SlideShare a Scribd company logo
1 of 83
Download to read offline
V. DIAGNOSIS HAMA TANAMAN
A. PENDAHULUAN
B. KONSEP DIAGNOSIS
C. DIAGNOSIS KERUSAKAN
TANAMAN OLEH HAMA
D. TEKNIK DAN IDENTIFIKASI
SERANGGA
E. IDENTIFIKASI HAMA
VERTEBARATA
A. PENDAHULUAN
 Perencanaan pengendalian atau pengelolaan
tanaman bermasalah (sakit, mengalami
kerusakan) perlu didahului dengan diagnosis
yang akurat tentang penyakit atau kerusakan
oleh hama serta penyebabnya.
 Cara pengendalian yang dianjurkan kepada
petani akan efektif apabila diagnosisnya seratus
persen benar.
A. PENDAHULUAN
 Berbagai metode dan teknik digunakan dalam proses
diagnosis, dari teknik sederhana yang mendasar sampai
dengan cara atau teknik yang sifatnya lebih canggih
(sukar)
 Gejala kerusakan oleh hama dapat dipakai sebagai awal
diagnosis yang sifatnya sementara (sederhana), untuk
memastikan kebenaran diagnosis dibutuhkan identifikasi
penyebab sehingga diperoleh diagnosis positif.
 Selain itu, dijumpai pula permasalahan, yang
pendiagnosisnya tidak mudah memastikan penyebab
sebenarnya, karena rumitnya penyebab. Hal ini
membutuhkan serangkaian penelitian yang memerlukan
waktu dan biaya besar.
A.PENDAHULUAN
 Pengetahuan tentang faktor yang
memengaruhi kerusakan tanaman oleh
hama tanaman perlu dikuasai dan dimiliki
seorang pendiagnosis, karena begitu
penting dan sangat membantu dalam
melakukan diagnosis yang akurat dan
cepat serta untuk merumuskan anjuran
pengendalian yang efektif.
B. KONSEP DIAGNOSIS
 Pada dasarnya suatu diagnosis adalah penentuan jenis
penyakit dengan meneliti (memeriksa) gejala dan
tanda.
 Pada klinik tanaman, istilah diagnosis ini dimaksudkan
untuk menetapkan/memastikan penyakit atau kerusakan
tanaman melalui:
1. pengamatan/pengenalan gejala di lapangan,
2. pencatatan berbagai informasi dan peristiwa yang
menyertai dan berpengaruh pada permasalahan
tanaman di lapangan,
3. mengumpulkan bahan tanaman sakit, hama, dan
musuh alami
4. mencari pustaka acuan,
5. menyusun strategi untuk rekomendasi pengendalian
atau pengelolaan tanaman.
B. KONSEP DIAGNOSIS
 Diagnosis ditempuh dengan melakukan penegasan atau
konfirmasi atas diagnosis pendahuluan (tentative
diagnosis, preliminary diagnosis) yang diajukan.
 Metode ini digunakan secara rutin dalam klinik tanaman
untuk mendiagnosis penyakit maupun kerusakan oleh
hama yang terdeskripsi.
 Diagnosis sederhana dikemukakan berdasarkan
pengalaman pendiagnosis dalam mengenal
penyakit/kerusakan oleh hama dan
kesamaan/kemiripannya dengan penyakit/kerusakan
oleh hama yang telah dikenal.
B. KONSEP DIAGNOSIS
 Suatu penyakit atau kerusakan tanaman yang
tidak atau belum dikenal karena agensia
penyebabnya belum dapat dipastikan berhubung
sifatnya yang rumit dapat didiagnosis dengan
metode lain.
 Metode ini jarang dipakai dalam klinik tanaman
dikarenakan lebih sukar dan memerlukan waktu
relatif lama.
 Biasanya masalah yang demikian ditangani
dalam proyek penelitian dengan melibatkan
personalia dan peralatan khusus, dalam upaya
menetapkan hubungan sebab antara agensia
penyebab dan penyakitnya
B. KONSEP DIAGNOSIS
 Berbagai faktor dan peristiwa di lapangan sangat
dibutuhkan, untuk mendukung, melengkapi serta
mempercepat kepastian hasil diagnosis.
 Berbekal pengetahuan lapangan ini, berbagai praduga
kemungkinan dapat segera disingkirkan, sehingga akan
mempersempit kemungkinan penyebab.
 Faktor atau peristiwa tersebut disebut sebagai penanda
alami penyakit (disease signature) yang meliputi: saat
kejadian, penyebaran kerusakan/penyakit, topografi
lahan, spektrum tanaman yang terlibat, kondisi cuaca,
gejala luar dan dalam, keberadaan mikroba dan
keberadaan bahan kimia toksin.
C. DIAGNOSIS KERUSAKAN TANAMAN OLEH HAMA
 Hama tanaman adalah semua jenis binatang yang
karena aktivitas hidupnya dapat menyebabkan
gangguan serta kerusakan pada tanaman dan atau
hasilnya, sehingga dapat menimbulkan kerugian
secara ekonomis.
 Serangga (Insekta) merupakan golongan binatang
terbesar yang menjadi hama tanaman.
 Serangga hama tanaman menyerang tanaman dengan
menggunakan alat mulutnya.
Langkah-langkah diagnosis:
1. Melihat gejala dan tanda di lapang
2. Mencatat segala informasi yang ada di
lapang.
3. Mengkoleksi tanaman yang terserang
4. Mengkoleksi hama dan musuh alaminya
5. Identifikasi hama dan musuh alaminya
1. Melihat gejala dan tanda di lapang
 digunakan untuk memperkirakan identitas hama
yg sdh dikenal petani
 Sangat berguna apbl hamanya tdk dpt ditangkap
 Sangat spesifik tergantung cara hidup dan tipe
alat mulutnya.
 Perlu pengetahuan dan pengalaman lapangan
yg memadai
 Harus hati-hati hama beda, gejala
sama
2. Mencatat segala informasi
yang ada di lapang
 Informasi yg ada di lapang sgt membantu proses
pengambilan keputusan pengendalianJenis tanaman
yang diserang, meliputi:
 Bag. tan. yg diserang
 Varietas tanaman
 Pola tanam
 Waktu tanam
 Rotasi tanam
 Penggunaan pupuk
 Penggunaan insektisida
 dll.
3. Mengkoleksi tanaman yang
terserang
 Digunakan untuk membantu identifikasi
hama.
 Hama meninggalkan gejala yg khas pada
inangnya
 Gejala menunjukkan aktivitas makan
serangga
 Aktivitas makan erat hub. dg tipe alat
mulut
4. Mengkoleksi hama dan musuh
alaminya
 Hama dan musuh alami ditangkap hati-
hati dan diawetkan dg tdk merusak ciri
khusus yg ada pada tubuhnya.
 Dilakukan untuk keperluan inventarisasi
hama tanaman pd tempat dan waktu
tertentu
5. Identifikasi hama dan musuh
alaminya
a. Morfologi
b. Biologi dan ekologi
c. Molekuler
d. Lainnya: Serologi, allozim, kimia ekologi
(feromon), dll
a. Morfologi
 Mrpk karakter yang paling sering dan mudah
digunakan
Cara :
1. Pengalaman
- tanpa alat bantu
- bdsk pengalaman identifikasi
spesimen yg pernah dilakukan
- Akurat sudah beberapa kali melihat dan
mengidentifikasi
2. Kunci identifikasi
 Perlu penget. dasar di bidang taksonomi
 Kaitannya dg struktur morfologi hama
 Perlu buku kunci identifikasi sampai
tingkat spesies.
 Perlu mikroskop dg pembesaran yg
cukup untuk melihat hama yg berukuran
kecil
 Hama yg morfologi luarnya sama,
diperlukan pembedahan untuk
membandingkan struktur kelamin
3. Spesimen referensi
 Perlu koleksi seranga yang benar dan
baik
 Perlu latar belakang di bidang taksonomi
 Contoh : Koleksi LIPI-Cibinong
4. Gambar dan deskripsi
 menggunakan gambar dan deskripsi
morfologi
 sesuai untuk jenis hama yg umum
terdapat pada tanaman dan sudah
dideskripsikan dg baik tmsk gejala
serangannya.
5. Kombinasi
2. Biologi dan Ekologi
a. Habitat dan makanannya
- dimana hama berada
- makanan yg dimakan
- contoh : Penggulung daun pisang
b. Perilaku
- satu karakter penting untuk identifikasi
- jarang dilakukan
- membantu apbl spesimen yg dimaksud tdk
ditemukan untuk identifikasi dg karakter morfologi
- contoh : serangga bau bila disentuh, ditemukan pd
tan. padi walang sangit
3. Molekuler
 DNA (PCR-RAPD, PCR-RFLP)
 Identifikasi sibling spesies
 Mempelajari hub. kekerabatan kelompok tertentu
 Kelebihan :
- Karakter DNA yg dipelajari konsisten sesuai dg
pertumb. evolusinya
- Karakter morfologi sgt bervariasi dan dipengaruhi
oleh lingkungan fisik.
- Dpt digunakan untuk membedakan hama yg
memiliki bentuk morfologi yg sama
- Dpt digunakan untuk mempelajari evolusi hama
dlm bentuk fosil
3. Molekuler
 Kekurangan :
- Mahal
- Perlu alat canggih
- Pengetahuan dg latar belakang
molekuler
4. Lainnya:
 Serologi, allozim, kimia ekologi (feromon),
dll
D. TEKNIK DAN IDENTIFIKASI
SERANGGA
 Pada klinik tanaman, identifikasi serangga
merupakan salah satu
langkah awal yang harus dilakukan dengan
serangkaian proses untuk menentukan strategi
pengendalian hama tanaman.
 Tanpa mengetahui jenis serangga yang menjadi
hama akan sukar menentukan langkah
selanjutnya yang harus dilakukan.
Serangga sebagai hama
 merupakan organisme yang terbanyak dipermukaan
bumi ini.
 Diketahui terdapat 27-31 ordonya namun yang banyak
merusak tanaman pertanian adalah ordo Lepidoptera,
Coleoptera, Diptera, Orthoptera, Homoptera
danHemiptera.
 Keberadaannya sebagai hama tanaman dapat dibedakan
berdasarkan:
1. ciri morfologi serangganya
2. gejala kerusakannya pada tanaman yang
diserangnya.
Identifikasi secara makro tentang bentuk morfologi
serangga dilakukan dengan memperhatikan:
 metamorfosis,
 ukuran/struktur/venasi sayap,
 tipe alatmulut,
 antena (bentuk, jumlah ruas),
 tipe caput,
 sklerit toraks,
 tungkai (bentuk,letak koksa, rumus tarsi),
 ruas abdomen, dll.
Identifikasi tahap ordo, sub ordo, superfamili, famili, genus
dan spesies:
 Metamorfosis serangga, struktur sayap dan tipe alat
mulut penting diketahui sampai pada tahap ordo.
 Identifikasi sub ordo biasanya memperhatikan
perbandingan antara sayap depan dan sayap belakang,
habitat dan sebagainya.
 identifikasi superfamili, familidan genus atau spesies,
sudah harus memperhatikan ciri-ciri morfologi yang
sangat spesifik, seperti venasi pembuluh sayap, rumus
tarsi, bentuk dan ruas antena, letak koksa dan
sebagainya.
 Perbedaan warna tubuh dapat dipertimbangkan tetapi
bukan merupakan penciri utama. Warna tubuh bukan
merupakan penciri utama karena bisa berubah akibat
pengaruh lingkungan, pengaruh waktu, zat kimia
sebagai pengawet, dan sebagainya
Identifikasi berdasarkan gejala serangannya yakni dengan
memperhatikan:
 tipe alat mulut menggigit dan mengunyah maka
akan ditemukan bagian tanaman yang hilang,
apakah dimakan, digerek atau atau digorok.
 tipe alat mulutnya menusuk dan mengisap maka
pada bagian tanaman akan ditemukan bekas
tusukan stilet yang akan menyebabkan
terjadinya perubahan warna atau perubahan
bentuk pada bagian tanaman yang diserangnya
Selain identifikasi, ada beberapa hal lain
yang perlu diperhatikan, yaitu :
 melihat gejala serangga di lapang,
 mencatat segala informasi (termasuk
pengendalian yang dilakukan),
 mengumpulkan serangga hama/musuh alami,
 mencari pustaka,
 menyusun strategi untuk rekomendasi
pengendalian.
 Posisi taksonomi dalam rangkaian
pengembangan IPM berada di barisan depan.
Tipe Alat mulut serangga
(berdasarkan fungsi/cara makan)
1. Mandibulata (alat mulut menggigit-
mengunyah)
Contoh : Ordo Orthoptera
Terdiri atas: Labrum, mandibel (untuk
memotong, mengunyah, maksila (untuk
melembutkan makanan), labium
(membantu memegang makanan)
Tipe Alat mulut serangga
(berdasarkan fungsi/cara makan)
2. Haustelata (alat mulut menusuk-
Menghisap, meraut menghisap)
 Menusuk menghisap
Contoh: ordo Hemiptera
Terdiri atas labrum (cuping), rostrum
(labium), dan stilet (modifikasi dari
mandibel dan maksila.
Tipe Alat mulut serangga
(berdasarkan fungsi/cara makan)
 Meraut-menghisap
Contoh: Thrips; Alat mulut abnormal
(hanya 1 stilet mandibel yang
berkembang)
Terdiri atas 1 stilet mandibel kiri, 2 stilet
maksila, labrum,rostrum
Contoh: Bactrocera dorsalis, larva ordo
Diptera (lalat, nyamuk)
Adanya perubahan struktur, maka alat mulut
serangga mengalami modifikasi pada berbagai
golongan serangga, akibatnya dikenal beberapa
macam tipe alat mulut serangga, yaitu:
Tipe penggigit pengunyah (chewing)
Tipe penggigit pengisap (chewing
sucking)
Tipe penghisap (sucking)
Tipe penjilat (lapping/sponging)
Tipe penusuk pengisap (pierching-
sucking
Gambar tipe alat mulut serangga
Tipe alat mulut penggigit pengunyah
Tipe alat mulut penusuk pengisap
 Banyak tipe serangga yang makan di bagian dalam
jaringan tanaman:
- dengan membuat terowongan dalam daun
(penggorok) di antara dua permukaan daun atau
sebagai pengebor dalam batang, cabang, akar, atau
bebuahan.
- Serangga tersebut dari Lepidoptera, Diptera,
Coleoptera, dan Hymenoptera.
- Akibat dari serangan hama ini tanaman menjadi kerdil
atau salah bentuk, bahkan mematikan
tanaman
Adanya tipe alat mulut yang bermacam ini menyebabkan cara
makan tipe seranggapun berbeda sehingga gejala kerusakan yang
ditimbulkannya juga beragam.
Ada serangga yang merusak tanaman dengan
menginjeksikan satu zat kimia ke dalam
tumbuhan, sehingga tumbuhnya tidak normal dan
menghasilkan bintil.
- Tiap bintil dapat ditempati satu atau
banyak serangga.
- Lima ordo serangga yang menimbulkan
gejala seperti ini, adalah Diptera,
Hymenoptera, Homoptera, Coleoptera,
dan Lepidoptera.
Serangga yang makan akar tanaman, seperti lundi
Coleoptera dapat menimbulkan gejala kelayuan,
kekeringan, bahkan kematian.
 Cara makan serangga pengunyah :
- pada dedaunan mengakibatkan daun tinggal tulang daun,
- membuat banyak lubang,
- sekeliling pinggiran-pinggiran daun dimakan atau seluruhnya
dimakan.
- Serangga yang kecil makan di antara tulang-tulang daun dan
menjadikannya rangka daun,
- serangga yang lebih besar makan sebagian atau keseluruhan
daun.
- Serangga yang makan dengan cara ini ialah belalang (Orthoptera),
larva berbagai kupu-kupu (Lepidoptera), lalat-lalat gergaji
(Diptera) dan kumbang (Coleoptera).
Cara makan serangga dengan menghisap cairan
tumbuhan:
- pada daun atau bagian lain dari tumbuhan
akan menyebabkan timbulnya bercak pada
daun, daun keriting dan menjadi layu.
- pada batang, cabang atau ranting yang
dimakan akan menyebabkan kekerdilan atau
kelayuan. Serangga yang utama makan
dengan cara ini adalah dari ordo Homoptera
dan Hemiptera.
a. Ordo Orthoptera (bangsa belalang)
 Sebagian anggotanya dikenal sebagai pemakan
tumbuhan, namun ada beberapa di antaranya yang
bertindak sebagai predator pada serangga lain.
 Anggota dari ordo ini umumnya memilki sayap dua
pasang.
 Sayap depan lebih sempit daripada sayap belakang
dengan vena-vena menebal/mengeras dan disebut
tegmina.
 Sayap belakang membranus dan melebar dengan vena-
vena yang teratur.
 Pada waktu istirahat sayap belakang melipat di bawah
sayap depan.
Ordo Orthoptera (bangsa belalang)
 Alat-alat tambahan lain pada caput antara lain :
- dua buah (sepasang) mata facet,
- sepasang antene,
- serta tiga buah mata sederhana (occeli).
 Pada thorax:
- Dua pasang sayap
- tiga pasang kaki
 Pada abdomen:
- Pada segmen (ruas) pertama abdomen terdapat suatu membran
alat pendengar yang disebut
tympanum.
- Spiralukum yang merupakan alat pernafasan luar terdapat pada
tiap-tiap segmen abdomen
maupun thorax.
- Anus dan alat genetalia luar dijumpai pada ujung abdomen
(segmen terakhir abdomen).
Ordo Orthoptera (bangsa belalang)
 Alat mulutnya bertipe penggigit dan penguyah yang memiliki
bagian-bagian labrum, sepasang mandibula, sepasang maxilla
dengan masing-masing terdapat palpus maxillarisnya, dan labium
dengan palpus labialisnya.
 Metamorfose sederhana (paurometabola) dengan perkembangan
melalui tiga stadia yaitu telur —> nimfa —> dewasa (imago).
 Bentuk nimfa dan dewasa terutama dibedakan pada bentuk dan
ukuran sayap serta ukuran tubuhnya.
 Beberapa jenis serangga anggota ordo Orthoptera ini adalah :
- Kecoa (Periplaneta sp.)
- Belalang sembah/mantis (Otomantis sp.)
- Belalang kayu (Valanga nigricornis Drum.)
Metamorfosis ordo Orthoptera
Contoh ordo Orthoptera
b. Ordo Hemiptera (bangsa kepik) / kepinding
 Ordo ini memiliki anggota yang sangat besar serta
sebagian besar anggotanya bertindak sebagai pemakan
tumbuhan (baik nimfa maupun imago).
 Namun beberapa di antaranya ada yang bersifat
predator yang mingisap cairan tubuh serangga lain.
 Umumnya memiliki sayap dua pasang (beberapa spesies
ada yang tidak bersayap).
 Sayap depan menebal pada bagian pangkal (basal) dan
pada bagian ujung membranus.
 Bentuk sayap tersebut disebut Hemelytra.
 Sayap belakang membranus dan sedikit lebih pendek
daripada sayap depan.
 Pada bagian kepala dijumpai adanya sepasang antene,
mata facet dan occeli.
b. Ordo Hemiptera (bangsa kepik) / kepinding
 Tipe alat mulut pencucuk pengisap yang terdiri atas
moncong (rostrum) dan dilengkapi dengan alat
pencucuk dan pengisap berupa stylet.
 Pada ordo Hemiptera, rostrum tersebut muncul pada
bagian anterior kepala (bagian ujung).
 Rostrum tersebut beruas-ruas memanjang yang
membungkus stylet.
 Pada alat mulut ini terbentuk dua saluran, yakni saluran
makanan dan saluran ludah.
b. Ordo Hemiptera (bangsa kepik) / kepinding
 Metamorfose bertipe sederhana (paurometabola) yang
dalam perkembangannya melalui stadia : telur —> nimfa
—> dewasa.
 Bentuk nimfa memiliki sayap yang belum sempurna dan
ukuran tubuh lebih kecil dari dewasanya.
 Beberapa contoh serangga anggota ordo Hemiptera ini
adalah :
- Walang sangit (Leptorixa oratorius Thumb.)
- Kepik hijau (Nezara viridula L)
- Bapak pucung (Dysdercus cingulatus F)
Metamorfosis ordo Hemiptera
Contoh ordo Hemiptera
c. Ordo Homoptera (wereng, kutu dan sebagainya)
 Anggota ordo Homoptera memiliki morfologi
yang mirip dengan ordo Hemiptera.
 Perbedaan pokok antara keduanya antara lain
terletak pada morfologi sayap depan dan tempat
pemunculan rostrumnya.
 Sayap depan anggota ordo Homoptera memiliki
tekstur yang homogen, bisa keras semua atau
membranus semua, sedang sayap belakang
bersifat membranus.
 Alat mulut juga bertipe pencucuk pengisap dan
rostrumnya muncul dari bagian posterior kepala.
 Alat-alat tambahan baik pada kepala maupun
thorax umumnya sama dengan anggota
Hemiptera.
c. Ordo Homoptera (wereng, kutu dan sebagainya)
 Tipe metamorfose sederhana (paurometabola)
yang perkembangannya melalui stadia : telur —
> nimfa —> dewasa.
 Baik nimfa maupun dewasa umumnya dapat
bertindak sebagai hama tanaman.
 Serangga anggota ordo Homoptera ini meliputi
kelompok wereng dan kutu-kutuan, seperti :
- Wereng coklat (Nilaparvata lugens Stal.)
- Kutu putih daun kelapa (Aleurodicus destructor
Mask.)
- Kutu loncat lamtoro (Heteropsylla sp.).
Contoh ordo Homoptera
d. Ordo Coleoptera (bangsa kumbang)
 Anggota-anggotanya ada yang bertindak sebagai hama tanaman,
namun ada juga yang bertindak sebagai predator (pemangsa) bagi
serangga lain.
 Sayap terdiri dari dua pasang.
 Sayap depan mengeras dan menebal serta tidak memiliki vena
sayap dan disebut elytra.
 Apabila istirahat, elytra seolah-olah terbagi menjadi dua (terbelah
tepat di tengah-tengah bagian dorsal).
 Sayap belakang membranus dan jika sedang istirahat melipat di
bawah sayap depan.
 Alat mulut bertipe penggigit-pengunyah, umumnya mandibula
berkembang dengan baik.
 Pada beberapa jenis, khususnya dari suku Curculionidae alat
mulutnya terbentuk pada moncong yang terbentuk di depan kepala.
d. Ordo Coleoptera (bangsa kumbang)
 Metamorfose bertipe sempurna (holometabola) yang
perkembangannya melalui stadia : telur —> larva —>
kepompong (pupa) —> dewasa (imago).
 Larva umumnya memiliki kaki thoracal (tipe oligopoda),
namun ada beberapa yang tidak berkaki (apoda).
 Kepompong tidak memerlukan pakan dari luar
(istirahat) dan bertipe bebas/libera.
 Beberapa contoh anggotanya adalah :
- Kumbang badak (Oryctes rhinoceros L)
- Kumbang janur kelapa (Brontispa longissima Gestr)
- Kumbang buas (predator) Coccinella sp.
Metamorfosis ordo Coleoptera
Contoh ordo Coleoptera
e. Ordo Lepidoptera (bangsa kupu/ngengat)
 Dari ordo ini, hanya stadium larva (ulat) saja yang berpotensi
sebagai hama, namun beberapa diantaranya ada yang predator.
 Serangga dewasa umumnya sebagai pemakan/pengisap madu atau
nektar.
 Sayap terdiri dari dua pasang, membranus dan tertutup oleh sisik-
sisik yang berwarna-warni.
 Pada kepala dijumpai adanya alat mulut seranga bertipe pengisap,
sedang larvanya memiliki tipe penggigit.
 Pada serangga dewasa, alat mulut berupa tabung yang disebut
proboscis, palpus maxillaris dan mandibula biasanya mereduksi,
tetapi palpus labialis berkembang sempurna.
e. Ordo Lepidoptera (bangsa kupu/ngengat)
 Metamorfose bertipe sempurna (Holometabola) yang
perkembangannya melalui stadia : telur
—> larva —> kepompong —> dewasa.
 Larva bertipe polipoda, memiliki baik kaki thoracal
maupun abdominal, sedang pupanya bertipe obtekta.
 Beberapa jenisnya antara lain :
- Penggerek batang padi kuning (Tryporiza incertulas
Wlk)
- Kupu gajah (Attacus atlas L)
- Ulat grayak pada tembakau (Spodoptera litura)
Contoh ordo Lepidoptera
f. Ordo Diptera (bangsa lalat, nyamuk)
 Serangga anggota ordo Diptera meliputi serangga pemakan
tumbuhan, pengisap darah, predator dan parasitoid.
 Serangga dewasa hanya memiliki satu pasang sayap di depan,
sedang sayap belakang mereduksi menjadi alat keseimbangan
berbentuk gada dan disebut halter.
 Pada kepalanya juga dijumpai adanya antene dan mata facet.
 Tipe alat mulut bervariasi, tergantung sub ordonya, tetapi umumnya
memiliki tipe penjilat-pengisap, pengisap, atau pencucuk pengisap.
 Pada tipe penjilat pengisap alat mulutnya terdiri dari tiga bagian
yaitu :
- bagian pangkal yang berbentuk kerucut disebut rostum
- bagian tengah yang berbentuk silindris disebut haustellum
- bagian ujung yang berupa spon disebut labellum atau oral disc.
Metamorfosis ordo Diptera
Contoh ordo Diptera
f. Ordo Diptera (bangsa lalat, nyamuk)
 Metamorfosenya sempurna (holometabola) yang
perkembangannya melalui stadia : telur —> larva —>
kepompong —> dewasa.
 Larva tidak berkaki (apoda_ biasanya hidup di sampah
atau sebagai pemakan daging, namun ada pula yang
bertindak sebagai hama, parasitoid dan predator.
 Pupa bertipe coartacta.
 Beberapa contoh anggotanya adalah :
- lalat buah (Dacus spp.)
- lalat predator pada Aphis (Asarcina aegrota F)
- lalat rumah (Musca domestica Linn.)
- lalat parasitoid (Diatraeophaga striatalis).
g. Ordo Hymenoptera (bangsa tawon, tabuhan,
semut)
 Kebanyakan dari anggotanya bertindak sebagai
predator/parasitoid pada serangga lain dan sebagian
yang lain sebagai penyerbuk.
 Sayap terdiri dari dua pasang dan membranus.
 Sayap depan umumnya lebih besar daripada sayap
belakang.
 Pada kepala dijumpai adanya antene (sepasang), mata
facet dan occelli.
 Tipe alat mulut penggigit atau penggigit-pengisap yang
dilengkapi flabellum sebagai alat pengisapnya.
g. Ordo Hymenoptera (bangsa tawon, tabuhan,
semut)
 Metamorfose sempurna (Holometabola) yang melalui
stadia : telur-> larva–> kepompong —> dewasa.
 Anggota famili Braconidae, Chalcididae, Ichnemonidae,
Trichogrammatidae dikenal sebagai tabuhan parasit
penting pada hama tanaman.
 Beberapa contoh anggotanya antara lain adalah :
- Trichogramma sp. (parasit telur penggerek tebu/padi).
- Apanteles artonae Rohw. (tabuhan parasit ulat Artona).
- Tetratichus brontispae Ferr. (parasit kumbang
Brontispa).
Contoh Ordo Hymenoptera
h. Ordo Odonata (bangsa capung/kinjeng)
 Memiliki anggota yang cukup besar dan mudah dikenal.
 Sayap dua pasang dan bersifat membranus.
 Pada capung besar dijumpai vena-vena yang jelas dan
pada kepala dijumpai adanya mata facet yang besar.
 Metamorfose tidak sempurna (Hemimetabola), pada
stadium larva dijumpai adanya alat tambahan berupa
insang dan hidup di dalam air.
 Anggota-anggotanya dikenal sebagai predator pada
beberapa jenis serangga kecil yang termasuk hama,
seperti beberapa jenis trips, wereng, kutu loncat serta
ngengat penggerek batang padi.
Contoh ordo odonata
IDENTIFIKASI VERTEBRATA HAMA
 Ada tujuh jenis vertebrata yang berperan sebagai hama yaitu dari
- kelas Aves (burung) dan
- kelas Mamalia (Rodentia, Insectivora, Chiroptera, Carnivora,
Artiodactyla dan Primates).
 Di antaranya tikuslah yang paling dominan sebagai hama baik di
pertanaman maupun di penyimpanan produk pertanian.
 Identifikasi tikus dilakukan dengan memakai kunci karakter
morfologi danbukan karakter morfologi.
 Kunci karakter morfologi yang umum digunakan adalah ukuran
panjang tubuh, panjang telinga, panjang telapak kaki belakang,
perbandingan ekor dengan tubuh dan kepala, berat badan, lebar
gigi pengerat, jumlah puting susu warna serta tekstur dari bulu dan
ekor.
IDENTIFIKASI VERTEBRATA HAMA
 Pengukuran panjang dinyatakan dengan millimeter, sedangkan
pengukurang berat badan dinyatakan dengan gram.
 Kunci karakter morfologi ini sangat penting terutama tikus dewasa.
 Oleh karena itu, pemahaman tentang ciri/karakter morfologi tikus sangat
penting artinya dalam identifikasi berbagai jenis tikus hama.
 Kunci karakter bukan morfologi dapat diketahui melalui pengamatan
habitat dan lingkungannya.
 Tikus adalah binatang pengerat dan kerusakan yang nampak di
pertanaman adalah tergantung pada bagian tanaman yang diserang.
 Tikus sawah akan mengerat batang padi sehingga patah, sedangkan tikus
pohon menyebabkan buah kelapa atau buah kakao berlubang
Tikus sawah
Tikus buah
Tikus rumah
OPT (HAMA)
 SERANGGA
 NEMATODA
 MOLUSCA
 AKARINA
 AVES
 MAMMALIA
Cara-cara Identifikasi :
1. Bertanya pada ahli (langsung dan e-mail)
2. Membandingkan dengan diskripsi (buku,
CD dan internet)
3. Membandingkan dengan gambar (buku,
CD dan internet)
4. Membandingkan dengan koleksi standar
(museum)
5. Membandingkan dengan kunci identifikasi
(buku, CD dan internet)
6. Kombinasi dengan cara tersebut di atas
Identifikasi serangga secara konvensional
(kunci identifikasi)
 mengamati morfologi specimen
 cocokan dengan kunci identifikasi dimulai dari
nomer 1a atau 1b (sebelah kiri)
 apabila cocok terus dilanjutkan berdasarkan
nomer yang tertera disebelah kanan
 dan seterusnya sampai ketemu karakter yang
cocok (Ordo, Familia, Genus dan Species)
Identifikasi serangga dengan “Lucid Key”
1. Install program “Lucid Key”
2. Mengikuti petunjuk di layar monitor
sampai sukses install
3. Amati specimen yang telah
diproservasi (diawetkan)
4. Cocokkan dengan karakter foto
specimen yang ada di layar
Identifikasi Molusca (Class Gastrophoda)
• bentuk dan arah coil (pilinan) cangkang
• jumlah pilinan
• warna
• letak operculum
• gejala serangan
Identifikasi Aves :
 Topografi burung
 Pola warna bulu
 Bentuk paruh
 Bentuk kaki
 Gejala serangan
Identifikasi Mammalia :
1. Gejala serangan
2. Perbandingan kepala, badan dan
ekor
3. Pola warna tubuh dan ciri
morfologi lainnya
4. Habitat
5. Jumlah puting susu

More Related Content

What's hot

TEKNIK PERSILANGA,N BUATAN
TEKNIK PERSILANGA,N BUATANTEKNIK PERSILANGA,N BUATAN
TEKNIK PERSILANGA,N BUATANRepository Ipb
 
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...UNESA
 
Laporan identifikasi benih dan kecambah
Laporan identifikasi benih dan kecambahLaporan identifikasi benih dan kecambah
Laporan identifikasi benih dan kecambahTidar University
 
Laporan Ekologi Tumbuhan "Persaingan Intraspesies Tanaman dan Interspesies Ta...
Laporan Ekologi Tumbuhan "Persaingan Intraspesies Tanaman dan Interspesies Ta...Laporan Ekologi Tumbuhan "Persaingan Intraspesies Tanaman dan Interspesies Ta...
Laporan Ekologi Tumbuhan "Persaingan Intraspesies Tanaman dan Interspesies Ta...Biology Education
 
PPT Embriologi Tumbuhan - Mikrosporogenesis dan mikrogametogenesis
PPT Embriologi Tumbuhan - Mikrosporogenesis dan mikrogametogenesisPPT Embriologi Tumbuhan - Mikrosporogenesis dan mikrogametogenesis
PPT Embriologi Tumbuhan - Mikrosporogenesis dan mikrogametogenesisAgustin Dian Kartikasari
 
Diagnosis Laboratorium: Hama
Diagnosis Laboratorium: HamaDiagnosis Laboratorium: Hama
Diagnosis Laboratorium: HamaNurma Fauzaniar
 
IDENTIFIKASI GULMA
IDENTIFIKASI GULMAIDENTIFIKASI GULMA
IDENTIFIKASI GULMANovia Dwi
 
Lecture 10 jenis-jenis opt(k)- patogen
Lecture 10 jenis-jenis opt(k)- patogenLecture 10 jenis-jenis opt(k)- patogen
Lecture 10 jenis-jenis opt(k)- patogenAndrew Hutabarat
 
Penyakit Pada Tanaman Tembakau dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Tembakau dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Tembakau dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Tembakau dan Teknik PengendaliannyaAnkardiansyah Pandu Pradana
 
Penyakit Pada Tanaman Kelapa Sawit dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kelapa Sawit dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Kelapa Sawit dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kelapa Sawit dan Teknik PengendaliannyaAnkardiansyah Pandu Pradana
 
LAPORAN IPT PATOGEN TANAMAN
LAPORAN IPT PATOGEN TANAMANLAPORAN IPT PATOGEN TANAMAN
LAPORAN IPT PATOGEN TANAMANdilaaasf
 
Family Moraceae - Botani Tumbuhan Tinggi
Family Moraceae - Botani Tumbuhan TinggiFamily Moraceae - Botani Tumbuhan Tinggi
Family Moraceae - Botani Tumbuhan TinggiMichu OH
 
Laporan praktikum 2 daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 2   daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 2   daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 2 daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)Maedy Ripani
 

What's hot (20)

TEKNIK PERSILANGA,N BUATAN
TEKNIK PERSILANGA,N BUATANTEKNIK PERSILANGA,N BUATAN
TEKNIK PERSILANGA,N BUATAN
 
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
 
Laporan identifikasi benih dan kecambah
Laporan identifikasi benih dan kecambahLaporan identifikasi benih dan kecambah
Laporan identifikasi benih dan kecambah
 
Bunga sawit
Bunga sawitBunga sawit
Bunga sawit
 
Laporan Ekologi Tumbuhan "Persaingan Intraspesies Tanaman dan Interspesies Ta...
Laporan Ekologi Tumbuhan "Persaingan Intraspesies Tanaman dan Interspesies Ta...Laporan Ekologi Tumbuhan "Persaingan Intraspesies Tanaman dan Interspesies Ta...
Laporan Ekologi Tumbuhan "Persaingan Intraspesies Tanaman dan Interspesies Ta...
 
PPT Embriologi Tumbuhan - Mikrosporogenesis dan mikrogametogenesis
PPT Embriologi Tumbuhan - Mikrosporogenesis dan mikrogametogenesisPPT Embriologi Tumbuhan - Mikrosporogenesis dan mikrogametogenesis
PPT Embriologi Tumbuhan - Mikrosporogenesis dan mikrogametogenesis
 
Kultur teknis
Kultur teknisKultur teknis
Kultur teknis
 
Diagnosis Laboratorium: Hama
Diagnosis Laboratorium: HamaDiagnosis Laboratorium: Hama
Diagnosis Laboratorium: Hama
 
Laporan Allelopati
Laporan AllelopatiLaporan Allelopati
Laporan Allelopati
 
Laporan Budidaya KARET
Laporan Budidaya KARETLaporan Budidaya KARET
Laporan Budidaya KARET
 
IDENTIFIKASI GULMA
IDENTIFIKASI GULMAIDENTIFIKASI GULMA
IDENTIFIKASI GULMA
 
Lecture 10 jenis-jenis opt(k)- patogen
Lecture 10 jenis-jenis opt(k)- patogenLecture 10 jenis-jenis opt(k)- patogen
Lecture 10 jenis-jenis opt(k)- patogen
 
Penyakit Pada Tanaman Tembakau dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Tembakau dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Tembakau dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Tembakau dan Teknik Pengendaliannya
 
Lauraceae
LauraceaeLauraceae
Lauraceae
 
Penyakit Pada Tanaman Kelapa Sawit dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kelapa Sawit dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Kelapa Sawit dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kelapa Sawit dan Teknik Pengendaliannya
 
LAPORAN IPT PATOGEN TANAMAN
LAPORAN IPT PATOGEN TANAMANLAPORAN IPT PATOGEN TANAMAN
LAPORAN IPT PATOGEN TANAMAN
 
Family Moraceae - Botani Tumbuhan Tinggi
Family Moraceae - Botani Tumbuhan TinggiFamily Moraceae - Botani Tumbuhan Tinggi
Family Moraceae - Botani Tumbuhan Tinggi
 
Metabolit pada Jahe
Metabolit pada JaheMetabolit pada Jahe
Metabolit pada Jahe
 
Laporan praktikum 2 daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 2   daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 2   daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 2 daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)
 
Respon tumbuhan
Respon tumbuhanRespon tumbuhan
Respon tumbuhan
 

Viewers also liked

Paruh, kaki unggas mulut serangga
Paruh, kaki unggas mulut seranggaParuh, kaki unggas mulut serangga
Paruh, kaki unggas mulut seranggaFelix net
 
Iv. bioekologi hama tanaman Daslintan
Iv. bioekologi hama tanaman DaslintanIv. bioekologi hama tanaman Daslintan
Iv. bioekologi hama tanaman DaslintanHario Sadewo
 
Mekanisme serangan & gejala serangan hama pada tanaman
Mekanisme serangan & gejala serangan hama pada tanamanMekanisme serangan & gejala serangan hama pada tanaman
Mekanisme serangan & gejala serangan hama pada tanamanJidun Cool
 
Buku diktat hama dan penyakit tanaman
Buku diktat hama dan penyakit tanamanBuku diktat hama dan penyakit tanaman
Buku diktat hama dan penyakit tanamanIr. Zakaria, M.M
 
Materi penyuluhan pertanian
Materi penyuluhan pertanianMateri penyuluhan pertanian
Materi penyuluhan pertanianHerry Mulyadie
 
Ordo lepidoptera
Ordo lepidopteraOrdo lepidoptera
Ordo lepidopteraAbdillah20
 

Viewers also liked (9)

LAPORAN PKL ACC BISMILAH
LAPORAN PKL ACC BISMILAHLAPORAN PKL ACC BISMILAH
LAPORAN PKL ACC BISMILAH
 
Paruh, kaki unggas mulut serangga
Paruh, kaki unggas mulut seranggaParuh, kaki unggas mulut serangga
Paruh, kaki unggas mulut serangga
 
Iv. bioekologi hama tanaman Daslintan
Iv. bioekologi hama tanaman DaslintanIv. bioekologi hama tanaman Daslintan
Iv. bioekologi hama tanaman Daslintan
 
Mekanisme serangan & gejala serangan hama pada tanaman
Mekanisme serangan & gejala serangan hama pada tanamanMekanisme serangan & gejala serangan hama pada tanaman
Mekanisme serangan & gejala serangan hama pada tanaman
 
Arthropoda
ArthropodaArthropoda
Arthropoda
 
Buku diktat hama dan penyakit tanaman
Buku diktat hama dan penyakit tanamanBuku diktat hama dan penyakit tanaman
Buku diktat hama dan penyakit tanaman
 
Hewan
HewanHewan
Hewan
 
Materi penyuluhan pertanian
Materi penyuluhan pertanianMateri penyuluhan pertanian
Materi penyuluhan pertanian
 
Ordo lepidoptera
Ordo lepidopteraOrdo lepidoptera
Ordo lepidoptera
 

Similar to Diagnosis Kerusakan Tanaman oleh Hama

1. PPT Diagnosis Penyakit Tanaman (Materi Kuliah).pptx
1. PPT Diagnosis Penyakit Tanaman (Materi Kuliah).pptx1. PPT Diagnosis Penyakit Tanaman (Materi Kuliah).pptx
1. PPT Diagnosis Penyakit Tanaman (Materi Kuliah).pptxSinmaysinRaya
 
Laporan Praktikum Diagnosis Laboratorium: Penyakit Tanaman
Laporan Praktikum Diagnosis Laboratorium: Penyakit TanamanLaporan Praktikum Diagnosis Laboratorium: Penyakit Tanaman
Laporan Praktikum Diagnosis Laboratorium: Penyakit TanamanNurma Fauzaniar
 
Bab i va 1 diagnosis penyakit biotik
Bab i va 1 diagnosis penyakit biotikBab i va 1 diagnosis penyakit biotik
Bab i va 1 diagnosis penyakit biotikKustam Ktm
 
Bab i pendahuluan
Bab i pendahuluanBab i pendahuluan
Bab i pendahuluanKustam Ktm
 
KLINIK TANAMAN (BAB I PENDAHULUAN)
KLINIK TANAMAN (BAB I PENDAHULUAN)KLINIK TANAMAN (BAB I PENDAHULUAN)
KLINIK TANAMAN (BAB I PENDAHULUAN)Zoom Loundry
 
Laporan pengamatan hama dan penyakit ulat sutera dan murbei tahun 2012
Laporan pengamatan hama dan penyakit ulat sutera dan murbei tahun 2012Laporan pengamatan hama dan penyakit ulat sutera dan murbei tahun 2012
Laporan pengamatan hama dan penyakit ulat sutera dan murbei tahun 2012Askar Sohoku
 
Postulat koch
Postulat kochPostulat koch
Postulat kochailuaan25
 
Mikrobiologi 1
Mikrobiologi 1Mikrobiologi 1
Mikrobiologi 1SLIM_FKM
 
Laporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasiLaporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasiTidar University
 
identifikasi gejala serangan hama dan patogen pada tanaman padi dan cabai
identifikasi gejala serangan hama dan patogen pada tanaman padi dan cabaiidentifikasi gejala serangan hama dan patogen pada tanaman padi dan cabai
identifikasi gejala serangan hama dan patogen pada tanaman padi dan cabaiDian Lestari
 
Presentation hama
Presentation hamaPresentation hama
Presentation hamaAnggin N U
 
RPP BIOLOGI KELAS X / KURIKULUM 2013 KD 3.6 DAN 4.6 ( JAMUR )
RPP BIOLOGI  KELAS X / KURIKULUM 2013 KD 3.6 DAN 4.6  ( JAMUR )RPP BIOLOGI  KELAS X / KURIKULUM 2013 KD 3.6 DAN 4.6  ( JAMUR )
RPP BIOLOGI KELAS X / KURIKULUM 2013 KD 3.6 DAN 4.6 ( JAMUR )almansyahnis .
 
5 ely korlina-pengendalian hayatii
5 ely korlina-pengendalian hayatii5 ely korlina-pengendalian hayatii
5 ely korlina-pengendalian hayatiixie_yeuw_jack
 
meteri pengendalian hama penyakit pada tanaman
meteri pengendalian hama penyakit pada tanamanmeteri pengendalian hama penyakit pada tanaman
meteri pengendalian hama penyakit pada tanamanNurhayatiYusuf6
 
Integrated pest management
Integrated pest managementIntegrated pest management
Integrated pest managementHery Mulyanto
 
Pemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit Tanaman
Pemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit TanamanPemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit Tanaman
Pemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit TanamanAri Sugiarto
 

Similar to Diagnosis Kerusakan Tanaman oleh Hama (20)

1. PPT Diagnosis Penyakit Tanaman (Materi Kuliah).pptx
1. PPT Diagnosis Penyakit Tanaman (Materi Kuliah).pptx1. PPT Diagnosis Penyakit Tanaman (Materi Kuliah).pptx
1. PPT Diagnosis Penyakit Tanaman (Materi Kuliah).pptx
 
Laporan Praktikum Diagnosis Laboratorium: Penyakit Tanaman
Laporan Praktikum Diagnosis Laboratorium: Penyakit TanamanLaporan Praktikum Diagnosis Laboratorium: Penyakit Tanaman
Laporan Praktikum Diagnosis Laboratorium: Penyakit Tanaman
 
Bab i va 1 diagnosis penyakit biotik
Bab i va 1 diagnosis penyakit biotikBab i va 1 diagnosis penyakit biotik
Bab i va 1 diagnosis penyakit biotik
 
Makalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayatiMakalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayati
 
Makalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayatiMakalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayati
 
Buku diktat diht
Buku diktat dihtBuku diktat diht
Buku diktat diht
 
Bab i pendahuluan
Bab i pendahuluanBab i pendahuluan
Bab i pendahuluan
 
KLINIK TANAMAN (BAB I PENDAHULUAN)
KLINIK TANAMAN (BAB I PENDAHULUAN)KLINIK TANAMAN (BAB I PENDAHULUAN)
KLINIK TANAMAN (BAB I PENDAHULUAN)
 
Laporan pengamatan hama dan penyakit ulat sutera dan murbei tahun 2012
Laporan pengamatan hama dan penyakit ulat sutera dan murbei tahun 2012Laporan pengamatan hama dan penyakit ulat sutera dan murbei tahun 2012
Laporan pengamatan hama dan penyakit ulat sutera dan murbei tahun 2012
 
Postulat koch
Postulat kochPostulat koch
Postulat koch
 
Mikrobiologi 1
Mikrobiologi 1Mikrobiologi 1
Mikrobiologi 1
 
Laporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasiLaporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasi
 
identifikasi gejala serangan hama dan patogen pada tanaman padi dan cabai
identifikasi gejala serangan hama dan patogen pada tanaman padi dan cabaiidentifikasi gejala serangan hama dan patogen pada tanaman padi dan cabai
identifikasi gejala serangan hama dan patogen pada tanaman padi dan cabai
 
Presentation hama
Presentation hamaPresentation hama
Presentation hama
 
Lap postulatkoch adz
Lap postulatkoch adzLap postulatkoch adz
Lap postulatkoch adz
 
RPP BIOLOGI KELAS X / KURIKULUM 2013 KD 3.6 DAN 4.6 ( JAMUR )
RPP BIOLOGI  KELAS X / KURIKULUM 2013 KD 3.6 DAN 4.6  ( JAMUR )RPP BIOLOGI  KELAS X / KURIKULUM 2013 KD 3.6 DAN 4.6  ( JAMUR )
RPP BIOLOGI KELAS X / KURIKULUM 2013 KD 3.6 DAN 4.6 ( JAMUR )
 
5 ely korlina-pengendalian hayatii
5 ely korlina-pengendalian hayatii5 ely korlina-pengendalian hayatii
5 ely korlina-pengendalian hayatii
 
meteri pengendalian hama penyakit pada tanaman
meteri pengendalian hama penyakit pada tanamanmeteri pengendalian hama penyakit pada tanaman
meteri pengendalian hama penyakit pada tanaman
 
Integrated pest management
Integrated pest managementIntegrated pest management
Integrated pest management
 
Pemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit Tanaman
Pemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit TanamanPemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit Tanaman
Pemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit Tanaman
 

More from Kustam Ktm

Bab i vb 3 diagnosis penyakit abiotik (hara)
Bab i vb 3 diagnosis penyakit abiotik (hara)Bab i vb 3 diagnosis penyakit abiotik (hara)
Bab i vb 3 diagnosis penyakit abiotik (hara)Kustam Ktm
 
Bab i vb 2 diagnosis penyakit abiotik (hara)
Bab i vb 2 diagnosis penyakit abiotik (hara)Bab i vb 2 diagnosis penyakit abiotik (hara)
Bab i vb 2 diagnosis penyakit abiotik (hara)Kustam Ktm
 
Bab i vb 1 diagnosis penyakit abiotik (hara)
Bab i vb 1 diagnosis penyakit abiotik (hara)Bab i vb 1 diagnosis penyakit abiotik (hara)
Bab i vb 1 diagnosis penyakit abiotik (hara)Kustam Ktm
 
Bab i va 5 diagnosis penyakit biotik
Bab i va 5 diagnosis penyakit biotikBab i va 5 diagnosis penyakit biotik
Bab i va 5 diagnosis penyakit biotikKustam Ktm
 
Bab i va 4 diagnosis penyakit biotik
Bab i va 4 diagnosis penyakit biotikBab i va 4 diagnosis penyakit biotik
Bab i va 4 diagnosis penyakit biotikKustam Ktm
 
Bab i va 3 diagnosis penyakit biotik
Bab i va 3 diagnosis penyakit biotikBab i va 3 diagnosis penyakit biotik
Bab i va 3 diagnosis penyakit biotikKustam Ktm
 
Bab i va 2 diagnosis penyakit biotik
Bab i va 2 diagnosis penyakit biotikBab i va 2 diagnosis penyakit biotik
Bab i va 2 diagnosis penyakit biotikKustam Ktm
 
Bab ii klinik hama dan penyakit tanaman
Bab ii klinik hama dan penyakit tanamanBab ii klinik hama dan penyakit tanaman
Bab ii klinik hama dan penyakit tanamanKustam Ktm
 
Bab iii pengumpulan informasi klinik tanaman
Bab iii  pengumpulan informasi klinik tanamanBab iii  pengumpulan informasi klinik tanaman
Bab iii pengumpulan informasi klinik tanamanKustam Ktm
 
Bab vi rekomendasi
Bab vi  rekomendasiBab vi  rekomendasi
Bab vi rekomendasiKustam Ktm
 
Selamat datang
Selamat datangSelamat datang
Selamat datangKustam Ktm
 
Pengawetan makanan
Pengawetan makananPengawetan makanan
Pengawetan makananKustam Ktm
 
Kuliah ke 2 transpirasi
Kuliah ke 2 transpirasiKuliah ke 2 transpirasi
Kuliah ke 2 transpirasiKustam Ktm
 
9 penyimpanan produk pasca panen rev
9 penyimpanan produk pasca panen rev9 penyimpanan produk pasca panen rev
9 penyimpanan produk pasca panen revKustam Ktm
 
8 pascapanen pengemasan buah
8 pascapanen pengemasan buah8 pascapanen pengemasan buah
8 pascapanen pengemasan buahKustam Ktm
 
7 degreening buah jeruk
7 degreening buah jeruk7 degreening buah jeruk
7 degreening buah jerukKustam Ktm
 
6. penanganan pasca panen_buah-buahan
6. penanganan pasca panen_buah-buahan6. penanganan pasca panen_buah-buahan
6. penanganan pasca panen_buah-buahanKustam Ktm
 

More from Kustam Ktm (20)

Bab i vb 3 diagnosis penyakit abiotik (hara)
Bab i vb 3 diagnosis penyakit abiotik (hara)Bab i vb 3 diagnosis penyakit abiotik (hara)
Bab i vb 3 diagnosis penyakit abiotik (hara)
 
Bab i vb 2 diagnosis penyakit abiotik (hara)
Bab i vb 2 diagnosis penyakit abiotik (hara)Bab i vb 2 diagnosis penyakit abiotik (hara)
Bab i vb 2 diagnosis penyakit abiotik (hara)
 
Bab i vb 1 diagnosis penyakit abiotik (hara)
Bab i vb 1 diagnosis penyakit abiotik (hara)Bab i vb 1 diagnosis penyakit abiotik (hara)
Bab i vb 1 diagnosis penyakit abiotik (hara)
 
Bab i va 5 diagnosis penyakit biotik
Bab i va 5 diagnosis penyakit biotikBab i va 5 diagnosis penyakit biotik
Bab i va 5 diagnosis penyakit biotik
 
Bab i va 4 diagnosis penyakit biotik
Bab i va 4 diagnosis penyakit biotikBab i va 4 diagnosis penyakit biotik
Bab i va 4 diagnosis penyakit biotik
 
Bab i va 3 diagnosis penyakit biotik
Bab i va 3 diagnosis penyakit biotikBab i va 3 diagnosis penyakit biotik
Bab i va 3 diagnosis penyakit biotik
 
Bab i va 2 diagnosis penyakit biotik
Bab i va 2 diagnosis penyakit biotikBab i va 2 diagnosis penyakit biotik
Bab i va 2 diagnosis penyakit biotik
 
Bab ii klinik hama dan penyakit tanaman
Bab ii klinik hama dan penyakit tanamanBab ii klinik hama dan penyakit tanaman
Bab ii klinik hama dan penyakit tanaman
 
Bab iii pengumpulan informasi klinik tanaman
Bab iii  pengumpulan informasi klinik tanamanBab iii  pengumpulan informasi klinik tanaman
Bab iii pengumpulan informasi klinik tanaman
 
Bab vi rekomendasi
Bab vi  rekomendasiBab vi  rekomendasi
Bab vi rekomendasi
 
Selamat datang
Selamat datangSelamat datang
Selamat datang
 
Pengawetan makanan
Pengawetan makananPengawetan makanan
Pengawetan makanan
 
Kuliah ke 2 transpirasi
Kuliah ke 2 transpirasiKuliah ke 2 transpirasi
Kuliah ke 2 transpirasi
 
Etilen
EtilenEtilen
Etilen
 
9 penyimpanan produk pasca panen rev
9 penyimpanan produk pasca panen rev9 penyimpanan produk pasca panen rev
9 penyimpanan produk pasca panen rev
 
8 pascapanen pengemasan buah
8 pascapanen pengemasan buah8 pascapanen pengemasan buah
8 pascapanen pengemasan buah
 
7 pengepakan
7 pengepakan7 pengepakan
7 pengepakan
 
7 pelilinan
7 pelilinan7 pelilinan
7 pelilinan
 
7 degreening buah jeruk
7 degreening buah jeruk7 degreening buah jeruk
7 degreening buah jeruk
 
6. penanganan pasca panen_buah-buahan
6. penanganan pasca panen_buah-buahan6. penanganan pasca panen_buah-buahan
6. penanganan pasca panen_buah-buahan
 

Recently uploaded

Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...laila16682
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxIKLASSENJAYA
 
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanamanhormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanamanAprissiliaTaifany1
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaAnggrianiTulle
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxSDN1Wayhalom
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxSitiRukmanah5
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 

Recently uploaded (10)

Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
 
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanamanhormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 

Diagnosis Kerusakan Tanaman oleh Hama

  • 1. V. DIAGNOSIS HAMA TANAMAN A. PENDAHULUAN B. KONSEP DIAGNOSIS C. DIAGNOSIS KERUSAKAN TANAMAN OLEH HAMA D. TEKNIK DAN IDENTIFIKASI SERANGGA E. IDENTIFIKASI HAMA VERTEBARATA
  • 2. A. PENDAHULUAN  Perencanaan pengendalian atau pengelolaan tanaman bermasalah (sakit, mengalami kerusakan) perlu didahului dengan diagnosis yang akurat tentang penyakit atau kerusakan oleh hama serta penyebabnya.  Cara pengendalian yang dianjurkan kepada petani akan efektif apabila diagnosisnya seratus persen benar.
  • 3. A. PENDAHULUAN  Berbagai metode dan teknik digunakan dalam proses diagnosis, dari teknik sederhana yang mendasar sampai dengan cara atau teknik yang sifatnya lebih canggih (sukar)  Gejala kerusakan oleh hama dapat dipakai sebagai awal diagnosis yang sifatnya sementara (sederhana), untuk memastikan kebenaran diagnosis dibutuhkan identifikasi penyebab sehingga diperoleh diagnosis positif.  Selain itu, dijumpai pula permasalahan, yang pendiagnosisnya tidak mudah memastikan penyebab sebenarnya, karena rumitnya penyebab. Hal ini membutuhkan serangkaian penelitian yang memerlukan waktu dan biaya besar.
  • 4. A.PENDAHULUAN  Pengetahuan tentang faktor yang memengaruhi kerusakan tanaman oleh hama tanaman perlu dikuasai dan dimiliki seorang pendiagnosis, karena begitu penting dan sangat membantu dalam melakukan diagnosis yang akurat dan cepat serta untuk merumuskan anjuran pengendalian yang efektif.
  • 5. B. KONSEP DIAGNOSIS  Pada dasarnya suatu diagnosis adalah penentuan jenis penyakit dengan meneliti (memeriksa) gejala dan tanda.  Pada klinik tanaman, istilah diagnosis ini dimaksudkan untuk menetapkan/memastikan penyakit atau kerusakan tanaman melalui: 1. pengamatan/pengenalan gejala di lapangan, 2. pencatatan berbagai informasi dan peristiwa yang menyertai dan berpengaruh pada permasalahan tanaman di lapangan, 3. mengumpulkan bahan tanaman sakit, hama, dan musuh alami 4. mencari pustaka acuan, 5. menyusun strategi untuk rekomendasi pengendalian atau pengelolaan tanaman.
  • 6. B. KONSEP DIAGNOSIS  Diagnosis ditempuh dengan melakukan penegasan atau konfirmasi atas diagnosis pendahuluan (tentative diagnosis, preliminary diagnosis) yang diajukan.  Metode ini digunakan secara rutin dalam klinik tanaman untuk mendiagnosis penyakit maupun kerusakan oleh hama yang terdeskripsi.  Diagnosis sederhana dikemukakan berdasarkan pengalaman pendiagnosis dalam mengenal penyakit/kerusakan oleh hama dan kesamaan/kemiripannya dengan penyakit/kerusakan oleh hama yang telah dikenal.
  • 7. B. KONSEP DIAGNOSIS  Suatu penyakit atau kerusakan tanaman yang tidak atau belum dikenal karena agensia penyebabnya belum dapat dipastikan berhubung sifatnya yang rumit dapat didiagnosis dengan metode lain.  Metode ini jarang dipakai dalam klinik tanaman dikarenakan lebih sukar dan memerlukan waktu relatif lama.  Biasanya masalah yang demikian ditangani dalam proyek penelitian dengan melibatkan personalia dan peralatan khusus, dalam upaya menetapkan hubungan sebab antara agensia penyebab dan penyakitnya
  • 8. B. KONSEP DIAGNOSIS  Berbagai faktor dan peristiwa di lapangan sangat dibutuhkan, untuk mendukung, melengkapi serta mempercepat kepastian hasil diagnosis.  Berbekal pengetahuan lapangan ini, berbagai praduga kemungkinan dapat segera disingkirkan, sehingga akan mempersempit kemungkinan penyebab.  Faktor atau peristiwa tersebut disebut sebagai penanda alami penyakit (disease signature) yang meliputi: saat kejadian, penyebaran kerusakan/penyakit, topografi lahan, spektrum tanaman yang terlibat, kondisi cuaca, gejala luar dan dalam, keberadaan mikroba dan keberadaan bahan kimia toksin.
  • 9. C. DIAGNOSIS KERUSAKAN TANAMAN OLEH HAMA  Hama tanaman adalah semua jenis binatang yang karena aktivitas hidupnya dapat menyebabkan gangguan serta kerusakan pada tanaman dan atau hasilnya, sehingga dapat menimbulkan kerugian secara ekonomis.  Serangga (Insekta) merupakan golongan binatang terbesar yang menjadi hama tanaman.  Serangga hama tanaman menyerang tanaman dengan menggunakan alat mulutnya.
  • 10. Langkah-langkah diagnosis: 1. Melihat gejala dan tanda di lapang 2. Mencatat segala informasi yang ada di lapang. 3. Mengkoleksi tanaman yang terserang 4. Mengkoleksi hama dan musuh alaminya 5. Identifikasi hama dan musuh alaminya
  • 11. 1. Melihat gejala dan tanda di lapang  digunakan untuk memperkirakan identitas hama yg sdh dikenal petani  Sangat berguna apbl hamanya tdk dpt ditangkap  Sangat spesifik tergantung cara hidup dan tipe alat mulutnya.  Perlu pengetahuan dan pengalaman lapangan yg memadai  Harus hati-hati hama beda, gejala sama
  • 12. 2. Mencatat segala informasi yang ada di lapang  Informasi yg ada di lapang sgt membantu proses pengambilan keputusan pengendalianJenis tanaman yang diserang, meliputi:  Bag. tan. yg diserang  Varietas tanaman  Pola tanam  Waktu tanam  Rotasi tanam  Penggunaan pupuk  Penggunaan insektisida  dll.
  • 13. 3. Mengkoleksi tanaman yang terserang  Digunakan untuk membantu identifikasi hama.  Hama meninggalkan gejala yg khas pada inangnya  Gejala menunjukkan aktivitas makan serangga  Aktivitas makan erat hub. dg tipe alat mulut
  • 14. 4. Mengkoleksi hama dan musuh alaminya  Hama dan musuh alami ditangkap hati- hati dan diawetkan dg tdk merusak ciri khusus yg ada pada tubuhnya.  Dilakukan untuk keperluan inventarisasi hama tanaman pd tempat dan waktu tertentu
  • 15. 5. Identifikasi hama dan musuh alaminya a. Morfologi b. Biologi dan ekologi c. Molekuler d. Lainnya: Serologi, allozim, kimia ekologi (feromon), dll
  • 16. a. Morfologi  Mrpk karakter yang paling sering dan mudah digunakan Cara : 1. Pengalaman - tanpa alat bantu - bdsk pengalaman identifikasi spesimen yg pernah dilakukan - Akurat sudah beberapa kali melihat dan mengidentifikasi
  • 17. 2. Kunci identifikasi  Perlu penget. dasar di bidang taksonomi  Kaitannya dg struktur morfologi hama  Perlu buku kunci identifikasi sampai tingkat spesies.  Perlu mikroskop dg pembesaran yg cukup untuk melihat hama yg berukuran kecil  Hama yg morfologi luarnya sama, diperlukan pembedahan untuk membandingkan struktur kelamin
  • 18. 3. Spesimen referensi  Perlu koleksi seranga yang benar dan baik  Perlu latar belakang di bidang taksonomi  Contoh : Koleksi LIPI-Cibinong
  • 19. 4. Gambar dan deskripsi  menggunakan gambar dan deskripsi morfologi  sesuai untuk jenis hama yg umum terdapat pada tanaman dan sudah dideskripsikan dg baik tmsk gejala serangannya. 5. Kombinasi
  • 20. 2. Biologi dan Ekologi a. Habitat dan makanannya - dimana hama berada - makanan yg dimakan - contoh : Penggulung daun pisang b. Perilaku - satu karakter penting untuk identifikasi - jarang dilakukan - membantu apbl spesimen yg dimaksud tdk ditemukan untuk identifikasi dg karakter morfologi - contoh : serangga bau bila disentuh, ditemukan pd tan. padi walang sangit
  • 21. 3. Molekuler  DNA (PCR-RAPD, PCR-RFLP)  Identifikasi sibling spesies  Mempelajari hub. kekerabatan kelompok tertentu  Kelebihan : - Karakter DNA yg dipelajari konsisten sesuai dg pertumb. evolusinya - Karakter morfologi sgt bervariasi dan dipengaruhi oleh lingkungan fisik. - Dpt digunakan untuk membedakan hama yg memiliki bentuk morfologi yg sama - Dpt digunakan untuk mempelajari evolusi hama dlm bentuk fosil
  • 22. 3. Molekuler  Kekurangan : - Mahal - Perlu alat canggih - Pengetahuan dg latar belakang molekuler
  • 23. 4. Lainnya:  Serologi, allozim, kimia ekologi (feromon), dll
  • 24. D. TEKNIK DAN IDENTIFIKASI SERANGGA  Pada klinik tanaman, identifikasi serangga merupakan salah satu langkah awal yang harus dilakukan dengan serangkaian proses untuk menentukan strategi pengendalian hama tanaman.  Tanpa mengetahui jenis serangga yang menjadi hama akan sukar menentukan langkah selanjutnya yang harus dilakukan.
  • 25. Serangga sebagai hama  merupakan organisme yang terbanyak dipermukaan bumi ini.  Diketahui terdapat 27-31 ordonya namun yang banyak merusak tanaman pertanian adalah ordo Lepidoptera, Coleoptera, Diptera, Orthoptera, Homoptera danHemiptera.  Keberadaannya sebagai hama tanaman dapat dibedakan berdasarkan: 1. ciri morfologi serangganya 2. gejala kerusakannya pada tanaman yang diserangnya.
  • 26. Identifikasi secara makro tentang bentuk morfologi serangga dilakukan dengan memperhatikan:  metamorfosis,  ukuran/struktur/venasi sayap,  tipe alatmulut,  antena (bentuk, jumlah ruas),  tipe caput,  sklerit toraks,  tungkai (bentuk,letak koksa, rumus tarsi),  ruas abdomen, dll.
  • 27. Identifikasi tahap ordo, sub ordo, superfamili, famili, genus dan spesies:  Metamorfosis serangga, struktur sayap dan tipe alat mulut penting diketahui sampai pada tahap ordo.  Identifikasi sub ordo biasanya memperhatikan perbandingan antara sayap depan dan sayap belakang, habitat dan sebagainya.  identifikasi superfamili, familidan genus atau spesies, sudah harus memperhatikan ciri-ciri morfologi yang sangat spesifik, seperti venasi pembuluh sayap, rumus tarsi, bentuk dan ruas antena, letak koksa dan sebagainya.  Perbedaan warna tubuh dapat dipertimbangkan tetapi bukan merupakan penciri utama. Warna tubuh bukan merupakan penciri utama karena bisa berubah akibat pengaruh lingkungan, pengaruh waktu, zat kimia sebagai pengawet, dan sebagainya
  • 28. Identifikasi berdasarkan gejala serangannya yakni dengan memperhatikan:  tipe alat mulut menggigit dan mengunyah maka akan ditemukan bagian tanaman yang hilang, apakah dimakan, digerek atau atau digorok.  tipe alat mulutnya menusuk dan mengisap maka pada bagian tanaman akan ditemukan bekas tusukan stilet yang akan menyebabkan terjadinya perubahan warna atau perubahan bentuk pada bagian tanaman yang diserangnya
  • 29. Selain identifikasi, ada beberapa hal lain yang perlu diperhatikan, yaitu :  melihat gejala serangga di lapang,  mencatat segala informasi (termasuk pengendalian yang dilakukan),  mengumpulkan serangga hama/musuh alami,  mencari pustaka,  menyusun strategi untuk rekomendasi pengendalian.  Posisi taksonomi dalam rangkaian pengembangan IPM berada di barisan depan.
  • 30. Tipe Alat mulut serangga (berdasarkan fungsi/cara makan) 1. Mandibulata (alat mulut menggigit- mengunyah) Contoh : Ordo Orthoptera Terdiri atas: Labrum, mandibel (untuk memotong, mengunyah, maksila (untuk melembutkan makanan), labium (membantu memegang makanan)
  • 31. Tipe Alat mulut serangga (berdasarkan fungsi/cara makan) 2. Haustelata (alat mulut menusuk- Menghisap, meraut menghisap)  Menusuk menghisap Contoh: ordo Hemiptera Terdiri atas labrum (cuping), rostrum (labium), dan stilet (modifikasi dari mandibel dan maksila.
  • 32. Tipe Alat mulut serangga (berdasarkan fungsi/cara makan)  Meraut-menghisap Contoh: Thrips; Alat mulut abnormal (hanya 1 stilet mandibel yang berkembang) Terdiri atas 1 stilet mandibel kiri, 2 stilet maksila, labrum,rostrum Contoh: Bactrocera dorsalis, larva ordo Diptera (lalat, nyamuk)
  • 33. Adanya perubahan struktur, maka alat mulut serangga mengalami modifikasi pada berbagai golongan serangga, akibatnya dikenal beberapa macam tipe alat mulut serangga, yaitu: Tipe penggigit pengunyah (chewing) Tipe penggigit pengisap (chewing sucking) Tipe penghisap (sucking) Tipe penjilat (lapping/sponging) Tipe penusuk pengisap (pierching- sucking
  • 34. Gambar tipe alat mulut serangga
  • 35. Tipe alat mulut penggigit pengunyah
  • 36. Tipe alat mulut penusuk pengisap
  • 37.  Banyak tipe serangga yang makan di bagian dalam jaringan tanaman: - dengan membuat terowongan dalam daun (penggorok) di antara dua permukaan daun atau sebagai pengebor dalam batang, cabang, akar, atau bebuahan. - Serangga tersebut dari Lepidoptera, Diptera, Coleoptera, dan Hymenoptera. - Akibat dari serangan hama ini tanaman menjadi kerdil atau salah bentuk, bahkan mematikan tanaman Adanya tipe alat mulut yang bermacam ini menyebabkan cara makan tipe seranggapun berbeda sehingga gejala kerusakan yang ditimbulkannya juga beragam.
  • 38. Ada serangga yang merusak tanaman dengan menginjeksikan satu zat kimia ke dalam tumbuhan, sehingga tumbuhnya tidak normal dan menghasilkan bintil. - Tiap bintil dapat ditempati satu atau banyak serangga. - Lima ordo serangga yang menimbulkan gejala seperti ini, adalah Diptera, Hymenoptera, Homoptera, Coleoptera, dan Lepidoptera.
  • 39. Serangga yang makan akar tanaman, seperti lundi Coleoptera dapat menimbulkan gejala kelayuan, kekeringan, bahkan kematian.  Cara makan serangga pengunyah : - pada dedaunan mengakibatkan daun tinggal tulang daun, - membuat banyak lubang, - sekeliling pinggiran-pinggiran daun dimakan atau seluruhnya dimakan. - Serangga yang kecil makan di antara tulang-tulang daun dan menjadikannya rangka daun, - serangga yang lebih besar makan sebagian atau keseluruhan daun. - Serangga yang makan dengan cara ini ialah belalang (Orthoptera), larva berbagai kupu-kupu (Lepidoptera), lalat-lalat gergaji (Diptera) dan kumbang (Coleoptera).
  • 40. Cara makan serangga dengan menghisap cairan tumbuhan: - pada daun atau bagian lain dari tumbuhan akan menyebabkan timbulnya bercak pada daun, daun keriting dan menjadi layu. - pada batang, cabang atau ranting yang dimakan akan menyebabkan kekerdilan atau kelayuan. Serangga yang utama makan dengan cara ini adalah dari ordo Homoptera dan Hemiptera.
  • 41. a. Ordo Orthoptera (bangsa belalang)  Sebagian anggotanya dikenal sebagai pemakan tumbuhan, namun ada beberapa di antaranya yang bertindak sebagai predator pada serangga lain.  Anggota dari ordo ini umumnya memilki sayap dua pasang.  Sayap depan lebih sempit daripada sayap belakang dengan vena-vena menebal/mengeras dan disebut tegmina.  Sayap belakang membranus dan melebar dengan vena- vena yang teratur.  Pada waktu istirahat sayap belakang melipat di bawah sayap depan.
  • 42. Ordo Orthoptera (bangsa belalang)  Alat-alat tambahan lain pada caput antara lain : - dua buah (sepasang) mata facet, - sepasang antene, - serta tiga buah mata sederhana (occeli).  Pada thorax: - Dua pasang sayap - tiga pasang kaki  Pada abdomen: - Pada segmen (ruas) pertama abdomen terdapat suatu membran alat pendengar yang disebut tympanum. - Spiralukum yang merupakan alat pernafasan luar terdapat pada tiap-tiap segmen abdomen maupun thorax. - Anus dan alat genetalia luar dijumpai pada ujung abdomen (segmen terakhir abdomen).
  • 43. Ordo Orthoptera (bangsa belalang)  Alat mulutnya bertipe penggigit dan penguyah yang memiliki bagian-bagian labrum, sepasang mandibula, sepasang maxilla dengan masing-masing terdapat palpus maxillarisnya, dan labium dengan palpus labialisnya.  Metamorfose sederhana (paurometabola) dengan perkembangan melalui tiga stadia yaitu telur —> nimfa —> dewasa (imago).  Bentuk nimfa dan dewasa terutama dibedakan pada bentuk dan ukuran sayap serta ukuran tubuhnya.  Beberapa jenis serangga anggota ordo Orthoptera ini adalah : - Kecoa (Periplaneta sp.) - Belalang sembah/mantis (Otomantis sp.) - Belalang kayu (Valanga nigricornis Drum.)
  • 46. b. Ordo Hemiptera (bangsa kepik) / kepinding  Ordo ini memiliki anggota yang sangat besar serta sebagian besar anggotanya bertindak sebagai pemakan tumbuhan (baik nimfa maupun imago).  Namun beberapa di antaranya ada yang bersifat predator yang mingisap cairan tubuh serangga lain.  Umumnya memiliki sayap dua pasang (beberapa spesies ada yang tidak bersayap).  Sayap depan menebal pada bagian pangkal (basal) dan pada bagian ujung membranus.  Bentuk sayap tersebut disebut Hemelytra.  Sayap belakang membranus dan sedikit lebih pendek daripada sayap depan.  Pada bagian kepala dijumpai adanya sepasang antene, mata facet dan occeli.
  • 47. b. Ordo Hemiptera (bangsa kepik) / kepinding  Tipe alat mulut pencucuk pengisap yang terdiri atas moncong (rostrum) dan dilengkapi dengan alat pencucuk dan pengisap berupa stylet.  Pada ordo Hemiptera, rostrum tersebut muncul pada bagian anterior kepala (bagian ujung).  Rostrum tersebut beruas-ruas memanjang yang membungkus stylet.  Pada alat mulut ini terbentuk dua saluran, yakni saluran makanan dan saluran ludah.
  • 48. b. Ordo Hemiptera (bangsa kepik) / kepinding  Metamorfose bertipe sederhana (paurometabola) yang dalam perkembangannya melalui stadia : telur —> nimfa —> dewasa.  Bentuk nimfa memiliki sayap yang belum sempurna dan ukuran tubuh lebih kecil dari dewasanya.  Beberapa contoh serangga anggota ordo Hemiptera ini adalah : - Walang sangit (Leptorixa oratorius Thumb.) - Kepik hijau (Nezara viridula L) - Bapak pucung (Dysdercus cingulatus F)
  • 51. c. Ordo Homoptera (wereng, kutu dan sebagainya)  Anggota ordo Homoptera memiliki morfologi yang mirip dengan ordo Hemiptera.  Perbedaan pokok antara keduanya antara lain terletak pada morfologi sayap depan dan tempat pemunculan rostrumnya.  Sayap depan anggota ordo Homoptera memiliki tekstur yang homogen, bisa keras semua atau membranus semua, sedang sayap belakang bersifat membranus.  Alat mulut juga bertipe pencucuk pengisap dan rostrumnya muncul dari bagian posterior kepala.  Alat-alat tambahan baik pada kepala maupun thorax umumnya sama dengan anggota Hemiptera.
  • 52. c. Ordo Homoptera (wereng, kutu dan sebagainya)  Tipe metamorfose sederhana (paurometabola) yang perkembangannya melalui stadia : telur — > nimfa —> dewasa.  Baik nimfa maupun dewasa umumnya dapat bertindak sebagai hama tanaman.  Serangga anggota ordo Homoptera ini meliputi kelompok wereng dan kutu-kutuan, seperti : - Wereng coklat (Nilaparvata lugens Stal.) - Kutu putih daun kelapa (Aleurodicus destructor Mask.) - Kutu loncat lamtoro (Heteropsylla sp.).
  • 54. d. Ordo Coleoptera (bangsa kumbang)  Anggota-anggotanya ada yang bertindak sebagai hama tanaman, namun ada juga yang bertindak sebagai predator (pemangsa) bagi serangga lain.  Sayap terdiri dari dua pasang.  Sayap depan mengeras dan menebal serta tidak memiliki vena sayap dan disebut elytra.  Apabila istirahat, elytra seolah-olah terbagi menjadi dua (terbelah tepat di tengah-tengah bagian dorsal).  Sayap belakang membranus dan jika sedang istirahat melipat di bawah sayap depan.  Alat mulut bertipe penggigit-pengunyah, umumnya mandibula berkembang dengan baik.  Pada beberapa jenis, khususnya dari suku Curculionidae alat mulutnya terbentuk pada moncong yang terbentuk di depan kepala.
  • 55. d. Ordo Coleoptera (bangsa kumbang)  Metamorfose bertipe sempurna (holometabola) yang perkembangannya melalui stadia : telur —> larva —> kepompong (pupa) —> dewasa (imago).  Larva umumnya memiliki kaki thoracal (tipe oligopoda), namun ada beberapa yang tidak berkaki (apoda).  Kepompong tidak memerlukan pakan dari luar (istirahat) dan bertipe bebas/libera.  Beberapa contoh anggotanya adalah : - Kumbang badak (Oryctes rhinoceros L) - Kumbang janur kelapa (Brontispa longissima Gestr) - Kumbang buas (predator) Coccinella sp.
  • 58. e. Ordo Lepidoptera (bangsa kupu/ngengat)  Dari ordo ini, hanya stadium larva (ulat) saja yang berpotensi sebagai hama, namun beberapa diantaranya ada yang predator.  Serangga dewasa umumnya sebagai pemakan/pengisap madu atau nektar.  Sayap terdiri dari dua pasang, membranus dan tertutup oleh sisik- sisik yang berwarna-warni.  Pada kepala dijumpai adanya alat mulut seranga bertipe pengisap, sedang larvanya memiliki tipe penggigit.  Pada serangga dewasa, alat mulut berupa tabung yang disebut proboscis, palpus maxillaris dan mandibula biasanya mereduksi, tetapi palpus labialis berkembang sempurna.
  • 59. e. Ordo Lepidoptera (bangsa kupu/ngengat)  Metamorfose bertipe sempurna (Holometabola) yang perkembangannya melalui stadia : telur —> larva —> kepompong —> dewasa.  Larva bertipe polipoda, memiliki baik kaki thoracal maupun abdominal, sedang pupanya bertipe obtekta.  Beberapa jenisnya antara lain : - Penggerek batang padi kuning (Tryporiza incertulas Wlk) - Kupu gajah (Attacus atlas L) - Ulat grayak pada tembakau (Spodoptera litura)
  • 61. f. Ordo Diptera (bangsa lalat, nyamuk)  Serangga anggota ordo Diptera meliputi serangga pemakan tumbuhan, pengisap darah, predator dan parasitoid.  Serangga dewasa hanya memiliki satu pasang sayap di depan, sedang sayap belakang mereduksi menjadi alat keseimbangan berbentuk gada dan disebut halter.  Pada kepalanya juga dijumpai adanya antene dan mata facet.  Tipe alat mulut bervariasi, tergantung sub ordonya, tetapi umumnya memiliki tipe penjilat-pengisap, pengisap, atau pencucuk pengisap.  Pada tipe penjilat pengisap alat mulutnya terdiri dari tiga bagian yaitu : - bagian pangkal yang berbentuk kerucut disebut rostum - bagian tengah yang berbentuk silindris disebut haustellum - bagian ujung yang berupa spon disebut labellum atau oral disc.
  • 64. f. Ordo Diptera (bangsa lalat, nyamuk)  Metamorfosenya sempurna (holometabola) yang perkembangannya melalui stadia : telur —> larva —> kepompong —> dewasa.  Larva tidak berkaki (apoda_ biasanya hidup di sampah atau sebagai pemakan daging, namun ada pula yang bertindak sebagai hama, parasitoid dan predator.  Pupa bertipe coartacta.  Beberapa contoh anggotanya adalah : - lalat buah (Dacus spp.) - lalat predator pada Aphis (Asarcina aegrota F) - lalat rumah (Musca domestica Linn.) - lalat parasitoid (Diatraeophaga striatalis).
  • 65. g. Ordo Hymenoptera (bangsa tawon, tabuhan, semut)  Kebanyakan dari anggotanya bertindak sebagai predator/parasitoid pada serangga lain dan sebagian yang lain sebagai penyerbuk.  Sayap terdiri dari dua pasang dan membranus.  Sayap depan umumnya lebih besar daripada sayap belakang.  Pada kepala dijumpai adanya antene (sepasang), mata facet dan occelli.  Tipe alat mulut penggigit atau penggigit-pengisap yang dilengkapi flabellum sebagai alat pengisapnya.
  • 66. g. Ordo Hymenoptera (bangsa tawon, tabuhan, semut)  Metamorfose sempurna (Holometabola) yang melalui stadia : telur-> larva–> kepompong —> dewasa.  Anggota famili Braconidae, Chalcididae, Ichnemonidae, Trichogrammatidae dikenal sebagai tabuhan parasit penting pada hama tanaman.  Beberapa contoh anggotanya antara lain adalah : - Trichogramma sp. (parasit telur penggerek tebu/padi). - Apanteles artonae Rohw. (tabuhan parasit ulat Artona). - Tetratichus brontispae Ferr. (parasit kumbang Brontispa).
  • 68. h. Ordo Odonata (bangsa capung/kinjeng)  Memiliki anggota yang cukup besar dan mudah dikenal.  Sayap dua pasang dan bersifat membranus.  Pada capung besar dijumpai vena-vena yang jelas dan pada kepala dijumpai adanya mata facet yang besar.  Metamorfose tidak sempurna (Hemimetabola), pada stadium larva dijumpai adanya alat tambahan berupa insang dan hidup di dalam air.  Anggota-anggotanya dikenal sebagai predator pada beberapa jenis serangga kecil yang termasuk hama, seperti beberapa jenis trips, wereng, kutu loncat serta ngengat penggerek batang padi.
  • 70. IDENTIFIKASI VERTEBRATA HAMA  Ada tujuh jenis vertebrata yang berperan sebagai hama yaitu dari - kelas Aves (burung) dan - kelas Mamalia (Rodentia, Insectivora, Chiroptera, Carnivora, Artiodactyla dan Primates).  Di antaranya tikuslah yang paling dominan sebagai hama baik di pertanaman maupun di penyimpanan produk pertanian.  Identifikasi tikus dilakukan dengan memakai kunci karakter morfologi danbukan karakter morfologi.  Kunci karakter morfologi yang umum digunakan adalah ukuran panjang tubuh, panjang telinga, panjang telapak kaki belakang, perbandingan ekor dengan tubuh dan kepala, berat badan, lebar gigi pengerat, jumlah puting susu warna serta tekstur dari bulu dan ekor.
  • 71. IDENTIFIKASI VERTEBRATA HAMA  Pengukuran panjang dinyatakan dengan millimeter, sedangkan pengukurang berat badan dinyatakan dengan gram.  Kunci karakter morfologi ini sangat penting terutama tikus dewasa.  Oleh karena itu, pemahaman tentang ciri/karakter morfologi tikus sangat penting artinya dalam identifikasi berbagai jenis tikus hama.  Kunci karakter bukan morfologi dapat diketahui melalui pengamatan habitat dan lingkungannya.  Tikus adalah binatang pengerat dan kerusakan yang nampak di pertanaman adalah tergantung pada bagian tanaman yang diserang.  Tikus sawah akan mengerat batang padi sehingga patah, sedangkan tikus pohon menyebabkan buah kelapa atau buah kakao berlubang
  • 75.
  • 76.
  • 77. OPT (HAMA)  SERANGGA  NEMATODA  MOLUSCA  AKARINA  AVES  MAMMALIA
  • 78. Cara-cara Identifikasi : 1. Bertanya pada ahli (langsung dan e-mail) 2. Membandingkan dengan diskripsi (buku, CD dan internet) 3. Membandingkan dengan gambar (buku, CD dan internet) 4. Membandingkan dengan koleksi standar (museum) 5. Membandingkan dengan kunci identifikasi (buku, CD dan internet) 6. Kombinasi dengan cara tersebut di atas
  • 79. Identifikasi serangga secara konvensional (kunci identifikasi)  mengamati morfologi specimen  cocokan dengan kunci identifikasi dimulai dari nomer 1a atau 1b (sebelah kiri)  apabila cocok terus dilanjutkan berdasarkan nomer yang tertera disebelah kanan  dan seterusnya sampai ketemu karakter yang cocok (Ordo, Familia, Genus dan Species)
  • 80. Identifikasi serangga dengan “Lucid Key” 1. Install program “Lucid Key” 2. Mengikuti petunjuk di layar monitor sampai sukses install 3. Amati specimen yang telah diproservasi (diawetkan) 4. Cocokkan dengan karakter foto specimen yang ada di layar
  • 81. Identifikasi Molusca (Class Gastrophoda) • bentuk dan arah coil (pilinan) cangkang • jumlah pilinan • warna • letak operculum • gejala serangan
  • 82. Identifikasi Aves :  Topografi burung  Pola warna bulu  Bentuk paruh  Bentuk kaki  Gejala serangan
  • 83. Identifikasi Mammalia : 1. Gejala serangan 2. Perbandingan kepala, badan dan ekor 3. Pola warna tubuh dan ciri morfologi lainnya 4. Habitat 5. Jumlah puting susu