Grup dan tim merupakan bagian penting dari organisasi yang terdiri atas individu yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan bersama. Terdapat berbagai jenis tim seperti tim pemecah masalah, tim pengelola, dan tim virtual. Pembentukan tim melewati proses forming, storming, norming, peforming, hingga adjoining untuk mencapai tujuan secara efektif.
1. Group & Tim
Grup dan tim ini merupakan bagian dari organisasi. Karena organisasi terdiri dari sekumpulan orang,
terdapat sistem, dan teknologi, dimana di dalamnya 3 hal tersbut saling berinteraksi, kemudian semua
hal tersebut diikat oleh values (nilai) dan terbentuk sebuah tujuan
Tim Kerja (Work Team) merupakan kumpulan dari dua orang atau lebih yang saling berinteraksi satu
sama lain dan berbagi beberapa tujuan/tugas yang saling terkait. Tim kerja memiliki 2 karakteristik yaitu
interaksi dan saling keterikatan.
Misalnya, fakultas dalam departmen Universitas Pancasila dikatakan sebagai Tim kerja (Work group).
Karena anggota fakultas saling berinteraksi satu dengan yang lain dari waktu ke waktu, dan mereka
memiliki tujuan yang sama yaitu melibatkan pendidikan mahasiswa. Namun, mahasiswaa di fakultas
tersebut tidak bisa dikatakan Tim kerja (Work team) walaupun mereka saling berinteraksi di kampus,
tetapi dari semua mahasiswa di fakultas memiliki tujuan yang tidak saling terikat. Tim kerja kumpulan
orang yang bekerja sama, tetapi tidak dapat bekerja setidaknya tidak efektif tanpa anggota lain dari tim.
Group/kelompok kerja terdiri dari beberapa orang yang saling mempengaruhi dan saling tergantung,
datang untuk mencapai sasaran tertentu (Robbins 1988:71).
2.
3. Tim kerja (Work team), memiliki 3 karakteristik/sifat yang spesifik (Spector. E.P, 2012) yaitu :
1) Tindakan dari setiap individu harus saling terikat dan dikoordinasikan
2) Setiap anggota harus memiliki peran tertentu, yaitu masing-masing anggota memahami perannya
masing-masing, bertanggung jawab atas wewenang yang telah diberikan.
3) Harus memiliki tujuan/tugas umum yang bersifat objektif yaitu, setiap tujuan/ sasaran yang ingin dicapai
jelas dan mudah dipahami oleh setiap anggota.
Group kerja (Work group), memiliki 4 karakteristik (McKenna, 2012) yaitu :
Norms, mengatur hubungan antara individu di dalam kelompok tertentu, dan faktanya mereka
diarahkan untuk terbiasa pada jumlah masalah dari bagaimana mereka menyelesaikan masalah dan
kecepatan dlm menyelesaikan masalah tersebut (Blau, 1995).
Cohesiveness, kekompakkan yang terjadi karena adanya perjanjian yang ditepati oleh antar anggota
dlm kelompok yang berhubungan dengan nilai-nilai dan keyakinan tertentu.
Cohesiveness dan productivity, hubungan diantara kekompakkan dan produktivitas semakin kompak
suatu group maka tingkat produktivitasnya akan semakin tinggi. Penting untuk mencapai tujuan group
untuk menyesuaikan terhadap tujuan dan goals dari organisasi.
Communication and interaction, dalam kelompok kerja akan terjadi komunikasi dan dalam anggota
yang sama tetap berinteraksi. Komunikasi akan menimbulkan saling keterbukaan satu sama lain.
4.
5. Proses terjadinya Group & Tim menurut (Tuckman, 2000), yaitu :
Forming, kelompok/tim mulai terbentuk. Kondisi yang terjadi adalah adanya ketidakpastian antara
anggota lainnya, setiap anggota masih bertanya-tanya mengapa dibentuk sebuah kelompok/tim.
Storming, masing-masing anggota dalam kelompok/tim berusaha untuk menyesuaikan dengan
kondisi, nilai-nilai, sistem-sistem, dan kepercayaan. Namun, pada tahap ini bisa terjadi dua
kemungkinan yaitu perpecahan atau penyatuan.
Norming, saat konflik mulai reda berusaha untuk membuat visi dan misi yang sama dan bersifat
objektif. Pada tahap ini kelompok/tim semakin kohesif.
Peforming, anggota mulai menyesuaikan diri dengan visi dan misi yang dibuat oleh kelompok.
Setiap anggota dapat menyelessaikan masalah sendiri dan kembali pada tujuan awal yang
disepakati sebelumnya.
Adjoining, pada tahap ini bagi kelompok/tim yang merasa puas akan bahagia atas prestasinya
namun cenderung akan lupa dengan tujuan awalnya dan tidak mempertahankannya.
6. Jenis-jenis Group & Kelompok (Secara Struktural) :
Kelompok Formal, dibangun akibat dari pola struktur organisasi dan pembagian kerja. Contohnya,
pengelompokkan kegiatan pekerjaan yang relatif serupa dalam satu kelompok. Misalnya, kepala
departmen suatu perusahaan industri baja atau kepala dinas kabupaten, atau guru-guru.
Kelompok Informal, hubungan yang dibentuk untuk memuaskan kebutuhaan sosial dan psikologis
para anggota kelompok, sehingga tidak mesti berhubungan dengan tugas-tugas organisasi yang
harus mereka laksanakan. Di dalam organisasi formal, khususnya sistem hubungan peran,
peraturan, dan prosedur di antara para anggotanya.
Tim dapat diklasifisikan berdasarkan sasarannya. Bentuk yang paling umum digunakan dalam
organisasi atau perusahaan adalah :
Tim Pemecah Masalah, tim ini terdiri dari 5 sampai 12 karyawan jam-jaman dari suatu
departemen yang bertemu selama beberapa jam tiap pekan untuk membahas perbaikan kualitas,
efisiensi dan lingkungan kerja. Dalam tim pemecah masalah, anggota berbagi gagasan atau
menawarkan saran mengenai bagaimana proses dan metode kerja dapat diperbaiki. Tetapi jarang
tim-tim diberi wewenang untuk melaksanakan secara sepihak setiap tindakan mereka yang
disarankan.Satu hal yang dikenal sebagai bentuk Tim Problem-Solving adalah Lingkaran Kualitas.
7. Tim Kerja Pengelola, pengelola diri adalah kelompok karyawan yang memikul tanggung jawab dari
mantan penyelia mereka. Tim ini mencakup kerja tentang perencanaan dan penjadwalan kerja, kontrol
kolektif atas langkah kerja, membuat keputusan operasi dan mengambil tindakan atas permasalahan.
Tim ini bahkan memilih anggotanya sendiri dan menyuruh anggota itu untuk saling menilai kinerja.
Tim Lintas Fungsional, tenaga kerja dari tingkat hirarki yang sama, tetapi dari tempat pekerjaan yang
berbeda. Tim lintas fungsional merupakan cara efektif yang memungkinkan orang-orang dari aneka
bidang dalam suatu organisasi (atau bahkan antar organisasi) untuk bertukar informasi,
mengembangkan gagasan baru dan memecahkan masalah, serta mengkoordinasikan proyek yang rumit.
Dan tim ini sudah menunjukan keberhasilan nya.
Tim Virtual, tim yang menggunakan teknologi untuk saling berhubungan dalam mencapai tujuan
melampaui ruang dan waktu. Berinteraksi secara langsung dengan menggunakan komunikasi langsung
diantaranya seperti lokasi jaringan kerja, video konfrensi dan e-mail. Tim virtual terdiri atas anggota
yang tersebar secara geografis dan organisasional yang terikat terutama oleh kemajuan teknologi
informasi dan telekomunikasi. Tim virtual sering meliputi para pekerja lepas, anggota organisasi rekanan,
pelanggan, pemasok, konsultan, atau pihak lainnya. Salah satu keuntungan utama tim virtual adalah
kemampuan untuk dengan cepat mengumpulkan kelompok orang yang paling tepat untuk
menyelesaikan proyek yang kompleks, memecahkan masalah tertentu, atau mengekploitasi peluang
strategis tertentu.
8. Kesimpulan :
Pembentukan kelompok/grup atau pun tim dalam pencapaian suatu tujuan harus disertai dengan
beberapa hal yang mendasar. Motivasi, usaha dan kompetensi anggota. Identifikasi tujuan pun harus
dilakukan untuk menentukan mau membuat kelompok atau akan membuat suatu tim. Efektifitas
pencapaian tujuan bisa ditingkatkan dengan cara-cara pada bagian peningkatan performa.
9. Literatur
Bachroni, M. (2011). Pelatihan pembentukan tim untuk meningkatkan kohesivitas tim pada
kopertis V Yogyakarta. Jurnal Psikologi, 38(1), 40-51. Retrieved from
https://journal.ugm.ac.id/index.php/jpsi/article/viewFile/7663/5941
McKenna, Eugene. (2012). Business Psychology and Organizational Behaviour (5th ed.). New
York, NY: Psychology Press
Spector, P. E. (2012). Industrial and Organizational Psychology: Research and Practice (6th
ed.). USA: John Wiley & Sons