SlideShare a Scribd company logo
1 of 25
transmisi

roda gigi
DASAR RODA GIGI TRANSMISI
(Basic Transmission Gear)
Transmisi daya ( Power transmission)
Transmisi daya adalah upaya untuk
menyalurkan/memindahkan daya dari sumber daya (motor
diesel,bensin,turbin gas, motor listrik dll) ke mesin yang
membutuhkan daya ( mesin bubut, pumpa, kompresor,
mesin produksi dll).
2.Jenis : Profil gigi pada roda gigi :
1. Profil gigi sikloida ( Cycloide): struktur gigi melengkung cembung
dan cekung mengikuti pola sikloida .
Jenis gigi ini cukup baik karena presisi dan ketelitiannya baik , dapat
meneruskan daya lebih besar dari jenis yang sepadan, juga keausannya
dapat lebih lama. Tetapi mempunyai kerugian, diantaranya
pembuatanya lebih sulit dan pemasangannya harus lebih teliti ( tidak
dapat digunakan sebagai roda gigi pengganti/change wheel), dan
harga lebih mahal .
2. Profil gigi evolvente : struktur gigi ini berbentuk melengkung
cembung, mengikuti pola evolvente.
Jenis gigi ini struktur cukup sederhana, cara pembuatanya lebih
mudah, tidak sangat presisi dan maupun teliti, harga dapat lebih
murah , baik ekali digunakan untuk roda gigi ganti. Jenis profil gigi
evolvente dipakai sebagai profil gigi standard untuk semua keperluan
transmisi.
3. Profil gigi khusus : misalnya; bentuk busur lingkaran dan miring
digunakan untuk transmisi daya yang besar dan khusus ( tidak
dibicarakan)
Structure of the Evolvente & Cycloide
The Structure of the teeths
3. Bentuk Gigi :
1. Gigi lurus ( spur gear)
bentuk gigi ini lurus dan paralel dengan sumbu roda gigi
2. Gigi miring ( helical gear)
bentuk gigi ini menyilang miring terhadah sumbu roda gigi
3. Gigi panah ( double helical / herring bone gear)
bentuk gigi berupa panah atau miring degan kemiringan
berlawanan
4. Gigi melengkung/bengkok (curved/spherical gear )
bentuk gigi melengkung mengikuti pola tertentu
( lingkaran/ellips)
Spur & Helical Gear .
4. Kerjasama roda gigi :
1. Sumbu rodagigi sejajar/paralel:
Dapat berupa kerjasama rodagigi lurus, miring atau spherical
2.Sumbu rodagigi tegak lurus berpotongan :
Dapat berupa roda gigi trapesium/payung/ bevel dengan profil
lurus(radial), miring(helical) atau melengkung(spherical)
3. Sumbu rodagigi menyilang tegak lurus :
Dapat berupa rodagigi cacing(worm), globoida, cavex, hypoid,
spiroid atau roda gigi miring atau melengkung.
4. Sumbu rodagigi menyilang :
Dapat berupa rodagigi skrup(screw/helical) atau spherical.
5. Sumbu roda gigi berpotongan tidak tegak lurus :
Dapat berupa roda gigi payung/trapesium atau helical dll.
Kerja sama roda gigi.
Syarat dua roda gigi bekerja-sama:
Beberapa hal yang cukup penting pada kerjasama roda gigi ,
apabila dua roda gigi atau lebih bekerja sama maka :
1. Profil gigi harus sama ( spur atau helical dll)
2. Modul gigi harus sama ( modul gigi adalah salah satu
dimensi khusus roda gigi)
3. Sudut tekanan harus sama ( sudut perpin dahan daya
antar gigi)
Modul gigi adalah besaran/dimensi roda gigi, yang dapat
menyatakan besar dan kecilnya gigi .Bilangan modul biasanya
bilangan utuh, kecuali untuk gigi yang kecil. (Bilangan yang
ditulis tak berdimensi, walaupun dalam arti yang sesungguhnya
dalam satuan mm )
Sudut tekanan adalah sudut yang dibentuk antara garis
singgung dua roda gigi dan garis perpindahan gaya antar dua
gigi yang bekerja sama.
Modul gigi
Modul & Pressure Angle
.

Perbedaan modul menyebabkan bentuk sama tetapi ukurannya diperkecil, sedang
perbedaan sudut tekanan menyebabkan tinggi gigi sama tetapi dapat lebih ramping.
Modul gigi (M) :
M = t / (pi)
T = jarak bagi gigi (pitch)
M = ditulis tanpa satuan ( diartikan dalam: mm)
Diameter roda gigi : (ada empat macam diameter gigi)
1. diameter lingkaran jarak bagi (pitch = d )
2. diameter lingkaran dasar (base)
3. diameter lingkaran kepala (adendum/max)
4. diameter lingkaran kaki (didendum/min)
diamater lingkaran jarak(bagi) : d = M . z ------ (mm)
z = jumlah gigi
sehingga :
d = ( t . z )/ p ----- (mm)
.

Sudut tekanan (α ) sudut yang dibentuk dari garis
horisontal dengan garis normal dipersinggungan antar gigi.
Sudut tekanan sudah di standarkan yaitu : α = 20 0 .
Akibat adanya sudut tekanan ini, maka gaya yang
dipindahkan dari roda gigi penggerak (pinion) ke roda gigi
yang digerakkan (wheel), akan diuraikan menjadi dua gaya
yang saling tegak lurus (vektor gaya), gaya yang sejajar
dengan garis singgung disebut : gaya tangensial, sedang gaya
yang tegak lurus garis singgung ( menuju titik pusat roda gigi)
disebut gaya radial.
.

Gaya tangensial: merupakan gaya yang dipindahkan
dari roda gigi satu ke roda gigi yang lain.
Gaya radial: merupakan gaya yang menyebabkan
kedua roda gigi saling mendorong ( dapat merugi
kan).
Dalam era globalisasi sudut tekanan distandarkan :
α = 20 0
TRANSMISI RODA GIGI
Transmisi daya dengan roda gigi mempunyai keuntungan,
diantaranya tidak terjadi slip yang menyebabkan speed
ratio tetap, tetapi sering adanya slip juga menguntungkan,
misalnya pada ban mesin (belt) , karena slip merupakan
pengaman agar motor penggerak tidak rusak.
.

Apabila putaran keluaran (output) lebih rendah dari
masukan (input) maka transmisi disebut : reduksi
( reduction gear), tetapi apabila keluaran lebih cepat dari
pada masukan maka disebut : inkrisi ( increaser gear).
Perbadingan input dan output disebut : perbandingan
putaran transmisi (speed ratio), dinyatakan dalam notasi : i .
Speed ratio : i = n1 / n2 = d2 / d1 = z2 / z1
Apabila:i < 1 = transmisi roda gigi inkrisi
i > 1 = transmisi roda gigi reduksi
.

Wheel
z2 , n2

Pinion
z1, n1

Pinion
z1, n1

Wheel
z2, n2

Ada dua macam roda gigi sesuai dengan letak giginya :
1. Roda gigi dalam (internal gear), yang mana gigi terletak pada bagian
dalam dari lingkaran jarak bagi.
2. Roda gigi luar ( external gear), yang mana gigi terletak dibagian luar
dari lingkaran jarak, jenis roda gigi ini paling banyak dijumpai.
Roda gigi dalam- banyak dijumpai pada transmisi roda gigi planit (planitary gear)
dan roda gigi cyclo.
Apabila dua rodagigi dengan gigi luar maka putaran output akan berla
wanan arah dengan putaran inputnya, tetapi bila salah satu rodagigi dengan gigi
dalam maka arah putaran output akan sama dengan arah putaran input.
Bila kerjasama lebih dari dua rodagigi disebut : transmisi kereta api
(train gear).
.

Train Gear
Speed ratio pertama : i1 = n1 / n2
Speed ratio kedua : i 2 = n2 / n3
Speed ratio total : i T = i 1 x i 2 = n1 /n2 x n2 /n3 = n1 / n3
Jadi pada train gear, speed ratio hanya tergantung roda gigi pertama dan
yang terakhir, sedang roda gigi diantaranya hanya sebagai makelar saja.
Speed ratio total : i T = n1 / n3 = d3 / d1 = z3 / z1 .
Sedang arah putaran tergantung jumlah roda gigi, apabila
jumlahnya genap ( 8, 10, 20 dll) pasti arah putaran output berlawanan
arah
Tetapi bila jumlah rodagigi gasal (3, 9, 15 dll) maka arah putaran output
sama dengan arah inputnya.
Untuk roda gigi lurus (spur) dan penggunaan normal maka batas
speed ratio adalah 6 , apabila speed ratio lebih dari enam harus dibuat
dengan dua tingkat (stage).
Speed ratio maksimal : i maks < 6
.

Apabila speed ratio lebih dari enam maka dilakukan sebagai
berikut (Multi stages):

Output : z4 , n4

Pinion
z2, n2
z3, n3
Z1, n1
Contoh gambar di atas transmisi rodagigi dua tingkat ( two stages)
Speed ratio total : i T = n1 / n2 x n3 / n4 = (n1 . n3) / (n2 . n4)
Pada gambar sket di atas terlihat bahwa fungsi roda gigi , selain
yang pertama (pinion) dan yang terakhir (wheel), yaitu roda gigi 2 dan roda
gigi 3 diperhitungkan dalam menghitung speed ratio total.
.

Dalam aplikasi, speed ratio roda gigi mempu
nyai nilai tidak bilangan utuh, misalnya : 2,4, 6 dll,
tetapi berupa bilangan tertentu, misal: 2,9991 ;
1,666 dll.
Hal tersebut terjadi karena perancang
transmisi roda gigi menginginkan , bahwa setiap gigi
diharap kan bertemu dengan setiap gigi dari roda
gigi yang lain, misalnya: design : i = 2 maka jumlah
gigi pinion= 20 (min) dan rodagigi wheel= 40 , maka
gigi nomor satu akan selalu bertemu dengan gigi
nomor satu roda gigi lain, apabila terjadi ketidak
homogenan material maka bagian tersebut mungkin
akan aus tidak merata, oleh sebab itu dicari cara
yang mudah, yaitu dengan menambah satu gigi pada
wheel misalnya.
Jadi : i = 41 / 20 = 2,0500 dll
.

9. Roda gigi payung ( bevel gear)
Roda gigi payung atau roda gigi trapesium digunakan apabila
diinginkan antara sumbu input dan sumbu output menyudut 90 0. .
Bentuk gigi yang biasa dipakai pada roda gigi payung :
Bentuk gigi lurus atau radial
Bentuk gigi miring atau helical
Bentuk gigi melengkung atau spherical.

Output (wheel)
z 2, n2

Input (pinion)
gaya aksial
Z1, n1
Gaya yang ada : yaitu gaya tangensial
Gaya radial
Gaya aksial
Ketiga gaya dapat dilukiskan sebagai gaya dalam 3 dimensi.
.

10. Roda gigi cacing ( worm gear)
Roda gigi cacing (worm) digunakan apabila diinginkan antara sumbu input
dan sumbu output menyilang tegak lurus .Roda gigi cacing mempunyai
karakteristik yang khas, yaitu input dan output tidak dapat dipertukarkan.
Jadi input selalu dari roda cacingnya (worm)
rg.cacing (worm)

Wheel
ZW , nW

zWO , n WO

Putaran roda gigi cacing (worm) = nWO
Jumlah jalan /gang/spoed = zWO ( 1, 2, 3 )
Gaya yang ada pada roda gigi worm :
Gaya tangensial
Gaya radial
Gaya aksial
.

Ketiga gaya dapat dilukis dalam tiga dimensi
Misalnya pada roda gigi worm atau sering disebut
batang berulir , gaya2 tersebut dapat dilihat pada
gambar di bawah .

gaya aksial
gaya radial gaya tangensial
worm
worm
worm.
Apabila roda gigi worm ini , batang berulirnya ada
ofset kedalam , maka disebut : roda gigi spiroid. Dan
apabila ofsetnya lebih jauh kedalam maka disebut
roda gigi hypoid .
.

rg. Hypoid
rg.worm

rg.spiroid

Roda gigi hypoid paling banyak digunakan pada
roda gigi diferensial pada mobil.
Cyclo gear
Differential gear

More Related Content

What's hot

131223466 perhitungan-waktu-pemesinan-bubut
131223466 perhitungan-waktu-pemesinan-bubut131223466 perhitungan-waktu-pemesinan-bubut
131223466 perhitungan-waktu-pemesinan-bubutDidi sudiprayitna
 
Baja dan klasifikasinya
Baja dan klasifikasinyaBaja dan klasifikasinya
Baja dan klasifikasinyawizdan ozil
 
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon Tinggi
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon TinggiPerbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon Tinggi
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon TinggiAbdul Ghofur
 
Laporan praktikum proses produksi
Laporan praktikum proses produksi Laporan praktikum proses produksi
Laporan praktikum proses produksi Novia Fitriany
 
Proses manufaktur mesin bubut
Proses manufaktur mesin bubutProses manufaktur mesin bubut
Proses manufaktur mesin bubutNur Hidayah
 
Teknik Perawatan Mesin Milling
Teknik Perawatan Mesin MillingTeknik Perawatan Mesin Milling
Teknik Perawatan Mesin MillingAlfi Akbar
 
Presentasi Mesin Bubut
Presentasi Mesin BubutPresentasi Mesin Bubut
Presentasi Mesin BubutEssyKarundeng
 
Laporan bubut
Laporan bubutLaporan bubut
Laporan bubutRasyid22
 
Roda gigi dan Proses Perancangan
Roda gigi dan Proses PerancanganRoda gigi dan Proses Perancangan
Roda gigi dan Proses PerancanganNatalino Fonseca
 
mengenal proses blanking (pemotongan plat pada praktikum pembentukan bahan)
mengenal proses blanking (pemotongan plat pada praktikum pembentukan bahan)mengenal proses blanking (pemotongan plat pada praktikum pembentukan bahan)
mengenal proses blanking (pemotongan plat pada praktikum pembentukan bahan)universitas negri yogyakarta
 
01.permesinan dan mesin perkakas
01.permesinan dan mesin perkakas01.permesinan dan mesin perkakas
01.permesinan dan mesin perkakasMahros Darsin
 
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan PorosElemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan PorosDewi Izza
 
Pengukuran ulir bab4
Pengukuran ulir bab4Pengukuran ulir bab4
Pengukuran ulir bab4LAZY MAGICIAN
 

What's hot (20)

Laporan Praktikum Pemesinan
Laporan Praktikum PemesinanLaporan Praktikum Pemesinan
Laporan Praktikum Pemesinan
 
Dasar2 Elektroplating
Dasar2 ElektroplatingDasar2 Elektroplating
Dasar2 Elektroplating
 
131223466 perhitungan-waktu-pemesinan-bubut
131223466 perhitungan-waktu-pemesinan-bubut131223466 perhitungan-waktu-pemesinan-bubut
131223466 perhitungan-waktu-pemesinan-bubut
 
Baja dan klasifikasinya
Baja dan klasifikasinyaBaja dan klasifikasinya
Baja dan klasifikasinya
 
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon Tinggi
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon TinggiPerbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon Tinggi
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon Tinggi
 
Bahan Logan Non-Ferro (Non-Besi)
Bahan Logan Non-Ferro (Non-Besi)Bahan Logan Non-Ferro (Non-Besi)
Bahan Logan Non-Ferro (Non-Besi)
 
Laporan praktikum proses produksi
Laporan praktikum proses produksi Laporan praktikum proses produksi
Laporan praktikum proses produksi
 
heat treatment
heat treatmentheat treatment
heat treatment
 
Proses manufaktur mesin bubut
Proses manufaktur mesin bubutProses manufaktur mesin bubut
Proses manufaktur mesin bubut
 
Teknik Perawatan Mesin Milling
Teknik Perawatan Mesin MillingTeknik Perawatan Mesin Milling
Teknik Perawatan Mesin Milling
 
Presentasi Mesin Bubut
Presentasi Mesin BubutPresentasi Mesin Bubut
Presentasi Mesin Bubut
 
Laporan bubut
Laporan bubutLaporan bubut
Laporan bubut
 
Roda gigi dan Proses Perancangan
Roda gigi dan Proses PerancanganRoda gigi dan Proses Perancangan
Roda gigi dan Proses Perancangan
 
Roda gigi
Roda gigiRoda gigi
Roda gigi
 
mengenal proses blanking (pemotongan plat pada praktikum pembentukan bahan)
mengenal proses blanking (pemotongan plat pada praktikum pembentukan bahan)mengenal proses blanking (pemotongan plat pada praktikum pembentukan bahan)
mengenal proses blanking (pemotongan plat pada praktikum pembentukan bahan)
 
Dapur kupola
Dapur kupolaDapur kupola
Dapur kupola
 
01.permesinan dan mesin perkakas
01.permesinan dan mesin perkakas01.permesinan dan mesin perkakas
01.permesinan dan mesin perkakas
 
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan PorosElemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
 
Pengukuran ulir bab4
Pengukuran ulir bab4Pengukuran ulir bab4
Pengukuran ulir bab4
 
Konsep dislokasi
Konsep dislokasiKonsep dislokasi
Konsep dislokasi
 

Similar to RODAGIGI

Gear Transmission.ppt
Gear Transmission.pptGear Transmission.ppt
Gear Transmission.pptRajuRastogi50
 
Tugas rancangan elemen mesin 2 (transmisi)
Tugas rancangan elemen mesin 2 (transmisi)Tugas rancangan elemen mesin 2 (transmisi)
Tugas rancangan elemen mesin 2 (transmisi)Swardi Sibarani
 
Teori dasar-rodagigi
Teori dasar-rodagigiTeori dasar-rodagigi
Teori dasar-rodagigidhikaian
 
Pengukuran roda gigi bab5
Pengukuran roda gigi bab5Pengukuran roda gigi bab5
Pengukuran roda gigi bab5LAZY MAGICIAN
 
Galih satya dharma, tab ,0420120055
Galih satya dharma, tab ,0420120055Galih satya dharma, tab ,0420120055
Galih satya dharma, tab ,0420120055galihsatyadharma
 
Elemen mesin 2 andri
Elemen mesin 2 andriElemen mesin 2 andri
Elemen mesin 2 andriAndri Santoso
 
KELOMPOK 5 MERANCANG ULANG TRANSMISI RODA GIGI MIRING-1.pptx
KELOMPOK 5 MERANCANG ULANG TRANSMISI RODA GIGI MIRING-1.pptxKELOMPOK 5 MERANCANG ULANG TRANSMISI RODA GIGI MIRING-1.pptx
KELOMPOK 5 MERANCANG ULANG TRANSMISI RODA GIGI MIRING-1.pptxfarhanhandika1
 
Transmisi manual pada kendaraan
Transmisi manual pada kendaraanTransmisi manual pada kendaraan
Transmisi manual pada kendaraanjunita asih
 
DIKTAT ELEMEN MESIN III.pdf
DIKTAT ELEMEN MESIN III.pdfDIKTAT ELEMEN MESIN III.pdf
DIKTAT ELEMEN MESIN III.pdfNikoKautsar1
 
Transmisi Manual.ppt
Transmisi Manual.pptTransmisi Manual.ppt
Transmisi Manual.ppttomi58
 
4 Speed Gear box design spur gear with C 6 inch and pitch 5 inch
4 Speed Gear box design spur gear with C 6 inch and pitch 5 inch4 Speed Gear box design spur gear with C 6 inch and pitch 5 inch
4 Speed Gear box design spur gear with C 6 inch and pitch 5 inchAushafNurIlham
 
roda gigi rack dan pinion.pdf
roda gigi rack dan pinion.pdfroda gigi rack dan pinion.pdf
roda gigi rack dan pinion.pdfozi ramadhan
 
259343480 transmisi-4-speed
259343480 transmisi-4-speed259343480 transmisi-4-speed
259343480 transmisi-4-speedwitospd
 
Pemeliharaan Mesin Sepeda Motor Power Train
Pemeliharaan Mesin Sepeda Motor Power TrainPemeliharaan Mesin Sepeda Motor Power Train
Pemeliharaan Mesin Sepeda Motor Power Trainalfian hariyadi
 

Similar to RODAGIGI (20)

Gear Transmission.ppt
Gear Transmission.pptGear Transmission.ppt
Gear Transmission.ppt
 
Roda gigi umum
Roda gigi umumRoda gigi umum
Roda gigi umum
 
Tugas rancangan elemen mesin 2 (transmisi)
Tugas rancangan elemen mesin 2 (transmisi)Tugas rancangan elemen mesin 2 (transmisi)
Tugas rancangan elemen mesin 2 (transmisi)
 
Teori dasar-rodagigi
Teori dasar-rodagigiTeori dasar-rodagigi
Teori dasar-rodagigi
 
Pengukuran roda gigi bab5
Pengukuran roda gigi bab5Pengukuran roda gigi bab5
Pengukuran roda gigi bab5
 
Galih satya dharma, tab ,0420120055
Galih satya dharma, tab ,0420120055Galih satya dharma, tab ,0420120055
Galih satya dharma, tab ,0420120055
 
Elemen mesin 2 andri
Elemen mesin 2 andriElemen mesin 2 andri
Elemen mesin 2 andri
 
13012 8-368214845111
13012 8-36821484511113012 8-368214845111
13012 8-368214845111
 
KELOMPOK 5 MERANCANG ULANG TRANSMISI RODA GIGI MIRING-1.pptx
KELOMPOK 5 MERANCANG ULANG TRANSMISI RODA GIGI MIRING-1.pptxKELOMPOK 5 MERANCANG ULANG TRANSMISI RODA GIGI MIRING-1.pptx
KELOMPOK 5 MERANCANG ULANG TRANSMISI RODA GIGI MIRING-1.pptx
 
Transmisi manual pada kendaraan
Transmisi manual pada kendaraanTransmisi manual pada kendaraan
Transmisi manual pada kendaraan
 
DIKTAT ELEMEN MESIN III.pdf
DIKTAT ELEMEN MESIN III.pdfDIKTAT ELEMEN MESIN III.pdf
DIKTAT ELEMEN MESIN III.pdf
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Transmisi Manual.ppt
Transmisi Manual.pptTransmisi Manual.ppt
Transmisi Manual.ppt
 
79949784 gear-box
79949784 gear-box79949784 gear-box
79949784 gear-box
 
4 Speed Gear box design spur gear with C 6 inch and pitch 5 inch
4 Speed Gear box design spur gear with C 6 inch and pitch 5 inch4 Speed Gear box design spur gear with C 6 inch and pitch 5 inch
4 Speed Gear box design spur gear with C 6 inch and pitch 5 inch
 
roda gigi rack dan pinion.pdf
roda gigi rack dan pinion.pdfroda gigi rack dan pinion.pdf
roda gigi rack dan pinion.pdf
 
259343480 transmisi-4-speed
259343480 transmisi-4-speed259343480 transmisi-4-speed
259343480 transmisi-4-speed
 
TRANSMISI.pptx
TRANSMISI.pptxTRANSMISI.pptx
TRANSMISI.pptx
 
kemudi listrik.pptx
kemudi listrik.pptxkemudi listrik.pptx
kemudi listrik.pptx
 
Pemeliharaan Mesin Sepeda Motor Power Train
Pemeliharaan Mesin Sepeda Motor Power TrainPemeliharaan Mesin Sepeda Motor Power Train
Pemeliharaan Mesin Sepeda Motor Power Train
 

Recently uploaded

Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 

RODAGIGI

  • 2. DASAR RODA GIGI TRANSMISI (Basic Transmission Gear) Transmisi daya ( Power transmission) Transmisi daya adalah upaya untuk menyalurkan/memindahkan daya dari sumber daya (motor diesel,bensin,turbin gas, motor listrik dll) ke mesin yang membutuhkan daya ( mesin bubut, pumpa, kompresor, mesin produksi dll).
  • 3. 2.Jenis : Profil gigi pada roda gigi : 1. Profil gigi sikloida ( Cycloide): struktur gigi melengkung cembung dan cekung mengikuti pola sikloida . Jenis gigi ini cukup baik karena presisi dan ketelitiannya baik , dapat meneruskan daya lebih besar dari jenis yang sepadan, juga keausannya dapat lebih lama. Tetapi mempunyai kerugian, diantaranya pembuatanya lebih sulit dan pemasangannya harus lebih teliti ( tidak dapat digunakan sebagai roda gigi pengganti/change wheel), dan harga lebih mahal . 2. Profil gigi evolvente : struktur gigi ini berbentuk melengkung cembung, mengikuti pola evolvente. Jenis gigi ini struktur cukup sederhana, cara pembuatanya lebih mudah, tidak sangat presisi dan maupun teliti, harga dapat lebih murah , baik ekali digunakan untuk roda gigi ganti. Jenis profil gigi evolvente dipakai sebagai profil gigi standard untuk semua keperluan transmisi. 3. Profil gigi khusus : misalnya; bentuk busur lingkaran dan miring digunakan untuk transmisi daya yang besar dan khusus ( tidak dibicarakan)
  • 4. Structure of the Evolvente & Cycloide
  • 5. The Structure of the teeths 3. Bentuk Gigi : 1. Gigi lurus ( spur gear) bentuk gigi ini lurus dan paralel dengan sumbu roda gigi 2. Gigi miring ( helical gear) bentuk gigi ini menyilang miring terhadah sumbu roda gigi 3. Gigi panah ( double helical / herring bone gear) bentuk gigi berupa panah atau miring degan kemiringan berlawanan 4. Gigi melengkung/bengkok (curved/spherical gear ) bentuk gigi melengkung mengikuti pola tertentu ( lingkaran/ellips)
  • 6. Spur & Helical Gear .
  • 7. 4. Kerjasama roda gigi : 1. Sumbu rodagigi sejajar/paralel: Dapat berupa kerjasama rodagigi lurus, miring atau spherical 2.Sumbu rodagigi tegak lurus berpotongan : Dapat berupa roda gigi trapesium/payung/ bevel dengan profil lurus(radial), miring(helical) atau melengkung(spherical) 3. Sumbu rodagigi menyilang tegak lurus : Dapat berupa rodagigi cacing(worm), globoida, cavex, hypoid, spiroid atau roda gigi miring atau melengkung. 4. Sumbu rodagigi menyilang : Dapat berupa rodagigi skrup(screw/helical) atau spherical. 5. Sumbu roda gigi berpotongan tidak tegak lurus : Dapat berupa roda gigi payung/trapesium atau helical dll.
  • 9. Syarat dua roda gigi bekerja-sama: Beberapa hal yang cukup penting pada kerjasama roda gigi , apabila dua roda gigi atau lebih bekerja sama maka : 1. Profil gigi harus sama ( spur atau helical dll) 2. Modul gigi harus sama ( modul gigi adalah salah satu dimensi khusus roda gigi) 3. Sudut tekanan harus sama ( sudut perpin dahan daya antar gigi) Modul gigi adalah besaran/dimensi roda gigi, yang dapat menyatakan besar dan kecilnya gigi .Bilangan modul biasanya bilangan utuh, kecuali untuk gigi yang kecil. (Bilangan yang ditulis tak berdimensi, walaupun dalam arti yang sesungguhnya dalam satuan mm ) Sudut tekanan adalah sudut yang dibentuk antara garis singgung dua roda gigi dan garis perpindahan gaya antar dua gigi yang bekerja sama.
  • 12. . Perbedaan modul menyebabkan bentuk sama tetapi ukurannya diperkecil, sedang perbedaan sudut tekanan menyebabkan tinggi gigi sama tetapi dapat lebih ramping. Modul gigi (M) : M = t / (pi) T = jarak bagi gigi (pitch) M = ditulis tanpa satuan ( diartikan dalam: mm) Diameter roda gigi : (ada empat macam diameter gigi) 1. diameter lingkaran jarak bagi (pitch = d ) 2. diameter lingkaran dasar (base) 3. diameter lingkaran kepala (adendum/max) 4. diameter lingkaran kaki (didendum/min) diamater lingkaran jarak(bagi) : d = M . z ------ (mm) z = jumlah gigi sehingga : d = ( t . z )/ p ----- (mm)
  • 13. . Sudut tekanan (α ) sudut yang dibentuk dari garis horisontal dengan garis normal dipersinggungan antar gigi. Sudut tekanan sudah di standarkan yaitu : α = 20 0 . Akibat adanya sudut tekanan ini, maka gaya yang dipindahkan dari roda gigi penggerak (pinion) ke roda gigi yang digerakkan (wheel), akan diuraikan menjadi dua gaya yang saling tegak lurus (vektor gaya), gaya yang sejajar dengan garis singgung disebut : gaya tangensial, sedang gaya yang tegak lurus garis singgung ( menuju titik pusat roda gigi) disebut gaya radial.
  • 14. . Gaya tangensial: merupakan gaya yang dipindahkan dari roda gigi satu ke roda gigi yang lain. Gaya radial: merupakan gaya yang menyebabkan kedua roda gigi saling mendorong ( dapat merugi kan). Dalam era globalisasi sudut tekanan distandarkan : α = 20 0
  • 15. TRANSMISI RODA GIGI Transmisi daya dengan roda gigi mempunyai keuntungan, diantaranya tidak terjadi slip yang menyebabkan speed ratio tetap, tetapi sering adanya slip juga menguntungkan, misalnya pada ban mesin (belt) , karena slip merupakan pengaman agar motor penggerak tidak rusak. . Apabila putaran keluaran (output) lebih rendah dari masukan (input) maka transmisi disebut : reduksi ( reduction gear), tetapi apabila keluaran lebih cepat dari pada masukan maka disebut : inkrisi ( increaser gear). Perbadingan input dan output disebut : perbandingan putaran transmisi (speed ratio), dinyatakan dalam notasi : i . Speed ratio : i = n1 / n2 = d2 / d1 = z2 / z1 Apabila:i < 1 = transmisi roda gigi inkrisi i > 1 = transmisi roda gigi reduksi
  • 16. . Wheel z2 , n2 Pinion z1, n1 Pinion z1, n1 Wheel z2, n2 Ada dua macam roda gigi sesuai dengan letak giginya : 1. Roda gigi dalam (internal gear), yang mana gigi terletak pada bagian dalam dari lingkaran jarak bagi. 2. Roda gigi luar ( external gear), yang mana gigi terletak dibagian luar dari lingkaran jarak, jenis roda gigi ini paling banyak dijumpai. Roda gigi dalam- banyak dijumpai pada transmisi roda gigi planit (planitary gear) dan roda gigi cyclo. Apabila dua rodagigi dengan gigi luar maka putaran output akan berla wanan arah dengan putaran inputnya, tetapi bila salah satu rodagigi dengan gigi dalam maka arah putaran output akan sama dengan arah putaran input. Bila kerjasama lebih dari dua rodagigi disebut : transmisi kereta api (train gear).
  • 17. . Train Gear Speed ratio pertama : i1 = n1 / n2 Speed ratio kedua : i 2 = n2 / n3 Speed ratio total : i T = i 1 x i 2 = n1 /n2 x n2 /n3 = n1 / n3 Jadi pada train gear, speed ratio hanya tergantung roda gigi pertama dan yang terakhir, sedang roda gigi diantaranya hanya sebagai makelar saja. Speed ratio total : i T = n1 / n3 = d3 / d1 = z3 / z1 . Sedang arah putaran tergantung jumlah roda gigi, apabila jumlahnya genap ( 8, 10, 20 dll) pasti arah putaran output berlawanan arah Tetapi bila jumlah rodagigi gasal (3, 9, 15 dll) maka arah putaran output sama dengan arah inputnya. Untuk roda gigi lurus (spur) dan penggunaan normal maka batas speed ratio adalah 6 , apabila speed ratio lebih dari enam harus dibuat dengan dua tingkat (stage). Speed ratio maksimal : i maks < 6
  • 18. . Apabila speed ratio lebih dari enam maka dilakukan sebagai berikut (Multi stages): Output : z4 , n4 Pinion z2, n2 z3, n3 Z1, n1 Contoh gambar di atas transmisi rodagigi dua tingkat ( two stages) Speed ratio total : i T = n1 / n2 x n3 / n4 = (n1 . n3) / (n2 . n4) Pada gambar sket di atas terlihat bahwa fungsi roda gigi , selain yang pertama (pinion) dan yang terakhir (wheel), yaitu roda gigi 2 dan roda gigi 3 diperhitungkan dalam menghitung speed ratio total.
  • 19. . Dalam aplikasi, speed ratio roda gigi mempu nyai nilai tidak bilangan utuh, misalnya : 2,4, 6 dll, tetapi berupa bilangan tertentu, misal: 2,9991 ; 1,666 dll. Hal tersebut terjadi karena perancang transmisi roda gigi menginginkan , bahwa setiap gigi diharap kan bertemu dengan setiap gigi dari roda gigi yang lain, misalnya: design : i = 2 maka jumlah gigi pinion= 20 (min) dan rodagigi wheel= 40 , maka gigi nomor satu akan selalu bertemu dengan gigi nomor satu roda gigi lain, apabila terjadi ketidak homogenan material maka bagian tersebut mungkin akan aus tidak merata, oleh sebab itu dicari cara yang mudah, yaitu dengan menambah satu gigi pada wheel misalnya. Jadi : i = 41 / 20 = 2,0500 dll
  • 20. . 9. Roda gigi payung ( bevel gear) Roda gigi payung atau roda gigi trapesium digunakan apabila diinginkan antara sumbu input dan sumbu output menyudut 90 0. . Bentuk gigi yang biasa dipakai pada roda gigi payung : Bentuk gigi lurus atau radial Bentuk gigi miring atau helical Bentuk gigi melengkung atau spherical. Output (wheel) z 2, n2 Input (pinion) gaya aksial Z1, n1 Gaya yang ada : yaitu gaya tangensial Gaya radial Gaya aksial Ketiga gaya dapat dilukiskan sebagai gaya dalam 3 dimensi.
  • 21. . 10. Roda gigi cacing ( worm gear) Roda gigi cacing (worm) digunakan apabila diinginkan antara sumbu input dan sumbu output menyilang tegak lurus .Roda gigi cacing mempunyai karakteristik yang khas, yaitu input dan output tidak dapat dipertukarkan. Jadi input selalu dari roda cacingnya (worm) rg.cacing (worm) Wheel ZW , nW zWO , n WO Putaran roda gigi cacing (worm) = nWO Jumlah jalan /gang/spoed = zWO ( 1, 2, 3 ) Gaya yang ada pada roda gigi worm : Gaya tangensial Gaya radial Gaya aksial
  • 22. . Ketiga gaya dapat dilukis dalam tiga dimensi Misalnya pada roda gigi worm atau sering disebut batang berulir , gaya2 tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah . gaya aksial gaya radial gaya tangensial worm worm worm. Apabila roda gigi worm ini , batang berulirnya ada ofset kedalam , maka disebut : roda gigi spiroid. Dan apabila ofsetnya lebih jauh kedalam maka disebut roda gigi hypoid .
  • 23. . rg. Hypoid rg.worm rg.spiroid Roda gigi hypoid paling banyak digunakan pada roda gigi diferensial pada mobil.

Editor's Notes

  1. {}