2. CONTENTS
01.
Sejarah, Pengertian dan Lingkup
Pengendalian Hayati
02.
Organisme Penggganggu Tanaman
dan Hewan (Hama, penyakit dan gulma)
03.
Dinamika Populasi dan Kompetisi Dalam
Pengendslian Hayati
4. 200 M - 1887
1888 -1955
1930 - 1940
1956
Usaha awal untuk pengendalian hama dengan
melepaskan agens hayati
pengendalian hayati telah dimulai dengan
introduksi kumbang Vedalia (Rodolia cardinalis
Mulsant) dari Australia ke California
pengendalian hayati dicirikan oleh perencanaan
yang lebih hati-hati dan evaluasi yang lebih tepat
terhadap musuh alami.
Sejarah Pengendalian Hayati
6. PENGENDALIAN
HAYATI
Strategi pengendalian alami yang memanfaatkan agen hayati untuk
pengendalian hama. Pada pengunaan secara konvensional, istilah ini
biasanya mengarah pada praktik membiakkan dan melepaskan musuh
alami (parasotiod, predator, pathogen).
Pengertian Pengendalian Hayati
7. Ruang lingkup pengendalian hayati meliputi :
A. Konservasi menjaga kelestarian musuh alami
• Musuh alami mempunyai daya kendali terhadap hama cukup tinggi dan tidak menimbulkan
dampak negatif terhadap lingkungan musuh alami perlu dijaga kelestariaanya.
• Tujuan menghindari tindakan-tindakan yang dapat mengganggu kelestarian populasi musuh
alami.
• Ex : memakai sistem tanam yang lebih beraneka ragam, menanam dan melestarikan tanaman
berbunga sebagai makanan dari musuh alami, menekan pemakaian pestisida yang berlebihan
serta melestarikan tanaman liar yang mendukung inang alternatif parasitoid atau mangsa
alternatif predator.
• Pelepasan musuh alami sebaiknya dilakukan saat kondisi lingkungan mendukung aktifitasnya,
misalnya pagi atau sore hari.
• pelepasan dilakukan saat populasi hama mulai meningkat meninggalkan batas keseimbangan
alami.
8. B. Introduksi memasukan populasi musuh alami yang digunakan dalam jumlah banyak
sebagai pengendali.
langkah – langkah introduksi musuh alami :
1. Penjelajahan / Ekplorasi di negeri asal
2. Pengiriman parasitoid dan predator dari negeri asal
3. Karantina parasitoid dan predator yang diimpor di dalam negeri
4. Perbanyakan parasitoid dan predator di laboratorium
5. Pelepasan dan pemapanan parasitoid dan predator yang diimpor
6. Evaluasi efektivitas pengendali hayati
9. C. Augmentasi peningkatan jumlah dan kemampuan musuh alami terkait pelepasan /
penambahan.
Pelepasan secara augmentasi ini akan berhasil bila dilakukan secara periodik.
3 cara pelepasan pereodik :
1. Pelepasan inokulatif satu kali dalam satu musim atau dalam satu tahun.
Tujuannya : musuh alami dapat mengadakan kolonisasi dan menyebarluas secara alami
sehingga dapat menjaga keseimbangan.
2. Pelepasan Suplemen setelah kegiatan sampling diketahui populasi hama mulai
meninggalkan populasi musuh alaminya. Tujuannya : membantu musuh alami yang sudah
ada agar kembali berfungsi dan dapat mengendalikan populasi hama.
3. Pelepasan inundatif / pelepasan massal pelepasan musuh alami dalam jumlah yang
besar.Tujuannya : menurunkan populasi hama secara cepat terutama setelah ratusan ribu
atau jutaan individu parasitoid atau predator dilepaskan.
12. Hama
Hama tanaman berupa hewan
(serangga atau mamalia, tetapi
tidak termasuk manusia) yang
ukurannya nampak oleh mata
telanjang Hama merusak tanaman
secara langsung, yaitu menyerang
bagian-bagian tanaman seperti
akar, batang, daun, bunga, buah
atau tanaman seluruhnya.
17. Akibat serangan nematoda, maka tanaman akan mengalami gejala kerusakan yang
beragam, tergantung jenis nematodanya. Berdasarkan gejala kerusakannya, nematoda
dibedakan :
• Nematoda puru/bengkak (gall nematodes), misalnya Anguina tritici penyebab puru
pada daun dan biji gandum.
• Nematoda batang (stem nematodes), misalnya Ditylenchus dipsaci
yang menyebabkan pembengkakan batang dan pembusukan umbi lapis (bawang).
• Nematoda daun (leaf nematodes), misalnya Aphelenchoides besseyi yang
menyebabkan pucuk daun memutih pada tanaman padi.
• Nematoda puru akar (root-knot nematodes), misalnya Meloidogyne sp
yang menyebabkan perakaran membengkak pada famili Solanaceae,
sehingga pertanaman tidak normal.
Nematoda dapat berperan sebagai vektor penyakit, misalnya dari ordo Dorylaimida
yaitu nematoda jarum (Longidorus sp.) dan nematoda keris (Xiphinema sp.). Keduanya
bersifat ektoparasit dan dapat menularkan penyakit virus.
18. Filum Nematoda
Kelas
Gastropoda
Achatina fullica
menggigit dan mengunyah bagian tanaman
yang berdaging tebal dan berair. Biasanya
menyerang tanaman pada malam hari, dan
banyak ditemukan di tempat-tempat yang berair
dan mempunyai kelembaban tinggi.
19. Filum Chordata
Kelas Mamalia Rattus-rattus spp.
menyebabkan kerusakan tanaman padi pada
areal yang luas sejak di persemaian sampai
menjelang panen.
20. Filum Chordata
Kelas Mamalia Paradoxurus
hermaphroditus
dapat menimbulkan kerugian bagi para petani.
Binatang ini menyukai buah-buahan yang
sudah tua atau masak. Disamping itu, musang
bersifat rakus, pemakan segala jenis tanaman
atau hewan, antara lain pemangsa anak ayam
21. Filum Chordata
Kelas Mamalia Hystrix javanicus
Aktif pada malam hari dan menyerang akar
tanaman umbi-umbian, dapat pula menyerang
jagung, ketela pohon, nenas, dan tebu
22. Filum Chordata
kelas Aves Hystrix javanicu
Lonchura maja
leucocephala s
Kerusakan ditimbulkan oleh gerombolan
burung pada saat padi sedang menguning.
Pada umumnya gerombolan burung ini terdiri
atas kurang dari 50 ekor dan datang berkali-kali
26. Penyakit
Penyakit merusak tanaman
dengan mengganggu proses–
proses fisiologis tanaman. Oleh
karena itu, tanaman yang
terserang penyakit, umumnya,
bisa jadi kelihatan bagian
tubuhnya utuh, akan tetapi
aktivitas hidupnya terganggu dan
dapat menyebabkan kematian
27. Terjadinya penyakit disebabkan oleh adanya patogen atau penyebab penyakit yang dapat berupa
organisme, dan bukan organisme yang biasa disebut fisiophat. Penyebab penyakit yang berupa
organisme antara lain :
• jamur,
erkembang biak melalui pengeluaran spora yang tersebar melalui media udara, air serta tanah.
Jamur ini biasanya berwarna putih.
• Bakteri
bakteri sebenarnya hidup dalam tanaman tidak begitu berbahaya dan hanya sebagian kecil yang
mengakibatkan penyakit terutama di daerah subtropis dan tropis
• Virus
Virus tersebar melalui perantara seperti serangga
• protozoa
Penyebaran protozoa adalah sebagai zoospore yang tahan hidup dalam waktu yang lama di dalam
tanah selama bertahun-tahun.
28. Patogen dapat menyebabkan penyakit pada tumbuhan dengan beberapa cara:
• Melemahkan tanaman yang diserang dengan cara menyerap makanan secara terus-menerus
dari sel-sel inang untuk kebutuhan hidupnya.
• Mengganggu proses metabolisme sel inang dengan toksin, enzim, atau zat pengatur tumbuh
yang disekresikannya.
• Menghambat transportasi makanan, hara mineral dan air melalui jaringan pengangkut.
Tanaman yang terserang penyakit mengalami perubahan abnormal dalam proses fisiologis,
bentuk, keutuhan, atau tingkah laku tanaman. Perubahan-perubahan yang terjadi menjadikan
kerusakan pada sebagian tubuh tanaman atau kematian tanaman atau bagian tertentu.dari tubuh
tanaman.
30. Gulma
tanaman yang hidup dengan
sendirinya pada waktu yang tidak
dikehendaki dan tempat yang tidak
dikehendaki. Gulma sering disebut
sebagai tanaman pengganggu,
karena akan berkompetisi dengan
tanaman budidaya dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya,
sehingga pertumbuhan tanaman
budidaya terganggu
31. Gulma merugikan tanaman budidaya karena :
• Berkompetisi dengan tanaman budidaya dalam hal ruang, cahaya, nutrisi, air.
• Beberapa gulma mengeluarkan senyawa (allelopat) yang dapat mempengaruhi tanaman
yang ada di sekitarnya sehingga akan merugikan atau mematikan tanaman di sekirarnya.
Gulma telah menjadi permasalahan pada tanaman budidaya, oleh karena itu gulma perlu ditangani
dengan serius. Namun demikian gulma tidak perlu diberantas seluruhnya, hanya perlu
dikendalikan. Pemberantasan secara keseluruhan akan memakan biaya cukup mahal dan
kenaikan hasil tanaman secara ekonomis tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan untuk
pemberantasan. Oleh karena itu hanya perlu dikendalikan dan dilakukan pada saat periode kritis,
yaitu saat dimana keberadaan gulma akan benar-benar menurunkan hasil tanaman.
34. Teori mengenai dinamika menjelaskan faktor-faktor yang terlibat dalam perubahan padat populasi
suatu mahluk hidup. Hubungan antara faktor dan perubahan padat populasi yang terjadi dapat
dikaji melalui dua pendekatan:
1) Pendekatan faktor-proses bahwa faktor lingkungan tidak berpengaruh secara langsung
terhadap padat populasi melainkan terhadap berbagai proses populasi yang menentukan padat
populasi. Keuntungan dari pendekatan ini adalah dapat digunakan untuk menjelaskan dinamika
populasi yang kompleks menyangkut interaksi antar berbagai komponen, termasuk waktu tunda
serta umpan balik positif dan negatif. Kelemahannya adalah tidak dapat diberikannya
penjelasan sebabakibat yang langsung berkaitan dengan perubahan padat populasi yang
terjadi.
2) Pendekatan faktor-akibat bahwa perubahan padat populasi merupakan akibat dari perubahan
faktor lingkungan. Kelebihan dari pendekatan ini adalah dapat diberikan penjelasan sebab-
akibat terhadap perubahan padat populasi yang terjadi. Kelemahannya adalah menjadi sangat
rumit jika hubungan sebab-akibat berlangsung beberapa tahap atau bila hubungan sebab-
akibat mengalami penundaan.
35. Dinamika suatu sistem populasi harus dilihat sebagai rangkaian dari sejumlah keadaan (sequence
of states). Keadaan sistem interaksi predator-mangsa ditentukan oleh keadaan padat populasi
mangsa dan keadaan padat populasi predator. Komponen suatu sistem populasi disebut faktor
bila mempengaruhi dinamika sistem. Dalam hal ini, keadaan dari komponen yang bersangkutan
menjadi nilai faktor. Contoh faktor adalah
• padat populasi,
• kelas umur,
• musuh alami,
• keadaan iklim, dan sebagainya.
36. faktor-proses dan faktor-akibat telah menjadi teori dinamika populasi yang oleh Clark et al. (1967)
dipilahkan menjadi empat kelompok sebagai berikut:
1) Kelompok teori yang menyatakan bahwa faktor tergantung kepadatan (density dependent)
memegang peranan kunci dalam menentukan perkembangan populasi melalui mekanisme
stabilisai (regulasi). Kelompok ini diwakili oleh Teori Nicholson.
2) Kelompok teori yang menyatakan bahwa bahwa faktor tergantung kepadatan memegang
peranan yang tidak penting atau bahkan tidak berperanan sama sekali dalam menentukan
perkembangan populasi. Kelompok ini diwakili oleh Teori Andrewartha dan Birch.
3) Kelompok teori yang merupakan jalan tengah antara antara peranan faktor tergantung
kepadatan dan faktor lingkungan. Kelompok ini diwakili oleh Teori Milne.
4) Kelompok teori yang menekankan peranan faktor genetik dalam menentukan perkembangan
populasi. Kelompok ini diwakili oleh Teori Pimentel