Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
ย
TERMODINAMIKA
1. TERMODINAMIKA 2
Oleh:
i. Ir. Natalia Suseno, M.Si
ii. Pra Cipta B.W.M, S.T., M.Eng
WEEK 1:
Pendinginan dan Pencairan
2. KONTRAK PERKULIAHAN
Minggu Topik (Indonesia)
1 Pendinginan dan Pencairan Bagian 1
2 Pendinginan dan Pencairan Bagian 2
3 Ruang Lingkup Termodinamika Larutan Bagian 1
4 Ruang Lingkup Termodinamika Larutan Bagian 2
5 Ruang Lingkup Termodinamika Larutan Bagian 3
6 Proses Pencampuran Bagian 1
7 Proses Pencampuran Bagian 2
8 Pengantar Kesetimbangan Fasa Bagian 1
9 Pengantar Kesetimbangan Fasa Bagian 2
10 Formulasi Termodinamika untuk Uap-Cair Bagian 1
11 Formulasi Termodinamika untuk Uap-Cair Bagian 2
12 Kesetimbangan Reaksi Kimia Bagian 1
13 Kesetimbangan Reaksi Kimia Bagian 2
14 Kesetimbangan Reaksi Kimia Bagian 3
Susunan materi pembelajaran
mengalami penyesuaian, adapun
terdapat penggantian buku acuan
perkuliahan sehingga kedepannya
setiap pertemuan akan diinfokan
terkait pergeseran materi dari buku
acuan sebelumnya.
Edisi 7
Edisi 8
3. KONTRAK PERKULIAHAN
Poin Penilaian Persentase Bobot (%)
Tugas 10-15
Quiz 10-20
Ujian 70-80
Besaran Persentase Penilaian NTS/NAS Akan Menyesuaikan Kecenderungan Nilai
(Diambil Terbaik)
Penilaian Tugas Persentase Bobot (%) [Apabila benar semua]
Tepat Waktu 100
Terlambat 1-2 Minggu 85
Terlambat Lebih dari 2 Minggu 70
9. SIKLUS PENDINGINAN
CARNOT
โข Proses pendinginan mengacu pada serap panas dari suatu area
pada suhu dibawah suhu lingkungan dan melepaskan panas
yang diserap ke lingkungan.
โข Terdapat dua proses isotermal yaitu pada penyerapan panas
(๐๐ถ) pada suhu rendah (๐๐ถ) dan pelepasan panas (๐๐ป) pada
suhu tinggi (๐๐ป). Siklus berlangsung diantara dua suhu tersebut
secara adiabatis. Proses berlangsung memerlukan kerja yang
disuplai kedalam sistem (๐)
10. Parameter efektivitas dari proses pendinginan ini disebut coefficient of performance (๐), yang
mana dapat didefinsikan sebagai perbandingan jumlah panas yang dapat diserap pada suhu rendah
dengan total kerja yang diperlukan.
๐ =
โ๐๐๐ก ๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐ก ๐๐๐ค๐๐ ๐ก๐๐๐๐๐๐๐ก๐ข๐๐
๐๐๐ก ๐ค๐๐๐
=
๐๐ถ
๐
๐ =
๐๐ถ
๐๐ป + ๐๐ถ
EFEKTIVITAS
PENDINGINAN
Applies only to a refrigerator operating on a Carnot cycle, which yields the maximum
possible value of ฯ for a refrigerator operating between given values of ๐ป๐ฏ and ๐ป๐ช
12. 1โ2 Proses evaporasi secara isothermal dan isobaric
2โ3โ Proses kompresi secara adiabatic reversible
2โ3 Proses kompresi secara adiabatic irreversible
3โ4 Proses pendinginan secara isothermal dan isobaric
4โ1 Proses ekspansi adiabatic reversible
1โ2 Proses evaporasi secara isothermal dan isobaric
2โ3โ Proses kompresi secara adiabatic reversible
2โ3 Proses kompresi secara adiabatic irreversible
3โ4 Proses pendinginan secara isothermal dan isobaric
4โ1 Proses ekspansi adiabatic irreversible
Expander Throttle
Expander Throttle
๐๐ถ ๐ป2 โ ๐ป1 ๐ป2 โ ๐ป1
๐๐ป ๐ป3 โ ๐ป4 ๐ป3 โ ๐ป2
๐ ๐ป3 โ ๐ป4 โ (๐ป1 โ ๐ป2) ๐ป3 โ ๐ป2
๐ ๐ป2 โ ๐ป1
๐ป3 โ ๐ป4 โ (๐ป2 โ ๐ป1)
๐ป2 โ ๐ป1
๐ป3 โ ๐ป2
แถ
๐ ๐๐ถ
๐ป2 โ ๐ป1
๐๐ถ
๐ป2 โ ๐ป1
PERBANDINGAN PROSES VAPOR
COMPRESSION MENGGUNAKAN
EXPANDER DAN THROTTLE
13. โข Step 1โ2
Proses penyerapan panas pada suhu (๐) dan tekanan (P) konstan, hal ini terjadi ketika cairan
pendingin mengalami penguapan yang mengakibatkan penyerapan panas.
โข Step 2โ3โ
Uap yang diproduksi tersebut dikompresi melalui garis putus-putus, secara isentropic (adiabatic
reversible).
Sedangkan
โข Step 2โ3
Merupakan proses kompresi irreversible yang ditunjukkan dengan peningkatan nilai entropi dan
kecondongan dari garis
TAHAPAN-TAHAPAN
PROSES SEDERHANA
14. โข Step 3โ4
Fluida pada kondisi suhu dan tekanan tinggi ini didinginkan serta dikondensasi sehingga
melepaskan panas ke lingkungan
โข Step 4โ1
Cairan dari kondensor terekspansi menuju kondisi semula. Proses ini dapat dilakukan
menggunakan throttle valve ataupun turbine. Akan tetapi proses lebih sering dilakukan
menggunakan throttle valve karena penggunaan alat ini lebih mudah untuk dikontrol.
Penurunan tekanan selama proses irreversible merupakan akibat adanya friksi yang
terbentuk didalam valve
TAHAPAN-TAHAPAN
PROSES SEDERHANA
16. โข Koefisien performa dari pendinginan menggunakan siklus carnot tidak bergantung pada jenis
refrigerant yang digunakan. Akan tetapi untuk proses nyata refrigerant memegang peranan
penting dalam performa proses.
โข Berikut beberapa parameter utama pemilihan refrigerant:
1. Toksisitas
2. Sifat mudah terbakar
3. Biaya
4. Sifat korosi
5. Tekanan uap
โข Tekanan uap dari refrigerant harus lebih tinggi dari tekanan atmosferik, sehingga jika terjadi
kebocoran tidak berakibat pada masuknya udara kedalam sistem
PARAMETER PEMILIHAN
REFRIGERANT
17. โข Tekanan uap dari refrigerant juga tidak terlalu tinggi, hal tersebut dapat mengakibatkan biaya
proses menjadi mahal
โข Beberapa jenis refrigerant sudah dikenal secara umum, diantaranya sebagai berikut:
1. Ammonia, Methyl Chloride, Carbon Dioxide, dan Propane
2. Fully halogenated hydrocarbons such as CCl3F(CFC-11) dan CCl2F2
3. Less halogenated hydrocarbons such as CHCl2CF3 (HCFC-123), CF3CH2F (HFC-134a), dan
CHF2CF3 (HFC-125)
โข Beberapa jenis refrigerant berbasis halogen sudah cukup dihindari karena potensi kerusakan
lingkungan akibat kebocoran dan berakibat pada kerusakan ozon
PARAMETER PEMILIHAN
REFRIGERANT
18. Contoh,
Pertanyaan:
Suatu ruang didinginkan pada temperatur -20oC, air pendingin tersedia pada temperatur 21oC.
Kapasitas pendinginan 120000 kJ/h. Evaporator dan Kondensor memiliki beda suhu 5oC yang
merupakan temperatur minimum agar proses transfer dapat berlangsung. Fluida pendingin 1,1,1,2-
tetrafluoroethane (HFC-134a), yang mana data properti tersedia secara lengkap.
1) Berapa nilai koefisien perfoma siklus pendinginan karnot?
2) Berapa nilai koefisien perfoma siklus pendinginan kompresi uap, jika efisiensi kompresor 0,8
(80%)
19. Jawaban (1):
Berdasarkan persaman perhitungan koefisein perfoma siklus karnot, maka nilai dapat dihitung
sebagai berikut:
๐ =
๐๐ถ
๐๐ป โ ๐๐ถ
๐ =
(โ25 + 273,15)
(26 + 273,15) โ (โ25 + 273,15)
๐ =
248,15
299,15 โ 248,15
๐ = 4,87
Contoh,
20. Jawaban (2):
Berdasarkan informasi yang
diperoleh, maka nilai-nilai
properti pada kondisi
tempertur -25oC dapat
dicari:
๐ = 1,064 ๐๐๐
๐ป๐ฃ
= 383,45
๐๐ฝ
๐๐
๐๐ฃ = 1,746
๐๐ฝ
๐๐
Contoh,
21. Jawaban (2):
Berdasarkan informasi yang
diperoleh, maka nilai-nilai
properti pada kondisi
tempertur 26oC dapat dicari:
๐ = 6,854 ๐๐๐
๐ป๐ฃ = 412,84
๐๐ฝ
๐๐
๐๐ฃ = 1,716
๐๐ฝ
๐๐
Contoh,
22. Jawaban (2):
Proses kompresi fluida pendingin terjadi pada tahap
2โ3โ yaitu proses adiabatic reversible (isentropic)
pada kondisi ini diketahui bahwa nilai:
๐2 = ๐3
โฒ
Maka nilai,
๐3
โฒ
= 1,746
๐๐ฝ
๐๐. ๐พ
Contoh,
24. Jawaban (2):
Proses kompresi fluida pendingin terjadi pada tahap
2โ3โ menghasilkan nilai beda entalpi isentropic
yang dapat dihitung melalui persamaan berikut:
โ๐ป ๐ = ๐ป3
โฒ
โ ๐ป2
โ๐ป ๐ = 421,97 โ 383,45
โ๐ป ๐ = 38,52
๐๐ฝ
๐๐
Nilai perubahan entalpi pada kompresor
sesungguhnya dihitung melalui persamaan berikut:
Contoh,
25. Jawaban (2):
Proses kompresi fluida pendingin terjadi pada tahap
2โ3 menghasilkan nilai perubahan entalpi pada
kompresor sesungguhnya dihitung melalui
persamaan berikut:
๐ป3 โ ๐ป2 =
โ๐ป ๐
๐
๐ป3 โ ๐ป2 =
38,52
0,8
๐ป3 โ ๐ป2 = 48,15
๐๐ฝ
๐๐
Contoh,
26. Jawaban (2):
Proses throttling pada 1โ4 merupakan proses
isenthalpic (ฮ๐ป = 0) atau ๐ป1 = ๐ป4, secara lebih
jelas dapat dilihat melalui gambar disamping.
Nilai koefisien performa kompresi uap dapat
dihitung melalui persamaan berikut:
๐ =
๐ป2 โ ๐ป4
๐ป3 โ ๐ป2
=
383,45 โ 235,97
48,15
= 3,06
Contoh,
27. Jawaban (2):
Banyaknya massa fluida pendingin yang tersiklus dapat dihitung melalui persamaan berikut:
แถ
๐ =
แถ
๐
๐ป2 โ ๐ป4
แถ
๐ =
12000
383,45 โ 235,97
แถ
๐ = 814
๐๐
โ
Contoh,
29. ๐ =
๐๐ โ ๐๐ถ
๐๐ถ
๐๐ถ
๐๐ป
๐๐ถ
=
๐๐ป
๐๐ป โ ๐๐
๐๐ โ ๐๐ถ
๐๐ถ
โข Nilai kerja yang dibutuhkan mesin
pendingin tipe absorbsi Carnot
dituliskan sebagai berikut:
โข Batasan nilai kondisi absorbsi Carnot
dituliskan sebagai rasio panas dari
reservoir panas dengan reservoir dingin:
MESIN PENDINGIN TIPE
ABSORBSI
31. โข Siklus pendinginan absorbsi memiliki dua rentang tekanan kerja, yaitu:
1. Tekanan rendah meliputi penguapan (evaporator) dan penyerapan (absorption)
2. Tekanan tinggi meliputi pembentukan uap (generator) dan pengembunan (condenser)
โข Siklus pendinginan absorbsi menggunakan dua jenis fluida, yaitu:
1. Fluida penyerap
2. Fluida refrigerant
โข Siklus pendinginan absorbsi mengenal dua jenis larutan, yaitu:
1. Larutan pekat โ Uap refrigerant
2. Larutan encer โ Refrigerant cair
MESIN PENDINGIN TIPE
ABSORBSI
32. โข Saat ini, kombinasi antara fluida penyerap dan fluida refrigerant yang umum digunakan yaitu
1. ๐ป2๐ โ ๐ฟ๐๐ต๐ โ Fluida penyerap
2. ๐๐ป3 โ ๐ป2๐ โ Fluida refrigenant
MESIN PENDINGIN TIPE
ABSORBSI
38. Apa yang saudara pikirkan terkait proses pencairan?
PENGANTAR
REVIEW:
39. PENCAIRAN
Pencairan dapat terjadi ketika gas didinginkan ke suhu di wilayah
dua fase yang dapat dicapai dengan beberapa cara berikut:
1. Pertukaran panas pada tekanan konstan
2. Proses ekspansi dimana dihasilkan kerja
3. Proses Throttling
Terdapat dua jenis proses yang sudah dikenal yaitu:
1. Proses Linde
2. Proses Claude
40. โข Proses Throttling
adalah proses
termodinamika
yang digunakan
untuk mengurangi
atau menurunkan
tekanan suatu
fluida. Berlaku
proses isoentalpi
(ฮH=0)
42. Neraca Energi
โ ๐ป +
1
2
๐ข2 + ๐ง๐ ๐ = ๐ + ๐
๐
Pada sistem yang ditinjau diasumsikan tidak terjadi perubahan kecepatan fluida, ketinggian
fluida, dan panas yang keluar maupun masuk sistem. Maka persamaan dapat disusun ulang
sebagai berikut:
๐9๐ป9 + ๐15๐ป15 โ ๐4๐ป4 = ๐๐๐ข๐ก
Diketahui bahwa kerja yang dihasilkan dari proses ekspansi dapat ditulis sebagai berikut:
๐๐๐ข๐ก = ๐12(๐ป12 โ ๐ป5)
Maka persamaan dapat disubtitusi menjadi persamaan berikut:
๐9๐ป9 + ๐15๐ป15 โ ๐4๐ป4 = ๐12(๐ป12 โ ๐ป5)
PENURUNAN PERSAMAAN
DARI NERACA ENERGI
43. Apabila setiap suku dibagi dengan laju alir ๐4 maka diperoleh sebagai berikut:
๐9
๐4
๐ป9 +
๐15
๐4
๐ป15 โ ๐ป4 =
๐12
๐4
(๐ป12 โ ๐ป5)
Dari neraca massa sistem dapat dituliskan bahwa ๐15 = ๐4 โ ๐9, maka persamaan berubah
menjadi:
๐9
๐4
๐ป9 +
๐4 โ ๐9
๐4
๐ป15 โ ๐ป4 =
๐12
๐4
(๐ป12 โ ๐ป5)
Subtitusi
๐9
๐4
= ๐ง mengimplementasikan fraksi aliran yang tercairkan, sedangkan
๐12
๐4
= ๐ฅ
mengimplementasikan fraksi aliran yang keluar dari sistem penukar panas.
๐ง๐ป9 +
๐4 โ ๐9
๐4
๐ป15 โ ๐ป4 = ๐ฅ(๐ป12 โ ๐ป5)
PENURUNAN PERSAMAAN
DARI NERACA ENERGI
44. ๐ง =
๐ฅ ๐ป12 โ ๐ป5 + ๐ป4 โ ๐ป15
๐ป9 โ ๐ป15
Persamaan tersebut digunakan untuk proses Claude, apabila proses Linde yang mana tidak
terdapat proses ekstraksi kerja menggunakan ekspander maka persamaan dapat ditulis
menjadi berikut:
๐ง =
๐ป4 โ ๐ป15
๐ป9 โ ๐ป15
PENURUNAN PERSAMAAN
DARI NERACA ENERGI
45. Example 9.3
Gas alam diasumsi hanya mengandung metana murni akan dicairan melalui proses Claude,
kompresi pada tekanan 60 bar dan pendinginan awal 300 K. Keluaran dari ekspander dan throttle
pada tekanan 1 bar. Metana recycle pada titik 15 (figur 9.7) bertekanan 1 bar. Asumsi tidak
terdapat kebocoran panas menuju sistem dari lingkungan, dan ekspander memiliki efisiensi 80%
dengan fasa keluaran uap jenuh. Draw-off dari ekspander 25% masuk kedalam penukar panas
(x=0,25), berapa fraksi z metana yang tercairkan serta berapa suhu dari aliran bertekanan yang
masuk kedalam proses throttling?
Solution 9.3
Penyelesaian memerlukan data dari appendix F ed 8) tersedia dalam satuan British Unit,
sedangkan pada appendix F ed 6 tersedia dalam satuan SI.
โข Kondisi awal, 60 ๐๐๐ = 870,226 ๐๐ ๐๐ dan 300 ๐พ = 80,33๐๐น
โข Kondisi akhir, 1 ๐๐๐ = 14,5038 ๐๐ ๐๐ dan 295 ๐พ = 71,33๐๐น
46.
47.
48. Perolehan data dari PH-T diagram metana sebagai berikut:
๐ป4 = 855,3
๐๐ฝ
๐๐
(300 K dan 60 bar)
๐ป15 = 903,0
๐๐ฝ
๐๐
(295 K dan 1 bar)
Untuk cair dan uap jenuh pada tekanan 1 bar:
๐๐ ๐๐ก = 111,5 ๐พ
๐ป9 = โ0,6
๐๐ฝ
๐๐
(Cair jenuh)
๐ป12 = 510,6
๐๐ฝ
๐๐
(Uap Jenuh)
๐12 = 4,579
๐๐ฝ
๐๐
(Uap Jenuh)
Entalpi pada titik 5 diperlukan untuk penyelesaian persamaan ๐ง =
๐ฅ ๐ป12;๐ป5 :๐ป4;๐ป15
๐ป9;๐ป15
.
49. Dengan demikian, diperlukan korelasi terkait, diantaranya efisiensi ekspander (๐), dan nilai
entalpi yang sepadan. Diketahui bahwa nilai entalpi pada titik 5 sepadan dengan titik 11
(๐ป5 = ๐ป11). Perhitungan entalpi didalam ekspander dapat ditulis demikian:
ฮ๐ป = ๐ป12 โ ๐ป5 = ๐ ฮ๐ป ๐ = ๐(๐ป12
โฒ
โ ๐ป5)
Disusun ulang, dan diperoleh persamaan ๐ป12:
๐ป12 = ๐ป5 + ๐(๐ป12
โฒ
โ ๐ป5)
๐ป12
โฒ
merupakan entalpi pada tekanan 1 bar yang dihasilkan oleh proses ekspansi isentropic dari
titik 5. Trial perhitungan dilakukan dengan mengambil suhu pada titik 5 (๐5) , maka dapat
diketahui nilai ๐ป5 dan ๐5, serta perhitungan untuk ๐ป12
โฒ
. Sebagai contoh perhitungan, pada trial
๐ = 60 ๐๐๐ dan ๐ = 260 ๐พ, diperoleh nilai entalpi dan entropi sebesar 745,27
๐๐ฝ
๐๐
dan 4,033
๐๐ฝ
๐๐.๐พ
.
Nilai entropi cair dan uap jenuh sebesar ๐๐ = 0,005
๐๐ฝ
๐๐.๐พ
dan ๐๐ฃ = 4,579
๐๐ฝ
๐๐.๐พ
.
50. Menggunakan nilai tersebut ekspansi isentropik dari 260 ๐พ dan 60 ๐๐๐ menuju
1 ๐๐๐ memberikan fraksi uap 0,8808.
๐ป12
โฒ
= ๐ป9
๐
+ ๐ฅ๐ฃ(๐ป12
๐ฃ
โ ๐ป9
๐
)
๐ป12
โฒ
= โ0,6 + (0,8808)(510,6 + 0,6)
๐ป12
โฒ
= 449,665
๐๐ฝ
๐๐
Hasil perhitungan disubtitusikan pada persamaan untuk menghitung entalpi sesungguhnya:
๐ป12 = ๐ป5 + ๐(๐ป12
โฒ
โ ๐ป5)
๐ป12 = 745,27 + (0,80)(449,665 โ 745,27)
๐ป12 = 508,786
๐๐ฝ
๐๐
Apabila nilai ๐ป12 hasil perhitungan sudah sesuai, maka nilai selanjutnya disubtitusikan pada
persamaan perhitungan rasio tercairkan. Jika belum, dilakukan trial ulang nilai ๐5.
51. ๐ =
0,25 510,6;748,8 :855,3;903,0
;0,6;903,0
= 0,1187
Maka, diperoleh bahwa 11,87% metana masuk kedalam alat penukar panas (heat exchanger [HE])
tercairkan. Perhitungan dilanjutkan untuk mengetahui suhu pada titik 7. Maka perlu dilakukan
penurunan neraca energi untuk HE 1 dan HE 2. Korelasi untuk HE 1 sebagai berikut:
๐4 ๐ป5 โ ๐ป4 + ๐15 ๐ป15 โ ๐ป14 = 0
Hubungan matematis ๐15 = ๐14 โ ๐9 dan ๐9/๐4 = ๐, diperoleh korelasi baru berikut:
๐ป14 =
๐ป5;๐ป4
1;๐
+ ๐ป15 =
748,8;855,3
1;0,1187
+ 903,0
Sehingga perolehan nilai ๐ป14 = 782,2
๐๐ฝ
๐๐
dan ๐14 = 239,4 ๐พ (1 bar). Cara yang sama dilakukan
untuk memperoleh korelasi HE 2 sebagai berikut:
๐7 ๐ป7 โ ๐ป5 + ๐14 ๐ป14 โ ๐ป12 = 0
52. Hubungan matematis ๐7 = ๐4 โ ๐12 dan ๐14 = ๐4 โ ๐9, dengan difinisi ๐ dan ๐, disusun
ulang persamaan dan membentuk persamaan berikut:
๐ป7 = ๐ป5 โ
1;๐
1;๐
๐ป14 โ ๐ป12
๐ป7 = 748,8 โ
1;0,1187
1;0,25
(782,2 โ 510,6)
Sehingga perolehan nilai ๐ป7 = 429,7
๐๐ฝ
๐๐
dan ๐7 = 199,1 ๐พ (60 bar). Apabila terjadi peningkatan
nilai ๐, maka berakibat pada menurunnya ๐7. Hal tersebut memungkinkan suhu mendekati suhu
saturasi, yang berakibat pada meningkatnya luasan penukar panas (heat exchanger 2) mendekati
tak hingga. Oleh itu, ๐ perlu dibatasi, untuk optimasi biaya yang dibutuhkan untuk penukar panas
(heat exchanger 2). Jika kondisi ๐ = 0, maka sistem Linde berlaku:
๐ =
855,3 โ 903,0
โ0,6 โ 903,0
= 0,0528
53. Pada kasus tersebut, ~5,3% gas masuk kedalam throttle dan cairan, suhu pada ๐7 dapat dihitung
melalui entalpi dan neraca energi:
๐ป7 = ๐ป4 โ 1 โ ๐ ๐ป15 โ ๐ป10
Subtitusi nilai sebagai berikut:
๐ป7 = 855,3 โ 1 โ 0,0528 903,0 โ 510,6 = 483,6
๐๐ฝ
๐๐
Dan perolehan ๐7 = 202,1 ๐พ
58. Total energi Gibbs pada sistem tertutup berhubungan dengan variabel tekanan dan suhu, yang
dapat dituliskan :
Pada sistem tertutup serta tidak terjadi reaksi, dan komposisi didalam sistem konstan maka
dapat dituliskan sebagai berikut:
Apabila pada kasus fasa tunggal dengan sistem terbuka, maka akan terdapat aliran material
masuk dan keluar sistem, sehingga energi bebas Gibbs menjadi fungsi jumlah mol dari setiap
spesies:
DASAR-DASAR
HUBUNGAN PROPERTI
๐ ๐๐บ = ๐๐ ๐๐ โ ๐๐ ๐๐
๐ ๐๐บ
๐๐ ๐,๐
= ๐๐
๐ ๐๐บ
๐๐ ๐,๐
= โ๐๐
๐๐บ = ๐(๐, ๐, ๐1, ๐2, โฆ , ๐๐, โฆ )
59. Jika dituliskan dalam bentuk turunan total energi bebas Gibbs, maka diperoleh persamaan
sebagai berikut:
Penjumlahan total dari perubahan energi bebas Gibbs terhadap spesies i serta nilai konstan
spesies lainnya membentuk suatu besaran termodinamika yang didefiniskan sebagai potensial
kimia (chemical potential) dari spesies i dituliskan sebagai berikut:
Dengan demikian persamaan untuk sistem terbuka dapat dituliskan menjadi sebagai berikut:
DASAR-DASAR
HUBUNGAN PROPERTI
๐ ๐๐บ =
๐ ๐๐บ
๐๐ ๐,๐
๐๐ +
๐ ๐๐บ
๐๐ ๐,๐
๐๐ + เท
๐
๐ ๐๐บ
๐๐๐ ๐,๐,๐๐
๐๐๐
๐๐ โก
๐ ๐๐บ
๐๐๐ ๐,๐,๐๐
๐ ๐๐บ = ๐๐ ๐๐ โ ๐๐ ๐๐ + เท
๐
๐๐ ๐๐๐
60. Pada kasus khusus yang melibatkan setiap mol larutan, maka persamaan perubahan energi
bebas Gibbs ditulis demikian:
Apabila ditinjau untuk energi bebas Gibbs total sebagai berikut:
Konsep dasar ini sangat penting, kedepannya untuk aplikasi-aplikasi korelasi termodinamika.
DASAR-DASAR
HUBUNGAN PROPERTI
๐๐บ = ๐ ๐๐ โ ๐๐๐ + เท
๐
๐๐ ๐๐ฅ๐
๐บ = ๐บ(๐, ๐, ๐ฅ1, ๐ฅ2, โฆ , ๐ฅ๐, โฆ )
61. Pada sistem tertutup fasa tunggal PVT yang mengandung berbagai spesies yang berinteraksi,
seluruh perubahan mol hanya berasal dari reaksi kimia. Akibatnya, persamaan untuk sistem
terbuka dan tertutup tersebut akan valid apabila nilai potensial kimia total adalah nol.
Adapun persamaan tersebut juga menjadi criteria umum untuk suatu sistem disebut mengalami
kesetimbangan reaksi kimia pada sistem tertutup fasa tunggal PVT.
POTENSIAL KIMIA DAN
KESETIMBANGAN
เท
๐
๐๐๐๐๐ = 0
62. Mengacu pada kesetimbangan fasa, yang mengandung dua fasa berkesetimbangan dengan
setiap fasa terbuka dan berinteraksi satu sama lain serta mengalami perpindahan massa antar
fasa. Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut:
Adapun ๐ผ dan ๐ฝ mewakili setiap fasa yang berinteraksi.
KESETIMBANGAN
FASA
๐ ๐๐บ = ๐๐ ๐๐ โ ๐๐ ๐๐ + เท
๐
๐๐
๐ผ
๐๐๐
๐ผ
๐ ๐๐บ = ๐๐ ๐๐ โ ๐๐ ๐๐ + เท
๐
๐๐
๐ฝ
๐๐๐
๐ฝ
63. Dalam sistem tertutup tersebut, total properti dalam sistem dapat dituliskan sebagai:
Maka, kedua persamaan yang ada dapat disusun ulang menjadi sebagai berikut:
Mengingat sistem tersebut adalah tertutup, bentukan potensial kimia antar fasa akan sama
dengan nol, dituliskan persamaan sebagai berikut:
Secara umum untuk multi komponen sebagai berikut:
KESETIMBANGAN
FASA
๐๐ = ๐๐ ๐ผ
+ ๐๐ ๐ฝ
๐ ๐๐บ = ๐๐๐ โ ๐๐๐ + เท
๐
๐๐
๐ผ
๐๐๐
๐ผ
+ เท
๐
๐๐
๐ฝ
๐๐๐
๐ฝ
เท
๐
๐๐
๐ผ
๐๐๐
๐ผ
+ เท
๐
๐๐
๐ฝ
๐๐๐
๐ฝ
= 0 ๐๐
๐ผ
= ๐๐
๐ฝ
๐๐
๐ผ
= ๐๐
๐ฝ
= โฏ = ๐๐
๐
64. Perpindahan massa atau transfer massa antar fasa dituliskan dalam bentuk diferensial sebagai
berikut:
dan
Nilai besaran ๐๐๐
๐ผ
bersifat independen dan bebas, maka bentukan matematis dapat dituliskan
sebagai berikut:
Secara umum untuk multi komponen sebagai berikut:
KESETIMBANGAN
FASA
๐๐
๐ผ
= ๐๐
๐ฝ
๐๐
๐ผ
= ๐๐
๐ฝ
= โฏ = ๐๐
๐
๐๐๐
๐ผ
= โ๐๐๐
๐ฝ เท
๐
(๐๐
๐ผ
โ ๐๐
๐ฝ
)๐๐๐
๐ผ
= 0
Thus, multiple phases at the same T and P are in equilibrium when the
chemical potential of each species is the same in all phases.
65. Besaran potensial kimia (๐๐) merupakan salah satu bentuk properti parsial yang diturunkan
dari nilai energi bebas Gibbs (๐๐บ) terhadap jumlah mol tertentu secara parsial dengan
menempatkan variabel lainnya secara konstan. Secara matematis, dapat dibentuk suatu besaran
umum yang juga analog dengan hal tersebut yang akan dikenal dengan properti molar parsial
yang ditulis sebagai berikut:
Bentukan persamaan tersebut juga disebut โresponse fuctionโ yang menunjukkan pengaruh
yang terjadi pada suatu larutan akibat penambahan sejumlah kecil dari komponen (๐) dengan
mengkondisikan ๐ dan ๐ konstan.
PROPERTI PARSIAL
เดฅ
๐๐ โก
๐ ๐๐
๐๐๐ ๐,๐,๐๐
66. Pada aplikasinya, nilai tersebut seringkali digunakan secara bersama-sama dengan besaran
lain, seperti properti larutan (๐) dan properti komponen murni (๐๐). Maka, perlu dijelaskan
agar tidak terjadi kerancuan sebagai berikut:
PROPERTI PARSIAL
Tipe Properti Simbol Properti Contoh Properti
Properti larutan (๐) ๐ ๐, ๐, ๐ป, ๐, ๐บ
Properti parsial ( เดฅ
๐๐) เดฅ
๐๐
เดค
๐๐, เดฅ
๐๐, เดฅ
๐ป๐, าง
๐๐, าง
๐บ๐
Properti komponen murni (๐๐) ๐๐ ๐๐, ๐๐, ๐ป๐, ๐๐, ๐บ๐
67. Example 10.1
Volume parsial molar didefinisikan sebagai:
เดค
๐๐ =
๐ ๐๐
๐ ๐๐ ๐,๐,๐๐
Bagaimana bentuk persamaan matematis yang dapat mengimplementasikan hal tersebut?
Solution
Dalam kasus tersebut diketahui bahwa akan terjadi perubahan sebesar ๐๐ mol yang akan
berakibat pada berubahnya jumlah total larutan didalam sistem. Meninjau hal tersebut, perlu
dibuat sebuah contoh kasus yang dapat menggambarkan kondisi tersersebut.
PROPERTI PARSIAL
68. Contoh kasus diambil yaitu sebuah campuran air dan
alkohol yang mula-mula equimolar (jumlah mol sama)
dengan jumlah total volum (๐๐) pada ๐ ruangan dan ๐
atmosferik. Selanjutnya ditambahkan sejumlah kecil air
murni dengan jumlah (โ๐๐). Apabila sistem diatur
sedemikian rupa maka tidak terjadi perubahan
temperatur. Prakiraan perubahan volume total yang
akibat penambahan sejumlah air adalah
โ ๐๐ = ๐
๐คโ๐๐ค
Tetapi, dari hasil pengamatan lapangan diketahui lebih
sedikit daripada prakiraan yang disebut dengan volume
efektif molar:
โ ๐๐ = เทจ
๐
๐คโ๐๐ค
PROPERTI PARSIAL
โ๐๐ค = Sejumlah kecil penambahan air murni
๐
๐ค = Volume per mol penambahan air murni
๐
๐คโ๐๐ค = Volume total prakiraan
เทจ
๐
๐คโ๐๐ค = Volume total efektif
69. Efektif molar volume ( เทจ
๐
๐ค), pada hasil pengamatan tersebut dapat dituliskan ulang sebagai
berikut:
เทจ
๐
๐ค =
โ(๐๐)
โ๐๐ค
Apabila penambahan sejumlah mol air murni tersebut sangat kecil, maka dapat dituliskan
dalam bentuk matematis limit, yaitu pada โ๐๐ค โ 0, atau sebagai berikut:
เทจ
๐
๐ค = lim
โ๐๐คโ0
โ(๐๐)
โ๐๐ค
=
๐(๐๐)
๐๐๐ค
Pada kondisi terkontrol yaitu ๐, ๐, dan ๐๐ konstan, maka dapat ditulis sebagai turunan parsial:
เทจ
๐
๐ค =
๐ ๐๐
๐๐๐ค ๐,๐,๐๐
PROPERTI PARSIAL
70. Secara definisi properti parsial molar yang sebelumnya sudah dijelaskan, maka dapat
diformulasi persamaan untuk larutan dengan mewakili properti molar (๐), properti molar
campuran (๐๐) sebagai fungsi ๐.
๐๐ = ๐(๐, ๐, ๐1, ๐2, โฆ , ๐๐, โฆ )
Turunan total diperoleh analog dengan penurunan persamaan untuk potensial kimia yang
sebelumnya telah dibahas yaitu:
๐ ๐๐ =
๐ ๐๐
๐๐ ๐,๐
๐๐ +
๐ ๐๐
๐๐ ๐,๐
๐๐ + เท
๐
๐ ๐๐
๐๐๐ ๐,๐,๐๐
๐๐๐
Apabila dituliskan dalam bentuk fraksi mol, diperoleh persamaan baru sebagai berikut:
๐ ๐๐ = ๐
๐ ๐๐
๐๐ ๐,๐ฅ
๐๐ + ๐
๐ ๐๐
๐๐ ๐,๐ฅ
๐๐ + เท
๐
เดฅ
๐๐ ๐๐๐
PERSAMAAN TERKAIT
PROPERTI PARSIAL
71. Diketahui bahwa notasi ๐ฅ menunjukkan penurunan terhadap komposisi konstan, nilai ๐๐ = ๐ฅ๐๐
dapat diturunkan untuk subtitusi persamaan yang ada sebagai berikut:
๐๐๐ = ๐ฅ๐ ๐๐ + ๐ ๐๐ฅ๐
Sedangkan turunan dari properti molar total dituliskan sebagai berikut:
๐ ๐๐ = ๐ ๐๐ + ๐ ๐๐
Kedua persamaan tersebut disubtitusikan dan diperoleh persamaan baru terkait properti molar
baru sebagai berikut:
๐ ๐๐ + ๐ ๐๐ = ๐
๐ ๐๐
๐๐ ๐,๐ฅ
๐๐ + ๐
๐ ๐๐
๐๐ ๐,๐ฅ
๐๐ + เท
๐
เดฅ
๐๐ (๐ฅ๐ ๐๐ + ๐ ๐๐ฅ๐)
Apabila disusun ulang dengan mengumpulkan setiap persamaan yang mengandung nilai ๐,
maka diperoleh persamaan berikut:
๐๐ +
๐ ๐๐
๐๐ ๐,๐ฅ
๐๐ +
๐ ๐๐
๐๐ ๐,๐ฅ
๐๐ + เท เดฅ
๐๐ ๐๐ฅ๐ ๐ + ๐ โ เท เดฅ
๐๐ ๐ฅ๐ ๐๐ ๐๐ = 0
PERSAMAAN TERKAIT
PROPERTI PARSIAL
72. Pada aplikasinya padat diklasifikasikan karena setiap suku bersifat independen satu sama lain
dan diperoleh persamaan baru berikut:
๐๐ =
๐ ๐๐
๐๐ ๐,๐ฅ
๐๐ +
๐ ๐๐
๐๐ ๐,๐ฅ
๐๐ + เท
๐
เดฅ
๐๐ ๐๐ฅ๐
dan
๐ = เท
๐
เดฅ
๐๐ ๐ฅ๐
Apabila setiap suku baik yang kanan dan kiri, maka diperoleh persamaan berikut:
๐๐ = เท
๐
เดฅ
๐๐ ๐๐
PERSAMAAN TERKAIT
PROPERTI PARSIAL
73. Properti parsial sebagai fungsi komposisi pada senyawa biner juga diturunkan dari persamaan-
persamaan yang sebelumnya akan tetapi mengalami penyederhanaan sehingga persamaan
menjadi demikian:
๐ = ๐ฅ1
เดฅ
๐1 + ๐ฅ2
เดฅ
๐2
Bentuk turunan total persamaan properti molar tersebut sebagai berikut:
๐๐ = ๐ฅ1๐ เดฅ
๐1 + เดฅ
๐1๐๐ฅ1 + ๐ฅ2๐ เดฅ
๐2 + เดฅ
๐2๐๐ฅ2
Dari penjelasan sebelumnya, diketahui bahwa ๐ hanya sebagai fungsi ๐ฅ1 pada ๐ dan ๐
konstan, dan menurut teori Gibbs/Duhem maka nilai ๐ฅ1๐ เดฅ
๐1 + ๐ฅ2๐ เดฅ
๐2 = 0. Jika dalam sistem
biner tersebut berlaku maka, ๐ฅ1 + ๐ฅ2 = 1 dan turunan dari persamaan tersebut ๐๐ฅ1 = โ๐๐ฅ2
persamaan berubah menjadi:
๐๐
๐๐ฅ1
= เดฅ
๐1 โ เดฅ
๐2
PROPERTI PARSIAL
SENYAWA BINER
74. ๐ = เดฅ
๐1 โ ๐ฅ2( เดฅ
๐1 โ เดฅ
๐2)
dan
๐ = ๐ฅ1
เดฅ
๐1 โ เดฅ
๐2 + เดฅ
๐2
Apabila kedua persamaan diatas dikombinasi dengan persamaan sebelumnya, diperoleh
persamaan baru berikut:
เดฅ
๐1 = ๐ + ๐ฅ2
๐๐
๐๐ฅ1
dan
เดฅ
๐2 = ๐ + ๐ฅ1
๐๐
๐๐ฅ1
PROPERTI PARSIAL
SENYAWA BINER
75. Example 10.3
Dibutuhkan 2000 cm3 larutan antibeku yang mengandung 30% metanol dalam air. Berapa
jumlah metanol dan air yang dibutuhkan untuk membuat larutan tersebut? Apabila proses
pelarutan terjadi pada suhu 25oC. Berikut merupakan data yang disediakan:
Solution 10.3
Perhitungan dilakukan dengan mengaplikasikan persamaan ๐ = ฯ๐
เดฅ
๐๐ ๐ฅ๐, sehingga persamaan
menjadi sebagai berikut:
๐ = ๐ฅ1
เทจ
๐1 + ๐ฅ2
เทจ
๐2
๐ = 0,3 38,632 + (0,7)(17,765)
PROPERTI PARSIAL
SENYAWA BINER
Senyawa เดฅ
๐ฝ [cm3/mol] ๐ฝ [cm3/mol]
Metanol 38,632 40,727
Air 17,765 18,068
76. Solution 10.3
Perhitungan jumlah mol total digunakan untuk mengetahui seberapa banyak mol total yang
dibutuhkan:
๐ =
๐๐ก
๐
๐ =
2000
24,025
= 83,246 ๐๐๐
Proporsi mol antara metanol dan air dihitung sebagai berikut:
๐1 = 0,3 83,246 = 24,974 ๐๐๐
๐2 = 0,7 83,246 = 58,272 ๐๐๐
Maka perhitungan volume sesungguhnya dilakukan demikian:
๐1
๐
= 24,974 40,727 = 1017 ๐๐3
๐2
๐
= 58,272 18,068 = 1053 ๐๐3
PROPERTI PARSIAL
SENYAWA BINER
77. Example 10.4
Entalpi dari campuran larutan biner dari spesies 1 dan 2 pada ๐ dan ๐ konstan dapat dituliskan
dalam persamaan berikut:
๐ป = 400๐ฅ1 + 600๐ฅ2 + ๐ฅ1๐ฅ2(40๐ฅ1 + 20๐ฅ2)
Dimana ๐ป [J/mol]. Tentukan nilai เดฅ
๐ป1 dan เดฅ
๐ป2 yang merupakan fungsi dari ๐ฅ1, nilai entalpi
spesies murni ๐ป1 dan ๐ป2, serta entalpi parsial spesies encer เดฅ
๐ป1
โ
dan เดฅ
๐ป2
โ
.
Solution 10.4
Spesies dalam sistem biner, maka berlaku ๐ฅ2 = 1 โ ๐ฅ1, sehingga dapat disubtitusi persamaan
entalpi menjadi:
๐ป = 400๐ฅ1 + 600(1 โ ๐ฅ1) + ๐ฅ1(1 โ ๐ฅ1)(40๐ฅ1 + 20(1 โ ๐ฅ1))
Atau
๐ป = 600 โ 180๐ฅ1 โ 20๐ฅ1
3
PROPERTI PARSIAL
SENYAWA BINER
78. Solution 10.4
๐๐ป = โ60๐ฅ1
2
โ 180
Adapun terdapat analogi hubungan parsial molar dengan entalpi parsial, sehingga diperoleh
persamaan berikut:
เดฅ
๐ป1 = ๐ป + ๐ฅ2
๐๐ป
๐๐ฅ1
Maka diperoleh hasil persamaan terkait:
เดฅ
๐ป1 = 600 โ 180๐ฅ1 โ 20๐ฅ3 โ 180๐ฅ2 โ 60๐ฅ1
2
๐ฅ2
Simplifikasi dengan subtitusi ๐ฅ2 = 1 โ ๐ฅ1, diperoleh persamaan baru
เดฅ
๐ป1 = 420 โ 60๐ฅ1
2
+ 40๐ฅ1
3
Dengan metode yang sama, entalpi parsial untuk spesies 2 diperoleh sebagai berikut:
เดฅ
๐ป2 = 600 + 40๐ฅ1
3
PROPERTI PARSIAL
SENYAWA BINER
79. Solution 10.4
Pada larutan dengan nilai ๐ฅ1 = 1, didapati nilai sebagai berikut:
๐ป = 600 โ 180๐ฅ1 โ 20๐ฅ1
3
๐ป = 400 ๐ฝ/๐๐๐
dan
เดฅ
๐ป1 = 420 โ 60๐ฅ1
2
+ 40๐ฅ1
3
เดฅ
๐ป1 = 400 ๐ฝ/๐๐๐
Sama halnya dengan ๐ฅ2 = 1
๐ป = 600 ๐ฝ/๐๐๐
เดฅ
๐ป1 = 600 ๐ฝ/๐๐๐
Apabila larutan dengan nilai ๐ฅ1~0, atau ๐ฅ2~0
เดฅ
๐ป1
โ
= 420 ๐ฝ/๐๐๐
เดฅ
๐ป2
โ
= 640 ๐ฝ/๐๐๐
PROPERTI PARSIAL
SENYAWA BINER
84. Dalam aplikasinya, konsep terkait perilaku gas ideal dapat membantu kita memahami
fenomena yang terjadi pada gas nyata. Hal tersebut dijelaskan dalam beberapa poin berikut:
โข Tinjauan berbasis molekular, dengan asumsi setiap molekul gas bebas dan tidak mengalami
interaksi dengan molekul gas lainnya.
โข Kondisi terbatas pada tekanan rendah, dengan demikian tidak terjadi kepadatan molekul gas
pada titik tertentu.
โข Secara matematis sederhana yaitu metode analitis dapat diselesaikan
MODEL CAMPURAN
GAS IDEAL
REVIEW:
โ Fenomena dapat terjadi jika: ๐ โ 0 (tekanan rendah)
Pada ๐ โ 0 :
โข Setiap molekul secara bebas terpisah satu sama lain, volum molekul <<< volum gas.
โข Intensitas tumbukan antar molekul rendah << (โ 0)
โข Tidak ada interaksi antar molekul A, B, dan C.
โข Molekul A dapat bergerak bebas ke B dan C atau posisi lainnya.
85. Volume parsial molar dari spesies i dari suatu campuran gas ideal dapat diturunkan dari konsep
properti parsial molar yang telah dijelaskan pada pertemuan yang lalu yaitu:
MODEL CAMPURAN
GAS IDEAL
Apabila dalam sistem
hanya komponen tunggal,
maka ๐๐ = ๐๐๐
เดฅ
๐๐ โก
๐ ๐๐
๐๐๐ ๐,๐,๐๐
เดค
๐๐
๐๐
=
๐ ๐๐๐๐
๐๐๐ ๐,๐,๐๐
=
๐ ๐๐ ๐/๐
๐๐๐ ๐,๐,๐๐
=
๐ ๐
๐
๐๐
๐๐๐
=
๐ ๐
๐
Dalam penurunan
persamaan nilai-nilai
tersebut diambil konstan
Tekanan parsial campuran gas ideal akan sebanding dengan fraksi
molnya, yaitu:
๐๐ โก
๐ฆ๐๐ ๐
๐๐๐
= ๐ฆ๐๐
86. Adapun volume parsial molar gas ideal berlaku khusus, sehingga untuk properti lain
bergantung pada interaksi setiap spesies dalam campuran. Hal ini mengikuti teorema Gibbs
yaitu:
Menyikapi hal tersebut, properti parsial molar gas ideal lainya diekspresikan dengan
persamaan matematis berikut:
MODEL CAMPURAN
GAS IDEAL
โA partial molar property (other than volume) of a constituent species in an
ideal-gas-state mixture is equal to the corresponding molar property of the
species in the pure ideal-gas state at the mixture temperature but at a
pressure equal to its partial pressure in the mixture.โ
เดฅ
๐๐
๐๐
๐, ๐ = ๐๐
๐๐
(๐, ๐๐)
87. Properti molar parsial campuran gas ideal berupa entalpi, entropi dan energi bebas Gibbs
dipaparkan sebagai berikut:
Entalpi bersifat independen terhadap tekanan (Sudah dijelaskan pada Termodinamika 1),
maka nilai dapat diekspresikan secara matematis sebagai berikut:
Atau secara sederhana sebagai berikut
MODEL CAMPURAN
GAS IDEAL
เดฅ
๐ป๐
๐๐
= ๐ป๐
๐๐
เดฅ
๐ป๐
๐๐
๐, ๐ = ๐ป๐
๐๐
๐, ๐๐ = ๐ป๐
๐๐
๐, ๐
88. Entropi bersifat dependen terhadap tekanan (Sudah dijelaskan pada Termodinamika 1),
maka nilai dapat diekspresikan secara matematis sebagai berikut:
Apabila persamaan tersebut diselesaikan menggunakan metode integrase pada suhu konstan,
dengan batas integrasi dari ๐๐ hingga ๐, maka diperoleh persamaan
MODEL CAMPURAN
GAS IDEAL
๐๐
๐๐
๐, ๐ โ ๐๐
๐๐
๐, ๐๐ = โ๐ ln
๐
๐๐
๐๐๐
๐๐
= ๐ ๐ ln ๐ Suhu Konstan
๐๐
๐๐
๐, ๐ โ ๐๐
๐๐
๐, ๐๐ = โ๐ ln
๐
๐ฆ๐๐
๐๐
๐๐
๐, ๐ โ ๐๐
๐๐
๐, ๐๐ = ๐ ln ๐ฆ๐
89. Penyusunan ulang persamaan dilakukan, dan diperoleh persamaan baru sebagai berikut:
Analog dengan pernyataan sebelumnya:
MODEL CAMPURAN
GAS IDEAL
๐๐
๐๐
๐, ๐๐ = ๐๐
๐๐
๐, ๐ โ ๐ ln ๐ฆ๐
เดฅ
๐๐
๐๐
๐, ๐ = ๐๐
๐๐
(๐, ๐๐)
าง
๐๐
๐๐
๐, ๐ = ๐๐
๐๐
๐, ๐ โ ๐ ln ๐ฆ๐
๐๐
๐๐
๐, ๐๐ = ๐๐
๐๐
๐, ๐ โ ๐ ln ๐ฆ๐
าง
๐๐
๐๐
= ๐๐
๐๐
โ ๐ ln ๐ฆ๐
90. Energi bebas Gibbs pada campuran gas ideal dapat dituliskan sebagai berikut:
Persamaan tersebut dapat disubtitusi dengan persamaan entalpi dan entropi parsial molar yang
telah didefinisikan sebelumnya:
MODEL CAMPURAN
GAS IDEAL
าง
๐บ๐
๐๐
= เดฅ
๐ป๐
๐๐
โ ๐ าง
๐๐
๐๐
าง
๐๐
๐๐
๐, ๐ = ๐๐
๐๐
๐, ๐ โ ๐ ln ๐ฆ๐
เดฅ
๐ป๐
๐๐
= ๐ป๐
๐๐
าง
๐บ๐
๐๐
= เดฅ
๐ป๐
๐๐
โ ๐ าง
๐๐
๐๐
าง
๐บ๐
๐๐
= ๐ป๐
๐๐
โ ๐(๐๐
๐๐
โ ๐ ln ๐ฆ๐)
าง
๐บ๐
๐๐
= ๐ป๐
๐๐
โ ๐๐๐
๐๐
โ ๐ ๐ ln ๐ฆ๐
๐๐
๐๐
โก าง
๐บ๐
๐๐
= ๐ป๐
๐๐
โ ๐๐๐
๐๐
โ ๐ ๐ ln ๐ฆ๐)
๐๐
๐๐
โก าง
๐บ๐
๐๐
= ๐บ๐
๐๐
โ ๐ ๐ ln ๐ฆ๐
91. Properti molar parsial campuran secara total dapat dituliskan dalam persamaan berikut:
MODEL CAMPURAN
GAS IDEAL
๐ป๐๐ = เท
๐
๐ฆ๐
เดฅ
๐ป๐
๐๐
๐๐๐ = เท
๐
๐ฆ๐ ๐๐
๐๐
โ ๐ เท
๐
๐ฆ๐ ln ๐ฆ๐
๐บ๐๐
= เท
๐
๐ฆ๐ ๐บ๐
๐๐
โ ๐ ๐ เท
๐
๐ฆ๐ ln ๐ฆ๐
92. Bentukan lain dari persamaan energi bebas Gibbs dapat diturunkan dari persamaan terkait
yang telah dijelaskan pada materi Termodinamika 1 (๐๐บ = โ๐ ๐๐ + ๐ ๐๐). Subtitusi
persamaan tersebut dengan persamaan sebelumnya, maka diperoleh persamaan baru berikut:
Apabila penyelesaian persamaan dilakukan terhadap tekanan pada suhu konstan, maka
diperoleh persamaan yang lebih pendek sebagai berikut:
MODEL CAMPURAN
GAS IDEAL
๐๐บ๐
๐๐
= ๐๐
๐๐
๐๐ + ๐๐
๐๐
๐๐
๐๐บ๐
๐๐
= ๐๐
๐๐
๐๐
๐๐บ๐
๐๐
=
๐ ๐
๐
๐๐ = ๐ ๐ ๐ ln ๐
๐บ๐
๐๐
= ฮ๐ ๐ + ๐ ๐ ln ๐
93. Bentuk akhir energi bebas Gibbs parsial molar untuk campuran spesies sebagai berikut:
Sedangkan untuk total energi bebas Gibbs dituliskan sebagai berikut:
MODEL CAMPURAN
GAS IDEAL
าง
๐๐
๐๐
โก าง
๐บ๐
๐๐
= ฮ๐ ๐ + ๐ ๐ ln ๐ฆ๐๐
าง
๐บ๐
๐๐
โก เท
๐
ฮ๐ ๐ + ๐ ๐ เท
๐
ln ๐ฆ๐๐
94. Reminder : Potensial kimia (๐๐) merupakan properti parsial yang penting karena gunanya
sebagai kriteria kesetimbangan fase dan reaksi kimia.
Namun penggunaan ๐๐ tersebut memiliki berbagai keterbatas diantaranya:
1. ๐๐ merupakan energi bebas Gibbs, seperti halnya entalpi dan entropi tidak memiliki harga
yang pasti (absolute). Perhitungannya selalu menggunakan acuan (reference).
2. Selain itu untuk campuran gas ideal, ๐๐ akan sama dengan tak terhingga apabila tekanan
ataupun ๐ฅ๐ mendekati nol.
Menyikapi hal tersebut, diperlukan besaran baru untuk membantu penyelesaian masalah
tersebut. Adapun besaran baru tersebut adalah fugasitas (๐), yang menyatakan bentuk ketidak
idealan suatu gas nyata.
FUGASITAS DAN KOEFISIEN
FUGASITAS SENYAWA
MURNI
๐บ๐ = ฮ๐ ๐ + ๐ ๐ ln ๐๐
95. Selisih antara nilai energi bebas Gibbs gas nyata dan ideal mengikuti konsep residual yang
telah dijelaskan sebelumnya pada Termodinamika 1. Bentukan persamaan sebagai berikut:
Rasio antara fugasitas dan tekanan tersebut didefinisikan sebagai besaran baru juga, yaitu
koefisien fugasitas (๐)
๐บ๐ โ ๐บ๐
๐๐
= ฮ๐ ๐ โ ฮ๐ ๐ + ๐ ๐ ln
๐๐
๐
๐บ๐
๐
= ๐ ๐ ln
๐
๐
๐ =
๐
๐
FUGASITAS DAN KOEFISIEN
FUGASITAS SENYAWA
MURNI
96. Besaran nilai dari koefisien fugasitas (๐) sendiri diturunkan dari konsep dasar terkait energi
bebas Gibbs residual yang telah dijelaskan pada perkuliahan Termodinamika 1, sebagai
berikut:
Dalam hal ini, penurunan persamaan pada suhu konstan berakibat pada suku terkait perubahan
suhu dapat diabaikan.
๐
๐บ๐
๐
๐ ๐
=
๐๐
๐ ๐
๐๐ +
๐ป๐
๐ ๐2
๐๐
๐
๐บ๐
๐
๐ ๐
=
๐๐
๐ ๐
๐๐
REVIEW:
FUGASITAS DAN KOEFISIEN
FUGASITAS SENYAWA
MURNI
97. Hasil integrasi dari kondisi ๐ = 0 hingga ๐ = ๐ didapatkan suatu konstanta bebas (๐ฝ), dan
subtitusi nilai ๐๐ maka diperoleh persamaan akhir sebagai berikut:
Nilai tersebut masih mengandung suatu konstanta bebas pada ๐ = 0, dengan demikian
pendekatan terhadap gas nyata memerlukan modifikasi persamaan. Apabila dilakukan limit
suatu energi bebas Gibbs pada ๐ โ 0. Maka diperoleh korelasi berikut:
๐บ๐
๐
๐ ๐
= ๐ฝ + เถฑ
0
๐
(๐๐ โ 1)
๐๐
๐
lim
๐โ0
๐บ๐
๐
๐ ๐
= lim
๐โ0
ln ๐ = ๐ฝ
lim
๐โ0
๐๐
๐
= lim
๐โ0
ln ๐ = 0
FUGASITAS DAN KOEFISIEN
FUGASITAS SENYAWA
MURNI
98. Besaran nilai konstanta bebas tersebut harus nol, agar persamaan mengandung nilai yang
nyata. Maka hasil akhir persamaan sebagai berikut:
Berbagai pendekatan persamaan keadaan dapat diaplikasikan untuk menghitung faktor
kompresibilitas (๐๐) tersebut, Sebagai contoh apabila diambil yaitu bentuk generalize for
second virial :
Maka diperoleh persamaan baru:
ln ๐๐ = เถฑ
0
๐
(๐๐ โ 1)
๐๐
๐
๐๐ โ 1 =
๐ต๐๐๐
๐ ๐
ln ๐๐ = เถฑ
0
๐
๐ต๐๐๐
๐ ๐
๐๐
๐
FUGASITAS DAN KOEFISIEN
FUGASITAS SENYAWA
MURNI
99. Hasil integrasi pada ๐ konstan menghasilkan persamaan baru:
Reminder : Nilai ๐ต๐๐ merupakan fungsi suhu reduksi (๐๐), silahkan review materi
Termodinamika 1.
ln ๐๐ =
๐ต๐๐
๐ ๐
เถฑ
0
๐
๐
๐๐
๐
ln ๐๐ =
๐ต๐๐๐
๐ ๐
FUGASITAS DAN KOEFISIEN
FUGASITAS SENYAWA
MURNI
100. Nilai koefisien fugasitas pada kesetimbangan uap-cair memerlukan pendekatan khusus
yang menetapkan besar energi bebas Gibbs pada cair dan uap jenuh sebagai acuan.
Selisih besaran energi bebas Gibbs pada kondisi jenuh tersebut:
Mengacu pada ๐บ๐
๐ผ
โ ๐บ๐
๐ผ
= 0, maka bentukan persamaan berubah dan diketahui bahwa besaran
fugasitas cair jenuh dan uap jenuh adalah sama.
๐บ๐
๐ฃ
= ฮ๐ ๐ + ๐ ๐ ln ๐๐
๐ฃ
FUGASITAS DAN KOEFISIEN
FUGASITAS SENYAWA
MURNI
๐บ๐
๐
= ฮ๐ ๐ + ๐ ๐ ln ๐๐
๐
Uap Jenuh Cair Jenuh
๐บ๐
๐ฃ
โ ๐บ๐
๐
= ๐ ๐ ln
๐๐
๐ฃ
๐๐
๐
๐๐
๐ฃ
= ๐๐
๐
= ๐๐
๐ ๐๐ก
Maka, koefisien fugasitas akan berlaku sama ๐๐
๐ฃ
= ๐๐
๐
= ๐๐
๐ ๐๐ก
101. Nilai koefisien fugasitas cairan murni atau dapat disebut cairan terkompresi (subcooled)
berada pada kondisi berkesetimbangan antara fasa uap dan fasa cair dituliskan sebagai berikut:
Nilai koefisien fugasitas dapat dihitung melalui persamaan:
Dengan pendekatan yang sama, selisih energi bebas Gibbs dapat membantu penyelesaian
persamaan tersebut.
FUGASITAS DAN KOEFISIEN
FUGASITAS SENYAWA
MURNI
๐๐
๐
= ๐๐
๐ ๐๐ก
๐๐
๐ ๐๐ก
ln ๐๐
๐ ๐๐ก
= เถฑ
0
๐๐
๐ ๐๐ก
(๐๐
๐ฃ
โ 1)
๐๐
๐
๐บ๐ โ ๐บ๐
๐ ๐๐ก
= เถฑ
๐๐
๐ ๐๐ก
๐
๐๐
๐
๐๐ ๐บ๐ โ ๐บ๐
๐ ๐๐ก
= ๐ ๐ ln
๐๐
๐๐
๐ ๐๐ก
atau
103. Persamaan akhir diperoleh berikut:
Apabila pengaruh tekanan dalam volume molar fasa cair (๐๐
๐
) sangat kecil, maka integrasi
persamaan akan menganggap nilai tersebut adalah konstan.
FUGASITAS DAN KOEFISIEN
FUGASITAS SENYAWA
MURNI
๐๐ = ๐๐
๐ ๐๐ก
๐๐
๐ ๐๐ก
exp
1
๐ ๐
เถฑ
๐๐
๐ ๐๐ก
๐
๐๐
๐
๐๐
๐๐ = ๐๐
๐ ๐๐ก
๐๐
๐ ๐๐ก
exp
๐๐
๐
(๐ โ ๐๐
๐ ๐๐ก
)
๐ ๐
104. Example 10.5
Hitunglah fugasitas (๐๐) dan koefisien fugasitas (๐๐) dari H2O pada ๐ = 300๐๐ถ dan ๐ =
10000 ๐๐๐ (100 bar). Gunakan data dari steam table dan plotkan nilai tersebut terhadap ๐.
Solution 10.5
Dalam kasus ini, tidak diberikan informasi secara spesifik metode yang digunakan, sehingga
dilakukan pendekatan penyelesaian secara fundamental melalui korelasi energi bebas Gibbs
(๐บ๐). Reminder : Energi bebas Gibbs merupakan besaran yang membutuhkan acuan (referents),
dipilih tekanan terendah yang tersedia.
Energi bebas Gibbs:
๐บ๐ = ฮ๐ ๐ + ๐ ๐ ln ๐๐ (Tekanan tertentu)
๐บ๐
โ
= ฮ๐ ๐ + ๐ ๐ ln ๐๐
โ (Tekanan rendah)
FUGASITAS DAN KOEFISIEN
FUGASITAS SENYAWA
MURNI
ln
๐๐
๐๐
โ =
1
๐ ๐
(๐บ๐ โ ๐บ๐
โ
)
105. Korelasi terkait energi bebas Gibbs dapat dituliskan sebagai berikut:
๐บ๐ = ๐ป๐ โ ๐๐๐ (Tekanan tertentu)
๐บ๐
โ
= ๐ป๐
โ
โ ๐๐๐
โ
(Tekanan rendah)
Hasil subtitusi tersebut membentuk persamaan baru berikut:
Persamaan lain yang diperlukan untuk penyelesaian permasalahan adalah
Adapun persamaan tersebut digunakan untuk menghitung fugasitas cairan jenuh, sedangkan
nilai terkait tekanan jenuh (๐๐
๐ ๐๐ก
) menggunakan persamaan antoine
FUGASITAS DAN KOEFISIEN
FUGASITAS SENYAWA
MURNI
ln
๐๐
๐๐
โ =
1
๐ ๐
๐ป๐ โ ๐ป๐
โ
๐
โ ๐๐ โ ๐๐
โ
๐๐ = ๐๐
๐ ๐๐ก
๐๐
๐ ๐๐ก
exp
๐๐
๐
(๐ โ ๐๐
๐ ๐๐ก
)
๐ ๐
107. Langkah pengerjaan Problem 10.5
โข Mencari data dari steam table
โข Mencari korelasi/persamaan yang sesuai
โข Melakukan ploting P vs P, P vs P, P vs ๐
โข Analisis hasil ploting tersebut
108. Nilai fugasitas larutan (gas nyata โ larutan nyata) analog dengan persamaan gas ideal sebagai
berikut:
Dari konsep yang serupa nilai fugasitas senyawa murni dapat dituliskan demikian:
FUGASITAS DAN KOEFISIEN
FUGASITAS LARUTAN
๐๐ โก ฮ๐ ๐ + ๐ ๐ ln เทก
๐๐
เทก
๐๐
๐ผ
= เทก
๐๐
๐ฝ
= เทก
๐๐
๐พ
= โฏ เทก
๐๐
๐ Maka, koefisien fugasitas
akan berlaku sama
เท
๐๐
๐ผ
= เทข
๐๐
๐ฝ
= เทข
๐๐
๐พ
= โฏ เทข
๐๐
๐
เท
๐๐ โก
เทก
๐๐
๐ฆ๐๐
เท
๐๐ merupakan bilangan tak
berdimensi yang disebut koefisien
fugasitas spesies ๐ dalam larutan
109. Meskipun umumnya koefisien fugasitas untuk spesies ๐ pada larutan ( เท
๐๐) tersebut digunakan
untuk gas, akan tetapi tidak menutup penggunaan untuk beberapa khasus tertentu. Nilai เท
๐๐
๐๐
=
1, apabila campuran merupakan gas ideal ( าง
๐บ๐
๐
= 0)
Dasar properti residual terkait koefisien fugasitas larutan
Secara singkat, nilai koefisien fugasitas merupakan fungsi dari energi bebas Gibbs larutan
yang ditinjau pada kondisi tertentu. Secara matematis dituliskan demikian:
FUGASITAS DAN KOEFISIEN
FUGASITAS LARUTAN
ln เท
๐๐ =
๐ (๐๐บ๐ )/๐ ๐
๐๐๐ ๐,๐,๐๐
This equation demonstrates that the logarithm of the fugacity coefficient of a species in
solution is a partial property with respect to ๐ฎ๐น/๐น๐ป.
110. Example 10.6
Kembangkan persamaan untuk menghitung nilai koefisien fugasitas ( เท
๐๐) dari faktor
kompresibilitas.
Solution 10.6
Apabila suatu larutan memiliki jumlah mol total (๐), dan bentuk pendekatan dari faktor
kompresibilitas sebagai energi bebas Gibbs residual (๐บ๐ /๐ ๐), maka dapat disusun persamaan
sebagai berikut:
๐บ๐
๐ ๐
= เถฑ
0
๐
๐ โ 1
๐๐
๐
Persamaan berikut selanjutnya disubtitusikan pada persamaan:
ln เท
๐๐ =
๐ (๐๐บ๐ )/๐ ๐
๐๐๐ ๐,๐,๐๐
FUGASITAS DAN KOEFISIEN
FUGASITAS LARUTAN
111. Dari persamaan tersebut diketahui bahwa turunan parsial pada ๐, ๐, dan ๐๐, maka suku-suku
terkait dapat dianggap konstan.
ln เท
๐๐ =
๐ ๐๐ โ ๐
๐๐๐ ๐,๐,๐๐
เถฑ
0
๐
๐๐
๐
Nilai
๐ ๐๐
๐๐
= าง
๐๐ dan
๐๐
๐๐๐
= 1, maka diperoleh persamaan baru berikut:
ln เท
๐๐ = เถฑ
0
๐
( าง
๐๐ โ 1)
๐๐
๐
FUGASITAS DAN KOEFISIEN
FUGASITAS LARUTAN
112. Nilai เท
๐๐ untuk spesies ๐ pada larutan dapat dihitung melalui pendekatan persamaan keadaan
virial (virial equation of state). Faktor kompresibilitas (๐) dapat dihitung melalui persamaan
berikut:
๐ = 1 +
๐ต๐
๐ ๐
Apabila campuran spesies pada larutan berpengaruh pada nilai ๐ต, maka diperlukan pendekatan
terkait perhitungan proporsi pengaruh setiap spesies. Reminder : VEOS hanya dapat
digunakan untuk gas bertekanan rendah hingga sedang. Berikut persamaan yang dapat
digunakan:
๐ต = เท
๐
เท
๐
๐ฆ๐๐ฆ๐๐ต๐๐
Adapun nilai interaksi molekular yang serupa antara spesies satu dan lainnya dianggap sama
(๐ต๐๐ = ๐ต๐๐), maka bentuk matematis dapat lebih sederhana dan tidak tertumpuk.
KOEFISIEN FUGASITAS
MENGGUNAKAN VIRIAL
EQUATION OF STATE (VEOS)
113. Apabila spesies biner ๐ dan ๐, maka persamaan dapat dibentuk demikian:
๐ต = ๐ฆ1๐ฆ1๐ต11 + ๐ฆ1๐ฆ2๐ต12 + ๐ฆ2๐ฆ1๐ต21 + ๐ฆ2๐ฆ2๐ต22
Mengingat, ๐ต๐๐ = ๐ต๐๐ persamaan disusun ulang menjadi:
๐ต = ๐ฆ1
2
๐ต11 + 2๐ฆ1๐ฆ2๐ต12 + ๐ฆ2
2
๐ต11
Koefisien fugasitas ( เท
๐1 dan เท
๐2) campuran gas dapat diturunkan dengan mengikuti faktor
kompresibilitas untuk second virial sebagai berikut:
๐ =
๐๐
๐ ๐
= 1 +
๐ต๐
๐ ๐
Apabila untuk total molar (๐) dituliskan berikut:
KOEFISIEN FUGASITAS
MENGGUNAKAN VIRIAL
EQUATION OF STATE (VEOS)
๐๐ = ๐ +
๐๐ต๐
๐ ๐
114. Penurunan persamaan faktor kompresibilitas parsial dilakukan dari persamaan tersebut
terhadap ๐1 sebagai berikut:
Subtitusi persamaan faktor kompresibilitas parsial ( าง
๐1), membentuk persamaan baru berikut:
atau
KOEFISIEN FUGASITAS
MENGGUNAKAN VIRIAL
EQUATION OF STATE (VEOS)
าง
๐1 โก
๐ ๐๐
๐๐1 ๐,๐,๐2
= 1 +
๐
๐ ๐
๐ ๐๐ต
๐๐1 ๐,๐2
ln เท
๐๐ = เถฑ
0
๐
๐
๐ ๐
๐ ๐๐ต
๐๐1 ๐,๐2
๐๐
๐
ln เท
๐๐ =
1
๐ ๐
เถฑ
0
๐
๐ ๐๐ต
๐๐1 ๐,๐2
๐๐ ln เท
๐๐ =
๐
๐ ๐
๐ ๐๐ต
๐๐1 ๐,๐2
Notes: Nilai ๐ต bukan
merupakan fungsi ๐
115. Bentuk akhir untuk koefisien fugasitas biner dituliskan sebagai berikut:
dan
dimana ๐ฟ12 โก 2๐ต12 โ ๐ต11 โ ๐ต22
KOEFISIEN FUGASITAS
MENGGUNAKAN VIRIAL
EQUATION OF STATE (VEOS)
ln เท
๐1 =
๐
๐ ๐
(๐ต11 + ๐ฆ2
2
๐ฟ12 )
ln เท
๐2 =
๐
๐ ๐
(๐ต22 + ๐ฆ1
2
๐ฟ12 )
116. Example 10.7
Hitunglah koefisien fugasitas dari campuran nitrogen-metana (๐2(1)/๐ถ๐ป4(2)), pada 200K
dan 30 bar, apabila rasio 40% ๐2:60% ๐ถ๐ป4. Beberapa data eksperimen terkait nilai koefisien
virial mengikuti persamaan berikut:
๐ต11 = โ35,2 [cm3/mol]
๐ต22 = โ105,0 [cm3/mol]
๐ต12 = โ59,8 [cm3/mol]
Solution 10.7
- Perlu didefinisikan nilai ๐ฟ12 = 2๐ต12 โ ๐ต11 โ ๐ต22 = 2 39,8 + 35,2 + 105,0 = 20,6
- Perhitungan dilakukan sebagai untuk nilai ln เท
๐1 dan ln เท
๐2, berikut perhitungan terkait
- ln เท
๐1 =
๐
๐ ๐
๐ต11 + ๐ฆ2
2
๐ฟ12 =
30
83,14 200
(โ35,2 + 0,62 20,6) = โ0,0501
- ln เท
๐2 =
๐
๐ ๐
๐ต12 + ๐ฆ2
2
๐ฟ12 =
30
83,14 200
(โ105,0 + 0,62 20,6) = โ0,1835
KOEFISIEN FUGASITAS
MENGGUNAKAN VIRIAL
EQUATION OF STATE (VEOS)
118. Koefisien fugasitas untuk senyawa murni, penyusunan persamaan untuk mendefinisikan
menggunakan metode yang analog dengan perhitungan faktor kompresibilitas, entalpi, entropi,
dst. Reminder: ๐ = ๐๐๐๐, maka ๐๐ = ๐๐ ๐๐๐
Nilai ๐๐ disubtitusi oleh persamaan yang telah dibahas pada Termodinamika 1 yaitu:
Maka hasil persamaan diperoleh demikian:
KOEFISIEN FUGASITAS
MENGGUNAKAN
GENERALIZE CORRELATION
ln ๐๐ = เถฑ
0
๐๐
๐๐ โ 1
๐๐๐
๐๐
๐ = ๐0 + ๐๐1
ln ๐ = เถฑ
0
๐๐
(๐0 โ 1)
๐๐๐
๐๐
+ ๐ เถฑ
0
๐๐
๐1
๐๐๐
๐๐
ln ๐ = ln ๐0 + ๐ ln ๐1
๐ = ๐0 ๐1 ๐
119. Example 10.8
Hitunglah fugasitas dan koefisien fugasitas dari uap butana pada 200oC dan 70 bar,
menggunakan pendekatan generalize correlation!
Solution 10.8
- Perhitungan ๐๐ =
๐
๐๐
=
200+273,15
420
= 1,1265, ๐๐ =
๐
๐๐
=
70
40,43
= 1,7314
- Mencari data เท
๐0 dan เท
๐1 dari Lee/Kesler Generalize Correlation.
- Data ๐0
KOEFISIEN FUGASITAS
MENGGUNAKAN
GENERALIZE CORRELATION
120. - Data ๐1
- Perolehan data ๐๐ dan ๐๐ yang sesuai dihitung melalui interpolasi (sudah dijelaskan pada
Termodinamika 1). Reminder : Perhitungan dapat digunakan melalui persamaan berikut:
KOEFISIEN FUGASITAS
MENGGUNAKAN
GENERALIZE CORRELATION
๐
=
๐2 โ ๐
๐2 โ ๐1
๐1,1 +
๐ โ ๐1
๐2 โ ๐1
๐1,2
๐2 โ ๐
๐2 โ ๐1
+
๐2 โ ๐
๐2 โ ๐1
๐2,1 +
๐ โ ๐1
๐2 โ ๐1
๐2,2
๐ โ ๐1
๐2 โ ๐1
121. - Hasil apabila dilakukan perhitungan nilai ๐0
= 0,627 dan ,๐1
= 1,096
- Perhitungan ๐ sebagai berikut:
- ๐ = ๐0
๐1 ๐
= 0,627 1,196 0,191
= 0,638
- ๐ = ๐๐ = 0,638 70 = 44,7 bar
Apabila perhitungan dilakukan dengan generalize correlation for second virial, maka dihitung
menggunakan persamaan berikut:
Nilai ๐ต0
dan ๐ต1
melalui persamaan berikut:
dan
KOEFISIEN FUGASITAS
MENGGUNAKAN
GENERALIZE CORRELATION
๐ = exp
๐๐
๐๐
๐ต0 + ๐๐ต1
๐ต0 = 0,083 โ
0,422
๐๐
1,6 ๐ต1 = 0,139 โ
0,172
๐๐
4,2
127. MODEL LARUTAN IDEAL
๐๐
๐๐
โก าง
๐บ๐
๐๐
= ๐บ๐
๐๐
๐, ๐ + ๐ ๐ ln(๐ฆ๐)
REVIEW:
Model potensial kimia pada campuran gas ideal dapat dituliskan sebagai berikut:
Bentuk korelasi tersebut merupakan bentuk potensial kimia paling sederhana yang menunjukkan
pengaruh komposisi terhadap besarnya nilai. Model potensial kimia ini digunakan baik pada fasa
gas dan cairan. Akan tetapi, korelasi tersebut akan sukar untuk diaplikasikan dan hanya berlaku
untuk gas ideal. Maka persamaan tersebut dikembangkan khusus yang mana mengandung kondisi
nyata dengan menggantikan ๐บ๐
๐๐
(๐, ๐) tersebut dengan ๐บ๐(๐, ๐). Nilai energi bebas Gibbs tersebut
mewakili untuk senyawa murni i, yang umum dan dapat digunakan untuk gas, cairan, maupun
padatan.
๐๐
๐๐
โก าง
๐บ๐
๐๐
= ๐บ๐ ๐, ๐ + ๐ ๐ ln(๐ฅ๐)
128. MODEL LARUTAN IDEAL
เดค
๐๐
๐๐
=
๐ าง
๐บ๐
๐๐
๐๐ ๐,๐ฅ
=
๐๐บ๐
๐๐ ๐
Penggunaan fraksi mol (๐ฅ๐) lebih umum digunakan untuk cairan. Properti termodinamika lainnya
yang digunakan pada larutan ideal diturunkan melalui pendekatan energi bebas Gibbs. Sebagai
contoh untuk volume parsial molar
Reminder:
๐๐บ๐
๐๐ ๐
= ๐๐, maka:
เดค
๐๐
๐๐
= ๐๐
129. MODEL LARUTAN IDEAL
Cara yang serupa digunakan untuk entropi parsial molar:
Reminder: โ
๐๐บ๐
๐๐ ๐
= ๐๐, maka:
Bentukan entalpi parsial molar menggunakan metode yang sama dengan larutan gas ideal,
diperoleh persamaan berikut:
าง
๐๐
๐๐
= โ
๐ าง
๐บ๐
๐๐
๐๐ ๐,๐ฅ
= โ
๐๐บ๐
๐๐ ๐
โ ๐ ln ๐ฅ๐
าง
๐๐
๐๐
= ๐๐ โ ๐ ln ๐ฅ๐
๐ป๐
๐๐
= ๐ป๐
130. MODEL LARUTAN IDEAL
Persamaan/korelasi tersebut digunakan untuk menghitung properti molar larutan ideal yang secara
umum dituliskan demikian:
Dari persamaan umum ini akan diturunkan untuk berbagai persamaan ๐บ๐๐, ๐๐๐, ๐๐๐, ๐ป๐๐, dan
sebagainya.
๐๐๐ = เท
๐
๐ฅ๐
เดฅ
๐๐
๐๐
131. THE LEWIS/RANDALL RULE
Bentukan hubungan fugasitas, potensial kimia, dan energi bebas Gibbs dalam larutan gas ideal
telah dijelaskan sebelumnya. Melalui metode yang sama pada sistem larutan ideal, sehingga
diperoleh hasil persamaan akhir yang menghubungkan faktor fugasitas campuran larutan ideal
dengan fraksi molarnya sebagai berikut:
แ
๐๐
๐๐
= ๐ฅ๐๐๐
132. PROPERTI EKSES
Properti ekses ini didefinisikan sebagai selisih antara nilai nyata (properti) dari larutan dengan
larutan ideal, pada kondisi yang sama ๐, ๐, ๐ฅ๐. Secara matematis didefinisikan sebagai:
Persamaan-persamaan turunan yang dihasilkan dari aplikasinya akan analog dengan larutan gas
ideal yang dituliskan secara matematis:
๐๐ธ โก ๐ โ ๐๐๐
๐
๐๐บ
๐ ๐
=
๐๐๐ธ
๐ ๐
๐๐ โ
๐๐ป๐ธ
๐ ๐2
๐๐ + เท
๐
าง
๐บ๐
๐ธ
๐ ๐
๐๐๐
134. Problem 10.1
Hitunglah berapa perubahan entropi (โ๐) dari pencampuran 0,7 m3 ๐ถ๐2 dan 0,3 m3 ๐2. Kondisi
pencampuran pada 1 bar dan 25oC, asumsi gas ideal berlaku!
Solution 10.1
Gas ideal berlaku, maka ๐๐ = ๐๐ ๐. Perhitungan jumlah mol total adalah
๐ =
๐ ฯ๐ ๐
๐ ๐
๐ =
(100000)(1)
(8,314)(298,15)
= 40,3418 ๐๐๐
Perhitungan perubagan entropi (โ๐) dihitung melalui persamaan berikut:
โ๐ = ฯ๐ ๐ฆ๐๐๐
๐๐
โ ๐ ฯ๐ ๐ฆ๐ ln(๐ฆ๐)
Diketahui bahwa sistem menggunakan referens 1 bar dan 25oC, maka suku pertama ฯ๐ ๐ฆ๐๐๐
๐๐
= 0
136. Problem 10.2
Sebuah tangki terbagi menjadi dua bagian dengan proporsi 4 mol ๐2 ๐ = 75๐๐ถ dan ๐ = 30 ๐ต๐๐,
2,5 mol ๐ด๐ ๐ = 130๐๐ถ dan ๐ = 20 ๐ต๐๐. Jika pembatas dihilangkan dan gas bercampur sempurna
secara adiabatik, berapa perubahan entropi yang dihasilkan? Diasumsikan ๐2 bersifat gas ideal
๐ถ๐ =
5
2
๐ , dan ๐ด๐ dengan ๐ถ๐ =
3
2
๐ .
Solution 10.2
- Diketahui sistem tertutup adiabatis, dan volum terjaga konstan maka โ๐ = 0. Karena fluida
gas bersifat gas ideal, kalkulasi โ๐ = ๐ถ๐โ๐.
- Langkah pertama adalah menghitung ๐ dan ๐, pada kondisi setimbang
- Jumlah mol total adalah ๐๐ก = ๐๐2
+ ๐๐ด๐
- ๐ฅ๐2
=
๐๐2
๐๐ก
dan ๐ฅ๐ด๐ =
๐๐ด๐
๐๐ก
137. Hubungan ๐ถ๐ = ๐ถ๐ + ๐ digunakan untuk menghitung ๐. Dari keterangan yang susun persamaan
berikut:
๐๐2
๐ถ๐๐2
(๐ โ ๐๐2
) = ๐๐ด๐๐ถ๐๐2
(๐๐ด๐ โ ๐)
4
5
2
๐ ๐ โ (75 + 2731,5) = 2,5
3
2
๐ 130 + 273,15 โ ๐
10๐ ๐ โ 348,15 = 3,75๐ (403,15 โ ๐)
Disusun ulang persamaan menjadi:
10 ๐ โ 348,15 โ 3,75 403,15 โ ๐ = 0
Persamaan tersebut selanjutnya diselesaikan menggunakan solver/trial โ error untuk memperoleh
nilai ๐ = 365,15๐พ = 90๐๐ถ. Menggunakan konsep yang sama, dapat dilakukan perhitungan untuk
๐.
138. ๐๐2
+ ๐๐ด๐ ๐ ๐
๐
=
๐๐2
๐ ๐
๐๐ด๐
+
๐๐ด๐๐ ๐
๐๐ด๐
๐๐2
+ ๐๐ด๐
๐
=
๐๐2
๐๐ด๐
+
๐๐ด๐
๐๐ด๐
Persamaan disusun ulang menjadi:
(6,25)
๐
=
(4)
30
+
(2,5)
20
Nilai P dapt dicari, dan diperoleh ๐ = 24,194 ๐๐๐. Dengan diperolehnya data ๐ dan ๐, maka
dapat dihitung nilai perubahan entropi campuran (โ๐ = โ๐๐2
+ โ๐๐ด๐ + โ๐๐๐๐ฅ).
โ๐๐2
= ๐๐2
๐ถ๐๐2
ln
๐
๐๐2
โ ๐ ln
๐
๐๐2
โ๐๐ด๐ = ๐๐2
๐ถ๐๐ด๐ ln
๐
๐๐ด๐
โ ๐ ln
๐
๐๐ด๐
140. Problem 10.3
Suatu aliran gas nitrogen (๐2) dengan laju massa ( แถ
๐๐2
) 2 kg/s dan aliran gas hidrogen (๐ป2)
dengan laju massa ( แถ
๐๐ป2
) 0,5 kg/s, dicampur secara adiabatis pada kondisi steadystate. Jika gas
berperilaku seperti gas ideal, maka hitunglah perubahan entropi (โ๐) dari proses tersebut!
Solution 10.3
- Mr ๐2 = 28,014 g/mol
- Mr ๐ป2 = 2,016 g/mol
Perhitungan laju molar ( แถ
๐) dapat dihitung dan diperoleh sebagai berikut:
แถ
๐๐2
=
แถ
๐๐2
๐๐ ๐2
=
2
28,014
= 0,0714 ๐๐๐๐/๐
แถ
๐๐ป2
=
แถ
๐๐ป2
๐๐ ๐ป2
=
0,5
2,016
= 0,2480 ๐๐๐๐/๐
142. Problem 10.4
Hitunglah kerja ideal yang diperlukan untuk pemisahan equimolar metana โ etana pada ๐=175oC
dan 3 bar kondisi proses steadystate. Produk keluaran pada ๐=35oC dan ๐=1 bar, jika ๐๐=300 K.
Solution 10.4
- ๐1 = 175 + 273,15 = 448,15 ๐พ
- ๐2 = 35 + 273,15 = 308,15 ๐พ
- ๐1 = 3 ๐๐๐
- ๐2 = 1 ๐๐๐
Data kapasitas panas sebagai fungsi suhu ๐ถ๐(๐) diperoleh dari appendiks C.1
Komponen A B x 103 C x 106 D x 10-5 ๐ป๐ [K] ๐๐ [bar]
Metana 1,702 9,081 -2,164 - 190,6 45,99
Etana 1,131 19,225 -5,561 - 305,3 48,72
147. Problem 10.16
Data faktor kompresibilitas CO2 pada suhu (๐) = 150oC tersaji pada tabel ๐ vs ๐. Buatlah grafik
fugasitas dan koefisien fugasitas dari CO2 vs P. Bandingkan hasil diperoleh dengan generalize
correlation for second virial.
148. Solution 10.16
Persamaan terkait yang digunakan sebagai berikut:
Adapun data yang tersaji pada tabel harus dikerjakan secara numerik, karena tidak terdapat
korelasi fungsi yang sesuai apabila ditrial untuk membentuk suatu fungsi tidak mengandung nilai
logaritmik (ln ๐). Sebagai contoh apabila ๐(๐) didekati dengan bentuk polinomial orde 2,
diperoleh suatu fungsi dengan bentuk ๐ ๐ = ๐ด๐2
+ ๐ต๐ + ๐ถ. Apabila fungsi tersebut
dimasukkan kedalam persamaan diperoleh:
ln ๐๐ = เถฑ
0
๐
(๐๐ โ 1)
๐๐
๐
ln ๐๐ = เถฑ
0
๐
(๐ด๐2 + ๐ต๐ + ๐ถ โ 1)
๐๐
๐
149. Penyusunan ulang persamaan diperoleh persamaan baru berikut:
Hasil integral sebagai berikut:
Apabila nilai ๐ถ โ 1, maka hasil subtitusi (ln ๐) mengandung nilai error atau tidak terdefinisi.
Analisis sederhana menggunakan toolbox cftool pada matlab didapatkan bahwa nilai ๐ถ โ 1, maka
metode pendekatan persamaan tidak dapat digunakan.
ln ๐๐ = เถฑ
0
๐
๐ด๐ + ๐ต +
๐ถ โ 1
๐
๐๐
ln ๐๐ =
๐ด๐2
2
+ ๐ต๐ + ๐ถ โ 1 ln ๐
0
๐
151. Penyelesaian problem menggunakan metode numerik diambil sebagai solusi persoalan tersebut.
Integrasi numerik sudah pernah disinggung pada perkuliahan Termodinamika 1. Remainder :
Terdapat beberapa jenis metode Trapezoidal, Simpson, Quadrative, dan sebagainya. Secara
praktis, akan digunakan metode trapezoidal, karena bentukan data cukup teratur dan sederhana.
Berikut cuplikan konsep integrasi numerik metode trapezoidal:
152. Data harus disusun menyerupai persamaan umum yang ada, maka dibentuk data baru sebagai
berikut:
Dengan demikian
๐๐โ1
๐
akan analog dengan ๐(๐). Hasil olahan data tersaji pada tabel slide
berikutnya. Mengingat pada ๐ = 0, tidak tersedia maka dibuat ekstrapolasi yaitu ๐ = 1. Sebagai
catatan, apabila nilai tersebut dimasukkan, maka ๐(๐) =
0
0
. Ekstrapolasi pada hasil olahan data
akan dibuat berpola seperti tren data.
เถฑ
๐1
๐2
๐(๐) ๐๐ = เถฑ
0
๐
๐๐ โ 1
๐
๐๐
154. Hasil metode grafik tersebut harus dibandingkan dengan metode Generalize for second virial,
yang memiliki persamaan sebagai berikut:
Data terkait yang diperlukan diperoleh dari appendiks
dan
๐ = exp
๐๐
๐๐
๐ต0 + ๐๐ต1
Data Appendiks Value
๐ 0,224
๐๐ [bar] 73,83
๐๐ [K] 304,2
๐ต0 = 0,083 โ
0,422
๐๐
1,6
๐ต1 = 0,139 โ
0,172
๐๐
4,2
157. Problem 10.17
Hitunglah koefisien fugasitas (๐) dan fugasitas (๐) dari gas ๐๐2 pada ๐ = 600 ๐พ dan ๐ =
300 ๐๐๐ menggunakan metode Generalize Correlation (Lee/Kesler).
Solution 10.17
Data terkait dicari dari appendiks sebagai berikut:
Data Appendiks Value
๐ 0,224
๐๐ [bar] 78,84
๐๐ [K] 430,8
๐๐ 3,8052
๐๐ 1,3927
Perhitungan dilakukan menggunakan metode interpolasi dari
data yang tersaji pada data The Lee/Kesler Generalized-
Correlation Tables
158. Dari hasil interpolasi
diperoleh hasil sebagai
berikut:
- ๐0 = 0,672
- ๐1 = 1,354
- ๐ = ๐0๐1๐
= 0,724
- ๐ = ๐๐ = 217,14 ๐๐๐
163. โข Apa yang dimaksud dengan proses pencampuran?
โข Syarat apa saja yang dibutuhkan dalam pencampuran?
โข Bagaimana dampak dari proses pencampuran?
PENGANTAR
166. ๐ merupakan representasi properti intensif termodinamika dari campuran, misalnya ๐,๐ถ๐,๐,๐บ dan
๐. Secara definisi persamaan tersebut dikenal sebagai perubahan properti pencampuran. Properti
tersebut merupakan fungsi P, T, dan komposisi, sehingga secara langsung akan berhubungan
dengan sifat ekses (Telah dibahas pada bab 10, Termodinamika 2).
โ๐ โก ๐ โ เท
๐
๐ฅ๐๐๐
PENGANTAR
169. Entalpi ekses pada sistem campuran air-etanol,
menunjukkan fenomena bahwa terjadi pergeseran apabila
dilakukan perubahan konsentrasi pada suhu konstan,
ataupun sebaliknya. Hal menunjukkan bukti bahwa
faktor properti ekses tersebut mengalami perubahan
terhadap variabel tersebut.
โข Terdapat kecenderungan apabila suhu dinaikkan
pergeseran bahwa nilai ekses dari eksotermis menjadi
endotermis
FENOMENA ENTALPI EKSES
CAMPURAN BINER
170. Berbagai properti berbagai campuran
spesies pada suhu 50oC dengan tekanan
konstan telah dianalisis, dan menghasilkan
berbagai variasi nilai โ๐บ, โ๐ป, dan ๐โ๐
akibat perubahan komposisi. Sebagai
rangkuman dapat dideskripsikan menjadi
beberapa poin yaitu:
a) Nilai โ๐ pada spesies murni adalah
nol
b) Energi bebas Gibbs proses
pencampuran selalu bernilai negative
c) Perubahan entropi pencampuran selalu
bernilai negatif
Property changes of mixing at 50ยฐC for six binary liquid
systems: (a) chloroform(1)/n-heptane(2); (b)
acetone(1)/methanol(2); (c) acetone(1)/chloroform(2); (d)
ethanol(1)/n-heptane(2); (e) ethanol(1)/chloroform(2); (f)
ethanol(1)/water(2).
FENOMENA ENTALPI
EKSES CAMPURAN
BINER
171. เดฅ
๐1
๐ธ
= ๐๐ธ + 1 โ ๐ฅ1
๐๐๐ธ
๐๐ฅ1
เดฅ
๐2
๐ธ
= ๐๐ธ โ ๐ฅ1
๐๐๐ธ
๐๐ฅ1
Pada sistem biner, parsial ekses properti molar [๐ = ๐๐ธ
] dapat dituliskan sebagai bentuk berikut:
FENOMENA ENTALPI EKSES
CAMPURAN BINER
172. Example 11.1
Problem
Panas pencampuran cairan (1) dan (2) pada T dan P tertentu, diukur menggunakan kalorimeter
dan diperoleh korelasi berikut:
Tentukan korelasi untuk เดฅ
๐ป1
๐ธ
dan เดฅ
๐ป2
๐ธ
yang merupakan fungsi ๐ฅ1
Solution
Korelasi dapat diturunkan dari konsep bahwa โ๐ป = ๐ป๐ธ, dengan demikian apabila persaman
disusun ulang dan diturunkan terhadap ๐ฅ1 diperoleh sebagai berikut:
โ๐ป = ๐ฅ1๐ฅ2(40๐ฅ1 + 20๐ฅ2)
๐ป๐ธ = 40๐ฅ1
2
๐ฅ2 + 20๐ฅ2๐ฅ1 ๐ป๐ธ = 20๐ฅ1 + 20๐ฅ1
3
Subtitusi nilai:
๐ฅ2= 1 โ ๐ฅ1
FENOMENA ENTALPI EKSES
CAMPURAN BINER
175. PANAS PENCAMPURAN
Panas pencampuran berlaku analog dengan panas yang dihasilkan dari proses reaksi, akan tetapi
terjadinya interaksi pada sistem molekular yang berbeda. Apabila proses reaksi terjadi reaksi
intramolekular, sebaliknya proses pencampuran hanya berlangsung intermolekular. Adapun,
interaksi intramolekular (ikatan kimia) lebih kuat dibandingkan intermolekular (ikatan
elektrostatik, gaya van der Waals, dan sebagainya).
Sebagai catatan, besarnya nilai panas pencampuran suatu spesies dapat ditinjau dengan baik
apabila interaksi intermolekularnya cukup besar didalam sistem larutan dibandingkan senyawa
murninya.
176. ENTHALPY/CONCENTRATION
DIAGRAM
Diagram entalpi-konsentrasi (๐ฏ๐) dapat digunakan untuk senyawa biner (1&2), ploting data
dilakukan melalui fraksi mol maupun fraksi massa pada suhu tertentu terhadap suatu nilai entalpi.
Secara umum, dipilih tekanan konstan tertentu dan umumnya 1 atm. Salah satu diantaranya
H2SO4/H2O dengan absis fraksi massa larutan.
Dari persamaan nilai tersebut, dapat dilihat bahwa nilai entalpi tidak hanya berasal dari panas
pencampuran, tetapi juga melibatkan entalpi senyawa murni setiap spesies. Pada contoh
H2SO4/H2O nilai entalpi ๐ป2 = 0 diambil pada kondisi ๐ป2๐ cair murni pada suhu triple point (โ
273,15๐พ = 0,01๐๐ถ, dan ๐ป1 = 0 diambil pada kondisi ๐ป2๐๐4 cair murni pada suhu 298,15K
(25๐
๐ถ). Secara terminologi memberikan informasi bahwa: nilai ๐ป = 0 dapat diperoleh pada dua
kondisi yaitu H2O โ ๐ = 0๐๐ถ, dan H2S๐4 โ ๐ = 25๐๐ถ
๐ป = ๐ฅ1๐ป1 + ๐ฅ2๐ป2 + โ๐ป
177. Dalam sistem biner, suatu nilai entalpi pada
titik tertentu (c) dapat dicari melalui data
yang diketahui, yang mana memiliki kondisi
referens sama (a) dan (b). Secara matematis,
apabila kondisi adiabatik (โ๐ป๐ก= ๐ = 0),
maka neraca energi diperoleh:
Dari gambar disamping suatu nilai ๐ป dapat
didekati dalam bentuk fungsi liner tertentu:
๐๐ + ๐๐ ๐ป๐ = ๐๐๐ป๐ + ๐๐๐ป๐
๐ป๐ = ๐๐ฅ1๐ + ๐
๐ป๐ = ๐๐ฅ1๐ + ๐
PANAS
PENCAMPURAN
181. Nilai โ๐ป selalu bernilai negatif disetiap titik, hal tersebut menunjukkan bahwa pada setiap proses
melepaskan panas (exothermic) [Pada kasus H2SO4/H2O ]. Pada sistem lain seperti
methanol/benzene diperoleh โ๐ป selalu bernilai positif (endothermic)
ENTHALPY/CONCENTRATION
DIAGRAM
182. Apabila suatu padatan/gas dilarutkan ke dalam cairan akan dihasilkan suatu efek yang disebut
panas pelarutan (heat of solution). Secara umum, perhitungan didasarkan pada setiap mol yang
dilarutkan (1 mol of solute), jika spesies ๐ dilarutkan, maka ๐ฅ๐ adalah fraksi mol terlarut permol
pelarut. Secara matematis panas pelarutan dituliskan demikian:
เทช
โ๐ป adalah panas pelarutan berbasis satu mol terlarut. Representasi proses pelarutan analog
dengan proses pencampuran yang secara perilaku fisis menyerupai reaksi kimia. Ketika 1 mol
padatan litium klorida (๐ฟ๐๐ถ๐(๐ )) dilarutkan kedalam 12 mol ๐ป2๐ dituliskan sebagai berikut:
เทช
โ๐ป =
โ๐ป
๐ฅ๐
๐ฟ๐๐ถ๐(๐ ) + 12๐ป2๐(๐) โ ๐ฟ๐๐ถ๐(12๐ป2๐)
เทช
โ๐ป = 33614 ๐ฝ (๐ = 25๐๐ถ, ๐ = 1 ๐๐๐)
PANAS PELARUTAN
183. Example 11.3
Hitunglah panas pembentukan LiCl dalam 12 mol ๐ป2๐ pada 25oC
Solution 11.3
Persamaan terlibat dapat dituliskan berikut:
Poin (a) representasi panas pembentukan ๐ฟ๐๐ถ๐(๐ ), poin (b) representasi panas pelarutan, poin (c)
menunjukkan panas pelarutan dari LiCl dalam 12 mol ๐ป2๐.
๐ฟ๐๐ถ๐(๐ ) + 12๐ป2๐(๐) โ ๐ฟ๐๐ถ๐ 12๐ป2๐ เทช
โ๐ป298 = โ33614๐ฝ
๐ฟ๐ +
1
2
๐ถ๐2 โ ๐ฟ๐๐ถ๐(๐ ) โ๐ป298
๐
= โ408610๐ฝ
๐ฟ๐ +
1
2
๐ถ๐2 + 12๐ป2๐(๐) โ ๐ฟ๐๐ถ๐ 12๐ป2๐ โ๐ป298
๐
= โ442224๐ฝ
(a)
(b)
(c)
PANAS PELARUTAN
184. Seringkali panas pelarutan tidak memiliki data yang
lengkap, akan tetapi dapat diturunkan melalui panas
formasi yang dihitung secara terbalik. Pada data
disamping merupakan panas pembentukan dari 1 mol
LiCl.
Berikut beberapa persamaan matematis yang
digunakan untuk mengkonversi data menjadi figur
yang lebih sederhana
เทค
๐ =
๐ฅ2(๐1 + ๐2)
๐ฅ1(๐1 + ๐2)
=
1 โ ๐ฅ1
๐ฅ1
๐ฅ1 =
1
1 โ เทค
๐
PANAS PELARUTAN
186. Example 11.4
Evaporator efek tunggal dioperasikan secara atmosferik, umpan mengandung 15%w/w, menjadi 40
%w/w. Laju alir umpan 2 kg/s pada T=25oC. Titik didih normal 40 %w/w larutan LiCl adalah 132oC,
nilai kapasitas 2,72 kJ/kg.oC. Berapa panas yang perlu ditransferkan kedalam evaporator?
Solution 11.4
PANAS PELARUTAN
187. โ๐ป๐ก
= โ๐ป๐
๐ก
+ โ๐ป๐
๐ก
+ โ๐ป๐
๐ก
+ โ๐ป๐
๐ก
Neraca energi proses alir โ๐ป๐ก = ๐, entalpi
total (โ๐ป๐ก) dihitung dari jumlah total entalpi
produk dikurangi jumlah total entalpi
umpan.
Perubahan entalpi individual yang perlu
ditambahkan dalam perubahan entalpi total
digambarkan pada figur disamping. Secara
matematis ditulis sebagai berikut:
PANAS PELARUTAN
188. Nilai โ๐ป๐
๐ก cari
melalui data yang
disajikan pada
figur disamping.
Perhitung terkait
nilai เทค
๐. Mol LiCl
dan H2O dihitung
sebagai berikut:
dan
Maka:
เทค
๐ =
0,85
0,15
= 13,33
๐๐ฟ๐๐ถ๐ =
(0,15)(2000)
42,39
๐๐ฟ๐๐ถ๐ = 7,077 ๐๐๐
๐๐ป2๐ =
(0,85)(2000)
18,015
๐๐ฟ๐๐ถ๐ = 94,366 ๐๐๐
13,33
-33800
Pada proses โunmixingโ, maka
panas pelarutan akan bernilai (-)
dari nilai yang diperoleh:
โ๐ป๐
๐ก = +33800 7,077 = 239250
โ๐ป๐
๐ก = ( เทช
โ๐ป๐)(๐๐ฟ๐๐ถ๐)
189. Nilai โ๐ป๐
๐ก
cari
melalui data yang
disajikan pada
figur disamping.
Perhitung terkait
nilai เทค
๐. Mol LiCl
dan H2O dihitung
sebagai berikut:
dan
Maka:
เทค
๐ = 3,53
๐๐ฟ๐๐ถ๐ =
0,3
42,39
๐๐ฟ๐๐ถ๐ = 7,077 ๐๐๐
๐๐ป2๐ =
0,45
18,015
๐๐ฟ๐๐ถ๐ = 24,979 ๐๐๐
3,53
-23260
โ๐ป๐
๐ก
= (โ23260)(7,077)
โ๐ป๐
๐ก
= ( เทช
โ๐ป๐)(๐๐ฟ๐๐ถ๐)
โ๐ป๐
๐ก
= โ164630
190. Nilai โ๐ป๐
๐ก merupakan panas yang ditambahkan untuk meningkatkan ๐1 = 25๐๐ถ menjadi ๐2 =
132๐
๐ถ. Nilai dapat dihitung melalui persamaan berikut:
Nilai โ๐ป๐
๐ก
merupakan panas yang ditambahkan untuk menguapkan air. Nilai dapat dihitung
melalui persamaan berikut:
Total energi entalpi
โ๐ป๐
๐ก = ๐๐ถ๐โ๐
โ๐ป๐
๐ก = 0,75 (2,72)(132 โ 25)
โ๐ป๐
๐ก = 218280 ๐ฝ
โ๐ป๐
๐ก
= ๐(๐ป๐ โ ๐ป๐ฟ)
โ๐ป๐
๐ก
= (1,25)(2740,3 โ 104,8)
โ๐ป๐
๐ก
= 3294,4 ๐๐ฝ = 3294400๐ฝ
โ๐ป๐ก = 239250 โ 164630 + 218280 + 3294400
โ๐ป๐ก = 3587300 ๐ฝ
โ๐ป๐ก
= โ๐ป๐
๐ก
+ โ๐ป๐
๐ก
+ โ๐ป๐
๐ก
+ โ๐ป๐
๐ก
193. Example 12.6 (Textbook ed 7)
Evaporator efek tunggal digunakan untuk memekatkan larutan NaOH 10%w/w menjadi 50%w/w,
kapasitas umpan 10000 lbm/h. Umpan masuk pada ๐ = 70๐
๐น, dengan tekanan operasi absolut
P = 3 ๐๐๐ป๐, pada kondisi ini titik didih larutan untuk 50%w/w adalah ๐ = 190๐
๐น. Berapa transfer
panas yang dibutuhkan oleh evaporator?
Solution 12.6
194. Nilai entalpi
โ๐ป๐
๐ก
dicari
melalui figur
disamping pada
๐ = 70๐๐น dan
๐ถ = 10%
๐ค
๐ค.
Nilai yang
diperoleh 34
๐ต๐ก๐ข
๐๐๐
Sedangkan โ๐ป๐
๐ก
๐ = 190๐๐น dan
๐ถ = 50%
๐ค
๐ค.
Nilai yang
diperoleh
215
๐ต๐ก๐ข
๐๐๐
34
๐ต๐ก๐ข
๐๐๐
0,1
215
๐ต๐ก๐ข
๐๐๐
0,5
195. Entalpi uap lewat jenuh pada tekanan 3 inHg dengan suhu 190oF adalah 1146 Btu/lbm, nilai ini
dapat dicari melalui steamtable.
Adapun perhitungan entalpi total menggunakan persamaan berikut:
โ๐ป๐ก = 8000 1146 + 2000 215 + (10000)(34)
โ๐ป๐ก = 9260000 ๐ต๐ก๐ข/โ
โ๐ป๐ก = โ๐ป๐
๐ก + โ๐ป๐
๐ก
+ โ๐ป๐
๐ก
196. Example 12.6 (Textbook ed 7)
Larutan NaOH konsentrasi 10% pada suhu 70(oF) dicampurkan dengan larutan NaOH konsentrasi
70% pada suhu 200oF untuk membentuk NaOH dengan konsentrasi 40%.
a) Apabila proses berlangsung adiabatis, berapa suhu akhir yang dicapai
b) Apabila suhu ditahan pada 70oF, berapa panas yang perlu diserap?
Solution 12.6
a) Dapat diketahui dengan membuat garis lurus pada H x diagram untuk NaOH/H2O antara
konsentrasi 10% pada suhu 70(oF) dan konsentrasi 70% pada suhu 200oF
b) Nilai ๐ = โ๐ป, dapat dicari melalui panas yang dihasilkan pada proses adiabatis diserap
hingga tercapai suhu 70(oF) , dengan demikian secara grafis dapat dilakukan dengan menarik
garis secara vertikal pada H x diagram.
ENTHALPY/CONCENTRATION
DIAGRAM
197. H x diagram for NaOH/H2O (Textbook ed7)
0,1 0,7
0,4
220oF
192 Btu/lbm
70 Btu/lbm
a)Dari diagram
diperoleh suhu
akhir apabila
proses adibatik
adalah 220oC
b)Panas yang
perlu diserap
selama proses
adalah
๐ = โ๐ป
๐ = 192 โ 70
๐ = โ122
๐ต๐ก๐ข
๐๐๐
198. Problem 11.3
Jika ๐ฟ๐๐ถ๐. 2๐ป2๐(๐ ) dan ๐ป2๐(๐) dicampurkan pada isotermal suhu 25oC untuk membentuk larutan
mengandung 10 mol H2O untuk setiap mol LiCl, berapa efek panas pelarutan yang dihasilkan?
Solution 11.3
LATIHAN SOAL
๐ฟ๐ +
1
2
๐ถ๐2 + 10๐ป2๐(๐) โ ๐ฟ๐๐ถ๐ 10๐ป2๐ เทช
โ๐ป298 = 441579๐ฝ
๐ฟ๐๐ถ๐. 2๐ป2๐ โ ๐ฟ๐ +
1
2
๐ถ๐2 + 2๐ป2 + ๐2 โ๐ป298
๐
= +1012650๐ฝ
๐ฟ๐๐ถ๐. 2๐ป2๐ + 8๐ป2๐(๐) โ ๐ฟ๐๐ถ๐ 10๐ป2๐ โ๐ป298
๐
= โ589๐ฝ
(a)
(b)
(c)
2(๐ป2 +
1
2
๐2 โ ๐ป2๐) โ๐ป298
๐
= 2(โ285830)๐ฝ
(d)
199. Apabila dalam sistem terdapat sebanyak 11 mol larutan per mol pelarut, maka untuk basis 1 mol
larutan adalah:
LATIHAN SOAL
โ๐ป
11
= โ53,55๐ฝ
200. Problem 11.4
Jika larutan HCl dalam pelarut air mengandung 1 mol HCl dan 4,5 mol H2O, menyerap 1 mol
HCl(g) pada suhu konstan 25oC. Berapakah efek panas yang dihasilkan?
Solution 11.4
- Langkah pertama menuliskan persamaan terkait:
LATIHAN SOAL
๐ป๐ถ๐ 4,5 โ ๐ป๐ถ๐ + 4,5๐ป2๐ เทช
โ๐ป298 = 62,1๐๐ฝ
2( ๐ป๐ถ๐ + 2,25๐ป2๐ โ ๐ป๐ถ๐(2,25๐ป2๐)) เทช
โ๐ป298 = 2 โ50,6 ๐๐ฝ
๐ป๐ถ๐ 4,5๐ป2๐ + ๐ป๐ถ๐ โ 2๐ป๐ถ๐(2,25๐ป2๐) เทช
โ๐ป298 = โ39,1๐๐ฝ
(a)
(b)
(c)
202. Problem 11.4
Jika larutan HCl dalam pelarut air mengandung 1 mol HCl dan 4,5 mol H2O, menyerap 1 mol
HCl(g) pada suhu konstan 25oC. Berapakah efek panas yang dihasilkan?
Solution 11.4
- Langkah pertama menuliskan persamaan terkait:
LATIHAN SOAL
๐ป๐ถ๐ 4,5 โ ๐ป๐ถ๐ + 4,5๐ป2๐ เทช
โ๐ป298 = 62,1๐๐ฝ
2( ๐ป๐ถ๐ + 2,25๐ป2๐ โ ๐ป๐ถ๐(2,25๐ป2๐)) เทช
โ๐ป298 = 2 โ50,6 ๐๐ฝ
๐ป๐ถ๐ 4,5๐ป2๐ + ๐ป๐ถ๐ โ 2๐ป๐ถ๐(2,25๐ป2๐) เทช
โ๐ป298 = โ39,1๐๐ฝ
(a)
(b)
(c)
203. Problem 11.5
Bagaimana efek panas yang terbentuk apabila 20 kg LiCl(s) ditambahkan kedalam 125 kg larutan
LiCl yang mengandung 10%w/w LiCl pada kondisi isotermal 25oC
Solution 11.5
- Langkah pertama (1), menghitung mol padatan LiCl
- Langkah kedua (2), menghitung mol masing-masing komponen dalam larutan LiCl
LATIHAN SOAL
๐โฒ๐ฟ๐๐ถ๐ =
๐๐ฟ๐๐ถ๐ ๐
๐๐๐ฟ๐๐ถ๐
=
20
42,39
= 0,4718 ๐๐๐๐
๐๐ฟ๐๐ถ๐ =
(0,1)(125)
42,39
= 0,295 ๐๐๐๐ ๐๐ป2๐ =
(0,9)(125)
18,02
= 6,245.103
๐๐๐๐
208. TERMODINAMIKA 2
Oleh:
i. Ir. Natalia Suseno, M.Si
ii. Pra Cipta B.W.M, S.T., M.Eng
WEEK 6:
Problem: Heat of Mixing
209. Problem 11.12
Data from the Bureau of Standards (J. Phys.
Chem. Ref. Data, vol. 11, suppl. 2, 1982)
include the following heats of formation for
1 mol of CaCl2 in water at 25ยฐC:
From these data prepare a plot of เทช
โ๐ป, the
heat of solution at 25ยฐC of CaCl2 in water,
vs. เทค
๐, the mole ratio of water to CaCl2.
211. Problem 11.13
A liquid solution contains 1 mol of ๐ถ๐๐ถ๐2 and 25 mol of water. Using data from
Prob. 11.12, determine the heat effect when an additional 1 mol of CaCl2 is
dissolved isothermally in this solution.
Solution 11.13
๐ช๐๐ช๐๐ โ ๐ช๐ + ๐ช๐๐ (1)
๐(๐ช๐ + ๐ช๐๐ + ๐๐. ๐๐ฏ๐๐ถ โ ๐ช๐๐ช๐๐(๐๐. ๐๐ฏ๐๐ถ) (2)
๐ช๐๐ช๐๐ ๐๐๐ฏ๐๐ถ โ ๐ช๐ + ๐ช๐๐ + ๐๐๐ฏ๐๐ถ (3)
๐ช๐๐ช๐๐ ๐๐๐ฏ๐๐ถ + ๐ช๐๐ช๐๐ โ ๐๐ช๐๐ช๐๐ ๐๐. ๐๐ฏ๐๐ถ (4)
โ๐ป1 = โโ๐ป๐,๐ถ๐๐ถ๐2
= 795,8 ๐๐ฝ{Appendix C. 4}
โ๐ป2 = 2 โ865,295 ๐๐ฝ diperoleh dari interpolasi
โ๐ป3 = 871,08 kJ {Dari data}
โ๐ป = โ๐ป1 + โ๐ป3 + โ๐ป3 = โ67,72 ๐๐ฝ = ๐
212. Problem 11.14
Solid CaCl2โ 6H2O and liquid water at 25ยฐC are mixed adiabatically in a continuous
process to form a brine of 15 wt-% CaCl2. Using data from Prob. 11.12, determine
the temperature of the brine solution formed. The specific heat of a 15 wt-%
aqueous ๐ถ๐๐ถ๐2 solution at 25ยฐC is 3.28 kJยทkgโ1ยทยฐCโ1
Solution 11.14
- Hitung jumlah mol ๐ป2๐ akhir pencampuran
n =
%
wt๐ป2๐
๐๐ ๐ป2๐
%
wt๐ถ๐๐ถ๐2
๐๐ ๐ถ๐๐ถ๐2
=
85
18
15
111.1
= 35
214. Problem 12.43 (Ed 7)
Hitunglah nilai efek panas ketika 150 lbm H2SO4
dicampurkan dengan 350 lbm larutan H2SO4
25%w/w secara isothermal pada suhu 100oF
Solution 12.43 (Ed 7)
๐ป1 = 8 ๐ต๐ก๐ข/๐๐๐
๐ป2 = โ23 ๐ต๐ก๐ข/๐๐๐
%๐ค =
100%โ150+25%โ350
150+350
= 47,5%
๐ป3 = โ90 ๐ต๐ก๐ข/๐๐๐
๐ = ๐3๐ป3 โ ๐2๐ป2 โ ๐1๐ป1 = โ38150 ๐ต๐ก๐ข
Solution 12.43 (Ed 7)
215. Problem 12.45 (Ed 7)
Sebanyak 400 lbm larutan NaOH 35%w pada suhu 130oF dicampur dengan
sebanyak 175 lbm 10%w pada suhu 200oF.
a) Hitunglah efek panas jika suhu akhir 80oF
b) Apabila pencampuran berlangsung secara adiabatik, hitung suhu akhirnya
Problem 12.46 (Ed 7)
Evaporator efek tunggal digunakan untuk mengkonsentrasikan 20% H2SO4 menjadi
70%, umpan 25 lbm/s dengan suhu 80oF. Apabila tekanan dijaga konstan pada 1,5
psia (almost vacuum) maka titik didihnya adalah 217oF, maka hitunglah panas yang
dibutuhkan untuk proses tersebut?
223. Pencairan dapat terjadi ketika gas didinginkan ke suhu di wilayah
dua fase yang dapat dicapai dengan beberapa cara berikut:
1. Pertukaran panas pada tekanan konstan
2. Proses ekspansi dari mana pekerjaan diperoleh
3. Proses Throttling
Terdapat dua jenis proses yang sudah dikenal yaitu:
1. Proses Linde
2. Proses Claude
BAB 9:
PENDINGINAN DAN PENCAIRAN
228. Besaran potensial kimia (๐๐) merupakan salah satu bentuk properti parsial yang diturunkan
dari nilai energi bebas Gibbs (๐๐บ) terhadap jumlah mol tertentu secara parsial dengan
menempatkan variabel lainnya secara konstan. Secara matematis, dapat dibentuk suatu besaran
umum yang juga analog dengan hal tersebut yang akan dikenal dengan properti molar parsial
yang ditulis sebagai berikut:
Bentukan persamaan tersebut juga disebut โresponse fuctionโ yang menunjukkan pengaruh
yang terjadi pada suatu larutan akibat penambahan sejumlah kecil dari komponen (๐) dengan
mengkondisikan ๐ dan ๐ konstan.
PROPERTI PARSIAL
เดฅ
๐๐ โก
๐ ๐๐
๐๐๐ ๐,๐,๐๐
BAB 10:
RUANG LINGKUP
TERMODINAMIAKA LARUTAN
229. Pada aplikasinya, nilai tersebut seringkali digunakan secara bersama-sama dengan besaran
lain, seperti properti larutan (๐) dan properti komponen murni (๐๐). Maka, perlu dijelaskan
agar tidak terjadi kerancuan sebagai berikut:
Tipe Properti Simbol Properti Contoh Properti
Properti larutan (๐) ๐ ๐, ๐, ๐ป, ๐, ๐บ
Properti parsial ( เดฅ
๐๐) เดฅ
๐๐
เดค
๐๐, เดฅ
๐๐, เดฅ
๐ป๐, าง
๐๐, าง
๐บ๐
Properti komponen murni (๐๐) ๐๐ ๐๐, ๐๐, ๐ป๐, ๐๐, ๐บ๐
PROPERTI PARSIAL
BAB 10:
RUANG LINGKUP
TERMODINAMIAKA LARUTAN
230. Contoh kasus diambil yaitu sebuah campuran air dan
alkohol yang mula-mula equimolar (jumlah mol sama)
dengan jumlah total volum (๐๐) pada ๐ ruangan dan ๐
atmosferik. Selanjutnya ditambahkan sejumlah kecil air
murni dengan jumlah (โ๐๐). Apabila sistem diatur
sedemikian rupa maka tidak terjadi perubahan
temperatur. Prakiraan perubahan volume total yang
akibat penambahan sejumlah air adalah
โ ๐๐ = ๐
๐คโ๐๐ค
Tetapi, dari hasil pengamatan lapangan diketahui lebih
sedikit daripada prakiraan yang disebut dengan volume
efektif molar:
โ ๐๐ = เทจ
๐
๐คโ๐๐ค
PROPERTI PARSIAL
โ๐๐ค = Sejumlah kecil penambahan air murni
๐
๐ค = Volume per mol penambahan air murni
๐
๐คโ๐๐ค = Volume total prakiraan
เทจ
๐
๐คโ๐๐ค = Volume total efektif
231. Efektif molar volume ( เทจ
๐
๐ค), pada hasil pengamatan tersebut dapat dituliskan ulang sebagai
berikut:
เทจ
๐
๐ค =
โ(๐๐)
โ๐๐ค
Apabila penambahan sejumlah mol air murni tersebut sangat kecil, maka dapat dituliskan
dalam bentuk matematis limit, yaitu pada โ๐๐ค โ 0, atau sebagai berikut:
เทจ
๐
๐ค = lim
โ๐๐คโ0
โ(๐๐)
โ๐๐ค
=
๐(๐๐)
๐๐๐ค
Pada kondisi terkontrol yaitu ๐, ๐, dan ๐๐ konstan, maka dapat ditulis sebagai turunan parsial:
เทจ
๐
๐ค =
๐ ๐๐
๐๐๐ค ๐,๐,๐๐
PROPERTI PARSIAL
232.
233. โ๐๐ก = ๐1 + ๐2 ๐ โ ๐1๐1 โ ๐2๐2
โ๐ โก ๐ โ ๐ฅ1๐1 โ ๐ฅ2๐2 =
โ๐๐ก
๐1 + ๐2
Notes: volume change of mixing (ฮV)
BAB 11:
PROSES PENCAMPURAN DAN
PELARUTAN