SlideShare a Scribd company logo
1 of 41
Uji Suspensi Nanopartikel Kitosan-
Natrium Tripolifosfat sebagai Obat
Luka pada Kelinci (Oryctolagus
cuniculus)
Program Studi Sarjana Farmasi
Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara
Medan
2019
Maulana Sakti (151501234)
Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Hakim Bangun,
Apt.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
• Nanopartikel didefinisikan sebagai partikel
dengan ukuran berkisar antara 10-1000 nm
(Sahoo dan Labhasetwar, 2003).
• Salah satu contoh dari polimer alam yang
umum digunakan dalam formulasi nanopartikel
adalah kitosan. Kitosan adalah polimer alami
yang paling melimpah setelah selulosa
(Grumezescu, 2016; Cota-Arriola dkk., 2013).
Latar Belakang (Lanjutan)
• Kitosan diketahui memiliki efek antibakteri dan
dapat mempercepat penyembuhan luka
(Jennings dan Bumgardner, 2017).
• Berdasarkan Dutta dkk., (2004) kitosan dapat
meningkatkan efek penyembuhan luka sampai
dengan 30 persen.
Latar Belakang (Lanjutan)
• Penelitian yang berhubungan dengan kitosan sebagai
obat luka telah dilakukan oleh beberapa peneliti:
Ueno dkk., 1999 dan
Okamoto dkk., 1995
Efek serat dan granul kitosan pada luka
insisi anjing
Okamoto dkk., 2003 Efek serbuk kitin dan kitosan terhadap
pembekuan darah
Zhang dkk, 2013 Efek kitosan terhadap pembentukan
serat fibrin dan pembekuan darah
Okamoto dkk., 1995 Suspensi kitosan sebagai obat luka dan
antibakteri
Jin dkk., 2007; Alsarra dkk., 2009; dan
Ribeiro dkk., 2009
Kitosan (serbuk; hidrogel) memiliki efek
positif dalam penyembuhan luka bakar
Peluso dkk., 1994 dan
Kojima dkk., 2004
Larutan kitosan dalam asam asetat
menunjukkan efek kemotaksis terhadap
sel darah putih
Latar Belakang (Lanjutan)
• Penelitian tentang suspensi nanopartikel
kitosan-natrium tripolifosfat sebagai agen
antibakteri telah dilakukan oleh Bangun dkk.,
(2018).
• Berdasarkan penelitian tersebut telah dibuat
suspensi nanopartikel kitosan-natrium
tripolifosfat sebagai agen antibakteri dan telah
didapat formula dari suspensi nanopartikel
kitosan-natrium tripolifosfat dengan aktivitas
antibakteri yang optimal.
Rumusan Masalah & Hipotesis
• Apakah terdapat perbedaan kecepatan
penyembuhan luka antara luka yang diberikan
suspensi nanopartikel kitosan dengan luka
yang tidak diberikan suspensi nanopartikel
kitosan?
• Terdapat perbedaan kecepatan penyembuhan
luka antara luka yang diberikan suspensi
nanopartikel kitosan dengan luka yang tidak
diberikan suspensi nanopartikel kitosan.
Tujuan & Manfaat Penelitian
• Mengetahui perbedaan kecepatan
penyembuhan luka antara luka yang diberikan
suspensi nanopartikel kitosan dengan luka
yang tidak diberikan suspensi nanopartikel
kitosan.
• Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat
memberikan informasi ilmiah dalam
pengembangan nanopartikel kitosan yang
mempunyai efek penyembuhan luka.
METODOLOGI
Metodologi Penelitian
• Eksperimental
• Dilakukan di Laboratorium Farmasi Fisik,
Laboratorium Penelitian, dan Animal House
1. Pembuatan Suspensi Nanopartikel Kitosan-
Natrium Tripolifosfat
2. Pengujian Ukuran Partikel
3. Uji Penyembuhan Luka pada Kelinci
Pembuatan
Suspensi
Nanopartikel
Dibuat suspensi nanopartikel
kitosan-natrium tripolifosfat
dengan formulasi yang
memiliki efek antibakteri yang
paling baik berdasarkan
Bangun dkk. (2018), yaitu
suspensi nanopartikel kitosan
0,25% - natrium tripolifosfat
0,1%.
Perbandingan Kitosan - NaTPP
2 : 1
Pengujian Ukuran Partikel
• PSA (Particle Size Analyzer) ANALYSETTE 22
NanoTec FRITSCH
Uji Penyembuhan Luka pada Kelinci
• Digunakan kelinci jantan dengan BB ±2kg
• Diaklimatisasi selama seminggu
• Ditempatkan pada kandang terpisah
• Digunakan pakan dan air minum yang sama
untuk semua kelinci selama masa percobaan
• Diujikan pada 6 ekor kelinci yang masing-
masing kelinci dibuat 2 luka, satu luka
diberikan suspensi nanopartikel dan satu luka
lagi tidak diberikan suspensi nanopartikel
Uji Penyembuhan Luka pada Kelinci
(Lanjutan)
• Luka insisi pada kelinci dibuat dengan cara
memotong kulit ± 1 × 1 cm pada bagian
punggung kelinci yang telah dicukur.
• Bagian yang luka tersebut diberikan 3 tetes
suspensi nanopartikel kitosan-natrium
tripolifosfat sehari sekali selama masa
percobaan, menggunakan pipet tetes yang
sama.
Uji Penyembuhan Luka pada Kelinci
(Lanjutan)
• Pengamatan dilakukan setiap hari dengan
mengukur luas luka menggunakan penggaris,
mengamati kekeringan luka, peradangan, dan
ada tidaknya nanah.
• Pengamatan dinyatakan selesai ketika luka
yang diberikan suspensi nanopartikel kitosan
telah sembuh.
• Luka dinyatakan sembuh apabila hasil insisi
sudah menutup rapat, mengering, dan luas
luka sudah nol.
• Selanjutnya dilakukan pengujian histologi.
Gambar Kelinci
HASIL
& PEMBAHASAN
Pembuatan Suspensi Nanopartikel
• Suspensi nanopartikel kitosan dibuat dengan
metode gelasi ionik.
• Melibatkan interaksi antara gugus amina pada
kitosan yang bermuatan positif dengan natrium
tripolifosfat yang bermuatan negatif.
kitosan NaTPP
Nanopartikel Kitosan-NaTPP
Crosslinking dalam Gelasi Ionik
Gierszewska dan Ostrowska-Czubenko, 2016
Pembuatan Suspensi Nanopartikel
(Lanjutan)
Hasil Suspensi Nanopartikel
Kitosan-Natrium Tripolifosfat
Hasil Pengujian Ukuran Partikel
Rata-rata ukuran partikel yang diperoleh adalah
240 nm. Range 111-298 nm (92,6%).
Size dQ3(x) % Q3(x) %
0.012-0.072 0.1 0.1
0.084 0.2 0.3
0.096 1.7 2.0
0.111 4.6 6.7
0.128 8.4 15.1
0.147 12.2 27.3
0.169 14.9 42.2
0.195 15.7 57.9
0.225 14.4 72.3
0.259 10.7 83.0
0.298 7.2 90.3
0.344 3.5 93.8
0.396 1.0 94.7
0.456 0.1 94.8
0.525 0.3 95.1
0.605 0.9 96.0
0.697 1.1 97.2
0.803 0.7 97.9
0.925 0.2 98.1
1.877 0.1 98.2
2.162 0.6 98.8
2.491 0.8 99.6
2.870 0.4 100.0
Pengamatan Kekeringan Luka
• Luka yang diberikan suspensi nanopartikel
kitosan natrium-tripolifosfat lebih cepat
mengering dibandingkan dengan luka yang
tidak diberikan suspensi nanopartikel kitosan-
natrium tripolifosfat.
Keterangan:
- = tidak ada
+ = sedikit
++ = banyak
+++ = sangat banyak
a = dengan suspensi
nanopartikel
Kitosan-NaTPP
b = tanpa suspensi
nanopartikel
Kitosan-NaTPP
Pengamatan Peradangan
• Peradangan pada luka yang diamati secara
kasat mata hanya terjadi pada luka yang tidak
diberikan suspensi nanopartikel kitosan-
natrium tripolifosfat.
Keterangan:
- = tidak ada
+ = sedikit
++ = banyak
+++ = sangat banyak
a = dengan suspensi
nanopartikel
Kitosan-NaTPP
b = tanpa suspensi
nanopartikel
Kitosan-NaTPP
Pengamatan Infeksi (Ada Tidaknya Nanah)
• Tidak terdapat nanah pada luka baik yang
diberikan suspensi nanopartikel kitosan-
natrium tripolifosfat maupun yang tidak
diberikan suspensi nanopartikel kitosan-
natrium tripolifosfat.
Keterangan:
- = tidak ada
+ = sedikit
++ = banyak
+++ = sangat banyak
a = dengan suspensi
nanopartikel
Kitosan-NaTPP
b = tanpa suspensi
nanopartikel
Kitosan-NaTPP
Pengamatan
Penyembuha
n Luka
a. Kelinci yang diberikan
suspensi nanopartikel
kitosan
b. Kelinci yang tidak
diberikan suspensi
nanopartikel kitosan
Kelinci yang diberikan
suspensi nanopartikel
kitosan lebih cepat
sembuh dibandingkan
dengan kelinci yang tidak
diberikan suspense
nanopartikel kitosan.
Pengamatan
Penyembuha
n Luka
a. Kelinci yang diberikan
suspensi nanopartikel
kitosan
b. Kelinci yang tidak
diberikan suspensi
nanopartikel kitosan
Kelinci yang diberikan
suspensi nanopartikel
kitosan lebih cepat
sembuh dibandingkan
dengan kelinci yang tidak
diberikan suspense
nanopartikel kitosan.
Pengamatan
Penyembuha
n Luka
a. Kelinci yang diberikan
suspensi nanopartikel
kitosan
b. Kelinci yang tidak
diberikan suspensi
nanopartikel kitosan
Kelinci yang diberikan
suspensi nanopartikel
kitosan lebih cepat
sembuh dibandingkan
dengan kelinci yang tidak
diberikan suspense
nanopartikel kitosan.
Grafik Rata-rata Penyembuhan Luka pada
Kelinci
Pengamatan
Histologi
Pada luka yang tidak diberikan
suspensi nanopartikel kitosan
masih terjadi inflamasi dan
epidermis belum kembali ke
bentuk normal.
a. Kelinci yang diberikan
suspensi nanopartikel
kitosan
b. Kelinci yang tidak
diberikan suspensi
nanopartikel kitosan
1. Epidermis
2. Dermis
3. Inflamasi
Pengamatan
Pada luka yang tidak diberikan
suspensi nanopartikel kitosan
masih terjadi inflamasi dan
epidermis belum kembali ke
bentuk normal.
a. Kelinci yang diberikan
suspensi nanopartikel
kitosan
b. Kelinci yang tidak
diberikan suspensi
nanopartikel kitosan
1. Epidermis
2. Dermis
3. Inflamasi
Pengamatan
Pada luka Kelinci 5 yang tidak
diberikan suspensi nanopartikel
kitosan sudah mulai memasuki
tahap proliferasi, inflamasi sudah
berkurang, namun epidermis
belum kembali normal.
a. Kelinci yang diberikan
suspensi nanopartikel
kitosan
b. Kelinci yang tidak diberikan
suspensi nanopartikel
kitosan
1. Epidermis
2. Dermis
3. Inflamasi
Tahapan
Penyembuhan
Luka
1. Terbentuk luka
2. Koagulasi (Clotting)
3. Inflamasi
4. Proliferasi
5. Remodeling
Peran Kitosan dalam
Penyembuhan Luka
• Pada tahapan koagulasi, kitosan sebagai faktor
kemotaksis berperan dalam stimulasi pembekuan
darah dengan berinteraksi dengan sel darah
merah, trombosit, fibrin, dan fibrinogen (Zhang
dkk., 2013; Okamoto dkk., 2003).
• Pada tahapan inflamasi, kitosan menunjukkan efek
sebagai faktor kemotaksis dengan menstimulasi
migrasi sel neutrofil dan makrofag ke daerah
terjadinya luka (Kojima dkk., 2004; Ueno dkk., 1999;
Peluso dkk., 1994).
• Kitosan juga meningkatkan sintesis, pemadatan,
dan penyusunan serat kolagen oleh sel-sel
fibroblas pada tahapan proliferasi (Howling dkk.,
2001).
Peran Kitosan
dalam
Penyembuhan
Luka
Kitosan yang diketahui
merupakan akselerator
penyembuhan luka
yang baik, berperan
dalam 3 dari 5 tahapan
penyembuhan luka.
Kitosan berperan dalam
tahapan koagulasi,
inflamasi, dan
proliferasi.
(Dai dkk., 2011)
Peran Kitosan dalam
Penyembuhan Luka (Lanjutan)
• Telah dilakukan preparasi dan evaluasi suspensi
nanopartikel kitosan sebagai agen antibakteri
oleh Bangun dkk., (2018).
• Selain sebagai agen kemotaksis untuk
mempercepat migrasi sel dan mempersingkat
proses penyembuhan luka secara keseluruhan,
kitosan juga membantu mengkondisikan luka
bebas dari bakteri.
• Efek-efek ini yang membuat kitosan dapat
dijadikan sebagai obat luka.
Review: Nanomaterials for Wound Healing and Infection Control (Mihai dkk.,
2019)
KESIMPULAN
& SARAN
Kesimpulan
• Suspensi nanopartikel kitosan memiliki efek
penyembuhan luka dengan menunjukkan
aktivitas penyembuhan luka yang lebih cepat
pada luka kelinci yang diberikan suspensi
nanopartikel kitosan dibandingkan dengan luka
yang tidak diberikan suspensi nanopartikel
kitosan.
• Luka yang diberikan suspensi nanopartikel
kitosan sembuh pada hari ke-12, sedangkan
pada luka yang tidak diberikan suspensi
nanopartikel kitosan masih memiliki luas luka
0,65 cm2 pada hari ke-12. Dihitung dari rata-
rata penyembuhan luka pada 6 ekor kelinci
percobaan.
Saran
• Pengembangan formulasi suspensi kitosan
yang memiliki stabilitas yang baik.
TERIMA KASIH

More Related Content

More from Maulana Sakti

More from Maulana Sakti (20)

Laporan PKPA PBF PT Indofarma Global Medika Cabang Medan
Laporan PKPA PBF PT Indofarma Global Medika Cabang MedanLaporan PKPA PBF PT Indofarma Global Medika Cabang Medan
Laporan PKPA PBF PT Indofarma Global Medika Cabang Medan
 
Laporan PKPA Apotek
Laporan PKPA ApotekLaporan PKPA Apotek
Laporan PKPA Apotek
 
Kasus Pasien Kanker Ovarium dan Anemia
Kasus Pasien Kanker Ovarium dan AnemiaKasus Pasien Kanker Ovarium dan Anemia
Kasus Pasien Kanker Ovarium dan Anemia
 
Laporan Kasus Kanker Ovarium dan Anemia
Laporan Kasus Kanker Ovarium dan AnemiaLaporan Kasus Kanker Ovarium dan Anemia
Laporan Kasus Kanker Ovarium dan Anemia
 
Kemoterapi, Manajemen Ekstravasasi, serta Algoritma Efek Samping Kemoterapi
Kemoterapi, Manajemen Ekstravasasi, serta Algoritma Efek Samping KemoterapiKemoterapi, Manajemen Ekstravasasi, serta Algoritma Efek Samping Kemoterapi
Kemoterapi, Manajemen Ekstravasasi, serta Algoritma Efek Samping Kemoterapi
 
Ringkasan Ketentuan Umum Farmakope Indonesia Edisi III dan IV
Ringkasan Ketentuan Umum Farmakope Indonesia Edisi III dan IVRingkasan Ketentuan Umum Farmakope Indonesia Edisi III dan IV
Ringkasan Ketentuan Umum Farmakope Indonesia Edisi III dan IV
 
Praregistrasi Suspensi Oral Ampisilin
Praregistrasi Suspensi Oral AmpisilinPraregistrasi Suspensi Oral Ampisilin
Praregistrasi Suspensi Oral Ampisilin
 
Praregistrasi Suspensi Oral Ampisilin
Praregistrasi Suspensi Oral AmpisilinPraregistrasi Suspensi Oral Ampisilin
Praregistrasi Suspensi Oral Ampisilin
 
Studi Kasus Drug Related Problems
Studi Kasus Drug Related ProblemsStudi Kasus Drug Related Problems
Studi Kasus Drug Related Problems
 
Summary of Pharmacists's Ethics and Discipline Course
Summary of Pharmacists's Ethics and Discipline CourseSummary of Pharmacists's Ethics and Discipline Course
Summary of Pharmacists's Ethics and Discipline Course
 
Etik dan Disiplin Apoteker Kelompok 1
Etik dan Disiplin Apoteker Kelompok 1Etik dan Disiplin Apoteker Kelompok 1
Etik dan Disiplin Apoteker Kelompok 1
 
Etik dan Disiplin apoteker
Etik dan Disiplin apotekerEtik dan Disiplin apoteker
Etik dan Disiplin apoteker
 
Oral Anthelmintic Intraruminal Delivery
Oral Anthelmintic Intraruminal DeliveryOral Anthelmintic Intraruminal Delivery
Oral Anthelmintic Intraruminal Delivery
 
Formulasi Sediaan Veteriner dan Herbisida
Formulasi Sediaan Veteriner dan HerbisidaFormulasi Sediaan Veteriner dan Herbisida
Formulasi Sediaan Veteriner dan Herbisida
 
Microencapsulation for Cosmetic Application
Microencapsulation for Cosmetic ApplicationMicroencapsulation for Cosmetic Application
Microencapsulation for Cosmetic Application
 
Reaksi Reduksi dari Aldehida Aromatis
Reaksi Reduksi dari Aldehida AromatisReaksi Reduksi dari Aldehida Aromatis
Reaksi Reduksi dari Aldehida Aromatis
 
Presentasi Rancangan Obat - Studi In Silico HKSA Senyawa Turunan Benzimidazole
Presentasi Rancangan Obat - Studi In Silico HKSA Senyawa Turunan BenzimidazolePresentasi Rancangan Obat - Studi In Silico HKSA Senyawa Turunan Benzimidazole
Presentasi Rancangan Obat - Studi In Silico HKSA Senyawa Turunan Benzimidazole
 
Pemberian Obat Rute Parenteral dan Desain Injeksi Susteined Release
Pemberian Obat Rute Parenteral dan Desain Injeksi Susteined ReleasePemberian Obat Rute Parenteral dan Desain Injeksi Susteined Release
Pemberian Obat Rute Parenteral dan Desain Injeksi Susteined Release
 
Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional
Wawasan Nusantara dan Ketahanan NasionalWawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional
Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional
 
Wawasan Nusantara sebagai Geopolitik Indonesia
Wawasan Nusantara sebagai Geopolitik IndonesiaWawasan Nusantara sebagai Geopolitik Indonesia
Wawasan Nusantara sebagai Geopolitik Indonesia
 

Recently uploaded

Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiAnalisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
MemenAzmi1
 

Recently uploaded (11)

Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
 
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
 
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptxMateri Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
 
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiAnalisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
 
imunisasi measles rubella indonesia puskesmas
imunisasi measles rubella indonesia puskesmasimunisasi measles rubella indonesia puskesmas
imunisasi measles rubella indonesia puskesmas
 
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdf
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdfSoal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdf
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdf
 
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptMATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
 
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
 
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
 
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non BankRuang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
 
PATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT Kehutananan
PATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT KehutanananPATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT Kehutananan
PATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT Kehutananan
 

Suspensi Nanopartikel Kitosan sebagai Obat Luka

  • 1. Uji Suspensi Nanopartikel Kitosan- Natrium Tripolifosfat sebagai Obat Luka pada Kelinci (Oryctolagus cuniculus) Program Studi Sarjana Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara Medan 2019 Maulana Sakti (151501234) Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Hakim Bangun, Apt.
  • 3. Latar Belakang • Nanopartikel didefinisikan sebagai partikel dengan ukuran berkisar antara 10-1000 nm (Sahoo dan Labhasetwar, 2003). • Salah satu contoh dari polimer alam yang umum digunakan dalam formulasi nanopartikel adalah kitosan. Kitosan adalah polimer alami yang paling melimpah setelah selulosa (Grumezescu, 2016; Cota-Arriola dkk., 2013).
  • 4. Latar Belakang (Lanjutan) • Kitosan diketahui memiliki efek antibakteri dan dapat mempercepat penyembuhan luka (Jennings dan Bumgardner, 2017). • Berdasarkan Dutta dkk., (2004) kitosan dapat meningkatkan efek penyembuhan luka sampai dengan 30 persen.
  • 5. Latar Belakang (Lanjutan) • Penelitian yang berhubungan dengan kitosan sebagai obat luka telah dilakukan oleh beberapa peneliti: Ueno dkk., 1999 dan Okamoto dkk., 1995 Efek serat dan granul kitosan pada luka insisi anjing Okamoto dkk., 2003 Efek serbuk kitin dan kitosan terhadap pembekuan darah Zhang dkk, 2013 Efek kitosan terhadap pembentukan serat fibrin dan pembekuan darah Okamoto dkk., 1995 Suspensi kitosan sebagai obat luka dan antibakteri Jin dkk., 2007; Alsarra dkk., 2009; dan Ribeiro dkk., 2009 Kitosan (serbuk; hidrogel) memiliki efek positif dalam penyembuhan luka bakar Peluso dkk., 1994 dan Kojima dkk., 2004 Larutan kitosan dalam asam asetat menunjukkan efek kemotaksis terhadap sel darah putih
  • 6. Latar Belakang (Lanjutan) • Penelitian tentang suspensi nanopartikel kitosan-natrium tripolifosfat sebagai agen antibakteri telah dilakukan oleh Bangun dkk., (2018). • Berdasarkan penelitian tersebut telah dibuat suspensi nanopartikel kitosan-natrium tripolifosfat sebagai agen antibakteri dan telah didapat formula dari suspensi nanopartikel kitosan-natrium tripolifosfat dengan aktivitas antibakteri yang optimal.
  • 7. Rumusan Masalah & Hipotesis • Apakah terdapat perbedaan kecepatan penyembuhan luka antara luka yang diberikan suspensi nanopartikel kitosan dengan luka yang tidak diberikan suspensi nanopartikel kitosan? • Terdapat perbedaan kecepatan penyembuhan luka antara luka yang diberikan suspensi nanopartikel kitosan dengan luka yang tidak diberikan suspensi nanopartikel kitosan.
  • 8. Tujuan & Manfaat Penelitian • Mengetahui perbedaan kecepatan penyembuhan luka antara luka yang diberikan suspensi nanopartikel kitosan dengan luka yang tidak diberikan suspensi nanopartikel kitosan. • Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah dalam pengembangan nanopartikel kitosan yang mempunyai efek penyembuhan luka.
  • 10. Metodologi Penelitian • Eksperimental • Dilakukan di Laboratorium Farmasi Fisik, Laboratorium Penelitian, dan Animal House 1. Pembuatan Suspensi Nanopartikel Kitosan- Natrium Tripolifosfat 2. Pengujian Ukuran Partikel 3. Uji Penyembuhan Luka pada Kelinci
  • 11. Pembuatan Suspensi Nanopartikel Dibuat suspensi nanopartikel kitosan-natrium tripolifosfat dengan formulasi yang memiliki efek antibakteri yang paling baik berdasarkan Bangun dkk. (2018), yaitu suspensi nanopartikel kitosan 0,25% - natrium tripolifosfat 0,1%. Perbandingan Kitosan - NaTPP 2 : 1
  • 12. Pengujian Ukuran Partikel • PSA (Particle Size Analyzer) ANALYSETTE 22 NanoTec FRITSCH
  • 13. Uji Penyembuhan Luka pada Kelinci • Digunakan kelinci jantan dengan BB ±2kg • Diaklimatisasi selama seminggu • Ditempatkan pada kandang terpisah • Digunakan pakan dan air minum yang sama untuk semua kelinci selama masa percobaan • Diujikan pada 6 ekor kelinci yang masing- masing kelinci dibuat 2 luka, satu luka diberikan suspensi nanopartikel dan satu luka lagi tidak diberikan suspensi nanopartikel
  • 14. Uji Penyembuhan Luka pada Kelinci (Lanjutan) • Luka insisi pada kelinci dibuat dengan cara memotong kulit ± 1 × 1 cm pada bagian punggung kelinci yang telah dicukur. • Bagian yang luka tersebut diberikan 3 tetes suspensi nanopartikel kitosan-natrium tripolifosfat sehari sekali selama masa percobaan, menggunakan pipet tetes yang sama.
  • 15. Uji Penyembuhan Luka pada Kelinci (Lanjutan) • Pengamatan dilakukan setiap hari dengan mengukur luas luka menggunakan penggaris, mengamati kekeringan luka, peradangan, dan ada tidaknya nanah. • Pengamatan dinyatakan selesai ketika luka yang diberikan suspensi nanopartikel kitosan telah sembuh. • Luka dinyatakan sembuh apabila hasil insisi sudah menutup rapat, mengering, dan luas luka sudah nol. • Selanjutnya dilakukan pengujian histologi.
  • 18. Pembuatan Suspensi Nanopartikel • Suspensi nanopartikel kitosan dibuat dengan metode gelasi ionik. • Melibatkan interaksi antara gugus amina pada kitosan yang bermuatan positif dengan natrium tripolifosfat yang bermuatan negatif. kitosan NaTPP Nanopartikel Kitosan-NaTPP
  • 19. Crosslinking dalam Gelasi Ionik Gierszewska dan Ostrowska-Czubenko, 2016
  • 20. Pembuatan Suspensi Nanopartikel (Lanjutan) Hasil Suspensi Nanopartikel Kitosan-Natrium Tripolifosfat
  • 21. Hasil Pengujian Ukuran Partikel Rata-rata ukuran partikel yang diperoleh adalah 240 nm. Range 111-298 nm (92,6%).
  • 22. Size dQ3(x) % Q3(x) % 0.012-0.072 0.1 0.1 0.084 0.2 0.3 0.096 1.7 2.0 0.111 4.6 6.7 0.128 8.4 15.1 0.147 12.2 27.3 0.169 14.9 42.2 0.195 15.7 57.9 0.225 14.4 72.3 0.259 10.7 83.0 0.298 7.2 90.3 0.344 3.5 93.8 0.396 1.0 94.7 0.456 0.1 94.8 0.525 0.3 95.1 0.605 0.9 96.0 0.697 1.1 97.2 0.803 0.7 97.9 0.925 0.2 98.1 1.877 0.1 98.2 2.162 0.6 98.8 2.491 0.8 99.6 2.870 0.4 100.0
  • 23. Pengamatan Kekeringan Luka • Luka yang diberikan suspensi nanopartikel kitosan natrium-tripolifosfat lebih cepat mengering dibandingkan dengan luka yang tidak diberikan suspensi nanopartikel kitosan- natrium tripolifosfat. Keterangan: - = tidak ada + = sedikit ++ = banyak +++ = sangat banyak a = dengan suspensi nanopartikel Kitosan-NaTPP b = tanpa suspensi nanopartikel Kitosan-NaTPP
  • 24. Pengamatan Peradangan • Peradangan pada luka yang diamati secara kasat mata hanya terjadi pada luka yang tidak diberikan suspensi nanopartikel kitosan- natrium tripolifosfat. Keterangan: - = tidak ada + = sedikit ++ = banyak +++ = sangat banyak a = dengan suspensi nanopartikel Kitosan-NaTPP b = tanpa suspensi nanopartikel Kitosan-NaTPP
  • 25. Pengamatan Infeksi (Ada Tidaknya Nanah) • Tidak terdapat nanah pada luka baik yang diberikan suspensi nanopartikel kitosan- natrium tripolifosfat maupun yang tidak diberikan suspensi nanopartikel kitosan- natrium tripolifosfat. Keterangan: - = tidak ada + = sedikit ++ = banyak +++ = sangat banyak a = dengan suspensi nanopartikel Kitosan-NaTPP b = tanpa suspensi nanopartikel Kitosan-NaTPP
  • 26. Pengamatan Penyembuha n Luka a. Kelinci yang diberikan suspensi nanopartikel kitosan b. Kelinci yang tidak diberikan suspensi nanopartikel kitosan Kelinci yang diberikan suspensi nanopartikel kitosan lebih cepat sembuh dibandingkan dengan kelinci yang tidak diberikan suspense nanopartikel kitosan.
  • 27. Pengamatan Penyembuha n Luka a. Kelinci yang diberikan suspensi nanopartikel kitosan b. Kelinci yang tidak diberikan suspensi nanopartikel kitosan Kelinci yang diberikan suspensi nanopartikel kitosan lebih cepat sembuh dibandingkan dengan kelinci yang tidak diberikan suspense nanopartikel kitosan.
  • 28. Pengamatan Penyembuha n Luka a. Kelinci yang diberikan suspensi nanopartikel kitosan b. Kelinci yang tidak diberikan suspensi nanopartikel kitosan Kelinci yang diberikan suspensi nanopartikel kitosan lebih cepat sembuh dibandingkan dengan kelinci yang tidak diberikan suspense nanopartikel kitosan.
  • 29. Grafik Rata-rata Penyembuhan Luka pada Kelinci
  • 30. Pengamatan Histologi Pada luka yang tidak diberikan suspensi nanopartikel kitosan masih terjadi inflamasi dan epidermis belum kembali ke bentuk normal. a. Kelinci yang diberikan suspensi nanopartikel kitosan b. Kelinci yang tidak diberikan suspensi nanopartikel kitosan 1. Epidermis 2. Dermis 3. Inflamasi
  • 31. Pengamatan Pada luka yang tidak diberikan suspensi nanopartikel kitosan masih terjadi inflamasi dan epidermis belum kembali ke bentuk normal. a. Kelinci yang diberikan suspensi nanopartikel kitosan b. Kelinci yang tidak diberikan suspensi nanopartikel kitosan 1. Epidermis 2. Dermis 3. Inflamasi
  • 32. Pengamatan Pada luka Kelinci 5 yang tidak diberikan suspensi nanopartikel kitosan sudah mulai memasuki tahap proliferasi, inflamasi sudah berkurang, namun epidermis belum kembali normal. a. Kelinci yang diberikan suspensi nanopartikel kitosan b. Kelinci yang tidak diberikan suspensi nanopartikel kitosan 1. Epidermis 2. Dermis 3. Inflamasi
  • 33. Tahapan Penyembuhan Luka 1. Terbentuk luka 2. Koagulasi (Clotting) 3. Inflamasi 4. Proliferasi 5. Remodeling
  • 34. Peran Kitosan dalam Penyembuhan Luka • Pada tahapan koagulasi, kitosan sebagai faktor kemotaksis berperan dalam stimulasi pembekuan darah dengan berinteraksi dengan sel darah merah, trombosit, fibrin, dan fibrinogen (Zhang dkk., 2013; Okamoto dkk., 2003). • Pada tahapan inflamasi, kitosan menunjukkan efek sebagai faktor kemotaksis dengan menstimulasi migrasi sel neutrofil dan makrofag ke daerah terjadinya luka (Kojima dkk., 2004; Ueno dkk., 1999; Peluso dkk., 1994). • Kitosan juga meningkatkan sintesis, pemadatan, dan penyusunan serat kolagen oleh sel-sel fibroblas pada tahapan proliferasi (Howling dkk., 2001).
  • 35. Peran Kitosan dalam Penyembuhan Luka Kitosan yang diketahui merupakan akselerator penyembuhan luka yang baik, berperan dalam 3 dari 5 tahapan penyembuhan luka. Kitosan berperan dalam tahapan koagulasi, inflamasi, dan proliferasi. (Dai dkk., 2011)
  • 36. Peran Kitosan dalam Penyembuhan Luka (Lanjutan) • Telah dilakukan preparasi dan evaluasi suspensi nanopartikel kitosan sebagai agen antibakteri oleh Bangun dkk., (2018). • Selain sebagai agen kemotaksis untuk mempercepat migrasi sel dan mempersingkat proses penyembuhan luka secara keseluruhan, kitosan juga membantu mengkondisikan luka bebas dari bakteri. • Efek-efek ini yang membuat kitosan dapat dijadikan sebagai obat luka.
  • 37. Review: Nanomaterials for Wound Healing and Infection Control (Mihai dkk., 2019)
  • 39. Kesimpulan • Suspensi nanopartikel kitosan memiliki efek penyembuhan luka dengan menunjukkan aktivitas penyembuhan luka yang lebih cepat pada luka kelinci yang diberikan suspensi nanopartikel kitosan dibandingkan dengan luka yang tidak diberikan suspensi nanopartikel kitosan. • Luka yang diberikan suspensi nanopartikel kitosan sembuh pada hari ke-12, sedangkan pada luka yang tidak diberikan suspensi nanopartikel kitosan masih memiliki luas luka 0,65 cm2 pada hari ke-12. Dihitung dari rata- rata penyembuhan luka pada 6 ekor kelinci percobaan.
  • 40. Saran • Pengembangan formulasi suspensi kitosan yang memiliki stabilitas yang baik.

Editor's Notes

  1. Salam, perkenalan, sambutan.
  2. Namun belum ada yang secara spesifik menggunakan suspensi nanopartikel kitosan sebagai obat luka. Ueno dan Okamoto juga membuat beberapa insisi pada satu ekor hewan percobaan.
  3. Melanjutkan skripsi sebelumnya yang berjudul Pembuatan dan Evaluasi Suspensi Nanopartikel Kitosan-Natrium Tripolifosfat sebagai Antibakteri, pada penelitian ini dilakukan uji suspensi nanopartikel Kitosan-NaTPP sebagai obat luka pada kelinci.
  4. Adanya perbedaan kecepatan penyembuhan luka menunjukkan potensi suspensi nanopartikel kitosan sebagai obat luka.
  5. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah dalam pengembangan sediaan nanopartikel sebagai obat luka.
  6. Dilakukan di Laboratorium Farmasi Fisik, Laboratorium Penelitian, dan Animal House Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara
  7. Larutan Kitosan 0,25% b/v Larutan Natrium Tripolifosfat 0,1% b/v Perbandingan kitosan : natrium tripolifosfat = 2 : 1 Asam Asetat 1% dalam Aquadest (v/v) Metode ini disebut dengan metode gelasi ionik
  8. Dilakukan di Laboratorium Nanomedisin Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara
  9. Kelinci dibeli dari Toko Rabbity Medan, di Jalan Jamin Ginting. Merupakan yang biasa memasok kelinci untuk praktikum. Alasan digunakan 6 kelinci adalah menggunakan Resource Equation Method, karena hanya mencari perbedaan antara kelompok sampel. Nilai E yang diperolehh 10, dengan syarat 10-20. E = ( 6 * 2 ) – 2 E = 10
  10. Full-thickness (Okamoto, 1995) Alasan diberikan 3 tetes karena telah cukup untuk menutupi seluruh permukaan luka namun tidak merembes dan tumpah. Penggunaan pipet tetes yang sama untuk semua kelinci agar menghindari perbedaan jumlah pemberian suspensi nanopartikel.
  11. Penggaris yang digunakan adalah penggaris yang sama selama penelitian dan memiliki skala cm.
  12. Alasan menggunakan 1 kelinci untuk 2 luka adalah berdasarkan prinsip Replacement, Reduction, dan Refinement (dengan penggunaan obat bius) dan juga menghindari perbedaan kemampuan penyembuhan luka pada kelinci yang berbeda.
  13. Seperti yang dilakukan oleh Calvo dan Bangun. Gelasi ionik dianggap cara yang mudah dan sederhana juga tidak menghasilkan limbah ().
  14. Hal ini terjadi pada gugus amina pada unit glukosamin karena adanya interaksi penyusunan (self-assembly) kitosan terhadap molekul yang memliki muatan berbeda. Kitosan yang merupakan kation akan berinteraksi melakukan ikatan silang dengan polianion mengasilkan kompleks nanopartikel kitosan. Interaksi antara kitosan sebagai kation dan polianionnya yang dalam hal ini adalah natrium tripolifosfat bergantung pada kekuatan ionik dan pH larutan. Kitosan bermuatan lebih positif pada pH dibawah 4 dan menjadi semakin netral pada pH diatas 9. Kompleksasi antara kitosan dan natrium tripolifosfat dan densitas ikatan silang yang dihasilkan sangat bergantung pada pH larutan secara keseluruan, oleh karena itu disarankan preparasi nanopartikel kitosan dilakukan pada pH berkisar antara 3-5.5 (Nasti, 2008). Sebagai polisakarida alami, kitosan diketahui memiliki banyak manfaat. Kitosan dengan derajat deasetilasi tinggi sekitar 97,5% diketahui memiliki aktivitas antimikroba yang lebih baik dibandingkan dengan kitosan yang derajat deasetilasinya sekitar 83,7% (Ahmed dan Ikram, 2017).
  15. Hal ini sesuai dengan yang diperoleh dalam Bangun dkk., (2018) dengan ukuran partikel sebesar 238 nm. Hasil yang sama juga diperoleh dalam Calvo dkk., (1997) yang menyatakan bahwa formulasi dengan konsentrasi kitosan 1-1,42 mg/ml dan natrium tripolifosfat 0,21-0,28 mg/ml menghasilkan ukuran partikel berkisar antara 268-336 nm. Konsentrasi suspensi nanopartikel pada penelitian ini adalah. 1,67 mg/ml (Kitosan) 0,33 mg/ml (NaTPP)
  16. Ditandai dengan adanya kemerahan di sekitar luka dan pembengkakan, meskipun hanya sedikit. Terjadinya peradangan berdasarkan Porth, (2015) ditandai dengan 5 hal utama berikut yaitu, rubor (kemerahan), calor (peningkatan suhu), tumor (pembengkakan), dolor (rasa sakit), dan function laesa (hilangnya fungsi). Tanda yang dapat diamati secara makroskopis pada luka yaitu kemerahan dan pembengkakan. Inflamasi adalah hal yang esensial dalam penyembuhan luka, namun inflamasi yang terjadi dalam waktu lebih lama dari yang dibutuhkan atau secara berkelanjutan dapat bersifat merugikan.
  17. Lingkungan setiap hari dibersihkan, alat untuk insisi bersih, dan bukan infeksi induksi.
  18. Luka yang diberikan suspensi nanopartikel kitosan-natrium tripolifosfat sembuh pada hari ke-12, sedangkan luka yang tidak diberikan suspensi nanopartikel kitosan-natrium tripolifosfat masih memiliki luas 0,65 cm2 pada hari ke-12. Hal ini membuktikan bahwa terdapat efek penyembuhan luka dari suspensi nanopartikel kitosan natrium-tripolifosfat.dan menunjukkan potensi suspensi nanopartikel kitosan-natrium tripolifosfat sebagai obat luka.
  19. Inflamasi merupakan bagian dari proses penyembuhan luka, terjadi sebelum tahap proliferasi dan angiogenesis.
  20. Inflamasi merupakan bagian dari proses penyembuhan luka, terjadi sebelum tahap proliferasi dan angiogenesis.
  21. Inflamasi merupakan bagian dari proses penyembuhan luka, terjadi sebelum tahap proliferasi dan angiogenesis. Ditandai dengan keberadaan sel-sel darah putih di sekitar luka.
  22. Inflamasi merupakan bagian dari proses penyembuhan luka, terjadi sebelum tahap proliferasi dan angiogenesis. Epitelisasi (pembentukan jaringan epidermis baru/pengganti) terjadi pada tahap proliferasi.
  23. Chitosan is being used as a wound-healing accelerator in veterinary medicine. To our knowledge, chitosan enhances the functions of inflammatory cells such as polymorphonuclear leukocytes (PMN) (phagocytosis, production of osteopontin and leukotriene B4), macrophages (phagocytosis, production of interleukin (IL)-1, transforming growth factor b1 and platelet derived growth factor), and fibroblasts (production of IL-8). As a result, chitosan promotes granulation and organization, therefore chitosan is beneficial for the large open wounds of animals (Ueno, 2001).
  24. Inflamasi merupakan bagian dari proses penyembuhan luka, terjadi sebelum tahap proliferasi dan angiogenesis.
  25. CS, as a cationic natural polymer, has been used widely as an antimicrobial agent for preventing and treating infectious disease. It is due to its intrinsic antimicrobial properties and its ability to deliver the antimicrobial compound to the infected area (Dai et al., 2011; Kong et al., 2010). Membuat sediaan kitosan menjadi ukuran nano akan meningkatkan keuntungan sediaan kitosan (efektivitas dan jumlah). Kitosan juga bersifat mukoadhesif karena memiliki gugus -OH dan -NH2 yang memungkinkan rantai polisakarida berinteraksi dengan musin melalui elektrostatis dan ikatan hidrogen (Ahmed dan Ikram, 2017). Selain itu, kitosan juga bersifat antibakteri. Selain sebagai agen kemotaksis untuk mempercepat migrasi sel dan mempersingkat proses penyembuhan luka secara keseluruhan kitosan juga membantu mengkondisikan luka bebas dari bakteri. Efek-efek ini yang membuat kitosan dapat dijadikan sebagai obat luka.
  26. Review dari Mihai dkk menunjukkan juga hal yang sama yaitu nanopartikel kitosan memiliki sifat/properties selain sebagai antibakteri juga menstimulasi penyembuhan luka.
  27. Hasil dari Uji Suspensi Nanopartikel Kitosan-Natrium Tripolifosfat sebagai Obat Luka pada Kelinci (Oryctolagus cuniculus) adalah positif dan suspensi nanopartikel kitosan dapat dijadikan sebagai obat luka.
  28. How to end presentation and slide nicely?