SlideShare a Scribd company logo
1 of 33
Download to read offline
PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA KEDELAI
BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN
BABINSA
PENGENDALIAN OPT
(ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN)
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN
SDM PERTANIAN
PUSAT PELATIHAN PERTANIAN
2015
Sesi : Pengendalian OPT
Tujuan Berlatih :
Setelah selesai berlatih peserta dapat :
1, Menjelaskan hama, penyakit utama tanaman kedelai dan musuh alami
2. Melaksanakan pengamatan agroekosistem
3. Melaksanakan analisis agroekosisten
4. Melaksanakan pengendalian OPT
Waktu : 4 jam pelajaran @ 45 menit ( teori 1 JP, Praktek 3 JP)
Serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) merupakan salah satu
faktor pembatas dalam peningkatan produksi pertanian. Untuk
pengendalian OPT, jalan pintas yang sering dilakukan adalah
menggunakan pestisida kimia. Padahal penggunaan pestisida yang tidak
bijaksana banyak menimbulkan dampak negatif, antara lain terhadap
kesehatan manusia dan kelestarian lingkungan hidup.
Memperhatikan pengaruh negatif pestisida tersebut, perlu dicari cara-cara
pengendalian yang lebih aman dan akrab lingkungan. Hal ini sesuai
konsepsi pengendalian hama terpadu (PHT), bahwa pengendalian OPT
dilaksanakan dengan mempertahankan kelestarian lingkungan, aman bagi
produsen dan konsumen serta menguntungkan petani. Pengendalian
Hama Terpadu(PHT) merupakan gabungan beberapa metode
pengendalian baik secara biologi, fisik mekani, teknis budidaya dan
penggunaan pestisida sebagai alternatif pengendalian terakhir.
Beberapa faktor yang menyebabkan gagalnya Pengendalian OPT pada
tanaman sebagai berikut:
1. Lemahnya dalam identifikasi hama dan penyakit maupun gejala
serangannya;
2. Tindakan pengendalian yang terlambat;
3. Aplikasi pestisida yang kurang tepat;
4. Belum cukup informasi bioekologi hama.
Kegiatan 1 Pengendalian OPT
Mengenal hama, penyakit utama yang terjadi pada stadia umur
tanaman dan musuh alami perlu diperhatikan dalam
membudidayakan tanaman kedelai dengan melalui pengamatan
agroekosistem, menganalisis agroekosistem dan pengambilan keputusan
pengendalian OPT merupakan tindakan yang perlu dilaksanakan dalam
pengendalian OPT sehingga efektif dan efisien..
Sebelum melaksanakan kegiatan terlebih dahulu dibentuk kelompok,
sejumlah 3 (tiga) kelompok dengan anggota 10 orang dan setiap
kelompok memilih ketua kelompok. Setiap kelompok yang terdiri dari 10
orang dibagi 5 (lima ) kelompok kecil terdiri dari 2 (dua) orang...
Langkah Kegiatan
Langkah
Kegiatan
Uraian Alat Bantu
I. Mengenal Ha
ma, Penyakit
Utama Tanam
an kedelai dan
Musuh alami
Langkah 1 1. Diskusikan dalam ke
lompok hama, penya
kit yang menyerang
berdasarkan stadia
tanam an kedelai
2. Presentasikan hasil
diskusi kelompok
3. Simpulkan hasil pre
sentasi
Vrgrtatif Generatif
Langkah 2 Secara individu se
butkan musuh alami
pada tanaman ke delai
Contoh musuh alami
II. Pengamatan
agroekosis
tem
Langkah 1 1. Setiap kelompok ten
tukan Lokasi tanaman
kedelai
2. Tentukan 5 (lima titik
pengamatan, beri ajir
3. Setiap titik diambil 10
tanaman dan diamati
oleh 2 orang,
4. Lakukan pengamatan
agroekosistem
4.1. Himpun semua
keragaan kom
ponen agroeko
sistem seperti
keragaan OPT
(hama, penya
kit), keragaan
musuh alami, ke
ragaan komodi
tas, keragaan
Iklim mikro dan
perlakuan petani
yang ditemui di
lahan kedelai
dan catatlah
pada format 1
dan 2
4.2. Ambil dan kum
pulkan yang me
mungkinkan di
ambil dan
masukkan pada
kantong plastik
10 tanaman kedelai
III. Analisis Agro
ekosistem
Langkah 1 1. Gabunglah anda pa
da kelompok besar
2. Sampaikan hasil pe
ngamatan anda pada
kelompok dan disku
sikan serta gambarl
ah berdasarkan hasil
3.1. Kelompokkan
hasil penga
matan berda
sarkan keraga
an yang ada
3.2. Mengidentifi
kasi jenis
hama, penya
kit, gulma dan
musuh alami
berdasarkan
kriteria dan
ciri – ciri yang
dimiliki
3.3. Menghitung
populasi ha
ma, musuh
alami dan in
tensitas se
rangan penya
kit
3.4. Simpulkan ha
sil pengamat
an kelompok
3.5. Presentasikan
hasil diskusi
kelompok
3.6. Simpulkan ha
sil presentasi
IV. Pengendali
an OPT
Langkah 1 1. Pelajari hasil pre
sentasi perlu tidak
nya pengendalian
2. Jika perlu, tentukan
teknik pengendalian
3. Laksanakan pe
ngendalian sesuai
ketentuan
Tabel 1. Keragaan OPT dan Musuh Alami
No Item Kergaan Jumlah Keterangan
1 Serangga/Organisme
2 Penyakit
3 Gulma
4. Musuh alami
Tabel 2. Keragaan Iklim Mikro, Keragaan Komoditas, dan Keragaan
Perlakuan Petani
No Item Kondisi Lapangan
A Keragaan Iklim Mikro
1. Sinar Matahari Cerah/Mendung/Hujan
2. Tanah Kering/Macak-
macak/Tergenang
3. Kecepatan angin, dan Arah angina
4. Kebersihan lahan Bersih/banyak gulma
B. Keragaan Komoditas
1. Varietas yang ditanam
2. Umur Tanaman
3. Tinggi Tanaman
4. Fase Pertumbuhan Tanaman
C. Keragaan Perlakuan Petani
1. Melakukan aplikasi Pestisida
2. Melakukan penyiangan
3. Melakukan Pemupukan
Kegiatan 2. Refleksi Kegiatan Praktek
Sasaran kegiatan ini peserta merefleksikan seluruh kegiatan praktek,
sehingga memahami bahwa tujuan berlatih telah tercapai dengan langkah
sebagai berikut.
1. Dskusikan hasil praktek dalam kelompok berkaitan dengan produksi
dan mutu. Tuangkan pada tabel 3.
2. Presentasikan hasil diskusi kelompok
3. Simpulkan hasil presentasi
Tabel 3. Pengaruh pengendalian OPT terhadap mutu dan
Produksi
No Kegiatan Pengaruh
terhadap
produksi
Pengaruh
terhadap
mutu
Kesimpulan
I. Mengenal
1.Hama
2.Penyakit
3.Gulma
4.Musuh alami
II Melaksanakan
pengamatan
agroekosistem
III. Melaksanakan
analisis
agroekosistem
IV Melaksanakan
pengendalian
Kegiatan 3. Rencana Aksi
Sasaran kegiatan ini adalah setiap individu menyusun rencana aksi
perbaikan pengendalian OPT di wilayah masing-masing
Langkah kegiatan
Langkah
kegiatan
Uraian Alat bantu
Langkah ke 1 Seluruh peserta mendengarkan
penjelasan tambahan dari
fasilitator tentang pengendalian
OPT
Langkah ke 2 Setiap peserta menyusun rencana
aksi perbaikan pengendalian OPT
di wilayah masing-masing)
Tabel 4
Tabel 2
Rencana aksi perbaikan pengendalian OPT di wilayah masing-masing
No Kegiatan yang
akan diperbaiki
Waktu Tempat Pelaksana Keterang an
I. Mengenal
1. Hama
2. Penyakit
3. Gulma
4. Musuh alami
II Melaksanakan
pengamatan
agroekosistem
III. Melaksanakan
analisis
agroekosistem
IV Melaksanakan
pengendalian
.........................: 2015
Penyusun
...........................................................................
Lembar Informasi
Catatan : Apabila saudara memerlukan informasi silahkan baca pada lembar
informasi ini.
I. PENDAHULUAN
Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) adalah semua organisme yang
menggangu pertumbuhan tanaman pokok dalam hal ini tanaman kedelai
yang dapat menimbulkan kerusakan pada tanaman kedelai dan kerugian
bagi petani.
Sedangkan Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman kedelai
adalah upaya manusia untuk menekan besarnya populasi OPT sampai
batas tidak menimbulkan kerusakan pada tanaman kedelai dan
menndatangkan kerugian bagi petani/yang melakukan usaha tani kedelai
tersebut.
Organisme Pengganggu Tanaman ini terdiri atas :
1. Hama yang umumnya adalah dari golongan serangga, tikus, dan
binatang lainnya
2. Penyakit yaitu kerusakan yang disebabkan oleh cendawan, bakteri,
nematoda, tungau dan virus.
3. Gulma yaitu tumbuhan/ tanaman liar yang dapat menjadi pesaing
dan mengganggu pertumbuhan tanaman pokok.
Penggunaan pestisida merupakan alternatif terakhir, bila populasi hama
telah melewati ambang batas pengendalian, gunakan pestisida secara
berkala dan sesuai dengan dosis yang diajurkan.
II. OPT BERDASARKAN STADIA (FASE PERTUMBUHAN) TANAMAN
KEDELAI
Mengenal stadium pertumbuhan kedelai merupakan suatu keharusan
bagi petani yang bergerak dibidang usaha tani kedelai, tanpa
mengetahui stadium pertumbuhan tersebut, akan sulit dalam
memperlakukan teknologi terhadap tanaman seperti : pemupukan,
penyiangan, pemberantasan hama dan sebagainya. Hal ini disebabkan
karena stadium pertumbuhan itu merupakan tahap perkembangan
fisiologis tanaman, pada setiap tahapnya mempunyai sifat dan tuntutan
kebutuhan yang berbeda
Secara garis besarnya stadium pertumbuhan kedelai terdiri dari
stadium 11ongering11 dan reproduktif (11ongering11), seperti pada
gambar di bawah ini.
Keterangan
Vegetatif Generatif
VE. Stadium Pemunculan Ri Stadium mulai berbunga
VC Stadium Cotiledon R3 Stadium Mulai Berpolong
V1 Stadium Buku Pertama R5 Stadium Mulai Berbiji
V2. Stadium Buku Kedua R8 Stadium Matang Penuh
V3 Stadium Buku Ketiga
1. Fase pertumbuhan Tanaman kedelai
1.1. Fase vegetatif
Periode Vegetatif dihitung sejak tanaman muncul dari dalam
tanah sampai awal pembungaan dengan stadium sebagai
berikut :
1). Stadium Pemunculan ( VE = Vegetatif/Epigeous )
Stadium ini ditandai dengan munculnya Cotiledon ( 11ongeri
biji ) dari dalam tanah yang disebut dengan Vegetatif
Epigeous ( VE ). Epigeous adalah satu sifat perkecambahan
dari biji yang Cotiledonnya terangkat kepermukaan tanah
setelah satu atau dua hari biji kedelai ditanam.
2). Stadium Cotiledon ( VC )
Setelah dua sampai tiga hari Cotiledon muncul dipermukaan
tanah, kedua lembar daun primer terbuka, tepi daun tidak
menyentuh .Pertumbuhan berikutnya adalah pembentukan
daun berangkai tiga. Bersamaan dengan ini mulai terbentuk
akar – akar sekunder yang tumbuh dari akar tunggang
( Arsyad, 1995 ). Pada fase ini hama utama yang perlu
diamati adalah lalat kacang (Ophiomyia phaseoli ) dan
kumbang daun kacang (Angitarsus suturellinus ) dan ulat
tanah ( Agrotis spp ), (Direk Bina Perlindungan Tanaman,
1994 ).
Kemudian penyakit yang sering menyerang adalah penyakit
layu oleh Sclerotium solfsii yang tumbuh pada pangkal
batang berupa benang – benang Miselium berwarna putih
atau butiran coklat. Bercak cekung hitam pada Cotiledon
oleh Collectotrichum dematium dan bercak coklat
oleh Rizoctonia solani..
3). Stadium Buku Pertama ( V1 )
Stadium ini setelah tanaman berumur satu minggu , daun
terurai penuh pada buku daun tunggal (Unifoliolat ). Buku
pertama dan tanaman sudah terlihat jelas. Akar – akar
cabang dari akar sekunder sudah mulai tumbuh. Oleh sebab
itu pada saat ini perlu persediaan hara yang cukup,
terutama Nitrogen sebagai stater pertumbuhan. Hama
utama dan penyakit yang sering berkembang sama
dengan yang ada pada Stadium Cotiledon ( VE ), (
Arsyad, 1995 ).
4). Stadium Buku Kedua ( V2 )
Stadium ini umumnya sesudah umur tanaman dua minggu,
dan ditandai dengan terurai penuhnya daun ketiga pada
buku diatas buku Unifoliolat, akar cabang sudah mulai
berkembang dan berperan dalam menyerap air dan 12onger
hara. Oleh sebab itu ketersediaan hara secukupnya ditanah
sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman ( Arsyad,
1995 ).
Hama utama yang mungkin dijumpai dipertanaman adalah
ulat Gerayak (Spodoptera litura), ulat Jengkal
(Chrysodeixis chalcites), kumbang Kedelai (Phoedonia
inclusa) dan ulat Buah (Helicoverpa armigera dan Heliothis
spp). Serangga lain yang mungkin dijumpai adalah
Penggerek pucuk (Agromipa dolichostima ), pelipat daun
( Biloba/Stomopteryx subsecivella ), penggulung daun
(Lamprosema 13ongerin, Adoxophyes sp. Dan Homana sp),
kumbang tanah kuning dan tungau merah (Tetranychus
cinnabarius ).
Adapun penyakit yang mungkin menyerang antara lain :
Karat daun (Bercak coklat ) pada permukaan bawah daun
yang disebabkan oleh cendawan Phakopsora
pachyrhizi dan Layu karena Sclerotium solfsii ( S. Solfsii ).
Kemudian penyakit virus utama seperti SSV, SMV,dan
CMMV, dan keberadaan serangga vector virus tersebut
dapat meningkatkan perkembangan dan penyebaran
penyakit, khusus apabila masih ada pertanaman yang lebih
muda (Direktur Bina Lindung Tanaman Pangan, 1994 )
5). Stadium Buku Ketiga ( V 3 )
Stadium ini biasanya sesudah tanaman berumur tiga
minggu. Telah terbentuk tiga buku batang utama yang
dihitung dari buku unifoliolat dengan daun terurai penuh.
Perakaran sudah berfungsi penuh dan bintil akar sudah
mulai berfungsi untuk mengikat Nitrogen dari udara. Pada
saat ini tanaman membutuhkan hara secukupnya dan
penggemburan tanah serta bersih dari gulma. Sedangkan
hama dan penyakit utama yang ada, sama dengan yang
ada pada stadium sebelumnya.
6). Stadium Buku Ke n ( V n ).
Stadium ini adalah stadium berikutnya yang mana nilai n ini
tergantung kepada umur berbunganya setiap varietas.
Untuk menentukan nilai n berpedoman kepada jumlah buku
pada batang utama, setelah unifoliolat ( buku pertama )
dengan daun sudah terurai penuh. Dalam stadium ini sangat
diutamakan perhatian dalam hal pemeliharaan, baik dari
gulma maupun dari serangan hama dan penyakit seprti
pada stadium buku ke tiga.
1.2. Stadium Reproduktif ( Generatif )
Stadium ini dimulai sejak masuk waktu pembungaan sampai
saat polong matang. Setiap uraian stadium diberi tanda R
( Reproduktif ) dan diikuti dengan angka 1 sampai 8 yang
menandakan stadiumnya. Dalam menentukan stadium
reproduktif, batang utama tetap dipakai sebagai dasar seperti
uraian berikut:
1) Stadium mulai berbunga ( R 1)
Stadium ini ditandai dengan terbukanya bunga pertama pada
buku manapun. Umur berbunga ini bervariasi menurut umur
varietas tanaman kedelai, biasanya mulai dari umur 35
sampai 45 hari. Pada saat ini ketersediaan air harus
secukupnya, terlalu kering dapat menyababkan bunga kering
dan gugur ( Arsyad, 1995 ).
Hama tanaman yang mungkin menyerang adalah kumbang
daun kedelai, ulat gerayak, ulat jengkal, ulat buah
( Helicoverpa armigera dan Heliothis spp.) dan penggerek
batang ( Etiella zinckenella dan E. Hobsoni ), serta
pengissap polong yaitu kepik hijau ( Nezara viridula) dan
kepik hijau pucat ( Piezodorus hybneri ) dan kepik coklat
kedelai ( Riptortus linearis dan R. Spp ).
Serangga hama lainnya yang mungkin dijumpai ialah
penggerek pucuk, pelipat daun, penggulung daun,
tungau merah ( Melanacanthus sp ), dan vector virus ( kutu
kebul dan kutu hijau ).
Pada stadium ini beberapa jenis hama telah mencapai instar
tiga dan apabila sebelumnya tidak dilakukan pengendalian.
Pada awal fase ini imago dan telur penggerek polong dan
penghisap polong mulai dijumpai dan umumnya puncak
populasi telur terjadi sekitar 50 hst. Penyakit utama pada
daun dalam fase ini adalah : Hawar bakteri (Pseudomonas
sp.), bisul bakteri (Xantomonas sp.), cendawan karat (P.
Pachyrhiz ). Disamping itu serangan virus kerdil kedelai (SSV)
virus mozaik kedelai SMV ), virus belang tersamar kacang
tunggak ( CMMV ).
2) Stadium Berbunga Penuh ( R2 )
Stadium ini ditandai terbukanya bunga pada satu dari dua
buku diatas pada batang utama dengan daun terbuka
penuh. Biasanya stadium ini pada umur tanaman 45 – 55
hari. Hama dan penyakit utama yang mungkin ditemui sama
dengan yang ada pada stadium (R1).
3) Stadium Mulai Berpolong ( R3 )
Stadium ini mulai pada umur tanaman 55 – 65 hari dan
ditandai dengan terbentuknya polong pada salah satu dari
empat buku teratas pada batang utama (Arsyad, 1995 ).
Hama utama yang mungkin dijumpai ialah hama daun dan
hama polong seperti pada stadium sebelumnya. Kerusakan
daun pada stadium ini sangat berpengaruh terhadap hasil
panen. Stadium perkembangan hama yang perlu
diperhatikan adalah ; imago, nimfa, dan telur kumbang daun
kedelai ; imago, nimfa, dan telur penghisap polong ; larva
penggerek polong. Keberadaan hama penggerek polong
sangat membahayakan produksi, oleh karena itu perlu
dilakukan pengamatan populasi secara intensif.
Penyakit utama pada stadium ini adalah : karat daun,
busuk coklat dan bintik hitam/Antraknosa yang dapat
menginfeksi polong dan biji.
4) Stadium Berpolong Penuh ( R4 )
Stadium ini umur 60 – 70 hari dan tergantung pada varietas.
Pada saat ini terbentuk polong sepanjang 2 cm pada salah
satu buku dari 4 buku teratas pada batang utama.
Kekurangan air dapat menyebabkan terganggunya stadium
pengisian biji. Hama dan penyakit utama yang mungkin
ada sama dengan stadium sebelumnya ( R3 ).
5) Stadium Mulai Berbiji ( R5 )
Stadium ini disebut stadium awal pengisian biji yang
umumnya mulai pada umur 65 – 75 hari, yang ditandai
dengan terbentuknya biji sebesar 3 mm dalam polong pada
salah satu dari 4 buku teratas ( Arsyad, 1995 ). Pada
stadium ini perlu pengamatan serangan hama dan penyakit.
Diantara hama utama yang banyak berkembang adalah
kepik hijau ( Nezara viridula. L ), yang menghisap polong
menyebabkan polong 16onge, 16ongering dan menjadi
hitam kemudian penggerek polong ( Etiella zinckenella.
Tryon ) yang larvanya menggerek polong dan biji.
Sedangkan penyakit yang sering timbul pada stadium ini
adalah karat jamur kedelai ( Phakopsora pachyrhizi ),
selain dari pemeliharaan dari hama dan penyakit juga dijaga
ketersediaan air tanah (Direk. Bina perlindungan tanaman,
1994 ).
6) Stadium Biji Penuh ( R6 )
Pengisian biji penuh pada umaur tanaman 70 – 80 hari,
yang ditandai terisi penuhnya rongga polong dengan sebuah
biji hijau pada salah satu dari 4 buku teratas pada batang
utama. Hama utama yang harus diwaspadai adalah :
penghisap polong, sedangkan untuk hama penggerek
polong pada stadium kritisnya sudah lewat. Perkembangan
penyakit pada stadium ini sudah kurang.
7) Stadium Mulai Matang ( R7 )
Stadium ini dimulai setelah tanaman berumur 80 hari dan
ditandai oleh adanya satu buah polong pada batang utama
yang telah mencapai warna matang (coklat muda atau
coklat tua).
8) Stadium Matang Penuh ( R8 )
Warna polong sudah coklat , sebagian daun menguning dan
kering sehingga kalau terlambat panen daun menggugur.
2. Hama Utama Tanaman Kedelai
2.1. Lalat Kacang (Agromyza phaseoli/Ophiomya
phaseoli/Melanagromyza phaseoli)
Gambar 1. Lalat kacang dewasa dan pupa dan akibat
serangan
Tanda dan Gejala Serangan :
1) Gejala awal berupa tanda bintik-bintik putih pada keping biji,
daun pertama atau daun kedua.
2) Bintik-bintik tersebut merupakan bekas tusukan alat peletak
telur. Pada keping biji dan pasangan daun pertama terdapat
alur atau garis berkelok- kelok berwarna coklat yang
merupakan lubang gerekan belatung.
3) Selanjutnya belatung menggerek batang sampai ke pangkal
batang dan ditempat itu juga kepompong terbentuk.
4) Akibat gerekan belatung, jaringan pengangkut terputus
sehingga tanaman layu dan mati.
5) Kematian tanaman dijumpai pada tanaman berumur 14 – 30
hst.
6) Alur gerekan larva dari keping biji ke pangkal akar berupa
spiral. Serangan larva lalat kacang menyebabkan tanaman
kedelai layu, mengering, dan mati. Serangan pada tanaman
yang berumur lebih dari sepuluh hari mengakibatkan tanaman
kerdil dan daun berwarna kekuning-kuningan.
2.2. Penggerek Batang (Agromyza sojae, Melanogromyza sojae)
Hama ini juga dikenal dengan nama Agromyza sojae,
Melanogromyza sojae, stem fly dan stem borer. Pada umumnya
penggerek batang menyerang tanaman muda. Tanaman inang
sumber : w. sunada & dll.sumber : w. sunada & dll.
nganngan
bintik putih pada
n bekas tusukan
u daun terdapat
berwarna coklat
ang gerekan larva.
enggerek sampai
dan ditempat itu
ngan pengangkut
naman layu dan
dijumpai pada
4 – 30 hst.
4/15/20114/15/2011 sumber : w. sunada & dll.sumber : w. sunada & dll.
Gejala seranganGejala serangan
• Gejala awal: bintik-bintik putih pada
keping biji atau daun bekas tusukan
alat peletak telur.
• Pada keping biji atau daun terdapat
alur berkelok-kelok berwarna coklat
yang merupakan lubang gerekan larva.
• Selanjutnya larva menggerek sampai
ke pangkal batang dan ditempat itu
berkepompong .
• Akibat gerekan, jaringan pengangkut
terputus sehingga tanaman layu dan
mati.
• Kematian tanaman dijumpai pada
tanaman berumur 14 – 30 hst.
hama ini antara lain kacang hiris, kacang uci, dan kacang hijau.
Tanda dan Gejala serangan :
1) Serangan biasanya pada umur di bawah satu bulan.
2) Tusukan ovipositor menimbulkan bintik-bintik pada daun
muda.
3) Larva makan jaringan daun dan keping biji, terus menuju
batang melalui tangkai daun, kemudian masuk dan
menggerek melalui empulur.
4) Pupa terbentuk di dalam batang.
5) Lubang gerekan larva dapat menyebabkan ranting patah,
tanaman layu, mengering dan mati.
Gambar 2. Penggerek batang dan pupa dalam batang
2.3. Penggerek Pucuk (Agromyza dolichostigma/ Melanogromyza
dolichostigma)
Penggerek pucuk juga dikenal dengan nama Agromyza
dolichostigma, Melanogromyza dolichostigma dan shoot borer.
Gambar 3. Ulat pucuk
Tanda dan Gejala serangan :
1) Terdapatnya bekas tusukan alat peletak telur pada permukaan
daun bagian atas.
2) Selanjutnya, terdapat lubang gerekan larva pada daun, tulang
daun, tangkai daun dan pucuk daun.
3) Daun pucuk menjadi layu, mengering, dan mati, kemudian
terbentuk banyak cabang baru namun kurang produktif.
2.4. Kumbang Tanah Kuning (Longitarsus suturellinus)
Kumbang tanah kuning dikenal dengan nama Longitarsus
suturellinus, Insect Feeding, Flea Beetle, dan Kumbang
Longitarsus. Hama ini juga merupakan hama penting pada
pertanaman kedelai dan menyerang tanaman sejak benih hingga
pembentukan daun terakhir. Tanaman inang hama ini antara lain
kacang hijau, kacang panjang dan kacang tunggak.
Gejala kerusakan akibat serangan kumbang tanah kuning adalah
terdapatnya lubang-lubang kecil bekas gigitan serangga pada
keping biji, daun muda, pucuk, atau cabang tanaman.
2.5. Ulat Grayak (Spodoptera litura/ Prodenia litura )
Ulat grayak dikenal dengan nama Spodoptera litura, Prodenia litura
dan Army Worm. Hama ini dikenal polifag dan menyerang tanaman
pada berbagai fase pertumbuhan. Tanaman inang hama ini antara
lain tembakau, kacang tanah, ketela rambat, cabai, bawang merah,
kacang hijau, jagung dan lain-lain.
Tanda dan Gejala Serangan
1) Gejala kerusakan tanaman akibat serangan ulat ini adalah
daun tanaman habis (hanya tersisa tulang daun), polong muda
rusak, atau seluruh tanaman rusak. Gejala yang nampak
tergantung pada jenis tanaman yang diserang dan intensitas
serangan larva muda serta larva dewasa.
2) Kerusakan pada umumnya oleh larva muda yang makan
secara bergerombol, meninggalkan tulang-tuang daun dan
epidermis daun bagian atas.
3) Dari jauh daun yang terserang tampak keputihputihan.
4) Larva dewasa dapat memakan tulang daun muda, sedang
pada daun tua tulang-tulangnya tersisa.
5) Selain merusak daun, larva juga memakan polong muda.
Telur Telur baru
menetas
Larva instar 1 Larva instar 1
Imago ulat grayak Imago ulat grayak jantan dan
betina
Gambar 4. Ulat Grayak
2.6. Ulat Penggulung Daun (Lamprosema indicata)
Tanda dan Gejala Serangan
1) Ulat merusak tanaman kedelai ber-umur 3 – 4 minggu setelah
tanam.
2) Ulat makan daun dari gulungan daun. Apabila gulungan
tersebut dibuka, daun akan tampak tinggal tulang-tulangnya.
Larva Imago
Gambar 5. Ulat Penggulung daun
2.7. Ulat Jengkal (Plusia chalcites)
Tanda dan Gejala Serangan
1) Larva memakan daun tanaman kedelai.
2) Ulat jengkal bersifat polifag.
Larva Imago
Gambar 6. Ulat Jengkal
2.8. Kumbang Kedelai (Phaedonia inclusa)
Tanda dan Gejala Serangan :
1) Hama menyerang tanaman sejak tanaman muncul di atas
permukaan tanah hingga panen.
2) Gejala kerusakan tanaman akani terlihat pada pucuk
tanaman, daun, bunga dan polong.
3) Serangan pada tanaman muda dapat mengakibatkan
kematian.
4) Serangann pada fase selanjutnya, mengakibatkan
terganggunya pembentukan bunga, pembentukan polong,
dan pengisian biji sehingga menurunkan kuantitas dan
kualitas biji kedelai.
5) Serangan pada fase vegetatif akan tampak tanaman kedelai
terkulai layu dan akhirnya kering seperti terserang M.
Dolichostigma.
6) Pada tanaman teserang tesebut dapat dijumpai imago, telur
pada permukaan daun bagian bawah, dan larva pada batang
pucuk atau daun.
Gambar 7. Imago kumbang daun kedelai
2.9. Kutu Hijau (Aphis glycines)
1) Kutu berwarna hijau.
2) Berkembang biak secara partenogenesis.
3) Bila makanan banyak serangga ini sebagian besar tidak
bersayap dan sebaliknya.
4) Waktu dari nimfa-dewasa lebih kurang 1 minggu.
5) Kutu ini menjadi vektor virus.
6) Serangan pada tanaman muda menyebabkan tanaman kerdil,
daun menguning, akhirnya gugur.
7) Serangan pada bunga akan menyebabkan bunga gugur.
Gambar 8. Kutu Aphis (imago & nimfa)
2.10. Kutu Kebul (Bemisia tabaci)
1) Kutu kebul juga dikenal dengan nama Bemisia tabacci dan
Whitefly.
2) Tanaman inang ini antara lain tanaman jenis Leguminosae,
semak-semak (Desmodium), tanaman pakan ternak, dan
tanaman kacang-kacangan.
3) Kutu kebul juga berperan sebagai pengantar virus mosaik
kuning (Yellow Mosaic Virus) yang merusak tanaman kedelai.
4) Gejala kerusakan tanaman akibat serangan kutu kebul adalah
terdapatnya kutu-kutu berwarna pucat sampai kuning kehijauan
pada bagian bawah daun atau daun pucuk. Kadang-kadang
juga terdapat cendawan jelaga yang hidup dari ekskreta kutu
yang berupa embun madu.
5) Serangan berat menyebabkan daun tanaman tampak
terhambat pertumbuhannya, mengerupuk, dan lebih kaku
Gambar 9. Hama kutu kebul
2.11. Kutu Putih (Aleurodicus dispersus)
Sebagaimana jenis kutu-kutuan yang lain, hama kutu putih
berkembang pesat pada musim kemarau. Hama ini menyerang
daun-daun yang relatif sudah tua. Hidup dan menyerang daun
bagian bawah.
Ciri khasnya adalah telur diletakkan secara teratur di balek daun
dengan bentuk lingkaran. Setelah menetas kutu muda akan
menyerang daun secara berkoloni.
Gambar 10. Imago hama kutu putih
2.12. Kepik Polong (Riptortus linearis)
Tanda dan Gejala Serangan :
1) Serangan yang terjadi pada fase pertumbuhan polong dan
perkembangan biji menyebabkan polong dan biji kempis,
kemudian mengering dan gugur.
2) Serangan yang terjadi pada fase pengisian biji menyebabkan
biji busuk dan menghitam.
3) Serangan terhadap polong tua menyebabkan bintik hitam
pada biji.
Telur Nimfa Nimfa Imago
Gambar 11. Kepik polong
2.13. Kepik Hijau (Nezara viridula)
Tanda dan Gejala Serangan :
1) Serangan yang terjadi pada fase pertumbuhan polong dan
perkembangan biji menyebabkan polong dan biji kempis,
kemudian mengering.
2) Serangan terhadap polong muda menyebabkan biji kempis
dan seringkali polong gugur.
3) Serangan yang terjadi pada fase pengisian biji menyebabkan
biji menghitam dan busuk.
4/16/20114/16/2011 sumber : w. sunada & dll.sumber : w. sunada & dll.
Gejala serangan :Gejala serangan :
• Nimfa dan kepik dewasa
menghisap cairan polong dan
biji, dengan cara menusukkan
alat mulutnya (stilet) pada kulit
polong dan terus ke biji.
• Menyebabkan biji tidak bernas,
polong gugur, polong hampa
dan mengering, biji menjadi
busuk dan hitam, bintik-bintik
pada biji.
Gambar 12. Kepik hijau Imago
2.14. Ulat Buah (Heliothis armigera/ Helicoverpa armigera)
Tanda dan Gejala Serangan :
1) Larva muda memakan jaringan daun, setelah memasuki instar
3 akan menuju bagian polong untuk memakan biji.
2) Larva merusak polong dengan cara menggigit kulit polong lalu
memakan biji.
3) Pada waktu makan, biasanya kepala dan sebagian badannya
masuk ke dalam polong.
4) Bentuk lubang bekas makannya tidak beraturan, tidak dijumpai
larva dan kotoran didalam polong yang bijinya terserang
2.15. Penggerek Polong (Etiella zinckenella Hobsoni )
Penggerek polong dikenal dengan nama Etiella zinckenella, E.
Hobsoni, Pod Borer, atau Lima Bean Borer. Hama ini merupakan
hama utama pada kedelai, selain kumbang kedelai. Tanaman
inang hama ini antara lain Crotalaria strata, orok-orok, kacang
tunggak, kacang krotok, dan Teprosia candida.
Tanda dan Gejala Serangan
1) Larva menggerek kulit polong kemudian masuk dan
menggerek biji.
2) Sebelum larva menggerek kulit polong, larva menutupi dirinya
dengan benang pintal berwarna putih, dengan demikian
lubang gerekan dan selubung putih tersebut merupakan ciri
khas polong yang terserang penggerek ini.
3) Tanda serangan pada biji berupa gerekan dan adanya butiran
kotoran berwarna coklat yang terikat oleh benang pintal
Ulat di
batang
Ulat di
daun
Ulat di
polong
Ulat di luar
polong
Imago
Gambar 13. Penggerek polong kedelai
2.17. Kepik Penghisap (Anoplocnemis phasiana)
Bioekologi :
1) Hama ini hidup pada banyak jenis tanaman terutama kacang-
kacangan
2) Hama ini menyerang pucuk dengan cara menghisap
3) Kadang-kadang dapat membuat tanaman mati
3. Musuh alami
Beberapa Jenis Musuh Alami
1. Belalang
Sembah
2. Laba-laba 3. Tomcat 4. Kumbang
kubah
4. Jenis-jenis Penyakit Penting dan Gejala Serangannya
4.1. Karat daun ( Phakopsora pachyrhizi)
Gejala Serangan
Terdapat bintik-bintik kecil kemudian menjadi bercak-bercak
berwarna coklat pada bagian bawah daun. Serangan berat
menyebabkan daun gugur dan polong hampa
4.2. Antraknose (Colletotrichum dematium)
Gejala Serangan
Terlihat pada batang, tangkai daun dan polong ada bercak coklat-
hitam tak teratur. Daun nekrosis pada tulang daun dan
menggulung atau kanker pada tangkai daun. Biji terinfeksi
berbercak coklat. Kotiledon kecambah bercak coklat-i hitam.
4.3. Mata Kodok/ Bercak Daun ( Cercospora sojina)
Gejala Serangan
Pada permukaan bawah daun mengalami klrorosis, bercak
ukuran 1-2 cm. Berkembang dari warna coklat muda menjadi
coklat keabu-abuan di bagian tepi. Dalam keadaaan lembab daun
yang kholoris akan berubah warna. Bagian dalam bercak
berwarna abu-abu muda, bagian tepi dikelilingi warna ungu
keabu-abuan
4.4. Busuk Pangkal Batang ( Sclerotium rolfsii)
Gejala Serangan
Pada umur 1-2 minggu tanaman tampak layu dan daun menjadi
cokklat. Pangkal batang terdapat massa miselia putih dan butir-
butir coklat muda sampai coklat
4.5. Busuk Polong ( Rhizoctonia Solani)
Gejala serangan
Terjadi pembusukan pada polong, dengan miselia
berwarna putih kecoklatan. Kadang-kadang ditemukan sklerotia
yang hampir sama warnanya dengan miselianya
4.6. Embun tepung ( Peronospora mashurica)
Gejala serangan
Permukaan bawah daun timbul bercak warna putih kekuningan
atau bulat dengan batas jelas berukuran 1-2 mm. Bercak menyatu
membentuk bercak lebih lebar.
4.7. Kerdil kedelai ( Soybean stunt virus (SSV)
Gejala Serangan
Tanaman kerdil. Helai daun tampak adanya mosaik, daun agak
menggulung dan keriput, tulang daun terang (vein clearing).
Terdapat belang coklat konsentris pada kulit biji.
4.8. Mosaik kedelai ( Soybean mosaic virus (SMV)
Gejala serangan
Daun melilit, melengkung, tulang daun jernih (vein clearing),
mosaik, berwarna lebih tua dibandingkan dengan daun sehat, dan
rapuh. Bentuk polong tidak normal. Kulit biji yang terdapat belang
coklat yang radial
4.9. Mosaik Kuning kedelai (Soybean yellow mosaic virus/ SYMV)
Gejala serangan
Adanya perubahan warna daun menjadi belang hijau kuning
secara tidak merata pada seluruh permukaan daun..
4.10. Katai kedelai ( Soybean dwarf virus (SDV))= Mati mendadak
Gejala serangan
Terjadi perubahan warna daun menjadi belang hijau kuning
secara tidak merata pada seluruh permukaan daun
4.11. Bakteri hawar (Pseudomonas syringe)
Gejala serangan
Pada daun, batang, tangkai polong dan polong terdapat titik kecil
kebasahan seperti terpecik air panas, dan berkembang menjadi
lebih besar, tembus cahaya, kebasahan dan berwarna kuning
atau coklat muda
4.12. Bakteri pustul ( Xanthomonas campestris)
Gejala serangan
Terdapat titik kecil, hijau kebasahan seperti terpercik air panas
dengan bagian tengah agak menojol ke permukaan daun. Titik
ini berkembang menjadi bercak kecil dengan bagian tengah nya
terdapat tonjolan (pustul) yang berwarna pucat. Tidak memberi
gejala adanya kebasahan
4.13. Sapu setan ( Mikoplasma)
Gejala serangan
Tanaman terserang berbentuk seperti sapu lidi. Terjadi filodi
yakni bentuk bunga menjadi daun. Tunas ketiak yang abnormal.
4.14. Damping off/ Rebah Kecambah
4.15 Mati pucuk
III. PENGAMATAN AGROEKOSISTEM
1. Waktu pengamatan
Pengamatan agroekosistem dilaksanakan minimal 1 minggu
satu kali, dan dilaksanakan pagi hari.
2. Tempat pengamatan
Sample atau tanaman yang diamati diambil secara diagonal; atau
sistim zigzag.
Penetapan tanaman sampel, menjadi acuan dan tidak berubah
setiap pengamatan
3. Materi pengamatan
Tanaman, hama, penyakit, lingkungan, perlakuan petani
IV. ANALISIS AGROEKOSISTEM
Hasil pengamatan dianalisis baik keadaan tanaman, lingkungan,
perlakuan petani, sehingga dapat mengambil keputusan perlu tidaknya
dilaksanakan pengendalian
V. TEKNIK PENGENDALIAN OPT
1. Cara-Cara Budidaya Tanaman Atau Penggunaan Praktek
Agronomi.
1.1. Penggunaan Varietas resisten
1.2. Rotasi tanaman.
1.3 Penghancuran tanaman yang tidak berguna
1.4. Pembajakan /pengolahan tanah dengan baik
1.5. Keseragaman waktu tanam atau waktu panen
1.6. Pemupukan
1.7. Sanitasi dan Pengelolaan air
2. Cara-Cara Mekanik
2.1. Penghancuran dengan tangan
2.1. . Pencegahan dengan tirai atau pembatas
2.3.. Perangkap, alat penghisap.
3. Cara-Cara Fisik
3.1. Temperatur panas atau dingin
3.2. Kelembaban
3.3. Energi, perangkap lampu .
3.4. Suara
4. Cara-Cara Biologi
4.1. . Perlindungan dan pemantapan musuh alami
4.2. Introduksi, pemanfaatan parasit dan predator.
4.3. Perbanyakan dan penyebaran patogen (bakteri, virus, fungi dan
protozoa).
5. Cara-Cara Kimiawi
6.1. Bahan penarik (attractants)
6.2. Bahan penolak (repellents)
6.3. Pestisida (insektisida, fungisida, bakterisida,dll).
6.4. Bahan penghambat pertumbuhan (growt regulator)
6. Cara-Cara Genetik
Perbanyak dan pelepasan HPT steril atau yang secara genetic tidak
kompatibel
7. Cara-Cara Pengaturan
Cara ini dapat dilakukan melaui Karantina tumbuhan dan hewan
Pengendalian Hama Terpadu (PHT)
Pengendalian Hama terpadu adalah tindakan pengendalian dengan
berbagai cara untuk mengatasi masalah hama dengan cara
pengamatan agroekosistem,, analisis, pengambilan keputusan dan
melaksanakan tindakan pengendalian.
Perlu tindakan pengendalian OPT dengan PHT karena :
 Terjadi kerusakan lingkungan
 Terjadi eksplosi (ledakan) hama
 Terjadi pengurangan drastis musuh alami
 Terjadi residu pestisida yang tinggi
 Terjadi gangguan kesehatan bagi manusia
Prinsip PHT adalah sebagai berikut
 Pengamatan agroekosistem (mingguan)
 Lestarikan musuh alami
 Penggunaan pestisida kimia hanya sebagai upaya terakhir
 Petani menjadi ahli pht
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous. 2007. Panduan Umum PTT kedelai Kementerian Pertanian,
Badan Litbang Pertanian, Balai Penelitian Tanaman Kacang –
kacangan dan umbi – umbian
Anonimous, 2008. Penelitian Padi dan Palawija. Teknologi untuk Petani.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Pusat
Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan.
Anonimous, 2008. Panduan SL – PTT Departemen Pertanian
Bambang Cahyono. 2007. Kedelai, Tehnik Budidaya dan Analisis
Usahatani. Semarang: CV Aneka Ilmu
PELATIHAN PENGENDALIAN OPT

More Related Content

What's hot

Pertemuan 1 prinsip dan teknik budidaya tanaman
Pertemuan 1 prinsip dan teknik budidaya tanamanPertemuan 1 prinsip dan teknik budidaya tanaman
Pertemuan 1 prinsip dan teknik budidaya tanamanAndary Aindåapryl
 
Laporan pengendalian gulma
Laporan pengendalian gulmaLaporan pengendalian gulma
Laporan pengendalian gulmaTidar University
 
Laporan praktikum teknologi benih acara 3
Laporan praktikum teknologi benih acara 3Laporan praktikum teknologi benih acara 3
Laporan praktikum teknologi benih acara 3Arif nor fauzi
 
SERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMAN
SERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMANSERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMAN
SERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMANJosua Sitorus
 
PERTAHANAN TANAMAN TERHADAP SERANGGA
PERTAHANAN TANAMAN TERHADAP SERANGGAPERTAHANAN TANAMAN TERHADAP SERANGGA
PERTAHANAN TANAMAN TERHADAP SERANGGAJosua Sitorus
 
Ppt fotoperiodisme,
Ppt fotoperiodisme, Ppt fotoperiodisme,
Ppt fotoperiodisme, Winny Limbong
 
Penetapan potensial air jaringan
Penetapan potensial air  jaringanPenetapan potensial air  jaringan
Penetapan potensial air jaringanEkal Kurniawan
 
Jurnal DDPT Orthoptera
Jurnal DDPT OrthopteraJurnal DDPT Orthoptera
Jurnal DDPT OrthopteraSurya Agus
 
Identifikasi tumbuhan
Identifikasi tumbuhanIdentifikasi tumbuhan
Identifikasi tumbuhandenotsudiana
 
M23 kelompok 7 pertumbuhan dan perkembangan tanaman
M23 kelompok 7 pertumbuhan dan perkembangan tanamanM23 kelompok 7 pertumbuhan dan perkembangan tanaman
M23 kelompok 7 pertumbuhan dan perkembangan tanamanFeisal Rachman Soedibja
 
Bab v diagnosis hama tanaman
Bab v  diagnosis hama tanamanBab v  diagnosis hama tanaman
Bab v diagnosis hama tanamanKustam Ktm
 
Laporan Fisiologi Tumbuhan VI Pengaruh Suhu Terhadap Kecepatan Respirasi Keca...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VI Pengaruh Suhu Terhadap Kecepatan Respirasi Keca...Laporan Fisiologi Tumbuhan VI Pengaruh Suhu Terhadap Kecepatan Respirasi Keca...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VI Pengaruh Suhu Terhadap Kecepatan Respirasi Keca...UNESA
 
PPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan Biji
PPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan BijiPPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan Biji
PPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan BijiAgustin Dian Kartikasari
 
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...UNESA
 
PERTAHANAN TANAMAN TERHADAP PATOGEN
PERTAHANAN TANAMAN TERHADAP PATOGENPERTAHANAN TANAMAN TERHADAP PATOGEN
PERTAHANAN TANAMAN TERHADAP PATOGENJosua Sitorus
 
RESISTENSI PERTAHANAN TANAMAN TERHADAP SERANGGA
RESISTENSI PERTAHANAN TANAMAN TERHADAP SERANGGARESISTENSI PERTAHANAN TANAMAN TERHADAP SERANGGA
RESISTENSI PERTAHANAN TANAMAN TERHADAP SERANGGAJosua Sitorus
 
Pemotongan dan penempelan DNA
Pemotongan dan penempelan DNAPemotongan dan penempelan DNA
Pemotongan dan penempelan DNAAMusdalifah123
 
Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung AGROTEKNOLOGI
 

What's hot (20)

Pertemuan 1 prinsip dan teknik budidaya tanaman
Pertemuan 1 prinsip dan teknik budidaya tanamanPertemuan 1 prinsip dan teknik budidaya tanaman
Pertemuan 1 prinsip dan teknik budidaya tanaman
 
Laporan pengendalian gulma
Laporan pengendalian gulmaLaporan pengendalian gulma
Laporan pengendalian gulma
 
Laporan praktikum teknologi benih acara 3
Laporan praktikum teknologi benih acara 3Laporan praktikum teknologi benih acara 3
Laporan praktikum teknologi benih acara 3
 
SERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMAN
SERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMANSERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMAN
SERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMAN
 
PERTAHANAN TANAMAN TERHADAP SERANGGA
PERTAHANAN TANAMAN TERHADAP SERANGGAPERTAHANAN TANAMAN TERHADAP SERANGGA
PERTAHANAN TANAMAN TERHADAP SERANGGA
 
Ppt fotoperiodisme,
Ppt fotoperiodisme, Ppt fotoperiodisme,
Ppt fotoperiodisme,
 
Penetapan potensial air jaringan
Penetapan potensial air  jaringanPenetapan potensial air  jaringan
Penetapan potensial air jaringan
 
Jurnal DDPT Orthoptera
Jurnal DDPT OrthopteraJurnal DDPT Orthoptera
Jurnal DDPT Orthoptera
 
Laporan anveg
Laporan anvegLaporan anveg
Laporan anveg
 
Identifikasi tumbuhan
Identifikasi tumbuhanIdentifikasi tumbuhan
Identifikasi tumbuhan
 
M23 kelompok 7 pertumbuhan dan perkembangan tanaman
M23 kelompok 7 pertumbuhan dan perkembangan tanamanM23 kelompok 7 pertumbuhan dan perkembangan tanaman
M23 kelompok 7 pertumbuhan dan perkembangan tanaman
 
Bab v diagnosis hama tanaman
Bab v  diagnosis hama tanamanBab v  diagnosis hama tanaman
Bab v diagnosis hama tanaman
 
Laporan Fisiologi Tumbuhan VI Pengaruh Suhu Terhadap Kecepatan Respirasi Keca...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VI Pengaruh Suhu Terhadap Kecepatan Respirasi Keca...Laporan Fisiologi Tumbuhan VI Pengaruh Suhu Terhadap Kecepatan Respirasi Keca...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VI Pengaruh Suhu Terhadap Kecepatan Respirasi Keca...
 
PPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan Biji
PPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan BijiPPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan Biji
PPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan Biji
 
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
 
PERTAHANAN TANAMAN TERHADAP PATOGEN
PERTAHANAN TANAMAN TERHADAP PATOGENPERTAHANAN TANAMAN TERHADAP PATOGEN
PERTAHANAN TANAMAN TERHADAP PATOGEN
 
Hama coleoptera
Hama coleopteraHama coleoptera
Hama coleoptera
 
RESISTENSI PERTAHANAN TANAMAN TERHADAP SERANGGA
RESISTENSI PERTAHANAN TANAMAN TERHADAP SERANGGARESISTENSI PERTAHANAN TANAMAN TERHADAP SERANGGA
RESISTENSI PERTAHANAN TANAMAN TERHADAP SERANGGA
 
Pemotongan dan penempelan DNA
Pemotongan dan penempelan DNAPemotongan dan penempelan DNA
Pemotongan dan penempelan DNA
 
Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung
 

Similar to PELATIHAN PENGENDALIAN OPT

Rangkuman Perlindungan Tanaman (Bagian 1)
Rangkuman Perlindungan Tanaman (Bagian 1)Rangkuman Perlindungan Tanaman (Bagian 1)
Rangkuman Perlindungan Tanaman (Bagian 1)Moh Masnur
 
Laporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasiLaporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasiTidar University
 
Buku diktat hama dan penyakit tanaman
Buku diktat hama dan penyakit tanamanBuku diktat hama dan penyakit tanaman
Buku diktat hama dan penyakit tanamanIr. Zakaria, M.M
 
Jurnal DDPT Hemiptera
Jurnal DDPT HemipteraJurnal DDPT Hemiptera
Jurnal DDPT HemipteraSurya Agus
 
Integrated pesticide management in agriculture and implementation strategy
Integrated pesticide management in agriculture and implementation strategyIntegrated pesticide management in agriculture and implementation strategy
Integrated pesticide management in agriculture and implementation strategySri T
 
Ppt materi 1 3 p. hayati-anisa septiani bumulo
Ppt materi 1 3  p. hayati-anisa septiani bumuloPpt materi 1 3  p. hayati-anisa septiani bumulo
Ppt materi 1 3 p. hayati-anisa septiani bumuloanisasptiany
 
5 ely korlina-pengendalian hayatii
5 ely korlina-pengendalian hayatii5 ely korlina-pengendalian hayatii
5 ely korlina-pengendalian hayatiixie_yeuw_jack
 
Pengelolaan Hama Terpadu novia anjani
Pengelolaan Hama Terpadu novia anjaniPengelolaan Hama Terpadu novia anjani
Pengelolaan Hama Terpadu novia anjaniNovia Anjani
 
PEMBUATAN SUSPENSI JAMUR ENTOMOPATOGEN
PEMBUATAN SUSPENSI JAMUR ENTOMOPATOGENPEMBUATAN SUSPENSI JAMUR ENTOMOPATOGEN
PEMBUATAN SUSPENSI JAMUR ENTOMOPATOGENdiana novitasari
 
Modul1 kb1, permasalahan artipenting_perlintan
Modul1 kb1, permasalahan artipenting_perlintanModul1 kb1, permasalahan artipenting_perlintan
Modul1 kb1, permasalahan artipenting_perlintanmuditateach
 

Similar to PELATIHAN PENGENDALIAN OPT (20)

Rangkuman Perlindungan Tanaman (Bagian 1)
Rangkuman Perlindungan Tanaman (Bagian 1)Rangkuman Perlindungan Tanaman (Bagian 1)
Rangkuman Perlindungan Tanaman (Bagian 1)
 
Laporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasiLaporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasi
 
Buku diktat hama dan penyakit tanaman
Buku diktat hama dan penyakit tanamanBuku diktat hama dan penyakit tanaman
Buku diktat hama dan penyakit tanaman
 
Jurnal DDPT Hemiptera
Jurnal DDPT HemipteraJurnal DDPT Hemiptera
Jurnal DDPT Hemiptera
 
Acara 9 PHPT KAKAO
Acara 9 PHPT KAKAOAcara 9 PHPT KAKAO
Acara 9 PHPT KAKAO
 
Integrated pesticide management in agriculture and implementation strategy
Integrated pesticide management in agriculture and implementation strategyIntegrated pesticide management in agriculture and implementation strategy
Integrated pesticide management in agriculture and implementation strategy
 
Ppt materi 1 3 p. hayati-anisa septiani bumulo
Ppt materi 1 3  p. hayati-anisa septiani bumuloPpt materi 1 3  p. hayati-anisa septiani bumulo
Ppt materi 1 3 p. hayati-anisa septiani bumulo
 
Dele 13.marwoto 1
Dele 13.marwoto 1Dele 13.marwoto 1
Dele 13.marwoto 1
 
Dele 13.marwoto 1
Dele 13.marwoto 1Dele 13.marwoto 1
Dele 13.marwoto 1
 
5 ely korlina-pengendalian hayatii
5 ely korlina-pengendalian hayatii5 ely korlina-pengendalian hayatii
5 ely korlina-pengendalian hayatii
 
Laporan Stula
Laporan StulaLaporan Stula
Laporan Stula
 
Pengelolaan Hama Terpadu novia anjani
Pengelolaan Hama Terpadu novia anjaniPengelolaan Hama Terpadu novia anjani
Pengelolaan Hama Terpadu novia anjani
 
Buku diktat diht
Buku diktat dihtBuku diktat diht
Buku diktat diht
 
PEMBUATAN SUSPENSI JAMUR ENTOMOPATOGEN
PEMBUATAN SUSPENSI JAMUR ENTOMOPATOGENPEMBUATAN SUSPENSI JAMUR ENTOMOPATOGEN
PEMBUATAN SUSPENSI JAMUR ENTOMOPATOGEN
 
Pengendalian hama
Pengendalian hamaPengendalian hama
Pengendalian hama
 
Modul1 kb1, permasalahan artipenting_perlintan
Modul1 kb1, permasalahan artipenting_perlintanModul1 kb1, permasalahan artipenting_perlintan
Modul1 kb1, permasalahan artipenting_perlintan
 
Makalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayatiMakalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayati
 
Makalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayatiMakalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayati
 
PESTISIDA nabati pada hama gudang
PESTISIDA nabati pada hama gudangPESTISIDA nabati pada hama gudang
PESTISIDA nabati pada hama gudang
 
Ipi161112
Ipi161112Ipi161112
Ipi161112
 

More from Andrew Hutabarat

More from Andrew Hutabarat (20)

Jabs 0910 213
Jabs 0910 213Jabs 0910 213
Jabs 0910 213
 
Format proposal 2
Format proposal 2Format proposal 2
Format proposal 2
 
Format laporan acara 1
Format laporan acara 1Format laporan acara 1
Format laporan acara 1
 
Sistem Komputer
Sistem KomputerSistem Komputer
Sistem Komputer
 
Konsentrasi Klorofil Daun sebagai Indikator Kekurangan Air pada Tanaman
Konsentrasi Klorofil Daun sebagai Indikator Kekurangan Air pada TanamanKonsentrasi Klorofil Daun sebagai Indikator Kekurangan Air pada Tanaman
Konsentrasi Klorofil Daun sebagai Indikator Kekurangan Air pada Tanaman
 
Contoh proposal penelitian ilmiah
Contoh proposal penelitian ilmiahContoh proposal penelitian ilmiah
Contoh proposal penelitian ilmiah
 
Kuliah fisiologi lingkungan 2014 ind 1
Kuliah fisiologi lingkungan 2014 ind 1Kuliah fisiologi lingkungan 2014 ind 1
Kuliah fisiologi lingkungan 2014 ind 1
 
Kuliah fisiologi lingkungan 2014 ind
Kuliah fisiologi lingkungan 2014 indKuliah fisiologi lingkungan 2014 ind
Kuliah fisiologi lingkungan 2014 ind
 
Integrated weed
Integrated weedIntegrated weed
Integrated weed
 
Ekotan 15
Ekotan 15Ekotan 15
Ekotan 15
 
The biodiversity budiastuti 2014
The biodiversity budiastuti 2014The biodiversity budiastuti 2014
The biodiversity budiastuti 2014
 
Site dan mode of action
Site dan mode of actionSite dan mode of action
Site dan mode of action
 
Seed bank
Seed bankSeed bank
Seed bank
 
Managemen gulma
Managemen gulmaManagemen gulma
Managemen gulma
 
Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2 1
Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2 1Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2 1
Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2 1
 
I gulma l2
I gulma l2I gulma l2
I gulma l2
 
Ecologi gulma
Ecologi gulmaEcologi gulma
Ecologi gulma
 
Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2
Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2
Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2
 
Ekotanjut1
Ekotanjut1Ekotanjut1
Ekotanjut1
 
The biodiversity ho 2015
The biodiversity ho 2015The biodiversity ho 2015
The biodiversity ho 2015
 

Recently uploaded

442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 

Recently uploaded (20)

442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 

PELATIHAN PENGENDALIAN OPT

  • 1. PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA KEDELAI BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PENGENDALIAN OPT (ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN) BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN PUSAT PELATIHAN PERTANIAN
  • 2. 2015 Sesi : Pengendalian OPT Tujuan Berlatih : Setelah selesai berlatih peserta dapat : 1, Menjelaskan hama, penyakit utama tanaman kedelai dan musuh alami 2. Melaksanakan pengamatan agroekosistem 3. Melaksanakan analisis agroekosisten 4. Melaksanakan pengendalian OPT Waktu : 4 jam pelajaran @ 45 menit ( teori 1 JP, Praktek 3 JP) Serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) merupakan salah satu faktor pembatas dalam peningkatan produksi pertanian. Untuk pengendalian OPT, jalan pintas yang sering dilakukan adalah menggunakan pestisida kimia. Padahal penggunaan pestisida yang tidak bijaksana banyak menimbulkan dampak negatif, antara lain terhadap kesehatan manusia dan kelestarian lingkungan hidup. Memperhatikan pengaruh negatif pestisida tersebut, perlu dicari cara-cara pengendalian yang lebih aman dan akrab lingkungan. Hal ini sesuai konsepsi pengendalian hama terpadu (PHT), bahwa pengendalian OPT dilaksanakan dengan mempertahankan kelestarian lingkungan, aman bagi produsen dan konsumen serta menguntungkan petani. Pengendalian Hama Terpadu(PHT) merupakan gabungan beberapa metode pengendalian baik secara biologi, fisik mekani, teknis budidaya dan penggunaan pestisida sebagai alternatif pengendalian terakhir. Beberapa faktor yang menyebabkan gagalnya Pengendalian OPT pada tanaman sebagai berikut: 1. Lemahnya dalam identifikasi hama dan penyakit maupun gejala serangannya;
  • 3. 2. Tindakan pengendalian yang terlambat; 3. Aplikasi pestisida yang kurang tepat; 4. Belum cukup informasi bioekologi hama. Kegiatan 1 Pengendalian OPT Mengenal hama, penyakit utama yang terjadi pada stadia umur tanaman dan musuh alami perlu diperhatikan dalam membudidayakan tanaman kedelai dengan melalui pengamatan agroekosistem, menganalisis agroekosistem dan pengambilan keputusan pengendalian OPT merupakan tindakan yang perlu dilaksanakan dalam pengendalian OPT sehingga efektif dan efisien.. Sebelum melaksanakan kegiatan terlebih dahulu dibentuk kelompok, sejumlah 3 (tiga) kelompok dengan anggota 10 orang dan setiap kelompok memilih ketua kelompok. Setiap kelompok yang terdiri dari 10 orang dibagi 5 (lima ) kelompok kecil terdiri dari 2 (dua) orang... Langkah Kegiatan Langkah Kegiatan Uraian Alat Bantu I. Mengenal Ha ma, Penyakit Utama Tanam an kedelai dan Musuh alami Langkah 1 1. Diskusikan dalam ke lompok hama, penya kit yang menyerang berdasarkan stadia tanam an kedelai 2. Presentasikan hasil diskusi kelompok 3. Simpulkan hasil pre sentasi Vrgrtatif Generatif Langkah 2 Secara individu se butkan musuh alami pada tanaman ke delai Contoh musuh alami
  • 4. II. Pengamatan agroekosis tem Langkah 1 1. Setiap kelompok ten tukan Lokasi tanaman kedelai 2. Tentukan 5 (lima titik pengamatan, beri ajir 3. Setiap titik diambil 10 tanaman dan diamati oleh 2 orang, 4. Lakukan pengamatan agroekosistem 4.1. Himpun semua keragaan kom ponen agroeko sistem seperti keragaan OPT (hama, penya kit), keragaan musuh alami, ke ragaan komodi tas, keragaan Iklim mikro dan perlakuan petani yang ditemui di lahan kedelai dan catatlah pada format 1 dan 2 4.2. Ambil dan kum pulkan yang me mungkinkan di ambil dan masukkan pada kantong plastik 10 tanaman kedelai III. Analisis Agro ekosistem Langkah 1 1. Gabunglah anda pa da kelompok besar 2. Sampaikan hasil pe
  • 5. ngamatan anda pada kelompok dan disku sikan serta gambarl ah berdasarkan hasil 3.1. Kelompokkan hasil penga matan berda sarkan keraga an yang ada 3.2. Mengidentifi kasi jenis hama, penya kit, gulma dan musuh alami berdasarkan kriteria dan ciri – ciri yang dimiliki 3.3. Menghitung populasi ha ma, musuh alami dan in tensitas se rangan penya kit 3.4. Simpulkan ha sil pengamat an kelompok 3.5. Presentasikan hasil diskusi kelompok 3.6. Simpulkan ha sil presentasi IV. Pengendali an OPT Langkah 1 1. Pelajari hasil pre sentasi perlu tidak nya pengendalian 2. Jika perlu, tentukan teknik pengendalian 3. Laksanakan pe ngendalian sesuai ketentuan
  • 6. Tabel 1. Keragaan OPT dan Musuh Alami No Item Kergaan Jumlah Keterangan 1 Serangga/Organisme 2 Penyakit 3 Gulma 4. Musuh alami
  • 7. Tabel 2. Keragaan Iklim Mikro, Keragaan Komoditas, dan Keragaan Perlakuan Petani No Item Kondisi Lapangan A Keragaan Iklim Mikro 1. Sinar Matahari Cerah/Mendung/Hujan 2. Tanah Kering/Macak- macak/Tergenang 3. Kecepatan angin, dan Arah angina 4. Kebersihan lahan Bersih/banyak gulma B. Keragaan Komoditas 1. Varietas yang ditanam 2. Umur Tanaman 3. Tinggi Tanaman 4. Fase Pertumbuhan Tanaman C. Keragaan Perlakuan Petani 1. Melakukan aplikasi Pestisida 2. Melakukan penyiangan 3. Melakukan Pemupukan
  • 8. Kegiatan 2. Refleksi Kegiatan Praktek Sasaran kegiatan ini peserta merefleksikan seluruh kegiatan praktek, sehingga memahami bahwa tujuan berlatih telah tercapai dengan langkah sebagai berikut. 1. Dskusikan hasil praktek dalam kelompok berkaitan dengan produksi dan mutu. Tuangkan pada tabel 3. 2. Presentasikan hasil diskusi kelompok 3. Simpulkan hasil presentasi Tabel 3. Pengaruh pengendalian OPT terhadap mutu dan Produksi No Kegiatan Pengaruh terhadap produksi Pengaruh terhadap mutu Kesimpulan I. Mengenal 1.Hama 2.Penyakit 3.Gulma 4.Musuh alami II Melaksanakan pengamatan agroekosistem III. Melaksanakan analisis agroekosistem IV Melaksanakan pengendalian
  • 9. Kegiatan 3. Rencana Aksi Sasaran kegiatan ini adalah setiap individu menyusun rencana aksi perbaikan pengendalian OPT di wilayah masing-masing Langkah kegiatan Langkah kegiatan Uraian Alat bantu Langkah ke 1 Seluruh peserta mendengarkan penjelasan tambahan dari fasilitator tentang pengendalian OPT Langkah ke 2 Setiap peserta menyusun rencana aksi perbaikan pengendalian OPT di wilayah masing-masing) Tabel 4 Tabel 2 Rencana aksi perbaikan pengendalian OPT di wilayah masing-masing No Kegiatan yang akan diperbaiki Waktu Tempat Pelaksana Keterang an I. Mengenal 1. Hama 2. Penyakit 3. Gulma 4. Musuh alami II Melaksanakan pengamatan agroekosistem III. Melaksanakan analisis agroekosistem IV Melaksanakan pengendalian
  • 10. .........................: 2015 Penyusun ........................................................................... Lembar Informasi Catatan : Apabila saudara memerlukan informasi silahkan baca pada lembar informasi ini. I. PENDAHULUAN Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) adalah semua organisme yang menggangu pertumbuhan tanaman pokok dalam hal ini tanaman kedelai yang dapat menimbulkan kerusakan pada tanaman kedelai dan kerugian bagi petani. Sedangkan Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman kedelai adalah upaya manusia untuk menekan besarnya populasi OPT sampai batas tidak menimbulkan kerusakan pada tanaman kedelai dan menndatangkan kerugian bagi petani/yang melakukan usaha tani kedelai tersebut. Organisme Pengganggu Tanaman ini terdiri atas : 1. Hama yang umumnya adalah dari golongan serangga, tikus, dan binatang lainnya 2. Penyakit yaitu kerusakan yang disebabkan oleh cendawan, bakteri, nematoda, tungau dan virus. 3. Gulma yaitu tumbuhan/ tanaman liar yang dapat menjadi pesaing dan mengganggu pertumbuhan tanaman pokok. Penggunaan pestisida merupakan alternatif terakhir, bila populasi hama telah melewati ambang batas pengendalian, gunakan pestisida secara berkala dan sesuai dengan dosis yang diajurkan. II. OPT BERDASARKAN STADIA (FASE PERTUMBUHAN) TANAMAN KEDELAI Mengenal stadium pertumbuhan kedelai merupakan suatu keharusan bagi petani yang bergerak dibidang usaha tani kedelai, tanpa
  • 11. mengetahui stadium pertumbuhan tersebut, akan sulit dalam memperlakukan teknologi terhadap tanaman seperti : pemupukan, penyiangan, pemberantasan hama dan sebagainya. Hal ini disebabkan karena stadium pertumbuhan itu merupakan tahap perkembangan fisiologis tanaman, pada setiap tahapnya mempunyai sifat dan tuntutan kebutuhan yang berbeda Secara garis besarnya stadium pertumbuhan kedelai terdiri dari stadium 11ongering11 dan reproduktif (11ongering11), seperti pada gambar di bawah ini. Keterangan Vegetatif Generatif VE. Stadium Pemunculan Ri Stadium mulai berbunga VC Stadium Cotiledon R3 Stadium Mulai Berpolong V1 Stadium Buku Pertama R5 Stadium Mulai Berbiji V2. Stadium Buku Kedua R8 Stadium Matang Penuh V3 Stadium Buku Ketiga 1. Fase pertumbuhan Tanaman kedelai 1.1. Fase vegetatif Periode Vegetatif dihitung sejak tanaman muncul dari dalam tanah sampai awal pembungaan dengan stadium sebagai berikut : 1). Stadium Pemunculan ( VE = Vegetatif/Epigeous ) Stadium ini ditandai dengan munculnya Cotiledon ( 11ongeri biji ) dari dalam tanah yang disebut dengan Vegetatif Epigeous ( VE ). Epigeous adalah satu sifat perkecambahan dari biji yang Cotiledonnya terangkat kepermukaan tanah
  • 12. setelah satu atau dua hari biji kedelai ditanam. 2). Stadium Cotiledon ( VC ) Setelah dua sampai tiga hari Cotiledon muncul dipermukaan tanah, kedua lembar daun primer terbuka, tepi daun tidak menyentuh .Pertumbuhan berikutnya adalah pembentukan daun berangkai tiga. Bersamaan dengan ini mulai terbentuk akar – akar sekunder yang tumbuh dari akar tunggang ( Arsyad, 1995 ). Pada fase ini hama utama yang perlu diamati adalah lalat kacang (Ophiomyia phaseoli ) dan kumbang daun kacang (Angitarsus suturellinus ) dan ulat tanah ( Agrotis spp ), (Direk Bina Perlindungan Tanaman, 1994 ). Kemudian penyakit yang sering menyerang adalah penyakit layu oleh Sclerotium solfsii yang tumbuh pada pangkal batang berupa benang – benang Miselium berwarna putih atau butiran coklat. Bercak cekung hitam pada Cotiledon oleh Collectotrichum dematium dan bercak coklat oleh Rizoctonia solani.. 3). Stadium Buku Pertama ( V1 ) Stadium ini setelah tanaman berumur satu minggu , daun terurai penuh pada buku daun tunggal (Unifoliolat ). Buku pertama dan tanaman sudah terlihat jelas. Akar – akar cabang dari akar sekunder sudah mulai tumbuh. Oleh sebab itu pada saat ini perlu persediaan hara yang cukup, terutama Nitrogen sebagai stater pertumbuhan. Hama utama dan penyakit yang sering berkembang sama dengan yang ada pada Stadium Cotiledon ( VE ), ( Arsyad, 1995 ). 4). Stadium Buku Kedua ( V2 ) Stadium ini umumnya sesudah umur tanaman dua minggu, dan ditandai dengan terurai penuhnya daun ketiga pada buku diatas buku Unifoliolat, akar cabang sudah mulai berkembang dan berperan dalam menyerap air dan 12onger hara. Oleh sebab itu ketersediaan hara secukupnya ditanah
  • 13. sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman ( Arsyad, 1995 ). Hama utama yang mungkin dijumpai dipertanaman adalah ulat Gerayak (Spodoptera litura), ulat Jengkal (Chrysodeixis chalcites), kumbang Kedelai (Phoedonia inclusa) dan ulat Buah (Helicoverpa armigera dan Heliothis spp). Serangga lain yang mungkin dijumpai adalah Penggerek pucuk (Agromipa dolichostima ), pelipat daun ( Biloba/Stomopteryx subsecivella ), penggulung daun (Lamprosema 13ongerin, Adoxophyes sp. Dan Homana sp), kumbang tanah kuning dan tungau merah (Tetranychus cinnabarius ). Adapun penyakit yang mungkin menyerang antara lain : Karat daun (Bercak coklat ) pada permukaan bawah daun yang disebabkan oleh cendawan Phakopsora pachyrhizi dan Layu karena Sclerotium solfsii ( S. Solfsii ). Kemudian penyakit virus utama seperti SSV, SMV,dan CMMV, dan keberadaan serangga vector virus tersebut dapat meningkatkan perkembangan dan penyebaran penyakit, khusus apabila masih ada pertanaman yang lebih muda (Direktur Bina Lindung Tanaman Pangan, 1994 ) 5). Stadium Buku Ketiga ( V 3 ) Stadium ini biasanya sesudah tanaman berumur tiga minggu. Telah terbentuk tiga buku batang utama yang dihitung dari buku unifoliolat dengan daun terurai penuh. Perakaran sudah berfungsi penuh dan bintil akar sudah mulai berfungsi untuk mengikat Nitrogen dari udara. Pada saat ini tanaman membutuhkan hara secukupnya dan penggemburan tanah serta bersih dari gulma. Sedangkan hama dan penyakit utama yang ada, sama dengan yang ada pada stadium sebelumnya. 6). Stadium Buku Ke n ( V n ). Stadium ini adalah stadium berikutnya yang mana nilai n ini tergantung kepada umur berbunganya setiap varietas.
  • 14. Untuk menentukan nilai n berpedoman kepada jumlah buku pada batang utama, setelah unifoliolat ( buku pertama ) dengan daun sudah terurai penuh. Dalam stadium ini sangat diutamakan perhatian dalam hal pemeliharaan, baik dari gulma maupun dari serangan hama dan penyakit seprti pada stadium buku ke tiga. 1.2. Stadium Reproduktif ( Generatif ) Stadium ini dimulai sejak masuk waktu pembungaan sampai saat polong matang. Setiap uraian stadium diberi tanda R ( Reproduktif ) dan diikuti dengan angka 1 sampai 8 yang menandakan stadiumnya. Dalam menentukan stadium reproduktif, batang utama tetap dipakai sebagai dasar seperti uraian berikut: 1) Stadium mulai berbunga ( R 1) Stadium ini ditandai dengan terbukanya bunga pertama pada buku manapun. Umur berbunga ini bervariasi menurut umur varietas tanaman kedelai, biasanya mulai dari umur 35 sampai 45 hari. Pada saat ini ketersediaan air harus secukupnya, terlalu kering dapat menyababkan bunga kering dan gugur ( Arsyad, 1995 ). Hama tanaman yang mungkin menyerang adalah kumbang daun kedelai, ulat gerayak, ulat jengkal, ulat buah ( Helicoverpa armigera dan Heliothis spp.) dan penggerek batang ( Etiella zinckenella dan E. Hobsoni ), serta pengissap polong yaitu kepik hijau ( Nezara viridula) dan kepik hijau pucat ( Piezodorus hybneri ) dan kepik coklat kedelai ( Riptortus linearis dan R. Spp ). Serangga hama lainnya yang mungkin dijumpai ialah penggerek pucuk, pelipat daun, penggulung daun, tungau merah ( Melanacanthus sp ), dan vector virus ( kutu kebul dan kutu hijau ). Pada stadium ini beberapa jenis hama telah mencapai instar tiga dan apabila sebelumnya tidak dilakukan pengendalian. Pada awal fase ini imago dan telur penggerek polong dan
  • 15. penghisap polong mulai dijumpai dan umumnya puncak populasi telur terjadi sekitar 50 hst. Penyakit utama pada daun dalam fase ini adalah : Hawar bakteri (Pseudomonas sp.), bisul bakteri (Xantomonas sp.), cendawan karat (P. Pachyrhiz ). Disamping itu serangan virus kerdil kedelai (SSV) virus mozaik kedelai SMV ), virus belang tersamar kacang tunggak ( CMMV ). 2) Stadium Berbunga Penuh ( R2 ) Stadium ini ditandai terbukanya bunga pada satu dari dua buku diatas pada batang utama dengan daun terbuka penuh. Biasanya stadium ini pada umur tanaman 45 – 55 hari. Hama dan penyakit utama yang mungkin ditemui sama dengan yang ada pada stadium (R1). 3) Stadium Mulai Berpolong ( R3 ) Stadium ini mulai pada umur tanaman 55 – 65 hari dan ditandai dengan terbentuknya polong pada salah satu dari empat buku teratas pada batang utama (Arsyad, 1995 ). Hama utama yang mungkin dijumpai ialah hama daun dan hama polong seperti pada stadium sebelumnya. Kerusakan daun pada stadium ini sangat berpengaruh terhadap hasil panen. Stadium perkembangan hama yang perlu diperhatikan adalah ; imago, nimfa, dan telur kumbang daun kedelai ; imago, nimfa, dan telur penghisap polong ; larva penggerek polong. Keberadaan hama penggerek polong sangat membahayakan produksi, oleh karena itu perlu dilakukan pengamatan populasi secara intensif. Penyakit utama pada stadium ini adalah : karat daun, busuk coklat dan bintik hitam/Antraknosa yang dapat menginfeksi polong dan biji. 4) Stadium Berpolong Penuh ( R4 ) Stadium ini umur 60 – 70 hari dan tergantung pada varietas. Pada saat ini terbentuk polong sepanjang 2 cm pada salah satu buku dari 4 buku teratas pada batang utama. Kekurangan air dapat menyebabkan terganggunya stadium
  • 16. pengisian biji. Hama dan penyakit utama yang mungkin ada sama dengan stadium sebelumnya ( R3 ). 5) Stadium Mulai Berbiji ( R5 ) Stadium ini disebut stadium awal pengisian biji yang umumnya mulai pada umur 65 – 75 hari, yang ditandai dengan terbentuknya biji sebesar 3 mm dalam polong pada salah satu dari 4 buku teratas ( Arsyad, 1995 ). Pada stadium ini perlu pengamatan serangan hama dan penyakit. Diantara hama utama yang banyak berkembang adalah kepik hijau ( Nezara viridula. L ), yang menghisap polong menyebabkan polong 16onge, 16ongering dan menjadi hitam kemudian penggerek polong ( Etiella zinckenella. Tryon ) yang larvanya menggerek polong dan biji. Sedangkan penyakit yang sering timbul pada stadium ini adalah karat jamur kedelai ( Phakopsora pachyrhizi ), selain dari pemeliharaan dari hama dan penyakit juga dijaga ketersediaan air tanah (Direk. Bina perlindungan tanaman, 1994 ). 6) Stadium Biji Penuh ( R6 ) Pengisian biji penuh pada umaur tanaman 70 – 80 hari, yang ditandai terisi penuhnya rongga polong dengan sebuah biji hijau pada salah satu dari 4 buku teratas pada batang utama. Hama utama yang harus diwaspadai adalah : penghisap polong, sedangkan untuk hama penggerek polong pada stadium kritisnya sudah lewat. Perkembangan penyakit pada stadium ini sudah kurang. 7) Stadium Mulai Matang ( R7 ) Stadium ini dimulai setelah tanaman berumur 80 hari dan ditandai oleh adanya satu buah polong pada batang utama yang telah mencapai warna matang (coklat muda atau coklat tua). 8) Stadium Matang Penuh ( R8 ) Warna polong sudah coklat , sebagian daun menguning dan kering sehingga kalau terlambat panen daun menggugur.
  • 17. 2. Hama Utama Tanaman Kedelai 2.1. Lalat Kacang (Agromyza phaseoli/Ophiomya phaseoli/Melanagromyza phaseoli) Gambar 1. Lalat kacang dewasa dan pupa dan akibat serangan Tanda dan Gejala Serangan : 1) Gejala awal berupa tanda bintik-bintik putih pada keping biji, daun pertama atau daun kedua. 2) Bintik-bintik tersebut merupakan bekas tusukan alat peletak telur. Pada keping biji dan pasangan daun pertama terdapat alur atau garis berkelok- kelok berwarna coklat yang merupakan lubang gerekan belatung. 3) Selanjutnya belatung menggerek batang sampai ke pangkal batang dan ditempat itu juga kepompong terbentuk. 4) Akibat gerekan belatung, jaringan pengangkut terputus sehingga tanaman layu dan mati. 5) Kematian tanaman dijumpai pada tanaman berumur 14 – 30 hst. 6) Alur gerekan larva dari keping biji ke pangkal akar berupa spiral. Serangan larva lalat kacang menyebabkan tanaman kedelai layu, mengering, dan mati. Serangan pada tanaman yang berumur lebih dari sepuluh hari mengakibatkan tanaman kerdil dan daun berwarna kekuning-kuningan. 2.2. Penggerek Batang (Agromyza sojae, Melanogromyza sojae) Hama ini juga dikenal dengan nama Agromyza sojae, Melanogromyza sojae, stem fly dan stem borer. Pada umumnya penggerek batang menyerang tanaman muda. Tanaman inang sumber : w. sunada & dll.sumber : w. sunada & dll. nganngan bintik putih pada n bekas tusukan u daun terdapat berwarna coklat ang gerekan larva. enggerek sampai dan ditempat itu ngan pengangkut naman layu dan dijumpai pada 4 – 30 hst. 4/15/20114/15/2011 sumber : w. sunada & dll.sumber : w. sunada & dll. Gejala seranganGejala serangan • Gejala awal: bintik-bintik putih pada keping biji atau daun bekas tusukan alat peletak telur. • Pada keping biji atau daun terdapat alur berkelok-kelok berwarna coklat yang merupakan lubang gerekan larva. • Selanjutnya larva menggerek sampai ke pangkal batang dan ditempat itu berkepompong . • Akibat gerekan, jaringan pengangkut terputus sehingga tanaman layu dan mati. • Kematian tanaman dijumpai pada tanaman berumur 14 – 30 hst.
  • 18. hama ini antara lain kacang hiris, kacang uci, dan kacang hijau. Tanda dan Gejala serangan : 1) Serangan biasanya pada umur di bawah satu bulan. 2) Tusukan ovipositor menimbulkan bintik-bintik pada daun muda. 3) Larva makan jaringan daun dan keping biji, terus menuju batang melalui tangkai daun, kemudian masuk dan menggerek melalui empulur. 4) Pupa terbentuk di dalam batang. 5) Lubang gerekan larva dapat menyebabkan ranting patah, tanaman layu, mengering dan mati. Gambar 2. Penggerek batang dan pupa dalam batang 2.3. Penggerek Pucuk (Agromyza dolichostigma/ Melanogromyza dolichostigma) Penggerek pucuk juga dikenal dengan nama Agromyza dolichostigma, Melanogromyza dolichostigma dan shoot borer. Gambar 3. Ulat pucuk Tanda dan Gejala serangan : 1) Terdapatnya bekas tusukan alat peletak telur pada permukaan daun bagian atas. 2) Selanjutnya, terdapat lubang gerekan larva pada daun, tulang daun, tangkai daun dan pucuk daun. 3) Daun pucuk menjadi layu, mengering, dan mati, kemudian terbentuk banyak cabang baru namun kurang produktif. 2.4. Kumbang Tanah Kuning (Longitarsus suturellinus) Kumbang tanah kuning dikenal dengan nama Longitarsus
  • 19. suturellinus, Insect Feeding, Flea Beetle, dan Kumbang Longitarsus. Hama ini juga merupakan hama penting pada pertanaman kedelai dan menyerang tanaman sejak benih hingga pembentukan daun terakhir. Tanaman inang hama ini antara lain kacang hijau, kacang panjang dan kacang tunggak. Gejala kerusakan akibat serangan kumbang tanah kuning adalah terdapatnya lubang-lubang kecil bekas gigitan serangga pada keping biji, daun muda, pucuk, atau cabang tanaman. 2.5. Ulat Grayak (Spodoptera litura/ Prodenia litura ) Ulat grayak dikenal dengan nama Spodoptera litura, Prodenia litura dan Army Worm. Hama ini dikenal polifag dan menyerang tanaman pada berbagai fase pertumbuhan. Tanaman inang hama ini antara lain tembakau, kacang tanah, ketela rambat, cabai, bawang merah, kacang hijau, jagung dan lain-lain. Tanda dan Gejala Serangan 1) Gejala kerusakan tanaman akibat serangan ulat ini adalah daun tanaman habis (hanya tersisa tulang daun), polong muda rusak, atau seluruh tanaman rusak. Gejala yang nampak tergantung pada jenis tanaman yang diserang dan intensitas serangan larva muda serta larva dewasa. 2) Kerusakan pada umumnya oleh larva muda yang makan secara bergerombol, meninggalkan tulang-tuang daun dan epidermis daun bagian atas. 3) Dari jauh daun yang terserang tampak keputihputihan. 4) Larva dewasa dapat memakan tulang daun muda, sedang pada daun tua tulang-tulangnya tersisa. 5) Selain merusak daun, larva juga memakan polong muda. Telur Telur baru menetas Larva instar 1 Larva instar 1
  • 20. Imago ulat grayak Imago ulat grayak jantan dan betina Gambar 4. Ulat Grayak 2.6. Ulat Penggulung Daun (Lamprosema indicata) Tanda dan Gejala Serangan 1) Ulat merusak tanaman kedelai ber-umur 3 – 4 minggu setelah tanam. 2) Ulat makan daun dari gulungan daun. Apabila gulungan tersebut dibuka, daun akan tampak tinggal tulang-tulangnya. Larva Imago Gambar 5. Ulat Penggulung daun 2.7. Ulat Jengkal (Plusia chalcites) Tanda dan Gejala Serangan 1) Larva memakan daun tanaman kedelai. 2) Ulat jengkal bersifat polifag. Larva Imago Gambar 6. Ulat Jengkal 2.8. Kumbang Kedelai (Phaedonia inclusa) Tanda dan Gejala Serangan : 1) Hama menyerang tanaman sejak tanaman muncul di atas permukaan tanah hingga panen. 2) Gejala kerusakan tanaman akani terlihat pada pucuk
  • 21. tanaman, daun, bunga dan polong. 3) Serangan pada tanaman muda dapat mengakibatkan kematian. 4) Serangann pada fase selanjutnya, mengakibatkan terganggunya pembentukan bunga, pembentukan polong, dan pengisian biji sehingga menurunkan kuantitas dan kualitas biji kedelai. 5) Serangan pada fase vegetatif akan tampak tanaman kedelai terkulai layu dan akhirnya kering seperti terserang M. Dolichostigma. 6) Pada tanaman teserang tesebut dapat dijumpai imago, telur pada permukaan daun bagian bawah, dan larva pada batang pucuk atau daun. Gambar 7. Imago kumbang daun kedelai 2.9. Kutu Hijau (Aphis glycines) 1) Kutu berwarna hijau. 2) Berkembang biak secara partenogenesis. 3) Bila makanan banyak serangga ini sebagian besar tidak bersayap dan sebaliknya. 4) Waktu dari nimfa-dewasa lebih kurang 1 minggu. 5) Kutu ini menjadi vektor virus. 6) Serangan pada tanaman muda menyebabkan tanaman kerdil, daun menguning, akhirnya gugur. 7) Serangan pada bunga akan menyebabkan bunga gugur.
  • 22. Gambar 8. Kutu Aphis (imago & nimfa) 2.10. Kutu Kebul (Bemisia tabaci) 1) Kutu kebul juga dikenal dengan nama Bemisia tabacci dan Whitefly. 2) Tanaman inang ini antara lain tanaman jenis Leguminosae, semak-semak (Desmodium), tanaman pakan ternak, dan tanaman kacang-kacangan. 3) Kutu kebul juga berperan sebagai pengantar virus mosaik kuning (Yellow Mosaic Virus) yang merusak tanaman kedelai. 4) Gejala kerusakan tanaman akibat serangan kutu kebul adalah terdapatnya kutu-kutu berwarna pucat sampai kuning kehijauan pada bagian bawah daun atau daun pucuk. Kadang-kadang juga terdapat cendawan jelaga yang hidup dari ekskreta kutu yang berupa embun madu. 5) Serangan berat menyebabkan daun tanaman tampak terhambat pertumbuhannya, mengerupuk, dan lebih kaku Gambar 9. Hama kutu kebul 2.11. Kutu Putih (Aleurodicus dispersus) Sebagaimana jenis kutu-kutuan yang lain, hama kutu putih berkembang pesat pada musim kemarau. Hama ini menyerang daun-daun yang relatif sudah tua. Hidup dan menyerang daun bagian bawah. Ciri khasnya adalah telur diletakkan secara teratur di balek daun dengan bentuk lingkaran. Setelah menetas kutu muda akan menyerang daun secara berkoloni.
  • 23. Gambar 10. Imago hama kutu putih 2.12. Kepik Polong (Riptortus linearis) Tanda dan Gejala Serangan : 1) Serangan yang terjadi pada fase pertumbuhan polong dan perkembangan biji menyebabkan polong dan biji kempis, kemudian mengering dan gugur. 2) Serangan yang terjadi pada fase pengisian biji menyebabkan biji busuk dan menghitam. 3) Serangan terhadap polong tua menyebabkan bintik hitam pada biji. Telur Nimfa Nimfa Imago Gambar 11. Kepik polong 2.13. Kepik Hijau (Nezara viridula) Tanda dan Gejala Serangan : 1) Serangan yang terjadi pada fase pertumbuhan polong dan perkembangan biji menyebabkan polong dan biji kempis, kemudian mengering. 2) Serangan terhadap polong muda menyebabkan biji kempis dan seringkali polong gugur. 3) Serangan yang terjadi pada fase pengisian biji menyebabkan biji menghitam dan busuk. 4/16/20114/16/2011 sumber : w. sunada & dll.sumber : w. sunada & dll. Gejala serangan :Gejala serangan : • Nimfa dan kepik dewasa menghisap cairan polong dan biji, dengan cara menusukkan alat mulutnya (stilet) pada kulit polong dan terus ke biji. • Menyebabkan biji tidak bernas, polong gugur, polong hampa dan mengering, biji menjadi busuk dan hitam, bintik-bintik pada biji.
  • 24. Gambar 12. Kepik hijau Imago 2.14. Ulat Buah (Heliothis armigera/ Helicoverpa armigera) Tanda dan Gejala Serangan : 1) Larva muda memakan jaringan daun, setelah memasuki instar 3 akan menuju bagian polong untuk memakan biji. 2) Larva merusak polong dengan cara menggigit kulit polong lalu memakan biji. 3) Pada waktu makan, biasanya kepala dan sebagian badannya masuk ke dalam polong. 4) Bentuk lubang bekas makannya tidak beraturan, tidak dijumpai larva dan kotoran didalam polong yang bijinya terserang 2.15. Penggerek Polong (Etiella zinckenella Hobsoni ) Penggerek polong dikenal dengan nama Etiella zinckenella, E. Hobsoni, Pod Borer, atau Lima Bean Borer. Hama ini merupakan hama utama pada kedelai, selain kumbang kedelai. Tanaman inang hama ini antara lain Crotalaria strata, orok-orok, kacang tunggak, kacang krotok, dan Teprosia candida. Tanda dan Gejala Serangan 1) Larva menggerek kulit polong kemudian masuk dan menggerek biji. 2) Sebelum larva menggerek kulit polong, larva menutupi dirinya dengan benang pintal berwarna putih, dengan demikian lubang gerekan dan selubung putih tersebut merupakan ciri khas polong yang terserang penggerek ini. 3) Tanda serangan pada biji berupa gerekan dan adanya butiran kotoran berwarna coklat yang terikat oleh benang pintal
  • 25. Ulat di batang Ulat di daun Ulat di polong Ulat di luar polong Imago Gambar 13. Penggerek polong kedelai 2.17. Kepik Penghisap (Anoplocnemis phasiana) Bioekologi : 1) Hama ini hidup pada banyak jenis tanaman terutama kacang- kacangan 2) Hama ini menyerang pucuk dengan cara menghisap 3) Kadang-kadang dapat membuat tanaman mati 3. Musuh alami Beberapa Jenis Musuh Alami 1. Belalang Sembah 2. Laba-laba 3. Tomcat 4. Kumbang kubah 4. Jenis-jenis Penyakit Penting dan Gejala Serangannya 4.1. Karat daun ( Phakopsora pachyrhizi) Gejala Serangan Terdapat bintik-bintik kecil kemudian menjadi bercak-bercak berwarna coklat pada bagian bawah daun. Serangan berat menyebabkan daun gugur dan polong hampa
  • 26. 4.2. Antraknose (Colletotrichum dematium) Gejala Serangan Terlihat pada batang, tangkai daun dan polong ada bercak coklat- hitam tak teratur. Daun nekrosis pada tulang daun dan menggulung atau kanker pada tangkai daun. Biji terinfeksi berbercak coklat. Kotiledon kecambah bercak coklat-i hitam. 4.3. Mata Kodok/ Bercak Daun ( Cercospora sojina) Gejala Serangan Pada permukaan bawah daun mengalami klrorosis, bercak ukuran 1-2 cm. Berkembang dari warna coklat muda menjadi coklat keabu-abuan di bagian tepi. Dalam keadaaan lembab daun yang kholoris akan berubah warna. Bagian dalam bercak berwarna abu-abu muda, bagian tepi dikelilingi warna ungu keabu-abuan 4.4. Busuk Pangkal Batang ( Sclerotium rolfsii) Gejala Serangan Pada umur 1-2 minggu tanaman tampak layu dan daun menjadi cokklat. Pangkal batang terdapat massa miselia putih dan butir- butir coklat muda sampai coklat 4.5. Busuk Polong ( Rhizoctonia Solani)
  • 27. Gejala serangan Terjadi pembusukan pada polong, dengan miselia berwarna putih kecoklatan. Kadang-kadang ditemukan sklerotia yang hampir sama warnanya dengan miselianya 4.6. Embun tepung ( Peronospora mashurica) Gejala serangan Permukaan bawah daun timbul bercak warna putih kekuningan atau bulat dengan batas jelas berukuran 1-2 mm. Bercak menyatu membentuk bercak lebih lebar. 4.7. Kerdil kedelai ( Soybean stunt virus (SSV) Gejala Serangan Tanaman kerdil. Helai daun tampak adanya mosaik, daun agak menggulung dan keriput, tulang daun terang (vein clearing). Terdapat belang coklat konsentris pada kulit biji. 4.8. Mosaik kedelai ( Soybean mosaic virus (SMV) Gejala serangan Daun melilit, melengkung, tulang daun jernih (vein clearing), mosaik, berwarna lebih tua dibandingkan dengan daun sehat, dan rapuh. Bentuk polong tidak normal. Kulit biji yang terdapat belang coklat yang radial
  • 28. 4.9. Mosaik Kuning kedelai (Soybean yellow mosaic virus/ SYMV) Gejala serangan Adanya perubahan warna daun menjadi belang hijau kuning secara tidak merata pada seluruh permukaan daun.. 4.10. Katai kedelai ( Soybean dwarf virus (SDV))= Mati mendadak Gejala serangan Terjadi perubahan warna daun menjadi belang hijau kuning secara tidak merata pada seluruh permukaan daun 4.11. Bakteri hawar (Pseudomonas syringe) Gejala serangan Pada daun, batang, tangkai polong dan polong terdapat titik kecil kebasahan seperti terpecik air panas, dan berkembang menjadi lebih besar, tembus cahaya, kebasahan dan berwarna kuning atau coklat muda
  • 29. 4.12. Bakteri pustul ( Xanthomonas campestris) Gejala serangan Terdapat titik kecil, hijau kebasahan seperti terpercik air panas dengan bagian tengah agak menojol ke permukaan daun. Titik ini berkembang menjadi bercak kecil dengan bagian tengah nya terdapat tonjolan (pustul) yang berwarna pucat. Tidak memberi gejala adanya kebasahan 4.13. Sapu setan ( Mikoplasma) Gejala serangan Tanaman terserang berbentuk seperti sapu lidi. Terjadi filodi yakni bentuk bunga menjadi daun. Tunas ketiak yang abnormal. 4.14. Damping off/ Rebah Kecambah 4.15 Mati pucuk
  • 30. III. PENGAMATAN AGROEKOSISTEM 1. Waktu pengamatan Pengamatan agroekosistem dilaksanakan minimal 1 minggu satu kali, dan dilaksanakan pagi hari. 2. Tempat pengamatan Sample atau tanaman yang diamati diambil secara diagonal; atau sistim zigzag. Penetapan tanaman sampel, menjadi acuan dan tidak berubah setiap pengamatan 3. Materi pengamatan Tanaman, hama, penyakit, lingkungan, perlakuan petani IV. ANALISIS AGROEKOSISTEM Hasil pengamatan dianalisis baik keadaan tanaman, lingkungan, perlakuan petani, sehingga dapat mengambil keputusan perlu tidaknya dilaksanakan pengendalian V. TEKNIK PENGENDALIAN OPT 1. Cara-Cara Budidaya Tanaman Atau Penggunaan Praktek Agronomi. 1.1. Penggunaan Varietas resisten 1.2. Rotasi tanaman. 1.3 Penghancuran tanaman yang tidak berguna 1.4. Pembajakan /pengolahan tanah dengan baik 1.5. Keseragaman waktu tanam atau waktu panen 1.6. Pemupukan 1.7. Sanitasi dan Pengelolaan air
  • 31. 2. Cara-Cara Mekanik 2.1. Penghancuran dengan tangan 2.1. . Pencegahan dengan tirai atau pembatas 2.3.. Perangkap, alat penghisap. 3. Cara-Cara Fisik 3.1. Temperatur panas atau dingin 3.2. Kelembaban 3.3. Energi, perangkap lampu . 3.4. Suara 4. Cara-Cara Biologi 4.1. . Perlindungan dan pemantapan musuh alami 4.2. Introduksi, pemanfaatan parasit dan predator. 4.3. Perbanyakan dan penyebaran patogen (bakteri, virus, fungi dan protozoa). 5. Cara-Cara Kimiawi 6.1. Bahan penarik (attractants) 6.2. Bahan penolak (repellents) 6.3. Pestisida (insektisida, fungisida, bakterisida,dll). 6.4. Bahan penghambat pertumbuhan (growt regulator) 6. Cara-Cara Genetik Perbanyak dan pelepasan HPT steril atau yang secara genetic tidak kompatibel 7. Cara-Cara Pengaturan Cara ini dapat dilakukan melaui Karantina tumbuhan dan hewan Pengendalian Hama Terpadu (PHT) Pengendalian Hama terpadu adalah tindakan pengendalian dengan berbagai cara untuk mengatasi masalah hama dengan cara pengamatan agroekosistem,, analisis, pengambilan keputusan dan melaksanakan tindakan pengendalian. Perlu tindakan pengendalian OPT dengan PHT karena :  Terjadi kerusakan lingkungan  Terjadi eksplosi (ledakan) hama  Terjadi pengurangan drastis musuh alami  Terjadi residu pestisida yang tinggi
  • 32.  Terjadi gangguan kesehatan bagi manusia Prinsip PHT adalah sebagai berikut  Pengamatan agroekosistem (mingguan)  Lestarikan musuh alami  Penggunaan pestisida kimia hanya sebagai upaya terakhir  Petani menjadi ahli pht DAFTAR PUSTAKA Anonimous. 2007. Panduan Umum PTT kedelai Kementerian Pertanian, Badan Litbang Pertanian, Balai Penelitian Tanaman Kacang – kacangan dan umbi – umbian Anonimous, 2008. Penelitian Padi dan Palawija. Teknologi untuk Petani. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Anonimous, 2008. Panduan SL – PTT Departemen Pertanian Bambang Cahyono. 2007. Kedelai, Tehnik Budidaya dan Analisis Usahatani. Semarang: CV Aneka Ilmu