SlideShare a Scribd company logo
1 of 59
Download to read offline
www.futurumcorfinan.com
Page 1
Obligasi Konversi
Bagian Kedua: Akuntansi Penerbitan Obligasi Konversi menurut
IFRS (Bagian B)
Ini merupakan lanjutan Bagian (A) dari tulisan dengan judul yang sama dimana Bagian
Pertama dan Kedua sudah dibicarakan. Bagian (B) membicarakan Bagian Ketiga dan
Bagian Keempat.
Bagian Ketiga : Akuntansi Obligasi Konversi dari Sudut Pandang Perusahaan
Penerbit
Dari bacaan paragraf 29 IAS 32 yang dimuat dalam tulisan Bagian (A) dengan judul yang
sama, dapat kita ketahui bahwa IFRS menghendaki dipisahkannya komponen Liabilitas
Keuangan dan Instrumen Ekuitas yang terkandung dalam nilai penerbitan obligasi konversi.
Tidak hanya itu saja, IAS 32 paragraf 30 1
menghendaki bahwa klasifikasi komponen
Liabilitas Keuangan dan Instrumen Ekuitas dari suatu instrumen konversi tidak akan direvisi
atau diubah sebagai akibat adanya perubahan kemungkinan option konversi ini akan
1
IFRS Foundation. A Guide Through IFRS (Green Book). Part A: The Conceptual Framework and
Requirements. July 2012. IAS 32 Financial Instruments: Presentation. London: IFRS Foundation
Publications Department. Halaman A967.
Sukarnen
DILARANG MENG-COPY, MENYALIN,
ATAU MENDISTRIBUSIKAN
SEBAGIAN ATAU SELURUH TULISAN
INI TANPA PERSETUJUAN TERTULIS
DARI PENULIS
Untuk pertanyaan atau komentar bisa
diposting melalui website
www.futurumcorfinan.com
www.futurumcorfinan.com
Page 2
dijalankan atau di-exercise atau tidak (dalam hal pilihan exercise option tidak membawa
keuntungan secara ekonomis bagi beberapa pihak pemegang obligasi konversi tersebut)2
.
Pertanyaan dasar: Bagaimana mengalokasikan dana yang diperoleh dari penerbitan
instrumen keuangan majemuk tersebut ke masing-masing komponen?
IAS 32 paragraf 31 menjelaskan cara “memisahkan” komponen Liabilitas Keuangan dan
Instrumen Ekuitas, sebagaimana dijelaskan di bawah ini3
.
[Paragraf 31 IAS 32] IFRS 9 deals with the measurement of financial assets and financial
liabilities. Equity instruments are instruments that evidence a residual interest in the assets
of an entity after deducting all of its liabilities. Therefore, when the initial carrying amount of a
compound financial instrument is allocated to its equity and liability components, the equity
component is assigned the residual amount after deducting from the fair value of the
instrument as a whole the amount separately determined for the liability component. The
value of any derivative features (such as a call option) embedded in the compound financial
instrument other than the equity component (such as an equity conversion option) is
included in the liability component. The sum of the carrying amounts assigned to the liability
and equity components on initial recognition is always equal to the fair value that would be
ascribed to the instrument as a whole. No gain or loss arises from initially recognizing
the components of the instrument separately.
Dari paragraf 31 IAS 32 dapat dikatakan bahwa:
Sejalan dengan definisi Instrumen Ekuitas yang diberikan dalam paragraf 11 IAS 32, yaitu
“Any contract that evidences a residual interest in the assets of an entity after deducting all
of its liabilities”, yaitu bahwa ekuitas menunjukkan kepentingan residual dalam aset neto
suatu perusahaan, maka nilai keseluruhan instrumen keuangan berupa obliges konversi dan
komponen Liabilitas Keuangan wajib ditentukan terlebih dahulu. Nilai komponen Instrumen
Ekuitas adalah sisanya atau berupa residual saja.
2
Adanya perbedaan dampak konversi atas beban pajak masing-masing pemegang atau investor
obligasi konversi dapat berbeda-beda, ini akan membawa konsekuensi kemungkinan masing-masing
pihak pemegang atau investor obligasi konversi akan bersikap berbeda-beda terhadap apakah akan
di-exercise option konversi atau tidak.
3
IFRS Foundation. International Financial Reporting Standards 2013 (Red Book). Part A: The
Conceptual Framework and Requirements. IAS 32: Financial Instruments: Presentation. Paragraf 31.
Juli 2012. London: IFRS Foundation Publications Department. Halaman A918.
www.futurumcorfinan.com
Page 3
Jadi urutannya:
1) Tentukan terlebih dahulu nilai wajar (fair value)4
dari obligasi konversi. Nilai wajar ini
biasanya terwujud dalam uang tunai yang diterima (proceeds) atau harga transaksi
(transaction price) dari penerbitan obligasi konversi. Nilai wajar ini pula yang menjadi
nilai tercatat awal (initial carrying amount) dari obligasi konversi tersebut. Katakan nilai
yang diperoleh dari langkah pertama ini adalah (A).
2) Kemudian, tentukan nilai wajar dari komponen Liabilitas Keuangan, dimana caranya
dijelaskan dalam paragraf 32 IAS 32. Katakan nilai yang diperoleh dari langkah kedua
ini adalah (B).
3) Sisanya atau selisih dari langkah pertama dan kedua di atas yaitu selisih (A) dengan
(B), merupakan bagian yang dialokasikan sebagai Instrumen Ekuitas (= C).
Dengan demikian, jumlah (B) + jumlah (C) diatas akan selalu sama dengan jumlah (A).
Karena Jumlah (B) + jumlah (C) = jumlah (A) pada saat pengakuan awal, maka secara
logika tidak mungkin bisa timbul keuntungan atau kerugian dari pengakuan awal atas
komponen Liabilitas dan Ekuitas dari penerbitan instrumen keuangan majemuk. Hal ini
ditegaskan dalam kalimat terakhir Paragraf 31 IAS 32 di atas bahwa tidak ada keuntungan
atau kerugian yang akan timbul dari memisahkan dan mengakui kedua komponen terpisah
dari suatu instrumen keuangan majemuk. Prinsip ini dikenal sebagai “No Day 1 Gain or
Loss”.
Paragraf 30 IAS 32 menjelaskan lebih lanjut bahwa5
:
Classification of the liability and equity components of a convertible instrument is not revised
as a result of a change in the likelihood that a conversion option will be exercised, even
when exercise of the option may appear to have become economically advantageous to
some holders. Holders may not always act in the way that might be expected because, for
example, the tax consequences resulting from conversion may differ among holders.
Furthermore, the likelihood of conversion will change from time to time. The entity’s
4
IFRS 13 : Fair Value Measurement, mendefinisikan nilai wajar sebagai:
Fair value is the price that would be received to sell an asset or paid to transfer a liability in an orderly
transaction between market participants at the measurement date.
IFRS Foundation. International Financial Reporting Standards 2013 (Red Book). Part A: The
Conceptual Framework and Requirements. IFRS 13 : Fair Value Measurement. Juli 2012. London:
IFRS Foundation Publications Department. Paragraf 9. Halaman A491.
5
IFRS Foundation. A Guide Through IFRS (Green Book). Part A: The Conceptual Framework and
Requirements. July 2012. IAS 32 Financial Instruments: Presentation. London: IFRS Foundation
Publications Department. Halaman A966.
www.futurumcorfinan.com
Page 4
contractual obligation to make future payments remains outstanding until it is extinguished
through conversion, maturity of the instrument or some other transaction.
Di sini IAS 32 paragraf 30 mengatur bahwa klasifikasi komponen Liabilitas Keuangan dan
Instrumen Ekuitas yang dilakukan pada saat pengakuan awal dari suatu instrumen
keuangan majemuk tidak akan direvisi sebagai akibat perubahan kemungkinan bahwa
option konversi akan dijalankan atau tidak. Jadi kewajiban kontraktual pihak penerbit
obligasi konversi untuk melakukan pembayaran di masa depan akan terus ada sampai
obligasi konversi tersebut (i) diselesaikan (extinguished) melalui konversi, (ii) jatuh tempo
obligasi konversi (catatan: ada pelunasan), atau (iii) berakhir akibat transaksi lainnya.
Cara Pemisahan Komponen Liabilitas Keuangan dan Instrumen Ekuitas dalam Suatu
Obligasi Konversi
Cara pemisahan komponen Liabilitas Keuangan dan Instrumen Ekuitas dalam suatu obligasi
konversi, sebagaimana diuraikan di atas, dengan dihitung terlebih dahulu nilai wajar dari
komponen Liabilitas Keuangan dan nilai yang tersisa ke komponen Instrumen Ekuitas, ada
yang menamakan “Split Accounting”6
atau “Residual Allocation Method”7
. Namun demikian,
bacaan atas Basis for Conclusions on IAS 32 Financial Instruments: Presentation paragraf
BC23 – BC31 memberikan kita dasar pertimbangan IASB memilih cara perhitungan di atas.
Paragraf BC23 – BC31 8
menjelaskan bahwa versi IAS 32 sebelum tahun 2003 tidak
menentukan satu metode tertentu untuk “memisahkan” nilai tercatat awal dari suatu
instrumen keuangan majemuk ke komponen Liabilitas Keuangan dan Instrumen Ekuitas,
namun menyarankan [catatan: perhatikan, hanya menyarankan saja, dan tidak mewajibkan
salah satu metode tersebut] 2 (dua) pendekatan yang dapat dipertimbangkan:
6
Misalnya disebut dalam:
 Mackenzie, Bruce; Danie Coetsee; Tapiwa Njikizana; Edwin Selbst; Raymond Chamboko;
Blaise Colyvas; dan Brandon Hanekon. 2013 Interpretation and Application of International
Financial Reporting Standards. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc. 2013. Bab 24: Financial
Instruments. Halaman 1833.
 Elliot, Barry; dan Jamie Elliott. Financial Accounting, Reporting and Analysis. Edisi
International. Edisi kedua. UK: Pearson Education Limited. 2006. Bab 7: Financial
Instruments. Halaman 173
7
Epstein, Barry J.; dan Eva K. Jermakowicz. 2010 Interpretation and Application of International
Financial Reporting Standards. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc. 2010. Bab 15: Financial
Instruments – Noncurrent Liabilities. Halaman 645.
8
IFRS Foundation. A Guide Through IFRS. Part B: The Accompanying Documents. July 2012. Basis
for Conclusions on IAS 32 Financial Instruments: Presentation. London: IFRS Foundation
Publications Department. Halaman B1372 – B1373.
www.futurumcorfinan.com
Page 5
1) Metode Dengan-dan-Tanpa-Dengan (With-and-Without Method). Menggunakan
pendekatan ini, langkah pengukuran pertama difokuskan pada komponen instrumen
yang relatif lebih mudah ditentukan nilainya, dan selisih dari nilai keseluruhan
instrumen keuangan majemuk tersebut, akan dialokasikan ke komponen yang relatif
lebih tidak mudah ditentukan nilainya atau diukur (seringkali ini merupakan komponen
Instrumen Ekuitas).
Mengingat bahwa pendekatan ini hanya melihat pada pengukuran komponen
instrumen yang lebih mudah ditentukan, maka dapat saja justru sebaliknya, dimana
nilai wajar komponen Instrumen Ekuitas lebih dapat ditentukan terlebih dahulu, dan
selisih antara dana perolehan dari penerbitan instrumen keuangan majemuk, baru
diberikan ke komponen Liabilitas Keuangan.
Jadi metode ini dimungkinkan bahwa:
 Nilai wajar komponen Liabilitas Keuangan dari suatu instrumen keuangan
majemuk ditentukan terlebih dahulu (karena dapat relatif lebih mudah
ditentukan terlebih dahulu), dan sisa atau selisihnya dengan total nilai
instrumen keuangan majemuk keseluruhan kemudian dialokasikan ke
komponen Instrumen Ekuitas. Atau,
 Nilai wajar komponen Instrumen Ekuitas dari suatu instrumen keuangan
majemuk ditentukan terlebih dahulu (karena dapat relatif lebih mudah
ditentukan terlebih dahulu), dan sisa atau selisihnya dengan total nilai
instrumen keuangan majemuk keseluruhan kemudian dialokasikan ke
komponen Liabilitas Keuangan.
Contoh:
PT ABC menerbitkan obligasi konversi dengan nilai wajar Rp 10.000.000.000, dimana
nilai wajar komponen Liabilitas Keuangan dapat ditentukan relatif lebih mudah
Rp 8.000.000.000, maka alokasi total dana yang diterima adalah sebagai berikut:
www.futurumcorfinan.com
Page 6
Total Dana
Nilai Wajar Liabilitas
Keuangan
Sisanya dialokasikan ke
Komponen Instrumen
Ekuitas – karena
merupakan residual,
maka tidak diukur pada
nilai wajarnya
10.000.000.000 8.000.000.000 2.000.000.000
Seandainya dalam contoh di atas, nilai wajar komponen Instrumen Ekuitas (misalnya
diukur menggunakan model option pricing) Rp 3.000.000.000 dapat relatif ditentukan
lebih mudah, maka alokasi total dana yang diterima adalah sebagai berikut:
Total Dana
Nilai Wajar Komponen
Instrumen Ekuitas
Sisanya dialokasikan ke
Komponen Liabilitas
Keuangan – karena
merupakan residual,
maka tidak diukur pada
nilai wajarnya
10.000.000.000 8.000.000.000 2.000.000.000
2) Metode Nilai Wajar Relatif (Relative Fair Value Method). Dalam metode ini, baik
komponen Liabilitas Keuangan maupun Instrumen Ekuitas akan diukur nilai [wajar]-
nya secara terpisah, dan kemudian perbandingan dari nilai wajar masing-masing
komponen tersebut digunakan untuk membagi nilai perolehan instrumen keuangan
majemuk ke dalam masing-masing komponennya.
Contoh:
PT ABC menerbitkan obligasi konversi dengan nilai wajar Rp 10.000.000.000, dimana
nilai wajar komponen Liabilitas Keuangan Rp 8.000.000.000 dan nilai wajar komponen
Instrumen Ekuitas (misalnya diukur menggunakan model option pricing)
Rp 3.000.000.000, maka alokasi total dana yang diterima adalah sebagai berikut:
www.futurumcorfinan.com
Page 7
Komponen
Instrumen
Nilai Wajar
(dalam Rp)
% dari Total
(dibulatkan)
Jumlah yang
Dialokasi ke
Masing-Masing
Komponen
(dalam Rp)
Liabilitas Keuangan 8.000.000.000 73% 7.300.000.000
Instrumen Ekuitas 3.000.000.000 27% 2.700.000.000
Total 11.000.000.000 100% 10.000.000.000
IAS 32 versi sebelum tahun 2003 tidak menentukan pendekatan yang mana yang perlu
dipakai, namun demikian memberikan 2 (dua) pendekatan yang dapat dipertimbangkan,
sebagaimana disebutkan di atas. Sikap ini diambil oleh IAS 32, karena pada saat itu, IAS 32
memang tidak dimaksudkan untuk mengatur pengukuran Aset Keuangan, Liabilitas
Keuangan dan Instrumen Ekuitas. Hal-hal menyangkut pengukuran memang kemudian ada
dalam penerbitan IAS 39 Financial Instruments: Recognition and Measurement pada tahun
2003. IAS 39 paragraf 43 sendiri kemudian menentukan bahwa Liabilitas Keuangan mesti
diukur pada saat pengakuan awal menggunakan nilai wajar9
:
When a financial liability is recognized initially, an entity shall measure it at its fair value
minus, in the case of a financial liability not at fair value through profit or loss, transaction
costs that are directly attributable to the issue of the financial liability.
Akibat pengaturan ini, Metode Nilai Wajar Relatif menjadi tidak dapat dipergunakan lagi,
dengan alasan sebagai berikut.
 Pertama, pada saat pengakuan awal (initial recognition): penggunaan metode ini
dapat mengakibatkan pengukuran awal komponen Liabilitas Keuangan tidak
dilakukan pada nilai wajarnya, sesuatu yang bertentangan dengan ketentuan IAS
39 paragraf 43 di atas.
 Kedua, menyambung alasan pertama di atas, dimana komponen Liabilitas
Keuangan tidak diukur pada nilai wajarnya pada saat pengakuan awal, maka ini
akan membawa konsekuensi pada pengukuran komponen Liabilitas Keuangan
sesudah pengakuan awal (measurement after initial recognition). IAS 39 paragraf
47 mewajibkan bahwa, sesudah pengakuan awal, Liabilitas Keuangan yang
9
International Accounting Standards Committee Foundation. International Financial Reporting
Standards: as issued at 1 January 2010. Part A. IAS 39 Financial Instruments: Recognition and
Measurement. London: IASC Foundation Publications Department. 2010. Halaman A884.
www.futurumcorfinan.com
Page 8
diklasifikasikan pada nilai wajarnya melalui laba rugi, akan diukur pada nilai
wajarnya sesuai dengan IAS 39, dan Liabilitas Keuangan lainnya diukur
menggunakan biaya yang diamortisasi (amortized cost)10
. Penggunaan Metode
Nilai Wajar Relatif dimana pada awal pengakuan komponen Liabilitas Keuangan
tidak menggunakan nilai wajarnya, maka mengikuti ketentuan IAS 39 di atas,
komponen Liabilitas Keuangan ini jika dikelompokkan diukur pada nilai wajarnya
melalui laba rugi, maka entitas penerbit dimungkinkan untuk mengakui laba atau
rugi seketika (immediate gain or loss) sesudah pengakuan awal. Hal ini jelas
bertentangan dengan ketentuan IAS 32 paragraf 31 yang kita baca di atas, dimana
menyatakan bahwa tidak boleh ada laba atau rugi yang dapat timbul dari
pengakuan pemisahan komponen Liabilitas Keuangan dan Instrumen Ekuitas dari
suatu instrumen keuangan majemuk.
Metode pertama, yaitu Metode Dengan-dan-Tanpa-Dengan, yang pilihannya komponen
Instrumen Ekuitas ditentukan terlebih dahulu nilai wajarnya, dan sisa atau selisihnya dengan
total nilai instrumen keuangan majemuk keseluruhan kemudian dialokasikan ke komponen
Liabilitas Keuangan, juga kemudian diputuskan tidak digunakan, dengan beberapa
pertimbangan sebagai berikut.
 Definisi Instrumen Ekuitas sebagai tertuang dalam Conceptual Framework paragraf
4.4(c) dan 4.22-, IAS 39 paragraf 9 dan IFRS 9 paragraf 5.1.1, IAS 32 paragraf 11
menyebutkan bahwa Instrumen Ekuitas adalah :
Equity is the residual interest in the assets of an entity after deducting all of its
liabilities. (paragraf 4.4(c))
The amount at which equity is shown in the balance sheet is dependent on the
measurement of assets and liabilities. (paragraf 4.22).
Pendekatan ini tidak diambil adalah lebih karena konsekuensi dari definisi Instrumen
Ekuitas, dimana disebutkan bahwa Ekuitas adalah kepentingan residual dalam aset
suatu entitas sesudah dikurangi semua kewajiban atau liabilitas, atau merupakan aset
neto suatu entitas. Jadi ia merupakan kepentingan residual. Lebih jauh lagi, jumlah
yang ditunjukkan sebagai Ekuitas di neraca entitas TERGANTUNG pada pengukuran
10
International Accounting Standards Committee Foundation. International Financial Reporting
Standards: as issued at 1 January 2010. Part A. IAS 39 Financial Instruments: Recognition and
Measurement. London: IASC Foundation Publications Department. 2010. Halaman A884.
www.futurumcorfinan.com
Page 9
Aset dan Liabilitas. Hal ini mengakibatkan Liabilitas perlu dicatat sebagai nilai wajar
mereka seutuhnya. Kalau tidak dibukukan penuh pada nilai wajarnya, berarti terjadi
penyajian yang lebih rendah (understatement) dari kepentingan (dan klaim) pihak
kreditor atas aset entitas tersebut, dan juga, penyajian yang lebih tinggi
(overstatement) dari kepentingan [para] pemegang saham entitas tersebut. Mengingat
penekanan IASB The Conceptual Framework for Financial Reporting pada “true and
fair presentation”, hal-hal yang diatur ini menjadi tidak terlalu mengherankan.
Dengan demikian, adanya opsi bahwa nilai [wajar] komponen Instrumen Ekuitas ditentukan
terlebih dahulu sebelum nilai [wajar] Liabilitas Keuangan (sebagaimana dimungkinkan dalam
Metode Dengan-dan-Tanpa-Dengan), atau nilai [wajar] komponen Liabilitas Keuangan dan
komponen Instrumen Ekuitas ditentukan bersamaan (sebagaimana diatur menggunakan
Metode Nilai Wajar Relatif) menjadi tidak dimungkinkan lagi.
Hal ini menyisakan hanya ada satu opsi yang dapat dipakai terkait pemisahan nilai
komponen Liabilitas Keuangan dan Instrumen Ekuitas dari suatu instrumen keuangan
majemuk, yaitu Metode Dengan-dan-Tanpa-Dengan dimana komponen Liabilitas Keuangan
ditentukan terlebih dahulu nilai wajarnya (termasuk nilai dari fitur derivatif non-ekuitas yang
terkandung didalamnya, misalnya fitur call option)11
, dan baru selisih nilai wajar instrumen
keuangan majemuk dengan nilai wajar komponen Liabilitas Keuangan, dialokasikan ke
komponen Instrumen Ekuitas. Kalau diperhatikan akibat Metode Dengan-dan-Tanpa
Dengan di atas, mengakibatkan hanya komponen Liabilitas Keuangan (diwakili Instrumen A
dalam tabel di bawah ini) yang diukur pada nilai wajarnya sedangkan, komponen lainnya
tidak, sebagaimana ditunjukkan di bawah ini12
:
11
Kalaupun ada fitur-fitur derivatif (seperti call option) yang tertanam (embedded) dalam suatu
instrumen keuangan majemuk, diluar komponen Instrumen Ekuitas (misalnya equity conversion
option), maka nilai dari fitur derivatif ini dimasukkan ke dalam komponen Liabilitas Keuangan.
12
Ernst & Young LLP. Financial Reporting Developments : A Comprehensive Guide. Issuer’s
Accounting for Debt and Equity Financings. Juni 2013. Halaman 10 dan 11.
www.futurumcorfinan.com
Page 10
Pertimbangan IASB mengadopsi hanya satu metode dengan komponen Liabilitas Keuangan
diukur terlebih dahulu nilai wajarnya akan membawa beberapa manfaat tambahan13
:
 Entitas penerbit instrumen keuangan majemuk tidak lagi perlu menerapkan model
penilaian option yang kompleks, dan termasuk perlunya melakukan estimasi
variabel-variabel input yang diperlukan untuk penerapan model tersebut, terkait
pengukuran nilai wajar komponen Instrumen Ekuitas.
 Pembandingan (comparability) laporan keuangan para penerbit instrumen keuangan
majemuk menjadi relatif lebih mudah karena hanya satu metode yang dipakai.
Dengan demikian, dalam IAS 32 revisi tahun 2003, terlepas apakah nilai wajar komponen
Liabilitas Keuangan atau komponen Instrumen Ekuitas dalam suatu instrumen keuangan
majemuk mana yang lebih andal dapat dihitung, komponen Liabilitas Keuangan wajib
ditentukan terlebih dahulu nilai wajarnya (dalam praktik, memang komponen ini justru lebih
mudah dihitung), dan seluruh nilai wajarnya perlu dibukukan dan diakui terlebih dahulu, dan
baru setelah itu, selisih antara total dana yang diterima dari penerbitan instrumen keuangan
majemuk dikurangi nilai wajar penuh dari komponen Liabilitas Keuangan tersebut, kemudian
dialokasikan sebagai komponen Instrumen Ekuitas.
13
International Accounting Standards Board juga menggarisbawahi bahwa penggunaan Metode
Dengan-dan-Tanpa-Dengan, dimana komponen Liabilitas Keuangan diukur terlebih dahulu nilai
wajarnya, sudah sesuai dengan proposal dari Joint Working Group of Standard Setters dalam Draft
Standard and Basis for Conclusions berjudul “Financial Instruments and Similar Items”, yang
diterbitkan oleh International Accounting Standards Committee pada bulan Desember 2000. Diunduh
pada tanggal 28 April 2014 dari laman https://www.frc.org.uk/getattachment/e6f26902-f843-41ea-
ad22-ea9994e0c6d7/Joint-Working-Group-of-Standard-Setters-Financial-Instruments-and-similar-
items.aspx.
www.futurumcorfinan.com
Page 11
Cara Mengukur Nilai Wajar Komponen Liabilitas Keuangan dalam Obligasi Konversi
Sekarang kita ketahui bahwa nilai wajar komponen Liabilitas Keuangan perlu dihitung
terlebih dahulu dari suatu instrumen keuangan majemuk, pertanyaan berikutnya: Bagaimana
mengukur nilai wajar komponen ini?
Jawabannya ada di paragraf 32 IAS 32 yang menjelaskan bagaimana mengukur nilai
komponen Liabilitas Keuangan yang terkandung dalam nilai instrumen keuangan majemuk
(misalnya obligasi konversi). Secara implisit, kita tahu bahwa nilai komponen Liabilitas
Keuangan ini identik dengan nilai obligasi biasa (straight atau ordinary debt, atau regular
bond seperti yang disebutkan oleh Reilly dan Brown di atas) atau obligasi tanpa ditempeli
fitur “opsi konversi”.
Levy dan Post menyebutkan bahwa14
:
A convertible bond is a corporate bond with an option to convert the bond into a fixed
number of stocks. The bondholder receives coupon payments that are lower than those on
non-convertible bonds with the same risk. Since the bond is convertible, it provides the
possibility to participate in a rise in the stock price. In essence, a convertible bond is an
ordinary bond with a call option added.
Jadi untuk memperoleh nilai komponen Liabilitas Keuangan ini, obligasi yang menjadi acuan
adalah obligasi non-konversi dengan tingkat resiko yang sama, seperti yang disebut oleh
Levy dan Post di atas. Hal inilah yang dituangkan oleh paragraf 32 IAS 32, sebagai berikut15
.
Under the approach described in paragraph 31, the issuer of a bond convertible into ordinary
shares first determines the carrying amount of the liability component by measuring the fair
value of a similar liability (including any embedded non-equity derivative features) that does
not have an associated equity component. The carrying amount of the equity instrument
represented by the option to convert the instrument into ordinary shares is then determined
by deducting the fair value of the financial liability from the fair value of the compound
financial instrument as a whole.
14
Levy, Haim; dan Thierry Post. Investments. London: Pearson Education Limited. 2005. Bab 2:
Bonds, Stocks and Other Securities. Halaman 32.
15
IFRS Foundation. International Financial Reporting Standards 2013 (Red Book). Part A: The
Conceptual Framework and Requirements. IAS 32: Financial Instruments: Presentation. Paragraf 32.
Juli 2012. London: IFRS Foundation Publications Department. Halaman A918.
www.futurumcorfinan.com
Page 12
IAS 32 Application Guidance dalam paragraf AG 31 menjelaskan lebih lanjut16
:
A common form of compound financial instrument is a debt instrument with an embedded
conversion option, such as a bond convertible into ordinary shares of the issuer, and without
any other embedded derivative features. Paragraph 28 requires the issuer of such a
financial instrument to present the liability component and the equity component separately
in the statement of financial position, as follows:
The issuer’s obligation to make scheduled payments of interest and principal is a financial
liability that exists as long as the instrument is not converted. On initial recognition, the fair
value of the liability component is the present value of the contractually determined stream
of future cash flows discounted at the rate of interest applied at that time by the market to
instruments of comparable credit status and providing substantially the same cash
flows, on the same terms, but without the conversion option. [catatan penulis: cara
pengukuran komponen Liabilitas Keuangan yang terdapat dalam obligasi konversi adalah
dengan mencari nilai kini arus kas pokok dan bunga periodik yang secara kontraktual telah
terikat dijanjikan, dimana akan didiskonto menggunakan tingkat suku bunga pasar untuk
obligasi yang dapat disebandingkan, baik jangka waktu maupun resikonya, namun hanya
saja obligasi sebanding tersebut tidak memiliki fitur option konversi.]
The equity instrument is an embedded option to convert the liability into equity of the issuer.
This option has value on initial recognition even when it is out of the money. [catatan
penulis: ini juga menjadi dasar pengakuan dan pencatatan nilai komponen Instrumen
Ekuitas pada saat pencatatan obligasi konversi oleh perusahaan penerbit, mengingat option
konversi secara teoritis memiliki nilai.]
IAS 32 dalam bagian Contoh Ilustrasi17
memberikan contoh yang mungkin dapat membantu
memahami maksud dari paragraf 32 IAS 32 di atas.
16
IFRS Foundation. International Financial Reporting Standards 2013 (Red Book). Part A: The
Conceptual Framework and Requirements. Appendix: Application Guidance. IAS 32: Financial
Instruments: Presentation. Juli 2012. London: IFRS Foundation Publications Department. Halaman
A936.
17 IFRS Foundation. International Financial Reporting Standards 2013 (Red Book). Part B: The
Accompanying Documents. IAS 32: Financial Instruments: Presentation. Illustrative Examples.
Example 9: Separation of a Compound Financial Instrument on Initial Recognition. IE34 – IE36. Juli
2012. London: IFRS Foundation Publications Department. Halaman B1440-B1441.
www.futurumcorfinan.com
Page 13
Suatu entitas menerbitkan 2.000 obligasi konversi pada awal tahun pertama. Obligasi
tersebut berjangka waktu 3 tahun, dan diterbitkan pada harga nominal dengan nilai
CU(Currency Unit) 1.000 per obligasi. Dengan demikian, entitas tersebut akan menerima
dana sebesar CU 2.000.000 (2.000 x CU 1.000). Bunga akan dibayarkan pada akhir setiap
tahun sebesar 6%. Setiap obligasi dapat dikonversi setiap saat sampai dengan tanggal jatuh
tempo menjadi 250 saham perusahaan tersebut. Pada saat obligasi tersebut diterbitkan,
suku bunga pasar yang berlalu untuk tipe obligasi atau surat hutang yang sama tanpa
adanya fitur option konversi (conversion option) adalah 9%. Catatan penulis: perhatikan
bahwa ada spread bunga sebesar 3% (9%-6%) yang lebih rendah antara obligasi yang
diterbitkan tanpa fitur option konversi dengan obligasi dengan fitur option konversi. Bagi
penerbit obligasi konversi, jelas ini suatu keuntungan terkait jumlah beban bunga yang mesti
dibayarkan secara periodik kepada pemegang atau investor obligasi konversi. Namun di sisi
lain, pihak pemegang atau investor obligasi konversi memiliki hak untuk menukar obligasi
konversi tersebut ke dalam sejumlah tertentu saham biasa entitas penerbit. Untuk
memperoleh atau membeli option konversi ini, pihak pemegang atau investor akan
membayar premi.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan:
Komponen Liabilitas Keuangan diukur terlebih dahulu nilai wajarnya, dan selisih antara dana
yang diterima dari penerbitan obligasi konversi dan nilai wajar komponen Liabilitas
Keuangan, akan masuk menjadi komponen Instrumen Ekuitas.
Sebagaimana ditunjukkan di atas, dari total dana yang diterima dari penerbitan obligasi
konversi sebesar CU 2.000.000, dialokasikan ke masing-masing komponen:
Tahun ke-0 Tahun ke-1 Tahun ke-2 Tahun ke-3
0 1 2 3
Pembayaran pokok obligasi konversi (dalam CU) 2,000,000
Pembayaran bunga periodik sebesar 6% 120,000 120,000 120,000
Total 120,000 120,000 2,120,000
Tingkat diskonto (9% - tanpa fitur option konversi) 9%
Present Value 110,092 101,002 1,637,029
Total Present Value dari komponen Liabilitas Keuangan (A) 1,848,122
Total dana yang diterima dari penerbitan Obligasi Konversi (B) 2,000,000
Komponen Instrumen Ekuitas (residual) (B) - (A) 151,878
www.futurumcorfinan.com
Page 14
 Liabilitas Keuangan sebesar CU 1.848.122, dan sisanya ke
 Instrumen Ekuitas sebesar CU 151.878.
Beberapa catatan tambahan:
a) Komponen Instrumen Ekuitas tidak akan diukur kembali (remeasurement – menurut
IAS 32 paragraf 22, dimana disebutkan bahwa “Changes in the fair value of an equity
instrument are not recognized in the financial statements.”) dan akan tetap di angka
CU 151.878 sampai dengan obligasi konversi tersebut apakah dikonversi atau ditebus
atau dibayar (redeemed). Jika obligasi konversi tersebut dikonversi, komponen
Liabilitas Keuangan sebesar CU 1.848.122 yang ada akan dipindahkan ke bagian
Ekuitas, yaitu Modal Saham, bersama-sama dengan komponen Instrumen Ekuitas
yang sudah dibukukan sebelumnya. Dalam proses pemindahan/transfer, tidak terjadi
pengakuan laba atau rugi, sebagaimana ditunjukkan dalam ilustrasi jurnal di bawah ini.
Akun
Debit
(dalam Rp)
Kredit
(dalam Rp)
Hutang obligasi konversi xx
Ekuitas – fitur konversi xx
Diskon hutang obligasi konversi [jika ada] xx
Modal saham xx
Jika obligasi konversi tersebut ditebus, maka komponen Instrumen Ekuitas senilai
CU 151.878 akan tetap di bagian Ekuitas pada neraca penerbit.
Hal di atas sejalan dengan IAS 32 Application Guidance paragraf AG3218
:
[Paragraf 32] On conversion of a convertible instrument at maturity, the entity
derecognizes the liability component and recognizes it as equity. The original equity
component remains as equity (although it may be transferred from one line item
within equity to another). There is no gain or loss on conversion at maturity.
18
IFRS Foundation. International Financial Reporting Standards 2013 (Red Book). Part A: The
Conceptual Framework and Requirements. Appendix: Application Guidance. IAS 32: Financial
Instruments: Presentation. Juli 2012. London: IFRS Foundation Publications Department. Halaman
A936-A937.
www.futurumcorfinan.com
Page 15
b) IAS 32 tidak secara spesifik memberikan nama dari akun Instrumen Ekuitas, hanya
dikatakan bagian dari Ekuitas. Beberapa buku ada yang menggunakan nama akun
“Paid-in Capital – conversion feature”19
, atau “Paid-in Capital – bond conversion
option”20
, atau “Equity – conversion option”21
, “Share Premium – conversion equity”22
,
sebagaimana ditunjukkan dalam ilustrasi jurnal-jurnal di bawah ini.
19
Epstein, Barry J.; dan Eva K. Jermakowicz. 2010 Interpretation and Application of International
Financial Reporting Standards. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc. 2010. Bab 15: Financial
Instruments – Noncurrent Liabilities. Halaman 645.
20
Mackenzie, Bruce; Danie Coetsee; Tapiwa Njikizana; Edwin Selbst; Raymond Chamboko; Blaise
Colyvas; dan Brandon Hanekon. 2013 Interpretation and Application of International Financial
Reporting Standards. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc. 2013. Bab 24: Financial Instruments.
Halaman 1886.
21
Spiceland, J. David; James F. Sepe; dan Mark W. Nelson. Intermediate Accounting. IFRS
Integrated. Edisi ketujuh. New York: The McGraw-Hill Companies, Inc. 2013. Bab 14: Bonds and
Long-Term Notes. Halaman 821.
22
Kieso, Donald E.; Jerry J. Weygandt; dan Terry D. Warfield. Intermediate Accounting. Edisi IFRS.
Volume 2. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc. 2011. Bab 16: Dilutive Securities and Earnings per
Share. Halaman 824. Kieso dkk menyebutkan bahwa dalam praktik, nama akun yang dipergunakan
untuk mencatat komponen Instrumen Ekuitas dapat sangat bervariasi.
www.futurumcorfinan.com
Page 16
c) Sebagaimana dijelaskan di atas, akun berisi komponen Instrumen Ekuitas dari
penerbitan obligasi konversi (bisa “Paid-in Capital/Equity – [bond] conversion feature”)
yang timbul dari pengakuan awal atas transaksi penerbitan instrumen keuangan
majemuk, akan merupakan bagian Ekuitas yang permanen. Komponen Liabilitas
Keuangan yang diakui pada awalnya, kalau kemudian dikonversi atau ditukarkan
menjadi saham biasa entitas penerbit obligasi konversi tersebut, maka nilai tercatat
obligasi konversi tersebut (termasuk diskon atau premi dari penerbitan yang belum
teramortisasi seluruhnya) akan dipindahkan ke akun Modal Saham bagian Ekuitas. Ini
secara tidak langsung menggambarkan harga keseluruhan yang dibayarkan oleh
pihak pembeli atau pemegang instrumen keuangan majemuk (ataupun dari sisi
penerbit instrumen keuangan majemuk) terkait dengan saham biasa yang diterbitkan.
Bagaimana bila pihak pemegang obligasi konversi tidak jadi melakukan konversi ke
saham biasa perusahaan penerbit obligasi konversi? Dengan kata lain, option konversi
tidak di-exercise oleh pihak pemegangnya, dan obligasi konversi itu kemudian dibayar
atau dilunasi pada saat jatuh tempo. Hal ini akan mengakibatkan komponen Instrumen
Ekuitas ini yaitu yang dicatat pada akun “Paid-in Capital/Equity – [bond] conversion
feature” tidak akan berubah, dan akan mirip seperti “donated capital” kepada
perusahaan penerbit, karena secara efektif, pemegang obligasi konversi telah
“melepaskan” (forfeited) bagian Ekuitas ini yang sebetulnya telah mereka
kontribusikan kepada perusahaan penerbit obligasi konversi. Menurut penulis, supaya
jelas, bisa saja akun “Paid-In Capital/Equity – [bond] conversion feature” dipindahkan
ke “Paid-In Capital/Equity – forfeited or expired conversion feature” pada saat option
konversi ini tidak jadi di-exercise oleh pemegangnya dan obligasi konversi tersebut
dilunasi oleh perusahaan penerbit.
Biaya Transaksi Penerbitan Obligasi Konversi
Dalam suatu penerbitan instrumen keuangan, termasuk instrumen keuangan majemuk,
dimana didalamnya obligasi konversi, pihak entitas penerbit tentu akan mengeluarkan biaya-
biaya penerbitan yang umum dikenal sebagai biaya transaksi (transaction costs) – silahkan
www.futurumcorfinan.com
Page 17
membaca tulisan penulis berjudul “PSAK 22 (revisi 2010) Tentang Kombinasi Bisnis : BIAYA
TRANSAKSI PENERBITAN INSTRUMEN KEUANGAN” lebih lanjut yang dimuat di
www.futurumcorfinan.com di kelompok “Articles”.
IAS 32 paragraf 38 (untuk penerbitan instrumen keuangan majemuk) dan 37 (untuk
penerbitan instrumen ekuitas) menyebutkan bahwa23
:
[Paragraf 38] Transaction costs that relate to the issue of a compound financial instrument
are allocated to the liability and equity components of the instrument in proportion to
the allocation of proceeds. Transaction costs that relate jointly to more than one
transaction (for example, costs of a concurrent offering of some shares and a stock
exchange listing of other shares) are allocated to those transactions using a basis of
allocation that is rational and consistent with similar transactions.
[Paragraf 37] An entity typically incurs various costs in issuing or acquiring its own equity
instruments. Those costs might include registration and other regulatory fees, amounts
paid to legal, accounting and other professional advisers, printing costs and stamp duties.
The transaction costs of an equity transaction are accounted for as a deduction from
equity to the extent they are incremental costs directly attributable to the equity
transaction that otherwise would have been avoided. The costs of an equity transaction
that is abandoned are recognized as an expense.
IAS 39 paragraf 43 terkait penerbitan Liabilitas Keuangan24
:
When a financial liability is recognized initially, an entity shall measure it as its fair value
minus, in the case of a financial liability not at fair value through profit or loss, transaction
costs that are directly attributable to the issue of the financial liability.
23
IFRS Foundation. A Guide Through IFRS (Green Book). Part A: The Conceptual Framework and
Requirements. July 2012. IAS 32 Financial Instruments: Presentation. London: IFRS Foundation
Publications Department. Halaman A969-A970.
Pembaca bisa membaca lebih lanjut IFRIC (IFRS Interpretations Committee) Update bulan
September 2008 (berjudul “IAS 32 Financial Instruments: Presentation – Transaction Costs to be
Deducted from Equity”) terkait seputar isu biaya transaksi untuk Instrumen Ekuitas. Dapat dilihat pada
laman http://www.ifrs.org/Updates/IFRIC-Updates/2008/Documents/IFRIC0809.pdf, yang diakses
penulis pada tanggal 2 Mei 2014.
24
International Accounting Standards Committee Foundation. International Financial Reporting
Standards: as issued at 1 January 2010. Part A. IAS 39 Financial Instruments: Recognition and
Measurement. London: IASC Foundation Publications Department. 2010. Halaman A884.
www.futurumcorfinan.com
Page 18
Dari paragraf-paragraf di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk biaya transaksi terkait
penerbitan instrumen keuangan majemuk, wajib dialokasikan ke masing-masing-masing
komponen Liabilitas Keuangan dan Instrumen Ekuitas berdasarkan proporsi atau
perbandingan dana yang diterima (proceeds) dari penerbitan instrumen keuangan majemuk,
(dimana dana tersebut mula-mula dialokasikan ke nilai wajar komponen Liabilitas Keuangan
dan sisanya ke komponen Instrumen Ekuitas).
Melanjutkan contoh di atas, seumpama untuk penerbitan obligasi konversi diterima dana
sebesar CU 2.000.000 dimana telah dialokasikan dengan cara perhitungan yang telah
diuraikan di atas, maka diperoleh masing-masing jumlah CU 1.848.122 untuk komponen
Liabilitas Keuangan dan CU 151.878 untuk komponen Instrumen Ekuitas. Proporsi atau
perbandingan kedua jumlah tersebut digunakan sebagai dasar alokasi pembagian biaya
transaksi yang telah dikeluarkan guna penerbitan obligasi konversi, katakan biaya tersebut
sejumlah CU 300.000.
Jumlah neto komponen Liabilitas Keuangan, yaitu CU 1.572.122 akan digunakan sebagai
dasar penerapan metode tingkat bunga efektif (effective-interest-rate method) guna
membuat skedul amortisasi obligasi konversi sepanjang usia obligasi tersebut.
Jumlah neto komponen Instrumen Ekuitas, yaitu CU 127.878 akan disajikan sebagai bagian
dari Ekuitas pada neraca pihak entitas penerbit obligasi konversi.
Keterangan
Harga
Transaksi %
Biaya
Transaksi
Nilai
Tercatat
(A) (B) (A) - (B)
Komponen:
Liabilitas Keuangan - menggunakan perhitungan
nilai wajar obligasi non-konversi 1,848,122 92% 276,000 1,572,122
Instrumen Ekuitas - residual 151,878 8% 24,000 127,878
Total 2,000,000 100% 300,000 1,700,000
www.futurumcorfinan.com
Page 19
Bagian Keempat: Akuntansi Transaksi Terjadinya Pelunasan Lebih Dini atau
Perubahan Persyaratan Obligasi Konversi yang Mengakibatkan Konversi Lebih Dini
Sebagian besar efek konversi atau instrumen keuangan majemuk mengandung fleksibilitas
bagi entitas penerbitnya, yaitu mengandung ketentuan call option. Artinya, entitas penerbit
bisa meng-call obligasi konversi tersebut sebelum tanggal pelunasan atau tanggal jatuh
tempo obligasi konversi, apakah lewat pembayaran atau pelunasan kembali obligasi
konversi tersebut, atau “memaksa” terjadinya konversi obligasi konversi ke dalam saham
biasa entitas penerbit. Hal ini biasanya akan ditentukan oleh hubungan antara nilai konversi
(catatan: nilai konversi adalah nilai obligasi konversi seandainya obligasi tersebut dikonversi
seketika ke dalam saham biasa dalam jumlah tertentu dikalikan dengan harga per lembar
saham biasa pada harga pasar saat ini, dengan catatan saham biasa tersebut
diperdagangkan di lantai perdagangan bursa efek) dengan harga call25
. Harga call adalah
harga dimana obligasi konversi tersebut akan dilunasi oleh pihak penerbit sebelum tanggal
jatuh tempo. Pada umumnya, harga call akan tinggi pada tahun-tahun pertama sesudah
tanggal penerbitan obligasi konversi dan akan cenderung menurun hingga mendekati nilai
par dari obligasi konversi tersebut.
Jadi call option ini ada dipegang oleh pihak entitas penerbit obligasi konversi, dan pada saat
obligasi konversi tersebut di-call, maka pihak pemegang obligasi konversi pada umumnya
memiliki jangka waktu 30 hari untuk memutuskan apakah:
a) Mengkonversi obligasi tersebut ke dalam saham biasa entitas penerbit yang
dilakukan pada rasio konversi; atau,
b) Menyerahkan obligasi kepada pihak entitas penerbit obligasi konversi untuk
dibayar/dilunasi kembali, dan kemudian menerima pembayaran/pelunasan tersebut
sejumlah harga call secara tunai.
Dari sudut pandang pemegang atau investor obligasi konversi, ini dikenal sebagai resiko call
(call risk), dimana dijelaskan sebagai berikut26
:
Convertible issues are callable by the issuer. This is a valuable feature for issuers, who
deem the current market price of their stock undervalued enough so that selling stock
25
Brigham, Eugene F.; dan Phillip R. Daves. Intermediate Financial Management. Edisi kesembilan.
Mason (USA): Thomson/South-Western, bagian dari The Thomson Corporation. Bab 20: Hybrid
Financing: Preferred Stock, Warrants, and Convertibles. Halaman 707.
26
Fabozzi, Frank C. Bond Markets, Anaysis and Strategies. Edisi Internasional. Edisi keempat. New
Jersey : Prentice-Hall, Inc. 2000. Bab 16: Analysis of Convertible Bonds. Halaman 395-396.
www.futurumcorfinan.com
Page 20
directly would dilute the equity of current stockholders. The firm would prefer to raise equity
funds over incurring debt, so it issues a convertible setting the conversion ratio on the basis
of a stock price it regards as acceptable. When the market price reaches the conversion
point, the firm will want to see the conversion happen in view of the risk that the price may
drop in the future. This gives the firm an interest in forcing conversion, even though this is
not in the interest of the owners of the security whose price is likely to be adversely affected
by the call.
Membaca penjelasan di atas mungkin tidak mudah mengartikannya, namun pada dasarnya,
resiko call ini, yang jelas lebih menguntungkan pihak entitas penerbit obligasi konversi, akan
membatasi kemungkinan bagi pihak pemegang atau investor obligasi konversi untuk
memperoleh keuntungan jika kemudian harga pasar per lembar saham biasa penerbit
obligasi konversi bergerak naik. Mengapa disebut resiko? Bayangkan 2 (dua) kemungkinan
skenario bagi pihak pemegang atau investor obligasi konversi:
 Pertama, kalau pada saat call, pihak pemegang atau investor obligasi konversi
memutuskan untuk menerima pembayaran/pelunasan atas obligas konversi senilai
harga call, maka kalau nantinya harga pasar per lembar saham biasa entitas penerbit
naik, jelas pihak pemegang atau investor obligasi konversi sudah tidak dapat lagi
menikmati kenaikan harga pasar per lembar saham biasa tersebut.
 Namun, bisa sebaliknya, kalau pihak pemegang atau investor obligasi konversi
memutuskan untuk mengkonversi obligasi konversi ke dalam saham biasa entitas
penerbit, namun kemudian, harga pasar per lembar saham biasa tersebut mengalami
penurunan nilai, maka pihak pemegang atau investor obligasi konversi sebelumnya,
akan menanggung kerugian tersebut.
Jadi seperti telah dijelaskan sebelumnya, hak konversi ke saham biasa entitas penerbit ada
pada pemegang atau investor obligasi konversi 27
, dan pada saat yang sama obligasi
konversi yang diterbitkan pada umumnya memiliki tanggal jatuh tempo, yaitu tanggal dimana
27
Pengecualian dalam hal obligasi konversi yang diterbitkan adalah obligasi wajib konversi
(mandatorily convertible securities), dimana pihak investor atau pemegang obligasi tidak diberikan
option konversi. Pada saat jatuh tempo obligasi, pihak pemegang atau investor obligasi konversi akan
serta merta menerima sejumlah tertentu saham biasa pihak entitas penerbit sesuai dengan rasio
konversi. Atau bahkan dalam hal obligasi yang diterbitkan adalah obligasi tidak wajib konversi,
kadang ada konversi yang bersifat automatic knock-in, dimana konversi akan terjadi secara otomatis
begitu terpenuhi syarat tertentu, misalnya, harga pasar per lembar saham biasa pihak entitas penerbit
melebihi harga tertentu (threshold price) yang terjadi untuk jumlah hari tertentu yang telah ditentukan
di awal.
www.futurumcorfinan.com
Page 21
obligasi konversi akan dilunasi atau dibayar kembali oleh pihak penerbit obligasi konversi.
Namun demikian, hampir semua obligasi konversi memiliki fitur pelunasan kembali
(redemption feature) yang memperbolehkan pihak penerbit obligasi konversi untuk melunasi
obligasi tersebut sebelum tanggal jatuh tempo, kecuali beberapa obligasi konversi
tradisional dan sebagian besar obligasi wajib konversi bersifat tidak dapat dilunasi
(nonredeemable).
Jadi walaupun obligasi konversi dapat dikonversi pada setiap waktu atau dalam periode
waktu tertentu, para pemegang atau investor obligasi konversi kemungkinan akan meng-
exercise option konversi hanya sebagai respons atas pemberitahuan dari pihak penerbit
yang umum dikenal sebagai issuer call. Di sini, dengan kata lain, sebagian besar konversi
terjadi hanya ketika “dipaksa” oleh pihak penerbit.
Bagi pihak pemegang atau investor obligasi konversi, pemberitahuan call dari pihak penerbit
untuk melunasi kembali obligasi konversi tersebut sebelum tanggal jatuh tempo28
menjadi
sangat krusial, karena jelas call ini akan memperpendek jangka waktu option (dimana
semakin lama jangka waktu option, semakin berharga nilai option, atau ada korelasi positif),
dan juga pelunasan kembali obligasi konversi akan serta menghilangkan kemungkinan
mengkonversinya ke saham biasa.
Jadi apa yang harus dilakukan oleh pihak pemegang atau investor obligasi konversi
tersebut? Jelas perkembangan harga pasar per lembar saham biasa entitas penerbit
obligasi konversi tidak dengan mudah ditebak arahnya oleh siapapun29
. Jadi apa yang bisa
menjadi dasar pertimbangan untuk memutuskan dibayar obligasi konversi tersebut senilai
harga call, atau dikonversi saja ke saham biasa entitas penerbit? Di sini, pertimbangan
utama sebagaimana disebutkan di atas, adalah nilai konversi versus harga call.
 Jika nilai konversi obligasi lebih tinggi daripada harga call, maka konversi lebih baik
daripada pelunasan obligasi konversi. Dalam hal ini, terjadi penyerahan saham biasa
penerbit ke pihak pemegang atau investor obligasi konversi, yang umum disebut
28
Ada yang namanya soft call, dimana pihak penerbit obligasi konversi hanya dimungkinkan untuk
meng-call obligasi tersebut guna dilunasi kembali, jika kondisi tertentu yang telah disepakati terpenuhi,
misalnya harga pasar per lembar saham biasa naik ke level (catatan, harga ini bisa juga harga pasar
yang diperdagangkan rata-rata dalam 20 hari terakhir) di atas harga tertentu (strike price) sejumlah
persentase tertentu.
29
Catatan penulis: kalau bisa memang arah pergerakan harga pasar per lembar saham biasa suatu
perusahaan di bursa efek bisa diketahui, jelas, penulis akan berhenti menulis artikel ini, dan langsung
membeli atau menjual saham biasa tersebut untuk meraup keuntungan.
www.futurumcorfinan.com
Page 22
sebagai physical settle, dan dalam situasi tertentu bisa juga berupa nilai kas tunai dari
saham biasa tersebut (cash settle option)30
. Konversi ke saham biasa yang terjadi
dalam situasi inilah yang dikenal sebagai “konversi terpaksa” (forced conversion),
dimana konversi ini terjadi akibat tindakan “call” dari pihak entitas penerbit obligasi
konversi.
Menarik apa yang dikatakan oleh 31
The [convertible] bonds are almost always callable (i.e., the issuer has the right to
buy them back at certain times at a predetermined prices). The holder always has the
right to convert the [convertible] bond once it has been called. The call feature is
therefore usually a way of forcing conversion earlier than the holder would
otherwise choose. Sometimes the holder’s call option is conditional on the price of
the company’s stock being above a certain level.
Jadi di sini, dikatakan bahwa sebagian besar obligasi konversi selalu memuat
ketentuan “call”, yang merupakan hak pada pihak entitas penerbit obligasi konversi
dan kehadiran ketentuan “call” itu sendiri merupakan suatu cara secara tidak langsung
untuk terjadinya “konversi terpaksa” bagi pihak pemegang atau investor obligasi
konversi tersebut.
 Namun sebaliknya, jika nilai konversi lebih rendah daripada harga call, maka lebih baik
bagi pihak pemegang atau investor obligasi konversi untuk dibayar secara uang tunai
pada harga call.
Bagi pihak entitas penerbit obligasi konversi, karena pilihan ada di tangan pihak pemegang
atau investor obligasi konversi, apakah akan bersedia dilunasi pada harga call atau
dikonversi ke saham biasa entitas penerbit, maka hanya akan ada satu kebijakan yang
dapat ditempuh oleh pihak penerbit obligasi konversi guna memaksimalkan nilai pemegang
saham (shareholder value) dan meminimalisasi nilai pemegang obligasi (bondholder value),
atau karena meng-call obligasi konversi tidak akan merubah nilai perusahaan secara
keseluruhan, maka supaya tidak terjadi perpindahan nilai dari salah satu pihak ke pihak
30
Bhattacharya, Mihir (Managing Director, Quellos Capital Management). Bab 60: Convertible
Securities and Their Valuation. Tulisan bab ini dimuat dalam buku The Handbook of Fixed Income
Securities. Edisi ketujuh. New York: The McGraw-Hill Companies. 2005. Editor: Frank J. Fabozzi
dengan Steven V. Mann. Halaman 1374.
31
Hull, John C. Options, Futures, and Other Derivatives. Edisi keenam. New Jersey: Pearson
Prentice Hall. 2006. Bab 21: Credit Derivatives. Halaman 520-521.
www.futurumcorfinan.com
Page 23
lainnya (dimana pasti salah satu pihak, apakah pemegang saham atau pemegang obligasi,
akan keberatan), yaitu: meng-call obligasi konversi pada saat nilai konversi SAMA
DENGAN harga call32
.
Namun dalam praktiknya, mengingat bahwa pihak pemegang atau investor obligasi konversi
diberikan jangka waktu 30 hari sebelum keputusan apakah akan melakukan konversi atau
menerima pembayaran sebesar harga call, maka pihak entitas penerbit jika menginginkan
pihak investor untuk memilih alternatif konversi, harga pasar per lembar saham biasa pihak
penerbit wajib lebih tinggi daripada harga call. Banyak perusahaan menganggap bahwa
selisih premium (lebih tinggi) nilai konversi dibandingkan harga call sebesar 15%
dipertimbangkan akan cukup33
jikapun terjadi penurunan harga pasar per lembar saham
biasa, dan tetap dapat mendorong pihak pemegang atau investor obligasi konversi untuk
mengambil pilihan konversi pada akhir hari ke-30. Sebagai contoh, harga konversi dari
suatu obligasi konversi dengan nilai nominal Rp 1.000.000, adalah sebesar Rp 50.000 (atau
dengan kata lain, rasio konversi Rp 1.000.000/Rp50.000 = 20) dan harga call Rp 1.060.000.
Jika nilai konversi obligasi konversi adalah sama dengan harga call, nilai pasar per lembar
saham biasa mesti Rp 1.000.000/20 (rasio konversi), atau Rp 53.000 per lembar saham.
Seandainya obligasi konversi di-call pada saat harga pasar per lembar saham biasa adalah
Rp 53.000, maka dapat diperkirakan bahwa banyak pemegang atau investor obligasi
konversi akan memilih pembayaran sebesar harga call, dibandingkan memilih alternatif
konversi. Jika ini yang terjadi, maka pihak entitas penerbit terpaksa membayar obligasi
konversi tersebut, dan bukannya mengakibatkan pihak pemegang atau investor melakukan
konversi. Tentunya pilihan mana yang diambil oleh pihak pemegang atau investor ada di
luar kendali pihak entitas penerbit, namun untuk memastikan besarnya peluang pihak
pemegang atau investor mengambi pilihan konversi pada saat di- call, pihak penerbit dapat
32
Ross, Stephen A.; Randolph W. Westerfield; dan Jeffrey Jaffe. Corporate Finance. Edisi kesepuluh.
New York: McGraw-Hill/Irwin, unit usaha The McGraw-Hill Companies, Inc. 2013. Bab 24: Warrants
and Convertibles. Halaman 766.
33
Pada saat penerbitan, obligasi konversi akan dinilai lebih tinggi daripada nilai konversi, dan selisih
ini disebut sebagai Premi di atas Nilai Konversi. Misalkan suatu obligasi konversi dijual oleh PT A ke
publik sebesar Rp 1.000.000 per unit obligasi, dan setiap Rp 1.000.000 obligasi dapat ditukarkan
menjadi 22.860 lembar saham biasa PT A, atau harga konversi sama dengan Rp 43.750. Harga
pasar per lembar saham biasa PT A pada saat penerbitan obligasi konversi adalah Rp 38.500. Ini
berarti nilai konversi setiap unit obligasi adalah 22.860 x Rp 38.500 = Rp 880.00. Di sini ada selisih
harga Rp 120.000 (Rp 1.000.000 – Rp 880.000) yang merupakan Premi di atas Nilai Konversi, atau
dapat juga dinyatakan dalam persentase, sebesar Rp 120.000/Rp 880.000 = 13,6%.Van Horne,
James C.; dan John M. Wachowicz, Jr. Fundamentals of Financial Management. Edisi ketiga belas.
UK: Pearson Education Limited. 2008. Bab 22: Convertibles, Exchangeables, and Warrants. Halaman
579.
www.futurumcorfinan.com
Page 24
menunggu meng-call obligasi konversi hingga nilai konversi adalah 15% di atas harga call,
yaitu nilai yang ekivalen dengan nilai pasar per lembar saham sekitar Rp 61.00034
,35
.
Masih terkait redemption atau pelunasan kembali obligasi, seperti dijelaskan di atas, tidak
semua obligasi konversi selalu ditahan oleh investor atau dibiarkan oleh pihak entitas
penerbit hingga sampai jatuh temponya tiba. Pelunasan kembali ini bisa dilakukan dalam
bentuk36
:
 Wajib (mandatory) dimana pihak penerbit obligasi konversi merealisasikan atau
meng-exercise fitur call atau menggunakan sinking fund;
 Sukarela (voluntary), dimana fitur put (put feature) merupakan hak investor untuk
menjual obligasi tersebut kepada pihak penerbit sebelum waktu jatuh tempo pada
harga yang telah ditentukan sebelumnya.
Perlu ditambahkan bahwa dapat saja dalam periode tertentu dimana pihak penerbit obligasi
konversi tidak diperbolehkan untuk menebus atau melunasi obligasi tersebut dengan meng-
call obligasi tersebut. Periode tersebut dikenal sebagai periode non-call atau periode
proteksi call37
. Terkait proteksi call, terdapat sedikitnya dua jenis yang ditawarkan kepada
pihak penerbit obligasi konversi38
:
a) Proteksi call absolut, dimana pihak penerbit tidak diperkenankan melakukan call atas
obligasi konversi tersebut sebelum tanggal tertentu. Semakin lama waktu proteksi call
absolut ini, semakin bertambah jangka waktu untuk melaksanakan hak konversi dan
menyebabkan bertambahnya nilai relatif obligasi. Pembatasan ini biasanya
diberlakukan dalam periode awal jangka waktu obligasi konversi.
34
Van Horne, James C. Financial Management and Policy. Edisi keduabelas. New Jersey: Prentice-
Hall, Inc. 2002. Bab 21: Hybrid Financing through Equity-linked Securities. Halaman 622-623.
35
Asquith, Paul. Convertible Bonds are Not Called Late. Journal of Finance 50. September 1995.
Halaman 1275-1289.
Asquith, Paul; dan David W. Mullins. Convertible Debt: Corporate Call Policy and Voluntary
Conversion. Journal of Finance 46. September 1991. Halaman 1273-1289.
Ederington, Louis H.; Gary L. Caton; dan Cynthia J. Campbell. To Call or Not Call Convertible Debt.
Financial Management. 1997. Halaman 22-31.
36
Nizar, Muhammad Afdi. Siasat Investasi Dalam Obligasi Konversi. Jakarta: Citra Harta Prima. 1999.
Bab 2: Obligasi Konversi. Halaman 20-23.
37
Namun demikian, tetap dimungkinkan dimasukkan fitur call provisional yang memperbolehkan
pihak penerbit meng-call obligasi tersebut selama periode non-call apabila harga pasar per lembar
saham biasa pihak penerbit mencapai level tertentu. Disebutkan dalam presentasi Rahul
Bhattacharya (CEO Risk Latte Company Limited (Hong Kong) – The Financial Engineering Resource)
berjudul Mechanics of Convertible Bonds. 2004.
38 Nizar, Muhammad Afdi. Siasat Investasi Dalam Obligasi Konversi. Jakarta: Citra Harta Prima. 1999.
Bab 2: Obligasi Konversi. Halaman 20-21.
www.futurumcorfinan.com
Page 25
b) Proteksi call provisional, dimana ini akan tergantung pada kinerja harga pasar per
lembar saham biasa pihak penerbit obligasi konversi. Obligasi konversi bisa dibeli
kembali pada harga call sebelum masuk periode call apabila harga pasar per lembar
saham biasa pihak penerbit yang diperdagangkan mencapai level persentase tertentu
(biasanya 130% - 150%) dari harga konversi selama beberapa hari yang telah
ditentukan atau disepakati.
IAS 32 juga mengatur terkait dilakukan pelunasan kembali obligasi konversi sebelum
tanggal jatuh temponya.
Dalam paragraf 30 IAS 32 ditegaskan bahwa39
:
….The entity’s contractual obligation to make future payments remains outstanding until it is
extinguished through conversion, maturity of the instrument or some other transaction.
Jadi kewajiban kontraktual pihak penerbit obligasi konversi untuk melakukan pembayaran di
masa depan akan terus ada sampai obligasi konversi tersebut:
a) diselesaikan (extinguished) melalui konversi; atau
b) jatuh tempo obligasi konversi (catatan: ada pelunasan); atau
c) berakhir akibat transaksi lainnya.
Walaupun IAS 32 menyebutkan ada 3 cara berakhirnya kewajiban kontraktual pihak
penerbit obligasi konversi kepada pihak pemegang atau investor obligasi konversi tersebut,
namun dapat dikatakan ada 4 cara penyelesaian (settlement) obligasi konversi, yaitu40
:
(1) konversi pada saat tanggal jatuh tempo obligasi konversi;
(2) konversi sebelum tanggal jatuh tempo obligasi konversi;
(3) pelunasan kembali obligasi konversi pada saat tanggal jatuh temponya;
(4) pelunasan kembali obligasi konversi sebelum tanggal jatuh temponya;
Untuk ilustrasi dari masing-masing poin di atas, akan digunakan contoh yang diberikan oleh
buku Kieso, Weygandt dan Warfield 41
, yang menurut penulis cukup mewakili untuk
menjelaskan konsep dalam IAS 32.
39
IFRS Foundation. A Guide Through IFRS (Green Book). Part A: The Conceptual Framework and
Requirements. July 2012. IAS 32 Financial Instruments: Presentation. London: IFRS Foundation
Publications Department. Halaman A967.
40
Kieso, Donald E.; Jerry J. Weygandt; dan Terry D. Warfield. Intermediate Accounting. Edisi IFRS.
Volume 2. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc. 2011. Bab 16: Dilutive Securities and Earnings per
Share. Halaman 824.
www.futurumcorfinan.com
Page 26
Kelompok usaha Roche (DEU) menerbitkan 2.000 obligasi konversi pada awal tahun 2011,
dengan tambahan informasi sebagai berikut:
 Jangka waktu obligasi konversi adalah 4 tahun, sehingga akan jatuh tempo pada
akhir tahun 2014.
 Tingkat suku bunga 6% per tahun, yang dibayarkan setiap tanggal 31 Desember. Ini
berarti akan ada 4 kali pembayaran bunga, yaitu tanggal 31 Desember 2011, 2012,
2013 dan yang terakhir 31 Desember 2014, yang juga merupakan tanggal jatuh
tempo obligasi konversi tersebut.
 Diterbitkan senilai harga par atau nilai nominal sebesar (face value) €1.000 setiap
obligasi, dengan demikian, total dana yang diterima dari penerbitan obligasi konversi
ini oleh Roche Group adalah sebesar €2.000.000 (2.000 x €1.000).
 Setiap obligasi dapat ditukarkan menjadi 250 saham biasa Roche Group dengan
nilai par €1. Hal ini berarti akan ada penerbitan saham biasa Roche Group kalau
konversi dilakukan, sejumlah 250 x 2.000 = 500.000 saham biasa.
 Tingkat suku bunga pasar untuk obligasi non-konversi adalah 9% per tahun.
Sebagai catatan, beberapa gambar ilustrasi perhitungan dan jurnal diambil dari materi
powerpoint untuk Bab 16 : Dilutive Securities and Earnings per Share dari buku Intermediate
Accounting (Kieso, Weygandt dan Warfield, Edisi IFRS, Volume 2) yang dipersiapkan oleh
Coby Harmon (University of California, Santa Barbara)42
.
Pada saat penerbitan obligasi konversi, perlu dihitung terlebih nilai wajar komponen
Liabilitas Keuangan, dengan menggunakan tingkat suku bunga obligasi non-konversi
sebagai tingkat diskonto sebagaimana ditunjukkan dibawah ini.
41
Kieso, Donald E.; Jerry J. Weygandt; dan Terry D. Warfield. Intermediate Accounting. Edisi IFRS.
Volume 2. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc. 2011. Bab 16: Dilutive Securities and Earnings per
Share. Halaman 823-827.
42
Diunduh pada tanggal 30 April 2014 dari laman jpkc.swufe.edu.cn/up_files/File/ppt/Ch16.ppt.
www.futurumcorfinan.com
Page 27
Dari perhitungan di atas, dari sebesar total dana yang diterima (proceeds) Roche Group dari
penerbitan obligasi konversi sebesar €2.000.000, nilai wajar komponen Liabilitas Keuangan
ditentukan sebesar €1.805.606, dan sisanya €194.304 dialokasikan ke komponen Instrumen
Ekuitas.
Akun Kelompok Debit (€) Kredit (€)
Kas di Bank Aset 2.000.000
Hutang Obligasi Konversi Liabilitas 1.805.606
Premi atas Saham – Ekuitas Konversi
(Share Premium – Conversion Equity)
Ekuitas 194.394
Ada 2 catatan terkait jurnal di atas:
Pertama, untuk akun “Hutang Obligasi”: Kalau diperhatikan di atas, nilai nominal atau nilai
par (face value) obligasi konversi adalah sebesar €2.000.000, namun dalam jurnal di atas
tampak dibukukan sebesar €1.805.606, dimana selisih sebesar €194.304 merupakan diskon
atas obligasi konversi. Karena pada tanggal jatuh tempo obligasi konversi, yaitu 31
Desember 2014, jumlah yang wajib dilunasi (kalau pihak pemegang atau investor obligasi
konversi tidak melakukan konversi ke saham biasa Roche Group) adalah €2.000.000,
www.futurumcorfinan.com
Page 28
padahal jumlah yang dibukukan adalah €1.805.606, maka selisih ini yang merupakan
“diskon” perlu diamortisasi, selama 4 tahun, dengan menggunakan metode “tingkat bunga
efektif” (sebagaimana diwajibkan IAS 39 Financial Instruments: Recognition and
Measurement paragraf 47 43
) hingga diperoleh jumlah €2.000.000 pada tanggal 31
Desember 2014.
Amortisasi atas “diskon” (ataupun “premium”) obligasi selama usia obligasi akan
mengakibatkan nilai obligasi pada tanggal jatuh tempo akan sama dengan nilai nominalnya.
Metode amortisasi “diskon” (ataupun “premium”) menggunakan metode tingkat bunga efektif
akan mengakibatkan penyesuaian atas akun “beban bunga obligasi” yang dibukukan. Dalam
situasi “diskon” atas obligasi, sebagaimana contoh Roche Group di atas, maka akun “beban
bunga obligasi” akan bertambah dengan jumlah amortisasi “diskon” atas obligasi tersebut
setiap periode amortisasi.
Sebagai ilustrasi, amortisasi baik “diskon” maupun “premium” atas obligasi sepanjang usia
obligasi, digambarkan di bawah ini.
43
International Accounting Standards Committee Foundation. International Financial Reporting
Standards: as issued at 1 January 2010. Part A. IAS 39 Financial Instruments: Recognition and
Measurement. London: IASC Foundation Publications Department. 2010. Halaman A884.
Untuk mengetahui cara perhitungan metode tingkat bunga efektif (effective-interest method) atau juga
dikenal sebagai amortisasi nilai kini (present value amortization) terkait obligasi, pembaca bisa
mempelajarinya di buku Intermediate Accounting. Edisi IFRS. Volume 2. Donald E. Kieso; Jerry J.
Weygandt; dan Terry D. Warfield. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc. 2011. Bab 14: Non-Current
Liabilities. Halaman 725-731.
www.futurumcorfinan.com
Page 29
Skedul amortisasi diskon obligasi sebesar €194.304 untuk 4 tahun sampai dengan tanggal
31 Desember 2014, sebagaimana ditunjukkan di bawah ini, akan membawa nilai tercatat
akun “Hutang Obligasi Konversi” yang semula €1.805.606 akan beranjak naik menjadi
€2.000.000 pada tanggal jatuh tempo, yang merupakan nilai par atau nilai nominal (face
value) obligasi konversi, yaitu jumlah yang secara kontraktual wajib dilunasi oleh Roche
Group.
Kedua, untuk akun “Premi atas Saham – Ekuitas Konversi”: akun ini akan dilaporkan
sebagai bagian dari Ekuitas pada neraca Roche Group setiap tanggal neraca, dan sesuai
dengan paragraf AG32 IAS 32 yang sudah kita bicarakan di atas sebelumnya, jumlah ini
tidak akan berubah, karena ia bagian dari modal tambahan (contributed capital), sepanjang
usia obligasi konversi sampai terjadinya :
 konversi obligasi konversi ke dalam saham biasa Roche Group, baik yang dilakukan
pada atau sebelum tanggal jatuh tempo; maupun
 pelunasan kembali obligasi konversi sebelum tanggal jatuh tempo obligasi konversi.
Menyangkut penyelesaian (settlement) obligasi konversi, akan dibicarakan terlebih dahulu
penyelesaian melalui konversi obligasi konversi menjadi saham biasa entitas penerbit. Ingat
kembali hak konversi ini dipegang atau berada pada pihak pembeli atau investor obligasi
konversi, dan umumnya konversi ini terjadi sesudah ada pemberitahuan “call” dari pihak
penerbit obligasi konversi.
www.futurumcorfinan.com
Page 30
Van Horne menyebutkan bahwa perusahaan-perusahaan pada umumnya menerbitkan
obligasi konversi dengan maksud agar obligasi tersebut akan dikonversikan menjadi saham
biasa perusahaan44
:
Convertible securities, in many cases, are employed as deferred common stock financing.
Technically, these securities represent debt or preferred stock, but in essence they are
delayed common stock. Companies that issue convertibles expect them to be
converted in the future. By selling a convertible security instead of common stock, they
create less dilution in earnings per share, both now and in the future. The reason is that the
conversion price on a convertible security is higher than the issuing price on a new issue of
common stock.
Jadi karena tujuan awal justru supaya pihak pemegang atau investor obligasi konversi
melakukan konversi daripada bagi pihak entitas penerbit untuk melakukan pelunasan
kembali menggunakan uang tunai, maka pihak penerbit cenderung akan meng-call obligasi
konversi tersebut sebelum tanggal jatuh tempo obligasi konversi. Tindakan meng-call
obligasi konversi tentunya dilakukan sesudah melewati periode proteksi call, sebagaimana
pernah dijelaskan di atas, dan apabila sesudah periode proteksi call ini berakhir, dan terjadi
kenaikan nilai konversi di atas harga call, maka ada cukup alasan bagi pihak entitas penerbit
untuk mendorong pihak pemegang atau investor obligasi konversi melakukan konversi
dengan cara meng-call obligasi konversi tersebut.
Jadi kita lihat bahwa terjadinya konversi bisa bersifat:
 didorong atau “setengah dipaksa” oleh pihak entitas penerbit obligasi konversi,
melalui tindakan “call”, atau dengan kata lain, terjadi forced conversion, atau
 sukarela dilakukan oleh pihak pemegang atau investor obligasi konversi.
Coba kita lihat apa yang menjadi pertimbangan baik pihak pemegang atau investor obligasi
konversi, maupun pihak entitas penerbit obligasi konversi terkait melakukan tindakan “call”
dan konversi, sebagaimana dijelaskan oleh van Horne45
.
44
Van Horne, James C. Financial Management and Policy. Edisi keduabelas. New Jersey: Prentice-
Hall, Inc. 2002. Bab 21: Hybrid Financing through Equity-linked Securities. Halaman 620.
45
Van Horne, James C. Financial Management and Policy. Edisi keduabelas. New Jersey: Prentice-
Hall, Inc. 2002. Bab 21: Hybrid Financing through Equity-linked Securities. Halaman 622.
www.futurumcorfinan.com
Page 31
Forcing or Stimulating Conversion
Companies usually issue convertible securities with the expectation that these securities will
be converted within a certain length of time. Investors can exercise their options voluntarily
at any time and exchange the convertible security for common stock; however, they may
prefer to hold the security, for its price will increase as the price of the common stock
increases. During this time, also, they receive regular interest payments or preferred stock
dividends. For the convertible security in which the common stock pays no dividend, it is to
the convertible security holder’s advantage never to convert voluntarily. In other words, the
investor should delay conversion as long as possible. (When a company pays a
common stock dividend, it may be in the interest of the convertible security holder to convert
voluntarily.)
On the other hand, it is in the company’s interest, on behalf of existing stockholders, to force
conversion as soon as the conversion value exceeds the call price, thereby taking the option
away from the holder. In so doing, it also eliminates the cost of paying interest on the
convertible debenture or dividends on the convertible preferred. Only if the common dividend
paid on conversion is more than the after-tax interest expense for the convertible does the
issuing corporation have reason not to want to force conversion.
Jadi begitu nilai konversi naik lebih tinggi daripada harga call, pihak entitas penerbit obligasi
konversi berkepentingan untuk melakukan “call” atas obligasi konversi tersebut. Di sini,
pihak pemegang atau investor obligasi konversi, dalam 30 hari sejak menerima
pemberitahuan “call” mesti memilih, tetapi kecenderungannya apabila nilai konversi di atas
harga call, akan memilih untuk melakukan konversi dan menerima nilai konversi dalam
bentuk saham biasa, dibandingkan alternatif menerima pembayaran atas obligasi konversi
tersebut pada harga call yang lebih rendah. Tampak bahwa dalam hal ini, keputusan pihak
pemegang atau investor obligasi konversi untuk mengambil pilihan konversi lebih
didasarkan pada tindakan pihak entitas penerbit obligasi konversi, yang melakukan call dan
mengakibatkan mendorong terjadinya konversi. Artinya terjadi konversi terpaksa (forced
conversion), dan bukan konversi melalui proses sukarela (voluntary conversion).
Berita konversi obligasi konversi bisa kita temukan, misalnya dalam berita tanggal 14 April
2014 menyebutkan bahwa IFC melaksanakan konversi atas Obligasi Konversi, menjadi
www.futurumcorfinan.com
Page 32
pemegang saham WINS dengan kepemilikan 4,92% dari seluruh modal yang
dikeluarkan. Berita selengkapnya sebagai berikut46
.
WINS dengan bangga mengumumkan bahwa IFC, anggota dari Grup Bank Dunia yang
berfokus pada pengembangan sektor swasta, telah melaksanakan konversi atas obligasi
konversi (convertible bond) mereka dan menjadi salah satu pemegang saham atas 4,92%
dari modal ditempatkan PT Wintermar Offshore Marine Tbk efektif sejak 14 April 2014.
IFC merupakan pihak pemberi pinjaman terbesar kepada WINS, dengan memberikan
pinjaman sebesar USD45juta pada tahun 2011 dan diikuti dengan pemberian obligasi
konversi (convertible loan) sebesar USD10juta dengan harga pelaksanaan sebesar Rp.500,-
per saham pada tahun 2012. Dengan dukungan IFC, WINS telah berhasil mencapai strategi
pertumbuhan untuk berkembang menjadi Penyedia Kapal Offshore bernilai tinggi melalui
akuisisi atas kapal-kapal lebih besar dan berteknologi mutakhir untuk melayani kebutuhan
dari industri minyak dan gas bumi laut lepas untuk laut dalam.
KOMPOSISI ARMADA WINS
Vessels 2010 2011 2012 2013
Low Value 40 38 32 28
High Value 19 29 32 43
Total 50 67 64 71
Selama 3 tahun terakhir, WINS telah menerima pengiriman 26 kapal-kapal bernilai tinggi,
sambil menjual 16 kapal yang lebih tua dan benilai rendah. Dengan ini, kapal-kapal yang
bernilai tinggi kini merupakan 60% dari jumlah armada kapalnya dibandingkan hanya 32%
pada tahun 2010.
"Dengan dukungan IFC, kami telah meningkatkan proses tata kelola perusahaan yang baik
dan standar lingkungan yang lebih tinggi" ujar Sugiman Layanto, Direktur Utama PT
Wintermar Offshore Marine Tbk. "Kemampuan IFC untuk menyediakan pinjaman jangka
panjang untuk pembiayaan kapal-kapal kami telah menjadi keuntungan yang sangat berarti
bagi kami dalam melakukan ekspansi armada kapal kami, khususnya dalam berapa tahun
terakhir ini, seiring dengan pertumbuhan kebutuhan atas pendukung kelautan untuk
kegiatan pengeboran laut lepas dari industri minyak dan gas di Indonesia. Kami bersyukur
atas kemitraan ini dan menyambut IFC sebagai pemegang saham strategis."
Sarvesh Suri, Country Manager IFC di Indonesia menambah "IFC merasa senang sekali
dapat menjadi pemegang saham di Wintermar. Perusahaan ini menyediakan layanan
logistik kelautan kelas dunia untuk industri minyak dan gas bumi domestik, yang mana
merupakan salah satu faktor pendorong penting dalam perkembangan ekonomi Indonesia."
Sesuai dengan Peraturan OJK, saham milik IFC tidak dapat diperdagangkan selama 1
tahun.
46
Diakses pada tanggal 30 April 2014 dari laman http://www.antaranews.com/berita/429439/ifc-
melaksanakan-konversi-atas-obligasi-konversi-menjadi-pemegang-saham-wins-dengan-kepemilikan-
492-dari-seluruh-modal-yang-dikeluarkan.
www.futurumcorfinan.com
Page 33
Mengenai
PT Wintermar Offshore Marine Tbk (WINS) adalah perusahaan offshore marine service
yang memiliki lebih dari 70 armada kapal yang siap untuk menangani berbagai macam
kebutuhan pendukung aktifitas eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi di laut lepas
pantai termasuk transportasi crew, peralatan dan pendukung, juga jasa untuk anchor
handling, towing dan mooring. Armada kami yang modern dan terus bertambah terdiri dari
berbagai macam jenis kapal, yang memungkinkan kami untuk memberikan solusi logistic
dan perkapalan yang inovatif kepada klien kami yang terdiri dari perusahaan minyak dan
gas bumi multinasional. Pada tahun 2011, WINS menjadi perusahaan shipping pertama di
Indonesia yang mendapatkan Integrated Management System dari Lloyd’s Register Quality
Assurance, yang terdiri dari ISO 9001:2008 (Quality), ISO 14001:2004 (Environment) dan
OHSAS 18001:2007 (Occupational Health and Safety). Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi
www.wintermar.com.
Tentang IFC
IFC, anggota Grup Bank Dunia, merupakan institusi pembangunan global terbesar yang
berfokus sepenuhnya pada sektor swasta. Bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan
swasta di lebih dari 100 negara, kami menggunakan modal, keahlian dan pengaruh kami
untuk memberantas kemiskinan tingkat tinggi dan mempromosikan pemerataan
kemakmuran. Pada Tahun Buku 2013, investasi kami meningkat menjadi yang tertinggi
selama ini yakni hampir mencapai US$25 Milyar, meningkatkan pengaruh sektor swasta
untuk menciptakan lapangan kerja dan menghadapi tantangan perkembangan dunia yang
paling kritis. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi www.ifc.org.
Konversi pada saat Jatuh Tempo Obligasi Konversi
Sesudah kita membicarakan panjang lebar terkait konversi obligasi konversi, di sini kita
bahwa pertama-tama konversi yang dilakukan pada saat tanggal jatuh tempo obligasi
tersebut.
Yang menjadi acuan adalah IAS 32 Application Guidance paragraf AG3247
, yang mengatur
hal ini:
On conversion of a convertible instrument at maturity, the entity derecognizes the liability
component and recognizes it as equity. The original equity component remains as equity
(although it may be transferred from one line item within equity to another). There is
no gain or loss on conversion at maturity.
47
IFRS Foundation. International Financial Reporting Standards 2013 (Red Book). Part A: The
Conceptual Framework and Requirements. Appendix: Application Guidance. IAS 32: Financial
Instruments: Presentation. Juli 2012. London: IFRS Foundation Publications Department. Halaman
A936-A937.
www.futurumcorfinan.com
Page 34
Paragraf 32 IAS 32 jelas mengharuskan, pada saat terjadi konversi obligasi konversi ke
saham biasa entitas penerbit, komponen Liabilitas Keuangan tidak diakui lagi dan sebagai
gantinya, dimunculkan Ekuitas pada neraca pihak entitas penerbit. Yang menarik, ada dua
hal yang perlu penekanan kembali.
(a) Komponen Instrumen Ekuitas yang sebelumnya sudah dibukukan pada saat
pengakuan awal obligasi konversi, yang merupakan pengakuan atas option konversi,
akan tetap berada dalam bagian Ekuitas pada neraca pihak entitas penerbit, walaupun
dapat saja dipindahkan ke akun yang lain, sepanjang masih berada atau dilaporkan
sebagai bagian dari Ekuitas pada neraca pihak entitas penerbit.
(b) Pada saat terjadi konversi ini pada saat tanggal jatuh tempo obligasi konversi, tidak
boleh ada pengakuan laba atau rugi pada laporan laba rugi pihak entitas penerbit
obligasi konversi tersebut.
Melanjutkan obligasi konversi yang diterbitkan oleh Roche Group, jurnal pada saat konversi
pada tanggal jatuh tempo obligasi konversi, tanggal 31 Desember 2014 adalah sebagai
berikut:
Akun Penjelasan Kelompok Debit (€) Kredit (€)
Premi atas Saham – Ekuitas
Konversi (Share Premium –
Conversion Equity)
(i) Ekuitas 194.394
Hutang Obligasi Konversi
(catatan: pada saat jatuh
tempo, jumlah tercatat yang
semula €1.805.606, akan naik
menjadi €2.000.000 akibat
amortisasi diskon obligasi –
lihat kembali skedul
amortisasi obligasi di atas)
Liabilitas 2.000.000
Modal Saham – Saham Biasa
[nilai par atau nilai nominal]
(ii) Ekuitas 500.000
Premi atas Saham Biasa (i) dan (ii) Ekuitas 1.694.394
Total 2.194.394 2.194.394
www.futurumcorfinan.com
Page 35
Penjelasan:
(i) Akun “Premi atas Saham – Ekuitas Konversi (Share Premium – Conversion Equity)”
walaupun didebit, tetapi jumlah ini dipindahkan ke akun “Premi atas Saham Biasa”,
yang tetap merupakan bagian dari Ekuitas pada neraca pihak entitas penerbit obligasi
konversi. Artinya, dalam jumlah €1.694.394 terdapat €194.394 yang berasal dari
reklasifikasi akun dalam Ekuitas. Sisanya €1.500.000 (= €1.694.394 - €194.394)
merupakan akibat dari penerbitan saham biasa baru (lihat penjelasan dalam (ii)).
(ii) Konversi sebanyak 2.000 obligasi konversi menjadi saham biasa Roche Group akan
senilai 2.000 x 250 lembar saham biasa x €1 nilai par = €500.000. Karena nilai
nominal obligasi konversi yang ditukarkan adalah €2.000.000, maka akan ada Premi
atas Saham Biasa sebesar €1.500.000 (= €2.000.000 - €500.000).
Penerbitan dan konversi obligasi konversi menjadi saham biasa Roche Group, kita
perhatikan bahwa bagian Ekuitas pada neraca Roche Group selama 4 tahun telah
bertambah sebesar €2.194.394.
Apa yang dijelaskan di atas terkait akuntansi penerbitan dan konversi obligasi konversi pada
Roche Group seringkali disebut sebagai metode nilai buku (book value method)
sehubungan dengan nilai buku atau nilai tercatat dari obligasi konversi dan komponen
Instrumen Ekuitas akan menentukan jumlah tercatat dalam akun “Saham Biasa” dan “Premi
atas Saham Biasa” pada neraca Roche Group.
Konversi Sebelum Tanggal Jatuh Tempo Obligasi Konversi
Dengan menggunakan ilustrasi obligasi konversi Roche Group, namun ditambahkan
keterangan, untuk mudahnya, bahwa konversi terjadi pada akhir tahun 2012, yaitu tanggal
31 Desember 201248
, dimana saldo Hutang Obligasi Konversi adalah sebesar €1.894.441
(lihat skedul amortisasi obligasi di atas).
48
Konversi tidak mesti dilakukan pada tanggal pembayaran bunga, bisa juga pada periode antara 2
tanggal pembayaran bunga, sehingga ada akrual bunga (accrued interest) yang mesti
dipertimbangkan juga. Di sini, kalau obligasi konversi dilunasi, maka jumlah akrual bunga tersebut
akan ditambahkan ke dalam harga call. Namun sebaliknya, kalau yang terjadi adalah konversi, maka
jumlah akrual bunga cenderung diabaikan, atau dengan kata lain, tidak dibayarkan atau terhutang lagi.
Oleh karena itu, obligasi konversi dengan resiko akan di-call oleh pihak entitas penerbit obligasi
konversi, biasanya diperdagangkan dengan diskonto, agar supaya nilai konversi akan sama atau
mendekati jumlah akrual bunga yang kemungkinan besar akan hilang, kalau konversi terjadi.
www.futurumcorfinan.com
Page 36
Jurnal atas transaksi konversi adalah sebagai berikut:
Akun Penjelasan Kelompok Debit (€) Kredit (€)
Premi atas Saham – Ekuitas
Konversi (Share Premium –
Conversion Equity)
(i) Ekuitas 194.394
Hutang Obligasi Konversi
(catatan: pada saat jatuh
tempo, jumlah tercatat yang
semula €1.805.606, akan naik
menjadi €1.894.441 akibat
amortisasi diskon obligasi –
lihat kembali skedul
amortisasi obligasi di atas)
Liabilitas 1.894.441
Modal Saham – Saham Biasa
[nilai par atau nilai nominal]
(ii) Ekuitas 500.000
Premi atas Saham Biasa (i) dan (ii) Ekuitas 1.588.835
Total 2.088.835 2.088.835
Penjelasan:
(iii) Akun “Premi atas Saham – Ekuitas Konversi (Share Premium – Conversion Equity)”
walaupun didebit, tetapi jumlah ini dipindahkan ke akun “Premi atas Saham Biasa”,
yang tetap merupakan bagian dari Ekuitas pada neraca pihak entitas penerbit obligasi
konversi. Artinya, dalam jumlah €1.588.835 terdapat €194.394 yang berasal dari
reklasifikasi akun dalam Ekuitas. Sisanya €1.394.441 (= €1.588.835 - €194.394)
merupakan akibat dari penerbitan saham biasa baru (lihat penjelasan dalam (ii)).
(iv) Konversi sebanyak 2.000 obligasi konversi menjadi saham biasa Roche Group akan
senilai 2.000 x 250 lembar saham biasa x €1 nilai par = €500.000. Karena saldo
terhutang atas obligasi konversi yang ditukarkan adalah €1.894.441, maka akan ada
Premi atas Saham Biasa sebesar €1.394.441 (= €1.894.441 - €500.000).
Pelunasan Kembali pada saat Jatuh Tempo Obligasi Konversi
Pada saat jatuh tempo obligasi konversi, apabila pihak pemegang atau investor tidak meng-
exercise haknya untuk melakukan konversi, maka pihak Roche Group berkewajiban
www.futurumcorfinan.com
Page 37
melakukan pelunasan secara uang tunai atas obligasi konversi tersebut sebesar nilai
nominalnya yaitu €2.000.00049
. Jurnal yang dibukukan sebagai berikut:
Akun Kelompok Debit (€) Kredit (€)
Hutang Obligasi Konversi (pada nilai
nominal saat tanggal jatuh tempo)
Ekuitas 2.000.000
Kas di Bank Aset 2.000.000
Bagaimana dengan akun “Premi atas Saham – Ekuitas Konversi (Share Premium –
Conversion Equity)” sejumlah €194.394? Sebagaimana pernah dijelaskan di atas, karena
pihak pemegang atau investor obligasi konversi Roche Group tidak meng-exercise option
konversi, maka ini seperti modal yang disumbangkan (donated atau contributed capital)
kepada para pemegang saham Roche Group. Artinya, pihak pemegang atau investor
obligasi konversi sudah membayar kepada Roche Group supaya bisa memperoleh option
konversi ini, yaitu melalui kesediaan mereka menerima pembayaran bunga periodik yang
lebih rendah (lihat kembali tulisan Bagian Pertama dari Obligasi Konversi yang
membicarakan alasan penerbitan Obligasi Konversi yang dimuat pada laman
www.futurumcorfinan.com yang sama) daripada yang seharusnya mengikuti tingkat suku
bunga pasar untuk obligasi non-konversi, namun kemudian, option konversi ini “dilepaskan”
exercise-nya oleh pihak pemegang atau investor obligasi konversi tersebut.
Pelunasan Kembali Sebelum Tanggal Jatuh Tempo Obligasi Konversi
Pihak penerbit bisa saja melakukan call atas obligasi konversi guna pelunasan kembali lebih
dini, yaitu sebelum tanggal jatuh tempo obligasi konversi, dengan berbagai tujuan, bisa
karena untuk memperbaiki rasio gearing (rasio hutang atas ekuitas), atau dalam tren tingkat
suku bunga pinjaman yang menurun, akan dapat diperoleh pembiayaan kembali dengan
tingkat suku bunga yang lebih rendah, sehingga akan mengurangi jumlah pembayaran
beban bunga periodik di kemudian hari.
49
Kecuali dilakukan lagi pembiayaan kembali (refinancing) melalui penerbitan instrumen keuangan
lainnya, artinya Roche Group menerbitkan surat hutang baru (bisa dengan fitur options konversi
ataupun non-konversi), dan dana yang diperoleh dari penerbitan surat hutang baru tersebut
digunakan untuk melunasi obligasi konversi yang jatuh tempo tersebut. Yang perlu dicermati, pilihan
pembiayaan kembali kemungkinan akan berbiaya mahal apabila tingkat suku bunga pinjaman
menunjukkan tren kenaikan, yang mana ini berarti Roche Group harus melakukan pembiayaan
kembali pada tingkat suku bunga yang lebih tinggi, suatu pilihan yang jelas tidak akan menyenangkan
bagi pimpinan dan pemegang saham Roche Group.
www.futurumcorfinan.com
Page 38
Paragraf Application Guidance AG33 dan AG34 (Pedoman Aplikasi) IAS 32 mengatur
bagaimana perlakuan akuntansi atas pelunasan kembali sebelum tanggal jatuh tempo
obligasi konversi, sebagai berikut50
:
[Paragraf AG33] When the entity extinguishes a convertible instrument before maturity
through an early redemption or repurchase in which the original conversion privileges are
unchanged, the entity allocates the consideration paid and any transaction costs for
the repurchases or redemption to the liability and equity components of the
instrument at the date of transaction. The method used in allocating the consideration
paid and transaction costs to the separate components is consistent with that used in the
original allocation to the separate components of the proceeds received by the entity when
the convertible instrument was issued, in accordance with paragraphs 28-32.
[Paragraf AG34] Once the allocation of the consideration is made, any resulting gain or loss
is treated in accordance with accounting principles applicable to the related component, as
follows:
(a) The amount of gain or loss relating to the liability component is recognized in profit or
loss; and
(b) The amount of consideration relating to the equity component is recognized in equity.
Di sini, walaupun cukup panjang, AG33 dan AG34 IAS 32 pada dasarnya menggunakan
pendekatan yang sama dengan pendekatan pada saat pengakuan awal atas obligasi
konversi dimana komponen Liabilitas Keuangan dan Instrumen Ekuitas diakui secara
terpisah, serta nilai wajar komponen Liabilitas Keuangan dihitung terlebih dahulu. Penting
dicermati bahwa pendekatan yang dijelaskan di atas oleh paragraf AG33 dan AG34 IAS 32
dalam hal terjadi pelunasan kembali obligasi konversi sebelum tanggal jatuh tempo,
dilakukan tanpa adanya perubahan ketentuan persyaratan obligasi konversi. Umumnya hak
untuk terjadinya pelunasan kembali obligasi konversi sebelum tanggal jatuh temponya
memang dicantumkan dalam perjanjian obligasi konversi, hak mana dipegang oleh pihak
entitas penerbit obligasi konversi tersebut.
50
IFRS Foundation. A Guide Through IFRS (Green Book). Part A: The Conceptual Framework and
Requirements. July 2012. Application Guidance IAS 32 Financial Instruments: Presentation. London:
IFRS Foundation Publications Department. Halaman A988.
www.futurumcorfinan.com
Page 39
Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk dapat membukukan transaksi pelunasan
kembali obligasi konversi sebelum tanggal jatuh tempo obligasi tersebut adalah sebagai
berikut (perhatikan bahwa 2 langkah pertama tersebut sama dengan langkah awal pada
saat pengakuan atas transaksi penerbitan obligasi konversi):
1) Tentukan terlebih dahulu nilai wajar obligasi konversi yang akan dilunasi. Nilai wajar
obligasi konversi ini akan mencakup baik komponen Liabilitas Keuangan dan
Instrumen Ekuitas, yang pada umumnya akan mengacu ke nilai pasar-nya. Langkah
ini sama seperti pada saat penerbitan dan pengakuan obligasi konversi, yaitu
ditentukan terlebih dahulu nilai wajar obligasi konversi secara keseluruhan. Misalkan,
menggunakan contoh obligasi konversi Roche Group yang akan dilunasi pada tanggal
31 Desember 2012, nilai pasar keseluruhan obligasi konversi adalah €1.965.000.
2) Tentukan nilai wajar komponen Liabilitas Keuangan pada tanggal 31 Desember 2012,
menggunakan nilai kini dari arus kas yang diharapkan atas 2 tahun yang tersisa (yaitu
tahun 2013 dan 2014), yang didiskonto menggunakan tingkat suku bunga pasar atas
obligasi non-konversi. Apabila tingkat suku bunga obligasi non-konversi telah
mengalami perubahan dari sebelumnya 9% per tahun, menjadi 8,69%, maka nilai kini
dari arus kas yang tersisa, yaitu €120.000 (pembayaran bunga tahun 2013) dan
€2.120.000 (pembayaran bunga dan pokok obligasi konversi tahun 2014), maka akan
diperoleh nilai wajar komponen Liabilitas Keuangan pada tanggal 31 Desember 2012
sebesar €1.904.900.
Kalau dipecah antara komponen bunga dan pokok, jumlah €1.904.900 akan terdiri dari
€211.979 untuk bunga dan €1.692.921 untuk pokok pinjaman obligasi konversi,
sebagaimana diperlihatkan perhitungannya dibawah ini.
Tahun 2012 2013 2014
Periode yang tersisa 0 1 2
Jumlah arus kas yang diharapkan (1,904,900) 120,000 2,120,000
IRR= 8.6918%
Tahun 2012 2013 2014
Periode yang tersisa 0 1 2
Jumlah kas yang diharapkan dibayar - bunga 120,000 120,000
Nilai kini pada tingkat bunga obligasi non-konversi (8,6918%) 211,979
Jumlah arus kas yang diharapkan dibayar - pokok - 2,000,000
Nilai kini pada tingkat bunga obligasi non-konversi (8,6918%) 1,692,921
Total Nilai Kini (Bunga dan Pokok) 1,904,900
www.futurumcorfinan.com
Page 40
3) Selisih antara nilai wajar komponen liabilitas Keuangan pada tanggal 31 Desember
2012 dengan sisa saldo Hutang Obligasi Konversi pada tanggal 31 Desember 2012
merupakan keuntungan atau kerugian yang mesti diakui. Perhitungan kerugian akibat
pelunasan kembali obligasi konversi pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebagai
berikut:
Karena saldo Hutang Obligasi Konversi (lihat Skedul Amortisasi Obligasi Konversi di
atas) pada tanggal 31 Desember 2012 menunjukkan nilai €1.894.441, dan pihak
Roche Group mesti melunasinya sebesar €1.904.900 (nilai wajarnya), maka Roche
Group menderita kerugian sebesar €10.459.
4) Langkah terakhir, adalah penentuan jumlah komponen Instrumen Ekuitas. Karena
konsep Ekuitas adalah nilai residual, maka kita tinggal membandingkan berapa jumlah
yang tersisa dari nilai wajar obligasi konversi (termasuk komponen Instrumen Ekuitas)
pada tanggal 31 Desember 2012 (dimana ini mirip seperti penentuan nilai wajar
obligasi konversi secara keseluruhan) dikurangi nilai wajar komponen Liabilitas
Keuangan pada tanggal 31 Desember 2012 (yang sama dengan nilai wajar obligasi
non-konversi untuk jangka waktu yang tersisa 2 tahun).
Perhitungannya sebagai berikut, dimana diperoleh jumlah €60.100, yang merupakan
penurunan nilai komponen Instrumen Ekuitas yang sebelumnya €194.384 pada saat
pengakuan awal penerbitan obligasi konversi. Akibat penurunan ini, saldo akun “Premi
atas Saham – Ekuitas Konversi” akan menjadi €134.294 (=€194.394 - €60.100),
dimana akun ini dapat dipertahankan (artinya tidak perlu direklasifikasi) atau dapat
direklasifikasi ke akun lainnya (misalnya akun “Premium atas Saham Biasa” 51
),
sepanjang tetap berada dalam kelompok Ekuitas pada neraca pihak penerbit obligasi
konversi52
.
51
Kieso, Donald E.; Jerry J. Weygandt; dan Terry D. Warfield. Intermediate Accounting. Edisi IFRS.
Volume 2. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc. 2011. Bab 16: Dilutive Securities and Earnings per
Share. Halaman 826.
52
IFRS Foundation. A Guide Through IFRS (Green Book). Part B: The Accompanying Documents.
July 2012. Illustrative Examples IAS 32 Financial Instruments: Presentation. London: IFRS
www.futurumcorfinan.com
Page 41
Dari 4 langkah di atas, terlihat bahwa akibat pelunasan kembali obligasi konversi sebelum
tanggal jatuh temponya, yang semestinya tanggal 31 Desember 2014 menjadi tanggal 31
Desember 2012, Roche Group menderita :
 Kerugian dari komponen Liabilitas Keuangan sebesar €10.459; dan
 Penurunan dari komponen Instrumen Ekuitas sebesar €60.100.
Atau dapat diperlihatkan dengan tabel berikut ini:
Nilai Tercatat
(dalam €)
Nilai Wajar
(dalam €)
Selisih
(dalam €)
Komponen Liabilitas Keuangan:
Nilai kini – komponen bunga obligasi konversi 211.093 211.979
Nilai kini – komponen pokok obligasi konversi 1.683.360 1.692.921
Total 1.894.453*) 1.904.900 10.459*)
Komponen Instrumen Ekuitas 194.394 60.100 134.294
Total 2.088.847 1.965.000
Foundation Publications Department. Halaman B1419. Paragraf IE46: The equity component remains
as equity, but may be transferred from one line item within equity to another.
Tahun 2012 2013 2014
Periode yang tersisa 0 1 2
Jumlah kas yang diharapkan dibayar - bunga 120,000 120,000
Nilai kini pada tingkat bunga obligasi non-konversi (8,6918%) A 211,979
Nilai kini pada tingkat bunga obligasi non-konversi saat penerbitan (9%) B 211,093
Jumlah arus kas yang diharapkan dibayar - pokok - 2,000,000
Nilai kini pada tingkat bunga obligasi non-konversi (8,6918%) C 1,692,921
Nilai kini pada tingkat bunga obligasi non-konversi saat penerbitan (9%) D 1,683,360
Total Nilai Kini (Bunga dan Pokok) menggunakan tingkat bunga non-
konversi tanggal 31 Desember 2012 (8,6918%) A+C 1,904,900
Total Nilai Kini (Bunga dan Pokok) menggunakan tingkat bunga non-
konversi tanggal 1 Januari 2011 saat penerbitan (8,6918%) B+D 1,894,453
www.futurumcorfinan.com
Page 42
*) selisih €12 (yaitu antara nilai tercatat obligasi konversi pada tanggal 31 Desember 2012
menurut Skedul Amortisasi Obligasi Konversi di atas sebesar €1.894.441 dengan
perhitungan di atas €1.894.453 karena kesalahan pembulatan).
Jurnalnya adalah sebagai berikut:
Akun Kelompok Debit (€) Kredit (€)
Hutang Obligasi Konversi (saldo hutang
menurut Skedul Amortisasi Obligasi
Konversi di atas)
Liabilitas 1.894.441
Kerugian akibat Pelunasan Kembali Laba Rugi 10.459
Kas di Bank Aset 1.904.900
(untuk mencatat pelunasan komponen
Liabilitas Keuangan, sesuai paragraf
AG34 IAS 32 dimana laba atau rugi
atas pelunasan kembali obligasi
konversi HANYA dapat diakui untuk
komponen Liabilitas Keuangan)
Premi atas Saham – Ekuitas Konversi
(Share Premium – Conversion Equity)
Ekuitas 60.100
Kas di Bank Aset 60.100
(untuk mencatat pembelian komponen
Instrumen Ekuitas, sesuai paragraf
AG34 IAS 32 dimana laba atau rugi
atas pelunasan kembali obligasi
konversi TIDAK dapat diakui untuk
komponen Instrumen Ekuitas)
Konversi Akibat Insentif dari Pihak Penerbit Obligasi Konversi
Di atas, telah dijelaskan bahwa konversi dapat terpaksa akibat tindakan “call” pihak penerbit
obligasi konversi (forced conversion), atau bisa juga sukarela dari pihak pemegang atau
investor obligasi konversi (voluntary conversion). Namun demikian, ada satu lagi konversi
www.futurumcorfinan.com
Page 43
yang memang terjadi lebih dini akibat insentif yang diberikan oleh pihak entitas penerbit
obligasi konversi, atau umum dikenal sebagai “induced conversion”.
Para pemegang atau investor obligasi konversi pada umumnya seringkali enggan untuk
melakukan konversi atau menukarkan obligasi konversinya menjadi saham biasa pihak
entitas penerbit obligasi konversi, meskipun dalam kondisi dimana harga pasar per lembar
saham biasa di lantai perdagangan bursa efek telah naik secara signifikan sejak pihak
pemegang atau investor membeli obligasi konversi tersebut. Pertimbangan utama jelas
bahwa harga pasar obligasi konversi itu sendiri akan naik seiring dengan kenaikan harga
pasar per lembar saham biasa, sebagaimana digambarkan dalam profil standar dari suatu
obligasi konversi dimana nilai obligasi konversi akan naik seiring harga pasar saham biasa,
yang ditunjukkan di bawah ini53
.
Mengikuti perkembangan harga pasar di Eropa untuk obligasi konversi (diwakili oleh EXANE
ECI-Europe Convertible Index) dan harga pasar saham biasa (diwakili oleh Index MSCI
Europe) ditunjukkan data untuk tahun 2000 – 2012, tampak bahwa perkembangan harga
53
Allianz Global Investors (Eropa). Convertible Bonds: The Best of Both Worlds? An Alternative to
“Classical” Bonds. April 2012. Diunduh pada tanggal 30 April 2014 dari laman
https://www.allianzglobalinvestors.de/cms-out/kapitalmarktanalyse/docs/pdf-eng/portfoliopractice-
convertibles.pdf. Halaman 8.
www.futurumcorfinan.com
Page 44
pasar kedua instrumen keuangan tersebut dapat dikatakan “beriringan” dengan pola yang
hampir sama54
.
Untuk itulah perusahaan-perusahaan penerbit obligasi konversi kadangkala mencoba untuk
mendorong terjadinya konversi. Atau dikenal sebagai “induced conversion”.
“Induced conversion” pada umumnya melibatkan adanya pembayaran tambahan kepada
pihak pemegang atau investor obligasi konversi yang dapat dilihat sebagai “insentif” atau
“pemanis (sweetener)” agar pihak pemegang atau investor obligasi konversi bersedia
melakukan konversi sebelum tiba tanggal jatuh tempo obligasi konversi, atau periode
dimana obligasi konversi sudah dapat dikonversi, baik secara:
 langsung (dengan memberikan uang tunai atau bahkan saham biasa tambahan atau
waran) maupun
 tidak langsung (melalui perubahan persyaratan dalam instrumen keuangan majemuk
yang menguntungkan pihak pemegang obligasi konversi, misalnya perubahan dalam
rasio konversi).
54
Allianz Global Investors (Eropa). Convertible Bonds: The Best of Both Worlds? An Alternative to
“Classical” Bonds. April 2012. Diunduh pada tanggal 30 April 2014 dari laman
https://www.allianzglobalinvestors.de/cms-out/kapitalmarktanalyse/docs/pdf-eng/portfoliopractice-
convertibles.pdf. Halaman 11.
www.futurumcorfinan.com
Page 45
Motivasi di belakang pemberian insentif ini jelas bisa bermacam-macam, bisa saja pihak
penerbit ingin:
 mengurangi rasio gearing-nya (contohnya, rasio hutang-ke-modal) guna memenuhi
ketentuan perjanjian kredit bank;
 mengurangi tingkat (level) pinjaman agar profil resiko bagi calon kreditor akan menjadi
lebih rendah.
 mengurangi beban pembayaran bunga periodik di masa mendatang;
Kita bahas pertama, insentif berupa pembayaran tambahan dalam bentuk dengan
memberikan uang tunai atau bahkan saham biasa tambahan atau waran kepada pihak
pemegang atau investor obligasi konversi.
Kieso, Weygandt dan Warfield menjelaskan bahwa secara prinsip, pihak penerbit obligasi
konversi wajib membukukan pembayaran tambahan tersebut sebagai biaya periode berjalan
sebesar nilai wajar dari pembayaran tambahan tersebut55
. Lebih lanjut, Kieso, Weygant dan
Warfield memberikan satu contoh pencatatannya, sebagai berikut:56
 Helloid, Inc. memiliki obligasi konversi dengan nilai nominal sebesar US$1.000.000
(satu juta Dolar AS), yang dapat ditukarkan atau dikonversi menjadi 100.000 lembar
saham biasa Helloid, Inc. dengan nilai par US$1 per lembar. Dengan kata lain, harga
konversi adalah US$1.000.000/100.000 = $10.
 Pada saat penerbitan obligasi konversi tersebut, Helloid, Inc. mencatat nilai komponen
Instrumen Ekuitas sebesar US$15.000 yang dibukukan ke akun “Premi Saham –
Ekuitas Konversi” pada kelompok Ekuitas pada neraca Helloid, Inc.
 Helloid, Inc. berkeinginan untuk menurunkan beban bunga setiap tahun dan untuk itu,
Helloid, Inc. menawarkan kepada para pemegang atau investor obligasi konversi
tersebut sejumlah uang tunai senilai US$80.000 jika mereka bersedia melakukan
konversi lebih dini.
Diasumsikan pihak pemegang atau investor obligasi konversi bersedia melakukan konversi
menjadi saham biasa Helloid, Inc., maka jurnal yang dibukukan akan sebagai berikut:
55
Kieso, Donald E.; Jerry J. Weygandt; dan Terry D. Warfield. Intermediate Accounting. Edisi IFRS.
Volume 2. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc. 2011. Bab 16: Dilutive Securities and Earnings per
Share. Halaman 827.
56
Kieso, Donald E.; Jerry J. Weygandt; dan Terry D. Warfield. Intermediate Accounting. Edisi IFRS.
Volume 2. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc. 2011. Bab 16: Dilutive Securities and Earnings per
Share. Halaman 827.
OBLIGASI KONVERSI
OBLIGASI KONVERSI
OBLIGASI KONVERSI
OBLIGASI KONVERSI
OBLIGASI KONVERSI
OBLIGASI KONVERSI
OBLIGASI KONVERSI
OBLIGASI KONVERSI
OBLIGASI KONVERSI
OBLIGASI KONVERSI
OBLIGASI KONVERSI
OBLIGASI KONVERSI
OBLIGASI KONVERSI
OBLIGASI KONVERSI

More Related Content

What's hot

PSAK 22 (revisi 2010) - bab 2 biaya terkait akuisisi & biaya transaksi
PSAK 22 (revisi 2010) - bab 2 biaya terkait akuisisi & biaya transaksiPSAK 22 (revisi 2010) - bab 2 biaya terkait akuisisi & biaya transaksi
PSAK 22 (revisi 2010) - bab 2 biaya terkait akuisisi & biaya transaksiFuturum2
 
Chapter 08 piutang-pertemuan ke-2
Chapter 08 piutang-pertemuan ke-2Chapter 08 piutang-pertemuan ke-2
Chapter 08 piutang-pertemuan ke-2Majid
 
Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1
Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1
Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1Leo Dhunt
 
Akuntansi Ijarah pada Bank Syariah
Akuntansi Ijarah pada Bank SyariahAkuntansi Ijarah pada Bank Syariah
Akuntansi Ijarah pada Bank SyariahPhuji Maisaroh
 
tanggung jawab dan tujuan audit
tanggung jawab dan tujuan audittanggung jawab dan tujuan audit
tanggung jawab dan tujuan auditIndah Dwi Lestari
 
Akuntansi Dana cadangan PEMDA
Akuntansi Dana cadangan PEMDAAkuntansi Dana cadangan PEMDA
Akuntansi Dana cadangan PEMDAMahyuni Bjm
 
Akuntansi kewajiban
Akuntansi kewajibanAkuntansi kewajiban
Akuntansi kewajibanAdi Jauhari
 
Kunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjonoHerna Ferari
 
Bab 14-kewajiban-jk-panjang
Bab 14-kewajiban-jk-panjangBab 14-kewajiban-jk-panjang
Bab 14-kewajiban-jk-panjangmahesa-jenar
 
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan PersonaliaAudit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan PersonaliaNony Saraswati Gendis
 
Ch2 kerangka (framework) kieso ifrs
Ch2  kerangka (framework) kieso ifrsCh2  kerangka (framework) kieso ifrs
Ch2 kerangka (framework) kieso ifrsalif radix
 
Materi Akuntansi Organisasi Nirlaba
Materi Akuntansi Organisasi NirlabaMateri Akuntansi Organisasi Nirlaba
Materi Akuntansi Organisasi Nirlabarusdiman1
 
Penentuan harga transfer
Penentuan harga transferPenentuan harga transfer
Penentuan harga transfervitalfrans
 

What's hot (20)

PSAK 22 (revisi 2010) - bab 2 biaya terkait akuisisi & biaya transaksi
PSAK 22 (revisi 2010) - bab 2 biaya terkait akuisisi & biaya transaksiPSAK 22 (revisi 2010) - bab 2 biaya terkait akuisisi & biaya transaksi
PSAK 22 (revisi 2010) - bab 2 biaya terkait akuisisi & biaya transaksi
 
Mk07 obligasi
Mk07 obligasiMk07 obligasi
Mk07 obligasi
 
Chapter 08 piutang-pertemuan ke-2
Chapter 08 piutang-pertemuan ke-2Chapter 08 piutang-pertemuan ke-2
Chapter 08 piutang-pertemuan ke-2
 
Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1
Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1
Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1
 
Analisis Laporan Keuangan
Analisis Laporan KeuanganAnalisis Laporan Keuangan
Analisis Laporan Keuangan
 
Kewajiban Hukum Auditor
Kewajiban Hukum AuditorKewajiban Hukum Auditor
Kewajiban Hukum Auditor
 
Laporan posisi keuangan
Laporan posisi keuanganLaporan posisi keuangan
Laporan posisi keuangan
 
Akuntansi Ijarah pada Bank Syariah
Akuntansi Ijarah pada Bank SyariahAkuntansi Ijarah pada Bank Syariah
Akuntansi Ijarah pada Bank Syariah
 
tanggung jawab dan tujuan audit
tanggung jawab dan tujuan audittanggung jawab dan tujuan audit
tanggung jawab dan tujuan audit
 
Akuntansi Dana cadangan PEMDA
Akuntansi Dana cadangan PEMDAAkuntansi Dana cadangan PEMDA
Akuntansi Dana cadangan PEMDA
 
Akuntansi kewajiban
Akuntansi kewajibanAkuntansi kewajiban
Akuntansi kewajiban
 
Kunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjono
 
Revenue Bagian 1
Revenue Bagian 1Revenue Bagian 1
Revenue Bagian 1
 
Bab 14-kewajiban-jk-panjang
Bab 14-kewajiban-jk-panjangBab 14-kewajiban-jk-panjang
Bab 14-kewajiban-jk-panjang
 
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan PersonaliaAudit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
 
Nilai saham
Nilai sahamNilai saham
Nilai saham
 
Ch2 kerangka (framework) kieso ifrs
Ch2  kerangka (framework) kieso ifrsCh2  kerangka (framework) kieso ifrs
Ch2 kerangka (framework) kieso ifrs
 
Psak 30-sewa-isak-8-120212
Psak 30-sewa-isak-8-120212Psak 30-sewa-isak-8-120212
Psak 30-sewa-isak-8-120212
 
Materi Akuntansi Organisasi Nirlaba
Materi Akuntansi Organisasi NirlabaMateri Akuntansi Organisasi Nirlaba
Materi Akuntansi Organisasi Nirlaba
 
Penentuan harga transfer
Penentuan harga transferPenentuan harga transfer
Penentuan harga transfer
 

Similar to OBLIGASI KONVERSI

Futurum psak 22 (revisi 2010) series - bab 2 b
Futurum   psak 22 (revisi 2010) series - bab 2 bFuturum   psak 22 (revisi 2010) series - bab 2 b
Futurum psak 22 (revisi 2010) series - bab 2 bFuturum2
 
Obligasi konversi - akuntansi bagian 2 a
Obligasi konversi - akuntansi bagian 2 aObligasi konversi - akuntansi bagian 2 a
Obligasi konversi - akuntansi bagian 2 aFuturum2
 
PSAK 22 (revisi 2010) - bab 1 pengantar
PSAK 22 (revisi 2010) - bab 1 pengantarPSAK 22 (revisi 2010) - bab 1 pengantar
PSAK 22 (revisi 2010) - bab 1 pengantarFuturum2
 
Analisis keputusan lease vs buy part 2
Analisis keputusan lease vs buy part 2Analisis keputusan lease vs buy part 2
Analisis keputusan lease vs buy part 2Futurum2
 
Analisis keputusan lease vs buy part 2
Analisis keputusan lease vs buy part 2Analisis keputusan lease vs buy part 2
Analisis keputusan lease vs buy part 2Futurum2
 
Mengenal ias 23 borrowing costs
Mengenal ias 23 borrowing costsMengenal ias 23 borrowing costs
Mengenal ias 23 borrowing costsmohamad syaifudin
 
Derivatif dan lindung nilai bagian 2
Derivatif dan lindung nilai bagian 2Derivatif dan lindung nilai bagian 2
Derivatif dan lindung nilai bagian 2Futurum2
 
Derivatif dan lindung nilai bagian 2
Derivatif dan lindung nilai bagian 2Derivatif dan lindung nilai bagian 2
Derivatif dan lindung nilai bagian 2Futurum2
 
Pelaporan Keuangan dan Aspek Perpajakan (PSAK50-60-71).pptx
Pelaporan Keuangan dan Aspek Perpajakan (PSAK50-60-71).pptxPelaporan Keuangan dan Aspek Perpajakan (PSAK50-60-71).pptx
Pelaporan Keuangan dan Aspek Perpajakan (PSAK50-60-71).pptxRimaFuada1
 
Buletin teknis utang 15092009 rev pleno cetak final
Buletin teknis utang 15092009 rev pleno cetak finalBuletin teknis utang 15092009 rev pleno cetak final
Buletin teknis utang 15092009 rev pleno cetak finalTaufan Syuhada
 
dokumen.tips_teori-akuntansi-kewajiban-kelompok-8ppt.pdf
dokumen.tips_teori-akuntansi-kewajiban-kelompok-8ppt.pdfdokumen.tips_teori-akuntansi-kewajiban-kelompok-8ppt.pdf
dokumen.tips_teori-akuntansi-kewajiban-kelompok-8ppt.pdfRiniMusada1
 
Psak 22 (revisi 2010) - bab 3 goodwill
Psak 22 (revisi 2010) - bab 3 goodwillPsak 22 (revisi 2010) - bab 3 goodwill
Psak 22 (revisi 2010) - bab 3 goodwillFuturum2
 
Psak 26-biaya-pinjaman-ias-23-140212
Psak 26-biaya-pinjaman-ias-23-140212Psak 26-biaya-pinjaman-ias-23-140212
Psak 26-biaya-pinjaman-ias-23-140212Sri Apriyanti Husain
 
Psak 26-biaya-pinjaman-ias-23-140212
Psak 26-biaya-pinjaman-ias-23-140212Psak 26-biaya-pinjaman-ias-23-140212
Psak 26-biaya-pinjaman-ias-23-140212Sri Apriyanti Husain
 
IAS 28 investasi pada entitas asosiasi dan joint venture
IAS 28 investasi pada entitas asosiasi dan joint ventureIAS 28 investasi pada entitas asosiasi dan joint venture
IAS 28 investasi pada entitas asosiasi dan joint ventureFuturum2
 
Measurement of Asset and Liabilities
Measurement of Asset and LiabilitiesMeasurement of Asset and Liabilities
Measurement of Asset and LiabilitiesDeady Rizky Yunanto
 

Similar to OBLIGASI KONVERSI (20)

Futurum psak 22 (revisi 2010) series - bab 2 b
Futurum   psak 22 (revisi 2010) series - bab 2 bFuturum   psak 22 (revisi 2010) series - bab 2 b
Futurum psak 22 (revisi 2010) series - bab 2 b
 
PPT Kel 5.pptx
PPT Kel 5.pptxPPT Kel 5.pptx
PPT Kel 5.pptx
 
Obligasi konversi - akuntansi bagian 2 a
Obligasi konversi - akuntansi bagian 2 aObligasi konversi - akuntansi bagian 2 a
Obligasi konversi - akuntansi bagian 2 a
 
PSAK 22 (revisi 2010) - bab 1 pengantar
PSAK 22 (revisi 2010) - bab 1 pengantarPSAK 22 (revisi 2010) - bab 1 pengantar
PSAK 22 (revisi 2010) - bab 1 pengantar
 
Analisis keputusan lease vs buy part 2
Analisis keputusan lease vs buy part 2Analisis keputusan lease vs buy part 2
Analisis keputusan lease vs buy part 2
 
Analisis keputusan lease vs buy part 2
Analisis keputusan lease vs buy part 2Analisis keputusan lease vs buy part 2
Analisis keputusan lease vs buy part 2
 
Mengenal ias 23 borrowing costs
Mengenal ias 23 borrowing costsMengenal ias 23 borrowing costs
Mengenal ias 23 borrowing costs
 
Derivatif dan lindung nilai bagian 2
Derivatif dan lindung nilai bagian 2Derivatif dan lindung nilai bagian 2
Derivatif dan lindung nilai bagian 2
 
Derivatif dan lindung nilai bagian 2
Derivatif dan lindung nilai bagian 2Derivatif dan lindung nilai bagian 2
Derivatif dan lindung nilai bagian 2
 
Pelaporan Keuangan dan Aspek Perpajakan (PSAK50-60-71).pptx
Pelaporan Keuangan dan Aspek Perpajakan (PSAK50-60-71).pptxPelaporan Keuangan dan Aspek Perpajakan (PSAK50-60-71).pptx
Pelaporan Keuangan dan Aspek Perpajakan (PSAK50-60-71).pptx
 
Psak 28
Psak 28Psak 28
Psak 28
 
Psak 28
Psak 28Psak 28
Psak 28
 
Buletin teknis utang 15092009 rev pleno cetak final
Buletin teknis utang 15092009 rev pleno cetak finalBuletin teknis utang 15092009 rev pleno cetak final
Buletin teknis utang 15092009 rev pleno cetak final
 
dokumen.tips_teori-akuntansi-kewajiban-kelompok-8ppt.pdf
dokumen.tips_teori-akuntansi-kewajiban-kelompok-8ppt.pdfdokumen.tips_teori-akuntansi-kewajiban-kelompok-8ppt.pdf
dokumen.tips_teori-akuntansi-kewajiban-kelompok-8ppt.pdf
 
Psak 22 (revisi 2010) - bab 3 goodwill
Psak 22 (revisi 2010) - bab 3 goodwillPsak 22 (revisi 2010) - bab 3 goodwill
Psak 22 (revisi 2010) - bab 3 goodwill
 
Psak 26-biaya-pinjaman-ias-23-140212
Psak 26-biaya-pinjaman-ias-23-140212Psak 26-biaya-pinjaman-ias-23-140212
Psak 26-biaya-pinjaman-ias-23-140212
 
Psak 26-biaya-pinjaman-ias-23-140212
Psak 26-biaya-pinjaman-ias-23-140212Psak 26-biaya-pinjaman-ias-23-140212
Psak 26-biaya-pinjaman-ias-23-140212
 
IAS 28 investasi pada entitas asosiasi dan joint venture
IAS 28 investasi pada entitas asosiasi dan joint ventureIAS 28 investasi pada entitas asosiasi dan joint venture
IAS 28 investasi pada entitas asosiasi dan joint venture
 
Pertemuan 2 mengevaluasi kinerja keuangan dan pertumbuhan perusahaan ke-satu
Pertemuan 2 mengevaluasi kinerja keuangan dan pertumbuhan perusahaan   ke-satuPertemuan 2 mengevaluasi kinerja keuangan dan pertumbuhan perusahaan   ke-satu
Pertemuan 2 mengevaluasi kinerja keuangan dan pertumbuhan perusahaan ke-satu
 
Measurement of Asset and Liabilities
Measurement of Asset and LiabilitiesMeasurement of Asset and Liabilities
Measurement of Asset and Liabilities
 

More from Futurum2

Usse average internal rate of return (airr), don't use internal rate of retur...
Usse average internal rate of return (airr), don't use internal rate of retur...Usse average internal rate of return (airr), don't use internal rate of retur...
Usse average internal rate of return (airr), don't use internal rate of retur...Futurum2
 
Are P/E Ratios a Poor Measure of Value? Valuation LinkedIn Discussion
Are P/E Ratios a Poor Measure of Value? Valuation LinkedIn DiscussionAre P/E Ratios a Poor Measure of Value? Valuation LinkedIn Discussion
Are P/E Ratios a Poor Measure of Value? Valuation LinkedIn DiscussionFuturum2
 
NPV or IRR? (3) CFO Network LinkedIn Discussion
NPV or IRR? (3) CFO Network LinkedIn DiscussionNPV or IRR? (3) CFO Network LinkedIn Discussion
NPV or IRR? (3) CFO Network LinkedIn DiscussionFuturum2
 
Catatan kecil atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 191/PMK.010/2015 tentang ...
Catatan kecil atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 191/PMK.010/2015 tentang ...Catatan kecil atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 191/PMK.010/2015 tentang ...
Catatan kecil atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 191/PMK.010/2015 tentang ...Futurum2
 
Use average internal rate of return (airr), don't use internal rate of return...
Use average internal rate of return (airr), don't use internal rate of return...Use average internal rate of return (airr), don't use internal rate of return...
Use average internal rate of return (airr), don't use internal rate of return...Futurum2
 
A quick comment on pablo fernandez' article capm an absurd model draft
A quick comment on pablo fernandez' article capm an absurd model draftA quick comment on pablo fernandez' article capm an absurd model draft
A quick comment on pablo fernandez' article capm an absurd model draftFuturum2
 
Menggunakan informasi arus kas dan nilai kini dalam pengukuran akuntansi
Menggunakan informasi arus kas dan nilai kini dalam pengukuran akuntansiMenggunakan informasi arus kas dan nilai kini dalam pengukuran akuntansi
Menggunakan informasi arus kas dan nilai kini dalam pengukuran akuntansiFuturum2
 
Summing up about growing and non growing perpetuities wacc levered and tax sa...
Summing up about growing and non growing perpetuities wacc levered and tax sa...Summing up about growing and non growing perpetuities wacc levered and tax sa...
Summing up about growing and non growing perpetuities wacc levered and tax sa...Futurum2
 
Ignacio Velez-Pareja : From the Slide Rule to the Black Berry
Ignacio Velez-Pareja : From the Slide Rule to the Black BerryIgnacio Velez-Pareja : From the Slide Rule to the Black Berry
Ignacio Velez-Pareja : From the Slide Rule to the Black BerryFuturum2
 
REIT “rasa indonesia” kontrak investasi kolektif dana investasi real estat
REIT “rasa indonesia”  kontrak investasi kolektif dana investasi real estatREIT “rasa indonesia”  kontrak investasi kolektif dana investasi real estat
REIT “rasa indonesia” kontrak investasi kolektif dana investasi real estatFuturum2
 
Proyek remodel refresh di sektor ritel kapitalisasi vs dibiayakan psak ias 1...
Proyek remodel refresh di sektor ritel  kapitalisasi vs dibiayakan psak ias 1...Proyek remodel refresh di sektor ritel  kapitalisasi vs dibiayakan psak ias 1...
Proyek remodel refresh di sektor ritel kapitalisasi vs dibiayakan psak ias 1...Futurum2
 
Surplus revaluasi atau penilaian kembali aset tetap
Surplus revaluasi atau penilaian kembali aset tetapSurplus revaluasi atau penilaian kembali aset tetap
Surplus revaluasi atau penilaian kembali aset tetapFuturum2
 
Perpetuity and growing pepetuity formula derivation
Perpetuity and growing pepetuity formula derivationPerpetuity and growing pepetuity formula derivation
Perpetuity and growing pepetuity formula derivationFuturum2
 
Pentingnya melakukan normalisasi dalam pengerjaan proyeksi dan valuasi - bagi...
Pentingnya melakukan normalisasi dalam pengerjaan proyeksi dan valuasi - bagi...Pentingnya melakukan normalisasi dalam pengerjaan proyeksi dan valuasi - bagi...
Pentingnya melakukan normalisasi dalam pengerjaan proyeksi dan valuasi - bagi...Futurum2
 
15 minute lesson formula derivation - reconciling price-to- earnings (pe rati...
15 minute lesson formula derivation - reconciling price-to- earnings (pe rati...15 minute lesson formula derivation - reconciling price-to- earnings (pe rati...
15 minute lesson formula derivation - reconciling price-to- earnings (pe rati...Futurum2
 
15-minute lesson- watch out the formula that you use for roa (return on assets)
15-minute lesson- watch out the formula that you use for roa (return on assets)15-minute lesson- watch out the formula that you use for roa (return on assets)
15-minute lesson- watch out the formula that you use for roa (return on assets)Futurum2
 
Akuisisi aset atau akuisisi bisnis asc topic 805
Akuisisi aset atau akuisisi bisnis asc topic 805Akuisisi aset atau akuisisi bisnis asc topic 805
Akuisisi aset atau akuisisi bisnis asc topic 805Futurum2
 
Pentingnya melakukan normalisasi dalam pengerjaan proyeksi dan valuasi - bagi...
Pentingnya melakukan normalisasi dalam pengerjaan proyeksi dan valuasi - bagi...Pentingnya melakukan normalisasi dalam pengerjaan proyeksi dan valuasi - bagi...
Pentingnya melakukan normalisasi dalam pengerjaan proyeksi dan valuasi - bagi...Futurum2
 
Hutang dagang dengan fasilitas anjak piutang
Hutang dagang dengan fasilitas anjak piutangHutang dagang dengan fasilitas anjak piutang
Hutang dagang dengan fasilitas anjak piutangFuturum2
 
Apakah perhitungan biaya kapital rata rata tertimbang (wacc) dalam capital bu...
Apakah perhitungan biaya kapital rata rata tertimbang (wacc) dalam capital bu...Apakah perhitungan biaya kapital rata rata tertimbang (wacc) dalam capital bu...
Apakah perhitungan biaya kapital rata rata tertimbang (wacc) dalam capital bu...Futurum2
 

More from Futurum2 (20)

Usse average internal rate of return (airr), don't use internal rate of retur...
Usse average internal rate of return (airr), don't use internal rate of retur...Usse average internal rate of return (airr), don't use internal rate of retur...
Usse average internal rate of return (airr), don't use internal rate of retur...
 
Are P/E Ratios a Poor Measure of Value? Valuation LinkedIn Discussion
Are P/E Ratios a Poor Measure of Value? Valuation LinkedIn DiscussionAre P/E Ratios a Poor Measure of Value? Valuation LinkedIn Discussion
Are P/E Ratios a Poor Measure of Value? Valuation LinkedIn Discussion
 
NPV or IRR? (3) CFO Network LinkedIn Discussion
NPV or IRR? (3) CFO Network LinkedIn DiscussionNPV or IRR? (3) CFO Network LinkedIn Discussion
NPV or IRR? (3) CFO Network LinkedIn Discussion
 
Catatan kecil atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 191/PMK.010/2015 tentang ...
Catatan kecil atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 191/PMK.010/2015 tentang ...Catatan kecil atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 191/PMK.010/2015 tentang ...
Catatan kecil atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 191/PMK.010/2015 tentang ...
 
Use average internal rate of return (airr), don't use internal rate of return...
Use average internal rate of return (airr), don't use internal rate of return...Use average internal rate of return (airr), don't use internal rate of return...
Use average internal rate of return (airr), don't use internal rate of return...
 
A quick comment on pablo fernandez' article capm an absurd model draft
A quick comment on pablo fernandez' article capm an absurd model draftA quick comment on pablo fernandez' article capm an absurd model draft
A quick comment on pablo fernandez' article capm an absurd model draft
 
Menggunakan informasi arus kas dan nilai kini dalam pengukuran akuntansi
Menggunakan informasi arus kas dan nilai kini dalam pengukuran akuntansiMenggunakan informasi arus kas dan nilai kini dalam pengukuran akuntansi
Menggunakan informasi arus kas dan nilai kini dalam pengukuran akuntansi
 
Summing up about growing and non growing perpetuities wacc levered and tax sa...
Summing up about growing and non growing perpetuities wacc levered and tax sa...Summing up about growing and non growing perpetuities wacc levered and tax sa...
Summing up about growing and non growing perpetuities wacc levered and tax sa...
 
Ignacio Velez-Pareja : From the Slide Rule to the Black Berry
Ignacio Velez-Pareja : From the Slide Rule to the Black BerryIgnacio Velez-Pareja : From the Slide Rule to the Black Berry
Ignacio Velez-Pareja : From the Slide Rule to the Black Berry
 
REIT “rasa indonesia” kontrak investasi kolektif dana investasi real estat
REIT “rasa indonesia”  kontrak investasi kolektif dana investasi real estatREIT “rasa indonesia”  kontrak investasi kolektif dana investasi real estat
REIT “rasa indonesia” kontrak investasi kolektif dana investasi real estat
 
Proyek remodel refresh di sektor ritel kapitalisasi vs dibiayakan psak ias 1...
Proyek remodel refresh di sektor ritel  kapitalisasi vs dibiayakan psak ias 1...Proyek remodel refresh di sektor ritel  kapitalisasi vs dibiayakan psak ias 1...
Proyek remodel refresh di sektor ritel kapitalisasi vs dibiayakan psak ias 1...
 
Surplus revaluasi atau penilaian kembali aset tetap
Surplus revaluasi atau penilaian kembali aset tetapSurplus revaluasi atau penilaian kembali aset tetap
Surplus revaluasi atau penilaian kembali aset tetap
 
Perpetuity and growing pepetuity formula derivation
Perpetuity and growing pepetuity formula derivationPerpetuity and growing pepetuity formula derivation
Perpetuity and growing pepetuity formula derivation
 
Pentingnya melakukan normalisasi dalam pengerjaan proyeksi dan valuasi - bagi...
Pentingnya melakukan normalisasi dalam pengerjaan proyeksi dan valuasi - bagi...Pentingnya melakukan normalisasi dalam pengerjaan proyeksi dan valuasi - bagi...
Pentingnya melakukan normalisasi dalam pengerjaan proyeksi dan valuasi - bagi...
 
15 minute lesson formula derivation - reconciling price-to- earnings (pe rati...
15 minute lesson formula derivation - reconciling price-to- earnings (pe rati...15 minute lesson formula derivation - reconciling price-to- earnings (pe rati...
15 minute lesson formula derivation - reconciling price-to- earnings (pe rati...
 
15-minute lesson- watch out the formula that you use for roa (return on assets)
15-minute lesson- watch out the formula that you use for roa (return on assets)15-minute lesson- watch out the formula that you use for roa (return on assets)
15-minute lesson- watch out the formula that you use for roa (return on assets)
 
Akuisisi aset atau akuisisi bisnis asc topic 805
Akuisisi aset atau akuisisi bisnis asc topic 805Akuisisi aset atau akuisisi bisnis asc topic 805
Akuisisi aset atau akuisisi bisnis asc topic 805
 
Pentingnya melakukan normalisasi dalam pengerjaan proyeksi dan valuasi - bagi...
Pentingnya melakukan normalisasi dalam pengerjaan proyeksi dan valuasi - bagi...Pentingnya melakukan normalisasi dalam pengerjaan proyeksi dan valuasi - bagi...
Pentingnya melakukan normalisasi dalam pengerjaan proyeksi dan valuasi - bagi...
 
Hutang dagang dengan fasilitas anjak piutang
Hutang dagang dengan fasilitas anjak piutangHutang dagang dengan fasilitas anjak piutang
Hutang dagang dengan fasilitas anjak piutang
 
Apakah perhitungan biaya kapital rata rata tertimbang (wacc) dalam capital bu...
Apakah perhitungan biaya kapital rata rata tertimbang (wacc) dalam capital bu...Apakah perhitungan biaya kapital rata rata tertimbang (wacc) dalam capital bu...
Apakah perhitungan biaya kapital rata rata tertimbang (wacc) dalam capital bu...
 

Recently uploaded

Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptatiakirana1
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...OknaRyana1
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IIkaAliciaSasanti
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfNizeAckerman
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxumusilmi2019
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalAthoillahEconomi
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptSlide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptwxmnxfm57w
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuanganzulfikar425966
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 

Recently uploaded (17)

Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptSlide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 

OBLIGASI KONVERSI

  • 1. www.futurumcorfinan.com Page 1 Obligasi Konversi Bagian Kedua: Akuntansi Penerbitan Obligasi Konversi menurut IFRS (Bagian B) Ini merupakan lanjutan Bagian (A) dari tulisan dengan judul yang sama dimana Bagian Pertama dan Kedua sudah dibicarakan. Bagian (B) membicarakan Bagian Ketiga dan Bagian Keempat. Bagian Ketiga : Akuntansi Obligasi Konversi dari Sudut Pandang Perusahaan Penerbit Dari bacaan paragraf 29 IAS 32 yang dimuat dalam tulisan Bagian (A) dengan judul yang sama, dapat kita ketahui bahwa IFRS menghendaki dipisahkannya komponen Liabilitas Keuangan dan Instrumen Ekuitas yang terkandung dalam nilai penerbitan obligasi konversi. Tidak hanya itu saja, IAS 32 paragraf 30 1 menghendaki bahwa klasifikasi komponen Liabilitas Keuangan dan Instrumen Ekuitas dari suatu instrumen konversi tidak akan direvisi atau diubah sebagai akibat adanya perubahan kemungkinan option konversi ini akan 1 IFRS Foundation. A Guide Through IFRS (Green Book). Part A: The Conceptual Framework and Requirements. July 2012. IAS 32 Financial Instruments: Presentation. London: IFRS Foundation Publications Department. Halaman A967. Sukarnen DILARANG MENG-COPY, MENYALIN, ATAU MENDISTRIBUSIKAN SEBAGIAN ATAU SELURUH TULISAN INI TANPA PERSETUJUAN TERTULIS DARI PENULIS Untuk pertanyaan atau komentar bisa diposting melalui website www.futurumcorfinan.com
  • 2. www.futurumcorfinan.com Page 2 dijalankan atau di-exercise atau tidak (dalam hal pilihan exercise option tidak membawa keuntungan secara ekonomis bagi beberapa pihak pemegang obligasi konversi tersebut)2 . Pertanyaan dasar: Bagaimana mengalokasikan dana yang diperoleh dari penerbitan instrumen keuangan majemuk tersebut ke masing-masing komponen? IAS 32 paragraf 31 menjelaskan cara “memisahkan” komponen Liabilitas Keuangan dan Instrumen Ekuitas, sebagaimana dijelaskan di bawah ini3 . [Paragraf 31 IAS 32] IFRS 9 deals with the measurement of financial assets and financial liabilities. Equity instruments are instruments that evidence a residual interest in the assets of an entity after deducting all of its liabilities. Therefore, when the initial carrying amount of a compound financial instrument is allocated to its equity and liability components, the equity component is assigned the residual amount after deducting from the fair value of the instrument as a whole the amount separately determined for the liability component. The value of any derivative features (such as a call option) embedded in the compound financial instrument other than the equity component (such as an equity conversion option) is included in the liability component. The sum of the carrying amounts assigned to the liability and equity components on initial recognition is always equal to the fair value that would be ascribed to the instrument as a whole. No gain or loss arises from initially recognizing the components of the instrument separately. Dari paragraf 31 IAS 32 dapat dikatakan bahwa: Sejalan dengan definisi Instrumen Ekuitas yang diberikan dalam paragraf 11 IAS 32, yaitu “Any contract that evidences a residual interest in the assets of an entity after deducting all of its liabilities”, yaitu bahwa ekuitas menunjukkan kepentingan residual dalam aset neto suatu perusahaan, maka nilai keseluruhan instrumen keuangan berupa obliges konversi dan komponen Liabilitas Keuangan wajib ditentukan terlebih dahulu. Nilai komponen Instrumen Ekuitas adalah sisanya atau berupa residual saja. 2 Adanya perbedaan dampak konversi atas beban pajak masing-masing pemegang atau investor obligasi konversi dapat berbeda-beda, ini akan membawa konsekuensi kemungkinan masing-masing pihak pemegang atau investor obligasi konversi akan bersikap berbeda-beda terhadap apakah akan di-exercise option konversi atau tidak. 3 IFRS Foundation. International Financial Reporting Standards 2013 (Red Book). Part A: The Conceptual Framework and Requirements. IAS 32: Financial Instruments: Presentation. Paragraf 31. Juli 2012. London: IFRS Foundation Publications Department. Halaman A918.
  • 3. www.futurumcorfinan.com Page 3 Jadi urutannya: 1) Tentukan terlebih dahulu nilai wajar (fair value)4 dari obligasi konversi. Nilai wajar ini biasanya terwujud dalam uang tunai yang diterima (proceeds) atau harga transaksi (transaction price) dari penerbitan obligasi konversi. Nilai wajar ini pula yang menjadi nilai tercatat awal (initial carrying amount) dari obligasi konversi tersebut. Katakan nilai yang diperoleh dari langkah pertama ini adalah (A). 2) Kemudian, tentukan nilai wajar dari komponen Liabilitas Keuangan, dimana caranya dijelaskan dalam paragraf 32 IAS 32. Katakan nilai yang diperoleh dari langkah kedua ini adalah (B). 3) Sisanya atau selisih dari langkah pertama dan kedua di atas yaitu selisih (A) dengan (B), merupakan bagian yang dialokasikan sebagai Instrumen Ekuitas (= C). Dengan demikian, jumlah (B) + jumlah (C) diatas akan selalu sama dengan jumlah (A). Karena Jumlah (B) + jumlah (C) = jumlah (A) pada saat pengakuan awal, maka secara logika tidak mungkin bisa timbul keuntungan atau kerugian dari pengakuan awal atas komponen Liabilitas dan Ekuitas dari penerbitan instrumen keuangan majemuk. Hal ini ditegaskan dalam kalimat terakhir Paragraf 31 IAS 32 di atas bahwa tidak ada keuntungan atau kerugian yang akan timbul dari memisahkan dan mengakui kedua komponen terpisah dari suatu instrumen keuangan majemuk. Prinsip ini dikenal sebagai “No Day 1 Gain or Loss”. Paragraf 30 IAS 32 menjelaskan lebih lanjut bahwa5 : Classification of the liability and equity components of a convertible instrument is not revised as a result of a change in the likelihood that a conversion option will be exercised, even when exercise of the option may appear to have become economically advantageous to some holders. Holders may not always act in the way that might be expected because, for example, the tax consequences resulting from conversion may differ among holders. Furthermore, the likelihood of conversion will change from time to time. The entity’s 4 IFRS 13 : Fair Value Measurement, mendefinisikan nilai wajar sebagai: Fair value is the price that would be received to sell an asset or paid to transfer a liability in an orderly transaction between market participants at the measurement date. IFRS Foundation. International Financial Reporting Standards 2013 (Red Book). Part A: The Conceptual Framework and Requirements. IFRS 13 : Fair Value Measurement. Juli 2012. London: IFRS Foundation Publications Department. Paragraf 9. Halaman A491. 5 IFRS Foundation. A Guide Through IFRS (Green Book). Part A: The Conceptual Framework and Requirements. July 2012. IAS 32 Financial Instruments: Presentation. London: IFRS Foundation Publications Department. Halaman A966.
  • 4. www.futurumcorfinan.com Page 4 contractual obligation to make future payments remains outstanding until it is extinguished through conversion, maturity of the instrument or some other transaction. Di sini IAS 32 paragraf 30 mengatur bahwa klasifikasi komponen Liabilitas Keuangan dan Instrumen Ekuitas yang dilakukan pada saat pengakuan awal dari suatu instrumen keuangan majemuk tidak akan direvisi sebagai akibat perubahan kemungkinan bahwa option konversi akan dijalankan atau tidak. Jadi kewajiban kontraktual pihak penerbit obligasi konversi untuk melakukan pembayaran di masa depan akan terus ada sampai obligasi konversi tersebut (i) diselesaikan (extinguished) melalui konversi, (ii) jatuh tempo obligasi konversi (catatan: ada pelunasan), atau (iii) berakhir akibat transaksi lainnya. Cara Pemisahan Komponen Liabilitas Keuangan dan Instrumen Ekuitas dalam Suatu Obligasi Konversi Cara pemisahan komponen Liabilitas Keuangan dan Instrumen Ekuitas dalam suatu obligasi konversi, sebagaimana diuraikan di atas, dengan dihitung terlebih dahulu nilai wajar dari komponen Liabilitas Keuangan dan nilai yang tersisa ke komponen Instrumen Ekuitas, ada yang menamakan “Split Accounting”6 atau “Residual Allocation Method”7 . Namun demikian, bacaan atas Basis for Conclusions on IAS 32 Financial Instruments: Presentation paragraf BC23 – BC31 memberikan kita dasar pertimbangan IASB memilih cara perhitungan di atas. Paragraf BC23 – BC31 8 menjelaskan bahwa versi IAS 32 sebelum tahun 2003 tidak menentukan satu metode tertentu untuk “memisahkan” nilai tercatat awal dari suatu instrumen keuangan majemuk ke komponen Liabilitas Keuangan dan Instrumen Ekuitas, namun menyarankan [catatan: perhatikan, hanya menyarankan saja, dan tidak mewajibkan salah satu metode tersebut] 2 (dua) pendekatan yang dapat dipertimbangkan: 6 Misalnya disebut dalam:  Mackenzie, Bruce; Danie Coetsee; Tapiwa Njikizana; Edwin Selbst; Raymond Chamboko; Blaise Colyvas; dan Brandon Hanekon. 2013 Interpretation and Application of International Financial Reporting Standards. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc. 2013. Bab 24: Financial Instruments. Halaman 1833.  Elliot, Barry; dan Jamie Elliott. Financial Accounting, Reporting and Analysis. Edisi International. Edisi kedua. UK: Pearson Education Limited. 2006. Bab 7: Financial Instruments. Halaman 173 7 Epstein, Barry J.; dan Eva K. Jermakowicz. 2010 Interpretation and Application of International Financial Reporting Standards. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc. 2010. Bab 15: Financial Instruments – Noncurrent Liabilities. Halaman 645. 8 IFRS Foundation. A Guide Through IFRS. Part B: The Accompanying Documents. July 2012. Basis for Conclusions on IAS 32 Financial Instruments: Presentation. London: IFRS Foundation Publications Department. Halaman B1372 – B1373.
  • 5. www.futurumcorfinan.com Page 5 1) Metode Dengan-dan-Tanpa-Dengan (With-and-Without Method). Menggunakan pendekatan ini, langkah pengukuran pertama difokuskan pada komponen instrumen yang relatif lebih mudah ditentukan nilainya, dan selisih dari nilai keseluruhan instrumen keuangan majemuk tersebut, akan dialokasikan ke komponen yang relatif lebih tidak mudah ditentukan nilainya atau diukur (seringkali ini merupakan komponen Instrumen Ekuitas). Mengingat bahwa pendekatan ini hanya melihat pada pengukuran komponen instrumen yang lebih mudah ditentukan, maka dapat saja justru sebaliknya, dimana nilai wajar komponen Instrumen Ekuitas lebih dapat ditentukan terlebih dahulu, dan selisih antara dana perolehan dari penerbitan instrumen keuangan majemuk, baru diberikan ke komponen Liabilitas Keuangan. Jadi metode ini dimungkinkan bahwa:  Nilai wajar komponen Liabilitas Keuangan dari suatu instrumen keuangan majemuk ditentukan terlebih dahulu (karena dapat relatif lebih mudah ditentukan terlebih dahulu), dan sisa atau selisihnya dengan total nilai instrumen keuangan majemuk keseluruhan kemudian dialokasikan ke komponen Instrumen Ekuitas. Atau,  Nilai wajar komponen Instrumen Ekuitas dari suatu instrumen keuangan majemuk ditentukan terlebih dahulu (karena dapat relatif lebih mudah ditentukan terlebih dahulu), dan sisa atau selisihnya dengan total nilai instrumen keuangan majemuk keseluruhan kemudian dialokasikan ke komponen Liabilitas Keuangan. Contoh: PT ABC menerbitkan obligasi konversi dengan nilai wajar Rp 10.000.000.000, dimana nilai wajar komponen Liabilitas Keuangan dapat ditentukan relatif lebih mudah Rp 8.000.000.000, maka alokasi total dana yang diterima adalah sebagai berikut:
  • 6. www.futurumcorfinan.com Page 6 Total Dana Nilai Wajar Liabilitas Keuangan Sisanya dialokasikan ke Komponen Instrumen Ekuitas – karena merupakan residual, maka tidak diukur pada nilai wajarnya 10.000.000.000 8.000.000.000 2.000.000.000 Seandainya dalam contoh di atas, nilai wajar komponen Instrumen Ekuitas (misalnya diukur menggunakan model option pricing) Rp 3.000.000.000 dapat relatif ditentukan lebih mudah, maka alokasi total dana yang diterima adalah sebagai berikut: Total Dana Nilai Wajar Komponen Instrumen Ekuitas Sisanya dialokasikan ke Komponen Liabilitas Keuangan – karena merupakan residual, maka tidak diukur pada nilai wajarnya 10.000.000.000 8.000.000.000 2.000.000.000 2) Metode Nilai Wajar Relatif (Relative Fair Value Method). Dalam metode ini, baik komponen Liabilitas Keuangan maupun Instrumen Ekuitas akan diukur nilai [wajar]- nya secara terpisah, dan kemudian perbandingan dari nilai wajar masing-masing komponen tersebut digunakan untuk membagi nilai perolehan instrumen keuangan majemuk ke dalam masing-masing komponennya. Contoh: PT ABC menerbitkan obligasi konversi dengan nilai wajar Rp 10.000.000.000, dimana nilai wajar komponen Liabilitas Keuangan Rp 8.000.000.000 dan nilai wajar komponen Instrumen Ekuitas (misalnya diukur menggunakan model option pricing) Rp 3.000.000.000, maka alokasi total dana yang diterima adalah sebagai berikut:
  • 7. www.futurumcorfinan.com Page 7 Komponen Instrumen Nilai Wajar (dalam Rp) % dari Total (dibulatkan) Jumlah yang Dialokasi ke Masing-Masing Komponen (dalam Rp) Liabilitas Keuangan 8.000.000.000 73% 7.300.000.000 Instrumen Ekuitas 3.000.000.000 27% 2.700.000.000 Total 11.000.000.000 100% 10.000.000.000 IAS 32 versi sebelum tahun 2003 tidak menentukan pendekatan yang mana yang perlu dipakai, namun demikian memberikan 2 (dua) pendekatan yang dapat dipertimbangkan, sebagaimana disebutkan di atas. Sikap ini diambil oleh IAS 32, karena pada saat itu, IAS 32 memang tidak dimaksudkan untuk mengatur pengukuran Aset Keuangan, Liabilitas Keuangan dan Instrumen Ekuitas. Hal-hal menyangkut pengukuran memang kemudian ada dalam penerbitan IAS 39 Financial Instruments: Recognition and Measurement pada tahun 2003. IAS 39 paragraf 43 sendiri kemudian menentukan bahwa Liabilitas Keuangan mesti diukur pada saat pengakuan awal menggunakan nilai wajar9 : When a financial liability is recognized initially, an entity shall measure it at its fair value minus, in the case of a financial liability not at fair value through profit or loss, transaction costs that are directly attributable to the issue of the financial liability. Akibat pengaturan ini, Metode Nilai Wajar Relatif menjadi tidak dapat dipergunakan lagi, dengan alasan sebagai berikut.  Pertama, pada saat pengakuan awal (initial recognition): penggunaan metode ini dapat mengakibatkan pengukuran awal komponen Liabilitas Keuangan tidak dilakukan pada nilai wajarnya, sesuatu yang bertentangan dengan ketentuan IAS 39 paragraf 43 di atas.  Kedua, menyambung alasan pertama di atas, dimana komponen Liabilitas Keuangan tidak diukur pada nilai wajarnya pada saat pengakuan awal, maka ini akan membawa konsekuensi pada pengukuran komponen Liabilitas Keuangan sesudah pengakuan awal (measurement after initial recognition). IAS 39 paragraf 47 mewajibkan bahwa, sesudah pengakuan awal, Liabilitas Keuangan yang 9 International Accounting Standards Committee Foundation. International Financial Reporting Standards: as issued at 1 January 2010. Part A. IAS 39 Financial Instruments: Recognition and Measurement. London: IASC Foundation Publications Department. 2010. Halaman A884.
  • 8. www.futurumcorfinan.com Page 8 diklasifikasikan pada nilai wajarnya melalui laba rugi, akan diukur pada nilai wajarnya sesuai dengan IAS 39, dan Liabilitas Keuangan lainnya diukur menggunakan biaya yang diamortisasi (amortized cost)10 . Penggunaan Metode Nilai Wajar Relatif dimana pada awal pengakuan komponen Liabilitas Keuangan tidak menggunakan nilai wajarnya, maka mengikuti ketentuan IAS 39 di atas, komponen Liabilitas Keuangan ini jika dikelompokkan diukur pada nilai wajarnya melalui laba rugi, maka entitas penerbit dimungkinkan untuk mengakui laba atau rugi seketika (immediate gain or loss) sesudah pengakuan awal. Hal ini jelas bertentangan dengan ketentuan IAS 32 paragraf 31 yang kita baca di atas, dimana menyatakan bahwa tidak boleh ada laba atau rugi yang dapat timbul dari pengakuan pemisahan komponen Liabilitas Keuangan dan Instrumen Ekuitas dari suatu instrumen keuangan majemuk. Metode pertama, yaitu Metode Dengan-dan-Tanpa-Dengan, yang pilihannya komponen Instrumen Ekuitas ditentukan terlebih dahulu nilai wajarnya, dan sisa atau selisihnya dengan total nilai instrumen keuangan majemuk keseluruhan kemudian dialokasikan ke komponen Liabilitas Keuangan, juga kemudian diputuskan tidak digunakan, dengan beberapa pertimbangan sebagai berikut.  Definisi Instrumen Ekuitas sebagai tertuang dalam Conceptual Framework paragraf 4.4(c) dan 4.22-, IAS 39 paragraf 9 dan IFRS 9 paragraf 5.1.1, IAS 32 paragraf 11 menyebutkan bahwa Instrumen Ekuitas adalah : Equity is the residual interest in the assets of an entity after deducting all of its liabilities. (paragraf 4.4(c)) The amount at which equity is shown in the balance sheet is dependent on the measurement of assets and liabilities. (paragraf 4.22). Pendekatan ini tidak diambil adalah lebih karena konsekuensi dari definisi Instrumen Ekuitas, dimana disebutkan bahwa Ekuitas adalah kepentingan residual dalam aset suatu entitas sesudah dikurangi semua kewajiban atau liabilitas, atau merupakan aset neto suatu entitas. Jadi ia merupakan kepentingan residual. Lebih jauh lagi, jumlah yang ditunjukkan sebagai Ekuitas di neraca entitas TERGANTUNG pada pengukuran 10 International Accounting Standards Committee Foundation. International Financial Reporting Standards: as issued at 1 January 2010. Part A. IAS 39 Financial Instruments: Recognition and Measurement. London: IASC Foundation Publications Department. 2010. Halaman A884.
  • 9. www.futurumcorfinan.com Page 9 Aset dan Liabilitas. Hal ini mengakibatkan Liabilitas perlu dicatat sebagai nilai wajar mereka seutuhnya. Kalau tidak dibukukan penuh pada nilai wajarnya, berarti terjadi penyajian yang lebih rendah (understatement) dari kepentingan (dan klaim) pihak kreditor atas aset entitas tersebut, dan juga, penyajian yang lebih tinggi (overstatement) dari kepentingan [para] pemegang saham entitas tersebut. Mengingat penekanan IASB The Conceptual Framework for Financial Reporting pada “true and fair presentation”, hal-hal yang diatur ini menjadi tidak terlalu mengherankan. Dengan demikian, adanya opsi bahwa nilai [wajar] komponen Instrumen Ekuitas ditentukan terlebih dahulu sebelum nilai [wajar] Liabilitas Keuangan (sebagaimana dimungkinkan dalam Metode Dengan-dan-Tanpa-Dengan), atau nilai [wajar] komponen Liabilitas Keuangan dan komponen Instrumen Ekuitas ditentukan bersamaan (sebagaimana diatur menggunakan Metode Nilai Wajar Relatif) menjadi tidak dimungkinkan lagi. Hal ini menyisakan hanya ada satu opsi yang dapat dipakai terkait pemisahan nilai komponen Liabilitas Keuangan dan Instrumen Ekuitas dari suatu instrumen keuangan majemuk, yaitu Metode Dengan-dan-Tanpa-Dengan dimana komponen Liabilitas Keuangan ditentukan terlebih dahulu nilai wajarnya (termasuk nilai dari fitur derivatif non-ekuitas yang terkandung didalamnya, misalnya fitur call option)11 , dan baru selisih nilai wajar instrumen keuangan majemuk dengan nilai wajar komponen Liabilitas Keuangan, dialokasikan ke komponen Instrumen Ekuitas. Kalau diperhatikan akibat Metode Dengan-dan-Tanpa Dengan di atas, mengakibatkan hanya komponen Liabilitas Keuangan (diwakili Instrumen A dalam tabel di bawah ini) yang diukur pada nilai wajarnya sedangkan, komponen lainnya tidak, sebagaimana ditunjukkan di bawah ini12 : 11 Kalaupun ada fitur-fitur derivatif (seperti call option) yang tertanam (embedded) dalam suatu instrumen keuangan majemuk, diluar komponen Instrumen Ekuitas (misalnya equity conversion option), maka nilai dari fitur derivatif ini dimasukkan ke dalam komponen Liabilitas Keuangan. 12 Ernst & Young LLP. Financial Reporting Developments : A Comprehensive Guide. Issuer’s Accounting for Debt and Equity Financings. Juni 2013. Halaman 10 dan 11.
  • 10. www.futurumcorfinan.com Page 10 Pertimbangan IASB mengadopsi hanya satu metode dengan komponen Liabilitas Keuangan diukur terlebih dahulu nilai wajarnya akan membawa beberapa manfaat tambahan13 :  Entitas penerbit instrumen keuangan majemuk tidak lagi perlu menerapkan model penilaian option yang kompleks, dan termasuk perlunya melakukan estimasi variabel-variabel input yang diperlukan untuk penerapan model tersebut, terkait pengukuran nilai wajar komponen Instrumen Ekuitas.  Pembandingan (comparability) laporan keuangan para penerbit instrumen keuangan majemuk menjadi relatif lebih mudah karena hanya satu metode yang dipakai. Dengan demikian, dalam IAS 32 revisi tahun 2003, terlepas apakah nilai wajar komponen Liabilitas Keuangan atau komponen Instrumen Ekuitas dalam suatu instrumen keuangan majemuk mana yang lebih andal dapat dihitung, komponen Liabilitas Keuangan wajib ditentukan terlebih dahulu nilai wajarnya (dalam praktik, memang komponen ini justru lebih mudah dihitung), dan seluruh nilai wajarnya perlu dibukukan dan diakui terlebih dahulu, dan baru setelah itu, selisih antara total dana yang diterima dari penerbitan instrumen keuangan majemuk dikurangi nilai wajar penuh dari komponen Liabilitas Keuangan tersebut, kemudian dialokasikan sebagai komponen Instrumen Ekuitas. 13 International Accounting Standards Board juga menggarisbawahi bahwa penggunaan Metode Dengan-dan-Tanpa-Dengan, dimana komponen Liabilitas Keuangan diukur terlebih dahulu nilai wajarnya, sudah sesuai dengan proposal dari Joint Working Group of Standard Setters dalam Draft Standard and Basis for Conclusions berjudul “Financial Instruments and Similar Items”, yang diterbitkan oleh International Accounting Standards Committee pada bulan Desember 2000. Diunduh pada tanggal 28 April 2014 dari laman https://www.frc.org.uk/getattachment/e6f26902-f843-41ea- ad22-ea9994e0c6d7/Joint-Working-Group-of-Standard-Setters-Financial-Instruments-and-similar- items.aspx.
  • 11. www.futurumcorfinan.com Page 11 Cara Mengukur Nilai Wajar Komponen Liabilitas Keuangan dalam Obligasi Konversi Sekarang kita ketahui bahwa nilai wajar komponen Liabilitas Keuangan perlu dihitung terlebih dahulu dari suatu instrumen keuangan majemuk, pertanyaan berikutnya: Bagaimana mengukur nilai wajar komponen ini? Jawabannya ada di paragraf 32 IAS 32 yang menjelaskan bagaimana mengukur nilai komponen Liabilitas Keuangan yang terkandung dalam nilai instrumen keuangan majemuk (misalnya obligasi konversi). Secara implisit, kita tahu bahwa nilai komponen Liabilitas Keuangan ini identik dengan nilai obligasi biasa (straight atau ordinary debt, atau regular bond seperti yang disebutkan oleh Reilly dan Brown di atas) atau obligasi tanpa ditempeli fitur “opsi konversi”. Levy dan Post menyebutkan bahwa14 : A convertible bond is a corporate bond with an option to convert the bond into a fixed number of stocks. The bondholder receives coupon payments that are lower than those on non-convertible bonds with the same risk. Since the bond is convertible, it provides the possibility to participate in a rise in the stock price. In essence, a convertible bond is an ordinary bond with a call option added. Jadi untuk memperoleh nilai komponen Liabilitas Keuangan ini, obligasi yang menjadi acuan adalah obligasi non-konversi dengan tingkat resiko yang sama, seperti yang disebut oleh Levy dan Post di atas. Hal inilah yang dituangkan oleh paragraf 32 IAS 32, sebagai berikut15 . Under the approach described in paragraph 31, the issuer of a bond convertible into ordinary shares first determines the carrying amount of the liability component by measuring the fair value of a similar liability (including any embedded non-equity derivative features) that does not have an associated equity component. The carrying amount of the equity instrument represented by the option to convert the instrument into ordinary shares is then determined by deducting the fair value of the financial liability from the fair value of the compound financial instrument as a whole. 14 Levy, Haim; dan Thierry Post. Investments. London: Pearson Education Limited. 2005. Bab 2: Bonds, Stocks and Other Securities. Halaman 32. 15 IFRS Foundation. International Financial Reporting Standards 2013 (Red Book). Part A: The Conceptual Framework and Requirements. IAS 32: Financial Instruments: Presentation. Paragraf 32. Juli 2012. London: IFRS Foundation Publications Department. Halaman A918.
  • 12. www.futurumcorfinan.com Page 12 IAS 32 Application Guidance dalam paragraf AG 31 menjelaskan lebih lanjut16 : A common form of compound financial instrument is a debt instrument with an embedded conversion option, such as a bond convertible into ordinary shares of the issuer, and without any other embedded derivative features. Paragraph 28 requires the issuer of such a financial instrument to present the liability component and the equity component separately in the statement of financial position, as follows: The issuer’s obligation to make scheduled payments of interest and principal is a financial liability that exists as long as the instrument is not converted. On initial recognition, the fair value of the liability component is the present value of the contractually determined stream of future cash flows discounted at the rate of interest applied at that time by the market to instruments of comparable credit status and providing substantially the same cash flows, on the same terms, but without the conversion option. [catatan penulis: cara pengukuran komponen Liabilitas Keuangan yang terdapat dalam obligasi konversi adalah dengan mencari nilai kini arus kas pokok dan bunga periodik yang secara kontraktual telah terikat dijanjikan, dimana akan didiskonto menggunakan tingkat suku bunga pasar untuk obligasi yang dapat disebandingkan, baik jangka waktu maupun resikonya, namun hanya saja obligasi sebanding tersebut tidak memiliki fitur option konversi.] The equity instrument is an embedded option to convert the liability into equity of the issuer. This option has value on initial recognition even when it is out of the money. [catatan penulis: ini juga menjadi dasar pengakuan dan pencatatan nilai komponen Instrumen Ekuitas pada saat pencatatan obligasi konversi oleh perusahaan penerbit, mengingat option konversi secara teoritis memiliki nilai.] IAS 32 dalam bagian Contoh Ilustrasi17 memberikan contoh yang mungkin dapat membantu memahami maksud dari paragraf 32 IAS 32 di atas. 16 IFRS Foundation. International Financial Reporting Standards 2013 (Red Book). Part A: The Conceptual Framework and Requirements. Appendix: Application Guidance. IAS 32: Financial Instruments: Presentation. Juli 2012. London: IFRS Foundation Publications Department. Halaman A936. 17 IFRS Foundation. International Financial Reporting Standards 2013 (Red Book). Part B: The Accompanying Documents. IAS 32: Financial Instruments: Presentation. Illustrative Examples. Example 9: Separation of a Compound Financial Instrument on Initial Recognition. IE34 – IE36. Juli 2012. London: IFRS Foundation Publications Department. Halaman B1440-B1441.
  • 13. www.futurumcorfinan.com Page 13 Suatu entitas menerbitkan 2.000 obligasi konversi pada awal tahun pertama. Obligasi tersebut berjangka waktu 3 tahun, dan diterbitkan pada harga nominal dengan nilai CU(Currency Unit) 1.000 per obligasi. Dengan demikian, entitas tersebut akan menerima dana sebesar CU 2.000.000 (2.000 x CU 1.000). Bunga akan dibayarkan pada akhir setiap tahun sebesar 6%. Setiap obligasi dapat dikonversi setiap saat sampai dengan tanggal jatuh tempo menjadi 250 saham perusahaan tersebut. Pada saat obligasi tersebut diterbitkan, suku bunga pasar yang berlalu untuk tipe obligasi atau surat hutang yang sama tanpa adanya fitur option konversi (conversion option) adalah 9%. Catatan penulis: perhatikan bahwa ada spread bunga sebesar 3% (9%-6%) yang lebih rendah antara obligasi yang diterbitkan tanpa fitur option konversi dengan obligasi dengan fitur option konversi. Bagi penerbit obligasi konversi, jelas ini suatu keuntungan terkait jumlah beban bunga yang mesti dibayarkan secara periodik kepada pemegang atau investor obligasi konversi. Namun di sisi lain, pihak pemegang atau investor obligasi konversi memiliki hak untuk menukar obligasi konversi tersebut ke dalam sejumlah tertentu saham biasa entitas penerbit. Untuk memperoleh atau membeli option konversi ini, pihak pemegang atau investor akan membayar premi. Langkah-langkah yang perlu dilakukan: Komponen Liabilitas Keuangan diukur terlebih dahulu nilai wajarnya, dan selisih antara dana yang diterima dari penerbitan obligasi konversi dan nilai wajar komponen Liabilitas Keuangan, akan masuk menjadi komponen Instrumen Ekuitas. Sebagaimana ditunjukkan di atas, dari total dana yang diterima dari penerbitan obligasi konversi sebesar CU 2.000.000, dialokasikan ke masing-masing komponen: Tahun ke-0 Tahun ke-1 Tahun ke-2 Tahun ke-3 0 1 2 3 Pembayaran pokok obligasi konversi (dalam CU) 2,000,000 Pembayaran bunga periodik sebesar 6% 120,000 120,000 120,000 Total 120,000 120,000 2,120,000 Tingkat diskonto (9% - tanpa fitur option konversi) 9% Present Value 110,092 101,002 1,637,029 Total Present Value dari komponen Liabilitas Keuangan (A) 1,848,122 Total dana yang diterima dari penerbitan Obligasi Konversi (B) 2,000,000 Komponen Instrumen Ekuitas (residual) (B) - (A) 151,878
  • 14. www.futurumcorfinan.com Page 14  Liabilitas Keuangan sebesar CU 1.848.122, dan sisanya ke  Instrumen Ekuitas sebesar CU 151.878. Beberapa catatan tambahan: a) Komponen Instrumen Ekuitas tidak akan diukur kembali (remeasurement – menurut IAS 32 paragraf 22, dimana disebutkan bahwa “Changes in the fair value of an equity instrument are not recognized in the financial statements.”) dan akan tetap di angka CU 151.878 sampai dengan obligasi konversi tersebut apakah dikonversi atau ditebus atau dibayar (redeemed). Jika obligasi konversi tersebut dikonversi, komponen Liabilitas Keuangan sebesar CU 1.848.122 yang ada akan dipindahkan ke bagian Ekuitas, yaitu Modal Saham, bersama-sama dengan komponen Instrumen Ekuitas yang sudah dibukukan sebelumnya. Dalam proses pemindahan/transfer, tidak terjadi pengakuan laba atau rugi, sebagaimana ditunjukkan dalam ilustrasi jurnal di bawah ini. Akun Debit (dalam Rp) Kredit (dalam Rp) Hutang obligasi konversi xx Ekuitas – fitur konversi xx Diskon hutang obligasi konversi [jika ada] xx Modal saham xx Jika obligasi konversi tersebut ditebus, maka komponen Instrumen Ekuitas senilai CU 151.878 akan tetap di bagian Ekuitas pada neraca penerbit. Hal di atas sejalan dengan IAS 32 Application Guidance paragraf AG3218 : [Paragraf 32] On conversion of a convertible instrument at maturity, the entity derecognizes the liability component and recognizes it as equity. The original equity component remains as equity (although it may be transferred from one line item within equity to another). There is no gain or loss on conversion at maturity. 18 IFRS Foundation. International Financial Reporting Standards 2013 (Red Book). Part A: The Conceptual Framework and Requirements. Appendix: Application Guidance. IAS 32: Financial Instruments: Presentation. Juli 2012. London: IFRS Foundation Publications Department. Halaman A936-A937.
  • 15. www.futurumcorfinan.com Page 15 b) IAS 32 tidak secara spesifik memberikan nama dari akun Instrumen Ekuitas, hanya dikatakan bagian dari Ekuitas. Beberapa buku ada yang menggunakan nama akun “Paid-in Capital – conversion feature”19 , atau “Paid-in Capital – bond conversion option”20 , atau “Equity – conversion option”21 , “Share Premium – conversion equity”22 , sebagaimana ditunjukkan dalam ilustrasi jurnal-jurnal di bawah ini. 19 Epstein, Barry J.; dan Eva K. Jermakowicz. 2010 Interpretation and Application of International Financial Reporting Standards. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc. 2010. Bab 15: Financial Instruments – Noncurrent Liabilities. Halaman 645. 20 Mackenzie, Bruce; Danie Coetsee; Tapiwa Njikizana; Edwin Selbst; Raymond Chamboko; Blaise Colyvas; dan Brandon Hanekon. 2013 Interpretation and Application of International Financial Reporting Standards. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc. 2013. Bab 24: Financial Instruments. Halaman 1886. 21 Spiceland, J. David; James F. Sepe; dan Mark W. Nelson. Intermediate Accounting. IFRS Integrated. Edisi ketujuh. New York: The McGraw-Hill Companies, Inc. 2013. Bab 14: Bonds and Long-Term Notes. Halaman 821. 22 Kieso, Donald E.; Jerry J. Weygandt; dan Terry D. Warfield. Intermediate Accounting. Edisi IFRS. Volume 2. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc. 2011. Bab 16: Dilutive Securities and Earnings per Share. Halaman 824. Kieso dkk menyebutkan bahwa dalam praktik, nama akun yang dipergunakan untuk mencatat komponen Instrumen Ekuitas dapat sangat bervariasi.
  • 16. www.futurumcorfinan.com Page 16 c) Sebagaimana dijelaskan di atas, akun berisi komponen Instrumen Ekuitas dari penerbitan obligasi konversi (bisa “Paid-in Capital/Equity – [bond] conversion feature”) yang timbul dari pengakuan awal atas transaksi penerbitan instrumen keuangan majemuk, akan merupakan bagian Ekuitas yang permanen. Komponen Liabilitas Keuangan yang diakui pada awalnya, kalau kemudian dikonversi atau ditukarkan menjadi saham biasa entitas penerbit obligasi konversi tersebut, maka nilai tercatat obligasi konversi tersebut (termasuk diskon atau premi dari penerbitan yang belum teramortisasi seluruhnya) akan dipindahkan ke akun Modal Saham bagian Ekuitas. Ini secara tidak langsung menggambarkan harga keseluruhan yang dibayarkan oleh pihak pembeli atau pemegang instrumen keuangan majemuk (ataupun dari sisi penerbit instrumen keuangan majemuk) terkait dengan saham biasa yang diterbitkan. Bagaimana bila pihak pemegang obligasi konversi tidak jadi melakukan konversi ke saham biasa perusahaan penerbit obligasi konversi? Dengan kata lain, option konversi tidak di-exercise oleh pihak pemegangnya, dan obligasi konversi itu kemudian dibayar atau dilunasi pada saat jatuh tempo. Hal ini akan mengakibatkan komponen Instrumen Ekuitas ini yaitu yang dicatat pada akun “Paid-in Capital/Equity – [bond] conversion feature” tidak akan berubah, dan akan mirip seperti “donated capital” kepada perusahaan penerbit, karena secara efektif, pemegang obligasi konversi telah “melepaskan” (forfeited) bagian Ekuitas ini yang sebetulnya telah mereka kontribusikan kepada perusahaan penerbit obligasi konversi. Menurut penulis, supaya jelas, bisa saja akun “Paid-In Capital/Equity – [bond] conversion feature” dipindahkan ke “Paid-In Capital/Equity – forfeited or expired conversion feature” pada saat option konversi ini tidak jadi di-exercise oleh pemegangnya dan obligasi konversi tersebut dilunasi oleh perusahaan penerbit. Biaya Transaksi Penerbitan Obligasi Konversi Dalam suatu penerbitan instrumen keuangan, termasuk instrumen keuangan majemuk, dimana didalamnya obligasi konversi, pihak entitas penerbit tentu akan mengeluarkan biaya- biaya penerbitan yang umum dikenal sebagai biaya transaksi (transaction costs) – silahkan
  • 17. www.futurumcorfinan.com Page 17 membaca tulisan penulis berjudul “PSAK 22 (revisi 2010) Tentang Kombinasi Bisnis : BIAYA TRANSAKSI PENERBITAN INSTRUMEN KEUANGAN” lebih lanjut yang dimuat di www.futurumcorfinan.com di kelompok “Articles”. IAS 32 paragraf 38 (untuk penerbitan instrumen keuangan majemuk) dan 37 (untuk penerbitan instrumen ekuitas) menyebutkan bahwa23 : [Paragraf 38] Transaction costs that relate to the issue of a compound financial instrument are allocated to the liability and equity components of the instrument in proportion to the allocation of proceeds. Transaction costs that relate jointly to more than one transaction (for example, costs of a concurrent offering of some shares and a stock exchange listing of other shares) are allocated to those transactions using a basis of allocation that is rational and consistent with similar transactions. [Paragraf 37] An entity typically incurs various costs in issuing or acquiring its own equity instruments. Those costs might include registration and other regulatory fees, amounts paid to legal, accounting and other professional advisers, printing costs and stamp duties. The transaction costs of an equity transaction are accounted for as a deduction from equity to the extent they are incremental costs directly attributable to the equity transaction that otherwise would have been avoided. The costs of an equity transaction that is abandoned are recognized as an expense. IAS 39 paragraf 43 terkait penerbitan Liabilitas Keuangan24 : When a financial liability is recognized initially, an entity shall measure it as its fair value minus, in the case of a financial liability not at fair value through profit or loss, transaction costs that are directly attributable to the issue of the financial liability. 23 IFRS Foundation. A Guide Through IFRS (Green Book). Part A: The Conceptual Framework and Requirements. July 2012. IAS 32 Financial Instruments: Presentation. London: IFRS Foundation Publications Department. Halaman A969-A970. Pembaca bisa membaca lebih lanjut IFRIC (IFRS Interpretations Committee) Update bulan September 2008 (berjudul “IAS 32 Financial Instruments: Presentation – Transaction Costs to be Deducted from Equity”) terkait seputar isu biaya transaksi untuk Instrumen Ekuitas. Dapat dilihat pada laman http://www.ifrs.org/Updates/IFRIC-Updates/2008/Documents/IFRIC0809.pdf, yang diakses penulis pada tanggal 2 Mei 2014. 24 International Accounting Standards Committee Foundation. International Financial Reporting Standards: as issued at 1 January 2010. Part A. IAS 39 Financial Instruments: Recognition and Measurement. London: IASC Foundation Publications Department. 2010. Halaman A884.
  • 18. www.futurumcorfinan.com Page 18 Dari paragraf-paragraf di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk biaya transaksi terkait penerbitan instrumen keuangan majemuk, wajib dialokasikan ke masing-masing-masing komponen Liabilitas Keuangan dan Instrumen Ekuitas berdasarkan proporsi atau perbandingan dana yang diterima (proceeds) dari penerbitan instrumen keuangan majemuk, (dimana dana tersebut mula-mula dialokasikan ke nilai wajar komponen Liabilitas Keuangan dan sisanya ke komponen Instrumen Ekuitas). Melanjutkan contoh di atas, seumpama untuk penerbitan obligasi konversi diterima dana sebesar CU 2.000.000 dimana telah dialokasikan dengan cara perhitungan yang telah diuraikan di atas, maka diperoleh masing-masing jumlah CU 1.848.122 untuk komponen Liabilitas Keuangan dan CU 151.878 untuk komponen Instrumen Ekuitas. Proporsi atau perbandingan kedua jumlah tersebut digunakan sebagai dasar alokasi pembagian biaya transaksi yang telah dikeluarkan guna penerbitan obligasi konversi, katakan biaya tersebut sejumlah CU 300.000. Jumlah neto komponen Liabilitas Keuangan, yaitu CU 1.572.122 akan digunakan sebagai dasar penerapan metode tingkat bunga efektif (effective-interest-rate method) guna membuat skedul amortisasi obligasi konversi sepanjang usia obligasi tersebut. Jumlah neto komponen Instrumen Ekuitas, yaitu CU 127.878 akan disajikan sebagai bagian dari Ekuitas pada neraca pihak entitas penerbit obligasi konversi. Keterangan Harga Transaksi % Biaya Transaksi Nilai Tercatat (A) (B) (A) - (B) Komponen: Liabilitas Keuangan - menggunakan perhitungan nilai wajar obligasi non-konversi 1,848,122 92% 276,000 1,572,122 Instrumen Ekuitas - residual 151,878 8% 24,000 127,878 Total 2,000,000 100% 300,000 1,700,000
  • 19. www.futurumcorfinan.com Page 19 Bagian Keempat: Akuntansi Transaksi Terjadinya Pelunasan Lebih Dini atau Perubahan Persyaratan Obligasi Konversi yang Mengakibatkan Konversi Lebih Dini Sebagian besar efek konversi atau instrumen keuangan majemuk mengandung fleksibilitas bagi entitas penerbitnya, yaitu mengandung ketentuan call option. Artinya, entitas penerbit bisa meng-call obligasi konversi tersebut sebelum tanggal pelunasan atau tanggal jatuh tempo obligasi konversi, apakah lewat pembayaran atau pelunasan kembali obligasi konversi tersebut, atau “memaksa” terjadinya konversi obligasi konversi ke dalam saham biasa entitas penerbit. Hal ini biasanya akan ditentukan oleh hubungan antara nilai konversi (catatan: nilai konversi adalah nilai obligasi konversi seandainya obligasi tersebut dikonversi seketika ke dalam saham biasa dalam jumlah tertentu dikalikan dengan harga per lembar saham biasa pada harga pasar saat ini, dengan catatan saham biasa tersebut diperdagangkan di lantai perdagangan bursa efek) dengan harga call25 . Harga call adalah harga dimana obligasi konversi tersebut akan dilunasi oleh pihak penerbit sebelum tanggal jatuh tempo. Pada umumnya, harga call akan tinggi pada tahun-tahun pertama sesudah tanggal penerbitan obligasi konversi dan akan cenderung menurun hingga mendekati nilai par dari obligasi konversi tersebut. Jadi call option ini ada dipegang oleh pihak entitas penerbit obligasi konversi, dan pada saat obligasi konversi tersebut di-call, maka pihak pemegang obligasi konversi pada umumnya memiliki jangka waktu 30 hari untuk memutuskan apakah: a) Mengkonversi obligasi tersebut ke dalam saham biasa entitas penerbit yang dilakukan pada rasio konversi; atau, b) Menyerahkan obligasi kepada pihak entitas penerbit obligasi konversi untuk dibayar/dilunasi kembali, dan kemudian menerima pembayaran/pelunasan tersebut sejumlah harga call secara tunai. Dari sudut pandang pemegang atau investor obligasi konversi, ini dikenal sebagai resiko call (call risk), dimana dijelaskan sebagai berikut26 : Convertible issues are callable by the issuer. This is a valuable feature for issuers, who deem the current market price of their stock undervalued enough so that selling stock 25 Brigham, Eugene F.; dan Phillip R. Daves. Intermediate Financial Management. Edisi kesembilan. Mason (USA): Thomson/South-Western, bagian dari The Thomson Corporation. Bab 20: Hybrid Financing: Preferred Stock, Warrants, and Convertibles. Halaman 707. 26 Fabozzi, Frank C. Bond Markets, Anaysis and Strategies. Edisi Internasional. Edisi keempat. New Jersey : Prentice-Hall, Inc. 2000. Bab 16: Analysis of Convertible Bonds. Halaman 395-396.
  • 20. www.futurumcorfinan.com Page 20 directly would dilute the equity of current stockholders. The firm would prefer to raise equity funds over incurring debt, so it issues a convertible setting the conversion ratio on the basis of a stock price it regards as acceptable. When the market price reaches the conversion point, the firm will want to see the conversion happen in view of the risk that the price may drop in the future. This gives the firm an interest in forcing conversion, even though this is not in the interest of the owners of the security whose price is likely to be adversely affected by the call. Membaca penjelasan di atas mungkin tidak mudah mengartikannya, namun pada dasarnya, resiko call ini, yang jelas lebih menguntungkan pihak entitas penerbit obligasi konversi, akan membatasi kemungkinan bagi pihak pemegang atau investor obligasi konversi untuk memperoleh keuntungan jika kemudian harga pasar per lembar saham biasa penerbit obligasi konversi bergerak naik. Mengapa disebut resiko? Bayangkan 2 (dua) kemungkinan skenario bagi pihak pemegang atau investor obligasi konversi:  Pertama, kalau pada saat call, pihak pemegang atau investor obligasi konversi memutuskan untuk menerima pembayaran/pelunasan atas obligas konversi senilai harga call, maka kalau nantinya harga pasar per lembar saham biasa entitas penerbit naik, jelas pihak pemegang atau investor obligasi konversi sudah tidak dapat lagi menikmati kenaikan harga pasar per lembar saham biasa tersebut.  Namun, bisa sebaliknya, kalau pihak pemegang atau investor obligasi konversi memutuskan untuk mengkonversi obligasi konversi ke dalam saham biasa entitas penerbit, namun kemudian, harga pasar per lembar saham biasa tersebut mengalami penurunan nilai, maka pihak pemegang atau investor obligasi konversi sebelumnya, akan menanggung kerugian tersebut. Jadi seperti telah dijelaskan sebelumnya, hak konversi ke saham biasa entitas penerbit ada pada pemegang atau investor obligasi konversi 27 , dan pada saat yang sama obligasi konversi yang diterbitkan pada umumnya memiliki tanggal jatuh tempo, yaitu tanggal dimana 27 Pengecualian dalam hal obligasi konversi yang diterbitkan adalah obligasi wajib konversi (mandatorily convertible securities), dimana pihak investor atau pemegang obligasi tidak diberikan option konversi. Pada saat jatuh tempo obligasi, pihak pemegang atau investor obligasi konversi akan serta merta menerima sejumlah tertentu saham biasa pihak entitas penerbit sesuai dengan rasio konversi. Atau bahkan dalam hal obligasi yang diterbitkan adalah obligasi tidak wajib konversi, kadang ada konversi yang bersifat automatic knock-in, dimana konversi akan terjadi secara otomatis begitu terpenuhi syarat tertentu, misalnya, harga pasar per lembar saham biasa pihak entitas penerbit melebihi harga tertentu (threshold price) yang terjadi untuk jumlah hari tertentu yang telah ditentukan di awal.
  • 21. www.futurumcorfinan.com Page 21 obligasi konversi akan dilunasi atau dibayar kembali oleh pihak penerbit obligasi konversi. Namun demikian, hampir semua obligasi konversi memiliki fitur pelunasan kembali (redemption feature) yang memperbolehkan pihak penerbit obligasi konversi untuk melunasi obligasi tersebut sebelum tanggal jatuh tempo, kecuali beberapa obligasi konversi tradisional dan sebagian besar obligasi wajib konversi bersifat tidak dapat dilunasi (nonredeemable). Jadi walaupun obligasi konversi dapat dikonversi pada setiap waktu atau dalam periode waktu tertentu, para pemegang atau investor obligasi konversi kemungkinan akan meng- exercise option konversi hanya sebagai respons atas pemberitahuan dari pihak penerbit yang umum dikenal sebagai issuer call. Di sini, dengan kata lain, sebagian besar konversi terjadi hanya ketika “dipaksa” oleh pihak penerbit. Bagi pihak pemegang atau investor obligasi konversi, pemberitahuan call dari pihak penerbit untuk melunasi kembali obligasi konversi tersebut sebelum tanggal jatuh tempo28 menjadi sangat krusial, karena jelas call ini akan memperpendek jangka waktu option (dimana semakin lama jangka waktu option, semakin berharga nilai option, atau ada korelasi positif), dan juga pelunasan kembali obligasi konversi akan serta menghilangkan kemungkinan mengkonversinya ke saham biasa. Jadi apa yang harus dilakukan oleh pihak pemegang atau investor obligasi konversi tersebut? Jelas perkembangan harga pasar per lembar saham biasa entitas penerbit obligasi konversi tidak dengan mudah ditebak arahnya oleh siapapun29 . Jadi apa yang bisa menjadi dasar pertimbangan untuk memutuskan dibayar obligasi konversi tersebut senilai harga call, atau dikonversi saja ke saham biasa entitas penerbit? Di sini, pertimbangan utama sebagaimana disebutkan di atas, adalah nilai konversi versus harga call.  Jika nilai konversi obligasi lebih tinggi daripada harga call, maka konversi lebih baik daripada pelunasan obligasi konversi. Dalam hal ini, terjadi penyerahan saham biasa penerbit ke pihak pemegang atau investor obligasi konversi, yang umum disebut 28 Ada yang namanya soft call, dimana pihak penerbit obligasi konversi hanya dimungkinkan untuk meng-call obligasi tersebut guna dilunasi kembali, jika kondisi tertentu yang telah disepakati terpenuhi, misalnya harga pasar per lembar saham biasa naik ke level (catatan, harga ini bisa juga harga pasar yang diperdagangkan rata-rata dalam 20 hari terakhir) di atas harga tertentu (strike price) sejumlah persentase tertentu. 29 Catatan penulis: kalau bisa memang arah pergerakan harga pasar per lembar saham biasa suatu perusahaan di bursa efek bisa diketahui, jelas, penulis akan berhenti menulis artikel ini, dan langsung membeli atau menjual saham biasa tersebut untuk meraup keuntungan.
  • 22. www.futurumcorfinan.com Page 22 sebagai physical settle, dan dalam situasi tertentu bisa juga berupa nilai kas tunai dari saham biasa tersebut (cash settle option)30 . Konversi ke saham biasa yang terjadi dalam situasi inilah yang dikenal sebagai “konversi terpaksa” (forced conversion), dimana konversi ini terjadi akibat tindakan “call” dari pihak entitas penerbit obligasi konversi. Menarik apa yang dikatakan oleh 31 The [convertible] bonds are almost always callable (i.e., the issuer has the right to buy them back at certain times at a predetermined prices). The holder always has the right to convert the [convertible] bond once it has been called. The call feature is therefore usually a way of forcing conversion earlier than the holder would otherwise choose. Sometimes the holder’s call option is conditional on the price of the company’s stock being above a certain level. Jadi di sini, dikatakan bahwa sebagian besar obligasi konversi selalu memuat ketentuan “call”, yang merupakan hak pada pihak entitas penerbit obligasi konversi dan kehadiran ketentuan “call” itu sendiri merupakan suatu cara secara tidak langsung untuk terjadinya “konversi terpaksa” bagi pihak pemegang atau investor obligasi konversi tersebut.  Namun sebaliknya, jika nilai konversi lebih rendah daripada harga call, maka lebih baik bagi pihak pemegang atau investor obligasi konversi untuk dibayar secara uang tunai pada harga call. Bagi pihak entitas penerbit obligasi konversi, karena pilihan ada di tangan pihak pemegang atau investor obligasi konversi, apakah akan bersedia dilunasi pada harga call atau dikonversi ke saham biasa entitas penerbit, maka hanya akan ada satu kebijakan yang dapat ditempuh oleh pihak penerbit obligasi konversi guna memaksimalkan nilai pemegang saham (shareholder value) dan meminimalisasi nilai pemegang obligasi (bondholder value), atau karena meng-call obligasi konversi tidak akan merubah nilai perusahaan secara keseluruhan, maka supaya tidak terjadi perpindahan nilai dari salah satu pihak ke pihak 30 Bhattacharya, Mihir (Managing Director, Quellos Capital Management). Bab 60: Convertible Securities and Their Valuation. Tulisan bab ini dimuat dalam buku The Handbook of Fixed Income Securities. Edisi ketujuh. New York: The McGraw-Hill Companies. 2005. Editor: Frank J. Fabozzi dengan Steven V. Mann. Halaman 1374. 31 Hull, John C. Options, Futures, and Other Derivatives. Edisi keenam. New Jersey: Pearson Prentice Hall. 2006. Bab 21: Credit Derivatives. Halaman 520-521.
  • 23. www.futurumcorfinan.com Page 23 lainnya (dimana pasti salah satu pihak, apakah pemegang saham atau pemegang obligasi, akan keberatan), yaitu: meng-call obligasi konversi pada saat nilai konversi SAMA DENGAN harga call32 . Namun dalam praktiknya, mengingat bahwa pihak pemegang atau investor obligasi konversi diberikan jangka waktu 30 hari sebelum keputusan apakah akan melakukan konversi atau menerima pembayaran sebesar harga call, maka pihak entitas penerbit jika menginginkan pihak investor untuk memilih alternatif konversi, harga pasar per lembar saham biasa pihak penerbit wajib lebih tinggi daripada harga call. Banyak perusahaan menganggap bahwa selisih premium (lebih tinggi) nilai konversi dibandingkan harga call sebesar 15% dipertimbangkan akan cukup33 jikapun terjadi penurunan harga pasar per lembar saham biasa, dan tetap dapat mendorong pihak pemegang atau investor obligasi konversi untuk mengambil pilihan konversi pada akhir hari ke-30. Sebagai contoh, harga konversi dari suatu obligasi konversi dengan nilai nominal Rp 1.000.000, adalah sebesar Rp 50.000 (atau dengan kata lain, rasio konversi Rp 1.000.000/Rp50.000 = 20) dan harga call Rp 1.060.000. Jika nilai konversi obligasi konversi adalah sama dengan harga call, nilai pasar per lembar saham biasa mesti Rp 1.000.000/20 (rasio konversi), atau Rp 53.000 per lembar saham. Seandainya obligasi konversi di-call pada saat harga pasar per lembar saham biasa adalah Rp 53.000, maka dapat diperkirakan bahwa banyak pemegang atau investor obligasi konversi akan memilih pembayaran sebesar harga call, dibandingkan memilih alternatif konversi. Jika ini yang terjadi, maka pihak entitas penerbit terpaksa membayar obligasi konversi tersebut, dan bukannya mengakibatkan pihak pemegang atau investor melakukan konversi. Tentunya pilihan mana yang diambil oleh pihak pemegang atau investor ada di luar kendali pihak entitas penerbit, namun untuk memastikan besarnya peluang pihak pemegang atau investor mengambi pilihan konversi pada saat di- call, pihak penerbit dapat 32 Ross, Stephen A.; Randolph W. Westerfield; dan Jeffrey Jaffe. Corporate Finance. Edisi kesepuluh. New York: McGraw-Hill/Irwin, unit usaha The McGraw-Hill Companies, Inc. 2013. Bab 24: Warrants and Convertibles. Halaman 766. 33 Pada saat penerbitan, obligasi konversi akan dinilai lebih tinggi daripada nilai konversi, dan selisih ini disebut sebagai Premi di atas Nilai Konversi. Misalkan suatu obligasi konversi dijual oleh PT A ke publik sebesar Rp 1.000.000 per unit obligasi, dan setiap Rp 1.000.000 obligasi dapat ditukarkan menjadi 22.860 lembar saham biasa PT A, atau harga konversi sama dengan Rp 43.750. Harga pasar per lembar saham biasa PT A pada saat penerbitan obligasi konversi adalah Rp 38.500. Ini berarti nilai konversi setiap unit obligasi adalah 22.860 x Rp 38.500 = Rp 880.00. Di sini ada selisih harga Rp 120.000 (Rp 1.000.000 – Rp 880.000) yang merupakan Premi di atas Nilai Konversi, atau dapat juga dinyatakan dalam persentase, sebesar Rp 120.000/Rp 880.000 = 13,6%.Van Horne, James C.; dan John M. Wachowicz, Jr. Fundamentals of Financial Management. Edisi ketiga belas. UK: Pearson Education Limited. 2008. Bab 22: Convertibles, Exchangeables, and Warrants. Halaman 579.
  • 24. www.futurumcorfinan.com Page 24 menunggu meng-call obligasi konversi hingga nilai konversi adalah 15% di atas harga call, yaitu nilai yang ekivalen dengan nilai pasar per lembar saham sekitar Rp 61.00034 ,35 . Masih terkait redemption atau pelunasan kembali obligasi, seperti dijelaskan di atas, tidak semua obligasi konversi selalu ditahan oleh investor atau dibiarkan oleh pihak entitas penerbit hingga sampai jatuh temponya tiba. Pelunasan kembali ini bisa dilakukan dalam bentuk36 :  Wajib (mandatory) dimana pihak penerbit obligasi konversi merealisasikan atau meng-exercise fitur call atau menggunakan sinking fund;  Sukarela (voluntary), dimana fitur put (put feature) merupakan hak investor untuk menjual obligasi tersebut kepada pihak penerbit sebelum waktu jatuh tempo pada harga yang telah ditentukan sebelumnya. Perlu ditambahkan bahwa dapat saja dalam periode tertentu dimana pihak penerbit obligasi konversi tidak diperbolehkan untuk menebus atau melunasi obligasi tersebut dengan meng- call obligasi tersebut. Periode tersebut dikenal sebagai periode non-call atau periode proteksi call37 . Terkait proteksi call, terdapat sedikitnya dua jenis yang ditawarkan kepada pihak penerbit obligasi konversi38 : a) Proteksi call absolut, dimana pihak penerbit tidak diperkenankan melakukan call atas obligasi konversi tersebut sebelum tanggal tertentu. Semakin lama waktu proteksi call absolut ini, semakin bertambah jangka waktu untuk melaksanakan hak konversi dan menyebabkan bertambahnya nilai relatif obligasi. Pembatasan ini biasanya diberlakukan dalam periode awal jangka waktu obligasi konversi. 34 Van Horne, James C. Financial Management and Policy. Edisi keduabelas. New Jersey: Prentice- Hall, Inc. 2002. Bab 21: Hybrid Financing through Equity-linked Securities. Halaman 622-623. 35 Asquith, Paul. Convertible Bonds are Not Called Late. Journal of Finance 50. September 1995. Halaman 1275-1289. Asquith, Paul; dan David W. Mullins. Convertible Debt: Corporate Call Policy and Voluntary Conversion. Journal of Finance 46. September 1991. Halaman 1273-1289. Ederington, Louis H.; Gary L. Caton; dan Cynthia J. Campbell. To Call or Not Call Convertible Debt. Financial Management. 1997. Halaman 22-31. 36 Nizar, Muhammad Afdi. Siasat Investasi Dalam Obligasi Konversi. Jakarta: Citra Harta Prima. 1999. Bab 2: Obligasi Konversi. Halaman 20-23. 37 Namun demikian, tetap dimungkinkan dimasukkan fitur call provisional yang memperbolehkan pihak penerbit meng-call obligasi tersebut selama periode non-call apabila harga pasar per lembar saham biasa pihak penerbit mencapai level tertentu. Disebutkan dalam presentasi Rahul Bhattacharya (CEO Risk Latte Company Limited (Hong Kong) – The Financial Engineering Resource) berjudul Mechanics of Convertible Bonds. 2004. 38 Nizar, Muhammad Afdi. Siasat Investasi Dalam Obligasi Konversi. Jakarta: Citra Harta Prima. 1999. Bab 2: Obligasi Konversi. Halaman 20-21.
  • 25. www.futurumcorfinan.com Page 25 b) Proteksi call provisional, dimana ini akan tergantung pada kinerja harga pasar per lembar saham biasa pihak penerbit obligasi konversi. Obligasi konversi bisa dibeli kembali pada harga call sebelum masuk periode call apabila harga pasar per lembar saham biasa pihak penerbit yang diperdagangkan mencapai level persentase tertentu (biasanya 130% - 150%) dari harga konversi selama beberapa hari yang telah ditentukan atau disepakati. IAS 32 juga mengatur terkait dilakukan pelunasan kembali obligasi konversi sebelum tanggal jatuh temponya. Dalam paragraf 30 IAS 32 ditegaskan bahwa39 : ….The entity’s contractual obligation to make future payments remains outstanding until it is extinguished through conversion, maturity of the instrument or some other transaction. Jadi kewajiban kontraktual pihak penerbit obligasi konversi untuk melakukan pembayaran di masa depan akan terus ada sampai obligasi konversi tersebut: a) diselesaikan (extinguished) melalui konversi; atau b) jatuh tempo obligasi konversi (catatan: ada pelunasan); atau c) berakhir akibat transaksi lainnya. Walaupun IAS 32 menyebutkan ada 3 cara berakhirnya kewajiban kontraktual pihak penerbit obligasi konversi kepada pihak pemegang atau investor obligasi konversi tersebut, namun dapat dikatakan ada 4 cara penyelesaian (settlement) obligasi konversi, yaitu40 : (1) konversi pada saat tanggal jatuh tempo obligasi konversi; (2) konversi sebelum tanggal jatuh tempo obligasi konversi; (3) pelunasan kembali obligasi konversi pada saat tanggal jatuh temponya; (4) pelunasan kembali obligasi konversi sebelum tanggal jatuh temponya; Untuk ilustrasi dari masing-masing poin di atas, akan digunakan contoh yang diberikan oleh buku Kieso, Weygandt dan Warfield 41 , yang menurut penulis cukup mewakili untuk menjelaskan konsep dalam IAS 32. 39 IFRS Foundation. A Guide Through IFRS (Green Book). Part A: The Conceptual Framework and Requirements. July 2012. IAS 32 Financial Instruments: Presentation. London: IFRS Foundation Publications Department. Halaman A967. 40 Kieso, Donald E.; Jerry J. Weygandt; dan Terry D. Warfield. Intermediate Accounting. Edisi IFRS. Volume 2. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc. 2011. Bab 16: Dilutive Securities and Earnings per Share. Halaman 824.
  • 26. www.futurumcorfinan.com Page 26 Kelompok usaha Roche (DEU) menerbitkan 2.000 obligasi konversi pada awal tahun 2011, dengan tambahan informasi sebagai berikut:  Jangka waktu obligasi konversi adalah 4 tahun, sehingga akan jatuh tempo pada akhir tahun 2014.  Tingkat suku bunga 6% per tahun, yang dibayarkan setiap tanggal 31 Desember. Ini berarti akan ada 4 kali pembayaran bunga, yaitu tanggal 31 Desember 2011, 2012, 2013 dan yang terakhir 31 Desember 2014, yang juga merupakan tanggal jatuh tempo obligasi konversi tersebut.  Diterbitkan senilai harga par atau nilai nominal sebesar (face value) €1.000 setiap obligasi, dengan demikian, total dana yang diterima dari penerbitan obligasi konversi ini oleh Roche Group adalah sebesar €2.000.000 (2.000 x €1.000).  Setiap obligasi dapat ditukarkan menjadi 250 saham biasa Roche Group dengan nilai par €1. Hal ini berarti akan ada penerbitan saham biasa Roche Group kalau konversi dilakukan, sejumlah 250 x 2.000 = 500.000 saham biasa.  Tingkat suku bunga pasar untuk obligasi non-konversi adalah 9% per tahun. Sebagai catatan, beberapa gambar ilustrasi perhitungan dan jurnal diambil dari materi powerpoint untuk Bab 16 : Dilutive Securities and Earnings per Share dari buku Intermediate Accounting (Kieso, Weygandt dan Warfield, Edisi IFRS, Volume 2) yang dipersiapkan oleh Coby Harmon (University of California, Santa Barbara)42 . Pada saat penerbitan obligasi konversi, perlu dihitung terlebih nilai wajar komponen Liabilitas Keuangan, dengan menggunakan tingkat suku bunga obligasi non-konversi sebagai tingkat diskonto sebagaimana ditunjukkan dibawah ini. 41 Kieso, Donald E.; Jerry J. Weygandt; dan Terry D. Warfield. Intermediate Accounting. Edisi IFRS. Volume 2. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc. 2011. Bab 16: Dilutive Securities and Earnings per Share. Halaman 823-827. 42 Diunduh pada tanggal 30 April 2014 dari laman jpkc.swufe.edu.cn/up_files/File/ppt/Ch16.ppt.
  • 27. www.futurumcorfinan.com Page 27 Dari perhitungan di atas, dari sebesar total dana yang diterima (proceeds) Roche Group dari penerbitan obligasi konversi sebesar €2.000.000, nilai wajar komponen Liabilitas Keuangan ditentukan sebesar €1.805.606, dan sisanya €194.304 dialokasikan ke komponen Instrumen Ekuitas. Akun Kelompok Debit (€) Kredit (€) Kas di Bank Aset 2.000.000 Hutang Obligasi Konversi Liabilitas 1.805.606 Premi atas Saham – Ekuitas Konversi (Share Premium – Conversion Equity) Ekuitas 194.394 Ada 2 catatan terkait jurnal di atas: Pertama, untuk akun “Hutang Obligasi”: Kalau diperhatikan di atas, nilai nominal atau nilai par (face value) obligasi konversi adalah sebesar €2.000.000, namun dalam jurnal di atas tampak dibukukan sebesar €1.805.606, dimana selisih sebesar €194.304 merupakan diskon atas obligasi konversi. Karena pada tanggal jatuh tempo obligasi konversi, yaitu 31 Desember 2014, jumlah yang wajib dilunasi (kalau pihak pemegang atau investor obligasi konversi tidak melakukan konversi ke saham biasa Roche Group) adalah €2.000.000,
  • 28. www.futurumcorfinan.com Page 28 padahal jumlah yang dibukukan adalah €1.805.606, maka selisih ini yang merupakan “diskon” perlu diamortisasi, selama 4 tahun, dengan menggunakan metode “tingkat bunga efektif” (sebagaimana diwajibkan IAS 39 Financial Instruments: Recognition and Measurement paragraf 47 43 ) hingga diperoleh jumlah €2.000.000 pada tanggal 31 Desember 2014. Amortisasi atas “diskon” (ataupun “premium”) obligasi selama usia obligasi akan mengakibatkan nilai obligasi pada tanggal jatuh tempo akan sama dengan nilai nominalnya. Metode amortisasi “diskon” (ataupun “premium”) menggunakan metode tingkat bunga efektif akan mengakibatkan penyesuaian atas akun “beban bunga obligasi” yang dibukukan. Dalam situasi “diskon” atas obligasi, sebagaimana contoh Roche Group di atas, maka akun “beban bunga obligasi” akan bertambah dengan jumlah amortisasi “diskon” atas obligasi tersebut setiap periode amortisasi. Sebagai ilustrasi, amortisasi baik “diskon” maupun “premium” atas obligasi sepanjang usia obligasi, digambarkan di bawah ini. 43 International Accounting Standards Committee Foundation. International Financial Reporting Standards: as issued at 1 January 2010. Part A. IAS 39 Financial Instruments: Recognition and Measurement. London: IASC Foundation Publications Department. 2010. Halaman A884. Untuk mengetahui cara perhitungan metode tingkat bunga efektif (effective-interest method) atau juga dikenal sebagai amortisasi nilai kini (present value amortization) terkait obligasi, pembaca bisa mempelajarinya di buku Intermediate Accounting. Edisi IFRS. Volume 2. Donald E. Kieso; Jerry J. Weygandt; dan Terry D. Warfield. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc. 2011. Bab 14: Non-Current Liabilities. Halaman 725-731.
  • 29. www.futurumcorfinan.com Page 29 Skedul amortisasi diskon obligasi sebesar €194.304 untuk 4 tahun sampai dengan tanggal 31 Desember 2014, sebagaimana ditunjukkan di bawah ini, akan membawa nilai tercatat akun “Hutang Obligasi Konversi” yang semula €1.805.606 akan beranjak naik menjadi €2.000.000 pada tanggal jatuh tempo, yang merupakan nilai par atau nilai nominal (face value) obligasi konversi, yaitu jumlah yang secara kontraktual wajib dilunasi oleh Roche Group. Kedua, untuk akun “Premi atas Saham – Ekuitas Konversi”: akun ini akan dilaporkan sebagai bagian dari Ekuitas pada neraca Roche Group setiap tanggal neraca, dan sesuai dengan paragraf AG32 IAS 32 yang sudah kita bicarakan di atas sebelumnya, jumlah ini tidak akan berubah, karena ia bagian dari modal tambahan (contributed capital), sepanjang usia obligasi konversi sampai terjadinya :  konversi obligasi konversi ke dalam saham biasa Roche Group, baik yang dilakukan pada atau sebelum tanggal jatuh tempo; maupun  pelunasan kembali obligasi konversi sebelum tanggal jatuh tempo obligasi konversi. Menyangkut penyelesaian (settlement) obligasi konversi, akan dibicarakan terlebih dahulu penyelesaian melalui konversi obligasi konversi menjadi saham biasa entitas penerbit. Ingat kembali hak konversi ini dipegang atau berada pada pihak pembeli atau investor obligasi konversi, dan umumnya konversi ini terjadi sesudah ada pemberitahuan “call” dari pihak penerbit obligasi konversi.
  • 30. www.futurumcorfinan.com Page 30 Van Horne menyebutkan bahwa perusahaan-perusahaan pada umumnya menerbitkan obligasi konversi dengan maksud agar obligasi tersebut akan dikonversikan menjadi saham biasa perusahaan44 : Convertible securities, in many cases, are employed as deferred common stock financing. Technically, these securities represent debt or preferred stock, but in essence they are delayed common stock. Companies that issue convertibles expect them to be converted in the future. By selling a convertible security instead of common stock, they create less dilution in earnings per share, both now and in the future. The reason is that the conversion price on a convertible security is higher than the issuing price on a new issue of common stock. Jadi karena tujuan awal justru supaya pihak pemegang atau investor obligasi konversi melakukan konversi daripada bagi pihak entitas penerbit untuk melakukan pelunasan kembali menggunakan uang tunai, maka pihak penerbit cenderung akan meng-call obligasi konversi tersebut sebelum tanggal jatuh tempo obligasi konversi. Tindakan meng-call obligasi konversi tentunya dilakukan sesudah melewati periode proteksi call, sebagaimana pernah dijelaskan di atas, dan apabila sesudah periode proteksi call ini berakhir, dan terjadi kenaikan nilai konversi di atas harga call, maka ada cukup alasan bagi pihak entitas penerbit untuk mendorong pihak pemegang atau investor obligasi konversi melakukan konversi dengan cara meng-call obligasi konversi tersebut. Jadi kita lihat bahwa terjadinya konversi bisa bersifat:  didorong atau “setengah dipaksa” oleh pihak entitas penerbit obligasi konversi, melalui tindakan “call”, atau dengan kata lain, terjadi forced conversion, atau  sukarela dilakukan oleh pihak pemegang atau investor obligasi konversi. Coba kita lihat apa yang menjadi pertimbangan baik pihak pemegang atau investor obligasi konversi, maupun pihak entitas penerbit obligasi konversi terkait melakukan tindakan “call” dan konversi, sebagaimana dijelaskan oleh van Horne45 . 44 Van Horne, James C. Financial Management and Policy. Edisi keduabelas. New Jersey: Prentice- Hall, Inc. 2002. Bab 21: Hybrid Financing through Equity-linked Securities. Halaman 620. 45 Van Horne, James C. Financial Management and Policy. Edisi keduabelas. New Jersey: Prentice- Hall, Inc. 2002. Bab 21: Hybrid Financing through Equity-linked Securities. Halaman 622.
  • 31. www.futurumcorfinan.com Page 31 Forcing or Stimulating Conversion Companies usually issue convertible securities with the expectation that these securities will be converted within a certain length of time. Investors can exercise their options voluntarily at any time and exchange the convertible security for common stock; however, they may prefer to hold the security, for its price will increase as the price of the common stock increases. During this time, also, they receive regular interest payments or preferred stock dividends. For the convertible security in which the common stock pays no dividend, it is to the convertible security holder’s advantage never to convert voluntarily. In other words, the investor should delay conversion as long as possible. (When a company pays a common stock dividend, it may be in the interest of the convertible security holder to convert voluntarily.) On the other hand, it is in the company’s interest, on behalf of existing stockholders, to force conversion as soon as the conversion value exceeds the call price, thereby taking the option away from the holder. In so doing, it also eliminates the cost of paying interest on the convertible debenture or dividends on the convertible preferred. Only if the common dividend paid on conversion is more than the after-tax interest expense for the convertible does the issuing corporation have reason not to want to force conversion. Jadi begitu nilai konversi naik lebih tinggi daripada harga call, pihak entitas penerbit obligasi konversi berkepentingan untuk melakukan “call” atas obligasi konversi tersebut. Di sini, pihak pemegang atau investor obligasi konversi, dalam 30 hari sejak menerima pemberitahuan “call” mesti memilih, tetapi kecenderungannya apabila nilai konversi di atas harga call, akan memilih untuk melakukan konversi dan menerima nilai konversi dalam bentuk saham biasa, dibandingkan alternatif menerima pembayaran atas obligasi konversi tersebut pada harga call yang lebih rendah. Tampak bahwa dalam hal ini, keputusan pihak pemegang atau investor obligasi konversi untuk mengambil pilihan konversi lebih didasarkan pada tindakan pihak entitas penerbit obligasi konversi, yang melakukan call dan mengakibatkan mendorong terjadinya konversi. Artinya terjadi konversi terpaksa (forced conversion), dan bukan konversi melalui proses sukarela (voluntary conversion). Berita konversi obligasi konversi bisa kita temukan, misalnya dalam berita tanggal 14 April 2014 menyebutkan bahwa IFC melaksanakan konversi atas Obligasi Konversi, menjadi
  • 32. www.futurumcorfinan.com Page 32 pemegang saham WINS dengan kepemilikan 4,92% dari seluruh modal yang dikeluarkan. Berita selengkapnya sebagai berikut46 . WINS dengan bangga mengumumkan bahwa IFC, anggota dari Grup Bank Dunia yang berfokus pada pengembangan sektor swasta, telah melaksanakan konversi atas obligasi konversi (convertible bond) mereka dan menjadi salah satu pemegang saham atas 4,92% dari modal ditempatkan PT Wintermar Offshore Marine Tbk efektif sejak 14 April 2014. IFC merupakan pihak pemberi pinjaman terbesar kepada WINS, dengan memberikan pinjaman sebesar USD45juta pada tahun 2011 dan diikuti dengan pemberian obligasi konversi (convertible loan) sebesar USD10juta dengan harga pelaksanaan sebesar Rp.500,- per saham pada tahun 2012. Dengan dukungan IFC, WINS telah berhasil mencapai strategi pertumbuhan untuk berkembang menjadi Penyedia Kapal Offshore bernilai tinggi melalui akuisisi atas kapal-kapal lebih besar dan berteknologi mutakhir untuk melayani kebutuhan dari industri minyak dan gas bumi laut lepas untuk laut dalam. KOMPOSISI ARMADA WINS Vessels 2010 2011 2012 2013 Low Value 40 38 32 28 High Value 19 29 32 43 Total 50 67 64 71 Selama 3 tahun terakhir, WINS telah menerima pengiriman 26 kapal-kapal bernilai tinggi, sambil menjual 16 kapal yang lebih tua dan benilai rendah. Dengan ini, kapal-kapal yang bernilai tinggi kini merupakan 60% dari jumlah armada kapalnya dibandingkan hanya 32% pada tahun 2010. "Dengan dukungan IFC, kami telah meningkatkan proses tata kelola perusahaan yang baik dan standar lingkungan yang lebih tinggi" ujar Sugiman Layanto, Direktur Utama PT Wintermar Offshore Marine Tbk. "Kemampuan IFC untuk menyediakan pinjaman jangka panjang untuk pembiayaan kapal-kapal kami telah menjadi keuntungan yang sangat berarti bagi kami dalam melakukan ekspansi armada kapal kami, khususnya dalam berapa tahun terakhir ini, seiring dengan pertumbuhan kebutuhan atas pendukung kelautan untuk kegiatan pengeboran laut lepas dari industri minyak dan gas di Indonesia. Kami bersyukur atas kemitraan ini dan menyambut IFC sebagai pemegang saham strategis." Sarvesh Suri, Country Manager IFC di Indonesia menambah "IFC merasa senang sekali dapat menjadi pemegang saham di Wintermar. Perusahaan ini menyediakan layanan logistik kelautan kelas dunia untuk industri minyak dan gas bumi domestik, yang mana merupakan salah satu faktor pendorong penting dalam perkembangan ekonomi Indonesia." Sesuai dengan Peraturan OJK, saham milik IFC tidak dapat diperdagangkan selama 1 tahun. 46 Diakses pada tanggal 30 April 2014 dari laman http://www.antaranews.com/berita/429439/ifc- melaksanakan-konversi-atas-obligasi-konversi-menjadi-pemegang-saham-wins-dengan-kepemilikan- 492-dari-seluruh-modal-yang-dikeluarkan.
  • 33. www.futurumcorfinan.com Page 33 Mengenai PT Wintermar Offshore Marine Tbk (WINS) adalah perusahaan offshore marine service yang memiliki lebih dari 70 armada kapal yang siap untuk menangani berbagai macam kebutuhan pendukung aktifitas eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi di laut lepas pantai termasuk transportasi crew, peralatan dan pendukung, juga jasa untuk anchor handling, towing dan mooring. Armada kami yang modern dan terus bertambah terdiri dari berbagai macam jenis kapal, yang memungkinkan kami untuk memberikan solusi logistic dan perkapalan yang inovatif kepada klien kami yang terdiri dari perusahaan minyak dan gas bumi multinasional. Pada tahun 2011, WINS menjadi perusahaan shipping pertama di Indonesia yang mendapatkan Integrated Management System dari Lloyd’s Register Quality Assurance, yang terdiri dari ISO 9001:2008 (Quality), ISO 14001:2004 (Environment) dan OHSAS 18001:2007 (Occupational Health and Safety). Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi www.wintermar.com. Tentang IFC IFC, anggota Grup Bank Dunia, merupakan institusi pembangunan global terbesar yang berfokus sepenuhnya pada sektor swasta. Bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan swasta di lebih dari 100 negara, kami menggunakan modal, keahlian dan pengaruh kami untuk memberantas kemiskinan tingkat tinggi dan mempromosikan pemerataan kemakmuran. Pada Tahun Buku 2013, investasi kami meningkat menjadi yang tertinggi selama ini yakni hampir mencapai US$25 Milyar, meningkatkan pengaruh sektor swasta untuk menciptakan lapangan kerja dan menghadapi tantangan perkembangan dunia yang paling kritis. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi www.ifc.org. Konversi pada saat Jatuh Tempo Obligasi Konversi Sesudah kita membicarakan panjang lebar terkait konversi obligasi konversi, di sini kita bahwa pertama-tama konversi yang dilakukan pada saat tanggal jatuh tempo obligasi tersebut. Yang menjadi acuan adalah IAS 32 Application Guidance paragraf AG3247 , yang mengatur hal ini: On conversion of a convertible instrument at maturity, the entity derecognizes the liability component and recognizes it as equity. The original equity component remains as equity (although it may be transferred from one line item within equity to another). There is no gain or loss on conversion at maturity. 47 IFRS Foundation. International Financial Reporting Standards 2013 (Red Book). Part A: The Conceptual Framework and Requirements. Appendix: Application Guidance. IAS 32: Financial Instruments: Presentation. Juli 2012. London: IFRS Foundation Publications Department. Halaman A936-A937.
  • 34. www.futurumcorfinan.com Page 34 Paragraf 32 IAS 32 jelas mengharuskan, pada saat terjadi konversi obligasi konversi ke saham biasa entitas penerbit, komponen Liabilitas Keuangan tidak diakui lagi dan sebagai gantinya, dimunculkan Ekuitas pada neraca pihak entitas penerbit. Yang menarik, ada dua hal yang perlu penekanan kembali. (a) Komponen Instrumen Ekuitas yang sebelumnya sudah dibukukan pada saat pengakuan awal obligasi konversi, yang merupakan pengakuan atas option konversi, akan tetap berada dalam bagian Ekuitas pada neraca pihak entitas penerbit, walaupun dapat saja dipindahkan ke akun yang lain, sepanjang masih berada atau dilaporkan sebagai bagian dari Ekuitas pada neraca pihak entitas penerbit. (b) Pada saat terjadi konversi ini pada saat tanggal jatuh tempo obligasi konversi, tidak boleh ada pengakuan laba atau rugi pada laporan laba rugi pihak entitas penerbit obligasi konversi tersebut. Melanjutkan obligasi konversi yang diterbitkan oleh Roche Group, jurnal pada saat konversi pada tanggal jatuh tempo obligasi konversi, tanggal 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut: Akun Penjelasan Kelompok Debit (€) Kredit (€) Premi atas Saham – Ekuitas Konversi (Share Premium – Conversion Equity) (i) Ekuitas 194.394 Hutang Obligasi Konversi (catatan: pada saat jatuh tempo, jumlah tercatat yang semula €1.805.606, akan naik menjadi €2.000.000 akibat amortisasi diskon obligasi – lihat kembali skedul amortisasi obligasi di atas) Liabilitas 2.000.000 Modal Saham – Saham Biasa [nilai par atau nilai nominal] (ii) Ekuitas 500.000 Premi atas Saham Biasa (i) dan (ii) Ekuitas 1.694.394 Total 2.194.394 2.194.394
  • 35. www.futurumcorfinan.com Page 35 Penjelasan: (i) Akun “Premi atas Saham – Ekuitas Konversi (Share Premium – Conversion Equity)” walaupun didebit, tetapi jumlah ini dipindahkan ke akun “Premi atas Saham Biasa”, yang tetap merupakan bagian dari Ekuitas pada neraca pihak entitas penerbit obligasi konversi. Artinya, dalam jumlah €1.694.394 terdapat €194.394 yang berasal dari reklasifikasi akun dalam Ekuitas. Sisanya €1.500.000 (= €1.694.394 - €194.394) merupakan akibat dari penerbitan saham biasa baru (lihat penjelasan dalam (ii)). (ii) Konversi sebanyak 2.000 obligasi konversi menjadi saham biasa Roche Group akan senilai 2.000 x 250 lembar saham biasa x €1 nilai par = €500.000. Karena nilai nominal obligasi konversi yang ditukarkan adalah €2.000.000, maka akan ada Premi atas Saham Biasa sebesar €1.500.000 (= €2.000.000 - €500.000). Penerbitan dan konversi obligasi konversi menjadi saham biasa Roche Group, kita perhatikan bahwa bagian Ekuitas pada neraca Roche Group selama 4 tahun telah bertambah sebesar €2.194.394. Apa yang dijelaskan di atas terkait akuntansi penerbitan dan konversi obligasi konversi pada Roche Group seringkali disebut sebagai metode nilai buku (book value method) sehubungan dengan nilai buku atau nilai tercatat dari obligasi konversi dan komponen Instrumen Ekuitas akan menentukan jumlah tercatat dalam akun “Saham Biasa” dan “Premi atas Saham Biasa” pada neraca Roche Group. Konversi Sebelum Tanggal Jatuh Tempo Obligasi Konversi Dengan menggunakan ilustrasi obligasi konversi Roche Group, namun ditambahkan keterangan, untuk mudahnya, bahwa konversi terjadi pada akhir tahun 2012, yaitu tanggal 31 Desember 201248 , dimana saldo Hutang Obligasi Konversi adalah sebesar €1.894.441 (lihat skedul amortisasi obligasi di atas). 48 Konversi tidak mesti dilakukan pada tanggal pembayaran bunga, bisa juga pada periode antara 2 tanggal pembayaran bunga, sehingga ada akrual bunga (accrued interest) yang mesti dipertimbangkan juga. Di sini, kalau obligasi konversi dilunasi, maka jumlah akrual bunga tersebut akan ditambahkan ke dalam harga call. Namun sebaliknya, kalau yang terjadi adalah konversi, maka jumlah akrual bunga cenderung diabaikan, atau dengan kata lain, tidak dibayarkan atau terhutang lagi. Oleh karena itu, obligasi konversi dengan resiko akan di-call oleh pihak entitas penerbit obligasi konversi, biasanya diperdagangkan dengan diskonto, agar supaya nilai konversi akan sama atau mendekati jumlah akrual bunga yang kemungkinan besar akan hilang, kalau konversi terjadi.
  • 36. www.futurumcorfinan.com Page 36 Jurnal atas transaksi konversi adalah sebagai berikut: Akun Penjelasan Kelompok Debit (€) Kredit (€) Premi atas Saham – Ekuitas Konversi (Share Premium – Conversion Equity) (i) Ekuitas 194.394 Hutang Obligasi Konversi (catatan: pada saat jatuh tempo, jumlah tercatat yang semula €1.805.606, akan naik menjadi €1.894.441 akibat amortisasi diskon obligasi – lihat kembali skedul amortisasi obligasi di atas) Liabilitas 1.894.441 Modal Saham – Saham Biasa [nilai par atau nilai nominal] (ii) Ekuitas 500.000 Premi atas Saham Biasa (i) dan (ii) Ekuitas 1.588.835 Total 2.088.835 2.088.835 Penjelasan: (iii) Akun “Premi atas Saham – Ekuitas Konversi (Share Premium – Conversion Equity)” walaupun didebit, tetapi jumlah ini dipindahkan ke akun “Premi atas Saham Biasa”, yang tetap merupakan bagian dari Ekuitas pada neraca pihak entitas penerbit obligasi konversi. Artinya, dalam jumlah €1.588.835 terdapat €194.394 yang berasal dari reklasifikasi akun dalam Ekuitas. Sisanya €1.394.441 (= €1.588.835 - €194.394) merupakan akibat dari penerbitan saham biasa baru (lihat penjelasan dalam (ii)). (iv) Konversi sebanyak 2.000 obligasi konversi menjadi saham biasa Roche Group akan senilai 2.000 x 250 lembar saham biasa x €1 nilai par = €500.000. Karena saldo terhutang atas obligasi konversi yang ditukarkan adalah €1.894.441, maka akan ada Premi atas Saham Biasa sebesar €1.394.441 (= €1.894.441 - €500.000). Pelunasan Kembali pada saat Jatuh Tempo Obligasi Konversi Pada saat jatuh tempo obligasi konversi, apabila pihak pemegang atau investor tidak meng- exercise haknya untuk melakukan konversi, maka pihak Roche Group berkewajiban
  • 37. www.futurumcorfinan.com Page 37 melakukan pelunasan secara uang tunai atas obligasi konversi tersebut sebesar nilai nominalnya yaitu €2.000.00049 . Jurnal yang dibukukan sebagai berikut: Akun Kelompok Debit (€) Kredit (€) Hutang Obligasi Konversi (pada nilai nominal saat tanggal jatuh tempo) Ekuitas 2.000.000 Kas di Bank Aset 2.000.000 Bagaimana dengan akun “Premi atas Saham – Ekuitas Konversi (Share Premium – Conversion Equity)” sejumlah €194.394? Sebagaimana pernah dijelaskan di atas, karena pihak pemegang atau investor obligasi konversi Roche Group tidak meng-exercise option konversi, maka ini seperti modal yang disumbangkan (donated atau contributed capital) kepada para pemegang saham Roche Group. Artinya, pihak pemegang atau investor obligasi konversi sudah membayar kepada Roche Group supaya bisa memperoleh option konversi ini, yaitu melalui kesediaan mereka menerima pembayaran bunga periodik yang lebih rendah (lihat kembali tulisan Bagian Pertama dari Obligasi Konversi yang membicarakan alasan penerbitan Obligasi Konversi yang dimuat pada laman www.futurumcorfinan.com yang sama) daripada yang seharusnya mengikuti tingkat suku bunga pasar untuk obligasi non-konversi, namun kemudian, option konversi ini “dilepaskan” exercise-nya oleh pihak pemegang atau investor obligasi konversi tersebut. Pelunasan Kembali Sebelum Tanggal Jatuh Tempo Obligasi Konversi Pihak penerbit bisa saja melakukan call atas obligasi konversi guna pelunasan kembali lebih dini, yaitu sebelum tanggal jatuh tempo obligasi konversi, dengan berbagai tujuan, bisa karena untuk memperbaiki rasio gearing (rasio hutang atas ekuitas), atau dalam tren tingkat suku bunga pinjaman yang menurun, akan dapat diperoleh pembiayaan kembali dengan tingkat suku bunga yang lebih rendah, sehingga akan mengurangi jumlah pembayaran beban bunga periodik di kemudian hari. 49 Kecuali dilakukan lagi pembiayaan kembali (refinancing) melalui penerbitan instrumen keuangan lainnya, artinya Roche Group menerbitkan surat hutang baru (bisa dengan fitur options konversi ataupun non-konversi), dan dana yang diperoleh dari penerbitan surat hutang baru tersebut digunakan untuk melunasi obligasi konversi yang jatuh tempo tersebut. Yang perlu dicermati, pilihan pembiayaan kembali kemungkinan akan berbiaya mahal apabila tingkat suku bunga pinjaman menunjukkan tren kenaikan, yang mana ini berarti Roche Group harus melakukan pembiayaan kembali pada tingkat suku bunga yang lebih tinggi, suatu pilihan yang jelas tidak akan menyenangkan bagi pimpinan dan pemegang saham Roche Group.
  • 38. www.futurumcorfinan.com Page 38 Paragraf Application Guidance AG33 dan AG34 (Pedoman Aplikasi) IAS 32 mengatur bagaimana perlakuan akuntansi atas pelunasan kembali sebelum tanggal jatuh tempo obligasi konversi, sebagai berikut50 : [Paragraf AG33] When the entity extinguishes a convertible instrument before maturity through an early redemption or repurchase in which the original conversion privileges are unchanged, the entity allocates the consideration paid and any transaction costs for the repurchases or redemption to the liability and equity components of the instrument at the date of transaction. The method used in allocating the consideration paid and transaction costs to the separate components is consistent with that used in the original allocation to the separate components of the proceeds received by the entity when the convertible instrument was issued, in accordance with paragraphs 28-32. [Paragraf AG34] Once the allocation of the consideration is made, any resulting gain or loss is treated in accordance with accounting principles applicable to the related component, as follows: (a) The amount of gain or loss relating to the liability component is recognized in profit or loss; and (b) The amount of consideration relating to the equity component is recognized in equity. Di sini, walaupun cukup panjang, AG33 dan AG34 IAS 32 pada dasarnya menggunakan pendekatan yang sama dengan pendekatan pada saat pengakuan awal atas obligasi konversi dimana komponen Liabilitas Keuangan dan Instrumen Ekuitas diakui secara terpisah, serta nilai wajar komponen Liabilitas Keuangan dihitung terlebih dahulu. Penting dicermati bahwa pendekatan yang dijelaskan di atas oleh paragraf AG33 dan AG34 IAS 32 dalam hal terjadi pelunasan kembali obligasi konversi sebelum tanggal jatuh tempo, dilakukan tanpa adanya perubahan ketentuan persyaratan obligasi konversi. Umumnya hak untuk terjadinya pelunasan kembali obligasi konversi sebelum tanggal jatuh temponya memang dicantumkan dalam perjanjian obligasi konversi, hak mana dipegang oleh pihak entitas penerbit obligasi konversi tersebut. 50 IFRS Foundation. A Guide Through IFRS (Green Book). Part A: The Conceptual Framework and Requirements. July 2012. Application Guidance IAS 32 Financial Instruments: Presentation. London: IFRS Foundation Publications Department. Halaman A988.
  • 39. www.futurumcorfinan.com Page 39 Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk dapat membukukan transaksi pelunasan kembali obligasi konversi sebelum tanggal jatuh tempo obligasi tersebut adalah sebagai berikut (perhatikan bahwa 2 langkah pertama tersebut sama dengan langkah awal pada saat pengakuan atas transaksi penerbitan obligasi konversi): 1) Tentukan terlebih dahulu nilai wajar obligasi konversi yang akan dilunasi. Nilai wajar obligasi konversi ini akan mencakup baik komponen Liabilitas Keuangan dan Instrumen Ekuitas, yang pada umumnya akan mengacu ke nilai pasar-nya. Langkah ini sama seperti pada saat penerbitan dan pengakuan obligasi konversi, yaitu ditentukan terlebih dahulu nilai wajar obligasi konversi secara keseluruhan. Misalkan, menggunakan contoh obligasi konversi Roche Group yang akan dilunasi pada tanggal 31 Desember 2012, nilai pasar keseluruhan obligasi konversi adalah €1.965.000. 2) Tentukan nilai wajar komponen Liabilitas Keuangan pada tanggal 31 Desember 2012, menggunakan nilai kini dari arus kas yang diharapkan atas 2 tahun yang tersisa (yaitu tahun 2013 dan 2014), yang didiskonto menggunakan tingkat suku bunga pasar atas obligasi non-konversi. Apabila tingkat suku bunga obligasi non-konversi telah mengalami perubahan dari sebelumnya 9% per tahun, menjadi 8,69%, maka nilai kini dari arus kas yang tersisa, yaitu €120.000 (pembayaran bunga tahun 2013) dan €2.120.000 (pembayaran bunga dan pokok obligasi konversi tahun 2014), maka akan diperoleh nilai wajar komponen Liabilitas Keuangan pada tanggal 31 Desember 2012 sebesar €1.904.900. Kalau dipecah antara komponen bunga dan pokok, jumlah €1.904.900 akan terdiri dari €211.979 untuk bunga dan €1.692.921 untuk pokok pinjaman obligasi konversi, sebagaimana diperlihatkan perhitungannya dibawah ini. Tahun 2012 2013 2014 Periode yang tersisa 0 1 2 Jumlah arus kas yang diharapkan (1,904,900) 120,000 2,120,000 IRR= 8.6918% Tahun 2012 2013 2014 Periode yang tersisa 0 1 2 Jumlah kas yang diharapkan dibayar - bunga 120,000 120,000 Nilai kini pada tingkat bunga obligasi non-konversi (8,6918%) 211,979 Jumlah arus kas yang diharapkan dibayar - pokok - 2,000,000 Nilai kini pada tingkat bunga obligasi non-konversi (8,6918%) 1,692,921 Total Nilai Kini (Bunga dan Pokok) 1,904,900
  • 40. www.futurumcorfinan.com Page 40 3) Selisih antara nilai wajar komponen liabilitas Keuangan pada tanggal 31 Desember 2012 dengan sisa saldo Hutang Obligasi Konversi pada tanggal 31 Desember 2012 merupakan keuntungan atau kerugian yang mesti diakui. Perhitungan kerugian akibat pelunasan kembali obligasi konversi pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut: Karena saldo Hutang Obligasi Konversi (lihat Skedul Amortisasi Obligasi Konversi di atas) pada tanggal 31 Desember 2012 menunjukkan nilai €1.894.441, dan pihak Roche Group mesti melunasinya sebesar €1.904.900 (nilai wajarnya), maka Roche Group menderita kerugian sebesar €10.459. 4) Langkah terakhir, adalah penentuan jumlah komponen Instrumen Ekuitas. Karena konsep Ekuitas adalah nilai residual, maka kita tinggal membandingkan berapa jumlah yang tersisa dari nilai wajar obligasi konversi (termasuk komponen Instrumen Ekuitas) pada tanggal 31 Desember 2012 (dimana ini mirip seperti penentuan nilai wajar obligasi konversi secara keseluruhan) dikurangi nilai wajar komponen Liabilitas Keuangan pada tanggal 31 Desember 2012 (yang sama dengan nilai wajar obligasi non-konversi untuk jangka waktu yang tersisa 2 tahun). Perhitungannya sebagai berikut, dimana diperoleh jumlah €60.100, yang merupakan penurunan nilai komponen Instrumen Ekuitas yang sebelumnya €194.384 pada saat pengakuan awal penerbitan obligasi konversi. Akibat penurunan ini, saldo akun “Premi atas Saham – Ekuitas Konversi” akan menjadi €134.294 (=€194.394 - €60.100), dimana akun ini dapat dipertahankan (artinya tidak perlu direklasifikasi) atau dapat direklasifikasi ke akun lainnya (misalnya akun “Premium atas Saham Biasa” 51 ), sepanjang tetap berada dalam kelompok Ekuitas pada neraca pihak penerbit obligasi konversi52 . 51 Kieso, Donald E.; Jerry J. Weygandt; dan Terry D. Warfield. Intermediate Accounting. Edisi IFRS. Volume 2. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc. 2011. Bab 16: Dilutive Securities and Earnings per Share. Halaman 826. 52 IFRS Foundation. A Guide Through IFRS (Green Book). Part B: The Accompanying Documents. July 2012. Illustrative Examples IAS 32 Financial Instruments: Presentation. London: IFRS
  • 41. www.futurumcorfinan.com Page 41 Dari 4 langkah di atas, terlihat bahwa akibat pelunasan kembali obligasi konversi sebelum tanggal jatuh temponya, yang semestinya tanggal 31 Desember 2014 menjadi tanggal 31 Desember 2012, Roche Group menderita :  Kerugian dari komponen Liabilitas Keuangan sebesar €10.459; dan  Penurunan dari komponen Instrumen Ekuitas sebesar €60.100. Atau dapat diperlihatkan dengan tabel berikut ini: Nilai Tercatat (dalam €) Nilai Wajar (dalam €) Selisih (dalam €) Komponen Liabilitas Keuangan: Nilai kini – komponen bunga obligasi konversi 211.093 211.979 Nilai kini – komponen pokok obligasi konversi 1.683.360 1.692.921 Total 1.894.453*) 1.904.900 10.459*) Komponen Instrumen Ekuitas 194.394 60.100 134.294 Total 2.088.847 1.965.000 Foundation Publications Department. Halaman B1419. Paragraf IE46: The equity component remains as equity, but may be transferred from one line item within equity to another. Tahun 2012 2013 2014 Periode yang tersisa 0 1 2 Jumlah kas yang diharapkan dibayar - bunga 120,000 120,000 Nilai kini pada tingkat bunga obligasi non-konversi (8,6918%) A 211,979 Nilai kini pada tingkat bunga obligasi non-konversi saat penerbitan (9%) B 211,093 Jumlah arus kas yang diharapkan dibayar - pokok - 2,000,000 Nilai kini pada tingkat bunga obligasi non-konversi (8,6918%) C 1,692,921 Nilai kini pada tingkat bunga obligasi non-konversi saat penerbitan (9%) D 1,683,360 Total Nilai Kini (Bunga dan Pokok) menggunakan tingkat bunga non- konversi tanggal 31 Desember 2012 (8,6918%) A+C 1,904,900 Total Nilai Kini (Bunga dan Pokok) menggunakan tingkat bunga non- konversi tanggal 1 Januari 2011 saat penerbitan (8,6918%) B+D 1,894,453
  • 42. www.futurumcorfinan.com Page 42 *) selisih €12 (yaitu antara nilai tercatat obligasi konversi pada tanggal 31 Desember 2012 menurut Skedul Amortisasi Obligasi Konversi di atas sebesar €1.894.441 dengan perhitungan di atas €1.894.453 karena kesalahan pembulatan). Jurnalnya adalah sebagai berikut: Akun Kelompok Debit (€) Kredit (€) Hutang Obligasi Konversi (saldo hutang menurut Skedul Amortisasi Obligasi Konversi di atas) Liabilitas 1.894.441 Kerugian akibat Pelunasan Kembali Laba Rugi 10.459 Kas di Bank Aset 1.904.900 (untuk mencatat pelunasan komponen Liabilitas Keuangan, sesuai paragraf AG34 IAS 32 dimana laba atau rugi atas pelunasan kembali obligasi konversi HANYA dapat diakui untuk komponen Liabilitas Keuangan) Premi atas Saham – Ekuitas Konversi (Share Premium – Conversion Equity) Ekuitas 60.100 Kas di Bank Aset 60.100 (untuk mencatat pembelian komponen Instrumen Ekuitas, sesuai paragraf AG34 IAS 32 dimana laba atau rugi atas pelunasan kembali obligasi konversi TIDAK dapat diakui untuk komponen Instrumen Ekuitas) Konversi Akibat Insentif dari Pihak Penerbit Obligasi Konversi Di atas, telah dijelaskan bahwa konversi dapat terpaksa akibat tindakan “call” pihak penerbit obligasi konversi (forced conversion), atau bisa juga sukarela dari pihak pemegang atau investor obligasi konversi (voluntary conversion). Namun demikian, ada satu lagi konversi
  • 43. www.futurumcorfinan.com Page 43 yang memang terjadi lebih dini akibat insentif yang diberikan oleh pihak entitas penerbit obligasi konversi, atau umum dikenal sebagai “induced conversion”. Para pemegang atau investor obligasi konversi pada umumnya seringkali enggan untuk melakukan konversi atau menukarkan obligasi konversinya menjadi saham biasa pihak entitas penerbit obligasi konversi, meskipun dalam kondisi dimana harga pasar per lembar saham biasa di lantai perdagangan bursa efek telah naik secara signifikan sejak pihak pemegang atau investor membeli obligasi konversi tersebut. Pertimbangan utama jelas bahwa harga pasar obligasi konversi itu sendiri akan naik seiring dengan kenaikan harga pasar per lembar saham biasa, sebagaimana digambarkan dalam profil standar dari suatu obligasi konversi dimana nilai obligasi konversi akan naik seiring harga pasar saham biasa, yang ditunjukkan di bawah ini53 . Mengikuti perkembangan harga pasar di Eropa untuk obligasi konversi (diwakili oleh EXANE ECI-Europe Convertible Index) dan harga pasar saham biasa (diwakili oleh Index MSCI Europe) ditunjukkan data untuk tahun 2000 – 2012, tampak bahwa perkembangan harga 53 Allianz Global Investors (Eropa). Convertible Bonds: The Best of Both Worlds? An Alternative to “Classical” Bonds. April 2012. Diunduh pada tanggal 30 April 2014 dari laman https://www.allianzglobalinvestors.de/cms-out/kapitalmarktanalyse/docs/pdf-eng/portfoliopractice- convertibles.pdf. Halaman 8.
  • 44. www.futurumcorfinan.com Page 44 pasar kedua instrumen keuangan tersebut dapat dikatakan “beriringan” dengan pola yang hampir sama54 . Untuk itulah perusahaan-perusahaan penerbit obligasi konversi kadangkala mencoba untuk mendorong terjadinya konversi. Atau dikenal sebagai “induced conversion”. “Induced conversion” pada umumnya melibatkan adanya pembayaran tambahan kepada pihak pemegang atau investor obligasi konversi yang dapat dilihat sebagai “insentif” atau “pemanis (sweetener)” agar pihak pemegang atau investor obligasi konversi bersedia melakukan konversi sebelum tiba tanggal jatuh tempo obligasi konversi, atau periode dimana obligasi konversi sudah dapat dikonversi, baik secara:  langsung (dengan memberikan uang tunai atau bahkan saham biasa tambahan atau waran) maupun  tidak langsung (melalui perubahan persyaratan dalam instrumen keuangan majemuk yang menguntungkan pihak pemegang obligasi konversi, misalnya perubahan dalam rasio konversi). 54 Allianz Global Investors (Eropa). Convertible Bonds: The Best of Both Worlds? An Alternative to “Classical” Bonds. April 2012. Diunduh pada tanggal 30 April 2014 dari laman https://www.allianzglobalinvestors.de/cms-out/kapitalmarktanalyse/docs/pdf-eng/portfoliopractice- convertibles.pdf. Halaman 11.
  • 45. www.futurumcorfinan.com Page 45 Motivasi di belakang pemberian insentif ini jelas bisa bermacam-macam, bisa saja pihak penerbit ingin:  mengurangi rasio gearing-nya (contohnya, rasio hutang-ke-modal) guna memenuhi ketentuan perjanjian kredit bank;  mengurangi tingkat (level) pinjaman agar profil resiko bagi calon kreditor akan menjadi lebih rendah.  mengurangi beban pembayaran bunga periodik di masa mendatang; Kita bahas pertama, insentif berupa pembayaran tambahan dalam bentuk dengan memberikan uang tunai atau bahkan saham biasa tambahan atau waran kepada pihak pemegang atau investor obligasi konversi. Kieso, Weygandt dan Warfield menjelaskan bahwa secara prinsip, pihak penerbit obligasi konversi wajib membukukan pembayaran tambahan tersebut sebagai biaya periode berjalan sebesar nilai wajar dari pembayaran tambahan tersebut55 . Lebih lanjut, Kieso, Weygant dan Warfield memberikan satu contoh pencatatannya, sebagai berikut:56  Helloid, Inc. memiliki obligasi konversi dengan nilai nominal sebesar US$1.000.000 (satu juta Dolar AS), yang dapat ditukarkan atau dikonversi menjadi 100.000 lembar saham biasa Helloid, Inc. dengan nilai par US$1 per lembar. Dengan kata lain, harga konversi adalah US$1.000.000/100.000 = $10.  Pada saat penerbitan obligasi konversi tersebut, Helloid, Inc. mencatat nilai komponen Instrumen Ekuitas sebesar US$15.000 yang dibukukan ke akun “Premi Saham – Ekuitas Konversi” pada kelompok Ekuitas pada neraca Helloid, Inc.  Helloid, Inc. berkeinginan untuk menurunkan beban bunga setiap tahun dan untuk itu, Helloid, Inc. menawarkan kepada para pemegang atau investor obligasi konversi tersebut sejumlah uang tunai senilai US$80.000 jika mereka bersedia melakukan konversi lebih dini. Diasumsikan pihak pemegang atau investor obligasi konversi bersedia melakukan konversi menjadi saham biasa Helloid, Inc., maka jurnal yang dibukukan akan sebagai berikut: 55 Kieso, Donald E.; Jerry J. Weygandt; dan Terry D. Warfield. Intermediate Accounting. Edisi IFRS. Volume 2. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc. 2011. Bab 16: Dilutive Securities and Earnings per Share. Halaman 827. 56 Kieso, Donald E.; Jerry J. Weygandt; dan Terry D. Warfield. Intermediate Accounting. Edisi IFRS. Volume 2. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc. 2011. Bab 16: Dilutive Securities and Earnings per Share. Halaman 827.