SlideShare a Scribd company logo
1 of 37
——
PENGENDALIAN
HAYATI
Oleh :
Anisa Septiani Bumulo
CONTENTS
01.
Sejarah, Pengertian dan Lingkup
Pengendalian Hayati
02.
Organisme Penggganggu Tanaman
dan Hewan (Hama, penyakit dan gulma)
03.
Dinamika Populasi dan Kompetisi Dalam
Pengendslian Hayati
Sejarah, Pengertian dan
Lingkup Pengendalian
Hayati
200 M - 1887
1888 -1955
1930 - 1940
1956
Usaha awal untuk pengendalian hama dengan
melepaskan agens hayati
pengendalian hayati telah dimulai dengan
introduksi kumbang Vedalia (Rodolia cardinalis
Mulsant) dari Australia ke California
pengendalian hayati dicirikan oleh perencanaan
yang lebih hati-hati dan evaluasi yang lebih tepat
terhadap musuh alami.
Sejarah Pengendalian Hayati
Pengendalian Hayati
Di Dunia
1930 - 1940
musuh alami sebanyak 57 jenis telah
mapan di berbagai daerah.
PENGENDALIAN
HAYATI
Strategi pengendalian alami yang memanfaatkan agen hayati untuk
pengendalian hama. Pada pengunaan secara konvensional, istilah ini
biasanya mengarah pada praktik membiakkan dan melepaskan musuh
alami (parasotiod, predator, pathogen).
Pengertian Pengendalian Hayati
Ruang lingkup pengendalian hayati meliputi :
A. Konservasi  menjaga kelestarian musuh alami
• Musuh alami mempunyai daya kendali terhadap hama cukup tinggi dan tidak menimbulkan
dampak negatif terhadap lingkungan  musuh alami perlu dijaga kelestariaanya.
• Tujuan  menghindari tindakan-tindakan yang dapat mengganggu kelestarian populasi musuh
alami.
• Ex : memakai sistem tanam yang lebih beraneka ragam, menanam dan melestarikan tanaman
berbunga sebagai makanan dari musuh alami, menekan pemakaian pestisida yang berlebihan
serta melestarikan tanaman liar yang mendukung inang alternatif parasitoid atau mangsa
alternatif predator.
• Pelepasan musuh alami sebaiknya dilakukan saat kondisi lingkungan mendukung aktifitasnya,
misalnya pagi atau sore hari.
• pelepasan dilakukan saat populasi hama mulai meningkat meninggalkan batas keseimbangan
alami.
B. Introduksi  memasukan populasi musuh alami yang digunakan dalam jumlah banyak
sebagai pengendali.
 langkah – langkah introduksi musuh alami :
1. Penjelajahan / Ekplorasi di negeri asal
2. Pengiriman parasitoid dan predator dari negeri asal
3. Karantina parasitoid dan predator yang diimpor di dalam negeri
4. Perbanyakan parasitoid dan predator di laboratorium
5. Pelepasan dan pemapanan parasitoid dan predator yang diimpor
6. Evaluasi efektivitas pengendali hayati
C. Augmentasi  peningkatan jumlah dan kemampuan musuh alami  terkait pelepasan /
penambahan.
 Pelepasan secara augmentasi ini akan berhasil bila dilakukan secara periodik.
 3 cara pelepasan pereodik :
1. Pelepasan inokulatif  satu kali dalam satu musim atau dalam satu tahun.
Tujuannya : musuh alami dapat mengadakan kolonisasi dan menyebarluas secara alami
sehingga dapat menjaga keseimbangan.
2. Pelepasan Suplemen  setelah kegiatan sampling diketahui populasi hama mulai
meninggalkan populasi musuh alaminya. Tujuannya : membantu musuh alami yang sudah
ada agar kembali berfungsi dan dapat mengendalikan populasi hama.
3. Pelepasan inundatif / pelepasan massal  pelepasan musuh alami dalam jumlah yang
besar.Tujuannya : menurunkan populasi hama secara cepat terutama setelah ratusan ribu
atau jutaan individu parasitoid atau predator dilepaskan.
PART 02
Organisme Penggganggu
Tanaman dan Hewan (Hama,
penyakit dan gulma)
Organisme Pengganggu
Tanaman (OPT)
semua organisme yang dapat
merusak, menggangu kehidupan
atau menyebabkan kematian pada
tanaman.
Hama Penyakit Gulma
Hama
Hama tanaman berupa hewan
(serangga atau mamalia, tetapi
tidak termasuk manusia) yang
ukurannya nampak oleh mata
telanjang Hama merusak tanaman
secara langsung, yaitu menyerang
bagian-bagian tanaman seperti
akar, batang, daun, bunga, buah
atau tanaman seluruhnya.
Filum Nematoda
Endoparasit Criconemoides sp Xiphinema sp
menyerang dari luar jaringan tanaman
Filum Nematoda
Endoparasit Meloidogyne sp Pratylenchus sp
menyerang dari dalam jaringan tanaman
Filum Nematoda
Ektoendoparasit Rotylenchus sp
setelah dewasa nematoda meletakkan
sebagian tubuhnya ke dalam tanaman
Filum Mollusca
Endoektoparasit Heterodera sp
telur dan larva berkembang dalam tubuh
tanaman, kemudian sebagian tubuhnya keluar
dari jaringan tanaman
Akibat serangan nematoda, maka tanaman akan mengalami gejala kerusakan yang
beragam, tergantung jenis nematodanya. Berdasarkan gejala kerusakannya, nematoda
dibedakan :
• Nematoda puru/bengkak (gall nematodes), misalnya Anguina tritici penyebab puru
pada daun dan biji gandum.
• Nematoda batang (stem nematodes), misalnya Ditylenchus dipsaci
yang menyebabkan pembengkakan batang dan pembusukan umbi lapis (bawang).
• Nematoda daun (leaf nematodes), misalnya Aphelenchoides besseyi yang
menyebabkan pucuk daun memutih pada tanaman padi.
• Nematoda puru akar (root-knot nematodes), misalnya Meloidogyne sp
yang menyebabkan perakaran membengkak pada famili Solanaceae,
sehingga pertanaman tidak normal.
Nematoda dapat berperan sebagai vektor penyakit, misalnya dari ordo Dorylaimida
yaitu nematoda jarum (Longidorus sp.) dan nematoda keris (Xiphinema sp.). Keduanya
bersifat ektoparasit dan dapat menularkan penyakit virus.
Filum Nematoda
Kelas
Gastropoda
Achatina fullica
menggigit dan mengunyah bagian tanaman
yang berdaging tebal dan berair. Biasanya
menyerang tanaman pada malam hari, dan
banyak ditemukan di tempat-tempat yang berair
dan mempunyai kelembaban tinggi.
Filum Chordata
Kelas Mamalia Rattus-rattus spp.
menyebabkan kerusakan tanaman padi pada
areal yang luas sejak di persemaian sampai
menjelang panen.
Filum Chordata
Kelas Mamalia Paradoxurus
hermaphroditus
dapat menimbulkan kerugian bagi para petani.
Binatang ini menyukai buah-buahan yang
sudah tua atau masak. Disamping itu, musang
bersifat rakus, pemakan segala jenis tanaman
atau hewan, antara lain pemangsa anak ayam
Filum Chordata
Kelas Mamalia Hystrix javanicus
Aktif pada malam hari dan menyerang akar
tanaman umbi-umbian, dapat pula menyerang
jagung, ketela pohon, nenas, dan tebu
Filum Chordata
kelas Aves Hystrix javanicu
Lonchura maja
leucocephala s
Kerusakan ditimbulkan oleh gerombolan
burung pada saat padi sedang menguning.
Pada umumnya gerombolan burung ini terdiri
atas kurang dari 50 ekor dan datang berkali-kali
Filum Arthropoda
Kelas
Arachnida
Valanga nigricornis
menyerang tanaman ketela pohon terutama
pada musim kemarau
Filum Arthropoda
Kelas Insecta
atau Hexapoda
Tetranichus bimaculatus
Stadium nimfa dan imago bersifat merusak
tanaman
Siklus Hidup
Penyakit
Penyakit merusak tanaman
dengan mengganggu proses–
proses fisiologis tanaman. Oleh
karena itu, tanaman yang
terserang penyakit, umumnya,
bisa jadi kelihatan bagian
tubuhnya utuh, akan tetapi
aktivitas hidupnya terganggu dan
dapat menyebabkan kematian
Terjadinya penyakit disebabkan oleh adanya patogen atau penyebab penyakit yang dapat berupa
organisme, dan bukan organisme yang biasa disebut fisiophat. Penyebab penyakit yang berupa
organisme antara lain :
• jamur,
erkembang biak melalui pengeluaran spora yang tersebar melalui media udara, air serta tanah.
Jamur ini biasanya berwarna putih.
• Bakteri
bakteri sebenarnya hidup dalam tanaman tidak begitu berbahaya dan hanya sebagian kecil yang
mengakibatkan penyakit terutama di daerah subtropis dan tropis
• Virus
Virus tersebar melalui perantara seperti serangga
• protozoa
Penyebaran protozoa adalah sebagai zoospore yang tahan hidup dalam waktu yang lama di dalam
tanah selama bertahun-tahun.
Patogen dapat menyebabkan penyakit pada tumbuhan dengan beberapa cara:
• Melemahkan tanaman yang diserang dengan cara menyerap makanan secara terus-menerus
dari sel-sel inang untuk kebutuhan hidupnya.
• Mengganggu proses metabolisme sel inang dengan toksin, enzim, atau zat pengatur tumbuh
yang disekresikannya.
• Menghambat transportasi makanan, hara mineral dan air melalui jaringan pengangkut.
Tanaman yang terserang penyakit mengalami perubahan abnormal dalam proses fisiologis,
bentuk, keutuhan, atau tingkah laku tanaman. Perubahan-perubahan yang terjadi menjadikan
kerusakan pada sebagian tubuh tanaman atau kematian tanaman atau bagian tertentu.dari tubuh
tanaman.
Siklus Hidup
Gulma
tanaman yang hidup dengan
sendirinya pada waktu yang tidak
dikehendaki dan tempat yang tidak
dikehendaki. Gulma sering disebut
sebagai tanaman pengganggu,
karena akan berkompetisi dengan
tanaman budidaya dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya,
sehingga pertumbuhan tanaman
budidaya terganggu
Gulma merugikan tanaman budidaya karena :
• Berkompetisi dengan tanaman budidaya dalam hal ruang, cahaya, nutrisi, air.
• Beberapa gulma mengeluarkan senyawa (allelopat) yang dapat mempengaruhi tanaman
yang ada di sekitarnya sehingga akan merugikan atau mematikan tanaman di sekirarnya.
Gulma telah menjadi permasalahan pada tanaman budidaya, oleh karena itu gulma perlu ditangani
dengan serius. Namun demikian gulma tidak perlu diberantas seluruhnya, hanya perlu
dikendalikan. Pemberantasan secara keseluruhan akan memakan biaya cukup mahal dan
kenaikan hasil tanaman secara ekonomis tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan untuk
pemberantasan. Oleh karena itu hanya perlu dikendalikan dan dilakukan pada saat periode kritis,
yaitu saat dimana keberadaan gulma akan benar-benar menurunkan hasil tanaman.
PART 03
Dinamika Populasi dan
Kompetisi Dalam
Pengendalian Hayati
Dinamika Populasi
Teori mengenai dinamika menjelaskan faktor-faktor yang terlibat dalam perubahan padat populasi
suatu mahluk hidup. Hubungan antara faktor dan perubahan padat populasi yang terjadi dapat
dikaji melalui dua pendekatan:
1) Pendekatan faktor-proses bahwa faktor lingkungan tidak berpengaruh secara langsung
terhadap padat populasi melainkan terhadap berbagai proses populasi yang menentukan padat
populasi. Keuntungan dari pendekatan ini adalah dapat digunakan untuk menjelaskan dinamika
populasi yang kompleks menyangkut interaksi antar berbagai komponen, termasuk waktu tunda
serta umpan balik positif dan negatif. Kelemahannya adalah tidak dapat diberikannya
penjelasan sebabakibat yang langsung berkaitan dengan perubahan padat populasi yang
terjadi.
2) Pendekatan faktor-akibat bahwa perubahan padat populasi merupakan akibat dari perubahan
faktor lingkungan. Kelebihan dari pendekatan ini adalah dapat diberikan penjelasan sebab-
akibat terhadap perubahan padat populasi yang terjadi. Kelemahannya adalah menjadi sangat
rumit jika hubungan sebab-akibat berlangsung beberapa tahap atau bila hubungan sebab-
akibat mengalami penundaan.
Dinamika suatu sistem populasi harus dilihat sebagai rangkaian dari sejumlah keadaan (sequence
of states). Keadaan sistem interaksi predator-mangsa ditentukan oleh keadaan padat populasi
mangsa dan keadaan padat populasi predator. Komponen suatu sistem populasi disebut faktor
bila mempengaruhi dinamika sistem. Dalam hal ini, keadaan dari komponen yang bersangkutan
menjadi nilai faktor. Contoh faktor adalah
• padat populasi,
• kelas umur,
• musuh alami,
• keadaan iklim, dan sebagainya.
faktor-proses dan faktor-akibat telah menjadi teori dinamika populasi yang oleh Clark et al. (1967)
dipilahkan menjadi empat kelompok sebagai berikut:
1) Kelompok teori yang menyatakan bahwa faktor tergantung kepadatan (density dependent)
memegang peranan kunci dalam menentukan perkembangan populasi melalui mekanisme
stabilisai (regulasi). Kelompok ini diwakili oleh Teori Nicholson.
2) Kelompok teori yang menyatakan bahwa bahwa faktor tergantung kepadatan memegang
peranan yang tidak penting atau bahkan tidak berperanan sama sekali dalam menentukan
perkembangan populasi. Kelompok ini diwakili oleh Teori Andrewartha dan Birch.
3) Kelompok teori yang merupakan jalan tengah antara antara peranan faktor tergantung
kepadatan dan faktor lingkungan. Kelompok ini diwakili oleh Teori Milne.
4) Kelompok teori yang menekankan peranan faktor genetik dalam menentukan perkembangan
populasi. Kelompok ini diwakili oleh Teori Pimentel
——
Thank you

More Related Content

What's hot

Laporan Praktikum Klimatologi Acara 3 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 3 Shinta Rebecca NaibahoLaporan Praktikum Klimatologi Acara 3 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 3 Shinta Rebecca NaibahoShinta R Naibaho
 
Pengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADU
Pengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADUPengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADU
Pengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADUsapri yanto
 
Pengendalian Serangga ppt
Pengendalian Serangga pptPengendalian Serangga ppt
Pengendalian Serangga pptNuroni Harahap
 
Ringkasan perkuliahan semester 4 teknologi perbenihan (bagian 28)
Ringkasan perkuliahan semester 4 teknologi perbenihan (bagian 28)Ringkasan perkuliahan semester 4 teknologi perbenihan (bagian 28)
Ringkasan perkuliahan semester 4 teknologi perbenihan (bagian 28)Bondan the Planter of Palm Oil
 
Agroekosistem pengaruh faktor lingkungan tanah, air, dan udar) terhadap pertu...
Agroekosistem pengaruh faktor lingkungan tanah, air, dan udar) terhadap pertu...Agroekosistem pengaruh faktor lingkungan tanah, air, dan udar) terhadap pertu...
Agroekosistem pengaruh faktor lingkungan tanah, air, dan udar) terhadap pertu...Ahwal Dejiro
 
Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)
Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)
Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)Novayanti Simamora
 
Presentasi kuliah biotek tanah
Presentasi kuliah biotek tanahPresentasi kuliah biotek tanah
Presentasi kuliah biotek tanahJidun Cool
 
Pengantar Teknologi Produksi Tanaman Hortiktultura
Pengantar Teknologi Produksi Tanaman HortiktulturaPengantar Teknologi Produksi Tanaman Hortiktultura
Pengantar Teknologi Produksi Tanaman HortiktulturaRozi Aziz
 
Interaksi hama dan tanaman
Interaksi hama dan tanamanInteraksi hama dan tanaman
Interaksi hama dan tanamanTidar University
 
1.PENGANTAR HORT.ppt
1.PENGANTAR HORT.ppt1.PENGANTAR HORT.ppt
1.PENGANTAR HORT.ppte_firmansyah
 
Sorgum (sorghum bicolor L)
Sorgum (sorghum bicolor L)Sorgum (sorghum bicolor L)
Sorgum (sorghum bicolor L)Sanda Ratna Sari
 
Iv. bioekologi hama tanaman Daslintan
Iv. bioekologi hama tanaman DaslintanIv. bioekologi hama tanaman Daslintan
Iv. bioekologi hama tanaman DaslintanHario Sadewo
 
Presentation2 hama penyakit
Presentation2 hama penyakitPresentation2 hama penyakit
Presentation2 hama penyakitDadan Kartiwa
 
Bab v diagnosis hama tanaman
Bab v  diagnosis hama tanamanBab v  diagnosis hama tanaman
Bab v diagnosis hama tanamanKustam Ktm
 
Praktikum Pembuatan Pupuk Bokashi
Praktikum Pembuatan Pupuk BokashiPraktikum Pembuatan Pupuk Bokashi
Praktikum Pembuatan Pupuk BokashiHariyatunnisa Ahmad
 
Pertemuan 8 (adaptasi thdp opt)
Pertemuan 8 (adaptasi thdp opt)Pertemuan 8 (adaptasi thdp opt)
Pertemuan 8 (adaptasi thdp opt)f' yagami
 
Penyakit Pada Tanaman Tebu dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Tebu dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Tebu dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Tebu dan Teknik PengendaliannyaAnkardiansyah Pandu Pradana
 

What's hot (20)

Laporan Praktikum Klimatologi Acara 3 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 3 Shinta Rebecca NaibahoLaporan Praktikum Klimatologi Acara 3 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 3 Shinta Rebecca Naibaho
 
Pengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADU
Pengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADUPengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADU
Pengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADU
 
Pengendalian Serangga ppt
Pengendalian Serangga pptPengendalian Serangga ppt
Pengendalian Serangga ppt
 
Ringkasan perkuliahan semester 4 teknologi perbenihan (bagian 28)
Ringkasan perkuliahan semester 4 teknologi perbenihan (bagian 28)Ringkasan perkuliahan semester 4 teknologi perbenihan (bagian 28)
Ringkasan perkuliahan semester 4 teknologi perbenihan (bagian 28)
 
Agroekosistem pengaruh faktor lingkungan tanah, air, dan udar) terhadap pertu...
Agroekosistem pengaruh faktor lingkungan tanah, air, dan udar) terhadap pertu...Agroekosistem pengaruh faktor lingkungan tanah, air, dan udar) terhadap pertu...
Agroekosistem pengaruh faktor lingkungan tanah, air, dan udar) terhadap pertu...
 
Budidaya tanaman semusim
Budidaya tanaman semusimBudidaya tanaman semusim
Budidaya tanaman semusim
 
Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)
Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)
Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)
 
Presentasi kuliah biotek tanah
Presentasi kuliah biotek tanahPresentasi kuliah biotek tanah
Presentasi kuliah biotek tanah
 
Pengantar Teknologi Produksi Tanaman Hortiktultura
Pengantar Teknologi Produksi Tanaman HortiktulturaPengantar Teknologi Produksi Tanaman Hortiktultura
Pengantar Teknologi Produksi Tanaman Hortiktultura
 
Interaksi hama dan tanaman
Interaksi hama dan tanamanInteraksi hama dan tanaman
Interaksi hama dan tanaman
 
1.PENGANTAR HORT.ppt
1.PENGANTAR HORT.ppt1.PENGANTAR HORT.ppt
1.PENGANTAR HORT.ppt
 
Sorgum (sorghum bicolor L)
Sorgum (sorghum bicolor L)Sorgum (sorghum bicolor L)
Sorgum (sorghum bicolor L)
 
Bimtek pasca panen tp banyuasin 2018
Bimtek pasca panen tp banyuasin   2018Bimtek pasca panen tp banyuasin   2018
Bimtek pasca panen tp banyuasin 2018
 
Iv. bioekologi hama tanaman Daslintan
Iv. bioekologi hama tanaman DaslintanIv. bioekologi hama tanaman Daslintan
Iv. bioekologi hama tanaman Daslintan
 
Presentation2 hama penyakit
Presentation2 hama penyakitPresentation2 hama penyakit
Presentation2 hama penyakit
 
Bab v diagnosis hama tanaman
Bab v  diagnosis hama tanamanBab v  diagnosis hama tanaman
Bab v diagnosis hama tanaman
 
Praktikum Pembuatan Pupuk Bokashi
Praktikum Pembuatan Pupuk BokashiPraktikum Pembuatan Pupuk Bokashi
Praktikum Pembuatan Pupuk Bokashi
 
Pertemuan 8 (adaptasi thdp opt)
Pertemuan 8 (adaptasi thdp opt)Pertemuan 8 (adaptasi thdp opt)
Pertemuan 8 (adaptasi thdp opt)
 
Penyakit Pada Tanaman Tebu dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Tebu dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Tebu dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Tebu dan Teknik Pengendaliannya
 
Jurnal
JurnalJurnal
Jurnal
 

Similar to OPTIMASI PENGENDALIAN HAYATI

Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMAAcara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMAAlfian Nopara Saifudin
 
Ilmu hama tumbuhan
Ilmu hama tumbuhanIlmu hama tumbuhan
Ilmu hama tumbuhanAbdul Wahid
 
Makalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayatiMakalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayatiWarnet Raha
 
Makalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayatiMakalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayatiWarnet Raha
 
hama dan penyakit tanaman11
 hama dan penyakit tanaman11 hama dan penyakit tanaman11
hama dan penyakit tanaman11Febrina Tentaka
 
PENGENDALIAN HAYATI
PENGENDALIAN HAYATIPENGENDALIAN HAYATI
PENGENDALIAN HAYATIsumitrojait
 
5 ely korlina-pengendalian hayatii
5 ely korlina-pengendalian hayatii5 ely korlina-pengendalian hayatii
5 ely korlina-pengendalian hayatiixie_yeuw_jack
 
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik ygFaktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik ygMuflih Nazuaf
 
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik ygFaktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik ygzahrahoca
 
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik ygFaktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik ygMuflih Nazuaf
 
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik ygFaktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik ygMuflih Nazuaf
 
Buku diktat diht
Buku diktat dihtBuku diktat diht
Buku diktat dihtedikaputra
 
73991624 pengendalian-hayati-gulma
73991624 pengendalian-hayati-gulma73991624 pengendalian-hayati-gulma
73991624 pengendalian-hayati-gulmaEfri Yadi
 

Similar to OPTIMASI PENGENDALIAN HAYATI (20)

Makalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayatiMakalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayati
 
Makalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayatiMakalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayati
 
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMAAcara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
 
Ilmu hama tumbuhan
Ilmu hama tumbuhanIlmu hama tumbuhan
Ilmu hama tumbuhan
 
Makalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayatiMakalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayati
 
Makalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayatiMakalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayati
 
Makalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayatiMakalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayati
 
hama dan penyakit tanaman11
 hama dan penyakit tanaman11 hama dan penyakit tanaman11
hama dan penyakit tanaman11
 
PENGENDALIAN HAYATI
PENGENDALIAN HAYATIPENGENDALIAN HAYATI
PENGENDALIAN HAYATI
 
Pengendalian Hayati
Pengendalian HayatiPengendalian Hayati
Pengendalian Hayati
 
5 ely korlina-pengendalian hayatii
5 ely korlina-pengendalian hayatii5 ely korlina-pengendalian hayatii
5 ely korlina-pengendalian hayatii
 
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik ygFaktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
 
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik ygFaktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
 
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik ygFaktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
 
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik ygFaktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
 
Buku diktat diht
Buku diktat dihtBuku diktat diht
Buku diktat diht
 
Bahaya Kimia.pptx
Bahaya Kimia.pptxBahaya Kimia.pptx
Bahaya Kimia.pptx
 
Buku diktat diht
Buku diktat dihtBuku diktat diht
Buku diktat diht
 
73991624 pengendalian-hayati-gulma
73991624 pengendalian-hayati-gulma73991624 pengendalian-hayati-gulma
73991624 pengendalian-hayati-gulma
 
Rpp ujian
Rpp ujian Rpp ujian
Rpp ujian
 

Recently uploaded

aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 

Recently uploaded (20)

aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 

OPTIMASI PENGENDALIAN HAYATI

  • 2. CONTENTS 01. Sejarah, Pengertian dan Lingkup Pengendalian Hayati 02. Organisme Penggganggu Tanaman dan Hewan (Hama, penyakit dan gulma) 03. Dinamika Populasi dan Kompetisi Dalam Pengendslian Hayati
  • 3. Sejarah, Pengertian dan Lingkup Pengendalian Hayati
  • 4. 200 M - 1887 1888 -1955 1930 - 1940 1956 Usaha awal untuk pengendalian hama dengan melepaskan agens hayati pengendalian hayati telah dimulai dengan introduksi kumbang Vedalia (Rodolia cardinalis Mulsant) dari Australia ke California pengendalian hayati dicirikan oleh perencanaan yang lebih hati-hati dan evaluasi yang lebih tepat terhadap musuh alami. Sejarah Pengendalian Hayati
  • 5. Pengendalian Hayati Di Dunia 1930 - 1940 musuh alami sebanyak 57 jenis telah mapan di berbagai daerah.
  • 6. PENGENDALIAN HAYATI Strategi pengendalian alami yang memanfaatkan agen hayati untuk pengendalian hama. Pada pengunaan secara konvensional, istilah ini biasanya mengarah pada praktik membiakkan dan melepaskan musuh alami (parasotiod, predator, pathogen). Pengertian Pengendalian Hayati
  • 7. Ruang lingkup pengendalian hayati meliputi : A. Konservasi  menjaga kelestarian musuh alami • Musuh alami mempunyai daya kendali terhadap hama cukup tinggi dan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan  musuh alami perlu dijaga kelestariaanya. • Tujuan  menghindari tindakan-tindakan yang dapat mengganggu kelestarian populasi musuh alami. • Ex : memakai sistem tanam yang lebih beraneka ragam, menanam dan melestarikan tanaman berbunga sebagai makanan dari musuh alami, menekan pemakaian pestisida yang berlebihan serta melestarikan tanaman liar yang mendukung inang alternatif parasitoid atau mangsa alternatif predator. • Pelepasan musuh alami sebaiknya dilakukan saat kondisi lingkungan mendukung aktifitasnya, misalnya pagi atau sore hari. • pelepasan dilakukan saat populasi hama mulai meningkat meninggalkan batas keseimbangan alami.
  • 8. B. Introduksi  memasukan populasi musuh alami yang digunakan dalam jumlah banyak sebagai pengendali.  langkah – langkah introduksi musuh alami : 1. Penjelajahan / Ekplorasi di negeri asal 2. Pengiriman parasitoid dan predator dari negeri asal 3. Karantina parasitoid dan predator yang diimpor di dalam negeri 4. Perbanyakan parasitoid dan predator di laboratorium 5. Pelepasan dan pemapanan parasitoid dan predator yang diimpor 6. Evaluasi efektivitas pengendali hayati
  • 9. C. Augmentasi  peningkatan jumlah dan kemampuan musuh alami  terkait pelepasan / penambahan.  Pelepasan secara augmentasi ini akan berhasil bila dilakukan secara periodik.  3 cara pelepasan pereodik : 1. Pelepasan inokulatif  satu kali dalam satu musim atau dalam satu tahun. Tujuannya : musuh alami dapat mengadakan kolonisasi dan menyebarluas secara alami sehingga dapat menjaga keseimbangan. 2. Pelepasan Suplemen  setelah kegiatan sampling diketahui populasi hama mulai meninggalkan populasi musuh alaminya. Tujuannya : membantu musuh alami yang sudah ada agar kembali berfungsi dan dapat mengendalikan populasi hama. 3. Pelepasan inundatif / pelepasan massal  pelepasan musuh alami dalam jumlah yang besar.Tujuannya : menurunkan populasi hama secara cepat terutama setelah ratusan ribu atau jutaan individu parasitoid atau predator dilepaskan.
  • 10. PART 02 Organisme Penggganggu Tanaman dan Hewan (Hama, penyakit dan gulma)
  • 11. Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) semua organisme yang dapat merusak, menggangu kehidupan atau menyebabkan kematian pada tanaman. Hama Penyakit Gulma
  • 12. Hama Hama tanaman berupa hewan (serangga atau mamalia, tetapi tidak termasuk manusia) yang ukurannya nampak oleh mata telanjang Hama merusak tanaman secara langsung, yaitu menyerang bagian-bagian tanaman seperti akar, batang, daun, bunga, buah atau tanaman seluruhnya.
  • 13. Filum Nematoda Endoparasit Criconemoides sp Xiphinema sp menyerang dari luar jaringan tanaman
  • 14. Filum Nematoda Endoparasit Meloidogyne sp Pratylenchus sp menyerang dari dalam jaringan tanaman
  • 15. Filum Nematoda Ektoendoparasit Rotylenchus sp setelah dewasa nematoda meletakkan sebagian tubuhnya ke dalam tanaman
  • 16. Filum Mollusca Endoektoparasit Heterodera sp telur dan larva berkembang dalam tubuh tanaman, kemudian sebagian tubuhnya keluar dari jaringan tanaman
  • 17. Akibat serangan nematoda, maka tanaman akan mengalami gejala kerusakan yang beragam, tergantung jenis nematodanya. Berdasarkan gejala kerusakannya, nematoda dibedakan : • Nematoda puru/bengkak (gall nematodes), misalnya Anguina tritici penyebab puru pada daun dan biji gandum. • Nematoda batang (stem nematodes), misalnya Ditylenchus dipsaci yang menyebabkan pembengkakan batang dan pembusukan umbi lapis (bawang). • Nematoda daun (leaf nematodes), misalnya Aphelenchoides besseyi yang menyebabkan pucuk daun memutih pada tanaman padi. • Nematoda puru akar (root-knot nematodes), misalnya Meloidogyne sp yang menyebabkan perakaran membengkak pada famili Solanaceae, sehingga pertanaman tidak normal. Nematoda dapat berperan sebagai vektor penyakit, misalnya dari ordo Dorylaimida yaitu nematoda jarum (Longidorus sp.) dan nematoda keris (Xiphinema sp.). Keduanya bersifat ektoparasit dan dapat menularkan penyakit virus.
  • 18. Filum Nematoda Kelas Gastropoda Achatina fullica menggigit dan mengunyah bagian tanaman yang berdaging tebal dan berair. Biasanya menyerang tanaman pada malam hari, dan banyak ditemukan di tempat-tempat yang berair dan mempunyai kelembaban tinggi.
  • 19. Filum Chordata Kelas Mamalia Rattus-rattus spp. menyebabkan kerusakan tanaman padi pada areal yang luas sejak di persemaian sampai menjelang panen.
  • 20. Filum Chordata Kelas Mamalia Paradoxurus hermaphroditus dapat menimbulkan kerugian bagi para petani. Binatang ini menyukai buah-buahan yang sudah tua atau masak. Disamping itu, musang bersifat rakus, pemakan segala jenis tanaman atau hewan, antara lain pemangsa anak ayam
  • 21. Filum Chordata Kelas Mamalia Hystrix javanicus Aktif pada malam hari dan menyerang akar tanaman umbi-umbian, dapat pula menyerang jagung, ketela pohon, nenas, dan tebu
  • 22. Filum Chordata kelas Aves Hystrix javanicu Lonchura maja leucocephala s Kerusakan ditimbulkan oleh gerombolan burung pada saat padi sedang menguning. Pada umumnya gerombolan burung ini terdiri atas kurang dari 50 ekor dan datang berkali-kali
  • 23. Filum Arthropoda Kelas Arachnida Valanga nigricornis menyerang tanaman ketela pohon terutama pada musim kemarau
  • 24. Filum Arthropoda Kelas Insecta atau Hexapoda Tetranichus bimaculatus Stadium nimfa dan imago bersifat merusak tanaman
  • 26. Penyakit Penyakit merusak tanaman dengan mengganggu proses– proses fisiologis tanaman. Oleh karena itu, tanaman yang terserang penyakit, umumnya, bisa jadi kelihatan bagian tubuhnya utuh, akan tetapi aktivitas hidupnya terganggu dan dapat menyebabkan kematian
  • 27. Terjadinya penyakit disebabkan oleh adanya patogen atau penyebab penyakit yang dapat berupa organisme, dan bukan organisme yang biasa disebut fisiophat. Penyebab penyakit yang berupa organisme antara lain : • jamur, erkembang biak melalui pengeluaran spora yang tersebar melalui media udara, air serta tanah. Jamur ini biasanya berwarna putih. • Bakteri bakteri sebenarnya hidup dalam tanaman tidak begitu berbahaya dan hanya sebagian kecil yang mengakibatkan penyakit terutama di daerah subtropis dan tropis • Virus Virus tersebar melalui perantara seperti serangga • protozoa Penyebaran protozoa adalah sebagai zoospore yang tahan hidup dalam waktu yang lama di dalam tanah selama bertahun-tahun.
  • 28. Patogen dapat menyebabkan penyakit pada tumbuhan dengan beberapa cara: • Melemahkan tanaman yang diserang dengan cara menyerap makanan secara terus-menerus dari sel-sel inang untuk kebutuhan hidupnya. • Mengganggu proses metabolisme sel inang dengan toksin, enzim, atau zat pengatur tumbuh yang disekresikannya. • Menghambat transportasi makanan, hara mineral dan air melalui jaringan pengangkut. Tanaman yang terserang penyakit mengalami perubahan abnormal dalam proses fisiologis, bentuk, keutuhan, atau tingkah laku tanaman. Perubahan-perubahan yang terjadi menjadikan kerusakan pada sebagian tubuh tanaman atau kematian tanaman atau bagian tertentu.dari tubuh tanaman.
  • 30. Gulma tanaman yang hidup dengan sendirinya pada waktu yang tidak dikehendaki dan tempat yang tidak dikehendaki. Gulma sering disebut sebagai tanaman pengganggu, karena akan berkompetisi dengan tanaman budidaya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga pertumbuhan tanaman budidaya terganggu
  • 31. Gulma merugikan tanaman budidaya karena : • Berkompetisi dengan tanaman budidaya dalam hal ruang, cahaya, nutrisi, air. • Beberapa gulma mengeluarkan senyawa (allelopat) yang dapat mempengaruhi tanaman yang ada di sekitarnya sehingga akan merugikan atau mematikan tanaman di sekirarnya. Gulma telah menjadi permasalahan pada tanaman budidaya, oleh karena itu gulma perlu ditangani dengan serius. Namun demikian gulma tidak perlu diberantas seluruhnya, hanya perlu dikendalikan. Pemberantasan secara keseluruhan akan memakan biaya cukup mahal dan kenaikan hasil tanaman secara ekonomis tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan untuk pemberantasan. Oleh karena itu hanya perlu dikendalikan dan dilakukan pada saat periode kritis, yaitu saat dimana keberadaan gulma akan benar-benar menurunkan hasil tanaman.
  • 32. PART 03 Dinamika Populasi dan Kompetisi Dalam Pengendalian Hayati
  • 34. Teori mengenai dinamika menjelaskan faktor-faktor yang terlibat dalam perubahan padat populasi suatu mahluk hidup. Hubungan antara faktor dan perubahan padat populasi yang terjadi dapat dikaji melalui dua pendekatan: 1) Pendekatan faktor-proses bahwa faktor lingkungan tidak berpengaruh secara langsung terhadap padat populasi melainkan terhadap berbagai proses populasi yang menentukan padat populasi. Keuntungan dari pendekatan ini adalah dapat digunakan untuk menjelaskan dinamika populasi yang kompleks menyangkut interaksi antar berbagai komponen, termasuk waktu tunda serta umpan balik positif dan negatif. Kelemahannya adalah tidak dapat diberikannya penjelasan sebabakibat yang langsung berkaitan dengan perubahan padat populasi yang terjadi. 2) Pendekatan faktor-akibat bahwa perubahan padat populasi merupakan akibat dari perubahan faktor lingkungan. Kelebihan dari pendekatan ini adalah dapat diberikan penjelasan sebab- akibat terhadap perubahan padat populasi yang terjadi. Kelemahannya adalah menjadi sangat rumit jika hubungan sebab-akibat berlangsung beberapa tahap atau bila hubungan sebab- akibat mengalami penundaan.
  • 35. Dinamika suatu sistem populasi harus dilihat sebagai rangkaian dari sejumlah keadaan (sequence of states). Keadaan sistem interaksi predator-mangsa ditentukan oleh keadaan padat populasi mangsa dan keadaan padat populasi predator. Komponen suatu sistem populasi disebut faktor bila mempengaruhi dinamika sistem. Dalam hal ini, keadaan dari komponen yang bersangkutan menjadi nilai faktor. Contoh faktor adalah • padat populasi, • kelas umur, • musuh alami, • keadaan iklim, dan sebagainya.
  • 36. faktor-proses dan faktor-akibat telah menjadi teori dinamika populasi yang oleh Clark et al. (1967) dipilahkan menjadi empat kelompok sebagai berikut: 1) Kelompok teori yang menyatakan bahwa faktor tergantung kepadatan (density dependent) memegang peranan kunci dalam menentukan perkembangan populasi melalui mekanisme stabilisai (regulasi). Kelompok ini diwakili oleh Teori Nicholson. 2) Kelompok teori yang menyatakan bahwa bahwa faktor tergantung kepadatan memegang peranan yang tidak penting atau bahkan tidak berperanan sama sekali dalam menentukan perkembangan populasi. Kelompok ini diwakili oleh Teori Andrewartha dan Birch. 3) Kelompok teori yang merupakan jalan tengah antara antara peranan faktor tergantung kepadatan dan faktor lingkungan. Kelompok ini diwakili oleh Teori Milne. 4) Kelompok teori yang menekankan peranan faktor genetik dalam menentukan perkembangan populasi. Kelompok ini diwakili oleh Teori Pimentel