SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
Download to read offline
DINAMIKA ROTOR
KECEPATAN KRITIS
Bila satu rotor, yang mempunyai eksitasi dinamik, berputar dengan putaran yang
sama dengan frekuensi eksitasi (frekuensi alamiah, frekuensi pribadi) maka akan
terjadi resonansi yang mengakibatkan timbulnya getaran yang besar.
Putaran tersebut disebut sebagai kecepatan ktitis yang berhubungan dengan
karakteristik sistim dan getaran yang timbul.
Karakteristik sistim akan menyebabkan beberapa moda getaran.
Karakteristik sistim kekakuan bantalan (bearings).
Tanpa redaman
Kecepatan kritis
Diredam
GAYA – GAYA YANG MENIMBULKAN GETARAN
Gaya dari rumah/fondasi
Konstruksi tidak stabil
Frekuensi pribadi/alamiah rumah
Perubahan struktur : penyusutan, pemuaian
Gaya yang dibangkitkan oleh rotor
Sifat mekanik bahan:
Unbalanced (tidak homogen)
Rotor melengkung
Elastisitas rotor
Beban sistim yang bervariasi:
Kekentalan, hidrodinamik
Variasi beban (sudu)
Gaya yang dikenakan terhadap rotor
Momen torsi
Kopling
Roda gigi
Misalignment
KETIDAK-STABILAN PADA ROTOR DINAMIK
Gaya atau resonansi
Karena gaya/resonansi
Stimulan: unbalans, defleksi poros, misalignment
Beban periodik
Stimulan: gearmesh, kopling, fluida kerja pada rotor
Eksitasi dalam
Gesekan kering
Oil whirl
Efek seal, clearance
Bantalan
Pusingan histeresis
PUTARAN KRITIS Lendutan poros
CRITICAL SPEED Whirling shaft
Semua poros yang berputar akan bergetar dengan hebat pada satu putaran tertentu,
yaitu pada putaran kritis-nya.
Putaran kritis terjadi pada putaran yang sama dengan frekuensi getaran pribadi
/alamiah (natural frequency) dari sistim poros /rotor.
Penyebab utama: ketidak-seimbangan poros “UNBALANCED”.
Secara praktis/teknis sulit dihindari.
Bila putaran kerja > putaran kritis, getaran akan teredam/tereduksi akibat keadaan
alamiah “seimbang sendiri” (self-balanced).
PRAKTIKUM GETARAN MEKANIS
Percobaan : Putaran Kritis / Poros Melendut ( Critical Speed / Whirling Shaft )
Peralatan Yang diperlukan :
1. 1 set mesin alat percobaan khusus terdiri dari model poros dengan cakram (disc)
terpasang, ditumpu pada bantalan (bearing) yang posisinya bisa dirubah.
Tersambung dengan motor listrik dengan pengendali kecepatan melalui kopling
tetap. Kecepatan putaran dalam rpm dapat dibaca dari meter/alat pengukur yang
terdapat pada panel pengendali kecepatan.
2. Kunci L untuk membuka dan mengencangkan baut posisi rumah bantalan.
3. Obeng kembang Phillips untuk membuka dan mengencangkan sekrup cakram
(disc) pemegang terhadap poros.
4. Penggaris untuk mengukur jarak posisi posisi pemasangan cakram (disc).
Dasar Teori :
ω
C
O
m = massa cakram (disc).
O
C
G
δ
e
ω = putaran poros.
G = pusat massa (centre of gravity) dari cakram
(disc).
O = pusat sumbu putaran.
C = pusat geometri cakram (disc) dan poros.
e = eksentrisitas, jarak pusat massa G ke pusat
geometri C.
δ = defleksi lateral dari pusat poros ke garis sumbu
putaran poros.
k = kekakuan bahan poros ≅ konstanta pegas.
Akibat ketidak-seimbang poros, yaitu G ≠ C, maka timbul gaya sentrifugal di G arah
radial keluar dan gaya pengimbang dari poros.
Kondisi seimbang terjadi bila :
Titik titik O, C dan G berada pada satu garis lurus (kolinier).
Gaya sentrifugal yang timbul = gaya pengimbang dari poros
m (δ + e) ω2
= k×δ
atau,
(m e ω2
) / (k - m ω2
) = δ
untuk,
ωn = √(k/m) dan r = ω/ωn δ = (e r2
)/(1 - r2
)
δ/e = r2
/(1 - r2
)
untuk δ/e = r2
/(1 - r2
) diplot δ/e vs r :
I. bila ω = ωn r = 1 dan δ/e = ± ∞δ/e
r
1,00
• defleksi yang terjadi tak hingga
• getaran hebat
• resonansi putaran kritis
II. bila ω < ωn r < 1 δ/e = positif
• titik C terletak
antara O dan GO
C
G
ω
• bagian berat dari
ak-seimbang (G)
berada diluar titik C,
saat berputar
ketid
III. bila ω > ωn r > 1 δ/e = negatif
• titik G terletak antara O dan C (e negatif)
O
C
G
ω
• saat berputar, bagian berat dari ketidak-seimbang (G)
berada didalam
• ω semakin besar, r semakin besar, δ/e →0
• titik G bergeser kearah titik O, sehingga saat titik G
berimpit dengan titik O →poros berputar pada pusat massa,
∴Tidak Ada Getaran (putaran sistim poros relatif halus).
Jalannya Percobaan :
1. Perhatikan dengan baik dan ikuti pengarahan dari assisten praktikum.
2. Pasang cakram (disc) pada posisi-posisi sesuai pengarahan dari assisten
praktikum.
3. Kencangkan baut-baut pemegang rumah bantalan, sekrup pemegang cakram (disc)
pada poros. Hal ini mutlak untuk keselamatan kerja/SAFETY.
4. Kendalikan kecepatan putar poros. Amati perilaku putaran poros, cari dan
tentukan kecepatan kritis dari sistim poros sesuai setiap posisi pemasangan
cakram (disc).
5. Naikkan kecepatan putar sistim poros. Amati perilaku putaran poros, cari dan
tentukan kecepatan putar dari sistim poros dimana titik ketidak-seimbangan sistim
poros mulai berimpit dengan sumbu putar poros.
6. Buat laporan praktikum sesuai pengarahan dari assisten praktikum.
Contoh soal #1
Satu poros dgn diameter 0.5 in, panjang 15 in, beban 30 lb pada lokasi 6 in dari bantalan.
Modulus elastisitas E = 30×106
psi. Diketahui pula terdapat ketidak-setimbangan pada 0.05
in dari sumbu poros.
Hitung : - Putaran Kritis
- Defleksi poros saat berputar 4000 rpm
Contoh soal #2
Roda turbin uap beratnya 7,3 kg dan dipasang ditengah poros panjang 40 cm dan diameter =
9,5 mm. Ketidak-seimbangan yang ada adalah pada 0,0125 cm dari pusat penampang poros.
Modulus elastisitas E = 2,1×106
kg/cm2
.
Hitung:
Kecepatan/putaran kritis poros
Gaya dinamis yang ditahan bantalan bila turbin berputar dgn kecepatan putaran 3500 rpm.

More Related Content

What's hot

Grinding and sizing
Grinding and sizingGrinding and sizing
Grinding and sizing
Iffa M.Nisa
 
Makalah peralatan industri proses menara ayak
Makalah peralatan industri proses menara ayakMakalah peralatan industri proses menara ayak
Makalah peralatan industri proses menara ayak
Virta Puspita Sari
 
05 kinetika reaksi-homogen-sistem-batch-ppt
05 kinetika reaksi-homogen-sistem-batch-ppt05 kinetika reaksi-homogen-sistem-batch-ppt
05 kinetika reaksi-homogen-sistem-batch-ppt
wahyuddin S.T
 
laporan daya hantar listrik larutan elektrolit dna non elektrolit
laporan daya hantar listrik larutan elektrolit dna non elektrolitlaporan daya hantar listrik larutan elektrolit dna non elektrolit
laporan daya hantar listrik larutan elektrolit dna non elektrolit
Nurramadhani A.Sida
 
Perpindahan panas bu lidia
Perpindahan panas bu lidiaPerpindahan panas bu lidia
Perpindahan panas bu lidia
Alen Pepa
 

What's hot (20)

Elemen Mesin II - Rodagigi Lurus
Elemen Mesin II - Rodagigi LurusElemen Mesin II - Rodagigi Lurus
Elemen Mesin II - Rodagigi Lurus
 
Grinding and sizing
Grinding and sizingGrinding and sizing
Grinding and sizing
 
Makalah peralatan industri proses menara ayak
Makalah peralatan industri proses menara ayakMakalah peralatan industri proses menara ayak
Makalah peralatan industri proses menara ayak
 
Pompa dan perhitungannya fix
Pompa dan perhitungannya fixPompa dan perhitungannya fix
Pompa dan perhitungannya fix
 
Pompa dan sistem pemompaan
Pompa dan sistem pemompaanPompa dan sistem pemompaan
Pompa dan sistem pemompaan
 
05 kinetika reaksi-homogen-sistem-batch-ppt
05 kinetika reaksi-homogen-sistem-batch-ppt05 kinetika reaksi-homogen-sistem-batch-ppt
05 kinetika reaksi-homogen-sistem-batch-ppt
 
Baut dan Mur
Baut dan MurBaut dan Mur
Baut dan Mur
 
laporan daya hantar listrik larutan elektrolit dna non elektrolit
laporan daya hantar listrik larutan elektrolit dna non elektrolitlaporan daya hantar listrik larutan elektrolit dna non elektrolit
laporan daya hantar listrik larutan elektrolit dna non elektrolit
 
Perpindahan panas bu lidia
Perpindahan panas bu lidiaPerpindahan panas bu lidia
Perpindahan panas bu lidia
 
Clarifier
ClarifierClarifier
Clarifier
 
Bab 2 turbin uap
Bab 2 turbin uapBab 2 turbin uap
Bab 2 turbin uap
 
ppt Turbin Uap
ppt Turbin Uapppt Turbin Uap
ppt Turbin Uap
 
laporan modul 1- kominusi - crushing
laporan modul 1- kominusi - crushinglaporan modul 1- kominusi - crushing
laporan modul 1- kominusi - crushing
 
Siklus Brayton
Siklus BraytonSiklus Brayton
Siklus Brayton
 
Makalah Produksi bearing
Makalah Produksi bearingMakalah Produksi bearing
Makalah Produksi bearing
 
Makalah pompa
Makalah pompaMakalah pompa
Makalah pompa
 
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran FluidaModul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
 
Materi kuliah ke- 3 Motor bakar.pptx
Materi kuliah ke- 3 Motor bakar.pptxMateri kuliah ke- 3 Motor bakar.pptx
Materi kuliah ke- 3 Motor bakar.pptx
 
termo
termotermo
termo
 
Dasar Termodinamika
Dasar TermodinamikaDasar Termodinamika
Dasar Termodinamika
 

Similar to Dinamika rotor soal ok

Dasar roda gigi transmisi
Dasar   roda gigi  transmisiDasar   roda gigi  transmisi
Dasar roda gigi transmisi
Alen Pepa
 
1 b 59_utut muhammad_laporan akhir mi (momen inersia)
1 b 59_utut muhammad_laporan akhir mi (momen inersia)1 b 59_utut muhammad_laporan akhir mi (momen inersia)
1 b 59_utut muhammad_laporan akhir mi (momen inersia)
umammuhammad27
 
Bab 3-rotasi-dan-kesetimbangan-benda-tegar
Bab 3-rotasi-dan-kesetimbangan-benda-tegarBab 3-rotasi-dan-kesetimbangan-benda-tegar
Bab 3-rotasi-dan-kesetimbangan-benda-tegar
Emanuel Manek
 
DIKTAT ELEMEN MESIN III.pdf
DIKTAT ELEMEN MESIN III.pdfDIKTAT ELEMEN MESIN III.pdf
DIKTAT ELEMEN MESIN III.pdf
NikoKautsar1
 

Similar to Dinamika rotor soal ok (20)

7_Gerak Melingkar.doc
7_Gerak Melingkar.doc7_Gerak Melingkar.doc
7_Gerak Melingkar.doc
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Makalah Poros dan Pasak
Makalah Poros dan PasakMakalah Poros dan Pasak
Makalah Poros dan Pasak
 
materi-transmisi-manualppt.pptx
materi-transmisi-manualppt.pptxmateri-transmisi-manualppt.pptx
materi-transmisi-manualppt.pptx
 
bab 5 kelas 10 sma semester 1 gerak melingkar
bab 5 kelas 10 sma semester 1  gerak melingkarbab 5 kelas 10 sma semester 1  gerak melingkar
bab 5 kelas 10 sma semester 1 gerak melingkar
 
dokumen.tips_materi-transmisi-manualppt.ppt
dokumen.tips_materi-transmisi-manualppt.pptdokumen.tips_materi-transmisi-manualppt.ppt
dokumen.tips_materi-transmisi-manualppt.ppt
 
Dasar roda gigi transmisi
Dasar   roda gigi  transmisiDasar   roda gigi  transmisi
Dasar roda gigi transmisi
 
transmisi gear
transmisi geartransmisi gear
transmisi gear
 
1 b 59_utut muhammad_laporan akhir mi (momen inersia)
1 b 59_utut muhammad_laporan akhir mi (momen inersia)1 b 59_utut muhammad_laporan akhir mi (momen inersia)
1 b 59_utut muhammad_laporan akhir mi (momen inersia)
 
Gear Transmission.ppt
Gear Transmission.pptGear Transmission.ppt
Gear Transmission.ppt
 
Bab 3-rotasi-dan-kesetimbangan-benda-tegar
Bab 3-rotasi-dan-kesetimbangan-benda-tegarBab 3-rotasi-dan-kesetimbangan-benda-tegar
Bab 3-rotasi-dan-kesetimbangan-benda-tegar
 
Bab 07-poros1
Bab 07-poros1Bab 07-poros1
Bab 07-poros1
 
DIKTAT ELEMEN MESIN III.pdf
DIKTAT ELEMEN MESIN III.pdfDIKTAT ELEMEN MESIN III.pdf
DIKTAT ELEMEN MESIN III.pdf
 
Roda gigi umum
Roda gigi umumRoda gigi umum
Roda gigi umum
 
Transmisi Manual pada Kendaraan Roda Empat
Transmisi Manual pada Kendaraan Roda EmpatTransmisi Manual pada Kendaraan Roda Empat
Transmisi Manual pada Kendaraan Roda Empat
 
13012 8-368214845111
13012 8-36821484511113012 8-368214845111
13012 8-368214845111
 
Materi 6-pasak-2014
Materi 6-pasak-2014Materi 6-pasak-2014
Materi 6-pasak-2014
 
Gerak Melingkar
Gerak MelingkarGerak Melingkar
Gerak Melingkar
 
81-90 osn fisika (soal)
81-90 osn fisika (soal)81-90 osn fisika (soal)
81-90 osn fisika (soal)
 
ROTASI. Fisika Teknik 1
ROTASI. Fisika Teknik 1ROTASI. Fisika Teknik 1
ROTASI. Fisika Teknik 1
 

More from Instansi

More from Instansi (20)

Heri Subagyo_Pupuk Kaltim_Manfaat Implementasi Sistem Manajemen Energi SNI IS...
Heri Subagyo_Pupuk Kaltim_Manfaat Implementasi Sistem Manajemen Energi SNI IS...Heri Subagyo_Pupuk Kaltim_Manfaat Implementasi Sistem Manajemen Energi SNI IS...
Heri Subagyo_Pupuk Kaltim_Manfaat Implementasi Sistem Manajemen Energi SNI IS...
 
Dewi Komalasari_BSN_SME-Persyaratan dengan pedoman penggunaan.pdf
Dewi Komalasari_BSN_SME-Persyaratan dengan pedoman penggunaan.pdfDewi Komalasari_BSN_SME-Persyaratan dengan pedoman penggunaan.pdf
Dewi Komalasari_BSN_SME-Persyaratan dengan pedoman penggunaan.pdf
 
Kristianto W_BSN_Dukungan SNI Dalam Meningkatkan Efisiensi Energi.pdf
Kristianto W_BSN_Dukungan SNI  Dalam Meningkatkan Efisiensi Energi.pdfKristianto W_BSN_Dukungan SNI  Dalam Meningkatkan Efisiensi Energi.pdf
Kristianto W_BSN_Dukungan SNI Dalam Meningkatkan Efisiensi Energi.pdf
 
EVS-06-33e.pdf
EVS-06-33e.pdfEVS-06-33e.pdf
EVS-06-33e.pdf
 
EVE-07-14e.pdf
EVE-07-14e.pdfEVE-07-14e.pdf
EVE-07-14e.pdf
 
Battery Management System For Electric Vehicle Applications.pdf
Battery Management System For Electric Vehicle Applications.pdfBattery Management System For Electric Vehicle Applications.pdf
Battery Management System For Electric Vehicle Applications.pdf
 
EVS-08-19e.pdf
EVS-08-19e.pdfEVS-08-19e.pdf
EVS-08-19e.pdf
 
ANSI_EVSP_Roadmap_May_2013.pdf
ANSI_EVSP_Roadmap_May_2013.pdfANSI_EVSP_Roadmap_May_2013.pdf
ANSI_EVSP_Roadmap_May_2013.pdf
 
Final Product information and specification_20170802 to BSN.pdf
Final Product information and specification_20170802 to BSN.pdfFinal Product information and specification_20170802 to BSN.pdf
Final Product information and specification_20170802 to BSN.pdf
 
EVS-04-12e.pdf
EVS-04-12e.pdfEVS-04-12e.pdf
EVS-04-12e.pdf
 
EVS-1-08 (1).pdf
EVS-1-08 (1).pdfEVS-1-08 (1).pdf
EVS-1-08 (1).pdf
 
EVS-1-08.pdf
EVS-1-08.pdfEVS-1-08.pdf
EVS-1-08.pdf
 
SNI UNTUK DAYA SAING PRODUK DAN JASA.pdf
SNI UNTUK DAYA SAING PRODUK DAN JASA.pdfSNI UNTUK DAYA SAING PRODUK DAN JASA.pdf
SNI UNTUK DAYA SAING PRODUK DAN JASA.pdf
 
Tesis tentang Training Kompetensi
Tesis tentang Training KompetensiTesis tentang Training Kompetensi
Tesis tentang Training Kompetensi
 
Motivation at work Deck_HR Business Talks 18 January 2022.pdf
Motivation at work Deck_HR Business Talks 18 January 2022.pdfMotivation at work Deck_HR Business Talks 18 January 2022.pdf
Motivation at work Deck_HR Business Talks 18 January 2022.pdf
 
materi SNI dan CPPOB.pdf
materi SNI dan CPPOB.pdfmateri SNI dan CPPOB.pdf
materi SNI dan CPPOB.pdf
 
Smart City sesuai Standar ISO
Smart City sesuai Standar ISOSmart City sesuai Standar ISO
Smart City sesuai Standar ISO
 
Success story umkm_program_pembinaan_penerapan_sni-bsn_(2018)
Success story umkm_program_pembinaan_penerapan_sni-bsn_(2018)Success story umkm_program_pembinaan_penerapan_sni-bsn_(2018)
Success story umkm_program_pembinaan_penerapan_sni-bsn_(2018)
 
Menemukan ikigai dalam pekerjaan sehari hari
Menemukan ikigai dalam pekerjaan sehari hariMenemukan ikigai dalam pekerjaan sehari hari
Menemukan ikigai dalam pekerjaan sehari hari
 
ISO 37001 : Anti Bribery Management System Fraud & Bribery Concepts, Laws & R...
ISO 37001 : Anti Bribery Management System Fraud & Bribery Concepts, Laws & R...ISO 37001 : Anti Bribery Management System Fraud & Bribery Concepts, Laws & R...
ISO 37001 : Anti Bribery Management System Fraud & Bribery Concepts, Laws & R...
 

Recently uploaded

MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptxMATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
randikaakbar11
 
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaanprinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
aji guru
 
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.pptkerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
putrisari631
 
Power point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsurPower point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsur
DoddiKELAS7A
 
Penyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkung
Penyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkungPenyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkung
Penyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkung
SemediGiri2
 

Recently uploaded (20)

METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptxMETODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptxMATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
M5 Latihan Program Prolog Aritmatika.pptx
M5 Latihan Program Prolog Aritmatika.pptxM5 Latihan Program Prolog Aritmatika.pptx
M5 Latihan Program Prolog Aritmatika.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
 
Ppt kelompok 6 (preeklamsia ringan).pptx
Ppt kelompok 6 (preeklamsia ringan).pptxPpt kelompok 6 (preeklamsia ringan).pptx
Ppt kelompok 6 (preeklamsia ringan).pptx
 
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaanprinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
 
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.pptkerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
 
Power point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsurPower point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsur
 
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdfUAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
 
Penyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkung
Penyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkungPenyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkung
Penyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkung
 
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
 
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang KesehatanMateri Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Dinamika rotor soal ok

  • 1. DINAMIKA ROTOR KECEPATAN KRITIS Bila satu rotor, yang mempunyai eksitasi dinamik, berputar dengan putaran yang sama dengan frekuensi eksitasi (frekuensi alamiah, frekuensi pribadi) maka akan terjadi resonansi yang mengakibatkan timbulnya getaran yang besar. Putaran tersebut disebut sebagai kecepatan ktitis yang berhubungan dengan karakteristik sistim dan getaran yang timbul. Karakteristik sistim akan menyebabkan beberapa moda getaran. Karakteristik sistim kekakuan bantalan (bearings). Tanpa redaman Kecepatan kritis Diredam GAYA – GAYA YANG MENIMBULKAN GETARAN Gaya dari rumah/fondasi Konstruksi tidak stabil Frekuensi pribadi/alamiah rumah Perubahan struktur : penyusutan, pemuaian Gaya yang dibangkitkan oleh rotor Sifat mekanik bahan: Unbalanced (tidak homogen) Rotor melengkung Elastisitas rotor Beban sistim yang bervariasi: Kekentalan, hidrodinamik Variasi beban (sudu) Gaya yang dikenakan terhadap rotor Momen torsi Kopling Roda gigi Misalignment
  • 2. KETIDAK-STABILAN PADA ROTOR DINAMIK Gaya atau resonansi Karena gaya/resonansi Stimulan: unbalans, defleksi poros, misalignment Beban periodik Stimulan: gearmesh, kopling, fluida kerja pada rotor Eksitasi dalam Gesekan kering Oil whirl Efek seal, clearance Bantalan Pusingan histeresis PUTARAN KRITIS Lendutan poros CRITICAL SPEED Whirling shaft Semua poros yang berputar akan bergetar dengan hebat pada satu putaran tertentu, yaitu pada putaran kritis-nya. Putaran kritis terjadi pada putaran yang sama dengan frekuensi getaran pribadi /alamiah (natural frequency) dari sistim poros /rotor. Penyebab utama: ketidak-seimbangan poros “UNBALANCED”. Secara praktis/teknis sulit dihindari. Bila putaran kerja > putaran kritis, getaran akan teredam/tereduksi akibat keadaan alamiah “seimbang sendiri” (self-balanced).
  • 3. PRAKTIKUM GETARAN MEKANIS Percobaan : Putaran Kritis / Poros Melendut ( Critical Speed / Whirling Shaft ) Peralatan Yang diperlukan : 1. 1 set mesin alat percobaan khusus terdiri dari model poros dengan cakram (disc) terpasang, ditumpu pada bantalan (bearing) yang posisinya bisa dirubah. Tersambung dengan motor listrik dengan pengendali kecepatan melalui kopling tetap. Kecepatan putaran dalam rpm dapat dibaca dari meter/alat pengukur yang terdapat pada panel pengendali kecepatan. 2. Kunci L untuk membuka dan mengencangkan baut posisi rumah bantalan. 3. Obeng kembang Phillips untuk membuka dan mengencangkan sekrup cakram (disc) pemegang terhadap poros. 4. Penggaris untuk mengukur jarak posisi posisi pemasangan cakram (disc). Dasar Teori : ω C O m = massa cakram (disc). O C G δ e ω = putaran poros. G = pusat massa (centre of gravity) dari cakram (disc). O = pusat sumbu putaran. C = pusat geometri cakram (disc) dan poros. e = eksentrisitas, jarak pusat massa G ke pusat geometri C. δ = defleksi lateral dari pusat poros ke garis sumbu putaran poros. k = kekakuan bahan poros ≅ konstanta pegas. Akibat ketidak-seimbang poros, yaitu G ≠ C, maka timbul gaya sentrifugal di G arah radial keluar dan gaya pengimbang dari poros. Kondisi seimbang terjadi bila : Titik titik O, C dan G berada pada satu garis lurus (kolinier). Gaya sentrifugal yang timbul = gaya pengimbang dari poros m (δ + e) ω2 = k×δ atau, (m e ω2 ) / (k - m ω2 ) = δ untuk, ωn = √(k/m) dan r = ω/ωn δ = (e r2 )/(1 - r2 ) δ/e = r2 /(1 - r2 )
  • 4. untuk δ/e = r2 /(1 - r2 ) diplot δ/e vs r : I. bila ω = ωn r = 1 dan δ/e = ± ∞δ/e r 1,00 • defleksi yang terjadi tak hingga • getaran hebat • resonansi putaran kritis II. bila ω < ωn r < 1 δ/e = positif • titik C terletak antara O dan GO C G ω • bagian berat dari ak-seimbang (G) berada diluar titik C, saat berputar ketid III. bila ω > ωn r > 1 δ/e = negatif • titik G terletak antara O dan C (e negatif) O C G ω • saat berputar, bagian berat dari ketidak-seimbang (G) berada didalam • ω semakin besar, r semakin besar, δ/e →0 • titik G bergeser kearah titik O, sehingga saat titik G berimpit dengan titik O →poros berputar pada pusat massa, ∴Tidak Ada Getaran (putaran sistim poros relatif halus). Jalannya Percobaan : 1. Perhatikan dengan baik dan ikuti pengarahan dari assisten praktikum. 2. Pasang cakram (disc) pada posisi-posisi sesuai pengarahan dari assisten praktikum. 3. Kencangkan baut-baut pemegang rumah bantalan, sekrup pemegang cakram (disc) pada poros. Hal ini mutlak untuk keselamatan kerja/SAFETY. 4. Kendalikan kecepatan putar poros. Amati perilaku putaran poros, cari dan tentukan kecepatan kritis dari sistim poros sesuai setiap posisi pemasangan cakram (disc). 5. Naikkan kecepatan putar sistim poros. Amati perilaku putaran poros, cari dan tentukan kecepatan putar dari sistim poros dimana titik ketidak-seimbangan sistim poros mulai berimpit dengan sumbu putar poros. 6. Buat laporan praktikum sesuai pengarahan dari assisten praktikum.
  • 5. Contoh soal #1 Satu poros dgn diameter 0.5 in, panjang 15 in, beban 30 lb pada lokasi 6 in dari bantalan. Modulus elastisitas E = 30×106 psi. Diketahui pula terdapat ketidak-setimbangan pada 0.05 in dari sumbu poros. Hitung : - Putaran Kritis - Defleksi poros saat berputar 4000 rpm Contoh soal #2 Roda turbin uap beratnya 7,3 kg dan dipasang ditengah poros panjang 40 cm dan diameter = 9,5 mm. Ketidak-seimbangan yang ada adalah pada 0,0125 cm dari pusat penampang poros. Modulus elastisitas E = 2,1×106 kg/cm2 . Hitung: Kecepatan/putaran kritis poros Gaya dinamis yang ditahan bantalan bila turbin berputar dgn kecepatan putaran 3500 rpm.