SlideShare a Scribd company logo
1 of 32
Download to read offline
DTM FTUI
MECHANICAL VIBRATION
BALANCING
sistim
dinamis/bergerak
(mekanism)
UNBALANCE
(tidak seimbang)
gaya-gaya inersia dan momen-momen
tak seimbang
BALANCING gaya-gaya inersia dan
momen-momen tak
seimbang dikoreksi
BALANCE
(seimbang)
teknik untuk
mengkoreksi gaya-
gaya inersia dan
momen-momen yang
tidak diinginkan
UNBALANCE pada rotasi, statik dan dinamik
massa
unbalance
r
L
r
r
m1
m2
Untuk menghindari unbalance/ketidak-seimbangan:
Hilangkan atau kurangi gaya-gaya inersia
Hindari pengoperasian mesin dekat pada kecepatan kritisnya
Unbalance pada satu bidang
yang sama
Unbalance pada bidang-bidang
yang berlainan
M = massa unbalance
r = jarak pusat massa unbalance ke pusat sumbu putar
F = gaya inersia dari massa unbalance = M r ω²
untuk membalans dapat dengan cara memasang massa tambahan
penyeimbang (counterbalance) atau menghilangkan/mengurangi
massa unbalance
(= 95 kg.cm)
Nomor M
[kg]
r
[cm]
Wr = M×r
[kg.cm]
θ° (Wr)x
[kg.cm]
(Wr)y
[kg.cm]
1 3 8 24 134 -16,67 +17,20
2 5 12 60 58 +31,80 +50,80
3 4 10 40 15 +38,64 +10,30
Σ = +53,77 +78,40
untuk ω yang sama
Resultant gaya gaya unbalance = R
Gaya penyeimbang = Fe = (Wr)e = -R
(per ω² ) = 95 kg.cm
Unbalance pada satu bidang
“secara grafis”
kg.cm95kg.cm14,9549,787,53R
)()(R
22
22
≈=+=
+= ∑∑ yx WrWr
Resultant gaya gaya unbalance = R
( ) °≈°==
⎥
⎥
⎦
⎤
⎢
⎢
⎣
⎡
= −−
∑
∑ 566,55tantan 77,53
40,7811
x
y
R
Wr
Wr
θ
Gaya unbalance R berposisi pada 56º dari sumbu y+ arah keatas kanan
(kwadrant II)
Gaya penyeimbang Fe berposisi 56º dari sumbu y- arah kebawah kiri
(kwadran IV)
Unbalance pada bidang-bidang yang berlainan
Berapa besar massa B yang harus dipasang, dan berapa jarak massa D harus
dipasang dari bidang C ( mB = ? , x = ? ) agar sistim seimbang/balance.
Agar sistim seimbang/balance :
Resultant gaya-gaya inersia ( m•r ) pada bidang melintang harus nol.
Resultant momen-momen ( m•r•l ) gaya inersia thd satu bidang acuan
pada arah longitudinal/memanjang harus nol.
bidang Massa
[kg]
r
[mm]
m•r
[kg.mm]
l
[m]
m•r•l
[kg.mm.m]
A 7,5 30 225 -0,4 -90
B m 36 36×m 0 0
C 5 39 195 0,5 97,5
D 4 33 132 0,5+ x 66+132 x
secara grafis, 66+132 x
dapat ditentukan sehingga x
dapat dihitung.
secara grafis, 36m dapat
ditentukan sehingga m
dapat dihitung.
bidang B diambil sebagai acuan
Balancing dengan massa penyeimbang (counter balance) lebih dari satu
massa penyeimbang (counter balance) hendak dipasang pada bidang A
dan B
nomor M
[kg]
r
[cm]
Wr =
M×r
[kg.cm]
a
[cm]
Wr×a
[kg.cm²]
b
[cm]
Wr×b
[kg.cm²]
1 5 8 40 0 0 10 400
2 10 12 120 13 1560 -3 -360
3 10 10 100 5 500 5 500
a (5) 5 3(25) 0 0 10 1(250)
b (16,3) 10 4(163) 10 2(1630) 0 0
≈ 250
≈ 1630Bidang a (A) dan b (B) diambil sbg acuan
(Wr)a = (Wr×b)a ÷ ba = 250 ÷ 10 = 25
(Wr)b = (Wr×a)b ÷ ab = 1630 ÷ 10 = 163
Balance (keseimbangan) dari massa-massa yang bergerak bolak-balik,
pada mekanism piston-engkol.
Gaya kocok (shaking force)
disebabkan oleh gaya gaya
inersia dari massa massa
yang bergerak bolak balik
pada pen pergelangan (wrist
pin).
Massa massa yang berputar
bersama poros engkol
biasanya sudah dibuat
seimbang (balanced) dan
tidak meneruskan gaya
kocok ke blok mesin.
L
m
rθ
ω
Percepatan dari massa yang bergerak
bolak-balik:
⎟
⎠
⎞
⎜
⎝
⎛
+
n
r
θ
θω
2cos
cos2
dimana,
r
L
n =
Gaya Inersia dari massa yang bergerak
bolak-balik: m × a
n
cos
mrcosmr
n
cos
cosmr
θ
ωθω
θ
θω
2
2
22
2
+=
⎟
⎠
⎞
⎜
⎝
⎛
+=
θω cos2
mr=PrimerInersiaGaya
Gaya Inersia ini mencapai maksimum bila cos θ = 1,
yaitu setiap saat sudut engkol θ = 0° dan 180°
n
mr
θ
ω
2cos2
=SekunderInersiaGaya
Gaya Inersia ini mencapai maksimum bila cos 2θ = 1,
yaitu setiap saat sudut engkol θ = 0°, 90°, 180° dan 270°
Urutan penyalaan (Firing order)
Penyalaan setiap silinder dari mesin piston motor bakar banyak silinder
harus diatur urutan/giliran-nya agar tekanan pembakaran bahan bakar yang
terjadi tidak menjadi gaya luar penyebab mesin tidak seimbang (unbalance)
dan juga menjadi beban tidak merata terhadap komponen mesin lain
terutama bantalan bantalan pendukung poros engkolnya.
Penentuan urutan penyalaan (firing order) harus dilakukan dengan
mempertimbangkan hal hal berikut:
Getaran puntir (torsional vibration) yang mungkin akan terjadi.
Distribusi/pemasukan bahan bakar kedalam silinder.
Distribusi/pengeluaran gas buang sisa pembakaran.
Mesin piston motor bakar 2 langkah
1 siklus operasi diselesaikan dalam 1 revolusi/putaran engkol
interval sudut antara setiap engkol = 360° ÷ N (jumlah silinder)
Mesin piston motor bakar 4 langkah
1 siklus operasi diselesaikan dalam 2 revolusi/putaran engkol
interval sudut antara setiap engkol = 720° ÷ N (jumlah silinder)
Keseimbangan pada mesin piston banyak silinder
engkol mr
[kg.m]
x
[m]
mrx
[kg.m²]
θ
[°]
2θ
[°]
1 3 -0,6 -1,8 0 0
2 3 -0,2 -0,6 270 180
3 3 0,2 0,6 180 0
4 3 0,6 1,8 90 180
Poligon dari vektor-vektor gaya inersia primer
menunjukkan bahwa mesin seimbang (balanced)
dalam hal gaya inersia primer.
Poligon dari vektor-vektor gaya inersia sekunder
menunjukkan bahwa mesin seimbang (balanced)
dalam hal gaya inersia sekunder.
gaya inersia
primer
Gaya Inersia
gaya inersia
sekunder
, mr [kg.m]
Momen/Kopel, mrx [kg.m²]
momen/kopel primer
dari poligon vektor terdapat resultant
(vektor garis putus-putus) yang
menunjukkan besarnya momen/kopel tidak
seimbang (unbalance). Momen/kopel
unbalance ini muncul pada saat saat engkol
1 bergerak 45° dan 225°.
momen/kopel sekunder
dari poligon vektor terdapat resultant
(vektor garis putus-putus) yang
menunjukkan besarnya momen/kopel tidak
seimbang (unbalance). Momen/kopel
unbalance ini muncul pada saat saat
engkol 1 bergerak 0°, 90°, 180° dan 270°.
Keseimbangan pada mesin piston motor bakar 6 silinder
seimbang bawaan (inherent balance).
nomor
silinder
θ
[°]
cos θ cos 2θ R/L·(cos 2θ) cos θ +R/L·(cos 2θ) F
[lb]
1 20 +0,904 +0,766 +0,191 +1,131 +1450
2 260 -0,174 -0,940 -0,235 -0,409 -525
3 140 -0,766 +0,174 +0,044 -0,722 -925
4 140 -0,766 +0,174 +0,044 -0,722 -925
5 260 -0,174 -0,940 -0,235 -0,409 -525
6 20 +0.904 +0,766 +0,191 +1,131 +1450
Σ=0 Σ= 0 Σ = 0 Σ = 0 Σ= 0
Mesin Seimbang/Balance
Analisa Penentuan Ketidak-seimbangan (unbalance)
Gaya inersia F pada setiap silinder saat sudut engkol θ,
sekunderprimer FFF
n
mrmrF
+=
+=
θ
ωθω
2cos
cos 22
Untuk mesin silinder banyak,
gaya kocok (shaking force): S = ∑F = ∑FP + ∑FS
[ ]∑∑
∑ ∑
∑ ∑
∑ ∑
Φ⋅−Φ⋅=
Φ+=
=
=
sinsincoscos
)cos(
cos
cos
11
2
1
2
2
2
θθω
θω
θω
θω
mrF
mr
mr
mrF
P
P
[ ]∑∑∑ Φ−Φ= sinsincoscos 11
2
θθωmrFP
[ ]∑∑∑ Φ−Φ= 2sin2sin2cos2cos 11
2
θθ
ω
n
mr
FS
Momen / Kopel, C = CPrimer + CSekunder
[ ]∑ ∑
∑∑
Φ−Φ=
=⋅=
)sin(sin)cos(cos
)cos(
11
2
2
aamrC
amraFC
P
PP
θθω
θω
[ ]∑ ∑∑ Φ−Φ=⋅= )2sin(2sin)2cos(2cos 11
2
aa
n
mr
aFC SS θθ
ω
untuk Gaya Kocok sama dengan nol:
∑cos Φ = 0 ∑cos 2Φ = 0
∑sin Φ = 0 ∑sin 2Φ = 0
untuk Momen / Kopel sama dengan nol:
∑ a cos Φ = 0 ∑ a cos 2Φ = 0
∑ a sin Φ = 0 ∑ a sin 2Φ = 0
Posisi dari garis kerja Gaya Kocok S : ar = C/S
Mesin piston 3 silinder
S = gaya kocok
(shaking force)
Mesin piston 4 silinder
Gaya inersia primer dan sekunder:
∑cos φ = 1 – 1 – 1 + 1 = 0
∑sin φ = 0 + 0 + 0 + 0 = 0
∑cos 2φ = 1 + 1 + 1 + 1 = 4
∑sin 2φ = 0 + 0 + 0 + 0 = 0
gaya inersia primer seimbang (balance)
gaya inersia sekunder tidak seimbang
(unbalance)
[ ] 0)0)((sin)0)((cos 11
2
=−=∑ θθωmrFP
gaya inersia primer:
gaya inersia sekunder:
[ ]
1
22
11
22
2cos4
)0)(2(sin)4)(2(cos
θ
ω
θθ
ω
L
mr
F
L
mr
F
S
S
=
−=
∑
∑
gaya kocok (shaking force):
1
2
2
1
22
2cos)2(2cos40 θωθ
ω
L
mr
L
mr
S
FFS SP
=+=
+= ∑∑
Momen / Kopel primer dan sekunder :
∑(a cos φ) = 0(1) + 4(-1) + 8(-1) + 12(1) = 0
∑(a sin φ) = 0(0) + 4(0) + 8(0) + 12 (0) = 0
∑(a cos 2φ) = 0(1) + 4(1) + 8(1) +12(1) = 24
∑(a sin 2φ) = 0(0) + 4(0) + 8(0) + 12(0) = 0
momen/kopel primer
seimbang (balance)
momen/kopel sekunder
tidak seimbang (unbalance)
Momen/Kopel goyang dari mesin:
S
C
a
L
mr
CCC
R
SP
=
+=+= 1
22
2cos240 θ
ω
Mesin piston V.
Terdiri dari banyak silinder yang terbagi dalam 2 kumpulan (banks) baris
silinder kanan-kiri yang saling membentuk sudut 60° atau 90° sehingga
membentuk huruf V.
mesin V8.
Sudut θ = sudut antara posisi satu silinder terhadap posisi bidang acuan.
Sudut φ = sudut antara posisi satu silinder terhadap posisi silinder no 1.
φ1 = 0° ; φ2 = 90° ; φ3 = 270° ; φ4 = 180°
gaya inersia primer : ∑cos φ = 0 ∑ sin φ = 0
gaya inersia sekunder : ∑cos 2φ = 0 ∑ sin 2φ = 0
momen primer : ∑(a cos φ) = -3a ∑(a sin φ) = -a
momen sekunder : ∑(a cos 2φ) = 0 ∑(a sin 2φ) = 0
gaya inersia primer dan sekunder serta momen sekunder seimbang (balance)
tidak seimbang (unbalance) momen primer
momen primer :
Ckiri = mrω² ( -3a cos θ 1 + a sin θ 1 )
Ckanan = mrω² [ -3a cos (θ 1 - 90°) + a sin (θ 1 - 90°) ]
untuk kumpulan silinder kanan, sudut engkol
silinder 1 = - (β - θ1) = θ1 - β = θ1 - 90°
momen primer :
°=
+=
−
−
=
+
−
=
=
−
+
=+
=
=+=
43,198
3
1
3
1
tan
tan
tan
tan
tantan1
tantan
)tan(
tan
10
1
1
1
1
1
222
γ
γ
θ
θ
γ
γθ
γθ
γθ
α
ω
kanankiri
kirikanan
kiri
kanan
kiri
kanan
kiri
kanan
kanankiri
CC
CC
C
C
C
C
C
C
amrCCC
END

More Related Content

What's hot

Elemen Mesin 1 - Bantalan
Elemen Mesin 1 - BantalanElemen Mesin 1 - Bantalan
Elemen Mesin 1 - BantalanCharis Muhammad
 
Bab 09 kekuatan sambungan las
Bab 09 kekuatan sambungan lasBab 09 kekuatan sambungan las
Bab 09 kekuatan sambungan lasRumah Belajar
 
Elemen Mesin 1 - Keling 2
Elemen Mesin 1 - Keling 2Elemen Mesin 1 - Keling 2
Elemen Mesin 1 - Keling 2Charis Muhammad
 
getaran-mekanik 1
getaran-mekanik 1getaran-mekanik 1
getaran-mekanik 1555
 
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan PorosElemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan PorosDewi Izza
 
Elemen Mesin II - Rantai
Elemen Mesin II - RantaiElemen Mesin II - Rantai
Elemen Mesin II - RantaiCharis Muhammad
 
Perencanaan turbin air
Perencanaan turbin airPerencanaan turbin air
Perencanaan turbin airKhairul Fadli
 
Diagram fasa fe fe3 c
Diagram fasa fe fe3 cDiagram fasa fe fe3 c
Diagram fasa fe fe3 cBayu Fajri
 
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran FluidaModul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran FluidaAli Hasimi Pane
 
Poros present (elemen mesin)
Poros present (elemen mesin)Poros present (elemen mesin)
Poros present (elemen mesin)Khairul Fadli
 
Elemen mesin 2 andri
Elemen mesin 2 andriElemen mesin 2 andri
Elemen mesin 2 andriAndri Santoso
 
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasiContoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasiAli Hasimi Pane
 
Pompa aksial (axial pump) 1
Pompa aksial (axial pump) 1Pompa aksial (axial pump) 1
Pompa aksial (axial pump) 1Mukhammad Fariz
 
Diklat elemen mesin
Diklat elemen mesinDiklat elemen mesin
Diklat elemen mesinEko Purwanto
 

What's hot (20)

Tabel uap
Tabel uapTabel uap
Tabel uap
 
Elemen Mesin 1 - Bantalan
Elemen Mesin 1 - BantalanElemen Mesin 1 - Bantalan
Elemen Mesin 1 - Bantalan
 
Rumus perhitungan roda gigi lurus
Rumus perhitungan roda gigi lurusRumus perhitungan roda gigi lurus
Rumus perhitungan roda gigi lurus
 
Bab 09 kekuatan sambungan las
Bab 09 kekuatan sambungan lasBab 09 kekuatan sambungan las
Bab 09 kekuatan sambungan las
 
Elemen Mesin 1 - Keling 2
Elemen Mesin 1 - Keling 2Elemen Mesin 1 - Keling 2
Elemen Mesin 1 - Keling 2
 
getaran-mekanik 1
getaran-mekanik 1getaran-mekanik 1
getaran-mekanik 1
 
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan PorosElemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
 
Elemen Mesin II - Rantai
Elemen Mesin II - RantaiElemen Mesin II - Rantai
Elemen Mesin II - Rantai
 
Perencanaan turbin air
Perencanaan turbin airPerencanaan turbin air
Perencanaan turbin air
 
Turbin Uap
Turbin UapTurbin Uap
Turbin Uap
 
Diagram fasa fe fe3 c
Diagram fasa fe fe3 cDiagram fasa fe fe3 c
Diagram fasa fe fe3 c
 
pompa
pompapompa
pompa
 
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran FluidaModul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
 
Poros present (elemen mesin)
Poros present (elemen mesin)Poros present (elemen mesin)
Poros present (elemen mesin)
 
Laporan Praktikum Pengelasan
Laporan Praktikum PengelasanLaporan Praktikum Pengelasan
Laporan Praktikum Pengelasan
 
Elemen mesin 2 andri
Elemen mesin 2 andriElemen mesin 2 andri
Elemen mesin 2 andri
 
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasiContoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
 
Pompa aksial (axial pump) 1
Pompa aksial (axial pump) 1Pompa aksial (axial pump) 1
Pompa aksial (axial pump) 1
 
Diklat elemen mesin
Diklat elemen mesinDiklat elemen mesin
Diklat elemen mesin
 
Poros dan Pasak
Poros dan PasakPoros dan Pasak
Poros dan Pasak
 

Similar to OPTIMASI VIBRASI MESIN

struktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptx
struktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptxstruktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptx
struktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptxAgusTriyono78
 
Unit 8 Kaji Daya Bahan
Unit 8 Kaji Daya BahanUnit 8 Kaji Daya Bahan
Unit 8 Kaji Daya BahanMalaysia
 
pembahasan proses transfer pada aliran laminer dll
pembahasan proses transfer pada aliran laminer dllpembahasan proses transfer pada aliran laminer dll
pembahasan proses transfer pada aliran laminer dllMichael Situmorang
 
Mtk Trigonometri
Mtk TrigonometriMtk Trigonometri
Mtk Trigonometri555
 
327027700-5-Menyeimbangkan-Massa-Putar.ppt
327027700-5-Menyeimbangkan-Massa-Putar.ppt327027700-5-Menyeimbangkan-Massa-Putar.ppt
327027700-5-Menyeimbangkan-Massa-Putar.pptIslahuddin12
 
Soal dan pembahasan fisika part 2
Soal dan pembahasan fisika part 2Soal dan pembahasan fisika part 2
Soal dan pembahasan fisika part 2radar radius
 
Pengukuran Sudut Trigonometri
Pengukuran Sudut TrigonometriPengukuran Sudut Trigonometri
Pengukuran Sudut Trigonometriintanmutiara56
 

Similar to OPTIMASI VIBRASI MESIN (20)

struktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptx
struktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptxstruktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptx
struktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptx
 
Unit 8 Kaji Daya Bahan
Unit 8 Kaji Daya BahanUnit 8 Kaji Daya Bahan
Unit 8 Kaji Daya Bahan
 
pembahasan proses transfer pada aliran laminer dll
pembahasan proses transfer pada aliran laminer dllpembahasan proses transfer pada aliran laminer dll
pembahasan proses transfer pada aliran laminer dll
 
Kelas x bab 8
Kelas x bab 8Kelas x bab 8
Kelas x bab 8
 
Kelas x bab 8
Kelas x bab 8Kelas x bab 8
Kelas x bab 8
 
Mtk Trigonometri
Mtk TrigonometriMtk Trigonometri
Mtk Trigonometri
 
327027700-5-Menyeimbangkan-Massa-Putar.ppt
327027700-5-Menyeimbangkan-Massa-Putar.ppt327027700-5-Menyeimbangkan-Massa-Putar.ppt
327027700-5-Menyeimbangkan-Massa-Putar.ppt
 
Kelas x bab 8
Kelas x bab 8Kelas x bab 8
Kelas x bab 8
 
Trigonometri 2
Trigonometri 2Trigonometri 2
Trigonometri 2
 
Trigonometri
TrigonometriTrigonometri
Trigonometri
 
76495211 modul-matematika-trigonometri
76495211 modul-matematika-trigonometri76495211 modul-matematika-trigonometri
76495211 modul-matematika-trigonometri
 
Soal dan pembahasan fisika part 2
Soal dan pembahasan fisika part 2Soal dan pembahasan fisika part 2
Soal dan pembahasan fisika part 2
 
Ukuran sudut
Ukuran sudutUkuran sudut
Ukuran sudut
 
Ukuran sudut
Ukuran sudutUkuran sudut
Ukuran sudut
 
Ukuran sudut
Ukuran sudutUkuran sudut
Ukuran sudut
 
Bab 5 rotasi
Bab 5 rotasiBab 5 rotasi
Bab 5 rotasi
 
Trigonometri
TrigonometriTrigonometri
Trigonometri
 
SUDUT NEGATIF
SUDUT NEGATIFSUDUT NEGATIF
SUDUT NEGATIF
 
Pengukuran Sudut Trigonometri
Pengukuran Sudut TrigonometriPengukuran Sudut Trigonometri
Pengukuran Sudut Trigonometri
 
Ppt trigo it
Ppt trigo itPpt trigo it
Ppt trigo it
 

More from Instansi

Heri Subagyo_Pupuk Kaltim_Manfaat Implementasi Sistem Manajemen Energi SNI IS...
Heri Subagyo_Pupuk Kaltim_Manfaat Implementasi Sistem Manajemen Energi SNI IS...Heri Subagyo_Pupuk Kaltim_Manfaat Implementasi Sistem Manajemen Energi SNI IS...
Heri Subagyo_Pupuk Kaltim_Manfaat Implementasi Sistem Manajemen Energi SNI IS...Instansi
 
Dewi Komalasari_BSN_SME-Persyaratan dengan pedoman penggunaan.pdf
Dewi Komalasari_BSN_SME-Persyaratan dengan pedoman penggunaan.pdfDewi Komalasari_BSN_SME-Persyaratan dengan pedoman penggunaan.pdf
Dewi Komalasari_BSN_SME-Persyaratan dengan pedoman penggunaan.pdfInstansi
 
Kristianto W_BSN_Dukungan SNI Dalam Meningkatkan Efisiensi Energi.pdf
Kristianto W_BSN_Dukungan SNI  Dalam Meningkatkan Efisiensi Energi.pdfKristianto W_BSN_Dukungan SNI  Dalam Meningkatkan Efisiensi Energi.pdf
Kristianto W_BSN_Dukungan SNI Dalam Meningkatkan Efisiensi Energi.pdfInstansi
 
EVS-06-33e.pdf
EVS-06-33e.pdfEVS-06-33e.pdf
EVS-06-33e.pdfInstansi
 
EVE-07-14e.pdf
EVE-07-14e.pdfEVE-07-14e.pdf
EVE-07-14e.pdfInstansi
 
Battery Management System For Electric Vehicle Applications.pdf
Battery Management System For Electric Vehicle Applications.pdfBattery Management System For Electric Vehicle Applications.pdf
Battery Management System For Electric Vehicle Applications.pdfInstansi
 
EVS-08-19e.pdf
EVS-08-19e.pdfEVS-08-19e.pdf
EVS-08-19e.pdfInstansi
 
ANSI_EVSP_Roadmap_May_2013.pdf
ANSI_EVSP_Roadmap_May_2013.pdfANSI_EVSP_Roadmap_May_2013.pdf
ANSI_EVSP_Roadmap_May_2013.pdfInstansi
 
Final Product information and specification_20170802 to BSN.pdf
Final Product information and specification_20170802 to BSN.pdfFinal Product information and specification_20170802 to BSN.pdf
Final Product information and specification_20170802 to BSN.pdfInstansi
 
EVS-04-12e.pdf
EVS-04-12e.pdfEVS-04-12e.pdf
EVS-04-12e.pdfInstansi
 
EVS-1-08 (1).pdf
EVS-1-08 (1).pdfEVS-1-08 (1).pdf
EVS-1-08 (1).pdfInstansi
 
EVS-1-08.pdf
EVS-1-08.pdfEVS-1-08.pdf
EVS-1-08.pdfInstansi
 
SNI UNTUK DAYA SAING PRODUK DAN JASA.pdf
SNI UNTUK DAYA SAING PRODUK DAN JASA.pdfSNI UNTUK DAYA SAING PRODUK DAN JASA.pdf
SNI UNTUK DAYA SAING PRODUK DAN JASA.pdfInstansi
 
Tesis tentang Training Kompetensi
Tesis tentang Training KompetensiTesis tentang Training Kompetensi
Tesis tentang Training KompetensiInstansi
 
Motivation at work Deck_HR Business Talks 18 January 2022.pdf
Motivation at work Deck_HR Business Talks 18 January 2022.pdfMotivation at work Deck_HR Business Talks 18 January 2022.pdf
Motivation at work Deck_HR Business Talks 18 January 2022.pdfInstansi
 
materi SNI dan CPPOB.pdf
materi SNI dan CPPOB.pdfmateri SNI dan CPPOB.pdf
materi SNI dan CPPOB.pdfInstansi
 
Smart City sesuai Standar ISO
Smart City sesuai Standar ISOSmart City sesuai Standar ISO
Smart City sesuai Standar ISOInstansi
 
Success story umkm_program_pembinaan_penerapan_sni-bsn_(2018)
Success story umkm_program_pembinaan_penerapan_sni-bsn_(2018)Success story umkm_program_pembinaan_penerapan_sni-bsn_(2018)
Success story umkm_program_pembinaan_penerapan_sni-bsn_(2018)Instansi
 
Menemukan ikigai dalam pekerjaan sehari hari
Menemukan ikigai dalam pekerjaan sehari hariMenemukan ikigai dalam pekerjaan sehari hari
Menemukan ikigai dalam pekerjaan sehari hariInstansi
 
ISO 37001 : Anti Bribery Management System Fraud & Bribery Concepts, Laws & R...
ISO 37001 : Anti Bribery Management System Fraud & Bribery Concepts, Laws & R...ISO 37001 : Anti Bribery Management System Fraud & Bribery Concepts, Laws & R...
ISO 37001 : Anti Bribery Management System Fraud & Bribery Concepts, Laws & R...Instansi
 

More from Instansi (20)

Heri Subagyo_Pupuk Kaltim_Manfaat Implementasi Sistem Manajemen Energi SNI IS...
Heri Subagyo_Pupuk Kaltim_Manfaat Implementasi Sistem Manajemen Energi SNI IS...Heri Subagyo_Pupuk Kaltim_Manfaat Implementasi Sistem Manajemen Energi SNI IS...
Heri Subagyo_Pupuk Kaltim_Manfaat Implementasi Sistem Manajemen Energi SNI IS...
 
Dewi Komalasari_BSN_SME-Persyaratan dengan pedoman penggunaan.pdf
Dewi Komalasari_BSN_SME-Persyaratan dengan pedoman penggunaan.pdfDewi Komalasari_BSN_SME-Persyaratan dengan pedoman penggunaan.pdf
Dewi Komalasari_BSN_SME-Persyaratan dengan pedoman penggunaan.pdf
 
Kristianto W_BSN_Dukungan SNI Dalam Meningkatkan Efisiensi Energi.pdf
Kristianto W_BSN_Dukungan SNI  Dalam Meningkatkan Efisiensi Energi.pdfKristianto W_BSN_Dukungan SNI  Dalam Meningkatkan Efisiensi Energi.pdf
Kristianto W_BSN_Dukungan SNI Dalam Meningkatkan Efisiensi Energi.pdf
 
EVS-06-33e.pdf
EVS-06-33e.pdfEVS-06-33e.pdf
EVS-06-33e.pdf
 
EVE-07-14e.pdf
EVE-07-14e.pdfEVE-07-14e.pdf
EVE-07-14e.pdf
 
Battery Management System For Electric Vehicle Applications.pdf
Battery Management System For Electric Vehicle Applications.pdfBattery Management System For Electric Vehicle Applications.pdf
Battery Management System For Electric Vehicle Applications.pdf
 
EVS-08-19e.pdf
EVS-08-19e.pdfEVS-08-19e.pdf
EVS-08-19e.pdf
 
ANSI_EVSP_Roadmap_May_2013.pdf
ANSI_EVSP_Roadmap_May_2013.pdfANSI_EVSP_Roadmap_May_2013.pdf
ANSI_EVSP_Roadmap_May_2013.pdf
 
Final Product information and specification_20170802 to BSN.pdf
Final Product information and specification_20170802 to BSN.pdfFinal Product information and specification_20170802 to BSN.pdf
Final Product information and specification_20170802 to BSN.pdf
 
EVS-04-12e.pdf
EVS-04-12e.pdfEVS-04-12e.pdf
EVS-04-12e.pdf
 
EVS-1-08 (1).pdf
EVS-1-08 (1).pdfEVS-1-08 (1).pdf
EVS-1-08 (1).pdf
 
EVS-1-08.pdf
EVS-1-08.pdfEVS-1-08.pdf
EVS-1-08.pdf
 
SNI UNTUK DAYA SAING PRODUK DAN JASA.pdf
SNI UNTUK DAYA SAING PRODUK DAN JASA.pdfSNI UNTUK DAYA SAING PRODUK DAN JASA.pdf
SNI UNTUK DAYA SAING PRODUK DAN JASA.pdf
 
Tesis tentang Training Kompetensi
Tesis tentang Training KompetensiTesis tentang Training Kompetensi
Tesis tentang Training Kompetensi
 
Motivation at work Deck_HR Business Talks 18 January 2022.pdf
Motivation at work Deck_HR Business Talks 18 January 2022.pdfMotivation at work Deck_HR Business Talks 18 January 2022.pdf
Motivation at work Deck_HR Business Talks 18 January 2022.pdf
 
materi SNI dan CPPOB.pdf
materi SNI dan CPPOB.pdfmateri SNI dan CPPOB.pdf
materi SNI dan CPPOB.pdf
 
Smart City sesuai Standar ISO
Smart City sesuai Standar ISOSmart City sesuai Standar ISO
Smart City sesuai Standar ISO
 
Success story umkm_program_pembinaan_penerapan_sni-bsn_(2018)
Success story umkm_program_pembinaan_penerapan_sni-bsn_(2018)Success story umkm_program_pembinaan_penerapan_sni-bsn_(2018)
Success story umkm_program_pembinaan_penerapan_sni-bsn_(2018)
 
Menemukan ikigai dalam pekerjaan sehari hari
Menemukan ikigai dalam pekerjaan sehari hariMenemukan ikigai dalam pekerjaan sehari hari
Menemukan ikigai dalam pekerjaan sehari hari
 
ISO 37001 : Anti Bribery Management System Fraud & Bribery Concepts, Laws & R...
ISO 37001 : Anti Bribery Management System Fraud & Bribery Concepts, Laws & R...ISO 37001 : Anti Bribery Management System Fraud & Bribery Concepts, Laws & R...
ISO 37001 : Anti Bribery Management System Fraud & Bribery Concepts, Laws & R...
 

Recently uploaded

Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 

Recently uploaded (20)

Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 

OPTIMASI VIBRASI MESIN

  • 2. sistim dinamis/bergerak (mekanism) UNBALANCE (tidak seimbang) gaya-gaya inersia dan momen-momen tak seimbang BALANCING gaya-gaya inersia dan momen-momen tak seimbang dikoreksi BALANCE (seimbang) teknik untuk mengkoreksi gaya- gaya inersia dan momen-momen yang tidak diinginkan
  • 3. UNBALANCE pada rotasi, statik dan dinamik massa unbalance r L r r m1 m2 Untuk menghindari unbalance/ketidak-seimbangan: Hilangkan atau kurangi gaya-gaya inersia Hindari pengoperasian mesin dekat pada kecepatan kritisnya Unbalance pada satu bidang yang sama Unbalance pada bidang-bidang yang berlainan
  • 4. M = massa unbalance r = jarak pusat massa unbalance ke pusat sumbu putar F = gaya inersia dari massa unbalance = M r ω² untuk membalans dapat dengan cara memasang massa tambahan penyeimbang (counterbalance) atau menghilangkan/mengurangi massa unbalance
  • 5. (= 95 kg.cm) Nomor M [kg] r [cm] Wr = M×r [kg.cm] θ° (Wr)x [kg.cm] (Wr)y [kg.cm] 1 3 8 24 134 -16,67 +17,20 2 5 12 60 58 +31,80 +50,80 3 4 10 40 15 +38,64 +10,30 Σ = +53,77 +78,40 untuk ω yang sama Resultant gaya gaya unbalance = R Gaya penyeimbang = Fe = (Wr)e = -R (per ω² ) = 95 kg.cm Unbalance pada satu bidang “secara grafis”
  • 6. kg.cm95kg.cm14,9549,787,53R )()(R 22 22 ≈=+= += ∑∑ yx WrWr Resultant gaya gaya unbalance = R ( ) °≈°== ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ = −− ∑ ∑ 566,55tantan 77,53 40,7811 x y R Wr Wr θ Gaya unbalance R berposisi pada 56º dari sumbu y+ arah keatas kanan (kwadrant II) Gaya penyeimbang Fe berposisi 56º dari sumbu y- arah kebawah kiri (kwadran IV)
  • 7. Unbalance pada bidang-bidang yang berlainan Berapa besar massa B yang harus dipasang, dan berapa jarak massa D harus dipasang dari bidang C ( mB = ? , x = ? ) agar sistim seimbang/balance. Agar sistim seimbang/balance : Resultant gaya-gaya inersia ( m•r ) pada bidang melintang harus nol. Resultant momen-momen ( m•r•l ) gaya inersia thd satu bidang acuan pada arah longitudinal/memanjang harus nol.
  • 8. bidang Massa [kg] r [mm] m•r [kg.mm] l [m] m•r•l [kg.mm.m] A 7,5 30 225 -0,4 -90 B m 36 36×m 0 0 C 5 39 195 0,5 97,5 D 4 33 132 0,5+ x 66+132 x secara grafis, 66+132 x dapat ditentukan sehingga x dapat dihitung. secara grafis, 36m dapat ditentukan sehingga m dapat dihitung. bidang B diambil sebagai acuan
  • 9. Balancing dengan massa penyeimbang (counter balance) lebih dari satu massa penyeimbang (counter balance) hendak dipasang pada bidang A dan B
  • 10. nomor M [kg] r [cm] Wr = M×r [kg.cm] a [cm] Wr×a [kg.cm²] b [cm] Wr×b [kg.cm²] 1 5 8 40 0 0 10 400 2 10 12 120 13 1560 -3 -360 3 10 10 100 5 500 5 500 a (5) 5 3(25) 0 0 10 1(250) b (16,3) 10 4(163) 10 2(1630) 0 0 ≈ 250 ≈ 1630Bidang a (A) dan b (B) diambil sbg acuan
  • 11. (Wr)a = (Wr×b)a ÷ ba = 250 ÷ 10 = 25 (Wr)b = (Wr×a)b ÷ ab = 1630 ÷ 10 = 163
  • 12. Balance (keseimbangan) dari massa-massa yang bergerak bolak-balik, pada mekanism piston-engkol. Gaya kocok (shaking force) disebabkan oleh gaya gaya inersia dari massa massa yang bergerak bolak balik pada pen pergelangan (wrist pin). Massa massa yang berputar bersama poros engkol biasanya sudah dibuat seimbang (balanced) dan tidak meneruskan gaya kocok ke blok mesin.
  • 13. L m rθ ω Percepatan dari massa yang bergerak bolak-balik: ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ + n r θ θω 2cos cos2 dimana, r L n = Gaya Inersia dari massa yang bergerak bolak-balik: m × a n cos mrcosmr n cos cosmr θ ωθω θ θω 2 2 22 2 += ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ +=
  • 14. θω cos2 mr=PrimerInersiaGaya Gaya Inersia ini mencapai maksimum bila cos θ = 1, yaitu setiap saat sudut engkol θ = 0° dan 180° n mr θ ω 2cos2 =SekunderInersiaGaya Gaya Inersia ini mencapai maksimum bila cos 2θ = 1, yaitu setiap saat sudut engkol θ = 0°, 90°, 180° dan 270°
  • 15. Urutan penyalaan (Firing order) Penyalaan setiap silinder dari mesin piston motor bakar banyak silinder harus diatur urutan/giliran-nya agar tekanan pembakaran bahan bakar yang terjadi tidak menjadi gaya luar penyebab mesin tidak seimbang (unbalance) dan juga menjadi beban tidak merata terhadap komponen mesin lain terutama bantalan bantalan pendukung poros engkolnya. Penentuan urutan penyalaan (firing order) harus dilakukan dengan mempertimbangkan hal hal berikut: Getaran puntir (torsional vibration) yang mungkin akan terjadi. Distribusi/pemasukan bahan bakar kedalam silinder. Distribusi/pengeluaran gas buang sisa pembakaran.
  • 16. Mesin piston motor bakar 2 langkah 1 siklus operasi diselesaikan dalam 1 revolusi/putaran engkol interval sudut antara setiap engkol = 360° ÷ N (jumlah silinder) Mesin piston motor bakar 4 langkah 1 siklus operasi diselesaikan dalam 2 revolusi/putaran engkol interval sudut antara setiap engkol = 720° ÷ N (jumlah silinder)
  • 17. Keseimbangan pada mesin piston banyak silinder
  • 18. engkol mr [kg.m] x [m] mrx [kg.m²] θ [°] 2θ [°] 1 3 -0,6 -1,8 0 0 2 3 -0,2 -0,6 270 180 3 3 0,2 0,6 180 0 4 3 0,6 1,8 90 180
  • 19. Poligon dari vektor-vektor gaya inersia primer menunjukkan bahwa mesin seimbang (balanced) dalam hal gaya inersia primer. Poligon dari vektor-vektor gaya inersia sekunder menunjukkan bahwa mesin seimbang (balanced) dalam hal gaya inersia sekunder. gaya inersia primer Gaya Inersia gaya inersia sekunder , mr [kg.m]
  • 20. Momen/Kopel, mrx [kg.m²] momen/kopel primer dari poligon vektor terdapat resultant (vektor garis putus-putus) yang menunjukkan besarnya momen/kopel tidak seimbang (unbalance). Momen/kopel unbalance ini muncul pada saat saat engkol 1 bergerak 45° dan 225°. momen/kopel sekunder dari poligon vektor terdapat resultant (vektor garis putus-putus) yang menunjukkan besarnya momen/kopel tidak seimbang (unbalance). Momen/kopel unbalance ini muncul pada saat saat engkol 1 bergerak 0°, 90°, 180° dan 270°.
  • 21. Keseimbangan pada mesin piston motor bakar 6 silinder seimbang bawaan (inherent balance).
  • 22.
  • 23. nomor silinder θ [°] cos θ cos 2θ R/L·(cos 2θ) cos θ +R/L·(cos 2θ) F [lb] 1 20 +0,904 +0,766 +0,191 +1,131 +1450 2 260 -0,174 -0,940 -0,235 -0,409 -525 3 140 -0,766 +0,174 +0,044 -0,722 -925 4 140 -0,766 +0,174 +0,044 -0,722 -925 5 260 -0,174 -0,940 -0,235 -0,409 -525 6 20 +0.904 +0,766 +0,191 +1,131 +1450 Σ=0 Σ= 0 Σ = 0 Σ = 0 Σ= 0 Mesin Seimbang/Balance
  • 24. Analisa Penentuan Ketidak-seimbangan (unbalance) Gaya inersia F pada setiap silinder saat sudut engkol θ, sekunderprimer FFF n mrmrF += += θ ωθω 2cos cos 22 Untuk mesin silinder banyak, gaya kocok (shaking force): S = ∑F = ∑FP + ∑FS [ ]∑∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ Φ⋅−Φ⋅= Φ+= = = sinsincoscos )cos( cos cos 11 2 1 2 2 2 θθω θω θω θω mrF mr mr mrF P P [ ]∑∑∑ Φ−Φ= sinsincoscos 11 2 θθωmrFP [ ]∑∑∑ Φ−Φ= 2sin2sin2cos2cos 11 2 θθ ω n mr FS
  • 25. Momen / Kopel, C = CPrimer + CSekunder [ ]∑ ∑ ∑∑ Φ−Φ= =⋅= )sin(sin)cos(cos )cos( 11 2 2 aamrC amraFC P PP θθω θω [ ]∑ ∑∑ Φ−Φ=⋅= )2sin(2sin)2cos(2cos 11 2 aa n mr aFC SS θθ ω untuk Gaya Kocok sama dengan nol: ∑cos Φ = 0 ∑cos 2Φ = 0 ∑sin Φ = 0 ∑sin 2Φ = 0 untuk Momen / Kopel sama dengan nol: ∑ a cos Φ = 0 ∑ a cos 2Φ = 0 ∑ a sin Φ = 0 ∑ a sin 2Φ = 0 Posisi dari garis kerja Gaya Kocok S : ar = C/S
  • 26. Mesin piston 3 silinder S = gaya kocok (shaking force)
  • 27. Mesin piston 4 silinder Gaya inersia primer dan sekunder: ∑cos φ = 1 – 1 – 1 + 1 = 0 ∑sin φ = 0 + 0 + 0 + 0 = 0 ∑cos 2φ = 1 + 1 + 1 + 1 = 4 ∑sin 2φ = 0 + 0 + 0 + 0 = 0 gaya inersia primer seimbang (balance) gaya inersia sekunder tidak seimbang (unbalance)
  • 28. [ ] 0)0)((sin)0)((cos 11 2 =−=∑ θθωmrFP gaya inersia primer: gaya inersia sekunder: [ ] 1 22 11 22 2cos4 )0)(2(sin)4)(2(cos θ ω θθ ω L mr F L mr F S S = −= ∑ ∑ gaya kocok (shaking force): 1 2 2 1 22 2cos)2(2cos40 θωθ ω L mr L mr S FFS SP =+= += ∑∑
  • 29. Momen / Kopel primer dan sekunder : ∑(a cos φ) = 0(1) + 4(-1) + 8(-1) + 12(1) = 0 ∑(a sin φ) = 0(0) + 4(0) + 8(0) + 12 (0) = 0 ∑(a cos 2φ) = 0(1) + 4(1) + 8(1) +12(1) = 24 ∑(a sin 2φ) = 0(0) + 4(0) + 8(0) + 12(0) = 0 momen/kopel primer seimbang (balance) momen/kopel sekunder tidak seimbang (unbalance) Momen/Kopel goyang dari mesin: S C a L mr CCC R SP = +=+= 1 22 2cos240 θ ω
  • 30. Mesin piston V. Terdiri dari banyak silinder yang terbagi dalam 2 kumpulan (banks) baris silinder kanan-kiri yang saling membentuk sudut 60° atau 90° sehingga membentuk huruf V. mesin V8. Sudut θ = sudut antara posisi satu silinder terhadap posisi bidang acuan. Sudut φ = sudut antara posisi satu silinder terhadap posisi silinder no 1. φ1 = 0° ; φ2 = 90° ; φ3 = 270° ; φ4 = 180°
  • 31. gaya inersia primer : ∑cos φ = 0 ∑ sin φ = 0 gaya inersia sekunder : ∑cos 2φ = 0 ∑ sin 2φ = 0 momen primer : ∑(a cos φ) = -3a ∑(a sin φ) = -a momen sekunder : ∑(a cos 2φ) = 0 ∑(a sin 2φ) = 0 gaya inersia primer dan sekunder serta momen sekunder seimbang (balance) tidak seimbang (unbalance) momen primer momen primer : Ckiri = mrω² ( -3a cos θ 1 + a sin θ 1 ) Ckanan = mrω² [ -3a cos (θ 1 - 90°) + a sin (θ 1 - 90°) ] untuk kumpulan silinder kanan, sudut engkol silinder 1 = - (β - θ1) = θ1 - β = θ1 - 90°