Penyimpanan obat dan vaksin di puskesmas melibatkan berbagai aspek penting seperti pengaturan suhu dan lingkungan yang tepat, sistem pengawasan berkala, serta penggolongan berdasarkan jenis dan sensitivitas obat untuk menjaga efektivitas dan keamanannya.
3. Contoso
Pharmaceuticals
PENYIMPANAN
OBAT …..
adalah suatu kegiatan pengaturan
terhadap obat yang diterima agar aman
(tidak hilang), terhindar dari kerusakan
fisik maupun kimia dan mutunya tetap
terjamin, sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan
4. 1. Mutu obat yang
tersedia dapat
dipertahankan
sesuai dengan
persyaratan yang
ditetapkan.
2. Menghindari
penggunaan yang
tidak
bertanggungjawab
dan menjaga
ketersediaan
3. memudahkan
pencarian dan
pengawasan.
Apoteker perlu
melakukan kegiatan
penyimpanan obat
yang baik agar …
5. Setelah mempelajari pokok
bahasan ini diharapkan:
Secara umum, peserta mampu
melakukan Pengelolaan Obat
dan BMHP di Puskesmas.
Secara khusus, peserta mampu
melakukan Penerimaan Obat di
Puskesmas
8. • Obat disimpan dalam lemari, rak, dan/atau palet1
• Suhu ruang harus sesuai syarat penyimpanan2
• Sediaan farmasi dalam jumlah besar disimpan diatas pallet,
teratur dengan memperhatikan tanda-tanda khusus
3
• Penyimpanan sesuai alfabet atau kelas terapi dengan sistem, First
Expired First Out (FEFO), high alert dan life saving (obat emergency).
4
5. Narkotik dan psikotropik disimpan dalam lemari terkunci & kuncinya
dipegang oleh apoteker
Secara umum, hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan obat adalah …
9. • Sediaan yang mudah terbakar, disimpan di tempat khusus dan terpisah
dari obat lain
6
• Tersedia lemari pendingin untuk penyimpanan obat tertentu yang
disertai dengan alat pemantau dan kartu suhu yang diisi sekurang
kurangnya 2x sehari
7
• Tersedia Genset/ Listrik Cadangan untuk obat obatan Prioritas8
• Melakukan Pengendalian Penyimpanan untuk Kadaluarsa obat9
10. Inspeksi/pemantauan secara berkala terhadap tempat penyimpanan
obat
Secara umum, hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan obat (lanjutan) …
10. When scaling, group all elements to be scaled. Scale as needed. Use the “Increase Font Size,”
“Decrease Font Size” buttons or manually change the font size for the editable text.
• OBAT KEGAWAT DARURATAN MEDIS
• OBAT HIGH ALERT, LASA
• VAKSIN HEAT SENSIITIVE
• VAKSIN FREEZE SENSITIVE
• NARKOTIKA,PSIKOTROPIKA,
PREKURSOR, dan OBAT OBAT
TERTENTU
12. Penyimpanan Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi
Lengkapnya silakan pelajari PMK Nomor 3 Tahun 2015 tentang Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan, dan Pelaporan
Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi yaa…
Golongan
Obat
Contoh Obat Lemari Khusus Ketentuan Kunci Ketentuan Lain
Narkotika
Kodein,
Metadon
terbuat dari bahan yang kuat;
tidak mudah dipindahkan,
mempunyai 2 (dua) buah
kunci yang berbeda
dikuasai oleh Apoteker
penanggung jawab/Apoteker
yang ditunjuk dan pegawai lain
yang dikuasakan
Tempat penyimpanan
Narkotika dilarang digunakan
untuk menyimpan barang
selain Narkotika
Psikotropika
Diazepam,
Fenobarbital
terbuat dari bahan yang kuat;
tidak mudah dipindahkan,
mempunyai 2 (dua) buah
kunci yang berbeda
dikuasai oleh Apoteker
penanggung jawab/Apoteker
yang ditunjuk dan pegawai lain
yang dikuasakan
Tempat penyimpanan
Psikotropika dilarang
digunakan untuk menyimpan
barang selain Psikotropika
Prekursor Ergotamin
terbuat dari bahan yang kuat;
tidak mudah dipindahkan,
mempunyai 2 (dua) buah
kunci yang berbeda
dikuasai oleh Apoteker
penanggung jawab/Apoteker
yang ditunjuk dan pegawai lain
yang dikuasakan
13. Penyimpanan Obat-Obat Tertentu (OOT) yang Sering Disalahgunakan
Contoh Obat Ketentuan Penyimpanan
Ergotamin
pembatasan akses personil,
diletakkan dalam satu area dan
tempat penyimpanan mudah diawasi
secara langsung oleh
penanggungjawab
Lengkapnya silakan pelajari Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 4 Tahun 2018 tentang Pengawasan
Pengelolaan Obat, Bahan Obat, Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi di Fasilitas Pelayanan Kefarmasian yaa…
15. Obat-obatan yang perlu diwaspadai (high-alert medications) adalah obat yang
persentasinya tinggi dalam menyebabkan terjadi kesalahan/error dan/atau
kejadian sentinel (sentinel event), obat yang berisiko tinggi menyebabkan
dampak yang tidak diinginkan (adverse outcome) seperti elektrolit Pekat
demikian pula obat-obat yang tampak mirip/ucapan mirip (Nama Obat, Rupa
dan Ucapan Mirip/NORUM, atau Look-Alike Sound-Alike/ LASA)
16. Penyimpanan Obat
LASA dijeda selang
seling dan ditempel
stiker LASA di Rak
Penyimpanan
elektrolit konsentrasi
tinggi dan obat risiko
tinggi diberi stiker High
Alert sampai ke unit
terkecil obat dan
diletakan terpisah dari
obat lainnya
Contoh Obat LASA dengan bentuk sediaan
berbeda (sirup & drop)
Contoh label High Alert
MgSo4 20%,
MgSo4 40%
Contoh obat High Alert
Contoh penyimpanan dan label Obat LASA
18. 1. Anafilaktik syok kit
2. Emergency kit
3. Kit Kegawatdaruratan Persalinan
Kuncidisposable
Obat kegawatdaruratan medis digunakan hanya pada saat
emergensi dan ditempatkan di ruang pemeriksaan, kamar
suntik, poli gigi, ruang imunisasi, ruang bersalin dan di
Unit Layanan Gawat Darurat.
Penetapan jenis obat kegawatdaruratan medis termasuk
antidot harus disepakati bersama antara Apoteker, dokter
dan perawat
19. Penyimpanan Obat Kegawat Daruratan Medis
1. Simpan pada box/tas khusus dan terkunci, kunci harus mudah dipatahkan
dan tidak dapat digunakan lagi hal ini untuk menjaga keutuhan kit agar
obat selalu tersedia
2. Segera lakukan penggantian obat yang terpakai segera setelah digunakan
dan dikunci kembali
3. Lakukan pengecekan suhu, waktu kedaluwarsa, no bets, dan kondisi
kualitas organoleptis pada obat kegawatdaruratan medis secara berkala
Kuncidisposable
21. Nah terkait penyimpanan vaksin ini
pembahsannya agak sedikit
panjang ya.. Karena ada banyak
faktor yang terkait..
Yuk kita mulai bahas…
22. Penggolongan Vaksin
berdasarkan asal antigen
Bibit penyakit
yang dilemahkan
(live attenuated)
Bibit penyakit
yang dimatikan
(inactivated)
Recombinant:
Hept B
berdasarkan sensitivitas terhadap
suhu
Tidak tahan
beku
(Freeze Sensitive)
Tidak tahan
panas
(Heat Sensitive)
23. Bibit penyakit yang
dilemahkan
(live attenuated)
❖Virus : Polio(OPV),
Campak, Yellow Fever
❖Bakteri: BCG
Bibit penyakit yang
dimatikan
(inactivated)
❖ Virus : IPV (Inactivated
Polio Vaccine), Rabies
❖ Basis protein : Subunit
pertusis
❖ Toxoid : Dipteri dan
tetanus
Recombinant
❖Hepatitis B
Vaksin Berdasarkan Asal Antigen
24. Vaksin Berdasarkan Sensitivitas Terhadap Suhu
Golongan Vaksin Definisi Contoh
FS
(Freeze Sensitive)
Tidak Tahan Beku
Gol. vaksin yang akan rusak
terhadap suhu dingin <00C
(beku)
◼Hepatitis B
◼Td
◼DPT-HB-Hib
◼DT
◼TT
◼IPV
HS
(Heat Sensitive)
Tidak Tahan Panas
Gol. vaksin yang akan rusak
terhadap paparan panas yang
berlebih (>340C)
◼BCG
◼POLIO
◼CAMPAK
26. Contoso
Pharmaceuticals
Semua vaksin disimpan pada suhu 2°C s.d. 8°C pada vaccine refrigerator.
Khusus vaksin Hepatitis B, pada bidan desa disimpan pada suhu ruangan,
terlindung dari sinar matahari langsung.
27. Sisa Vaksin masih bisa digunakan selama :
VVM dalam kondisi A atau B
Belum melewati waktu kedaluwarsa
Tidak terendam air selama penyimpanan
Disimpan pada suhu 2°C s.d. 8°C
Belum melampaui masa pemakaian
PEMAKAIAN
SISA VAKSIN
28. Khusus untuk vaksin Polio,
jika dalam 2 Minggu setelah dibuka ternyata terjadi
perubahan warna akibat perubahan Ph, maka vaksin
Polio belum tentu boleh digunakan kembali.
Perhatikan gambar berikut…
29. Vaksin yang telah mendapatkan paparan
panas lebih banyak (yang dinyatakan dengan
perubahan kondisi Vaccine Vial
Monitor/VVM A ke kondisi B) harus
digunakan terlebih dahulu meskipun masa
kedaluwarsanya masih lebih panjang.
Vaksin dengan kondisi VVM C dan D tidak
boleh digunakan.
Indikator VVM pada Vaksin
PAPARAN
TERHADAP
PANAS
30. Apabila kondisi VVM vaksin sama, maka
digunakan vaksin yang lebih pendek masa
kedaluwarsanya (First Expire First Out/FEFO).
MASA
KEDALUWARSA
VAKSIN
Vaksin yang terlebih dahulu diterima sebaiknya
dikeluarkan terlebih dahulu. Hal ini dilakukan dengan
asumsi bahwa vaksin yang diterima lebih awal
mempunyai jangka waktu pemakaian yang lebih pendek
WAKTU
PENERIMAAN
VAKSIN
31. KERUSAKANVAKSIN
Terhadap panas / sinar
matahari Terhadap pembekuan Pelarut tidak boleh
dibekukan
Semua vaksin rusak bila terkena sinar matahari langsung
Ultra violet dapat merusak vaksin BCG
33. SHAKE TEST
Frozen Vial
Non-homogeneous
Sub-zero temperature effect
Dilakukan terhadap vaksin FS
yang dicurigai beku
• Suhu thermometer < 0oC
• Freeze tag : Tanda X
Dibandingkan dengan jenis vaksin
yang sama yg sengaja dibekukan.
36. PENYIMPANAN PELARUT
Simpan disuhu ruangan, terlindung dari sinar
matahari langsung
Tidak boleh tertukar antar pelarut vaksin →
penyimpanan terpisah
Sehari sebelum pelayanan, simpan pelarut dalam
Refrigerator
PELARUT VAKSIN TIDAK BOLEH SALING TERTUKAR
37. Sarana Penyimpanan Vaksin
tingkat Puskesmas
Vaccine Refrigerator adalah tempat menyimpan vaksin BCG,
Td, DT, Hepatitis B, Campak, IPV dan DPT-HB-Hib, pada
suhu yang ditentukan +2°C s.d. +8°C dapat juga difungsikan
untuk membuat kotak dingin cair (cool pack).
Freezer adalah untuk menyimpan vaksin polio pada suhu
yang ditentukan antara -15oC s/d -25oC atau membuat kotak
es beku (cold pack).
38. Bentuk pintu vaccine refrigerator/freezer ada
2 yakni Front Opening dan Top Opening.
Berikut kelebihan dan kekurangan Vaccine
Refrigerator berdasarkan letak pintu :
39. Lemari es RCW 50 EK
tingkat Puskesmas.
Epi cold chain Okt 2003
Grapik kartu suhu.
Freeze watch.
Freeze Tag.
Cool pack. Cold pack.
Atau.
Atau.
Volume untuk
vaksin = 24 Lt.
Thermostat. Thermometer
Hept. B
Hept B
DPT
DPT
Campak
Campak
BCG
BCG
Polio
Polio
Polio
BCG
DT
DT
TT
TT
Vaksin freeze Sensitive.
Harus selalu berjauhan
dengan evaporator.
Vaksin Heat Sensitive.
Harus selalu berdekatan
dengan evaporator.
▪ 2 Kompartemen: kanan dan
kiri suhu+2°C s.d +8°C
▪ Bagian tengah freezer
PENATAAN VAKSIN
40. PENATAAN VAKSIN
EPI Cold chain.
Lemari es RCW 42 EK
tingkat Puskesmas.
Epi cold chain Okt 2003
Grapik kartu suhu.Muller
Thermometer
Freeze watch.
Freeze Tag.
Atau.
Evaporator.
Cold pack
Aluminiun
plat.
Volume untuk
vaksin = 18,2 Lt.
10 cm.
Cool pack Cool pack
DPT
DPT
HB
DT
DT
TT
Campak
Polio
BCG
Sirkulasi udara.
Jarak antar vaksin min 1- 2 cm
Vaksin Heat Sensitive (HS)
Harus selalu berdekatan
dengan evaporator.
Vaksin Freeze Sensitive (FS)
Harus selalu berjauhan dari
evaporator.
▪ 1 kompartemen
▪ Suhu dekat evaporator bisa <0°C
▪ Jauh dari evaporator +2°C s.d +8°C
Jarak antar vaksin minimal 1-2 cm atau
1 jari tangan
41. BEBERAPA JENIS ALAT PEMANTAU SUHU VAKSIN
Alat Pemantau Suhu
• Thermograph
• Fridge Tag
• Multidog
Alat Pemantau Paparan
Suhu Dingin
Alat Pencatat Suhu
Alat Pemantau Paparan
Suhu Panas
• Termometer Dial
• Termometer Muller
• Termometer Bulb
• Freeze Watch
• Freeze Tag
• VVM
43. Freeze-Tag
Freeze Watch
Alat Pemantau Paparan Suhu Panas
vaksin ini dapat gunakanA
B
C
D
vaksin segera digunakan
vaksin ini Jangan digunakan
vaksin ini Jangan digunakan
Alat Pemantau Paparan Suhu Dingin
VVM
44. PENANGANAN VAKSIN
PADA KONDISI TERTENTU
Penanganan vaksin dalam keadaan tertentu
perlu dipahami oleh Apoteker Puskesmas,
mengingat vaksin sangat rentan terhadap
perubahan suhu sedangkan penyimpanan
vaksin pada tingkat puskesmas dianggap yang
paling rentan, karena power tidak stabil, daya
listrik terbatas, atau mungkin tidak ada listrik
45.
46. • Apoteker melakukan monitoring administrasi
dan fisik vaksin serta logistik lainnya setiap
akhir bulan.
• Hasil monitoring dicatat pada kartu stok dan
dilaporkan secara berjenjang bersamaan
dengan laporan cakupan Imunisasi.
MONITORING VAKSIN
DAN LOGISTIK
47. Contoh Kartu Stok Vaksin
Kabupaten / Kota : …………………………. BULAN : ……………………………………TAHUN : ……………………………………….
NO.SURAT PENGIRIMAN.
/ SBBK PENERIMAAN PENGELUARAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
PENGELOLA PROGRAM IMUNISASI / VAKSIN MENGETAHUI,
KEPALA DINAS KESEHATAN
KAB / KOTA
……………………………
FORMAT PENCATATAN STOK VAKSIN KABUPATEN / KOTA
JENIS ANTIGEN :………………..
JUMLAH
NO TANGGAL DITERIMA DARI DIPERGUNAKAN KE NO BATCH/LOT VVM TGL KADALUARSA SISA KETERANGAN
………………………………………………..
48. Selain Vaccine Refrigerator, Apoteker
perlu memahami sarana lain terkait sarana
penyimpanan vaksin di Puskesmas, yaitu
Alat Pembawa Vaksin dan Alat untuk
Mempertahankan Suhu
49. Alat Pembawa Vaksin, terdiri dari :
Kotak Dingin /
Cold box
• adalah suatu alat untuk
menyimpan sementara
dan membawa vaksin
• umumnya memiliki volume
kotor 40 liter dan 70 liter
Vaccine carrier
• adalah alat untuk
mengirim/membawa
vaksin dari puskesmas ke
posyandu atau tempat
pelayanan imunisasi
lainnya yang dapat
mempertahankan suhu
+2°C s/d +8°C
51. Nah, agar kualitas vaksin dapat selalu
terjamin, maka Apoteker perlu
melakukan Pemeliharaan
Vaccine Refrigerator lho…
Seperti apakah bentuk kegiatannya?
Yuk kita lanjut belajarnya ….
53. Pemeliharaan Harian
Melakukan pengecekan suhu dengan
menggunakan thermometer atau alat
pemantau suhu digital setiap pagi
dan sore, termasuk hari libur.
Memeriksa apakah terjadi bunga es
dan memeriksa ketebalan bunga es.
Apabila bunga es lebih dari 0,5 cm
lakukan pencairan bunga es
Memeriksa apakah terdapat cairan
pada dasar lemari es. Apabila
terdapat cairan harus segera
dibersihkan atau dibuang.
Melakukan pencatatan langsung
setelah pengecekan suhu pada
thermometer atau pemantau suhu
dikartu pencatatan suhu setiap pagi
dan sore
54. Pemeliharaan Mingguan
Memeriksa steker
jangan sampai kendor,
bila kendor gunakan
obeng untuk
mengencangkan baut.
Mengamati tanda-tanda
steker hangus dengan
melihat perubahan warna
pada steker, jika itu
terjadi gantilah steker
dengan yang baru.
Agar tidak terjadi
konsleting saat
membersihkan badan
vaccine refrigerator,
lepaskan steker dari
stop kontak.
Lap basah, kuas yang
lembut/spon busa dan
sabun dipergunakan
untuk membersihkan
badan vaccine
refrigerator.
Keringkan kembali
badan vaccine
refrigerator dengan lap
kering.
Selama membersihkan
badan vaccine
refrigerator, jangan
membuka pintu vaccine
refrigerator agar suhu
tetap terjaga 2°C - 8°C
Setelah selesai
membersihkan badan
vaccine refrigerator
colok kembali steker.
Mencatat kegiatan
pemeliharaan mingguan
pada kartu
pemeliharaan vaccine
refrigerator.
55. Pemeliharaan Bulanan
Sehari sebelumnya,
kondisikan cool pack
dan vaccine carrier
atau cold box.
Pindahkan vaksin ke
dalamnya.
saat melakukan
pencairanbunga
es (defrosting),
lepaskan steker
dari stop kontak.
Membersihkan
kondensor pada
vaccine refrigerator
model terbuka
menggunakan sikat
lembut atau tekanan
udara. Pada model
tertutup hal ini tidak
perlu dilakukan.
Periksa kerapatan pintu dengan
menggunakan selembar kertas. bila
kertas sulit ditarik = karet pintu
masih baik, sebaliknya bila kertas
mudah ditarik = karet sudah sudah
mengeras. Olesi karet pintu dengan
bedak atau minyak goreng agar
kembali lentur.
Memeriksa steker
jangan sampai kendor,
bila kendor gunakan
obeng untuk
mengencangkan baut.
Selama membersihkan
badan vaccine
refrigerator, jangan
membuka pintu
vaccine refrigerator
agar suhu tetap
terjaga 2°C-8°C.
Setelah selesai
membersihkan
badan vaccine
refrigerator colok
kembali steker.
Mencatat kegiatan
pemeliharaan bulanan
pada kartu
pemeliharaan vaccine
refrigerator.
Untuk vaccine refrigerator
dengan sumber tenaga surya,
dilakukan pembersihan panel
surya dan penghalang sinar
apabila berdekatan dengan
pepohonan.
Untuk vaccine
refrigerator dengan
sumber tenaga surya
dan aki/accu, lakukan
pemeriksaan kondisi
air aki.
56. Pencairan Bunga Es (defrosting)
Dilakukan minimal 1 bulan sekali atau ketika bunga es mencapai ketebalan 0,5 cm.
Sehari sebelum pencairan bunga es, kondisikan cool pack dan vaccine carrier / cold box.
Pindahkan vaksin ke dalam vaccine carrier / cold box yang telah berisi cool pack
Cabut steker saat ingin melakukan pencairan bunga es.
Defrosting dapat dilakukan dengan cara membiarkan hingga mencair atau menyiram dengan air hangat.
Gunakan lap kering untuk mengeringkan bagian dalam refrigerator termasuk evaporator saat bunga es mencair.
Pasang kembali steker dan jangan merubah thermostat hingga suhu Vaccine Refrigerator kembali stabil (2-8°C).
Susun kembali vaksin ke dalam Vaccine Refrigerator sesuai ketentuan, setelah suhu lemari es telah mencapai 2-8°C.
Catat kegiatan pemeliharaan bulanan pada kartu pemeliharaan
57. Bagaimana, menarik bukan pembahasan
tentang vaksin ini? Kalau masih penasaran,
Sejawat bisa pelajari lengkapnya di
Permenkes No 12 Tahun 2017 tentang
Penyelenggaraan Imunisasi..
Nah, untuk materi Penyimpanan Obat di
Puskesmas kita cukupkan di sini ya…
Semoga bermanfaat!
58. Sekarang saya tahu
Apoteker memiliki peranan penting dalam melakukan penyimpanan obat
dan vaksin untuk menjamin mutu dan keamanan obat dan vaksin.
Ada beberapa jenis sediaan obat yang perlu menjadi perhatian khusus
dalam penyimpanannya, antara lain Narkotika, Psikotropika,
Prekursor,Obat-obat Tertentu yang sering disalahgunakan, obat High
Alert dan LASA, obat kegawatdaruratan medis, serta Vaksin
59. REFERENSI
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 74 Tahun 2016 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 12 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan
Imunisasi
Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan
Nomor 4 Tahun 2018 tentang Pengawasan
Pengelolaan Obat, Bahan Obat, Narkotika,
Psikotropika, dan Prekursor Farmasi di Fasilitas
Pelayanan Kefarmasian.
Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Kefarmasian
di Puskesmas, Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia 2019
Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian Bagi
Tenaga Kefarmasian di Puskesmas, Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia 2020