SlideShare a Scribd company logo
Laporan Modul 1, MG3017
Kominusi - Crushing
Fathur Rozaq (12113059) / Kelompok 7 / Selasa, 1 Maret 2016
Asisten: Armand Kalvin T Situmeang (12511023)
Abstrak – Percobaan Modul 1: Kominusi (crushing) –
Praktikum kominusi (crushing) ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana mekanisme peremukan dan cara
kerja alat remuk, serta menghitung reduction ratio alat
peremuk kedua (roll crusher). Secara umum percobaan
peremukan (crushing) ini terbagi menjadi 2, yaitu
peremukan 1 dan peremukan lanjutan. Peremukan satu
dilakukan dengan meremukkan 3 bongkah batu
menggunakan jaw crusher. Produk yang dihasilkan jaw
crusher ini selanjutnya akan diklasifikasikan fraksi
ukurannya dengan mengayak produk tersebut dengan
ayakan yang telah disediakan sebelumnya. Setalah dicatat
klasifikasi ukuran partikel hasil peremukan, produk
peremukan menggunakan jaw crusher tersebut
selanjutnya akan diremukkan kembali menggunakan roll
crusher.
A. Tinjauan Pustaka
Kominusi adalah metode yang digunakan untuk
mengecilkan ukuran bahan galian tambang yang
masih berukuran besar. Kominusi diawali dengan
proses peremukan bahan galian tambang sehingga
akan diperoleh produk berukuran tertentu yang
disesuaikan dengan ukuran yang dikehendaki untuk
proses grinding.Proses crushingdapatdibagi menjadi
tiga tahap yaitu:
1. Primary crushing
Merupakan tahap pertama proses peremukan
dimana crusher dioperasikan secara terbuka.
Untuk bijih yang keras dan kompak dapat
digunakan jaw crusher atau gyratory crusher,
sedangkan untuk bahan galian yang lebih brittle
digunakan hammer mill atau impact crusher.
2. Secondary crushing
Feed untuk secondary crushing berasal dari
produk primary crushing. Alat yang dapat
digunakan untuk secondary crushingadalah cone
crusher atau roll crusher. Produk yang dihasilkan
dari secondary crushing harus memiliki ukuran
yang sesuai dengan alatgrindingyangdigunakan.
3. Fine Crushing (grinding mill)
Fine crushing merupakan proses kelanjutan dari
primary crushingatau secondary crushing.Proses
penghancuran dalam milling memanfaatkan
adanya shearing stress. (penjelasan mengenai
grinding akan dibahas lebih lanjut pada laporan
kominusi bagian 2)
Mekanisme peremukan dapat dibedakan menjadi 3
jenis, yaitu
a. Abrasion (attrition)
Terjadi bilamana energi yang kurang
mencukupi diterapkan pada partikel,
menyebabkan terjadinya localized stressing
dan remuknya sebagian kecil area sehingga
menghasilkan distribusi ukuran partikel yang
halus.
b. Compression (cleavage)
Terjadi apabila energi cukup untuk membuat
partikel remuk, menghasilkan ukuran partikel
tidak jauh berbeda dengan ukuran umpan.
c. Impact (shatter)
Terjadi ketika energi sangatmencukupi untuk
terjadinya peremukan partikel, meghasilkan
banyak partikel dengan distribusi ukuran
yang lebar.
B. Data Percobaan
a. Data massa per fraksi produk yangdihasilkan dari
peremukan pertama menggunakan Jaw crusher
dengan jumlah feed 493,5 gram
No Fraksi Gram
1 +12 mm 364.2
2 -12,5 mm +3 mm 45.3
3 -3 mm +8 # 38.9
4 -8 # 42.6
Total 491
b. Data massa per fraksi produk yangdihasilkan dari
peremukan kedua menggunakan Roll crusher
dengan feed 482,3 gram
No Fraksi Gram
1 +12 mm 249
2 -12,5 mm +3 mm 88.4
3 -3 mm +8 # 55.9
4 -8 # 58.4
Total 451.7
C. Pengolahan Data Percobaan
a. Penghitungan persentase berat material produk
jaw crusher yang lolos ayakan
Konversi, 12,5mm =0,07#
3mm =6,68#
Mesh
Gram
%
berat
%
berat
kum
%
berat
lolos
% berat
lolos
kum
- +
0.07 364.2 74.18 74.18 25.82 25.82
0.07 6.68 45.3 9.23 83.40 16.60 42.42
6.68 8 38.9 7.92 91.32 8.68 51.10
8 42.6 8.68 100.00 0.00
*kum=kumulatif
Apabila dibuat kurva hubungan antara ukuran ayakan
terhadap persentase berat material yang lolos
kumulatif, diperoleh grafik sebagai berikut:
Berdasarkan grafik tersebut,dapatdihitung berapa ukuran
ayakan yang meloloskan 80% kumulatif feed
𝑦 = 2,969𝑥 + 25,185
Pilih y=80
80 = 2,969𝑥 + 25,185
80 − 25,185 = 2,969𝑥
𝑥 =
80 − 25,185
2,969
𝑥 = 18,46
b. Penghitungan persentase berat material produk
roll crusher yang lolos ayakan
Mesh
Gram
%
berat
%
berat
kum
%
berat
lolos
% berat
lolos
kum
- +
0.07 249 55.13 55.13 44.87 44.87
0.07 6.68 88.4 19.57 74.70 25.30 70.18
6.68 8 55.9 12.38 87.07 12.93 83.11
8 58.4 12.93 100.00 0.00
*kum=kumulatif
Apabila dibuat kurva hubungan antara ukuran ayakan
terhadap persentase berat material yang lolos
kumulatif, diperoleh grafik sebagai berikut:
y = 2.969x + 25.185
0.00
20.00
40.00
60.00
0 2 4 6 8 10
%BERATMATERIALLOLOS
MESH
Jaw Crusher
Berdasarkan grafik tersebut,dapatdihitungberapa ukuran
ayakan yangmeloloskan 80%kumulatif produk jawcrusher
𝑦 = 4,5008𝑥 + 43,925
Pilih y=80
80 = 4,5008𝑥 + 43,925
80 − 43,925 = 4,5008𝑥
𝑥 =
80 − 43,925
4,5008
𝑥 = 8,02
Kemudian, setelah diperoleh masing masing ukuran
ayakan yangdapatmeloloskan 80%feed (oleh jawcrusher)
dan 80% produk jaw crusher (oleh roll crusher), dapat
dihitung 80% - Reduction Ratio nya,
𝑅𝑅80 =
𝑈𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑠𝑐𝑟𝑒𝑒𝑛 𝑦𝑔 𝑚𝑒𝑙𝑜𝑙𝑜𝑠𝑘𝑎𝑛 80% 𝑓𝑒𝑒𝑑
𝑈𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑠𝑐𝑟𝑒𝑒𝑛 𝑦𝑔 𝑚𝑒𝑙𝑜𝑙𝑜𝑠𝑘𝑎𝑛 80% 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑎
𝑅𝑅80 =
18,46
8,02
𝑅𝑅80 = 2,3
D. Analisa Hasil Percobaan
Berdasarkan percobaan praktikum kominusi
(crushing), dapat diketahui bahwa produk yang
dihasilkan jaw crusher, masih didominasi material
berukuran besar. Hal tersebut terjadi karena pada jaw
crusher,mekanisme peremukan yangdominan adalah
mekanisme abrasion/attrition yang menyebabkan
timbulnya tekanan local pada permukaan feed yang
bersentuhan langsung dengan dinding rongga remuk.
Produkta jaw crusher tersebut kemudian dijadikan
umpan untuk secondary crushing menggunakan roll
crusher. Pada proses peremukan kedua dihasilkan
produk yang memiliki ukuran yang relatif merata
antara material berukuran besar dengan material
berukuran kecil. Pada proses peremukan kedua
menggunakan roll crusher, mekanisme peremukan
yangdominan adalah impact/shatter yangdiakibatkan
roll baja menghasilkan energi yang cukup untuk
meremukkan feed (produk jaw crusher).
Grafik hubungan antara persentase material yang
lolos ayakan dengan ukuran ayakankemudian dapat
dibandingkan antarajawcrusher dan roll crusher.Dari
perbandingan tersebut, dapat ditentukan reduction
ratio roll crusher.Reduction ratio didefinisikan sebagai
perbandingan ukuran ayakan yangmeloloskan umpan
(melalui jaw crusher) dan ukuran ayakan yang
meloloskan produk (melalui roll crusher). Untuk
percobaan kali ini,diperoleh nilai reduction ratio 80%
sebesar 2,3. Nilai RR80 ini termasuk kecil yang artinya
performa roll crusher yang kurang optimal. Nilai RR80
bervariasi antara 2,2 – 8,3. Hal yang menyebabkan
rendahnya nilai RR80 tersebut diantaranya adalah
adanya material yang menjadi losses. Dapat dilihat
untuk jawcrusher feed yang digunakan seberat 493,5
gram sedangkan produk yang dihasilkan seberat 491
gram. Adapun secondary crushing menggunakan roll
crusher,feed yang digunakan seberat482,3 gram dan
dihasilkan produk 451,7 gram. Selain itu, rendahnya
nilai RR80 juga dikarenakan mesin roll crusher yang
digunakan sendangdalamkondisi yangtidak baik.Saat
melakukan percobaan, beberapa kali peremukan
harus dihentikan karena roll crusher yang macet.
E. Jawaban Pertanyaan dan Tugas
1. Pengertian istilah gape, setting, dan angle of nip.
 Gape adalah besar bukaan maksimal sebuah
crusher (jarak maksimal antara kedua sisi
crusher).
 Setting adalah gape dikurangi selisih antara
gape dan bukaan lubang untuk output yang
dibagi 2. Ada dua jenis setting, yaitu open
sidesetting, ketika keadaan crusher terbuka,
dan close side setting, ketika tertutup.
 Angle of nip atau sudut jepit, pada jaw
crusher adalah sudut yang terbentuk antara
kedua plat yang ada di crusher. Sementara
pada roll crusher,sudutjepitnya adalah sudut
antara dua titik pada roll yangbersinggungan
dengan partikel.
2. Pengertia reduction ratio,limitingreduction ratio,
dan reduction ratio 80%, serta faktor-faktor yang
mempengaruhi besarnya reduction ratio darihasil
peremukan adalah sebagai berikut
 Reduction Ratio adalah rasio antara ukuran
feed dengan ukuran produk hasil dari
crushing. Limiting reduction ratio adalah
rasio antara ukuran bukaan dimana semua
feed bisa masuk,dan ukuran bukaan keluaran
dimana semua produk bisa keluar. Reduction
ratio 80% adalah rasio antara ukuran bukaan
dimana 80% feed bisa masuk, dan ukuran
bukaan keluaran dimana 80% produk bisa
keluar.
 Yang mempengaruhi besarnya reduction
ratio adalah ukuran feed, ukuran hasil, serta
kemampuan alat itu sendiri.
3. Menurut desainnya,jawcrusher dapatdibedakan
menjadi
y = 4.5008x + 43.925
0.00
20.00
40.00
60.00
80.00
100.00
0 2 4 6 8 10
%BERATMATERIALLOLOS
MESH
Roll Crusher
 single toggle: memiliki satu tuas untuk
menggerakkan jaw
 double toggle: memiliki dua tuas untuk
menggerakkan jaw
 dodge: tidak menggunakan tuas,
menggunakan pivot di bawah.
4. Choke Crushing adalah penggerusan yang terjadi
karena interaksi antar partikel yang ada di dalam
crusher, sementara arrested crushing adalah
penggerusan yang terjadi karena ukuran partikel
yang melebihi lebar jaw di satu titik tertentu,
sehingga ia harusdihancurkan supayabisamelalui
titik tersebut. Roll crusher menggunakan choke
crushing,dan jaw crusher menggunakan arrested
crushing.
5. Mekanisme remuknya material adalah melalui
dua cara, yaitu dengan Choke crushing, dimana
material remuk karena interaksinya dengan
material lain, atau dengan arrested crushing,
dimana material diremukkan oleh jaw karena
ukurannya melebihi lebar jawsehingga tidak bisa
melewati jaw.
6. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju partikel
dapat melewati permukaan ayakan diantaranya
 Ukuran partikel. Makin kecil ukuran partikel,
maka akan makin cepat pula ia melewati
permukaan ayakan.
 Kecepatan gerak ayakan.Makin cepatayakan
bergerak, maka akan makin cepat partikel
melewati permukaannya,karena partikel bisa
lebih cepat menemukan lubangyangkosong.
 Persebaran partikel di permukaan ayakan.
Makin tersebar partikel,maka makin cepatia
melewati permukaan ayakan.
 Ukuran lubangdi ayakan.Makin besar ukuran
lubangnya,maka makin cepat partikel lewat,
karena semakin banyak partikel yang bisa
melewati ayakan.
7. Berikut cara menyatakan ukuran dari jawcrusher,
gyratory crusher, roll crusher,dan pengayak getar
(vibrating screen)
 Jaw crusher: gape × width
 Gyratory crusher: opening width × mantle
max diameter
 Roll Crusher: diameter × width
 Vibrating screen: aperture
F. Kesimpulan
1. Mekanisme peremukan terbagi menjadi 3 yaitu
abrasion, compression dan impact.
2. Cara kerja jaw crusher terdapat dua plat yang
menghancurkan umpan dengan cara membuka
dan menutup seperti rahang.
3. Cara kerja roll crusher yaitu terdapatdua roll baja
yang menghancurkan umpan dengan cara
menggerakkan roll tersebut dengan arah
berlawanan.
4. Nilai reduction ratio 80 padapercobaan ini adalah
2,3
G. Daftar Pustaka
H. B.A. Wills, Bsc, Ph.D., C.Eng., MIMM, Mineral
Processing Technology, Pergamon Press, 7th
edition.
Yogatama, Farisy (2013). Crushing. Tersedia:
http://minemetal.blogspot.co.id/2013/03/crushi
ng.html
Slide Mata Kuliah Pengolahan Bahan Galian
I. Lampiran
Jaw crusher
Roll crusher

More Related Content

What's hot

Acara 1
Acara 1Acara 1
Acara 1
Mega Ayu
 
Penyanggaan tambang bawah tanah - isya ansyari -
Penyanggaan  tambang bawah tanah - isya ansyari -Penyanggaan  tambang bawah tanah - isya ansyari -
Penyanggaan tambang bawah tanah - isya ansyari -Isya Ansyari
 
Sistem ventilasi tbt
Sistem ventilasi tbtSistem ventilasi tbt
Sistem ventilasi tbt
LeonardoSitorus
 
Point load
Point loadPoint load
Room and pillar_dan_longwall_batubara
Room and pillar_dan_longwall_batubaraRoom and pillar_dan_longwall_batubara
Room and pillar_dan_longwall_batubara
Syahwil Ackbar
 
Teknik Eksplorasi Tambang
Teknik Eksplorasi TambangTeknik Eksplorasi Tambang
Teknik Eksplorasi Tambang
nyongker29
 
176523087 sluice-box
176523087 sluice-box176523087 sluice-box
176523087 sluice-box
ainulyaqin89
 
Alat Berat Tambang dan fungsinya
Alat Berat Tambang dan fungsinyaAlat Berat Tambang dan fungsinya
Alat Berat Tambang dan fungsinya
Mario Yuven
 
Zero oxygen balance
Zero oxygen balanceZero oxygen balance
Zero oxygen balance
Cecep Panjitirta
 
Tugas tambang terbuka hubungan rumus bser dan sr tambang terbuka
Tugas tambang terbuka hubungan rumus bser dan sr tambang terbukaTugas tambang terbuka hubungan rumus bser dan sr tambang terbuka
Tugas tambang terbuka hubungan rumus bser dan sr tambang terbukaSylvester Saragih
 
Deskripsi core
Deskripsi coreDeskripsi core
Deskripsi core
farhanalghifary1
 
Bab II Pemboran Peledakan
Bab II Pemboran PeledakanBab II Pemboran Peledakan
Bab II Pemboran Peledakan
Muhammad Nafis
 
Klasifikasi RQD
Klasifikasi RQDKlasifikasi RQD
Klasifikasi RQD
Teguh Efrianes
 
PASIR KUARSA - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
PASIR KUARSA - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITAPASIR KUARSA - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
PASIR KUARSA - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
Bonita Susimah
 
Sistem Penambangan
Sistem PenambanganSistem Penambangan
Sistem Penambangan
fridolin bin stefanus
 
Metode Penambangan Cut and Fill
Metode Penambangan Cut and FillMetode Penambangan Cut and Fill
Metode Penambangan Cut and Fill
Sastra Diharlan
 
Isi laporan rod mill
Isi laporan rod millIsi laporan rod mill
Isi laporan rod millIrwin Maulana
 
Perencanaan peledakan
Perencanaan peledakanPerencanaan peledakan
Perencanaan peledakanUDIN MUHRUDIN
 
Teknik eksplorasi
Teknik eksplorasiTeknik eksplorasi
Teknik eksplorasioilandgas24
 

What's hot (20)

Pengolahan Bahan Galian
Pengolahan Bahan GalianPengolahan Bahan Galian
Pengolahan Bahan Galian
 
Acara 1
Acara 1Acara 1
Acara 1
 
Penyanggaan tambang bawah tanah - isya ansyari -
Penyanggaan  tambang bawah tanah - isya ansyari -Penyanggaan  tambang bawah tanah - isya ansyari -
Penyanggaan tambang bawah tanah - isya ansyari -
 
Sistem ventilasi tbt
Sistem ventilasi tbtSistem ventilasi tbt
Sistem ventilasi tbt
 
Point load
Point loadPoint load
Point load
 
Room and pillar_dan_longwall_batubara
Room and pillar_dan_longwall_batubaraRoom and pillar_dan_longwall_batubara
Room and pillar_dan_longwall_batubara
 
Teknik Eksplorasi Tambang
Teknik Eksplorasi TambangTeknik Eksplorasi Tambang
Teknik Eksplorasi Tambang
 
176523087 sluice-box
176523087 sluice-box176523087 sluice-box
176523087 sluice-box
 
Alat Berat Tambang dan fungsinya
Alat Berat Tambang dan fungsinyaAlat Berat Tambang dan fungsinya
Alat Berat Tambang dan fungsinya
 
Zero oxygen balance
Zero oxygen balanceZero oxygen balance
Zero oxygen balance
 
Tugas tambang terbuka hubungan rumus bser dan sr tambang terbuka
Tugas tambang terbuka hubungan rumus bser dan sr tambang terbukaTugas tambang terbuka hubungan rumus bser dan sr tambang terbuka
Tugas tambang terbuka hubungan rumus bser dan sr tambang terbuka
 
Deskripsi core
Deskripsi coreDeskripsi core
Deskripsi core
 
Bab II Pemboran Peledakan
Bab II Pemboran PeledakanBab II Pemboran Peledakan
Bab II Pemboran Peledakan
 
Klasifikasi RQD
Klasifikasi RQDKlasifikasi RQD
Klasifikasi RQD
 
PASIR KUARSA - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
PASIR KUARSA - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITAPASIR KUARSA - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
PASIR KUARSA - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
 
Sistem Penambangan
Sistem PenambanganSistem Penambangan
Sistem Penambangan
 
Metode Penambangan Cut and Fill
Metode Penambangan Cut and FillMetode Penambangan Cut and Fill
Metode Penambangan Cut and Fill
 
Isi laporan rod mill
Isi laporan rod millIsi laporan rod mill
Isi laporan rod mill
 
Perencanaan peledakan
Perencanaan peledakanPerencanaan peledakan
Perencanaan peledakan
 
Teknik eksplorasi
Teknik eksplorasiTeknik eksplorasi
Teknik eksplorasi
 

Viewers also liked

Makalah pengolahan mineral crushing
Makalah pengolahan mineral crushingMakalah pengolahan mineral crushing
Makalah pengolahan mineral crushing
Actur Saktianto
 
Preparasi bahan galian
Preparasi bahan galianPreparasi bahan galian
Preparasi bahan galian
isti'anah isnah
 
Bahan galian industri
Bahan galian industriBahan galian industri
Bahan galian industriUVRI - UKDM
 
Kbg nikel {ika nurcahyaningsih (1205025100)}
Kbg nikel {ika nurcahyaningsih (1205025100)}Kbg nikel {ika nurcahyaningsih (1205025100)}
Kbg nikel {ika nurcahyaningsih (1205025100)}
085753889956
 
Peningkatan kadar konsentrasi n dewatering
Peningkatan kadar konsentrasi n dewateringPeningkatan kadar konsentrasi n dewatering
Peningkatan kadar konsentrasi n dewateringPERMATA UNHAS
 
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Sieving (pengayakan)
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Sieving (pengayakan)ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Sieving (pengayakan)
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Sieving (pengayakan)Fransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, Rancangan Percobaan: Rancob dan menlit
ITP UNS Semester 3, Rancangan Percobaan: Rancob dan menlitITP UNS Semester 3, Rancangan Percobaan: Rancob dan menlit
ITP UNS Semester 3, Rancangan Percobaan: Rancob dan menlitFransiska Puteri
 
4 bab-iii-bahan-perekat-hidrolis
4 bab-iii-bahan-perekat-hidrolis4 bab-iii-bahan-perekat-hidrolis
4 bab-iii-bahan-perekat-hidroliskh4nt0ng
 
Makalah pengolahan mineral floatasi
Makalah pengolahan mineral floatasiMakalah pengolahan mineral floatasi
Makalah pengolahan mineral floatasi
Actur Saktianto
 
Peek high performance thermoplastics material for compressor valve plate
Peek high performance thermoplastics material for compressor valve platePeek high performance thermoplastics material for compressor valve plate
Peek high performance thermoplastics material for compressor valve plateHudi Leksono
 
Laporan pkl wilmar 12 agustus 15 oktober 20144
Laporan pkl wilmar 12 agustus 15 oktober 20144Laporan pkl wilmar 12 agustus 15 oktober 20144
Laporan pkl wilmar 12 agustus 15 oktober 20144
Hamidi Lovee
 
Jaw Crusher
Jaw CrusherJaw Crusher
Jaw Crusher
guestb600a625
 
Mineral Processing - Crushing - Plant design, construction, operation and op...
Mineral Processing - Crushing  - Plant design, construction, operation and op...Mineral Processing - Crushing  - Plant design, construction, operation and op...
Mineral Processing - Crushing - Plant design, construction, operation and op...
Basdew Rooplal
 
semen analysis
semen analysissemen analysis
semen analysis
Ravi Jain
 

Viewers also liked (15)

Makalah pengolahan mineral crushing
Makalah pengolahan mineral crushingMakalah pengolahan mineral crushing
Makalah pengolahan mineral crushing
 
Preparasi bahan galian
Preparasi bahan galianPreparasi bahan galian
Preparasi bahan galian
 
Bahan galian industri
Bahan galian industriBahan galian industri
Bahan galian industri
 
Bahan galian
Bahan galianBahan galian
Bahan galian
 
Kbg nikel {ika nurcahyaningsih (1205025100)}
Kbg nikel {ika nurcahyaningsih (1205025100)}Kbg nikel {ika nurcahyaningsih (1205025100)}
Kbg nikel {ika nurcahyaningsih (1205025100)}
 
Peningkatan kadar konsentrasi n dewatering
Peningkatan kadar konsentrasi n dewateringPeningkatan kadar konsentrasi n dewatering
Peningkatan kadar konsentrasi n dewatering
 
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Sieving (pengayakan)
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Sieving (pengayakan)ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Sieving (pengayakan)
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Sieving (pengayakan)
 
ITP UNS Semester 3, Rancangan Percobaan: Rancob dan menlit
ITP UNS Semester 3, Rancangan Percobaan: Rancob dan menlitITP UNS Semester 3, Rancangan Percobaan: Rancob dan menlit
ITP UNS Semester 3, Rancangan Percobaan: Rancob dan menlit
 
4 bab-iii-bahan-perekat-hidrolis
4 bab-iii-bahan-perekat-hidrolis4 bab-iii-bahan-perekat-hidrolis
4 bab-iii-bahan-perekat-hidrolis
 
Makalah pengolahan mineral floatasi
Makalah pengolahan mineral floatasiMakalah pengolahan mineral floatasi
Makalah pengolahan mineral floatasi
 
Peek high performance thermoplastics material for compressor valve plate
Peek high performance thermoplastics material for compressor valve platePeek high performance thermoplastics material for compressor valve plate
Peek high performance thermoplastics material for compressor valve plate
 
Laporan pkl wilmar 12 agustus 15 oktober 20144
Laporan pkl wilmar 12 agustus 15 oktober 20144Laporan pkl wilmar 12 agustus 15 oktober 20144
Laporan pkl wilmar 12 agustus 15 oktober 20144
 
Jaw Crusher
Jaw CrusherJaw Crusher
Jaw Crusher
 
Mineral Processing - Crushing - Plant design, construction, operation and op...
Mineral Processing - Crushing  - Plant design, construction, operation and op...Mineral Processing - Crushing  - Plant design, construction, operation and op...
Mineral Processing - Crushing - Plant design, construction, operation and op...
 
semen analysis
semen analysissemen analysis
semen analysis
 

Similar to laporan modul 1- kominusi - crushing

Grinding and sizing
Grinding and sizingGrinding and sizing
Grinding and sizingIffa M.Nisa
 
Size reduction
Size reductionSize reduction
Size reduction
novianasari5
 
Analisa prinsif kerja mesin crusher
Analisa prinsif kerja mesin crusherAnalisa prinsif kerja mesin crusher
Analisa prinsif kerja mesin crusher
Imaz Bili Kali
 
Modul 2 praktikum pbg
Modul 2 praktikum pbgModul 2 praktikum pbg
Modul 2 praktikum pbg
CandraNishfa
 
Penghancuran dan pengayakan
Penghancuran dan pengayakanPenghancuran dan pengayakan
Penghancuran dan pengayakanHilya Fithri
 
Jurnal Rancang Bangun Mesin Pencacah Plastik Tipe Gunting
Jurnal Rancang Bangun Mesin Pencacah Plastik Tipe GuntingJurnal Rancang Bangun Mesin Pencacah Plastik Tipe Gunting
Jurnal Rancang Bangun Mesin Pencacah Plastik Tipe Gunting
RezyAmmarSutejo
 
Laporan Pratikum Beton dan Mix Design
 Laporan Pratikum Beton dan Mix Design Laporan Pratikum Beton dan Mix Design
Laporan Pratikum Beton dan Mix Design
Afif Yulfriza
 
PERSENTASE_(alat dan kapasitas produksi alat).ppt
PERSENTASE_(alat dan kapasitas produksi alat).pptPERSENTASE_(alat dan kapasitas produksi alat).ppt
PERSENTASE_(alat dan kapasitas produksi alat).ppt
nail40
 
Makalah pengolahan mineral grinding
Makalah pengolahan mineral grindingMakalah pengolahan mineral grinding
Makalah pengolahan mineral grinding
Actur Saktianto
 
Terjemahans
TerjemahansTerjemahans
Terjemahans
Zona Infoo
 
Jurnal
JurnalJurnal
Jurnal
ilham1010
 
PPT PROPOSAL.pptx
PPT PROPOSAL.pptxPPT PROPOSAL.pptx
PPT PROPOSAL.pptx
Arierlangga7
 
Tahapan pelaksanaan rencana usaha pertambangan mangan
Tahapan pelaksanaan rencana usaha pertambangan manganTahapan pelaksanaan rencana usaha pertambangan mangan
Tahapan pelaksanaan rencana usaha pertambangan manganGregorio Antonny Bani
 
PRESENTASI SDE.pptx
PRESENTASI SDE.pptxPRESENTASI SDE.pptx
PRESENTASI SDE.pptx
ekooke12
 
SNI 03-2417-1991
SNI 03-2417-1991SNI 03-2417-1991
SNI 03-2417-1991
MaulidiyaSarifatuzzu
 
Macam-Macam OTK di industri kimia dan sebagainya
Macam-Macam OTK di industri kimia dan sebagainyaMacam-Macam OTK di industri kimia dan sebagainya
Macam-Macam OTK di industri kimia dan sebagainya
delphijean1
 
BAHANASPAL2.pptx
BAHANASPAL2.pptxBAHANASPAL2.pptx
BAHANASPAL2.pptx
Dwi Ist
 
Ayakan
AyakanAyakan
BAB_III.pdf
BAB_III.pdfBAB_III.pdf
BAB_III.pdf
AhmadFaiz665851
 

Similar to laporan modul 1- kominusi - crushing (20)

Grinding and sizing
Grinding and sizingGrinding and sizing
Grinding and sizing
 
Size reduction
Size reductionSize reduction
Size reduction
 
Analisa prinsif kerja mesin crusher
Analisa prinsif kerja mesin crusherAnalisa prinsif kerja mesin crusher
Analisa prinsif kerja mesin crusher
 
Modul 2 praktikum pbg
Modul 2 praktikum pbgModul 2 praktikum pbg
Modul 2 praktikum pbg
 
Penghancuran dan pengayakan
Penghancuran dan pengayakanPenghancuran dan pengayakan
Penghancuran dan pengayakan
 
Jurnal Rancang Bangun Mesin Pencacah Plastik Tipe Gunting
Jurnal Rancang Bangun Mesin Pencacah Plastik Tipe GuntingJurnal Rancang Bangun Mesin Pencacah Plastik Tipe Gunting
Jurnal Rancang Bangun Mesin Pencacah Plastik Tipe Gunting
 
Laporan Pratikum Beton dan Mix Design
 Laporan Pratikum Beton dan Mix Design Laporan Pratikum Beton dan Mix Design
Laporan Pratikum Beton dan Mix Design
 
PERSENTASE_(alat dan kapasitas produksi alat).ppt
PERSENTASE_(alat dan kapasitas produksi alat).pptPERSENTASE_(alat dan kapasitas produksi alat).ppt
PERSENTASE_(alat dan kapasitas produksi alat).ppt
 
Makalah pengolahan mineral grinding
Makalah pengolahan mineral grindingMakalah pengolahan mineral grinding
Makalah pengolahan mineral grinding
 
Full paperfdfdfdfd
Full paperfdfdfdfdFull paperfdfdfdfd
Full paperfdfdfdfd
 
Terjemahans
TerjemahansTerjemahans
Terjemahans
 
Jurnal
JurnalJurnal
Jurnal
 
PPT PROPOSAL.pptx
PPT PROPOSAL.pptxPPT PROPOSAL.pptx
PPT PROPOSAL.pptx
 
Tahapan pelaksanaan rencana usaha pertambangan mangan
Tahapan pelaksanaan rencana usaha pertambangan manganTahapan pelaksanaan rencana usaha pertambangan mangan
Tahapan pelaksanaan rencana usaha pertambangan mangan
 
PRESENTASI SDE.pptx
PRESENTASI SDE.pptxPRESENTASI SDE.pptx
PRESENTASI SDE.pptx
 
SNI 03-2417-1991
SNI 03-2417-1991SNI 03-2417-1991
SNI 03-2417-1991
 
Macam-Macam OTK di industri kimia dan sebagainya
Macam-Macam OTK di industri kimia dan sebagainyaMacam-Macam OTK di industri kimia dan sebagainya
Macam-Macam OTK di industri kimia dan sebagainya
 
BAHANASPAL2.pptx
BAHANASPAL2.pptxBAHANASPAL2.pptx
BAHANASPAL2.pptx
 
Ayakan
AyakanAyakan
Ayakan
 
BAB_III.pdf
BAB_III.pdfBAB_III.pdf
BAB_III.pdf
 

Recently uploaded

Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
smp4prg
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
LucyKristinaS
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
 
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi KomunikasiKarakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
mohfedri24
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Rima98947
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
MuhammadBagusAprilia1
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
gloriosaesy
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
erlita3
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
setiatinambunan
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
adolfnuhujanan101
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
 
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi KomunikasiKarakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 

laporan modul 1- kominusi - crushing

  • 1. Laporan Modul 1, MG3017 Kominusi - Crushing Fathur Rozaq (12113059) / Kelompok 7 / Selasa, 1 Maret 2016 Asisten: Armand Kalvin T Situmeang (12511023) Abstrak – Percobaan Modul 1: Kominusi (crushing) – Praktikum kominusi (crushing) ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana mekanisme peremukan dan cara kerja alat remuk, serta menghitung reduction ratio alat peremuk kedua (roll crusher). Secara umum percobaan peremukan (crushing) ini terbagi menjadi 2, yaitu peremukan 1 dan peremukan lanjutan. Peremukan satu dilakukan dengan meremukkan 3 bongkah batu menggunakan jaw crusher. Produk yang dihasilkan jaw crusher ini selanjutnya akan diklasifikasikan fraksi ukurannya dengan mengayak produk tersebut dengan ayakan yang telah disediakan sebelumnya. Setalah dicatat klasifikasi ukuran partikel hasil peremukan, produk peremukan menggunakan jaw crusher tersebut selanjutnya akan diremukkan kembali menggunakan roll crusher. A. Tinjauan Pustaka Kominusi adalah metode yang digunakan untuk mengecilkan ukuran bahan galian tambang yang masih berukuran besar. Kominusi diawali dengan proses peremukan bahan galian tambang sehingga akan diperoleh produk berukuran tertentu yang disesuaikan dengan ukuran yang dikehendaki untuk proses grinding.Proses crushingdapatdibagi menjadi tiga tahap yaitu: 1. Primary crushing Merupakan tahap pertama proses peremukan dimana crusher dioperasikan secara terbuka. Untuk bijih yang keras dan kompak dapat digunakan jaw crusher atau gyratory crusher, sedangkan untuk bahan galian yang lebih brittle digunakan hammer mill atau impact crusher. 2. Secondary crushing Feed untuk secondary crushing berasal dari produk primary crushing. Alat yang dapat digunakan untuk secondary crushingadalah cone crusher atau roll crusher. Produk yang dihasilkan dari secondary crushing harus memiliki ukuran yang sesuai dengan alatgrindingyangdigunakan. 3. Fine Crushing (grinding mill) Fine crushing merupakan proses kelanjutan dari primary crushingatau secondary crushing.Proses penghancuran dalam milling memanfaatkan adanya shearing stress. (penjelasan mengenai grinding akan dibahas lebih lanjut pada laporan kominusi bagian 2) Mekanisme peremukan dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu a. Abrasion (attrition) Terjadi bilamana energi yang kurang mencukupi diterapkan pada partikel, menyebabkan terjadinya localized stressing dan remuknya sebagian kecil area sehingga menghasilkan distribusi ukuran partikel yang halus. b. Compression (cleavage) Terjadi apabila energi cukup untuk membuat partikel remuk, menghasilkan ukuran partikel tidak jauh berbeda dengan ukuran umpan.
  • 2. c. Impact (shatter) Terjadi ketika energi sangatmencukupi untuk terjadinya peremukan partikel, meghasilkan banyak partikel dengan distribusi ukuran yang lebar. B. Data Percobaan a. Data massa per fraksi produk yangdihasilkan dari peremukan pertama menggunakan Jaw crusher dengan jumlah feed 493,5 gram No Fraksi Gram 1 +12 mm 364.2 2 -12,5 mm +3 mm 45.3 3 -3 mm +8 # 38.9 4 -8 # 42.6 Total 491 b. Data massa per fraksi produk yangdihasilkan dari peremukan kedua menggunakan Roll crusher dengan feed 482,3 gram No Fraksi Gram 1 +12 mm 249 2 -12,5 mm +3 mm 88.4 3 -3 mm +8 # 55.9 4 -8 # 58.4 Total 451.7 C. Pengolahan Data Percobaan a. Penghitungan persentase berat material produk jaw crusher yang lolos ayakan Konversi, 12,5mm =0,07# 3mm =6,68# Mesh Gram % berat % berat kum % berat lolos % berat lolos kum - + 0.07 364.2 74.18 74.18 25.82 25.82 0.07 6.68 45.3 9.23 83.40 16.60 42.42 6.68 8 38.9 7.92 91.32 8.68 51.10 8 42.6 8.68 100.00 0.00 *kum=kumulatif Apabila dibuat kurva hubungan antara ukuran ayakan terhadap persentase berat material yang lolos kumulatif, diperoleh grafik sebagai berikut: Berdasarkan grafik tersebut,dapatdihitung berapa ukuran ayakan yang meloloskan 80% kumulatif feed 𝑦 = 2,969𝑥 + 25,185 Pilih y=80 80 = 2,969𝑥 + 25,185 80 − 25,185 = 2,969𝑥 𝑥 = 80 − 25,185 2,969 𝑥 = 18,46 b. Penghitungan persentase berat material produk roll crusher yang lolos ayakan Mesh Gram % berat % berat kum % berat lolos % berat lolos kum - + 0.07 249 55.13 55.13 44.87 44.87 0.07 6.68 88.4 19.57 74.70 25.30 70.18 6.68 8 55.9 12.38 87.07 12.93 83.11 8 58.4 12.93 100.00 0.00 *kum=kumulatif Apabila dibuat kurva hubungan antara ukuran ayakan terhadap persentase berat material yang lolos kumulatif, diperoleh grafik sebagai berikut: y = 2.969x + 25.185 0.00 20.00 40.00 60.00 0 2 4 6 8 10 %BERATMATERIALLOLOS MESH Jaw Crusher
  • 3. Berdasarkan grafik tersebut,dapatdihitungberapa ukuran ayakan yangmeloloskan 80%kumulatif produk jawcrusher 𝑦 = 4,5008𝑥 + 43,925 Pilih y=80 80 = 4,5008𝑥 + 43,925 80 − 43,925 = 4,5008𝑥 𝑥 = 80 − 43,925 4,5008 𝑥 = 8,02 Kemudian, setelah diperoleh masing masing ukuran ayakan yangdapatmeloloskan 80%feed (oleh jawcrusher) dan 80% produk jaw crusher (oleh roll crusher), dapat dihitung 80% - Reduction Ratio nya, 𝑅𝑅80 = 𝑈𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑠𝑐𝑟𝑒𝑒𝑛 𝑦𝑔 𝑚𝑒𝑙𝑜𝑙𝑜𝑠𝑘𝑎𝑛 80% 𝑓𝑒𝑒𝑑 𝑈𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑠𝑐𝑟𝑒𝑒𝑛 𝑦𝑔 𝑚𝑒𝑙𝑜𝑙𝑜𝑠𝑘𝑎𝑛 80% 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑎 𝑅𝑅80 = 18,46 8,02 𝑅𝑅80 = 2,3 D. Analisa Hasil Percobaan Berdasarkan percobaan praktikum kominusi (crushing), dapat diketahui bahwa produk yang dihasilkan jaw crusher, masih didominasi material berukuran besar. Hal tersebut terjadi karena pada jaw crusher,mekanisme peremukan yangdominan adalah mekanisme abrasion/attrition yang menyebabkan timbulnya tekanan local pada permukaan feed yang bersentuhan langsung dengan dinding rongga remuk. Produkta jaw crusher tersebut kemudian dijadikan umpan untuk secondary crushing menggunakan roll crusher. Pada proses peremukan kedua dihasilkan produk yang memiliki ukuran yang relatif merata antara material berukuran besar dengan material berukuran kecil. Pada proses peremukan kedua menggunakan roll crusher, mekanisme peremukan yangdominan adalah impact/shatter yangdiakibatkan roll baja menghasilkan energi yang cukup untuk meremukkan feed (produk jaw crusher). Grafik hubungan antara persentase material yang lolos ayakan dengan ukuran ayakankemudian dapat dibandingkan antarajawcrusher dan roll crusher.Dari perbandingan tersebut, dapat ditentukan reduction ratio roll crusher.Reduction ratio didefinisikan sebagai perbandingan ukuran ayakan yangmeloloskan umpan (melalui jaw crusher) dan ukuran ayakan yang meloloskan produk (melalui roll crusher). Untuk percobaan kali ini,diperoleh nilai reduction ratio 80% sebesar 2,3. Nilai RR80 ini termasuk kecil yang artinya performa roll crusher yang kurang optimal. Nilai RR80 bervariasi antara 2,2 – 8,3. Hal yang menyebabkan rendahnya nilai RR80 tersebut diantaranya adalah adanya material yang menjadi losses. Dapat dilihat untuk jawcrusher feed yang digunakan seberat 493,5 gram sedangkan produk yang dihasilkan seberat 491 gram. Adapun secondary crushing menggunakan roll crusher,feed yang digunakan seberat482,3 gram dan dihasilkan produk 451,7 gram. Selain itu, rendahnya nilai RR80 juga dikarenakan mesin roll crusher yang digunakan sendangdalamkondisi yangtidak baik.Saat melakukan percobaan, beberapa kali peremukan harus dihentikan karena roll crusher yang macet. E. Jawaban Pertanyaan dan Tugas 1. Pengertian istilah gape, setting, dan angle of nip.  Gape adalah besar bukaan maksimal sebuah crusher (jarak maksimal antara kedua sisi crusher).  Setting adalah gape dikurangi selisih antara gape dan bukaan lubang untuk output yang dibagi 2. Ada dua jenis setting, yaitu open sidesetting, ketika keadaan crusher terbuka, dan close side setting, ketika tertutup.  Angle of nip atau sudut jepit, pada jaw crusher adalah sudut yang terbentuk antara kedua plat yang ada di crusher. Sementara pada roll crusher,sudutjepitnya adalah sudut antara dua titik pada roll yangbersinggungan dengan partikel. 2. Pengertia reduction ratio,limitingreduction ratio, dan reduction ratio 80%, serta faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya reduction ratio darihasil peremukan adalah sebagai berikut  Reduction Ratio adalah rasio antara ukuran feed dengan ukuran produk hasil dari crushing. Limiting reduction ratio adalah rasio antara ukuran bukaan dimana semua feed bisa masuk,dan ukuran bukaan keluaran dimana semua produk bisa keluar. Reduction ratio 80% adalah rasio antara ukuran bukaan dimana 80% feed bisa masuk, dan ukuran bukaan keluaran dimana 80% produk bisa keluar.  Yang mempengaruhi besarnya reduction ratio adalah ukuran feed, ukuran hasil, serta kemampuan alat itu sendiri. 3. Menurut desainnya,jawcrusher dapatdibedakan menjadi y = 4.5008x + 43.925 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 0 2 4 6 8 10 %BERATMATERIALLOLOS MESH Roll Crusher
  • 4.  single toggle: memiliki satu tuas untuk menggerakkan jaw  double toggle: memiliki dua tuas untuk menggerakkan jaw  dodge: tidak menggunakan tuas, menggunakan pivot di bawah. 4. Choke Crushing adalah penggerusan yang terjadi karena interaksi antar partikel yang ada di dalam crusher, sementara arrested crushing adalah penggerusan yang terjadi karena ukuran partikel yang melebihi lebar jaw di satu titik tertentu, sehingga ia harusdihancurkan supayabisamelalui titik tersebut. Roll crusher menggunakan choke crushing,dan jaw crusher menggunakan arrested crushing. 5. Mekanisme remuknya material adalah melalui dua cara, yaitu dengan Choke crushing, dimana material remuk karena interaksinya dengan material lain, atau dengan arrested crushing, dimana material diremukkan oleh jaw karena ukurannya melebihi lebar jawsehingga tidak bisa melewati jaw. 6. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju partikel dapat melewati permukaan ayakan diantaranya  Ukuran partikel. Makin kecil ukuran partikel, maka akan makin cepat pula ia melewati permukaan ayakan.  Kecepatan gerak ayakan.Makin cepatayakan bergerak, maka akan makin cepat partikel melewati permukaannya,karena partikel bisa lebih cepat menemukan lubangyangkosong.  Persebaran partikel di permukaan ayakan. Makin tersebar partikel,maka makin cepatia melewati permukaan ayakan.  Ukuran lubangdi ayakan.Makin besar ukuran lubangnya,maka makin cepat partikel lewat, karena semakin banyak partikel yang bisa melewati ayakan. 7. Berikut cara menyatakan ukuran dari jawcrusher, gyratory crusher, roll crusher,dan pengayak getar (vibrating screen)  Jaw crusher: gape × width  Gyratory crusher: opening width × mantle max diameter  Roll Crusher: diameter × width  Vibrating screen: aperture F. Kesimpulan 1. Mekanisme peremukan terbagi menjadi 3 yaitu abrasion, compression dan impact. 2. Cara kerja jaw crusher terdapat dua plat yang menghancurkan umpan dengan cara membuka dan menutup seperti rahang. 3. Cara kerja roll crusher yaitu terdapatdua roll baja yang menghancurkan umpan dengan cara menggerakkan roll tersebut dengan arah berlawanan. 4. Nilai reduction ratio 80 padapercobaan ini adalah 2,3 G. Daftar Pustaka H. B.A. Wills, Bsc, Ph.D., C.Eng., MIMM, Mineral Processing Technology, Pergamon Press, 7th edition. Yogatama, Farisy (2013). Crushing. Tersedia: http://minemetal.blogspot.co.id/2013/03/crushi ng.html Slide Mata Kuliah Pengolahan Bahan Galian I. Lampiran Jaw crusher Roll crusher