Analisis Sistem Pemanfaatan Lahan Pertanian (ALUSA) digunakan untuk mengevaluasi kesesuaian lahan untuk penggunaan lahan tertentu dengan mempertimbangkan faktor-faktor fisik, sosial, dan ekonomi guna perencanaan penggunaan lahan yang berkelanjutan. ALUSA melibatkan survei sumber daya alam, penentuan satuan pemetaan lahan, identifikasi tipe penggunaan lahan yang relevan, dan klasifikasi kesesuaian lahan
3. Penyebab:
• Pertambahan penduduk tinggi
• Perubahan kebutuhan manusia
Akibat : terjadi kompetisi
penggunaan lahan yang
berbeda dlm hamparan
lahan yg sama.
5. Penddk & Kbth manusia meningkat
- Pangan
- Sandang
- Papan
Kecukupan pangan --- Peningkatan
produksi menjadi keharusan
Cara: perluasan areal, intensifikasi,
upaya pendampingan petani.
6. Eksploitasi Lahan
Perubahan budidaya tanaman yang
diawali oleh perubahan orientasi
dari budidaya tanaman subsisten
ke budidaya yg berorientasi pasar.
Pemberian sarana produksi yang
tidak memperhatikan daya dukung
lahan. Akibatnya potensi produksi
lahan menjadi menurun, justru
terjadi kerusakan lahan dan
dampak negatip ikutan kepada
penduduk (manusia).
7. Kontestasi / kompetisi pemanfaatan
Lahan.
Setiap terjadi KPL selalu diakhiri
dengan kekalahan fihak pertanian.
Lahan pertanian yang sudah mapan
dan setrategis biasanya menjadi
incaran untuk pemanfaatan lahan
lain.
10. Pertanian Pindah ke Area Terlangkaui
Problematik yang dihadapi:
* Topografi lahan
* Kesuburan tanah
* Jauh dari pemukiman
* Tadah hujan
Perlu perencanaan penggunaan
lahan yang tepat/sesuai dengan
kondisi lahan.
12. Analisis Sistem Pemanfaatan Lahan Pertanian
(ALUSA) dlm Land Use Planning (LUP).
Alusa adalah alat bantu dan sebagai dasar
untuk perencanaan pemanfaatan lahan.
Tujuannya:
Menganalisis kesesuaian suatu hamparan
lahan yg berbeda utk alternatif bentuk
penggunaan lahan yang spesifik.
Analisis seberapa jauh kebutuhan
penggunan lahan tertentu yang dapat
dipenuhi oleh suatu satuan lahan
(land unit).
13. Prinsip dalam ALUSA
1. Kesesuaian lahan dianalisis dan
diklasifikasikan utk tujuan jenis
penggunaan spesifik.
2. Analisis/evaluasi memerlukan suatu
perbandingan yang ingin dicapai dng
masukan yg diperlukan pd jenis
penggunaan tertentu.
3. Diperlukan pendekatan multi
disiplin.
14. 4. Evaluasi/analisis dibuat relevan dng
kond. fisik sosek di area.
5. Kesesuaian mengacu pada dasar
penggunaan yg berlanjut.
6. Evaluasi meliputi perbandingan lebih
dari satu jenis penggunaan.
15. Crop Ecology
Posisi Alusa Dlm Land Use Planning
NATURAL RESOURCES PRESURE ON THE LAND socio-ec cond.
- Non Optimal Use - Increasing Population
- degradation - low income
RECOGNIZING THE NEED FOR CHANGE
DEVELOPMENT OBJECTIVES
Policy
Considerations
ALUSA
DECISION ON CHANGES IN LANDUSE
MANAGEMENT PLANS
DECISION ON IMPLEMENTATION
CHANGED LANDUSE
Ecologically Sound Sustainable Use MONITORING Improving Living Conditions
Sumber: FAO,1983; Huizing, 1987, van Duivenboden. 1996
16. Lahan dan Penggunaan Lahan Dlm Alusa
land Land use Land use system
+
Alusa/evaluasi lahan pd dasarnya
melakukan evaluasi penggunaan lahan,
bukan mengevaluasi lahan itu sendiri,
tetapi kesesuaian lahan utk penggunaan
lahan tertentu (Beek, 1978)
18. Prosedur Alusa
1. Initial consultation
- Maksud dilakukan alusa
- Lokasi, luas, asesibilitas
- Detailness
- Keamanan
- Alusa terbuka/tertutup
- Sistem pengupahan dll
2. Pra-survei – survei sumberdaya alam
- Analisis klimatik/ agroekologik
- Land Mapping Unit
19. 3. Pelaksanaan survei
- Penentuan, pengamatan dan pengu-
kuran sifat2 lahan dalam setiap
satuan lahan
a. Survei pertanian dan land use
- Present land use, teknologi
budidaya
- Crop Indicator
b. Survei sosial ekonomi
Seleksi Tipe penggunaan lahan
yang relevan. Kbth penggunaan
lahan (LUR) -- LQ/LK
4. Pasca survei & Pelaporan
20. Fase Pasca Survei:
- analisis data fisik , sosial, ekonomi
- Matching antara LQ/LK dari LUR
dengan LQ/LK hasil pengamatan di
setiap satuan lahan
- Klasifikasi kesesuaian lahan
modifikasi LUT/ perbaikan lahan.
21. Pendekatan Dlm Prosedur Alusa
Pendekatan : Dua tahap dan Paralel
Konsultasi awal
Basic
Survey
Land Classification
Sos ec
Analysis
Quantitatif Land
Classification
Basic
Survey
Qual &
Quant.
Land
Classifi-
tion
Socio
Economic
Analysis
22. Kesesuaian lahan utk penggunaan
lahan tertentu digambarkan oleh
kelayakan sosek dan kelayakan
ekologik.
Banyak petani di negara yang sedang
berkembang lebih tertarik meminimal
kan resiko gagal panen dp memaksimal
kan produksi tanaman.
Hal ini penting utk dipertimbangkan dlm hal
Ketidak menentunya, spt fluktuasi cuaca/harga
/suplai pupuk. Thd kesesuaian lhn.
23. Lahan, Unit Pemetaan lahan (LMU) dalam
Evaluasi lahan /Alusa.
Lahan : terdiri dr semua kondisi
lingkungan fisik dan biotik yang
penting untuk penggunaan lhn
(LU) yg potensial.
Komponen lahan : iklim, bentuk lhn, tanah,
batuan, flora, fauna dan air.
Bentang lahan sgt heterogen kond lingk
nya, shg tidak mungkin dpt dipetakan
sekaligus, perlu dibagi menjadi LMU.
24. Tujuan dasar penentuan LMU adalah bahwa
LMU harus mempunyai relevansi maksimum
terhadap kisaran penggunaan lahan yang
dipertimbangkan dlm Alusa / evaluasi.
LMU: area lahan yg memp sifat2 spesifik
yg digunakan sbg dasar Alusa/ EL.
Petunjuk penentuan LMU:
1. LMU harus sehomogen mungkin
2. Mempunyai nilai praktis dlm
hubungannya dng. Rencana penggunaan
lahan.
3. Dapat dipetakan secara ajeg.
4. LMU dibuat sesederhana mungkin dan
didasarkan pd sifat2 yang siap diamati di
lapangan.
25. LMU tdk pernah homogen keseluruhan.
Sebab: keberagaman alamiah suatu
sifat lahan pd umumnya terlalu besar
utk dapat dipetakan.
Tergantung pula skala peta, komplek –
sitas terrain dan kualitas surveyor.
Ekstrapolasi data iklim seringkali dilakukan sebab
hanya sedikit st. Pengamat cuaca yang tersedia.
Heterogenitas dlm pemetaan dan data iklim tdk
cukup berpengaruh terhadap
Kepercayaan alusa/LE.
26.
27. Kemiringan (%) Kelas Lereng Luas (ha)
13-21% IV 465
21-55% V 502
55-140% VI 203
Total 1170
Kemiringan Kelas dan Luas Lereng DAS Putih
28.
29. Jenis Tanah Kode Tanah Luas (ha)
Asosiasi Typic Udortents_Andic Dystrudepts At 424
Typic Melanudands Tm 319
Humic Dystrudepts Hd 148
Lithic Udortents Lu 82
Andic Fragiudepts Af 197
Total 1.170
Data Jenis Tanah dan Luasannya di DAS Putih
30.
31. Jenis Penggunaan Lahan Luas (Ha) %
Air Tawar 10,3 0,88
Kebun 4,1 0,35
Pemakaman 11,2 0,96
Pemukiman 84,9 7,25
Semak belukar/hutan 144,3 12,33
Tanah pertanian 948,0 78,23
Total 1.170,0 100
Luas Jenis Penggunaan Lahan DAS Putih
32. Prosedur Pembuatan LMUs
Overlay (tumpangsusun) dari:
1. Peta iklim
2. Peta kemiringan tanah
3. Peta jenis tanah
4. Peta penggunaan lahan
Peta Satuan Lahan
(Land Mapping Units)
34. LAND, Land Resource Survey
Dalam Alusa jenis informasi utama yg
diperlukan adalah: Agroklimatik, tanah
bentuk lahan, sumberdaya air, penutup
lahan/penggunaan lahan
Informasi agroklimatik meliputi tahapan
Sbb:
1. Koleksi data iklim yg tersedia
2. Analisis data /ekstrapolasi data
3. Analisis hub. antara variabel iklim
dng kebutuhan tanaman
GROWING PERIOD
35. Kendala di lapangan : data tidak
tersedia. - Perlu pengamatan /
pengukuran langsung penghitungan
dan ekstrapolasi data:
Ekstrapolasi data iklim:
1. Sistem poligon
2. Iso-hyet.
36.
37.
38.
39.
40. Data iklim kaitannya dengan
Pertanian (tadah hujan ).
1. Growing Period (GP)
2. GP – cropping pattern
3. GP – index pertanaman
43. Pilihan LQ / LK sbg Dasar Evaluasi
1. LQ dukur/diprediksi melalui LK
2. LK
3. Campuran LQ dan LK.
Kelebihan menggunakan LQ
a. LQ secara langsung berhubungan dng
Permintaan spesifik Land use.
b. LQ mempertimbangkan interaksi antar
faktor lingkungan.
c. Jumlah LQ lebih sedikit dp jumlah LK.
44. Kelebihan Menggunakan LK Untuk Dasar
Evaluasi:
a. LK dapat diamati dan diukur langsung
di lapangan.
b. Sederhana, langsung, memungkinkan
perbandingan langsung antara LK
hasil pengamatan dng dasar kesesuai
an.
46. Land Use (LU)
Pertimbangan seleksi tanaman dan Tipe
Penggunaan Lahan /Land Use Type (LUT)
a. Harapan/permintaan pemerintah
b. Present land use
c. Kesesuaian kond. Agroklimatk
d. Farming Systems
e. Local Agronomist
f. Market demand
47. Deskripsi tipe penggunaan lahan (LUT)
Tanaman yg ditanam
Orientasi pengusahaan
Capital intensity
Labour Intensity
Teknical knowledge & attitude
Penguasaan lahan
Luas lahan
Power
Cropping characteristics
Material input
Cultural practices
Hasil
Infrastructure requirements
48. Kebutuhan Penggunaan Lahan
Land use requirements ( LUR ).
Pemilihan & penentuan LQ dan atau LK
berkait dng efisiensi fungsi mengacu pada
3 hal berikut:
1. Crop & ecological requirements.
2. Management Requirements
3. Conservation requirements
LUR diekspresikan dalam bentuk
Kualitas Lahan (LQ )dan atau karakteristik
Lahan ( LK ).
49. Contoh : LK utk Teh (Camellia sinensis L.)
a. Crop & ecological Requirements
b. Management Requirements
c. Conservation Requirements
50. Present land use mrpk titik awal mulai
pengembangan di suatu area.
“crop indicators”
Survei penggunaan lahan diperlukan utk
seleksi penggunaan lahan yg ada dan
relevan atau penggunaan lahan yang
diperbaiki (improved LMUs).
Informasi Perbandingan kesesuaian
lahan present land use dibutuhkan,
sebelum keputusan terhadap perubahan
penggunaan lahan diambil.
51. Klasifikasi Kesesuaian Lahan
Pada tahapan KKL terdapat
Tiga macam proses :
1. Matching
2. Klasifikasi kesesuaian lahan
3. Struktur Kesesuaian Lahan
52. Matching
1. Suatu proses membandingkan /
mencocokkan harkat atau nilai
kualitas lahan (LQ) / karakter lahan
( LK) dari suatu satuan lahan
(LMU) dengan kebutuhan lahan /
land requirements (LUR) dari
suatu tipe penggunaan lahan
(LUT).
53. 2. Nilai LK / LQ dari masing2 kebutuhan
penggunaan lahan (LUR) dicocokkan lagi
dng LK/LQ masing2 satuan lahan (LMU
/ LU)
Proses matching tsb. diperoleh hasil
berupa klas kesesuaian lahan untuk
masing2 sifat lahan disebut kesesuaian
parsial (partial suitability)
58. LU
LQ
Af IV
Tg
Af V
Tg
At IV
Tg
At V
Tg
Hd IV
Tg
Hd
VTg
HdVI
Tg
Lu IV
Tg
Lu V
Tg
Lu VI
Tg
Tm V
Tg
Tm
VITg
tc1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1
wa2 S2 S2 S2 S2 S2 S2 S2 S2 S2 S2 S2 S2
oa1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1
rc1 S1 S2 S1 S3 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S3 S2
rc2 N N S2 S2 S2 N N N N N S2 S2
rc3 N S2 S2 S1 N N N N N N S1 S2
nr1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1
nr2 S1 S1 S2 S2 S2 S2 S2 S1 S1 S1 S2 S2
nr3 S2 S2 S1 S2 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S2
nr4 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1
eh1 S2 N S2 N S2 N N S2 N N N N
eh2 S2 S2 S2 S2 S3 S3 S3 S3 S3 S3 S3 S3
lp1 S1 S2 S3 S3 S1 S2 S2 S1 S1 S1 S2 S2
lp2 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1
Kesesuaian Lahan Parsial Untuk Tanaman Kentang di 12 Satuan Lahan
Keterangan:
Toksisitas (tc) tc1 : rerata suhu (oC)
Ketersediaan air (wa) wa1:curah hujan bln ke1 (mm)
wa2:curah hujan bln 2&3 (mm)
wa3:cuarah hujanbln ke4 (mm)
Ketersediaan oksigen (oa) oa1:drainase
Media perakaran (rc) rc1: KTK (cmol)
rc2: bahan kasar (%)
rc3: kedalaman tanah (cm)
Retensi hara (nr) nr1 : KTK
nr2: kejenuhan basa
nr3: pH H2O
nr4: C-organik
Toksisitas (xc). xc1: salinitas(dS/m)
Bahaya erosi (eh) eh1: lereng (:% )
eh2 bahaya erosi
Persiapan lahan (lp) lp1:batuan permukaan
Lp2 singkapa batuan
LU
LQ
Af IV
Tg
Af V
Tg
At IV
Tg
At V
Tg
Hd IV
Tg
Hd
VTg
HdVI
Tg
Lu IV
Tg
Lu V
Tg
Lu VI
Tg
Tm V
Tg
Tm
VITg
tc1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1
wa2 S2 S2 S2 S2 S2 S2 S2 S2 S2 S2 S2 S2
oa1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1
rc1 S1 S2 S1 S3 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S3 S2
rc2 N N S2 S2 S2 N N N N N S2 S2
rc3 N S2 S2 S1 N N N N N N S1 S2
nr1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1
nr2 S1 S1 S2 S2 S2 S2 S2 S1 S1 S1 S2 S2
nr3 S2 S2 S1 S2 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S2
nr4 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1
eh1 S2 N S2 N S2 N N S2 N N N N
eh2 S2 S2 S2 S2 S3 S3 S3 S3 S3 S3 S3 S3
lp1 S1 S2 S3 S3 S1 S2 S2 S1 S1 S1 S2 S2
lp2 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1
Keseuaian Parsial Tan Kentang di 12 LMU DAS Putih
59. Keterangan
h; curah hujan, b: kejenuhan basa, l: lereng lahan, e:bahaya erosi, a: derajad keasaman tanah, st: kadar
batu di permukaan tanah, s: kedalaman tanah, bk: bahan kasar, tk: kapasitas tukar kation
Klas Kesesuaian Lahan keseluruhan untuk tanaman
Kentang di 12 satuan Lahan, DAS Putih
Satuan Lahan Kesesuaian tanaman
kentang
AfIVTg Nrc.
AfVTg Nrc,e
AtIVTg S3 l.
AtVTg Ne.
HdVTg Nre,e
LuVITg Nrc,e
TmVTg Ne
60. Struktur Klasifikasi Kesesuaian Lahan
Sistem klasifikasi lahan terdiri dari 4 kategori
yang menunjukkan tingkatan generalisasi yg
sifatnya menurun (FAO, 1976).
1. Ordo kesesuaian lahan (order) : menunjuk
kan jenis kesesuaian secara umum.
a. Ordo sesuai (S) : suitable
yaitu lahan yg dpt digunakan utk suatu
pemanfaatan yg berlanjut (sustain use)
tanpa/sedikit potensi resiko kerusakan/
mengurangi produktivitas lahan.
61. b. Ordo tidak sesuai (N): Not suitable.
Lahan mempunyai pembatas
sedemikian rupa shg tidak
memungkinkan suatu pemanfaatan
tertentu yg berlanjut.
2, Klas kesesuaian lahan (Class)
menunjukkan tingkat dalam ordo.
a. Klas sgt sesuai (S1): Sgt sesuai
(highly suitable) :
Lahan yg tdk memp pembatas berat
utk suatu pemanfaatan tertentu yang
berlanjut atau lahan hanya mempunyai
pembatas yg kurang berarti dan tidak
berpengaruh thd produktivitas lahan.
62. b. Klas cukup sesuai (S2) / moderately
suitable.
c. Klas kurang sesuai (S3)/ marginally
suitable.
63. Kesesuaian Lahan Tingkat Unit:
menggambarkan perbedaan kecil
pengelolaan yang diperlukan dalam
sub-klas
Contoh: S2n-1
S3we-2
Kesesuaian Lahan Sub-klas :
menunjukkan jenis pembatas / macam
perbaikan yang diperlukan dalqm klas.
contoh: S2n, S3me