Dokumen tersebut membahas tentang proses penyerahan obat resep ke pasien di Apotek UGM, mulai dari penyiapan obat, pengecekan oleh apoteker dan mahasiswa, penyerahan obat beserta informasi ke pasien, hingga dokumentasi resep untuk pengarsipan.
1. 3. Penyerahan obat
Obat yang sudah selesai disiapkan akan diserahkan kepada pasien. Apoteker memanggil
pasien dan memastikan pengambilan obat dilakukan oleh pasien, keluarga pasien atau teman
pasien yang sebelumnya menyerahkan resep. Apoteker dapat melakukan pemeriksaan
pengambil obat dengan menanyakan pada orang yang mengmbil obat maupun memeriksa
bukti pembayarannya. Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya kesalahan dalam
pemberian obat kepada pasien.
Pada kegiatan ini, mahasiswa PKPA belajar untuk melakukan penyerahan obat resep
kepada pasien. Sebelum mahasiswa menyerahkan obat, apoteker akan terlebih dahulu
melakukan pengecekan kesiapan dan pemahaman mahasiswa terhadap obat di dalam resep.
Apabila mahasiswa lupa point-point apa saja ag perlu diberi tahukan kepada pasien, di meja
tempat penyerahan resep ditempel informasi yang harus diberikan kepada pasien yaitu nama
obat, indikasi, dosis, frekuensi, durasi, efek samping beserta pengatasannya, kontraindikasi,
tanda-tanda kesembuhan, peringatan, cara penyimpanan obat, dan hal-hal yang harus dihindari
atau dianjurkan selama terapi (aktivitas, makanan, atau minuman). Setelah penyerahan obat,
mahasiswa harus membuat dokumentasi pasien yaitu mencatat alamat, dan nomor telepon.
Pencatatan alamat dan nomor telepon bertujuan agar apabila terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan atau kesalahan saat penyerahan obat dapat segera menghubungi pasien.
4. Dokumentasi resep (Pengarsipan resep)
Seluruh resep yang sudah diserahkan obatnya kepada pasien kemudian dikumpulkan untuk
didokumentasikan. Dokumentasi resep di Apotek dilakukan setiap hari dan dikelompokkan
berdasarkan shift jaga pegawai. Di apotek UGM terdapat dua shift sehingga resep dibagi
menjadi resep shift I dan resep shift II. Setelah dikumppulkan berdasarkan shift kemudian
2. kelompokkan lagi menjadi resep dokter yang praktik di Klinik Rumah Sehat dan Apotek
UGM, resep dokter dari klinik di luar Rumah Sehat dan Apotek UGM, resep asuransi
kesehatan (Prolanis, IBU-C, Inhealth, Telkom), resep obat narkotika dan resep obat
prikotropika.
Pada resep yang mengandung obat golongan narkotika dan psikotropika dipisahkan dari resep
OTC, OWA dan obat keras. Pendokumentasian resep narkotika dan psikotropika dilakukan
per satu bulan. Setiap bulan apotek harus melakukan pendokumentasian dengan melakukan
entry di website ………. Hal ini bertujuan untuk meminimalkan terjadinya penyalahgunaan
obat narkotika dan psikotropika.
Mahasiswa PKPA melakukan pengamatan terhadap pelayanan resep dan ditemukan beberapa
kekurangan saat pelaksanaannya. Dokumentasi yang sering dilupakan adalah pencatatan
nama petugas yang melakukan cek atau skrining resep, menanyakan nomor telepon pasien,
dan mencatat nama Apoteker yang melakukan recheck. Hal ini dapat disebabkan keterbatasan
waktu dan banyaknya pasien yang datang.
3. Alur pelayanan obat resep di Apotek UGM
Pasien datang membawa resep
Apoteker menerima resep dan melakukan skrining serta menghitung biaya
dan mencetak nota pembayaran 4 rangkap (1 nota merah dibawa pasien, 1
nota putih sebagai dokumentasi pembelian, 2 nota lain disatukan dengan
resep)
Keterangan : Apoteker menuliskan namanya pada bagian “Nota dan Cek I”
Pasien membayar
Obat Jadi
Obat diambil dan disiapkan
Keterangan : Petugas menuliskan
namanya pada bagian “Penyiapan
Obat”
Obat Racik
Petugas membuat instruksi peracikan pada
reseptir serta mengambilkan obat untuk diracik
Reseptir meracik obat sesuai instruksi
Keterangan : Peracik menuliskan namanya pada
bagian “Peracikan”
Penulisan etiket
Keterangan : Petugas menuliskan namanya
pada bagian “Penulisan Etiket”
Apoteker mengecek ulang obat dan resep lalu
menyerahkan obat serta memberikan
informasi obat
Keterangan : Apoteker menuliskan namanya
pada bagian “Cek II” serta mencatat alamat
dan nomor telepon pasien setelah penyerahan
obat