Laporan ini membahas percobaan kominusi (crushing) menggunakan jaw crusher dan roll crusher untuk menghitung reduction ratio. Hasilnya menunjukkan bahwa jaw crusher menghasilkan produk berukuran besar sedangkan roll crusher menghasilkan ukuran yang lebih merata. Reduction ratio 80% roll crusher adalah 2,3 yang tergolong kecil karena performa mesin yang kurang optimal.
Mineral Processing - Crushing - Plant design, construction, operation and op...Basdew Rooplal
Bench scale and pilot scale design for comminution circuits
Factors influencing the selection of comminution circuits
Types and characterisation of crusher equipment and circuit flowsheet
Selection and sizing of primary crusher
Computer aided design of Jaw Crusher
Selection and sizing of secondary and tertiary crushers
Optimising the Eccentric speed of cone crusher
Selection and sizing of High pressure roll crushers
Characterisation – Understanding the ore body and the Metallurgy
Ore dressing studies – what is involved.
Blasting for improved mining and comminution productivity
Production planning for the combined mine and comminution operation
Profit based comminution controls
Increasing the energy efficiency of Processing
Jurnal Rancang Bangun Mesin Pencacah Plastik Tipe GuntingRezyAmmarSutejo
mesin pencacah plastik tipe gunting mungkin teknologi ini terbilang cukup lawas,tetapi mesin pencacah plastik ini masih banyak dipakai di berbagai industri
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
1. Laporan Modul 1, MG3017
Kominusi - Crushing
Fathur Rozaq (12113059) / Kelompok 7 / Selasa, 1 Maret 2016
Asisten: Armand Kalvin T Situmeang (12511023)
Abstrak – Percobaan Modul 1: Kominusi (crushing) –
Praktikum kominusi (crushing) ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana mekanisme peremukan dan cara
kerja alat remuk, serta menghitung reduction ratio alat
peremuk kedua (roll crusher). Secara umum percobaan
peremukan (crushing) ini terbagi menjadi 2, yaitu
peremukan 1 dan peremukan lanjutan. Peremukan satu
dilakukan dengan meremukkan 3 bongkah batu
menggunakan jaw crusher. Produk yang dihasilkan jaw
crusher ini selanjutnya akan diklasifikasikan fraksi
ukurannya dengan mengayak produk tersebut dengan
ayakan yang telah disediakan sebelumnya. Setalah dicatat
klasifikasi ukuran partikel hasil peremukan, produk
peremukan menggunakan jaw crusher tersebut
selanjutnya akan diremukkan kembali menggunakan roll
crusher.
A. Tinjauan Pustaka
Kominusi adalah metode yang digunakan untuk
mengecilkan ukuran bahan galian tambang yang
masih berukuran besar. Kominusi diawali dengan
proses peremukan bahan galian tambang sehingga
akan diperoleh produk berukuran tertentu yang
disesuaikan dengan ukuran yang dikehendaki untuk
proses grinding.Proses crushingdapatdibagi menjadi
tiga tahap yaitu:
1. Primary crushing
Merupakan tahap pertama proses peremukan
dimana crusher dioperasikan secara terbuka.
Untuk bijih yang keras dan kompak dapat
digunakan jaw crusher atau gyratory crusher,
sedangkan untuk bahan galian yang lebih brittle
digunakan hammer mill atau impact crusher.
2. Secondary crushing
Feed untuk secondary crushing berasal dari
produk primary crushing. Alat yang dapat
digunakan untuk secondary crushingadalah cone
crusher atau roll crusher. Produk yang dihasilkan
dari secondary crushing harus memiliki ukuran
yang sesuai dengan alatgrindingyangdigunakan.
3. Fine Crushing (grinding mill)
Fine crushing merupakan proses kelanjutan dari
primary crushingatau secondary crushing.Proses
penghancuran dalam milling memanfaatkan
adanya shearing stress. (penjelasan mengenai
grinding akan dibahas lebih lanjut pada laporan
kominusi bagian 2)
Mekanisme peremukan dapat dibedakan menjadi 3
jenis, yaitu
a. Abrasion (attrition)
Terjadi bilamana energi yang kurang
mencukupi diterapkan pada partikel,
menyebabkan terjadinya localized stressing
dan remuknya sebagian kecil area sehingga
menghasilkan distribusi ukuran partikel yang
halus.
b. Compression (cleavage)
Terjadi apabila energi cukup untuk membuat
partikel remuk, menghasilkan ukuran partikel
tidak jauh berbeda dengan ukuran umpan.
2. c. Impact (shatter)
Terjadi ketika energi sangatmencukupi untuk
terjadinya peremukan partikel, meghasilkan
banyak partikel dengan distribusi ukuran
yang lebar.
B. Data Percobaan
a. Data massa per fraksi produk yangdihasilkan dari
peremukan pertama menggunakan Jaw crusher
dengan jumlah feed 493,5 gram
No Fraksi Gram
1 +12 mm 364.2
2 -12,5 mm +3 mm 45.3
3 -3 mm +8 # 38.9
4 -8 # 42.6
Total 491
b. Data massa per fraksi produk yangdihasilkan dari
peremukan kedua menggunakan Roll crusher
dengan feed 482,3 gram
No Fraksi Gram
1 +12 mm 249
2 -12,5 mm +3 mm 88.4
3 -3 mm +8 # 55.9
4 -8 # 58.4
Total 451.7
C. Pengolahan Data Percobaan
a. Penghitungan persentase berat material produk
jaw crusher yang lolos ayakan
Konversi, 12,5mm =0,07#
3mm =6,68#
Mesh
Gram
%
berat
%
berat
kum
%
berat
lolos
% berat
lolos
kum
- +
0.07 364.2 74.18 74.18 25.82 25.82
0.07 6.68 45.3 9.23 83.40 16.60 42.42
6.68 8 38.9 7.92 91.32 8.68 51.10
8 42.6 8.68 100.00 0.00
*kum=kumulatif
Apabila dibuat kurva hubungan antara ukuran ayakan
terhadap persentase berat material yang lolos
kumulatif, diperoleh grafik sebagai berikut:
Berdasarkan grafik tersebut,dapatdihitung berapa ukuran
ayakan yang meloloskan 80% kumulatif feed
𝑦 = 2,969𝑥 + 25,185
Pilih y=80
80 = 2,969𝑥 + 25,185
80 − 25,185 = 2,969𝑥
𝑥 =
80 − 25,185
2,969
𝑥 = 18,46
b. Penghitungan persentase berat material produk
roll crusher yang lolos ayakan
Mesh
Gram
%
berat
%
berat
kum
%
berat
lolos
% berat
lolos
kum
- +
0.07 249 55.13 55.13 44.87 44.87
0.07 6.68 88.4 19.57 74.70 25.30 70.18
6.68 8 55.9 12.38 87.07 12.93 83.11
8 58.4 12.93 100.00 0.00
*kum=kumulatif
Apabila dibuat kurva hubungan antara ukuran ayakan
terhadap persentase berat material yang lolos
kumulatif, diperoleh grafik sebagai berikut:
y = 2.969x + 25.185
0.00
20.00
40.00
60.00
0 2 4 6 8 10
%BERATMATERIALLOLOS
MESH
Jaw Crusher
3. Berdasarkan grafik tersebut,dapatdihitungberapa ukuran
ayakan yangmeloloskan 80%kumulatif produk jawcrusher
𝑦 = 4,5008𝑥 + 43,925
Pilih y=80
80 = 4,5008𝑥 + 43,925
80 − 43,925 = 4,5008𝑥
𝑥 =
80 − 43,925
4,5008
𝑥 = 8,02
Kemudian, setelah diperoleh masing masing ukuran
ayakan yangdapatmeloloskan 80%feed (oleh jawcrusher)
dan 80% produk jaw crusher (oleh roll crusher), dapat
dihitung 80% - Reduction Ratio nya,
𝑅𝑅80 =
𝑈𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑠𝑐𝑟𝑒𝑒𝑛 𝑦𝑔 𝑚𝑒𝑙𝑜𝑙𝑜𝑠𝑘𝑎𝑛 80% 𝑓𝑒𝑒𝑑
𝑈𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑠𝑐𝑟𝑒𝑒𝑛 𝑦𝑔 𝑚𝑒𝑙𝑜𝑙𝑜𝑠𝑘𝑎𝑛 80% 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑎
𝑅𝑅80 =
18,46
8,02
𝑅𝑅80 = 2,3
D. Analisa Hasil Percobaan
Berdasarkan percobaan praktikum kominusi
(crushing), dapat diketahui bahwa produk yang
dihasilkan jaw crusher, masih didominasi material
berukuran besar. Hal tersebut terjadi karena pada jaw
crusher,mekanisme peremukan yangdominan adalah
mekanisme abrasion/attrition yang menyebabkan
timbulnya tekanan local pada permukaan feed yang
bersentuhan langsung dengan dinding rongga remuk.
Produkta jaw crusher tersebut kemudian dijadikan
umpan untuk secondary crushing menggunakan roll
crusher. Pada proses peremukan kedua dihasilkan
produk yang memiliki ukuran yang relatif merata
antara material berukuran besar dengan material
berukuran kecil. Pada proses peremukan kedua
menggunakan roll crusher, mekanisme peremukan
yangdominan adalah impact/shatter yangdiakibatkan
roll baja menghasilkan energi yang cukup untuk
meremukkan feed (produk jaw crusher).
Grafik hubungan antara persentase material yang
lolos ayakan dengan ukuran ayakankemudian dapat
dibandingkan antarajawcrusher dan roll crusher.Dari
perbandingan tersebut, dapat ditentukan reduction
ratio roll crusher.Reduction ratio didefinisikan sebagai
perbandingan ukuran ayakan yangmeloloskan umpan
(melalui jaw crusher) dan ukuran ayakan yang
meloloskan produk (melalui roll crusher). Untuk
percobaan kali ini,diperoleh nilai reduction ratio 80%
sebesar 2,3. Nilai RR80 ini termasuk kecil yang artinya
performa roll crusher yang kurang optimal. Nilai RR80
bervariasi antara 2,2 – 8,3. Hal yang menyebabkan
rendahnya nilai RR80 tersebut diantaranya adalah
adanya material yang menjadi losses. Dapat dilihat
untuk jawcrusher feed yang digunakan seberat 493,5
gram sedangkan produk yang dihasilkan seberat 491
gram. Adapun secondary crushing menggunakan roll
crusher,feed yang digunakan seberat482,3 gram dan
dihasilkan produk 451,7 gram. Selain itu, rendahnya
nilai RR80 juga dikarenakan mesin roll crusher yang
digunakan sendangdalamkondisi yangtidak baik.Saat
melakukan percobaan, beberapa kali peremukan
harus dihentikan karena roll crusher yang macet.
E. Jawaban Pertanyaan dan Tugas
1. Pengertian istilah gape, setting, dan angle of nip.
Gape adalah besar bukaan maksimal sebuah
crusher (jarak maksimal antara kedua sisi
crusher).
Setting adalah gape dikurangi selisih antara
gape dan bukaan lubang untuk output yang
dibagi 2. Ada dua jenis setting, yaitu open
sidesetting, ketika keadaan crusher terbuka,
dan close side setting, ketika tertutup.
Angle of nip atau sudut jepit, pada jaw
crusher adalah sudut yang terbentuk antara
kedua plat yang ada di crusher. Sementara
pada roll crusher,sudutjepitnya adalah sudut
antara dua titik pada roll yangbersinggungan
dengan partikel.
2. Pengertia reduction ratio,limitingreduction ratio,
dan reduction ratio 80%, serta faktor-faktor yang
mempengaruhi besarnya reduction ratio darihasil
peremukan adalah sebagai berikut
Reduction Ratio adalah rasio antara ukuran
feed dengan ukuran produk hasil dari
crushing. Limiting reduction ratio adalah
rasio antara ukuran bukaan dimana semua
feed bisa masuk,dan ukuran bukaan keluaran
dimana semua produk bisa keluar. Reduction
ratio 80% adalah rasio antara ukuran bukaan
dimana 80% feed bisa masuk, dan ukuran
bukaan keluaran dimana 80% produk bisa
keluar.
Yang mempengaruhi besarnya reduction
ratio adalah ukuran feed, ukuran hasil, serta
kemampuan alat itu sendiri.
3. Menurut desainnya,jawcrusher dapatdibedakan
menjadi
y = 4.5008x + 43.925
0.00
20.00
40.00
60.00
80.00
100.00
0 2 4 6 8 10
%BERATMATERIALLOLOS
MESH
Roll Crusher
4. single toggle: memiliki satu tuas untuk
menggerakkan jaw
double toggle: memiliki dua tuas untuk
menggerakkan jaw
dodge: tidak menggunakan tuas,
menggunakan pivot di bawah.
4. Choke Crushing adalah penggerusan yang terjadi
karena interaksi antar partikel yang ada di dalam
crusher, sementara arrested crushing adalah
penggerusan yang terjadi karena ukuran partikel
yang melebihi lebar jaw di satu titik tertentu,
sehingga ia harusdihancurkan supayabisamelalui
titik tersebut. Roll crusher menggunakan choke
crushing,dan jaw crusher menggunakan arrested
crushing.
5. Mekanisme remuknya material adalah melalui
dua cara, yaitu dengan Choke crushing, dimana
material remuk karena interaksinya dengan
material lain, atau dengan arrested crushing,
dimana material diremukkan oleh jaw karena
ukurannya melebihi lebar jawsehingga tidak bisa
melewati jaw.
6. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju partikel
dapat melewati permukaan ayakan diantaranya
Ukuran partikel. Makin kecil ukuran partikel,
maka akan makin cepat pula ia melewati
permukaan ayakan.
Kecepatan gerak ayakan.Makin cepatayakan
bergerak, maka akan makin cepat partikel
melewati permukaannya,karena partikel bisa
lebih cepat menemukan lubangyangkosong.
Persebaran partikel di permukaan ayakan.
Makin tersebar partikel,maka makin cepatia
melewati permukaan ayakan.
Ukuran lubangdi ayakan.Makin besar ukuran
lubangnya,maka makin cepat partikel lewat,
karena semakin banyak partikel yang bisa
melewati ayakan.
7. Berikut cara menyatakan ukuran dari jawcrusher,
gyratory crusher, roll crusher,dan pengayak getar
(vibrating screen)
Jaw crusher: gape × width
Gyratory crusher: opening width × mantle
max diameter
Roll Crusher: diameter × width
Vibrating screen: aperture
F. Kesimpulan
1. Mekanisme peremukan terbagi menjadi 3 yaitu
abrasion, compression dan impact.
2. Cara kerja jaw crusher terdapat dua plat yang
menghancurkan umpan dengan cara membuka
dan menutup seperti rahang.
3. Cara kerja roll crusher yaitu terdapatdua roll baja
yang menghancurkan umpan dengan cara
menggerakkan roll tersebut dengan arah
berlawanan.
4. Nilai reduction ratio 80 padapercobaan ini adalah
2,3
G. Daftar Pustaka
H. B.A. Wills, Bsc, Ph.D., C.Eng., MIMM, Mineral
Processing Technology, Pergamon Press, 7th
edition.
Yogatama, Farisy (2013). Crushing. Tersedia:
http://minemetal.blogspot.co.id/2013/03/crushi
ng.html
Slide Mata Kuliah Pengolahan Bahan Galian
I. Lampiran
Jaw crusher
Roll crusher