SlideShare a Scribd company logo
1 of 115
Epid
Epidemiologi
Definisi Epidemiologi :
yaitu :
“ Ilmu tentang Frekuensi , Distribusi ( Penyebaran ) dan
faktor faktor penentu ( determinan ) masalah
kesehatan dalam masyarakat yg bertujuan utk
penanggulangan masalah kesehatan .
Dr. H. Yasril Rivai
1
Epid
PENGERTIAN EPIDEMIOLOGI MENURUT PENDAPAT PARA AHLI
1. Greenwood ( 1934 ) Mengatakan bahwa Epidemiologi mempelajari
tentang penyakit dan segala macam kejadian yang mengenai kelompok
( herd ) penduduk. Kelebihannya adalah adanya penekanan pada
Kelompok Penduduk yang mengarah kepada Distribusi suatu penyakit.
2. Brian Mac Mahon ( 1970 ) Epidemiology is the study of the
distribution and determinants of disease frequency in man.
Epidemiologi adalah Studi tentang penyebaran dan penyebab frekwensi
penyakit pada manusia dan mengapa terjadi distribusi semacam itu. Di
sini sudah mulai menentukan Distribusi Penyakit dan mencari Penyebab
terjadinya Distribusi dari suatu penyakit.
Epid
3. Wade Hampton Frost ( 1972 ) Mendefinisikan Epidemiologi sebagai
Suatu pengetahuan tentang fenomena massal ( Mass Phenomen )
penyakit infeksi atau sebagai riwayat alamiah ( Natural History ) penyakit
menular. Di sini tampak bahwa pada waktu itu perhatian epidemiologi
hanya ditujukan kepada masalah penyakit infeksi yang terjadi/mengenai
masyarakat/massa.
4. Anders Ahlbom & Staffan Norel ( 1989 ) Epidemiologi adalah
Ilmu Pengetahuan mengenai terjadinya penyakit pada populasi manusia.
Epid
5. Gary D. Friedman ( 1974 ) Epidemiology is the study of disease
occurance in human populations.
6. Abdel R. Omran ( 1974 ) Epidemiologi adalah suatu ilmu mengenai
terjadinya dan distribusi keadaan kesehatan, penyakit dan perubahan pada
penduduk, begitu juga determinannya serta akibat – akibat yang terjadi
pada kelompok penduduk.
7. Barbara Valanis Epidemiology is term derived from the greek languang
( epid = upon ; demos = people ; logos = science ).
8. Last ( 1988 ) Epidemiology is study of the distribution and
determinants of health – related states or events in specified population
and the application of this study to control of problems.
9. Elizabeth Barrett Epidemiology is study of the distribution and causes
of diseases.
Epid
10.Hirsch ( 1883 ) Epidemiologi adalah suatu gambaran kejadian,
penyebaran dari jenis – jenis penyakit pada manusia pada saat tertentu di
berbagai tempat di bumi dan mengkaitkan dengan kondisi eksternal
11.Judith S. Mausner ; Anita K. Bahn Epidemiology is concerned with the
extend and types of illness and injuries in groups of people and with the
factors which influence their distribution.
12.Robert H. Fletcher ( 1991 ) Epidemiologi adalah disiplin riset yang
membahas tentang distribusi dan determinan penyakit dalam populasi.
Epid
13.Lewis H. Rohf ; Beatrice J. Selwyn Epidemiology is the description
and explanation of the differences in accurence of events of medical
concern in subgroup of population, where the population has been
subdivided according to some characteristic believed to influence of the
event.
14.Lilienfeld ( 1977 ) Epidemiologi adalah suatu metode pemikiran
tentang penyakit yang berkaitan dengan penilaian biologis dan berasal dari
pengamatan suatu tingkat kesehatan populasi.
15.Moris ( 1964 ) Epidemiologi adalah suatu pengetahuan tentang sehat
dan sakit dari suatu penduduk.
Epid
Sejarah Epidemiologi :
Dengan terjadinya perubahan dan perkembangan dasar
berpikir para ahli kesehatan masyarakat dari masa ke
masa sesuai dg kondisi zaman maka terhadap proses
terjadinya penyakit telah dikemukakan beberapa teori :
1. Contagion Theory :
-. Utk terjadinya penyakit ada kontak antara manusia.
-. Dikembangkan berdasar pengamatan epidemi dan
penyakit lepra di Mesir.
2. Hippocratic Theory :
-. Kausa penyakit berasal dari alam : cuaca dan
lingkungan .
7
3. Miasmatic Theory :
-. Hampir sama dg hippocratic theory.
-. Kausa penyakit berasal dari gas-gas busuk dari bumi.
4. Epidemic Theory :
-. Menghubungkan terjadinya penyakit dg cuaca dan
faktor geografis. Suatu zat organik dari lingkungan
dianggap sbg pembawa penyakit, misalnya air yang
tercemar menyebabkan gastroenteritis .
Epid
8
Epid
5. Teori Kuman ( Germ Theory ) :
-. Penyakit disebabkan oleh kuman .
-. Tetapi ternyata ada penyakit yg tidak
disebabkan kuman
6. Teori multi kausa :
-. Suatu penyakit terjadi sebagai hasil interaksi
berbagai faktor, misalnya faktor biologis ,
kimiawi dan sosial.
9
Epid
TOKOH-TOKOH EPIDEMIOLOGI .
1. Antonio van Leeuwenhoek ( 1632 – 1723 )
Warga negara Belanda yg menemukan Mikroskop , ke-
mudian menemukan bakteri dan parasit serta
spermatozoa .
2. Robert Koch
Peneliti penyakit TBC dan memperkenalkan Tuberculin
pada tahun 1890 .
3. Max van Patternkofer
Warga negara Jerman ini terkenal karena upaya
identifikasi penyebab suatu penyakit .
10
Epid
4. John Snow, 1854
Sukses mengatasi kolera yg melanda London.
Dianggap Father of Epidemiology.
5. Percival Pott
Ahli bedah yg melakukan pendekatan epidemiologis
dalam menganalisis meningginya kejadian kanker
scrotum dikalangan pekerja pembersih cerobong
asap.
Dia dianggap sebagai Bapak Epidemiologi Modern.
11
Epid
6. James Lind. 1747
Meneliti hubungan kekurangan vit. C dengan
Scurvy ( Scorbut )
7. Dool dan Hill. 1950
R.Dool dan A.B.Hill adalah dua nama yg
berkaitan dg hubungan merokok dan kanker
paru.
12
Epid
PERAN EPIDEMIOLOGI DALAM BIDANG KEDOKTERAN
DAN KESEHATAN MASYARAKAT
Dalam bidang kesehatan masyarakat, mempunyai peran
yang sangat besar karena hasil studi epidemiologi dapat
digunakan untuk:
1. Mengadakan analisis perjalanan penyakit di
masyarakat serta perubahan-perubahan yang terjadi
akibat intervensi alam atau manusia;
2. Mendeskripsi pola penyakit pada berbagai kelompok
masyarakat;
3. Mendeskripsi hubungan antara dinamika penduduk dengan
penyebaran penyakit.
13
Epid
Dari faktor-faktor di atas maka hasil studi
epidemiologi dapat digunakan untuk:
a. mendiagnosis kebutuhan pelayanan kesehatan
pada masyarakat dan mengadakan prediksi
kebutuhan pelayanan kesehatan di masa yang
akan datang serta menentukan prioritas
masalah kesehatan.
b. bahan pertimbangan dalam pelaksanaan
program pelayanan kesehatan seperti
pengobatan, pencegahan, dan penanggulangan
masalah kesehatan di masy.
14
Epid
T U J U A N
Secara umum, dapat dikatakan bahwa
tujuan yang hendak dicapai dalam
mempelajari epidemiologi adalah “
memperoleh data frekuensi, distribusi dan
determinan penyakit atau fenomena lain
yang berkaitan dengan kesehatan
masyarakat “
15
Epid
PROSES TERJADINYA PENYAKIT
INFEKSI
Proses terjadinya penyakit disebabkan adanya
interaksi antara :
-.“agen” atau faktor penyebab penyakit,
-. manusia sebagai “pejamu” atau host,
-. faktor lingkungan yang mendukung.
Ketiga faktor tersebut dikenal sebagai Trias
Penyebab Penyakit.
16
Epid
FAKTOR AGEN
“Agen” sebagai faktor penyebab penyakit dapat berupa
unsur hidup atau mati yang terdapat dalam jumlah yang
berlebih atau kekurangan.
Agen berupa unsur hidup terdiri dari:
1. virus,
2. bakteri,
3. jamur,
4. parasit,
5. protozoa,
6. metazoa.
17
Epid
Agen berupa unsur mati:
1. fisika: sinar radioaktif;
2. kimia: karbon monoksida, obat-obatan,
pestisida, Hg, Cadmium, Arsen;
3. fisik: benturan atau tekanan.
Unsur pokok kehidupan:
1. Air
2. udara
18
Epid
Keadaan fisiologis: kehamilan dan persalinan.
Kebiasaan hidup: merokok, alkohol, narkotika, dll
Perubahan hormonal: diabetes melitus,
hipertiroid, dan lain-lain.
Kelainan genetika: down syndrome.
19
Epid
FAKTOR PEJAMU
“Pejamu” ialah keadaan manusia yang sedemikian rupa
sehingga menjadi faktor risiko untuk terjadinya penyakit. Faktor
ini disebut faktor intrinsik.
. Faktor pejamu yang merupakan faktor risiko untuk
timbulnya penyakit adalah :
1. Genetik. Misalnya, penyakit herediter seperti
hemophilia, sickle cell anemia, dll.
2. Umur. Misalnya, usia lanjut mempunyai risiko untuk
terkena karsinoma, penyakit jantung, dll.
20
Epid
3. Jenis Kelamin. Misalnya, penyakit kelenjar gondok,
kolesistitis, reumatoid artritis, diabetes melitus
(cenderung terjadi pada wanita), penyakit jantung
dan hipertensi (cenderung menyerang laki-laki).
4. Keadaan fisiologi. Kehamilan dan persalinan
memudahkan terjadinya berbagai penyakit, seperti
keracunan kehamilan, anemia, dan psikosis
pascapartum.
21
Epid
5. Kekebalan. Orang-orang yang tidak mempunyai
kekebalan terhadap suatu penyakit akan mudah
terserang penyakit tersebut.
6. Penyakit yang diderita sebelumnya. Misalnya,
reumatoid artritis yang mudah kambuh.
7. Sifat-sifat manusia. Higiene perorangan yang jelek
akan mudah terserang penyakit infeksi. Misalnya
Balanitis, Karsinoma penis bagi orang yang tidak
sirkumsisi.
22
Epid
FAKTOR LINGKUNGAN
“Lingkungan” merupakan faktor ketiga sebagai
penunjang terjadinya penyakit. Faktor ini disebut” faktor
ekstrinsik”. Faktor lingkungan dapat berupa :
1. lingkungan fisik,
2. lingkungan biologis,
3. lingkungan sosial ekonomi.
23
Epid
Selain faktor-faktor di atas, sifat-sifat
mikroorganisme sebagai agen penyebab penyakit juga
merupakan faktor penting dalam proses timbulnya
penyakit infeksi.
Sifat-sifat mikroorganisme tersebut antara lain:
1. patogenitas,
2. virulensi,
3. tropisme,
4. serangan terhadap pejamu,
............... Cont...
24
Epid
5. kecepatan berkembang biak,
6. kemampuan menembus jaringan,
7. kemampuan memproduksi toksin,
8. kemampuan menimbulkan kekebalan.
25
Epid
Patogenitas
Yang dimaksud dengan patogenitas adalah
kemampuan mikroorganisme untuk menimbulkan
penyakit pada pejamu. Dalam rumus dapat dituliskan
sebagai berikut.
Jumlah kasus penyakit tertentu
Patogenitas = ---------------------------------------------
Jumlah orang yg terinfeksi
26
Epid
Virulensi
Virulensi ialah kemampuan mikroorganisme untuk
menimbulkan penyakit yang berat atau fatal. ini berarti
jumlah suatu penyakit dengan kasus yang berat dan
fatal dibagi dengan jumlah semua kasus penyakit
tersebut. Rumusnya seperti berikut.
Jumlah kasus berat dan fatal .
Virulensi = -------------------------------------------------
jumlah semua kasus penyakit tertentu.
27
Epid
Tropisme
Tropisme ialah pemilihan jaringan atau organ
yang diserang. Penyerangan terhadap jaringan atau
organ yang vital seperti otak atau jantung akan
lebih mudah menimbulkan penyakit yang berat
dibandingkan dengan penyerangan terhadap jaringan
atau organ saluran napas atau saluran pencernaan
atau kulit.
28
Epid
Pejamu yang Diserang
Bila suatu mikroorganisme hanya menyerang
manusia, dikatakan bahwa mikroorganisme tersebut
mempunyai rentang yang pendek, seperti salmonella
typhi dan para typhi, sebaliknya bila mikroorganisme
selain menyerang manusia juga menyerang hewan
dapat dikatakan bahwa mikroorganisme tersebut
mempunyai rentang yang luas.
29
Epid
Kecepatan Berkembang Biak
Mikroorganisme yang mempunyai kemampuan
berkembang biak dengan cepat akan cepat
menimbulkan penyakit. Hal ini disebabkan untuk
menimbulkan gejala penyakit dibutuhkan jumlah
mikroorganisme yang cukup banyak.
30
Epid
Kemampuan Menembus Jaringan, Memproduksi
Toksin, dan Menimbulkan Kekebalan
Kemampuan yang tinggi dari suatu mikroorganisme
untuk menembus jaringan akan makin cepat menimbulkan
gejala penyakit. Demikian pula dengan mikroorganisme
yang memproduksi toksin baik endotoksin maupun
eksotoksin akan lebih mudah menimbulkan penyakit.
31
Epid
RESERVOIR
Reservoir adalah tempat hidup dan berkembang
biaknya agen penyebab penyakit.
Yang dapat bertindak sebagai reservoir adalah:
1. manusia,
2. hewan,
3. artropoda, dan lain-lain.
32
Epid
Siklus penularan penyakit dengan manusia sebagai reservoir
dapat terjadi secara langsung dan tidak langsung.
1. Siklus penularan langsung
Siklus penularan langsung ialah penularan dari seseorang
sebagai reservoir pada orang lain yang rentan. Misalnya,
penyakit yang ditimbulkan oleh bakteri streptococcus dan
staphylococcus, antara lain:
a. difteri,
b. penyakit kelamin,
c. parotitis,
d. tifus abdominalis, dan
e. amoebiasis.
33
Epid
2. Siklus penularan tidak langsung
Dikatakan siklus penularan tidak langsung bila manusia
yang bertindak sebagai reservoir tidak menularkan pada
manusia lain secara langsung, tetapi penularan dilakukan
melalui artropoda seperti nyamuk kemudian nyamuk yang
menularkan pada manusia yang rentan. Misalnya,
a. malaria
b. demam berdarah
c. Chikungunya
d. Filariasis.
34
Epid
Portal of entry and exit :
Port d’entrée : Exit :
-. Kulit -. Saluran nafas
-. Saluran nafas -. Saluran cerna
-. Saluran cerna -. Saluran kemih
-. Saluran kemih
35
Epid
Kejadian Penyakit dalam masyarakat :
1. Endemis :
Keadaan dimana penyakit menetap ada dalam
masyarakat pada suatu tempat atau populasi
tertentu.
2. Epidemi :
terjadinya penyakit dalam masyarakat atau daerah
tertentu sangat melebihi dari jumlah yang biasa .
36
Epid
3. Pandemi :
epidemi yang terjadi dalam daerah yang sangat luas
dan mencakup proporsi populasi yang banyak .
4. Kasus :
anggota masyarakat yang menderita penyakit yang
telah di diagnosa terhadapnya.
37
Epid
PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN
PENYAKIT MENULAR .
A.Eliminasi Reservoir :
1. Mengisolasi penderita .
2. Karantina .
B.Memutus mata rantai penularan :
Meningkatkan sanitasi lingkungan dan higiene
perorangan .
38
Epid
C. Melindungi kelompok yang rentan :
Bayi dan anak Balita adalah kelompok yang rentan
terhadap penyakit menular.
Kelompok ini perlu perlindungan khusus ( specific
protection ) dengan cara pemberian Imunisasi.
Pemberian obat-obat profilaksis tertentu juga
dapat mencegah penyakit tertentu seperti :
malaria , meningitis dan disenteri basiler .
39
Epid
Pada anak usia muda faktor gizi yang kurang
akan menyebabkan kerentanan pada anak
tersebut,
karena itu meningkatkan gizi anak adalah
usaha yang penting untuk mencegah penyakit .
40
Ukuran Morbiditas dan Mortalitas
Agar data Morbiditas dan Mortalitas dapat
digunakan utk membandingkan maka data absolut
diubah menjadi data relatif.
Dalam epidemiologi ukuran yg digunakan dalam
menentukan Morbiditas dan mortalitas adalah :
Angka, Rasio dan Proporsi .
Epid 41
Epid
RASIO :
Merupakan nilai relatif yg dihasilkan dari perbandingan
dua nilai kuantitatif yg pembilangnya tdk merupakan
bagian dari penyebut.
Misal :
Sebuah nilai kuantitatif : A dan nilai kuantitatif lain
adalah : B maka Rasio kedua nilai tersebut : A/B.
42
Epid
Contoh: Pada KLB keracunan makanan terdapat 32
orang penderita dimana 12 orang diantaranya adalah
anak-anak , maka  rasio anak thd dewasa adalah
12
20
= 0,6
43
Proporsi :
Perbandingan dua nilai kuantitatif yg pembilangnya
merupakan bagian dari penyebut.
Sehingga perbandingan menjadi : A/(A + B ) .
Pada contoh diatas menjadi :
12
( 12 + 20 )
= 0,375
Epid 44
Angka :
Merupakan Proporsi dalam bentuk khusus,
perbandingan antara pembilang dan penyebut
dinyatakan dalam batas waktu tertentu.
Angka Insidens ( Incidence rate ) :
Insidens merupakan kasus baru suatu penyakit yg
terjadi dalam kurun waktu tertentu. Ini merupakan
cara terbaik utk menentukan risiko timbulnya
penyakit.
Epid
45
Batasan angka insidens yaitu proporsi kelompok
individu yg terdapat dalam penduduk suatu wilayah
yg semula tidak sakit dan menjadi sakit dalam kurun
waktu tertentu
Epid 46
Jumlah kasus baru
Jumlah penduduk
Yg awalnya tdk sakit
Angka insidens = x K (konstanta)
Angka Prevalens ( Prevalence rate ) :
Terdapat 2 ukuran :
Jumlah semua kasus yg dicatat
jumlah penduduk
Point prevalence = pd saat ttt
Epid 47
Jumlah semua kasus yg dicatat
jumlah penduduk
Periode preval. = utk 1 periode
Epid
48
INDEKS MORTALITAS DAN MORBIDITAS
ANGKA KEMATIAN KASAR ( Crude Death Rate = CDR )
Jumlah kematian selama 1 tahun
Jumlah pddk pd pertengahan tahun tsb.
CDR = x 1000
ANGKA KEMATIAN BAYI ( Infant Mortality Rate = IMR )
Jumlah kematian umur < 1 tahun selama 1 tahun
Jumlah lahir hidup pd tahun tsb
IMR = x 1000
Epid
49
ANGKA KEMATIAN IBU ( Maternal Mortality Rate = MMR )
Jumlah kematian ibu hamil,persalinan,
dan nifas selama 1 tahun.
Jumlah lahir hidup pd tahun tsb.
MMR = x 100.000.
Epid 50
ANGKA MORBIDITAS
ANGKA MORB = x 1000
Jumlah penderita selama 1 tahun
Jumlah pddk pd pertengahan tahun tsb.
CASE FATALITY RATIO ( CFR )
Jumlah kematian krn penyakit tertentu
Jumlah seluruh penderita penyakit tsb.
CFR =
Epid
51
X 1000
Epid
PENGAMATAN EPIDEMIOLOGIS ( SURVEILANS )
Surveilans penyakit menular ialah kegiatan yg teratur
mengumpulkan , mengolah, dan menganalisa data tentang
insidens penyakit menular untuk
-. mengidentifikasi kelompok penduduk dg risiko tinggi.
-. memahami cara penyebaran .
-. mengurangi atau memberantas penyebarannya.
52
Epid
Surveilans dapat dilakukan dg 2 cara : 1. Aktif
2. Pasif .
Surveilans aktif : pengumpulan data dilakukan secara
langsung utk mempelajari penyakit
tertentu dlm waktu relatif singkat.
Surveilans pasif : pengumpulan data yg diperoleh dari
laporan bulanan unit pelayanan kesehatan.
53
Epid
Pengamatan aktif dilakukan bila :
1. Ditemukan penyakit baru .
2. Penelitian ttg cara penyebaran yg baru penyakit
tertentu.
3. Risiko tinggi terjadinya penyakit musiman.
4. Penyakit tertentu yg timbul didaerah baru atau akan
menimbulkan pengaruh pd kelompok tertentu atau
penyakit dg insidens rendah mendadak terjadi
peningkatan.
54
Epid
Surveilans dilakukan pd :
1. Peny. Yg dpt menimbulkan wabah.
2. Peny. Kronis.
3. Peny. Endemis.
4. Peny. Baru yg dapat menimbulkan
masalah epidemiologis.
5. Peny. Yg bisa menimbulkan
epidemi ulang.
55
Epid
Sasaran Surveilans
1. Individu.
2. Populasi lokal / kelompok individu.
3. Populasi nasional.
4. Populasi internasional.
56
Epid
INDIVIDU :
Dilakukan pada individu yg terinfeksi dan
mempunyai potensi utk menularkan penyakit.
Yaitu :
*. Penderita.
*. Karier .
*. Orang dg risiko tinggi.
Surveilans disini dimaksudkan utk :
-. Contact person.
-. Terjadinya infeksi lebih lanjut.
-. Keberhasilan pengobatan .
-. Pengamatan lanjutan.
57
POPULASI LOKAL :
Yaitu kelompok penduduk yg terbatas pd orang-orang
dg risiko terkena suatu penyakit ( population at risk ).
Pengamatan dilakukan pada :
1. contact person .
2. pejamu yg rentan : bayi, anak yg belum diimunisasi
3. orang dg penyakit yg mudah relaps. Spt TBC.
4. kelompok individu yg kontak dg penderita spt
petugas kesehatan.
Populasi nasional dilakukan thd semua penduduk
setelah dilakukan program pemberantasan, mis.
Penyakit polio .
Epid
58
Epid
T U J U A N SURVEILANS :
1. Mengetahui distribusi geografis peny. Endemis dan
peny. Yg dapat menimbulkan epidemi .
2. Mengetahui periodisitas suatu penyakit.
3. Mengetahui situasi peny. Tertentu .
4. Mengetahui gambaran epidemiologis penyakit
tertentu.
5. Melakukan pengendalian penyakit.
59
Epid
HOSPITAL SURVEILLANCE :
Infeksi Nosokomial :
Rumah sakit merupakan tempat yg paling mudah
menularkan penyakit. Oleh karena itu pengamatan
epidemiologis harus dilakukan intensif oleh petugas
khusus.
Penularan penyakit di RS dapat terjadi melalui :
1. Penderita ke penderita.
2. Petugas kesehatan ke penderita .
3. Alat-alat yg digunakan.
4. Sumber air yg tercemar .
60
Epid
Penderita yg dirawat di RS merupakan Host /
pejamu yg rentan. Hal ini disebabkan :
1. Penyakitnya atau kondisinya yg lemah.
2. Pengaruh obat spt antibiotik,kemoterapi, radiasi,
operasi.
3. Infus, kateter, jarum suntik dll.
61
Epid
KONSEP SEHAT
1. konsep “sehat” dipandang dari sudut fisik secara
individu .
2. konsep “sehat” dipandang dari sudut ekologi.
Konsep “sehat” secara fisik dan bersifat individu
ialah “seseorang dikatakan sehat bila semua organ
tubuh dapat berfungsi dalam batas-batas normal sesuai
dengan umur dan jenis kelamin”. Kesulitan yang
dihadapi konsep ini adalah penentuan “normal” masih
belum dapat dibakukan.
62
Epid
Konsep “sehat” berdasarkan ekologi ialah “sehat
berarti proses penyesuaian antara individu dengan
lingkungannya. Proses penyesuaian ini berjalan terus
menerus dan berubah-ubah sesuai dengan perubahan
lingkungan yang mengubah keseimbangan ekologi dan
untuk mempertahankan kesehatannya orang dituntut
untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan”
63
Epid
Konsep sehat yang banyak dianut oleh berbagai
negara adalah konsep “sehat” yang tercantum dalam
pembukaan konstitusi WHO (1948) yang berbunyi
sebagai berikut.
“Health is stage of complete physical, mental
and social wellbeing and not merely the absence
of disease or infirmity”
“ suatu keadaan sehat yang komplit meliputi
fisik, mental, sosial dan bukan hanya ketiadaan
dari penyakit ataupun kelemahan/kecacatan”.
64
Epid
Konsep “sehat” tersebut sangat ideal hingga dalam
kenyataan sulit dicapai maka timbullah beberapa kritik
terhadap konsep tersebut.
1.Sehat bukanlah suatu keadaan yang statis, tetapi
merupakan suatu proses yang dinamis dan
berubah-ubah setiap saat.
2.Batasan “sejahtera” sangat sulit ditentukan.
3.Indikator yang digunakan untuk mengukur sangat
banyak dengan validitas yang berbeda-beda.
65
Epid
Penilaian thd Kesehatan individu didasarkan pada :
*. Pemeriksaan Fisik.
*. Pemeriksaan Laboratorium .
*. Pemeriksaan Lain-lain.
Penilaian thd kesehatan Masyarakat didasarkan :
*. Angka kematian .
*. Angka Kelahiran .
*. Usia Harapan Hidup, Dsb.
Yang kemudian dijadikan Indikator derajat
kesehatan masyarakat.
66
Epid
JENIS EPIDEMIOLOGI :
1. Epidemiologi Deskriptif .
-. Apabila hanya mempelajari tentang frekuensi
dan penyebaran suatu masalah kesehatan saja,
tanpa memandang perlu mencarikan jawaban
terhadap faktor-faktor penyebab yg mem-
pengaruhi frekuensi, penyebaran dan atau
munculnya masalah kesehatan tsb.
Hasil Epidemiologi Deskriptif hanya menjawab
pertanyaan : Who , Where , When , tetapi tidak
menjawab pertanyaan Why timbulnya masalah .
67
Epid
2. Epidemiologi Analitik .
-. Bila telah mencakup pencarian jawaban thd
penyebab terjadinya frekuensi, penyebaran
serta munculnya suatu masalah kesehatan.
Disini diupayakan adanya jawaban terhadap
faktor-faktor penyebab yg dimaksud ( WHY )
utk kemudian dianalisa hubungannya dg akibat
yg ditimbulkan.
68
Epid
PERJALANAN PENYAKIT ALAMIAH
Setiap orang yang menderita penyakit
tertentu mempunyai riwayat perjalanan
penyakitnya, terutama penyakit kronis yang
berlangsung bertahun-tahun.
Riwayat perjalanan penyakit alamiah
merupakan proses perkembangan suatu
penyakit tanpa adanya intervensi yang
dilakukan oleh manusia dengan sengaja dan
terencana.
69
Epid
Level dan Clark menggambarkan riwayat perjalanan
penyakit sebagai berikut.
Prapatogenesis Patogenesis
Infeksi Sakit 1. Sembuh
2. Kronis
3. Cacat
4. mati.
70
Epid
Tahap Klinis
Tahap klinis merupakan kondisi ketika telah terjadi
perubahan fungsi organ yang terkena dan menimbulkan
gejala . Untuk menemukan penderita pada tahap ini
relatif tidak sulit, terutama pada penyakit-penyakit yang
menimbulkan gejala.
Kesulitan utama untuk mendiagnosis penyakit pada
tahap ini adalah karena tidak semua penyakit
menimbulkan gejala yang jelas, bahkan setiap penyakit
tidak selalu menimbulkan gejala.
71
Epid
Manifestasi klinis pada tahap ini sangat
bervariasi, mulai dan yang sangat ringan dan tidak
spesifik sampai yang sangat berat atau meninggal
dunia. Variasi ini disebut Spektrum Penyakit.
Spektrum penyakit dapat digambarkan sebagai
berikut.
Infeksi
Tidak
Tampak
ringan sedang berat berat sekali mati
Subklinis klinis
72
Epid
Screening test disebut juga Uji Saring atau Uji Tapis.
Untuk mendeteksi tanda dan gejala penyakit secara dini
dan menemukan penyakit sebelum menimbulkan
gejala dapat dilakukan dg cara :
1. Deteksi tanda dan gejala dini .
dibutuhkan pengetahuan ttg tanda dan gejala tsb yg
dilakukan oleh tenaga kesehatan dan masyarakat.
Dengan demikian timbulnya kasus baru dapat
segera diketahui dan diberikan pengobatan.
SCREENING TEST UNTUK DETEKSI PENYAKIT
73
Epid
2. Penemuan kasus sebelum menimbulkan gejala.
Dapat dilakukan dg mengadakan Uji tapis terhadap
penduduk yg tampaknya sehat, tetapi mungkin
menderita penyakit.
74
Epid
Uji tapis ialah cara utk mengidentifikasi penyakit yg
belum tampak melalui suatu tes atau pemeriksaan atau
prosedur lain yg dapat dengan cepat memisahkan antara
orang yg mungkin menderita penyakit dg orang yg tidak
menderita .
Orang dg hasil uji tapis yg positif harus dilanjutkan dg
pemeriksaan lanjutan apakah ybs memang sakit atau
tidak, utk kemudian diteruskan dg pengobatan intensif
agar tidak membahayakan, khususnya utk penyakit
menular.
BATASAN UJI TAPIS :
75
Epid
Sifat pemeriksaan uji tapis :
1. Cepat dapat memilah sasaran.
2. Tidak mahal.
3. Mudah dilakukan oleh petugas kesehatan.
4. Tidak membahayakan petugas atau penderita .
76
Epid
Tujuan Uji Tapis :
1. Deteksi dini penyakit tanpa gejala atau dg
gejala tidak khas thd orang yg tampak
sehat, tetapi mungkin menderita penyakit
( population at risk )
2. Dengan ditemukan penderita tanpa gejala
dapat dilakukan pengobatan secara tuntas
hingga mudah disembuhkan dan tidak
menjadi sumber penularan .
77
Epid
SASARAN :
*. Penyakit kronis : 1. infeksi bakteri ( lepra ,TBC, dll )
2. infeksi virus ( hepatitis )
3. penyakit non infeksi :
hipertensi, diabetes melitus, peny.jantung
karsinoma serviks, prostat dll
4. AIDS.
Uji tapis dpt dilakukan : -. Massal.
-. Selektif / spesifik .
78
Epid
Uji tapis selektif / spesifik:
Dilakukan terhadap orang-orang yg mepunyai
risiko atau yg kemudian dapat meningkatkan
risiko terkena penyakit tertentu seperti :
*. Penyakit jantung koroner .
*. Karsinoma serviks.
*. Karsinoma prostat .
*. HIV / AIDS .
79
Epid
Pada dasarnya semua jenis penelitian dilakukan krn
adanya masalah. Dalam epidemiologi tidak semua
masalah dilakukan penelitian .
Masalah yg akan diteliti harus diidentifikasi krn
masalah epidemiologi sangat banyak.
PENELITIAN EPIDEMIOLOGIS
80
Epid
Utk menentukan suatu masalah penelitian ada 3
ketentuan :
1. Terdapat kesenjangan antara apa yg seharusnya dg
kenyataan yg ada .
2. Adanya pertanyaan kenapa kesenjangan tsb
terjadi.
3. Minimal terdapat dua alternatif jawaban utk
menjawab pertanyaan penelitian.
81
Epid
Berdasarkan tujuan :
1. Penelitian Eksploratif --> mengadakan penelusuran
mendalam utk menggali berbagai faktor yg berkaitan dg
timbulnya penyakit.
Hasil penelitian ini berupa hipotesis yg digunakan utk
penelitian lanjutan .
2. Penelitian deskriptif --> menguraikan ciri-ciri subjek studi
dalam populasi utk mencari prevalensi suatu penyakit.
Hasil penelitian ini berupa hipotesis spesifik yg perlu diuji dg
penelitian analitis.
MACAM-MACAM PENELITIAN
82
Epid
3. Penelitian analitis --> bertujuan menguji
hipotesis spesifik utk menentukan adanya
hubungan sebab akibat.
4. Penelitian eksperimental --> menentukan
adanya hubungan sebab akibat timbulnya suatu
penyakit atau mencari efektifitas dan efisiensi obat
.
83
Epid
Berdasarkan pendekatan :
1. Cross Sectional --> pengamatan dilakukan dalam satu saat
/ periode dg ciri setiap subjek studi hanya diamati satu kali
2. Longitudinal --> dilakukan dg mengikuti proses perjalanan
penyakit alamiah.
Kalau perjalanan penyakit kedepan --> Penelitian Prospektif
( kohort ).
Kalau perjalanan peny.kebelakang --> Penelitian Retrospektif
atau kasus kontrol .
84
Epid
BERDASARKAN KETERLIBATAN PENELITI :
1.Penelitian Observasional --> bila peneliti tdk terlibat secara
aktif dalam melakukan intervensi
dan hanya secara pasif
mengadakan pengamatan thd
perjalanan penyakit
2.Penelitian Intervensional --> bila peneliti terlibat secara aktif
dan terencana serta mengendalikan
intervensi.
Penelitian ini dapat dilakukan dg cara
Field trial atau clinical trial .
85
Epid
Adalah penelitian yg bersifat longitudinal dg mengikuti
proses perjalanan peny. kedepan berdasar urutan
waktu.
Penelitian ini dimaksudkan utk menemukan insidens
penyakit pd kelompok yg mempunyai faktor risiko
maupun yg tidak, kemudian insidens pada kedua
kelompok tsb dibandingkan apakah terdapat hubungan
sebab akibat antara faktor risiko dan penyakit pada
kelompok yg mempunyai dan kelompok yg tidak
mempunyai.
Penelitian prospektif ( penelitiankohort )
86
Epid
Kelompok yang diteliti tersebut dinamakan KOHORT .
Penelitian Kohort ini mengikuti paradigma Sebab
Akibat .
87
Epid
Kelompok yg punya
faktor risiko
Kelompok tdk punya
faktor risiko
Positif
negatif
Positif
negatif
bandingkan
Keadaan awal Insidens penyakitprospektif
88
Epid
Faktor Risiko :
Yaitu faktor-faktor yg mempengaruhi perkembangan suatu
penyakit atau status kesehatan tertentu.
Ada 2 macam :
1. Faktor risiko intrinsik :
a. Jenis kelamin dan usia .
b. Faktor anatomi atau konstitusi tertentu.
c. faktor nutrisi .
89
Epid
2. Faktor risiko ekstrinsik :
-. Berupa keadaan fisik, kimiawi, biologik, psikologik
maupun sosial budaya dan perilaku.
Faktor risiko berbeda dg Agen ( penyebab penyakit ).
Agen penyakit adalah mikro organisme atau kondisi
lingkungan yg bereaksi secara langsung pada Host .
90
Epid
Contoh faktor Risiko :
-. Merokok. -. Minum Alkohol.
-. Diet / makanan. -. Gaya hidup.
-. Obesitas. -. Asbes.
-. Radiasi. -. Sexual behaviour.
-. Obat-obatan . -. Bahan kimia, dll
91
Epid
Berlawanan dg faktor risiko ada yang disebut faktor Protektif
yaitu faktor yang melindungi terhadap timbulnya penyakit .
Contoh :
Ca Lambung : Risiko : -. Smoke foods, salt canned
foods, nitrate or nitrite
preserved foods.
Protektif : -. Milk, green and yellow
vegetables, Vit. C
containing foods.
Ca Esophagus :
Risiko : -. Alkohol, Minuman sangat
panas .
Protektif : -. Fresh fruit and vegetables.
92
Epid
Jenis penelitian kohort :
Penelitian satu kohort :
Pada dasarnya bersifat deskriptif, karena pada
awal penelitian tidak dibedakan antara kelompok
yg terpapar faktor risiko dengan yg tidak
terpapar faktor risiko.
Penelitian dua kohort :
Sejak awal penelitian sudah dipisahkan menjadi 2
kelompok, yaitu kelompok yang terpapar faktor
risiko dan kelompok yg tidak terpapar faktor
risiko .
93
Epid
Keuntungan penelitian kohort :
1. Dapat digunakan utk mengetahui perkembangan
normal ( ontogenik ) yg terjadi dengan
berjalannya waktu .
2. Dapat mempelajari timbulnya penyakit secara
alamiah akibat faktor penyebab yg dilakukan
oleh orang secara sengaja, mis. merokok .
3. Dapat digunakan utk mempelajari perjalanan
klinis suatu penyakit .
4. Dapat digunakan utk mempelajari hubungan
sebab akibat.
94
Epid
5. Dapat digunakan utk mempelajari insidens
penyakit .
6. Tidak mempunyai hambatan masalah etika.
7. Dapat dilakukan perhitungan statistik utk
menguji hipotesis.
8. Dapat diketahui lebih dari satu outcome thd
satu pemaparan, mis. Hubungan rokok dg
karsinoma paru ternyata juga ada hubungan dg
penyakit jantung dll.
95
Epid
Kerugian :
1. Penelitian ini membutuhkan sampel yg besar
dan waktu yg lama sehingga sulit utk
mempertahankan subjek studi agar tetap dapat
mengikuti proses.
2. Membutuhkan biaya yg besar.
3. Sulit dilakukan pada penyakit yg jarang
terjadi .
4. Tidak efisien utk penelitian penyakit dg fase
laten yg lama.
96
Epid
Penelitian retrospektif disebut juga penelitian
kasus kontrol , kadang-kadang dipergunakan
istilah Trohok yaitu kohort yg dibaca dari belakang
sesuai dg proses perjalanan penyakit yg diikuti.
Denganperkataan lain mengikuti perjalanan
penyakit dari akibat ke sebab .
PENELITIAN RETROSPEKTIF ( KASUS KONTROL )
97
Epid
Macam penelitian Retrospektif :
a. Merupakan penelitian analitis .
b. Dapat juga berupa penelitian eksploratif, kalau :
-. Data yg berhubungan dg sifat-sifat penting
kelompok tidak diketahui .
-. Perjalanan penyakit alamiah tidak
diketahui jelas.
-. Tidak dapat dibuat hipotesis spesifik .
Penelitian dapat dilakukan pada :
1. Rumah sakit ( hospital based ).
2. Di masyarakat ( community based ).
98
Epid
Ciri-ciri penelitian Retrospektif :
1. Merupakan penelitian yg bersifat observational .
2. Diawali dg kelompok penderita dan bukan penderita .
3. Terdapat kelompok kontrol.
4. Kelompok kontrol harus memiliki risiko terpapar oleh faktor
risiko yg sama dg kelompok kasus.
5. Membandingkan besarnya paparan oleh faktor risiko antara
kedua kelompok.
6. Tidak mengukur insidens.
99
Epid
KEUNTUNGAN :
1. Sangat sesuai utk penelitian penyakit yg jarang terjadi, mis.
-. Hubungan kelainan kongenital dan kelainan genetika.
-. Hubungan rokok dg kanker paru-paru.
-. Terdapatnya adenokarsinoma vagina pd gadis remaja.
2. Pelaksanaannya relatif lebih cepat dari penelitian prospektif.
3. Sampel yg dibutuhkan lebih kecil.
4. Biaya penelitian relatif lebih kecil.
5. Tidak dipengaruhi faktor etika, spt pada eksperimental.
6. Data yg ada dapat dimanfaatkan terutama bila penelitian di RS.
100
Epid
KERUGIAN :
1. Kesalahan kasus yg disebabkan salah diagnosa.
2. Informasi pemaparan diperoleh dg mengingat kembali masa
lalu yg cukup lama shg ada potensi timbulnya bias.
3. Validasi thd data yg diperoleh tidak dapat dilakukan.
4. Tidak dapat dilakukan utk penelitian evaluasi pengobatan.
101
Epid
PENELITIAN EKSPERIMENTAL .
-. Merupakan metode yg paling kuat utk mengungkap
hubungan sebab akibat.
-. Hambatan utama pd manusia adalah faktor etika,
disamping itu ada faktor hukum, sosial budaya dll,
tetapi penelitian eksperimen telah banyak dilakukan
t.u. utk menemukan obat dalam terapi.
102
Epid
UJI KLINIS ( CLINICAL TRIAL ).
Umumnya dimaksudkan mencari efektifitas dan
efisiensi obat utk menyembuhkan penyakit.
Jadi dimaksudkan utk mengubah perjalanan
penyakit dg tujuan pengobatan dan pencegahan
( kuratif dan prefentif ).
103
Epid
KONSEP DASAR :
Uji klinis ditujukan utk mencari obat yg
efisien atau menentukan efektifitas obat
jenis baru yang telah dicoba pada hewan.
Penelitian ini dilakukan dg membandingkan
kelompok penderita yg diberi obat tertentu
dengan kelompok yg diberi obat lain atau
plasebo.
104
Epid
CIRI-CIRI :
1.Uji klinis merupakan studi kasus .
2.Dilakukan dg metoda eksperimental.
3.Menguji hipotesis spesifik.
4.Intervensi dilakukan secara aktif dan
terencana oleh peneliti.
5.Menggunakan kelompok kontrol.
6.Alokasi kelompok dipilih secara random .
105
Epid
Keuntungan :
1.Dapat digunakan utk mencari efisiensi dan
efektifitas obat atau prosedur pengobatan .
2.Penelitian dg eksperimen digunakan sbg
penelitian lanjutan setelah keberhasilan pada
percobaan hewan.
3.Dengan uji klinis peneliti dapat mengendalikan
intervensi yg diberikan.
106
Epid
Kelemahan :
1.Tidak semua masalah dapat dilakukan
uji klinis , karena ada hambatan faktor
etika .
2.Sering ditemukan kesulitan dalam
menentukan waktu yg tepat utk
melakukan uji klinis .
Bila suatu obat telah dipasarkan
secara luas maka uji klinis tidak dapat
dilakukan , sebaliknya bila obat masih
dalam penelitian pada percobaan hewan
maka uji klinis tidak etis utk dilakukan.
107
Epid
Langkah Penelitian :
1.Tentukan latar belakang masalah .
2.Tentukan kuesioner dan rumuskan tujuan
penelitian dg jelas.
3.Rumuskan hipotesis penelitian tentang
variabel independen dan variabel dependen .
4.Tentukan pemeriksaan hasil yg dikehendaki.
5.Tentukan populasi studi dan kriteria subjek.
6.Tentukan cara dan perkiraan besarnya
sampel yg digunakan.
7.Apakah diperlukan penyamaran atau tidak,
kalau perlu apakah samar tunggal, ganda
atau tripel.
108
Epid
Pilihan antara penelitian Prospektif dan Retrospektif
Penelitian kohort Kasus kontrol
1. Apabila yg diketahui adalah penyebab
dan yg ingin diketahui adalah
akibat.
2. Apabila akibat yg ingin diketahui
banyak ditemukan .
3. Apabila jarak waktu antara adanya
penyebab dan timbulnya akibat
relatif singkat.
4. Apabila ingin lebih mengetahui
hubungan sebab akibat.
5. Apabila angka Drop Out diperkirakan
rendah .
1. Apabila yg diketahui adalah akibat
dan yg ingin diketahui adalah
penyebab.
2. Apabila akibat yg telah diketahui
sedikit ditemukan .
3. Apabila jarak waktu antara adanya
penyebab dan timbulnya akibat
terlalu lama.
4. Apabila ingin mengetahui hubungan
awal sebab akibat.
5. Apabila angka Drop Out diperkirakan
tinggi .
109
Epid
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR
Perubahan pola struktur masyarakat agraris ke masyarakat
industri banyak memberi andil terhadap perubahan pola
fertilitas, gaya hidup, sosial ekonomi yang pada gilirannya
dapat memacu semakin meningkatnya PTM. Di Indonesia,
keadaan perubahan pola dari penyakit menular ke penyakit
tidak menular lebih dikenal dalam sebutan transisi
epidemiologi.
Pembahasan epidemiologi PTM tidak dapat melepaskan diri
dari konsep epidemiologi sendiri dalam menangani masalah
penyakit. Akan dibicarakan konsep PTM sebagai penyakit dari
segi epidemiologi, frekuensi sebagai masalah dalam
masyarakat, pengetahuan tentang faktor penyebab/faktor
risikonya dan upaya pencegahan serta perencanaan terkait.
110
Epid
Penyakit Tidak Menular
1. Beberapa Pengertian
Istilah PTM kurang lebih mempunyai kesamaan dengan
sebutan:
a. Penyakit kronik.
b. Penyakit non-infeksi.
c New communicable disease.
d. Penyakit degeneratif.
Kesamaan penyebutan ini tidaklah sepenuhnya
memberi kesamaan penuh antara satu dengan lainnya.
Penyakit kronik dapat dipakai untuk PTM karena
kelangsungan PTM biasanya bersifat kronik
111
Epid
2. Karakteristik Penyakit Tidak Menular
Berbeda dengan penyakit menular, PTM mempunyai
beberapa karakteristik tersendiri seperti:
a. Penularan penyakit tidak melalui suatu rantai penularan
tertentu.
b. Masa inkubasi yang panjang.
c. Perlangsungan penyakit yang berlarut-larut (kronik).
d. Banyak menghadapi kesulitan diagnosis.
e. Mempunyai variasi yang luas.
f. Memerlukan biaya yang tinggi dalam upaya pencegahan
maupun penanggulangannya.
g. Faktor penyebabnya bermacam-macam (multikausal),
bahkan tidak jelas.
112
Epid
Perbandingan PTM dengan penyakit menular,
dapat dilihat sebagai berikut:
Penyakit Menular Penyakit Tidak Menular
1. Banyak ditemui di negara 1. Ditemui di negara industri
berkembang
2. Rantai penularan yg jelas. 2. Tidak ada rantai penularan
3. Perlangsungan akut 3. Perlangsungan kronik
4. Etiologi mikroorganisme jelas. 4. Etiologi tidak jelas
5. Bersifat single-kausa 5. Biasanya multiple-kausa
6. Diagnosis mudah 6. Diagnosis sulit
7. Agak mudah mencari penye 7. Sulit mencari penyebabnya
babnya
8. Biaya relatif murah 8. Biaya mahal
9. Jelas muncul di permukaan 9. Ada iceberg phenomen
lO.Morbiditas dan mortalitas lO.Morbiditas dan mortalitas
cenderung menurun cenderung meningkat.
113
Epid
Beberapa kesulitan dapat dihadapi dalam menentukan
hubungan antara keterpaparan dengan terjadinya
penyakit,
Situasi-situasi di mana pengamatan perorangan
dianggap kurang cukup untuk menetapkan hubungan
antara paparan dengan penyakit dapat disebabkan oleh
faktor-faktor berikut :
l. Masa laten yang panjang antara exposure dengan
penyakit.
2. Frekuensi paparan faktor risiko yang tidak teratur.
3. Insiden penyakit yang rendah.
4. Risiko paparan yang kecil.
5. Penyebab penyakit yang multikompleks.
114
Epid 115

More Related Content

What's hot

Konsep penyebab penyakit bag.7
Konsep penyebab penyakit bag.7Konsep penyebab penyakit bag.7
Konsep penyebab penyakit bag.7
tristyanto
 
Analisa kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakit
Analisa kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakitAnalisa kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakit
Analisa kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakit
Rahayoe Ningtyas
 
Asuhan keperawatan kejang demam pada an
Asuhan keperawatan kejang demam pada anAsuhan keperawatan kejang demam pada an
Asuhan keperawatan kejang demam pada an
Rismayanti Hairil
 

What's hot (20)

Metode promosi kesehatan
Metode promosi kesehatanMetode promosi kesehatan
Metode promosi kesehatan
 
Konsep penyebab penyakit bag.7
Konsep penyebab penyakit bag.7Konsep penyebab penyakit bag.7
Konsep penyebab penyakit bag.7
 
Sejarah singkat dan perkembangan kesehatan masyarakat
Sejarah singkat dan perkembangan kesehatan masyarakatSejarah singkat dan perkembangan kesehatan masyarakat
Sejarah singkat dan perkembangan kesehatan masyarakat
 
Konsep Sehat dan Sakit
Konsep Sehat dan SakitKonsep Sehat dan Sakit
Konsep Sehat dan Sakit
 
Makalah Aman dan nyaman
Makalah Aman dan nyamanMakalah Aman dan nyaman
Makalah Aman dan nyaman
 
ukuran epidemiologi
ukuran epidemiologiukuran epidemiologi
ukuran epidemiologi
 
Tuberculosis
Tuberculosis Tuberculosis
Tuberculosis
 
Konsep timbulnya penyakit
Konsep timbulnya penyakitKonsep timbulnya penyakit
Konsep timbulnya penyakit
 
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
 
5. proses skoring kep. keluarga
5. proses skoring kep. keluarga5. proses skoring kep. keluarga
5. proses skoring kep. keluarga
 
BAB 1 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR
BAB 1 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULARBAB 1 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR
BAB 1 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR
 
Ppt malaria
Ppt malariaPpt malaria
Ppt malaria
 
PPT Promosi Kesehatan
PPT Promosi KesehatanPPT Promosi Kesehatan
PPT Promosi Kesehatan
 
Analisa kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakit
Analisa kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakitAnalisa kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakit
Analisa kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakit
 
konsep sehat sakit
konsep sehat sakitkonsep sehat sakit
konsep sehat sakit
 
Anemia power point 2
Anemia power point 2Anemia power point 2
Anemia power point 2
 
Langkah langkah investigasi klb wabah
Langkah langkah investigasi klb wabahLangkah langkah investigasi klb wabah
Langkah langkah investigasi klb wabah
 
Konsep kesling
Konsep keslingKonsep kesling
Konsep kesling
 
Sejarah Dan Perkembangan Epidemiologi
Sejarah Dan Perkembangan EpidemiologiSejarah Dan Perkembangan Epidemiologi
Sejarah Dan Perkembangan Epidemiologi
 
Asuhan keperawatan kejang demam pada an
Asuhan keperawatan kejang demam pada anAsuhan keperawatan kejang demam pada an
Asuhan keperawatan kejang demam pada an
 

Viewers also liked

Epidemiologi Penyakit Menular
Epidemiologi Penyakit MenularEpidemiologi Penyakit Menular
Epidemiologi Penyakit Menular
Lilik Sholeha
 
Elemen penyakit menular
Elemen penyakit menularElemen penyakit menular
Elemen penyakit menular
Halief Keltjes
 
Epidemiologi khusus(reguler)
Epidemiologi khusus(reguler)Epidemiologi khusus(reguler)
Epidemiologi khusus(reguler)
Daniel Denny
 
Materi pengantar-epidemiologi1
Materi pengantar-epidemiologi1Materi pengantar-epidemiologi1
Materi pengantar-epidemiologi1
dwihelynarti78
 
Kependudukan
KependudukanKependudukan
Kependudukan
Wanjuve
 

Viewers also liked (20)

Epidemiologi
EpidemiologiEpidemiologi
Epidemiologi
 
Epidemiologi
EpidemiologiEpidemiologi
Epidemiologi
 
Konsep epidemiologi
Konsep epidemiologiKonsep epidemiologi
Konsep epidemiologi
 
Penyebaran penyakit ppt
Penyebaran penyakit pptPenyebaran penyakit ppt
Penyebaran penyakit ppt
 
Epidemiologi dasar
Epidemiologi dasarEpidemiologi dasar
Epidemiologi dasar
 
Pengantar Epidemiologi
Pengantar EpidemiologiPengantar Epidemiologi
Pengantar Epidemiologi
 
Pertemuan 1 - epidemiologi penyakit menular
Pertemuan   1 - epidemiologi penyakit menularPertemuan   1 - epidemiologi penyakit menular
Pertemuan 1 - epidemiologi penyakit menular
 
Epidemiologi Penyakit Menular
Epidemiologi Penyakit MenularEpidemiologi Penyakit Menular
Epidemiologi Penyakit Menular
 
Epidemiologi penyakit-menular
Epidemiologi penyakit-menularEpidemiologi penyakit-menular
Epidemiologi penyakit-menular
 
Diagnosis epidemiologi perilaku
Diagnosis epidemiologi perilakuDiagnosis epidemiologi perilaku
Diagnosis epidemiologi perilaku
 
Ppt epidemiologi kel5
Ppt epidemiologi kel5Ppt epidemiologi kel5
Ppt epidemiologi kel5
 
Elemen penyakit menular
Elemen penyakit menularElemen penyakit menular
Elemen penyakit menular
 
Epidemiologi khusus(reguler)
Epidemiologi khusus(reguler)Epidemiologi khusus(reguler)
Epidemiologi khusus(reguler)
 
Epidemiologi Analitik
Epidemiologi AnalitikEpidemiologi Analitik
Epidemiologi Analitik
 
Materi pengantar-epidemiologi1
Materi pengantar-epidemiologi1Materi pengantar-epidemiologi1
Materi pengantar-epidemiologi1
 
Screening EPIDEMIOLOGI
Screening EPIDEMIOLOGIScreening EPIDEMIOLOGI
Screening EPIDEMIOLOGI
 
Bab I Epidemiologi dasar (part i)
Bab I Epidemiologi dasar (part i)Bab I Epidemiologi dasar (part i)
Bab I Epidemiologi dasar (part i)
 
Bab i epidemiologi dasar (part ii konsep sehat sakit dan triad)
Bab i epidemiologi dasar (part ii konsep sehat sakit dan triad)Bab i epidemiologi dasar (part ii konsep sehat sakit dan triad)
Bab i epidemiologi dasar (part ii konsep sehat sakit dan triad)
 
BAB 6 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR Tuberkulosis (tb)
BAB 6 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR Tuberkulosis (tb)BAB 6 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR Tuberkulosis (tb)
BAB 6 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR Tuberkulosis (tb)
 
Kependudukan
KependudukanKependudukan
Kependudukan
 

Similar to Epidemiologi

Epidemiologi kebidanan
Epidemiologi kebidananEpidemiologi kebidanan
Epidemiologi kebidanan
Hayar Laode
 
1 pengertian epid
1 pengertian epid1 pengertian epid
1 pengertian epid
desymukti
 
Ilmu kebidanan
Ilmu kebidananIlmu kebidanan
Ilmu kebidanan
Rivai Sam
 
Pengantar Epidemiologi
Pengantar EpidemiologiPengantar Epidemiologi
Pengantar Epidemiologi
Sariana Csg
 
Makalah penyakit menular dan tidak menular
Makalah penyakit menular dan tidak menularMakalah penyakit menular dan tidak menular
Makalah penyakit menular dan tidak menular
Mansurudin Rafa
 
Edit pengantar epid dasar jafung epid nov 2020(1)
Edit pengantar epid dasar jafung epid nov 2020(1)Edit pengantar epid dasar jafung epid nov 2020(1)
Edit pengantar epid dasar jafung epid nov 2020(1)
BidangTFBBPKCiloto
 

Similar to Epidemiologi (20)

Epidemiologi kebidanan
Epidemiologi kebidananEpidemiologi kebidanan
Epidemiologi kebidanan
 
EPIDEMILOGI
EPIDEMILOGIEPIDEMILOGI
EPIDEMILOGI
 
1 pengertian epid
1 pengertian epid1 pengertian epid
1 pengertian epid
 
Pengantar epidemiologi prof_bhisma_murti
Pengantar epidemiologi prof_bhisma_murtiPengantar epidemiologi prof_bhisma_murti
Pengantar epidemiologi prof_bhisma_murti
 
PENGANTAR EPIDEMILOGI
PENGANTAR EPIDEMILOGIPENGANTAR EPIDEMILOGI
PENGANTAR EPIDEMILOGI
 
Epidemiologi
EpidemiologiEpidemiologi
Epidemiologi
 
Ilmu kebidanan
Ilmu kebidananIlmu kebidanan
Ilmu kebidanan
 
Epidemiologi dan Demografi.ppt
Epidemiologi dan Demografi.pptEpidemiologi dan Demografi.ppt
Epidemiologi dan Demografi.ppt
 
Pengantar Epidemiologi
Pengantar EpidemiologiPengantar Epidemiologi
Pengantar Epidemiologi
 
Dasar epidemiologi
Dasar epidemiologi Dasar epidemiologi
Dasar epidemiologi
 
Pokok bahasan 1
Pokok bahasan 1Pokok bahasan 1
Pokok bahasan 1
 
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakatEPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
 
Pengantar epidemiologi
Pengantar epidemiologiPengantar epidemiologi
Pengantar epidemiologi
 
01. pengantar epidemiologi
01. pengantar epidemiologi01. pengantar epidemiologi
01. pengantar epidemiologi
 
Makalah penyakit menular dan tidak menular
Makalah penyakit menular dan tidak menularMakalah penyakit menular dan tidak menular
Makalah penyakit menular dan tidak menular
 
Epidemologi
EpidemologiEpidemologi
Epidemologi
 
4. bab i epid
4. bab i epid4. bab i epid
4. bab i epid
 
SOSI4410-M1.docx
SOSI4410-M1.docxSOSI4410-M1.docx
SOSI4410-M1.docx
 
Edit pengantar epid dasar jafung epid nov 2020(1)
Edit pengantar epid dasar jafung epid nov 2020(1)Edit pengantar epid dasar jafung epid nov 2020(1)
Edit pengantar epid dasar jafung epid nov 2020(1)
 
MI-1 Konsep Dasar Epidemiologi.pdf
MI-1 Konsep Dasar Epidemiologi.pdfMI-1 Konsep Dasar Epidemiologi.pdf
MI-1 Konsep Dasar Epidemiologi.pdf
 

More from fikri asyura (20)

Angina pectoris stabil
Angina pectoris stabilAngina pectoris stabil
Angina pectoris stabil
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Tb
TbTb
Tb
 
Transfusi darah
Transfusi darahTransfusi darah
Transfusi darah
 
Toksoplasmosis 3 a
Toksoplasmosis 3 aToksoplasmosis 3 a
Toksoplasmosis 3 a
 
Sistosomiasis
SistosomiasisSistosomiasis
Sistosomiasis
 
Reaksi hipersensitivitas
Reaksi hipersensitivitasReaksi hipersensitivitas
Reaksi hipersensitivitas
 
Rabies
RabiesRabies
Rabies
 
Lupus eritematosus sistemik
Lupus eritematosus sistemikLupus eritematosus sistemik
Lupus eritematosus sistemik
 
Filariasis
FilariasisFilariasis
Filariasis
 
Demam reumatik
Demam reumatikDemam reumatik
Demam reumatik
 
Askariasis
AskariasisAskariasis
Askariasis
 
Artritis reumatoid
Artritis reumatoidArtritis reumatoid
Artritis reumatoid
 
Artritis gout
Artritis goutArtritis gout
Artritis gout
 
Ankilostomiasis
AnkilostomiasisAnkilostomiasis
Ankilostomiasis
 
Anemia
AnemiaAnemia
Anemia
 
P petri dbd
P petri dbdP petri dbd
P petri dbd
 
P petri tifoid
P petri tifoidP petri tifoid
P petri tifoid
 
P petri sepsis
P petri sepsisP petri sepsis
P petri sepsis
 
P petri malaria
P petri malariaP petri malaria
P petri malaria
 

Recently uploaded

PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxPPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
DwiDamayantiJonathan1
 
2024 - Pencatatan dan Pelaporan PMT Lokal.pptx
2024 - Pencatatan dan Pelaporan PMT Lokal.pptx2024 - Pencatatan dan Pelaporan PMT Lokal.pptx
2024 - Pencatatan dan Pelaporan PMT Lokal.pptx
DavyPratikto1
 
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungObat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Halo Docter
 
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakitdistribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
PutriKemala3
 
PENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptx
PENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptxPENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptx
PENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptx
sandiharyanto
 
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptx
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptxPresentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptx
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptx
PeniMSaptoargo2
 
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur KandunganJual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
 

Recently uploaded (20)

Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptxPengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
 
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
 
Sistemm Klasifikasi Virus Baltimore.docx
Sistemm Klasifikasi Virus Baltimore.docxSistemm Klasifikasi Virus Baltimore.docx
Sistemm Klasifikasi Virus Baltimore.docx
 
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxPPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
 
Movi Tri Wulandari - Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari -  Portofolio PerawatMovi Tri Wulandari -  Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari - Portofolio Perawat
 
2024 - Pencatatan dan Pelaporan PMT Lokal.pptx
2024 - Pencatatan dan Pelaporan PMT Lokal.pptx2024 - Pencatatan dan Pelaporan PMT Lokal.pptx
2024 - Pencatatan dan Pelaporan PMT Lokal.pptx
 
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungObat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
 
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
 
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
 
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
 
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxPenyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
 
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOSTHEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
 
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakitdistribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
 
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.pptepidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
 
PENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptx
PENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptxPENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptx
PENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptx
 
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptx
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptxProsedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptx
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptx
 
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacyChapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
 
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptx
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptxPresentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptx
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptx
 
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur KandunganJual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
 

Epidemiologi

  • 1. Epid Epidemiologi Definisi Epidemiologi : yaitu : “ Ilmu tentang Frekuensi , Distribusi ( Penyebaran ) dan faktor faktor penentu ( determinan ) masalah kesehatan dalam masyarakat yg bertujuan utk penanggulangan masalah kesehatan . Dr. H. Yasril Rivai 1
  • 2. Epid PENGERTIAN EPIDEMIOLOGI MENURUT PENDAPAT PARA AHLI 1. Greenwood ( 1934 ) Mengatakan bahwa Epidemiologi mempelajari tentang penyakit dan segala macam kejadian yang mengenai kelompok ( herd ) penduduk. Kelebihannya adalah adanya penekanan pada Kelompok Penduduk yang mengarah kepada Distribusi suatu penyakit. 2. Brian Mac Mahon ( 1970 ) Epidemiology is the study of the distribution and determinants of disease frequency in man. Epidemiologi adalah Studi tentang penyebaran dan penyebab frekwensi penyakit pada manusia dan mengapa terjadi distribusi semacam itu. Di sini sudah mulai menentukan Distribusi Penyakit dan mencari Penyebab terjadinya Distribusi dari suatu penyakit.
  • 3. Epid 3. Wade Hampton Frost ( 1972 ) Mendefinisikan Epidemiologi sebagai Suatu pengetahuan tentang fenomena massal ( Mass Phenomen ) penyakit infeksi atau sebagai riwayat alamiah ( Natural History ) penyakit menular. Di sini tampak bahwa pada waktu itu perhatian epidemiologi hanya ditujukan kepada masalah penyakit infeksi yang terjadi/mengenai masyarakat/massa. 4. Anders Ahlbom & Staffan Norel ( 1989 ) Epidemiologi adalah Ilmu Pengetahuan mengenai terjadinya penyakit pada populasi manusia.
  • 4. Epid 5. Gary D. Friedman ( 1974 ) Epidemiology is the study of disease occurance in human populations. 6. Abdel R. Omran ( 1974 ) Epidemiologi adalah suatu ilmu mengenai terjadinya dan distribusi keadaan kesehatan, penyakit dan perubahan pada penduduk, begitu juga determinannya serta akibat – akibat yang terjadi pada kelompok penduduk. 7. Barbara Valanis Epidemiology is term derived from the greek languang ( epid = upon ; demos = people ; logos = science ). 8. Last ( 1988 ) Epidemiology is study of the distribution and determinants of health – related states or events in specified population and the application of this study to control of problems. 9. Elizabeth Barrett Epidemiology is study of the distribution and causes of diseases.
  • 5. Epid 10.Hirsch ( 1883 ) Epidemiologi adalah suatu gambaran kejadian, penyebaran dari jenis – jenis penyakit pada manusia pada saat tertentu di berbagai tempat di bumi dan mengkaitkan dengan kondisi eksternal 11.Judith S. Mausner ; Anita K. Bahn Epidemiology is concerned with the extend and types of illness and injuries in groups of people and with the factors which influence their distribution. 12.Robert H. Fletcher ( 1991 ) Epidemiologi adalah disiplin riset yang membahas tentang distribusi dan determinan penyakit dalam populasi.
  • 6. Epid 13.Lewis H. Rohf ; Beatrice J. Selwyn Epidemiology is the description and explanation of the differences in accurence of events of medical concern in subgroup of population, where the population has been subdivided according to some characteristic believed to influence of the event. 14.Lilienfeld ( 1977 ) Epidemiologi adalah suatu metode pemikiran tentang penyakit yang berkaitan dengan penilaian biologis dan berasal dari pengamatan suatu tingkat kesehatan populasi. 15.Moris ( 1964 ) Epidemiologi adalah suatu pengetahuan tentang sehat dan sakit dari suatu penduduk.
  • 7. Epid Sejarah Epidemiologi : Dengan terjadinya perubahan dan perkembangan dasar berpikir para ahli kesehatan masyarakat dari masa ke masa sesuai dg kondisi zaman maka terhadap proses terjadinya penyakit telah dikemukakan beberapa teori : 1. Contagion Theory : -. Utk terjadinya penyakit ada kontak antara manusia. -. Dikembangkan berdasar pengamatan epidemi dan penyakit lepra di Mesir. 2. Hippocratic Theory : -. Kausa penyakit berasal dari alam : cuaca dan lingkungan . 7
  • 8. 3. Miasmatic Theory : -. Hampir sama dg hippocratic theory. -. Kausa penyakit berasal dari gas-gas busuk dari bumi. 4. Epidemic Theory : -. Menghubungkan terjadinya penyakit dg cuaca dan faktor geografis. Suatu zat organik dari lingkungan dianggap sbg pembawa penyakit, misalnya air yang tercemar menyebabkan gastroenteritis . Epid 8
  • 9. Epid 5. Teori Kuman ( Germ Theory ) : -. Penyakit disebabkan oleh kuman . -. Tetapi ternyata ada penyakit yg tidak disebabkan kuman 6. Teori multi kausa : -. Suatu penyakit terjadi sebagai hasil interaksi berbagai faktor, misalnya faktor biologis , kimiawi dan sosial. 9
  • 10. Epid TOKOH-TOKOH EPIDEMIOLOGI . 1. Antonio van Leeuwenhoek ( 1632 – 1723 ) Warga negara Belanda yg menemukan Mikroskop , ke- mudian menemukan bakteri dan parasit serta spermatozoa . 2. Robert Koch Peneliti penyakit TBC dan memperkenalkan Tuberculin pada tahun 1890 . 3. Max van Patternkofer Warga negara Jerman ini terkenal karena upaya identifikasi penyebab suatu penyakit . 10
  • 11. Epid 4. John Snow, 1854 Sukses mengatasi kolera yg melanda London. Dianggap Father of Epidemiology. 5. Percival Pott Ahli bedah yg melakukan pendekatan epidemiologis dalam menganalisis meningginya kejadian kanker scrotum dikalangan pekerja pembersih cerobong asap. Dia dianggap sebagai Bapak Epidemiologi Modern. 11
  • 12. Epid 6. James Lind. 1747 Meneliti hubungan kekurangan vit. C dengan Scurvy ( Scorbut ) 7. Dool dan Hill. 1950 R.Dool dan A.B.Hill adalah dua nama yg berkaitan dg hubungan merokok dan kanker paru. 12
  • 13. Epid PERAN EPIDEMIOLOGI DALAM BIDANG KEDOKTERAN DAN KESEHATAN MASYARAKAT Dalam bidang kesehatan masyarakat, mempunyai peran yang sangat besar karena hasil studi epidemiologi dapat digunakan untuk: 1. Mengadakan analisis perjalanan penyakit di masyarakat serta perubahan-perubahan yang terjadi akibat intervensi alam atau manusia; 2. Mendeskripsi pola penyakit pada berbagai kelompok masyarakat; 3. Mendeskripsi hubungan antara dinamika penduduk dengan penyebaran penyakit. 13
  • 14. Epid Dari faktor-faktor di atas maka hasil studi epidemiologi dapat digunakan untuk: a. mendiagnosis kebutuhan pelayanan kesehatan pada masyarakat dan mengadakan prediksi kebutuhan pelayanan kesehatan di masa yang akan datang serta menentukan prioritas masalah kesehatan. b. bahan pertimbangan dalam pelaksanaan program pelayanan kesehatan seperti pengobatan, pencegahan, dan penanggulangan masalah kesehatan di masy. 14
  • 15. Epid T U J U A N Secara umum, dapat dikatakan bahwa tujuan yang hendak dicapai dalam mempelajari epidemiologi adalah “ memperoleh data frekuensi, distribusi dan determinan penyakit atau fenomena lain yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat “ 15
  • 16. Epid PROSES TERJADINYA PENYAKIT INFEKSI Proses terjadinya penyakit disebabkan adanya interaksi antara : -.“agen” atau faktor penyebab penyakit, -. manusia sebagai “pejamu” atau host, -. faktor lingkungan yang mendukung. Ketiga faktor tersebut dikenal sebagai Trias Penyebab Penyakit. 16
  • 17. Epid FAKTOR AGEN “Agen” sebagai faktor penyebab penyakit dapat berupa unsur hidup atau mati yang terdapat dalam jumlah yang berlebih atau kekurangan. Agen berupa unsur hidup terdiri dari: 1. virus, 2. bakteri, 3. jamur, 4. parasit, 5. protozoa, 6. metazoa. 17
  • 18. Epid Agen berupa unsur mati: 1. fisika: sinar radioaktif; 2. kimia: karbon monoksida, obat-obatan, pestisida, Hg, Cadmium, Arsen; 3. fisik: benturan atau tekanan. Unsur pokok kehidupan: 1. Air 2. udara 18
  • 19. Epid Keadaan fisiologis: kehamilan dan persalinan. Kebiasaan hidup: merokok, alkohol, narkotika, dll Perubahan hormonal: diabetes melitus, hipertiroid, dan lain-lain. Kelainan genetika: down syndrome. 19
  • 20. Epid FAKTOR PEJAMU “Pejamu” ialah keadaan manusia yang sedemikian rupa sehingga menjadi faktor risiko untuk terjadinya penyakit. Faktor ini disebut faktor intrinsik. . Faktor pejamu yang merupakan faktor risiko untuk timbulnya penyakit adalah : 1. Genetik. Misalnya, penyakit herediter seperti hemophilia, sickle cell anemia, dll. 2. Umur. Misalnya, usia lanjut mempunyai risiko untuk terkena karsinoma, penyakit jantung, dll. 20
  • 21. Epid 3. Jenis Kelamin. Misalnya, penyakit kelenjar gondok, kolesistitis, reumatoid artritis, diabetes melitus (cenderung terjadi pada wanita), penyakit jantung dan hipertensi (cenderung menyerang laki-laki). 4. Keadaan fisiologi. Kehamilan dan persalinan memudahkan terjadinya berbagai penyakit, seperti keracunan kehamilan, anemia, dan psikosis pascapartum. 21
  • 22. Epid 5. Kekebalan. Orang-orang yang tidak mempunyai kekebalan terhadap suatu penyakit akan mudah terserang penyakit tersebut. 6. Penyakit yang diderita sebelumnya. Misalnya, reumatoid artritis yang mudah kambuh. 7. Sifat-sifat manusia. Higiene perorangan yang jelek akan mudah terserang penyakit infeksi. Misalnya Balanitis, Karsinoma penis bagi orang yang tidak sirkumsisi. 22
  • 23. Epid FAKTOR LINGKUNGAN “Lingkungan” merupakan faktor ketiga sebagai penunjang terjadinya penyakit. Faktor ini disebut” faktor ekstrinsik”. Faktor lingkungan dapat berupa : 1. lingkungan fisik, 2. lingkungan biologis, 3. lingkungan sosial ekonomi. 23
  • 24. Epid Selain faktor-faktor di atas, sifat-sifat mikroorganisme sebagai agen penyebab penyakit juga merupakan faktor penting dalam proses timbulnya penyakit infeksi. Sifat-sifat mikroorganisme tersebut antara lain: 1. patogenitas, 2. virulensi, 3. tropisme, 4. serangan terhadap pejamu, ............... Cont... 24
  • 25. Epid 5. kecepatan berkembang biak, 6. kemampuan menembus jaringan, 7. kemampuan memproduksi toksin, 8. kemampuan menimbulkan kekebalan. 25
  • 26. Epid Patogenitas Yang dimaksud dengan patogenitas adalah kemampuan mikroorganisme untuk menimbulkan penyakit pada pejamu. Dalam rumus dapat dituliskan sebagai berikut. Jumlah kasus penyakit tertentu Patogenitas = --------------------------------------------- Jumlah orang yg terinfeksi 26
  • 27. Epid Virulensi Virulensi ialah kemampuan mikroorganisme untuk menimbulkan penyakit yang berat atau fatal. ini berarti jumlah suatu penyakit dengan kasus yang berat dan fatal dibagi dengan jumlah semua kasus penyakit tersebut. Rumusnya seperti berikut. Jumlah kasus berat dan fatal . Virulensi = ------------------------------------------------- jumlah semua kasus penyakit tertentu. 27
  • 28. Epid Tropisme Tropisme ialah pemilihan jaringan atau organ yang diserang. Penyerangan terhadap jaringan atau organ yang vital seperti otak atau jantung akan lebih mudah menimbulkan penyakit yang berat dibandingkan dengan penyerangan terhadap jaringan atau organ saluran napas atau saluran pencernaan atau kulit. 28
  • 29. Epid Pejamu yang Diserang Bila suatu mikroorganisme hanya menyerang manusia, dikatakan bahwa mikroorganisme tersebut mempunyai rentang yang pendek, seperti salmonella typhi dan para typhi, sebaliknya bila mikroorganisme selain menyerang manusia juga menyerang hewan dapat dikatakan bahwa mikroorganisme tersebut mempunyai rentang yang luas. 29
  • 30. Epid Kecepatan Berkembang Biak Mikroorganisme yang mempunyai kemampuan berkembang biak dengan cepat akan cepat menimbulkan penyakit. Hal ini disebabkan untuk menimbulkan gejala penyakit dibutuhkan jumlah mikroorganisme yang cukup banyak. 30
  • 31. Epid Kemampuan Menembus Jaringan, Memproduksi Toksin, dan Menimbulkan Kekebalan Kemampuan yang tinggi dari suatu mikroorganisme untuk menembus jaringan akan makin cepat menimbulkan gejala penyakit. Demikian pula dengan mikroorganisme yang memproduksi toksin baik endotoksin maupun eksotoksin akan lebih mudah menimbulkan penyakit. 31
  • 32. Epid RESERVOIR Reservoir adalah tempat hidup dan berkembang biaknya agen penyebab penyakit. Yang dapat bertindak sebagai reservoir adalah: 1. manusia, 2. hewan, 3. artropoda, dan lain-lain. 32
  • 33. Epid Siklus penularan penyakit dengan manusia sebagai reservoir dapat terjadi secara langsung dan tidak langsung. 1. Siklus penularan langsung Siklus penularan langsung ialah penularan dari seseorang sebagai reservoir pada orang lain yang rentan. Misalnya, penyakit yang ditimbulkan oleh bakteri streptococcus dan staphylococcus, antara lain: a. difteri, b. penyakit kelamin, c. parotitis, d. tifus abdominalis, dan e. amoebiasis. 33
  • 34. Epid 2. Siklus penularan tidak langsung Dikatakan siklus penularan tidak langsung bila manusia yang bertindak sebagai reservoir tidak menularkan pada manusia lain secara langsung, tetapi penularan dilakukan melalui artropoda seperti nyamuk kemudian nyamuk yang menularkan pada manusia yang rentan. Misalnya, a. malaria b. demam berdarah c. Chikungunya d. Filariasis. 34
  • 35. Epid Portal of entry and exit : Port d’entrée : Exit : -. Kulit -. Saluran nafas -. Saluran nafas -. Saluran cerna -. Saluran cerna -. Saluran kemih -. Saluran kemih 35
  • 36. Epid Kejadian Penyakit dalam masyarakat : 1. Endemis : Keadaan dimana penyakit menetap ada dalam masyarakat pada suatu tempat atau populasi tertentu. 2. Epidemi : terjadinya penyakit dalam masyarakat atau daerah tertentu sangat melebihi dari jumlah yang biasa . 36
  • 37. Epid 3. Pandemi : epidemi yang terjadi dalam daerah yang sangat luas dan mencakup proporsi populasi yang banyak . 4. Kasus : anggota masyarakat yang menderita penyakit yang telah di diagnosa terhadapnya. 37
  • 38. Epid PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT MENULAR . A.Eliminasi Reservoir : 1. Mengisolasi penderita . 2. Karantina . B.Memutus mata rantai penularan : Meningkatkan sanitasi lingkungan dan higiene perorangan . 38
  • 39. Epid C. Melindungi kelompok yang rentan : Bayi dan anak Balita adalah kelompok yang rentan terhadap penyakit menular. Kelompok ini perlu perlindungan khusus ( specific protection ) dengan cara pemberian Imunisasi. Pemberian obat-obat profilaksis tertentu juga dapat mencegah penyakit tertentu seperti : malaria , meningitis dan disenteri basiler . 39
  • 40. Epid Pada anak usia muda faktor gizi yang kurang akan menyebabkan kerentanan pada anak tersebut, karena itu meningkatkan gizi anak adalah usaha yang penting untuk mencegah penyakit . 40
  • 41. Ukuran Morbiditas dan Mortalitas Agar data Morbiditas dan Mortalitas dapat digunakan utk membandingkan maka data absolut diubah menjadi data relatif. Dalam epidemiologi ukuran yg digunakan dalam menentukan Morbiditas dan mortalitas adalah : Angka, Rasio dan Proporsi . Epid 41
  • 42. Epid RASIO : Merupakan nilai relatif yg dihasilkan dari perbandingan dua nilai kuantitatif yg pembilangnya tdk merupakan bagian dari penyebut. Misal : Sebuah nilai kuantitatif : A dan nilai kuantitatif lain adalah : B maka Rasio kedua nilai tersebut : A/B. 42
  • 43. Epid Contoh: Pada KLB keracunan makanan terdapat 32 orang penderita dimana 12 orang diantaranya adalah anak-anak , maka  rasio anak thd dewasa adalah 12 20 = 0,6 43
  • 44. Proporsi : Perbandingan dua nilai kuantitatif yg pembilangnya merupakan bagian dari penyebut. Sehingga perbandingan menjadi : A/(A + B ) . Pada contoh diatas menjadi : 12 ( 12 + 20 ) = 0,375 Epid 44
  • 45. Angka : Merupakan Proporsi dalam bentuk khusus, perbandingan antara pembilang dan penyebut dinyatakan dalam batas waktu tertentu. Angka Insidens ( Incidence rate ) : Insidens merupakan kasus baru suatu penyakit yg terjadi dalam kurun waktu tertentu. Ini merupakan cara terbaik utk menentukan risiko timbulnya penyakit. Epid 45
  • 46. Batasan angka insidens yaitu proporsi kelompok individu yg terdapat dalam penduduk suatu wilayah yg semula tidak sakit dan menjadi sakit dalam kurun waktu tertentu Epid 46
  • 47. Jumlah kasus baru Jumlah penduduk Yg awalnya tdk sakit Angka insidens = x K (konstanta) Angka Prevalens ( Prevalence rate ) : Terdapat 2 ukuran : Jumlah semua kasus yg dicatat jumlah penduduk Point prevalence = pd saat ttt Epid 47
  • 48. Jumlah semua kasus yg dicatat jumlah penduduk Periode preval. = utk 1 periode Epid 48
  • 49. INDEKS MORTALITAS DAN MORBIDITAS ANGKA KEMATIAN KASAR ( Crude Death Rate = CDR ) Jumlah kematian selama 1 tahun Jumlah pddk pd pertengahan tahun tsb. CDR = x 1000 ANGKA KEMATIAN BAYI ( Infant Mortality Rate = IMR ) Jumlah kematian umur < 1 tahun selama 1 tahun Jumlah lahir hidup pd tahun tsb IMR = x 1000 Epid 49
  • 50. ANGKA KEMATIAN IBU ( Maternal Mortality Rate = MMR ) Jumlah kematian ibu hamil,persalinan, dan nifas selama 1 tahun. Jumlah lahir hidup pd tahun tsb. MMR = x 100.000. Epid 50
  • 51. ANGKA MORBIDITAS ANGKA MORB = x 1000 Jumlah penderita selama 1 tahun Jumlah pddk pd pertengahan tahun tsb. CASE FATALITY RATIO ( CFR ) Jumlah kematian krn penyakit tertentu Jumlah seluruh penderita penyakit tsb. CFR = Epid 51 X 1000
  • 52. Epid PENGAMATAN EPIDEMIOLOGIS ( SURVEILANS ) Surveilans penyakit menular ialah kegiatan yg teratur mengumpulkan , mengolah, dan menganalisa data tentang insidens penyakit menular untuk -. mengidentifikasi kelompok penduduk dg risiko tinggi. -. memahami cara penyebaran . -. mengurangi atau memberantas penyebarannya. 52
  • 53. Epid Surveilans dapat dilakukan dg 2 cara : 1. Aktif 2. Pasif . Surveilans aktif : pengumpulan data dilakukan secara langsung utk mempelajari penyakit tertentu dlm waktu relatif singkat. Surveilans pasif : pengumpulan data yg diperoleh dari laporan bulanan unit pelayanan kesehatan. 53
  • 54. Epid Pengamatan aktif dilakukan bila : 1. Ditemukan penyakit baru . 2. Penelitian ttg cara penyebaran yg baru penyakit tertentu. 3. Risiko tinggi terjadinya penyakit musiman. 4. Penyakit tertentu yg timbul didaerah baru atau akan menimbulkan pengaruh pd kelompok tertentu atau penyakit dg insidens rendah mendadak terjadi peningkatan. 54
  • 55. Epid Surveilans dilakukan pd : 1. Peny. Yg dpt menimbulkan wabah. 2. Peny. Kronis. 3. Peny. Endemis. 4. Peny. Baru yg dapat menimbulkan masalah epidemiologis. 5. Peny. Yg bisa menimbulkan epidemi ulang. 55
  • 56. Epid Sasaran Surveilans 1. Individu. 2. Populasi lokal / kelompok individu. 3. Populasi nasional. 4. Populasi internasional. 56
  • 57. Epid INDIVIDU : Dilakukan pada individu yg terinfeksi dan mempunyai potensi utk menularkan penyakit. Yaitu : *. Penderita. *. Karier . *. Orang dg risiko tinggi. Surveilans disini dimaksudkan utk : -. Contact person. -. Terjadinya infeksi lebih lanjut. -. Keberhasilan pengobatan . -. Pengamatan lanjutan. 57
  • 58. POPULASI LOKAL : Yaitu kelompok penduduk yg terbatas pd orang-orang dg risiko terkena suatu penyakit ( population at risk ). Pengamatan dilakukan pada : 1. contact person . 2. pejamu yg rentan : bayi, anak yg belum diimunisasi 3. orang dg penyakit yg mudah relaps. Spt TBC. 4. kelompok individu yg kontak dg penderita spt petugas kesehatan. Populasi nasional dilakukan thd semua penduduk setelah dilakukan program pemberantasan, mis. Penyakit polio . Epid 58
  • 59. Epid T U J U A N SURVEILANS : 1. Mengetahui distribusi geografis peny. Endemis dan peny. Yg dapat menimbulkan epidemi . 2. Mengetahui periodisitas suatu penyakit. 3. Mengetahui situasi peny. Tertentu . 4. Mengetahui gambaran epidemiologis penyakit tertentu. 5. Melakukan pengendalian penyakit. 59
  • 60. Epid HOSPITAL SURVEILLANCE : Infeksi Nosokomial : Rumah sakit merupakan tempat yg paling mudah menularkan penyakit. Oleh karena itu pengamatan epidemiologis harus dilakukan intensif oleh petugas khusus. Penularan penyakit di RS dapat terjadi melalui : 1. Penderita ke penderita. 2. Petugas kesehatan ke penderita . 3. Alat-alat yg digunakan. 4. Sumber air yg tercemar . 60
  • 61. Epid Penderita yg dirawat di RS merupakan Host / pejamu yg rentan. Hal ini disebabkan : 1. Penyakitnya atau kondisinya yg lemah. 2. Pengaruh obat spt antibiotik,kemoterapi, radiasi, operasi. 3. Infus, kateter, jarum suntik dll. 61
  • 62. Epid KONSEP SEHAT 1. konsep “sehat” dipandang dari sudut fisik secara individu . 2. konsep “sehat” dipandang dari sudut ekologi. Konsep “sehat” secara fisik dan bersifat individu ialah “seseorang dikatakan sehat bila semua organ tubuh dapat berfungsi dalam batas-batas normal sesuai dengan umur dan jenis kelamin”. Kesulitan yang dihadapi konsep ini adalah penentuan “normal” masih belum dapat dibakukan. 62
  • 63. Epid Konsep “sehat” berdasarkan ekologi ialah “sehat berarti proses penyesuaian antara individu dengan lingkungannya. Proses penyesuaian ini berjalan terus menerus dan berubah-ubah sesuai dengan perubahan lingkungan yang mengubah keseimbangan ekologi dan untuk mempertahankan kesehatannya orang dituntut untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan” 63
  • 64. Epid Konsep sehat yang banyak dianut oleh berbagai negara adalah konsep “sehat” yang tercantum dalam pembukaan konstitusi WHO (1948) yang berbunyi sebagai berikut. “Health is stage of complete physical, mental and social wellbeing and not merely the absence of disease or infirmity” “ suatu keadaan sehat yang komplit meliputi fisik, mental, sosial dan bukan hanya ketiadaan dari penyakit ataupun kelemahan/kecacatan”. 64
  • 65. Epid Konsep “sehat” tersebut sangat ideal hingga dalam kenyataan sulit dicapai maka timbullah beberapa kritik terhadap konsep tersebut. 1.Sehat bukanlah suatu keadaan yang statis, tetapi merupakan suatu proses yang dinamis dan berubah-ubah setiap saat. 2.Batasan “sejahtera” sangat sulit ditentukan. 3.Indikator yang digunakan untuk mengukur sangat banyak dengan validitas yang berbeda-beda. 65
  • 66. Epid Penilaian thd Kesehatan individu didasarkan pada : *. Pemeriksaan Fisik. *. Pemeriksaan Laboratorium . *. Pemeriksaan Lain-lain. Penilaian thd kesehatan Masyarakat didasarkan : *. Angka kematian . *. Angka Kelahiran . *. Usia Harapan Hidup, Dsb. Yang kemudian dijadikan Indikator derajat kesehatan masyarakat. 66
  • 67. Epid JENIS EPIDEMIOLOGI : 1. Epidemiologi Deskriptif . -. Apabila hanya mempelajari tentang frekuensi dan penyebaran suatu masalah kesehatan saja, tanpa memandang perlu mencarikan jawaban terhadap faktor-faktor penyebab yg mem- pengaruhi frekuensi, penyebaran dan atau munculnya masalah kesehatan tsb. Hasil Epidemiologi Deskriptif hanya menjawab pertanyaan : Who , Where , When , tetapi tidak menjawab pertanyaan Why timbulnya masalah . 67
  • 68. Epid 2. Epidemiologi Analitik . -. Bila telah mencakup pencarian jawaban thd penyebab terjadinya frekuensi, penyebaran serta munculnya suatu masalah kesehatan. Disini diupayakan adanya jawaban terhadap faktor-faktor penyebab yg dimaksud ( WHY ) utk kemudian dianalisa hubungannya dg akibat yg ditimbulkan. 68
  • 69. Epid PERJALANAN PENYAKIT ALAMIAH Setiap orang yang menderita penyakit tertentu mempunyai riwayat perjalanan penyakitnya, terutama penyakit kronis yang berlangsung bertahun-tahun. Riwayat perjalanan penyakit alamiah merupakan proses perkembangan suatu penyakit tanpa adanya intervensi yang dilakukan oleh manusia dengan sengaja dan terencana. 69
  • 70. Epid Level dan Clark menggambarkan riwayat perjalanan penyakit sebagai berikut. Prapatogenesis Patogenesis Infeksi Sakit 1. Sembuh 2. Kronis 3. Cacat 4. mati. 70
  • 71. Epid Tahap Klinis Tahap klinis merupakan kondisi ketika telah terjadi perubahan fungsi organ yang terkena dan menimbulkan gejala . Untuk menemukan penderita pada tahap ini relatif tidak sulit, terutama pada penyakit-penyakit yang menimbulkan gejala. Kesulitan utama untuk mendiagnosis penyakit pada tahap ini adalah karena tidak semua penyakit menimbulkan gejala yang jelas, bahkan setiap penyakit tidak selalu menimbulkan gejala. 71
  • 72. Epid Manifestasi klinis pada tahap ini sangat bervariasi, mulai dan yang sangat ringan dan tidak spesifik sampai yang sangat berat atau meninggal dunia. Variasi ini disebut Spektrum Penyakit. Spektrum penyakit dapat digambarkan sebagai berikut. Infeksi Tidak Tampak ringan sedang berat berat sekali mati Subklinis klinis 72
  • 73. Epid Screening test disebut juga Uji Saring atau Uji Tapis. Untuk mendeteksi tanda dan gejala penyakit secara dini dan menemukan penyakit sebelum menimbulkan gejala dapat dilakukan dg cara : 1. Deteksi tanda dan gejala dini . dibutuhkan pengetahuan ttg tanda dan gejala tsb yg dilakukan oleh tenaga kesehatan dan masyarakat. Dengan demikian timbulnya kasus baru dapat segera diketahui dan diberikan pengobatan. SCREENING TEST UNTUK DETEKSI PENYAKIT 73
  • 74. Epid 2. Penemuan kasus sebelum menimbulkan gejala. Dapat dilakukan dg mengadakan Uji tapis terhadap penduduk yg tampaknya sehat, tetapi mungkin menderita penyakit. 74
  • 75. Epid Uji tapis ialah cara utk mengidentifikasi penyakit yg belum tampak melalui suatu tes atau pemeriksaan atau prosedur lain yg dapat dengan cepat memisahkan antara orang yg mungkin menderita penyakit dg orang yg tidak menderita . Orang dg hasil uji tapis yg positif harus dilanjutkan dg pemeriksaan lanjutan apakah ybs memang sakit atau tidak, utk kemudian diteruskan dg pengobatan intensif agar tidak membahayakan, khususnya utk penyakit menular. BATASAN UJI TAPIS : 75
  • 76. Epid Sifat pemeriksaan uji tapis : 1. Cepat dapat memilah sasaran. 2. Tidak mahal. 3. Mudah dilakukan oleh petugas kesehatan. 4. Tidak membahayakan petugas atau penderita . 76
  • 77. Epid Tujuan Uji Tapis : 1. Deteksi dini penyakit tanpa gejala atau dg gejala tidak khas thd orang yg tampak sehat, tetapi mungkin menderita penyakit ( population at risk ) 2. Dengan ditemukan penderita tanpa gejala dapat dilakukan pengobatan secara tuntas hingga mudah disembuhkan dan tidak menjadi sumber penularan . 77
  • 78. Epid SASARAN : *. Penyakit kronis : 1. infeksi bakteri ( lepra ,TBC, dll ) 2. infeksi virus ( hepatitis ) 3. penyakit non infeksi : hipertensi, diabetes melitus, peny.jantung karsinoma serviks, prostat dll 4. AIDS. Uji tapis dpt dilakukan : -. Massal. -. Selektif / spesifik . 78
  • 79. Epid Uji tapis selektif / spesifik: Dilakukan terhadap orang-orang yg mepunyai risiko atau yg kemudian dapat meningkatkan risiko terkena penyakit tertentu seperti : *. Penyakit jantung koroner . *. Karsinoma serviks. *. Karsinoma prostat . *. HIV / AIDS . 79
  • 80. Epid Pada dasarnya semua jenis penelitian dilakukan krn adanya masalah. Dalam epidemiologi tidak semua masalah dilakukan penelitian . Masalah yg akan diteliti harus diidentifikasi krn masalah epidemiologi sangat banyak. PENELITIAN EPIDEMIOLOGIS 80
  • 81. Epid Utk menentukan suatu masalah penelitian ada 3 ketentuan : 1. Terdapat kesenjangan antara apa yg seharusnya dg kenyataan yg ada . 2. Adanya pertanyaan kenapa kesenjangan tsb terjadi. 3. Minimal terdapat dua alternatif jawaban utk menjawab pertanyaan penelitian. 81
  • 82. Epid Berdasarkan tujuan : 1. Penelitian Eksploratif --> mengadakan penelusuran mendalam utk menggali berbagai faktor yg berkaitan dg timbulnya penyakit. Hasil penelitian ini berupa hipotesis yg digunakan utk penelitian lanjutan . 2. Penelitian deskriptif --> menguraikan ciri-ciri subjek studi dalam populasi utk mencari prevalensi suatu penyakit. Hasil penelitian ini berupa hipotesis spesifik yg perlu diuji dg penelitian analitis. MACAM-MACAM PENELITIAN 82
  • 83. Epid 3. Penelitian analitis --> bertujuan menguji hipotesis spesifik utk menentukan adanya hubungan sebab akibat. 4. Penelitian eksperimental --> menentukan adanya hubungan sebab akibat timbulnya suatu penyakit atau mencari efektifitas dan efisiensi obat . 83
  • 84. Epid Berdasarkan pendekatan : 1. Cross Sectional --> pengamatan dilakukan dalam satu saat / periode dg ciri setiap subjek studi hanya diamati satu kali 2. Longitudinal --> dilakukan dg mengikuti proses perjalanan penyakit alamiah. Kalau perjalanan penyakit kedepan --> Penelitian Prospektif ( kohort ). Kalau perjalanan peny.kebelakang --> Penelitian Retrospektif atau kasus kontrol . 84
  • 85. Epid BERDASARKAN KETERLIBATAN PENELITI : 1.Penelitian Observasional --> bila peneliti tdk terlibat secara aktif dalam melakukan intervensi dan hanya secara pasif mengadakan pengamatan thd perjalanan penyakit 2.Penelitian Intervensional --> bila peneliti terlibat secara aktif dan terencana serta mengendalikan intervensi. Penelitian ini dapat dilakukan dg cara Field trial atau clinical trial . 85
  • 86. Epid Adalah penelitian yg bersifat longitudinal dg mengikuti proses perjalanan peny. kedepan berdasar urutan waktu. Penelitian ini dimaksudkan utk menemukan insidens penyakit pd kelompok yg mempunyai faktor risiko maupun yg tidak, kemudian insidens pada kedua kelompok tsb dibandingkan apakah terdapat hubungan sebab akibat antara faktor risiko dan penyakit pada kelompok yg mempunyai dan kelompok yg tidak mempunyai. Penelitian prospektif ( penelitiankohort ) 86
  • 87. Epid Kelompok yang diteliti tersebut dinamakan KOHORT . Penelitian Kohort ini mengikuti paradigma Sebab Akibat . 87
  • 88. Epid Kelompok yg punya faktor risiko Kelompok tdk punya faktor risiko Positif negatif Positif negatif bandingkan Keadaan awal Insidens penyakitprospektif 88
  • 89. Epid Faktor Risiko : Yaitu faktor-faktor yg mempengaruhi perkembangan suatu penyakit atau status kesehatan tertentu. Ada 2 macam : 1. Faktor risiko intrinsik : a. Jenis kelamin dan usia . b. Faktor anatomi atau konstitusi tertentu. c. faktor nutrisi . 89
  • 90. Epid 2. Faktor risiko ekstrinsik : -. Berupa keadaan fisik, kimiawi, biologik, psikologik maupun sosial budaya dan perilaku. Faktor risiko berbeda dg Agen ( penyebab penyakit ). Agen penyakit adalah mikro organisme atau kondisi lingkungan yg bereaksi secara langsung pada Host . 90
  • 91. Epid Contoh faktor Risiko : -. Merokok. -. Minum Alkohol. -. Diet / makanan. -. Gaya hidup. -. Obesitas. -. Asbes. -. Radiasi. -. Sexual behaviour. -. Obat-obatan . -. Bahan kimia, dll 91
  • 92. Epid Berlawanan dg faktor risiko ada yang disebut faktor Protektif yaitu faktor yang melindungi terhadap timbulnya penyakit . Contoh : Ca Lambung : Risiko : -. Smoke foods, salt canned foods, nitrate or nitrite preserved foods. Protektif : -. Milk, green and yellow vegetables, Vit. C containing foods. Ca Esophagus : Risiko : -. Alkohol, Minuman sangat panas . Protektif : -. Fresh fruit and vegetables. 92
  • 93. Epid Jenis penelitian kohort : Penelitian satu kohort : Pada dasarnya bersifat deskriptif, karena pada awal penelitian tidak dibedakan antara kelompok yg terpapar faktor risiko dengan yg tidak terpapar faktor risiko. Penelitian dua kohort : Sejak awal penelitian sudah dipisahkan menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok yang terpapar faktor risiko dan kelompok yg tidak terpapar faktor risiko . 93
  • 94. Epid Keuntungan penelitian kohort : 1. Dapat digunakan utk mengetahui perkembangan normal ( ontogenik ) yg terjadi dengan berjalannya waktu . 2. Dapat mempelajari timbulnya penyakit secara alamiah akibat faktor penyebab yg dilakukan oleh orang secara sengaja, mis. merokok . 3. Dapat digunakan utk mempelajari perjalanan klinis suatu penyakit . 4. Dapat digunakan utk mempelajari hubungan sebab akibat. 94
  • 95. Epid 5. Dapat digunakan utk mempelajari insidens penyakit . 6. Tidak mempunyai hambatan masalah etika. 7. Dapat dilakukan perhitungan statistik utk menguji hipotesis. 8. Dapat diketahui lebih dari satu outcome thd satu pemaparan, mis. Hubungan rokok dg karsinoma paru ternyata juga ada hubungan dg penyakit jantung dll. 95
  • 96. Epid Kerugian : 1. Penelitian ini membutuhkan sampel yg besar dan waktu yg lama sehingga sulit utk mempertahankan subjek studi agar tetap dapat mengikuti proses. 2. Membutuhkan biaya yg besar. 3. Sulit dilakukan pada penyakit yg jarang terjadi . 4. Tidak efisien utk penelitian penyakit dg fase laten yg lama. 96
  • 97. Epid Penelitian retrospektif disebut juga penelitian kasus kontrol , kadang-kadang dipergunakan istilah Trohok yaitu kohort yg dibaca dari belakang sesuai dg proses perjalanan penyakit yg diikuti. Denganperkataan lain mengikuti perjalanan penyakit dari akibat ke sebab . PENELITIAN RETROSPEKTIF ( KASUS KONTROL ) 97
  • 98. Epid Macam penelitian Retrospektif : a. Merupakan penelitian analitis . b. Dapat juga berupa penelitian eksploratif, kalau : -. Data yg berhubungan dg sifat-sifat penting kelompok tidak diketahui . -. Perjalanan penyakit alamiah tidak diketahui jelas. -. Tidak dapat dibuat hipotesis spesifik . Penelitian dapat dilakukan pada : 1. Rumah sakit ( hospital based ). 2. Di masyarakat ( community based ). 98
  • 99. Epid Ciri-ciri penelitian Retrospektif : 1. Merupakan penelitian yg bersifat observational . 2. Diawali dg kelompok penderita dan bukan penderita . 3. Terdapat kelompok kontrol. 4. Kelompok kontrol harus memiliki risiko terpapar oleh faktor risiko yg sama dg kelompok kasus. 5. Membandingkan besarnya paparan oleh faktor risiko antara kedua kelompok. 6. Tidak mengukur insidens. 99
  • 100. Epid KEUNTUNGAN : 1. Sangat sesuai utk penelitian penyakit yg jarang terjadi, mis. -. Hubungan kelainan kongenital dan kelainan genetika. -. Hubungan rokok dg kanker paru-paru. -. Terdapatnya adenokarsinoma vagina pd gadis remaja. 2. Pelaksanaannya relatif lebih cepat dari penelitian prospektif. 3. Sampel yg dibutuhkan lebih kecil. 4. Biaya penelitian relatif lebih kecil. 5. Tidak dipengaruhi faktor etika, spt pada eksperimental. 6. Data yg ada dapat dimanfaatkan terutama bila penelitian di RS. 100
  • 101. Epid KERUGIAN : 1. Kesalahan kasus yg disebabkan salah diagnosa. 2. Informasi pemaparan diperoleh dg mengingat kembali masa lalu yg cukup lama shg ada potensi timbulnya bias. 3. Validasi thd data yg diperoleh tidak dapat dilakukan. 4. Tidak dapat dilakukan utk penelitian evaluasi pengobatan. 101
  • 102. Epid PENELITIAN EKSPERIMENTAL . -. Merupakan metode yg paling kuat utk mengungkap hubungan sebab akibat. -. Hambatan utama pd manusia adalah faktor etika, disamping itu ada faktor hukum, sosial budaya dll, tetapi penelitian eksperimen telah banyak dilakukan t.u. utk menemukan obat dalam terapi. 102
  • 103. Epid UJI KLINIS ( CLINICAL TRIAL ). Umumnya dimaksudkan mencari efektifitas dan efisiensi obat utk menyembuhkan penyakit. Jadi dimaksudkan utk mengubah perjalanan penyakit dg tujuan pengobatan dan pencegahan ( kuratif dan prefentif ). 103
  • 104. Epid KONSEP DASAR : Uji klinis ditujukan utk mencari obat yg efisien atau menentukan efektifitas obat jenis baru yang telah dicoba pada hewan. Penelitian ini dilakukan dg membandingkan kelompok penderita yg diberi obat tertentu dengan kelompok yg diberi obat lain atau plasebo. 104
  • 105. Epid CIRI-CIRI : 1.Uji klinis merupakan studi kasus . 2.Dilakukan dg metoda eksperimental. 3.Menguji hipotesis spesifik. 4.Intervensi dilakukan secara aktif dan terencana oleh peneliti. 5.Menggunakan kelompok kontrol. 6.Alokasi kelompok dipilih secara random . 105
  • 106. Epid Keuntungan : 1.Dapat digunakan utk mencari efisiensi dan efektifitas obat atau prosedur pengobatan . 2.Penelitian dg eksperimen digunakan sbg penelitian lanjutan setelah keberhasilan pada percobaan hewan. 3.Dengan uji klinis peneliti dapat mengendalikan intervensi yg diberikan. 106
  • 107. Epid Kelemahan : 1.Tidak semua masalah dapat dilakukan uji klinis , karena ada hambatan faktor etika . 2.Sering ditemukan kesulitan dalam menentukan waktu yg tepat utk melakukan uji klinis . Bila suatu obat telah dipasarkan secara luas maka uji klinis tidak dapat dilakukan , sebaliknya bila obat masih dalam penelitian pada percobaan hewan maka uji klinis tidak etis utk dilakukan. 107
  • 108. Epid Langkah Penelitian : 1.Tentukan latar belakang masalah . 2.Tentukan kuesioner dan rumuskan tujuan penelitian dg jelas. 3.Rumuskan hipotesis penelitian tentang variabel independen dan variabel dependen . 4.Tentukan pemeriksaan hasil yg dikehendaki. 5.Tentukan populasi studi dan kriteria subjek. 6.Tentukan cara dan perkiraan besarnya sampel yg digunakan. 7.Apakah diperlukan penyamaran atau tidak, kalau perlu apakah samar tunggal, ganda atau tripel. 108
  • 109. Epid Pilihan antara penelitian Prospektif dan Retrospektif Penelitian kohort Kasus kontrol 1. Apabila yg diketahui adalah penyebab dan yg ingin diketahui adalah akibat. 2. Apabila akibat yg ingin diketahui banyak ditemukan . 3. Apabila jarak waktu antara adanya penyebab dan timbulnya akibat relatif singkat. 4. Apabila ingin lebih mengetahui hubungan sebab akibat. 5. Apabila angka Drop Out diperkirakan rendah . 1. Apabila yg diketahui adalah akibat dan yg ingin diketahui adalah penyebab. 2. Apabila akibat yg telah diketahui sedikit ditemukan . 3. Apabila jarak waktu antara adanya penyebab dan timbulnya akibat terlalu lama. 4. Apabila ingin mengetahui hubungan awal sebab akibat. 5. Apabila angka Drop Out diperkirakan tinggi . 109
  • 110. Epid EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR Perubahan pola struktur masyarakat agraris ke masyarakat industri banyak memberi andil terhadap perubahan pola fertilitas, gaya hidup, sosial ekonomi yang pada gilirannya dapat memacu semakin meningkatnya PTM. Di Indonesia, keadaan perubahan pola dari penyakit menular ke penyakit tidak menular lebih dikenal dalam sebutan transisi epidemiologi. Pembahasan epidemiologi PTM tidak dapat melepaskan diri dari konsep epidemiologi sendiri dalam menangani masalah penyakit. Akan dibicarakan konsep PTM sebagai penyakit dari segi epidemiologi, frekuensi sebagai masalah dalam masyarakat, pengetahuan tentang faktor penyebab/faktor risikonya dan upaya pencegahan serta perencanaan terkait. 110
  • 111. Epid Penyakit Tidak Menular 1. Beberapa Pengertian Istilah PTM kurang lebih mempunyai kesamaan dengan sebutan: a. Penyakit kronik. b. Penyakit non-infeksi. c New communicable disease. d. Penyakit degeneratif. Kesamaan penyebutan ini tidaklah sepenuhnya memberi kesamaan penuh antara satu dengan lainnya. Penyakit kronik dapat dipakai untuk PTM karena kelangsungan PTM biasanya bersifat kronik 111
  • 112. Epid 2. Karakteristik Penyakit Tidak Menular Berbeda dengan penyakit menular, PTM mempunyai beberapa karakteristik tersendiri seperti: a. Penularan penyakit tidak melalui suatu rantai penularan tertentu. b. Masa inkubasi yang panjang. c. Perlangsungan penyakit yang berlarut-larut (kronik). d. Banyak menghadapi kesulitan diagnosis. e. Mempunyai variasi yang luas. f. Memerlukan biaya yang tinggi dalam upaya pencegahan maupun penanggulangannya. g. Faktor penyebabnya bermacam-macam (multikausal), bahkan tidak jelas. 112
  • 113. Epid Perbandingan PTM dengan penyakit menular, dapat dilihat sebagai berikut: Penyakit Menular Penyakit Tidak Menular 1. Banyak ditemui di negara 1. Ditemui di negara industri berkembang 2. Rantai penularan yg jelas. 2. Tidak ada rantai penularan 3. Perlangsungan akut 3. Perlangsungan kronik 4. Etiologi mikroorganisme jelas. 4. Etiologi tidak jelas 5. Bersifat single-kausa 5. Biasanya multiple-kausa 6. Diagnosis mudah 6. Diagnosis sulit 7. Agak mudah mencari penye 7. Sulit mencari penyebabnya babnya 8. Biaya relatif murah 8. Biaya mahal 9. Jelas muncul di permukaan 9. Ada iceberg phenomen lO.Morbiditas dan mortalitas lO.Morbiditas dan mortalitas cenderung menurun cenderung meningkat. 113
  • 114. Epid Beberapa kesulitan dapat dihadapi dalam menentukan hubungan antara keterpaparan dengan terjadinya penyakit, Situasi-situasi di mana pengamatan perorangan dianggap kurang cukup untuk menetapkan hubungan antara paparan dengan penyakit dapat disebabkan oleh faktor-faktor berikut : l. Masa laten yang panjang antara exposure dengan penyakit. 2. Frekuensi paparan faktor risiko yang tidak teratur. 3. Insiden penyakit yang rendah. 4. Risiko paparan yang kecil. 5. Penyebab penyakit yang multikompleks. 114