SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
Tatanama
Tatanama zat digunakan nama Latin, nama lainnya, dan nama Indonesia dan untuk zat kimia
organik umumnya disertai nama rasional.
Nama Latin ditulis dalam bentuk tunggal sebagai kata netral deklinasi kedua.
Nama garam ditulisdenganmenyebutkan namaunsurlogamdalambentukgenetif,diikuti nama
bagian asam dalam bentuk nominatif, baik dalam jenis netral deklinasi kedua maupun jenis maskulin
deklinasi ketiga. Contohnya Natrii Bromidum, Natrii Thiosulfas. Untuk senyawa yang diturunkan dari
asam yangtidaksesungguhnyakeduabagianditulisdalambentuknominatif denganmenyebutkannama
bagian asamnya diikuti nama unsur logamnya, misalnya Barbitalum Natricum.
Nama simplisia nabati ditulis dengan menyebutkan nama genus, nama spesies, atau petunjuk
spesies tanaman asal, masing-masing nama diperlakukan sebagai kata benda netral deklinasi kedua
dalam bentuk genetif, diikuti nama bagian tanaman yang digunakan sebagai obat dalam bentuk
nominatif, contohnya Cinchonae Cortex. Ketentuan ini tidak berlaku untuk simplisia nabati diperoleh
dari beberapa jenis tanaman dan untuk eksudat tanaman.
Nama sediaan dengan menyebutkan nama zat khasiat dalam bentuk genetif, diikuti dengan
nama bentuk sediaan dalam bentuk nominatif, contohnya Chloropheniramini Sirupi.
Sediaan yang harus dilarutkan atau disuspensikan sebelum digunakan, namana ditulis dengan
nama zat berkhasiat dalam bentuk nominatif sebagai kata benda netra deklinasi kedua diikuti nama
bentuksediaandalambentukablatif didahuluikatadepanpro.ContohnyaAmpicillinum pro Injectione.
Sediaan larutan dalam air, nama pelarutnya tidak disebut, sedangkan sediaan yang dibuat
dengan pelarut lain, perlu disebut. Contohnya Camphorae Solutio Spirituosa.
Untuk imunoserum dan vaksin ditulis dengan nama bentuk sediaan dalam bentuk nominatif
sebagai kata benda netra deklinasi kedua diikuti nama bagian jasad renik dalam bentuk genetif dan
awalan anti. Contohnya Serum anti toxicum Tetani.
“Resmi” dan“Artikel Resmi”
Kata “resmi” dalam Farmakope Indonesia atau yang menunjuk kepadanya ”Farmakope
Indonesia” atau “F.I.”.
Pencantuman F.I. di belakang judul resmi suatu artikel berarti memenuhi standar F.I.
Kelarutan
Pernyataankelarutanzatdalambagiantertentuplearut adalah kelarutan pada suhu 20°C (FI III)
atau 25°C (FIIV) dinyatakandalam1 bagian bobot zat padat atau 1 bagian volume zat cair dalam bagian
volume tertentu pelarut, kecuali dinyatakan lain.
Kelarutan yang tanpa angka adalah kelarutan pada suhu kamar.
Pernyataan bagian dalam kelarutan berarti bahwa 1 g zat padat atau 1 ml zat cair dalam
sejumlah ml pelarut.
Istilah Kelarutan
Sangat mudahlarut Kurangdari 1
Mudah larut 1 sampai 10
Larut 10 sampai 30
Agaksukar larut 30 sampai 100
Sukar larut 100 sampai 1.000
Sangat sukarlarut 1.000 sampai 10.000
Praktistidaklarut Lebihdari 10.000
Catatan: Angkatersebutmerupakanjumlahbagianpelarutyangdiperlukanuntukmelarutkan1bagian
zat.
Air, yang dimaksud dengan air adalah Air suling atau Air demineralisasi ialah air yang dimurnikan.
Derajat suhu, yang digunakanadalahCelcius,dinyatakan dengan tanda derajat, nol kecil yang ditulis di
sebelah kanan atas angka, contohnya 30°.
Kelarutan, bobot jenis,indeksbias,rotasi optik, kekentalan ditetapkanpadasuhu 20° (FI III) dan 25° (FI
IV).
Air hangat adalah air dengan suhu 60°-70°.
Air panas adalah air dengan suhu 85°-95°.
Persen, dinyatakan dengan 4 cara sebagai berikut:
1. b/b%adalahpersenbobotperbobot,yaitujumlahgzat dalam100 g bahan atau hasil akhir(larutan
atau campuran).
2. b/v% adalah persen bobot per volume yaitu jumlah g zat dalam 100 ml bahan atau hasil akhir (air
atau pelarut lain).
3. v/v% adalah persen volume per volume yaitu jumlah ml zat dalam 100 ml bahan atau hasil akhir
(larutan).
4. v/b% adalah persen volume per bobot yaitu jumlah ml zat dalam 100 g bahan atau hasil akhir.
Yang dimaksud dengan persen (%) tanpa penjelasan adalah persen bobot per bobot.
Yang dimaksud dengan bagian tanpa penjelasan adalah bagian bobot.
Pernyataan persenuntuk
1. campuran zat padatatau setengahpadatadalah b/b.
2. larutandan suspensi adalahb/v.
3. larutancairan dalamcairan adalahv/v.
4. larutangas dalamcairan adalahb/v.
Tangas,tangas airadalah tangasberisi airmendidih.
tangas esadalahtangas berisi es.
tangas uapadalah tangasberii uappanas yangmengalir.
Wadah
Wadah dan sumbatnya dapat mempengaruhi bahan yang disimpan di dalamnya baik secara
kimia maupun fisika yang dapat mengakibatkan perubahan khasiat, mutu atau kemurniannya hingga
tidak memenuhi syarat baku.
Ada tiga kategori kualitas wadah yaitu,
1. Wadah tertutup baik, harus melindungi isinya terhadap pemasukan bahan padat dari luar dan
mencegah kehilangan isi waktu pengurusan, pengangkutan, penyimpanan, dan penjualan dalam
kondisi normal.
2. Wadah tertutup rapat, harus melindungi isinya terhadap masuknya bahan padat, lengas dari luar
dan mencegah kehilangan, pelapukan, pencairan, dan penguapan pada waktu pengurusan,
pengangkutan, penyimpanan, dan penjualan dalam kondisi normal.
3. Wadah tertutup kedap, harus mencegah menembusnya udara atau gas pada waktu pengurusan,
pengangkutan, penyimpanan, dan penjualan dalam kondisi normal.
Wadah satuan tunggal, harus tertutup sehingga isinya tidak dapat dipindahkan tanpa merusak
tutupnya. Wadah satuan tunggal untuk injeksi disebut wadah dosis tunggal.
Wadah dosis satuan, adalah wadah satuan tunggal untuk bahan yang digunakan bukan secara
parenteral dalam dosis tunggal langsung dari wadah.
Wadah satuan ganda, memungkinkan dapat diambil sebagian isinya tanpa ada perubahan potensi,
mutu,dan kemurnianzatdalamwadah. Wadah satuan ganda untuk injeksi disebut wadah dosis ganda.
Penyimpanan Obat
Obat harus disimpansehinggatercegahcemarandanperuraian,terhindar dari pengaruh udara,
kelembaban, panas, dan cahaya.
Obat yang mudah menguap atau terurai harus disimpan dalam wadah tertutup rapat.
Obat yang mudah menyerap lembab harus disimpan dalam wadah tertutup rapat berisi kapur
tohor.
Obat yangmudahmenyerapCO2 harus disimpandalamwadahdenganpertolongan kapur tohor
atau zat lain yang cocok.
Keadaankebasahanudaradinyatakandengantekananuapairrelatif,yaituperbandinganantara
tekanan uap di udara dengan tekanan uap maksimum pada temperatur tersebut.
Tekanan uap relatif ditentukan dengan higrometer.
Arti disimpan terlindungdari cahaya berarti disimpan dalam wadah inaktinik, sedang disimpan
sangat terlindungdari cahayaberarti disimpanterlindungcahayadanwadahnya masih harus dibungkus
dengan kertas hitam atau kerta lain yang tidak tembus cahaya.
Penyimpanan pada suhu kamar adalah disimpan pada suhu 15° hingga 30°.
Penyimpanan di tempat sejuk adalah disimpan pada suhu 5° hingga 15°.
Penyimpanan di tempat dingin adalah disimpan pada suhu 0° hingga 5°.
Penyimpanan di tempat lewat dingin adalah disimpan pada suhu -15° hingga 0°.
Suhu Penyimpanan (FI IV)
1. Dingin adalah suhu tidak lebih 8°.
Lemari pendingin suhunya antara 2° dan 8°.
Lemari pembeku suhunya antara -20° dan -10°.
2. Sejuk adalah suhu antara 8° dan 15°, bila perlu disimpan dalam lemari pendingin.
3. Suhu kamar adalah suhu antara 15° dan 30°.
4. Hangat adalah suhu antara 30° dan 40°.
5. Panas berlebih adalah suhu di atas 40°.
Penandaan
Bahan obat dan obat jadi dan sediaan tersebut dalam F.I. harus memenuhi syarat penandaan
sesuai dengan “Peraturan tentang pembungkus dan penandaan obat” (SK Menkes Nomor 193/Kab/B
VII/71).
Daluwarsa (Expiration date, Expiry)
Adalah waktu yang menunjukkan batas terakhir obat masih memenuhi syarat baku dan
dinyatakan dalam bulan dan tahun, dan harus dicantumkan pada etiket.
Dosis
Dosis maksimum (DM) adalahdosismaksimumuntukdewasa untuk pemakaian melalui mulut,
injeksi subkutan, dan rektal.
Penyerahan obat dengan melebihi DMharus di belakang jumlah obat pada resep diberi tanda
seru dan paraf Dokter penulis resep.
Dosis lazim untuk dewasa, anak, dan bayi hanya merupakan petunjuk dan tidak mengikat.
Cara menghitung dosis maksimum untuk oral digunakan dengan rumus Young,
Untuk anak umur 1-8 tahun digunakan rumus,
𝑛
𝑛 + 12
di mana n menyatakan umur anak dalam tahun.
Misalnya umur anak 4 tahun, maka DMuntuk anak tersebut adalah,
4
4 + 12
=
1
4
× 𝐷𝑀 𝐷𝑒𝑤𝑎𝑠𝑎
Untuk anak di atas 8 tahun digunakan rumus,
𝑛
20
misalkan anak umur 10 tahub, maka DMuntuk anak tersebut adalah,
10
20
=
1
2
× 𝐷𝑀 𝐷𝑒𝑤𝑎𝑠𝑎
Jenis timbangan obat ada 3 macam yaitu,
Timbangan kasar, dengan beban 250 g hingga 100 g, kepekaan 200 mg.
Timbangan gram, halus dengan beban 100 g hingga 200 g, kepekaan 50 mg.
Timbangan miligram, dengan beban 10 g hingga 50 g, kepekaan 5 mg.
Daya bebanadalah bobotmaksimumyangboleh ditimbang. Kepekaan adalah tambahan bobot
maksimum yang diperlukan pada salah satu pinggan timbangan, setelah kedua sisinya diberi muatan
maksimum menyebabkan jarum timbangan bergoyang tidak kurang dari 2 mm tiap dm panjang jarum.
Penetes baku pada suhu 20° memberikan tetesan air suling dengan bobot 47,5 mg - 52,5 mg.
Penetesan dilakukan secara tegak lurus.
Volume sendok, terdiri dari sendok kecil volume 5 ml dan sendok besar 15 ml.
Dalampraktekmasihdigunakansendokteh(3 ml), sendok bubur (8 ml), dan sendok makan (15
ml).
Dosis Rangkap / Dosis Kombinasi
Apabila dalam resep terdapat dua atau lebih obat yang mempunyai khasiat yang sama, maka
dosis-dosis yang ada dihitung sebagai berikut,
𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝐴
𝐷𝑀 𝐴
+
𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝐵
𝐷𝑀 𝐵
+ 𝑑𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑟𝑢𝑠𝑛𝑦𝑎 ≤ 1
dan dihitung dosis rangkap sekali dan dosis rangkap sehari.
Sebagai contoh,
R/ Atropini Sulf. 0,6 mg
Belladon. Extr. 10 mg
m.f. pulv. da tales doses No. X
s. 4 d.d. pulv. I
Dosis sekali,
Atropini Sulfas = 0,6 / 1
Belladon. Extract = 10 / 20
Dosis rangkap sekali = 0,6 + 0,5 = 1,1 > 1 (kelewat dosis)
Dosis sehari,
Atropini Sulfas = 2,4 / 3
Belladon. Extract = 40 / 80
Dosis rangkap sehari = 0,8 + 0,5 = 1,3 > 1 (kelewat dosis)
Baik dosis rangkap sekali maupun sehari adalah kelewat dosis.
Resep tidak dibuat, dan segera kontak dan memberi tahu dokternya untuk diubah.
Rute Penggunaan Obat
Dibedakan bentuk sediaan obat untuk pemakaian luar dan bentuk sediaan obat untuk
pemakaiandalam.Penggunaandalamdimaksud dengan cara penggunaan di mana obat melalui mulut,
tenggorokan masuk ke perut, disebut pula secara oral, sedang cara penggunaan lainnya dianggap
sebagai pemakaian luar seperti,
1. Pemakaianmelalui kulitdenganjalanmerobekataumenembuskulityaituperinjeksi atauparenteral
seperti intravena, intramuskular, di bawah kulit (subkutan).
2. Pemakaianmelalui lubangdubur(rektal) yaitusuppositoria,melalui lubang kemaluan (genital) yaitu
ovula, melalui lubang kencing (uro genital) yaitu bacilla dan melalui lavemen yaitu clysma.
3. Pemakaian pada selaput lendir seperti,
a. Melalui mata yaitu collyrium (cuci mata), guttae ophthalmicae (tetes mata),
b. Melalui rongga mulut yaitu collutio (cuci mulut), gargarisma (obat kumur),
c. Melalui telinga yaitu guttae auriculares (tetes telinga),
4. Pemakaian pada kulit yaitu unguentum (salep), pasta, linimentum, krim.
Cara Penimbangan
Zat yang banyaknya kurang dari 1 g ditimbang pada timbangan miligram. Obat yang berkhasiat
keras sebaiknya ditimbang pada timbangan miligram meskipun banyaknya lebih dari 1 g.
Suatuzat yang banyaknyakurangdari 30 mg tidakboleh ditimbang, karena hasil timbangannya
tidak tepat. Maka harus diencerkan dulu zat tersebut dan sebagai pengencer biasanya digunakan
Saccharum Lactis atau zat yang berkhasiat netral dan bersifat inert.
Contohpengenceranzatadalahsebagai berikut,misalkanhendak menimbang Atropini Sulfas 5
mg.
Timbang Atropini Sulfas 50 mg, zat warna 10 mg, dan Saccharum Lactis 2,940 g. Sebagai zat
warna digunakan Carmyn.
Dalam mortir gerus Saccharum Lactis sebagian, kira-kira 0,25 g, tambahkan Sulfas Atropin dan
zat warna tersebut,gerusdanadukhinggahomogen,lalutambahkansisaSaccharumLactissedikit demi
sedikit sambil digerus dan diaduk.
Dari campuran ini ditimbang 500 mg, maka akan didapat serbuk yang mengandung 5 mg Sulfas
Atropin.Penimbanganzat padat dan lemak dilakukan pada kertas pada daun timbangan kiri dan kanan
diberi kertas yang besarnya sama sebagai tara.
Pengambilan zat padat dari wadah persediaan digunakan sendok dan pengambilan lemak
digunakan spatel. Sendok dan spatel setelah dipakai supaya segera dibersihkan dengan kain serbet
untuk sendok sedang spatel dibersihkan dengan kertas.
Ekstrak kental ditimbang pada kertas parafin dan dengan spatel dimasukkan ke dalam mortir.
Zat cair ditimbangdalambotol ataugelasbekeryangtelahditara.Cara mentara botol dilakukan
pada pinggan timbangan tempat anak timbangan yaitu sebelah kiri diletakkan kotak berisi butir-butir
besi atau gelas (gotri).
Mengukur obat cair yang hanya beberapa ml digunakan gelas ukur yang ditara.
Dalam menuang cairan dari botol, maka letak etiket pada botol adalah di atas, hal ini untuk
menghindari pengotoran etiket.
Sumber:
Anief, M. 2015. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

More Related Content

What's hot

Kimia Organik Kelarutan Senyawa Berdasar Keporalannya
Kimia Organik Kelarutan Senyawa Berdasar KeporalannyaKimia Organik Kelarutan Senyawa Berdasar Keporalannya
Kimia Organik Kelarutan Senyawa Berdasar KeporalannyaZahro Dhila
 
laporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanlaporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanwd_amaliah
 
Laporan sistem ekskresi (kelompok 6)
Laporan sistem ekskresi (kelompok 6)Laporan sistem ekskresi (kelompok 6)
Laporan sistem ekskresi (kelompok 6)Bella Kriwangko
 
laporan, alkaloid, anstetik, hormon
laporan, alkaloid, anstetik, hormonlaporan, alkaloid, anstetik, hormon
laporan, alkaloid, anstetik, hormonAndriana Andriana
 
Ppt uji karbohidrat
Ppt uji karbohidratPpt uji karbohidrat
Ppt uji karbohidratpure chems
 
Laporan Pemisahan Campuran
Laporan Pemisahan CampuranLaporan Pemisahan Campuran
Laporan Pemisahan Campuranaji indras
 
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi AnionReaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi AnionDokter Tekno
 
Praktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonPraktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonDwi Atika Atika
 
Penetapan Kadar Cu dalam CuSO4.5H2O SMK-SMAK Bogor
Penetapan Kadar Cu dalam CuSO4.5H2O SMK-SMAK BogorPenetapan Kadar Cu dalam CuSO4.5H2O SMK-SMAK Bogor
Penetapan Kadar Cu dalam CuSO4.5H2O SMK-SMAK BogorDeviPurnama
 
1.sifat fisika+kimia obat
1.sifat fisika+kimia obat1.sifat fisika+kimia obat
1.sifat fisika+kimia obatCweh Imitasi
 
Jurnal reaksi redoks
Jurnal reaksi redoksJurnal reaksi redoks
Jurnal reaksi redoksnurul limsun
 
Laporan praktikum kimia - materi dan energi
Laporan praktikum kimia - materi dan energiLaporan praktikum kimia - materi dan energi
Laporan praktikum kimia - materi dan energiFirda Shabrina
 
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANlaporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANsrinova uli
 
Makalah Pemisahan Campuran
Makalah Pemisahan CampuranMakalah Pemisahan Campuran
Makalah Pemisahan CampuranAi Roudatul
 
Stereoisomer Konfigurasional
Stereoisomer KonfigurasionalStereoisomer Konfigurasional
Stereoisomer KonfigurasionalTrisna Firmansyah
 

What's hot (20)

Kimia Organik Kelarutan Senyawa Berdasar Keporalannya
Kimia Organik Kelarutan Senyawa Berdasar KeporalannyaKimia Organik Kelarutan Senyawa Berdasar Keporalannya
Kimia Organik Kelarutan Senyawa Berdasar Keporalannya
 
laporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanlaporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapan
 
Laporan sistem ekskresi (kelompok 6)
Laporan sistem ekskresi (kelompok 6)Laporan sistem ekskresi (kelompok 6)
Laporan sistem ekskresi (kelompok 6)
 
laporan, alkaloid, anstetik, hormon
laporan, alkaloid, anstetik, hormonlaporan, alkaloid, anstetik, hormon
laporan, alkaloid, anstetik, hormon
 
Ppt uji karbohidrat
Ppt uji karbohidratPpt uji karbohidrat
Ppt uji karbohidrat
 
Laporan Pemisahan Campuran
Laporan Pemisahan CampuranLaporan Pemisahan Campuran
Laporan Pemisahan Campuran
 
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi AnionReaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
 
Praktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonPraktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid keton
 
Penetapan Kadar Cu dalam CuSO4.5H2O SMK-SMAK Bogor
Penetapan Kadar Cu dalam CuSO4.5H2O SMK-SMAK BogorPenetapan Kadar Cu dalam CuSO4.5H2O SMK-SMAK Bogor
Penetapan Kadar Cu dalam CuSO4.5H2O SMK-SMAK Bogor
 
1.sifat fisika+kimia obat
1.sifat fisika+kimia obat1.sifat fisika+kimia obat
1.sifat fisika+kimia obat
 
Protein
ProteinProtein
Protein
 
Iodometri dan iodimetri
Iodometri dan iodimetriIodometri dan iodimetri
Iodometri dan iodimetri
 
Jurnal reaksi redoks
Jurnal reaksi redoksJurnal reaksi redoks
Jurnal reaksi redoks
 
Laporan praktikum kimia - materi dan energi
Laporan praktikum kimia - materi dan energiLaporan praktikum kimia - materi dan energi
Laporan praktikum kimia - materi dan energi
 
Larutan dan Kelarutan
Larutan dan KelarutanLarutan dan Kelarutan
Larutan dan Kelarutan
 
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANlaporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
 
Makalah Pemisahan Campuran
Makalah Pemisahan CampuranMakalah Pemisahan Campuran
Makalah Pemisahan Campuran
 
Kaidah markovnikov
Kaidah markovnikovKaidah markovnikov
Kaidah markovnikov
 
Gravimetri. bu swatika
Gravimetri. bu swatikaGravimetri. bu swatika
Gravimetri. bu swatika
 
Stereoisomer Konfigurasional
Stereoisomer KonfigurasionalStereoisomer Konfigurasional
Stereoisomer Konfigurasional
 

Similar to Ringkasan Ketentuan Umum Farmakope Indonesia Edisi III dan IV

DASAR-DASAR KEFARMASIAN
DASAR-DASAR KEFARMASIANDASAR-DASAR KEFARMASIAN
DASAR-DASAR KEFARMASIANhusna una
 
2. Sejarah dan Ketentuan Farmasi.pptx
2. Sejarah dan Ketentuan Farmasi.pptx2. Sejarah dan Ketentuan Farmasi.pptx
2. Sejarah dan Ketentuan Farmasi.pptxazizah773785
 
ketentuan farmakope.pptx
ketentuan farmakope.pptxketentuan farmakope.pptx
ketentuan farmakope.pptxLarahmanIsni
 
Kuliah 2 farmakope
Kuliah 2 farmakopeKuliah 2 farmakope
Kuliah 2 farmakopeAbner D Nero
 
Keracunan pestisida
Keracunan pestisidaKeracunan pestisida
Keracunan pestisidainayah9
 
PPT Alat Laboratorium Dasar dan Peraturan Keselamatan Kerja.ppt
PPT Alat Laboratorium Dasar dan Peraturan Keselamatan Kerja.pptPPT Alat Laboratorium Dasar dan Peraturan Keselamatan Kerja.ppt
PPT Alat Laboratorium Dasar dan Peraturan Keselamatan Kerja.pptDeliaPuspita6
 
Kul1ilmufarmasetika 180307015930(1)
Kul1ilmufarmasetika 180307015930(1)Kul1ilmufarmasetika 180307015930(1)
Kul1ilmufarmasetika 180307015930(1)zamzami11
 
1. Farmakognosi (Sejarang dan Ruang Lingkup).pptx
1. Farmakognosi (Sejarang dan Ruang Lingkup).pptx1. Farmakognosi (Sejarang dan Ruang Lingkup).pptx
1. Farmakognosi (Sejarang dan Ruang Lingkup).pptxElisWijayani
 

Similar to Ringkasan Ketentuan Umum Farmakope Indonesia Edisi III dan IV (11)

DASAR-DASAR KEFARMASIAN
DASAR-DASAR KEFARMASIANDASAR-DASAR KEFARMASIAN
DASAR-DASAR KEFARMASIAN
 
2. Sejarah dan Ketentuan Farmasi.pptx
2. Sejarah dan Ketentuan Farmasi.pptx2. Sejarah dan Ketentuan Farmasi.pptx
2. Sejarah dan Ketentuan Farmasi.pptx
 
ketentuan farmakope.pptx
ketentuan farmakope.pptxketentuan farmakope.pptx
ketentuan farmakope.pptx
 
Kuliah 2 farmakope
Kuliah 2 farmakopeKuliah 2 farmakope
Kuliah 2 farmakope
 
Keracunan pestisida
Keracunan pestisidaKeracunan pestisida
Keracunan pestisida
 
PPT Alat Laboratorium Dasar dan Peraturan Keselamatan Kerja.ppt
PPT Alat Laboratorium Dasar dan Peraturan Keselamatan Kerja.pptPPT Alat Laboratorium Dasar dan Peraturan Keselamatan Kerja.ppt
PPT Alat Laboratorium Dasar dan Peraturan Keselamatan Kerja.ppt
 
Kul1ilmufarmasetika 180307015930(1)
Kul1ilmufarmasetika 180307015930(1)Kul1ilmufarmasetika 180307015930(1)
Kul1ilmufarmasetika 180307015930(1)
 
Kul1. Ilmu Farmasetika
Kul1. Ilmu FarmasetikaKul1. Ilmu Farmasetika
Kul1. Ilmu Farmasetika
 
MATERI INJEKSI 2
MATERI INJEKSI 2MATERI INJEKSI 2
MATERI INJEKSI 2
 
1. Farmakognosi (Sejarang dan Ruang Lingkup).pptx
1. Farmakognosi (Sejarang dan Ruang Lingkup).pptx1. Farmakognosi (Sejarang dan Ruang Lingkup).pptx
1. Farmakognosi (Sejarang dan Ruang Lingkup).pptx
 
Berat Jenis dan Rapat Jenis
Berat Jenis dan Rapat JenisBerat Jenis dan Rapat Jenis
Berat Jenis dan Rapat Jenis
 

More from Maulana Sakti

Laporan PKPA PBF PT Indofarma Global Medika Cabang Medan
Laporan PKPA PBF PT Indofarma Global Medika Cabang MedanLaporan PKPA PBF PT Indofarma Global Medika Cabang Medan
Laporan PKPA PBF PT Indofarma Global Medika Cabang MedanMaulana Sakti
 
Kasus Pasien Kanker Ovarium dan Anemia
Kasus Pasien Kanker Ovarium dan AnemiaKasus Pasien Kanker Ovarium dan Anemia
Kasus Pasien Kanker Ovarium dan AnemiaMaulana Sakti
 
Laporan Kasus Kanker Ovarium dan Anemia
Laporan Kasus Kanker Ovarium dan AnemiaLaporan Kasus Kanker Ovarium dan Anemia
Laporan Kasus Kanker Ovarium dan AnemiaMaulana Sakti
 
Kemoterapi, Manajemen Ekstravasasi, serta Algoritma Efek Samping Kemoterapi
Kemoterapi, Manajemen Ekstravasasi, serta Algoritma Efek Samping KemoterapiKemoterapi, Manajemen Ekstravasasi, serta Algoritma Efek Samping Kemoterapi
Kemoterapi, Manajemen Ekstravasasi, serta Algoritma Efek Samping KemoterapiMaulana Sakti
 
Praregistrasi Suspensi Oral Ampisilin
Praregistrasi Suspensi Oral AmpisilinPraregistrasi Suspensi Oral Ampisilin
Praregistrasi Suspensi Oral AmpisilinMaulana Sakti
 
Praregistrasi Suspensi Oral Ampisilin
Praregistrasi Suspensi Oral AmpisilinPraregistrasi Suspensi Oral Ampisilin
Praregistrasi Suspensi Oral AmpisilinMaulana Sakti
 
Studi Kasus Drug Related Problems
Studi Kasus Drug Related ProblemsStudi Kasus Drug Related Problems
Studi Kasus Drug Related ProblemsMaulana Sakti
 
Summary of Pharmacists's Ethics and Discipline Course
Summary of Pharmacists's Ethics and Discipline CourseSummary of Pharmacists's Ethics and Discipline Course
Summary of Pharmacists's Ethics and Discipline CourseMaulana Sakti
 
Etik dan Disiplin Apoteker Kelompok 1
Etik dan Disiplin Apoteker Kelompok 1Etik dan Disiplin Apoteker Kelompok 1
Etik dan Disiplin Apoteker Kelompok 1Maulana Sakti
 
Etik dan Disiplin apoteker
Etik dan Disiplin apotekerEtik dan Disiplin apoteker
Etik dan Disiplin apotekerMaulana Sakti
 
Suspensi Nanopartikel Kitosan sebagai Obat Luka
Suspensi Nanopartikel Kitosan sebagai Obat LukaSuspensi Nanopartikel Kitosan sebagai Obat Luka
Suspensi Nanopartikel Kitosan sebagai Obat LukaMaulana Sakti
 
Oral Anthelmintic Intraruminal Delivery
Oral Anthelmintic Intraruminal DeliveryOral Anthelmintic Intraruminal Delivery
Oral Anthelmintic Intraruminal DeliveryMaulana Sakti
 
Formulasi Sediaan Veteriner dan Herbisida
Formulasi Sediaan Veteriner dan HerbisidaFormulasi Sediaan Veteriner dan Herbisida
Formulasi Sediaan Veteriner dan HerbisidaMaulana Sakti
 
Microencapsulation for Cosmetic Application
Microencapsulation for Cosmetic ApplicationMicroencapsulation for Cosmetic Application
Microencapsulation for Cosmetic ApplicationMaulana Sakti
 
Reaksi Reduksi dari Aldehida Aromatis
Reaksi Reduksi dari Aldehida AromatisReaksi Reduksi dari Aldehida Aromatis
Reaksi Reduksi dari Aldehida AromatisMaulana Sakti
 
Presentasi Rancangan Obat - Studi In Silico HKSA Senyawa Turunan Benzimidazole
Presentasi Rancangan Obat - Studi In Silico HKSA Senyawa Turunan BenzimidazolePresentasi Rancangan Obat - Studi In Silico HKSA Senyawa Turunan Benzimidazole
Presentasi Rancangan Obat - Studi In Silico HKSA Senyawa Turunan BenzimidazoleMaulana Sakti
 
Pemberian Obat Rute Parenteral dan Desain Injeksi Susteined Release
Pemberian Obat Rute Parenteral dan Desain Injeksi Susteined ReleasePemberian Obat Rute Parenteral dan Desain Injeksi Susteined Release
Pemberian Obat Rute Parenteral dan Desain Injeksi Susteined ReleaseMaulana Sakti
 
Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional
Wawasan Nusantara dan Ketahanan NasionalWawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional
Wawasan Nusantara dan Ketahanan NasionalMaulana Sakti
 
Wawasan Nusantara sebagai Geopolitik Indonesia
Wawasan Nusantara sebagai Geopolitik IndonesiaWawasan Nusantara sebagai Geopolitik Indonesia
Wawasan Nusantara sebagai Geopolitik IndonesiaMaulana Sakti
 

More from Maulana Sakti (20)

Laporan PKPA PBF PT Indofarma Global Medika Cabang Medan
Laporan PKPA PBF PT Indofarma Global Medika Cabang MedanLaporan PKPA PBF PT Indofarma Global Medika Cabang Medan
Laporan PKPA PBF PT Indofarma Global Medika Cabang Medan
 
Laporan PKPA Apotek
Laporan PKPA ApotekLaporan PKPA Apotek
Laporan PKPA Apotek
 
Kasus Pasien Kanker Ovarium dan Anemia
Kasus Pasien Kanker Ovarium dan AnemiaKasus Pasien Kanker Ovarium dan Anemia
Kasus Pasien Kanker Ovarium dan Anemia
 
Laporan Kasus Kanker Ovarium dan Anemia
Laporan Kasus Kanker Ovarium dan AnemiaLaporan Kasus Kanker Ovarium dan Anemia
Laporan Kasus Kanker Ovarium dan Anemia
 
Kemoterapi, Manajemen Ekstravasasi, serta Algoritma Efek Samping Kemoterapi
Kemoterapi, Manajemen Ekstravasasi, serta Algoritma Efek Samping KemoterapiKemoterapi, Manajemen Ekstravasasi, serta Algoritma Efek Samping Kemoterapi
Kemoterapi, Manajemen Ekstravasasi, serta Algoritma Efek Samping Kemoterapi
 
Praregistrasi Suspensi Oral Ampisilin
Praregistrasi Suspensi Oral AmpisilinPraregistrasi Suspensi Oral Ampisilin
Praregistrasi Suspensi Oral Ampisilin
 
Praregistrasi Suspensi Oral Ampisilin
Praregistrasi Suspensi Oral AmpisilinPraregistrasi Suspensi Oral Ampisilin
Praregistrasi Suspensi Oral Ampisilin
 
Studi Kasus Drug Related Problems
Studi Kasus Drug Related ProblemsStudi Kasus Drug Related Problems
Studi Kasus Drug Related Problems
 
Summary of Pharmacists's Ethics and Discipline Course
Summary of Pharmacists's Ethics and Discipline CourseSummary of Pharmacists's Ethics and Discipline Course
Summary of Pharmacists's Ethics and Discipline Course
 
Etik dan Disiplin Apoteker Kelompok 1
Etik dan Disiplin Apoteker Kelompok 1Etik dan Disiplin Apoteker Kelompok 1
Etik dan Disiplin Apoteker Kelompok 1
 
Etik dan Disiplin apoteker
Etik dan Disiplin apotekerEtik dan Disiplin apoteker
Etik dan Disiplin apoteker
 
Suspensi Nanopartikel Kitosan sebagai Obat Luka
Suspensi Nanopartikel Kitosan sebagai Obat LukaSuspensi Nanopartikel Kitosan sebagai Obat Luka
Suspensi Nanopartikel Kitosan sebagai Obat Luka
 
Oral Anthelmintic Intraruminal Delivery
Oral Anthelmintic Intraruminal DeliveryOral Anthelmintic Intraruminal Delivery
Oral Anthelmintic Intraruminal Delivery
 
Formulasi Sediaan Veteriner dan Herbisida
Formulasi Sediaan Veteriner dan HerbisidaFormulasi Sediaan Veteriner dan Herbisida
Formulasi Sediaan Veteriner dan Herbisida
 
Microencapsulation for Cosmetic Application
Microencapsulation for Cosmetic ApplicationMicroencapsulation for Cosmetic Application
Microencapsulation for Cosmetic Application
 
Reaksi Reduksi dari Aldehida Aromatis
Reaksi Reduksi dari Aldehida AromatisReaksi Reduksi dari Aldehida Aromatis
Reaksi Reduksi dari Aldehida Aromatis
 
Presentasi Rancangan Obat - Studi In Silico HKSA Senyawa Turunan Benzimidazole
Presentasi Rancangan Obat - Studi In Silico HKSA Senyawa Turunan BenzimidazolePresentasi Rancangan Obat - Studi In Silico HKSA Senyawa Turunan Benzimidazole
Presentasi Rancangan Obat - Studi In Silico HKSA Senyawa Turunan Benzimidazole
 
Pemberian Obat Rute Parenteral dan Desain Injeksi Susteined Release
Pemberian Obat Rute Parenteral dan Desain Injeksi Susteined ReleasePemberian Obat Rute Parenteral dan Desain Injeksi Susteined Release
Pemberian Obat Rute Parenteral dan Desain Injeksi Susteined Release
 
Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional
Wawasan Nusantara dan Ketahanan NasionalWawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional
Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional
 
Wawasan Nusantara sebagai Geopolitik Indonesia
Wawasan Nusantara sebagai Geopolitik IndonesiaWawasan Nusantara sebagai Geopolitik Indonesia
Wawasan Nusantara sebagai Geopolitik Indonesia
 

Recently uploaded

power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitaBintangBaskoro1
 
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.pptGastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.pptssuserbb0b09
 
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptxMateri E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptxssuser981dcb
 
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasDbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasariSatya2
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdfbendaharadakpkmbajay
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptRekhaDP2
 
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptxPengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptxcholiftiara1
 
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannyaleaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannyaYosuaNatanael1
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptUserTank2
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiAikawaMita
 
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxPenyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxTULUSHADI
 
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxPPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxDwiDamayantiJonathan1
 
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanLogic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanB117IsnurJannah
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanFeraAyuFitriyani
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptAcephasan2
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptssuser551745
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxZuheri
 

Recently uploaded (20)

power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
 
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.pptGastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
 
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
 
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptxMateri E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
 
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasDbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
 
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdfPentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
 
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptxPengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
 
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur KandunganJual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
 
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannyaleaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
 
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxPenyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
 
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxPPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
 
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanLogic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
 

Ringkasan Ketentuan Umum Farmakope Indonesia Edisi III dan IV

  • 1. Tatanama Tatanama zat digunakan nama Latin, nama lainnya, dan nama Indonesia dan untuk zat kimia organik umumnya disertai nama rasional. Nama Latin ditulis dalam bentuk tunggal sebagai kata netral deklinasi kedua. Nama garam ditulisdenganmenyebutkan namaunsurlogamdalambentukgenetif,diikuti nama bagian asam dalam bentuk nominatif, baik dalam jenis netral deklinasi kedua maupun jenis maskulin deklinasi ketiga. Contohnya Natrii Bromidum, Natrii Thiosulfas. Untuk senyawa yang diturunkan dari asam yangtidaksesungguhnyakeduabagianditulisdalambentuknominatif denganmenyebutkannama bagian asamnya diikuti nama unsur logamnya, misalnya Barbitalum Natricum. Nama simplisia nabati ditulis dengan menyebutkan nama genus, nama spesies, atau petunjuk spesies tanaman asal, masing-masing nama diperlakukan sebagai kata benda netral deklinasi kedua dalam bentuk genetif, diikuti nama bagian tanaman yang digunakan sebagai obat dalam bentuk nominatif, contohnya Cinchonae Cortex. Ketentuan ini tidak berlaku untuk simplisia nabati diperoleh dari beberapa jenis tanaman dan untuk eksudat tanaman. Nama sediaan dengan menyebutkan nama zat khasiat dalam bentuk genetif, diikuti dengan nama bentuk sediaan dalam bentuk nominatif, contohnya Chloropheniramini Sirupi. Sediaan yang harus dilarutkan atau disuspensikan sebelum digunakan, namana ditulis dengan nama zat berkhasiat dalam bentuk nominatif sebagai kata benda netra deklinasi kedua diikuti nama bentuksediaandalambentukablatif didahuluikatadepanpro.ContohnyaAmpicillinum pro Injectione. Sediaan larutan dalam air, nama pelarutnya tidak disebut, sedangkan sediaan yang dibuat dengan pelarut lain, perlu disebut. Contohnya Camphorae Solutio Spirituosa. Untuk imunoserum dan vaksin ditulis dengan nama bentuk sediaan dalam bentuk nominatif sebagai kata benda netra deklinasi kedua diikuti nama bagian jasad renik dalam bentuk genetif dan awalan anti. Contohnya Serum anti toxicum Tetani. “Resmi” dan“Artikel Resmi” Kata “resmi” dalam Farmakope Indonesia atau yang menunjuk kepadanya ”Farmakope Indonesia” atau “F.I.”. Pencantuman F.I. di belakang judul resmi suatu artikel berarti memenuhi standar F.I. Kelarutan
  • 2. Pernyataankelarutanzatdalambagiantertentuplearut adalah kelarutan pada suhu 20°C (FI III) atau 25°C (FIIV) dinyatakandalam1 bagian bobot zat padat atau 1 bagian volume zat cair dalam bagian volume tertentu pelarut, kecuali dinyatakan lain. Kelarutan yang tanpa angka adalah kelarutan pada suhu kamar. Pernyataan bagian dalam kelarutan berarti bahwa 1 g zat padat atau 1 ml zat cair dalam sejumlah ml pelarut. Istilah Kelarutan Sangat mudahlarut Kurangdari 1 Mudah larut 1 sampai 10 Larut 10 sampai 30 Agaksukar larut 30 sampai 100 Sukar larut 100 sampai 1.000 Sangat sukarlarut 1.000 sampai 10.000 Praktistidaklarut Lebihdari 10.000 Catatan: Angkatersebutmerupakanjumlahbagianpelarutyangdiperlukanuntukmelarutkan1bagian zat. Air, yang dimaksud dengan air adalah Air suling atau Air demineralisasi ialah air yang dimurnikan. Derajat suhu, yang digunakanadalahCelcius,dinyatakan dengan tanda derajat, nol kecil yang ditulis di sebelah kanan atas angka, contohnya 30°. Kelarutan, bobot jenis,indeksbias,rotasi optik, kekentalan ditetapkanpadasuhu 20° (FI III) dan 25° (FI IV). Air hangat adalah air dengan suhu 60°-70°. Air panas adalah air dengan suhu 85°-95°. Persen, dinyatakan dengan 4 cara sebagai berikut: 1. b/b%adalahpersenbobotperbobot,yaitujumlahgzat dalam100 g bahan atau hasil akhir(larutan atau campuran). 2. b/v% adalah persen bobot per volume yaitu jumlah g zat dalam 100 ml bahan atau hasil akhir (air atau pelarut lain). 3. v/v% adalah persen volume per volume yaitu jumlah ml zat dalam 100 ml bahan atau hasil akhir (larutan). 4. v/b% adalah persen volume per bobot yaitu jumlah ml zat dalam 100 g bahan atau hasil akhir. Yang dimaksud dengan persen (%) tanpa penjelasan adalah persen bobot per bobot.
  • 3. Yang dimaksud dengan bagian tanpa penjelasan adalah bagian bobot. Pernyataan persenuntuk 1. campuran zat padatatau setengahpadatadalah b/b. 2. larutandan suspensi adalahb/v. 3. larutancairan dalamcairan adalahv/v. 4. larutangas dalamcairan adalahb/v. Tangas,tangas airadalah tangasberisi airmendidih. tangas esadalahtangas berisi es. tangas uapadalah tangasberii uappanas yangmengalir. Wadah Wadah dan sumbatnya dapat mempengaruhi bahan yang disimpan di dalamnya baik secara kimia maupun fisika yang dapat mengakibatkan perubahan khasiat, mutu atau kemurniannya hingga tidak memenuhi syarat baku. Ada tiga kategori kualitas wadah yaitu, 1. Wadah tertutup baik, harus melindungi isinya terhadap pemasukan bahan padat dari luar dan mencegah kehilangan isi waktu pengurusan, pengangkutan, penyimpanan, dan penjualan dalam kondisi normal. 2. Wadah tertutup rapat, harus melindungi isinya terhadap masuknya bahan padat, lengas dari luar dan mencegah kehilangan, pelapukan, pencairan, dan penguapan pada waktu pengurusan, pengangkutan, penyimpanan, dan penjualan dalam kondisi normal. 3. Wadah tertutup kedap, harus mencegah menembusnya udara atau gas pada waktu pengurusan, pengangkutan, penyimpanan, dan penjualan dalam kondisi normal. Wadah satuan tunggal, harus tertutup sehingga isinya tidak dapat dipindahkan tanpa merusak tutupnya. Wadah satuan tunggal untuk injeksi disebut wadah dosis tunggal. Wadah dosis satuan, adalah wadah satuan tunggal untuk bahan yang digunakan bukan secara parenteral dalam dosis tunggal langsung dari wadah. Wadah satuan ganda, memungkinkan dapat diambil sebagian isinya tanpa ada perubahan potensi, mutu,dan kemurnianzatdalamwadah. Wadah satuan ganda untuk injeksi disebut wadah dosis ganda. Penyimpanan Obat
  • 4. Obat harus disimpansehinggatercegahcemarandanperuraian,terhindar dari pengaruh udara, kelembaban, panas, dan cahaya. Obat yang mudah menguap atau terurai harus disimpan dalam wadah tertutup rapat. Obat yang mudah menyerap lembab harus disimpan dalam wadah tertutup rapat berisi kapur tohor. Obat yangmudahmenyerapCO2 harus disimpandalamwadahdenganpertolongan kapur tohor atau zat lain yang cocok. Keadaankebasahanudaradinyatakandengantekananuapairrelatif,yaituperbandinganantara tekanan uap di udara dengan tekanan uap maksimum pada temperatur tersebut. Tekanan uap relatif ditentukan dengan higrometer. Arti disimpan terlindungdari cahaya berarti disimpan dalam wadah inaktinik, sedang disimpan sangat terlindungdari cahayaberarti disimpanterlindungcahayadanwadahnya masih harus dibungkus dengan kertas hitam atau kerta lain yang tidak tembus cahaya. Penyimpanan pada suhu kamar adalah disimpan pada suhu 15° hingga 30°. Penyimpanan di tempat sejuk adalah disimpan pada suhu 5° hingga 15°. Penyimpanan di tempat dingin adalah disimpan pada suhu 0° hingga 5°. Penyimpanan di tempat lewat dingin adalah disimpan pada suhu -15° hingga 0°. Suhu Penyimpanan (FI IV) 1. Dingin adalah suhu tidak lebih 8°. Lemari pendingin suhunya antara 2° dan 8°. Lemari pembeku suhunya antara -20° dan -10°. 2. Sejuk adalah suhu antara 8° dan 15°, bila perlu disimpan dalam lemari pendingin. 3. Suhu kamar adalah suhu antara 15° dan 30°. 4. Hangat adalah suhu antara 30° dan 40°. 5. Panas berlebih adalah suhu di atas 40°. Penandaan Bahan obat dan obat jadi dan sediaan tersebut dalam F.I. harus memenuhi syarat penandaan sesuai dengan “Peraturan tentang pembungkus dan penandaan obat” (SK Menkes Nomor 193/Kab/B VII/71).
  • 5. Daluwarsa (Expiration date, Expiry) Adalah waktu yang menunjukkan batas terakhir obat masih memenuhi syarat baku dan dinyatakan dalam bulan dan tahun, dan harus dicantumkan pada etiket. Dosis Dosis maksimum (DM) adalahdosismaksimumuntukdewasa untuk pemakaian melalui mulut, injeksi subkutan, dan rektal. Penyerahan obat dengan melebihi DMharus di belakang jumlah obat pada resep diberi tanda seru dan paraf Dokter penulis resep. Dosis lazim untuk dewasa, anak, dan bayi hanya merupakan petunjuk dan tidak mengikat. Cara menghitung dosis maksimum untuk oral digunakan dengan rumus Young, Untuk anak umur 1-8 tahun digunakan rumus, 𝑛 𝑛 + 12 di mana n menyatakan umur anak dalam tahun. Misalnya umur anak 4 tahun, maka DMuntuk anak tersebut adalah, 4 4 + 12 = 1 4 × 𝐷𝑀 𝐷𝑒𝑤𝑎𝑠𝑎 Untuk anak di atas 8 tahun digunakan rumus, 𝑛 20 misalkan anak umur 10 tahub, maka DMuntuk anak tersebut adalah, 10 20 = 1 2 × 𝐷𝑀 𝐷𝑒𝑤𝑎𝑠𝑎 Jenis timbangan obat ada 3 macam yaitu, Timbangan kasar, dengan beban 250 g hingga 100 g, kepekaan 200 mg. Timbangan gram, halus dengan beban 100 g hingga 200 g, kepekaan 50 mg. Timbangan miligram, dengan beban 10 g hingga 50 g, kepekaan 5 mg. Daya bebanadalah bobotmaksimumyangboleh ditimbang. Kepekaan adalah tambahan bobot maksimum yang diperlukan pada salah satu pinggan timbangan, setelah kedua sisinya diberi muatan maksimum menyebabkan jarum timbangan bergoyang tidak kurang dari 2 mm tiap dm panjang jarum. Penetes baku pada suhu 20° memberikan tetesan air suling dengan bobot 47,5 mg - 52,5 mg. Penetesan dilakukan secara tegak lurus.
  • 6. Volume sendok, terdiri dari sendok kecil volume 5 ml dan sendok besar 15 ml. Dalampraktekmasihdigunakansendokteh(3 ml), sendok bubur (8 ml), dan sendok makan (15 ml). Dosis Rangkap / Dosis Kombinasi Apabila dalam resep terdapat dua atau lebih obat yang mempunyai khasiat yang sama, maka dosis-dosis yang ada dihitung sebagai berikut, 𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝐴 𝐷𝑀 𝐴 + 𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝐵 𝐷𝑀 𝐵 + 𝑑𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑟𝑢𝑠𝑛𝑦𝑎 ≤ 1 dan dihitung dosis rangkap sekali dan dosis rangkap sehari. Sebagai contoh, R/ Atropini Sulf. 0,6 mg Belladon. Extr. 10 mg m.f. pulv. da tales doses No. X s. 4 d.d. pulv. I Dosis sekali, Atropini Sulfas = 0,6 / 1 Belladon. Extract = 10 / 20 Dosis rangkap sekali = 0,6 + 0,5 = 1,1 > 1 (kelewat dosis) Dosis sehari, Atropini Sulfas = 2,4 / 3 Belladon. Extract = 40 / 80 Dosis rangkap sehari = 0,8 + 0,5 = 1,3 > 1 (kelewat dosis) Baik dosis rangkap sekali maupun sehari adalah kelewat dosis. Resep tidak dibuat, dan segera kontak dan memberi tahu dokternya untuk diubah. Rute Penggunaan Obat Dibedakan bentuk sediaan obat untuk pemakaian luar dan bentuk sediaan obat untuk pemakaiandalam.Penggunaandalamdimaksud dengan cara penggunaan di mana obat melalui mulut, tenggorokan masuk ke perut, disebut pula secara oral, sedang cara penggunaan lainnya dianggap sebagai pemakaian luar seperti,
  • 7. 1. Pemakaianmelalui kulitdenganjalanmerobekataumenembuskulityaituperinjeksi atauparenteral seperti intravena, intramuskular, di bawah kulit (subkutan). 2. Pemakaianmelalui lubangdubur(rektal) yaitusuppositoria,melalui lubang kemaluan (genital) yaitu ovula, melalui lubang kencing (uro genital) yaitu bacilla dan melalui lavemen yaitu clysma. 3. Pemakaian pada selaput lendir seperti, a. Melalui mata yaitu collyrium (cuci mata), guttae ophthalmicae (tetes mata), b. Melalui rongga mulut yaitu collutio (cuci mulut), gargarisma (obat kumur), c. Melalui telinga yaitu guttae auriculares (tetes telinga), 4. Pemakaian pada kulit yaitu unguentum (salep), pasta, linimentum, krim. Cara Penimbangan Zat yang banyaknya kurang dari 1 g ditimbang pada timbangan miligram. Obat yang berkhasiat keras sebaiknya ditimbang pada timbangan miligram meskipun banyaknya lebih dari 1 g. Suatuzat yang banyaknyakurangdari 30 mg tidakboleh ditimbang, karena hasil timbangannya tidak tepat. Maka harus diencerkan dulu zat tersebut dan sebagai pengencer biasanya digunakan Saccharum Lactis atau zat yang berkhasiat netral dan bersifat inert. Contohpengenceranzatadalahsebagai berikut,misalkanhendak menimbang Atropini Sulfas 5 mg. Timbang Atropini Sulfas 50 mg, zat warna 10 mg, dan Saccharum Lactis 2,940 g. Sebagai zat warna digunakan Carmyn. Dalam mortir gerus Saccharum Lactis sebagian, kira-kira 0,25 g, tambahkan Sulfas Atropin dan zat warna tersebut,gerusdanadukhinggahomogen,lalutambahkansisaSaccharumLactissedikit demi sedikit sambil digerus dan diaduk. Dari campuran ini ditimbang 500 mg, maka akan didapat serbuk yang mengandung 5 mg Sulfas Atropin.Penimbanganzat padat dan lemak dilakukan pada kertas pada daun timbangan kiri dan kanan diberi kertas yang besarnya sama sebagai tara. Pengambilan zat padat dari wadah persediaan digunakan sendok dan pengambilan lemak digunakan spatel. Sendok dan spatel setelah dipakai supaya segera dibersihkan dengan kain serbet untuk sendok sedang spatel dibersihkan dengan kertas. Ekstrak kental ditimbang pada kertas parafin dan dengan spatel dimasukkan ke dalam mortir.
  • 8. Zat cair ditimbangdalambotol ataugelasbekeryangtelahditara.Cara mentara botol dilakukan pada pinggan timbangan tempat anak timbangan yaitu sebelah kiri diletakkan kotak berisi butir-butir besi atau gelas (gotri). Mengukur obat cair yang hanya beberapa ml digunakan gelas ukur yang ditara. Dalam menuang cairan dari botol, maka letak etiket pada botol adalah di atas, hal ini untuk menghindari pengotoran etiket. Sumber: Anief, M. 2015. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.