistem persaaan diferensial yang menggambarkan kandungan
radiokatif di atas adalah
๐ฅ( ๐ก) = 6๐1 + (1 + โ6)๐2 ๐(โ10+โ6) ๐ก
+ (1 โ โ6)๐3 ๐(โ10โโ6) ๐ก
๐ฆ( ๐ก) = ๐1 + ๐2 ๐(โ10+โ6) ๐ก
โ ๐3 ๐(โ10โโ6) ๐ก
๐ฅ( ๐ก) =
12
5
๐1 โ (2 + โ1.5)๐2 ๐(โ10+โ6) ๐ก
+ (โ2 + โ1.5)๐3 ๐(โ10โโ6) ๐ก
Konstanta ๐1, ๐2, ๐3 terkait dengan isotop radioaktif awal.
Konsentrasi ๐ฅ(0) = ๐ฅ0, ๐ฆ(0) = 0, ๐ง(0) = 0, dengan sistem 3 ร 3 dari
persamaan aljabar linier adalah
6๐1 + (1 + โ6)๐2 + (1 โ โ6)๐3 = ๐ฅ0
๐1 + ๐2 โ ๐3 = 0
12
5
๐1 โ (2 + โ1.5)๐2 + (โ2 + โ1.5)๐3 = 0
4. Perhatikan gambar dibawah ini
40
60
20
r = 10
r = 10
A
B
C
29. Sistem Persamaan Diferensial | 29
Air masuk pada tangki A dengan kecepatan 10 , kemudian A mengalir ke B
dengan kecepatan10 , selanjunya B mengalir ke C dengan kecepatan 10.
Terakhir dari tangki C mengalir keluar dengan kecepatan 10. Hal tersebut
menyebabkan volume tangki tetap konstan. Kita asumsikan terjadi
pengaduakan secara seragam pada masing-masing tangki, yang berarti
konsentrasi garam pada tiap tangki adalah sama. Tentukan model matematika
cascade dan solusinya !
Jawab :
Cascade dimodelkan oleh hukum keseimbangan kimia :
๐๐๐๐๐๐๐ก ๐๐๐๐ข๐๐โ๐๐ = ๐๐๐๐๐๐๐ก ๐๐๐ ๐ข๐๐๐ โ ๐๐๐๐๐๐๐ก ๐พ๐๐๐ข๐๐๐๐
Penerapan hukum keseimbangan, dibenarkan dalam analisis kompartemen
dibawah ini dengan hasil dalam sistem diferensial segitiga.
๐ฅโฒ1 = โ
1
2
๐ฅ1
๐ฅโฒ2 =
1
2
๐ฅ1 โ
1
4
๐ฅ2
๐ฅโฒ3 =
1
4
๐ฅ2 โ
1
6
๐ฅ3
Solusinya diberikan oleh persamaan :
๐ฅ1( ๐ก) = ๐โ
๐ก
2
๐ฅ2( ๐ก) = โ2๐
โ
๐ก
2 + 2๐
โ
๐ก
4
๐ฅ3( ๐ก) =
3
2
๐
โ
๐ก
2 โ 6๐
โ
๐ก
4 + 6 ๐
โ
๐ก
6
Perhatikan :
31. Sistem Persamaan Diferensial | 31
Kecepatan air masuk pada tangki A, kemudian A mengalir ke B dengan
selanjunya B mengalir ke C, terakhir dari tangki C mengalir ke A sebesar
10. Tentukan model matematika untuk masalah di atas dan tentukan
solusinya !
Jawab:
Menggunakan analisis kompartemen, cascade daur ulang dimodelkan
dengan sistem non-segitiga.
๐ฅโฒ1 = โ
1
6
๐ฅ1 +
1
6
๐ฅ3
๐ฅโฒ2 =
1
6
๐ฅ1 โ
1
3
๐ฅ2
๐ฅโฒ3 =
1
3
๐ฅ2 โ
1
6
๐ฅ3
Solusi diberiakan oleh persamaan
๐ฅ1( ๐ก) = ๐1 + ( ๐2 โ 2๐3) ๐
โ
๐ก
3 cos (
๐ก
6
)+ (2๐2 + ๐3) ๐
โ
๐ก
3 sin (
๐ก
6
)
๐ฅ2( ๐ก) =
1
2
๐1 + (โ2๐2 โ ๐3) ๐โ
๐ก
3 cos (
๐ก
6
) + ( ๐2 โ 2๐3) ๐โ
๐ก
3 sin (
๐ก
6
)
๐ฅ3( ๐ก) = ๐1 + ( ๐2 + 3๐3) ๐
โ
๐ก
3 cos (
๐ก
6
)+ (โ3๐2 + ๐3) ๐
โ
๐ก
3 sin (
๐ก
6
)
32. Sistem Persamaan Diferensial | 32
KESIMPULAN
Sistem persamaan differensial merupakan salah satu persamaan yang banyak
dijumpai dalam kehidupan sehari-hari di berbagai bidang ilmu pengetahuan,
misalnya dalam bidang sains dan teknik.
Salah satu contoh penggunaan persamaan diferensial linier dalam bidang
teknik adalah untuk menentukan simpangan horizontal tingkat pada sebuah
bangunan. Apabila bangunan itu mempunyai struktur MDOF maka model
matematika yang terbentuk adalah sistem persamaan diferensial linier (SPDL).
Pada bidang sains, persamaan diferensial dapat digunkana untuk
menyelesaiakan permasalahan-permasalahan pada bidang seperti kimia maupun
biologi. Pada biologi, sistem persamaan diferensial dapat digunkan untuk
mengetahui interksi dalam popolasi, kemudian mengetahui ekosistem hewan
maupun tumbuhan, tentang pestisida maupun polusi. Sedangkan pada kimia, dapat
digunakan untuk mengetahui konsentari garam dan sebagainya.
Selain dua bidang di atas, sistem persaam diferensial juga berguna dalam
bidang seperti ekonomi dan transportasi. Dalam bidang ekonomi, sistem persamaan
diferensial dapat digunakan untuk meramalkan harga. Sedangkan pada bidang
traspotasi, sistem persaaan diferensial dapat dimanfaatkan dalam proses
pengangukatan barang, seperti pengankutan kayu oleh helikopter.
33. Sistem Persamaan Diferensial | 33
DAFTAR PUSTAKA
Baiduri. 2004. Persamaan Diferensial. Malang : UMM Press
Firia, Vivi A. 2011. Analisis Sistem Persamaan Diferensial Model Predator-Prey
dengan Perlambatan. Volume 2 Nomor 1 November 2011. ( )
Hendri, Yon dkk. Teknik Baru Menyelesaikan Sistem Persamaan Diferensial
Linear Orde Satu Nonhomogen. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Riau Kampus Binawidya Pekanbaru (28293), Indonesia
Oktaviani, Rizka dkk. 2014. Penyelesaian Numerik Sistem Persamaan Diferensial
Non Linear Dengan Metode Heun Pada Model Lotka-Volterra. Volume 03,
No. 1 (2014), hal 29 โ 38. ( )
Redjeki, Sri. 2009. DIKTAT KULIAH MA2271 METODA MATEMATIKA Semester
II 2009/2010. Prodi Matematika Fakultas MIPA Institut Teknologi Bandung.
( )
Yunitasari, Leni D. 2007. Aplikasi SPDL pada MDOF (Multi Degree Of Freedom).
Skripsi. Universitas Muhammadiya Malang. (ta.umm.ac.id diakses pada 10
Juni 2016)
http://www.math.utah.edu/~gustafso/2250systems-de.pdf