SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
Etik dan
Disiplin
Apoteker
STUDI KASUS
KELOMPOK 1
Kasus
▪ Bukan pasien langsung yang menebus obat ke apotek, melainkan
supir si pasien.
▪ Apotek X melayani resep tersebut melalui TTK, resep aslinya diminta
oleh supir tersebut dan diberikan oleh TTK, resep asli difotokopi dan
hasil fotokopi disimpan di apotek.
▪ Setelah beberapa minggu keluarga pasien melapor kepada dokter
yang menulis resep bahwa pasien telah koma karena mengkonsumsi
obat tersebut.
▪ Keluarga pasien menunjukkan obat yang diberikan dan dokter
menyatakan obat tersebut bukan yang tertulis di resep.
▪ Obat yang diberikan Amaryl M 2, seharusnya Methylprednisolone 8
mg.
Kasus (Lanjutan)
▪ Keluarga pasien melaporkan kejadian ke Polisi dan Dinkes Kota
Medan.
▪ Polisi menyerahkan kasus kepada MEDAI SUMUT, MEDAI SUMUT telah
memanggil para pihak (TTK, APA, Investor).
▪ APA meyakini bahwa obat yang tertulis di resep adalah Amaryl M 2.
Identifikasi Obat dalam Resep
Diovan 160 mg
s 1 dd 1
Natrium Diklofenak 50 mg
s 3 dd 1
Osteocal
s 1 dd 1
?
2 dd 1
Betason-N Cream
sue
Identifikasi Masalah
▪ Penulisan resep dokter yang sulit dibaca.
▪ TTK yang melakukan pelayanan kefarmasian tanpa didampingi
langsung oleh apoteker.
▪ Apoteker absen pada saat TTK melakukan pelayanan resep.
▪ Tidak dilakukan verifikasi kajian atau skrining resep oleh TTK.
▪ Resep asli dikembalikan ke pihak pasien oleh TTK, dan yang disimpan
di apotek berupa fotokopi resep asli.
Penulisan resep
dokter yang sulit
dibaca.
▪ Kode etik kedokteran pasal 7c,
“Seorang dokter harus menghormati
hak-hak pasien, hak-hak sejawatnya,
dan hak tenaga kesehatan lainnya, dan
harus menjaga kepercayaan pasien”.
▪ Pasal 1367 KHUP Perdata,
“Seorang tidak saja bertanggungjawab
untuk kerugian yang disebabkan
perbuatannya sendiri, tetapi juga untuk
kerugian yang disebabkan perbuatan
orang-orang yang menjadi
tanggungannya atau disebabkan oleh
barang-barang yang berada di bawah
pengawasannya”.
TTK yang
melakukan
pelayanan
kefarmasian tanpa
didampingi
langsung oleh
apoteker.
▪ UU No. 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan, Bagian Ketiga tentang
Pelimpahan Tindakan, Pasal 65 Ayat 3,
Apoteker absen
pada saat TTK
melakukan
pelayanan resep.
▪ KMK Nomor. 1332/MENKES/SK/X/2002,
Pasal 14 dan Pasal 19
Tidak dilakukan
verifikasi kajian
atau skrining
resep oleh TTK
▪ Lampiran PMK Nomor 72, 73, 74 Tahun
2016 tentang Pelayanan Kefarmasian di
Rumah Sakit, Apotek, dan Puskesmas,
BAB III tentang Pelayanan Farmasi Klinik,
“Pada setiap tahap alur pelayanan Resep
dilakukan upaya pencegahan terjadinya
kesalahan pemberian Obat (medication
error).”
Pelayanan farmasi klinik yang dilakukan
diatur sesuai tempat pelayanannya
masing-masing.
Resep asli
dikembalikan ke
pihak pasien oleh
TTK, dan yang
disimpan di apotek
berupa fotokopi
resep asli
▪ PMK Nomor 73 Tahun 2016 tentang
Pelayanan Kefarmasian di Apotek
Sanksi
Sesuai dengan UU Nomor 36 Tahun 2014 tentang Kesehatan,
Bab XIV tentang Ketentuan Pidana Pasal 84,
Kesimpulan
▪ Salah satu faktor penyebab terjadinya ME adalah kegagalan
komunikasi (salah interpretasi) antara prescriber dengan dispenser
(Rahmawati dan Oetari, 2002).
▪ Dokter bertanggung jawab terhadap pelayanan resep tahapan
prescribing, menyangkut segala permintaan dalam resep dan
penulisannya.
▪ APA bertanggung jawab terhadap transcribing, dispensing, dan
administration pada pelayana resep.
▪ Tanggung jawab nakes dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada
tanggung jawab norma, etik, wewenang, dan keterampilan serta
Batasan hokum yang berlaku.
Seorang Apoteker dalam melakukan pekerjaan
kefarmasian harus mengutamakan kepentingan
masyarakat dan menghormati hak asazi
penderita dan melindungi makhluk hidup insani.
- Kode Etik Apoteker, Bab 2 Pasal 9
Setiap dokter harus senantiasa mengingat akan
kewajiban melindungi hidup makhuk insani.
- Kode Etik Kedokteran, BabKewajiban Umum
Pasal 7d
Kesimpulan
▪ Untuk menghindari kesalahan pengobatan, Apoteker dapat berperan
nyata dalam pencegahan terjadinya kesalahan pengobatan melalui
kolaborasi dengan dokter, pasien, serta tenaga kesehatan lainnya.
Mengamalkan pedoman Pelayanan Farmasi Klinik.
▪ Dokter ikut bertanggung jawab ketika terjadi kesalahan pada
pemberiaan obat oleh apoteker. Ini sesuai juga dengan asas vicarius
liability.
▪ Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Ikatan Apoteker Indonesia (IAI)
melakukan hubungan kerjasama yang baik dan konsisten,
berhubungan penulisan resep oleh dokter dan pelayanan obat oleh
apoteker agar dapat berjalan semestinya.
Terima Kasih

More Related Content

What's hot

Pmk no 35 2014 standar yan far di apotek
Pmk no 35 2014 standar yan far di apotekPmk no 35 2014 standar yan far di apotek
Pmk no 35 2014 standar yan far di apotek
Totok Sudjianto
 
ETIKET DAN KEMASAN KEL. 8.pptx
ETIKET DAN KEMASAN KEL. 8.pptxETIKET DAN KEMASAN KEL. 8.pptx
ETIKET DAN KEMASAN KEL. 8.pptx
Ptrychi
 
Alur pelayanan di apotek
Alur pelayanan di apotekAlur pelayanan di apotek
Alur pelayanan di apotek
Wahyu Mudhofar
 
Laporaan Kegiatan Prakerin Di Gudang Farmasi
Laporaan Kegiatan Prakerin Di Gudang FarmasiLaporaan Kegiatan Prakerin Di Gudang Farmasi
Laporaan Kegiatan Prakerin Di Gudang Farmasi
Fuad Qodiriyanti
 
Pengantar Compounding dan Dispensing.ppt
Pengantar Compounding dan Dispensing.pptPengantar Compounding dan Dispensing.ppt
Pengantar Compounding dan Dispensing.ppt
DwipaJunikaPutra1
 
Permenkes 73 2016 standar pelayanan kefarmasian di apotek
Permenkes 73 2016 standar pelayanan kefarmasian di apotekPermenkes 73 2016 standar pelayanan kefarmasian di apotek
Permenkes 73 2016 standar pelayanan kefarmasian di apotek
PetrusTogarma
 

What's hot (20)

Se hk.02.02 menkes-24-2017 juklak registrasi, izin praktik dan izin kerja ten...
Se hk.02.02 menkes-24-2017 juklak registrasi, izin praktik dan izin kerja ten...Se hk.02.02 menkes-24-2017 juklak registrasi, izin praktik dan izin kerja ten...
Se hk.02.02 menkes-24-2017 juklak registrasi, izin praktik dan izin kerja ten...
 
Adm kemo print hsd
Adm kemo print hsdAdm kemo print hsd
Adm kemo print hsd
 
Permenkes No. 1148 Tahun 2011 Tentang PBF
Permenkes No. 1148 Tahun 2011 Tentang PBFPermenkes No. 1148 Tahun 2011 Tentang PBF
Permenkes No. 1148 Tahun 2011 Tentang PBF
 
Planning membuka apotek
Planning membuka apotekPlanning membuka apotek
Planning membuka apotek
 
Pmk no 35 2014 standar yan far di apotek
Pmk no 35 2014 standar yan far di apotekPmk no 35 2014 standar yan far di apotek
Pmk no 35 2014 standar yan far di apotek
 
Contoh SOP Apotek
Contoh SOP Apotek Contoh SOP Apotek
Contoh SOP Apotek
 
Mi 1 4. penyimpanan obat di puskesmas
Mi 1   4. penyimpanan obat  di puskesmasMi 1   4. penyimpanan obat  di puskesmas
Mi 1 4. penyimpanan obat di puskesmas
 
ETIKET DAN KEMASAN KEL. 8.pptx
ETIKET DAN KEMASAN KEL. 8.pptxETIKET DAN KEMASAN KEL. 8.pptx
ETIKET DAN KEMASAN KEL. 8.pptx
 
SK PP IAI tentang Papan Nama Praktik Apoteker
SK PP IAI tentang Papan Nama Praktik ApotekerSK PP IAI tentang Papan Nama Praktik Apoteker
SK PP IAI tentang Papan Nama Praktik Apoteker
 
Alur pelayanan di apotek
Alur pelayanan di apotekAlur pelayanan di apotek
Alur pelayanan di apotek
 
Sop pelayanan resep rawat inap
Sop pelayanan resep rawat inapSop pelayanan resep rawat inap
Sop pelayanan resep rawat inap
 
5. Tekhnik Aseptik Dispensing AHMAD SUBHAN.pdf
5. Tekhnik Aseptik Dispensing AHMAD SUBHAN.pdf5. Tekhnik Aseptik Dispensing AHMAD SUBHAN.pdf
5. Tekhnik Aseptik Dispensing AHMAD SUBHAN.pdf
 
Laporaan Kegiatan Prakerin Di Gudang Farmasi
Laporaan Kegiatan Prakerin Di Gudang FarmasiLaporaan Kegiatan Prakerin Di Gudang Farmasi
Laporaan Kegiatan Prakerin Di Gudang Farmasi
 
SK PELAYANAN FARMASI.docx
SK PELAYANAN FARMASI.docxSK PELAYANAN FARMASI.docx
SK PELAYANAN FARMASI.docx
 
Pharmapreneurship kompetensi apoteker
Pharmapreneurship kompetensi apotekerPharmapreneurship kompetensi apoteker
Pharmapreneurship kompetensi apoteker
 
P4. Medication error.pdf
P4. Medication error.pdfP4. Medication error.pdf
P4. Medication error.pdf
 
Pengantar Compounding dan Dispensing.ppt
Pengantar Compounding dan Dispensing.pptPengantar Compounding dan Dispensing.ppt
Pengantar Compounding dan Dispensing.ppt
 
FARMASI KLINIK.pptx
FARMASI KLINIK.pptxFARMASI KLINIK.pptx
FARMASI KLINIK.pptx
 
Pedoman gema cermat
Pedoman gema cermatPedoman gema cermat
Pedoman gema cermat
 
Permenkes 73 2016 standar pelayanan kefarmasian di apotek
Permenkes 73 2016 standar pelayanan kefarmasian di apotekPermenkes 73 2016 standar pelayanan kefarmasian di apotek
Permenkes 73 2016 standar pelayanan kefarmasian di apotek
 

Similar to Etik dan Disiplin Apoteker Kelompok 1

Keputusan menteri kesehatan republik indonesia
Keputusan menteri kesehatan republik indonesiaKeputusan menteri kesehatan republik indonesia
Keputusan menteri kesehatan republik indonesia
Ridwan Ridwan
 

Similar to Etik dan Disiplin Apoteker Kelompok 1 (20)

01 - Peran Apoteker dalam Praktek Kefarmasian.pdf
01 - Peran Apoteker dalam Praktek Kefarmasian.pdf01 - Peran Apoteker dalam Praktek Kefarmasian.pdf
01 - Peran Apoteker dalam Praktek Kefarmasian.pdf
 
Pelayanan_Kefarmasian_Di_Apotek.pptx
Pelayanan_Kefarmasian_Di_Apotek.pptxPelayanan_Kefarmasian_Di_Apotek.pptx
Pelayanan_Kefarmasian_Di_Apotek.pptx
 
Swamedikasi
SwamedikasiSwamedikasi
Swamedikasi
 
PPT MAGANG.pptx
PPT MAGANG.pptxPPT MAGANG.pptx
PPT MAGANG.pptx
 
Bagian tika
Bagian tikaBagian tika
Bagian tika
 
Penunjang ok
Penunjang okPenunjang ok
Penunjang ok
 
01. penunjang ok!
01. penunjang ok!01. penunjang ok!
01. penunjang ok!
 
Materi Penunjang
Materi Penunjang Materi Penunjang
Materi Penunjang
 
Makalah tugas dan fungsi apoteker
Makalah tugas dan fungsi apotekerMakalah tugas dan fungsi apoteker
Makalah tugas dan fungsi apoteker
 
Keputusan menteri kesehatan republik indonesia
Keputusan menteri kesehatan republik indonesiaKeputusan menteri kesehatan republik indonesia
Keputusan menteri kesehatan republik indonesia
 
Etik dan Disiplin apoteker
Etik dan Disiplin apotekerEtik dan Disiplin apoteker
Etik dan Disiplin apoteker
 
Materi PKPO dan Medication Error.pdf
Materi PKPO dan Medication Error.pdfMateri PKPO dan Medication Error.pdf
Materi PKPO dan Medication Error.pdf
 
Pelayanan Kefarmasian dan Penggunaan Obat-PKPO.pdf
Pelayanan Kefarmasian dan Penggunaan Obat-PKPO.pdfPelayanan Kefarmasian dan Penggunaan Obat-PKPO.pdf
Pelayanan Kefarmasian dan Penggunaan Obat-PKPO.pdf
 
Akreditasi Rumah Sakit dan Standar Pelayanan Kefarmasian.pptx
Akreditasi Rumah Sakit dan Standar Pelayanan Kefarmasian.pptxAkreditasi Rumah Sakit dan Standar Pelayanan Kefarmasian.pptx
Akreditasi Rumah Sakit dan Standar Pelayanan Kefarmasian.pptx
 
1 - Pendahuluan.pdf
1 - Pendahuluan.pdf1 - Pendahuluan.pdf
1 - Pendahuluan.pdf
 
Materi Kuliah Pengantar Farmasi Klinik..
Materi Kuliah Pengantar Farmasi Klinik..Materi Kuliah Pengantar Farmasi Klinik..
Materi Kuliah Pengantar Farmasi Klinik..
 
DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs))))))))..pdf
DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs))))))))..pdfDRUG RELATED PROBLEMS (DRPs))))))))..pdf
DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs))))))))..pdf
 
Sop pelayanan pkm
Sop pelayanan pkmSop pelayanan pkm
Sop pelayanan pkm
 
Pelayanan farmasi lingkup kesehatan haji
Pelayanan farmasi lingkup kesehatan hajiPelayanan farmasi lingkup kesehatan haji
Pelayanan farmasi lingkup kesehatan haji
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
 

More from Maulana Sakti

More from Maulana Sakti (20)

Laporan PKPA PBF PT Indofarma Global Medika Cabang Medan
Laporan PKPA PBF PT Indofarma Global Medika Cabang MedanLaporan PKPA PBF PT Indofarma Global Medika Cabang Medan
Laporan PKPA PBF PT Indofarma Global Medika Cabang Medan
 
Laporan PKPA Apotek
Laporan PKPA ApotekLaporan PKPA Apotek
Laporan PKPA Apotek
 
Kasus Pasien Kanker Ovarium dan Anemia
Kasus Pasien Kanker Ovarium dan AnemiaKasus Pasien Kanker Ovarium dan Anemia
Kasus Pasien Kanker Ovarium dan Anemia
 
Laporan Kasus Kanker Ovarium dan Anemia
Laporan Kasus Kanker Ovarium dan AnemiaLaporan Kasus Kanker Ovarium dan Anemia
Laporan Kasus Kanker Ovarium dan Anemia
 
Kemoterapi, Manajemen Ekstravasasi, serta Algoritma Efek Samping Kemoterapi
Kemoterapi, Manajemen Ekstravasasi, serta Algoritma Efek Samping KemoterapiKemoterapi, Manajemen Ekstravasasi, serta Algoritma Efek Samping Kemoterapi
Kemoterapi, Manajemen Ekstravasasi, serta Algoritma Efek Samping Kemoterapi
 
Ringkasan Ketentuan Umum Farmakope Indonesia Edisi III dan IV
Ringkasan Ketentuan Umum Farmakope Indonesia Edisi III dan IVRingkasan Ketentuan Umum Farmakope Indonesia Edisi III dan IV
Ringkasan Ketentuan Umum Farmakope Indonesia Edisi III dan IV
 
Praregistrasi Suspensi Oral Ampisilin
Praregistrasi Suspensi Oral AmpisilinPraregistrasi Suspensi Oral Ampisilin
Praregistrasi Suspensi Oral Ampisilin
 
Praregistrasi Suspensi Oral Ampisilin
Praregistrasi Suspensi Oral AmpisilinPraregistrasi Suspensi Oral Ampisilin
Praregistrasi Suspensi Oral Ampisilin
 
Studi Kasus Drug Related Problems
Studi Kasus Drug Related ProblemsStudi Kasus Drug Related Problems
Studi Kasus Drug Related Problems
 
Summary of Pharmacists's Ethics and Discipline Course
Summary of Pharmacists's Ethics and Discipline CourseSummary of Pharmacists's Ethics and Discipline Course
Summary of Pharmacists's Ethics and Discipline Course
 
Suspensi Nanopartikel Kitosan sebagai Obat Luka
Suspensi Nanopartikel Kitosan sebagai Obat LukaSuspensi Nanopartikel Kitosan sebagai Obat Luka
Suspensi Nanopartikel Kitosan sebagai Obat Luka
 
Oral Anthelmintic Intraruminal Delivery
Oral Anthelmintic Intraruminal DeliveryOral Anthelmintic Intraruminal Delivery
Oral Anthelmintic Intraruminal Delivery
 
Formulasi Sediaan Veteriner dan Herbisida
Formulasi Sediaan Veteriner dan HerbisidaFormulasi Sediaan Veteriner dan Herbisida
Formulasi Sediaan Veteriner dan Herbisida
 
Microencapsulation for Cosmetic Application
Microencapsulation for Cosmetic ApplicationMicroencapsulation for Cosmetic Application
Microencapsulation for Cosmetic Application
 
Reaksi Reduksi dari Aldehida Aromatis
Reaksi Reduksi dari Aldehida AromatisReaksi Reduksi dari Aldehida Aromatis
Reaksi Reduksi dari Aldehida Aromatis
 
Presentasi Rancangan Obat - Studi In Silico HKSA Senyawa Turunan Benzimidazole
Presentasi Rancangan Obat - Studi In Silico HKSA Senyawa Turunan BenzimidazolePresentasi Rancangan Obat - Studi In Silico HKSA Senyawa Turunan Benzimidazole
Presentasi Rancangan Obat - Studi In Silico HKSA Senyawa Turunan Benzimidazole
 
Pemberian Obat Rute Parenteral dan Desain Injeksi Susteined Release
Pemberian Obat Rute Parenteral dan Desain Injeksi Susteined ReleasePemberian Obat Rute Parenteral dan Desain Injeksi Susteined Release
Pemberian Obat Rute Parenteral dan Desain Injeksi Susteined Release
 
Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional
Wawasan Nusantara dan Ketahanan NasionalWawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional
Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional
 
Wawasan Nusantara sebagai Geopolitik Indonesia
Wawasan Nusantara sebagai Geopolitik IndonesiaWawasan Nusantara sebagai Geopolitik Indonesia
Wawasan Nusantara sebagai Geopolitik Indonesia
 
Ringkasan Pancasila, Demokrasi, dan Pencegahan Korupsi
Ringkasan Pancasila, Demokrasi, dan Pencegahan KorupsiRingkasan Pancasila, Demokrasi, dan Pencegahan Korupsi
Ringkasan Pancasila, Demokrasi, dan Pencegahan Korupsi
 

Recently uploaded

leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannyaleaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
YosuaNatanael1
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
Acephasan2
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
Acephasan2
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
UserTank2
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
nadyahermawan
 
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxPPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
DwiDamayantiJonathan1
 

Recently uploaded (20)

leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannyaleaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
 
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptxFRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
 
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanLogic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
 
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptxPPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
 
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptxMengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
 
FARMAKOLOGI TBC. tugas kelompok farmasi klinis dan komunitas smk kesehatan ka...
FARMAKOLOGI TBC. tugas kelompok farmasi klinis dan komunitas smk kesehatan ka...FARMAKOLOGI TBC. tugas kelompok farmasi klinis dan komunitas smk kesehatan ka...
FARMAKOLOGI TBC. tugas kelompok farmasi klinis dan komunitas smk kesehatan ka...
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
 
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOAPROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
 
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacyChapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
 
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptxPengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
 
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxPenyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
 
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
 
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxPPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
 
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxStatistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
 

Etik dan Disiplin Apoteker Kelompok 1

  • 2. Kasus ▪ Bukan pasien langsung yang menebus obat ke apotek, melainkan supir si pasien. ▪ Apotek X melayani resep tersebut melalui TTK, resep aslinya diminta oleh supir tersebut dan diberikan oleh TTK, resep asli difotokopi dan hasil fotokopi disimpan di apotek. ▪ Setelah beberapa minggu keluarga pasien melapor kepada dokter yang menulis resep bahwa pasien telah koma karena mengkonsumsi obat tersebut. ▪ Keluarga pasien menunjukkan obat yang diberikan dan dokter menyatakan obat tersebut bukan yang tertulis di resep. ▪ Obat yang diberikan Amaryl M 2, seharusnya Methylprednisolone 8 mg.
  • 3. Kasus (Lanjutan) ▪ Keluarga pasien melaporkan kejadian ke Polisi dan Dinkes Kota Medan. ▪ Polisi menyerahkan kasus kepada MEDAI SUMUT, MEDAI SUMUT telah memanggil para pihak (TTK, APA, Investor). ▪ APA meyakini bahwa obat yang tertulis di resep adalah Amaryl M 2.
  • 4. Identifikasi Obat dalam Resep Diovan 160 mg s 1 dd 1 Natrium Diklofenak 50 mg s 3 dd 1 Osteocal s 1 dd 1 ? 2 dd 1 Betason-N Cream sue
  • 5. Identifikasi Masalah ▪ Penulisan resep dokter yang sulit dibaca. ▪ TTK yang melakukan pelayanan kefarmasian tanpa didampingi langsung oleh apoteker. ▪ Apoteker absen pada saat TTK melakukan pelayanan resep. ▪ Tidak dilakukan verifikasi kajian atau skrining resep oleh TTK. ▪ Resep asli dikembalikan ke pihak pasien oleh TTK, dan yang disimpan di apotek berupa fotokopi resep asli.
  • 6. Penulisan resep dokter yang sulit dibaca. ▪ Kode etik kedokteran pasal 7c, “Seorang dokter harus menghormati hak-hak pasien, hak-hak sejawatnya, dan hak tenaga kesehatan lainnya, dan harus menjaga kepercayaan pasien”. ▪ Pasal 1367 KHUP Perdata, “Seorang tidak saja bertanggungjawab untuk kerugian yang disebabkan perbuatannya sendiri, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan perbuatan orang-orang yang menjadi tanggungannya atau disebabkan oleh barang-barang yang berada di bawah pengawasannya”.
  • 7. TTK yang melakukan pelayanan kefarmasian tanpa didampingi langsung oleh apoteker. ▪ UU No. 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan, Bagian Ketiga tentang Pelimpahan Tindakan, Pasal 65 Ayat 3,
  • 8. Apoteker absen pada saat TTK melakukan pelayanan resep. ▪ KMK Nomor. 1332/MENKES/SK/X/2002, Pasal 14 dan Pasal 19
  • 9. Tidak dilakukan verifikasi kajian atau skrining resep oleh TTK ▪ Lampiran PMK Nomor 72, 73, 74 Tahun 2016 tentang Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit, Apotek, dan Puskesmas, BAB III tentang Pelayanan Farmasi Klinik, “Pada setiap tahap alur pelayanan Resep dilakukan upaya pencegahan terjadinya kesalahan pemberian Obat (medication error).” Pelayanan farmasi klinik yang dilakukan diatur sesuai tempat pelayanannya masing-masing.
  • 10. Resep asli dikembalikan ke pihak pasien oleh TTK, dan yang disimpan di apotek berupa fotokopi resep asli ▪ PMK Nomor 73 Tahun 2016 tentang Pelayanan Kefarmasian di Apotek
  • 11. Sanksi Sesuai dengan UU Nomor 36 Tahun 2014 tentang Kesehatan, Bab XIV tentang Ketentuan Pidana Pasal 84,
  • 12. Kesimpulan ▪ Salah satu faktor penyebab terjadinya ME adalah kegagalan komunikasi (salah interpretasi) antara prescriber dengan dispenser (Rahmawati dan Oetari, 2002). ▪ Dokter bertanggung jawab terhadap pelayanan resep tahapan prescribing, menyangkut segala permintaan dalam resep dan penulisannya. ▪ APA bertanggung jawab terhadap transcribing, dispensing, dan administration pada pelayana resep. ▪ Tanggung jawab nakes dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada tanggung jawab norma, etik, wewenang, dan keterampilan serta Batasan hokum yang berlaku.
  • 13. Seorang Apoteker dalam melakukan pekerjaan kefarmasian harus mengutamakan kepentingan masyarakat dan menghormati hak asazi penderita dan melindungi makhluk hidup insani. - Kode Etik Apoteker, Bab 2 Pasal 9 Setiap dokter harus senantiasa mengingat akan kewajiban melindungi hidup makhuk insani. - Kode Etik Kedokteran, BabKewajiban Umum Pasal 7d
  • 14. Kesimpulan ▪ Untuk menghindari kesalahan pengobatan, Apoteker dapat berperan nyata dalam pencegahan terjadinya kesalahan pengobatan melalui kolaborasi dengan dokter, pasien, serta tenaga kesehatan lainnya. Mengamalkan pedoman Pelayanan Farmasi Klinik. ▪ Dokter ikut bertanggung jawab ketika terjadi kesalahan pada pemberiaan obat oleh apoteker. Ini sesuai juga dengan asas vicarius liability. ▪ Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) melakukan hubungan kerjasama yang baik dan konsisten, berhubungan penulisan resep oleh dokter dan pelayanan obat oleh apoteker agar dapat berjalan semestinya.

Editor's Notes

  1. Berdasarkan Iwan Dwiprahasto pada seminar penulisan resep dokter yang rasional di RSUD Saras Husada Purworejo, selama ini banyak terjadi medication error akibat kesalahan membaca resep disebabkan oleh penulisan resep yang terlalu jelek, mengakibatkan petugas apotek salah membaca. Banyak terjadi kasus seperti ini tetapi dokter tidak menyadarinya karena mengira petugas apotek pasti bisa membaca.
  2. Fungsi TTK sendiri terbatas pada membantu pekerjaan kefarmasian yang menjadi tugas pokok seorang apoteker. Kesalahan yang dilakukan oleh TTK sepenuhnya tanggung jawab APA, khususnya pada pelayanan resep di apotek.
  3. KMK Nomor. 1332/MENKES/SK/X/2002 tentang Perubahan atas PMK Nomor. 922/MENKES/PER/X/1993, tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek, BAB VII tentan Pelayanan, Pasal 14 dan Pasal 19
  4. Lampiran PMK Nomor 73 Tahun 2016 tentang Pelayanan Kefarmasian di Apotek, BAB III tentang Pelayanan Farmasi Klinik
  5. Dengan Batasan pengetuan terhadap kasus bahwa pasien mengalami koma dan kerusakan otak akibat kesalahan pemberian obat.
  6. Kesalahan ini dapat dipertanggung jawabkan oleh dokter ketika apoteker telah menjalankan profesinya sesuai dengan standar pelayanan kefarmasian khususnya pada standar pelayanan resep di apotek. Dengan cara, apoteker harus melakukan kajian resep setelah menerima resep dari pasien, jika ada kekeliruaan atau tulisan tidak dapat terbaca, maka harus mengkonfirmasi pada dokter. Jika dokter tidak dapat dihubungi maka pelayanan resep harus ditunda, dan tidak dapat melakukan penafsiran sendiri. Apabila apoteker telah mengkonfirmasi dan dokter tetap pada pendiriannya maka dokter wajib menandatangani resep obat yang dosisnya berlebih tersebut, artinya tanggung jawab jika terjadi kesalahan berada pada dokternya. Ada sanksi etik yang dapat dilakukan, tanpa membiarkan penulisan resep yang tidak mudah terbaca berlangsung secara terus menerus, dan apoteker tidak atau enggan untuk mengkonfirmasi resep yang tidak dapat dibaca kepada dokter. Apoteker sering menolak resep karena resep obat yang tertera tidak dapat terbaca.