4. Pelayanan Kefarmasian (PP 51 Tahun
2009 tentang Pelayanan Kefarmasian)
Pelayanan kefarmasian adalah suatu
pelayanan langsung dan
bertanggungjawab kepada pasien
yang berkaitan dengan sediaan
farmasi dengan maksud untuk
mencapai hasil yang pasti untuk
meningkatkan mutu kehidupan
pasien (Pasal 1 ayat 4)
5. Permenkes 74/2016 ttg Standar
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
1. Pengelolaan sediaan farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
2. Pelayanan Farmasi Klinik :
a. Pengkajian resep, penyerahan obat dan pemberian informasi
obat;
b. Pelayanan Informasi obat (PIO)
c. Konseling
d. Ronde/visite pasien (khusus rawat inap)
e. pemantauan terapi obat
f. Evaluasi penggunaan obat
6. Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas era
Pandemi Covid-19
1. Telemedicine (PMK No. 20 Tahun 2020) Tele- Pharmacy
7.
8.
9. PELAYANAN FARMASI
Pelayanan kefarmasian tetap dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan
kefarmasian dengan memperhatikan kewaspadaan standar serta menerapkan
physical distancing (mengatur jarak aman antar pasien di ruang tunggu,
mengurangi jumlah dan waktu antrian).
Apabila diperlukan, pemberian obat terhadap pasien dengan gejala ISPA/TB
Paru dapat dilakuan terpisah dari pasien non ISPA untuk mencegah terjadinya
transmisi.
Kegiatan pelayanan diupayakan memanfaatkan sistem informasi dan
telekomunikasi
melakukan penyemprotan desinfektan secara berkala di apotek
13. Peran Farmasis dalam meningkatkan hasil
pengobatan pasien selama pandemi
Pasien
dengan
penyakit
kronik
Dukungan
pengobatan
rasional
Kepatuhan
pasien
Tindak
lanjut
pengobatan
Ketersediaan obat
untuk penyakit
kronis
Melakukan
pelacakan kasus
covid-19 di
masyarakat
Informasi dan
komunikasi
tentang covid-19
Peran Apoteker
Puskesmas
selama covid-19
14. PELAYANAN FARMASI PASIEN
LANSIA, KRONIS
Untuk pelayanan farmasi bagi lansia,
pasien PTM, dan penyakit kronis lainnya
obat dapat diberikan untuk
jangka waktu lebih dari 1
bulan
15. SYARAT PENGANTARAN OBAT
TELEFARMASI
menjamin keamanan dan mutu sediaan farmasi yang diantar
• Menyertakan informasi produk, label dan/atau informasi
penggunaan obat
• Mengirimkan obat dalam wadah tertutup
menjaga kerahasiaan pasien
• Apoteker di Puskesmas wajib menyampaikan informasi
sediaan farmasi secara tertulis/sistem elektronik
mendokumentasikan serah terima obat
• Dilengkapi dengan dokumen pengantaran
• Nomor telepon yang dapat dihubungi dan tanda tangan
penerima
16. KETERSEDIAAN OBAT, BMHP
DAN LABORATORIUM
1. Masker
2. Alat Pelindung Diri (APD)
3. Desinfektan
4. Rapid test
5. Swab dacron
6. Virus Transport Medium (VTM)
Petugas farmasi Puskesmas
berkoordinasi dengan logistik Covid-
19 (Dinas Kesehatan dan UPTD
Farmasi)
17. Contoh lemari obat di Puskesmas dan
ruang tunggu dengan phisical distancing
18. CONTOH
TELEMEDICINE
1. Pasien berobat melalui chat wa ke
dokter Puskesmas kemudian dokter
menanyakan keluhan pasien, sambil
menunjukan kartu BPJS
2. Pasien dipersilahkan ambil obat di
apotek
(farmasi) yang resep sudah
diserahkan
ke apotek
19. PELAYANAN
LABORATORIUM DI
PUSKESMAS
Pelayanan laboratorium untuk kasus non
COVID-19 tetap dilaksanakan sesuai standar
dengan memperhatikan Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi (PPI) dan physical
distancing.
Pemeriksaan laboratorium terkait COVID-19
(termasuk pengelolaan dan pengiriman
spesimen) mengacu kepada pedoman yang
berlaku, dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
telah memperoleh peningkatan kapasitas
terkait pemeriksaan rapid test dan
20. PELAYANAN
LABORATORIUM
Petugas laboratorium menghitung kebutuhan rapid
test, kontainer steril, swab dacron atau flocked
swab dan Virus Transport Medium (VTM) sesuai
arahan dinas kesehatan daerah kabupaten/kota
dengan memperhatikan prevalensi kasus COVID-
19 di wilayah kerjanya
Mengingat adanya cross reaction dengan
flavavirus dan virus unspecific lainnya (termasuk
COVID-19) setiap pemeriksaan Serological Dengue
IgM positif pada keadaan pandemi COVID-19 harus
dipikirkan kemungkinan infeksi COVID-19 sebagai
differential diagnosis terutama bila gejala klinis
semakin berat
21. PROSEDUR RAPID TEST
1. Siapkan alat, bahan dan
kelengkapan rapid test yang
terdiri:
o Rapid test kit
o Handscoon
o Alcohol swab
o Tisue
o Lancet
o Kantong sampah limbah
medis
22. 2. Pasen yang akan dirapid
harus dicatat identitasnya
berdasarkan keterangan
domisili/KTP/KK nya dan
mengisi inform concern
30. 10. Tunggu 10-15 menit sampai
dengan muncul hasil dalam
indicator rapid test tersebut
31. 11. Interpretasi hasil:
Jika indicator muncul
pada C (Control) saja
maka hasil rapid test
non-reaktif
Jika hasil muncul pada
C (Control) dan IgG atau
IgM maka hasil rapid
test menunjukan reaktif
32. PROSEDUR SWAB
1. Siapkan alat, bahan dan
kelengkapan:
o VTM
o Batang swab orofaring
dan nasofaring
o Spatel
o Plastik sample
o Handscoon
o label
33. 2. Pasen yang akan di swab
harus dicatat identitasnya
berdasarkan keterangan
domisili/KTP/KK nya dan
mengisi inform concern
35. 4. Pemberian label pada
tabung VTM dan plastik
sampel dengan nama
pasien yang akan di swab
dan konfirmasi kembali
dengan identitas pasien
36. 5. Siapkan peralatan swab
test untuk bagian
orofaring berupa batang
swab yang ukurannya
sedang dan spatel serta
VTM
37. 6. Lakukan swab test
bagian orofaring kepada
pasien dengan cara
pasien mengangkat
kepala keatas lalu
membuka mulut pasien,
lalu masukkan batang
swab ke bagian tenggorok
dalam dan memutar
batang swab di bagian
tenggorok selama
beberapa detik.
38. 7. Patahkan dan masukkan
batang swab yang ada
sampel nya ke dalam VTM.
39. 8. Lalu buang bekas
batang swab dan spatel
yang telah di gunakan
ke dalam plastik
sampah medis
40. 9. Persiapkan alat swab
test untuk nasofaring
berupa batang swab
ukuran kecil dan
VTM
41. 10. Lakukan swab test
nasofaring pada pasien
dengan cara masukkan
batang swab kebagian
hidung pasien hingga
mentok bagian dalam
lalu sedikit lakukan
putaran untuk
mendapatkan sampel