SlideShare a Scribd company logo
TUGAS FISIKA MATEMATIKA I
“DIFFERENSIAL PARSIAL”

Kelompok 5 :
1. Budhi Novyannisari (1101135004)
2. Hoerudin (1101135008)
3. Siti Fahada (1101135020)
4. Tashwirul Fanny (1101135029)

PENDIDIKAN FISIKA – 3A
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR.
HAMKA
2013
DIFERENSIAL PARSIAL
Persamaan Diferensial Parsial adalah suatu persamaan yang melibatkan
fungsi dua peubah atau lebih dan turunan atau diferensialnya. Persamaan
diferensial parsial dijumpai dalam kaitan dengan berbagai masalah fisik dan
geometris. Bila fungsi yang terlibat tergantung pada dua atau lebih peubah bebas.
Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa hanya sistem fisik yang paling sederhana
yang dapat dimodelkan dengan persamaan diferensial biasa mekanika fluida dan
mekanika padat, transfer panas, teori elektromagnetik dan berbagai bidang fisika
lainnya penuh dengan masalah-masalah yang harus dimodelkan dengan
persamaan differensial parsial.
Umumnya, jika
misalkan hanya
dengan

adalah fungsi dua variable

saja yang berubah-ubah sedangkan

dan

, andaikan kita

dibuat tetap, katakan

konstanta. Baru sesudah itulah kita sebenarnya meninjau fungsi

variable tunggal , yaitu

jika

kita menamakannya turunan
menyatakannya dengan
1.

mempunyai turunan di , maka

parsial dari

terhadap

di

dan

. Jadi
dengan

Menurut definisi turunan, kita mempunyai

Sehingga persamaan nomor 1 menjadi

Dengan cara serupa, turunan parsial dari
dengan

, diperoleh dengan membuat

turunan biasa di

Jika

terhadap

di

tetap

dan mencari

dari fungsi

adalah fungsi dua variable, turunan parsialnya adalah fungsi

didefinisikan oleh

dinyatakan

dan

yang
Contoh 1.
Tentukan turunan parsial terhada x dan turunan parsial terhadap y fungsi yang
dirumuskan dengan f(x,y)= x2y + 5x +4. Selanjutnya tentukan turunan parsial f
terhadap x dan turunan parsial f terhadap y di titik (2,3)

Penyelesaian

Sehingga turunan parsial f terhadap x di titik (2,3) adalah

dan turunan f terhadap y dititik (2,3) adalah

Untuk memudahkan menentukan turunan parsial dari fungsi dua variabel f(x,y)
maka dapat dilakukan hal berikut. Apabila fungsi f diturunkan terhadap variabel x
maka y diperlakukan seperti konstanta dan apabila f diturunkan terhadap variabel
y maka x diperlakukan seperti konstanta.
Contoh 2.
Tentukan turunan parsial terhadap x dan turunan parsial terhadap y fungsi yang
dirumuskan dengan f (x,y) = 3x4y2 + xy2 +4y
Penyelesaian :

A. Notasi Diferensial Parsial
Jika

kita tuliskan

B. Deret Pangkat dengan 2 Variabel

Bentuk

dasar

persamaaan

deret

pangkat

:

x adalah sebuah varibel dan ao ,a1 ,a2 …. adalah konstanta-konstantanya. xo
adalah sebuah konstanta yang disebut sebagai pusat dari deret. Jika x o = 0,
kitadapatkan deret pangkat x.

Ide dari metode deret pangkat

Kita asumsikan penyelesaian dalam bentuk deret pangkat sebagai
berikut
Diferensial Deret Pangkat
Deret pangkat dapat diturunkan bagian per bagian.

Konvergen untuk

<R dimana R>0, maka deret turunannya juga

konvergen.

C. Diferensial Total
Diferensial total adalah perubahan fungsi
salah satu variabelnya
parsial di
dan y menjadi

atau

. Misalkan fungsi

. Pertambahan fungsi

jika

terhadap pertambahan
mempunyai turunan
ditambah menjadi

adalah

Jika ditambah dan dikurangi

di ruas kanan, diperoleh
pers (*)

pertambahan x dalam fungsi
dengan mempertahankan

tetap.

Teorema nilai rata-rata kalkulus
Jika

pada setiap titik dalam selang [x - ∆x, x+ ∆x]

memiliki turunan

maka :

Dengan

sebuah titik dalam selang

.
Dengan demikian,
–
dengan 0 <

1

<1

Dengan cara yang sama, untuk suku kedua pers.(*), menghasilkan

dengan 0 <

2

<1

Jika turunan parsial

dan

kontinu di

, maka

dengan lim ε1= 0 dan lim ε2 = 0 , bila ∆x dan ∆y menuju nol. Pers.(*)
teralihkan menjadi :
Dengan mengambil limit ∆x

0 dan ∆y 0, diperoleh turunan total fungsi

f(x,y) :

Untuk

, turunan totalnya
Contoh 3
–

Hitunglah diferensial total fungsi
Penyelesaian :
–

dan

Sehingga turunan totalnya :
–

D. Aturan Rantai
Aturan Rantai untuk fungsi-fungsi komposisi satu peubah sekarang sudah
dikenal oleh semua pembaca. Jika y = f(x(t)), dengan f dan x keduanya fungsi
yang dapat didiferensialkan, maka

dan

(x)

, composite fungsi
2

fungsi :

3

fungsi :

Rumus 1
(Aturan Rantai). Andaikan

dan

dapat didiferensialkan di

t dan andaikan
dapat didiferensialkan di

Maka

dapat

didiferensialkan di t, maka :

Rumus 2
(Aturan Rantai). Misalkan
peetama di

dan misalkan

dan

mempunyai turunan
dapat didiferensialkan di
. Maka

mempunyai turunan parsial

pertama yang diberikan oleh,
Jika,

, maka

(1)
(2)
Rumus 3
Jika,

maka

(1)
(2)
(3)
ATURAN RANTAI UNTUK FUNGSI KOMPOSISI

1. Misal u dan v fungsi-fungsi yang didefinisikan u = u(x,y) dan v = v(x,y)
dengan u dan v kontinu, mempunyai turunan parsial pertama di (x,y). F
fungsi dari u dan v yang mempunyai turunan pertama yang kontinu dalam
daerah terbuka D yang memuat (u,v), maka:

dan

2. Misal F fungsi dari u, v dan w dengan u, v dan w fungsi-fungsi kontinu dua
variable u = u(x,y), v = v(x,y) dan w = w(x,y) yang mempunyai turunan parsial
pertama dan semua turunan parsial pertama fungsi F kontinu, maka:
dan

Contoh 4.
1.

Mengingat,

Jawab :

2.
Mengingat,

Jawab :
E.

Diferensial Implisit
Aturan hubungan sebuah fungsi mungki tidak eksplisit. Sebagai contoh,

aturan

adalh implisit terhadap persamaan

Lebih lanjut, tidak ada alasan untuk percaya bahwa persamaan ini dapat
diselesaikan untuk y dalam bentuk x. Akan tetapi, dengan mengasumsukan
domain yang sama (yang dijelaskan oleh variabel bebas x) angggota persamaan
dari ruas kiri dapat diartikan sebagai komposisi fungsi-fungsi dan didiferensiasi
dengan benar. (aturan diferensiasi berikut ini ditulis untuk untuk anda cek
kebenarannya).
Dalam contoh ini, diferensiasi terhadap x menghasilakan

Perhatikanlah bahwa persamaan ini dapat diselesaikan untuk
dari

dan

(tetapi tidak untuk x semata).

Diberikan,

Hitung
Misalkan,

maka

dari
=

, maka :

sebagai fungsi
= 6xy +
Demikian pula, jika

, maka

Misal z = F(x,y) dan y = g(x), maka z = F(x, g(x)) menyatakan fungsi satu variable,
sehingga berdasarkan aturan rantai diperoleh:

Jika z = 0 maka F(x,y) = 0 mendefinisikan y secara implisit sebagai fungsi x dan (*)
menjadi

asalkan

Analog dengan hal tersebut, jika z fungsi implisit variabel x dan y yang didefinisikan
oleh persamaan F(x,y,z) = 0 maka :

dan

asalkan

F. Aplikasi Diferensial Parsial
Hubungan Maxwell dalam Termodinamika
Termodinamika merupakan cabang Fisika yang paling banyak menggunakan
perumusan turunan dan diferensial parsial. Misalnya, hukum I Termodinamika
dapat dituliskan dalam bentuk diferensial berikut:
………....(1)
dengan

menyatakan sejumlah kecil kalor yang keluar/masuk sistem,

menyatakan selisih infinitesimal energi dalam sistem dan

dU

menyatakan

sejumlah kecil kerja yang diterima/dilakukan sistem. Perlu dicatat bahwa

dan

bukan menyatakan selisih, sehingga operator diferensialnya dituliskan
sebagai

. Untuk sistem yang bersifat reversibel atau prosesnya dapat dibalik

arahnya, maka berlaku hubungan:
…………………(2)
Dengan T adalah temperatur dan

adalah selisih infinitesimal entropi

sistem. Sementara itu, sejumlah kecil usaha dapat dituliskan sebagai:
…………………(3)
dengan P adalah tekanan dan dV adalah selisih infinitesimal volume

sistem.

Berdasarkan hubungan pada persamaan (2) dan (3), maka persamaan (1) dapat
dituliskan kembali sebagai:
……………(4)
Dari perumusan ini jelas terlihat bahwa energi dalam merupakan fungsi dari
entropi dan volume,

.

Tinjau kembali definisi diferensial total yang telah dijelaskan sebelumnya yang
ditulis ulang sebagai berikut :
……(5)

Dengan

menyatakan turunan parsial f terhadap x dengan y konstan dan

menyatakan turunan parsial f terhadap y dengan x konstan. Selanjutnya kita
asumsikan bahwa kita berhubungan dengan fungsi f yang bersifat konservatif
sehingga memenuhi kondisi berikut:

Maka dari sini kita dapatkan diferensial total dari fungsi

adalah :
Bandingkan dengan persamaan 4 yang kita peroleh :

Selanjutnya berdasarkan kondisi 6 dan turnan parsial berikut :

Diperoleh hubungan berikut :

yang dikenal sebagai salah satu dari empat buah “Hubungan Maxwell” (Maxwell
Relations) dalam Termodinamika. Pada hubungan ini diperlihatkan bahwa pada
proses reversibel, perubahan temperatur terhadap volume pada entropi tetap sama
dengan negatif perubahan tekanan terhadap entropi pada volume tetap.

G. Peubah Variabel
Hampir semua fenomena-fenomena di dalam Fisika harus digambarkan
melalui persamaan diferensial. Jika fenomena tersebut melibatkan beberapa
variabel, baik berupa besaran pokok ataupun besaran turunan, maka persamaan
diferensial yang terkait akan berbentuk persamaan diferensial parsial. Persamaan
diferensial terkait tersebut kadang – kadan akan lebih mudah dicari solusinya jika
kita menyatakan dalam bentuk variable – variable baru yang merupakan fungsi
dari variabel lama. Untuk jelasnya, tinjau sebagai contoh persamaan gelombang
berikut:

…………………….(7)
Dengan Ψ menyatakan fungsi gelombang dan v merupakan laju
perambatan gelombang. Dalam pengalaman sehari-hari, kita sering menjumpai
gundukan air yang merambat di dalam kolam atau perambatan gelombang air laut
di pantai. Secara ideal, kesemuanya dapat dihampiri oleh persamaan (1) di atas.
Persamaan gelombang (1) memiliki solusi yang dapat menggambarkan
perambatan dua gelombang yang saling berlawanan arah, oleh karena itu untuk
menggambarkannya kita dapat mendefinisikan variabel baru berikut:
…………………………..(8a)
–
Sekarag kita misalkan

=

…………………………….(8b)
, dengan

dan

seperti yang diberikan oleh persamaan (8). Diferensial total

, r dan s adalah:

……………….,(9a)
………………….. (9b)
……………………….(9c)
Dari ketiga diferensial total kita dapatkan:
………(10)
yang sekarang merupakan diferensial total terhadap x dan t , sehingga dengan
demikian kita peroleh:

………………………………………..(11a)
…………………………………………(11b)
Berdasarkan persamaan (8):
………………………………. (12)
sehingga persamaan (11) memiliki bentuk sebagai berikut:
...............................................................................(13a)
……………………………………………(13b)
Akan berguna jika kita menyatakan operator pada persamaan (13) sebagai berikut:

=

…………………………………………………..(14a)

………………………………………………..(14b)
Untuk mencari turunan parsial kedua dari fungsi

terhadap x dan t , kita dapat

menggunakan penulisan operator pada persamaan (14) sebagai berikut:
………....(15a)
………….(15b)
Selanjutnya substitusikan persamaan (15) ke dalam persamaan gelombang (7)
diperoleh bentuk persamaan diferensial untuk gelombang dalam variabel r dan s
sebagai berikut:
……………………………………………………………………………(16)
Persamaan gelombang (16) jelas lebih sederhana dari persamaan (7). Pemecahan
dari persamaan (64) tersebut dapat dituliskan sebagai berikut:
…………………………………………..(17)
yang tidak lain menggambarkan gelombang yang merambat ke arah x negatif
(diwakili oleh fungsi
(diwakili oleh fungsi

) dan gelombang yang merambat ke arah x positif
).

H. Diferensiasi Integral (aturan Leibniz)
Gottfried Wilhelm Leibniz adalah salah seorang dari dua penemu utama
kalkulus (yang lainnya adalah Isaac newton). Cara penulisannya (notasinya)
untuk turunan masih dipakai secara luas, khususnya dalam bidang terapan
seperti halnya Fisika, kimia, dan ekonomi. Daya tariknya terletak dalam
bentuknya, sebuah bentuk yang seringmengemukakan hasil-hasil yang benar
dan kadang-kadang menunjukkan bagaimana membuktikannya. Setelah kita
menuasai notasi Leibniz, kita akanmenggunakannya untuk menyatakan
kembali Aturan rantai dan kemudian benar-benar membuktikan aturan
tersebut.
Pertambahan
Jika nilai sebuah variabel
perubahan dalam
oleh

berganti dari

ke

maka

–

,

disebut suatu pertambahan dari x dan biasanya dinyatakan

. Jika

dan

maka
–

–

Jika x1 = c dan x2 = c+h, maka
–
Andaikan bahwa
dari

ke

maka

–
menentukan sebuah fungsi. Jika x berubah

berubah dari

bersesuaian dengan pertambahan

. Jadi
–

dalam x, terdapat pertambahan

dalam y yang diberikan oleh
–

–

Contoh 5.
Jika y = f(x) = 2 – x2. Carilah

jika x berubah dari 0,4 ke 1,3

Penyelesaian :

Lambang dy/dx turunan
Andaikan variabel bebas beralih dari
dalam variabel tak bebas y akan berupa

ke

. Perubahan yang terjadi
) – f(x)

=f(

Soal dan Pembahasan
1. Carilah

dan

jika

.

Penyelesaian:
Untuk mencari
fungsi ini terhadap

kita anggap

sebagai konstanta dan kita diferensialkan

didapat

Jadi,

Demikian pula,

Sehingga,

Jika z = f(x,y), kita gunakan cara penulisan lain.

Lambang

adalah lambang khas dalam matematika dan disebut tanda turunan

parsial.

2. Jika
Penyelesaian :

cari

dan

.
3. Cari keempat turunan parsial kedua dari

Penyelesaian :

4. Jika

, cari

Penyelesaian :
Untuk memperoleh

, kita pandang

dan

sebagai konstanta dan turunkan

terhadap peubah . Jadi,

Untuk mencari
terhadap :

Serupa halnya,

, kita anggap

dan

sebagai konstanta dan turunkan
5. Suatu tangki silinder berjari 0 jari 2,5 m dan tingginya 3 m mempunyai lubang
pada alasnya dengan jari – jari 25 mm. Diketahui bahwa air akan mengalir ke
luar melalui lubang semacam ini dengan kecepatan mendekati
, h adalah dalamnya air dalam tangki. Carilah waktu yang diperlukan untuk
mengosongkan tangki itu lewat lubang tersebut.
Penyelesaian :
Volume air yang mengalir ke luar per detik dapat dipikirkan sebagai volume
silinder yang berjari – jari 25 mm dan tingginya v. dengan demikian volume
yang mengalir keluar pada saat dt detik adalah

Perubahan permukaan air di tangki dinyatakan dengan
mengalir ke luar dinyatakan oleh

Maka :
atau

Integrasikan antara t=0, h=3 dan t=t, h=0,

, volume air yang

More Related Content

What's hot

6 Divergensi dan CURL
6 Divergensi dan CURL6 Divergensi dan CURL
6 Divergensi dan CURL
Simon Patabang
 
Persamaandifferensial
PersamaandifferensialPersamaandifferensial
PersamaandifferensialMeiky Ayah
 
Contoh Soal Persamaan Schrodinger dan penyelesaiannya
Contoh Soal Persamaan Schrodinger dan penyelesaiannyaContoh Soal Persamaan Schrodinger dan penyelesaiannya
Contoh Soal Persamaan Schrodinger dan penyelesaiannya
AyuShaleha
 
2 deret fourier
2 deret fourier2 deret fourier
2 deret fourier
Simon Patabang
 
teori Bohr tentang Atom Hidrogen
teori Bohr tentang Atom Hidrogenteori Bohr tentang Atom Hidrogen
teori Bohr tentang Atom Hidrogen
Khotim U
 
koordinat tabung dan bola
koordinat tabung dan bolakoordinat tabung dan bola
koordinat tabung dan bola
linda_rosalina
 
Integral Lipat Tiga
Integral Lipat TigaIntegral Lipat Tiga
Integral Lipat Tiga
Kelinci Coklat
 
Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )
Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )
Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )
Kelinci Coklat
 
Pengenalan Persamaan Differensial Parsial
Pengenalan Persamaan Differensial ParsialPengenalan Persamaan Differensial Parsial
Pengenalan Persamaan Differensial Parsial
SCHOOL OF MATHEMATICS, BIT.
 
Pusat massa dan momentum
Pusat massa dan momentum Pusat massa dan momentum
Pusat massa dan momentum
khrisna pangeran
 
Kalkulus 2 bab. Aplikasi Integral Rangkap Dua (Menghitung Pusat Massa)
Kalkulus 2 bab. Aplikasi Integral Rangkap Dua (Menghitung Pusat Massa)Kalkulus 2 bab. Aplikasi Integral Rangkap Dua (Menghitung Pusat Massa)
Kalkulus 2 bab. Aplikasi Integral Rangkap Dua (Menghitung Pusat Massa)Neria Yovita
 
Bab 8. Fungsi Transenden ( Kalkulus 1 )
Bab 8. Fungsi Transenden ( Kalkulus 1 )Bab 8. Fungsi Transenden ( Kalkulus 1 )
Bab 8. Fungsi Transenden ( Kalkulus 1 )
Kelinci Coklat
 
Statistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang Entropi
Statistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang EntropiStatistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang Entropi
Statistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang Entropi
Samantars17
 
4 hukum gauss
4  hukum gauss4  hukum gauss
4 hukum gauss
Mario Yuven
 
Mekanika (lagrangian)
Mekanika (lagrangian)Mekanika (lagrangian)
Mekanika (lagrangian)
Junaidi Abdilah
 
Kinematika dua dimensi
Kinematika dua dimensiKinematika dua dimensi
Kinematika dua dimensi
Alfian Nopara Saifudin
 
Basis dan Dimensi
Basis dan DimensiBasis dan Dimensi
Basis dan Dimensibagus222
 
Deret Fourier
Deret FourierDeret Fourier
Deret Fourier
Heni Widayani
 

What's hot (20)

6 Divergensi dan CURL
6 Divergensi dan CURL6 Divergensi dan CURL
6 Divergensi dan CURL
 
Persamaandifferensial
PersamaandifferensialPersamaandifferensial
Persamaandifferensial
 
Contoh Soal Persamaan Schrodinger dan penyelesaiannya
Contoh Soal Persamaan Schrodinger dan penyelesaiannyaContoh Soal Persamaan Schrodinger dan penyelesaiannya
Contoh Soal Persamaan Schrodinger dan penyelesaiannya
 
2 deret fourier
2 deret fourier2 deret fourier
2 deret fourier
 
teori Bohr tentang Atom Hidrogen
teori Bohr tentang Atom Hidrogenteori Bohr tentang Atom Hidrogen
teori Bohr tentang Atom Hidrogen
 
koordinat tabung dan bola
koordinat tabung dan bolakoordinat tabung dan bola
koordinat tabung dan bola
 
Integral Lipat Tiga
Integral Lipat TigaIntegral Lipat Tiga
Integral Lipat Tiga
 
Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )
Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )
Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )
 
Pengenalan Persamaan Differensial Parsial
Pengenalan Persamaan Differensial ParsialPengenalan Persamaan Differensial Parsial
Pengenalan Persamaan Differensial Parsial
 
Persamaan Schrodinger
Persamaan SchrodingerPersamaan Schrodinger
Persamaan Schrodinger
 
Pusat massa dan momentum
Pusat massa dan momentum Pusat massa dan momentum
Pusat massa dan momentum
 
Kalkulus 2 bab. Aplikasi Integral Rangkap Dua (Menghitung Pusat Massa)
Kalkulus 2 bab. Aplikasi Integral Rangkap Dua (Menghitung Pusat Massa)Kalkulus 2 bab. Aplikasi Integral Rangkap Dua (Menghitung Pusat Massa)
Kalkulus 2 bab. Aplikasi Integral Rangkap Dua (Menghitung Pusat Massa)
 
Bab 8. Fungsi Transenden ( Kalkulus 1 )
Bab 8. Fungsi Transenden ( Kalkulus 1 )Bab 8. Fungsi Transenden ( Kalkulus 1 )
Bab 8. Fungsi Transenden ( Kalkulus 1 )
 
Statistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang Entropi
Statistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang EntropiStatistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang Entropi
Statistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang Entropi
 
4 hukum gauss
4  hukum gauss4  hukum gauss
4 hukum gauss
 
Mekanika (lagrangian)
Mekanika (lagrangian)Mekanika (lagrangian)
Mekanika (lagrangian)
 
Kinematika dua dimensi
Kinematika dua dimensiKinematika dua dimensi
Kinematika dua dimensi
 
Basis dan Dimensi
Basis dan DimensiBasis dan Dimensi
Basis dan Dimensi
 
Deret Fourier
Deret FourierDeret Fourier
Deret Fourier
 
Dielektrik
DielektrikDielektrik
Dielektrik
 

Viewers also liked

DIFERENSIAL PARSIAL/3/EKOMA/1
DIFERENSIAL PARSIAL/3/EKOMA/1DIFERENSIAL PARSIAL/3/EKOMA/1
DIFERENSIAL PARSIAL/3/EKOMA/1muliajayaabadi
 
Persamaan differensial parsial
Persamaan differensial parsialPersamaan differensial parsial
Persamaan differensial parsialMoch Harahap
 
TURUNAN PARSIAL
TURUNAN PARSIALTURUNAN PARSIAL
TURUNAN PARSIAL
MAFIA '11
 
Modul persamaan diferensial 1
Modul persamaan diferensial 1Modul persamaan diferensial 1
Modul persamaan diferensial 1
Maya Umami
 
Persamaan differensial-biasa
Persamaan differensial-biasaPersamaan differensial-biasa
Persamaan differensial-biasa
Pramudita nurul kartika aji
 
Penerapan Persamaan Diferensial Parsial
Penerapan Persamaan Diferensial ParsialPenerapan Persamaan Diferensial Parsial
Penerapan Persamaan Diferensial Parsial
Hidayatul Mustafidah
 
Persamaan diferensial biasa: Persamaan diferensial orde-pertama
Persamaan diferensial biasa: Persamaan diferensial orde-pertamaPersamaan diferensial biasa: Persamaan diferensial orde-pertama
Persamaan diferensial biasa: Persamaan diferensial orde-pertama
dwiprananto
 
Persamaan differensial part 1
Persamaan differensial part 1Persamaan differensial part 1
Persamaan differensial part 1Jamil Sirman
 
Turuna parsial fungsi dua peubah atau lebih
Turuna parsial fungsi dua peubah atau lebihTuruna parsial fungsi dua peubah atau lebih
Turuna parsial fungsi dua peubah atau lebih
Mono Manullang
 
Aplikasi Persamaan Differensial Dalam Bidang Ekonomi
Aplikasi Persamaan Differensial Dalam Bidang EkonomiAplikasi Persamaan Differensial Dalam Bidang Ekonomi
Aplikasi Persamaan Differensial Dalam Bidang EkonomiState University of Medan
 
Makalah persamaan differensial
Makalah persamaan differensialMakalah persamaan differensial
Makalah persamaan differensial
nafis_apis
 
Optimasi bersyarat metode
Optimasi bersyarat metodeOptimasi bersyarat metode
Optimasi bersyarat metode
Laura Anesia Silaban
 
Pertemuan 3 turunan dan aturan rantai
Pertemuan 3   turunan dan aturan rantaiPertemuan 3   turunan dan aturan rantai
Pertemuan 3 turunan dan aturan rantai
Senat Mahasiswa STIS
 
Aplikasi Turunan di Bidang Ekonomi
Aplikasi Turunan di Bidang EkonomiAplikasi Turunan di Bidang Ekonomi
Aplikasi Turunan di Bidang EkonomiEveline Aisyah
 
aturan rantai
aturan rantaiaturan rantai
aturan rantai
Fazar Ikhwan Guntara
 
Penerapan kalkulus Diferensial pada Matematika Ekonomi
Penerapan kalkulus Diferensial pada Matematika EkonomiPenerapan kalkulus Diferensial pada Matematika Ekonomi
Penerapan kalkulus Diferensial pada Matematika Ekonomi
Nailul Hasibuan
 
Bhn kuliah matematika teknik 1_ 2012
Bhn kuliah matematika teknik 1_ 2012Bhn kuliah matematika teknik 1_ 2012
Bhn kuliah matematika teknik 1_ 2012
Usman Usman
 

Viewers also liked (20)

DIFERENSIAL PARSIAL/3/EKOMA/1
DIFERENSIAL PARSIAL/3/EKOMA/1DIFERENSIAL PARSIAL/3/EKOMA/1
DIFERENSIAL PARSIAL/3/EKOMA/1
 
Persamaan differensial parsial
Persamaan differensial parsialPersamaan differensial parsial
Persamaan differensial parsial
 
TURUNAN PARSIAL
TURUNAN PARSIALTURUNAN PARSIAL
TURUNAN PARSIAL
 
Modul persamaan diferensial 1
Modul persamaan diferensial 1Modul persamaan diferensial 1
Modul persamaan diferensial 1
 
Persamaan differensial-biasa
Persamaan differensial-biasaPersamaan differensial-biasa
Persamaan differensial-biasa
 
Penerapan Persamaan Diferensial Parsial
Penerapan Persamaan Diferensial ParsialPenerapan Persamaan Diferensial Parsial
Penerapan Persamaan Diferensial Parsial
 
Persamaan diferensial biasa: Persamaan diferensial orde-pertama
Persamaan diferensial biasa: Persamaan diferensial orde-pertamaPersamaan diferensial biasa: Persamaan diferensial orde-pertama
Persamaan diferensial biasa: Persamaan diferensial orde-pertama
 
Persamaan differensial part 1
Persamaan differensial part 1Persamaan differensial part 1
Persamaan differensial part 1
 
Turuna parsial fungsi dua peubah atau lebih
Turuna parsial fungsi dua peubah atau lebihTuruna parsial fungsi dua peubah atau lebih
Turuna parsial fungsi dua peubah atau lebih
 
Aplikasi Persamaan Differensial Dalam Bidang Ekonomi
Aplikasi Persamaan Differensial Dalam Bidang EkonomiAplikasi Persamaan Differensial Dalam Bidang Ekonomi
Aplikasi Persamaan Differensial Dalam Bidang Ekonomi
 
Makalah persamaan differensial
Makalah persamaan differensialMakalah persamaan differensial
Makalah persamaan differensial
 
15. soal soal diferensial
15. soal soal diferensial15. soal soal diferensial
15. soal soal diferensial
 
Isoterm gas 2
Isoterm gas 2Isoterm gas 2
Isoterm gas 2
 
Optimasi bersyarat metode
Optimasi bersyarat metodeOptimasi bersyarat metode
Optimasi bersyarat metode
 
Pemisahan variabel
Pemisahan variabelPemisahan variabel
Pemisahan variabel
 
Pertemuan 3 turunan dan aturan rantai
Pertemuan 3   turunan dan aturan rantaiPertemuan 3   turunan dan aturan rantai
Pertemuan 3 turunan dan aturan rantai
 
Aplikasi Turunan di Bidang Ekonomi
Aplikasi Turunan di Bidang EkonomiAplikasi Turunan di Bidang Ekonomi
Aplikasi Turunan di Bidang Ekonomi
 
aturan rantai
aturan rantaiaturan rantai
aturan rantai
 
Penerapan kalkulus Diferensial pada Matematika Ekonomi
Penerapan kalkulus Diferensial pada Matematika EkonomiPenerapan kalkulus Diferensial pada Matematika Ekonomi
Penerapan kalkulus Diferensial pada Matematika Ekonomi
 
Bhn kuliah matematika teknik 1_ 2012
Bhn kuliah matematika teknik 1_ 2012Bhn kuliah matematika teknik 1_ 2012
Bhn kuliah matematika teknik 1_ 2012
 

Similar to Diferensial parsial

1 konsep dasar dan gagasan persamaan dif. orde 1
1   konsep dasar dan gagasan persamaan dif. orde 11   konsep dasar dan gagasan persamaan dif. orde 1
1 konsep dasar dan gagasan persamaan dif. orde 1
Ariy Anto
 
Makalah metode transformasi
Makalah metode transformasi Makalah metode transformasi
Makalah metode transformasi
Madeirawan
 
Makalah metode transformasi
Makalah metode transformasiMakalah metode transformasi
Makalah metode transformasi
Azizur13
 
PERSAMAAN_DIFERENSIAL.pdf
PERSAMAAN_DIFERENSIAL.pdfPERSAMAAN_DIFERENSIAL.pdf
PERSAMAAN_DIFERENSIAL.pdf
AnnaNiskaFauza2
 
Fisika matematika bab4 differensial danintegral
Fisika matematika bab4 differensial danintegralFisika matematika bab4 differensial danintegral
Fisika matematika bab4 differensial danintegralRozaq Fadlli
 
Metode Transformasi
Metode TransformasiMetode Transformasi
Metode Transformasi
Richy Krisna
 
makalah diferensial tugas akhir matematika
makalah diferensial tugas akhir matematikamakalah diferensial tugas akhir matematika
makalah diferensial tugas akhir matematika
RanggaPurnama3
 
Bab 7-penyelesaian-persamaan-diferensial
Bab 7-penyelesaian-persamaan-diferensialBab 7-penyelesaian-persamaan-diferensial
Bab 7-penyelesaian-persamaan-diferensial
Pujiati Puu
 
Termodinamika (1-2) a Diferensial eksak dan tak eksak
Termodinamika (1-2) a Diferensial eksak dan tak eksakTermodinamika (1-2) a Diferensial eksak dan tak eksak
Termodinamika (1-2) a Diferensial eksak dan tak eksakjayamartha
 
Deferensial
DeferensialDeferensial
Deferensial
Miftakul Sururi
 
Model matematika suspensi motor
Model matematika suspensi motorModel matematika suspensi motor
Model matematika suspensi motor
Raful Al Khawarizmi
 
Termodinamika (1,2) a diferensial_eksak_dan_tak_eksak
Termodinamika (1,2) a diferensial_eksak_dan_tak_eksakTermodinamika (1,2) a diferensial_eksak_dan_tak_eksak
Termodinamika (1,2) a diferensial_eksak_dan_tak_eksak
jayamartha
 
Bab 3 b5 persamaan schrodinger
Bab 3 b5 persamaan schrodingerBab 3 b5 persamaan schrodinger
Bab 3 b5 persamaan schrodingerNur Yunani Yuna
 
Makalah osilator harmonik
Makalah osilator harmonikMakalah osilator harmonik
Makalah osilator harmonik
bestricabebest
 
PDB Orde Satu
PDB Orde SatuPDB Orde Satu
PDB Orde Satubagus222
 
Fancy Page with LaTeX
Fancy Page with LaTeX Fancy Page with LaTeX
Fancy Page with LaTeX Hirwanto Iwan
 

Similar to Diferensial parsial (20)

Deret fourier
Deret fourierDeret fourier
Deret fourier
 
1 konsep dasar dan gagasan persamaan dif. orde 1
1   konsep dasar dan gagasan persamaan dif. orde 11   konsep dasar dan gagasan persamaan dif. orde 1
1 konsep dasar dan gagasan persamaan dif. orde 1
 
Makalah metode transformasi
Makalah metode transformasi Makalah metode transformasi
Makalah metode transformasi
 
Diferensial
DiferensialDiferensial
Diferensial
 
Makalah metode transformasi
Makalah metode transformasiMakalah metode transformasi
Makalah metode transformasi
 
PERSAMAAN_DIFERENSIAL.pdf
PERSAMAAN_DIFERENSIAL.pdfPERSAMAAN_DIFERENSIAL.pdf
PERSAMAAN_DIFERENSIAL.pdf
 
Fisika matematika bab4 differensial danintegral
Fisika matematika bab4 differensial danintegralFisika matematika bab4 differensial danintegral
Fisika matematika bab4 differensial danintegral
 
Metode Transformasi
Metode TransformasiMetode Transformasi
Metode Transformasi
 
makalah diferensial tugas akhir matematika
makalah diferensial tugas akhir matematikamakalah diferensial tugas akhir matematika
makalah diferensial tugas akhir matematika
 
Pdp jadi
Pdp jadiPdp jadi
Pdp jadi
 
turunan
turunanturunan
turunan
 
Bab 7-penyelesaian-persamaan-diferensial
Bab 7-penyelesaian-persamaan-diferensialBab 7-penyelesaian-persamaan-diferensial
Bab 7-penyelesaian-persamaan-diferensial
 
Termodinamika (1-2) a Diferensial eksak dan tak eksak
Termodinamika (1-2) a Diferensial eksak dan tak eksakTermodinamika (1-2) a Diferensial eksak dan tak eksak
Termodinamika (1-2) a Diferensial eksak dan tak eksak
 
Deferensial
DeferensialDeferensial
Deferensial
 
Model matematika suspensi motor
Model matematika suspensi motorModel matematika suspensi motor
Model matematika suspensi motor
 
Termodinamika (1,2) a diferensial_eksak_dan_tak_eksak
Termodinamika (1,2) a diferensial_eksak_dan_tak_eksakTermodinamika (1,2) a diferensial_eksak_dan_tak_eksak
Termodinamika (1,2) a diferensial_eksak_dan_tak_eksak
 
Bab 3 b5 persamaan schrodinger
Bab 3 b5 persamaan schrodingerBab 3 b5 persamaan schrodinger
Bab 3 b5 persamaan schrodinger
 
Makalah osilator harmonik
Makalah osilator harmonikMakalah osilator harmonik
Makalah osilator harmonik
 
PDB Orde Satu
PDB Orde SatuPDB Orde Satu
PDB Orde Satu
 
Fancy Page with LaTeX
Fancy Page with LaTeX Fancy Page with LaTeX
Fancy Page with LaTeX
 

Recently uploaded

RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
erlita3
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
mohfedri24
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
setiatinambunan
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
gloriosaesy
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
ozijaya
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
EkoPutuKromo
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
nawasenamerta
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Rima98947
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
LucyKristinaS
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
jodikurniawan341
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
d2spdpnd9185
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 

Recently uploaded (20)

RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 

Diferensial parsial

  • 1. TUGAS FISIKA MATEMATIKA I “DIFFERENSIAL PARSIAL” Kelompok 5 : 1. Budhi Novyannisari (1101135004) 2. Hoerudin (1101135008) 3. Siti Fahada (1101135020) 4. Tashwirul Fanny (1101135029) PENDIDIKAN FISIKA – 3A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA 2013
  • 2. DIFERENSIAL PARSIAL Persamaan Diferensial Parsial adalah suatu persamaan yang melibatkan fungsi dua peubah atau lebih dan turunan atau diferensialnya. Persamaan diferensial parsial dijumpai dalam kaitan dengan berbagai masalah fisik dan geometris. Bila fungsi yang terlibat tergantung pada dua atau lebih peubah bebas. Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa hanya sistem fisik yang paling sederhana yang dapat dimodelkan dengan persamaan diferensial biasa mekanika fluida dan mekanika padat, transfer panas, teori elektromagnetik dan berbagai bidang fisika lainnya penuh dengan masalah-masalah yang harus dimodelkan dengan persamaan differensial parsial. Umumnya, jika misalkan hanya dengan adalah fungsi dua variable saja yang berubah-ubah sedangkan dan , andaikan kita dibuat tetap, katakan konstanta. Baru sesudah itulah kita sebenarnya meninjau fungsi variable tunggal , yaitu jika kita menamakannya turunan menyatakannya dengan 1. mempunyai turunan di , maka parsial dari terhadap di dan . Jadi dengan Menurut definisi turunan, kita mempunyai Sehingga persamaan nomor 1 menjadi Dengan cara serupa, turunan parsial dari dengan , diperoleh dengan membuat turunan biasa di Jika terhadap di tetap dan mencari dari fungsi adalah fungsi dua variable, turunan parsialnya adalah fungsi didefinisikan oleh dinyatakan dan yang
  • 3. Contoh 1. Tentukan turunan parsial terhada x dan turunan parsial terhadap y fungsi yang dirumuskan dengan f(x,y)= x2y + 5x +4. Selanjutnya tentukan turunan parsial f terhadap x dan turunan parsial f terhadap y di titik (2,3) Penyelesaian Sehingga turunan parsial f terhadap x di titik (2,3) adalah dan turunan f terhadap y dititik (2,3) adalah Untuk memudahkan menentukan turunan parsial dari fungsi dua variabel f(x,y) maka dapat dilakukan hal berikut. Apabila fungsi f diturunkan terhadap variabel x
  • 4. maka y diperlakukan seperti konstanta dan apabila f diturunkan terhadap variabel y maka x diperlakukan seperti konstanta. Contoh 2. Tentukan turunan parsial terhadap x dan turunan parsial terhadap y fungsi yang dirumuskan dengan f (x,y) = 3x4y2 + xy2 +4y Penyelesaian : A. Notasi Diferensial Parsial Jika kita tuliskan B. Deret Pangkat dengan 2 Variabel Bentuk dasar persamaaan deret pangkat : x adalah sebuah varibel dan ao ,a1 ,a2 …. adalah konstanta-konstantanya. xo adalah sebuah konstanta yang disebut sebagai pusat dari deret. Jika x o = 0, kitadapatkan deret pangkat x. Ide dari metode deret pangkat Kita asumsikan penyelesaian dalam bentuk deret pangkat sebagai berikut
  • 5. Diferensial Deret Pangkat Deret pangkat dapat diturunkan bagian per bagian. Konvergen untuk <R dimana R>0, maka deret turunannya juga konvergen. C. Diferensial Total Diferensial total adalah perubahan fungsi salah satu variabelnya parsial di dan y menjadi atau . Misalkan fungsi . Pertambahan fungsi jika terhadap pertambahan mempunyai turunan ditambah menjadi adalah Jika ditambah dan dikurangi di ruas kanan, diperoleh
  • 6. pers (*) pertambahan x dalam fungsi dengan mempertahankan tetap. Teorema nilai rata-rata kalkulus Jika pada setiap titik dalam selang [x - ∆x, x+ ∆x] memiliki turunan maka : Dengan sebuah titik dalam selang . Dengan demikian, – dengan 0 < 1 <1 Dengan cara yang sama, untuk suku kedua pers.(*), menghasilkan dengan 0 < 2 <1 Jika turunan parsial dan kontinu di , maka dengan lim ε1= 0 dan lim ε2 = 0 , bila ∆x dan ∆y menuju nol. Pers.(*) teralihkan menjadi : Dengan mengambil limit ∆x 0 dan ∆y 0, diperoleh turunan total fungsi f(x,y) : Untuk , turunan totalnya
  • 7. Contoh 3 – Hitunglah diferensial total fungsi Penyelesaian : – dan Sehingga turunan totalnya : – D. Aturan Rantai Aturan Rantai untuk fungsi-fungsi komposisi satu peubah sekarang sudah dikenal oleh semua pembaca. Jika y = f(x(t)), dengan f dan x keduanya fungsi yang dapat didiferensialkan, maka dan (x) , composite fungsi 2 fungsi : 3 fungsi : Rumus 1 (Aturan Rantai). Andaikan dan dapat didiferensialkan di t dan andaikan dapat didiferensialkan di Maka dapat didiferensialkan di t, maka : Rumus 2 (Aturan Rantai). Misalkan peetama di dan misalkan dan mempunyai turunan dapat didiferensialkan di
  • 8. . Maka mempunyai turunan parsial pertama yang diberikan oleh, Jika, , maka (1) (2) Rumus 3 Jika, maka (1) (2) (3) ATURAN RANTAI UNTUK FUNGSI KOMPOSISI 1. Misal u dan v fungsi-fungsi yang didefinisikan u = u(x,y) dan v = v(x,y) dengan u dan v kontinu, mempunyai turunan parsial pertama di (x,y). F fungsi dari u dan v yang mempunyai turunan pertama yang kontinu dalam daerah terbuka D yang memuat (u,v), maka: dan 2. Misal F fungsi dari u, v dan w dengan u, v dan w fungsi-fungsi kontinu dua variable u = u(x,y), v = v(x,y) dan w = w(x,y) yang mempunyai turunan parsial pertama dan semua turunan parsial pertama fungsi F kontinu, maka:
  • 10. E. Diferensial Implisit Aturan hubungan sebuah fungsi mungki tidak eksplisit. Sebagai contoh, aturan adalh implisit terhadap persamaan Lebih lanjut, tidak ada alasan untuk percaya bahwa persamaan ini dapat diselesaikan untuk y dalam bentuk x. Akan tetapi, dengan mengasumsukan domain yang sama (yang dijelaskan oleh variabel bebas x) angggota persamaan dari ruas kiri dapat diartikan sebagai komposisi fungsi-fungsi dan didiferensiasi dengan benar. (aturan diferensiasi berikut ini ditulis untuk untuk anda cek kebenarannya). Dalam contoh ini, diferensiasi terhadap x menghasilakan Perhatikanlah bahwa persamaan ini dapat diselesaikan untuk dari dan (tetapi tidak untuk x semata). Diberikan, Hitung Misalkan, maka dari = , maka : sebagai fungsi
  • 11. = 6xy + Demikian pula, jika , maka Misal z = F(x,y) dan y = g(x), maka z = F(x, g(x)) menyatakan fungsi satu variable, sehingga berdasarkan aturan rantai diperoleh: Jika z = 0 maka F(x,y) = 0 mendefinisikan y secara implisit sebagai fungsi x dan (*) menjadi asalkan Analog dengan hal tersebut, jika z fungsi implisit variabel x dan y yang didefinisikan oleh persamaan F(x,y,z) = 0 maka : dan asalkan F. Aplikasi Diferensial Parsial Hubungan Maxwell dalam Termodinamika Termodinamika merupakan cabang Fisika yang paling banyak menggunakan perumusan turunan dan diferensial parsial. Misalnya, hukum I Termodinamika dapat dituliskan dalam bentuk diferensial berikut:
  • 12. ………....(1) dengan menyatakan sejumlah kecil kalor yang keluar/masuk sistem, menyatakan selisih infinitesimal energi dalam sistem dan dU menyatakan sejumlah kecil kerja yang diterima/dilakukan sistem. Perlu dicatat bahwa dan bukan menyatakan selisih, sehingga operator diferensialnya dituliskan sebagai . Untuk sistem yang bersifat reversibel atau prosesnya dapat dibalik arahnya, maka berlaku hubungan: …………………(2) Dengan T adalah temperatur dan adalah selisih infinitesimal entropi sistem. Sementara itu, sejumlah kecil usaha dapat dituliskan sebagai: …………………(3) dengan P adalah tekanan dan dV adalah selisih infinitesimal volume sistem. Berdasarkan hubungan pada persamaan (2) dan (3), maka persamaan (1) dapat dituliskan kembali sebagai: ……………(4) Dari perumusan ini jelas terlihat bahwa energi dalam merupakan fungsi dari entropi dan volume, . Tinjau kembali definisi diferensial total yang telah dijelaskan sebelumnya yang ditulis ulang sebagai berikut : ……(5) Dengan menyatakan turunan parsial f terhadap x dengan y konstan dan menyatakan turunan parsial f terhadap y dengan x konstan. Selanjutnya kita asumsikan bahwa kita berhubungan dengan fungsi f yang bersifat konservatif sehingga memenuhi kondisi berikut: Maka dari sini kita dapatkan diferensial total dari fungsi adalah :
  • 13. Bandingkan dengan persamaan 4 yang kita peroleh : Selanjutnya berdasarkan kondisi 6 dan turnan parsial berikut : Diperoleh hubungan berikut : yang dikenal sebagai salah satu dari empat buah “Hubungan Maxwell” (Maxwell Relations) dalam Termodinamika. Pada hubungan ini diperlihatkan bahwa pada proses reversibel, perubahan temperatur terhadap volume pada entropi tetap sama dengan negatif perubahan tekanan terhadap entropi pada volume tetap. G. Peubah Variabel Hampir semua fenomena-fenomena di dalam Fisika harus digambarkan melalui persamaan diferensial. Jika fenomena tersebut melibatkan beberapa variabel, baik berupa besaran pokok ataupun besaran turunan, maka persamaan diferensial yang terkait akan berbentuk persamaan diferensial parsial. Persamaan diferensial terkait tersebut kadang – kadan akan lebih mudah dicari solusinya jika kita menyatakan dalam bentuk variable – variable baru yang merupakan fungsi dari variabel lama. Untuk jelasnya, tinjau sebagai contoh persamaan gelombang berikut: …………………….(7) Dengan Ψ menyatakan fungsi gelombang dan v merupakan laju perambatan gelombang. Dalam pengalaman sehari-hari, kita sering menjumpai gundukan air yang merambat di dalam kolam atau perambatan gelombang air laut di pantai. Secara ideal, kesemuanya dapat dihampiri oleh persamaan (1) di atas.
  • 14. Persamaan gelombang (1) memiliki solusi yang dapat menggambarkan perambatan dua gelombang yang saling berlawanan arah, oleh karena itu untuk menggambarkannya kita dapat mendefinisikan variabel baru berikut: …………………………..(8a) – Sekarag kita misalkan = …………………………….(8b) , dengan dan seperti yang diberikan oleh persamaan (8). Diferensial total , r dan s adalah: ……………….,(9a) ………………….. (9b) ……………………….(9c) Dari ketiga diferensial total kita dapatkan: ………(10) yang sekarang merupakan diferensial total terhadap x dan t , sehingga dengan demikian kita peroleh: ………………………………………..(11a) …………………………………………(11b) Berdasarkan persamaan (8): ………………………………. (12) sehingga persamaan (11) memiliki bentuk sebagai berikut: ...............................................................................(13a)
  • 15. ……………………………………………(13b) Akan berguna jika kita menyatakan operator pada persamaan (13) sebagai berikut: = …………………………………………………..(14a) ………………………………………………..(14b) Untuk mencari turunan parsial kedua dari fungsi terhadap x dan t , kita dapat menggunakan penulisan operator pada persamaan (14) sebagai berikut: ………....(15a) ………….(15b) Selanjutnya substitusikan persamaan (15) ke dalam persamaan gelombang (7) diperoleh bentuk persamaan diferensial untuk gelombang dalam variabel r dan s sebagai berikut: ……………………………………………………………………………(16) Persamaan gelombang (16) jelas lebih sederhana dari persamaan (7). Pemecahan dari persamaan (64) tersebut dapat dituliskan sebagai berikut: …………………………………………..(17) yang tidak lain menggambarkan gelombang yang merambat ke arah x negatif (diwakili oleh fungsi (diwakili oleh fungsi ) dan gelombang yang merambat ke arah x positif ). H. Diferensiasi Integral (aturan Leibniz) Gottfried Wilhelm Leibniz adalah salah seorang dari dua penemu utama kalkulus (yang lainnya adalah Isaac newton). Cara penulisannya (notasinya) untuk turunan masih dipakai secara luas, khususnya dalam bidang terapan
  • 16. seperti halnya Fisika, kimia, dan ekonomi. Daya tariknya terletak dalam bentuknya, sebuah bentuk yang seringmengemukakan hasil-hasil yang benar dan kadang-kadang menunjukkan bagaimana membuktikannya. Setelah kita menuasai notasi Leibniz, kita akanmenggunakannya untuk menyatakan kembali Aturan rantai dan kemudian benar-benar membuktikan aturan tersebut. Pertambahan Jika nilai sebuah variabel perubahan dalam oleh berganti dari ke maka – , disebut suatu pertambahan dari x dan biasanya dinyatakan . Jika dan maka – – Jika x1 = c dan x2 = c+h, maka – Andaikan bahwa dari ke maka – menentukan sebuah fungsi. Jika x berubah berubah dari bersesuaian dengan pertambahan . Jadi – dalam x, terdapat pertambahan dalam y yang diberikan oleh – – Contoh 5. Jika y = f(x) = 2 – x2. Carilah jika x berubah dari 0,4 ke 1,3 Penyelesaian : Lambang dy/dx turunan Andaikan variabel bebas beralih dari dalam variabel tak bebas y akan berupa ke . Perubahan yang terjadi
  • 17. ) – f(x) =f( Soal dan Pembahasan 1. Carilah dan jika . Penyelesaian: Untuk mencari fungsi ini terhadap kita anggap sebagai konstanta dan kita diferensialkan didapat Jadi, Demikian pula, Sehingga, Jika z = f(x,y), kita gunakan cara penulisan lain. Lambang adalah lambang khas dalam matematika dan disebut tanda turunan parsial. 2. Jika Penyelesaian : cari dan .
  • 18. 3. Cari keempat turunan parsial kedua dari Penyelesaian : 4. Jika , cari Penyelesaian : Untuk memperoleh , kita pandang dan sebagai konstanta dan turunkan terhadap peubah . Jadi, Untuk mencari terhadap : Serupa halnya, , kita anggap dan sebagai konstanta dan turunkan
  • 19. 5. Suatu tangki silinder berjari 0 jari 2,5 m dan tingginya 3 m mempunyai lubang pada alasnya dengan jari – jari 25 mm. Diketahui bahwa air akan mengalir ke luar melalui lubang semacam ini dengan kecepatan mendekati , h adalah dalamnya air dalam tangki. Carilah waktu yang diperlukan untuk mengosongkan tangki itu lewat lubang tersebut. Penyelesaian : Volume air yang mengalir ke luar per detik dapat dipikirkan sebagai volume silinder yang berjari – jari 25 mm dan tingginya v. dengan demikian volume yang mengalir keluar pada saat dt detik adalah Perubahan permukaan air di tangki dinyatakan dengan mengalir ke luar dinyatakan oleh Maka : atau Integrasikan antara t=0, h=3 dan t=t, h=0, , volume air yang