SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
BAB 5
RISIKO KERUSAKAN
PROPERTI DAN KEWAJIBAN
(LIABILITIES)
RISIKO PROPERTI
Risiko yang mungkin terjadi atas
properti (harta benda) mencakup
banyak hal seperti kebakaran, banjir,
perusakan, dan lainnya.
Sebagai ilustrasi cakupan risiko properti,
berikut ini contoh risiko properti yang
dicakup perusahaan asuransi
Tabel 1. Cakupan Asuransi Umum dan Properti
§ Asuransi Harta Benda (PropertyInsurance)
§ Asuransi Rekayasa (Engineering Insurance)
§ Asuransi Pengangkutan (Marine Cargo Insurance)
§ Asuransi Rangka Kapal (Marine Hull Insurance)
§ Asuransi Usaha Minyak &Gas Bumi (Oil & Gas Insurance)
§ Asuransi Pesawat (Aviation Insurance)
§ Asuransi Satelit (Space Insurance)
§ Asuransi Kecelakaan Diri (Personal Accident Insurance)
§ Asuransi TanggungGugat (LiabilityInsurance)
§ Asuransi Uang(MoneyInsurance)
§ Asuransi Kebongkaran (Burglary Insurance)
KLASIFIKASI HARTA BENDA
Properti riil: properti riil bisa didefinisikan
sebagai tanah dan apa saja yang tumubh,
berdiri. Contoh properti riil adalah tanah,
bangunan yang berdiri di atasnya, atau
tanaman yang tumbuh di atas tanah tersebut.
Properti personal: properti personal bisa
didefinisikan sebagai apa saja yang dimiliki
selain properti riil. Contoh personal properti
adalah mobil, pakaian, komputer, uang, dan
lainnya.
IDENTIFIKASI RISIKO PROPERTI
DENGAN MEILIHAT SUMBERNYA
Sumber fisik. Sumber fisik mencakup antara lain
kekuatan alam, seperti api, badai, ledakan yang bisa
menghancurkan harta benda.
Sumber Sosial: sumber sosial mencakup kejadian
yang muncul karena dorongan sosial, sebagai
contoh, kerusuhan yang terjadi yang berakibat pada
perusakan properti.
Sumber Ekonomi: sumber ekonomi mencakup
kekuatan ekonomi yang mengakibatkan kerusakan.
Sebagai contoh, perubahan model menyebabkan
barang stok lama menjadi kehilangan nilainya.
KERUGIAN
YANG DIALAMI HARTA BENDA
(1) Kerugian langsung,
(2) Kerugian Tidak Langsung, dan
(3) Elemen Waktu.
KERUGIAN LANGSUNG DAN
TIDAK LANGSUNG
§ Kerugian langsung terjadi jika kejadian buruk
mempunyai dampak langsung terhadap properti.
Sebagai contoh, misalkan suatu kebakarang
menghancurkan bangunan. Kerugian akibat bangunan
yang hancur akibat kebakaran tersebut merupakan
kerugian langsung.
§ Kerugian tidak langsung terjadi jika kejadian buruk
tersebut berdampak secara tidak langsung terhadap
kerugian tersebut. Sebagai contoh, karena bangunan
hancur, maka kegiatan bisnis dan perkantoran menjadi
terganggu. Perusahaan terpaksa mengeluarkan biaya
ekstra untuk membangunan fasilitas perkantoran
darurat. Jika bangunan tersebut bisa disewakan,
kebakaran tersebut menyebabkan pendapatan sewa
tidak diperoleh. Kerugian karena pendapatan yang hilang
tersebut merupakan contoh kerugian tidak langsung.
ELEMEN WAKTU
§ Kerugian tidak langsung bisa jadi mempunyai
elemen waktu jika waktu dilibatkan dalam
perhitungan kerugian tersebut. Sebagai
contoh, jika karena kebakaran, bangunan
tidak bisa disewakan sampai rekonstruksi
selesai dilakukan. Kerugian tersebut akan
berhubungan positif dengan jangka waktu
perbaikan. Semakin lama waktu yang
dibutuhkan untuk perbaikan, semakin besar
kerugian yang dialami oleh perusahaan.
Dengan kata lain, besarnya kerugian
merupakan fungsi dari waktu.
METODE PENILAIAN
KERUGIAN ASET FISIK
NILAI PASAR (HARGA PASAR)
REPLACEMENT COST (BARU)
REPLACEMENT COST DIKURANGI
DEPRESIASI
NILAI PASAR
Harga pasar adalah harga yang terbentuk melalui
mekanisme pasar.
Dalam mekanisme tersebut ada pihak yang ingin menjual
dan ada pihak yang ingin membeli. Kekuatan demand
(permintaan) dan supply (penawaran) membentuk harga
keseimbangan yang menjadi harga pasar.
Penilaian property riil dengan menggunakan metode
harga pasar bisa dilakukan dengan membandingkan
harga pasar aset yang mirip yang pernah
diperdagangkan (jika aset semacam itu bisa ditemukan).
Biasanya harga pasar cukup berfluktuasi. Karena itu
penggunaan metode harga pasar harus
memperhitungkan fluktuasi harga pasar tersebut.
Disamping itu jika tidak bisa ditemukan aset dengan
karakteristik yang sama persis dengan aset yang hancur,
maka penyesuaian-penyesuaian juga perlu dilakukan.
PERHITUNGAN HARGA PASAR SECARA
TIDAK LANGSUNG, DENGAN
MENGGUNAKAN OPPORTUNITY COST
(KESEMPATAN YANG HILANG)
Sebagai contoh, misalkan kita membeli
obligasi atas unjuk dengan nilai nominal
Rp1 juta, kupon bunga 20%, jangka
waktu lima tahun. Obligasi tersebut
hilang. Tingkat keuntungan yang relevan
15%. Berapa Opportunity costnya?
Penilaian properti riil dengan
menggunakan metode harga pasar lebih
sulit dibandingkan untuk property
personal.
Untuk property personal, karena lebih
likuid (sering diperdagangkan), harga-
harga biasanya lebih mudah diperoleh.
METODE REPLACEMENT COST
(BARU)
Tehnik Replacemeny Cost baru dilakukan
dengan melihat biaya yang diperlukan untuk
mengganti barang yang rusak dengan barang
baru yang sama.
Sebagai contoh, misalkan kita mempunyai
bangunan yang terbakar habis. Dengan
menggunakan tehnik replacement cost, kita
akan menghitung berapa biaya yang diperlukan
untuk membangun kembali bangunan tersebut
agar sama seperti sebelum terbakar.
Manajer risiko bisa menggunakan bantuan pihak
luar (misal appraisal) untuk menaksir
replacement cost tersebut.
REPLACEMENT COST
DIKURANGI DEPRESIASI
Manajer akan menghitung replacement cost
(baru) kemudian dikurangi dengan depresiasi
atau angka yang mencerminkan turunnya
nilai ekonomis.
Argumen yang mendasari tehnik tersebut
adalah nilai suatu property yang sebenarnya
adalah nilai property tersebut dikurangi
dengan depresiasi atau penurunan nilai
karena sudah digunakan atau karena
berjalannya waktu
Sebagai contoh, jika suatu bangunan yang
mempunyai nilai penggantian (replacement cost)
Rp100 juta, tetapi sudah 20 tahun dibangun.
Jika bangunan tersebut terbakar, perusahaan
asuransi barangkali tidak akan membangun
kembali bangunan tersebut. Sebagai gantinya,
perusahaan asuransi akan mengurangi nilai
tersebut dengan depresiasi (sehingga jumlahnya
lebih kecil dari Rp100 juta), dan memberikannya
dalam bentuk kas.
RISIKO GUGATAN (LIABILITY)
Eksposur kewajiban legal (liability) muncul
jika pengadilan memutuskan kita sebagai
pihak tertanggung yang harus membayar
ganti rugi kepada pihak lainnya. Beberapa
contoh kewajiban atau gugatan hukum
adalah: pasien menuntut ganti rugi kepada
dokter yang dianggap melakukan malpraktek,
pengemudi menuntut produsen mobil ganti
rugi karena disain mobil yang tidak baik
membuat mobil tersebut rentan terhadap
kecelakaan.
HUKUM KRIMINAL
DAN PERDATA
Hukum criminal diarahkan kepada
tindakan salah (pelanggaran hukum)
terhadap masyarakat. Contoh
perbuatan yang melanggar hukum
criminal adalah pembunuhan,
perampokan, pemerkosaan. Tuntutan
hukum criminal dilakukan oleh lembaga
pemerintah, seperti jaksa. Pihak yang
bersalah akan dihukum penjara
dan/atau denda.
HUKUM KRIMINAL
DAN PERDATA (2)
Hukum perdata diarahkan kepada tindakan
pelanggaran hak atas individu atau organisasi.
Sebagai contoh, jika saya merasa nama saya
dicemarkan, saya bisa menuntut ganti rugi kepada
pihak yang mencemarkan nama saya tersebut. Jika
pasien merasa dirugikan oleh dokter (misal karena
memberi diagnosa dan pengobatan yang salah),
maka pasien tersebut bisa menuntut ganti rugi
kepada dokter. Pihak yang bersalah dalam masalah
perdata biasanya dihukum dengan membayar
denda, atau melakukan pekerjaan tertentu, atau
dilarang melakukan hal tertentu.
HUKUM KRIMINAL
DAN PERDATA (3)
Dalam beberapa situasi, seseorang bisa
dituntut melalui hukum criminal dan
perdata. Sebagai contoh, jika seseorang
membunuh. Dia akan dituntut melalui
tuntutan criminal. Misalkan keluarganya
menuntut ganti rugi atas kematian
tersebut, maka orang tersebut juga
akan dituntut melalui tuntutan perdata.
COMMON LAW DAN CIVIL LAW
Didunia ada dua sistem hukum yang utama, yaitu civil law
dan common law.
Civil law didasarkan pada sistem hukum yang dikodifikasi
yang menetapkan peraturan/ perundangan yang
komprehensif, yang kemudian dipakai dan diinterpretasikan
oleh hakim. Sistem tersebut ditandai dengan perundangan
yang ekstensif, misal dibuat Undang-undang yang terdiri
dari banyak pasal untuk mengatur hal-hal tertentu (misal,
di Indonesia ada UU pasar modal, UU perseroan terbatas,
dan UU lainnya). Sistem tersebut berasal dari hukum
kekaisaran Roma, meskipun civil law moderen didasarkan
pada kodifikasi hukum di Eropa pada abad 19, khususnya
pada masa pemerintahan Napoleon di Perancis. Sistem civil
law merupakan sistem hukum yang paling banyak dipakai
di dunia. Seseorang melakukan kesalahan hukum jika ia
melanggar perundangan yang telah ditetapkan. Sistem
peradilan lebih aktif memulai persidangan dan menentukan
keputusannya.
COMMON LAW DAN CIVIL LAW
Alternatif dari civil law adalah common law. Common
law berkembang berdasarkan kebiasaan (adat atau
custom) yang berkembang sebelum ada hukum
tertulis, yang kemudian masih dipertahankan
meskipun hukum tertulis mulai dikembangkan.
Common law menggunakan putusan hakim atau
kasus-kasus hukum yang terjadi sebelumnya
(jurisprudensi) sebagai dasar pengambilan keputusan
kasus yang akan diputuskan. Dalam sistem tersebut,
pihak-pihak yang berselisih akan mengajukan kasus
kemudian pengadilan akan mendengarkan argumen
dari pihak yang menuduh (plaintiff) dan pihak
tertuduh (defendant), untuk sampai pada keputusan
hukum tertentu.
COMMON DAN CIVIL LAW
Perbedaan antara civil dengan common law
bukan hanya pada masalah kodifikasi hukum
(dimana civil mempunyai kodifikasi,
sedangkan common law didasarkan pada
kasus-kasus hukum sebelumnya), tetapi juga
pada pendekatan terhadap hukum. Pada civil
law, perundangan dipandang sebagai sumber
utama hukum. Pengadilan mendasarkan
keputusannya pada perundangan tersebut.
Pada common law, kasus-kasus merupakan
sumber utama hukum, sementara
perundangan hanya sebagai pelengkap.
COMMON DAN CIVIL LAW
Beberapa penulis melihat implikasi ekonomi yang
berbeda antara kedua sistem hukum tersebut.
Civil law lebih menekankan stabilitas sosial,
sementara common law memfokuskan pada hak
individu. Perbedaan tersebut diyakini oleh
beberapa pihak membawa konsekuensi berbeda
terhadap perkembangan ekonomi negara yang
menganut sistem hukum yang berbeda tersebut.
Sebagai contoh, beberapa penulis berpendapat
negara dengan sistem common law memberikan
perlindungan terhadap investor lebih baik
dibandingkan dengan negara dengan sistem civil
law.
Civil law Perancis: Perancis, negara-negara Benelux, Italia, Spanyol, Portugal, dan bekas
koloni dari negara-negara tersebut.
Civil law Jerman: Jerman, Austria, Swis, Yunani, Turki, Jepang, Korea Selatan, dan
Taiwan.
Civil law Skandinavia: Denmark, Swedia, Finlandia, Norwegia, dan Islandia
Civil law Belanda: Belanda, Rusia
Cina dianggap memiliki gabungan civil law dan hukum sosialis.
Common law: Inggris, Wales, Irlandia Utara, Republik Irlandia, Amerika Serikat
(kecuali Louisiana), Kanada (kecuali Quebec), Australia, Selandia Baru, Afrika Selataan,
India, Sri Lanka, Malaysia, Brunei, Pakistan, Singapura, Hong Kong, dan negara
persemakmuran (bekas koloni Inggris) lainnya.
COMMON DAN CIVIL LAW
Perbedaan antara civil law dengan
common law semakin sedikit. Negara
dengan common law sudah banyak
yang memulai kodifikasi hukum
(menjadi seperti civil law), sedangkan
Negara dengan civil law sudah mulai
menggunakan jurisprudensi (kasus atau
putusan hakim sebelumnya) sebagai
sumber hukum.
ILUSTRASI GUGATAN LIEBECK
TERHADAP MCDOLAND’S
Pada bulan Februari 1992, Liebeck, wanita berusia 70
tahun dari Albuquerque, New Mexico, membeli kopi
yang masih panas dari drive-thru restoran
McDonald’s, yang kemudian tumpah di pahanya, dan
mencederainya. Ia menuntut ganti rugi ke
McDonald’s. Pada tahun 1994, jury menetapkan ganti
rugi sebesar 2,9 juta dolar AS. Jumlah tersebut
diturunkan menjadi 640 ribu dolar AS oleh hakim.
Keduanya mengajukan banding, dan akhirnya
keduanya menyelesaikan masalah diluar pengadilan
dengan jumlah yang tidak disebutkan.
GUGATAN HUKUM
Liebeck menuntut McDonald’s sebesar $10.000 untuk membayar
biaya pengobatan, tetapi perusahaan hanya bersedia membayar
$800. Ketika McDoland’s menolak untuk menaikkan ganti rugi
tersebut, Liebeck menggugat McDonald’s dengan menuduh
McDonald’s lalai (gross negligence) karena menjual kopi yang
terlalu berbahaya (unreasonably dangerous) dan cacat
produksinya (defectively manufactured).
Selama persidangan ditemukan bahawa McDonald’s
mensyaratkan franchisenya untuk memberikan kopi dengan
panas mencapai 180-190 derajat Fahrenheit (82-88 derajat
Celsius). Pada suhu tersebut, kopi bisa menyebabkan luka bakar
tingkat tiga dalam 2-7 detik. Pengacara Liebeck berargumen
bahwa kopi seharusnya tidak diberikan pada panas lebih dari 140
derajat Fahrenheit (60 derajat celcius). Kopi yang disajikan
direstoran lain mempunyai temperature yang lebih rendah
dibandingkan dengan yang disajikan McDonald’s. Bahkan
manajer pengendalian kualitas McDonald’s bersaksi bahwa
makanan yang lebih panas dari 140 derajat bisa mengakibatkan
luka bakar. Kopi McDonald’s bisa membakar mulut dan leher.
Kesaksian dari beberapa orang mangatakan bahwa McDonald’s
tidak bermaksud menurunkan temperature kopinya.
Tetapi asosiasi kopi nasional Amerika Serikar
merekomendasikan agar kopi dimasak pada
195-205 derajat Fahrenheit dan dipertahankan
temperaturnya sekitar 180-185 derajat
Fehrenheit untuk mendapatkan rasa yang
optimal, dan diminum segera. Starbucks,
sebagai contoh, menyajikan kopinya pada
temperature seperti itu. Starbucks juga digugat
beberapa kali karena tumpahan kopinya, tetapi
kebanyakan pengadilan mengabaikan tuntutan
terhadap Starbucks tersebut.
PENYELESAIAN HUKUM
Dengan menggunakan prinsip comparative liability,
jury menemukan bahw McDonald’s bertanggung
jawab sebesar 80% terhadap kejadian tersebut,
sementara Liebeck berkontribusi sebesar 20%.
Meskipun ada peringatan tertulis pada cangkir
kopi, juri memutuskan bahwa peringatan tersebut
tidak cukup besar tulisannya atau tidak cukup
kuat. Juri memutuskan Liebeck berhak atas ganti
rugi sebesar $200 ribu untuk kompensasi cedera,
yang kemudian diturunkan 20% menjadi
$160.000. Sebagai tambahan, juri menetapkan
$2,7 juta sebagai denda hukuman (punitive
damages).
Tetapi hakim mengurangi denda hukuman
menjadi $480 ribu, sehingga Liebeck
memperoleh $640 ribu total. McDonald’s dan
Loebeck mengajukan banding, dan pada bulan
Desember 1994, keduanya menyelesaikan
permasalahan di luar pengadilan dengan jumlah
yang tidak disebutkan. Diperkirakan jumlah
tersebut sama dengan jumlah yang ditentukan
oleh pengadilan.
"http://en.wikipedia.org/wiki/Liebeck_v._McDona
ld%27s_Corp.

More Related Content

What's hot

Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1
Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1
Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1Leo Dhunt
 
Manajemen Risiko 07 Risiko K3
Manajemen Risiko 07 Risiko K3Manajemen Risiko 07 Risiko K3
Manajemen Risiko 07 Risiko K3Judianto Nugroho
 
Manajemen Risiko 12 risiko spekulatif lainnya
Manajemen Risiko 12 risiko spekulatif lainnyaManajemen Risiko 12 risiko spekulatif lainnya
Manajemen Risiko 12 risiko spekulatif lainnyaJudianto Nugroho
 
Manajemen Risiko 04 Identifikasi dan Pengukuran Risiko
Manajemen Risiko 04 Identifikasi dan  Pengukuran RisikoManajemen Risiko 04 Identifikasi dan  Pengukuran Risiko
Manajemen Risiko 04 Identifikasi dan Pengukuran RisikoJudianto Nugroho
 
Manajemen keuangan bab 06
Manajemen keuangan bab 06Manajemen keuangan bab 06
Manajemen keuangan bab 06Lia Ivvana
 
Manajemen Risiko 19 manajemen resiko perbankan
Manajemen Risiko 19 manajemen resiko perbankanManajemen Risiko 19 manajemen resiko perbankan
Manajemen Risiko 19 manajemen resiko perbankanJudianto Nugroho
 
Manajemen Risiko 17 resiko operasional & perubahan kurs
Manajemen Risiko 17 resiko operasional & perubahan kursManajemen Risiko 17 resiko operasional & perubahan kurs
Manajemen Risiko 17 resiko operasional & perubahan kursJudianto Nugroho
 
Pembelanjaan resiko
Pembelanjaan resikoPembelanjaan resiko
Pembelanjaan resikohasril ariel
 
Return Yang Diharapkan dan Risiko Portofolio
Return Yang Diharapkan dan Risiko PortofolioReturn Yang Diharapkan dan Risiko Portofolio
Return Yang Diharapkan dan Risiko PortofolioAmrul Rizal
 
IDENTIFIKASI DAN PEGUKURAN RISIKO.ppt
IDENTIFIKASI DAN PEGUKURAN RISIKO.pptIDENTIFIKASI DAN PEGUKURAN RISIKO.ppt
IDENTIFIKASI DAN PEGUKURAN RISIKO.pptAdiNatakusuma2
 
Manajemen Risiko 02 Enterprise Risk Management
Manajemen Risiko 02 Enterprise Risk ManagementManajemen Risiko 02 Enterprise Risk Management
Manajemen Risiko 02 Enterprise Risk ManagementJudianto Nugroho
 
Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5Judianto Nugroho
 

What's hot (20)

Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1
Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1
Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1
 
Manajemen Risiko 07 Risiko K3
Manajemen Risiko 07 Risiko K3Manajemen Risiko 07 Risiko K3
Manajemen Risiko 07 Risiko K3
 
manajemen risiko operasional
manajemen risiko operasionalmanajemen risiko operasional
manajemen risiko operasional
 
Manajemen Risiko 12 risiko spekulatif lainnya
Manajemen Risiko 12 risiko spekulatif lainnyaManajemen Risiko 12 risiko spekulatif lainnya
Manajemen Risiko 12 risiko spekulatif lainnya
 
Manajemen Risiko 01
Manajemen Risiko 01Manajemen Risiko 01
Manajemen Risiko 01
 
Manajemen Risiko 04 Identifikasi dan Pengukuran Risiko
Manajemen Risiko 04 Identifikasi dan  Pengukuran RisikoManajemen Risiko 04 Identifikasi dan  Pengukuran Risiko
Manajemen Risiko 04 Identifikasi dan Pengukuran Risiko
 
Manajemen keuangan bab 06
Manajemen keuangan bab 06Manajemen keuangan bab 06
Manajemen keuangan bab 06
 
Manajemen Risiko 19 manajemen resiko perbankan
Manajemen Risiko 19 manajemen resiko perbankanManajemen Risiko 19 manajemen resiko perbankan
Manajemen Risiko 19 manajemen resiko perbankan
 
Manajemen Risiko 17 resiko operasional & perubahan kurs
Manajemen Risiko 17 resiko operasional & perubahan kursManajemen Risiko 17 resiko operasional & perubahan kurs
Manajemen Risiko 17 resiko operasional & perubahan kurs
 
Pembelanjaan resiko
Pembelanjaan resikoPembelanjaan resiko
Pembelanjaan resiko
 
Return Yang Diharapkan dan Risiko Portofolio
Return Yang Diharapkan dan Risiko PortofolioReturn Yang Diharapkan dan Risiko Portofolio
Return Yang Diharapkan dan Risiko Portofolio
 
ANALISIS AKTIVITAS INVESTASI: INVESTASI ANTARPERUSAHAAN
ANALISIS AKTIVITAS INVESTASI: INVESTASI ANTARPERUSAHAANANALISIS AKTIVITAS INVESTASI: INVESTASI ANTARPERUSAHAAN
ANALISIS AKTIVITAS INVESTASI: INVESTASI ANTARPERUSAHAAN
 
Manajemen risiko asuransi
Manajemen risiko asuransiManajemen risiko asuransi
Manajemen risiko asuransi
 
IDENTIFIKASI DAN PEGUKURAN RISIKO.ppt
IDENTIFIKASI DAN PEGUKURAN RISIKO.pptIDENTIFIKASI DAN PEGUKURAN RISIKO.ppt
IDENTIFIKASI DAN PEGUKURAN RISIKO.ppt
 
Klasifikasi risiko
Klasifikasi risiko  Klasifikasi risiko
Klasifikasi risiko
 
Manajemen Risiko 02 Enterprise Risk Management
Manajemen Risiko 02 Enterprise Risk ManagementManajemen Risiko 02 Enterprise Risk Management
Manajemen Risiko 02 Enterprise Risk Management
 
Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5
 
Teknik Teknik Manajemen Risiko
Teknik Teknik Manajemen RisikoTeknik Teknik Manajemen Risiko
Teknik Teknik Manajemen Risiko
 
Manajemen Risiko Operasional dan Risiko Perubahan Kurs
Manajemen Risiko Operasional dan Risiko Perubahan KursManajemen Risiko Operasional dan Risiko Perubahan Kurs
Manajemen Risiko Operasional dan Risiko Perubahan Kurs
 
manajemen risiko operasional (1)
manajemen risiko operasional (1)manajemen risiko operasional (1)
manajemen risiko operasional (1)
 

Similar to Manajemen Risiko 05 Risiko Kerusakan Properti & Liabilities

4. Risiko Kerusakan Property.ppt
4. Risiko Kerusakan Property.ppt4. Risiko Kerusakan Property.ppt
4. Risiko Kerusakan Property.pptSubhanRiski
 
KELOMPOK 3 KERUGIAN POTENSIAL 3.pptx
KELOMPOK 3 KERUGIAN POTENSIAL 3.pptxKELOMPOK 3 KERUGIAN POTENSIAL 3.pptx
KELOMPOK 3 KERUGIAN POTENSIAL 3.pptxamoganratu
 
Terjemahan 108 - Praktek Klaim, Edisi 2016
Terjemahan 108 - Praktek Klaim, Edisi 2016Terjemahan 108 - Praktek Klaim, Edisi 2016
Terjemahan 108 - Praktek Klaim, Edisi 2016Afrianto Budi
 
Asuransi Properti Usahaku 2015
Asuransi Properti Usahaku 2015Asuransi Properti Usahaku 2015
Asuransi Properti Usahaku 2015proteksi-asset
 
Pengantar Ilmu Ekonomi_Eksternalitas, Public Goods, and Common Resource.pptx
Pengantar Ilmu Ekonomi_Eksternalitas, Public Goods, and Common Resource.pptxPengantar Ilmu Ekonomi_Eksternalitas, Public Goods, and Common Resource.pptx
Pengantar Ilmu Ekonomi_Eksternalitas, Public Goods, and Common Resource.pptxAnisNur14
 
materi-1-pengertian-investasi1.pdf
materi-1-pengertian-investasi1.pdfmateri-1-pengertian-investasi1.pdf
materi-1-pengertian-investasi1.pdfrizadinantara
 
Artikel maryanto
Artikel maryantoArtikel maryanto
Artikel maryantowhankers
 
Biaya sosial dan permasalaha pengelolaan lingkungan
Biaya sosial dan permasalaha pengelolaan lingkunganBiaya sosial dan permasalaha pengelolaan lingkungan
Biaya sosial dan permasalaha pengelolaan lingkunganQuinta Nursabrina
 
PENGANTAR BISNIS 12
PENGANTAR BISNIS 12PENGANTAR BISNIS 12
PENGANTAR BISNIS 12harjunode
 
14. perbedaan hukum tanggung jawab produk di negara civil law system
14. perbedaan hukum tanggung jawab produk di negara civil law system14. perbedaan hukum tanggung jawab produk di negara civil law system
14. perbedaan hukum tanggung jawab produk di negara civil law systemGindha Wayka
 
15. tanggung jawab produk dalam hukum perlindungan konsumen
15. tanggung jawab produk dalam hukum perlindungan konsumen15. tanggung jawab produk dalam hukum perlindungan konsumen
15. tanggung jawab produk dalam hukum perlindungan konsumenGindha Wayka
 
09, hbl, angela regife laksmy situmorang, hapzi ali, perlindungan konsumen da...
09, hbl, angela regife laksmy situmorang, hapzi ali, perlindungan konsumen da...09, hbl, angela regife laksmy situmorang, hapzi ali, perlindungan konsumen da...
09, hbl, angela regife laksmy situmorang, hapzi ali, perlindungan konsumen da...angelaregife
 
Asuransi Hazards Risiko
Asuransi   Hazards   RisikoAsuransi   Hazards   Risiko
Asuransi Hazards RisikoBagus Budiono
 
Prinsip – prinsip asuransi
Prinsip – prinsip asuransiPrinsip – prinsip asuransi
Prinsip – prinsip asuransiQuinta Nursabrina
 
Hukum bisnis
Hukum bisnisHukum bisnis
Hukum bisnisEsih_21
 

Similar to Manajemen Risiko 05 Risiko Kerusakan Properti & Liabilities (20)

Risiko Kerusakan Properti Dan Kewajiban (Liabilities)
Risiko Kerusakan Properti Dan Kewajiban (Liabilities) Risiko Kerusakan Properti Dan Kewajiban (Liabilities)
Risiko Kerusakan Properti Dan Kewajiban (Liabilities)
 
4. Risiko Kerusakan Property.ppt
4. Risiko Kerusakan Property.ppt4. Risiko Kerusakan Property.ppt
4. Risiko Kerusakan Property.ppt
 
KELOMPOK 3 KERUGIAN POTENSIAL 3.pptx
KELOMPOK 3 KERUGIAN POTENSIAL 3.pptxKELOMPOK 3 KERUGIAN POTENSIAL 3.pptx
KELOMPOK 3 KERUGIAN POTENSIAL 3.pptx
 
Terjemahan 108 - Praktek Klaim, Edisi 2016
Terjemahan 108 - Praktek Klaim, Edisi 2016Terjemahan 108 - Praktek Klaim, Edisi 2016
Terjemahan 108 - Praktek Klaim, Edisi 2016
 
Perhitungan Kerugian, Kriminologi dan Viktimologi
Perhitungan Kerugian, Kriminologi dan Viktimologi Perhitungan Kerugian, Kriminologi dan Viktimologi
Perhitungan Kerugian, Kriminologi dan Viktimologi
 
Asuransi Properti Usahaku 2015
Asuransi Properti Usahaku 2015Asuransi Properti Usahaku 2015
Asuransi Properti Usahaku 2015
 
Asuransi
AsuransiAsuransi
Asuransi
 
Hukum asuransi
Hukum asuransiHukum asuransi
Hukum asuransi
 
Pengantar Ilmu Ekonomi_Eksternalitas, Public Goods, and Common Resource.pptx
Pengantar Ilmu Ekonomi_Eksternalitas, Public Goods, and Common Resource.pptxPengantar Ilmu Ekonomi_Eksternalitas, Public Goods, and Common Resource.pptx
Pengantar Ilmu Ekonomi_Eksternalitas, Public Goods, and Common Resource.pptx
 
materi-1-pengertian-investasi1.pdf
materi-1-pengertian-investasi1.pdfmateri-1-pengertian-investasi1.pdf
materi-1-pengertian-investasi1.pdf
 
Artikel maryanto
Artikel maryantoArtikel maryanto
Artikel maryanto
 
Biaya sosial dan permasalaha pengelolaan lingkungan
Biaya sosial dan permasalaha pengelolaan lingkunganBiaya sosial dan permasalaha pengelolaan lingkungan
Biaya sosial dan permasalaha pengelolaan lingkungan
 
PENGANTAR BISNIS 12
PENGANTAR BISNIS 12PENGANTAR BISNIS 12
PENGANTAR BISNIS 12
 
14. perbedaan hukum tanggung jawab produk di negara civil law system
14. perbedaan hukum tanggung jawab produk di negara civil law system14. perbedaan hukum tanggung jawab produk di negara civil law system
14. perbedaan hukum tanggung jawab produk di negara civil law system
 
15. tanggung jawab produk dalam hukum perlindungan konsumen
15. tanggung jawab produk dalam hukum perlindungan konsumen15. tanggung jawab produk dalam hukum perlindungan konsumen
15. tanggung jawab produk dalam hukum perlindungan konsumen
 
09, hbl, angela regife laksmy situmorang, hapzi ali, perlindungan konsumen da...
09, hbl, angela regife laksmy situmorang, hapzi ali, perlindungan konsumen da...09, hbl, angela regife laksmy situmorang, hapzi ali, perlindungan konsumen da...
09, hbl, angela regife laksmy situmorang, hapzi ali, perlindungan konsumen da...
 
Personal Finance
Personal FinancePersonal Finance
Personal Finance
 
Asuransi Hazards Risiko
Asuransi   Hazards   RisikoAsuransi   Hazards   Risiko
Asuransi Hazards Risiko
 
Prinsip – prinsip asuransi
Prinsip – prinsip asuransiPrinsip – prinsip asuransi
Prinsip – prinsip asuransi
 
Hukum bisnis
Hukum bisnisHukum bisnis
Hukum bisnis
 

More from Judianto Nugroho (20)

Chap14 en-id
Chap14 en-idChap14 en-id
Chap14 en-id
 
Chap19 en-id
Chap19 en-idChap19 en-id
Chap19 en-id
 
Chap18 en-id
Chap18 en-idChap18 en-id
Chap18 en-id
 
Chap16 en-id
Chap16 en-idChap16 en-id
Chap16 en-id
 
Chap15 en-id
Chap15 en-idChap15 en-id
Chap15 en-id
 
Chap17 en-id
Chap17 en-idChap17 en-id
Chap17 en-id
 
Chap13 en-id
Chap13 en-idChap13 en-id
Chap13 en-id
 
Chap12 en-id
Chap12 en-idChap12 en-id
Chap12 en-id
 
Chap11 en-id
Chap11 en-idChap11 en-id
Chap11 en-id
 
Chap10 en-id
Chap10 en-idChap10 en-id
Chap10 en-id
 
Chap09 en-id
Chap09 en-idChap09 en-id
Chap09 en-id
 
Chap08 en-id
Chap08 en-idChap08 en-id
Chap08 en-id
 
Chap05 en-id
Chap05 en-idChap05 en-id
Chap05 en-id
 
Chap07 en-id
Chap07 en-idChap07 en-id
Chap07 en-id
 
Chap06 en-id
Chap06 en-idChap06 en-id
Chap06 en-id
 
Chap04 en-id
Chap04 en-idChap04 en-id
Chap04 en-id
 
Chap03 en-id
Chap03 en-idChap03 en-id
Chap03 en-id
 
Chap02 en-id
Chap02 en-idChap02 en-id
Chap02 en-id
 
Chap01 en-id
Chap01 en-idChap01 en-id
Chap01 en-id
 
Spss session 1 and 2
Spss session 1 and 2Spss session 1 and 2
Spss session 1 and 2
 

Recently uploaded

Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfKartiniIndasari
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKgamelamalaal
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAAmmar Ahmad
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfAkhyar33
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRizalAminulloh2
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxJuliBriana2
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...pipinafindraputri1
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxSaujiOji
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptxSusanSanti20
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYNovitaDewi98
 
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptxPelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptxboynugraha727
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptAlfandoWibowo2
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptxPelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 

Manajemen Risiko 05 Risiko Kerusakan Properti & Liabilities

  • 1. BAB 5 RISIKO KERUSAKAN PROPERTI DAN KEWAJIBAN (LIABILITIES)
  • 2. RISIKO PROPERTI Risiko yang mungkin terjadi atas properti (harta benda) mencakup banyak hal seperti kebakaran, banjir, perusakan, dan lainnya. Sebagai ilustrasi cakupan risiko properti, berikut ini contoh risiko properti yang dicakup perusahaan asuransi
  • 3. Tabel 1. Cakupan Asuransi Umum dan Properti § Asuransi Harta Benda (PropertyInsurance) § Asuransi Rekayasa (Engineering Insurance) § Asuransi Pengangkutan (Marine Cargo Insurance) § Asuransi Rangka Kapal (Marine Hull Insurance) § Asuransi Usaha Minyak &Gas Bumi (Oil & Gas Insurance) § Asuransi Pesawat (Aviation Insurance) § Asuransi Satelit (Space Insurance) § Asuransi Kecelakaan Diri (Personal Accident Insurance) § Asuransi TanggungGugat (LiabilityInsurance) § Asuransi Uang(MoneyInsurance) § Asuransi Kebongkaran (Burglary Insurance)
  • 4. KLASIFIKASI HARTA BENDA Properti riil: properti riil bisa didefinisikan sebagai tanah dan apa saja yang tumubh, berdiri. Contoh properti riil adalah tanah, bangunan yang berdiri di atasnya, atau tanaman yang tumbuh di atas tanah tersebut. Properti personal: properti personal bisa didefinisikan sebagai apa saja yang dimiliki selain properti riil. Contoh personal properti adalah mobil, pakaian, komputer, uang, dan lainnya.
  • 5. IDENTIFIKASI RISIKO PROPERTI DENGAN MEILIHAT SUMBERNYA Sumber fisik. Sumber fisik mencakup antara lain kekuatan alam, seperti api, badai, ledakan yang bisa menghancurkan harta benda. Sumber Sosial: sumber sosial mencakup kejadian yang muncul karena dorongan sosial, sebagai contoh, kerusuhan yang terjadi yang berakibat pada perusakan properti. Sumber Ekonomi: sumber ekonomi mencakup kekuatan ekonomi yang mengakibatkan kerusakan. Sebagai contoh, perubahan model menyebabkan barang stok lama menjadi kehilangan nilainya.
  • 6. KERUGIAN YANG DIALAMI HARTA BENDA (1) Kerugian langsung, (2) Kerugian Tidak Langsung, dan (3) Elemen Waktu.
  • 7. KERUGIAN LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG § Kerugian langsung terjadi jika kejadian buruk mempunyai dampak langsung terhadap properti. Sebagai contoh, misalkan suatu kebakarang menghancurkan bangunan. Kerugian akibat bangunan yang hancur akibat kebakaran tersebut merupakan kerugian langsung. § Kerugian tidak langsung terjadi jika kejadian buruk tersebut berdampak secara tidak langsung terhadap kerugian tersebut. Sebagai contoh, karena bangunan hancur, maka kegiatan bisnis dan perkantoran menjadi terganggu. Perusahaan terpaksa mengeluarkan biaya ekstra untuk membangunan fasilitas perkantoran darurat. Jika bangunan tersebut bisa disewakan, kebakaran tersebut menyebabkan pendapatan sewa tidak diperoleh. Kerugian karena pendapatan yang hilang tersebut merupakan contoh kerugian tidak langsung.
  • 8. ELEMEN WAKTU § Kerugian tidak langsung bisa jadi mempunyai elemen waktu jika waktu dilibatkan dalam perhitungan kerugian tersebut. Sebagai contoh, jika karena kebakaran, bangunan tidak bisa disewakan sampai rekonstruksi selesai dilakukan. Kerugian tersebut akan berhubungan positif dengan jangka waktu perbaikan. Semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk perbaikan, semakin besar kerugian yang dialami oleh perusahaan. Dengan kata lain, besarnya kerugian merupakan fungsi dari waktu.
  • 9. METODE PENILAIAN KERUGIAN ASET FISIK NILAI PASAR (HARGA PASAR) REPLACEMENT COST (BARU) REPLACEMENT COST DIKURANGI DEPRESIASI
  • 10. NILAI PASAR Harga pasar adalah harga yang terbentuk melalui mekanisme pasar. Dalam mekanisme tersebut ada pihak yang ingin menjual dan ada pihak yang ingin membeli. Kekuatan demand (permintaan) dan supply (penawaran) membentuk harga keseimbangan yang menjadi harga pasar. Penilaian property riil dengan menggunakan metode harga pasar bisa dilakukan dengan membandingkan harga pasar aset yang mirip yang pernah diperdagangkan (jika aset semacam itu bisa ditemukan). Biasanya harga pasar cukup berfluktuasi. Karena itu penggunaan metode harga pasar harus memperhitungkan fluktuasi harga pasar tersebut. Disamping itu jika tidak bisa ditemukan aset dengan karakteristik yang sama persis dengan aset yang hancur, maka penyesuaian-penyesuaian juga perlu dilakukan.
  • 11. PERHITUNGAN HARGA PASAR SECARA TIDAK LANGSUNG, DENGAN MENGGUNAKAN OPPORTUNITY COST (KESEMPATAN YANG HILANG) Sebagai contoh, misalkan kita membeli obligasi atas unjuk dengan nilai nominal Rp1 juta, kupon bunga 20%, jangka waktu lima tahun. Obligasi tersebut hilang. Tingkat keuntungan yang relevan 15%. Berapa Opportunity costnya?
  • 12. Penilaian properti riil dengan menggunakan metode harga pasar lebih sulit dibandingkan untuk property personal. Untuk property personal, karena lebih likuid (sering diperdagangkan), harga- harga biasanya lebih mudah diperoleh.
  • 13. METODE REPLACEMENT COST (BARU) Tehnik Replacemeny Cost baru dilakukan dengan melihat biaya yang diperlukan untuk mengganti barang yang rusak dengan barang baru yang sama. Sebagai contoh, misalkan kita mempunyai bangunan yang terbakar habis. Dengan menggunakan tehnik replacement cost, kita akan menghitung berapa biaya yang diperlukan untuk membangun kembali bangunan tersebut agar sama seperti sebelum terbakar. Manajer risiko bisa menggunakan bantuan pihak luar (misal appraisal) untuk menaksir replacement cost tersebut.
  • 14. REPLACEMENT COST DIKURANGI DEPRESIASI Manajer akan menghitung replacement cost (baru) kemudian dikurangi dengan depresiasi atau angka yang mencerminkan turunnya nilai ekonomis. Argumen yang mendasari tehnik tersebut adalah nilai suatu property yang sebenarnya adalah nilai property tersebut dikurangi dengan depresiasi atau penurunan nilai karena sudah digunakan atau karena berjalannya waktu
  • 15. Sebagai contoh, jika suatu bangunan yang mempunyai nilai penggantian (replacement cost) Rp100 juta, tetapi sudah 20 tahun dibangun. Jika bangunan tersebut terbakar, perusahaan asuransi barangkali tidak akan membangun kembali bangunan tersebut. Sebagai gantinya, perusahaan asuransi akan mengurangi nilai tersebut dengan depresiasi (sehingga jumlahnya lebih kecil dari Rp100 juta), dan memberikannya dalam bentuk kas.
  • 16. RISIKO GUGATAN (LIABILITY) Eksposur kewajiban legal (liability) muncul jika pengadilan memutuskan kita sebagai pihak tertanggung yang harus membayar ganti rugi kepada pihak lainnya. Beberapa contoh kewajiban atau gugatan hukum adalah: pasien menuntut ganti rugi kepada dokter yang dianggap melakukan malpraktek, pengemudi menuntut produsen mobil ganti rugi karena disain mobil yang tidak baik membuat mobil tersebut rentan terhadap kecelakaan.
  • 17. HUKUM KRIMINAL DAN PERDATA Hukum criminal diarahkan kepada tindakan salah (pelanggaran hukum) terhadap masyarakat. Contoh perbuatan yang melanggar hukum criminal adalah pembunuhan, perampokan, pemerkosaan. Tuntutan hukum criminal dilakukan oleh lembaga pemerintah, seperti jaksa. Pihak yang bersalah akan dihukum penjara dan/atau denda.
  • 18. HUKUM KRIMINAL DAN PERDATA (2) Hukum perdata diarahkan kepada tindakan pelanggaran hak atas individu atau organisasi. Sebagai contoh, jika saya merasa nama saya dicemarkan, saya bisa menuntut ganti rugi kepada pihak yang mencemarkan nama saya tersebut. Jika pasien merasa dirugikan oleh dokter (misal karena memberi diagnosa dan pengobatan yang salah), maka pasien tersebut bisa menuntut ganti rugi kepada dokter. Pihak yang bersalah dalam masalah perdata biasanya dihukum dengan membayar denda, atau melakukan pekerjaan tertentu, atau dilarang melakukan hal tertentu.
  • 19. HUKUM KRIMINAL DAN PERDATA (3) Dalam beberapa situasi, seseorang bisa dituntut melalui hukum criminal dan perdata. Sebagai contoh, jika seseorang membunuh. Dia akan dituntut melalui tuntutan criminal. Misalkan keluarganya menuntut ganti rugi atas kematian tersebut, maka orang tersebut juga akan dituntut melalui tuntutan perdata.
  • 20. COMMON LAW DAN CIVIL LAW Didunia ada dua sistem hukum yang utama, yaitu civil law dan common law. Civil law didasarkan pada sistem hukum yang dikodifikasi yang menetapkan peraturan/ perundangan yang komprehensif, yang kemudian dipakai dan diinterpretasikan oleh hakim. Sistem tersebut ditandai dengan perundangan yang ekstensif, misal dibuat Undang-undang yang terdiri dari banyak pasal untuk mengatur hal-hal tertentu (misal, di Indonesia ada UU pasar modal, UU perseroan terbatas, dan UU lainnya). Sistem tersebut berasal dari hukum kekaisaran Roma, meskipun civil law moderen didasarkan pada kodifikasi hukum di Eropa pada abad 19, khususnya pada masa pemerintahan Napoleon di Perancis. Sistem civil law merupakan sistem hukum yang paling banyak dipakai di dunia. Seseorang melakukan kesalahan hukum jika ia melanggar perundangan yang telah ditetapkan. Sistem peradilan lebih aktif memulai persidangan dan menentukan keputusannya.
  • 21. COMMON LAW DAN CIVIL LAW Alternatif dari civil law adalah common law. Common law berkembang berdasarkan kebiasaan (adat atau custom) yang berkembang sebelum ada hukum tertulis, yang kemudian masih dipertahankan meskipun hukum tertulis mulai dikembangkan. Common law menggunakan putusan hakim atau kasus-kasus hukum yang terjadi sebelumnya (jurisprudensi) sebagai dasar pengambilan keputusan kasus yang akan diputuskan. Dalam sistem tersebut, pihak-pihak yang berselisih akan mengajukan kasus kemudian pengadilan akan mendengarkan argumen dari pihak yang menuduh (plaintiff) dan pihak tertuduh (defendant), untuk sampai pada keputusan hukum tertentu.
  • 22. COMMON DAN CIVIL LAW Perbedaan antara civil dengan common law bukan hanya pada masalah kodifikasi hukum (dimana civil mempunyai kodifikasi, sedangkan common law didasarkan pada kasus-kasus hukum sebelumnya), tetapi juga pada pendekatan terhadap hukum. Pada civil law, perundangan dipandang sebagai sumber utama hukum. Pengadilan mendasarkan keputusannya pada perundangan tersebut. Pada common law, kasus-kasus merupakan sumber utama hukum, sementara perundangan hanya sebagai pelengkap.
  • 23. COMMON DAN CIVIL LAW Beberapa penulis melihat implikasi ekonomi yang berbeda antara kedua sistem hukum tersebut. Civil law lebih menekankan stabilitas sosial, sementara common law memfokuskan pada hak individu. Perbedaan tersebut diyakini oleh beberapa pihak membawa konsekuensi berbeda terhadap perkembangan ekonomi negara yang menganut sistem hukum yang berbeda tersebut. Sebagai contoh, beberapa penulis berpendapat negara dengan sistem common law memberikan perlindungan terhadap investor lebih baik dibandingkan dengan negara dengan sistem civil law.
  • 24. Civil law Perancis: Perancis, negara-negara Benelux, Italia, Spanyol, Portugal, dan bekas koloni dari negara-negara tersebut. Civil law Jerman: Jerman, Austria, Swis, Yunani, Turki, Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan. Civil law Skandinavia: Denmark, Swedia, Finlandia, Norwegia, dan Islandia Civil law Belanda: Belanda, Rusia Cina dianggap memiliki gabungan civil law dan hukum sosialis. Common law: Inggris, Wales, Irlandia Utara, Republik Irlandia, Amerika Serikat (kecuali Louisiana), Kanada (kecuali Quebec), Australia, Selandia Baru, Afrika Selataan, India, Sri Lanka, Malaysia, Brunei, Pakistan, Singapura, Hong Kong, dan negara persemakmuran (bekas koloni Inggris) lainnya.
  • 25. COMMON DAN CIVIL LAW Perbedaan antara civil law dengan common law semakin sedikit. Negara dengan common law sudah banyak yang memulai kodifikasi hukum (menjadi seperti civil law), sedangkan Negara dengan civil law sudah mulai menggunakan jurisprudensi (kasus atau putusan hakim sebelumnya) sebagai sumber hukum.
  • 26. ILUSTRASI GUGATAN LIEBECK TERHADAP MCDOLAND’S Pada bulan Februari 1992, Liebeck, wanita berusia 70 tahun dari Albuquerque, New Mexico, membeli kopi yang masih panas dari drive-thru restoran McDonald’s, yang kemudian tumpah di pahanya, dan mencederainya. Ia menuntut ganti rugi ke McDonald’s. Pada tahun 1994, jury menetapkan ganti rugi sebesar 2,9 juta dolar AS. Jumlah tersebut diturunkan menjadi 640 ribu dolar AS oleh hakim. Keduanya mengajukan banding, dan akhirnya keduanya menyelesaikan masalah diluar pengadilan dengan jumlah yang tidak disebutkan.
  • 27. GUGATAN HUKUM Liebeck menuntut McDonald’s sebesar $10.000 untuk membayar biaya pengobatan, tetapi perusahaan hanya bersedia membayar $800. Ketika McDoland’s menolak untuk menaikkan ganti rugi tersebut, Liebeck menggugat McDonald’s dengan menuduh McDonald’s lalai (gross negligence) karena menjual kopi yang terlalu berbahaya (unreasonably dangerous) dan cacat produksinya (defectively manufactured). Selama persidangan ditemukan bahawa McDonald’s mensyaratkan franchisenya untuk memberikan kopi dengan panas mencapai 180-190 derajat Fahrenheit (82-88 derajat Celsius). Pada suhu tersebut, kopi bisa menyebabkan luka bakar tingkat tiga dalam 2-7 detik. Pengacara Liebeck berargumen bahwa kopi seharusnya tidak diberikan pada panas lebih dari 140 derajat Fahrenheit (60 derajat celcius). Kopi yang disajikan direstoran lain mempunyai temperature yang lebih rendah dibandingkan dengan yang disajikan McDonald’s. Bahkan manajer pengendalian kualitas McDonald’s bersaksi bahwa makanan yang lebih panas dari 140 derajat bisa mengakibatkan luka bakar. Kopi McDonald’s bisa membakar mulut dan leher. Kesaksian dari beberapa orang mangatakan bahwa McDonald’s tidak bermaksud menurunkan temperature kopinya.
  • 28. Tetapi asosiasi kopi nasional Amerika Serikar merekomendasikan agar kopi dimasak pada 195-205 derajat Fahrenheit dan dipertahankan temperaturnya sekitar 180-185 derajat Fehrenheit untuk mendapatkan rasa yang optimal, dan diminum segera. Starbucks, sebagai contoh, menyajikan kopinya pada temperature seperti itu. Starbucks juga digugat beberapa kali karena tumpahan kopinya, tetapi kebanyakan pengadilan mengabaikan tuntutan terhadap Starbucks tersebut.
  • 29. PENYELESAIAN HUKUM Dengan menggunakan prinsip comparative liability, jury menemukan bahw McDonald’s bertanggung jawab sebesar 80% terhadap kejadian tersebut, sementara Liebeck berkontribusi sebesar 20%. Meskipun ada peringatan tertulis pada cangkir kopi, juri memutuskan bahwa peringatan tersebut tidak cukup besar tulisannya atau tidak cukup kuat. Juri memutuskan Liebeck berhak atas ganti rugi sebesar $200 ribu untuk kompensasi cedera, yang kemudian diturunkan 20% menjadi $160.000. Sebagai tambahan, juri menetapkan $2,7 juta sebagai denda hukuman (punitive damages).
  • 30. Tetapi hakim mengurangi denda hukuman menjadi $480 ribu, sehingga Liebeck memperoleh $640 ribu total. McDonald’s dan Loebeck mengajukan banding, dan pada bulan Desember 1994, keduanya menyelesaikan permasalahan di luar pengadilan dengan jumlah yang tidak disebutkan. Diperkirakan jumlah tersebut sama dengan jumlah yang ditentukan oleh pengadilan. "http://en.wikipedia.org/wiki/Liebeck_v._McDona ld%27s_Corp.